4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

32
1 Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan Mengapa Pendidikan Lingkungan diperlukan? Alam di sekitar kita telah menerima akibat dari perilaku manusia yang memanfaatkan sumber daya alam secara berlebihan. Kerusakan alam dan pencemaran lingkungan semakin meningkat, seiring berkembangnya kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Kini, ketika kualitas hidup terasa semakin menurun, bumi terasa sesak, dan kemampuan alam menjaga keseimbangannya mulai berkurang, masyarakat mulai menaruh perhatian pada topik-topik sekitar alam. Ditambah lagi dengan bencana lingkungan yang terus terjadi, seperti banjir dan tanah longsong tatkala musim hujan. Demikian pula di musim kemarau, di manakegagalan panen terjadi, sumur dan sungai mengering, serta air bersih semakin sulit didapat.

Transcript of 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

Page 1: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

1

Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan

Mengapa Pendidikan Lingkungan diperlukan? Alam di sekitar kita telah menerima akibat dari perilaku manusia yang memanfaatkan sumber daya alam secara berlebihan. Kerusakan alam dan pencemaran lingkungan semakin meningkat, seiring berkembangnya kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Kini, ketika kualitas hidup terasa semakin menurun, bumi terasa sesak, dan kemampuan alam menjaga keseimbangannya mulai berkurang, masyarakat mulai menaruh perhatian pada topik-topik sekitar alam. Ditambah lagi dengan bencana lingkungan yang terus terjadi, seperti banjir dan tanah longsong tatkala musim hujan. Demikian pula di musim kemarau, di manakegagalan panen terjadi, sumur dan sungai mengering, serta air bersih semakin sulit didapat.

Page 2: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

Salah satu penyebab masalah lingkungan adalah kurangnya kepedulian masyarakat tentang pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati di seluruh penjuru dunia. Selama ini manusia senantiasa membutuhkan sumber daya alam, namun tanpa pemanfaatan dan pengelolaan yang bijaksana. Ratusan ribu spesies hewan terancam dan menuju kepada kepunahan dalam jangka waktu yang sangat singkat dalam sejarah hidup menusia. Keadaan ini harus menjadi perhatian utama kita untuk malakukan usaha pelestarian alam dan isinya yang kini masih tersisa, karena keberadaan umat manusia dan sumber daya alam merupakan sebuah kesatuan ekosistem. Saat ini sedang berlangsung kepunahan flora dan fauna secara menyeluruh, akibat dari berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi setiap saat. Perusakan habitat terus berlangsung. Menurut laporan Infom (2003), bahwa hutan di Indonesia setiap menit hilang 10 kali lapangan bola. Belum lagi kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari polusi udara yang mengancam semua kehidupan, dan salah satunya yang telah dirasakan bersama adalah pemanasan global. Usaha-usaha untuk melestarikan keanekaragaman hayati dalam segala bentuk belummencapai hasil yang memuaskan. Kualitas lingkungan dan kehidupan manusia terus menurun akibat ulah manusia sendiri. Salah satu penyebab perilaku yang tidak peduli itu, adalah ketidaktahuannya mengenai peran keanekaragaman hayati untuk menopang kehidupan manusia. Oleh sebab

Page 3: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

itu, program pemberdayaan masyarakat di berbagai lapisan harus segera dilakukan secepat mungkin dan berkesinambungan, baik secara baik formal maupun informal. Untuk mengurangi ”bencana lingkungan” yang akan terjadi, tentu memerlukan kerja sama yang baik di semua sektor dengan melakukan penyadaran ke berbagai kalangan. Mulai dari yang terkecil yaitu diri sendiri, sebelum mengajak, menginformasikan dan mempengaruhi ke berbagai pihak. Melakukan program penyadaran ke masyarakat, dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung isu yang muncul dan kelompok yang menjadi sasaran. Namun pada prinsipnya, program ini dapat dilakukan untuk berbagai kalangan dan isu tergantung dari pada pendekatan ke kelompok sasaran.

Apa tujuan kegiatan ini 1. Mengetahui potensi SDA dan isu lokal tentang lingkungan. 2. Mengetahui tehnik dan cara dalam penyadartahuan mengenai pelestarian alam. 3. Melakukan komunikasi dengan berbagai kalangan tentang pelestarian alam.

Bagaimana menyampaikan pesan pada orang lain? Usaha pelestarian alam dan lingkungan hidup, saat ini tidak selamanya bisa dilakukan dengan paksaan dan kekuatan. Usaha pelestarian alam dan lingkungan tanpa

Page 4: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

mendapat dukungan penuh dari masyarakat, merupakan sebuah kegiatan yang sia-sia. Fasilitator lingkungan mempunyai tugas untuk menyampaikan informasi dan memfasilitasi kegiatan apa yang dapat dilakukan. Karena banyak permasalahan di dalam komunitas masyarakat memerlukan penanganan yang cukup serius, tidak hanya konflik antara masyarakat dengan pemerintah, masyarakat dengan satwa, namun mereka juga perlu mendapatkan pengetahuan mengenai alam dan lingkungan. Sehingga bila seorang fasilitator mempunyai bekal pengetahuan itu, sedikit demi sedikit akan dapat memberikan pemahaman mengenai perlunyai pelestarian alam dan lingkungan. Dengan sebuah pesan pendek “manusia dapat hidup berdampingan dengan alam” secara harmonis, berbagi lahan untuk kehidupan. Dalam pokok bahasan ini, akan diuraikan beberapa pengetahuan mengenai komunikasi, pendidikan, penyadaran, kampanye serta pemberdayaan masyarakat sebagai alat untuk mencegah perusakan hutan.

