AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi...

137
1 AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN STOCK BUYBACK (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang Melakukan Stock Buyback Periode 2015-2016) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya DYAH RETNO WULAN NIM 135030200111014 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN MALANG 2017

Transcript of AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi...

Page 1: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

1

AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM

SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN

STOCK BUYBACK

(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Melakukan Stock Buyback Periode 2015-2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

DYAH RETNO WULAN

NIM 135030200111014

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN

MALANG

2017

Page 2: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

ii

Page 3: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

iii

Page 4: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

iv

Page 5: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

v

CURRICULUM VITAE

1. Nama : Dyah Retno Wulan

2. NIM : 135030200111014

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Tulungagung, 19 April 1995

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Pendidikan : 1. SDN Kedungwaru 1

2. SMPN 3 Tulungagung

3. SMKN 1 Boyolangu

4. Universitas Brawijaya

7. Fakultas : Ilmu Administrasi

8. Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis

9. Alamat : Jl. Pahlawan III Kab. Tulungagung

10. Email : [email protected]

Page 6: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

vi

RINGKASAN

Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan

Sesudah Pengumuman Stock Buyback (Studi pada Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang Melakukan Stock Buyback Periode 2015-2016) Sri Sulasmiyati, S.Sos, M.AP, 144 halaman + xv

Pasar modal merupakan pasar yang diperuntukkan untuk melakukan jual

beli instrumen jangka panjang. Keberadaan pasar modal di suatu negara memiliki

peran penting dalam meningkatkan aktivitas perekonomian melalui kegiatan

pendanaan oleh investor. Selain itu, pasar modal dapat memberikan return kepada

pihak dengan kelebihan dana dalam berinvestasi. Investor yang menginginkan

return tinggi sering memilih saham sebagai instrumen investasinya dikarenakan

tingkat perputaran saham yang tinggi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu acuan yang

digunakan investor dalam melakukan analisis mengenai pergerakan harga saham.

IHSG yang mengalami penurunan terus-menerus menyebabkan kekhawatiran bagi

pemegang saham. Perusahaan yang sahamnya mengalami penurunan akan

berusaha untuk menstabilkan kembali harga sahamnya. Salah satu kebijakan yang

dilakukan adalah dengan melakukan stock buyback. Stock buyback merupakan

aksi korporasi yang bertujuan untuk memberikan sinyal kepada investor bahwa

harga saham tidak mencerminkan kinerja perusahaan yang sebenarnya.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk event study.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia yang melakukan stock buyback periode 2015-2016, sampel

diperoleh menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria-kriteria

tertentu yang menghasilkan 35 sampel. Periode pengamatan yang digunakan

adalah 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman stock buyback. Data yang

digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari website resmi Bursa

Efek Indonesia. Analisis data menggunakan uji normalitas, uji beda Paired

Sample T-Test, dan uji beda Wilcoxon Sign Rank Test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap average abnormal return, average trading volume activity,

dan average trading frequency activity sebelum dan sesudah pengumuman stock

buyback. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dikarenakan investor telah

mengantisipasi kondisi pasar yang berfluktuatif secara signifikan dengan

melakukan analisis selektif dalam menginvestasikan dananya. Selain itu, periode

pengamatan yang tergolong pendek dan jumlah sampel juga mempengaruhi hasil

penelitian.

Kata kunci : Pasar Modal, IHSG, Stock Buyback, Average Abnormal Return,

Average Trading Volume Activity, Average Trading Frequency

Activity.

Page 7: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

vii

SUMMARY

Dyah Retno Wulan, 2017, Stock Trading Activity Before And After Stock

Buyback Announcement (Study at Company Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) Do Stock Buyback of the Period 2015-2016) Sri Sulasmiyati,

S.Sos, M.AP, 144 pages + xv

The capital market is a market intended to sell and buy long-term

instruments. The existence of capital markets in a country has an important role

in increasing economic activity through funding activities by investors. In

addition, the capital market can provide returns to parties with excess funds in

investing. Investors who want high returns often choose stocks as their investment

instruments due to high stock turnover.

Composite Stock Price Index (CSPI) is one of references used by investors

in conducting an analysis of stock price movements. CSPI that experienced a

continuous decline makes the shareholder get worries. Companies whose shares

are undervalued will seek to stabilize stock prices again. One of the policies is to

conduct stock buyback. Stock buyback is a corporate action that aims to give a

signal to investors that the stock price does not reflect the actual performance of

the company.

This research using quantitative method with the form of event study. The

population in this research are all companies listed on the Indonesia Stock

Exchange which conducted stock buyback on period 2015-2016, the sample

obtained using purposive sampling technique that produce 35 samples. The

period of the observation are 5 days before and 5 days after stock buyback

announcement. The data used was secondary data from Indonesia Stock

Exchange official website. An analysis of data using normality test, different test

Paired Sample T-Test, and test different Wilcoxon Sign Rank Test.

The results of the research showed that average abnormal return, average

trading activity volume, and average trading frequency activity has no significant

difference before and after stock buyback announcement. Insignificant results

caused by investors that was anticipate the significantly fluctuation of the market

conditions by conducting a selective analysis in investing the funds. In addition,

the period of the observation is relatively short and the number of samples also

affects the results of the research.

Keywords : Capital Market, CSPI, Stock Buyback, Average Abnormal Return,

Average Trading Volume Activity, Average Trading Frequency

Activity.

Page 8: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Stock Buyback (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) yang Melakukan Stock Buyback Periode 2015-

2016)”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

3. Bapak Mohammad Iqbal, S.Sos M.IB., DBA, selaku Sekretaris Jurusan

Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Brawijaya Malang.

4. Bapak Dr. Wilopo, M.AB, selaku Ketua Program Studi Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

Page 9: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

ix

5. Ibu Sri Sulasmiyati, S.Sos, M.AP., selaku Komisi Pembimbing Skripsi

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dengan

sabar, kritik dan saran yang membangun untuk penulis, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh dosen pengajar Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmu

yang bermanfaat bagi penulis.

7. Seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Administrasi yang telah

membantu dalam menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Administrasi.

8. Kedua orang tua dan adik yang selalu mendukung dan mendoakan

penulis dalam menyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas kasih sayang,

motivasi, doa, dan materi yang diberikan.

9. Sahabat-sahabatku (Retno, Fani, Ifa) yang telah memberikan informasi,

dukungan, dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan serta Dea

Wulandari, teman dari kampus seberang yang setia mendengarkan keluh

kesah dari penulis, terima kasih dan semoga urusanmu dilancarkan.

10. Seluruh teman kosan, terkhusus Ida, April, Sindy, Agni terima kasih atas

segala tawa dan kegaduhan selama ini.

11. Teman-teman FIA angkatan 2013 dan semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu per satu yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari baik dalam penulisan, penyusunan, maupun penyajian

materi dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Demi kesempurnaan

skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

Page 10: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

x

atas segala kekurangan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak

yang membutuhkan.

Malang, 24 Juli 2017

Penulis

Page 11: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

xi

DAFTAR ISI

Halaman

MOTTO ........................................................................................................... i

TANDA PENGESAHAN ................................................................................ ii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. iv

RINGKASAN .................................................................................................. v

SUMMARY ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 9

D. Kontribusi Penelitian .............................................................. 10

E. Sistematika Penulisan ............................................................ 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 13

A. Penelitian Terdahulu .............................................................. 13

B. Pasar Modal ............................................................................ 16

1. Pengertian Pasar Modal .................................................. 17

2. Jenis Pasar Modal............................................................ 17

3. Instrumen Pasar Modal ................................................... 18

4. Fungsi Pasar Modal ......................................................... 22

5. Indeks Pasar Modal ......................................................... 22

6. Fungsi Indeks Pasar Modal ............................................. 25

C. Saham ..................................................................................... 25

1. Pengertian Saham ............................................................ 25

2. Karakteristik Saham Biasa .............................................. 26

3. Hak Pemegang Saham Biasa ........................................... 26

4. Jenis Saham Biasa ........................................................... 26

5. Keuntungan dan Kerugian Investasi

Saham Biasa .................................................................... 27

6. Faktor-faktor Penggerak Harga Saham ........................... 28

7. Penilaian Saham Biasa .................................................... 28

D. Return Saham ......................................................................... 29

1. Pengertian Return Saham ................................................ 29

2. Komponen Return ........................................................... 29

3. Jenis Return ..................................................................... 30

E. Pasar Efisiensi ....................................................................... 32

1. Pengertian Pasar Efisiensi ............................................... 32

Page 12: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

xii

Halaman

2. Bentuk Pasar Efisiensi .................................................... 33

3. Kondisi Penyebab Pasar Efisien dan Tidak Efisien ........ 34

F. Abnormal Return .................................................................... 35

1. Pengertian Abnormal Return ........................................... 35

2. Rata-rata Abnormal Return ............................................. 35

G. Aksi Korporasi ....................................................................... 36

H. Pembelian Kembali Saham (stock buyback) .......................... 37

1. Pengertian Pembelian Kembali Saham

(stock buyback) .............................................................. 37

2. Alasan Pembelian Kembali Saham ................................. 37

3. Metode Pembelian Kembali Saham ................................ 39

4. Keuntungan dan Kerugian Melakukan

Pembelian Kembali Saham ............................................. 41

I. Aktivitas Perdagangan Saham ............................................... 42

1. Trading Volume Activity (TVA) ..................................... 42

2. Frekuensi Perdagangan Saham ....................................... 43

J. Signaling Theory .................................................................... 44

K. Studi Peristiwa (event study) .................................................. 44

L. Model Konsep Penelitian dan Hipotesis ................................ 45

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 50

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 50

B. Lokasi Penelitian .................................................................... 51

C. Periode Pengamatan ............................................................... 51

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ....................... 52

E. Populasi dan Sampel .............................................................. 55

F. Metode Pengumpulan Data .................................................... 59

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 59

1. Statistik Deskriptif ............................................................. 59

2. Statistik Inferensial ............................................................ 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 65

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 65

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia ......................................... 65

2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia ............................... 66

B. Gambaran Umum Profil Perusahaan ...................................... 67

C. Penyajian Data ....................................................................... 84

D. Analisis Data .......................................................................... 96

1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................ 96

2. Ananlisis Statistik Inferensial ......................................... 105

E. Pembahasan Penelitian ........................................................... 110

1. Hasil Uji Hipotesis I ........................................................ 111

2. Hasil Uji Hipotesis II ...................................................... 112

3. Hasil Uji Hipotesis III ..................................................... 114

Page 13: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

xiii

Halaman

BAB V KESIMPULAN............................................................................ 116

A. Kesimpulan ............................................................................ 116

B. Saran ...................................................................................... 117

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 119

Page 14: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

xiv

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................ 15

2 Pemilihan Sampel .............................................................................. 57

3 Daftar Nama Perusahaan Sampel ...................................................... 57

4 Hasil Perhitungan Average Abnormal Return (AAR)

Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Buyback ......................... 86

5 Hasil Perhitungan Average Trading Volume Activity (ATVA)

Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Buyback ......................... 91

6 Hasil Perhitungan Average Trading Frequency Activity (ATFA)

Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Buyback ......................... 94

7 Ringkasan Output Statistik Deskriptif AAR...................................... 97

8 Average Abnormal Return (AAR) Saham Harian

Selama Periode Pengamatan Seluruh Perusahaan ............................. 98

9 Ringkasan Output Statistik Deskriptif ATVA ................................... 99

10 Average Trading Volume Activity (ATVA) Saham Seluruh

Perusahaan Selama Periode Pengamatan........................................... 100

11 Ringkasan Output Statistik Deskriptif ATFA.................................... 102

12 Average Trading Frequency Activity (ATFA) Saham Harian

Seluruh Perusahaan Selama Periode Pengamatan ............................. 103

13 Hasil Uji Normalitas Data ................................................................. 105

14 Ringkasan Hasil Uji Paired Sample T-Test Average

Abnormal Return (AAR) ................................................................... 107

15 Ringkasan Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Average Trading

Volume Activity (ATVA) ................................................................... 108

16 Ringkasan Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Average

Trading Frequency Activity (ATFA) ................................................. 109

Page 15: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

xv

DAFTAR GAMBAR/BAGAN

No Judul Halaman

1 Kinerja Saham Sektoral tahun 2015 .................................................. 3

2 Rata-rata Earnings per Share Perusahaan Tahun 2013-2016 ............ 4

3 Sekuritas di Pasar Modal Indonesia ................................................... 19

4 Model Konsep .................................................................................... 47

5 Model Hipotesis ................................................................................. 48

6 Periode Pengamatan........................................................................... 51

7 Pergerakan Average Abnormal Return (AAR) Saham

Harian Seluruh Perusahaan Selama Periode Pengamatan ................. 99

8 Pergerakan Average Trading Volume Activity (ATVA) Saham

Harian Seluruh Perusahaan Selama Periode Pengamatan ................. 101

9 Pergerakan Average Trading Frequency Activity (ATFA) Saham

Harian Seluruh Perusahaan Selama Periode Pengamatan ................. 104

10 Rata-rata Harga Saham Harian Seluruh Perusahaan ......................... 111

11 Rata-rata Volume Perdagangan Saham Harian ................................. 113

Page 16: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1 Harga Penutupan Saham Harian Perusahaan

2 Indeks Harga Saham Harian

3 Return Ekspektasian

4 Return Realisasi

5 Dividen Saham Perusahaan

6 Abnormal Return Harian Saham Perusahaan

7 Jumlah Saham Beredar Perusahaan

8 Volume Transaksi Saham Harian Perusahaan

9 Trading Volume Activity Perusahaan

10 Frekuensi Perdagangan Saham Harian Perusahaan

11 Hasil Uji Normalitas

12 Hasil Uji Statistik Deskriptif

13 Hasil Uji Paired Sample T Test Average Abnormal Return (AAR)

14 Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank test Average Trading Volume Activity

(ATVA)

15 Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Average Trading Frequency Activity

(ATFA)

Page 17: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

“Pasar modal tersedia hampir di seluruh dunia, kecuali bagi negara-negara

yang masih berbenah dan belum mampu melepaskan diri dari persoalan ekonomi

dan politik yang begitu parah (Fahmi, 2015:47).” Pasar modal merupakan pasar

yang diperuntukkan untuk aktivitas jual beli berbagai instrumen keuangan jangka

panjang. Keberadaan pasar modal dapat digunakan sebagai salah satu ciri

perekonomian modern sebagai salah satu elemen sistem ekonomi yang memacu

pertumbuhan dan perkembangan ekonomi (Basir dan Fakhrudin, 2005:5).

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara. Peran

penting ini dikarenakan pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu

fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi pertama yaitu fungsi ekonomi dalam

hal ini pasar modal menyediakan fasilitas untuk mempertemukan pihak yang

memiliki kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Pasar modal

dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan dan

kesempatan pemilik dana untuk memperoleh return sesuai jenis investasi yang

dipilihnya (Halim, 2015:2). Keberadaan pasar modal diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas perekonomian di suatu negara karena pasar modal

merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan untuk beroperasi dalam skala

besar (Halim, 2015:2).

Sumber pendanaan dalam pasar modal dapat berupa hutang dan modal sendiri.

Obligasi merupakan instrumen pasar modal dalam bentuk hutang dengan

Page 18: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

2

pendapatan tetap. Penerbit obligasi setuju umtuk membayar sejumlah bunga untuk

jangka waktu terterntu dan membayar pokok pinjaman pada jatuh tempo (Ang

dalam Hadi (2013:108). Bentuk pendanaan modal sendiri dapat berupa saham.

Yuliana (2010:35) mendefinisikan saham sebagai tanda penyertaan modal

seseorang atau badan usaha dalam perusahaan.

Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling populer

(Hadi, 2013:67). Terdapat dua jenis saham yang umum dikenal oleh publik, yaitu

saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferrence stock). Saham biasa

merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan.

Sedangkan saham preferen merupakan jenis sekuritas yang berbeda dalam

beberapa hal dengan saham biasa. Dividen pada saham preferen biasanya

dibayarkan dalam jumlah tetap.

Investor dalam berinvestasi pada umumnya menginginkan suatu pengembalian

atau keuntungan dari hasil investasi. Keuntungan dari suatu investasi terdiri dari

dua komponen, yaitu yield dan capital gains. Yield merupakan komponen yang

mencerminkan aliran pendapatan yang diperoleh dari investasi, sedangkan capital

gains merupakan kenaikan dari harga dari surat berharga. Harga saham

mencerminkan kinerja suatu perusahaan (Oktaviani, 2016). Semakin tinggi harga

saham maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut, begitu pula sebaliknya.

Investor yang menginginkan keuntungan lebih tinggi biasanya memilih untuk

berinvestasi di saham biasa. Kecenderungan ini disebabkan karena perputaran

saham biasa sangat tinggi dibandingkan saham preferen (Fahmi, 2015:80). Indeks

Harga Saham merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

Page 19: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

3

memantau apakah pasar dalam kondisi menguntungkan atau tidak. Indeks harga

saham menggambarkan kinerja saham baik individual mapun kumulatif

(Hadi,2013:184).

Indeks harga saham yang digunakan sebagai acuan di bursa Indonesia adalah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tahun 2015 IHSG mengalami penurunan

kinerja dibandingkan dari tahun 2014. Indeks berada pada level 4.593,008 turun

sebesar 12,13% dibandingkan tahun 2014 yang berada pada level 5.226,947

(Statistik Mingguan Pasar Modal, 2016).

Gambar 1. Kinerja Saham Sektoral Tahun 2015

Sumber : Laporan Tahunan OJK, 2015

Penurunan IHSG dipengaruhi oleh turunnya harga saham perusahaan akibat

beberapa faktor seperti pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, turunnya

harga minyak dunia, pasar keuangan yang masih bergejolak dan realisasi Produk

Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang di bawah perkiraan (Tinjauan Kebijakan

Moneter Bank Indonesia, Desember 2015; Laporan tahunan OJK, 2015), sehingga

berpengaruh pada kinerja perusahaan salah satunya Earnings per Share. Sentimen

Page 20: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

4

negatif terkait perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok menyebabkan kinerja

bursa mengalami penurunan (Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia,

Desember 2015). Gambar 1 menunjukkan pelemahan IHSG tercermin melalui

koreksi yang terjadi di seluruh sektor ekonomi. Koreksi terjadi pada kisaran -

3,31% (sektor perdagangan, jasa dan investasi) sampai dengan -40,75% (sektor

pertambangan).

Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai pemegang saham (Basir

dan Fakhrudin, 2005:75). Prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan

dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham. Kondisi menurunnya IHSG

dapat menimbulkan kekhawatiran pemegang saham karena akan berpengaruh

pada keuntungan yang akan mereka peroleh. Hadi (2013:185) menyatakan salah

satu fungsi indeks harga saham adalah sebagai indikator tingkat keuntungan.

Ditunjukkan pada gambar 2, ernings per share (EPS) mengalami penurunan pada

tahun 2015 dengan nilai rata-rata menjadi 118,62 rupiah per saham, turun jauh

dari EPS tahun 2014 yang sebesar 231,99 rupiah per saham.

Gambar 2. Rata-rata Earnings per Share Perusahaan Tahun 2013-2016

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, 2013-2016 (data diolah peneliti, 2017)

152,78

231,99

118,62

198,46

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

2013 2014 2015 2016

Rata-rata EPS

Rata-rata EPS

Page 21: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

5

Perusahaan perlu menjaga kepercayaan pemegang saham, salah satunya

dengan melakukan stock buyback. Stock buyback merupakan kebijakan

perusahaan untuk membeli kembali saham yang beredar. Pembelian kembali ini

dimaksudkan untuk menjaga kestabilan harga saham dan memberikan sinyal

positif atas kinerja perusahaan (Basir dan Fakhrudin, 2005:179). Berkurangnya

jumlah saham beredar diharapkan mampu meningkatkan earnings per share yang

nantinya mampu meningkatkan harga saham.

Kebijakan dalam melakukan stock buyback telah tertulis dalam UU No. 1

Tahun 1995 tentang perseroan terbatas dan Peraturan BAPEPAM No. XI.B.2

tentang pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan

publik (Basir dan Fakhrudin, 2005:183-184). Stock buyback harus mendapatkan

persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Perusahaan wajib

mengungkapkan rencana pembelian kembali saham kepada seluruh pemegang

saham sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS).

Kondisi perekonomian yang fluktuatif mendorong Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) untuk mengeluarkan peraturan tambahan dalam melakukan kebijakan

pembelian kembali saham. OJK memberikan kemudahan kepada perusahaan

untuk dapat melakukan stock buyback tanpa harus melakukan Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS). Perusahaan hanya perlu menyampaikan keterbukaan

informasi kepada OJK dan Bursa Efek Indonesia. Peraturan tersebut tertuang

dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 02/POJK.04/2013 dan

Surat Edaran OJK nomor 22/SEOJK.04/2015. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Page 22: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

6

(POJK) nomor 02/POJK.04/2013 mengatur tentang pembelian kembali saham

yang dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan publik dalam kondisi pasar yang

berfluktuasi secara signifikan dan Surat Edaran OJK nomor 22/SEOJK.04/2015

mengatur tentang kondisi lain sebagai kondisi pasar yang berfluktuatif secara

signifikan dalam pelaksanaan pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh

emiten atau perusahaan publik.

Kemudahan ini dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan yang mengalami

penurunan nilai harga saham (undervalued) untuk membeli kembali sahamnya.

Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk

(ITMG) merupakan contoh perusahaan yang melakukan pembelian kembali

saham (stock buyback). Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada 20 April

2015 mengumumkan rencana untuk membeli kembali sahamnya dengan

mengalokasikan dana sebesar Rp 2.200.000.000.000 (dua triliun dua ratus miliar

rupiah) untuk membeli 5 persen saham. PT Indo Tambangraya Megah Tbk

(ITMG) mengalokasikan dana sebesar Rp 1.360.000.000.000 (satu triliun tiga

ratus enam puluh miliar rupiah) untuk membeli 10 persen saham yang

diumumkan pada 25 Februari 2016 (www.bisnis.com; www.itmg.co.id, diakses

pada tanggal 8 Februari 2017).

Pengumuman pembelian kembali saham (stock buyback) merupakan salah

satu aksi korporasi yang dilakukan perusahaan untuk memberikan sinyal kepada

investor. Stock buyback dianggap mampu memberikan sinyal positif kepada

investor bahwa perusahaan memiliki kemampuan finansial yang cukup (Fahmi,

2015:126). Adanya pengumuman stock buyback diharapkan investor bereaksi

Page 23: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

7

positif bahwa harga saham perusahaan telah mengalami undervalued (harga

saham lebih rendah dari harga wajarnya). Pengumuman stock buyback akan

menarik investor untuk melakukan analisis dan penilaian terhadap prospek

perusahaan di masa mendatang (Oktaviani, 2016). Di Indonesia, pada umumnya

rencana stock buyback direspon positif oleh investor (Fahmi, 2015:126).

Pengumuman stock buyback merupakan salah satu jenis event study yang

merupakan bagian konsep hipotesis pasar efisien. Dalam pasar efisien suatu

informasi baru akan dengan cepat tercermin melalui harga saham. Jika pada pasar

yang kurang efisien, informasi baru kurang bisa mencerminkan harga saham atau

terdapat keterlambatan dalam proses penyesuaian harga (Tandelilin, 2010:221).

Event study merupakan metode penelitian untuk menguji efisiensi pasar

bentuk setengah kuat (Tandelilin, 2010:224). Jenis penelitian ini digunakan untuk

menganalisis abnormal return sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar hari

pengumuman (Hartono, 2015:647). Efisiensi pasar bentuk setengah kuat

menunjukkan bahwa harga saham sekarang telah mencerminkan informasi masa

lampau dan semua informasi yang dipublikasikan. Pasar dinyatakan efisien dalam

bentuk setengah kuat jika informasi direspons cepat dalam satu hingga dua spot

waktu di seputar hari pengumuman. Abnormal return yang terjadi berkepanjangan

(lebih dari tiga spot waktu) mencerminkan pasar tidak efisien dalam bentuk

setengah kuat (Tandelilin, 2010:223).

Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya yang terjadi

dengan return ekspektasian (Hartono, 2015:647). Penelitian dengan variabel yang

sama dalam Junizar (2013) dan Oktaviani (2016) menyatakan bahwa terdapat

Page 24: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

8

perbedaan average abnormal return berpengaruh signifikan sebelum dan sesudah

adanya peristiwa. Berbeda dengan hasil tersebut, penelitian yang dilakukan oleh

Delphinea (2016) menunjukkan tidak adanya perbedaan average abnormal return

yang signifikan.

Variabel lain yang dapat digunakan dalam menguji hipotesis pasar efisien

adalah menggunakan aktivitas perdagangan saham berupa average trading volume

activity yang telah digunakan pada penelitian Oktaviani (2016). Trading volume

activity merupakan jumlah saham yang diperdagangkan pada periode tertentu.

Pergerakan trading volume activity menunjukkan tingkat minat investor akan

suatu saham, semakin tinggi maka semakin diminati suatu saham tersebut

(Delphinea, 2016). Delphinea (2016) mengatakan tidak terdapat perbedaan

average trading volume activity sebelum dan sesudah adanya peristiwa. Pendapat

ini berbeda dengan hasil penelitian Junizar (2013) dan Oktaviani (2016) yang

mengatakan terdapat perbedaan signifikan.

Penelitian ini menggunakan semua perusahaan yang melakukan pengumuman

stock buyback yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2016. Periode

pengamatan yang digunakan yaitu lima hari sebelum pengumuman, hari

pengumuman dan lima hari setelah pengumuman untuk menghindari bias dari

adanya peristiwa lain. Peneliti tertarik untuk meneliti karena perbedaan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Delphinea (2016) dengan penelitian Junizar (2013)

dan Oktaviani (2016).

Peneliti menambahkan indikator average trading frequency activity sebagai

salah satu bagian dari variabel aktivitas perdagangan saham. Trading frequency

Page 25: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

9

activity merupakan jumlah berapa kali suatu saham diperdagangkan dalam periode

tertentu. Menurut Junizar (2013) semakin besar volume perdagangan saham maka

saham tersebut akan sering ditransaksikan. Alasan penambahan indikator ini

dikarenakan saham yang menarik akan sering ditransaksikan oleh investor

sehingga frekuensi perdagangan sahamnya tinggi. Berdasarkan latar belakang

diatas, judul yang akan diambil peneliti yaitu “AKTIVITAS PERDAGANGAN

SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN STOCK BUYBACK

(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Melakukan Stock Buyback Periode 2015-2016).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti menentukan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana average abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman

stock buyback?

2. Bagaimana average trading volume activity sebelum dan sesudah

pengumuman stock buyback?

3. Bagaimana average trading frequency activity sebelum dan sesudah

pengumuman stock buyback?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban dan penjelasan

atas masalah yang dikemukakan sebelumnya, yaitu:

Page 26: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

10

1. Menguji dan menganalisis average abnormal return sebelum dan sesudah

pengumuman stock buyback

2. Menguji dan menganalisis average trading volume activity sebelum dan

sesudah pengumuman stock buyback.

3. Menguji dan menganalisis average trading frequency activity sebelum dan

sesudah pengumuman stock buyback.

D. Kontribusi Penelitian

Adapun kontribusi yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Aspek Akademis

a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wawasan tambahan

dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi Fakultas Ilmu

Administrasi pada umunya dan konsentrasi Manajemen Keuangan

pada khususnya terutama yang berkaitan dengan dampak dari adanya

aksi korporasi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan

bagi pihak lain atau sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan

membahas bidang yang sama.

2. Aspek Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum

mengenai dampak peristiwa pengumuman stock buyback terhadap

aktivitas perdagangan saham yang dapat dilihat melalui average

Page 27: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

11

abnormal return, average trading volume activity, dan average

trading frequency activity.

b. Memberikan informasi tambahan dan bahan pertimbangan bagi

perusahaan, pihak internal dan pihak ekternal mengenai kondisi

perekonomian yang fluktuatif.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika yang akan memudahkan peneliti dan pembaca memahami

isi dari keseluruhan proposal adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan dan kontribusi penelitian secara akademis maupun

praktis, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada tinjauan pustaka memuat penelitian terdahulu, teori-teori yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti, dan kerangka pemikiran

yang merupakan hasil dari tinjauan pustaka dan teori yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang jenis dan lokasi penelitian,

periode pengamatan, variabel penelitian dan pengukuran variabel,

populasi dan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

Page 28: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, profil

perusahaan sampel, penyajian data, analisis, dan interpretasi. Bab

IV berisikan hasil penelitian yang dilakukan.

BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Hasil penelitian secara

keseluruhan terdapat dalam kesimpulan. Saran diberikan atas dasar

hasil penelitian yang telah dilakukan.

Page 29: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1. Munawarah (2009)

Penelitian ini berjudul “Analisis Perbandingan Abnormal Return dan

Trading Volume Activity Sebelum dan Setelah Suspend di BEI”. Penelitian

bertujuan untuk menganalisis perbedaan rata-rata abnormal return dan

rata-rata trading volume activity sebelum dan setelah peristiwa suspend BEI

tanggal 6-15 Oktober 2008. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah saham-saham perusahaan yang termasuk dalam LQ-45 BEI periode

6-15 Oktober 2008. Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan terhadap

rata-rata abnormal return dan rata-rata trading volume activity, tidak

terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa suspend

BEI.

2. Nurhaeni (2009)

Penelitian ini berjudul “Dampak Pemilihan Umum Legislatif Indonesia

tahun 2009 terhadap Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan

Saham di BEI”. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan

rata-rata abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham LQ-45

sebelum dan setelah peristiwa pemilu Legislatif periode 6-15 April 2009.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham

perusahaan yang termasuk dalam LQ-45 BEI periode 6-15 April 2009.

Berdasarkan hasil uji statistik terhadap rata-rata abnormal return dan

Page 30: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

14

volume perdagangan saham, terdapat perbedaan yang signifikan dalan rata-

rata abnormal return dan rata-rata volume perdagangan saham.

3. Junizar (2013)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali

Saham (Buyback) terhadap Respon Pasar : Studi pada Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).” Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh pengumuman buyback terhadap respon pasar pada

perusahaan yang terdaftar di BEI. Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini sebanyak 20 pengumuman buyback berdasarkan kriteria tertentu periode

2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman buyback

berpengaruh signifikan dan terdapat perbedaan rata-rata abnormal return

kumulatif dan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah

pengumuman.

4. Delphinea (2016)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pembelian Kembali Saham (buy back)

terhadap Reaksi Pasar.” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

pengumuman buy back terhadap reaksi pasar yang dicerminkan melalui

abnormal return dan trading volume activity. Penelitian ini menggunakan

sampel sebanyak 50 perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2013-2015.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan

average abnormal return dan average trading volume activity sebelum dan

sesudah pengumuman buy back.

Page 31: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

15

5. Oktaviani (2016)

Penelitian ini berjudul “Analisis Perbedaan Trading Volume Activity dan

Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Buyback Saham.”

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan trading volume

activity dan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman buy back

tahun 2012-2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 33

perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan adanya

peningkatan rata-rata trading volume activity dan rata-rata abnormal return

sesudah pengumuman buy back.

Tabel di bawah ini merupakan ringkasan penelitian terdahulu yang dapat

digunakan pembaca untuk memudahkan pemahaman.

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(tahun) Judul Penelitian

Variabel dan

Metode Hasil Penelitian

1. Munawarah

(2009)

Analisis

Perbandingan

Abnormal Return

dan Trading

Volume Activity

Sebelum dan

Setelah Suspend

di BEI.

Variabel: Rata-

rata abnormal

return dan rata-

rata trading

volume activity.

Metode: Event

study.

Tidak ada

perbedaan rata-rata

abnormal return

dan rata-rata

trading volume

activity sebelum

dan sesudah

peristiwa suspend

BEI.

2. Nunung

Nurhaeni

(2009)

Dampak

Pemilihan Umum

Legislatif

Indonesia tahun

2009 terhadap

Abnormal Return

dan Aktivitas

Volume

Perdagangan

Saham di BEI.

Variabel: Rata-

rata abnormal

return dan rata-

rata aktivitas

volume

perdagangan

saham.

Metode: Event

study.

Terdapat

perbedaan yang

signifikan dalam

rata-rata abnormal

return dan rata-rata

volume

perdagangan

saham.

Page 32: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

16

Lanjutan Tabel 1.

No. Peneliti Judul

Penelitian

Variabel dan

Metode Hasil Penelitian

3. Muhammad

Luky Junizar

(2013)

Pengaruh

Pengumuman

Pembelian

Kembali Saham

(Buyback)

terhadap Respon

Pasar : Studi

pada Perusahaan

yang Terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

Variabel: Rata-

rata abnormal

return kumulatif

dan rata-rata

trading volume

activity kumulatif.

Metode: Event

study.

Pengumuman

buyback memiliki

pengaruh

signifikan terhadap

perbedaan rata-rata

abnormal return

kumulatif dan rata-

rata trading

volume activity

sebelum dan

setelah

pengumuman

dilaksanakan.

4. Neola

Delphinea

(2016)

Pengaruh

Pembelian

Kembali Saham

(Buyback)

terhadap Reaksi

Pasar.

Variabel: Average

abnormal return

dan averge

trading volume

activity.

Metode: Event

Study.

Pengumuman

buyback tidak

memberikan

pengaruh

signifikan terhadap

reaksi pasar, baik

sebelum maupun

sesudah

pengumuman

buyback.

5. Rizka Hayyu

Oktaviani

(2016)

Analisis

Perbedaan

Trading Volume

Activity dan

Abnormal

Return Sebelum

dan Sesudah

Pengumuman

Buyback Saham.

Variabel: Rata-

rata trading

volume activity

dan rata-rata

abnormal return.

Metode: Event

study.

Terdapat

peningkatan rata-

rata trading

volume activity dan

rata-rata abnormal

return sesudah

pengumuman

buyback saham.

Sumber: Data Diolah Peneliti (2016)

B. Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen

keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif,

Page 33: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

17

dan instrumen lainnya ((Darmadji dan Fakruddin dalam Suteja dan Gunardi,

2016:7). Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal bisa diartikan sebagai

pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang memiliki umur lebih dari satu

tahun, seperti saham dan obligasi. Pasar modal memberikan fasilitas terhadap

pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak yang membutuhkan dana

dalam investasi. Keberadaan pasar modal memberikan pilihan alternatif

investasi keuangan yang lebih banyak, sehingga tidak terbatas pada investasi

di perbankan.

2. Jenis Pasar Modal

Dana yang terdapat di pasar modal diperoleh perusahaan melalui

penjualan sekuritas atau saham di pasar perdana. Perdagangan di pasar

perdana ini dilakukan melalui Initial Public Offering atau IPO dimana

sekuritas diperdagangkan untuk pertama kali. Setelah sekuritas

diperdagangkan di pasar perdana, kemudian sekuritas tersebut akan

diperjualbelikan di pasar sekunder. Transaksi di pasar sekunder tidak akan

menambah dana perusahaan penerbit sekuritas atau emiten, transaksi hanya

terjadi diantara investor.

Pasar modal menurut Tandelilin (2010:28) dibedakan menjadi dua jenis,

yaitu:

a) Pasar Perdana (primary market)

Pasar perdana yaitu penawaran sekuritas untuk pertama kalinya dari

perusahaan penerbit atau emiten kepada masyarakat sebelum sekuritas

tersebut diperdagangkan di bursa efek. Sekuritas yang diterbitkan emiten

Page 34: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

18

akan ditawarkan kepada investor oleh pihak penjamin emisi melalui

perantara broker-dealer. Sebelum ditawarkan di pasar perdana,

perusahaan emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi perusahaan

secara detail atau prospektus.

b) Pasar Sekunder (secondary market)

Pasar sekunder yaitu pasar dimana sekuritas yang telah dicatat di

bursa efek diperdagangkan. Pada pasar ini sekuritas diperdagangkan dari

investor satu dengan investor lain. Perdagangan di pasar sekunder dapat

dilakukan dengan beberapa cara. Bursa Efek Indonesia menggolongkan

perdagangan saham menjadi tiga pasar, yaitu (Suteja dan Gunardi, 2016:

16):

1) Pasar reguler.

Saham di pasar reguler diperdagangkan dalam satuan lot dan

berdasarkan mekanisme tawar-menawar yang berlangsung secara

terus-menerus selama proses perdagangan. Harga-harga yang terjadi

di pasar ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan indeks di BEI.

2) Pasar negosiasi/bursa paralel.

Pasar ini dilaksanakan berdasarkan tawar-menawar individual antara

anggota bursa beli dan anggota bursa jual dengan berpedoman pada

kurs terakhir di pasar reguler.

3) Pasar tunai.

Pasar ini tersedia untuk menyelesaikan kegagalan anggota bursa

dalam memenuhi kewajibannya di pasar reguler dan pasar negosiasi.

Pasar tunai dilaksanakan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan

seketika (cash and carry).

3. Instrumen Pasar Modal

Instrumen pasar modal dalam konteks praktis disebut sebagai sekuritas.

Sekuritas atau surat berharga merupakan aset finansial yang menyatakan atas

klaim keuangan. Instrumen pasar modal yang diperdagangkan terdiri dari

Page 35: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

19

banyak pilihan. Sekuritas diperdagangkan di pasar keuangan yang terdiri dari

pasar uang dan pasar modal.

Gambar 3. Sekuritas di Pasar Modal Indonesia

Sumber: Tandelilin (2010:31)

Instrumen-instrumen yang diperdagangkan di pasar modal meliputi:

a) Saham Biasa

Saham biasa merupakan jenis sekuritas yang populer di masyarakat

dan sering diperdagangkan. Saham biasa merupakan surat bukti

kepemilikan seseorang atas perusahaan. Pemegang saham biasa

memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Tandelilin,

2010:32). Apabila perusahaan memperoleh laba dalam bisnisnya maka

sebagian atau seluruh labanya akan dibagikan kepada pemilik, yaitu

pemegang saham dalam bentuk dividen.

Page 36: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

20

b) Saham Preferen

Saham preferen memiliki karakteristik gabungan dari obligasi dan

saham biasa. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena

mewakili kepemilikan ekuitas, diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo dan

membayar dividen. dianggap serupa dengan obligasi karena sekuritas

mampu menghasilkan pendapatan tetap dari dividen tetapnya. Pembagian

dividen saham preferen lebih didahulukan sebelum diberikan kepada

pemegang saham biasa.

c) Bukti Right

Bukti right atau disebut right merupakan surat berharga yang

memberikan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang

dikeluarkan emiten (Halim, 2015:10). Bukti right diterbitkan melalui

penawaran umum terbatas (right issue). Perusahaan tidak menjual saham

barunya kepada masyarakat melainkan dijual kepada pemegang saham.

d) Waran

Sama dengan right, waran adalah hak untuk membeli saham pada

waktu dan harga yang telah ditentukan. Kebijakan emiten menjual waran

ditetapkan pada saat RUPS. Waran biasanya dijual bersama dengan surat

berharga lain seperti obligasi atau saham.

e) Obligasi

Obligasi diterbitkan sebagai surat tanda bukti hutang. Obligasi

merupakan janji tertulis perusahaan atau pemerintah untuk membayar

sejumlah harta dan bunga sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan.

Page 37: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

21

Sekuritas jenis ini dapat memberikan pendapatan tetap kepada

pemegangnya.

f) Obligasi Konversi

Obligasi konversi memiliki karakteristik seperti obligasi biasa, yang

memiliki nilai nominal, memberikan bunga, dan memiliki jatuh tempo.

Keunikan yang membedakan obligasi konversi adalah dapat ditukar

dengan saham biasa. Persyaratan untuk melakukan konversi sudah

tertulis di dalam obligasi.

g) Kontrak Berjangka (future contract)

Kontrak berjangka merupakan suatu perjanjian yang dibuat hari ini

yang mengharuskan adanya transaksi di masa mendatang (Tandelilin,

2010:45). Adanya kontrak berjangka maka pihak yang bertransaksi telah

mengunci harga untuk di masa mendatang. Kontrak berjangka dapat

dialihkan ke pihak lain dengan menjualnya.

h) Kontrak Opsi (option contract)

Kontrak opsi merupakan perjanjian yang memberi pemiliknya hak

tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual suatu aset pada

harga dan periode tertentu. Pengertian call dan put penting dalam opsi.

Pemilik call option mempunyai hak bukan kewajiban untuk membeli aset

induk atau aset acuan pada harga tetap selama waktu tertentu. Sedangkan

pemilik put option mempunyai hak bukan kewajiban menjual aset induk

pada harga tetap selama waktu tertentu.

Page 38: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

22

i) Reksa Dana (mutual fund)

Reksadana (mutual fund) adalah suatu institusi jasa keuangan yang

menerima uang dari para pemodal yang kemudian menginvestasikan

dana tersebut dalam portofolio yang terdiversifikasi pada efek/sekuritas

(Hadi, 2013:127). Reksadana merupakan wadah untuk mengelola dana

masyarakat yang telah dipercayakan untuk diinvestasikan pada

instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar modal. Pengelola

reksadana dapat berupa perusahaan efek dengan divisi khusus dan

perusahaan yang bergerak khusus sebagai perusahaan investasi.

4. Fungsi Pasar Modal

Menurut Hadi (2013:16-17) pasar modal memberikan fungsi besar

terhadap pihak-pihak yang ingin memperoleh keuntungan dari investasi.

Fungsi pasar modal tersebut adalah:

a) Bagi perusahaan

Pasar modal memberi ruang dan peluang bagi peusahaan untuk

memperoleh sumber dana yang relatif memiliki risiko investasi (cost of

capital) rendah dibandingkan sumber dana jangka pendek dari pasar

uang.

b) Bagi investor

Pasar modal memberikan ruang investor dan profesi lain memanfaatkan

untuk memperoleh return yang cukup tinggi. Investor yang berinvetasi di

pasar modal tidak harus memiliki modal besar, kemampuan analisis yang

baik, bahkan memberikan peluang bagi pemula.

c) Bagi perekonomian nasional

Pasar modal berperan penting dalam rangka meningkatkan, mendorong

pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Hail ini ditunjukkan dengan pasar

modal menyediakan sarana bertemunya antara lender dan borrower.

5. Indeks Pasar Modal

Indeks di pasar modal atau biasa disebut indeks harga saham diperlukan

sebagai sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga saham. Indeks

Page 39: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

23

harga saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga

saham dalam suatu periode (Danareksa Online, 2016). Indeks harga saham

adalah ukuran yang didasarkan pada perhitungan statistik untuk mengetahui

perubahan-perubahan harga saham setiap saat terhadap tahun dasar (Lubis,

2008:157). Indeks harga saham diartikan sebagai salah satu ukuran untuk

menggambarkan perubahan harga saham dalam suatu periode yang terkait

dengan peristiwa ekonomi maupun non ekonomi.

Bursa Efek Indonesia saat ini telah mengelompokkan jenis indeksnya ke

dalam 16 kelompok (Hartono, 2015:151-165), yaitu:

a) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Menggunakan semua perusahaan tercatat dalam bursa sebagai

komponen perhitungan. Bursa Efek Indonesia berwenang untuk

memasukkan dan/atau mengeluarkan perusahaan tercatat dari

perhitungan IHSG. IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia.

b) Indeks Sektoral

Perhitungannya menggunakan masing-masing perusahaan tercatat

dalam kategori sektor. Terdapat sembilan sektor yang ada di Bursa

Efek Indonesia. Kesembilan sektor tersebut meliputi:

Sektor 1, pertanian (agriculture)

Sektor 2, pertambangan (mining)

Sektor 3, industri dasar dan kimia (basic industry and chemicals)

Sektor 4, aneka industri (miscellaneous industry)

Sektor 5, industri barang-barang konsumen (consumer goods industry)

Sektor 6, properti, real estate dan konstruksi bangunan (property, real

estate and building construction)

Sektor 7, infrastruktur, utilitas, dan trasnportasi (infrastructure,

utilities and transportation)

Sektor 8, keuangan (finance)

Sektor 9, perdagangan, jasa dan investasi (trade, services and

investment)

c) Indeks LQ45

Terdapat empat puluh lima perusahaan yang listing dalam BEI yang

akan masuk dalam indeks ini. Pertimbangan indeks ini adalah melihat

kepada kinerja perusahaan dan nilai kapitalisasi pasar yang besar.

Indeks LQ45 diperbarui setiap enam bulan.

Page 40: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

24

d) Jakarta Islamic Index (JII)

Menggunakan tiga puluh saham dalam kriteria syariah perusahaan

dengan mempertimbangkan likuiditas dan kapitalisasi pasar.

e) Indeks Kompas100

Terdiri dari seratus saham emiten yang dipilih berdasarkan likuiditas,

kapitalisasi pasar, dan kriteria lain. Indeks ini diperbarui setiap enam

bulan.

f) Indeks BISNIS-27

Terdiri dari dua puluh tujuh saham emiten dengan kriteria

fundamental, teknikal, akuntabilitas, dan tata kelola perusahaan.

g) Indeks PEFINDO25

Merupakan hasil kerjasama BEI dengan lembaga rating PEFINDO.

Indeks ini dimaksudkan untuk memberi informasi tambahan

khususnya untuk saham emiten kecil dan menengah. Indeks ini terdiri

dari 25 saham.

h) Indeks SRI-KEHATI

Terdiri dari 25 emiten dengan kriteria tertentu hasil kerjasama dengan

Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Saham yang

dimasukkan dalam indeks ini terdaftar dengan praktik yang

mendukung keberlanjutan melalui cara peduli lingkungan, sosial dan

good corporate governance.

i) Indeks Papan Utama

Indeks ini dimaksudkan untuk menanpung perusahaan yang berukuran

besar dan mempunyai kinerja yang baik yang terdiri dari tiga puluh

empat saham.

j) Indeks Papan Pengembangan

Indeks ini diperuntukkan guna memperbaiki perusahaan dengan

kinerja yang menurun, perusahaan yang mempunyai prospek baik

tetapi belum menguntungkan. Terdiri dari dua ratus delapan puluh

tujuh saham.

k) Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks ini terdiri dari saham-saham perusahaan dengan kriteria syariah

yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK.

l) IDX30

Indeks ini terdiri dari 30 saham dengan kapitalisasi terbesar di LQ45.

Pemilihan saham dilakukan setiap 6 bulan.

m) Indeks Infobank15

Indeks ini terselenggara sebagai hasil kerjasama BEI dengan PT

Infoarta Pratama yang merupakan penerbit dari majalah Infobank.

Indeks ini dihitung berdasarkan 15 saham unggulan perbankan dengan

kriteria tertentu.

n) Indeks SMintra18

Indeks ini berisi 18 saham infrastruktur dan pendukung infrastruktur.

Indeks ini merupakan hasil kerjasama BEI dengan PT Sarana Multi

Infrastructure.

Page 41: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

25

o) Indeks MNC36

Indeks ini diluncurkan oleh Grup MNC. Berisi 36 saham perusahaan

dengan kapitalisasi pasar yang dihitung dengan rata-rata tertimbang.

p) Indeks Individual

Merupakan indeks harga saham untuk masing-masing emiten yang

listing di BEI.

6. Fungsi Indeks Pasar Modal

Lubis (2008:157) mengemukakan bahwa indeks pasar modal memiliki 5

fungsi yaitu:

a) Sebagai indikator tren pasar.

Mengetahui pergerakan harga saham pada periode tertentu, apakah

dalam kondisi aktif atau lesu.

b) Sebagai indikator tingkat keuntungan.

Jika indeks mengalami kenaikan, maka kekayaan pemegang saham

kemungkinan akan bertambah.

c) Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio.

Membantu para investor untuk menentukan portofolio yang akan

digunakan melihat kondisi indeks harga saham.

d) Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.

Pemodal dapat melakukan diversifikasi investasi untuk mengurangi

risiko menurunnya harga saham suatu perusahaan.

e) Berkembangnya produk derivatif.

