AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan...

115
AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI KEAGAMAAN ( Studi Kasus di Gereja Kristen Jawa Temon ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Progam Studi Akuntansi Oleh: Eva Novita Sari NIM: 142114041 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan...

Page 1: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI KEAGAMAAN

( Studi Kasus di Gereja Kristen Jawa Temon )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Progam Studi Akuntansi

Oleh:

Eva Novita Sari

NIM: 142114041

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

i

AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI KEAGAMAAN

( Studi Kasus di Gereja Kristen Jawa Temon )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Progam Studi Akuntansi

Oleh:

Eva Novita Sari

NIM: 142114041

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“ Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah

dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan

ucapan syukur”

( Filipi 4: 6)

Persembahan:

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Papi (Suminto) dan Ibu (Saryunintas)

Simbah Kakung (Tomo Sentono) (Alm) dan Simbah putri (Sarni)

Tanteku ( Mbak Darti)

Seluruh Keluarga Tomo Sentono yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu

Temen Teman Seperjuangan putra – putri pak Diksa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURURSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI KEAGAMAAN

( Studi Kasus di Gereja Kristen Jawa Temon )

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 07 Mei 2018 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil

dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol

yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang

saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian

atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan

orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,

dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil

tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian saya terbukti bahwa saya ternyata

melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil

pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh

universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 25 April 2018

Yang membuat pernyataan,

Eva Novita Sari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN PUBLIKASI AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Eva Novita Sari

Nomor Mahasiswa : 142114041

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI KEAGAMAAN

( Studi Kasus di Gereja Kristen Jawa Temon )

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 25 April 2018

Eva Novita Sari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan berkat, rahmat serta kasihNya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “AKUNTABILITAS

KEUANGAN DALAM ORGANISASI KEAGAMAAN ( Studi Kasus di Gereja

Kristen Jawa Temon )”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar sarjana ekonomi pada program studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana apabila tidak ada

bantuan, kerjasama, serta dukungan pihak-pihak yang berbaik hati mengorbankan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu penulis. Untuk itu penulis ingin

menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan penulis untuk belajar serta

mengembangkan kepribadian diri.

2. Antonius Diksa Kuntara S.E., M.F.A., QIA selaku dosen pembimbing

MPAT dan skripsi yang telah bersedia membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Dra. YFM. Gien Agustinawati, M.M., Ak., CA selaku dosen pembimbing

akademik yang selalu memberi bimbingan dan semngat.

4. Gereja Kristen Jawa Temon yang telah memberikan izin bagi penulis

untuk melakukan penelitian serta telah memberikan kerjasama serta

dukungan yang sangat berarti bagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

viii

5. Segenap Majelis Bidang dan Komisi Gereja Kristen Jawa Temon yang

telah bersedia menjadi responden penelitian

6. Kedua orangtua saya, Papi Suminto dan Ibu Saryuningtyas yang telah

memberikan seluruh perhatian, kasih sayang, dukungan, penghidupan

yang layak bagi saya serta sebagai motivasi utama penulis dalam

menyusun skripsi ini

7. Tante saya, mbak Darti yang senantiasa memberikan kasih sayang,

dukungan, nasihat, serta semangat bagi saya untuk menyelesaikan skripsi

ini

8. Nenek saya, simbok Sarni atas doa dan dukungan yang tak pernah putus

untuk penulis

9. “Ciwik-Ciwiku” Lintang dan Ima yang selau setia membuatku tersenyum

dan sabar mendengar keluh kesahku.

10. Penyemangatku, “cewek manja” (Depita, Ginuk, Naomi, Hanni) yang

selalu memberikan keceriaan, semangat serta nasihat selama penyelesaian

skripsi ini

11. Para “Tim Penggembira” (Intan, Endang, Agatha, Ratih, Katyy) yang

selalu memberi semangat dan dukungan

12. Teman satu kos Fransiska Rahajeng L yang selalu menjadi penyelamat

disaat senang dan susah.

13. Teman-teman MPAT kelas D yang senantiasa memberikan semangat,

saran serta kritik yang sangat bermanfaat bagi saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

ix

14. Teman-teman Akuntansi kelas A dan angkatan 2014 yang telah

memberikan dukungan dan semangat bagi saya

15. Seluruh pihak yang sangat berjasa dalam proses penulisan skripsi yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan

dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini.

Yogyakarta, 25 April 2018

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ................ v

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN PUBLIKASI AKADEMIS ......................... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ..................................................................................... x

HALAMAN DAFTAR TABLE .......................................................................... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xiv

ABSTRAK ............................................................................................................ xv

ABSTRACT………………………………………………………………………xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Batasan Masalah........................................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7

A. Organisasi Keagamaan ................................................................................. 7

1. Pengertian Organisasi Keagamaan ........................................................... 7

2. Tujuan Organisasi Keagamaan ................................................................. 8

3. Manajemen Keuangan Organisasi Keagamaan ........................................ 9

B. Gereja ......................................................................................................... 10

1. Pengertian Gereja ................................................................................... 10

2. Sistem Pemerintahan Gereja .................................................................. 11

3. Sistem Pemerintahan Gereja di GKJ ...................................................... 12

4. Struktur Majelis Gereja Di GKJ ............................................................. 13

5. Badan Pembantu Majelis Gereja di GKJ ................................................ 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

xi

6. Pengelolahan Harta Gereja, Klasis, dan Sinode ..................................... 14

C. Akuntabilitas .............................................................................................. 16

1. Pengertian Akuntabilitas ........................................................................ 16

2. Jenis – Jenis Akuntabilitas ..................................................................... 18

3. Akuntabilitas di Organisasi Keagamaan ................................................ 20

4. Dimensi Akuntabilitas Pada Organisasi Gereja ..................................... 20

D. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 25

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 25

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ..................................................... 26

D. Data yang Dibutuhkan................................................................................ 26

E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 27

F. Desain Penelitian ........................................................................................ 27

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 29

H. Sumber Data ............................................................................................... 30

BAB IV GAMBARAN UMUM GEREJA KRISTEN JAWA TEMON…...……31

A. Sejarah Gereja Kristen Jawa Temon…………………………………….....31

B. Lokasi Gereja Kristen Jawa Temon ........................................................... 38

C. Visi Misi Gereja Kristen Jawa Temon ....................................................... 38

D. Tata Pelayanan Gereja Kristen Jawa Temon ............................................. 38

E. Struktur Organisasi Gereja Kristen Jawa Temon ....................................... 40

F. Uraian Tugas Majelis, Komisi, dan Tim Verifikasi ................................... 41

G. Gambaran Umum Gereja Kristen Jawa Temon .......................................... 49

BAB V ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN……………………………....50

A. Daftar Responden………………………………………………………...50

B. Hasil Analisis Data ..................................................................................... 52

BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 66

A. Kesimpulan ................................................................................................ 66

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 67

C. Saran ........................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

xii

LAMPIRAN 1…………………………………………………………………....70

LAMPIRAN 2……………………………………………………………………75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

xiii

DAFTAR TABLE

Halaman

Table 3.1 Table Desain Penelitian Kualitatif…………………………………29

Table 4.1 Jumlah Jemaat Gereja Kristen Jawa Temon………………………51

Table 4.2 Pendeta yang Pernah Melayani di GKJ Temon……………………51

Table 5.1 Daftar Responden Penelitian………………………………………52

Table 5.2 Kerangka Pertanggungjawban Mabid dan Komisi………………..55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Struktur Organisasi GKJ Temon…………………………………41

Gambar 5.1 Alur Pelaporan Pertanggungjawaban Mabid dan Komisi………..54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

xv

ABSTRAK

AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI KEAGAMAAN

( Studi Kasus di Gereja Kristen Jawa Temon )

Eva Novita Sari

NIM : 142114041

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

akuntabilitas keuangan yang dilakukan di Gereja Kristen Jawa (GKJ)

Temon. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini

melihat pertanggungjawaban keuangan dari Majelis Bidang dan Komisi

Gereja Kristen Jawa Temon.

Data diperoleh dengan metode wawancara dan dokumentasi.

Teknik analisis data dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif

yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa

kepercayaan dan wujud nyata dari penggunaan keuangan menjadi hal

paling utama dalam praktik pertanggungjawaban keuangan gereja.

Berdasarkan hasil penelitian, praktik pertangungjawban keuangan di

Gereja Kristen Jawa Temon perlu pembenahan, terutama pada pembuatan

laporan pertangungjawaban keuangan yang tidak rinci.

Kata Kunci: Akuntabilitas, Keuangan, PSAK 45, Organisasi Keagamaan,

Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

xvi

ABSTRACT

FINANCIAL ACCOUNTABILITY IN RELIGIOUS ORGANIZATION

(A Case Study in the Javanese Christian Church of Temon)

Eva Novita Sari

NIM : 142114041

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2018

The research is conducted to analyze the financial accountability practices

in qualitative method. The research focuses on the financial accountability of

Sector and Commission Council of Javanese Christian Church (GKJ) of Temon.

The data is collected by interviews and documentations. The research used

qualitative data analysis which consists of data reduction, presentation of the data,

and conclusion.

According to the analysis, trust and realization on the financial use become

the important matter in the church's financial accountability practices. Besides, the

financial accountability practices in Javanese Christian Church (GKJ) of Temon

needs to be fixed, especially on making the financial report which is sometimes

incomplete.

.

Keywords: accountability, financial report, PSAK 45, religious organizations, and

church.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akuntabilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang

amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,

melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang

menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal)

yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggugjawaban

tersebut (Mardiasmo, 2002). Praktik akuntabilitas sangat diperlukan dalam

setiap organisasi. Akuntabilitas merupakan salah satu prinsip dari

pelaksanaan Good Corporate Gorvernance (GCG) yang meliputi fairness,

transparency, accountability and responsibility (OECD, 1998). Desakan

mengenai pelaksanaan Good Corporate Governance tidak terbatas hanya

pada organisasi privat, tetapi juga pada organisasi publik termasuk

organisasi keagamaan (Randa, 2011). Pelaksanaan Good Corporate

Governance akan menumbuhkan rasa percaya para steakholder pada

organisasi.

Akuntabilitas keuangan dalam sebuah organisasi keagamaan,

misalnya gereja sangat penting untuk dilakukan. Akuntabilitas keuangan

dalam organisasi keagamaan dapat diartikan sebagai kewajiban pemegang

amanah untuk memberikan pertanggungjawabannya kepada pihak pemberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

2

amanah (umat/donator) yang memiliki hak untuk meminta

pertanggungjawaban atas penggunaan dana tersebut. Gereja merupakan

sebuah organisasi sektor publik nirlaba yang berada dalam lingkungan

masyarakat. Gereja mendapatkan dana dari sumbangan dan persembahan

jemaat. Sumbangan dan persembahan jemaat terkadang tidak sedikit

jumlahnya dan harus dipertanggungjawabkan dalam penggunaannya

sebagai feedback dari penerimaan pendapatan. Jemaat yang telah

menyumbang dan memberikan persembahan memiliki hak untuk

mengetahui penggunaan dana dengan adanya laporan keuangan. Pelaporan

keuangan dalam sebuah gereja perlu dilakukan untuk menilai seberapa

besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan

serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat.

Organisasi Gereja dituntut untuk terbuka dan melaksanakan praktik

akuntabilitas keuangan. Selama ini organiasi gereja dianggap belum

transparan dan terkesan tertutup dalam praktik manajemen modern

(Randa, 2011). Menurut Berry (2005) dalam Randa (2011), praktik

akuntabilitas keuangan dalam organisasi keagamaan gereja masih sangat

resisten, hal ini disebabkan kuatnya pengaruh para pemimpin dan tradisi

dalam organisasi gereja. Situasi seperti ini dapat menyebabkan kasus

penyelewangan – penyelewengan yang terjadi dalam gereja tidak banyak

diketahui oleh masyarakat atau jemaat.

Berdasarkan hasil penelitian Saerang (2001) dalam Dewi, et al

(2015), akuntabilitas dalam organisasi gereja dipandang sebagai aktivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

3

individu dan kelompok yang meliputi aspek sosial, spiritual, dan

keuangan. Pada aspek organisasi, akuntabilitas lebih banyak ditentukan

oleh para pemimpin gereja. Menurut Berry (2005) dalam Randa (2011)

organisasi gereja memiliki praktik – praktik yang telah lama dijalankan

dan cenderung sulit untuk menerima perubahan.

Setiap organsiasi gereja memiliki karakteristik dan otoritas masing

masing, begitu pula dengan Gereja Kristen Jawa Temon yang akan

menjadi objek penelitian penulis kali ini. Gereja Kristen Jawa ( GKJ )

Temon merupakan gereja yang menganut sistem pemerintahan presbiterial

, dimana gereja dipimpin oleh majelis gereja. Majelis GKJ Temon dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dibagi menjadi empat Majelis

Bidang ( Mabid), yaitu Mabid Ibadat, Mabid Pembinaan Warga Gereja

(PWG), Mabid Kesaksian Pelayanan dan Mabid Penatalayanan. Selain itu

untuk memperlancar kegiatan gereja dalam memelihara dan

menumbuhkan iman para jemaat, Majelis GKJ Temon membentuk

beberapa komisi. Komisi yang dibentuk terdiri dari empat bidang, yaitu

Bidang Ibadat, Bidang Pembinaan Warga Gereja, Bidang Kesaksian

Pelayanan, dan Bidang Penatalayanan. Dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya, komisi yang telah dibentuk harus menyusun progam kerja

selama satu tahun. Setiap komisi akan berada dalam pengawasan Mabid

masing-masing. Dalam melaksanakan progam kerja tidak lepas dari

ketersediaan dana yang ada. Oleh karena itu, untuk mendapatkan subsidi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

4

dana, setiap komisi harus membuat dan mengajukan anggaran kepada

gereja.