Bagaimana Kampanye Pelestarian Alam? 1. Kampanye adalah komunikasi

Kegiatan kampanye adalah bentuk komunikasi yang harus mampu mengemas pesan secara terarah sesuai kepentingan penyampai pesan, yaitu: memberikan informasi, mendidik, dan menganjurkan suatu tindakan yang positif.

Page 5: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

Mengkomunikasikan pengetahuan

dengan menggunaan media kampanye yang

berbentuk penyuluhan

dikelompokkan menjadi tiga bagian, antara lain:

Komunikasi massa.

Media untuk melakukan komunikasi massa antara lain: pemutaran film, warung informasi, penyebaran poster dan lembar informasi (info sheet), berita surat kabar, siaran radio dan lembar dakwah.

Komunikasi untuk kelompok khusus. Media untuk melakukan komunikasi bagi kelompok khusus misalnya dalam bentuk diskusi kelompok yang dilakukan secara terencana maupun spontan.

Komunikasi hubungan antar pribadi. Cara melakukan komunikasi pribadi adalah komunikasi langsung dari orang ke orang.

Dengan bentuk-bentuk komunikasi di atas, seorang fasilitator pendidikan lingkungan harus mengemas pengetahuan dan menyusun strategi penyuluhan atau kampanye. Hal ini penting agar pengetahuan tersebut dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat yang menjadi kelompok sasaran.

Page 6: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

Di manapun sebuah penyuluhan dilakukan, komunikasi antar pribadi selalu menjadi pijakan awal keberhasilan sebelum melakukan tahap komunikasi selanjutnya. Seorang fasilitator atau komunikator adalah individu yang memiliki faktor-faktor personal. Demikian pula halnya dengan orang dari kelompok sasaran yang diajak berkomunikasi. Oleh karena itu, seorang fasilitator perlu memahami beberapa faktor personal agar komunikasi antar pribadi dapat berjalan sesuai tujuan kampanye. Faktor-faktor personal tersebut antara lain: a. Menciptakan karakteristik pribadi yang sama

Memiliki kesamaan dalam hal nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat sosial ekonomi, agama, ideologi, tradisi, adat dan lain-lain cenderung saling menyukai. Misalnya, pada kondisi tertentu di lokasi tengah mengalami musibah. Komunikasi awal yang dilaksanakan adalah memberikan bantuan dan berdiskusi mengenai musibah. Rasa simpati harus terus ditumbuhkan seolah kita juga mengalami musibah tersebut.

b. Tekanan emosional (stres).

Ketika orang berada dalam keadaan yang mencemaskan dirinya sendiri ataupun harus memikul tekanan emosional, ia akan menginginkan kehadiran orang lain. Sebuah desa yang sebagian besar penduduknya tengah mengalami kecemasan yang berlebihan, harus kita bantu terlebih dahulu sebelum melaksanakan kampanye.

Page 7: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

c. Harga diri yang direndahkan Bila harga diri direndahkan, hasrat afiliasi (bergabung dengan orang lain) bertambah dan ia makin responsif untuk menerima perhatian orang lain. Dengan kata lain, orang yang direndahkan harga dirinya cenderung mudah mencintai orang lain. Rendahnya harga diri atau orang akan merasa rendah dari orang lain dapat terjadi karena berbagai sebab. Misalnya karena faktor pendidikan/tak berpendidikan, pengalaman/kurang pengalaman, kaya/miskin, fisik cantik/jelek, tinggal di kota/tinggal di desa dan lain-lain.

d. Isolasi sosial Jika ketiga faktor di atas telah terpenuhi dalam pemahaman seorang fasilitator maka faktor terakhir akan semakin memperkokoh kekuatan itu. Manusia cenderung menyukai orang yang mendatangkan kebahagiaan. Kebahagiaan itu dapat berupa kabar baik, pujian, sanjungan, penghormatan dan lain-lain. Atau, misalnya, kebahagiaan itu dapat juga berupa orang yang baru dikenal dan datang dari kota besar.

2. Tujuan Kampanye

Tujuan dari kampanye pelestarian alam dan lingkungan hidup adalah:

a. Meningkatkan Kesadaran. Yaitu kesadaran akan pentingnya keberadaan suatu kawasan atau flora/fauna atau kawasan lindung dan keragaman hayati untuk kehidupan masa kini dan

Page 8: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

masa yang akan datang. Artinya, masyarakat harus lebih memahami manfaat dari usaha pelestarian alam bagi kehidupan manusia. Ketika masyarakat memahami manfaat pelestarian alam, diharapkan kesadaran akan muncul yang akhirnya mendorong mereka memperlakukan keragamanhayati secara bijak.

b. Memberikan Pengetahuan ,

yaitu membantu kelompok maupun perorangan untuk mendapatkan beragam pengalaman dan pemahaman dasar mengenai kawasan yang dilindungi beserta isinya.

c. Merubah Sikap dan kebiasaan,

yaitu: menciptakan rasa peduli dan motivasi pada kelompok maupun perorangan untuk berpartisipasi dalam perbaikan kawasan yang dilindungi.

d. Membentuk Keterampilan,

Yaitu memberikan ketrampilan dalam usaha pelestarian alam yang dapat dilakukan dengan berbagai cara dan kegiatan.

e. Mengajak Berpartisipasi.

Akhir dari pada program ini adalah semua lapisan masyarakat berperan aktif di dalam pelestaran alam dan lingkungan. Aktif di sini tidak hanya melindungi saja, namun juga dapat memanfaatkan sumberdaya alam yang ada secara lestari. Artinya, masyarakat tetap dapat melakukan berbagai kegiatan yang membantu usaha pelestariannya.