Ketika pertumbuhan indeks harga saham menguat, investor juga

akan mulai tertarik dengan produk derivatif sebagai salah satu

alternatif investasi yang menarik. Produk derivatif adalah produk

turunan berupa perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset,

atau nilai di suatu masa yang akan datang dengan asetnya sebagai

acuan pokok (Danareksa Online, 2016).

C. Saham

1. Pengertian Saham

“Stock, both common and preferred, represents ownership, or equity, in

a corporation” (saham, baik itu saham biasa maupun saham preferen

mencerminkan kepemilikan atau modal dalam sebuah perusahaan) (Mayo,

2014:266). Saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau badan

Page 42: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

26

usaha dalam suatu perusahaan (Bursa Efek Indonesia, 2016). Pemegang

saham memiliki klaim atas penghasilan perusahaan, klaim atas aset

perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS).

2. Karakteristik Saham Biasa

Saham memiliki tiga karakteristik (Hadi, 2013:67-68) yaitu:

a) Limited risk, pemegang saham hanya bertanggung jawab sesuai

dengan jumlah yang disetorkan, yaitu sejumlah nilai saham yang

dimiliki. Keuntungan dan kerugian yang terjadi pada perusahaan

akan dinikmati dan ditanggung sesuai proporsi kepemilikannya.

b) Ultimate control, pemegang saham secara kolektif akan menentukan

arah dan tujuan perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

c) Residual claim, pemegang merupakan pihak terakhir yang mendapat

pembagian hasil perusahaan. pemegang saham juga mendapat bagian

atas sisa aset perusahaan ketika mengalami likuidasi setelah

dikurangi oleh kewajiban-kewajiban perusahaan.

3. Hak Pemegang Saham Biasa

Sebagai pemegang saham biasa, ada beberapa hak yang dapat diperoleh

yaitu (Hartono, 2015:175-176):

a) Hak kontrol, yaitu pemegang saham dapat berkontribusi dalam

pemilihan pimpinan perusahaan.

b) Hak menerima pembagian keuntungan, yaitu pemegang saham

berhak untuk memperoleh bagian atas keuntungan yang diperoleh

perusahaan.

c) Hak preemptive, yaitu hak pemegang saham untuk mendapat

prioritas ketika perusahaan mengeluarkan ekuitas terbatas. Ini

merupakan hak istimewa pemegang saham lama untuk memiliki

saham baru dengan harga dan waktu tertentu.

d) Hak atas aset perusahaan, yaitu hak pemegang saham untuk

memperoleh bagian tertentu ketika perusahaan dilikuidasi.

4. Jenis Saham Biasa

Saham biasa memiliki beberapa jenis (Fahmi, 2015:81-82) yaitu:

Page 43: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

27

a) Saham unggulan (blue chip-stock) merupakan saham perusahaan

terkenal yang memiliki kinerja laba, pertumbuhan, dan manajemen

yang berkualitas.

b) Growth stock merupakan saham-saham yang diharapkan

memberikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham

lain. Saham ini memiliki nilai Price Earning Ratio (PER) yang

tinggi.

c) Saham defensif (defensive stock) adalah saham yang cenderung

stabil ketika kondisi ekonomi tidak menentu.

d) Saham siklikal (cyclical stock) adalah saham yang nilainya cepat

naik ketika ekonomi sedang membaik dan jatuh ketika ekonomi

memburuk.

e) Saham musiman (seasoned stock) adalah saham perusahaan yang

penjualannya bervariasi karena dampak musiman.

f) Saham spekulatif (speculative stock) merupakan saham dengan

tingkat spekulasi yang tinggi. Saham emiten ini memiliki potensi

penghasilan di masa depan, meskipun penghasilan tersebut belum

bisa dipastikan.

5. Keuntungan dan Kerugian Investasi Saham Biasa

Manis (2008) dalam Delphinea (2016) menyatakan terdapat beberapa

keuntungan dan kerugian berinvestasi saham, yaitu:

a) Keuntungan investasi saham

1) Capital Gain adalah keuntungan dari selisih harga jual dengan

harga beli, dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli.

2) Dividen merupakan keuntungan yang diberikan kepada pemegang

saham sebagai bagian dari keuntungan perusahaan.

3) Saham Bonus adalah saham yang dibagikan perusahaan kepada

pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham

merupakan selisih harga jual terhadap nominal saham pada saat

perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.

b) Kerugian investasi saham

1) Capital Loss merupakan kerugian yang diakibatkan selisih harga

beli lebih tinggi daripada harga jual.

2) Tidak mendapatkan dividen yaitu kerugian yang diakibatkan

kinerja perusahaan yang menurun sehingga perusahaan tidak

dapat membagikan dividen.

3) Perusahaan bangkrut dan dilikuidasi. Posisi pemegang saham

adalah setelah kreditor dan pemegang saham preferen sehingga

memungkinkan pemegang saham tidak mendapatkan bagi hasil

penjualan aset perusahaan.

4) Delisting adalah pengeluaran saham emiten dari pencatatan bursa

efek.

Page 44: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

28

5) Saham dalam kondisi suspend. Saham yang mengalami suspend

atau diperhentikan perdagangannya oleh otoritas bursa

mengakibatkan investor tidak dapat menjual saham hingga saham

suspend tersebut dicabut. Kondisi suspend diakibatkan oleh

saham yang mengalami lonjakan harga luar biasa, perusahaan

pailit, dan berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas

bursa menghentikan sementara perdagangan saham.

6. Faktor-faktor Penggerak Harga Saham

Terdapat beberapa kondisi dan situasi yang dapat mempengaruhi

terjadinya fluktuasi harga saham (Fahmi, 2015:86), yaitu:

a) Kondisi mikro dan makro ekonomi.

b) Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk melakukan

ekspansi (perluasan usaha).

c) Pergantian direksi secara tiba-tiba.

d) Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak

pidana dan kasusnya telah masuk ke pengadilan.

e) Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap

waktunya.

f) Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara

menyeluruh dan telah menyebabkan perusahaan ikut terlibat.

g) Efek psikologis pasar yang mampu menekan kondisi teknikal dalam

jual beli saham.

7. Penilaian Saham Biasa

Secara umum dikenal adanya tiga jenis unsur penilaian saham biasa,

yaitu:

a) Nilai buku merupakan nilai saham yang dihitung berdasarkan

pembukuan perusahaan emiten. Nilai buku mencerminkan nilai

perusahaan dan nilai perusahaan pada nilai kekayaan bersih

ekonomisnya. “Kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva

dengan total kewajiban (Halim, 2015:107).”

b) Nilai pasar adalah harga suatu saham di pasar.

Page 45: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

29

c) Nilai intrinsik/nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau

yang seharusnya terjadi.

D. Return Saham

1. Pengertian Return Saham

Investasi merupakan salah satu alternatif bagi setiap individu dalam

menyimpan dananya. Investor dalam melakukan investasi mengharapkan

pengembalian atau return sebagai hasil investasinya, tanpa melupakan risiko

yang harus dihadapi. Return merupakan salah satu faktor pendorong dalam

berinvestasi dan sebagai imbalan atas keberanian investor untuk menanggung

risiko.

Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu

investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati

dari suatu investasi, tentunya pemodal tidak melakukan investasi (Robert Ang

dalam Hadi, 2013:194). Pendapat ini sejalan dengan Fahmi (2015:208) bahwa

return adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu maupun

institusi dari hasil investasi yang dilakukan. Setiap investasi baik jangka

pendek maupun jangka panjang yang dilakukan mempunyai tujuan utama

untuk memaksimalkan return.

2. Komponen Return

Sumber pendapatan dalam investasi saham terdiri dari dua komponen,

yaitu (Suteja dan Gunardi, 2016:21):

Page 46: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

30

a) Yield

Yield merupakan komponen return yang berkaitan dengan jalannya

kinerja organisasi. Nilai yield akan diperoleh secara periodik dari suatu

investasi yang dilakukan.

b) Capital Gain (Loss)

Merupakan hasil yang diperoleh karena terdapat kenaikan (penurunan)

harga surat berharga yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi

investor.

3. Jenis Return

Kedua komponen return digunakan investor untuk memperkirakan total

return yang dapat diperoleh. Return dapat dibedakan menjadi dua (Suteja dan

Gunardi, 2016:22), yaitu:

a) Return realisasian (realized return)

Merupakan return yang telah terjadi, yang dihitung berdasarkan data

historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu

pengukur kinerja perusahaan. Return realisasian dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

atau

Sumber: Hartono (2015:264-265)

Keterangan:

Pt = harga saham pada waktu t

Pt-1 = harga saham pada waktu t-t

Dt = Dividen pada waktu t

b) Return ekspektasi (expected return)

Adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa

mendatang. Return ekspektasi bersifat perkiraan dan belum terjadi dan

diterima investor. Penggunaan return ekspektasian ini lebih penting

dibandingkan return historis karena untuk pengambilan keputusan

investasi yang akan dilakukan (Hartono, 2015:280). Mengestimasi

return ekspektasian dapat dilakukan dengan banyak teknik, namun

terdapat tiga model yang digunakan secara luas untuk menguji pasar

efisiensi (Tandelilin, 2010:225).

.

Return = capital gain (loss) + yield

Page 47: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

31

Brown dan Warner dalam Tandelilin (2010:225-226) untuk mengestimasi

return ekspektasian dapat menggunakan tiga model yaitu:

a) Mean-Adjusted Model

Model ini menganggap bahwa return ekpektasian bernilai konstan yang

sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode

estimasi. Return dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: Hartono (2015:648)

Keterangan: E[Ri,t] = return ekspektasian sekuritas ke-i periode ke-t

Ri,j = return return realisasian sekuritas ke-i periode ke-t

T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai t2

b) Market Model

Teknik ini menggambarkan hubungan antara sekuritas dengan pasar

dalam sebuah persamaan regresi linier sederhana antara return sekuritas

dengan return pasar. Market model digambarkan dengan persamaan

sebagai berikut:

Sumber: Hartono (2015:653)

Keterangan:

Ri,j = return realisasian sekuritas ke-i periode estimasi ke-j

𝛼i = intersep dalam regresi untuk sekuritas ke-i

𝛽i = koefisien regresi yang menyatakan slope garis regresi

Rmj = tingkat pengembalian pasar pada hari t

𝜀i,j = kesalahan residu sekuritas ke-i periode estimasi ke-j

c) Market-Adjusted Model

Teknik ini menghitung return tak normal dengan menghilangkan

pengaruh pasar terhadap return harian pasar. Model ini tidak perlu

menggunakan periode estimasi dalam perhitungannya, karena return

sekuritas yang diestimasi sama dengan return indeks pasar. Return ini

dihitung dengan rumus:

𝑅𝑖, 𝑗 = 𝛼𝑖 + 𝛽𝑖. 𝑅𝑚𝑗 + 𝜀𝑖, 𝑗

Page 48: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

32

Sumber: Hartono (2015:659)

Keterangan: E(Ri,t) = return ekspektasian sekuritas i pada hari t

Rm,t = return pasar pada hari t dapat dihitung dengan

rumus (IHSGt – IHSGt-1) / IHSGt-1

E. Pasar Efisiensi

1. Pengertian Pasar Efisiensi

Pasar efisien (efficient market) adalah suatu kondisi dimana informasi

tentang semua harga dapat diperoleh secara terbuka dan cepat tanpa ada

hambatan khusus (Fahmi, 2015:267). Mayo (2014:109) menyatakan “ ... the

efficient market hypothesis argues that the security’s price adjusts rapidly to

new information and must reflect all known information concerning the

firm.” (bahwa dalam pasar efisien harga saham dapat menyesuaikan dengan

cepat terhadap suatu informasi dan harus mereflesikan seluruh informasi

yang diketahui tentang perusahaan). Seluruh informasi dalam pasar efisien

dapat diketahui, bukan hanya informasi masa lalu tetapi juga informasi

terkini yag diterima orang secara umum dan informasi dalam.

Hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis) adalah teori yang

menyatakan bahwa dalam pasar bebas, dengan persaingan dalam persaingan

memperoleh keuntungan, semua informasi pengetahuan dan perkiraan

direfleksikan secara akurat di dalam harga-harga pasar (Shook dalam

Fahmi, 2015:268). Dunia dengan tingkat komunikasi yang lebih maju,

informasi menyebar secara cepat di dalam komunitas investasi. Pasar

kemudian menyesuaikan harga sebagai dampak dari informasi. Seiring

E(Ri,t) = Rm,t

Page 49: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

33

dengan waktu, masing-masing investor telah mempelajari informasi, harga

saham mungkin akan segera berubah, sehingga investor tidak akan bisa

mengambil keuntungan dari adanya informasi.

2. Bentuk Pasar Efisiensi

Kompetisi antar investor, kecepatan penyebaran informasi, dan kecepatan

penyesuaian atas harga sekuritas dalam pasar efisien menyebabkan investor

tidak dapat mengharapkan kinerja pasar secara konsisten. Investor memang

mengetahui bahwa pasar efisien, tetapi mereka tidak tahu seberapa

efisiennya. Tingkat efisien merupakan hal penting karena digunakan untuk

menentukan nilai tempat investor dalam menggunakan berbagai jenis

analisis untuk memilih sekuritas. Terdapat tiga tingkatan dalam pasar

efisien, yaitu :

a. Pasar efisiensi bentuk lemah (weak form)

Pasar dalam bentuk ini menyatakan bahwa harga saham mencerminkan

semua informasi masa lalu. Keadaan seperti ini menyebabkan pemodal

tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan

menggunakan trading rules yang berdasarkan atas informasi yang ada

pada catatan harga di waktu yang lalu. (Sjahrial, 2014:223).

b. Pasar efisiensi bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar dalam bentuk ini menyatakan harga saham sesuai dengan

informasi yang ada di masyarakat. Informasi ini meliputi harga-harga di

masa lalu dan informasi tentang perusahaan yang dipelajari melalui

laporan keuangan, lingkup industri dan lingkungan ekonomi. Para

pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan di atas normal

dengan memanfaatkan public information. (Sjahrial, 2014:223).

c. Pasar efisiensi bentuk kuat (strong form)

Pasar dalam bentuk ini menyatakan harga saham merefleksikan

informasi yang relevan baik itu informasi publik, khusus maupun

informasi dalam perusahaan. Keadaan semacam ini pasar modal akan

seperti rumah lelang yang ideal: harga selalu wajar dan tidak ada

investor yang mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik tentang

harga saham (Sjahrial, 2014:223).

Page 50: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

34

3. Kondisi Penyebab Pasar Efisien dan Tidak Efisien

Bentuk efisiensi pasar selain mempertimbangkan ketersediaan

informasi juga memperhatikan kecanggihan pelaku pasar. Pelaku pasar

yang canggih akan menganalisis terlebih dahulu informasi yang muncul

sebelum mengambil keputusan (Suteja dan Gunardi, 2016:82-83).

Menurut Hartono (2015:607-608), syarat-syarat tercapainya pasar efisien

adalah:

a. Investor adalah penerima harga (price taker), yang berarti bahwa

sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat

mempengaruhi harga dari suatu sekuritas.

b. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat

yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut

murah.

c. Informasi yang terjadi bersifat random dan tiap-tiap pengumuman

informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya.

d. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan

cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya

mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan

yang baru.

Sebaliknya jika kondisi di atas tidak terpenuhi, kemungkinan pasar

tidak efisien dapat terjadi. Menurut Hartono (2015:609-610) terdapat

beberapa kondisi yang menyebabkan pasar tidak efisien:

a. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi

harga dari sekuritas.

b. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak

seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap

suatu informasi yang sama. Karena penyebaran informasi tidak

merata, ada sebagian pelaku pasar yang menerima informasi tepat

waktu, sebagian dengan terlambat dan sisanya mungkin tidak

menerima informasi.

c. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh

sebagian pelaku pasar.

d. Investor adalah individual-individual yang lugas dan tidak canggih.

Page 51: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

35

F. Abnormal Return

1. Pengertian Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya

(realisasi) yang terjadi dengan return ekspektasi (Halim, 2015:89). Abnormal

return biasanya terjadi pada pasar yang tidak efisien. Pasar dikatakan tidak

efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati abnormal return

dalam waktu lama. Efisiensi dalam konteks ini adalah semua informasi dapat

diakses dengan mudah dan murah sehingga tidak ada investor yang bisa

memperoleh abnormal return dengan memanfaatkan informasi yang

dimilikinya. Abnormal return dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: Halim (2015:90)

Keterangan: ARTNi,t = abnormal return sekuritas i pada waktu ke-t

A(Ri,t) = actual return sekuritas i pada waktu ke-t

E(Ri,t) = expected return sekuritas i pada waktu ke-t

2. Rata-rata Abnormal Return

Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap

sekuritas, melainkan dilakukan secara agregat dengan menguji seluruh rata-

rata abnormal return secara cross-section untuk tiap hari di periode peristiwa

(Hartono, 2015:660). Rata-rata abnormal retun dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

ARTNi,t = A(Ri,t) – E(Ri,t)

Page 52: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

36

Sumber: Hartono (2015:660)

Keterangan: RRTNt = rata-rata abnormal return hari ke-t

RTNit = abnormal return sekuritas ke-i hari ke-t

k = jumlah sekuritas yang terpengaruh

G. Aksi Korporasi (Corporate Action)

Corporate action adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang

bobotnya cukup material sehingga mempunyai kemungkinan mempengaruhi

harga saham dari perusahaan yang bersangkutan di bursa efek (Robert Ang

dalam Hadi, 2013:177). Tindakan materil yang dimaksud adalah tindakan ini

dilakukan secara sadar dan direncanakan dengan harapan mampu mempengaruhi

harga saham perusahaan yang bersangkutan. Makna cukup materil yaitu aksi

korporasi ini mempunyai bobot yang cukup besar, tetapi hal ini bersifat relatif

tergantung pada persepsi investor. Basir dan Fakhrudin (2005:77) menyatakan

bahwa aksi korporasi berpengaruh terhadap kepentingan pemegang saham.

Pengaruhnya dapat berwujud perubahan jumlah saham beredar maupun harga

saham.

Terdapat beberapa bentuk aksi korporasi yang dilakukan perusahaan yaitu

pembagian dividen, pemecahan saham (stock split) atau penyatuan saham

(reverse stock split), penawaran umum terbatas (right issue), dan pembelian

kembali saham (stock buyback). “Aksi korporasi juga mencakup aksi strategis

emiten lainnya seperti merger, akuisisi, spin off, penawaran umum perdana

(IPO), secondary offering maupun additional listing seperti private placement,

Page 53: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

37

dan konversi saham (Basir dan Fakhrudin, 2005:77).” Setiap keputusan aksi

korporasi harus mendapat persetujuan pemegang saham karena keputusan ini

bersifat strategis dan mempengaruhi pemegang saham.

H. Pembelian Kembali Saham (Stock Buyback)

1. Pengertian Pembelian Kembali Saham (Stock Buyback)

Kondisi pasar, baik itu eksternal maupun internal akan mempengaruhi

strategi manajemen perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan

kelangsungan usahanya tetap terjaga. Manajemen perusahaan harus mampu

untuk membaca, menangkap dan memahami setiap perubahan yang terjadi di

pasar. Strategi dibuat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar. Salah

satu kebijakan dalam perusahaan adalah stock buyback.

Stock buyback merupakan kebijakan perusahaan untuk membeli kembali

beberapa saham beredar perusahaan. Pembelian kembali saham didasari atas

pertimbangan bahwa saham layak dibeli dan perusahaan memiliki kas yang

cukup. “Repurchased shares are generally held in the firm’s “treasury” for

future use “ (saham yang dibeli kembali biasanya digunakan sebagai “harta

karun” perusahaan yang digunakan di masa depan) (Mayo, 2014:279).

Meskipun biaya stock buyback akan akan mengurangi modal perusahaan,

saham tersebut tidak akan stagnan tetapi akan digunakan oleh perusahaan.

2. Alasan Pembelian Kembali Saham

Terdapat beberapa alasan bagi perusahaan untuk melakukan stock

buyback, kemungkinan tersebut meliputi (Basir dan Fakhrudin, 2005:179-

183):

Page 54: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

38

a) Untuk menjaga kewajaran harga saham.

Harga saham merupakan salah satu tolok ukur baik tidaknya

kinerja perusahaan tersebut. Semakin baik kinerja perusahaan maka

akan semakin baik pula harga sahamnya (meningkat). Buyback

merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk

meningkatkatkan harga saham perusahaan yang jatuh.

b) Sinyal psikologis ke pasar.

Pengumuman buyback diharapkan mampu memberikan sinyal

positif ke pasar bahwa harga saham mungkin sudah undervalued,

dengan demikian diharapkan investor menangkap sinyal tersebut

sebagai sinyal positif.

c) Melakukan pembelian kembali saham untuk dijual kembali.

Jika saham yang telah dibeli kembali ini dapat dijual kembali

dengan harga yang lebih tinggi dari harga perolehannya, maka

selisih harga jual dan harga beli tersebut akan ditambahkan sebagai

tambahan modal disetor.

d) Melakukan pembelian kembali saham untuk dibagikan kepada

karyawan (ESOP).

Beberapa perusahaan membeli kembali saham dengan tujuan untuk

diberikan kepada karyawannya. Insentif ini disebut employee stock

option plan atau ESOP.

e) Untuk menghindarkan diri dari akuisi oleh perusahaan yang lain

karena memiliki dana kas yang melimpah.

Perusahaan yang mempunyai prospek bagus di masa depan dan

memiliki dana kas yang melimpah merupakan salah satu

perusahaan yang sering diincar untuk akuisisi. Sebagai salah satu

cara untuk pertahanan agar tidak diakuisisi adalah dengan

menggunakan dana kasnya untuk membeli kembali sahamnya.

f) Pertimbangan pajak.

Ketika seorang investor memperoleh dividen maka dia akan

dikenakan pajak atas dividen tesebut. Return yang diberikan emiten

kepada investor akan berkurang akibat adanya pajak atas dividen

yang tingkat pajaknya relatif besar. Untuk alasan demikian, emiten

memilih untuk melakukan buyback sehingga pemegang saham

diberikan pilihan untuk menjual saham ketika investor merasa

bahwa pilihan tersebut memberikan return yang lebih baik.

g) Faktor fleksibilitas bagi emiten.

Keputusan emiten untuk melakukan buyback bagi manajemen

merupakan hal yang fleksibel, karena emiten memiliki keleluasaan

untuk mengatur kapan dan seberapa besar transaksi yang akan

dilakukan.

h) Sebagai upaya penghematan dividen.

Pembelian kembali saham dapat mengurangi pembagian dividen

karena saham yang telah dibeli kembali tidak mendapatkan hak

dividen.

Page 55: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

39

Wansley, Lane dan Sarkar dalam Mulia (2009) menjelaskan alasan-

alasan yang mungkin digunakan oleh perusahaan ketika melakukan stock

buyback dan mengelompokkannya ke dalam enam hipotesis, yaitu:

a) Dividend substitution hypothesis.

Pembelian saham kembali menjadi alternatif yang lebih baik

dibandingkan membagikan dividen dalam mendistribusikan

cashflow. Hal ini dikarenakan stock buyback dikenakan pajak

yang lebih rendah daripada dividen.

b) Leverage hypothesis.

Ketika perusahaan membagi kelebihan kapitalnya (melakukan

buyback) maka nilai ekuitas perusahaan menurun, sehingga debt

ratio akan meningkat. Meningkatnya debt ratio berarti meningkat

pula leverage perusahaan. Perusahaan lebih suka melakukan

buyback saham jika rasio leverage-nya di bawah angka yang

ditargetkan untuk mencapai struktur modal yang optimal.

c) Reissue hypothesis.

Pembelian kembali saham dilakukan dengan tujuan menyediakan

sejumlah saham untuk keperluan program pensiun, bonus, stock

option, atau bentuk stock reissue lainnya.

d) Investment hypothesis.

Perusahaan yang kurang memiliki kesempatan untuk berinvestasi

akan menggunakan kelebihan kasnya untuk membeli kembali

sahamnya.

e) Information signalling hypothesis.