Penggunaan keuangan gereja harus terperinci dengan jelas agar

dapat dipertanggungjawabkan. Praktik akuntabilitas pelaporan keuangan

pada GKJ Temon terbilang masih rendah, hal ini terbukti dengan belum

adanya laporan pertanggungjawaban keuangan kepada pihak gereja dari

pelaksanaan progam kerja setiap komisi. Permasalah ini menarik bagi

penulis untuk meneliti bagaimana praktik pertanggungjawaban keuangan

pada organisasi keagamaan GKJ Temon.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

penulis merumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas adalah :

“Bagaimana Akuntabilitas Keuangan dalam Organisasi Keagamaan Gereja

Kristen Jawa Temon”.

C. Batasan Masalah

Pada penelitian kali ini, penulis menjelaskan bagaimana

akuntabilitas keuangan yang dilakukan oleh Mabid dan Komisi Geraja

Kristen Jawa Temon yang dibatasi pada pertanggungjawaban keuangan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

akuntabilitas keuangan yang dilakukan oleh Mabid dan Komisi Geraja

Kristen Jawa Temon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

5

E. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi :

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penulis berharap penelitian ini dapat menambah acuan, bahan baca,

dan kepustakaan bagi Universitas, sehingga mampu memberikan

masukan-masukan bagi pihak yang mendalami topik yang sama.

2. Bagi GKJ Temon

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan kepada

organisasi keagamaan GKJ Temon dalam praktik akuntabilitas

keuangan yang dijalankan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini menjadi tahap dalam menerapkan beberapa teori

akuntansi khususnya dalam organisasi sektor publik dan menambah

pengetahuan penulis.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini terdapat enam bab, dengan sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB 1 : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

6

BAB II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan penjelasan landasan atas teori – teori

pendukung yang berkaitan dengan topik penelitian yang

akan digunakan sebagai acuan dalam melakukan

pembahasan masalah.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan cara – cara yang penulis gunakan

dalam melakukan penelitian, yang meliputi jenis penelitian,

tempat dan waktu penelitian, data yang dibutuhkan, teknik

pengumpulan data, jenis data dan sumber data.

BAB IV : Gambaran Umum

Bab ini menjelaskan asal mula GKJ Temon, susunan

kepengurusan, serta sistem akuntabilitas yang dijalankan

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan deskripsi data yang telah diperoleh dan

analisis data dari penelitian yang telah dilakukan

BAB VI : Penutup

Bab ini merupakan bagian dari penelitian yang telah

dilakukan yang menejelaskan tentang kesimpuan dari hasil

penelitian dan sasaran dari penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Organisasi Keagamaan

1. Pengertian Organisasi Keagamaan

Menurut Halim (2012 : 453) entitas sering diartikan sebagai satuan

organisasi. Entitas dan akuntansi memiliki keterkaitan yang sangat erat,

hal ini karena dalam salah satu asumsi dasar akuntansi terdapat asumsi

entitas akuntansi. Asumsi entitas akuntansi menetapkan bahwa semua

transaksi keuangan yang diakuntansikan adalah berkaitan dengan entitas

yang dilaporkan (Halim, 2008). Setiap tempat ibadah pasti memiliki

transaksi keuangan, oleh karena itu tempat peribadatan harus dimaknai

sebagai suatu entitas atau organisasi

Menurut Bastian (2007) dalam Halim (2012: 453) organisasi tempat

ibadah merupakan organisasi keagamaan. Secara estimologis, organisasi

keagamaan dapat diartikan sebagai organisasi yang fokus geraknya terkait

dengan agama tertentu, yang menyangkut permasalahan ibadah atau

menjalankan segala kewajiban Tuhan terkait agama atau kepercayaan

tertentu.

Menurut Halim (2012: 454) organisasi peribadatan termasuk dalam

kategori organisasi nirlaba karena, organisasi peribadatan tidak bermotif

untuk mencari laba dan bertujuan untuk melayani ritual ibadah umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

8

2. Tujuan Organisasi Keagamaan

Setiap organisasi pasti memiliki tujuan spesifik yang ingin dicapai.

Menurut Bastian (2007) dalam Halim (2012: 454) tujuan utama dari

organisasi peribadatan atau keagamaan adalah untuk memberikan

pelayanan dan menyelenggarakan seluruh aktifitas yang dibutuhkan

maupun yang telah menjadi ritual ibadah rutin dalam organisasi yang

bersangkutan.

Meskipun tujuan utama organisasi keagamaan adalah untuk

pelayanan umat, bukan berarti organisasi keagamaan tidak memiliki

tujuan keuangan. Tujuan keuangan ditujukan untuk mendukung

terlaksananya tujuan pelayanan peribadatan yang memadahi yang

memenuhi standar sesuai dengan aturan dalam ajaran agama tersebut,

serta menunjang tujuan lainnya seperti tujuan sosial kemasyarakatan

dan pendidikan ( Halim, 2012: 455).

Menurut Halim (2012: 455) kebanyakan pengelola dan pengurus

organisasi keagamaan belum menyadari pentingnya tata kelola yang

baik (good governance). Halim (2012: 455) menyatakan salah satu

usaha untuk menciptakan tata kelola yang baik adalah dengan

menciptakan akuntabilitas yang baik dengan menyelenggarakan

praktik akuntansi. Akuntansi pada organisasi keagamaan merupakan

aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian pengelolahan

kegiatan, dalam bentuk lengkap maupun secara sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

9

3. Manajemen Keuangan Organisasi Keagamaan

Menurut Halim (2012: 457) definisi manajemen keuangan adalah

kegiatan untuk memperoleh dana dan menggunakan dana dengan

tujuan meningkatkan atau memaksimalkan nilai organisasi. Dalam

konteks peribadatan Halim (2012:457) menyatakan bahwa manajemen

keuangan peribadatan adalah usaha yang dilakukan pengelola tempat

peribadatan dalam menggunakan dana umat sesuai dengan ketentuan

dalam ajaran agama dan kepentingan umat beragama, serta bagaimana

memperoleh dana dari umat dengan cara – cara yang dibenarkan oleh

ajaran agama.

Menurut Halim (2012: 457) dalam menajemen keuangan terdapat 2

fungsi, yaitu:

a. Fungsi Mendapatkan Dana

Fungsi mendapatkan dana adalah bagaimana cara pengelola

organisasi peribadatan dalam mendapatkan dana yang sesuai

dengan ajaran agama dan tidak memberatkan umat

b. Fungsi Menggunakan Dana

Fungsi menggunakan dana adalah bagaimana menggunakan

dana secara efektif dan efisien. Fungsi ini juga berkaitan

dengan pertanggungjawaban pengelolahan dana

Sumber pendanaan organisasi keagamaan berasal dari jemaat dan

sumbangan – sumbangan pihak tertentu. Aliran dana dari jemaat ini

dilakukan secara sukarela atau dilakukan dalam rangka memenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

10

kewajibannya sebagai umat suatu agama. Halim (2012: 459) menjelaskan

pertanggunjawaban organisasi keagamaan dilakukan kepada seluruh umat

yang telah memberikan amanahnya, dan merupakan bagian terpenting

dalam menciptakan kredibilitas pengelolahan yang dijalankan.

B. Gereja

1. Pengertian Gereja

Menurut Sukoco (2006: 22) Gereja adalah kehidupan bersama religius

kristiani yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus

Kristus, yang di didalamnya Roh Kudus bekerja dalam rangka pekerjaan

penyelamatan Allah. Ada dua sisi yang dipakai untuk memahami

mengenai gereja, yaitu (Sukoco, 2006: 22) :

a. Sisi Illahi

Dalam sisi illahi, gereja diyakini sebagai “buah pekerjaan

penyelamatan Allah”. Allah mengasihi gereja dan mengkuduskannya

untuk menjadi milik kepunyaan-Nya. Allah memperdulikan gereja,

memelihara gereja, dan menerima segala sesuatu yang dipersembahkan

oleh orang-orang percaya kepada-Nya di dalam dan melalui kehidupan

gereja

b. Sisi Manusiawi

Dalam sisi manusiawi, gereja sebagai suatu kehidupan bersama

religius yang diciptakan dan dijalani oleh manusia untuk menjawab

penyelamatan Allah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

11

2. Sistem Pemerintahan Gereja

Menurut Sukoco (2016: 29) yang dimaksud dengan “Sistem

Pemerintahan Gereja” adalah cara – cara yang dipakai untuk mendasari

pengorganisasian atau pemerintahan gereja. Terdapat beberapa model

sistem pemerintahan gereja, yaitu (Sukoco, 2016: 30) :

a. Sistem Papal, yaitu sistem pemerintahan gereja yang secara

hierarkis dipimpin oleh Paus sebagai kepala gereja sedunia,

yang merupakan wakil kristus didunia ini.

b. Sistem Caeropapal, yaitu sistem pemerintahan gereja secara

hierarkis dipimpin oleh raja sebagai pemimpin negara sekaligus

pemimpin gereja.

c. Sistem Episcopal, yaitu sistem pemerintahan gereja yang

dipimpin oleh para imam.

d. Sistem Collegial, yaitu sistem pemerintahan gereja dipimpin

oleh majelis gereja, majelis klasis, dan majelis sinode yang

memiliki kewenangannya masing-masing.

e. Sistem Konggregasional, yaitu sistem pemerintahan gereja

yang mengakui bahwa masing – masing gereja berdiri sendiri –

sendiri secara independen, tanpa hubungan yang satu dengan

yang lainnya.

f. Sistem Presbiterial, yaitu sistem pemerintahan gereja yang

dipimpin oleh majelis gereja (presbiter) pada masing – masing

gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

12

3. Sistem Pemerintahan Gereja di GKJ

Menurut Sukoco (2006: 31) Gereja – gereja Kristen Jawa (GKJ)

menganut sistem pemerintahan presbiterial, dimana masing – masing

gereja dipimpin oleh majelis gereja. Terpadat dua ciri pokok dalam sistem

pemerintahan presbiterial, yaitu (Sukoco, 2006: 33) :

a. Setiap GKJ adalah gereja Allah yang mandiri, yang memiliki

kewenangan dan mampu mengatur diri sendiri,

mengembangkan diri sendiri, dan membiayai diri sendiri yang

dipimpin oleh majelis gereja yang terdiri atas penatua

(presbyteros), pendeta dan diaken.

b. Setiap GKJ wajib berjalan bersama dan mengikatkan diri

dengan GKJ lainnya, yang diwujudkan dalam:

1) Persidangan, baik persidangan klasis, maupun persidangan

sinode, untuk membicarakan persoalan – persoalan yang

menjadi kebutuhan bersama

2) Visitasi, yaitu kunjungan gerejawi, baik oleh visitator klasis

maupun visitator sinode untuk salig mengingatkan dan

menguatkan agar gereja, klasis dan sinode sentiasa

melaksanakan tanggung jawabnya, baik dalam

penyelamatan Allah, pemeliharaan keselamatan, penataan

organisasi, maupun keuangan dan harta bendanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

13

4. Struktur Majelis Gereja Di GKJ

Sukoco (2006: 57) menyatakan bahwa mejelis GKJ, terdiri atas:

penatua, pendeta, dan diaken. Ketiganya memiliki derajat yang sama.

Struktur Mejelis GKJ terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara dan anggota.

Menurut Sukoco (2006: 57) majelis gereja dibawah koordinasi majelis

harian, biasanya dibagi dalam bidang – bidang pelayanan, yaitu:

a. Bidang Ibadat, yaitu anggota mejelis yang membidangi urusan

pelayanan kebaktian dan sakramen.

b. Bidang Kesaksiaan Pelayanan, yaitu anggota majelis yang

membidangi urusan pemberitahuan penyelamatan Allah dan

pelayanan diakonia.

c. Bidang Pembinaan Warga Gereja, yaitu anggota majelis yang

membidangi urusan pemeliharaan iman, pembinaan, dan

pengkaderan.

d. Bidang Penatalayanan, yaitu anggota majelis yang

membidangi urusan keuangan, sarana, dan prasarana.

5. Badan Pembantu Majelis Gereja di GKJ

Pembatu Majelis adalah berbagai kelompok kerja internal yang

merupakan tangan panjang majelis gereja untuk melakukan tugas

pelayanan dengan tugas yang jelas dan konkrit dalam rangka menunjang

pelaksanaan tugas gereja (Sukoco, 2006: 63).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

14

Menurut Sukoco (2006: 63) badan pembatu majelis dibedakan menjadi 2,

yaitu:

a. Badan pembantu majelis yang bersifat tetap dan terus menerus yang

disebut Komisi.

b. Badan pembatu majelis yang bersifat tidak tetap, biasanya dalam

bentuk tim atau panitia.

Sukoco ( 2006: 64) menyatakan bahwa dalam melakukan tugasnya,

baik komisi maupun tim/panitia, perlu memiliki rincian tugas yang jelas

dan konkrit, perlu selalu berkonsultasi dengan majelis gereja, perlu

menggali dana sendiri (selain didanai oleh gereja), dan perlu

menyampaikan laporan pertanggung-jawaban pelaksanaan tugasnya

kepada majelis gereja. Pertanggungjawaban itu dibuat secara periodik dana

atau pada akhir masa tugasnya.

6. Pengelolahan Harta Gereja, Klasis, dan Sinode

Pengelolahan harta gereja, klasis dan sinode diatur dalam buku

pedoman Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa Temon bab

IV pasal 19. Berikut ini isi pedoman yang terkandung dalam pasal 19.

a. Hakikat Pengelolahan Harta Gereja, Klasis, dan Sinode

Hakikat pengelolahan harta gereja, klasis dan sinode diwujudkan

dengan ketentuan sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

15

1. Harta gereja, klasis dan sinode adalah uang dan segala barang yang

bergerak atau tidak bergerak yang merupakan milik Tuhan yang di

percayakan kepada gereja, klasis, dan sinode.