Page 9: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

3. Bagaimana agar komunikasi itu efektif? Mengkomunikasikan pengetahuan tentang alam dan lingkungan yang bertujuan mengubah perilaku masyarakat agar tidak merusak lingkungan memerlukan perencanaan yang teliti dengan melibatkan berbagai macam cara penyampaian pesan. Program komunikasi yang terencana dengan suatu tujuan khusus, misalnya mengenai pelestarian alam, komunikasi semacam ini biasa disebut juga dengan “kampanye”. Istilah ‘kampanye’ berasal dari kata ‘campaign’. Kadang kampanye juga dianggap sebagai “the art of the war” atau seni berperang karena dalam kegiatan kampanye terdapat taktik atau strategi menyampaikan pesan agar kelompok sasaran dapat memahamidan akhirnya bertindak sesuai pesan yang disampaikan. Setiap orang atau kelompok yang menjadi sasaran kampanye tentu memiliki pemahaman, cara berfikir, adat istiadat, umur, pekerjaan dan pendidikan yang berbeda. Oleh karena itu, pesan dalam sebuah kampanye harus disampaikan dengan cara dan bentuk yang beragam sesuai karakteristik kelompok sasaran. Tak heran jika ‘kampanye’ memerlukan ‘seni’ menyampaikan pesan tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan tersebut agar sebuah kampanye dapat berhasil, yaitu:

Page 10: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

a. Mengenali sasaran dengan baik. Pada tahap awal, seorang fasilitator harus memiliki kemampuan mengenali karakteristik kelompok sasaran. Dengan memahami ciri atau karakter orang dan kelompok yang menjadi obyek penyampaian pesan, maka seorang fasilitator lingkungan dapat “mengemas” pesan ke dalam bentuk atau cara kampanye yang sesuai. Fasilitator lingkungan akan lebih mudah memilih informasi yang paling dibutuhkan oleh kelompok tertentu, misalnya tokoh agama, ibu rumah tangga, petani, nelayan, siswa sekolah, guru dan sebagainya. Selain itu fasilitator juga dapat memilih media yang paling jitu untuk digunakan, apakah media elektronok (radio atau televisi), media cetak (koran atau majalah), atau cukup dengan membuat poster, selebaran, atau bentuk lain.

b. Fokus pada mengubah perilaku

Mengubah perilaku seseorang memang tidak mudah, perlu waktu, dan harus dilakukan terus menerus. Mengubah dari ‘tidak tahu’ menjadi ‘tahu’ mungkin mudah dilakukan. Namun, mengubah seseorang dari ‘tidak tahu’ menjadi ‘tahu’ dan perilakunya ikut berubahtentu perlu kesabaran. Untuk itu seorang fasilitator lingkungan harus mampu mengemas sebuah pesan setepat mungkin agar program yang dilakukan dapat mencapai tujuan, yaitu mengubah perilaku seseorang. Dalam mengkomunikasikan sebuah masalah lingkungan, fasilitator harus mampu memberikan pendidikan, penyadaran, keyakinan dan dorongan untuk melakukan sebuah tindakan.

Page 11: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

Pendidikan dan penyadaran mungkin dapat dilakukan dengan mudah. Namun, membuat orang yakin dan dapat mengajaknya bertindak sesuai keinginan kitaadalah tantangan besar.

c. Menarik perhatian

Coba amati seorang penjual obat di pasar. Untuk menarik perhatian para pengunjung, kadang mereka memulainya dengan bermain sulap. Setelah para pengunjung berkumpul dan menyaksikan atraksi sulap, barulah si penjual obat menawarkan barang dagangannya. Ini adalah contoh bagaimana cara menarik perhatian orang. Tujuan penjual obat berada di pasar tentu bukan untuk bermain sulap, tetapi membuat pengunjung membeli obat yang dijualnya. Bermain sulap adalah salah satu ‘seni’ untuk mencapai tujuan tersebut.

Ada sebuah studi kasus yang pernah dikembangkan dalam melakukan pendidikan pelestarian alam bagi kalangan remaja atau siswa sekolah menengah atas. Apabila program tersebut diberi judul sebuah kegiatan mengenai lingkungan, maka di dalam benak para remaja akan terlintas lingkungan, pelestarian alam, tentu di dalamnya banyak sekali larangan-larangan. Namun bila program itu dikemas dengan sebuah kegiatan yang atraktif dan “sedang disukai” oleh kalangan generasi muda, maka akan mengundang peminat. Kemudian tahap berikutnya adalah menyisipkan pesan-pesan lingkungan dengan berbagai permainan.

Page 12: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

Rare mengembangkan program Social Marketing dalam program-programnya. Hal ini tak lain dan tak bukan, mempunyai tujuan menyebar luaskan pengetahuan dengan berbagai kemasan yang menarik. Misalnya iklan-iklan barang di televisi atau tempat perbelanjaan dengan berbagai bentuk dilakukan, tujuannya adalah menarik minat, sehingga barang yang ditawarkan akan dibeli.

d. Memberi informasi yang mendidik.

Seseorang cenderung tidak peduli terhadap cara menyampaikan informasi yang kurang meyakinkan, tidak dapat diterima nalar dan kurang mendidik. Informasi yang mendidik sangat bagus bila diberikan melalui contoh kasus. Misalnya, WCS melakukan kampanye penyadaran mengenai usaha pelestarian alam dengan melakukan kampanye keliling dari desa ke desa, dari sekolah ke sekolah atau dari kota ke kota tentang perlunya pelestarian alam. Conservation International Indonesia mengembangkan penyuluhan keliling dengan mengambil sebuah kasus. Pada tahun 2004 terjadi banjir bandang yang menerjang perkampungan di Sumatera Utara. Hulu sungai yang meluap tersebut terdapat pada sebuah perbukitan yang tidak ada hutan. Sedangkan kawasan sebuah taman nasional yang masih ada hutan, sungai tidak meluap. Hal ini dapat dijadikan sebuah “pembelajaran” bahwa kita masih memerlukan sebuah hutan, untuk mencegah terjadinya bencana.