Perusahaan melakukan buyback untuk memberikan sinyal positif

kepada investor tentang kinerja perusahaan.

f) Wealth transfer hypothesis.

Ketika saham mengalami undervalued maka akan menyebabkan

wealth transfer dari pemegang saham kepada pihak bukan

pemegang saham. Selain itu, buyback dilakukan untuk

memperoleh keuntungan bagi manajemen perusahaan, baik

dengan menurunnya kecenderungan perusahaan untuk diambil

alih, ataupun dengan meningkatnya persentase kepemilikan

manajemen terhadap saham perusahaan.

3. Metode Pembelian Kembali Saham

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan stock

buyback. Beberapa diantaranya yaitu (Grullon and Ikenberry,2000; Hsieh

and Wang, 2009):

Page 56: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

40

a) Fixed-price tender offers

Perusahaan dengan metode ini memberikan penawaran untuk membeli

saham dengan harga yang telah ditentukan kepada pemegang saham

pada periode tertentu. Harga saham yang telah ditentukan biasanya

lebih tinggi dari harga pasar, hal ini dimaksudkan untuk memberikan

penawaran premium kepada pemegang saham untuk menjual

sahamnya. Pemegang saham dapat memilih untuk menjual sahamnya

atau tetap mempertahankannya. Jika penawaran terlalu banyak, maka

manajemen dapat memilih untuk meningkatkan jumlah saham yang

dibeli. Jika penawaran sedikit, maka manajemen dapat mengakhiri

penawaran, memperpanjang periode, atau membeli saham yang telah

ditawarkan.

b) Dutch-auction tender offers

Perusahaan akan menentukan range harga saham yang akan dibeli

kembali. Manajer akan meminta pemegang saham untuk memilih

salah satu tingkat harga yang mereka tawarkan untuk dibeli kembali

perusahaan. Pada batas akhir penawaran, perusahaan akan memilih

harga saham yang terbaik untuk dibeli.

c) Open-market share repurchases

Metode ini menggunakan perantara pialang dalam mekanisme

pembelian kembali saham perusahaan. Program ini umumnya

dilakukan selama dua hingga tiga tahun. Perusahaan biasanya

membeli saham dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan

metode dutch-auction.

d) Transferable put-rights distributions (TPRs)

Perusahaan akan memberikan satu TPR untuk setiap pemegang

saham sesuai proporsi kepemilikannya. Setiap satu TPR yang dimiliki

pemegang saham dapat digunakan untuk menjual satu lembar saham

kepada perusahaan dengan harga yang telah ditentukan dalam periode

tertentu.

e) Targeted stock repurchases/privately negotiated

Targeted stock repurchase/ privately negotiated menggunakan

mekanisme negosiasi secara langsung antar pemegang saham dengan

perusahaan. Metode ini memungkinkan perusahaan membeli saham

dalam jumlah besar dari pemegang sahamnya dengan harga premium.

Perusahaan biasanya menggunakan metode ini untuk menghindari

ancaman pengambil-alihan yang tidak diinginkan. Namun, metode ini

tidak selalu untuk tujuan penghindaran ancaman pengambil-alihan.

Sebagai contoh, perusahaan menggunakan targeted stock repurchases

untuk mengurangi kepemilikan saham yang besar dari block holder.

Praktik stock buyback di Indonesia biasanya dilakukan dengan dua cara,

yaitu (Halim, 2015:77):

Page 57: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

41

a) Tender

Perusahaan membuat tender penawaran formal kepada pemegang

saham untuk membeli sejumlah saham dengan tingkat harga tertentu

(biasanya lebih tinggi dari harga pasar).

b) Pembelian Langsung

Perusahaan membeli langsung di pasar modal melalui pialang dengan

memberikan fee sebesar persentase tertentu.

Penelitian ini menggunakan kedua jenis metode stock buyback dalam

pemilihan sampelnya.

4. Keuntungan dan Kerugian Melakukan Pembelian Kembali Saham

Adapun keuntungan dan kerugian melakukan stock buyback adalah

sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2006:108-109):

a) Keuntungan pembelian kembali saham (stock buyback)

1) Pengumuman pembelian kembali dipandang sebagai sinyal positif

oleh investor karena biasanya dimotivasi oleh adanya keyakinan

manajemen bahwa saham perusahaan dinilai terlalu rendah.

2) Para pemegang saham dapat memilih untuk menjual atau

mempertahankan sahamnya. Jika para pemegang saham sedang

membutuhkan uang dapat menjual kembali sebagian saham

mereka, sedangkan yang tidak membutuhkan dapat tetap

mempertahankan saham mereka.

3) Pembelian kembali saham dapat menghilangkan satu blok besar

saham yang “menggantungi” pasar dan menahan harga per lembar

saham.

4) Manajemen lebih suka mendistribusikan kelebihan kasnya yang

dianggap sebagai hal yang sementara dengan melakukan

pembelian kembali saham daripada harus mengumumkan

kenaikan dividen tunai yang tidak dapat dipertahankan.

5) Perusahaan memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam

menyesuaikan total distribusinya karena pembelian kembali

saham dapat bervariasi dari tahun ke tahun tanpa akan

menimbulkan sinyal negatif.

6) Pembelian kembali dapat digunakan untuk menciptakan

perubahan struktur modal dalam skala besar.

7) Perusahaan dapat membeli kembali saham dan kemudian

menggunakannya untuk program kompensasi karyawan, sehingga

perusahaan tidak perlu mengeluarkan saham baru.

Page 58: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

42

b) Kerugian pembelian kembali saham (stock buyback)

1) Jika banyak perusahaan mengumumkan program pembelian

kembali secara rutin. Akumulasi pajak yang tidak tepat

kemungkinan dapat menjadi ancaman.

2) Para pemegang saham yang melakukan penjualan mungkin tidak

sepenuhnya menyadari seluruh implikasi dari pembelian kembali.

3) Perusahaan mungkin membayar harga yang terlalu tinggi untuk

membeli kembali saham.

I. Aktivitas Perdagangan Saham

Penelitian ini menggunakan aktivitas perdagangan saham real-time yang

tercatat melalui Jakarta Automated Trading System (JATS). Data ini dapat

diakses melalui situs resmi BEI. Peneliti menggunakan trading volume activity

(TVA) dan frekuensi perdagangan saham sebagai alat untuk mengetahui

pengaruh adanya event terhadap aktivitas perdagangan saham.

1. Trading Volume Activity (TVA)

Trading volume activity (TVA) merupakan jumlah total saham yang

diperdagangkan di pasar sekunder pada periode tertentu. TVA merupakan

salah satu indikator yang dapat digunakan dalam analisis teknikal. TVA

merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar

modal terhadap informasi melalui pergerakan aktivitas volume perdagangan

saham ((Ariyanto (2009) dalam Junizar, 2013)). Pendekatan menggunakan

trading volume activity digunakan untuk menguji pasar efisiensi bentuk

lemah (Nurhaeni, 2009). Hal ini dikarenakan dalam pasar efisien lemah,

perubahan harga pada saham tidak segera mencerminkan informasi yang

ada, sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar melalui

pergerakan trading volume activity saham yang diteliti.

Page 59: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

43

Naik turunnya TVA mencerminkan tentang informasi yang diserap oleh

investor. Trading volume activity yang meningkat menunjukkan bahwa

informasi diserap investor sebagai berita baik (good news) dan menurun

ketika informasi dianggap sebagai berita buruk (bad news). Trading volume

activity yang menunjukkan kenaikan akan berpengaruh terhadap naiknya

harga atau return saham.

2. Trading Frequency Activity (Aktivitas Frekuensi Perdagangan)

Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali terjadinya transaksi jual

beli saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Frekuensi perdagangan

saham sangat mempengaruhi jumlah saham yang beredar, jika jumlah

frekuensi perdagangan besar maka saham tersebut dinyatakan sebagai

saham teraktif yang diperdagangkan (Taslim, 2015). Saham yang frekuensi

perdagangannya besar diduga karena transaksinya yang sangat aktif, hal ini

disebabkan karena tingginya minat investor. Semakin aktif suatu saham

diperdagangkan maka semakin likuid saham tersebut. Sebaliknya jika

frekuensi transaksi perdagangan suatu saham rendah maka saham tersebut

dianggap kurang likuid atau tidak diminati investor.

Frekuensi perdagangan saham merupakan salah satu elemen aktivitas

pasar modal yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap

informasi yang masuk ke pasar modal (Sandrasari, 2010). Perkembangan

aktivitas frekuensi perdagangan saham merupakan indikasi penting dalam

mempelajari tingkah laku pasar. Biasanya investor akan mendasarkan

keputusan pada berbagai informasi di dalam maupun di luar pasar modal.

Page 60: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

44

J. Signaling Theory

Menurut Tandelilin (2010:579) signaling theory merupakan suatu tindakan

nyata yang dilakukan oleh manajer untuk memberikan koreksi informasi yang

terjadi di pasar yang ditangkap secara jelas sebagai sinyal yang membedakannya

dengan perusahaan lain. Informasi dapat berupa berita baik (good news) atau

berita buruk (bad news). Jika informasi mengandung berita baik (good news)

maka diharapkan pasar akan bereaksi positif, namun jika sebaliknya pasar akan

bereaksi negatif jika informasi tersebut merupakan berita buruk (bad news)

(Tandelilin, 2010:565). Reaksi pasar akan terlihat melalui abnormal return

positif (berita baik) dan abnormal return negatif (berita buruk).

Informasi stock buyback merupakan salah satu upaya manajemen untuk

memberikan koreksi informasi bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik

dan harga saham saat ini tidak mencerminkan kondisi perusahaan. Perusahaan

yang melakukan stock buyback mengindikasikan bahwa tingkat profitabilitas

perusahaan dalam keadaan baik sehingga perusahaan memiliki cukup banyak

free cash flow (Mulia, 2009). Dikarenakan hal tersebut perusahaan ingin

meyakinkan investor bahwa saham perusahaan memiliki nilai intrinsik yang

lebih besar daripada harga pasarnya, sehingga perusahaan ingin membeli

kembali saham dengan harga premium (Delphinea, 2016).

K. Studi Peristiwa (Event Study)

Studi peristiwa (event study) menurut Tandelilin (2010:239) merupakan

penelitian yang mengamati dampak dari adanya suatu pengumuman informasi

terhadap harga saham. Penelitian ini berkaitan dengan seberapa cepat suatu

Page 61: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

45

informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin melalui harga saham. Event

study merupakan bagian dalam konsep hipotesis pasar efisien yang dikemukakan

oleh Fama. Event study merupakan bentuk studi untuk menguji efisiensi pasar

bentuk setengah kuat (semistrong form) (Tandelilin, 2010:565).

Menurut Tandelilin (2010:566-569) peristiwa yang menjadi fokus penelitian

dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Studi peristiwa konvensional

Studi ini mempelajari respons pasar terhadap peristiwa yang sering

terjadi dan diumumkan secara terbuka oleh perusahaan. Beberapa contoh

studi peristiwa konvensional antara lain: pengumuman laba, pembayaran

dividen, dan bentuk sejenisnya.

2. Studi peristiwa kluster

Studi ini mempelajari respons pasar terhadap peristiwa yang diumumkan

secara terbuka yang terjadi pada waktu yang sama dan berdampak pada

sekelompok perusahaan (kluster perusahaan) tertentu. Kluster dapat

bersifat relatif sempit hingga luas. Contoh peristiwa kluster adalah

pengumuman pemerintah membuat regulasi pada industri tertentu

sehingga diperkirakan berdampak pada aliran kas perusahaan.

3. Studi peristiwa tak terduga (unanticipated event)

Studi ini merupakan varian dari studi peristiwa kluster yang mempelajari

respons pasar terhadap suatu peristiwa tidak terduga. Contoh penelitian

tipe ini adalah dampak kebocoran nuklir Three Mile Island terhadap

return tak normal perusahaan utilitas bertenaga nuklir dan non-nuklir.

4. Studi peristiwa berurutan (sequential events)

Studi peristiwa berurutan juga merupakan varian dari studi peristiwa

kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap serangkaian

peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan dalam situasi

ketidakpastian yang tinggi. Contoh penelitian tipe ini adalah dampak

kecelakaan kapal tanker Exon Valdes yang mengakibatkan ditutupnya

lalu lintas kapal minyak di perairan Alaska.

L. Model Konsep Penelitian dan Hipotesis

Perusahaan harus mampu mendeteksi ketika harga saham perusahaan turun

atau ketika mengalami undervalued (Junizar, 2013). Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi penurunan harga saham adalah kondisi ekonomi global yang

Page 62: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

46

menurun. Hal ini diperkuat dengan adanya penurunan kepercayaan investor

terhadap kinerja perusahaan (Rasbrant dalam Junizar, 2013). Untuk meningkatkan

kembali kepercayaan investor, perusahaan dapat melakukan salah satu aksi

korporasi berupa pembelian kembali saham (stock buyback). Stock buyback

dianggap sebagai strategi untuk menjaga kewajaran harga saham dan

menginformasikan bahwa perusahaan memiliki kesempatan untuk memperoleh

pendapatan yang lebih besar di masa depan.

Respons investor terhadap pengumuman stock buyback dapat dilihat melalui

harga saham dan aktivitas perdagangan sahamnya. Keterbukaan informasi tentang

stock buyback dapat menjadi informasi baik (good news) ataupun informasi buruk

(bad news) bagi investor. Pengumuman stock buyback dianggap mampu

mempengaruhi dalam meningkatkan harga saham yang mengalami penurunan

(undervalued). Langkah perusahaan untuk melakukan stock buyback biasanya

direspons secara positif oleh investor, hal tersebut paling tidak dapat dilihat dari

tidak jatuhnya harga saham perusahaan secara drastis (Fahmi, 2015:126).

Pengumuman stock buyback digunakan perusahaan sebagai sarana untuk

menginformasikan kepada investor dan menyakinkan mereka bahwa saham

memiliki nilai intrinsik yang lebih rendah dibandingkan harga pasarnya (Mulia,

2009). Pengumuman dianggap sebagai peristiwa yang memiliki pengaruh penting

terhadap return saham. Grullon and Ikenberry (2000) menyatakan bahwa stock

buyback dapat meningkatkan laba per lembar saham karena jumlah saham yang

beredar berkurang sehingga harga saham juga meningkat. Penelitian oleh

Oktaviani (2016) menghasilkan kesimpulan bahwa pengumuman stock buyback

Page 63: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

47

mampu meningkatkan harga saham, sehingga investor dapat menikmati abnormal

return.

Gambar 4. Model Konsep

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Efisiensi pasar mengandung makna bahwa pelaku pasar akan bergerak

mengikuti perubahan yang terjadi, informasi yang muncul di pasar akan diserap

dengan cepat dan tepat dalam pembentukan keseimbangan harga yang baru

(Tandelilin, 2010:565). Selain menggunakan average abnormal return, respons

pasar dapat dilihat melalui melalui average trading volume activity seperti

penelitian yang dilakukan oleh Junizar (2013). Berdasarkan penelitian Junizar

(2013) terdapat pengaruh signifikan terhadap rata-rata TVA.

Pengumuman

Stock Buyback

Aktivitas

Perdagangan

Saham

Average

Abnormal

Return

Average Trading

Frequency Activity

Average Trading

Volume Activity

Page 64: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

48

Sebelum Sesudah

Gambar 5. Model Hipotesis

Sumber: Data diolah (2017)

Saham yang diminati investor akan banyak diperdagangkan, sehingga respons

pasar modal atas informasi yang masuk juga dapat diamati melalui average

trading frequency activity (Sandrasari, 2010). Terjadinya peningkatan permintaan

saham secara tidak langsung akan mempengaruhi frekuensi perdagangan saham

yang kemudian meningkatkan harga saham (Maknun, 2010). Adanya perubahan

average trading frequency activity yang signifikan sebelum dan sesudah

pengumuman dapat diartikan bahwa pengumuman yang dikeluarkan perusahaan

mengandung informasi positif bagi investor.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H1 = terdapat perbedaan yang signifikan average abnormal return sebelum dan

sesudah pengumuman stock buyback.

Pengumuman Stock Buyback

Average Trading

Frequency Activity

Average Trading

Frequency Activity

H3

Average Abnormal

Return

Average Trading

Volume Activity

Average Abnormal

Return

Average Trading

Volume Activity

H1

H2

Page 65: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

49

H2 = terdapat perbedaan yang signifikan average trading volume activity sebelum

dan sesudah pengumuman stock buyback.

H3 = terdapat perbedaan yang signifikan average trading frequency activity

sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

Page 66: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

50

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan uji sampel

berpasangan Paired Sample T-Test untuk variabel average abnormal return dan

Wilcoxon Sign Rank Test untuk variabel average trading volume activity dan

average trading frequency activity. Penggunaan uji Paired Sample T-Test

dimaksudkan untuk menguji data dengan distribusi normal yaitu variabel

average abnormal return dan uji Wilcoxon Sign Rank Test untuk data dengan

distribusi tidak normal untuk variabel average trading volume activity dan

average trading frequency activity. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian

yang menggunakan model matematik dan statistik yang menekankan analisisnya

berdasarkan angka-angka sebagai data utama dalam proses penyimpulan

(Kusumawati, 2012:10). Berdasarkan penjelasan di bab sebelumnya, tujuan dari

penelitian ini untuk menguji dan menganalisis adanya perbedaan average

abnormal return, average trading volume activity dan average trading frequency

activity sebelum dan sesudah adanya pengumuman stock buyback.

Bentuk penelitian ini adalah studi peristiwa (event study). Penelitian event

study digunakan untuk mengetahui reaksi pasar atas suatu peristiwa di pasar

modal seperti stock buyback. Menurut Tandelilin (2010:228) pengujian event

study untuk mengamati perubahan harga sekuritas sebagai pengaruh atas suatu

informasi. Event study digunakan untuk pengujian pada efisiensi pasar berbentuk

setengah kuat. Pengumuman stock buyback yang dipublikasikan perusahaan

Page 67: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

51

51

diharapkan mampu mempengaruhi dan meningkatkan harga saham yang dinilai

undervalued.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)

yaitu www.idx.co.id. Dipilihnya www.idx.co.id sebagai tempat penelitian

dengan alasan bahwa website resmi BEI menyediakan data yang cukup lengkap

untuk penelitian ini. Data penelitian berupa harga saham penutupan harian,

tanggal pengumuman stock buyback, trading volume saham harian, IHSG

penutupan harian, jumlah saham perusahaan yang beredar dan frekuensi

perdagangan saham harian.

C. Periode Pengamatan

Penelitian ini menggunakan periode pengamatan selama 11 hari, yaitu 5 hari

sebelum, hari pengumuman stock buyback dan 5 hari sesudah. Lamanya periode

pengamatan berbeda tiap peristiwa tergantung pada jenisnya. Periode peristiwa

pendek biasanya untuk jenis peristiwa yang nilai ekonomisnya dapat ditentukan

oleh investor (pengumuman dividen). Jika nilai ekonomisnya sulit ditentukan

maka periodenya lebih lama. Pengambilan periode ini dirasa cukup untuk

meneliti abnormal return, trading volume activity, trading frequency activity

karena jika terlalu lama dikhawatirkan adanya gangguan dari munculnya

peristiwa lain seperti stock split, merger, akuisisi dan lain-lain.

51

Page 68: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

52

-5 t0 +5

Gambar 6. Periode Pengamatan

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

1. Abnormal Return

Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya (aktual) yang

terjadi dengan return ekpektasian. Abnormal return dalam penelitian ini

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: Halim (2015:90)

Keterangan:

ARTNi,t = abnormal return sekuritas i pada waktu ke-t

A(Ri,t) = actual return sekuritas i pada waktu ke-t

E(Ri,t) = expected return sekuritas i pada waktu ke-t

Sebelum menghitung abnormal return perlu menghitung return realisasian

dan return ekspektasian dahulu. Return realisasian merupakan return yang

terjadi pada waktu ke-t atau return yang telah terjadi. Harga saham yang

digunakan adalah harga saham penutupan. Return realisasian dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Sumber: Hartono (2015:265)

Keterangan:

Pt = harga saham pada waktu t

Pt-1 = harga saham pada waktu t-t

Dt = Dividen pada waktu t

ARTNi,t = A(Ri,t) – E(Ri,t)

Page 69: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

53

Merujuk pada penelitian Oktaviani (2016), penelitian ini menggunakan

market adjusted model untuk menghitung return ekspektasian. Market

adjusted model merupakan penduga terbaik untuk mengestimasi return

sekuritas adalah dengan return indeks pasar pada saat itu. Model ini tidak

perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi

karena return sekuritas yang diestimasi sama dengan return pasar. Data indeks

pasar yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian,

yaitu 5 hari sebelum, hari pengumuman, dan 5 hari setelah. IHSG yang

digunakan adalah IHSG penutupan. Untuk menghitung return ekspektasian

menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Hartono (2015:659)

Keterangan: E(Ri,t) = return ekspektasian sekuritas i pada hari t

Rm,t = return pasar pada hari t dapat dihitung dengan

rumus (IHSGt – IHSGt-1) / IHSGt-1

Selanjutnya untuk menghitung average abnormal return dapat menggunakan

rumus sebagai berikut:

Sumber: Hartono (2015:660)

Keterangan: RRTNt = rata-rata abnormal return hari ke-t

RTNit = abnormal return sekuritas ke-i hari ke-t

k = jumlah sekuritas yang terpengaruh

E(Ri,t) = Rm,t

Page 70: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

54

Menghitung average abnormal return saham sebelum dan sesudah

pengumuman stock buyback dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

2. Aktivitas Perdagangan Saham

Aktivitas perdagangan saham diukur melalui TVA dan frekuensi

perdagangan saham untuk mengetahui pengaruh dari adanya pengumuman

stock buyback.

a. Trading Volume Activity (TVA)

Trading volume activity (TVA) merupakan jumlah total saham yang

diperdagangkan di pasar sekunder pada periode tertentu. TVA

merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan dalam analisis

teknikal. TVA merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk

meilhat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui pergerakan

aktivitas volume perdagangan saham (Ariyanto dalam Junizar, 2013).

Untuk menghitung TVA menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Taslim (2015)

Menghitung average TVA sebelum dan sesudah pengumuman stock

buyback dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

jumlah seluruh abnormal return saham ke-i periode ke-t

Jumlah hari AAR =

Page 71: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

55

b. Trading Frequency Activity (Frekuensi Perdagangan Saham)

Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali terjadinya transaksi

jual beli saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Average

trading frequency activity sebelum dan sesudah pengumuman stock

buyback dapat dihitung dengan menjumlahkan frekuensi perdagangan

saham dibagi dengan jumlah hari, atau dapat ditulis dengan rumus

sebagai berikut:

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sekaran dalam Zulganef (2008:133) mendefinisikan “populasi sebagai

keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal-hal yang menarik bagi

peneliti untuk ditelaah.” Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan stock buyback pada

periode tahun 2015-2016. Terdapat 46 perusahaan yang tercatat melakukan

stock buyback. Apabila terdapat perusahaan yang melakukan lebih dari satu

kali stock buyback selama periode pengamatan, maka diartikan bahwa

perusahaan tersebut telah melakukan stock buyback lebih dari satu kali.

Jumlah seluruh TVA saham ke-i pada periode ke-t

Jumlah hari

ATVA =

Jumlah frek. perdagangan saham ke i periode ke-t

Jumlah hari

ATFAi,t =

Page 72: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

56

Alasan pemilihan periode tahun 2015-2016 dikarenakan pada periode

tersebut pasar modal Indonesia sedang dalam kondisi tertekan dan

ketidakpastian yang menyebabkan IHSG menurun. Harga saham yang

seharusnya mencerminkan kondisi perusahaan dianggap telah undervalued.

Selain alasan tersebut, peneliti juga mempertimbangkan ketersediaan data di

website Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id.

