AkUAPONIKelman_miska.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/62645/...fotosintesis dan laju...
Transcript of AkUAPONIKelman_miska.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/62645/...fotosintesis dan laju...
AkUAPONIK
Moh. Ega Elman Miska, SP., MSi.
Universitas Gunadarma
2018
Sistem Akuaponik
Menurut Diver 2006,
Akuaponik adalah kombinasi akuakultur dan hidroponik untuk memelihara ikan dan tanaman dalam satu sistem yang saling terhubung
Limbah yang dihasilkan oleh ikan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman (Wahap et al. 2010).
Interaksi antara ikan dan tanaman menghasilkan lingkungan yang ideal untuk tumbuh sehingga lebih produktif dari metode tradisional (Rakocy et al. 2006).
ARTI PENTING
Sistem Akuaponik
Penelitian tentang akuaponik dimulai oleh Universitas Virgin Island sejak tahun 1971
Berawal dari sulitnya memelihara ikan air tawar dan sayuran di pulau Semiarid, Australia
Hasil penelitian tersebut kemudian digunakan sebagai dasar pada sistem akuaponik untuk tujuan komersil, namun upaya pengembangan sistem ini masih mengalami banyak kendala
SEJARAH
Sistem Akuaponik
Pada tahun 1980-an sistem akuaponik mulai berkembang luas (Rakocy, 1997)
Sampai tahun 1980-an, seluruh usaha dalam menggabungkan akuakultur dan hidroponik tidak semuanya berhasil, namun beragam inovasi yang dilakukan telah mengubah teknologi akuaponik menjadi salah satu sistem untuk memproduksi bahan makanan (Diver 2006)
SEJARAH
Sistem Akuaponik
Akuaponik hemat energi, mencegah keluarnya limbah ke lingkungan, menghasilkan pupuk organik untuk tanaman (lebih baik dari bahan kimia),
Pemanfaatan kembali air limbah melalui biofiltrasi dan menjamin produksi bahan makanan melalui multi-kultur, membuat akuaponik pantas dikatakan salah satu model panutan untuk green technology (Wahap et al. 2010).
PRINSIP DASAR
Sistem Akuaponik
Pada sistem akuaponik, aliran air kaya nutrisi dari media pemeliharan ikan digunakan untuk menyuburkan tanaman hidroponik
Hal ini baik untuk ikan karena akar tanaman dan rhizobakter mengambil nutrisi dari air.
MEKANISME
Sistem Akuaponik
Nutrisi yang berasal dari feses, urin dan sisa pakan ikan adalah kontaminan yang menyebabkan meningkatnya kandungan racun pada media pemeliharaan
Tetapi air limbah ini juga menyediakan pupuk cair untuk menumbuhkan tanaman secara hidroponik
MEKANISME
Sistem Akuaponik
Media hidroponik berfungsi sebagai biofilter, yang akan menyerap ammonia, nitrat, nitrit dan posfor sehingga air yang sudah bersih dapat dialirkan kembali ke media pemeliharaan (Diver 2006)
Bakteri nitrifikasi yang terdapat pada media hidroponik memiliki peran penting dalam siklus nutrisi, tanpa mikroorganisme ini seluruh sistem tidak akan berjalan
MEKANISME
Sistem Akuaponik
Ammonia dan nitrit bersifat racun bagi ikan,
Akan tetapi nitrat lebih aman dan merupakan bentuk dari nitrogen yang dianjurkan untuk pertumbuhan tanaman seperti buah-buahan dan sayuran (Rakocy et al. 2006)
MEKANISME
Sistem Akuaponik
Keuntungan/kelebihan akuaponik dari sistem lainnya (ECOLIFE 2011):
1. Sistem akuaponik berjalan dengan prinsip zero enviromental impact. Akuaponik dapat menghasilkan ikan berkualitas baik dan tanaman organik sehingga tidak tercemar dengan pupuk buatan, pestisida maupun herbisida
KEUNTUNGAN
Sistem Akuaponik
2. Sistem akuaponik memanfaatkan air dengan lebih bijak.
Sistem ini menggunakan 90% lebih sedikit air daripada menanam tanaman dengan cara konvensional dan menggunakan air 97% lebih sedikit dari sistem akuakultur biasa.
3. Sistem akuaponik serbaguna dan mudah beradaptasi.
Sistem ini dapat dibangun dengan segala ukuran dan cocok untuk berbagai tempat.
KEUNTUNGAN
Sistem Akuaponik
Sangat tergantung pada listrik untuk menggerakkan mesin air karena apabila air memburuk dan meningkatkan tingkat keasaman yang mengakibatkan kematian pada ikan
Investasi cukup tinggi karena harus menyediakan cadangan listrik berupa jenset agar pergerakan resirkulasi tidak terhenti
Membutuhkan SDM yang terampil dalam bidang listrik
KELEMAHAN
Sistem Akuaponik
Beberapa jenis ikan yang telah dibudidayakan menggunkan sistem akuaponik adalah lele (Catfish), rainbow trout, mas (Common carp), koi, mas koki dan barramundi (Asian sea bass).