Page 13: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

e. Mengembangkan pesan yang mudah dimengerti. Mengkomunikasikan sebuah pesan perlu diperhatikan kelompok sasaran. Walupun isinya sama, namun bahasa yang digunakan tentu berbeda jika disampaikan kepada para petani, guru,siswa SD atau siswa SMA. Pesan yang disampaikan harus sederhana, tidak banyak menggunakan bahasa asing yang sulit dimengerti. Bahkan, bila memungkinkan lebih baik menggunakan bahasa lokal atau setempat. Pesan juga harus singkat, padat, dan yang penting adalah meyakinkan orang yang menerimanya. Penyampai pesan pun perlu orang yang dapat dipercaya. Akan lebih bagus bila ia bekerja sama dengan orang tertentu yang dihormati atau dituakan di lokasi sasaran, misalnya tokoh agama, ketua adat atau guru.

f. Menyampaikan pesan yang terus menerus.

Pesan tentang lingkungan ke berbagai kalangan masyarakat harus dilakukan terus menerus. Bila hanya saat awal dan akhir kampanye saja, tentu tidak akan mengubah perilaku masyarakat pesan sebaiknya disampaikan secara berkesinambungan, baik dalam suasana resmi ataupun santai, sehingga pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti. Oleh karena itu tentu memerlukan waktu yang cukup lama. Salah satu contoh cara agar pesan dapat disampaikan secara terus menerus, yaitu dengan menggunakan “lambang” yang mudah diingat. Tiap kali seorang melihat lambang tersebut, ia akan teringat kembali pesan yang pernah disampaikan.

Page 14: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

g. Menggunakan berbagai media. Dalam berkomunikasi, media adalah alat dianggap efektif untuk menyampaikan sebuah pesan tentang lingkungan. Media yang digunakan sebaiknya adalah media yang sering didengar, dibaca atau dilihat oleh kelompok masyarakat sasaran. Misalnya, jika ingin menggunakan siaran radio, maka perlu mengidentifikasi stasiun radio apa yang sering didengar oleh masyarakat setempat. Apabila akan menggunakan media cetak, kita perlu mengetahui dulu surat kabar atau majalah apa saja yang sering dibaca atau beredar di daerah tersebut. Jika tidak, pesan yang disampaikan akan sia-sia karena media yang dipilih ternyata tak digunakan oleh masyarakat. Misalnya, pesan kampanye yang kita kemas dalam acara televisi tak akan diterima masyarakat apabila tak ada satupun stasiun televisi yang tertangkap di daerah tersebut. Demikian pula halnya bila kita menyampaikan pesan konservasi dengan menggunakan media cetak nasional, sedangkan masyarakat yang menjadi sasaran kampanye tidak pernah membaca media cetak tersebut, atau mungkin banyak yang buta huruf.

4. Bagaimana Menyampaikan Pesan, dalam

menghadapi pendukung dan penentang? Dalam mengkomunkasikan pesan-pesan konservasi di lapangan, pasti ada pihak yang mendukung usaha ini, namun tak jarang ada pihak yang menentang atau tidak sepakat dengan pesan yang disampaikan. Bagi yang menentang, tentu akan berupaya mencari cara untuk

Page 15: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

mengagalkan usaha ini, misalnya mencari dukungan dari berbagai pihak dan mencari alasan yang kuat untuk menolak kampanye tersebut. Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain: a. Rencanakan dengan teliti agar pesan yang

disampaikan benar-benar berkenan dan dekat di hati masyarakat. Jangan sampai cara-cara yang digunakan dalam menyampaikan pesan justru mudah menyinggung perasaan seseorang atau kelompok tertentu, apalagi yang bersifat SARA. Perencanaan yang baik juga dapat mengantisipasi munculnya berbagai taktik atau usaha untuk menggagalkan kampanye.

b. Persiapkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan

kritik yang kemungkinan akan muncul. Semakin profesional anda dan mempunyai wawasan yang luas, maka semakin besar pendukung dan semakin sedikit peluang “penentang” untuk memojokkan anda.

c. Kumpulkan segala informasi tentang orang atau

kelompok penentang tersebut, dengan siapa mereka bekerja sama dan siapa saja pendukung mereka. Hal ini dapat digunakan dalam berbagai bahan dan pernyataan masyarakat yang anda buat.

d. Hindari sikap bermusuhan ketika berhadapan dengan

penentang. Masyarakat akan lebih mempercayai,

Page 16: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

menghormati dan menghargai anda bila mampu memberikan reaksi yang tenang, kalem dan obyektif ketika berhadapan atau diserang pihak penentang.

e. Selalu mengevaluasi kegiatan yang dilakukan oleh

masyarakat dari berbagai pesan yang anda buat. Siapkan diri untuk menjawab semua pertanyaan dengan tegas dan jelas, jangan nampak bingung sehingga anda terjebak dalam suatu pertanyaan yang dapat memojokkan diri anda.

Apa itu Pendidikan dan Penyadaran? Pendidikan adalah proses transformasi nilai yang dilakukan seseorang kepada orang lain atau dari suatu kelompok kepada kelompok lain dengan tujuan mengembangkan sikap, tingkah laku dan kemampuan yang butuhkan suatu masyarakat. Jadi, pendidikan konservasi alam dan lingkungan hidup adalah sebuah proses untuk mengembangkan sikap dan tingkah laku serta mengembangkan kemampuan masyarakat dalam melakukan kegiatan pelestarian alam. Program pendidikan dan penyadaran, dapat dilakukan oleh seorang fasilitator lingkungan. Fasilitator akan melakukan perjalanan dari desa ke desa, dan bertatap muka dengan berbagai kalangan. Oleh karenanya, fasilitator lingkungan perlu memiliki pengetahuan praktis, sederhana dan bermanfaat bagi masyarakat.

