akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

31
Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik di daerah, transparansi, partisipasi dan akuntabilitas merupakan dasar bagi perubahan yang lebih luas. Transparansi dalam penyelenggaraan pemerintah merupakan prasyarat bagi tumbuhnya partisipasi publik dalam berbagai proses pengambilan keputusan, yang pada akhirnya menyebabkan terciptanya akuntabilitas pemerintahan. Partisipasi tidak akan berarti banyak jika masyarakat tidak mendapat akses yang adil untuk memperoleh informasi yang relevan yang seharusnya mendasari keputusan mereka. Sebaliknya, jika masyarakat mendapatkan informasi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, keputusan ini lebih dapat dipertanggungjawabkan, dan hak masyarakat atas tranparansi, partisipasi dan akuntabilitas pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan dapat terpenuhi. Transparansi dan partisipasi berarti hanya dapat muncul apabila ada komitmen yang kuat dari para penyelenggara pemerintahan. Keduanya transparansi dan partisipasi memerlukan suatu proses pelembagaan sehingga praktik- praktik yang terkait dengannya dapat terlaksana secara konsisten dan berkesinambungan. Salah satu proses pelembagaan ini adalah melalui kerangka formal (peraturan dan ketentuan) yang didukung dengan pelaksanaan inisiatif-inisiatif kongkrit yang terkait. Konsultan Individu UIDP-USDRP Bidang TPA Kabupaten Barru 1

Transcript of akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Page 1: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik di daerah, transparansi, partisipasi

dan akuntabilitas merupakan dasar bagi perubahan yang lebih luas. Transparansi dalam

penyelenggaraan pemerintah merupakan prasyarat bagi tumbuhnya partisipasi publik dalam

berbagai proses pengambilan keputusan, yang pada akhirnya menyebabkan terciptanya

akuntabilitas pemerintahan. Partisipasi tidak akan berarti banyak jika masyarakat tidak

mendapat akses yang adil untuk memperoleh informasi yang relevan yang seharusnya

mendasari keputusan mereka. Sebaliknya, jika masyarakat mendapatkan informasi dan

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, keputusan ini lebih dapat

dipertanggungjawabkan, dan hak masyarakat atas tranparansi, partisipasi dan akuntabilitas

pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan dapat terpenuhi.

Transparansi dan partisipasi berarti hanya dapat muncul apabila ada komitmen yang kuat dari

para penyelenggara pemerintahan. Keduanya transparansi dan partisipasi memerlukan suatu

proses pelembagaan sehingga praktik-praktik yang terkait dengannya dapat terlaksana secara

konsisten dan berkesinambungan. Salah satu proses pelembagaan ini adalah melalui

kerangka formal (peraturan dan ketentuan) yang didukung dengan pelaksanaan inisiatif-inisiatif

kongkrit yang terkait. Konsultan Individu UIDP-USDRP Bidang TPA Kabupaten Barru

menggunakan kedua pendekatan dalam rangka mewujudkan hal tersebut yakni: (i) mendorong

Pemda untuk melaksanakan inisiatif kongkrit dalam pelaksanaan reformasi tata pemerintahan,

sehingga pemerintahan dan masyarakat mulai terbiasa, dan (ii) mendukung terbitnya dasar

peraturan untuk melaksanakan inisiatif tersebut.

Dalam rangka mewujudkan transparansi, partisipasi dan akuntabilitas pelaksanaan

pembangunan tentunya tidak semudah membalik telapak tangan. Implementasi ketiga

pendekatan tersebut membutuhkan waktu, proses/tahapan dan kerja serius yang tak kenal

lelah. Tahapan/proses dan capaian pelaksanaan kegiatan oleh Konsultan Individual TPA-

UIDP/USDRP Kabupaten Barru, tersaji dalam laporan dua mingguan ini. Kami menyadari

bahwa penyajian laporan ini kemungkinan banyak dijumpai ketidaksempurnaan, sehingga kami

berharap adanya saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan selanjutnya.