Tanaman yang digunakan dalam sistem akuaponik berupa tanaman sayur (bayam, kemangi, kangkung) dan tanaman buah (tomat, mentimun, paprika).
Media tanam yang digunakan dalam sistem akuaponik sama dengan cara bertanam hidroponik, yaitu dengan menggunakan batu apung, pasir, sabut kelapa, batu kerikil dan nutrient film (ECOLIFE 2011)
Nitrogen Anorganik
Limbah pembesaran ikan berasal dari sisa pakan dan feses ikan, akumulasi limbah tersebut akan terdekomposisi menjadi senyawa anorganik
Sisa pakan dan feses ikan banyak mengandung nitrogen, sehingga senyawa anorganik yang dihasilkan berupa nitrogen anorganik.
Nitrogen anorganik terdiri atas :
amonia (NH3),
amonium (NH4+),
nitrit (NO2-),
nitrat (NO3), dan
molekul nitrogen (N2)
Nitrogen Anorganik
Tingginya konsentrasi nitrogen anorganik akan menambah kesuburan kolam dan dalam waktu cepat dapat menurunkan kualitas air kolam (Effendi 2003)
Akuaponik menggunakan aliran air secara tertutup, maka bahan organik dan anorganik cenderung terakumulasi pada sistem yang akan menyebabkan terjadinya pembentukan senyawa beracun bagi ikan.
Nitrogen Anorganik
Amonia yang tidak terionisasi bersifat racun bagi ikan dan berpengaruh signifikan terhadap nilai Ph
Peningkatan kadar amonia terutama berasal dari pemberian pakan yang berlebihan, sehingga berakibat pada ekskresi amonia oleh ikan cukup tinggi dan di lain pihak populasi bakteri dekomposer tidak memadai
Nitrogen Anorganik
Amonia yang terurai menjadi amonium dalam kondisi aerob akan mengalami proses nitrifikasi
Nitrifikasi adalah oksidasi amonia menjadi nitrat oleh bakteri kemoautotrof,
Tahap pertama adalah Nitrosomonas dan kedua adalah Nitrobacter
Nitrogen Anorganik
Pemanfaatan ion amonium dan nitrit berturut-turut sebagai sumber energi dan nitrifikasi berlangsung cepat pada pH 7-8 dan suhu 25-35 Oc
Oksidasi ion amonium merupakan sumber keasaman yang potensial dalam sistem akuatik (Boyd 1979).
Nitrogen Anorganik
Pada air permukaan dengan kandungan oksigen cukup, amonia mengalami nitrifikasi menjadi ion nitrit (NO2-) dan nitrat (NO3-).
Nitrit dapat berperan sebagai sumber nitrogen bagi tanaman tetapi bersifat toksik bagi organisme air (Barus 2001).
Nitrogen Anorganik
Pada proses nitrifikasi, nitrit yang akan dioksidasi oleh bakteri Nitrobacter menjadi nitrat terhambat apabila ikan mendapat pakan yang berlebih dan atau,
Nitrobacter tidak dapat bekerja optimal dalam mengoksidasi nitrit menjadi nitrat akibat faktor lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan atau aktivitasnya, maka terjadi akumulasi nitrit (Irianto 2005)
Nitrogen Anorganik
Nitrat merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman yang selanjutnya dikonversi menjadi protein
Konsentrasi nitrat yang tinggi di perairan dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme perairan apabila didukung oleh ketersediaan nutrien.
Nitrogen Anorganik
Kadar nitrat lebih dari 5 mg/l menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan
Nitrogen anorganik berupa nitrat mengalami denitrifikasi menjadi amonia, selanjutnya diserap oleh fitoplankton
Fitoplankton lebih banyak menyerap amonia dibandingkan dengan nitrat karena lebih banyak dijumpai diperairan baik dalam kondisi aerobik maupun anaerobik
Nitrogen Anorganik
Amonia merupakan nutrien bagi pertumbuhan organisme akuatik lainnya dan berperan juga sebagai penyubur di lingkungan air, yaitu untuk mikroorganisme fotosintesis seperti alga hijau dan alga biru-hijau, diatom, dan tanaman tingkat tinggi lainnya
Fitoplankton mampu mengubah zat-zat anorganik menjadi zat organik dengan bantuan cahaya matahari melalui proses fotosintesis dan juga sebagai pemasok oksigen
Peran Tanaman dalam Penyerapan Karbon
CO2 diperairan dihasilkan dari respirasi organisme budidaya (ikan) maupun difusi dari udara.