2. Sampel

“Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari anggota-anggota

populasi yang terpilih (Zulganef, 2008:134).” Penentuan sampel dalam

penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu penentuan sampel

dengan kriteria dan karakteristik tertentu. Kriteria pengambilan sampel pada

penelitian ini, yaitu:

a) Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2016

yang melakukan pengumuman pembelian saham kembali (stock buyback)

dan melakukan stock buyback sesuai dengan peraturan OJK (POJK

nomor 02/POJK.04/2013 tentang pembelian kembali saham yang

dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan publik dalam kondisi pasar

yang berfluktuasi secara signifikan) dan (SEOJK nomor

22/SEOJK.04/2015 tentang kondisi lain sebagai kondisi pasar yang

berfluktuatif secara signifikan dalam pelaksanaan pembelian kembali

saham yang dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan publik).

Page 73: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

57

b) Perusahaan tidak melakukan aksi korporasi lainnya seperti right issue,

merger, akuisisi, stock split dan aksi korporasi lainnya selama periode

pengamatan.

c) Perusahaan memiliki data yang cukup untuk dianalisis, yaitu harga

saham penutupan harian, tanggal pengumuman stock buyback, trading

volume saham harian, IHSG penutupan harian, jumlah saham perusahaan

yang beredar dan frekuensi perdagangan saham harian.

Tabel 2. Pemilihan Sampel

No. Keterangan Jumlah

1. Perusahaan terdaftar di BEI selama periode 2015-2016

yang melakukan pengumuman stock buyback dan

melakukan stock buyback sesuai dengan peraturan OJK

(POJK nomor 02/POJK.04/2013) dan (SEOJK nomor

22/SEOJK.04/2015).

46

2. Perusahaan melakukan aksi korporasi lainnya selama

periode pengamatan.

(11)

3. Perusahaan tidak memiliki data yang cukup untuk

dianalisis, yaitu harga saham penutupan harian, tanggal

pengumuman stock buyback, trading volume saham

harian, IHSG penutupan harian, jumlah saham

perusahaan yang beredar dan frekuensi perdagangan

saham harian.

( 0 )

Jumlah sampel 35

Sumber: Data sekunder diolah, 2015-2016

Berikut ini merupakan daftar nama sampel perusahaan yang telah diolah

berdasarkan kriteria pemilihan sampel.

Tabel 3. Daftar Nama Perusahaan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan Tanggal

Pengumuman

1 TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 20 April 2015

2 APLI PT Asiaplast Industries Tbk 21 April 2015

Page 74: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

58

Lanjutan Tabel 3.

3 BHIT PT MNC Investama Tbk 17 Juni 2015

4 BMTR PT Global Mediacom Tbk 17 Juni 2015

5 MSKY PT MNC Sky Vision Tbk 18 Juni 2015

6 MPMX PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 24 Agustus 2015

7 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk 26 Agustus 2015

8 MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk 26 Agustus 2015

9 NRCA PT Nusa Raya Cipta Tbk 28 Agustus 2015

10 ACES PT Ace Harware Indonesia Tbk 31 Agustus 2015

11 CTRP PT Ciputra Property Tbk 31 Agustus 2015

12 SRTG PT Saratoga Investama Sedaya Tbk 31 Agustus 2015

13 ISSP PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 31 Agustus 2015

14 PANS PT Panin Sekuritas Tbk 01 September 2015

15 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk 01 September 2015

16 PTBA PT Bukit Asam (persero) Tbk 01 September 2015

17 SIDO

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido

Muncul Tbk 01 September 2015

18 RALS PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk 02 September 2015

19 MLIA PT Mulia Industrindo Tbk 04 September 2015

20 DSNG PT Dharma Satya Nusantara Tbk 07 September 2015

21 ECII PT Electronic City Indonesia Tbk 22 September 2015

22 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk 28 September 2015

23 MAPI PT Mitra Adiperkasa Tbk 30 September 2015

24 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk 09 Oktober 2015

25 MPMX PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 29 Januari 2016

26 BTPN

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Tbk 23 Februari 2016

27 ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk 25 Februari 2016

28 MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk 25 Februari 2016

29 PLIN PT Plaza Indonesia Realty Tbk 26 Februari 2016

30 LINK PT Link Net Tbk 08 Maret 2016

31 MICE PT Multi Indocitra Tbk 27 Mei 2016

32 ECII PT Electronic City Indonesia Tbk 08 September 2016

33 TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 15 September 2016

34 HRUM PT Harum Energy Tbk 02 Nopember 2016

35 BJTM

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Timur Tbk 23 Desember 2016

Sumber: www.idx.co.id (data diolah peneliti, 2017)

Page 75: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

59

F. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber Data

Cooper dan Schindler dalam Zulganef (2008:159) mengungkapkan bahwa

data merupakan nilai-nilai yang diteliti oleh peneliti. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. “Data sekunder adalah

data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain (Sanusi,

2014:104).” Sumber data dalam penelitian ini diambil dari website resmi BEI

www.idx.co.id berupa tanggal pengumuman stock buyback, jumlah saham

beredar perusahaan, volume perdagangan saham harian, harga penutupan

saham harian, IHSG penutupan harian dan frekuensi perdagangan saham

harian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

dokumentasi. “Teknik dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan

data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan

(Sanusi, 2014:114).” Data sekunder yang didokumentasikan berupa harga

saham penutupan harian, jumlah saham perusahaan yang beredar, volume

perdagangan saham harian, frekuensi perdagangan saham harian, dan IHSG

penutupan harian.

G. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

“Statistik deskriptif merupakan bagian dari statistik yang mempelajari

alat, teknik, ataupun prosedur yang ditujukan untuk mendapatkan gambaran

Page 76: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

60

atau mendeskripsikan sekumpulan data dari hasil pengamatan (Lupiyoadi dan

Ikhsan, 2015:84).” Data yang telah dikumpulkan dan diolah selanjutnya akan

disajikan secara sistematik, rapi, dan menarik agar memudahkan pembaca

untuk memahaminya. Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan

untuk menggambarkan average abnormal return, average trading volume

activity dan average trading frequency activity sebelum dan sesudah

pengumuman stock buyback.

2. Statistik Inferensial

Quadratullah (2014:194) menjelaskan statistik inferensial merupakan

pengambilan kesimpulan tentang parameter populasi berdasarkan data sampel

yang diambil dari populasi. Ketika statistik inferensial digunakan terhadap

data sampel, ada kemungkinan terjadinya kesalahan (error). Tingkat

kesalahan yang mungkin terjadi dipilih sekecil mungkin. Penelitian ini

menggunakan tingkat kesalahan 0,05 (5%) dan tingkat kepercayaan 0,95

(95%).

Statistik uji dalam statistik inferensial dapat dibedakan menjadi statistika

uji parametrik dan statistika uji non-parametrik. Statistika uji parametrik

mengasumsikan bahwa data terdistribusi normal. Penelitian ini menggunakan

uji sampel berpasangan paired sample t-test dan wilcoxon sign rank test.

Pengujian dilakukan menggunakan program Statistical Package of Social

Science (SPSS) versi 21.

Page 77: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

61

Uji Paired Sample T-Test dan Wilcoxon Sign Rank Test

Paired sample t-test digunakan untuk menguji adanya perbedaan yang

nyata atau tidak dari sampel dengan subjek sama namun mengalami

pengukuran yang berbeda (Lupiyoadi dan Ikhsan, 2015:128). Penggunaan uji

paired sample t-test digunakan untuk menguji adanya perbedaan rata-rata

yang nyata dari average abnormal return (AAR) sebelum dan sesudah

pengumuman stock buyback. Uji wilcoxon sign rank test juga digunakan

untuk menguji sampel berpasangan tetapi memiliki prasyarat yang lebih

longgar (Trihendradi, 2013:132). Average trading volume activity (ATVA)

dan average trading frequency activity (ATFA) diuji menggunakan wilcoxon

sign rank test.

Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk uji distribusi data yang akan

dianalisis, apakah penyebarannya normal atau tidak. Penelitian ini

menggunakan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan nilai signifikan

(𝛼) = 0,05. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05

dan dikatakan tidak berdistribusi normal jika nilai signifikansi < 0,05.

Uji Hipotesis

Dari hasil uji normalitas data, maka tahapan uji hipotesis yang diambil

sebagai berikut:

a. Jika data terdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah

statistik parametrik menggunakan Paired Sample T-Test dengan nilai

Page 78: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

62

signifikan (𝛼) = 0,05. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan

keputusan adalah:

a) Jika signifikansi (𝛼) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b) Jika signifikansi (𝛼) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Jika data tidak terdistribusi dengan normal, maka uji statistik yang

digunakan adalah statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon Sign Rank

Test dengan nilai signifikan (𝛼) = 0,05 (Mason and Lind dalam Junizar,

2013). Uji Wilcoxon Sign Rank Test digunakan untuk mengevaluasi efek

dari suatu perlakuan dan sampel yang berpasangan. Kriteria yang

digunakan dalam pengambilan keputusan adalah:

a) Jika signifikansi (𝛼) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b) Jika signifikansi (𝛼) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Tujuan dari uji hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan

yang signifikan terhadap average abnormal return, average trading volume

activity dan average trading frequency activity sebelum dan sesudah

pengumuman stock buyback. Setelah menentukan data terdistribusi dengan

normal atau tidak, maka langkah selanjutnya adalah menentukan rumusan

hipotesis sebagai uji hipotesis. Secara statistik hipotesis dibedakan menjadi

hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternaltif (H1). Hipotesis nol merupakan hipotesis

yang menyatakan tidak ada perbedaan antara satu variabel dengan variabel

lainnya, sedangkan hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya

perbedaan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Sanusi, 2011:46).

Page 79: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

63

1. Uji Hipotesis I

Pada hipotesis pertama dirumuskan bahwa terdapat perbedaan average

abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback. Hipotesis

nol dan hipotesis alternatif dari hipotesis pertama yaitu:

H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap average abnormal

return sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

H1 = terdapat perbedaan yang signifikan average abnormal return sebelum

dan sesudah pengumuman stock buyback.

Kriteria yang digunakan untuk mengambil keputusan, yaitu:

Jika nilai signifikansi (𝛼) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika nilai signifikansi (𝛼) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Uji Hipotesis II

Pada hipotesis kedua dirumuskan bahwa terdapat perbedaan average trading

volume activity sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback. Hipotesis

nol dan hipotesis alternatif dari hipotesis kedua yaitu:

H0 = tidak ada perbedaan yang signifikan average trading volume activity

sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

H1 = terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata trading volume activity

sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

Kriteria yang digunakan untuk mengambil keputusan, yaitu:

Jika nilai signifikansi (𝛼) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika nilai signifikansi (𝛼) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Page 80: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

64

3. Uji Hipotesis III

Pada hipotesis ketiga dirumuskan bahwa terdapat perbedaan average trading

frequency activity sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

Hipotesis nol dan hipotesis alternatif dari hipotesis ketiga yaitu:

H0 = tidak ada perbedaan yang signifikan average trading frequency activity

sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

H1 = terdapat perbedaan yang signifikan average trading frequency activity

sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

Kriteria yang digunakan untuk mengambil keputusan, yaitu:

Jika nilai signifikansi (𝛼) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika nilai signifikansi (𝛼) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Page 81: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

65

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Pasar Modal Indonesia telah berdiri sebelum Indonesia merdeka,

tepatnya pada tangal 14 Desember 1912 di Batavia. Masa itu perkembangan

pasar modal Indonesia masih pasang surut diakibatkan oleh berbagai faktor,

mulai dari Perang Dunia I dan II hingga perpindahan kekuasaan dari

pemerintah kolonial ke Pemerintah Republik Indonesia (RI). Pihak

Pemerintah RI kemudian melakukan pembentukan ulang Pasar modal

Indonesia melalui Undang-Undang Darurat No. 13 Tahun 1951 yang

kemudian dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 15

Tahun 1952.

Selama (2) dua dasawarsa selanjutnya, Pasar Modal Indonesia

mengalami stagnansi akibat diberhentikannya aktivitas pasar modal selama

dekade 1960-an hingga pertengahan dekade 1970-an. Tahun 1977,

Pemerintah menghidupkan kembali Pasar Modal Indonesia dengan

mencatatkan 13 saham perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Dunia

Pasar Modal Indonesia baru benar-benar mengalami perkembangan sekitar

akhir dekade 1980-an. Hal ini ditandai dengan didirikannya PT Bursa Efek

Surabaya (BES) tahun 1989 dan swastanisasi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ)

tahun 1992.

Page 82: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

66

Pasar Modal Indonesia semakin mengukuhkan peran BEJ dan BES

melalui penetapan Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 sebagai

bagian dari Self Regulatory Organization (SRO). Sejak itu, BEJ

berkembang pesat dengan pencapaiannya di bidang teknologi perdagangan,

antara lain Jakarta Automatic Trading System (JATS) di tahun 1995,

perdagangan tanpa warkat di tahun 2001, remote trading system di tahun

2002, dan pengoperasian fasilitas Disaster Recovery Center tahun 2005. Di

sisi lain, BES mengembangkan pasar obligasi dan derivatif.

Tahun 2007, para pemegang saham kedua bursa menyetujui untuk

melakukan penggabungan BEJ dan BES menjadi Bursa Efek Indonesia

(BEI). Penggabungan ini menandai sebuah era baru dalam perkembangan

Pasar Modal Indonesia yang diharapkan dapat semakin berperan dalam

perkembangan perekonomian Indonesia.

2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

Visi

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

Bursa Kompetitif: bursa yang kompetitif adalah bursa yang mampu bersaing

dengan bursa-bursa lain dalam menjalankan fungsinya sebagai fasilitator.

Dikatakan sebagai bursa yang kompetitif, terdapat beberapa aspek yang

harus dipenuhi yaitu tingkat risiko yang rendah, instrumen perdagangan

yang lengkap, dan tingkat likuiditas yang tinggi.

Kredibilitas Tingkat Dunia: kredibilitas sebuah bursa dapat tercermin dari

cara pengelolaannya. Bursa dengan kredibilitas tingkat dunia yang dikelola

Page 83: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

67

dengan baik dengan cara-cara yang berlaku secara internasional, yang

menciptakan perdagangan yang wajar, teratur dan efisien.

Misi

Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui

pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah,

efisiensi biaya serta penerapan good governance.

B. Gambaran Umum Profil Perusahaan

1. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)

Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi,

komunikasi satelit, penyedia layanan internet, operator mobile,

pengembangan pemeliharaan jaringan telekomunikasi. Perusahaan didirikan

tanggal 8 November 2004. Pada tanggal 15 Oktober 2010 TBIG melakukan

penawaran umum perdana saham (IPO) kepada masyarakat 551.111.000

saham dengan nilai nominal Rp 100.

TBIG mengumumkan pembelian kembali saham pada 20 April 2015 dan

15 September 2016. Perusahaan akan membeli kembali saham maksimum 5

persen dari total modal ditempatkan dan disetor. Total saham yang telah

dibeli kembali hingga 31 Desember 2016 adalah sebanyak 74.651.800 saham

atau 1,6474 persen dari seluruh jumlah saham perusahaan yang beredar pada

31 Desember 2016 yang sejumlah 4.531.339.889 lembar.

2. PT Asiaplast Industries Tbk (APLI)

APLI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri dan

perdagangan lembaran plastik PVC dan kulit imitasi. Asiaplast Industries Tbk

Page 84: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

68

didirikan tanggal 5 Agustus 1992. 31 Maret 2000 APLI melakukan

penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak 60.000.000 saham

dengan nilai nominal Rp 500. Tanggal 21 April 2015 APLI mengumumkan

untuk membeli kembali 10 persen sahamnya setelah persetujuan RUPS.

Hingga akhir tahun 2015 APLI telah membeli 51.636.800 lembar saham

sebesar Rp 4.208.165.232 dari total saham beredar sejumlah 1.500.000.000

lembar.

3. PT MNC Investama Tbk (BHIT)

Ruang lingkup kegiatan BHIT meliputi bidang perindustrian,

pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan (pemborongan), jasa

dan perdagangan. MNC Investama Tbk didirikan 2 November 1989 berlokasi

di MNC Financial Center, lantai 21, jalan Kebon Sirih No.21-27, Jakarta

10340. Pada tanggal 28 Oktober 1997, BHIT melakukan penawaran umum

perdana (IPO) kepada masyarakat sebanyak 123.000.000 saham dengan nilai

nominal Rp 500. BHIT melalui RUPSLB menyetujui untuk melakukan

pembelian saham kembali saham sebanyak-banyaknya 10 persen dari total

modal ditempatkan dan disetor sejumlah 39.902.106.607 lembar. Hingga

akhir tahun 2015 perusahaan telah membeli 30.248.600 lembar saham dengan

biaya Rp 8.278.000.000.

4. PT Global Mediacom Tbk (BMTR)

Global Mediacom didirikan pada 30 Juni 1981 dengan nama PT Bimantara

Citra. Perusahaan bergerak di bidang media penyiaran, hiburan dan

telekomunikasi. BMTR melakukan penawaran umum perdana pada tanggal

Page 85: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

69

20 Juni 1995 sebanyak 200.000.000 saham kepada masyarakat dengan nilai

nominal Rp 500. BMTR mengumumkan untuk membeli kembali sahamnya

pada 17 Juni 2015. Hingga akhir tahun 2015, perusahaan telah membeli

sebanyak 184.428.000 lembar dengan biaya perolehan Rp 339.599.000.000.

5. PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY)

MSKY adalah perusahaan pemegang lisensi pendistribusian tayangan

televisi berlangganan pertama di Indonesia di bawah nauangan MNC Media.

Awal didirikan pada tanggal 8 Agustus 1998 dengan nama PT Matahari

Lintas Cakrawala. Pada tanggal 27 Juni 2012 MSKY melakukan penawaran

umum perdananya kepada masyarakat sebanyak 1.412.776.000 (terdiri dari

847.666.000 saham baru dan 565.110.000 divestasi saham pendiri) dengan

nilai nominal Rp 100. Tanggal 27 Juli 2015 MSKY mengumumkan untuk

membeli kembali sahamnya sebanyak 5 persen dari modal ditempatkan dan

disetor atau sebanyak-banyaknya 353.000.000 saham. Perseroan juga telah

menunjuk PT MNC Securities sebagai perantara efek.

6. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)

Mitra Pinasthika Mustika Tbk didirikan tanggal 2 November 1987. Kantor

pusatnya berada di Lippo Kuningan, lantai 26, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.B-12

Kuningan, Jakarta. MPMX bergerak di bidang industri, pengangkutan,

distributor, pemasok, dan perdagangan. Salah satu kegiatan usahanya yaitu

sebagai salah satu penyalur sepeda motor merek Honda. Tanggal 20 Mei

2013 perusahaan melakukan penawaran umum perdana sebanyak

970.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500.

Page 86: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

70

MPMX melakukan pembelian kembali saham selama tahun 2015 dan

tahun 2016. Tahun 2015 perusahaan telah membeli 135.598.000 lembar

saham dengan nilai Rp 143.628.000.000. Akhir tahun 2016, perusahaan

menyatakan telah membeli 167.009.200 lembar saham senilai Rp

159.503.000.000.

7. PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA)

Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri keramik dengan

Standar Nasional Indonesia (SNI). Perusahaan didirikan tanggal 22 Februari

1993. Pada tanggal 17 Juli 2001 perusahaan tercatat di Bursa Efek Jakarta

dengan kode emiten “ARNA”. Saham yang ditawarkan pada saat IPO

sebanyak 125.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp 100. Tanggal 26

Agustus 2015 perusahaan mengumumkan untuk membeli kembali saham

sebanyak-banyaknya Rp 18.000.000.000. Total saham yang telah dibeli

kembali perusahaan hingga akhir tahun 2015 sebanyak 2.827.900 lembar

dengan nilai Rp Rp 1.264.458.800.

8. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

Didirikan dengan nama PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company pada 9

Juni 1980. Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ekplorasi dan

produksi minyak dan gas. Wilayah operasi perusahaan meliputi Indonesia,

Oman, Yaman, Libya, dan Amerika Serikat. Perusahaan melakukan

penawaran umum perdananya pada 13 September 1994 kepada masyarakat

sebanyak 22.000.000 dengan nilai nominal Rp 1000.

Page 87: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

71

MEDC melakukan pembelian kembali saham selama tahun 2015 dan

tahun 2016 dengan maksimal pembelian 10 persen saham perusahaan yang

beredar yaitu sejumlah 3.332.451.450 lembar. Akhir tahun 2015, perusahaan

telah membeli kembali saham senilai Rp 42.921.848.735 atau sebanyak

36.992.800 lembar saham. Tahun 2016, perusahaan membeli kembali saham

sebanyak 28.913.400 lembar saham dengan nilai Rp 23.654.670.005.

9. PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA)

Merupakan perusahaan yang bergerak di pembangunan, perindustrian

perdagangan, perbengkelan, dan pengangkutan. Didirikan pada 17 September

1975. Kantor pusat perusahaan berada di Graha Cipta Building lantai 2, Jl.

D.I Panjaitan No.40, Jakarta. Perusahaan tercatat di Bursa Efek Iakarta tahun

2013 dengan melakukan penawaran umum perdana 306.087.000 lembar

saham dengan nilai nominal Rp 100. Tanggal 28 Agusutus 2015 perusahaan

mengumumkan untuk melakukan pembelian kembali saham. Hingga akhir

tahun 2015, perusahaan telah membeli 46.514.300 lembar saham dengan nilai

Rp 30.109.175.159.

10. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)

Didirikan tahun 1995 sebagai anak perusahaan dari PT Kawan Lama

Sejahtera. Ace Hardware Indonesia Tbk merupakan pemegang lisensi tunggal

Ace Hardware di Indonesia yang ditunjukkan langsung oleh Ace Hardware

Corporation, Amerika Serikat. Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia 6

November 2007 dengan melakuakan penawaran umum perdana 515.000.000

lembar saham dengan nilai nominal Rp 100. ACES mengumumkan untuk

Page 88: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

72

melakukan pembelian saham kebali pada tanggal 31 Agustus 2015 dengan

membeli maksimal 20 persen saham perusahaan yang beredar. Perusahaan

telah membeli kembali sebanyak 32.751.900 lembar saham senilai Rp

34.300.000.000.

11. PT Ciputra Property Tbk (CTRP)

Didirikan dengan nama PT Citraland Property pada tanggal 22 Desember

1994. Kantor pusat perusahaan berada di Jl. Prof.Dr. Satrio Kav. 32, Jakarta.

Ruang lingkup perusahaan meliputi mendirikan dan menjalankan usaha

pembangunan, pengelolaan, dan penyewaan di bidang perhotelan, apartemen,

perkantoran, pertokoan, pusat niaga, dan pusat rekreasi beserta fasilitasnya.

CTRP tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 7 November 2007 dengan

melakukan penawaran umum perdana 3.010.000.000 lembar saham dengan

nilai nominal Rp 250. CTRP mengumumkan pembelian kembali saham pada

31 Agustus 2015. Total saham yang telah dibeli perusahaan pada akhir tahun

2015 sebanyak 10.009.600 saham dengan biaya perolehan Rp 3.819.060.195.

12. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)

Saratoga Investama Sedaya Tbk didirikan pada 17 Mei 1991 dan memulai

kegiatan komersialnya pada tahun 1992. Kantor pusat perusahaan beralamat

di Jl. Ir. Juanda III/8, Gambir, Jakarta Pusat. Ruang lingkup usaha SRTG

meliputi usaha di bidang pertanian, perkebunan, telekomunikasi,

perdagangan, industri, energi, pembangunan, transportasi, dan jasa.

Perusahaan tercatat di Bursa Efek Jakarta pada 26 Juni 2013. Perusahaan

melakukan penawaran umum perdana sebanyak 271.297.000 lembar saham

Page 89: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

73

dengan nilai nominal Rp 100. Pada tahun 2015, SRTG melakukan pembelian

kembali saham dengan realisasi sebanyak 1.422.700 lembar saham dengan

nilai Rp 142.000.000.

13. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP)

Didirikan pada 30 Januari 1971 dan memulai kegiatan komersialnya pada

tahun 1972. Kantor pusat perusahaan beralamat di Jl. Kalibutuh No. 189-191,

Surabaya. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi industri logam besi

dan baja. Sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 22 Februari 2013.

Perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) sebanyak

2.900.000.000 dengan nilai nominal Rp 100.

ISSP mengumumkan pembelian kembali saham pada 31 Agustus 2015.

Perusahaan berencana untuk membeli kembali saham sebanyak-banyaknya

Rp 50.000.000.000 dengan perkiraan biaya sekitar Rp 100.000.000 di luar

PPN. Hingga akhir tahun 2015 perusahaan telah melakukan pembelian saham

sebanyak 114.068.100 lembar dengan nilai Rp 19.640.000.000.

14. PT Panin Sekuritas Tbk (PANS)

Didirikan pada 27 Juli 1989 dengan nama PT Panin Sekuritasindo dan

memulai kegiatannya secara operasional pada 14 September 1989. Kantor

pusat perusahaan berada di Gedung Bursa Efek Indonesia – Menara II, lantai

17, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta. Lingkup kegiatan PANS

berupa jasa perantara perdagangan efek dan penjamin emisi efek. PANS

melakukan penawaran umum perdana dengan 80.000.000 lembar saham

Page 90: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

74

dengan nilai nominal Rp 500. Sahamnnya tercatat di Bursa Efek Indonesia

pada 31 Mei 2000.

Tanggal 1 September 2015 PANS mengumumkan untuk membeli kembali

sahamnya dengan jumlah maksimal 2,5 persen dari jumlah saham yang telah

dikeluarkan perusahaan. Total pembelian kembali saham hingga 31 Desember

2015 adalah sebanyak 5.419.100 lembar atau 0,75 persen dari jumlah saham

yang ditempatkan. Biaya perolehan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan

untuk 0,75 persen saham adalah sebanyak Rp 18.409.806.814.000.

15. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

Perusahaan didirikan pada 16 Januari 1984 dan memulai kegiatan

komersialnya pada tahun 1989. Kantor pusat perusahaan berada di Sinar Mas

Land Plaza, BSD Green Office Park, Tangerang. BSDE bergerak di bidang

real estate. Sahamnya tercatat di Bursa Efek indonesia pada 6 Juni 2008.

Perusahaan melakukan IPO sebanyak 1.093.562.000 lembar saham dengan

nilai nominal Rp 100. Perusahaan pada tanggal 1 September 2015

mengumumkan untuk membeli kembali sahamnya dengan alokasi dana Rp

2.000.000.000.000. Pembelian saham akan dilakukan paling lama 3 bulan,

yaitu terhitung tanggal 1 September 2015 sampai 30 November 2015.

16. PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA)

PTBA didirikan pada 2 Maret 1981 dengan kantor pusat perusahaan

berada di Sumatera Selatan dan kantor korespondensi berada di Jakarta.

Perusahaan bergerak di bidang industri tambang batubara. PTBA melakukan

penawaran umum perdana sebanyak 346.500.000 lembar saham dengan nilai

Page 91: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

75

nominal Rp 500 disertai waran seri I sebanyak 173.250.000. dan sahamnya

tercatat di Bursa Efek Indonesia tanggal 23 Desember 2001. Pada 1

September 2015 perusahaan mengumumkan untuk membeli kembali

sahamnya dengan jumlah maksimum sebanyak 101.330.000 saham.

Perusahaan melakukan realisasi pembelian saham tahun 2015 senilai Rp

402.220.000.000 dengan jumlah 66.059.200 lembar saham atau setara dengan

65,19 persen dari target pembelian kembali saham.

17. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)

Didirikan pada 18 Maret 1975. Merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak di bidang industri jamu yang berkaitan dengan obat-obatan, jamu,

kosmetika, makanan, dan minuman. Kantor pusat perusahaan berlokasi di

Gedung Menara Suara Merdeka lantai 16 Jl. Pandanaran No. 30

Semarang. Perusahaan melakukan IPO pada 10 Desember 2013 dan

sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 10 Desember 2013 dengan

kode saham “SIDO”. SIDO menawarkan kepada masyarakat sebanyak

1.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100.

SIDO mengumumkan untuk melakukan pembelian kembali saham pada 1

September 2015 berdasarkan keputusan Direksi Perusahaan. Perusahaan akan

membeli sekitar 2,2 persen dari modal disetorkan. Hingga akhir tahun 2015,

perusahaan telah membeli saham sebanyak 208.660.900 lembar dengan biaya

perolehan Rp 104.764.000.000.

Page 92: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

76

18. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)

Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan umum yang

menjual berbagai macam barang berupa pakaian, aksesoris, tas, sepatu,

kosmetik, dan produk kebutuhan sehari-hari. Didirikan pada 14 Desember

1983 dengan kantor pusatnya berlokasi di Jl. K.H Wahid Hasyim No.220 A-

B, Jakarta. Sahamnya tercatat di Bursa Efek pada 24 juli 1996 dengan

melakukan IPO 80.000.000 lembar, nilai nominal Rp 500. Tanggal 2

September 2015 RALS mengumumkan untuk membeli kembali maksimum 8

persen saham beredarnya berdasarkan RUPSLB. Akhir tahun 2015, RALS

telah membeli 208.332.000 lembar saham dengan biaya perolehan Rp

135.846.000.000.

19. PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA)

Merupakan perusahaan yang meproduksi berbagai macam bahan gelas.

Didirikan pada 5 November 1986 dan mulai beroperasi secara komersial

tahun 1990. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Wisma Mulia, lantai 53, Jl.

Jenderal Gatot Subroto 42, Jakarta. MLIA melakukan penawaran umum

perdana pada 22 Desember 1993 dengan saham sebanyak 25.000.000, nilai

nominal Rp 1.000. Sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 17

Januari 1994.

Tanggal 4 September 2015 perusahaan mengumumkan untuk membeli

kembali saham. Hingga akhir tahun, perusahaan merealisasikan pembelian

kembali saham sebesar Rp 2.998.780.000 atau 4.826.600 lembar. Jumlah

tersebut setara dengan 0,36 persen dari total modal disetor.

Page 93: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

77

20. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)

Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri kelapa sawit dan

industri pengolahan kayu. DSNG didirikan pada 29 September 1980 dan

berkantor pusat perusahaan di Gedung Sapta Mulia Jl. Rawa Gelam V Kav.

OR/3B Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. DSNG melakukan penawaran

umum perdana pada 4 Juni 2013 dengan 275.000.000 lembar saham, dengan

nilai nominal Rp 100. Perusahaan mengumumkan untuk membeli kembali

sahamnya pada 7 September 2015 dengan maksimum pembelian 130.000.000

saham. Akhir tahun 2015, perusahaan telah melakukan realisasi pembelian

kembali saham sebanyak 127.593.600 lembar dengan biaya Rp

77.978.000.000.

21. PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII)

Perusahaan didirikan pada 11 November 1991. Electronic City merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ritel produk elektronik.

Kantor pusat perusahaan berlokasi di Sudirman Central Business District

(SCBD), Jl Jend Sudirman Head Office Kav 52-53 Lot 22, Jakarta Selatan.

Saham Electronic City telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 3 Juli

2013 dengan melakukan IPO 333.333.000 lembar saham dengan harga Rp

4.050 per saham.

ECII membeli kembali saham sebanyak 36.809.100 lembar tahun 2015

dan 10.075.900 lembar tahun 2016. Biaya yang diperlukan untuk pembelian

tersebut sebesar Rp 43.760.893.092 dan Rp 6.059.964.224, untuk tahun 2015

dan 2016. Masing-masing jumlah tersebut mewakili 2,76 persen dan 0,76

Page 94: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

78

persen modal disetor dan ditempatkan tahun 2015 dan 2016 yaitu sejumlah

1.334.333.000 saham.

22. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)

Tanggal 8 Maret 1995 Nippon Indosari Corpindo Tbk didirikan dengan

nama PT Nippon Indosari Corporation. Merupakan perusahaan yang bergerak

di bidang pabrikasi, penjualan, dan distribusi roti dengan merek Sari Roti.

Sahamnya dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 28 Juni 2010 dengan

kode “ROTI”. Perusahaan melakukan penawaran umum perdana sebanyak

151.854.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100. Tanggal 28

September 2015 perusahaan mengumumkan untuk membeli kembali saham,

total saham yang telah dibeli hingga akhir tahun 2015 sebanyak 700.000

lembar dengan biaya perolehan Rp 767.101.075.

23. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)

MAPI merupakan salah satu perusahaan ritel di Indonesia dengan lebih

dari 2.000 gerai ritel. Perusahaan berdiri pada 23 Januari 1995. Kantor pusat

perusahaan terletak di Sahid Sudirman Center lantai 29 Jl. Jenderal Sudirman

Kav. 86 Jakarta. MAPI melakukan penawaran umum perdananya kepada

masyarakat sebanyak 500.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp

500. Bursa Efek Indonesia mencatat saham MAPI pada 10 November 2004.

MAPI mengumumkan untuk membeli kembali sahamnya maksimal 2 persen

pada 30 September 2015 sebagai salah satu upaya mengurangi dampak

kondisi pasar yang berfluktuasi, hingga akhir tahun 2015 perusahaan telah

Page 95: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

79

membeli 6.308.200 lembar saham setara dengan 0,38 persen dari total saham

beredar dengan biaya perolehan Rp 20.836.378.000.

24. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu bank milik pemerintah

terbesar di Indonesia. BRI didirikan pada 16 Desember 1895 di Purwokerto,

Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja. Kantor pusat Bank BRI

berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46 Jakarta. BRI

melakukan penawaran umum perdana sebanyak 3.811.765.000 lembar saham

dengan nilai nominal Rp 500. Sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia

pada 10 November 2003.

BRI menyampaikan keterbukaan informasi rencana pembelian kembali

pada tanggal 9 Oktober 2015. Perseroan akan membeli kembali saham

sebanyak-banyaknya Rp 2.500.000.000.000 atau maksimum 20 persen dari

total modal disetor . Hingga akhir tahun 2015, BRI merealisasikan pembelian

kembali saham sebanyak 210.118.600 lembar dengan harga perolehan Rp

2.286.375.000.000.

25. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)

BTPN merupakan bank yang memfokuskan diri untuk melayani dan

memberdayakan masyarakat berpendapatan rendah yang terdiri dari para

pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta

komunitas prasejahtera produktif (mass market). Didirikan di Bandung,

Jawa Barat, pada 1958 dengan nama Bapemil, kemudian berubah nama

menjadi Bank Tabungan Pensiunan Nasional di tahun 1986. Kantor pusat

Page 96: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

80

BTPN berlokasi di Menara BTPN CBD Mega Kuningan, Jl. Dr. Ide Anak

Agung Gde Agung Kav. 5.5-5.6 Jakarta. BTPN mencatatkan sahamnya di

Bursa Efek Indonesia pada 12 Maret 2008. Bank BTPN melakukan

penawaran umum perdana sebanyak 267.960.220 dengan nilai nominal Rp

100.

BTPN mengumumkan pembelian kembali saham pada 23 Februari 2016.

Perusahaan mengalokasikan sebanyak-banyaknya Rp 535.500.000.000 untuk

membeli kembali saham maksimal 150.000.000 lembar. Akhir tahun 2016,

perusahaan telah membeli kembali saham sebanyak 95.198.900 lembar dari

total saham beredar 5.745.088.357 lembar dengan biaya perolehan Rp

262.404.000.000.

26. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

ITMG merupakan salah satu perusahaan pemasok batubara terkemuka

Indonesia untuk pasar energi dunia. Berdiri pada 2 September 1987 dan

memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1988. Kantor pusat perusahaan

beralamat di Pondok Indah Office Tower III, lantai 3, Jl. Sultan Iskandar

Muda, Pondok Indah Kav. V-TA Jakarta. ITMG melakukan penawaran

umum perdana sebanyak 225.985.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp

500. Sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 18 Desember 2007.

Menanggapi kondisi pasar yang berfluktuatif secara signifikan, ITMG

merencanakan untuk melakukan pembelian kembali saham yang disampaikan

pada tanggal 25 Februari 2016. Perusahaan berencana untuk membeli

sebanyak-banyaknya 10 persen dari jumlah saham disetor yang sejumlah

Page 97: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

81

1.096.555.900 lembar. Hingga akhir tahun 2016, perusahaan telah membeli

2,95 persen saham, yaitu sejumlah 33.369.100 lembar dengan biaya Rp

255.788.000.202.

27. PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN)

Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti berupa

perhotelan, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan apartemen. PLIN berdiri

pada 5 November 1983 dengan nama PT Bimantara Eka Santosa. Kantor

pusat perusahaan berlokasi di The Plaza Office Tower lantai 10, Jl. MH.

Thamrin Kav.28-30 Jakarta Pusat. Perusahaan mencatatkan sahamnya di

Bursa Efek Indonesia pada 15 Juni 1995. PLIN melakukan penawaran umum

perdana sebanyak 35.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000.

PLIN mengumumkan untuk membeli kembali saham pada tanggal 26

Februari 2016 sebagai langkah untuk mengurangi dampak dari pasar yang

berfluktuatif signifikan. Hingga akhir tahun 2016, perusahaan telah membeli

kembali saham sebanyak 213.000.000 lembar dengan biaya Rp

702.900.000.000. Jumlah tersebut setara dengan 6 persen dari total modal

disetor pada akhir tahun 2016 yang berjumlah 3.550.000.000 lembar.

28. PT Link Net Tbk (LINK)

Perusahaan didirikan pada 14 Maret 1996 dengan nama PT Seruling Indah

Permai. LINK bergerak di bidang penyediaan jaringan tetap nirkabel, layanan

multimedia, layanan internet, layanan telepon bernilai tambah dan layanan

konsultasi bisnis. Kantor pusat LINK berada di BeritaSatu Plaza, lantai 4,

Suite 401, Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.35-36, Jakarta Selatan. Saham

Page 98: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

82

perusahaan tercatat di Bursa Efek indonesia pada 2 Juni 2014, LINK

melakukan penawaran umum perdana sebanyak 304.265.000 dengan nilai

nominal Rp 100. Perusahaan mengumumkan untuk membeli kembali saham

pada 8 Maret 2016, perusahaan telah melakukan pembelian kembali saham

sebanyak 83.963.800 lembar dari total saham beredar sejumlah 2.958.685.584

lembar dengan biaya perolehan Rp 386.228.000.000.

29. PT Multi Indocitra Tbk (MICE)

MICE bergerak di bidang pendistribusian produk perawatan kesehatan dan

aksesoris bayi, ibu hamil dan menyusui, serta seluruh jenis produk perawatan

kulit. Salah satu produk perusahaan berupa botol susu dan dot berlisensi

“Pigeon”. Awal pendirian perusahaan yaitu pada 11 Januari 1990 dengan

nama PT Modern Indocitra. Kantor pusat MICE terletak di Grenn Central

City Commercial Area, lantai 6, Jl. Gajah Mada No.188 Jakarta Barat.

Perusahaan melakukan penawaran umum perdana sebanyak 100.000.000

lembar saham dengan nilai nominal Rp 100. Saham MICE tercatat di Bursa

Efek Indonesia pada 21 Desember 2005.

MICE mengumumkan untuk melakukan pembelian kembali saham pada

27 Mei 2016. Perusahaan telah membeli kembali saham sebesar 0,21 persen

dari total modal disetor dan ditempatkan yang berjumlah 600.000.000 lembar.

Jumlah tersebut setara dengan 1.250.000 lembar saham dengan biaya

pembelian Rp 475.700.000.

Page 99: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

83

30. PT Harum Energy Tbk (HRUM)

HRUM didirikan dengan nama PT Asia Antrasit pada 12 Oktober 1995.

Kantor pusat perusahaan berlokasi di Deutsche Bank Building, lantai 9, Jl.

Imam Bonjol No.80 Jakarta Pusat. Kegiatan usaha utama HRUM saat ini

adalah di bidang pertambangan batubara dan logistik melalui entitas anak

perusahaan. Perusahaan melakukan penawaran umum perdana sebanyak

500.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100. Saham HRUM

tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 6 Oktober 2010.

Perusahaan mengumumkan rencana pembelian kembali saham pada 2

November 2016. Pembelian kembali saham dilakukan maksimal 10 persen

dari total saham disetor. HRUM melakukan realisasi pembelian kembali

saham hingga akhir tahun 2016 sebesar 63.128.000 lembar dengan biaya

USD 4.446.286.

31. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) (BJTM)

Bank Jatim didirikan dengan nama PT Bank Pembangunan Djawa Timur

pada 17 Agustus 1961. Kantor pusat Bank Jatim berlokasi di Jl. Basuki

Rachmat No. 98-104, Surabaya, Jawa Timur. Bank Jatim melakukan

penawaran umum perdana sebanyak 2.983.537.000 lembar saham dengan

nilai nominal Rp 250 dan sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia tanggal

12 Juli 2012. Berdasarkan RUPST yang dilakukan Bank Jatim tanggal 31

Januari 2017, telah disetujui bahwa Bank Jatim melakukan pembelian

kembali saham yang dilaksanakan pada 1 Februari 2017 sampai 1 Juni 2017.

Page 100: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

84

Bank Jatim mengalokasikan dana sebanyak Rp 1.206.000.000 yang telah

dianggarkan melalui tahun buku 2016.

C. Penyajian Data

1. Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih dari return realisasian dengan return

ekpektasian. Tabel 4 menyajikan hasil perhitungan average abnormal return

(AAR) setiap perusahaan yang diteliti pada periode pengamatan sebelum dan

sesudah tanggal pengumuman stock buyback. AAR sebelum dan sesudah

diperoleh dengan menjumlahkan abnormal return (AR) 5 hari sebelum dan 5

hari sesudah pengumuman dibagi jumlah hari. Contoh perhitungan abnormal

return (AR) untuk perusahaan sampel sebagai berikut:

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk tahun 2015 (perhitungan return

realisasian dan return ekpektasian terlampir).

Return Realisasi

A(Ri,t) = Pt – Pt-1/Pt-1

Return Ekspektasian

E(Ri,t) = Rm,t

Rm,t = IHSGt – IHSGt-1/IHSGt-1

Abnormal Return (AR) = return realisasi – return ekspektasian

AR t-5 = (-0,015957) – (-0,008)

= -0,007957

Average Abnormal Return (AAR)

= Jumlah seluruh AR saham ke-t periode ke-t

Jumlah hari

AAR sebelum

= [(-0,007957)+0,005195+0,006247+0,012298+(-0,016706)]

5

= -0,000185

Page 101: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

85

AAR sesudah

= [(-0,005734)+0,007160+(-0,005334)+(-0,037077)+(-0,000972)]

5

= -0,008391

Berdasarkan tabel 4, terdapat 23 perusahaan yang memiliki AAR positif

sebelum pengumuman stock buyback dan sisanya sebanyak 12 perusahaan

memiliki AAR negatif. 12 perusahaan yang memiliki AAR negatif yaitu PT

Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) tahun 2015, PT MNC Investama

Tbk (BHIT), PT MNC sky Vision Tbk (MSKY), PT Mitra Pinasthika

Mustika Tbk (MPMX) tahun 2015, PT Medco Energi Internasional Tbk

(MEDC) tahun 2015, PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), PT Ciputra Property

Tbk (CTRP), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Steel Pipe

Industry of Indonesia Tbk (ISSP), PT Panin Sekuritas Tbk (PANS), PT

Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), dan PT Nippon Indosari Corpindo

Tbk (ROTI). Pada periode pengamatan sesudah pengumuman stock buyback,

terdapat 20 perusahaan yang memiliki AAR positif dan 15 perusahaan dengan

AAR negatif. Perusahaan yang memiliki AAR negatif sesudah pengumuman

meliputi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Arwana

Citramulia Tbk (ARNA), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Panin

Sekuritas tbk (PANS), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Bukit

Asam (persero) Tbk (PTBA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul

Tbk (SIDO), PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), PT Electronic City

Indonesia Tbk (ECII) tahun 2015, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI),

PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk

Page 102: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

86

(MPMX) tahun 2016, PT Link Net Tbk (LINK), dan PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM).

Tabel 4. Hasil Perhitungan Average Abnormal Return (AAR) Sebelum dan

Sesudah Pengumuman Stock Buyback

NO TAHUN KODE AAR

SEBELUM

AAR

SESUDAH

PERUBAHAN

(+/-)

1 2015 TBIG -0,000185 -0,008391 -

2 2015 APLI 0,011107 0,006343 +

3 2015 BHIT -0,007376 0,037985 +

4 2015 BMTR 0,006929 0,002561 -

5 2015 MSKY -0,014717 0,012484 -

6 2015 MPMX -0,027404 0,012009 +

7 2015 ARNA 0,001551 -0,002759 -

8 2015 MEDC -0,066798 -0,023970 +

9 2015 NRCA -0,031591 0,001730 +

10 2015 ACES 0,006679 -0,000763 -

11 2015 CTRP -0,029417 0,009912 +

12 2015 SRTG -0,021737 0,008830 +

13 2015 ISSP -0,049786 0,026103 +

14 2015 PANS -0,000063 -0,004679 -

15 2015 BSDE 0,013276 -0,005555 -

16 2015 PTBA 0,002972 -0,006478 -

17 2015 SIDO 0,005174 -0,002001 -

18 2015 RALS -0,008550 0,007606 +

19 2015 MLIA 0,001553 -0,006976 -

20 2015 DSNG 0,022382 0,026485 +

21 2015 ECII 0,000630 -0,023955 -

22 2015 ROTI -0,004346 -0,004322 +

23 2015 MAPI 0,002254 -0,004312 -

24 2015 BBRI 0,016357 0,008219 -

25 2016 MPMX 0,010235 -0,007903 -

26 2016 BTPN 0,000860 0,056651 +

27 2016 ITMG 0,030712 0,044992 +

28 2016 MEDC 0,024498 0,028202 +

29 2016 PLIN 0,005063 0,000065 -

30 2016 LINK 0,014577 -0,007966 -

31 2016 MICE 0,000528 0,019974 +

32 2016 ECII 0,004048 0,011708 +

33 2016 TBIG 0,006829 0,007732 +

34 2016 HRUM 0,046430 0,025412 -

Page 103: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

87

Lanjutan Tabel 4.

NO TAHUN KODE AAR

SEBELUM

AAR

SESUDAH

PERUBAHAN

(+/-)

35 2016 BJTM 0,011799 -0,002458 -

Rata-rata -0,000444 0,006929

Tertinggi 0,046430 0,056651

Terendah -0,066798 -0,023970

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Keterangan:

Nilai AAR tertinggi

Nilai AAR terendah

Merujuk pada tabel 4, AAR untuk PT Indo Tambang Raya Megah Tbk

(TBIG) tahun 2015 mengalami penurunan pada saat sesudah pengumuman

stock buyback. AAR TBIG di tahun 2015 sebelum pengumuman adalah

sebesar -0,000185 dan menjadi -0,008391 setelah pengumuman. Tahun 2016,

PT Indo Tambang Raya Megah Tbk (TBIG) kembali melakukan

pengumuman stock buyback. Berbeda dengan tahun 2015, AAR PT Indo

Tambang Raya Megah Tbk (TBIG) mengalami peningkatan sesudah

pengumuman, dari yang sebelum pengumuman senilai 0,006829 menjadi

0,007732 sesudah pengumuman stock buyback.

Terdapat 17 perusahaan yang nilai AAR-nya mengalami perubahan positif

setelah pengumuman stock buyback. Ke-17 perusahaan tersebut meliputi PT

Asiaplast Industries Tbk (APLI), PT MNC Investama Tbk (BHIT), PT Mitra

Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) tahun 2015, PT Medco Energi

Internasional Tbk (MEDC) tahun 2015 dan tahun 2016, PT Nusa Raya Cipta

Tbk (NRCA), PT Ciputra Property Tbk (CTRP), PT Saratoga Investama

Sedaya Tbk (SRTG), PT Steel Pipe Industries of Indonesia Tbk (ISSP), PT

Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Dharma Nusa Satya Tbk

Page 104: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

88

(DSNG), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Bank Tabungan

Pensiunan Negara Tbk (BTPN), PT Indo Tambang Raya Megah Tbk

(ITMG), PT Multi Indocitra Tbk (MICE), PT Electronic City Indonesia Tbk

(ECII) tahun 2016, dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) tahun

2016.

