Aku, Kau dan Dia (7th)

5
 Aku, Kau dan Dia By: Choirunnisa Lutfi Hariyati

description

Cerpen

Transcript of Aku, Kau dan Dia (7th)

  • Ann_saiggans

    Aku, Kau dan Dia

    By:

    Choirunnisa Lutfi Hariyati

  • Ann_saiggans

    Aku, Kau dan Dia

    Pagi ini Arya berjalan dengan santainya sambil menggantungkan sepasang headset di telinganya. Entah mengapa hari ini Arya tak begitu bersemangat. Ia merasa semakin hari, badannya semakin lemah. Tapi Ia terus melangkahkan kakinya dan entah apa yang sedang ia pikirkan.

    Sementara Disa yang berjarak lima puluh meteran dibelakang Arya mencoba memanggil Arya, seorang yang Ia kenal. Ia memanggil dan memperkeras suaranya ketika merasa Arya tak mendengar panggilannya serta mempercepat langkahnya agar setara dengan Arya.

    Pagi Arya

    Pagi.

    Ih sinis banget sih Loe! Masih pagi kok muka Loe uda ditekuk? Jelek tau!

    Emang biasanya gimana?

    Biasanya? Jelek juga. Ucap Disa menggoda Arya.

    Tumben kamu jalan kaki. Mana tungganganmu?

    Sopir Gue lagi di bengkel. Jawab Arya singkat.

    Maksud Kamu?

    Biasa. Mobil Gue ngadat. Jawab Disa sambil nyengir.

    Disa bersenandung ria dan mengambil hape di sakunya, tak sengaja ada uang jatuh dari sakunya.

    Disa. Uangmu jatuh. Ucap Arya seraya mengambil uang yang terjatuh di tanah.

    Oh ya ampun. Makasi Arya. Oh ya Kamu punya uang seribuan nggak?

    Gak punya. Emangnya buat apa?

    Buat parkir di hati kamu.

    Arya hanya tersenyum kecil. Dalam diamnya Arya tersenyum, benih-benih cintanya pada Disa semakin tumbuh. Memang sudah lama Arya memendam sebuah rasa pada sosok Disa.

    ***

    Beberapa jam kemudian, setelah bel pulang berbunyi. Rere dan Andrea menghampiri Disa. Mereka membicarakan tentang tugas kelompok yang harus dikumpulkan besok. Mereka setuju untuk mengerjakannya di rumah Arya atas ide Disa jam 4 sore nanti.

    ***

    Sorenya dirumah Arya

    Assalamualaikum Permisi seru Disa sambil memencet bel rumah Arya.

    Sementara itu, Fudin (Kakak Arya yang nggak kalah ganteng dan keren sama Arya) yang sedang menonton TV didalam segera membuka pintu. Disa kaget ketika melihat yang membuka pintu adalah Kak Fudin, seorang yang Ia sukai.

    Disa masuk kerumah Arya. Seperti biasa mereka menuju ke teras belakang, dekat kolam renang. Fudin pergi ke dapur dan mengambilkan minuman. Karena suasana yang agak canggung Disa membuka pembicaraan tentang tujuan Fudin setelah lulus SMA. Tiba-tiba ayah Arya dan Fudin datang, Pak Ramon sangat senang pada Disa dan berharap Disa menjadi menantunya kelak.

    Beberapa menit kemudian Arya datang bersama dengan Rere dan Andrea. Mereka mulai mengerjakan tugasnya. Sementara Fudin dan Pak Ramon meninggalkan mereka.

    Arya. Aku mau permisi ke toilet dulu ya? pinta Disa

    Oh. Iya silahkan. Uda tau tempatnya kan?

    Disa mengangguk. Kemudian Ia bergegas ke toilet. Ditengah perjalanan, Ia mendengar senandung suara yang sangat indah, suara yang membuat hatinya tenang. Ia mencari sumber suara itu dan ternyata suara itu berasal dari dalam kamar Fudin. Disa semakin merasakan gelora

  • Ann_saiggans

    asmara yang sebelumnya ada. Karena keseksamaannya mendengar alunan suara yang indah itu, Disa berdiri terdiam di dekat pintu kamar Fudin.

    Disisi lain, di teras belakang, Arya bertanya pada Rere dan Andrea tentang kematian.

    Beberapa bulan yang lalu aku check up ke dokter. Dan hasilnya sangat mengenaskan. Aku divonis sebagai penderita kanker hati yang kronis. Dan umurku hanya tinggal beberapa hari lagi. ucap Arya sedih.

    Kenapa nggak bilang dari dulu-dulu? tanya Rere cemas.

    Aku nggak mau orang-orang tau dan kasihan sama aku. Bahkan papa dan Kak Fudin sekalipun. Jawab Arya.

    Sebenarnya hari ini aku ingin mengungkapkan rasaku pada Disa. Lanjut Arya.

    Maksudmu kamu mencintainya? tanya Andrea.

    Bukan hanya cinta, tapi sayang. Aku rela berkorban apapun demi dia. Oh ya. Jangan bilang pada siapapun tentang ucapanku tadi. Sekarang aku akan menjemput bidadariku, terlalu lama ia kebelakang, apakah ia tersesat dan lupa jalan pulang? Kalaupun demikian aku akan menemaninya, karena akupun tersesat di hatinya.

    Sementara itu di dalam rumah. Fudin membuka pintu dan kaget melihat Disa terpaku didepan pintu kamarnya.

    Lho, Disa. Ngapain? tanya Fudin mengagetkan Disa.