Gas CO2 adalah bahan baku bagi fotosintesis dan laju fotosintesis dipengaruhi oleh kadar CO2 yang tersedia (Ardiansyah 2009).
Kenaikan CO2 memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan air oleh tanaman (Wolfe, 2007).
MEKANISME
PENYERAPAN KARBON
Peran Tanaman dalam Penyerapan Karbon
Tanaman mampu memanfaatkan karbon melalui stomata, stomata memiliki fungsi sebagai pintu masuknya CO2 dan keluarnya uap air dari daun
Besar kecilnya pembukaan stomata merupakan regulasi terpenting yang dilakukan oleh tanaman
Tanaman berusaha memasukkan CO2 sebanyak mungkin tetapi dengan mengeluarkan air sedikit mungkin untuk mencapai efisiensi pertumbuhan yang tinggi (June, 2006)
MEKANISME
PENYERAPAN KARBON
Peran Tanaman dalam Penyerapan Karbon
Tanaman tidak membutuhkan pembukaan stomata maksimum untuk mencapai kadar CO2 optimum di dalam daun jika kadar CO2 di atmosfir meningkat, sehingga laju pengeluaran air dikurangi
Tanaman hijau daun menyerap CO2 selama fotosintesis dan memakainya sebagai bahan untuk membuat karbohidrat
MEKANISME
PENYERAPAN KARBON
Peran Tanaman dalam Penyerapan Karbon
Fotosintesis merupakan salah satu mekanisme penting pengambilan CO2 dari perairan.
Tanaman memiliki peran penting dalam mengurangi carbon karena tanaman mampu memanfaatkan karbon untuk melakukan proses fotosintesis guna menghasilkan oksigen
MEKANISME
PENYERAPAN KARBON
Peran Tanaman dalam Penyerapan Karbon
Tanaman yang bisa dimanfaatkan sebaiknya mempunyai nilai ekonomis, misalnya bayam hijau, bayam merah, kangkung dan selada
Tanaman yang umumnya digunakan yaitu kangkung, karena harga jual dan permintaan yang cukup tinggi
Kangkung merupakan tanaman dengan akar yang tidak terlalu kuat dan dalam pemeliharaanya memerlukan air secara terus-menerus (Nugroho dan Sutrisno 2008).
MEKANISME
PENYERAPAN KARBON
Penyerapan Karbon di Perairan
Penyerapan CO2 oleh perairan terjadi melalui dua mekanisme yaitu pompa daya larut (solubility pump) dan pompa biologis (biological pump)
Pompa daya larut dibangkitkan oleh pertukaran gas antar permukaan udara dengan air dan proses-proses fisis yang membawa CO2 ke dalam air.
CO2 atmosferik masuk ke air melalui pertukaran gas yang bergantung pada kecepatan angin dan perbedaan tekanan parsial CO2 udara dengan air
MEKANISME
PENYERAPAN KARBON
Penyerapan Karbon di Perairan
Pompa biologis merupakan peran dari fitoplankton sebagai produsen primer.
Fitoplankton mengambil nutrien dan CO2 melalui proses fotosintesis, laju dimana proses ini terjadi disebut produktivitas primer kotor.
Fotosintesis adalah proses fisiologis dasar yang penting bagi nutrisi tanaman termasuk fitoplankton
6CO2 + 6H2O (+energi cahaya) → C6H12O6 + 6O2
MEKANISME
PENYERAPAN KARBON
Penyerapan Karbon di Perairan
Pompa biologis
Untuk fotosintesis adalah sebanding dengan jumlah materi organik (C6H12O6) yang dihasilkan
Untuk mengukur laju produksi senyawa-senyawa organik dapat diukur dengan cara mengetahui laju hilangnya atau munculnya beberapa komponen yang ada dalam reaksi tersebut
Laju fotosintesis dapat diukur dengan laju hilangnya CO2 atau munculnya O2.
Pengukuran dalam prakteknya yang digunakan hanya dua komponen yaitu CO2 dan O2 (Nybakken, 1992).
MEKANISME
PENYERAPAN KARBON
Penyerapan Karbon di Perairan
Pertukaran karbon menjadi penting dalam mengontrol pH di perairan
Pada saat CO2 memasuki perairan, asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia.
MEKANISME
PENYERAPAN KARBON
Penyerapan Karbon di Perairan Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai
pH perairan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat.
Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH:
H2CO3⇌ H+ + HCO3-
Karbondioksida (CO2) pada konsentrasi yang tinggi (>100mg/l) dapat bersifat racun, karena keberadaannya dalam darah dapat menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin, sehingga ikan dapat kehilangan keseimbangan, dan bahkan berakibat kematian
MEKANISME
PENYERAPAN KARBON