Berdasarkan perhitungan pada 35 perusahaan sampel, rata-rata AAR

sebelum pengumuman adalah senilai -0,000444 dan senilai 0,006929 sesudah

pengumuman. Perusahaan yang memiliki AAR tertinggi sebelum

pengumuman adalah PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan nilai 0,046430

dan perusahaan dengan AAR terendah adalah PT Medco Energi Internasional

Tbk (MEDC) pada tahun 2015 dengan nilai -0,066798. Perusahaan yang

memiliki AAR tertinggi setelah pengumuman stock buyback adalah PT Bank

Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) dengan nilai 0,056651 dan

perusahaan dengan AAR terendah adalah PT Medco Energi Internasional Tbk

pada tahun 2015 dengan nilai -0,023970. Berdasarkan rata-rata AAR

perusahaan sampel sebelum dan sesudah pengumuman dapat dilihat adanya

perubahan yang positif. Adanya peningkatan ini membuat investor dapat

menikmati return yang besar.

Pada periode pengamatan sebelum dan sesudah pengumuman stock

buyback, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tahun 2015 memiliki

AAR terendah yaitu sebesar -0,066798 dan sebesar -0,023970. Dapat dilihat

bahwa AAR PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengalami

peningkatan setelah pengumuman meskipun nilai AAR-nya negatif.

Page 105: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

89

Berbanding terbalik dengan PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk

(BTPN) yang memiliki nilai AAR tertinggi setelah pengumuman stock

buyback, yaitu sebesar 0,056651. Sebelum pengumuman nilai AAR PT Bank

Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) adalah 0,000860 sehingga dapat

disimpulkan bahwa AAR BTPN mengalami kenaikan.

2. Aktivitas Perdagangan Saham

a) Trading Volume Activity (TVA)

TVA merupakan jumlah saham yang ditransaksikan dalam suatu periode.

TVA digunakan sebagai salah satu indikator untuk melakukan analisis

teknikal. Tabel 5 menyajikan hasil perhitungan average trading volume

activity (ATVA) sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback. ATVA

sebelum dan sesudah diperoleh dengan menjumlahkan trading volume

activity (TVA) 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman dibagi jumlah

hari.Contoh perhitungan ATVA adalah sebagai berikut:

Tower Bersama Infrasrtucture Tbk (TBIG) tahun 2015 (jumlah transaksi

saham harian perusahaan dan jumlah saham beredar terlampir)

Trading Volume Activity (TVA)

= Jumlah saham perusahaan i yang diperdagangkan pada periode ke-t

Jumlah saham perusahaan beredar pada periode ke-t

TVA t-5 = 1.247.800 lembar

4.796.526.199 lembar

= 0,000260

Average Trading Volume Activity (ATVA)

= Jumlah seluruh TVA saham ke-i periode ke-t

Jumlah hari

Page 106: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

90

ATVA sebelum

= (0,000260+0,000466+0,000235+0,000398+0,000291)

5

= 0,000330

ATVA sesudah

= (0,000629+0,000761+0,000324+0,001860+0,002616)

5

= 0,001238

Berdasarkan tabel 5, terdapat 22 perusahaan dengan nilai perubahan

positif dari sebelum ke sesudah pengumuman, 12 perusahaan mengalami

perubahan negatif dan 1 perusahaan tidak mengalami perubahan (stagnan).

Perusahaan yang mengalami perubahan positif meliputi PT Tower Bersama

Infrastructure Tbk (TBIG), PT MNC Investama Tbk (BHIT), PT Global

Mediacom Tbk (BMTR), PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY), PT Mitra

Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) tahun 2015 dan tahun 2016, PT Medco

Energi Internasional Tbk (MEDC) tahun 2015 dan tahun 2016, PT Nusa Raya

Cipta Tbk (NRCA), PT ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Saratoga

Investama Sedaya tbk (SRTG), PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk

(ISSP), PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), PT Dharma Nusa Satya Tbk

(DSNG), PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) tahun 2015 dan tahun

2016, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Mitra Adiperkasa Tbk

(MAPI), PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN), PT Indo

Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Link Net Tbk (LINK), dan PT Multi

Indocitra Tbk (MICE). Perusahaan yang nilai ATVA-nya tidak mengalami

perubahan adalah PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN).

Page 107: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

91

Tabel 5. Hasil Perhitungan Average Trading Volume Activity (ATVA)

Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Buyback

NO TAHUN KODE ATVA

SEBELUM

ATVA

SESUDAH

PERUBAHAN

(+/-)

1 2015 TBIG 0,000330 0,001238 +

2 2015 APLI 0,001797 0,000067 -

3 2015 BHIT 0,000494 0,000752 +

4 2015 BMTR 0,001919 0,002020 +

5 2015 MSKY 0,000101 0,001294 +

6 2015 MPMX 0,000364 0,000527 +

7 2015 ARNA 0,000606 0,000321 -

8 2015 MEDC 0,000206 0,002385 +

9 2015 NRCA 0,001738 0,001868 +

10 2015 ACES 0,000466 0,000513 +

11 2015 CTRP 0,001001 0,000675 -

12 2015 SRTG 0,000002 0,000008 +

13 2015 ISSP 0,001279 0,002451 +

14 2015 PANS 0,000730 0,000082 -

15 2015 BSDE 0,001091 0,000426 -

16 2015 PTBA 0,001510 0,000685 -

17 2015 SIDO 0,000268 0,000194 -

18 2015 RALS 0,001113 0,000467 -

19 2015 MLIA 0,000025 0,000089 +

20 2015 DSNG 0,000083 0,000100 +

21 2015 ECII 0,000000 0,000041 +

22 2015 ROTI 0,000065 0,000146 +

23 2015 MAPI 0,000345 0,001337 +

24 2015 BBRI 0,001656 0,001103 -

25 2016 MPMX 0,000100 0,000164 +

26 2016 BTPN 0,000034 0,000246 +

27 2016 ITMG 0,003111 0,004135 +

28 2016 MEDC 0,000708 0,000893 +

29 2016 PLIN 0,000000 0,000000 0

30 2016 LINK 0,000093 0,000172 +

31 2016 MICE 0,000105 0,000624 +

32 2016 ECII 0,001706 0,001985 +

33 2016 TBIG 0,001238 0,001238 -

34 2016 HRUM 0,013779 0,012264 -

35 2016 BJTM 0,014767 0,005382 -

Rata-rata 0,001505 0,001306

Tertinggi 0,014767 0,012264

Terendah 0,000000 0,000000

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Page 108: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

92

Keterangan:

Nilai ATVA tertinggi

Nilai ATVA terendah

PT Tower Bersama Infrastructrure Tbk (TBIG) nilai ATVA-nya sebelum

pengumuman stock buyback adalah sebesar 0,000330 dan sesudah

pengumuman adalah sebesar 0,001238, pada tahun 2015. Tahun 2016, TBIG

kembali melakukan pengumuman stock buyback, nilai ATVA sebelum dan

sesudah pengumuman adalah sebesar 0,001238 dan 0,001238. Hasil

perhitungan ATVA diperoleh dengan cara jumlah transaksi perdagangan

saham dibagi dengan jumlah saham perusahaan yang beredar.

Perusahaan dengan nilai ATVA tertinggi sebelum pengumuman stock

buyback adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM)

dengan nilai 0,014767. Nilai ATVA terendah sebelum pengumuman stock

buyback adalah 0,000000. Terdapat 2 perusahaan yang memiliki nilai

terendah yaitu PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) tahun 2015 dan PT

Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN). Pada periode pengamatan, perusahaan

dengan nilai ATVA tertinggi sesudah pengumuman stock buyback adalah PT

Harum Energy Tbk (HRUM) dengan nilai 0,012264, sedangkan nilai

terendah sesudah pengumuman adalah 0,000000 milik PT Plaza Indonesia

Realty Tbk (PLIN).

Nilai ATVA PT Bank Pembangunan Daerah Jawa timur Tbk (BJTM)

sebelum dan sesudah pengumuman adalah 0,014767 dan 0,005382. PT

Harum Energy Tbk (HRUM) sebelum pengumuman memiliki nilai ATVA

sebesar 0,013779 dan sesudahnya sebesar 0,012264. Nilai ATVA PT Bank

Page 109: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

93

Pembangunan Daerah Jawa timur Tbk (BJTM) dan PT Harum Energy Tbk

(HRUM) mengalami perubahan negatif sesudah pengumuman stock buyback.

Berdasarkan perhitungan ATVA dari seluruh perusahaan sampel, rata-rata

ATVA sebelum pengumuman adalah sebesar 0,001505 dan rata-rata ATVA

sesudah adalah sebesar 0,001306. Nilai tersebut mengalami penurunan

sebesar 13,2% dibandingkan sebelum pengumuman stock buyback.

b) Trading Frequency Activity

Diminati tidaknya suatu saham dapat dilihat melalui frekuensi

perdagangan sahamnya. Frekuensi perdagangan saham merupakan berapa

kali suatu saham ditransaksikan pada suatu waktu tertentu. Tabel 6

menyajikan hasil perhitungan average trading frequency activity (ATFA)

saham perusahaan sampel sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

ATFA sebelum dan sesudah diperoleh dengan menjumlahkan trading volume

activity (TFA) 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman dibagi jumlah

hari. Contoh perhitungan ATFA perusahaan sampel adalah sebagai berikut:

Tower Bersama Infrastructure Tbk tahun 2015 (frekuensi perdagangan saham

harian perusahaan terlampir).

Average Trading Frequency Activity (ATFA)

= Jumlah frekuensi perdagangan saham ke-i periode ke-t

Jumlah hari

ATFA sebelum

= (1.462+1.132+1.092+1.435+1.096)

5

= 1.243

Page 110: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

94

ATFA sesudah

= (1.480+916+1.070+2.681+3.952)

5

= 2.020

Berdasarkan tabel 6, terdapat 17 perusahaan yang mengalami perubahan

positif sesudah adanya pengumuman stock buyback, 17 perusahaan dengan

nilai perubahan negatif dan 1 perusahaan yang tidak mengalami perubahan

(stagnan). Perusahaan yang mengalami perubahan positif terdiri dari PT

Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT MNC Investama Tbk (BHIT),

PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk

(MPMX), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Nusa Raya Cipta

Tbk (NRCA), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Steel Pipe

Industry of Indonesia (ISSP), PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII), PT

Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk

(BTPN), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Multi Indocitra Tbk

(MICE), PT Harum Energy Tbk (HRUM). Perusahaan yang tidak mengalami

perubahan sesudah pengumuman stock buyback adalah PT Plaza Indonesia

Realty Tbk (PLIN).

Tabel 6. Average Trading Frequency Activity (ATFA) Saham Seluruh

Perusahaan Selama Periode Pengamatan

NO TAHUN KODE ATFA

SEBELUM

ATFA

SESUDAH

PERUBAHAN

(+/-)

1 2015 TBIG 1243 2020 +

2 2015 APLI 37 8 -

3 2015 BHIT 1243 3745 +

4 2015 BMTR 4576 3389 -

5 2015 MSKY 162 741 +

6 2015 MPMX 226 445 +

7 2015 ARNA 901 461 -

Page 111: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

95

Lanjutan Tabel 6.

NO TAHUN KODE ATFA

SEBELUM

ATFA

SESUDAH

PERUBAHAN

(+/-)

8 2015 MEDC 485 1378 +

9 2015 NRCA 364 381 +

10 2015 ACES 1051 826 -

11 2015 CTRP 745 629 -

12 2015 SRTG 1 9 +

13 2015 ISSP 253 1030 +

14 2015 PANS 102 31 -

15 2015 BSDE 3740 1737 -

16 2015 PTBA 2439 1011 -

17 2015 SIDO 835 431 -

18 2015 RALS 662 264 -

19 2015 MLIA 6 5 -

20 2015 DSNG 177 149 -

21 2015 ECII 0 9 +

22 2015 ROTI 149 138 -

23 2015 MAPI 484 1684 +

24 2015 BBRI 8109 5882 -

25 2016 MPMX 133 109 -

26 2016 BTPN 26 411 +

27 2016 ITMG 1858 2600 +

28 2016 MEDC 460 768 +

29 2016 PLIN 0 0 0

30 2016 LINK 496 460 -

31 2016 MICE 15 43 +

32 2016 ECII 4 20 +

33 2016 TBIG 1651 1719 +

34 2016 HRUM 4820 4928 +

35 2016 BJTM 4909 2265 -

Rata-rata 1210 1135

Tertinggi 8109 5882

Terendah 0 0

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Keterangan:

Nilai ATFA tertinggi

Nilai ATFA terendah

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) melakukan pengumuman

stock buyback pada tahun 2015 dan tahun 2016. Selama 2 tahun tersebut

Page 112: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

96

sesudah melakukan pengumuman nilai ATFA TBIG mengalami peningkatan.

Pada tahun 2015, ATFA perusahaan sebesar 1243 kali transaksi sebelum

pengumuman dan sesudah pengumuman sebesar 2020 kali transaksi. Tahun

2016, nilai ATFA sebelum dan sesudah pengumuman sebesar 1651 kali

transaksi dan 1719 kali transaksi.

Selama periode pengamatan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

(BBRI) memiliki nilai ATFA tertinggi sebelum dan sesudah pengumuman

stock buyback, yaitu sebesar 8109 kali transaksi dan 5882 kali transaksi. PT

Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) dan PT Electronic City Indonesia Tbk

(ECII) tahun 2015 memiliki nilai ATFA terendah sebelum pengumuman

yaitu sebesar 0 kali transaksi. Pada periode sesudah pengumuman, PT Plaza

Indonesia Realty Tbk (PLIN) juga menjadi perusahaan dengan nilai ATFA

terendah. Berdasarkan perhitungan ATFA seluruh perusahaan, rata-rata

trading frequency activity sebelum dan sesudah pengumuman adalah 1210

kali transaksi dan 1135 kali transaksi. Nilai tersebut mengalami penurunan

dibandingkan sebelum pengumuman stock buyback.

D. Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menurut Lind et.al dalam Zulganef (2008:189) adalah

metode yang digunakan untuk mengorganisasikan, mengikhtisarkan, dan

menyajikan data dengan cara yang informatif. Tabel 7, 9, dan 11 merupakan

ringkasan hasil analisis statistik deskriptif menggunakan program SPSS versi

Page 113: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

97

21. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui gambaran analisis statistik

deskriptif masing-masing variabel.

a) Abnormal Return

Tabel 7. Ringkasan Output Statistik Deskriptif AAR

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

AARsebelum 35 -0,066798 0,046430 -0,00044363 0,021581229

AARsesudah 35 -0,023970 0,056651 0,00692900 0,017665978

Sumber: Output SPSS versi 21 (2017)

Variabel abnormal return terdiri dari average abnormal return (AAR)

sebelum dan sesudah pengumuman. Diketahui nilai minimum AAR sebelum

adalah sebesar -0,066798 yaitu PT Medco Energi Internasional (MEDC)

tahun 2015 dan maksimum sebesar 0,046430 yaitu PT Harum Energy Tbk

(HRUM). Minimum AAR sesudah sebesar -0,023970 yaitu PT Medco Energi

Internasional Tbk (MEDC) tahun 2015 dan maksimum sebesar 0,056651

yaitu PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN). Nilai rata-rata

AAR sebelum sebesar -0,00044363 dengan standar deviasi 0,021581229 dan

nilai rata-rata AAR sesudah sebesar 0,00692900 dengan standar deviasi

0,017665978. Adanya perubahan positif rata-rata AAR sebelum dan sesudah

pengumuman stock buyback mengindikasikan investor merespons positif atas

informasi yang dipublikasikan perusahaan.

Tabel 8 di bawah ini memaparkan AAR saham harian selama periode

pengamatan untuk 35 perusahaan yang mengumumkan stock buyback tahun

2015-2016. Nilai AAR seluruh perusahaan pada t-5 adalah 0,019443 dan

pada t-4 sampai t-1 bernilai negatif. Pada saat pengumuman stock buyback,

Page 114: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

98

nilai AAR t-0 positif diikuti dengan t+1 sampai t+5. Nilai AAR ini

dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran dari investor. Keputusan investor

dalam bertransaksi saham dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kinerja

perusahaan, kebijakan pemerintah dan perusahaan, kondisi ekonomi dalam

dan luar negeri dan lain sebagainya.

Tabel 8. Average Abnormal Return (AAR) Saham Harian Selama Periode

Pengamatan Seluruh Perusahaan

Periode Hari Average Abnormal Return

(AAR)

Sebelum

t-5 0,019443

t-4 -0,009595

t-3 -0,005566

t-2 -0,001110

t-1 -0,005390

Saat t-0 0,0013269

Sesudah

t+1 0,024727

t+2 0,004485

t+3 0,000447

t+4 0,004008

t+5 0,000979

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Gambar 7 mencerminkan tentang pergerakan average abnormal return

(AAR) saham harian seluruh perusahaan selama periode pengamatan. Dapat

dilihat AAR selama periode pengamatan t-5 sampai t+5 mengalami fluktuasi.

AAR mulai mengalami peningkatan pada t-3 yaitu sebesar -0,005566

kemudian menurun pada t-1 menjadi -0,005390 dan meningkat kembali pada

t-0 hingga t+1. Pada periode pengamatan t+1 AAR berada pada puncaknya

yaitu sebesar 0,024727. Pada hari setelahnya AAR mulai mengalami

penurunan, namun meningkat kembali pada t+4 sebesar 0,004008.

Page 115: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

99

Nilai AAR sesudah pengumuman stock buyback bernilai positif

menunjukkan bahwa harga saham mengalami peningkatan sebagai bentuk

reaksi positif investor terhadap informasi yang masuk ke pasar. Stock buyback

sebagai salah satu langkah memberikan sinyal kepada investor bahwa kinerja

perusahaan dalam keadaan baik. Hal ini mendorong investor untuk

melakukan analisis lebih selektif. AAR yang positif dapat disimpulkan bahwa

investor percaya bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik untuk ke

depannya.

Gambar 7. Pergerakan Average Abnormal Return (AAR) Saham Harian

Seluruh Perusahaan Selama Periode Pengamatan

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

b) Aktivitas Perdagangan Saham

1) Trading Volume Activity

Tabel 9. Ringkasan Output Statistik Deskriptif ATVA

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

ATVAsebelum 35 0,000000 0,014767 0,00150511 0,003275665

ATVAsesudah 35 0,000000 0,012264 0,00130566 0,002244197

Sumber: Output SPSS versi 21 (2017)

t-5

-t-4

t-3 t-2

-t-1

t-0

t+1

t+2 t+3

t+4 t+5

-0,02

-0,01

0

0,01

0,02

0,03

AAR

Page 116: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

100

Variabel trading volume activity juga terdiri atas average trading

volume activity (ATVA) sebelum dan sesudah. ATVA sebelum memiliki

nilai minimum sebesar 0,000000 yaitu PT Electronic City Indonesia Tbk

(ECII) dan PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), dan maksimum sebesar

0,014767 yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM).

ATVA sesudah memiliki nilai minimum sebesar 0,000000 yaitu PT Plaza

Indonesia Realty Tbk (PLIN) dan nilai maksimum 0,012264 yaitu PT

Harum Energy Tbk (HRUM). Rata-rata nilai ATVA sebelum dan sesudah

adalah 0,00150511 dan 0,00130566. Nilai standar deviasi untuk ATVA

sebelum sebesar 0,003275665 dan sebesar 0,002244197 untuk ATVA

sesudah. Nilai rata-rata ATVA yang menurun sesudah pengumuman stock

buyback diduga karena informasi yang dipublikasikan perusahaan belum

cukup kuat mendorong investor dalam berinvestasi.

Tabel 10. Average Trading Volume Activity (ATVA) Saham Harian

Seluruh Perusahaan Selama Periode Pengamatan

Periode Hari Average Trading Volume

Activity (ATVA)

Sebelum

t-5 0,001332

t-4 0,001936

t-3 0,001146

t-2 0,001363

t-1 0,001749

Saat t-0 0,001422

Sesudah

t+1 0,001396

t+2 0,001329

t+3 0,001438

t+4 0,001203

t+5 0,001163

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Page 117: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

101

Tabel 10 memaparkan nilai average trading volume activity (ATVA)

harian seluruh perusahaan selama periode pengamatan tahun 2015-2016.

Berdasarkan tabel tersebut, nilai ATVA pada saat pengumuman stock

buyback (t-0) adalah 0,001422, nilai tersebut lebih kecil dibandingkan

pada t-1 yang sebesar 0,001749. Nilai ATVA cenderung menurun sesudah

pengumuman, kemudian meningkat kembali pada t+3 yaitu sebesar

0,001438, kemudian menurun kembali pada t+4 yaitu sebesar 0,001203

dan t+5 sebesar 0,001163.

Gambar 8. Pergerakan Average Trading Volume Activity (ATVA)

Saham Harian Seluruh Perusahaan Selama Periode

Pengamatan

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Gambar 8 menyajikan pergerakan ATVA saham harian selama

periode pengamatan untuk seluruh perusahaan sampel. Berdasarkan

gambar tersebut dapat dilihat ATVA mengalami pergerakan yang

fluktuatif. Pada t-4 telah terlihat adanya reaksi pasar atas informasi

pengumuman stock buyback dan menurun pada t-3 kemudian meningkat

kembali pada t-2 dan t-1. Hal ini mengindikasikan adanya kebocoran

t-5

t-4

t-3

t-2

t-1

t-0 t+1 t+2

t+3

t+4 t+5

0

0,0005

0,001

0,0015

0,002

0,0025

ATVA

Page 118: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

102

informasi dan kebocoran informasi ini hanya terjadi pada sebagian

investor sehingga pasar bereaksi mendahului pengumuman yang akan

dilakukan (Hartono, 2015:209 dan h.663). Pasar juga lambat dalam

menyerap informasi dilihat dari adanya peningkatan ATVA pada t+3.

2) Trading Frequency Activity

Tabel 11. Ringkasan Output Statistik Deskriptif ATFA

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

ATFAsebelum 35 0 8109 1210,34 1853,851

ATFAsesudah 35 0 5882 1135,03 1450,445

Sumber: Output SPSS versi 21 (2017)

Variabel trading frequency activity terdiri atas average trading

frequency activity (ATFA) sebelum dan sesudah. ATFA sebelum memiliki

nilai minimum sebesar 0 kali transaksi yaitu PT Electronic City Indonesia

Tbk (ECII) dan PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), dan maksimum

sebesar 8109 kali transaksi yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

ATFA sesudah memiliki nilai minimum sebesar 0 kali transaksi yaitu PT

Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) dan nilai maksimum 0,012264 yaitu

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Rata-rata nilai ATFA sebelum

dan sesudah adalah 1210,34 dan 1135,03, sedangkan nilai standar deviasi

untuk ATFA sebelum sebesar 1853,851 dan sebesar 1450,445 untuk

ATFA sesudah. Dapat dilketahui bahwa nilai rata-rata ATFA mengalami

penurunan pada sesudah pengumuman stock buyback, diduga penurunan

terjadi karena investor memilih untuk wait and see, serta adanya

kebocoran informasi.

Page 119: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

103

PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) merupakan perusahaan dengan

nilai frekuensi 0 kali transaksi pada periode pengamatan sebelum dan

sesudah pengumuman stock buyback. Tidak adanya transaksi yang terjadi

pada saham PLIN diduga karena investor terlambat menginterpretasikan

informasi yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini didukung perusahaan yang

memiliki kinerja baik di tahun 2016 dilihat dari pendapatan perusahaan

yang sebesar Rp 1.659,20 miliar, meningkat dari tahun 2015 yang sebesar

Rp 1.644,55 miliar.