    Eh. Ka ka Kak Fudin. Nggak apa apa, suara kakak indah. Jawab Disa salah tingkah.

    Mereka saling tersenyum. Kemudian Disa memalingkan pandangan dan berpamitan untuk kembali ke teman-temannya.

    Tunggu Disa! pinta Fudin ragu

    Disa berbalik dan kembali kedepan Fudin.

    Kau mungkin tak secantik Juliet, tapi aku yakin hatimu secantik Cinderella. Senyummu itu seindah putri salju. Salju itu putih dan dingin, sedingin hatiku saat ini. Walaupun aku tak seganteng Romeo, tak sekaya Richi Rich dan tak bertunggangkan kuda laksana ksatria. Maukah kau menghangatkan hatiku dan menjadi labuhan hatiku? pinta Fudin seraya menggenggam lembut tangan Disa.

    Disa tak menyangka Fudin akan menembaknya saat itu. Ia terdiam menenangkan detak jantungnya yang melebihi debit dan menarik nafas panjang untuk menjawabnya

    Sebenarnya aku juga memiliki rasa yang sama ke kakak, tapi ucap Disa kemudian sontak melepaskan genggaman lembut tangan Fudin dan menghentikan ucapannya ketika menyadari Arya melihat mereka. Kemudian Arya pergi tanpa berkata sepatah katapun, dan Disa mengejarnya.

    Di teras belakang, Rere dan Andrea telah selesai mengerjakan tugas kelompok mereka.

    Hari sudah semakin petang, tugaspun telah terselesaikan. Tidakkah kalian ingin pulang sebelum adzan magrib berkumandang? ucap Arya yang baru datang.

    Sepertinya demikian. Yaudah, kita pulang dulu ya? jawab Rere, kemudian mereka membereskan buku dan menggandeng Disa untuk pulang.

    Setelah mengantar teman-temannya ke depan, Arya masuk kedalam rumahnya dengan menggenggam foto Fudin yang ia temukan disela buku Disa.

    ***

    Arya tadi kenapa? Terus kamu juga kenapa, kayaknya lagi seneng banget? Abis dapet pernyataan cinta ya?

    Lho? Kok tau?

    Tadi Arya bilang ke Gue. Jawab Rere keceplosan.

    Arya?

  • Ann_saiggans

    Iya Arya. Dia bilang dia mau nyatain cinta ke kamu, dan dia juga bilang hidupnya nggak lama lagi. Dia divonis kanker hati kronis sama dokter. Ups keceplosan lagi. jawab Rere seraya memukul kepalanya.

    Apa? Ya sudah Aku harus pulang buru-buru dahh

    Disa meninggalkan Rere yang sedang terheran-heran. Sesampai di rumahnya, Disa segera mengabari Fudin bahwa sebenarnya Ia juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Kemudian Disa menceritakan tentang semua yang diceritakan Rere dan Andrea. Akhirnya Fudin memutuskan dan menyetujui agar Disa lebih memilih Adiknya.

    ***

    Pagi Arya! ucap Disa ceria.

    Pagi Dis!

    Arya! Dengarkan Aku! Aku Cinta Kamu! ucap Disa seraya memalingkan wajah Arya agar memandangnya.

    Benarkah? Apa kamu mau jadi penjaga hatiku? jawab Arya kemudian membalikkan pandangannya ke arah depan.

    Tentu saja. jawab Disa ragu.

    Oke. Ntar malem aku tunggu kamu dinner di Restoran Orchid jam 7 malem meja nomor 6 ya sayang.

    Oke.

    ***

    Arya pergi dan menemui Rere yang sedang membaca buku. Ia meminta hp Rere dan mengirim sms berupa ajakan dinner di jam dan tempat yang sama seperti ajakannya pada Disa kepada Fudin.

    ***

    Jam 18.45 di Restoran Orchid.

    Disa sudah menunggu kedatangan Arya. 15 menit kemudian, hanya Fudin yang muncul. Tak lama Arya datang.

    Malam Disa sayang. Malam Kak Fudin. Aku sengaja mempertemukan kalian disini, karena aku mau menyatukan kalian. Aku tau kalian saling mencintai. Nggak fair aja kalau aku bahagia dengan orang yang kucinta, tapi orang yang kucinta hanya bahagia dengan orang lain, apalagi kakakku sendiri. Baiklah, nikmati dinner malam ini. Dan semoga kalian bahagia. Aku pergi dengan bahagia, karena aku telah membahagiakan orang yang aku sayangi. Aku pergi dengan merelakanmu Disa. Tapi kau tetap jadi bidadari hatiku. Jaga Disa baik-baik ya kak! Aku pergi dulu ya. Dah ucap Arya beruntun.

    Kemudian Arya meninggalkan mereka berdua. Sesungguhnya keadaan Arya semakin lemah dan melemah. Ia memegang dadanya dan ia terjatuh di depan pintu masuk restoran.

    Disa dan Fudin membawa Fudin ke rumah sakit terdekat. Tapi tuhan berkehendak lain. Sebelum sampai di Rumah Sakit, nyawanya telah kembali ke Sang Khalik. Disa duduk disebelah Arya yang terbaring kaku.

    Tak pernah ku inginkan perpisahan ini terjadi, Kau benar-benar telah pergi, Pergi ke alam penuh kasih sayang yang abadi, Slamat jalan semoga kau tenang, Gapailah doa yang slalu kubaca, Selamat jalan Arya, Terima kasih atas pengorbananmu, Antara Aku, Kau dan Dia. Ucap Disa terisak dan akhirnya menangis sejadi-jadinya.

    ~~ THE END~~