2. Harta gereja, klasis, dan sinode diperoleh dari:

a) Persembahan warga gereja.

b) Sumbangan – sumbangan yang tidak mengikat dan

bertentangan dengan nilai – nilai Alkitabiah.

c) Usaha – usaha yang tidak bertentangan dengan nilai – nilai

Alkitabiah.

d) Untuk klasis dan sinode harta juga di peroleh dari Iuran Dana

Kemandirian dan Kebersamaan (IDKK).

3. Pengelolahan harta gereja, klasis dan sinode harus dilengkapi

dengan bukti – bukti kepemilikan yang sah.

4. Harta gereja, klasis, dan sinode harus dikelola dengan baik dan

bertanggungjawab.

5. Pengurusan asset gereja, klasis dan sinode menggunakan SK.

Menteri Dalam Negeri No. 144 tahun 1987 dan SK. Menteri

Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 144 tahun

1987.

b. Tujuan Pengelolahan Harta Gereja, Klasis dan Sinode

Tujuan pengelolahan harta gereja, klasis dan sinode adalah agar semua

kekayaan gereja, klasis, dan sinode dapat diatur penggunaannya, dijaga

keutuhan dan keamanannya, serta diupayakan pengembangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

16

Pengelolahan harta gereja, klasis dan sinode menggunakan sistem

administrasi yang baik, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan

sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor. 45, tentang

pelaporan keuangan organisasi nirlaba.

c. Strategi Pengelolahan Harta Gereja, Klasis dan Sinode

Strategi pengelolahan harta gereja, klasis dan sinode adalah

pengelolahan yang bersih dan transparan. Pengelolahan ini dibawah

tanggungjawab Majelis Gerjea, Badan Pelaksana Klasis, dan Badan

Pelaksana Sinode.

d. Pertanggungjawaban Pengelolahan Harta Gereja, Klasis dan Sinode

Pertanggungjawaban pengelolahan harta gereja, klasis dan sinode

dilakukan secara periodic dalam persidangan Majelis Gereja,

persidangan Klasis, dan Persidangan Klasis. Pemeriksaan atas laporan

keuangan meliputi aspek – aspek keabsahan, pengelolahan, dan

keuangan.

C. Akuntabilitas

1. Pengertian Akuntabilitas

Menurut Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (2000) akuntabilitas didefinisikan

sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam

mencapai tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran yang telah ditetapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

17

melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara

periodik.

Menurut J.B. Ghartey dalam LAN dan BPKP (2000), akuntabilitas

ditujukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan yang

berhubungan dengan pelayanan apa, siapa, kepada siapa, milik siapa,

yang mana, dan bagaimana. Pertanyaan yang memerlukan jawaban

tersebut antara lain :

a. Apa yang harus dipertanggungjawabkan?

b. Mengapa pertanggungjawabkan harus diserahkan?

c. Kepada siapa pertanggungjawaban tersebut diserahkan?

d. Siapa yang bertanggungjawab terhadap berbagai bagian

kegiatan dalam masyarakat?

e. Apakah pertanggungjawaban berjalan seiring dengan

kewenangan yang memadai?

Menurut Jones dan Steward dalam Boston dan Gill (2011),

akuntabilitas merupakan kewajiban untuk menjelaskan atau menjawab

segala tindakan yang dilakukan kepada pihak yang berwenang.

Dalam arti sempit, akuntabilitas dapat digambarkan dalam tiga

elemen yang hubungan yaitu, X, Y, dan Z. X merupakan pihak yang

bertanggungjawab kepada Y untuk Z. Agar hubungan

pertanggungjawaban dapat berjalan efektif, maka perlu diketahui

dengan jelas siapa X, siapa Y dan sifat Z. Jika salah satu elemen tidak

jelas atau hilang, hubungan akuntabilitas akan melemah atau tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

18

berjalan dengan lancar ( Boston dan Gill, 2011). Akuntabilitas harus

mewujudkan struktur pertanggungjawaban yang logis dan tepat.

2. Jenis – Jenis Akuntabilitas

Menurut Sirajudin H. Salleh dan Aslam Iqbal dalam LAN dan

BPKP (2000), akuntabilitas merupakan sisi-sisi sikap dan watak

kehidupan manusia yang meliputi:

a. Akuntabilitas Intern Seseorang

Dari sisi intern seseorang, akuntabilitas merupakan

pertanggungjawaban orang tersebut kepada Tuhanya.

Akuntabilitas ini meliputi pertanggungjawaban sendiri

mengenai segala sesuatu yang dijalankan dan dipahami oleh

diri sendiri

b. Akuntabilitas Ekstern Seseorang

Akuntabilitas ekstern seseorang adalah akuntabilitas orang

tersebut kepada lingkungan baik lingkungan formal maupun

lingkungan masyarakat.

Menurut LAN dan BPKP (2000) akuntabilitas dibagi menjadi

beberapa bagian yang meliputi:

a. Akuntabilitas Keuangan

Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban

mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan

terhadap peraturan perundangan. Sasaran pertanggungjawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

19

ini adalah laporan keuangan yang disajikan dan peraturan

perundangan yang berlaku yang mencangkup penerimaan,

penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh instansi pemerintah.

b. Akuntabilitas Manfaat

Akuntabilitas manfaat (efektifitas) memberi perhatian kepada

hasil dari kegiatan-kegiatan pemerintah. Dalam hal ini, seluruh

aparat pemerintah dipandang berkemampuan menjawab

pencapaian tujuan (dengan memperhatikan biaya dan manfaat)

dan tidak hanya sekedar kepatuhan terhadap kebutuhan

birokrasi atau prosedur.

c. Akuntabilitas Prosedural

Akuntabilitas prosedural merupakan pertanggungjawaban

mengenai apakah suatu prosedur penetapan dan pelaksanaan

suatu kebijakan telah mempertimbangkan masalah moralitas,

etika, kepastian hukum, dan ketaatan pada keputusan politis

untuk mendukung pencapaian tujuan akhir yang telah

ditetapkan.

Menurut Baston and Gill (2011), praktik akuntabilitas memiliki

beberapa orientasi, yaitu orientasi pada proses dengan sebagian besar

berfokus pada kepatuhan, orientasi yang berfokus pada perilaku

dengan integritas dan kejujuran, serta orientasi pada output dan

outcome sebagai wujud kualitas kinerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

20

3. Akuntabilitas di Organisasi Keagamaan

Pola pertanggungjawaban pada organisasi keagamaan terbilang

masih sederhana. Pada organisasi keagamaan, pengelola (pengurus

dan pengawas) organisasi bertanggungjawab kepada umat atau

pengikut agama yang disampaikan dalam sebuah pertemuan

umat/warga atau rapat dengan masyarakat yang menggunakan

organisasi keagamaan (Halim, 2012: 459) .

Menurut Halim (2012: 459) pola pertanggungjawaban di organisasi

keagamaan dapat dibedakan menjadi 2 sifat, salah satunya adalah

pertanggungjawaban horizontal. Pertanggungjawaban horizontal

adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas, khususnya

pengguna atau penerima layanan organisasi keagamaan yang

bersangkutan.

4. Dimensi Akuntabilitas Pada Organisasi Gereja

Berdasarkan hasil penelitian Randa (2015) praktik akuntabilitas

dalam organisasi keagamaan meliputi 3 dimensi , yaitu :

a. Dimensi Spiritual

Pada dimensi akuntabilitas spiritual, praktik akuntabilitas

spiritual dilakukan sepenuhnya oleh umat sebagai akar

rumput Gereja. Umat diwajibkan melaksanakan kegiatan

religius serta kerelaan dalam melayani Tuhan dengan sepenuh

hati. Akuntabilitas spiritual menempatkan setiap individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

21

sebagai anggota organisasi melalui pembaptisan, menerima

Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

b. Dimensi Kepemimpinan

Dalam organisasi Gereja dijumpai model kepemimpinan

yang berusaha mengedepankan unsur pelayanan yang menjadi

perwujudan dari model kepemimpinan Sang Kristus sebagai

tokoh sentral dalam Gereja.

c. Dimensi Keuangan

Praktik Akuntabilitas keuangan dalam organisasi gereja yang

ditemukan berbentuk hirarki pada masing-masing tingkatan

organisasi dan sentralistik pada pimpinan masing-masing

hirarki. Realitas tersebut meneguhkan penelitian sebelumnya

bahwa organisasi keagamaan bersifat expressive dan

cenderung menolak praktik akuntabilitas karena terikat dengan

nilai yang telah lama dianut dan peran pemimpin yang sangat

dominan.

D. Penelitian Terdahulu

1. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jayasinge pada tahun

2009 yang berjudul "Religious “Spirit” and Peoples' Perceptions of

Accountability in Hindu and Buddhist Religious Organizations",

praktik akuntabilitas dalam masyarakat Hindu dan Buddha sangat

dipengaruhi oleh kepercayaan, aspirasi, kesetiaan, patronase, status

sosial, kekuasaan dan persaingan. Praktek akuntabilitas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

22

diimplementasikan hanya sebatas “ritual seremonial” yang bertujuan

untuk memperkuat citra benar dan bijaksana kuil untuk masyarakat

religius. Penelitian ini menganalisis bagaimana organisasi keagamaan

Buddha dan Hindu menganggap praktek akuntabilitas yang rasional

dan berstruktur tetapi juga berdampingan dengan unsur – unsur

religius. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adaah metode

etnografi yang didasarakan pada dua studi kasus yang berbeda yaitu

pada sebuah candi Hindu dan kuil Budhha. Peneliti menggunakan

metode kualitatif dalam melakukan pengumpulan data. Data

dikumpulkan melalui observasi partisipan dan wawancara.

2. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh KGSS Dewi dan rekan

pada tahun 2015 yang berjudul “Konsep Akuntabilitas Keuangan

Dalam Organisasi Keagamaan” studi kasus pada Gereja Kerasulan

Baru Indonesia, Distrik Jawa Timur dan Bali menunjukkan bahwa : 1)

Proses pengelolaan keuangan dilakukan oleh perwakilan masing-

masing Gereja, yaitu pemangku jawatan, dan pertanggungjawaban

keuangan disampaikan kepada Kantor Cabang Yogyakarta lalu

Kantor Pusat Bandung. 2) Akuntabilitas keuangan dalam

pengelolaan keuangan terlaksana dengan baik, karna konsep

pengelolaan keuangan GKBI berbasis teologi dan melibatkan tenaga

profesional. Pada penelitian ini peneliti menganalisis bagaimana

praktik dan konsep akuntabilitas keuangan dalam Gereja dan

bagaimana jemaat mempercayai sepenuhnya pengelolaan keuangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

23

yang mereka sendiri tidak terlibat di dalamnya. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Data

dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Teknik

analisis yang digunakan melalui tiga tahapan yang terdiri atas: 1)

Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) Menarik kesimpulan.

3. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Fransiskus Randa pada

tahun 2011 yang berjudul “Akuntabilitas Keuangan Dalam Organisasi

Keagamaan” studi etnografi pada sebuah Gereja Katolik di Tanah

Toraja menujukan adanya praktik akuntabilitas tata kelola harta benda

gerejawi yang lebih baik di tingkat stasi. Hal ini dibuktikan dengan

pengelolahan dana stasi dan dana pembangunan telah dilaporkan

pertanggungjawabnnya kepada umat secara transparan dan

mengumumkan seluruh penerimaan dan pengeluaran pada setiap hari

Minggu. Dalam konteks organisasi paroki, praktik akuntabilitas tata

kelola harta benda gerejawi yang dijalankan oleh gereja paroki adalah

setengah hati. Praktik ini muncul karena ditopang aturan yang

menempatkan pemimpin gereja sebagai sentral yang mendorong style

para pastor cenderung sentralistik dan otoriter dalam mengelola harta

benda Gerejawi di tingkat paroki. Tujuan dari penelitian ini untuk

menggambarkan dan memaknai praktik akuntabilitas keuangan pada

organisasi gereja. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif

dan metode etnografi dalam melakukan penelitiannya. Teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

24

pengumpulan data dilakukan dengan cara obervasi partisipan dan

wawancara terbuka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus dengan metode

Kualitatif. Menurut Miles and Huberman (1994: 6-7) dalam Basrowi

dan Suwandi (2008: 22) penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan

berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok,

masyarakat atau organisasi dalam kehidupan sehari – hari secara

menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah. Penelitian ini dilakukan secara langsung di Gereja Kristen Jawa

Temon sehingga hasil analisis yang diperoleh hanya berlaku pada

objek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Gereja Kristen Jawa Temon.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2018 sampai

April 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

26

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Mabid

dan Komisi Gereja Kristen Jawa Temon

2. Objek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah praktik

pertanggungjawaban keuangan atas penggunaan dana gereja

setiap Mabid dan Komisi Gereja Kristen Jawa Temon.

D. Data yang Dibutuhkan

1. Gambaran umum Gereja Kristen Jawa Temon

a. Sejarah Gereja Kristen Jawa Temon

b. Sistem Pemerintahan Gereja Kristen Jawa Temon

d. Struktur Majelis Gereja Kristen Jawa Temon

e. Badan Pembantu Majelis Gereja Kristen Jawa Temon

2. Praktik pertanggungjawaban keuangan atas penggunaan dana

gereja setiap Mabid dan Komisi Gereja Kristen Jawa Temon

3. Laporan pertanggungjawaban keuangan dari setiap Mabid dan

Komisi Gereja Kristen Jawa Temon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

27

E. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Metode wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab

sambil tatap muka antara pewawancara dan informan atau orang

yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

wawancara. Wawancara akan dilakukan dengan Pendeta,

Bendahara, Mabid dan Komisi Gereja Kristen Jawa

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui media

tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat oleh subjek

yang bersangkutan. Data dokumentasi diperoleh dari gambaran

umum gereja dan arsip-arsip gereja mengenai pelaporan keuangan

setiap Mabid dan Komisi Gereja Kristen Jawa Temon.