Page 17: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

1. Program pendidikan Program pendidikan adalah sebuah kegiatan jangka panjang. Khusus kegiatan pelestarian alam, program ini tidak pernah akan berakhir sepanjang masih ada kegiatan yang merusak lingkungan dan masih ada hutan yang perlu dijaga. Oleh karena itu program ini dapat dilakukan kepada siapa saja baik tua maupun muda, anak atau orangtua, masyarakat umum atau pejabat, orang miskin maupun kaya, sepanjang mereka masih memerlukan pengetahuan untuk melestarikan alam bagi kehidupan. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan seorang fasilitator lingkungan dalam perannya sebagai “penyampai pesan” lingkungan, antara lain :

a. Melakukan Pendidikan Konservasi.

Pendidikan konservasi dapat dikemas dengan beberapa cara.,misalnya dengan melakukan pelatihan bagi siswa, guru, pemuda atau masyarakat umum. Agar pendidikan ini tidak membosankan dan tidak terkesan menggurui, pendidikan konservasi harus dikemas sedemikian rupa agar tidak nampak seperti sebuah pelatihan. Misalnya, dengan merancang beberapa bentuk permainan, melakukan outbound, jalan-jalan, lomba dan sebagainya. Dengan demikian pendidikan konservasi akan mempunyai daya tarik dan membuat orang gembira, senang, padahal di dalamnya terdapat pesan-pesan konservasi dalam bentuk yang berbeda.

Page 18: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

b. Melakukan Penyuluhan Keliling. Penyuluhan keliling dengan berkunjung ke sekolah atau masyarakat dengan memberikan informasi sangatlah efektif. Penyuluhan ini biasanya menggunakan media film, presentasi, perpustakaan keliling atau aneka permainan bertema pelestarian alam. Di beberapa daerah penyuluhan keliling mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat. Saat ini beberapa pegiat pendidikan konservasi telah menambah materi pendidikan yang interaktif dengan memberikan pelatihan khusus, seperti pembuatan kertas daur ulang, pembuatan kompos atau pembuatan peralatan sekolah dengan bahan dari alam yang menambah khasanah program ini. Peserta pendidikan pun tidak merasa bosan karena banyak hal yang dapat mereka lakukan. Selain mendapatkan pengetahuan tentang pelestarian alam, mereka juga memiliki ketrampilan khusus untuk kehidupan sehari-hari.

c. Kaderisasi Generasi Konservasi

Pembentukan kader konservasi bagi petugas lapangan seperti fasilitator lingkungan dapat dilakukan di mana saja. Kgiatan ini sangat sederhana, misalnya dengan mengajak sekelompok siswa sekolah yang tergabung dalam grup pecinta alam untuk melakukan perjalanan ke sebuah kawasan konservasi. Kegiatan semacam ini pernah dilakukan di beberapa kawasan pelestarian alam dan mendapatkan respon yang sangat baik, apalagi

Page 19: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

jika bekerja sama dengan kelompok atau organisasi lain yang memiliki kegiatan yang sama.

2. Program penyadaran

Penyadaran adalah tujuan akhir dari pendidikan pelestarian alam dan lingkungan. Apabila masyarakat sasaran memahami, menyadari dan sekapat dengan isi pesan yang disampaikan, maka “kesadaran” yang telah terbentuk itu harus dipertahankan agar kegiatan tetap berlanjut. Untuk melanjutkan kegiatan ini, para penggiat pendidikan konservasi biasanya dilibarkan atau diberi kepercayaan untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilakukan petugas lapangan. Mereka diajak menjadi fasilitator pendidikan, patroli bersama, merencanakan sebuah kegiatan, membuat sebuah usulan atau mengembangkan daerahnya menjadi daerah tujuan wisata atau kegiatan ekonomi lain.

Apa itu “Social Marketing” dalam Program Lingkungan (SMPL) Agak sedikt berbeda pengertian program penyadaran melalui pendidikan lingkungan dengan melakukan “social marketing” dalam program lingkungan. PNPM LMP umumnya dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki sebuah gagasan yang mudah diingat sehingga mampu mengubah perilaku, dan menciptakan ide-ide untuk melakukan kegiatan lingkungan di lapangan.

Page 20: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

Setiap daerah tentu berbeda satu sama lain, baik dalam hal masalah lingkungan, tingkat acaman serta adat istiadat masyarakatnya. Di Sulawesi misalnya, memiliki kekayaan alam dan tingkat endemik yang cukup tinggi, namun boleh jadi akan memiliki ke khasan satwa yang berbeda di masing-masing daerah atau propinsi. Studi kasus. Beberapa lembaga yang mengembangkan program penyadaran telah menciptakan atau membuat “flagship spesies”, yaitu jenis hewan tertentu yang khas dan dikenal di tengah masyarakat setempat…….. Dengan adanya flagship spesies tersebut, masyarakat akan tetap mengingat setiap pesan di dalam program pelestarian alam. Misalnya RARE, LSM yang bergerak di bidang penyadaran lingkungan menggunakan beberapa flagship spesies sebagai “ikon” dalam kegiatannya di berbagai tempat. WCS dalam melakukan kampanye keliling membuat CIMO (Conservation and Information Mobile), atau CI pernah membuat kegiatan PLH dengan membuat Flegship satwa dengan kata Moli dan Telsi. Di daerah jelajahnya, masyarakat akan mengetahui kalau kata Moli dan Telsi adalah kegiatan program pelestarian alam, melalui jalur pendidikan dan penyadaran. Ada beberapa tahapan yang dapat membantu untuk menciptakan sebuah gagasan, agat kegiatan lingkungan itu dapat dan mudah diingat oleh kalangan masyarakat luas : Identifikasi kekayaan SDA lokal atau adat istiadat di lingkungan tempat berkegiatan. Adakah satwa yang mudah didapat dan mengalami ancaman ?