1

Page 2: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I. PENDAHULUAN 3

1.1. Latar Belakang 3

1.2. Tujuan dan Sasaran 3

1.3. Lingkup Pekerjaan 4

1.4. Struktur Pelaporan 4

BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN 6

2.1. Hasil Kemajuan Kegiatan 6

2.2. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut 7

2.3. Laporan Kegiatan Dwi Mingguan 8

2.4. Lembar Waktu Kerja dan Prestasi 11

BAB III. KAJIAN TPA 13

BAB IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 16

LAMPIRAN-LAMPIRAN 17

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beberapa studi tentang reformasi di negara-negara berkembang menjelaskan bahwa

kepemimpinan, persepsi dan perilaku dari pengambil keputusan merupakan salah satu faktor

penting yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu prakarsa reformasi. Salah

2

Page 3: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

satu syarat yang diperlukan untuk mendorong partisipasi adalah adanya perhatian dan

keinginan yang cukup dari sisi pengambil keputusan (Eksekutif maupun legislatif) untuk

melibatkan warganya dalam urusan publik. studi menyangkut situasi di beberapa daerah

menunjukkan bahwa keterlibatan aktif warga semakin terjamin manakala staf birokrasi di

level menengah juga mendukungnya.

Resistensi dari staf birokrasi di level menengah ke atas bisa menghambat suatu

prakarsa atau bisa mengurangi efek dan daya ubah suatu prakarsa. Illustrasinya, adalah

misalnya suatu peraturan daerah yang cukup reformis sudah diterbitkan, peraturan

pelaksanaan atau petunjuk teknis kepala daerah yang disusun oleh staf birokrat level

menengah bisa jadi isinya tidak selaras dengan Perda dan bahkan sebaliknya, justru bisa

menjadi alat dari mereka yang resisten untuk memblokir upaya perubahan. Demikian pula

ketika suatu aktivitas yang partisipatif dilaksanakan oleh tenaga ahli yang tidak pro-

partisipatif, bisa menyebabkan implementasi suatu peraturan menyimpang dari tujuannya.

1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan Konsultan Individual Bidang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas adalah :

a. Membantu Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan agenda reformasi yang

disetujui, terutama di bidang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas.

b. Bekerjasama dengan konsultan lainnya membantu Pemerintah Daerah dalam

pelaksanaan reformasi pengadaan barang dan jasa, reformasi pengelolaan keuangan

daerah serta pengelolaan asset dan pendapatan.

Sasaran Konsultan Individual adalah Pemerintah Daerah dapat mengimplementasikan

agenda reformasi sesuai dengan tujuan dan indikator kinerja yang telah ditentukan pada awal

kegiatan.

1.3. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan Konsultan Individual di bidang Transparansi, Partisipasi dan

Akuntabilitas adalah:

a. Mengkoordinasikan dan Membantu Pemkab/Pemkot Peserta USDRP, Khususnya

Gugus Tugas, dalam Melakukan Review dan Pemutakhiran Masing-masing Rencana

Agenda Reformasi TPA.

3

Page 4: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

b. Membantu Pemkab/Pemkot Peserta USDRP, Khususnya Gugus Tugas, dalam

Menyiapkan atau Menetapkan Peraturan Daerah Mengenai Transparansi dan

Partisipasi

c. Membantu Pemkab/Pemkot Peserta USDRP, Khususnya Gugus Tugas, dalam

Meningkatkan Transparansi Melalui Perbaikan Sosialisasi Informasi dan Dokumen

Publik

d. Membantu Pemkab/Pemkot Peserta USDRP, Khususnya Gugus Tugas, dalam

Memperkuat Perencanaan dan Anggaran Pembangunan Daerah

e. Mengembangkan sebuah Mekanisme Penanganan Keluhan dan Pangkalan Data

f. Membantu Pemkab/Pemkot Peserta USDRP, Khususnya Gugus Tugas, dalam

Peningkatan Layanan Publik

g. Penguatan Peran Forum Stakeholders

1.4. Struktur Laporan

Struktur laporan Dwi-Mingguan bidang TPA terdiri dari:

Bab I. Pendahuluan; yang memuat tentang latar belakang proyek USDRP dan

pentingnya keberadaan konsultan individu untuk mendampingi pemda dalam

mempercepat implementasi agenda reformasi Transparansi, Partisipasi dan

Akuntabilitas; Tujuan dan sasaran konsultan individu mendampingi Pemda, lingkup

pekerjaan konsultan individu bidang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas;

stakeholder yang terlibat dalam kegiatan konsultan individu di daerah.