F. Desain Penelitian

Desain Penelitian (tabel 3. 1) merupakan proses yang diperlukan

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang membantu

peneliti dalam pengumpulan dan menganalisis data. Desain penelitian

memberikan gambaran mengenai permasalan yang diteliti, sumber dan

metode pengumpulan data, proses pengumpulan data hingga

justifikasi. Berikut ini tabel desain penelitian yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

28

Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian Kualitatif

Pertanyaan

Penelitian

Sumber Data dan

Metode Pengumpulan

Aspek –

Aspek Praktis

Justifikasi

Bagaimana praktik

pertanggungjawaban

keuangan pada

organisasi

keagamaan Gereja

Kristen Jawa

Temon?

Dari internal gereja:

Wawancara:

1. Pendeta

2. Bendahara

3. Ketua Mabid

Kespel

4. Ketua Mabid

PWG

5. Ketua Mabid

Penatalayanan

6. Komisi

Pendukung

Ibadat

7. Ketua Komisi

Anak

8. Ketua Komisi

Kehartaan dan

Kerumahtangg

aan

9. Ketua Komisi

Dewasa

10. Ketua Tim

Verifikasi

Dokumentasi :

1. laporan

pertanggungjawab

an keuangan

mabid/komisi

2. laporan keuangan

gerja

Mendapatkan

askes melalui

kenalan dan

pengalaman

terjun

langsung

dalam

kepengurusan

komisi

pemuda

Wawancara:

Kurang lebih

5 jam total.

Setiap

wawancara

diawali

dengan

metode tidak

struktrur di

ikuti dengan

semi-

terstruktur.

Wawancara

dilakukan

secara tatap

muka dan

hampir

semuanya

direkam.

Analisis

dokumen :

total sekitar

10 jm

Pendeta, Majelis

dan Komisi

merupakan aktor –

aktor penting dalam

praktik

pertanggungjawaban

keuangan keuangan

di GKJ Temon.

Metode wawancara

tidak struktur di

awal setiap sesi

wawancara

bertujuan untuk

membuat peneliti

lebih sensitive

terhadap isu-isu

penting dari sebuah

situasi. Selain itu

juga membantu

peneliti

mengidentifikasi

konsep-konsep awal

yang perlu

dikembangkan lebih

jauh dalam

wawancara.

wawancara semi

terstruktur adalah

memberikan focus

kepada isu-isu yang

lebi spesifik.

Analisi dokumen

menyediakan

informasi tambahan

dan memvefifikasi

data yang diperoleh

dari wawancara

Sumber : (Effrein, 2012, 90-91)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

29

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh Miles dan

Huberman ( 1984: 21 – 23) dalam Emzir (2014). Dalam penelitian ini

ada tiga tahapan dalam analisis data, yaitu:

1. Reduksi Data

Tahapan reduksi data merupakan proses pemilihan,

pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian

data mentah yang dihasilkan dari catatan lapangan. Pada tahapan

ini data hasil transkip wawancara dan dokumen dipilih dan

difokuskan pada hal-hal yang berhubungan dengan proses

pertanggungjawaban keuangan Mabid dan Komisi. Adapun proses

pengajuan anggaran, pelaksanaan, dan pelaporan

pertanggungjawaban keuangan.

2. Penyajian Data

Tahapan penyajian data merupakan proses penyajian data hasil

transkip wawancara dan dokumen yang telah di reduksi dalam

bentuk teks naratif atau kata – kata. Pada tahapan ini data data hasil

transkip wawancara dan dokumen yang dituangkan dalam teks

naratif atau kata – kata untuk menjawab rumusan masalah (Bab V)

sehingga menghasilkan informasi yang jelas dan dapat dipahami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

30

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tahapan merumuskan makna

atau memutuskan kesimpulan dari data yang telah disajikan dalam

teks naratif secara menyeluruh (Bab VI). Tujuan dari penarikan

kesimpulan ini untuk menghasilkan informasi akhir yang lebih

jelas, eksplisit dan mendasar.

H. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan

melalui subjek yang bersangkutan berdasarkan hasil wawancara

yang telah dilakukan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secata tidak langsung atau

data yang diperoleh dari pihak lain. Data sekunder ini meliputi:

a. Gambaran umum Gereja Kristen Jawa Temon

b. Laporan pertanggungjawaban keuangan setiap Mabid dan Komisi

Gereja Kristen Jawa Temon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

31

BAB IV

GAMBARAN UMUM GEREJA KRISTEN JAWA TEMON

A. Sejarah Geraja Kristen Jawa Temon

1. Injil Dari Perbukitan Bagelen (1884)

Temon merupakan sebuah kota kecamatan, letaknya paling barat

wilayah kabupaten Kulon Progo,Yogyakarta, berbatasan dengan

Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Wilayah Temon meliputi pesisir

pantai selatan hingga sebagian dari pegunungan Menoreh. Sebagain

besar penduduknya adalah Jawa, hidup berpencaharian agraris

sifatnya, oleh sebab itu, latar belakang kepercayaan dan

kebudayaannya juga berkaitan erat dengan alam agraris.

Bibit kawit orang Kristen di Temon adalah Ranoetika, keluarga

Wiroreso, serta keluarga ibu Gunemtrantiko-Setrosetiko. Dari ketiga

keluarga besar inilah kekristenan di Temon semakin hari semakin

berkembang. Asal-muasal ketiga keluarga ini menjadi Kristen adalah

keaktifan mereka mengikuti pengajian Kristen. Bagi mereka yang

berlatar belakang Islam Abangan, dengan adanya pengajian elmu baru

(Kristen) adalah hal yang mesti untuk tidak disia-siakan. Adapun guru

ngaji elmu Kristen berasal dari Jelok (utara Bagelen) bernama Simon

Wirasana adalah penatua jemaat di Jelok, yang juga sebagai pekabar

Injil awam semasa kekristenan Sadrac

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

32

Setelah pengajian Kristen dianggap cukup, tibalah waktu mereka

dibaptis. Pelaksanaan baptisan bertempat di Jelok, karena Pdt. J.

Wilhelm yang akan membaptis tidak diperbolehkan membaptis di

wilayah kasultanan Yogyakarta. Hal itu untuk mengantisipasi sesuatu

hal yang tidak diinginkan. Bisa jadi setelah mereka dibaptis dan

sudah Kristen, mereka akan mendapatkan sangsi karena sebagai

rakyat Yogyakarta yang katanya dilarang beragama lain kecuali

Islam. Tahun 1884 dilaksanakan baptisan untuk pertama kalinya bagi

orang Temon yang dilaksanakan di Jelok oleh Pdt. J. Wilhelm.

Keluarga Yohanes Ranoetika beserta rombongan sementara waktu

tinggal di Jelok setelah prosesi pembabtisan selesai.. Setelah mereka

diberi tahu bahwa tidak ada sesuatu hal yang ditakutkan karena telah

berpindah agama menjadi Kristen, maka Yohanes Ranoetika dan

semua anggota rombongan itu pulang ke tempat masing-masing. Dan

benar, tidak ada permasalahan apa-apa sehubungan dengan kasultanan

Yogyakarta. Mereka kembali beraktifitas seperti biasanya, di tempat

tinggal masing-masing. Setelah baptisan itu, di antara mereka dengan

semangat menceritakan pengalaman baru sebagai orang Kristen. Ada

banyak di antara mereka yang tertarik. Merekapun akan datang bila

ada pengajian elmu Kristen lagi.

2. Injil Tumbuh Subur di Tanah Temon (1885-1890)

Setelah peristiwa baptisan bagi rombongan Ranoetika (tahun 1884),

kegiatan pengajian elmu Kristen semakin semangat. Peserta pengajian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

33

elmu semakin banyak, dan kapasitas tempat tidak mencukupi, maka

untuk peserta pengajian dari Selong, Palihan, akan dilayankan

tersendiri di Selong.

Setahun setelah kekristenan bertumbuh di wilayah Temon dan

sekitarnya, terjadilah peristiwa yang menggoncangkan yaitu, adanya

peristiwa Tengger Brosot, di mana orang Kristen difitnah sebagai yang

mendirikannya. Di antara orang Kristen Temon takut dicap sebagai

pemberontak, sehingga secara teratur banyak yang mundur dari

paguron Kristen. Maka demi menyelamatkan diri dari ancaman akibat

tuduhan-tuduhan yang palsu, banyak di antara mereka yang akhirnya

keluar dari kekristenan. Namun hal ini tidak terjadi bagi kerabat

Ranoetika, walaupun banyak di antara kerabat Kristen yang akhirnya

mundur karena takut ikut dicap pemberontak, dia tetap tegar dan tekun

sebagai Orang Kristen. Kayakinan mereka dikuatkan dengan adanya

Kyai Sadrach sebagai guru yang bertanggungjawab, sekali waktu

sering mengunjungi pengikutnya termasuk di Temon dan Selong.

Selang beberapa waktu kekristenan mulai tumbuh kembali.

Baptisan bagi orang Temon kedua kalinya yaitu pada keluarga

Kromodrono. Kharisma Sadrach benar-benar menebar pesona begitu

besar. Periode tahun 1885 –1890 kekristenan di Temon mengalami

perkembangan yang sangat cepat, sudah ada ratusan orang Temon

yang menjadi Kristen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

34

Orang Temon yang menjadi Kristen tidak merasa berbeda

kebiasaan seperti sebelum menjadi Kristen. Mereka tetap sebagai

orang Jawa seperti lainnya, hal ini karena kekristenan yang diajarkan

oleh para pengikut Sadrach. Penekanan pada spiritualitas dan

kelestarian adat Jawa dalam kehidupan jemaat menambah daya

tariknya. Bagi orang Temon sebagai orang Jawa setelah masuk

Kristen, kejawaan mereka merasa menjadi lebih bermakna.

3. Panenan Injil Tertimpa Bencana (1891-1892)

Masa panenan Injil besar-besaran terjadi di Jawa Tengah, dimulai

oleh para pembantu Philips-Stevens, yakni Abisai Reksadiwangsa,

Taroeb, dan Sadrach mengalami malapetaka hebat. Berita yang

didengar bahwa Pdt. J. Wilhelm - yang diutus oleh badan Zending

NGZV (Nederlandche Gereformeerde Zendings Vereeniging), yang

dengan senang hati melayani sakramen baik baptisan maupun

perjamuan kudus bagi orang Kristen Jawa dan sering bersama Sadrach

melakukan kunjungan ke jemaat-jemaat mendadak meninggal dunia.

Wafatnya Pdt. J. Wilhelm menimbulkan banyak tanya tanya bagi

Ranoetika dan kerabat Kristen di Temon. Cara meninggal Pdt.

Wilhelm agaknya ada kaitannya dengan kekecewaan mendalam yang

ia alami. Masa-masa sepeninggal Pdt. J. Wilhelm sangat

mempengaruhi kekristenan orang Jawa karena pelayanan baptis dan

perjamuan kudus tidak lancar seperti Pdt. J. Wilhelm masih melayani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

35

Kekristenan yang terjadi di Purworejo, berimbas langsung di

Temon. Kekristenan yang baru tumbuh sumbur tertimpa musibah

konflik ajaran yang begitu merisaukan. Rasa damai yang sebelumnya

dialami oleh orang - orang Temon yang menjadi Kristen pupus . Justru

setelah masuk Kristen mereka menjadi tidak nyaman hidupnya. Tidak

sedikit tetangga dan kerabat yang mulai menyingkiri mereka karena

masuk Kristen. Sebagian kerabat Kristen yang masih labil berbalik

kepada kepercayaan lama, dan meninggalkan kekristenan. Namun

tidak bagi Ranoetika, Gunemtrantiko dan Wiroreso. Ia dan

keluarganya telah mantap berpredikat Kristen. Walaupun ia dan

sebagian kerabatnya, akhirnya memilih bergabung dengan kekristenan

zending, lebih dipahami sebagai upaya mencari aman.

4. Kristen Jawa Mulai Berbaju Barat (1892-1900)

Bagi Ranoetika dan sebagian kerabat Kristen di Temon, ketika terjadi

„konflik‟ antara Sadrach dengan badan zending NGZV, dan akhirnya

dia dan sebagian kecil kerabat Kristen memilih bergabung dengan

Gereja Zending Gereformeerd, sebagai pilihan yang tidak lebih

sebagai perlindungan dan rasa aman. Walaupun demikian hal ini

menjadi sangat berat, karena harus melepaskan kekristenan yang

asimiliatif terhadap adat Jawa, kemudian harus menjalani kekristenan

zending yang antagonis terhadap adat-istiadat –tradisi Jawa. Hal ini

terjadi tidak berselang lama Pdt. Wilhelm wafat (1892), badan misi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

36

NGZV berakhir dan diganti dengan Zending Gereformeerd Kerken

Nederlands (ZGKN).

Misionaris Gereja (ZGKN) mulai gencar menebarkan pengaruhnya

bahwa ajaran Kristen yang telah diterima sebelumnya (melalui pekabar

Injil awam), harus dimurnikan karena sudah menyimpang. Dari sinilah

pranata-pratana baru dengan adanya larangan-larangan bagi

kekristenan mulai muncul. Larangan itu antara lain, bila tetap menjadi

orang Kristen yang benar sarung yang mereka pakai harus diganti

dengan pantalon, harus mengenakan sepatu, harus berambut pendek,

tidak boleh mendengarkan gamelan, tidak boleh melihat pertunjukan

wayang, tidak boleh disunat, tidak boleh hadir dalam slametan dan

kendhuren, tidak boleh menyanyikan tembang, tidak boleh

membersihkan kuburan nenek-moyang, anak-anak tidak boleh bermain

dolanan seperti macanan, cirak, dsb. Semua larangan tersebut

dimaksudkan untuk mengasingkan orang Kristen Jawa dari

lingkungannya, dan bukan karena alasan teologis yang dapat

dipertanggungjawabkan.. Berbagai tuduhan dilontarkan yang berkedok

teologis bahwa Sadrach telah melakukan sinkretisme, bahwa ia adalah

guru ngelmu yang mencampuradukkan Kejawen, Hindu dan Islam.