Page 21: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

Adakah kebiasaan atau kebudayaan yang terkait dengan alam, misalnya seni tari, dongeng atau sumber pendapatan atau mata pencaharian yang terancam seperti nelayan, pertanian dsb. Adakah sebuah mitor, ceritera yang menjadi sebuah keyakinan masyarakat lokal, sehingga dengan kata-kata tersebut, orang akan selalu ingat. Buatlah sebuah kata untuk kampanye ringkas dan jelas. Misalnya di Jawa Barat Yayasan Pendidikan Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup pernah melakukan kampanye tentang air, dengan membuat kalimat “No Leuwueng No Cai, artinya tak ada hutan, tak ada air). Atau Yayasan Coca-Cola Indonesia ketika membuat kampanye jangka pendek selama satu tahun membuat Motto “airku Bersih Hidupku Sehat”. Dan masih banyak contoh untuk menggugah peran serta masyarakat dalam usaha pelestarian alam dan lingkungan.

Apa saja alat dan metode yang diperlukan? 1. Mengembangkan Media/Alat Bantu Fasilitasi

Yang dimaksud media adalah alat komunikasi dikembangkan dan digunakan selama proses fasilitasi agar komunikasi menjadi efektif . Untuk itu perlu dirancang kegiatan fasilitasi sesuai kebutuhan kelompok sasaran. Proses pengembangan media perlu dirancang lewat beberapa tahap yang sistematis sebelum diproduksi. Pemilihan dan penggunaan media yang tepat perlu melalui tahap ujicoba. Ujicoba perlu dilakukan untuk menampung berbagai saran dan masukan yang selanjutnya diolah sebagai bahan perbaikan terhadap setiap media yang akan diproduksi.

Page 22: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

Beberapa bentuk media fasilitasi antara lain:

a. Koleksi benda asli

Benda asli ini merupakan peraga yang baik untuk digunakan sebagai alat bantu komunikasi. Contoh koleksi benda asli adalah benih, hasil kerajinan, potongan kayu dari berbagai jenis dan lain-lain.

b. Gambar

Apabila benda aslinya terlalu besar, terlalu kecil, atau berbahaya bisa digunakan gambar atau foto. Untuk membuat gambar diperlukan keahlian agar gambar menarik dan juga memberikan konsep yang jelas.

c. Foto

Pada saat ini telah tersedia kamera digital yang bisa langsung dipindahkan ke komputer tanpa harus dicetak lebih dahulu. Sebagian besar kamera digital juga bisa di-set otomatis sehingga mampu menghasilkan gambar yang baik. Kalau pun hasilnya kurang baik, foto bisa di check dan dihapus serta bisa mengambil gambar lagi. Selain kamera digital, kinibeberapa handphone juga dilengkapi fasilitas untuk mengambil gambar secara digital. Fasilitator diharapkan bisa mengunakan alat foto secara kreatif agar dapat menghasilkan foto sesuai yang diinginkan. Ia juga dapat mengatur ataumenyusun bagian-bagian dari gambar agar

Page 23: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

photo yang dihasilkan lebih menarik dan mudah dimengerti. Ada beberapa syarat agar sebuah foto yang kita gunakan menjadi lebih efektif sebagai media komunikasi. Syarat terpenting adalah foto tersebut harus dapat "bercerita" tentang pesan yang akan disampaikan atau mampu mengungkapkan masalah yang dirasakan penting oleh kelompok sasaran.

d. Artikel

Menulis berita atau artikel bertujuan menyebarkan informasi kepada khalayak luas tentang masalah-masalah aktual, tepat waktu, dengan urutan kejadiannya. Penulis harus menguasai materi yang akan disampaikan dan harus melatih diri menyusun kalimat-kalimat yang komunikatif dan efektif. Adanya beberapa bentuk dan struktur tulisan yang bisa dikembangkan seperti: beraturan, piramida dan piramida terbalik.

e. Leaflet / Folder, Brosur dan Poster

Sebuah poster harus mampu menggugah/menarik perhatian seseorang terhadap suatu isu, sehingga dapat menyampaikan pesan secara tepat kepada kelompok sasaran. Pengaturan elemen-elemen dalam suatu bidang, disebut dengan "tata letak" atau komposisi, perlu dilakukan pada setiap media agar lebih komunikatif dan menarik. Dalam

Page 24: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

membuat leaflet, folder, brosur atau poster perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:

Cara penyajian pesan, pengaturan komposisi warna dan tata letak.

Kejelasan pesan, apakah mudah dimengerti?

Bentuk, apakah menarik perhatian?

Mengatur tata-letak dan penggunaan warna.

Menentukan rancangan, bentuk dan ukuran gambar-gambar serta penggunaan jenis huruf, ukuran dan bentuk tulisan yang digunakan.

f. Penggunaan Flipchart

Flipchart adalah salah satu media fasilitasi yang sangat sederhana namun mampu memberikan hasil yang baik. Flipchart berguna untuk membantu fasilitator dalam menyampaikan materi, terutama tahapan suatu proses. Untuk itu pembuatan media ini harus mempertimbangkan disain yang menarik, komunikatif dan pesan yang dituangkan sangat jelas

g. Peta

Peta adalah alat komunikasi yang efektif untuk menggambarkan lokasi. Beberapa jenis peta yang biasa digunakan dalam proses fasilitasi adalah:

Peta Lokasi (sumberdaya), yang menggambarkan lokasi pemukiman, hutan, lahan pertanian, jalan, sungai dan fasilitas umum lainnya.