Bab II. Laporan Pelaksanaan Kegiatan. Bab ini melaporkan mengenai proses

kegiatan, menampilkan Rencana Kerja Tahunan dan Triwulanan Konsultan TPA. Bab ini

juga membahas tentang Hasil Kemajuan Kegiatan dalam bentuk matrik serta

memaparkan mengenai Permasalahan dan Rencana TIndak Lanjut pelaksanaan

kegiatan.

Bab III. Kajian yang berkaitan dengan Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas.

Bab ini memuat kajian teoritis mengenai transparansi, partisipasi dan akuntabilitas yang

dihubungkan dengan perspektif penerapan TPA di kabupaten Baru.

Bab IV. Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini memaparkan kesimpulan dari

hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan konsultan individu bidang Transparansi,

4

Page 5: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

Partisipasi dan Akuntabilitas, serta Rekomendasi sebagai solusi alternative dengan

harapan permasalahan yang ada dapat terjawab demi keberlanjutan agenda reformasi

USDRP di kabupaten Barru. Bab ini juga melampirkan bukti-bukti pendukung berkaitan

dengan pelaksanaan kegiatan.

5

Page 6: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. HASIL KEMAJUAN KEGIATAN

2.1.1 Aktifitas dan Koordinasi yang dilakukan

Aktifitas Konsultan Individu TPA pada Dua Minggu pertama bulan Pebruari tahun 2010 ini

secara garis besar sebagai berikut :

Bersama Sekretaris PMU, mengkoordinir pelaksanaan distribusi SK Tim PMU dan SK

Tim PIU. Pada kesempatan yang sama konsultan TPA juga melakukan upaya

membangun pemahaman personil PMU Kab. Barru mengenai target out put yang

harus dicapai khususnya kepada personil bidang TPA. Target out dimaksud

didasarkan pada Project Management Manual (PMM) USDRP dan SK Bupati Barru

No. 312 tahun 2009 tentang rencana tindak agenda reformasi USDRP Kabupaten

Barru

Konsultan TPA juga melakukan koordinasi dengan PMU dan Pihak Pengelola Website

Resmi Pemkab Barru membahas mengenai kemungkinan pelaksanaan pelatihan

Pengelolaan dan Maintenance Website kepada staf pengelola website resmi pemkab

Barru, namun sampai saat ini belum mendapat jawaban dan masih dalam

pertimbangan pihak terkait.

Konsultan TPA juga menghadiri dan memantau Pelaksanaan Acara Musrenbang

Kecamatan Partisipatif di Kecamatan Barru Kab. Barru yang melibatkan masyarakat

dari semua unsur secara terwakili.

Konsultan TPA juga melakukan serangkaian koordinasi dengan berbagai pihak dalam

rangka desiminasi informasi dan sejumlah dokumen publik melalui website resmi

pemkab barru. Pihak yang terkait dengan hal tersebut antara lain Badan Pengelola

Keuangan Daerah, Bagian Penyusunan Program Setda Kab. Barru, Bagian Humas

Setda Kab. Barru, Staf Pengelola Website Resmi Pemkab Barru pada Dinas Kominfo

dan Budpar Kab. Barru.

2.1.2. Hasil dan Kesepakatan Kordinasi

Serangkaian kordinasi yang dilakukan dengan berbagai pihak terkait di lingkup pemkab

Barru menghasilkan beberapa hal yakni :

1. Terdistribusikannya SK Bupati Barru No. 115 tahun 2010 tentang Pembentukan Tim

PMU dan SK Bupati Barru No. 116 tahun 2010 tentang Pembentukan Tim PIU kepada

semua personil Tim.

6

Page 7: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

2. Terbangunnya pemahaman personil PMU Kab. Barru bidang TPA mengenai target

out put yang harus dicapai berdasarkan PMM dan SK Bupati Barru No. 312 tahun

2009 tentang Rencana Tindak Agenda Reformasi USDRP Kab. Barru.

3. Terbangunnya komitmen mengenai desiminasi informasi dan sejumlah dokumen

publik melalui website resmi pemkab barru. Hal ini terlihat dengan di desiminasikannya

Ringkasan APBD Kab. Barru Tahun 2008 dan Ringkasan APBD Kab. Barru Tahun

2009 pada Website Resmi Pemkab Barru (www.barru.go.id).