Kekristenan di Temon semenjak campur tangan para zendeling

Belanda semakin menunjukkan perubahan yang mencolok.

Kekristenan yang mula-mula bersifat asimilatif menjadi antagonis-

kontradiktif terhadap adat dan tradisi Jawa. Sikap superioritas para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

37

misionaris Zending yang menganggap bahwa kekristenan harus

menaklukkan adat-istiadat setempat.

Kedatangan misi Barat yang diutus Gereja, menggantikan Badan

zending NGZV, semakin mempertegas jarak antara kekristenan Jawa

Zending dengan kekristenan Sadrach. Hal ini juga yang akhirnya

terjadi penegasan aliran kekristenan Sadrach dan kekristenan Zending.

Kekristenan di Temon pada tahun 1894, menyatakan lepas dari

kekristenan Kyai Sadrach, dan tunduk kepada NGZV (Nederland

Gereformeerd Zending Vereniging). Waktu itu warga Kristen Temon

tinggal 32, sebagian yang lain masih ikut Kerasulan di Selong.

5. Masa Jemaat Dewasa (1900-1939)

Pada tahun Perubahan paradigma pekabaran Injil di Gereja

Belanda. Melalui sinode Middleburg (1896), pekerjaan Zending di

Jawa Tengah Selatan diserahkan kepada Gereja Gereformeerd di

negeri Belanda. Gereja-gereja setempat di Belanda berhubungan

langsung dengan gereja - gereja sejawa. Pengambilalihan pekerjaan

Zending tidak berselang lama dengan jemaat di Purworejo dan di

Temon didewasakan.

Pada kebaktian hari Minggu 11 Maret 1900 pdt. L. Andriaanse

menetapkan Jemaat Kristen Jawa Temon sebagai jemaat mandiri di

bawah asuhan Gereja Gereformeerd. Jemaat Temon dimandirikan

sebagai Pasamoewan Kristen Gereformeerd ing Temon, jumlah warga

pada saat itu berjumlah 36 orang. Pendewasaan gereja di Temon itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

38

tidak berselang lama, sekitar satu bulan setelah jemaat di Purworejo

yang terlebih dahulu didewasakan. Pengertian sebagai jemaat dewasa

adalah mampu menata dan mengatur kehidupan jemaat setempat oleh

diri mereka sendiri.

Berdasarkan keputusan sidang Sinode Persatuan 1949 dan sejak

1956, nama Pasamoewan Kristen Gereformeerd ing Temon diganti

menjadi Gereja Kristen Djawa di Temon,

B. Lokasi Gereja Kristen Jawa Temon

Gereja Kristen Jawa (GKJ) Temon beralamat di Kaliwangan Lor,

Temon Kulon, Temon, Kulon Progo, Yogyakarata 55654, Tlp: 0274 –

7486030.

C. Visi Misi Gereja Kristen Jawa Temon

Gereja Kristen Jawa Temon menuju kepada kedewasaan yang penuh

dan kemandirian dalam hal daya, dana dan teologia.

D. Tata Pelayanan Gereja Kristen Jawa Temon

Gereja Kristen Jawa (GKJ) Temon dalam pelayanannya menganut

sistem presbyterial. Sistem gereja presbyterial menempatkan majelis

gereja memiliki kedaulatan sendiri untuk mengatur dan mengelola gereja.

Berikut ini struktur tata pelayanan GKJ Temon:

1. Ketua Umum

2. Sekretaris Umum

3. Sekretaris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

39

4. Bendahara Umum

5. Bendahara

6. Bidang Ibadat

a. Komisi Pendukung Ibadat :

7. Bidang Pemeliharaan Warga Gereja (PWG)

a. Komisis Anak

b. Komisi Pemuda Remaja

c. Komisi Dewasa

d. Komisi Adiyuswa

e. Komisi Wanita Mandiri

8. Bidang Kesaksian Pelayanan (Kespel)

a. Komisi Diakonia

b. Komisi Pangruktilaya

c. Komisi Hubungan Masyarakat & Pemerintah

9. Bidang Penatalayanan

a. Komisi Kehartaan dan Kerumahtanggaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

40

E. Struktur Organisasi Gereja Kristen Jawa Temon

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi GKJ Temon

Keterangan :

Garis Penugasan/Tanggungjawab

Garis Hubungan Pelayanan/Koordinasi

Sumber: Laporan Pelaksanaan Progam tahun 2017

MAJELIS PLENO

MPH

KOPERASI ARUM

PAUD BEN SADA

TK SERUNI IV & V

Sanggar Kegiatan

PEPANTHAN

TIM VERIFIKASI

Kuestor Koster TU

YPK WIDODO

MABID

IBADAT

MABID

PENATALAYANAN

Komisi

Pendukung

Ibadat

MABID

KESPEL

Komisi Anak

MABID PWG

Komisi

Pemuda/Remaja

Komisi Dewasa

Komisi Adiyuswo

Komisi Wanita

Mandiri

Komisi Diakonia

Komisi

Hub.Masyarakat

& Pemerintah

Komisi Kehartaan

&

Kerumahtanggaan

Komisi

Pranguptiloyo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

41

F. Uraian Tugas Majelis, Komisi, dan Tim Verifikasi

1. Majelis Pelaksana Harian

a. Ketua Umum

1) Menjadi pemimpin bersama dengan sekretaris umum dalam

setiap rapat majelis.

2) Menjadi penanggungjawab umum segala sesuatu yang terjadi

atas gereja dan atas yang dilakukan gereja, mewakili majelis

dan gereja baik ke dalam maupun ke luar.

3) Bersama sekretaris umum berwenang menandatangani surat –

surat gereja.

b. Sekretaris Umum

1) Bersama ketua umum menjadi pemimpin rapat majelis.

2) Bertanggungjawab atas keadministrasian gereja meliputi:

agenda persuratan, kearsipan, dokumentasi, inventarisasi, dan

pengawasan atas tenaga kerja TU gereja

3) Bersama ketua umum berwenang menandatangani surat – surat

gereja.

c. Sekretaris

1) Bertanggungjawab atas penunjukan dan mewakili tugas

sekretaris umum.

2) Mempersiapkan dan mencatat peristiwa – peristiwa dalam rapat

majelis, diantaranya notulen rapat, dan daftar hadir rapat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

42

d. Bendahara Umum

1) Bertanggungjawab atas pengelolahan keuangan gereja,

termasuk tugas utama pengarahan dan pengawasan terhadap

tugas kuestor gereja.

2) Bertanggungjawab atas pengeluaran dana yang bersifat

insidentil, setelah dikonsultasikan dan persetujuan ketua umum.

3) Mempersiapkan informasi keuangan untuk pelaporan dalam

rapat majelis maupun dalam rangka verifikasi keuangan gereja.

e. Bendahara

1) Mewakili dan membantu tugas bendahara umum untuk tugas

butir 1.

2) Bersama dengan bendahara umum mempersiapkan informasi

keuangan untuk pelaporan dalam rapat majelis maupun dalam

rangka verifikasi keuangan gereja.

2. Majelis Bidang

a. Majelis Bidang Ibadat

1) Menyusun dan memastikan terlaksananya jadwal pelayanan

ibadat.

2) Mengampu dan mengkoordinasikan Komisi Pendukung Ibadat

untuk memastikan daftar liturgi ibadat dalam melaksanakan

progam pelayanannya.

3) Mengampu Komisi Pendukung Ibadat dalam melaksanakan

progam pelayanannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

43

4) Pendampingan atas kepanitiaan/tim pelaksana untuk

momentum/agenda ibadat khusus.

5) Melaksanakan progam tahunan Majelis Bidang Ibadat dan

melaporkan serta mempertanggungjawabkan secara rutin pada

rapat majelis.

b. Majelis Bidang Pembinaan Warga Gereja (PWG)

1) Mengampu dan mengkoordinasikan Komisi Anak, Remaja

Pemuda, Dewasa, Wanita Mandiri, serta Adiyuswo dalam

melaksanakan progam kegiatan.

2) Melaksanakan pembinaan kategorial umur dan profesi warga

gereja dalam rangka pemeliharan iman warga.

3) Memotivasi warga dalam kegiatan kunjungan antar warga.

4) Mengkoordinasikan pendampingan terhadap warga yang

sedang mengalami pergumulan iman.

5) Melaksanakan progam tahunan Majelis Bidang PWG dan

melaporkan secara rutin dalam rapat majelis.

c. Majelis Bidang Kesaksian Pelayanan

1) Mengampu dan mengkoorsinasikan Komisi Diakonia dan

Pangruptiloya dalam melaksanakan progam kegiatan.

2) Memotivasi dan melaksanakan Kesaksian Iman melalui

kegiatan diakonia masyarakat dan kepedulian sosial.

3) Meneruskan pemberitaan lelayu sampai kepada kelompok,

pepanthan, dan mengkordinasikan upacara pangrutiloya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

44

4) Melaksanakan progam tahunan Majelis Bidang Kesaksian

Pelayanan dan melaporkan secara rutin dalam rapat majelis.

d. Majelis Bidang Penatalayanan

1) Mengampu dan mengkordinasikan Komisi Kehartaan dan

Kerumahtanggaan dalam melaksanakan progam kegiatan.

2) Bertanggungjawab atas perawatan dan pemeliharaan gedung –

gedung milik gereja beserta area lingkungannya.

3) Melaksanakan progam tahunan Majelis Bidang Penatalayanan

dan melaporkan secara rutin pada rapat majelis.

3. Badan – Badan Pelayanan Gereja

a. Komisi Pendukung Ibadat

1) Memastikan daftar liturgi dan penugasan pendukung ibadat.

2) Mengkoordinasikan tersedianya liturgy dan petugas pendukung

ibadat khusus,

3) Mengkaderisasikan pengiring musik ibadat untuk tingkat

lanjutan maupun pemula.

4) Melaksanakan progam tahunan Komisi Pendukung Ibadat dan

melaporkan tugasnya kepada mejlis gereja melalui Majelis

Bidang Ibadat.

b. Komisi Anak

1) Menyelenggarakan kegiatan pembinaan anak yaitu pelayanan

sekolah minggu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

45

2) Memotivasi terbinanya anak – anak warga gereja menjadi anak

yang berbakti kepada orang tua dan Tuhan.

3) Menyelenggarakan pembinaan anak baik iman, moral maupun

perilaku kristiani melalui kegiatan – kegiatan rutin diluar

sekolah minggu.

4) Melaksanakan progam Komisi Anak dan melaporkan tugasnya

kepada majelis gereja melalui Majelis Bidang PWG.

c. Komisi Remaja dan Pemuda

1) Menyelenggarakan pembinaan remaja – pemuda khususnya

dalam kegiatan Persekutuan Remaja – Pemuda.

2) Pendampingan dalam rangka pengembangan talenta remaja –

pemuda dan memotivasi remaja – pemuda berperan dalam

pelayanan gerejawi sesuai kemampuan.

3) Atas persetujuan majelis dapat mengadakan hubungan

kerjasama dengan pihak lain dalam rangka pembinaan remaja –

pemuda.

4) Melaksanakan progam Komisi Remaja – Pemuda dan

melaporkan tugasnya kepada majelis gereja melalui Majelis

Bidang PWG.

d. Komisi Dewasa

1) Menyelenggaran pembinaan warga dewasa keluarga muda

rentang usia 25 – 45 tahun dengan materi materi pembinaan

actual sesuai kebutuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

46

2) Memotivasi keterlibatan aktif warga dewasa dalam pelayanan

gereja

3) Pendampingan iman terhadap keluarga yang terkena musibah

maupun yang sedang mengalami pergumulan hidup.

4) Melaksanakan progam Komisi Dewasa dan melaporkan

tugasnya kepada majelis gereja melalui Majelis Bidang PWG.

e. Komisi Adiyuswa

1) Menyelenggarakan pembinaan warga adiyuswa melalui

persekutuan (PA/PD).

2) Pendampingan terhadap warga adiyuswo yang tertimpa

masalah.

3) Memotivasi warga adiyuswa untuk berkehidupan atis dan

keteladanan sebagai sesepuh dalam kehidupan bergerja dan

bermasyarakat.

4) Melaksanakan progam Komisi Adiyuswa dan melaporkan

progam kegiatannya kepada majelis gereja melalui Majelis

Bidang PWG

f. Komisi Wanita Mandiri

1) Melaksanakn pendampingan bagi para janda yang berusia 60

tahun ke atas maupun yang belum berusia 60 tahun.

2) Melakukan pendampingan bagi para perempuan lajang yang

memastikan tidak berkeluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

47

3) Melaksanakan progam Komisi Wanita Mandiri dan melaporkan

progam kepada majelis gereja melalui Majelis Bidang PWG.

g. Komisi Pangrutiloyo

1) Melaksanakan perawatan jenazah dan memastikan tersedianya

peti dan perlengkapan terkait.

2) Memotivasi warga greja agar terampil merawat jenazah dengan

pengkaderan yang berkesinambungan.

3) Melaksanakan pendampingan dan pralenan bagi keluarga yang

baru ditinggal anggotanya yang dipanggil Tuhan.

4) Melaksanakan progam Komisi Pangruktiloyo dan melaporkan

pelaksanaan progam kegiatan kepada majelis gereja melalui

Majelis Bidang Kesaksian Pelayanan.

h. Komisi Diakonia

1) Mengelola dan menyalurkan bantuan dana bagi warga kurang

mampu.

2) Menyalurkan bantuan dana bagi anak usia sekolah dari

keluarga kurang mampu.