Peta tenurial dan hak-hak, menunjukkan siapa menjadi pemilik, dan mempunyai hak untuk sesuatu, wilayah yang mana atau sumberdaya apa.

Page 25: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

Peta dampak dan tindakan, menggambarkan adanya dampak dari kegiatan tertentu misalnya illegal logging di lokasi tertentu, dampaknya berupa bencana tanah longsor atau banjir, dan tindakan yang harus diambil untuk mencegah atau mengurangi resiko bencana tersebut .

Peta mobilitas, menunjukkan pergerakan orang ke desa/kota lain di dalam komunitas mereka. Peta ini bisa mengungkapkan informasi tentang pergerakan musiman, penggunaan ataupembukaan pasar, kesulitan transportasi dan sebagainya.

h. Membuat Presentasi dengan Powerpoint

PowerPoint adalah program grafis komputer yang khusus digunakan untuk membuat presentasi. Melalui powerpoint kita dapat mengatur teks, gambar, warna dan membuat animasi secara bersamaan agar pesan-pesan dapat disampaikan secara efektif. Penggunaan gambar (ilustrasi) di antara teks berfungsi untuk memperjelas pesan yang ingin disampaikan.

i. Siaran Pedesaan dan Penulisan Naskah

Siaran Radio Pedesaan adalah media komunikasi yang dapat menjangkau sasaran secara massal. Biayanya pun relatif mudah dan mudah memanfaatkannya. Suatu naskah radio yang baik harus mudah untuk diucapkan, menarik perhatian, ringkas,jelas serta mudah dimengerti. Ketika membuat siaran radio perlu diperhatikan hal berikut:

Page 26: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

Tujuan informasi harus jelas,

Sederhanakan informasi yang akan disajikan,

Pengucapan kata harus jelas,

Penggunaan bahasa yang kreatif/aktif,

Penekanan kata-kata penting,

Menggunakan musik untuk mendukung suasana.

j. Teknik Pembuatan Film Video

Dengan adanya handycam juga kamera digital proses pembuatan film video bisa lebih mudah dan sederhana. Sebagai media komunikasi, film video juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan informasi yang meyakinkan sekaligus menghibur. Seorang fasilitator harus mampu memproduksi film video sendiri dari lokasi peserta yang difasilitasi atau yang mirip dengan lingkungan tempat peserta bekerja. Hal itu akan sangat membantu proses komunikasi yang efektif dengan peserta. Film video ini juga bisa digunakan sebagai dokumentasi proses yang bisa diputar ulang untuk mengingatkan kembali dan juga untuk membangun presepsi yang sama.

k. Menyelenggarakan Pameran Suatu pameran juga mempunyai tujuan komunikasi. Untuk mencapai tujuan komunikasi tersebut, pameran harus menarik perhatian dan apa yang divisualisasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yaitu informasi. Dalam pameran diperlihatkan cara-cara teknologi baru, sekaligus

Page 27: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

hasil-hasil yang telah dicapai. Pameran adalah usaha memperlihatkan atau mempertunjukkan model, contoh, barang dan peta. Agar menarik pameran harus disusun secara sistematis pada suatu tempat, sehingga menumbuhkan perhatian. Untuk merangkum hasil kegiatan fasilitasi di akhir sesi bisa disajikan dalam bentuk pameran sehingga peserta bisa mengingat kembali apa yang telah dihasilkan.

2. Metode Ada beberapa metode atau cara yang dapat digunakan fasilitator agar peserta pendidikan lingkungan mau berpartisipasi dalam pelestarian alam, yaitu: a. Curah pendapat (Brainstorming).

Curah pendapat adalah salah satu cara untuk menghasilkan daftar isu atau permasalahan yang tak terbatas di dalam sebuah pertemuan kelompok stakeholder. Untuk memberi kesempatan pada semua peserta maka biasanya setiap peserta diberi dua sampai empat kertas plano (ukuran 10 X 20 cm) dan spidol untuk menuliskan ide atau gagasan tentang isu atau topik tertentu. Semua gagasan yang telah tertulis kemudian dibaca dan ditempelkan di papan tulis atau dinding, kemudian dipilah ke dalam beberapa kelompok isu yang yang sejenis. Cara lain, fasilitator menanyakan langsung pada tiap peserta dan menuliskan jawabannya pada papan tulis

Page 28: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

atau kertas flipchart. Semua gagasan, siapa pun pesertanya dan apa pun sisinya, harus ditampung. Seseorang ditunjuk untuk membantu fasilitator mencatat semua gagasan tersebut pada sebuah kertas besar atau papan tulis. Bisa juga semua peserta mencatatkan gagasan masing-masing pada selembar kertas kemudian menempelkannya sendiri di papan atau dinding. Diskusikan bagaimana cara mengelompokkan isu dan menentukan prioritas kepentingannya.

b. Wawancara.

Dikenal juga dengan istilah wawancara semi terstruktur. Wawancara melibatkan kegiatan bertanya pada orang/responden, mendengarkan dan mencatat jawaban mereka . Beberapa pertanyaan dan topik bisa disiapkan lebih dulu sebelum wawancara, sedangkan pertanyaan dan topik lain bisa muncul dan berkembang pada saat wawancara dilakukan. Gunakanlah sebuah pedoman atau daftar-periksa (check-list) untuk mengajukan pertanyaan dan investigasi topik penting lainnya yang muncul selama wawancara. Tulislah semua hasil pada saat wawancara atau segera setelah wawancara selesai.

c. Daftar-periksa (checklist)

Daftar periksa adalah daftar informal tentang isu-isu yang akan dikumpulkan. Gunakan daftar ini sebagai pegangan wawancara, sebagai ganti dari survey

Page 29: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

formal atau kuesioner. Modifikasilah secara teratur sejalan dengan munculnya informasi dan isu baru.

d. Pertemuan desa/komunitas.