4. Pengelola website juga berkomitmen untuk mendesiminasikan informasi menyangkut

pengadaan barang dan jasa serta dokumen – dokumen perencanaan diantaranya

adalah dokumen RPJMD.

2.2. PERMASALAHAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

1. Permasalahan

1. Belum ada jawaban dari pihak Dinas Kominfo dan Budpar mengenai rencana

Pelatihan Pengelolaan dan Maintenance Website kepada staf pengelola website resmi

pemkab Barru.

2. Pengelola website resmi pemkab Barru telah memperoleh dokumen RPJMD tahun

2006 – 2010 namun belum ditampilkan lewat website.

2. Tindak lanjut

Konsultan individual akan memaksimalkan kegiatan koordinasi baik kepada Project

Management Unit (PMU), maupun pimpinan SKPD lainnya yang terkait secara langsung

dengan agenda reformasi TPA untuk peningkatan progress capaian program sesuai

dengan agenda dua mingguan, triwulanan, dan tahunan yang akan disepakati bersama.

7

Page 8: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

LAPORAN KEGIATAN DWI-MINGGUAN

BIDANG : Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA)

KABUPATEN : Barru

PERIODE PELAPORAN : 1 s/d 15 Pebruari 2010

NO.

KEGIATAN KONSLTAN MENURUT JENIS RENCANA TINDAK PEMBARUAN

PROSES KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN KET.

RENCANA PENCAPAIAN TARGET PENCAPAIANA. Penyebarluasan Dokumen Dan

Informasi Publik Mengawal tindak lanjut pelaksanaan kesepakatan yang tertuang dalam SK Bupati No. 312 khususnya menyangkut peningkatan kinerja penyebarluasan dokumen dan informasi public

Rapat Koordinasi dengan Tim Teknis USDRP membahas progress kemajuan terkait penyebarluasan informasi public.

Dokumen dan informasi public telah tersebarluaskan melalui media cetak dan media elektronik. Serta melalui penyelenggaraan even/kegiatan.

Pemkab Barru telah menetapkan SK Bupati Nomor 115 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim PMU dimana didalam Tim tersebut terdapat bidang TPA yang nantinya diharapkan dapat mengkoordinir pencapaian target out put bidang TPA, termasuk didalamnya penyebarluasan dokumen dan informasi publik.

B. Penanganan Keluhan Mengawal tindak lanjut pelaksanaan kesepakatan yang tertuang dalam SK Bupati No. 312 khususnya menyangkut penanganan keluhan

Koordinasi intens dengan Pemkab dalam rangka penerapan penanganan keluhan.

Keluhan warga ditangani secara maksimal oleh suatu lembaga yang ditugasi khusus untuk hal tersebut

Telah ada komitmen pemkab untuk memaksimalkan penanganan keluhan warga. Tugas tersebut selama ini melekat pada tupoksi Inspektorat Daerah

C. Partisipasi publik dalam penyusunan peraturan daerah

Mengawal tindak lanjut pelaksanaan

- Telah dilakukan interview dengan

masyarakat terlibat dalam setiap tahapan

Berdasarkan hasil koordinasi, Pemkab telah

8

Page 9: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

NO.

KEGIATAN KONSLTAN MENURUT JENIS RENCANA TINDAK PEMBARUAN

PROSES KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN KET.

RENCANA PENCAPAIAN TARGET PENCAPAIAN

dan perencanaan pembangunan kesepakatan yang tertuang dalam SK Bupati No. 312 khususnya menyangkut peningkatan partisipasi public dalam penyusunan perda dan perencanaan pembangunan

beberapa orang mengenai kondisi pertisipasi masyarakat dalam perencanaan.

- Telah dilaksanakan serangkaian rapat koordinasi yang mengahasilkan komitmen/kesepakatan menyangkut pengembangan partisipasi publik

perencanaan pembangunan

menyatakan komitmen dan mengimplementasikan partisipasi masyarakat dalam perumusan perencanaan pembangunan

D. Peningkatan Pelayanan Terpadu/ Peningkatan Kinerja Unit Pelayanan Terpadu (OSS)

Peningkatan efektifitas Kantor Pelayanan Satu Pintu Kabupaten Barru, yang telah terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 19 Tahun 2007

Koordinasi intens dengan Pemkab dalam rangka efiktifitas organisasi dan kegiatan Kantor Pelayanan Satu Pintu .