3) Memotivasi, mengupayakan dan menyalurkan partisipasi

bantuan warga jemaat bagi warga gereja/warga masyarakat

yang dirasa perlu bantuan, warga sakit, dan keluarga kurang

mampu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

48

4) Melaksanakan progam Komisi Diakonia dan melaporkan

pelaksanaan progamnya kepada majelis gereja melalui Majelis

Bidang Kesaksian Pelayanan.

i. Komisi Kehartaan dan Kerumah – tanggaan

1) Melaksanakan perawatan dan kebersihan gedung – gedung

milik gereja.

2) Memastikan keberadaan bukti fisik dan pemeliharaan

inventaris maupun harta milik gereja.

3) Melakukan pencatatan harta milik gereja pada buku daftar

inventaris yang dataya diperbarui tiap tahunya.

4) Melaksanakan progam Komisi Kehartaan dan Kerumah –

tanggaan serta melaporkan pelaksanaan progamnya kepada

mejelis gereja melalui Majelis Bidang Penatalayanan.

4. Tim Verifikasi

a. Mengadakan pemeriksaan secara berkala atas pengelolahan

keuangan gereja.

b. Mengadakan pemeriksaan atas harta milik gereja.

c. Mengevaluasi pelaksanaan RAPBG.

d. Mengadakan pemeriksaan managemen perbendaharaan sesuai

dengan progam tahunan Majelis dan Komisi.

e. Mengevaluasi pelaksanaan progam majelis, majelis bidang,

maupun komisi – komisi, tim dan badan – badan yang ada dalam

lingkup pelayanan GKJ Temon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

49

f. Menyampaikan hasil pemeriksaan dan evaluasi kepada majelis

gereja baik tiap semester maupun akhir tahun anggaran atau

pelayanan.

G. Gambaran Umum Gereja Kristen Jawa Temon

1. Wilayah Pelayanan

Pada dasarnya pelayanan di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Temon tidak

mengenal batas wilayah tetapi domisili. Sebagian besar warga berada

di wilayah Kecamatan Temon, selain itu juga ada warga yang

berdomisili di Kecamatan Kokap,Wates, Purwodadi, Bagelen. GKJ

Temon dalam melakukan pelayanan membagi wilayahnya menjadi

empat bagian, yaitu :

a. Gereja Kristen Jawa Temon (Induk)

b. Gereja Kristen Jawa Temon Pepanthan Seling

c. Gereja Kristen Jawa Temon Pepanthan Kalidengan

d. Gereja Kristen Jawa Temon Pepanthan Glagah

2. Jumlah Jemaat

Jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Temon sampai akhir tahun 2017

berjumlah 942 jiwa, terdiri atas 281 KK. Data jemaat ini berdasarkan

data yang dihimpun Majelis GKJ Temon. Berikut ini table jumlah

jemaat setiap wilayah berdasarkan status (dewasa/anak).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

50

Table 4.1 Jumlah Jemaat GKJ Temon Berdasarkan Status (Dewasa/Anak)

No Kelompok

Dewasa Anak Luar

Daerah

Jml

L P Jml L P Jml L P Jml

1 Sekitar Gereja 45 51 96 19 19 39 17 18 35 170

2 Sekitar Pasar 44 50 94 14 14 28 12 9 21 143

3 Immanuel 38 43 81 10 11 21 9 11 20 122

4 Jarak Jauh

Barat

11 8 19 5 1 6 3 2 5 30

5 Jarat Jauh

Timur

15 6 21 10 15 25 0 2 2 48

6 Seling 76 88 163 32 30 62 12 11 23 248

7 Glagah 38 42 80 13 16 29 9 6 15 124

8 Kalidengen 18 21 39 9 4 13 2 3 5 57

Jumlah 285 309 594 112 110 222 64 62 126 942

Sumber: Laporan Pelaksanaan Progam tahun 2017

3. Pendeta yang Pernah Melayani di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Temon

Gereja Kristen Jawa (GKJ) Temon memiliki Pendeta sendiri

setelah kurang lebih 40 tahun jemaat Temon didewasakan. Pada tahun

1939 dilakukan pentabisan Pendeta untuk pertama sebagai pendeta

pertama di jemaat Temon. Berikut ini Pendeta yang pernah melayani di

GKJ Temon.

Table 4.2 Pendeta yang Pernah Melayani di GKJ Temon

No Nama Pendeta Tahun Melayani

1. Saido Atmo Soemarto 1939 – 1973

2. Budi Sudarto 1973 – 1980

3. Kuswala Sasono Budiarto 1980 – 1991

4 Kristian Prawoko 1997 – sekarang

Sumber: Sejarah Gereja Kristen Jawa Temon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

51

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Daftar Responden

Untuk mengetahui bagaimana praktik pertanggungjawaban

keuangan yang dijalankan pada organisasi keagamaan Gereja Kristen Jawa

Temon, responden diambil dari perwakilan masing – masing Majelis

Bidang dan Komisi. Majelis Bidang dan Komisi merupakan bagian dari

pelaksana pemerintahan gereja yang turut andil dalam penggunaan

anggaran gereja. Responden yang diambil adalah responden yang

bertanggungjawab penuh dalam pelaksanaan kegiatan maupun pelaporan.

Berikut ini daftar responden yang telah diwawancarai oleh peneliti.

Table 5.1 Daftar Responden Penelitian

No Tanggal

Nama

Responden Lama Wawancara Keterangan

1 12/3/2018 Ibu Rahmindarti 41 Menit 5 Detik Komisi Anak

2 13/03/2018 Ibu Wagini 24 Menit 13 Detik Mabid Kespel

3 13/03/2018

Bpk. FX

Mardiono 21 Menit 13 Detik Mabid PWG

4 13/03/2018 Ibu Ernawati S 24 Menit 13 Detik Komisi Dewasa

5 16/03/2018

Bpk. Elieser Tito

P 29 Menit 30 Detik Mabid Penatalayanan

6 18/03/2018

Ibu Wahyu

Sulistyani 25 Menit 20 Detik Bendahara

7 04/03/2018

Ibu Nunung

Kuntari 26 Menit 34 Detik Tim Verifikasi

8 9/04/2018

Pdt. Kristian

Prawoko

1 Jam 5 Menit 22

Detik Pendeta/Mabid Ibadat

9 9/04/2018

Ibu Kristina

Dewi S 14 Menit 36 Detik Komisi Pendukung Ibadat

10 11/04/2018 Ibu Wakijem 18 Menit 10 Detik Komisi Pranguptilaya

11 11/04/2018 Ibu Ardinawai

32 Menit 32 Detik

Komisi kehartaan dan

Kerumahtangaan

Sumber : Data olahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

52

B. Hasil Analisis Data

Berikut ini adalah deskripsi hasil wawancara dan dokumentasi

mengenai praktik pertanggungjawaban keuangan pada organisasi

keagamaan Gereja Kristen Jawa Temon.

1. Alur Pelaporan Pertanggungjawaban Mabid dan Komisi

Gereja Kristen Jawa Temon telah memiliki alur pelaporan

pertanggungjawaban yang telah ditetapkan. Berdasarkan pernyataan

narasumber Bapak Pdt. Kristian Prawoko selaku Majelis Pelaksana

Harian dan ketua Mabid ibadat mengungkapkan bahwa :

“Yang pasti anggota personalia majelis bidang itu dan juga komisi

harus membuat pelaporan, nah disampaikan kepada siapa, ya

disampaikan kepada gereja dalam hal ini majelis. Komisi dalam

penyerahan laporan melewati mabid terkait, disamping itu mabid

juga harus menyerahkan laporan mereka”.

Narasumber lain selaku komisi juga mengungkapkan bahwa:

“Akhir tahun menjelang awal tahunlah itu sudah diadakan rapat di

Mabid PWG, itu untuk rapat persiapan penyampaian progam yang

telah dilaksanakan jadi pertanggungjawabannyalah, laporan dan

termasuk pelaksanaan kegiatan dan anggaranya. Setelah itu kita

sampaikan secara tertulis dengan ditanda tangani masing masing

komisi dengan mengetahui majelis terkait dan kita serahkan

laporan itu ke mabid pwg. Jadi seperti itu prosedurnya kita

rapatkan dulu kita evaluasi dan kita serahakan laporan dan bentuk

laporan pelaksana kegiatan dan keuangan. Nanti mabid yang akan

menyerahkan ke gereja”.

Dari kedua pernyataan narasumber tersebut dapat disimpulkan

bahwa Komisi dalam penyerahan pelaporan pertanggungjawaban harus

melewati Majelis Bidang (Mabid) yang menaunginya, kemudian

Mabid yang bertanggungjawab akan menyerahkannya kepada Majelis

Gereja. Majelis Bidang selain menyerahkan laporan dari Komisi juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

53

harus menyerahkan laporan pertanggungjawaban atas anggaran

progam kerja yang dilaksanakan.

Alur pertanggungjawaban yang sudah jelas ( Gambar 5. 1) ini

mempermudah dalam menentukan siapa aktor yang bertugas dalam

pembuatan laporan, siapa yang akan menerima serta untuk siapa

laporan tersebut. Majelis Bidang dan Komisi merupakan aktor yang

bertanggungjawab membuat laporan pertanggungjawaban atas progam

kegiatan yang mereka jalankan. Laporan pertanggungawan tersebut

akan diserahkan kepada gereja dalam hal ini Majelis dan akan

digunakan sebagai bahan rapat majelis terbuka. Dalam rapat majelis

terbuka semua jemaat yang berkenan diperbolehkan hadir untuk

menyaksikan dan mengetahui laporan tersebut. Berikut ini alur

pelaporan pertanggungajawaban Mabid dan Komisi Gereja Kristen

Jawa Temon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

54

Gambar 5.1 Alur Pelaporan Pertanggungjawaban Mabid dan Komisi

Gereja Kristen Jawa Temon

Sumber: Data Olahan

2. Praktik Pertanggungajawaban Keuangan Mabid dan Komisi

Kerangka pertanggungjawaban Majelis Bidang (Mabid) dan

Komisi ( table 5. 2) memberikan gambaran mengenai praktik

pertanggungjawaban yang dijalankan. Berdasarkan kerangka tersebut

dapat diketahui siapa yang bertanggungjawab, siapa yang menerima

serta standar apa yang digunakan untuk menilai pertanggungjawaban.

Berikut ini tabel kerangka pertanggungjawaban Mabid dan Komisi

Gereja Kristen Jawa Temon.

MABID

GEREJA

( Majelis )

JEMAAT

KOMISI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

55

Table 5. 2 Kerangka Pertanggungjawaban Mabid dan Komisi

NO Unit Of Accountability Who To whom Standards of

Apprisal

About What

Progam Keuangan

1 Mabid Ibadat Mabid Ibadat Majelis Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

2

Mabid Pembinaan Warga

Gereja

Mabid Pembinaan Warga

Gereja Majelis Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

3 Mabid Kesaksian Pelayanan Mabid Kesaksian Pelayanan Majelis Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

4 Mabid Penata Layanan Mabid Penata Layanan Majelis Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

5 Komisi Pendukung Ibadat Komisi Pendukung Ibadat

Mabid Ibadat, Majelis

Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

6 Komisi Anak Komisi Anak

Mabid PWG, Majelis

Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

7 Komisi Remaja Pemuda Komisi Remaja Pemuda

Mabid PWG, Majelis

Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

8 Komisi Dewasa Komisi Dewasa

Mabid PGW, Majelis

Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

9 Komisi Adiyuswo Komisi Adiyuswo

Mabid PWG, Majelis

Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

10 Komisi Wanita Mandiri Komisi Wanita Mandiri

Mabid PGW, Majelis

Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

11 Komisi Diakonia Komisi Diakonia

Mabid Kespel, Majelis

Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

12 Komisi Pangrtutiloyo Komisi Pangrtutiloyo

Mabid Kespel, Majelis

Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

13

Komisi Hub. Masyarakat dan

Pemerintah

Komisi Hub. Masyarakat

dan Pemerintah

Mabid Kespel Majelis

Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

14

Komisi Kehartaan dan

Kerumahtanggaan

Komisi Kehartaan dan

Kerumahtanggaan

Mabid Penatalayaan Majelis

Gereja, Jemaat

Pelaksanaan

progam

nama,tujuan,bentuk,sasaram,waktu

dan tempat

subsidi dan

swadaya

Sumber: Mashaw, J.L. (2006)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

56

Berdasarkan informasi narasumber, dalam menjalankan tugas

pelayanan gereja setiap Majelis Bidang (Mabid) dan Komisi akan

membuat rencana progam yang akan dilaksanakan dalam setahun.

Rencana progam akan diserahkan kepada majelis gereja pada akhir

tahun. Rencana progam yang dibuat didasarkan pada uraian tugas yang

telah ditetapkan. Berikut pernyataan salah satu narasumber yang

mengungkapkan bahwa :

“iya buat progam lalu mengajukan kepada gereja untuk disetujui

beserta anggarannya”.

Narasumber lain juga mengatakan bahwa:

“iya pasti itu minta, tapi tidak semua progam yang kami buat ada

anggarannya. Misalnya saja tahun kemarin kita merencanakan

progam persiapan bersama para lektris dan lector, untuk progam itu

kita tidak meminta anggaran karena memang tidak meminta

membutuhkan anggaran”.

Berdasarkan penyataan narasumber dapat disimpulkan bahwa

penyerahan rencana progam disertai dengan jumlah anggaran yang

akan diajukan, namun tidak semua progam yang direncanakan

meminta anggaran.

Progam dan anggaran yang telah disetujui oleh gereja akan diminta

laporan pertanggungjawabnnya. Laporan pertanggungjawaban setiap

Majelis Bidang akan disampaikan pada rapat bulanan yaitu Rapat

Reguler. Sedangkan untuk Komisi akan menyampaikan laporan

pertanggungjawabnnya pada Rapat Koordinasi dengan Majelis

Bidangnya masing – masing . Laporan itu meliputi progam apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

57

sudah terlaksana, waktu, serta anggarannya yang meliputi penerimaan

dan pengeluaran.