Datanglah ke desa-desa atau kelompok komunitas jika ada pertemuan-pertemuan. Atau, adakan pertemuan khusus untuk memberi informasi baru maupun untuk mendapatkan umpan balik. Komunikasikan maksud dari pengelolaan hutan pada pertemuan-pertemuan—khususnya pada tahapan awal identifikasi kelompok stakeholder dan kemungkinan dampaknya. Pertemuan semacam ini sangat penting apalagi jika isu atau konflik yang luas muncul.

e. Focus group.

Kumpulkan kelompok-kelompok komunitas untuk mendiskuskan topik khusus. Sebagai contoh, kelompok petani yang menginginkan lahan dalam hutan atau kelompok pemburu dan aktifitas mereka di dalam hutan.

f. Informan kunci.

Sempatkan untuk melakukan konsultasi mendalam dengan ahli lokal yang dikenal, tokoh atau individu yang berpengetahuan yang dapat memberi informasi kritis.

g. Pengamatan langsung.

Amati dan perhatian suatu kejadian atau situasi di lapangan, dan bertanyalah pada diri sendiri apa yang telah anda lihat atauamati.

Page 30: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

h. Pemetaan partisipatif.

Kegiatan ini memberi kesempatan bagi stakeholder untuk menyiapkan peta-peta sumberdaya/masalah/konflik. Peta ini dapati dibuat pada kertas, papan tulis, tanah, lantai. Peta jugadapat dibuat dengan menggunakan bahan lokal seperti tongkat, daun, batu, rumput, pasir, tanah berwarna, bungkus rokok, potongan genteng dan sebagainya dan membuatnya di tanah. Buatlah satu peta pendahuluan yang kemudian dilengkapi oleh orang lain atau peserta. Banyak macam peta yang bisa dihasilkan dari proses pemetaan partisipatif ini, misalnya:

i. Profil Sejarah.

Bekerja dengan kelompok komunitas untuk menyiapkan sejarah kejadian-kejadian utama dalam komunitas dengan perkiraan kapan terjadinya, dan diskusikan perubahan-perubahan apa yang terjadi dan mengapa terjadi (sebab akibat).

Apakah keuntungan pendidikan lingkungan bagi masyarakat? Poin ini sangat penting dalam program penyadartahuan (awareness) tentang pelestarian alam dan lingkungan yang terkait dengan rekakehidupan masyarakat, khususnya mata pencarian m. Kegiatan selanjutnya agar program PNPM LMP mendapatkan respon dari kalangan masyarakat dan kegiatan ke depan menjadi tanggung

Page 31: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

jawab bersama untuk penyelamatan lingkungan, perlu melakukan beberapa langkah. Kegiatan dalam mengubah perilaku memang memerlukan waktu yang panjang, karena berhubungan langsung dengan berbagai faktor, seperti ekonomi, sosial budaya dan politik. Sehingga diperlukan cara yang tepat agar program PNPM LMP yang hanya 3 tahun ini dapat membuka mata masyarakat bahwa usaha pelestarian alam sangat menguntungkan bagi kehidupan mereka. Beberapa Studi Kasus Di Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, masyarakat nelayan telah merasakan betapa sulitnya harus melaut lebih jauh lagi untuk menangkap ikan. Menurut pendapat para tokoh masyarakat dan nelayan, hal ini dikarenakan rusaknya terumbu karang akibat pengeboman dan peracunan ikan (bius). Selain itu juga kerusakan hutan bakau, sehingga tak ada lagi tempat bagi ikan untuk berkembang biak. Akhirnya disepakati untuk melakukan penjagaan bersama dan ada aturan larangan melakukan pengeboman dan peracunan, selain itu memulai melakukan rehabilitasi hutan bakau. Di Kecamatan Bolaang Uki, Boolang Mongondow, Sulawesi Utara, saat dilakukan pelatihan KPMD, beberapa kelompok telah merasakan bencana yang menimpa pada tahun 2006, yaitu banjir. Dalam usulan kegiatan disepakati peserta yang terdiri dari semua desa untuk melakukan kegiatan rehabilitasi lahan di hulu dan rehabilitasi pesisir

Page 32: 4_0 Menumbuhkan kesadaran lingkungan

untuk mencegah bencana lingkungan berupa banjir dan abrasi laut. Di Desa Nangrang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, masyarakat pernah dihadapkan pada dua pilihan, yaitu penambangan pasir atau keperluan air. Beberapa masyarakat memilih penambangan pasir untuk menyambung kehidupan, karena akan membuka lapangan pekerjaan. Namun bila bukit tersebut ditambang, maka akan berdampak yang sangat luas, yaitu kekurangan air. Akhirnya program No Leuweung No Cai, berjalan dengan baik. Yayasan Telapak pernah mengembangkan program penyadaran tentang air di sebuah desa di Bogor Barat. Masyarakat di sana sudah merasakan akibat hilangnya hutan dari perbukitan, karena secara langsung debit air menurun, baik untuk kebutuhan rumah tangga ataupun pertanian. Sungai juga mulai surut. Semua itu disadari masyarakat setempat. Akhirnya mereka sepakat memperbaiki DAS (Daerah Aliran Sungai) dan kawasan tangkapan hujan dengan tanaman yang cepat tumbuh, yaitu bambu. Hasilnya kini sudah dapat dirasakan. Masih banyak contoh sukses tentang program perbaikan lingkungan walau dalam skala kecil. Namun hal ini jauh lebih baik. Meski hanya di tingkat lokal, diharapkan kegiatan kita dapat memberi manfaat di tingkat global.