Tabel 12. Average Trading Frequency Activity (ATFA) Saham Harian

Seluruh Perusahaan Selama Periode Pengamatan

Periode Hari Average Trading Frequency

Activity (ATFA)

Sebelum

t-5 1167

t-4 1378

t-3 1142

t-2 1111

t-1 1254

Saat t-0 1241

Sesudah

t+1 1244

t+2 1191

t+3 1226

t+4 1045

t+5 971

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Berdasarkan tabel 12, nilai ATFA berada pada kisaran ribuan kali

transaksi setiap harinya selama periode pengamatan kecuali pada t+5 yang

sebesar 971 kali transaksi. Nilai ATFA tertinggi terjadi pada periode

pengamatan t-4 dan terendah pada t+5. Pada periode saat pengumuman,

nilai ATFA mengalami penurunan dibandingkan pada hari sebelumnya (t-

1) sebesar 1254 kali transaksi menjadi 1241 kali transaksi. Nilai tersebut

Page 120: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

104

kemudian meningkat kembali pada t+1 menjadi 1244 kali transaksi.

Mengalami penurunan kembali pada t+2, pada t+3 sempat meningkat

menjadi 1226 kali transaksi, dan menurun pada periode selanjutnya (t+4

dan t+5).

Gambar 9 menampilkan pergerakan nilai average trading frequency

activity (ATFA) selama periode pengamatan. Dapat dilihat, pergerakan

nilai ATFA mengalami fluktuasi selama periode pengamatan. Peningkatan

nilai ATFA terjadi pada periode t-4, t+1, dan t+3. Diduga terjadi

kebocoran informasi tentang adanya rencana stock buyback perusahaan,

hal ini terlihat dari pergerakan nilai ATFA di periode t-4, investor banyak

melakukan transaksi perdagangan saham yang menyebabkan nilai ATFA

periode tersebut meningkat tajam.

Gambar 9. Pergerakan Average Trading Frequency Activity (ATFA)

Saham Harian Seluruh Perusahaan Selama Periode

Pengamatan

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Reaksi pasar yang terlihat di sekitar tanggal pengumuman

mengindikasikan bahwa peristiwa mengandung informasi. Adanya

peningkatan kembali nilai ATFA pada periode t+3 mengindikasikan pasar

t-5

t-4

t-3 t-2

t-1

t-0 t+1 t+2

t+3

t+4 t+5

0

500

1000

1500ATFA

Page 121: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

105

menyerap atau menginterpretasikan informasi secara lambat. Hal ini sesuai

dengan pendapat Tandelilin (2010:223), reaksi pasar yang berkepanjangan

(lebih dari tiga spot waktu) mencerminkan sebagian respons pasar

terlambat dan pasar dianggap tidak efisien dalam bentuk setengah kuat.

2. Analisis Statistik Inferensial

a) Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk menguji distribusi data penelitian,

yaitu data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi tidak normal

sehingga dapat diketahui alat uji statistik yang tepat. Pengujian normalitas

data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi (𝛼)

= 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Data yang berdistribusi normal akan

diuji menggunakan statistik parametrik Paired Sample T-test, dan jika data

berdistribusi tidak normal maka akan diuji dengan statistik non parametrik

Wilcoxon Sign Rank Test. Pada tabel 13, disajikan hasil uji normalitas data

menggunakan program Statistical Package of Social Science (SPSS) versi

21.

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Data

Periode Signifikansi

AAR ATVA ATFA

Sebelum 0,070 0,000 0,015

Sesudah 0,427 0,008 0,074

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Berdasarkan tabel 13, pengujian terhadap variabel AAR sebelum

menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,070 dan sesudah pengumuman

Page 122: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

106

sebesar 0,427. Hal ini berarti variabel AAR berdistribusi normal, sehingga

untuk uji beda akan menggunakan uji Paired Sample T-Test. Selain menguji

variabel AAR, peneliti juga menguji variabel ATVA dan ATFA. Nilai

signifikansi ATVA sebelum dan sesudah pengumuman adalah sebesar 0,000

dan 0,008. Nilai signifikansi untuk variabel ATFA sebelum dan sesudah

pengumuman adalah sebesar 0,015 dan 0,074.

Nilai signifikansi untuk variabel ATVA sebelum dan sesudah tidak

berdistribusi normal (signifikansi < 0,05). Hal ini juga terjadi untuk variabel

ATFA sebelum pengumuman (0,015 < 0,05), sedangkan untuk nilai sesudah

pengumuman berdistribusi normal. Dikarenakan data berdistribusi tidak

normal, maka pengujian untuk variabel ATVA dan ATFA menggunakan uji

Wilcoxon Sign Rank Test.

b) Hasil Uji Hipotesis I

Pengujian hipotesis I dilakukan dengan menggunakan uji statistik

parametrik Paired Sample T-Test untuk membuktikan atau menguji

pernyataan tentang adanya perbedaan yang signifikan average abnormal

return (AAR) sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

Penggunaan uji statistik parametrik didasarkan pada hasil uji normalitas data

yang berdistribusi normal. Langkah pertama dalam melakukan uji Paired

Sample T-Test adalah menentukan hipotesis, yaitu:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan average abnormal return

sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

Page 123: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

107

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan average abnormal return sebelum

dan sesudah pengumuman stock buyback.

Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (𝛼) = 0,05 dan tingkat

kepercayaan sebesar 95%. Berikut hasil uji statistik parametrik Paired

Sample T-Test.

Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Paired Sample T-Test Average Abnormal

Return (AAR)

Variabel T Signifikansi

Average Abnormal Return sebelum –

Average Abnormal Return sesudah

-1,769 0,086

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Berdasarkan hasil uji beda menggunakan Paired Sample T-Test dapat

dibuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan average

abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback. Hal ini

dapat diketahui dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 𝛼 (0,086 > 0,05),

maka diambil keputusan H0 diterima. Hasil ini membuktikan bahwa

pernyataan tentang adanya perbedaan yang signifikan average abnormal

return sebelum dan sesudah pengumuman tidak dapat diterima.

c) Hasil Uji Hipotesis II

Pengujian hipotesis II dilakukan dengan menggunakan uji statistik non

parametrik Wilcoxon Sign Rank Test untuk membuktikan atau menguji

pernyataan tentang adanya perbedaan yang signifikan average trading

volume activity (ATVA) sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

penggunaan uji Wilcoxon Sign rank Test dikarenakan data variabel average

trading volume activity (ATVA) tidak berdistribusi dengan normal. Langkah

Page 124: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

108

pertama dalam melakukan uji Wilcoxon Sign Rank Test adalah menentukan

hipotesis, yaitu:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan average trading volume

activity sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan average trading volume activity

sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (𝛼) = 0,05 dan tingkat

kepercayaan sebesar 95%. Berikut hasil uji statistik non parametrik

Wilcoxon Sign Rank Test.

Tabel 15. Ringkasan Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Average

Trading Volume Activity (ATVA)

Variabel Z Signifikansi

Average Trading Volume Activity

sebelum - Average Trading Volume

Activity sesudah

-0,624 0,533

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Berdasarkan hasil uji beda menggunakan Wilcoxon Sign rank test dapat

dibuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan average trading

volume activity sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback. Hal ini

dapat diketahui dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 𝛼 (0,533 > 0,05),

maka diambil keputusan H0 diterima. Hasil ini membuktikan bahwa

pernyataan tentang adanya perbedaan yang signifikan average trading

volume activity sebelum dan sesudah pengumuman tidak dapat diterima.

Page 125: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

109

d) Hasil Uji Hipotesis III

Pengujian hipotesis III dilakukan dengan menggunakan uji statistik non

parametrik Wilcoxon Sign Rank Test untuk membuktikan atau menguji

pernyataan tentang adanya perbedaan yang signifikan average trading

frequency activity (ATFA) sebelum dan sesudah pengumuman stock

buyback. penggunaan uji Wilcoxon Sign rank Test dikarenakan data variabel

average trading frequency activity (ATFA) tidak berdistribusi dengan

normal. Langkah pertama dalam melakukan uji Wilcoxon Sign Rank Test

adalah menentukan hipotesis, yaitu:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan average trading frequency

activity sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan average trading frequency activity

sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback.

Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (𝛼) = 0,05 dan tingkat

kepercayaan sebesar 95%. Berikut hasil uji statistik non parametrik

Wilcoxon Sign Rank Test.

Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Average

Trading Frequency Activity (ATFA)

Variabel Z Signifikansi

Average Trading Frequency Activity

sebelum - Average Trading frequency

Activity sesudah

-0,120 0,905

Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Berdasarkan hasil uji beda menggunakan Wilcoxon Sign rank test dapat

dibuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan average trading

Page 126: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

110

frequency activity sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback. Hal ini

dapat diketahui dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 𝛼 (0,905 > 0,05),

maka diambil keputusan H0 diterima. Hasil ini membuktikan bahwa

pernyataan tentang adanya perbedaan yang signifikan average trading

frequency activity sebelum dan sesudah pengumuman tidak dapat diterima.

E. Pembahasan Penelitian

Investor dalam melakukan investasi perlu mengambil keputusan investasi

yang tepat. Keputusan investasi yang dimaksud adalah keputusan dalam

menentukan untuk membeli, menjual, atau mempertahankan kepemilikan saham.

Untuk dapat memutuskan investasinya secara tepat investor harus melakukan

analisis berupa informasi yang ada di pasar. Terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi kinerja sekuritas, baik itu dari dalam maupun luar perusahaan,

kondisi politik, ekonomi, sosial, bahkan lingkungan internasional.

Salah satu informasi yang muncul di pasar adalah informasi mengenai aksi

korporasi yang menarik investor untuk melakukan analisis terhadap arah

kebijakan perusahaan. Informasi yang dipublikasikan perusahaan merupakan

sinyal yang diharapkan mampu menarik reaksi investor. Salah satu contoh

informasi aksi korporasi yang dilakukan perusahaan adalah pembelian kembali

saham (stock buyback). Pengumuman stock buyback merupakan bentuk sinyal

positif perusahaan kepada investor yang mengindikasikan bahwa harga saham

sudah undervalued.

Page 127: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

111

1. Uji Hipotesis I

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak adanya perbedaan yang

signifikan average abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock

buyback. Hasil ini mendukung penelitian Delphinea (2016) yang menyatakan

bahwa tidak ada reaksi AAR yang signifikan di sekitar pengumuman stock

buyback. Berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Junizar (2013) dan Oktaviani (2016).

Gambar 10. Rata-rata Harga Saham Harian Seluruh Perusahaan Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Perusahaan melakukan kebijakan stock buyback dikarenakan kondisi pasar

yang berfluktuasi secara signifikan sebagai langkah untuk menjaga kestabilan

harga saham. Meskipun aksi korporasi stock buyback yang dilakukan perusahaan

tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai AAR sebelum dan sesudah

pengumuman, stock buyback mampu meningkatkan harga saham rata-rata

Rp2.050

Rp2.100

Rp2.150

Rp2.200

Rp2.250

Rp2.300

Rp2.350

Rp2.400

t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t-0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5

Harga Saham Linear (Harga Saham)

Page 128: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

112

perusahaan sampel. Berdasarkan gambar 10, harga saham rata-rata meningkat

pada hari sesudah pengumuman (t+1) yaitu dengan harga Rp 2.303 dan terus

meningkat hingga t+4 pada Rp 2.317.

Hasil uji statistik yang menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan nilai

AAR sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback dapat dipengaruhi oleh

banyak faktor. Salah satunya adalah investor yang telah mengantisipasi kondisi

ini cenderung memilih untuk bersikap lebih selektif dengan melakukan

pengamatan terhadap kondisi ekonomi dan memilih untuk menunggu saat

perekonomian membaik. Periode pengamatan yang tergolong singkat dan jumlah

sampel yang digunakan juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian.

2) Uji Hipotesis II

Berdasarkan hasil pengujian statistik terhadap average trading volume

activity (ATVA) 35 perusahaan sampel menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat

ATVA sebelum dan sesudah yang signifikan. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian oleh Delphinea (2016) yang tidak

menemukan average trading volume activity (ATVA) yang signifikan di sekitar

hari pengumuman. Hasil ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian Junizar

(2013) dan Oktaviani (2016) yang menemukan adanya reaksi pasar yang

signifikan akibat adanya pengumuman stock buyback.

Gambar 11 mencerminkan bahwa trending line rata-rata volume perdagangan

saham harian seluruh perusahaan mengalami trend menurun. Trend nilai ATVA

yang menurun diduga disebabkan oleh pasar bereaksi dahulu terhadap rencana

Page 129: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

113

stock buyback perusahaan yang mengindikasikan adanya kebocoran informasi.

Hal ini terlihat dari rata-rata volume perdagangan saham yang meningkat pada

periode t-4 dan t-1 dengan volume masing-masing mencapai 14 juta lembar dan

16 juta lembar. Pada hari pengumuman volume perdagangan saham

menunjukkan penurunan yang kemudian meningkat pada periode t+3 dengan

volume mencapai 10 juta lembar.

Gambar 11. Rata-rata Volume Perdagangan Saham Harian Sumber: Data diolah peneliti (2017)

Hasil pengujian statistik yang tidak menunjukkan adanya perbedaan ATVA

yang signifikan bukan berarti sia-sia. PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII)

tahun 2015 dan 2016, dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)

merupakan beberapa perusahaan yang mengalami peningkatan volume transaksi

saham. Sebelumnya, saham ketiga perusahaan tersebut tidak atau kurang

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

16.000.000

18.000.000

t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t-0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5

volume perdagangan saham Linear (volume perdagangan saham)

Page 130: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

114

diminati oleh investor ditunjukkan dari volume transaksi sahamnya yang kecil

bahkan tidak ada transaksi.

3) Uji Hipotesis III

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan average

trading frequency activity (ATFA) yang signifikan sebelum dan sesudah

pengumuman stock buyback. Informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan

diduga belum cukup mampu untuk meyakinkan investor untuk berinvestasi

akibat kondisi ekonomi yang masih berfluktuasi. Hal ini didukung oleh Maknun

(2010) bahwa frekuensi perdagangan saham yang besar disebabkan banyaknya

minat investor. Investor yang ragu cenderung memilih untuk menunggu waktu

yang menguntungkan untuk melakukan investasi. Perilaku investor yang ragu ini

mendukung pendapat Sandrasari (2010) yang menyatakan bahwa frekuensi

perdagangan saham merupakan salah satu elemen yang dapat digunakan untuk

melihat tingkah laku di pasar terhadap informasi yang masuk.

Tidak meningkatkan transaksi frekuensi perdagangan saham secara

signifikan bukan berarti pengumuman stock buyback bersifat sia-sia dalam

meningkatkan nilai frekuensi perdagangan saham. Salah satu perusahaan yang

frekuensi perdagangan sahamnya meningkat dari sebelum sesudah pengumuman

adalah PT Harum Energy Tbk (HRUM) (lihat tabel 6). Jumlah frekuensi

perdagangan saham HRUM meningkat diduga akibat kondisi perekonomian

global yang mulai membaik pada triwulan IV. Hal ini ditandai salah satunya

dengan meningkatnya ekspor dan ditopang naiknya harga komoditas diantaranya

Page 131: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

115

batubara, tembaga, dan timah (Laporan Tinjauan Kebijakan Moneter Bank

Indonesia, Januari 2017).

PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) juga mengalami

peningkatan frekuensi perdagangan saham. Rata-rata frekuensi perdangan saham

BTPN sebelum pengumuman stock buyback hanya berada pada 26 kali transaksi,

tetapi sesudah pengumuman frekuensi perdagangannya meningkat dengan rata-

rata 411 kali transaksi. Hal ini diduga bahwa sebagian investor yang telah

melakukan analisis selektif percaya akan kinerja di masa depan perusahaan.

Hasil uji statistik yang dilakukan terhadap variabel average abnormal

return, average trading volume activity, dan average trading frequency activity

tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan sebagai dampak dari

adanya keputusan perusahaan untuk membeli kembali sahamnya (stock

buyback). Hasil yang tidak signifikan ini, selain disebabkan oleh sebab-sebab

yang telah dikemukakan sebelumnya juga disebabkan karena keputusan stock

buyback merupakan kebijakan perusahaan yang tidak bisa diamati hanya dengan

waktu singkat. Dampak dari adanya stock buyback dalam meningkatkan

earnings per share (EPS) akan dapat diketahui dalam periode pengamatan yang

lama (misal: 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah stock buyback). ). Hal ini

dikarenakan kebijakan stock buyback merupakan keputusan perusahaan yang

memerlukan analisis lebih mendalam dari para pelaku pasar modal.

Page 132: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

116

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis adanya

perbedaan yang signifikan average abnormal return, average trading volume

activity dan average trading frequency activity sebelum dan sesudah adanya

pengumuman stock buyback. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan

dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Average Abnormal Return (AAR) tidak mengalami perubahan yang

signifikan sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback. Hal tersebut

terlihat dari hasil pengujian menggunakan Paired Sample T-Test yang

menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,086 dengan (𝛼) = 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut mengindikasikan bahwa investor telah

mengantisipasi kondisi pasar yang berfluktuatif signifikan sehingga lebih

selektif dalam menginvestasikan dananya. Investor juga memperoleh

informasi yang sama, meskipun penyebaran informasi tidak merata,

sehingga investor yang mendapat informasi lebih dulu tidak bisa mengambil

keuntungan berlebih dalam waktu lama.

2. Average Trading Volume Activity (ATVA) tidak mengalami perubahan yang

signifikan sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback. Hasil

pengujian menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test menghasilkan nilai

signifikansi 0,533 dengan (𝛼) = 0,05. ATVA cenderung mengalami

penurunan sesudah pengumuman stock buyback, hal ini diduga akibat

Page 133: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

117

investor masih belum sepenuhnya percaya akan signaling yang dikeluarkan

oleh perusahaan mengenai kinerja perusahaan.

3. Average Trading Frequency Activity (ATFA) tidak mengalami perubahan

yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback. ATFA

diuji menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan menghasilkan nilai

signifikan sebesar 0,905 dengan (𝛼) = 0,05. Pengumuman stock buyback

yang dipublikasikan perusahaan kurang mampu untuk menarik minat

investor dalam bertransaksi saham.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah:

1. Bagi Investor

Investor harus lebih cermat dalam menganalisis informasi yang dikeluarkan

perusahaan seperti pengumuman stock buyback, agar informasi ini dapat

digunakan secara tepat sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan

investasi.

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan disarankan untuk selalu menjaga dan meningkatkan kinerja di

masa depan, agar penggunaan kebijakan stock buyback dengan tujuan untuk

menstabilkan harga saham dapat berhasil.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada fokus sama

disarankan untuk menambahkan variabel selain abnormal return, trading

Page 134: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

118

volume activity dan trading frequency activity, seperti earning per share

(EPS). Selain itu juga memperpanjang periode pengamatan agar dampak

dari pengumuman stock buyback dapat dilihat secara jangka panjang atau

mengambil fokus sektor tertentu dalam penelitiannya.

Page 135: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

119

DAFTAR PUSTAKA

Literatur Buku

Basir, Saleh dan Fakhruddin. 2005. Aksi Korporasi: Strategi untuk Meningkatkan

Nilai Saham melalui Tindakan Korporasi. Jakarta:Salemba Empat.

Brigham, Eugene dan Joel F. Huston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.

Buku 2. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Investasi: Teori dan Soal Jawaban Edisi 2.

Jakarta: Salemba Empat.

Hadi, Dr.Nor. 2013. Pasar Modal: Acuan Teoretis dan Praktis Investasi di

Instrumen Keuangan Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Halim, Abdul. 2015. Analisis Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

. 2015. Analisis Investasi dan Aplikasinya: Dalam Aset Keuangan

dan Aset Riil. Jakarta: Salemba Empat.

Hartono, Jogiyanto. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi

Kesepuluh. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Kusumawati, Andriani. 2012. Metode Penelitian Bisnis: Filsafat Ilmu dan Metode

Penelitian. Malang: Universitas Brawijaya.

Lubis, Ade Fatma. 2008. Pasar Modal. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Lupiyoadi, Rambat dan Ridho Bramulya Ikhsan. 2015. Praktikum Metode Riset

Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Mayo, Herbert B. 2014. Investment an Introduction. South-Western: Cengage

Learning.

Quadratullah, Mohammad Farhan. 2014. Statistika Terapan: Teori, Contoh

Kasus, dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Sanusi, Anwar. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sjahrial, Dermawan. 2014. Manajemen Keuangan Lanjutan. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Page 136: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

120

Suteja, Jaja dan Ardi Gunardi. 2016. Manajemen Investasi dan Portofolio.

Bandung: PT Refika Aditama.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Penerbit

Kanisius.

Trihendradi, C. 2013. Langkah Mudah Menguasai SPSS 21. Yogyakarta: Penerbit

ANDI.

Yuliana, Indah. 2010. Investasi Produk Keuangan Syariah. Malang: UIN-

MALIKI PRESS.

Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial & Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jurnal dan Skripsi

Delphinea, Neola. 2016. Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham

(Buyback) terhadap Reaksi Pasar. Universitas Brawijaya, Malang: Skripsi

yang tidak dipublikasikan.

Grullon, Gustavo dan David L. Ikenberry. 2000. What Do We Know About Stock

Repurchases?. Journal of Applied Corporate Finance Vol 13 No. 1.

Hsieh, Jim dan Qinghai Wang. 2009. Stock Repurchases: Theory and Evidence.

SSRN Electronic Journal.

Junizar, Muhammad Luky. 2013. Pengaruh Pembelian Kembali Saham (Buyback)

terhadap Respon Pasar: Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Jurnal Fakutas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro.

Maknun, Lu’luil. 2010. Analisis Frekuensi Perdagangan, Volume Perdagangan,

Kapitalisasi Pasar, dan Trading Day terhadap Return Saham pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode Tahun 2006-2008.

Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Mieta, Rahma Mulia. 2009. Pengaruh Stock Repurchase terhadap Stockholder,

Bondholder, dan Value Perusahaan di Indonesia Periode 2001-2007. Jurnal

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Munawarah. 2009. Analisis Perbandingan Abnormal Return dan Trading Volume

Activity Sebelum dan Setelah Suspend di BEI. Jurnal Fakutas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Page 137: AKTIVITAS PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN …repository.ub.ac.id/4225/1/DYAH RETNO WULAN.pdfvi RINGKASAN Dyah Retno Wulan, 2017, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

121

Nurhaeni, Nunung. 2009. Dampak Pemilihan Umum Legislatif Indonesia Tahun

2009 terhadap Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham

di BEI. Jurnal Fakutas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Oktaviani, Rizka Hayyu. 2016. Analisis Perbedaan Trading Volume Activity dan

Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Buyback Saham.

Universitas Brawijaya, Malang: Skripsi yang tidak dipublikasikan.

Sandrasari, Wiedya Tri. 2010. Analisis Volume Perdagangan, Frekuensi

Perdagangan, dan Order Imbalance Terhadap Volatilitas Harga Saham pada

Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

Taslim, Ahmad. 2015. Pengaruh Frekuensi Perdagangan Saham, Volume

Perdagangan Saham, Kapitalisasi Pasar dan Jumlah Hari Perdagangan

terhadap Return Saham. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

Internet

Anonim. Indeks Harga Saham. Diakses pada tanggal 14 Desember 2016 dari

dmia.danareksaonline.com/Edukasi/IndekHargaSaham.

Bank Indonesia. 2015. Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Desember

2015. Diakses pada tanggal 25 November 2016 dari www.bi.go.id.

. 2017. Laporan Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

Januari 2017. Diakses pada tanggal 12 Juni 2017 dari www.bi.go.id.

Bursa Efek Indonesia. 2016. Pengertian Saham. Diakses pada tanggal 10

Desember 2016 dari www.idx.co.id.

Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Laporan Tahunan 2015. Diakses pada tanggal 25

November 2016 dari www.ojk.go.id.

. 2016. Statistik Mingguan Pasar Modal. Diakses pada tanggal 25

November 2016 dari www.ojk.go.id.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk. 2016. Keterbukaan Informasi. Diakses pada

tanggal 8 Februari 2017 dari www.itmg.co.id.

Sukirno. 2015. Tower Bersama (TBIG) Buyback Saham Rp2,2 Triliun. Diakses

pada tanggal 8 Februari 2017 dari www.bisnis.com.