Pada Rapat Reguler, Mabid akan menyampaikan perkembangan

progam yang telah direncanakan beserta anggarannya yang meliputi

penerimaan dan pengeluaran. Selain menyampaikan perkembangan

progam kerjanya, Mabid juga menyampaikan perkembangan progam

kerja komisi yang menjadi tanggungjawabnya. Berikut pernyataan

narasumber yang mengungkapkan bahwa :

“Setiap bulannya dalam rapat regular masing masing majelis

bidang yang membawahi beberapa komisi juga melaporkan

pertanggungjawabankan kerja mereka, pelaksaan progam yang

sesuai rencana yang sudah terealisasi apa saja mereka laporkan.

Dan nanti itu di perhitungkan dalam akhir tahun”.

Laporan pertanggungjawaban Mabid yang dilakukan pada rapat

majelis merupakan laporan lisan belum dalam laporan resmi tertulis.

Laporan yang disampaikan masing – masing Mabid akan di catat oleh

notulen yaitu sekretaris. Hal yang sama juga dilakukan dalam rapat

koordinasi Mabid dengan Komisi. Laporan resmi tertulis pada gereja

baru diserahkan pada akhir tahun menjelang awal tahun.

Laporan pertanggungjawaban Mabid dan Komisi diberi nama

Laporan Pelaksanaan Progam. Berdasarkan hasil dokumentasi yang di

dapat dari Laporan Pelaksanaan Progam, laporan pertanggungajwaban

Mabid dan Komisi mencakup nama kegiatan, tujuan, bentuk kegiatan,

sasaran, waktu dan tempat, anggaran, serta evaluasi progam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

58

Laporan pertanggungajawaban keuangan yang dilaporkan dalam

laporan pelaksanaan progam hanya sebatas subsidi dari gereja dan

swadaya. Laporan keuangan yang lebih rinci dalam penggunaan

anggaran hanya pihak internal dan komisi yang mengetahui. Temuan

tersebut diperkuat dengan peryataan narasumber ibu Ernawati Sukeksi

selaku Komisi Dewasa yang mengungkapkan bahwa :

“O belum belum itu, yang dilaporkan ya sesuai form itu saja. tapi

untuk laporan seperti itu internal kami atau komisi tau semua. Kita

tulis rinci tapi untuk kita sendiri. Misalnya dari penerimaan dari

mana saja, pengeluaran kita apa saja kita catat. Tapi tidak kita

sampaikan ke gereja”.

Narasumber lain selaku Majelis bidang juga mengungkapkan bahwa:

“Yang setiap akhir tahun formatnya sama semua, sama yang di

buku itu”.

Temuan tersebut diperkuat kembali dengan pernyataan Bapak

Kristian Prawoko selaku Pendeta Gereja Kristen Jawa Temon yang

mengungkapkan bahwa :

“Berkenaan dengan majelis bidang dan komisi, kalau komisi cukup

pada saat rapat koordinasi dengan mabidnya, sedangkan majelis

bidang akan dilaporkan dalam rapat bulanan dalam rapat majelis

reguler. Jadi untuk mabid dan komisi belum dituntun membuat

laporan seperti LPJ”.

Berdasarkan tiga penyataan narasumber, dapat disimpulkan

bahwa pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Mabid dan Komisi

belum detail dan rinci. Mabid dan Komisi melaporkan

pertanggungjawabannya sesuai dengan form atau format yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

59

ditentukan oleh gereja. Mabid dan Komisi tidak dituntut untuk

membuat pelaporan keuangan secara detail.

Berdasarkan pernyataan narasumber, Mabid dan Komisi tidak

melaporkan pertanggungjawaban keuangan secara detail karena

laporan pertanggungajawaban yang diminta oleh gereja sudah

memiliki format yang menjadi ketentuan. Pdt. Kristian Prawoko

mengungkapkan bahwa :

“Ya karena standar pelaporannya sudah ditentukan seperti itu,

sekali lagi menyangkut kalau komisi memberikan laporan secara

sederhana sudah cukup mengapa harus detail?jadi ketika mabid

merasa laporannya sudah cukup ya sudah cukup seperti itu, tapi

jika mabid merasa harus meminta laporan yang lebih detail ya

komisi harus membuat laporan dengan lebih detail”.

“Yang pertama mungkin kita pingin sederhana ya, di satu sisi kita

ingin membangun kepercayaan atas apa yang di cairkan itu,

tentunya dengan buktiya ada. Dan format laporan memang sudah

di tentukan sama dengan format rencana progam. Berbeda dengan

progam itu jika sifatnya proyek, harus ada proposal kegiatan dan

setelah selasai harus membuat LPJ. Jadi pertama untuk

penyederhanaan laporan, yang kedua membangun kepercayaan dan

yang ketiga dengan anggapan bahwa progam itu sudah di

koordinasi dengan mabidnya masing masing”.

Pernyataan yang diuangkapkan oleh Pdt. Kristian Prawoko

menegaskan bahwa Gereja Kristen Jawa Temon menginginkan laporan

pertanggungjawaban yang sederhana dan membangun kepercayaan.

Kepercayaan dibuktikan dengan wujud nyata atas penggunan anggaran

yang telah diterima. Selain itu laporan yang detail sudah cukup

disampaikan pada Rapat Reguler dan Rapat Koordinasi Mabid dengan

Komisi. Namun untuk progam yang sifatnya proyek atau kepanitian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

60

Gereja mewajibkan untuk membuat laporan pertanggungjawan yang

detail karena melibatkan orang banyak dan anggaran yang besar.

Pelaporan pertangungjawaban yang sederhana dirasa akan

mempermudah gereja untuk menyusun laporan pertanggungjawanan

yang akan diterbitkan dalam rapat terbuka.

Pdt. Kristian Prawoko menyatakan bahwa dengan diberlakukan

penyusunan laporan pertanggungajawaban yang detail seperi LPJ bagi

Mabid dan Komisi apakah akan membantu keefektifan dalam

berorganisasi atau justru sebagai bentuk ketidakpercayan Majelis

kepada Mabid, Mabid kepada Komisi atau justu akan memperumit

jalannya organisai.

Menurut salah satu narasumber, pelaporan yang sederhana dan

tidak detail bukan berarti tidak dapat dipercayai dan harus dicurigai.

Gereja bukan organisasi pemerintah yang mempunyai legal hukum.

Pertanggungjawaban dalam gereja didasarkan pada kepercayaan dan

kejujuran. Pdt. Kristian Prawoko mengungkapkan bahwa:

“Jadi kepercayaan yang sudah berjalan ini tidak perlu dibikin ribet.

Namun bilamana ada input atau usulan baru untuk membangun ke

arah yang lebih baik kenapa tidak. Kita tidak lantas tutup mata.

Tapi semua itu juga harus dengan keputusan bersama majelis.

Semua keputusan dan kebijakan ada ditangan majelis karena kita

sistemnya presbiteria. Mungkin yang perlu dibenahi yaitu sistem

pelaporannya, yang bisa lebih detail dan rinci walupun dengan

format yang sederhana. Memang kekurangnnya laporan itu tidak

detail” .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

61

Berdasarkan pernyataan tersebut kepercayaan menjadi hal yang

sangat diutamakan dalam praktik pertanggungjawaban keuangan

Gereja Kristen Jawa Temon. Standar pelaporan pertanggungjawaban

yang berlaku merupakan hasil dari keputusan bersama Majelis Gereja.

Semua keputusan dan kebijakan ada ditangan Majelis Gereja. Salama

ini Mabid dan komisi menyesuikan dengan aturan yang ada. Pdt.

Kristian Prawoko menyadari bahwa laporan pertangungajawaban dari

setiap Mabid dan Komisi memiliki kekurangan, yaitu kurang detail.

Gereja Kristen Jawa Temon tidak menutup kemungkinan untuk

melakukan perubahan yang lebih baik jika ada input baru atau

masukan. Input baru yang diharapkan adalah pelaporan

pertangggungajawaban detail dan rinci namun dalam format yang

sederhana.

Berasarkan buku Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa

bagian Pengelolahan Harta Gereja, Klasis dan Sinode pasal 19 ayat (3)

menjelaskan terkait ketentuan pengelolahan harta gereja yaitu:

“Pengelolahan harta gereja, klasis dan sinode menggunakan sistem

administrasi yang baik, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan

sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45,

tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba”.

Laporan keuangan organisasi nirlaba sesuai dengan PSAK No. 45

terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas dan laporan arus

kas. Berdasarkan temuan hasil dokumentasi, laporan keuangan Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

62

Kristen Jawa Temon belum sesuai dengan PSAK No. 45. Laporan

keuangan yang dibuat yaitu laporan Realisasi Anggaran

Perbendaharaan dan Belanja Gereja (RAPBG).

Berdasarkan temuan tersebut peneliti melakukan konfirmasi

kepada Pdt.Kristian Prawoko mengenai penyebab Gereja Kristen Jawa

Temon tidak menyusun laporan keuangan sesuai dengan ketentuan

yang terkandung dalam buku Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja

Kristen Jawa yaitu sesuai dengan PSAK No .45. Beliau

mengungkapkan bahwa:

“ya, jadi gini ya. Gereja Temon adalah gereja lokal yang

menjunjung kebersaman dan kesepakatan. Ketentuan itu

diterbitkan pada tahun 2015, sedangkan ini sudah tahun 2018.

Selama 3 tahun ini belum ada sosialisai dari sinode mengenai

ketentuan itu. Sistem itu bukan sistem yang mudah. Kalau memang

sudah ada sosialisasi dan kesepakatan bersama dalam lingkup

sinode dan klasis untuk menerapkan itu ya gereja pasti

menyesuaikan. Dengan konsekuensi gereja harus mengangkat staf

khusus akuntan yang mengerti hal itu. Selama ini gereja belum

memiliki staf akuntan. Dan paling penting belum ada solisaliasi

dari sinode serta tidak ada rujukan dari sinode. Selain itu yang

perlu dicatat organisasi gereja temon yang full timer yang

mengurusi kebendaharaan gereja belum ada. Jadi kalau sistem yang

sederhana saja sudah cukup kenapa harus di bikin repot. Jadi sekali

lagi yang perlu dipertimbangkan menurut saya , walupun dengan

sistem sederhana saja dapat dipertanggungjawabkan kenapa harus

mengganti dengan sistem yang baru yang lebih repot dengan

ketentuan ketentuan yang harus di penuhi”.

Penjelasan yang diuangkapkan oleh Pdt. Kristian Prawoko dapat

disimpulkan bahwa Gereja Kristen Jawa Temon tidak membuat

laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45 karena sejak ketentuan

tersebut diterbitkan tahun 2015 hingga tahun 2018 belum ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

63

sosialisasi dan rujukan mengenai pelaksanaan sistem tersebut.

Pelaporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45 dianggap bukan

sistem yang mudah. Selain karena belum ada sosialisasi dan rujukan

dari sinode, Gereja Kristen Jawa Temon tidak memiliki staf akuntan

yang khusus mengurusi perbendaharaan gereja dan membuat laporan

keuangan gereja. Laporan keuangan gereja atau RAPBG yang

diterbitkan setiap tahun pada Rapat tebuka disusun oleh Tim Anggaran

dalam hal ini adalah Majelis Pelaksana Harian. Laporan keuangan

gereja yang sederhana dirasa sudah cukup untuk dapat

dipertanggungajwabkan dan tidak perlu diganti dengan sistem baru.

3. Laporan Pertanggungajawaban Mabid dan Komisi

Mabid dan Komisi akan membuat laporan pertanggungjawaban

progam kegiatan mereka pada akhir tahun. Laporan

pertanggungjawaban Mabid dan Komisi disusun berdasarkan form

atau format yang telah ditetapkan gereja. Isi dari laporan tersebut

antara lain nama kegiatan, tujuan, bentuk kegiatan, sasaran, waktu dan

tempat, anggaran (subsidi dan swadaya), serta evalusi.

Laporan pertanggungjawaban keuangan Mabid dan Komisi yang di

cantumkan dalam Laporan Pelaksanan Progam adalah jumlah anggaran

subsidi dari gereja dan swadaya.

Laporan Pelaksanaan Progam Mabid dan Komisi merupakan

laporan progam kegiatan yang sudah terlaksana dalam satu tahun.

Laporan Pelaksanaan Progam Mabid dan Komisi akan dipublikasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

64

dalam Rapat Majelis Terbuka bersamaan dengan Laporan Realisasi

Anggaran dan Belanja Gereja.

Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Gereja yang dilaporkan

dalam Rapat Majelis Terbuka yaitu rencana dan realisasi dari pos pos

penerimaan dan pengeluraran. Laporan realisasi anggaran untuk

progam kegiatan Mabid dan Komisi juga tercantum dalam laporan

keuangan gereja yang diterbitkan. Jumlah realisasi anggaran yang

tercantum dalam laporan merupakan jumlah anggaran yang di

keluarkan oleh gereja untuk setiap progam kegiatan Mabid dan

Komisi. Kelebihan dan kekurangan anggaran untuk setiap progam

akan menjadi hak dan tanggungjawab Mabid dan Komisi. Sisa dari

anggaran dari setiap progam kegiatan Mabid dan Komisi akan menjadi

uang kas yang dapat dipergunakan untuk kegiatan selanjutnya. Jika ada

kekurangan anggaran dalam pelaksaan progam kegiatan, Mabid dan

Komisi akan mencari swadaya untuk mencukupi jumlah anggaran

yang diperlukan. Jumlah uang yang dikeluarkan oleh gereja itu yang

akan di catat sebagi realisasi anggaran.