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu berjalan secara efektif dengan memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat

Telah dilakukan serangkaian koordinasi dengan mitra kerja pemkab, dalam rangka efektifitas pelaksanaan Sistem Pelayanan Satu Pintu

E. Penguatan Peran Forum Stakeholder

Mengidentifikasi beberapa orang actor local yang punya potensi membangun sebuah organisasi sebagai cikal bakal Forum Stakeholder

Diskusi dengan beberapa actor local mengenai fungsi dan peran forum stakeholder dalam mengawal pembangunan di

Peran forum stakeholder semakin jelas sebagai mitra pemerintah dalam mengawal proses pembangunan

Telah dilaksanakan koordinasi dengan pemkab dan pihak terkait dalam rangka penguatan peran forum stakeholder

9

Page 10: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

NO.

KEGIATAN KONSLTAN MENURUT JENIS RENCANA TINDAK PEMBARUAN

PROSES KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN KET.

RENCANA PENCAPAIAN TARGET PENCAPAIAN

kabupaten Barru.F. perumusan perda transparansi

dan partisipasiPerda Transparansi Menindak lanjuti

kesepakatan menyangkut perumusan dan penetapan perda transparansi

Koordinasi secara intens dengan PMU dan Bagian Hukum SETDAKAB Barru mengenai perumusan dan penetapan perda transparansi serta perencanaan alokasi anggarannya.

Ditetapkannya perda transparansi di kabupaten Barru

Dari serangkaian kegiatan koordinasi, Pemkab/Tim Teknis USDRP Kab. Barru telah menyatakan komitmennya untuk mengupayakan lahirnya perda transparansi

Perda Partisipasi Menindak lanjuti kesepakatan menyangkut perumusan dan penetapan perda partisipasi

Koordinasi secara intens dengan PMU dan Bagian Hukum SETDAKAB Barru mengenai perumusan dan penetapan perda partisipasi serta perencanaan alokasi anggarannya.

Ditetapkannya perda partisipasi di kabupaten Barru

Dari serangkaian kegiatan koordinasi, Pemkab/Tim Teknis USDRP Kab. Barru telah menyatakan komitmennya untuk mengupayakan lahirnya perda partisipasi.

10

Page 11: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

LEMBAR WAKTU KERJA DAN PRESTASI

NAMA KONSULTAN : NASRI

WILAYAH KERJA : Kabupaten Barru

PERIODE PELAPORAN : Dua Mingguan XVI (1 – 15 Pebruari 2010)

NO. TGL. PUKUL KEGIATAN

1 1 Pebruari 09.00 – 10.30 Koordinasi dengan Bpk. A. Muhammad (Sek. PMU) membahas mengenai Pendistribusian SK Bupati Barru No. 115 tahun 2010 tentang Pembentukan Tim PMU dan SK Bupati Barru No. 116 tahun 2010 tentang Pembentukan Tim PIU kepada seluruh personil Tim.

2 2 Pebruari 11.00 –.12.30 Koordinasi dengan Bpk. Kaharuddin (staf Bappeda) sehubungan Implementasi Mekanisme Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Barru.

3 3 Pebruari 09.30 –.10.00 Koordinasi dengan Bpk. Nasaruddin (Kabag Penyusunan Program Setda) sehubungan publikasi/desiminasi Dokumen Publik melalui website resmi pemkab Kab. Barru.

4 4 Pebruari 09.00 –.12.30 Menghadiri dan memantau Pelaksanaan Acara Musrenbang Kecamatan Partisipatif di Kecamatan Barru Kab. Barru

5 5 Pebruari 09.30 – 13.30 Koordinasi dengan Bpk. H. Jamaluddin (staf Dinas Kominfo & Budpar/ Pengelola website Barru) membahas mengenai kemungkinan pelaksanaan pelatihan Pengelolaan dan Maintenance Website kepada staf pengelola website resmi pemkab Barru, serta publikasi/desiminasi informasi dan dokumen public melalui website resmi pemkab barru.

6 6 Pebruari Libur Sabtu7 7 Pebruari Libur Minggu8 8 Pebruari 08.00 – 10.30 Koordinasi dengan Bpk. H. Ahmad Abdillah (staf BPKD)

mengenai desiminasi dokumen APBD dan dokumen keuangan lainnya melalui website resmi pemkab barru

9 9 Pebruari 11.00 – 11.30 Koordinasi dengan Bpk. H. Ahmad Abdillah (staf BPKD) mengenai desiminasi dokumen APBD dan dokumen keuangan lainnya melalui website resmi pemkab barru

10 10 Pebruari 09.00 – 10.30 Koordinasi dengan Bpk. H. Jamaluddin (staf Dinas Kominfo & Budpar/ Pengelola website Barru), mengenai desiminasi informasi dan sejumlah dokumen publik melalui website resmi pemkab barru.

11 11 Pebruari 11.00 – 12.00 Koordinasi dengan Bapak Ir. Mursalim Abdullah (Inspektorat Daerah/Koordinator Bidang TPA-PMU Kab. Barru) terkait SK Tim PMU, target out put yang harus dicapai bidang TPA berdasarkan SK Bupati Barru No. 312 tahun 2009 tentang rencana tindak agenda reformasi USDRP Kabupaten Barru.

12 12 Pebruari 10.30 – 12.00 Koordinasi dengan Bapak Ir. Mursalim Abdullah (Inspektorat Daerah/Koordinator Bidang TPA-PMU Kab. Barru) terkait mekanisme penanganan keluhan di Kabupaten Barru.

13 13 Pebruari Libur Sabtu14 14 Pebruari Libur Minggu15 15 Pebruari 08.00 – 14.00 Penyusunan dan Finalisasi laporan

11

Page 12: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

Deskripsi mengenai Prestasi Kerja

Disampaikan oleh :

( NASRI )Konsultan Individual TPA-USDRP Kab. Barru

Diketahui dan Disetujui oleh, tanggal: 15 Pebruari 2010Project Management Unit (PMU)Kabupaten Barru

( Drs. H.A. MALLINGKAAN P ) NIP. 19520811 1974 1 005

12

Page 13: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

BAB III. KAJIAN TPA

PARTISIPASI DAN TRANSPARANSI SEBAGAI NILAI UNIVERSAL

Kecenderungan praktik pemerintahan diakhir millennium kedua menunjukkan kuatnya semangat untuk

menjalankan kepemerintahan yang baik. Karena semakin derasnya dorongan nilai universal yang

menyangkut demokrasi, transparansi, dan penghormatan terhadap hak azasi manusia termasuk hak

memperoleh informasi yang benar. Praktik kepemerintahan yang baik mensyaratkan behwa

pengelolaan dan keputusan manajemen publik harus dilakukan secara terbuka dengan ruang

perstisipasi sebesar-besarnya bagi masyarakat yang terkena dampaknya. Konsekuensi dari transparasi

pemerintahan adalah terjaminnya akses masyarakat dalam berpartisipasi, utamanya dalam proses

pengambilan keputusan.

Pada zaman orde baru partisipasi politik lebih diartikan sebagai kerelaan masyarakat mengorbankan

harta benda, waktu dan tenaga untuk program pemerintah. Partisipasi dalam semangat demokrasi

bukan lagi semata-mata pengorbanan, tetapi harus dilihat dalam sudut pandang yang luas. Partisipasi

seharusnya dipahami sebagai keikutsertaan masyarakat dalam proses manajemen publik yang

mencakup : perencanaan, pengmbilan keputusan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.

Transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para pengelola manajemen, utamanya manajemen

publik, untuk membangun akses dalam proses pengelolaannya sehingga arus informasi keluar dan

masuk secara berimbang. Hal yang utama dalam azas transparasi adalah keputusan yang mengikat

publik harus dapat diterima oleh nalar publik dan tidak ada alasan yang tertutup untuk diperdebatkan.

Partisipasi dan Transparansi dalam Pembangunan berbasis sosial

Ada beberapa hal yang perlu dicermati dalam kaitannya dengan konsekuensi politik dari ketiadaan

partisipasi dan transparasi. Dalam praktik manajemen publik sejumlah faktor sosial dan politik memiliki

keterkaitan dengan keduanya, yaitu : tingkat kepercayaan masyarakat, legitimasi, tanggung gugat

(akuntabilitas), kualitas layanan, dan mencegah pembangkangan publik.

Partisipasi dan transparasi akan menjadi perangkat untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat

pada pemerintah. Kepercayaan merupakan syarat mutlak bagi legitimasi pemerintahan diseluruh dunia.

Ketidakpercayaan menimbulkan antipatu terhadap kepemimpinan dalam pemerintahan dan berakibat

tidak adanya kepatuhan masyarakat untuk menjalankan peraturan yang telah diputuskan pemerintah.

Hilangnya kepercayaan terhadap suatu otoritas pemerintahan akan berakibat rusaknya tatanan hukum

dan aturan yang menjadi prasyarat bagi suatu kedaulatan negara.

Legitimasi sendiri harus dipahami sebagai pengakuan dan dukungan dari rakyat kepada para pemimpin

politik dan pejabat publik yang telah dipilihnya. Legitimasi atau keabsahan menjadi indikator utama kuat

atau melemahnya posisi kepemimpinan politik. Apatis atau keragu-raguan rakyat dalam melaksanakan

13

Page 14: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

hasil keputusan politik merupakan salah satu manifestasi dari lemahnya keabsahan suatu

pemerintahan. Transparasi pengelolaan manajemen publik akan menjadi salah satu batu ujian sehari-

hari bagi kelangsungan pemerintahannya.

Akuntabilitas dapat pula menjadi indikator penting kemampuan suatu pemerintahan memperoleh

kepercayaan dari masyarakatnya. Akuntabilitas menjadi satu parameter yang tidak dapat dipisahkan

dari kuatnya atau lemahnya partisipasi masyarakat. Akuntabilitas menjadi semacam kewajiban moral

dari para pemimpin yang dipilih secara absah oleh pendukungnya atau rakyatnya.

Meningkatnya kualitas layanan kepada masyarakat akan sangat diragukan bila ruang partisipasi sempit

dan proses pengambilan keputusan tidak trasparan dan mekanisme keluhan masyarakat tidak tersedia.

Layanan publik adalah tugas utama dari setiap pemerintahan. Gagasan dasar dilaksanakannya

desentralisasi kecuali bagian dari proses demokratisasi adalah untuk meningkatkan layanan kepada

masyarakat agar lebih baik bila diserahkan kepada pemerintahan didaerah yang kenal betul dengan

kehendak rakyatnya.

Kecenderungan semakin kuatnya posisi tawar masyarakat sipil terhadap otoritas pemerintahan nampak

dalam beberapa kasus luasnya tantangan rakyat terhadap keputusan atau kebijakan yang tidak popular.

Tantangan rakyat yang besar akan berkulminasi pada pembangkangan sipil. Ada tiga kondisi yang

dapat mencegah terjadinya pembangkangan sipil.

• Mekanisme keluhan publik yang tidak terakomodasi

• Fungsi kontrol sosial yang tidak efektif.

• Respon yang lambat dari pemerintah dalam menangani keluhan dari masyarakat yang sangat

menderita.

Ruang Partisipasi masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan.

Perencanaan anggaran dan tata ruang, merupakan dua titik kritis yang menjadi wilayah strategis untuk

dicermati oleh masyarakat. Prioritas pembangunan yang tidak efektif akan berdampak pada tidak

efisiennya anggaran public yang dibelanjakan. Demikian pula dengan perencanaan tata guna lahan

merupakan bagian penting dari perjuangan untuk mencari keadilan bagi rakyat kecil.

Lemahnya manajemen anggaran publik sering dituding sebagai penyebab terjadinya kegagalan proyek

dan kebocoran dana masyarakat. Munculnya perubahan system pencatatan akuntansi publik dari

akuntansi berbasis tunai, menjadi akuntansi berbasis aktual merupakan salah satu upaya perbaikan

evaluasi terhadap anggaran publik.

Beberapa hal yang perlu dipertibangkan masyarakat dalam rangka partisipasi dalam kebijakan berbasis

sosial yaitu :

14

Page 15: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

• Skala ekonomi dari alokasi anggaran, urusan atau program yang dianggarkan harus memiliki cukup

pengaruhnya terhadap seluruh kegiatan ekonomi masyarakat, program penyediaan lapangan kerja,

misalnya harus dilihat dari konteks seberapa besar pelaku ekonomi diwilayah yuridikis pemerintah

dapat berperan.

• Ruang lingkup ekonomi dari kegiatan yang dibiayai oleh anggaran publik. Seberapa besar dampak

dari belanja sektor tertentu terhadap kegiatan-kegiatan lain yang terkait langsung maupun tidak

langsung. Investasi dibidang pendidikan merupakan contoh klasik bagaimana sektor sosial ini

mampu menunjang program perbaikan mutu kecerdasan atau keterampilan para calon tenaga kerja.

• Untung rugi secara sosial mempertimbangkan dampak jangka panjang. Perhitungan tentang siapa

yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan dalam setiap keputusan dalam kebijakan publik harus

dicermati. Dalam hal kebijakan fiskal harus jelas bagi pembayar pajak atau retribusi bagaimana

manfaat yang dapat diterima.

• Keuntungan harus berpihak pada bagian terbesar masyarakat yang terpinggirkan atau yang tidak

berdaya dalam persaingan pasar bebas. Intervensi anggaran belanja pemerintah baik secara

nasional maupun regional harus memiliki daya dongkrak terhadap kelompok masyarakat yang tidak

mampu bersaing dalam pasar bebas.

• Acuan konsumen merupakan dasar pertimbangan dalam menyusun belanja bagi kegiatan

pemerintah. Layanan masyarakat yang dibiayai oleh publik harus dikontrol, diakses oleh dan

tanggung jawab pada masyarakat pada umumnya dan para pembayar pajak atau retribusi pada

khususnya. Pemerintah tidak boleh menutupi informasi yang jelas tentang bagaimana anggaran

belanja dialokasikan setingkat dan apa layanan publik yang diberikan.

15

Page 16: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dengan ditetapkannya SK Bupati Barru No. 115 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim

Project Management Unit (PMU) untuk Pelaksanaan USDRP Kabupaten Barru, dimana

salah satu bidang didalamnya bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pencapaian

target out put bidang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA), maka dampaknya

sangat terasa dalam hal mempermudah akses koordinasi demi pencapaian target

kegiatan dan out put yang hendak dihasilkan.

B. Rekomendasi

Tim PMU yang telah terbentuk berdasarkan SK Bupati Barru No. 115 Tahun 2010

diharapkan dapat bekerja dalam rangka mewujudkan pencapaian target out put Agenda

Reformasi USDRP sesuai bidang masing-masing. Untuk mengoptimalkan kinerja, maka

sebaiknya PMU melaksanakan pertemuan secara berkala guna efektifitas koordinasi

antar sesama Tim sekaligus sebagai monitoring pelaksanaan tugas anggota Tim

berdasarkan bidang masing-masing.

LAMPIRAN

16

Page 17: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

FOTO DOKUMENTASI KEGIATANURBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROJECTTRANSPARANSI, PARTISIPASI DAN AKUNTABILITAS (TPA)

KABUPATEN BARRU

Tanggal4 Pebruari 2010

Lokasi Aula Kantor Kec. Barru Kab. Barru

KegiatanMusrenbang Kecamatan partisipatif

PartisipanBappeda, SKPD lainnya, Anggota DPRD Dapil setempat, Pemdes/kel, warga masyarakat desa dari semua unsur secara terwakili.

Tanggal4 Pebruari 2010

Lokasi Aula Kantor Kec. Barru Kab. Barru

KegiatanMusrenbang Kecamatan partisipatif

PartisipanBappeda, SKPD lainnya, Anggota DPRD Dapil setempat, Pemdes/kel, warga masyarakat desa dari semua unsur secara terwakili.

FOTO DOKUMENTASI KEGIATANURBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROJECTTRANSPARANSI, PARTISIPASI DAN AKUNTABILITAS (TPA)

17

Page 18: akuntabilitas transparansi partisipasi dalam perencanaan pemda

Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA) USDRP KABUPATEN BARRU

KABUPATEN BARRU

Tanggal4 Pebruari 2010

Lokasi Aula Kantor Kec. Barru Kab. Barru

KegiatanMusrenbang Kecamatan partisipatif

PartisipanBappeda, SKPD lainnya, Anggota DPRD Dapil setempat, Pemdes/kel, warga masyarakat desa dari semua unsur secara terwakili.

Tanggal4 Pebruari 2010

Lokasi Aula Kantor Kec. Barru Kab. Barru

KegiatanMusrenbang Kecamatan partisipatif

PartisipanBappeda, SKPD lainnya, Anggota DPRD Dapil setempat, Pemdes/kel, warga masyarakat desa dari semua unsur secara terwakili.

18