Laporan keuangan gereja dalam bentuk laporan rancana dan

realisasi anggaran sudah memiliki kode akun yang akan

mempermudah dalam pencatatan dan pelaporan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

65

4. Tim Verifikasi Gereja Kristen Jawa Temon

Gereja Kristen Jawa Temon memiliki Tim Verifikasi yang akan

memeriksa keuangan gereja, pelaksanaan progam serta memberikan

evaluasi. Verifikasi dilakukan dua kali dalam setahun yaitu, semester

pertama pada bulan juli dan semester kedua pada bulan januari atau

Februari. Berdarkan hasil wawancara dengan Tim Verifikasi, yaitu Ibu

Nunung Kuntari pemeriksaan keuangan gereja didasarakan pada

rencana keuangan dan progam yang telah disusun oleh gereja. Beliau

menjelaskan pemeriksan dilakukan dengan pencocokan rencana

dengan realisasinya. RAPBG dan Laporan Pelaksana Progam Majelis

Bidang dan Komisi akan di periksa apakah sesuai dengan realisasi atau

tidak. Pencairan anggaran Mabid dan Komisi ditelusur bedasarkan

catatan koestor selaku pemegang kas. Jika ada hal yang tidak sesuai

maka Tim Verifikasi akan melakukan konfirmasi. Hasil pemeriksaan

dari Tim Verifikasi akan diterbitkan dan dipublikasi pada Rapat

Terbuka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

66

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari praktik

pertanggungjawaban keuangan Mabid dan Komisi di Gereja Kristen Jawa

Temon antara lain Mabid akan melaporkan pertanggungajawaban

keuanganya pada Rapat Majelis yang dilaksanakan sebulan sekali,

sedangkan untuk Komisi akan melaporkan pertanggungajawabanya pada

Rapat Koordinasi Mabid dengan Komisi. Pada akhir tahun Mabid dan

Komisi akan membuat Laporan Pelaksaan progam yang berisi nama

kegiatan, tujuan, sasaran, waktu dan tanggal, anggaran, dan evaluasi.

Laporan Pelaksanaan Progam yang dibuat belum disertai dengan laporan

keuangan secara rinci dan detail, hal ini karena format yang digunakan

dalam pelaporan sesuai dengan format yang sudah ditentukan oleh gereja.

Pelaporan secara rinci dan detail dianggap sudah cukup disampaikan pada

saat Rapat Reguler dan Rapat Koordinasi Mabid dengan Komisi. Gereja

Kristen Jawa Temon ingin membangun kepercayaan yang penuh dalam

menjalankan tugas pelayanan gereja. Selain itu Gereja Kristen Jawa

Temon menginginkan bentuk laporan yang sederhana dan tidak rumit.

Laporan keuangan yang disusun Gereja Kristen Jawa Temon tidak

sesuai dengan PSAK No. 45 , hal ini dikarenakan tidak adanya sosialisasi

dan rujukan dari Sinode mengenai ketentuan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

67

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan Peneliti yang ditemui saat peneltiaan adalah

responden yang dipilih telah dibatasi pada praktik pertanggungjawaban

keuangan yang dilakukan oleh Mabid dan Komisi. Selain itu keterbatasan

lain yang ditemui yaitu waktu wawancara yang terbatas.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan keterbatasan yang

ada, maka saran dari penulis untuk penelitian selanjutnya adalah

diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan lebih luas seperti

dengan peran pengendalian intren yang ada. Dalam penentuan studi kasus

bisa dilakukan ditempat yang berbeda.

Untuk Gereja Kristen Jawa Temon, sebaiknya menambah format

laporan pertanggungjawaban dengan laporan keuangan yang lebih detail

dan rinci. Misal dalam penyerahan Laporan Pelaksanaan Progam disertai

dengan laporan keuangan yang lebih rinci dan detail untuk setiap progam

yang dijalankan. Laporan keuangan mencakup pos pos peneriman dan

pengeluaran secara detail dan rinci. Laporan pertanggungjawaban Mabid

dan Komisi ditambah dengan kolom yang menunjukkan bahwa progam

terlaksana atau tidak, kolom ini terpisah dengan kolom evaluasi. Pada

Laporan Rencana dan Realisasi anggaran sebaiknya dicantumkan berapa

selisih rupiah antara rencana dan realisasi, hal ini akan memudahkan

pembaca atau jemaat untuk menilai seberapa besar tanggungjawab Majelis

dalam mengelola keuangan gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

68

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi; Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Cipta.

Baston and Gill. ( 2011). “ Joint or Shared Accountability: Issues and Options”.

Working Paper. Victoria University

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana.

Dewi, AT Atmaja, IMP Adiputra, M Si. 2015. “Konsep Akuntabilitas Keuangan

Dalam Organisasi Keagamaan”. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Akuntansi S1), Volume 3, Nomor 1. http://ejournal.undiksha.ac.id

Emzir. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali.

Efferin, Sujoko., Stevanus Hadi Darmiji dan Yuliawati Tan. 2012. Metode

Penelitiaan Akuntansi: Mengungkap Femomena dengan Pendekatan

Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu, Jakarta.

Halim, Abdul; Kusufi, Muhammad Syam. 2012. Akuntansi Sektor Publik: Dari

Anggaran Hingga Laporan Keuangan, Dari Pemerintah Hingga Tempat

Ibadah. Jakarta: Salemba Empat.

Herdiansyah, Haris. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humunika.

Kelum Jayasinghe Teerooven Soobaroyen. 2009. "Religious “Spirit” and Peoples'

Perceptions of Accountability in Hindu and Buddhist Religious

Organizations", Accounting, Auditing & Accountability Journal,Vol. 22

Iss 7 pp. 997 – 1028.

Lakawa, Y. 2005. “Persepsi Jemaat Terhadap Laporan keuangan gereja Di

gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta”. (Undergraduate thesis,

Duta Wacana Christian University, 2005). Retrieved from

http://sinta.ukdw.ac.id

LAN dan BPKP. 2000. Akuntabilitas dan Good Governance. Jakarta:

Penerbit LAN.

Laporan Pelaksanaan Progam Gereja Kristen Jawa Temon. 2017

Less Hardy and Harry Ballis. 2013. “Accountabillity and Giving Account

Infromal Reporting Practicesi in a Religious Corporation”, Accounting,

Auditing & Accountability Journal, Vol. 26 Iss 4 pp. 539 – 566.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

69

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Mashaw, J.L. 2006. “Accountability and Institutional design: Some Thoughts on

The Grammer of Governance”, in Dowdle, M.W. (Ed), Publik

Accountabilty: Designs, Dilemmas and Experience, Cambridge University

Press, Cambrige, pp. 115 - 156

Sapnita, M.Y. 2012. “Analisis akuntabilitas Dan Responsibilitas Dewan Paroki

Dan Umat Terhadap Aktivitas gereja Dilihat”. (Undergraduate thesis,

Duta Wacana Christian University, 2012). Retrieved from

http://sinta.ukdw.ac.id

Sejarah Gereja Kristen Jawa Temon Dalam Konteks Sosial Budaya Jawa

Sinode Gereja Kristen Jawa. 2015. Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen

Jawa.

Sukoco, Lukas Eko. 2006. Panduan Pelayanan Gerejawi. Yogyakrta: Taman

Perpustakaan Kristen.

Novitasari, C. 2016. “Praktik Akuntabilitas Di Organisasi Gereja”. (Thesis,

Satya Wacana Christian University, 2016). Retrieved From

http//respository.uksw.edu

Randa, Fransiskus. 2011. “Akuntabilitas Keuangan Pada Organisasi

Keagamaan”. Jurnal Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi,

Volume 9, Nomer 2, 59- 83. http://academia.edu

Randa, Fransiskus. 2015. “Analisis Dimensi Akuntabilitas Pada NGO Gereja”.

Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 14, Nomer 2.

http://academia.edu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

70

LAMPIRAN 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

71

Pedoman Wawancara (interview guide)

Topik: ” Praktik Akuntabilitas Keuangan dalam Organisasi Keagamaan ( Studi

kasus pada Gereja Kristen Jawa Temon )

Tentang interview ini

Tujuan utama kami adalah mendapatkan gambaran bagaimana praktik

pertanggungjawaban keuangan Gereja Kristen Jawa ( GKJ) Temon yang

melibatkan sejumalah mabid dan komisi. Kami juga ingin mendapatkan

gambaran mengenai tugas/kegiatan dari mabid dan komisi dalam

melakukan pertanggungjawaban keuangan dimulai mulai dari proses

pelaksanaan tugas, proses pelaporan dan pertanggungjawaban

keuanganannya, aturan yang ada, da hambatan yang dialami. Untuk hal ini

kami akan memfokuskan pada praktik pertanggungjawaban keuangan

mabid dan komisi GKJ Temon

Interview ini akan terdiri dari 4 bagian:

1) Mendapatkan kegiatan dan peran/ tugas mabid atau komisi

2) Pelaksanaan

3) Pelaporan dan pertanggungjawaban

4) Penutup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

72

Beberapa hal yang dipastikan/ dikonfirmasikan kepada responden

1) Menanyakan identititas responden dan memastikan kesediaan untuk

diwawancara

2) Apakah diijinkan untuk merekam pembicaraan dan melakukan pencatatan

selama wawancara

3) Sampaikan hak interviewee (responden) untuk meminta tidak direkam

terkait dengan informasi tertentu

4) Menanyakan apakah ada dokumen yang mendukung wawancara

5) Apakah responden mau menanyakan sesuatu terkait wawancara/studi ini

A. Kegiatan dan Peran/Tugas Mabid/Komisi

Bisakah bapak/ibu/sdr menceritakan mengenai

i. Peran/ tugas bapak/ ibu/sdr sebagai mabid/komisi di GKJ Temon

B. Pelaksanaan

Bisakah bapak/ibu menceritakan bagaimana proses pelaksanaan

tugas/progam kerja mabid/komisi ?

a) Apakah setiap progam kerja yang direncanakan harus terlaksana semua?

b) Jika ada progam kerja yang tidak terlaksana, apa yang menjadi kendala

dan bagaimana cara menyelesaikanya?

c) Komentar: Apa pendapat bapak/ ibu/sdr jika ada tugas/progam kerja yang

tidak terlaksana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

73

C. Pelaporan dan pertanggungjawaban

Kami ingin mengetahui bagaimana praktik bapak/ ibu/ sdr mengenai

pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan mabid/komisi dalam

pelaksanaan tugas/progam kerja.

a) Menurut bapak/ibu/sdr apa yang anda pahami mengenai

pertangggungjawaban keuangan ?

b) Apakah gereja meminta laporan pertanggungjawaban keuangan

dari setiap progam kerja yang dijalankan?

c) Selama ini menurut bapak/ibu/sdr bagaimana sistem/alur

pertanggungjawaban keuangan yang dilakukan setiap

Mabid/Komisi?

Siapa yang membuat laporan pertanggungjawaban

keuangan?

Siapa yang akan menerima laporan?

Kapan dan bagaimana proses pembuatan laporan

pertanggungjawaban keuangan?

d) Apakah ada standar/dasar dalam pembuatan laporan

pertanggungjawaban keuangan?

e) Menurut bapak/ibu/sdr apa dampak dari standar/dasar yang ada ?

f) apakah ada evaluasi/pemerikasaan untuk laporan

pertanggungjawaban keuangan mabid/komisi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

74

D. Penutup

a) Adakah hal-hal penting yang terlewat dalam wawancara ini yang

akan disampaikan? Harapan-harapan?

b) Apakah bersedia untuk kami kontak lagi apabila ada beberapa hal

yang ingin kami tanyakan/ konfirmasikan?

c) Apakah kami boleh meminta pendapat bapak/ibu terkait dengan

transkrip wawancara dan kesimpulan kami (untuk memastikan

bahwa interpretasi kami sesuai dengan maksud bapak/ ibu)

d) Terima kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

75

LAMPIRAN 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

76

Lampiran 2. 1 : Laporan Pelaksanaan Progam Mabid PWG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

77

Lampiran 2. 2: Laporan Pelaksanaan Progam Komisi Anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

78

Lampiran 2. 3: Laporan Pelaksanaan Progam Komisi Remaja Pemuda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

79

Lampiran 2. 4: Laporan Pelaksanaan Progam Komisi Dewasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

80

Lampiran 2. 5: Laporan Pelaksanaan Progam Komisi Wanita Mandiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

81

Lampiran 2. 6: Laporan Pelaksanaan Progam Komisi Adiyuswo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

82

Lampoiran 2. 7: Laporan Pelaksanaan Progam Mabid Kesaksian dan Pelayanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

83

Lampiran 2. 8: Laporan Pelaksanaan Progam Komisi Diakonia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

84

Lampiran 2. 9: Laporan Pelaksanaan Progam Komisi Pranguptilaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

85

Lampiran 2. 10: Laporan Pelaksanaan Progam Komisi Hubungan Masyarakat dan Pemerintah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

86

Lampiran 2. 11: Laporan Pelaksanaan Progam Mabid Penatalayanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

87

Lampiran 2. 12: Laporan Pelaksanaan Progam Komisi Kehartaan dan Kerumah-tanggaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

88

Lampiran 2. 13: Laporan Pelaksanaan Progam Mabid Ibadat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

89

Lampiran 2. 14: Laporan Pelaksanaan Progam Komisi Pendukung Ibadat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

90

Lampiran 2. 15: Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

91

Lampiran 2. 15: Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Gereja (lanjutan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

92

Lampiran 2. 15: Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Gereja (lanjutan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

93

Lampiran 2. 15: Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Gereja (lanjutan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

94

Lampiran 2. 15: Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Gereja (lanjutan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

95

Lampiran 2. 15: Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Gereja (lanjutan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

96

Lampiran 2. 15: Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Gereja (lanjutan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

97

Lampiran 2. 15: Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Gereja (lanjutan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: AKUNTABILITAS KEUANGAN DALAM ORGANISASI … · besar tanggung jawab bendahara dalam menciptakan informasi keuangan serta menumbuhkan rasa percaya bagi anggota maupun jemaat. Organisasi

98

Lampiran 2. 15: Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Gereja (lanjutan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI