AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY...
Transcript of AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY...
AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL
SHIRAZY MELALUI PESANTREN BASMALA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh :
Restifa Anbiya Yuneni
104051001797
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL
SHIRAZY MELALUI PESANTREN BASMALA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh :
Restifa Anbiya Yuneni
104051001797
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dra. Hj. Asriati Djamil, M.Hum
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
Restifa Anbiya Yuneni
ABSTRAK
Aktivitas dakwah adalah salah satu aktivitas keberagaman yang sangat urgen
dalam Islam, memiliki posisi strategis, sentral, dan menentukan. Didalamnya
mengandung seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi yang
buruk kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun
masyarakat. Dalam ajaran Islam, dakwah merupakan suatu kewajiban yang
dibebankan oleh agama kepada pemeluknya. Aktivitas seorang Habiburrahman El
Shirazy adalah merupakan salah satu tokoh penyebar isi ajaran Islam yang sukses
dengan dakwahnya dalam berbagai pemikiran melalui kebebasan berpikir dengan
sosio budaya, dan agama.Beliau juga seorang Pimpinan Pesantren Basmala yang
terletak di Gunung Pati, Semarang.
Dari penjabaran di atas, maka penulis memunculkan pertanyaan, sebagai objek
pembahasan skripsi ini, bagaimana aktivitas dakwah Habiburrahman El Shirazy
melalui Pesantren Basmala?Metode apa yang beliau gunakan untuk menyebarkan
pesan-pesan dakwah yang beliau sampaikan kepada mad’unya?Faktor apa saja yang
mendukung dan menghambat dalam menjalankan aktivitas dakwahnya melalui
Pesantren Basamala?
Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren
Basmala dalam bentuk dakwah Bil-Lisan, bil-Qalam, dan bil-Haal. Dakwah bil lisan
Habiburrahman El Shirazy adalah dengan berbicara dalam pergaulannya sehari-hari
yang disertai dengan lemah lembut berdasarkan misi agama, melalui dakwah bil-
Qalam adalah Salah satu kegiatan yang diminati oleh santrinya meliputi Belajar
Menulis di Wisata Ruhani. Metode Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui
Pesantren Basmala Metode dakwah yang digunakan oleh Kang Abik adalah metode
dakwah Bi Mauizatil Hasanah, maksudnya ialah nasihat-nasihat yang baik atau
memberi peringatan, kata-kata, ucapan dan teguran yang baik Faktor Pendukung
Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui PesantrenBasmala adalah niat
yang kuat dan mempunyai jiwa keikhlasan, sedangkan faktor penghambatnya adalah
dari segi fisik, pesantren Basmala belum mempunyai aula tempat berkumpulnya para
santri, Lalu dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) masih sedikit. mental paradigma
mahasiswa untuk mempunyai jiwa kemandirian dan kewirausahaan sangat sulit,
Statement di atas berdasarkan pada teori unsure-unsur dakwah yang selama ini
menjadi batu pijakan (pegangan) para da’I dalam melaksanakan aktivitas dakwahnya
di masyarakat.
Metode penulisan skripsi ini adalah Field Research (penelitian lapangan), dimana
penulis melakukan penelitian lansung ke lapangan guna mendapatkan data yang
dibutuhkan untuk penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Sedangkan teknik penulisan bersifat deskriptif analisis, yaitu memberikan
gambaran terhadap subjek dan objek penelitian.
Seperti yang penulis jabarkan di muka, aktivitas dakwah bias dilakukan dengan
cara bil-lisan, bil-Qalam, dan bil-haal. Habiburrahman El Shirazy menyatakan
dakwah yang efektif adalah dakwah yang dilakukan dengan cara bil Haal. Maka, bias
kita cerna dan simpulkan bahwa aktivitas dakwah yang beliau gubakan adalah
Oleh karena itu, Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren
Basmala merupakan aktivitas dakwah yang masih sangat relevan untuk menegakkan
amar ma’ruf dan nahi munkar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur semata-mata hanya untuk Allah yang dengan kasih sayang selalu
memberkati seluruh alam raya ini. Sembah sujudku telah terperioritas untuk-Nya
yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw sebagai penutup para nabi yang telah mengajarkan
tauhid dan akhlak.
Kebahagiaan yang bercampur keharuan berhadapan dan beriringan dengan
syukur yang selalu tunduk kepada Allah yang tidak henti-hentinya mencurahkan
kesempatan, kesanggupan dan kemampuan dalam menghadapi segala hal. Penulis
menyadari bahwa dalam pelaksanaan kuliah, penelitian hingga penulisan skripsi ini
tidak bisa berjalan sendiri. Karenanya penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga, kepada:
1. Bpk Dr.Murodi, M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah.
2. Bpk Drs.Wahidin Saputra, M.A, selaku Ketua Jurusan dan Ibu Dra. Umi
Musyarofah, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam. Terima kasih untuk Informasi dan bimbingan doanya, serta Bpk
Drs.Masran, M.Ag, selaku Pembimbing Akademik.
3. Dra.Hj. Asriati Jamil, M.Hum, selaku pembimbing yang telah mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Untuk kedua Orang Tua Tercinta, Ibunda Hj.Enny Nokawati dan Ayahanda
H.Yuyun Surpriatna untuk perjuangan serta doanya selama ini dan penulis
mengucapkan terima kasih yang teramat dalam atas dukungan
kepercayaannya. Adik-adikku yang Tersayang Raddy Aditias Prianoka,
Ranny Ramadhani Yuneni. Dan Reno Adrian Prianoka. Kalian semua adalah
semangat hidupku.
5. Ustad Habiburrahman El Shirazy selaku nara sumber dalam penelitian ini,
untuk semua kerjasama dan bantuan serta arahannya. Kepada Ust. Anif
Sirsaeba, Ustad Kasmijan, dan santri-santri Pesantren Basmala, penulis
mengucapkan terima kasih atas informasi, doa, dukungan serta kehangatan
yang penulis dapatkan di Pesantren Basmala.
6. Para Dosen yang telah berbagi ilmu pengetahuan kepada penulis selama
menempuh pendidikan. Penulis mengucapkan terima kasih, jasa kalian tiada
tara.
7. Kepada Farel Muhammad Rizki beserta keluarga, yang selalu mendampingi
penulis baik suka maupun duka, terima kasih atas support dan dukungannya
yang membangun semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada teman-teman KPI B tahun 2004, Voice Of Communication (VOC),
Komunitas Mahasiswa Kreatif Audio Visual (KOMKA), Asrama putri UIN
Syarif Hidayatullah tahun 2004-2005, terima kasih atas semuanya.
9. Kepada sahabat-sahabatku yang tersayang, Keysi. Ika, Eza, Yayu, Mika, Iik,
Ulul, Rina, Dewi, Evri, Desi, Syem, Uthie, Uchie, Irma, Enno, terima kasih
atas perhatian, dukungan, dan motivasi dari kalian semua. I Love You All.
Pada akhirnya kepada Allah jualah ini semua disandarkan. Penulis sadar
bahwa karya ini sangat jauh dari kesempurnaan, namun penuh harap semoga
karya ini bias menjadi jembatan ilmu dari keingintahuan yang lebih banyak di
masa depan bagi penulis khususnya dan semua pihak pada umumnya.
Ciputat,
Penulis
OUT LINE
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Tinjauan Pustaka
E. Metodelogi Penelitian
F. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Aktivitas
1. Pengertian Aktivitas
2. Aktivitas Dakwah dan bentuk-bentuknya
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
2. Tujuan Dakwah
3. Rukun Dakwah
4. Unsur-unsur Dakwah
C. Pesantren
1. Pengertian Pesantren
2. Bentuk-bentuk Pesantren
3. Fungsi dan Tujuan Pesantren
BAB III RIWAYAT HIDUP DAN AKTIVITAS DAKWAH
HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DI PESANTREN
BASMALA
A. Kehidupan Habiburrahman El Shirazy
1. Keluarga dan masa kecilnya
2. Latar belakang pendidikan dan studinya
3. Aktivitas Dakwah dan karya-karyanya
B. Gambaran Umum Pesantren Basmala
1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya
2. Visi, Misi, dan Tujuan.
3. Program Kegiatan
BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN
EL SHIRAZY DI PESANTREN BASMALA
A. Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Islam Habiburrahman El Shirazy
B. Metode Dakwah Habiburrahman El Shirazy
C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Aktivitas Dakwah Islam
Habiburrahman El Shirazy
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas dakwah adalah salah satu aktivitas keberagaman yang sangat urgen
dalam Islam, memiliki posisi strategis, sentral, dan menentukan. Didalamnya
mengandung seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi yang
buruk kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun
masyarakat. Dalam ajaran Islam, dakwah merupakan suatu kewajiban yang
dibebankan oleh agama kepada pemeluknya.
Seakan menjadi kesepakatan bersama, bahwa Islam adalah agama yang tersebar
dengan merayap dan bergerak secara perlahan, fenomena ini menjadikan dakwah
maupun upaya-upaya pengajaran dan penyebaran risalah Islam menjadi sebuah
instrumen yang wajib dilakoni oleh setiap muslim menurut kadar kemampuan dan
potensi yang ia miliki. Sebab, Islam bukanlah agama yang diturunkan dan dibatasi
oleh dimensi ruang maupun waktu, ataupun secara khusus dan ekslusif bagi bangsa
ataupun kota tertentu, tidak pula pada paruh waktu sendiri. Sebaliknya, Islam adalah
agama universal yang berlaku bagi seluruh umat manusia dimanapun dan kapanpun
mereka berada.
Sesungguhnya dakwah sebagai suatu pekerjaan profesi dengan kemampuan
ilmiah, berwawasan luas yang bersifat generalis, memiliki kemampuan penguasaan
kecakapan kekhususan yang tinggi. Orang yang menekuni profesi dakwah adalah
orang yang memiliki kepercayaan diri, tegar dalam berpendirian dan memiliki
integritas moral keprofesionalan yang tinggi. Mampu bekerja secara perseorangan
dan secara tim dengan sikap solidaritas atas komitmen dan konsisten yang teruji
kokoh. Kualitas yang dicapai demikian itu, diperoleh melalui proses pemberdayaan
diri yang terencana dan sistematis sejalan dengan pesan “Tingkatkanlah kehidupan
duniamu seakan-akan engkau hidup terus dan sempurnakanlah pembekalan
kehidupan akhiratmu seakan-akan engkau mati esok hari.”1
Firman Allah S.W.T :
���� ������ � �������� ������
������� !�� �"#$�%&��� �'�()*&+ ...
,-�./
“ Katakanlah: Hai segenap manusia sesungguhnya Aku adalah utusan Allah
kepada kalian semua.” (QS Al-Araf:158).
"...sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Yaitu) orang-orang
yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang ma'ruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar..." (al-Hajj: 40-41)
Dakwah adalah pekerjaan yang terukur melalui varian-varian pengubah dan
terubah. Sangatlah naif, jikalau pekerjaan dakwah diidentikkan sama dengan
1 A.Wahab Suneth, Syafruddin Djosan, Problematika Dakwah Dalam Era Indonesia Baru,
(Jakarta: PT Bina Rena Pariwara, 2000), h. 135-136
“menyampaikan sesuatu berita tanpa keteladanan sikap dan hasil kreativitas”. Dengan
kata lain, profesi dakwah adalah pekerjaan yang berupaya “mengubah kesadaran
orang dari kebiasaan bersikap menyalahi kaidah atau norma-norma sebagai orang
yang berakhlakul karimah, menjadi orang yang berakhlakul karimah”. Maka dengan
demikian fungsi dakwah adalah “menjaga dan memelihara masyarakat dan
lingkungan yang tertib, aman, damai, ramah, adil dan sejahtera lahir batin”.2
Selama hidup selama itulah ia berdakwah. Namun, yang terjadi, ketika
popularitas turun, dakwah berganti peran. Tidak jarang ketika media sudah tidak lagi
memakainya, dakwah ditinggalkan sama sekali.
Ada beberapa nilai yang terkikis dari perjalanan dakwah pendakwah di negeri
ini. Pertama adalah keikhlasan. Memang sulit mengukur tingkat keikhlasan seseorang
karena yang mengetahui hanya Allah SWT. Paling tidak ada parameter sederhana.
Jika seorang pendakwah sudah memilah-milah audiens atau jamaah (mad'u).
Kalau yang mengundang pejabat, pengusaha, artis, atau tokoh-tokoh yang
berpengaruh dan bermateri, mereka datang. Tapi, jika pengundang jamaah kecil di
sudut-sudut kampung, dakwah dibatalkan atau ia kirim pengganti karbitan yang
terkadang tidak menguasai materi dan ilmu.
Dalam ikhlas, perilaku hidup tertinggi yang dipedomankan Allah kepada
manusia beriman, terkandung makna kesabaran, kepasrahan, dan penerimaan yang
memungkinkan seseorang semakin dekat dengan-Nya. Seorang Da’I yang ikhlas
2 Ibid, h. 137-138
(mukhlish) adalah yang sabar penuh ketulusan menerima aneka peristiwa yang
dialaminya.
Tidaklah ia disebut Da’I mukhlish jika lantas keluar meninggalkan jamaah
hanya karena jamaah yang berkali-kali disapanya dalam setiap pengajian tidak juga
menunjukkan perbaikan atau tidak memperdulikannya. Dai yang mukhlish adalah
yang bersedia menemani jamaahnya hingga selesai dan paham.
Masalah kedua, tidak ada proses tarbiyah yang berkesinambungan (at-
tarbiyah bil-istimrar). Sangat jarang ditemukan juru dakwah duduk bersimpuh
bersama jamaah dan menjadi pendengar dari taushiyah-taushiyah ustadz lain. Kalau
sudah pernah tampil di TV, dirinya merasa sudah tidak perlu lagi belajar. Padahal,
dalam tarbiyah tidak sekadar belajar dan memperoleh ilmu baru, tapi ada silaturahim,
doa, dan evaluasi yang justru bisa menjadi sebuah kekuatan baru.
Dengan terus mengikuti tarbiyah, bisa menjadi berkembang dan bervariasi.
Bukankah perintah menuntut ilmu bukan milik orang awam? Kita semua, tak
terkecuali dengan pendakwah tetap berkewajiban terus menuntut ilmu. Negeri ini
memiliki banyak guru yang alim yang menguasai berbagai disiplin ilmu agama.
Kepada merekalah sebenarnya kita kembali belajar. Menjadi santri lagi.
Problem ketiga, tidak ada kesungguhan dan tanggung jawab. Dakwah tidak
sebatas menyampaikan, tapi ada tanggung jawab dan pembinaan. Makanya, perlu
dibedakan antara mubaligh dan Da’I. Kalau cukup hanya dengan menyampaikan, tapi
tidak ada kelanjutan dan pembinaan.
Maka dari itu, sangat dibutuhkan Da’I yang bersungguh-sungguh mempunyai
keikhlasan yang luar biasa untuk menjalankan misi dakwahnya serta dapat
bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya.
Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan dan sekaligus merupakan lembaga
dakwah bagi umat Islam Indonesia yang sudah mapan sejak zaman penjajahan.
Lembaga ini terus berkembang, baik kuantitas maupun kualitasnya dari masa ke masa
sampai saat ini.3
Perkembangan tersebut telah berlangsung sedemikian kompleksnya, sehingga
sulitlah kini bagi kita untuk merumuskan suatu deskripsi yang tepat dan utuh
mengenai pesantren. Melihat keanekaragaman pesantren yang ditunjukkan oleh
kekhususan latar belakang berdirinya, proses penyelenggaraannya serta strateginya
dalam mencoba menjawab tuntutan zaman, maka ia tidak dapat begitu saja
digeneralisasikan.
Banyak para pengamat memberikan komentator yang berbeda antara satu dan
lainnya. Ada yang memberikan gambaran terhadap pesantren dari segi bangunan
fisiknya. Tentu saja penilaian semacam ini tidak mengena, sebab nilai pesantren
terletak pada jiwanya, yaitu ruh yang mendasari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
segenap keluarga pesantren.
Adalah Habiburrahman El-Shirazy, lahir di Semarang, pada hari Kamis, 30
September 1976. Ia adalah seorang pendakwah yang mempunyai pesantren yang
3 Habiburrahman El Shirazy, Pimpinan Pesantren Basmala, Wawancara Pribadi, Ragunan-
Jakarta, 15 Juli 2008.
terletak di Gunung Pati, Semarang. Selain nendirikan dan menjadi pemimpin
Pesantren, beliau adalah seorang novelis muda yang berbakat. Profil diri dan
karyanya pernah menghiasi beberapa koran dan majalah, baik lokal maupun nasional,
seperti Solo Pos, Republika, Annida, Saksi, Sabili, Muslimah, dll.
Aktivitas seorang Habiburrahman El Shirazy adalah merupakan salah satu
tokoh penyebar isi ajaran Islam yang sukses dengan dakwahnya dalam berbagai
pemikiran melalui kebebasan berpikir dengan sosio budaya, dan agama. Dari hasil
kebebasan berpikirnya dia telah berhasil menorehkan beberapa karya yang
fenomenal, diantaranya Novel Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Pudarnya
Pesona Kleopatra, Di Atas Sajadah Cinta, Dalam Mihrab Cinta. Selain sebagai
seorang penulis, beliau juga adalah seorang Pimpinan Pesantren Basmala, seorang
Da’i dan Wirausaha.
Pesantren Basmala adalah pesantren mahasiswa yang berdiri pada tanggal 17
Agustus 2004, pesantren ini terletak di Gunungpati, Semarang. Mengapa dikatakan
pesantren mahasiswa? Karena letaknya yang berdekatan dengan Universitas Negeri
Semarang (UNNES), sehingga santri-santrinya sebagian besar adalah mahasiswa
UNNES sendiri.
Pesantren Basmala adalah pesantren alternatif yang berbasis pendidikan,
kekaryaan. Kewirausahaan, dan ketakwaan dengan dasar manajemen kasih sayang
yang meniscayakan kontribusi positif serta bermanfaat seluas-luasnya bagi umat dan
bagsa Indonesia tercinta.
Sebagai bentuk komitmen Pesantren Basmala kepada masa depan generasi
muda khususnya mahasiswa, dicetuskanlah Progran Santri Mahasiswa Siap
Berprestasi (SMS-B). Program ini bertujuan untuk menyelamatkan anak bagsa dari
kehancuran dengan menciptakan kos-kosan Islami yang sehat, aman, nyaman, dan
bebas dari free sex. Tempat yang mendukung untuk belajar, memupuk jiwa
kemandirian, enterpreneurship, leadership serta semangat berprestasi.
Aktivitas didalamnya meliputi Belajar Menulis di Wisata Rohani (BMW),
Sekolah Penulis Mujahid Pena Basmala (SMPB), Majelis Taklim dan Doa Wisata
Ruhani, dan lain sebagainya.
Habiburrahman El Shirazy telah menunjukkan kontribusi yang signifikan
dalam bidang dakwah Islam, khususnya dalam melakukan aktivitas di Pesantren
Basmala sebagai wujud perhatiannya terhadap generasi muda. Dalam kurun waktu
empat tahun, Pesantren Basmala memiliki 930 santri binaan yang tersebar di
lingkungan pesantren dan lingkungan kampus UNNES (mukim dan non mukim).
Maka dari pemaparan tadi, perlu sekali mengkaji aktivitas-aktivitas dakwahnya
melalui Pesantren beliau, selain hasil karya sastra yang beliau torehkan. Dari
penjelasan di atas, penulis mencoba mengangkat sebuah judul : “Aktivitas Dakwah
Habiburrahman El Shirazy Melalui Pesantren Basmala”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Penulis membatasi pembahasan sebagai berikut :
1. Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala
2. Metode Dakwah yang digunakan untuk menyebarkan pesan dakwahnya.
Melihat pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalahnya
menjadi sebagai berikut:
1. Bagaimana Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren
Basmala?
2. Apa metode dakwah yang digunakan dalam menyebarkan pesan dakwahnya
melalui Pesantren Basmala?
3. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat aktivitas dakwah
Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan aktivitas dakwah Habiburrahman El
Shirazy melalui Pesantren Basmala
b. Untuk mengetahui metode dakwah yang digunakan dalam menyebarkan
pesan dakwahnya melalui Pesantren Basmala.
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
aktivitas dakwahnya melalui Pesantren Basmala.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah :
a. Secara Akademis
Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan Ilmu Dakwah. Dan
juga dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti selanjutnya.
b. Secara Praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
bahan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi kalangan
teoritis, praktis, dan aktivis yang konsen di bidang dakwah khususnya, dan
umumnya bagi para da’i (praktisi)
D. Tinjauan Pustaka
Telah dijelaskan sub bab latar belakang, bahwa penulis mengambil judul
“Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala”, karena
penulis ingin mengetahui aktivitas dakwah, dan metode dakwah yang digunakan
Habiburrahman El Shirazy dalam menyebarkan pesan dakwahnya melalui Pesantren
Basmala.
Dari beberapa skripsi yang penulis amati. Salah satunya memang terdapat
skripsi mengenai Habiburrahman El Shirazy, namun judul dan permasalahannya yang
diangkat berfokus pada metode dakwah Islam Habiburrahman El Shirazy dalam
Novel Islami.
Jadi perbedaannya dengan judul dan masalah yang penulis ambil dengan
skripsi yang telah ada, yaitu bahwa penulis lebih mengedepankan aktivitas dakwah
melalui Pesantren Basmala, dan metode dakwah Habiburrahman El-Shirazy dalam
menyebarkan pesan dakwahnya.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Bentuk penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research), dimana
penulis melakukan penelitian langsung kelapangan guna mendapatkan data yang
dibutuhkan untuk penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif4, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif suatu masalah
dalam skripsi ini. Sedangkan teknik penulisan bersifat deskriptif analisis, yaitu
memberikan gambaran terhadap subjek dan objek penelitian.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Habiburrahman El Shirazy, yakni sumber-
sumber yang mengetahui tentang sejarah Habiburrahman El Shirazy dalam
4 Istilah ini digunakan untuk menggambarkan pendekatan-pendekatan yang dikembangkan
dalkam Ilmu Pengetahuan Alam, dan kini digunakan secara luas dalam penelitian ilmu sosial. Jane
Stokes, “How To Do Media and Cultural Studies,” (Bandung:Bentang, 2006), cet.ke-1, hal Xi
berdakwah. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah aktivitas dakwah
Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai akhir bulan Juni dari mulai pengurusan perizinan sampai
pada tahap pengumpulan data yang dilakukan secara Incidental (sesuai dengan
keperluan dalam melengkapi data).
4. Teknik Pengumpulan Data
1 Interview
Merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung tentang beberapa jenis
data5. Dalam penelitian ini penulis langsung mewawancarai Habiburrahman El-
Shirazy.
1 Dokumentasi
Data diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan, formal, dan juga
buku-buku, serta catatan lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
1 Observasi
Yaitu penulis langsung mendatangi Habiburrahman El-Shirazy dan mengunjungi
Pesantren Basmala yang terletak di Gunungpati, Semarang, guna memperoleh data
yang valid tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian
5 Sutisno Hadi, “Metodologi Research, “(Yogyakarta:Andi Offset, 1983), h. 49
1 Teknik Analisis data
Dari data yang dikumpulkan, kemudian akan dianalisis dan diinterpretasikan.
Adapun metode yang penulis gunakan dalam menganalisa data adalah deskriptif
analitik, maksudnya adalah cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberi
gambaran mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data
tersebut disimpulkan.
Penulisan skripsi ini mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” edisi
terbaru terbitan UIN Press tahun 2007
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini oleh penulis di bagi kepada 5 bab yang masing-
masing di dalamnya diuraikan menjadi sub-sub bab dengan susunan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. Tinjauan pustaka, metodologi peneletian,
dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Bab ini berisi pengertian aktivitas, aktivitas dakwah dan bentuk-bentuknya.
Dakwah yang membahas pengertian dakwah, tujuan dakwah, rukun dakwah, dan
unsur-unsur dakwah. Pengertian Pesantren, bentuk-bentuk pesantren serta fungsi dan
tujuan pesantren.
BAB III RIWAYAT HIDUP DAN AKTIVITAS DAKWAH
HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY MELALUI PESANTREN
BASMALA
Bab ini mendeskripsikan secara singkat mengenai riwayat hidup
Habiburrahman El Shirazy, keluarga dan masa kecilnya. latar belakang pendidikan.
Membahas aktivitas, dan karya-karyanya. Gambaran umum pesantren Basmala
mengenai sejarah dan latar belakang berdirinya, visi, misi, dan tujuan, dan program
kegiatan.
BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL
SHIRAZY MELALUI PESANTREN BASMALA
Bab ini berisi tentang pelaksanaan aktivitas dakwah, metode dakwah, serta
faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan aktivitas dakwah
Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang
dibahas. Selain itu penulis juga memberikan saran dari permasalahan yang dibahas.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Aktivitas
1. Pengertian Aktivitas
Aktivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Aktivitas adalah
keaktifan, kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu
kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi atau
lembaga.”6
Sedangkan menurut kamus besar ilmu pengetahuan, kata aktivitas berasal
dari ling: activity; Lat: activitas: aktif, bertindak yaitu bertindak pada diri setiap
eksistensi atau makhluk yang membuat atau menghasilkan sesuatu, dengan
aktivitas menandai bahwa hubungan khusus manusia dengan dunia. Manusia
bertindak sebagai subjek, alam sebagai objek. Manusia mengalihwujudkan dan
mengelola alam. Berkat aktivitas/kerjanya, manusia mengangkat dirinya dari
dunia dan bersifat khas sesuai ciri dan kebutuhannya.
6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), cet. Ke 3, h. 17
Ada dua jenis aktivitas: aktivitas eksternal dan aktivitas internal,
(eksternal, jika operasi manusia terhadap objek-objek menggunakan lengan
tangan, jari-jari, dan kaki, maka pada internal, menggunakan tindakan mental
dalam bentuk gambaran-gambaran dinamis). Aktivitas internal merencanakan
eksternal.7
Dalam kesibukan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau
kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tidaknya kegiatan
tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena, menurut Samuel Soetoe
sebenarnya, aktivitas bukan hanya sebagai usaha mencapai atau memenuhi
kebutuhan.8
Menurut Ilmu Sosiologi, aktivitas diartikan sebagai segala bentuk kegiatan
yang ada di masyarakat seperti: gotong royong/kerja bakti disebut sebagai
aktivitas-aktivitas sosial, baik yang berdasarkan hubungan tetangga, ataupun
hubungan kekerabatan9
2. Pengertian Aktivitas Dakwah dan bentuk-bentuknya
Aktivitas dakwah adalah salah satu aktivitas keberagaman yang sangat
urgen dalam Islam, memiliki posisi strategis, sentral, dan menentukan.
Didalamnya mengandung seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha
7 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara, LPKN, 1997), Cet ke-1, h. 25 8 Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan II, (Jakarta: FEUI, 1982), H. 52 9 Sojogyo dan Pujiwati Sajogyo, Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 1999), cet.12, Jilid 1, h.,28
mengubah situasi yang buruk kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik
terhadap pribadi maupun masyarakat. Dalam ajaran Islam, dakwah merupakan
suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya.
Terwujudnya dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman
keberagaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju
sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, dakwah harus lebih
berperan menuju pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalam berbagai
aspek kehidupan .
Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong
pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan
kemunduran umat Islam sangat berkaitan erat dengan dakwah yang dilakukannya.
Maka dari itu kita harus meletakkan bentuk-bentuk aktivitas dakwah sebagaimana
berikut :
a. Aktivitas dakwah dalam bentuk bil-lisan
Dalam Al-Qur’an menyebutkan bahwa dengan ahsan a qaulu (ucapan)
dan perbuatan yang baik.
23�4� �356278 �9��&� 3:☺)<4 !��=�(
�>?�� !�� @�)☺��� �☯&�B 5C
���&�� DF�G�� H3)4
�IJ)☺�B6�☺L��� ,MM/
Artinya :”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata: “Sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”. (Q.S. Al-Fushilat:33)
Dakwah yang diungkapkan dalam ayat tersebut tidak hanya dakwah
berdimensi ucapan atau lisan tetapi juga dakwah dengan perbuatan yang baik
(uswah) seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Yang dimaksud dakwah bil lisan adalah memanggil, menyeru kejalan
Tuhan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat dengan menggunakan bahasa
keadaan manusia yang didakwahi (mad’u) atau memanggil, menyeru ke jalan
Tuhan untuk kebahagiaan manusia dunia dan akhirat dengan perbuatan nyata
yang sesuai dengan keadaan manusia.
Dakwah bil-lisan, ialah dakwah yang penyampaiannya secara lisan antara
lain seperti :
1. Qaulun Ma’rufun ialah dengan berbicara dalam pergaulannya sehari-hari
yang disertai dengan misi agama, yaitu agama Islam
2. Mudzakarah ialah mengingatkan orang lain jika berbuat salah baik dalam
ibadah maupun dalam perbuatan
3. Hasihatuddin ialah memberi nasihat kepada orang yang tengah dilanda
problem kehidupan agar mampu melaksanakan agamanya dengan baik, seperti
bimbingan penyuluhan agama dan sebagainya
4. Majlis Ta’lim seperti pada pembahasan sebelumnya yaitu dengan
menggunakan buku atau kitab dan berakhir dengan dialog atau tanya jawab
5. Mujadalah ialah perdebatan dengan menggunakan argumentasi serta alasan
dan diakhiri dengan kesepakatan bersama dengan menarik kesimpulan
b. Aktivitas Dakwah dalam bentuk bil-hal
Dakwah bil hal merupakan sebuah metode dakwah yakni metode dakwah
dengan menggunakan kerja nyata.
Melihat proses kejiwaan manusia, maka sebagai kumpulan individu sudah
pasti akan terkena pengaruh dari keteladanan dan taklid baik pengaruh positif
maupun pengaruh negatif. Karena itu, Islam sangat menaruh perhatian terhadap
pemeliharaan masyarakatnya yaitu perintah untuk selalu meneladani Rasulullah
SAW atau orang yang berbuat kebijakan.
Islam memerintahkan kita agar mengambil contoh (teladan) dan para ahlul
khair (orang-orang yang berpikir), ahli kebenaran dan mereka yang berakidah
lurus10
. Secara tegas Islam menyuruh umatnya mengambil teladan dari Nabi
Muhammad SAW.
2N&�O� �P�⌧R �"ST&� ��I U������ !�� V����W8 Y��56�7 3�☺)Z� �P�⌧R [���F�\� O!�� �]���%L���� �\^H_��� �\⌧R&`� O!�� ��a\)b⌧R ,c-/
Artinya : “Sesungguhnya telah ada bagi kamu sekalian pada diri
Rasulullah uswah hasanah bagi orang yang mengharap ridha Allah dan hari
akhir serta berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang banyak”. (Q.S Al-
Ahzab:21)
c. Aktivitas Dakwah dalam bentuk bil-qalam
10 Mustafa Mansur, Teladan di medan dakwah, (Solo: Era Intermedia, 2000), h. 42
Dakwah bil Qalam, yaitu dakwah dengan menggunakan keterampilan
tulis-menulis berupa artikel atau naskah yang kemudian dimuat di dalam majalah
atau surat kabar, brosur, buletin, buku, dan sebagainya.
Dakwah seperti mempunyai kelebihan yaitu dapat dimanfaatkan dalam
waktu yang lebih lama serta luas jangkauannya, di samping itu masyarakat atau
suatu kelompok dapat mempelajarinya serta memahaminya sendiri.11
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Untuk memahami tentang dakwah secara tepat, maka perlu dikemukakan
berbagai pengertian dakwah baik secara etimologis maupun dalam pengertian
istilahnya.
Ditinjau dari segi etimologi, dakwah berarti panggilan, seruan, atau
ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut “Masdhar”.
Sedangkan bentuk kata kerja atau fi’il adalah da’a, yad’u yang berarti memanggil,
menyeru atau mengajak.12
Dari segi terminologi, kata dakwah memiliki definisi-definisi yang variatif
seperti dikemukakan oleh banyak pakar ilmu dakwah.
a. Secara integral Dr. KH. Didin Hafidhudin mendefinisikan :
11 Adi Sasono, Solusi Islam atas problematika Umat Ekonomi; Pendidikan dan Dakwah,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 49 12 Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam. (Jakarta: Bulan Bintang,1986). Cet ke-2,
h..7
“Dakwah sebagai proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para
pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke
jalan Allah, dan secara bertahap menuju peri kehidupan yang Islami. Suatu proses
yang berkesinambungan adalah suiatu proses yang insidental atau kebetulan,
melainkan benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terus-
menerus oleh para pelaku dakwah dalam rangka merubah perilaku sasaran
dakwah dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.”13
b. Prof. Dr. M. Quraish Shihab mendefinisikan:
“Dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha
mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik (dari yang awalnya berperilaku
buruk sampai kepada arah keadaan yang lebih baik) dan sempurna, baik terhadap
pribadi ataupun terhadap masyarakat, dan dakwah seharusnya berperan dalam
pelaksanaan ajaran Islam secara lebih baik dan menyeluruh dalam berbagai aspek
kehidupan.14
c. Menurut HMS. Nasarudin Latif, mengemukakan :
“Dakwah artinya setiap usaha atau aktivitas dengan lisan maupun tulisan
yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil, manusia lainnya untuk beriman
13 Didin Hafidhudin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998). Cet. Ke-I, h.77 14 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung: Mizan 1998). Cet ke-17, h. 194
dan mentaati Allah WT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariah serta aklak
Islamiyah.”15
Dari definisi-definisi tersebut di atas meskipun terdapat perbedaan dalam
perumusan, tetapi apabila dibandingkan satu sama lain, dapatlah ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a) Mengajak orang lain untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau memeluk
agama Islam serta menjalankan segala perintahnya
b) Amar ma’ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat atau islah
c) Nahi Munkar, mencegah perbuatan yang dilarang Allah, proses
penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang di ridhoi oleh-Nya.
Pengertian dakwah tersebut bukan hanya merupakan sebuah
pengertian, namun juga merupakan sebuah kewajiban kita semua yang harus
dikerjakan.
2. Tujuan Dakwah
Tujuan adalah segala sesuatu yang akan dicapai dalam satu usaha,
misalnya seorang yang mempelajari ilmu pengetahuan agar supaya menjadi orang
yang mengerti. Begitu juga seorang da’i apakah perorangan atau
15 Rafi’uddin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Putaka
Setia, 2001), Cet ke-2, h. 24
kelompok/organisasi, tentunya mempunyai suatu sasaran apa yang akan dicapai
atau mungkin dicapai dalam usaha dakwahnya.
Adapun tujuan dakwah adalah sebagai kekuatan umat Islam dalam
menyebarluaskan ajaran agama Islam di muka bumi ini sudah tentu dilaksanakan
dengan tujuan yang jelas, sebab tanpa adanya tujuan yang jelas maka segala
bentuk yang dilakukan dalam aktivitas dakwah akan berjalan tidak terarah,
karenanya di setiap petugas dakwah hendaknya memahami terlebih dahulu esensi
dan hakikat dakwah dan selanjutnya merumuskan tujuan atau target yang ingin
dicapai setelah melakukannya.
Menurut Bisri Affandi sebagaimana yang telah dikutip oleh Abd. Rosyid
Shaleh dalam buku Manajemen Dakwah Islam sebagai berikut :
“Yang diharapkan oleh dakwah adalah terjadinya perubahan dalam diri
manusia, baik dalam kelakuan adil maupun aktual, baik pribadi maupun keluarga
masyarakat, way of thinking atau cara berfikirnya berubah, way of life atau cara
kehidupannya yang berubah menjadi lebih baik ditinjau dari segi kualitas maupun
kuantitas. Yang dimaksud adalah nilai-nilai agama, sedangkan kualitas adalah
bahwa kebaikan yang bernilai agama itu semakin dimiliki banyak orang dalam
segala situasi dan kondisi”16
Adapun tujuan yang tertinggi dari pada usaha dakwah hanya semata-mata
mengharap dan mencari Ridho Allah SWT. Secara materiil usaha dakwah itu
diarahkan kepada tujuan antara lain :
16 Bisri Affandi, Beberapa Percikan Jalan Dakwah, (Surabaya: Fakultas Surabaya, 1984), h.3
1) Menyadari manusia akan arti hidup yang sebenarnya. Karena hidup itu
bukanlah semata untuk makan dan minum, sebagaimana hidupnya bintang
dan tumbuh-tumbuhan, tetapi hidup manusia di samping bisa diartikan turun
naiknya nafas di dalam tubuh jasmani, tetapi lapisan kedua ialah cita-cita,
bahwa hidup karena kesadaran, hidup karena pertalian hari ini dengan hari
yang lampau dan hari esok. Disinilah terasa ada yang baik dan ada yang
buruk, ada yang manfaat dan ada yang mudlorat, ada dulu dan ada nanti. Ahli
Tasawuf menyebutkan kesadaran manusia akan hidup itu dengan “sadar akan
diri”.
2) Mengeluarkan manusia dari kegelapan/kesesatan menuju ke alam yang terang
benderang di bawah sinar petunjuk Illahi. Seorang Da’i dengan dakwahnya
berusaha membawa sinar terang, bukan justru membawa kegelapan dan
kesesatan, di mana masyarakat semakin gandrung kepada bid’ah dalam
bidang syariat dan semakin bangga dengan syirik, tahayyul dan khurofat
dalam bidang I’tiqad.17
Dengan demikian tujuan dakwah sebagai bahan dari seluruh aktifitas
dakwah yang sama pentingnya dari pada unsur-unsurnya, seperti subyek dan
obyek dakwah, metode, dan sebagainya. Bahkan dari itu tujuan dakwah sangat
menentukkan dan berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media dakwah
17 M. Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, (Surabaya: Usana Offset
Printing,, 1993), h. 142-143
sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah juga ditentukkan atau dipengaruhi oleh
tujuan dakwah. Ini disebabkan karena tujuan dakwah merupakan arah gerak.
3. Rukun Dakwah
a. Iman
Maksud iman meliputi tiga perkara, sebutan lidah, mengamalkan dengan
perbuatan dan ikrar di hati atau mempercayai dengan sepenuh hati kepada Allah
Ta’ala, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat
serta qada dan qadar .
Beriman dengan keenam-enam rukun-Nya merupakan asas utama kepada
seseorang da’i.
b. Ilmu
Dakwah Islamiah artinya dakwah kepada umat Islam dan bukan Islam.
Oleh yang demikian wajiblah bagi setiap pendakwah mempunyai ilmu atau
pengetahuan yang secukupnya tentang perkara-perkara yang didakwahkan. Ilmu
atau pengetahuan bagi pendakwah adalah perlu bagi menyusun gerakan atau
startegi dakwah Islamiah dan menyampaikan perkara-perkara yang wajib
diketahui dalam Islam.
c. Amal
Siapa yang beriman dengan Islam sebagai suatu syariat maka tunduklah
dia kepada-Nya dan beramallah dengan-Nya. Sesungguhnya Allah benci kepada
mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tetapi tidak mengamalkan apa yang
diketahuinya. Firman Allah dalam surah al-Shaf; ayat 2-3.
�YdeN�� � �If)�O!��
[�����4��S H")� eg�S��#�& ��4 @9
�P��B��Li& ,c/ �a��@j �k_L��4
�Nl)� !�� P8 [��S��#�& ��4 @9
eg��B��Li& ,M/
Artinya: “Wahai orang yang beriman! Mengapa kamu memperkatakan
apa yang kamu tidak melakukannya! Amal besar kebenciannya di sisi Allah kamu
memperkatakan sesuatu yang kamu tidak melakukannya.”(Q.S. Shaf;2-3)
d. Zikrullah
Zikrullah mengikuti pengertian istilah ialah mendekatkan diri kepada
Allah, yaitu dengan senantiasa mengingat Allah. Firman Allah dalam surrah al-
Jumu’ah; ayat 10:
�&`�m&n )o�(^p�� S�q�>Brs���
[��\)t�_G��&n ��I ,���_u��
[��S�v�w��� 3)4 /�2p&n !��
[��\SRL`��� O!�� ��a\)x⌧R
�wST�B��O� �P��&�BLi� ,-U/
Artinya: “Kemudian setelah selesai sembahyang, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi (untuk menjalankan urusan masing-masing), dan carilah apa
yang kamu hajati daripada limpah karunia Allah, serta ingatlah akan Allah
banyak-banyak dalam segala keadaan, supaya kamu berjaya (di dunia dan
akhirat). (Q.S. Al-Jumuah;10)
Yang dimaksudkan dengan mengingat Allah atau zikir ialah menyebut
nama Allah dan sifat-sifat-Nya berulang-ulang kali, berdoa kepada-Nya,
membaca al-Quran dan mentaati segala perintah Allah.
e. Persaudaraan
Persaudaraan yang dimaksudkan ialah persaudaraan agama Allah telah
berfirman dalam surah al-Hujurat; ayat 10:
��☺�G�� �P���)4&�☺L��� ���H��
[���&�B2C�&n �IJ�w �wST���H8 q
[��#����� O!�� wSTzB��&�
�P�*⌧��\� ,-U/ Artinya: “Sebenarnya orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka
damaikanlah antara dua saudara kamu (yang bertelingkah) itu, dan bertakwalah
kepada Allah supaya kamu beroleh rahmat”. (Q.S. Al-Hujurat,10)
Persaudaraan berdasarkan agama dan rela melakukan apa saja kebaikan
agama untuk saudaranya adalah setinggi-tinggi derajat persaudaraan seperti
persaudaraan antara Muhajirin dan Ansar. Apabila seseorang pendakwah
mempunyai ciri ini, maka lebih berjaya dia dalam mengembangkan syiar dakwah
Islamiah.
4. Unsur-unsur Dakwah
a. Da’i
Orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun secara tulisan,
perbuatan yang dilakukan secara individual. Kelompok atau organisasi atau
lembaga disebut da’i juga sering disebut kebanyakan orang dengan mubaligh
(orang yang menyampaikan ajaran Islam)
Seorang da’i harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da’i.
Artinya, sebelum menjadi da’i, ia perlu mengetahui apa tugas da’i, modal dan
bekal apa yang harus ia miliki, serta bagaimana akhlak yang harus dimiliki oleh
seorang da’i.
Seorang da’i identik dengan tugas Rasul, semua Rasul adalah panutan
semua para da’i, terlebih Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul yang paling
agung sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab/33:45-46:
�YdeN�� � |DU?����� !��G��
�} �lnB����8 �lN�� ⌧O
��a^~��$�4� ��\U%�G� ,�/
�'()���(� �>?�� !��
�)7)GL`�m�w �☯3��a^�� ��a\)l�4
,)/
Artinya: “Hai nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan
pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan untuk jadi penyeru
kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang mnerangi.
(Q.S.Al-Ahzab/33: 45-46)
Dalam dakwah, tugas-tugas umat Islam juga sama dengan Rasul. Ayat-
ayat yang memerintahkan nabi agar berdakwah, maksudnya bukan saja
ditugaskan kepada nabi, melainkan juga umat Islam. Karena pengertian khitab
(tugas) Allah kepada Rasul-Nya juga berarti tugas Allah kepasa umat manusia,
kecuali ada sesuatu yang dikhususkan untuk Rasul. Adapun perintah Allah kepada
umat Islam untuk berdakwah tidaklah termasuk pengecualian.
b. Mad’u
Kita mengetahui bahwa misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
yang berupa agama Islam adalah untuk seluruh umat manusia, baik ia telah
menemui beliau atau tidak, satu bangsa dengan beliau atau berlainan
kebangsaannya, lain halnya para nabi yang diutus semata-mata hanya untuk
bangsa tertentu dan waktu tertentu pula (kaumnya)
Unsur kedua ini adalah mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran
dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok, baik manusia yang beragama Islam ataupun bukan, atau dengan kata
lain manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran
surat Saba/34:28
!��4� �} �lnB����8 �9�� �YOn!�@j
���lB)Z� ��a\)t�� ��\U%�G�
:3^T &�� �a&l�j8 ������� @9
eg��☺>B2��
Artinya: “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.” (Q.S. Saba/34:28)
Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan mengajak
mereka mengikuti agama Islam, sedangkan kepada orang-orang yang telah
beragama Islam, dakwah bertujuan untuk meningkatkan kualitas Iman, Islam, dan
Ihsan.
Mereka yang menerima dakwah ini lebih tepat disebut mitra dakwah
daripada disebut objek dakwah, sebab yang kedua lebih mencerminkan kepasifan
penerima dakwah, padahal dakwah sebenarnya adalah suatu tindakan menjadikan
orang lain sebagai kawan berfikir tentang keimanan, suyariah dan akhlak
kemudian untuk diupayakan untuk dihayati dan diamalkan bersama-sama.
C. Materi Dakwah
Pada dasarnya materi dakwah Islam dapat diklasifikasikan menurut tujuan
dakwah yang hendak dicapai, namun secara global, materi dakwah dapat
diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu :
1) Masalah Keimanan
2) Masalah Keislaman (Syari’ah)
3) Masalah Budi Pekerti (Akhlakul Karimah)18
Menurut Barnawi Umari dalam bukunya Azas-azas Dakwah bahwa
apabila kita melihat materi dakwah secara rinci akan mendapatkan susunan materi
dakwah sebagai berikut :
1) Aqidah 6) Akhlak
2) Hukum 7) Ukhuwah
3) Pendidikan 8) Sosial
4) Kebudayaan 9) Amar Ma’ruf
5) Nahi Munkar19
6) Menurut sumber dakwah dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu:
1) Al-Quran dan Hadits
Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran kitab Allah SWT yakni
Al-Quran dan Al-Hadits, yang keduanya adalah sumber utama ajaran Islam. Oleh
karena itu kajian materi dakwah tidak boleh terlepas dari dua segmen penting
diatas.
2) Ro’yu Ulama
18 Badan Rohani Pembinaan Pegawai DKI Jakarta, Akhlak (Jakarta: 1989). Cet. Ke-3, h. 56 19 Barnawi Umari, Azas-azas Dakwah (Jakarta: Pendidikan Ramadhani, 1996). Cet. Ke-3, h.
56
Pendapat/ijtihad para ulama yang bisa dijadikan pedoman. Seperti halnya
jumhur ulama,. Menetapkan halal atau tidaknya sesuatu, kita harus mengetahui
akan hal tersebut
D. Metode Dakwah
Seseorang yang hendak berdakwah mestilah mengetahui cara, teknik atau
metode (uslub) berdakwah. Tanpanya masyarakat yang menjadi sasaran dakwah
akan menolak dan menerima secara negatif.
Al-Quran ialah sumber utama rujukan dakwah. Al-Quran banyak
mengemukakan metodologi dakwah untuk menjadi panduan kepada para da’i.
Dari segi bahasa, metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta”
(melalui) dan “hodos” (jalan, cara)20
. Dengan demikian, kita dapat diartikan
bahwa metode dakwah adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan.
Ketika kita membahas tentang metode dakwah, pada umumnya merujuk pada
Surat An-Nahl 16/125:
S(�� q�>?�� /�%�$�� �}�>w��
)Y�☺T)�L����w )Y&#)����☺L����
)Y��56Y�L��� [ ���L�)N �F�
DU�O����w ��)+ �356278 q �P��
�}�w�� ���+ ��>B2�8 3�☺�w ��5-
3�� �)8��%�$�� [ ���+� ��>B2�8
�If)N�v2��☺L����w ,-c�/
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
20 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991). Cet. Ke-1, h. 61
Sesungguhnya Tuhanmu dialah mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”. (Q.S. An-Nahl/16:125)
Ada beberapa kerangka dasar tentang metode dakwah yang terdapat pada
ayat di atas, antara lain sebagai berikut:
1) Bi al-Hikmah
Hikmah dalam bahasa Arab bermaksud kebijaksanaan, pandai, adil, lemah
lembut, kenabian, sesuatu yang mencegah kejahilian dan kerusakan, perkara yang
betul dan tepat, keilmuan dan pemaaf.
Dimaksud dengan kebijaksanaan ialah seseorang da’i perlu bijak (arif)
dalam semua bidang ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan baik ilmu agama
maupun ilmu akademik dengan psikologi, sosiologi dan sebagainya.
Adil berarti meletakkan sesuatu kena pada tempatnya, seperti seorang
pesalah mestilah dihukum dengan hukuman yang setimpal dengannya, atau
seorang hakim yang menjatuhkan hukuman secara adil. Contoh lemah lembut
pula ialah seperti memaafkan musuh yang menjadi seterusnya.
Maksud hikmah juga ialah seorang rasul atau nabi menyeru,
menyampaikan kebenaran daripada Allah kepada manusia. Makna hikmah bukan
saja seperti maksud yang diuraikan di atas tetapi lebih luas daripada itu.
Hikmah yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi
sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka, sehingga
didalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi terpaksa
atau keberatan. 21
Ahli tafsir dan dakwah menjelaskan bahwa dakwah memerlukan hikmah
untuk memberi kesan kepada sasarannya. Bahkan setengahnya mengatakan
bahwa kandungan dakwah ialah hikmah, begitu juga pendapat Syeikh al-Tusi,
beliau menjelaskan
Artinya:“Hikmah ialah seseorang yang menyeru kepada sasaran untuk
berbuat al-khibrah karena perbuatan ini menjadi tangga untuk menerima pahala,
keredaan, dan pujian, dengan dakwah bermaksud, meyeru kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran.:” 22
2) Mauidzah al Hasanah (Nasehat yang baik)
Nasehat yang baik, maksudnya adalah memberikan nasehat kepada orang
lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan
bahasa yang baik yang dapat mengubah hati, agar nasehat tersebut dapat diterima,
berkenan di hati, enak didengar, menyentuh perasaan, lurus di pikiran,
menghindari sikap kasar dan tidak boleh mencaci/menyebut kesalahan audience
sehingga pihak obyek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat
mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak obyek dakwah dengan rela hati
dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak
21 A. Muiz, “Komunikasi Islam” (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 3 22 Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu dakwah Islamiyah, (Selangor: Nur Niaga, 1996), h.
28-29
subyek dakwah. Jadi dakwah bukan propaganda yang memaksakan kehendak
kepada orang lain.23
Ali Mustafa Yaqub menyatakan bahwa Mauidhah al Hasanah adalah
ucapan yang berisi nasehat-nasehat yang baik di mana ia dapat bermanfaat bagi
orang yang mnendengarkannya, atau argumn-argumen yang memuaskan sehingga
pihak audience dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh subyek dakwah.24
Al-Mau’izah Al-Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-
nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang,
sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati
mereka.25
3) Mujadalah atau berdiskusi dengan baik
Mujadalah ialah berdebat dengan mereka (sasaran dakwah) secara yang
baik. Debat atau memiliki kebolehan dalam berhujah dan berpidato dengan
berlandaskan kepada kepada ilmu yang hak dan pengalaman merupakan satu cara
dakwah yang paling berkesan. Bedebat dalam hubungan dakwah bertujuan untuk
menghapuskan sifat sombong kepada ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang.26
23 Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontomporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), h. 43 24 Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997),
h.121 25 A. Muiz, “Komunikasi Islam” (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 3 26 Ghazali Darusslam. Dinamika ilmu dakwah Islamiah, (Selangor: Nur Niaga, 1996), h. 30:
Tujuan berdebat dalam marhalah dakwah bukan untuk bergaduh,
bertengkar dan menyakitkan hati lawan tetapi untuk membetulkan akidah yang
batil. Firman Allah dalam surah al-Taubah, ayat 33:
���+ J�)�O!�� @�����8
��8&!����� T��N��L����w
/If)(� /+��&L��� �>�\��2#�%)�
�>�� ,3)~�!�� �)8Z�#j ��&��
�>M\@j eg�SR�a2��☺L��� ,MM/
Artinya:“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa)
petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala
agama, walaupun orang musyrik tidak menyukainya.”
Mujadalah yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah
dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan dan
tidak pula dengan menjalankan yang menjadi sasaran dakwah.27
E. Media Dakwah
Media dakwah merupakan alat atau sarana pembantu dalam menyebarkan
pesan dakwah. Sebagai salah satu unsur dakwah, maka media dakwah harus
mendapat perhatian yang serius.28
Banyak sekali para ahli yang menjelaskan
tentang media dakwah. Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, hal ini
dirasa sangat perlu agar pesan dakwah yang disampaikan oleh seorang da’i bisa
disebarkan secara komprehensif dan masif ke segala belahan bumi.
27 A. Muiz, “Komunikasi Islam” (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 3 28 Asep S. Muhtadi, “Dakwah Kontemporer”, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2001), Cet.
Ke-1, h.3
Konsekuensinya, seorang da’i harus mampu beradaptasi dengan kemajuan
teknologi komunikasi tersebut.29
Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima, yaitu: media lisan,
tulisan, lukisan, audio visual, dan akhlak. Sedangkan DR. Moh. Ali aziz membagi
media menjadi dua, yaitu: media tradisional dan modern (elektronik). Dari dua
pengertian di atas pada hakikatnya, mempunyai kesamaan, hanya salah satu dari
perspektif di atas menjelaskan lebih mendetail dan terperinci tentang media
dakwah, namun tetap dalam satu tujuan bahwa dakwah mempunyai banyak media
yang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau untuk menyebarkan ajaran Islam
di muka bumi ini seperti yang telah dijelaskan di atas.
C. Pondok Pesantren
Manfred Ziemek, istilah Pondok Pesantren dimaksudkan sebagai suatu
bentuk pendidikan keislaman yang melembaga di Indonesia. Kata pondok berarti
kamar, gubug, ruang kecil, di dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menekankan
kesederhanaan bangunan. Mungkin juga pondok berasal dari kata Arab yaitu
funduk yang artinya ruang tidur, wisma, hotel sederhana bagi para pelajar yang
dari tempat asalnya.
a. Pesantren Tradisional
Pesantren tradisional adalah pesantren yang masih kuat memegang pola
tradisional dari segi penyampaian dan pengajaran nilai-nilai Islam. Ciri pesantren
29 Ibid, h. 15
ini adalah kitab-kitab yang dipelajari masih dengan cara atau sistem sorogan,
bandongan, maupun weton.30
Sedang cara-cara tersebut diatas adalah cara lama yang telah turun
temurun dipraktekkan, ilmu yang dipelajari di pesantren tradisional ini pada
umumnya sama, demikian pula kitab-kitab yang dipakainya, hanya saja ada
perbedaan pengajaran diantara pesantren-pesantren tersebut yaitu terletak pada
kadar ilmu yang dimiliki oleh kiyai yang bersangkutan.
Ciri lain dari pesantren tradisional adalah kemutlakan seorang kiyai
sebagai pemegang kekuasaan dan penentu suatu keputusan. Pesantren ini
biasanya secara manajemen adalah manejemen keluarga.
b. Pesantren Modern
Pesantren modern adalah pesantren yang menggunakan sistem modern
(baru) dari segi penyampaian dan pengajaran materinya.31
Adapun ciri-ciri pesantren modern ini adalah :
1. Memakai cara diskusi/tanya jawab dalam penyampaian materi
2. Adanya pendidikan kemasyarakatan, segenap pelajar berlatih memperhatikan
dan mengajarkan hal-hal yang nantinya akan dijumpai oleh pelajar masyarakat
30 Masdar F, Mas’udi, Direktori Pesantren, (Jakarta:P3M, 1980), h.72 31 Ensiklopedia Islam, (Jakarta:DEPAG, 1992), h.928
3. Diberi pelajaran kebebasan sebesar mungkin akan tetapi ia dididik untuk
bertanggung jawab
4. Adanya organisasi pelajar yang bertanggung jawab atas segala sesuatu dengan
kehidupan dan kegiatan sehari-hari, tata tertib, disiplin, dan masing-masing
dapat menyatakan pendapat dan melakukan kegiatan kesiswaan yang terkait
dengan pendidikan dan pengajaran.32
32 Masdar F, Mas’udi, ct al, Direktori Pesantren, (Jakarta:P3M,1980), H.80
BAB III
RIWAYAT HIDUP DAN AKTIVITAS DAKWAH
HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY MELALUI PESANTREN BASMALA
A. Kehidupan Habiburrahman El Shirazy
1. Riwayat Hidup Habiburrahman El Shirazy
Habiburrahman El Shirazy yang sempat diberi nama Muhammad
Habibulwahid merupakan anak dari KH. Saerozi Noor dan Hj. Siti Khadijah yang
lahir di Semarang, pada hari Kamis, 30 September 1976. Ia merupakan anak dari
6 bersaudara (Habiburrahman El Shirazy, Anif Sirsaeba El Shirazy (Ahmad
Munif), Ahmad Mujib, Ali Imron, Faridatul Ulya, dan Muhammad Ulin Nuha).33
“Kang Abik”, panggilan sayang dari adik-adiknya, memiliki masa kecil yang
memprihatinkan., Ketika bayi, ia sering sakit-sakitan bahkan sulit disembuhkan,
walaupun sudah berobat ke dokter, namun tetap saja belum sembuh bahkan
semakin parah. Namun Alhamdulillah, akhirnya Kang Abik sembuh setelah beliau
berganti nama dengan nama yang dinazarkan ayahnya pada waktu masih sekolah
dahulu, yaitu Habiburrahman dan tidak Muhammad Habibulwahid lagi.
33 Anif Sirsaeba El Shirazy, “Fenomena Ayat-ayat Cinta”, (Jakarta: Republika, Oktober 2006), cet ke-
1, h.46
Tak hanya sampai itu, Kang Abik pada waktu berumur 4 tahun, ia pernah
hampir tak tertolong karena tenggelam di empang samping rumahnya, namun
bersyukur seorang tetangga menyelamatkannya. Selanjutnya ketika duduk di
bangku SD kelas 4, Kang Abik juga pernah hampir menghadap-Nya karena
tertimpa kayu di dapur rumahnya dan yang terakhir pada saat Kang Abik kembali
dari mengajar di daerah Sleman, Yogyakarta, akibat mengalami kecelakaan yang
mengharuskan Kang Abik diamputasi kaki kanannya karena patah, tetapi pada
akhirnya bersyukur ia tidak jadi diamputasi dengan syarat Kang Abik diwajibkan
untuk istirahat total di rumah selama kurang lebih 8 bulan dan hal ini merupakan
sejarah lahirnya novel Best Seller Ayat-ayat Cinta.
Dalam pandangan adik pertamanya -Anif Sirsaeba El Shirazy, bahwa
Kang Abik adalah sosok kakak yang sangat perhatian terhadap adik-adiknya.
Seseorang yang mempunyai jiwa seorang santri sejati. Seorang kakak yang tak
hanya baik tetapi ia selalu menjadi suri tauladan bagi adik-adiknya.34
2. Latar Belakang Pendidikan dan studinya
Pada sub bab kali ini, penulis akan membagi Latar Belakang Pendidikan
Habiburrahman El Shirazy kepada 3 bagian, yaitu: Semasa Kang Abik Madrasah
Aliyah, masa kuliah di Mesir, dan masa setelah Kang Abik kembali ke Indonesia.
Hal ini dianggap penting, karena penulis benar-benar ingin menggambarkan Latar
Belakang Pendidikannya yang diikuti dengan segala prestasi yang ia raih.
34 Ibid, h. 46
a. Masa sekolah Habiburrahman El Shirazy
Ketika Kang Abik masih menjalani pendidikan SD adalah kali pertama ia
mendapatkan penghargaan atas hasil menjuarai perlombaan puisi perjuangan dan
itu pun merupakan kali pertama ia berkenalan dengan dunia sastra lebih serius
dan karena setelah hal itu, ia sangat menyukai sastra.
Pendidikan menengah Kang Abik di MTS Futhuhiyyah 1 Mranggen
sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di
bawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke Kota
Budaya Surakarta untuk belajar Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK)
Surakarta, dan lulus tahun 1995.
Pada tahun 1994 semasa di MA, Kang Abik telah menghasilkan banyak
prestasi, dari membuat naskah drama sambil menyutradainya sampai menjuarai
berbagai macam lomba, di antaranya yaitu: Menulis sebuah naskah teatrikal puisi
yang berjudul ”Dzikir Dajjal” sekaligus menyutradarai pementasannya bersama
Teater Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang Sridewari Surakarta. Meraih
juara II religius tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh panitia Book Fair’94
dan ICMI Organisasi Wilayah Jawa Tengah di Semarang. Pemenang 1 lomba
pidato Nurul Huda, UNS (Universitas Negeri Surakarta), Juara 1 lomba pidato
bahasa Arab se-Jateng dan DIY yang diadakan oleh UMS (Universitas
Muhammadiyah Surakarta), Juara 1 lomba baca puisi Arab tingkat nasional yang
diadakan IMABA (Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab) UGM (Universitas Gajah
Mada) Yogyakarta, pengisi Syarhil Quran setiap jum’at pagi selama satu tahun di
radio JPI Surakarta 1994-1995. Pemenang terbaik ke-5 dalam lomba KIR (Korps
Ilmiah Remaja) tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh kantor Wilayah P dan
K Jateng dengan judul tulisan ”Analisis Dampak Film Laga Terhadap
Kepribadian Remaja”. Semua prestasi di atas ia raih antara tahun 1994-1995. 35
b. Masa Kuliah Habiburrahman El Shirazy
Pada waktu kecilnya, pernah suatu ketika ayahnya membawa sebuah
majalah kemudian ia baca dan di dalamnya terdapat artikel tentang Al-Azhar
Mesir, maka sejak itulah ia bercita-cita ingin bersekolah di sana. Alhamdulillah
doanya terkabul, maka setelah lulus dari MAPK, ia berangkat ke Mesir pada
tanggal 25 Agustus 1995 dan sampai di Mesir sehari setelahnya, tanggal 26
Agustus 1995.36
Kang Abik menuntut perguruan tingginya di Universitas Al-
Azhar, Cairo, mengambil jurusan Hadits, Fakultas Ushuluddin, walaupun
keberangkatannya menyita biaya yang cukup banyak.
Dalam buku fenomena Ayat-ayat Cinta, adiknya, Anif Sirsaeba El
Shirazy, menceritakan bahwa orang tua mereka sampai-sampai menjual sawah
warisan dan dengan linangan air mata orang tua akhirnya Kang Abik berangkat
dengan berbekal tiket pesawat dan biaya hidup yang hanya selama satu tahun di
Mesir, selanjutnya perjuangan Kang Abik untuk mencari biaya hidupnya.
35 Habiburrahman El Shirazy, Lampiran Profil dalam Novel “Ayat-ayat Cinta”, (Jakarta: Republika
Press dan Basmala, September 2006), cet ke-17 36 Anif, Fenomena, h. 163.
Namun Kang Abik memang seorang yang selalu bertawakkal kepada-Nya dan
percaya bahwa Allah Maha Kaya dan Maha Pemurah.37
Tahun pertama hidup di Cairo dijalani Kang Abik dengan keprihatinan,
akan tetapi Kang Abik tetap qanaah kepada Allah SWT. Maka untuk memenuhi
biaya hidupnya, ternyata ia mempunyai inisiatif untuk berjualan telur asin
dengan teman-temannya, yaitu dengan mendistribusikan ke LBSM (koperasi
mahasiswa yang ada pada saat itu).
Di tahun kedua, Kang Abik, anak sulung dari Bapak Saerozy dan Ibu Siti
Radhiyah ini alhamdulillah mendapat beasiswa dari ICMI karena mendapat
prestasi jayyid (terbaik), dan semenjak itulah ia dalam akademis selalu mendapat
prestasi jayyid jiddan (sangat baik sekali) sampai lulus SI pda tahun 1999.
Selanjutnya, ia juga telah merampungkan S2-nya dengan gelar Postgraduate
Diploma (Pg.D), di Institute For Islamic Studies in Cairo yang didirikan oleh
Imam Baiquri (2001), karena prestasi terbaik yang ia raih, jadi bukan M.A lagi.
Pada waktu Kang Abik menempuh studi di Cairo, Mesir, ia aktif dalam
lembaga Islam dan juga dengan prestasinya dan keaktifannya, ia pun sempat
beberapa kali mendapatkan beasiswa dan penghargaan.
Ketika menempuh studi di Cairo, Mesir, Kang Abik pernah memimpin
sebuah kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Studi Yurisprudens dan
Kajian Pengetahuan Islam) di Cairo pada tahun 1996-1997. Kang Abik juga
pernah terpilih sebagai duta Indonesia untuk mengikuti ”Perkemahan Pemuda
37 Ibid, h. 343
Islam Internasional Kedua” yang diselenggarakan oleh WAMY (The World
Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di kota Ismalia, Mesir, pada
bulan Juli 1996, dan dalam perkemahan tersebut ia diberi kesempatan untuk
berorasi dengan judul ”Tahqiqul Amni Was Salam Fil Alam Bil Islam” (Realisasi
Kemanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam), dan orasinya tersebut terpilih
menjadi orasi terbaik kedua dari seluruh orasi yang disampaikan peserta
perkemahan pada saat itu. Kang Abik juga aktif di Majelis Sinergi Kalam
(Masika) ICMI Orsat Cairo pada tahun 1998-2000, lalu ia juga pernah menjadi
koordinat sastra Islam ICMI Orsat Cairo selama dua periode (1998-2000 dan
2000-2002). Sastrawan muda ini juga dipercaya untuk duduk dalam Dewan
Assatidz Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang berpusat di Cairo. Dan ia juga
merupakan seseorang yang memprakasai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP)
dan komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Cairo. Dan ia juga berkesempatan
menjabat sebagai Ketua Tim Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu
Menara ”NAFAS PERADABAN” yang diterbitkan pila oleh ICMI Orsat Cairo,
2000.38
Sebelum Kang Abik pulang ke Indonesia, di tahun 2002, Kang Abik
diundang oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia selama 5 hari (1-5 Oktober)
untuk membacakan puisi-puisinya berkeliling Malaysia dalam Moment Kuala
Lumpur World Poetry Reading ke-9, bersama penyair-penyair dunia lainnya.
38 Habiburrahman El Shirazy, Lampiran Profil dalam novel “Pudarnya Pesona Cleopatra”,
(Semarang: Basmala Press, 2004), cet.1
Puisinya juga termuat dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Majalah
Dewan Sastra (2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia
dalam dua bahasa, Inggris dan Melayu. Bersama penyair dunia lain, puisi Kang
Abik juga dimuat kembali dalam imbauan PPDKL (1986-2002) yang diterbitkan
oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia (2004)
c. Masa Habiburrahman kembali ke Indonesia
Pada media pertengahan Oktober 2002, Kang Abik tiba di tanah air, dan
saat itu pula ia langsung diminta oleh Pusat Pengembagan Mutu Pendidikan
(P2MP) Jakarta untuk ikut mentasbih Kamus Populer Arab-Indonesia yang
disusun oleh KMNU Mesir dan diterbitkan oleh Diva Pustaka Jakarta pada Juni
2003, Kang Abik juga diminta untuk menjadi kontributor penyusunan
Ensiklopedi Intelektual Pesantren; Potret Tokoh dan Pemikirannya, yang terdiri
dari 3 jilid dan diterbitkan oleh Diva Pustaka Jakarta tahun 2003.
Mengikuti panggilan jiwa, antara thun 2003-2004, Kang Abik memilih
mendedikasikan ilmunya di MAN 1 Yogyakarta, kemudian Kang Abik juga
terdaftar sebagai dosen di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan Islam Abu
Bakar as Siddiq UMS Surakarta. Selain menjadi dosen UMS Surakara, ia kini
sepenuhnya mendedikasikan dirinya di dunia dakwah dan pendidikan lewat
karya-karyanya, juga lewat pesantren Karya dan Wirausaha BASMALA
INDONESIA, yang dirintis bersama adiknya tercinta, Anif Sirsaeba dan
Budayawan kondang Prie GS di Semarang dan dengan melalui wajihah dakwah
lainnya.
Saat ini Kang Abik telah berkeluarga dengan Muyasaratun Sa’idah pada
tahun 2004, dan dikarunia seorang putra bernama Muhammad Neil Author. Dan
saat ini Kang Abik juga sering dipanggil untuk mengisi acara sebagai pembicara,
ceramah, atau untuk menyampaikan tausyiyah, baik di seminar, Talkshow,
Workshop, dan sebagainya di dalam dan luar negeri.
3. Aktivitas Dakwah dan karya-karya Habiburrahman El Shirazy
Aktivitas seorang Habiburrahman El Shirazy merupakan salah satu tokoh
penyebar isi ajaran Islam yang sukses dengan dakwahnya dalam berbagai
pemikiran melalui kebebasan berpikir dengan sosio budaya, dan agama. Dari hasil
kebebasan berpikirnya dia telah berhasil menorehkan beberapa karya yang
fenomenal, diantaranya Novel Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Pudarnya
Pesona Kleopatra, Di Atas Sajadah Cinta, Dalam Mihrab Cinta. Novel yang
dibuat oleh Habiburrahman El Shirazy merupakan novel pembangun jiwa, yang
menarik adalah kemampuan penulis untuk menyampaikan dakwahnya sangat
halus sebagai bagian dari cerita. Bahkan tanpa kita sadari, Ilmu Fikih dan Akidah
kita bertambah setelah kita mengikuti dialog-dialog yang disampaikan. Novel-
novel Islami yang dibuat oleh beliau sangat laku dipasaran, bahkan beberapa
novelnya telah di filmkan dan berhasil merebut perhatian masyarakat luas,
khususnya umat Islam
Selanjutnya, sebagaimana yang telah penulis bahas dalam skripsi ini,
Habiburrahman El Shirazy adalah seorang Pimpinan Pesantren Basmala yang
terletak di daerah Gunungpati, Semarang. Sebuah pesantren yang bervisikan
membangun kekaryaan dan kewirausahaan.
Habiburrahman El Shirazy atau Kang Abik ini telah menghasilkan banyak
karya, di antaranya, yaitu:
• Naskah Drama :
1. Wa Islama (1999)
2. Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan dari karya Dr. Yusuf Qardhawi
yang berjudul asli ‘Alim Wa Thaghiyyah, 2000),
3. Darah Syuhada (2000)
• Buku-buku Terjemahan :
1. Ar-Rasul (GIP, 2001)
2. Biografi Umar Abdul Aziz (GIP, 2002),
3. Menyucikan Jiwa (GIP, 2005),
4. Rihlah Illallah (Era Intermedia, 2004), dan lain sebagainya
• Cerpen-cerpen Islami :
1. Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001)
2. Bercinta Untuk Surga (Grenada Busur Budaya, 2003)
3. Merah di Jenin (FBA, 2002)
4. Ketika Cinta Menemukannya (GIP, 2004), dan lain-lain.
• Kisah-kisah Islami :
1. Ketika Cinta berbuah surga
2. Di Atas Sajadah Cinta
1 Novel-novel Islami :
1. Pudarnya Pesona Cleopatra
2. Ayat-ayat Cinta
3. Ketika Cinta Bertasbih
4. Dalam Mihrab Cinta
B. Gambaran Umum Pesantren Basmala
1. Sejarah dan latar belakang berdirinya
Pesantren Basmala adalah pesantren yang bervisikan membangun
kekaryaan (apapun jenis karyanya) dan kewirausahaan (seberapapun jenis
wirausahanya).
Pesantren Basmala secara embrional berdiri pada tanggal 17 Agustus 2003
di Yogyakarta dengan nama Basmala Press. Mulanya Basmala Press belum
memiliki visi pesantren, masih murni penerbitan home industri atau self publisher.
Dari Yogyakarta, Basmala Press dipindah ke Semarang tepatnya pada medio
Pebruari 2004.
Selama ini semarang dikenal sebagai kota mati dan gersang. Sehingga
salah satu alasan mengapa Basmala dipindah ke Semarang adalah untuk
menghidupkan semangat dakwah di kota Semarang dan sekitarnya. Sejak itulah
Basmala memancangkan dakwahnya di Semarang tepatnya di Bangetayu Wetan,
Kecamatan Genuk, yang disupport penuh oleh KH. Habiburrahman El Shirazy,
Ust. Anif Sirsaeba, dan Prie GS, selaku founding father Pesantren Basmala.
Tonggak sejarah keseriusan Basmala dengan visi pesantrennya dimulai
ketika novel Ayat-ayat cinta diterbitkan. Sejak itulah nama Basmala bersemayam
di hati para pembaca karya-karya Basmala.
Tahun 2004 akhir sampai medio Desember 2006 Basmala berdomisili di
Ngaliyan dengan status mengontrak satu rumah yang dihuni oleh 7 santri. Mereka
adalah para aktifis dakwah kampus dan dakwah masyarakat yang tersebar di
sekitar IAIN Walisongo.
Di penghujung tahun 2006 atas ijin dan karunia Allah swt, Basmala
berhasil membebaskan tanah serta bangunan yang ada di Gunungpati sejumlah 14
kamar. Dari sinilah laju dakwah Basmala menemukan momentum terbaiknya
karena didukung sepenuhnya oleh aktifis dakwah yang ada di Unnes dan Undip.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi pesantren Alternatif yang berbasis pendidikan, kekaryaan,
kewirausahaan, dan ketakwaan dengan dasar Manajemen Kasih Sayang yang
meniscayakan kontribusi positif serta bermanfaat seluas-luasnya bagi umat dan
bagsa Indonesia tercinta
b. Misi
1. Membina dan mencetak Sumber Daya Insani yang berakhlak mulia,
menjadi penyejuk hati, penggelora semangat melalui pendidikan dan
pelatihan serta pembinaan.
2. Mencetak Sumber Daya Insani yang berjiwa mandiri, beretos kerja tinggi
dan memilki semangat berprestasi.
3. Menjadi Pesantren Alternatif yang memberikan kemanfaatan seluas-
luasnya bagi umat dan bangsa Indonesia tercinta
3. Progran Kegiatan
Sebagai bentuk komitmen Pesantren Basmala kepada masa depan generasi
muda khususnya mahasiswa, dicetuskanlah Program Santri Mahasiswa Siap
Berprestasi (SMS-B). Program ini bertujuan untuk menyelamatkan anak bangsa
dari kehancuran dengan mencipta kos-kosan Islami yang sehat, aman, nyaman,
dan bebas dari free sex. Tempat yang mendukung untuk belajar, memupuk jiwa
kemandirian, enterpreneurship, leadership serta semangat berprestasi
Aktivitas di dalamnya adalah :
• Belajar Menulis di Wisata Ruhani (BMW)
• Sekolah Penulis Mujahid Pena Basmala (SPMB)
• Majelis Taklim dan Doa Wisata Ruhani
• Tausiyah Cinta, Motivasi, dan Budaya
• Manajemen Berbasis Qur’an (MBQ)
• Personality School (Khusus santri putri)
• Enterpreneur Training for Student
• Outbond, Camping Islami
BAB IV
ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
MELALUI PESANTREN BASMALA
A. Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy
Aktivitas dakwah merupakan salah satu kewajiban ummat Islam yang secara
tegas dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Imran ayat 104, yang berbunyi:
` Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. Al-Imran(3):104)
Aktivitas Dakwah merupakan suatu kegiatan juru dakwah dalam mengemban
misi dakwahnya untuk mengubah mad’unya ke jalan Allah SWT secara bertahap
menuju kehidupan yang Islami.
Menurut Habiburrahman El Shirazy berdasarkan hasil wawancara penulis
“Aktivitas dakwah adalah segala bentuk kegiatan, segala bentuk prilaku yang
mempunyai unsur dakwah didalamnya bisa mengajak kepada seseorang beriman”
Secara subtansial, Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang
kemasyarakatan. Sebuah konsep dan formulasi epistimologis tentang agama
termediasi dalam dakwah kemudian dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi
cara merasa, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan
sosio kultural dalam rangka mengupayakan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan
dengan mempengaruhi cara-cara tertentu.39
Dalam menjalani kehidupan di dunia yang akan menjadi investasi di akhirat,
seseorang harus mengetahui untuk apa ia dilahirkan di muka bumi ini, apakah Allah
SWT memiliki maksud tertentu? Adakah manfaatnya Allah SWT menciptakan
manusia ke dunia ini? Jawabannya adalah Allah SWT menciptakan manusia ke alam
ini, sebagai khalifah di muka bumi yang membawa kasih sayang kepada semesta
alam, seperti yang terdapat dalam Firman Allah. Yakni :
Artinya : “Dan tiadalah Kami Mengutus kamu, melainkan untuk menjadi
Rahmat bagi Semesta Alam.” (QS. Al-Anbiya (21):107)
Selain itu sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia mempunyai tugas untuk
beribadah kepada Allah SWT dengan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar,
sebagaimana Firman Allah, yaitu:
39 Amrullah Ahmad, Dakwah Islamiyah dan Pembaharuan Sosial, (Yogyakarta:PL2PM, 1983), cet ke-
2, h.2
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada
Allah.” (QS. Ali Imran (3) :110).
Pewarisan konsep dan formulasi keagamaan bagaimanapun juga sangat
diperlukan sebagai tiang penyangga eksistensi sebuah agama sekaligus upaya
pewarisan ajaran agama pada generasi berikutnya. Dakwah sebagai strategi
memasuki wilayah supremasi Islam karena memandang Islam bukan hanya sekadar
ajaran agama melainkan totalitas doktrin kehidupan itu sendiri. Mengingat cakupan
religion beserta dakwah Islam semakin menyempit, diperlukan metode alternative
atau dengan istilah worldview atau weltansaung mengingat orientasi dan objeknya
sangat luas.
Paham egalitarianisme yang diyakini sebagai ideologi gerakan keagamaan
menciptakan arah baru perubahan sosial. Termasuk perubahan peran dakwah yang
bergerak dari kharismatik individual menuju institusi sosial keagamaan yang
terwakili oleh Pesantren. Pada gilirannya, Pesantren dengan tradisinya yang
menekankan misi sosial keagamaan dengan menggalang solidaritas dan kekuatan
mendapatkan apresiasi dan patut diperhitungkan.
Pesantren sebagai tempat penggemblengan dan kaderisasi generasi muda agar
menguasai ilmu agama. Setidaknya, setiap santri yang dididik minimal mampu
mengamalkan ilmunya untuk dirinya dan keluarganya. Syukur jika santri ikut serta
dalam menciptakan iklim pranata sosial dan birokrasi yang baik.
Salah satu harapan eksistensi pesantren adalah melahirkan Ulama-ulama ahli
agama yang menjadi tempat bertanya bagi masyarakat sekitarnya. Ulama-ulama yang
mampu memberikan fatwa tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat pada
masanya. Pesantren mempunyai misi untuk mengadakan pengkaderan umat untuk
menjadi pemuka agama yang menjadi panutan masyarakat dalam kehidupan Islam.
Tugas profetis pesantren adalah mendidik dan membekali pemahaman ajaran
agama terhadap kaum Muslimin serta memberikan dasar pengetahuan kepada mereka
meliputi pokok-pokok ajaran agama, cabang-cabangnya yang kemudian diperlengkap
dengan Ilmu pengetahuan, serta menggerus berbagai macam penyimpangan dari
budaya kaum Muslimin.
Salah satu pemancang tradisi pesantren di Nusantara ini telah dilakukan oleh
Pesantren Basmala sebagai miniatur realita bagaimana Islam bisa menjadi solusi bagi
lingkungannnya. Ia juga menjadi sisi sosial dari keyakinan yang konsisten terhadap
konsekuensi-konsekuensi sosial yang langsung dan spesifik. Dalam hal ini, orang
yang ingin mengetahui indahnya Islam, produktifnya artikulasi seorang Muslim, atau
Islam yang rahmatan lil’alamin terhadap lingkungan yang heterogen.
Setiap orang diberikan potensi oleh Allah dalam hidup yang hanya sekali ini.
Untuk itu,perjuangan di jalan Allah adalah juga perjuangan untuk mengaktualisasikan
potensi kemanusiaan sebagai makhluk Tuhan di muka bumi.
Tradisi Pesantren yang menjadikan Kyai sebagai sentral figurnya dinilai
cukup efektif dalam menciptakan jaringan penyebaran ajaran-ajaran Islam. Kyai juga
berperan serta menggiring masyarakat kearah transformasi sosial. Di Pesantren
Basmalah ini Kang Abik bertindak sebagai Kyai dan Pemimpin Pesantren. Pada
mulanya, Kang Abik mendirikan Pesantren Basmala hanya “bermodal semangat
untuk berubah ke arah yang lebih baik saja”. Tanpa santri mukim atau santri karya
dan wirausaha. Untuk pengembangan dakwah Pesantren Basmala, Kang Abik
bertekad mempelajari bagaimana proses-proses awal pengembangan sebuah
pesantren yang berbasis keumatan dan kemandirian. Karena beliau memang tidak
ingin mendakwahkan Islam dengan mengandalkan materi orang lain. Dalam langkah
awal, beliau menemukan pesantren lekatan dan tokoh lekatan Daarut Tauhid,
Bandung dengan KH. Abdullah Gymnastiar sebagai pengasuhnya. Maka Kang Abik
serta adiknya Anif Sirsaeba berusaha memperoleh informasi dan mempelajari awal
mulanya mendirikan pesantren dan mengembangkan bisnis dengan modal semangat
dan kemandirian.
Bentuk kegiatan dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui pesantren
Basmala adalah dakwah Bil-Lisan, bil-Qalam, dan bil-Haal.
Yang dimaksud dakwah bil lisan Habiburrahman El Shirazy adalah dengan
berbicara dalam pergaulannya sehari-hari yang disertai dengan misi agama, yaitu
agama Islam, mengingatkan orang lain jika berbuat salah baik dalam ibadah maupun
dalam perbuatan, memberikan bimbingan dan penyuluhan problem kehidupan agar
mampu melaksanakan agamanya dengan baik.
Sedangkan bentuk kegiatan dakwah lainnya Habiburrahman El Shirazy di
Pesantren Basmala yaitu melalui dakwah bil-Qalam adalah Salah satu kegiatan yang
diminati oleh santrinya meliputi Belajar Menulis di Wisata Ruhani. Belajar Menulis
di Wisata Ruhani (BMW) merupakan program pelatihan menulis yang dibimbing
langsung oleh Habiburrahman El Shirazy, namun jika Kang Abik berhalangan hadir,
maka akan digantikan dengan Ustadz Anif Sirsaeba El Shirazy, MBQ (Pengasuh
Pesantren Basmala dan Majlis Ta’lim Wisata Ruhani). Ustadz serba bisa tersebut
tidak saja seorang motivator handal, tapi juga penulis, public speaker, sekaligus
manager Habiburrahman El Shirazy
Pesantren Basmala sengaja didesain menjadi pesantren yang benar-benar
berbaur dengan masyarakat. Santrinya menyewa rumah di sekitar masyarakat
sehingga diharapkan selain akan mewarnai, juga menghidupkan ekonomi masyarakat
dengan makan dan belanja di warung sekitarnya. Adapun yang menjadi santri adalah
para mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Di samping itu, setiap sarana dan prasarana harus berbicara banyak tentang
Islam. Itulah sebabnya, lingkungan yang amat bersih, asri, rapi, terawat, tertib, dan
aman harus terwujud dan terasa bagi siapapun yang berkunjung ke Pesantren
Basmala.
Lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan mahasiswa. Seorang mahasiswa
yang jauh dari orang tua bebas melakukan apapun atas dasar etika. Pesatnya arus
informasi dan globalisasi lebih banyak membawa dampak yang negative. Sehingga
tak jarang dijumpai berita-berita miring tentang kehidupan generasi harapan bangsa
ini. Dari penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas (free sex), serta tindakan kriminal
lainnya.
Pesantren Basmala ini berbeda dengan pesantren lain pada umumnya, salah
satu contohnya adalah pesantren yang sebagian besar santrinya para mahasiswa ini,
tidak mempunyai asrama tempat tinggal para santri yang cukup memadai, tetapi
pesantren ini hanya memiliki 14 kamar santri putra. Dengan jumlah santri binaan
mencapai 930 santri putra dan putri, maka tidak akan mencukupi. Oleh karena itu
selebihnya menempati kos-kosan sekitar lingkungan pesantren dan kampus, tentu
pihak pesantren sudah bekerjasama dengan pemilik kos-kosan. Contoh yang lainnya
adalah setiap mahasiswa yang ingin menjadi santri di Pesantren Basmala diwajibkan
membawa minimal 10 orang dan menempati satu kosan/kontrakkan yang telah
ditentukan pihak pesantren, lalu dipilih salah satu diantara mereka menjadi Pembina
kos-kosan. Pembina ini bertugas untuk membimbing dan mengawasi 9 orang teman
lainnya dalam peraturan sehari-hari dan dalam setiap minggunya pembimbing
melaporkan hasil aktifitas dan kegiatannya kepada pihak pesantren.
Namun metode ini, setelah melakukan pengamatan dan wawancara langsung
kepada santri yang dilakukan oleh penulis dinilai cukup efektif. Mahasiswa
menjalankan peraturan pesantren atas dasar kesadaran dan kemandirian. Kang Abik
mendidik para santri untuk hidup sederhana yang pada hakekatnya adalah
memberikan senjata kepada mereka untuk menyongsong kemenangan hidup atau
menggapai kehidupan yang sukses di masa tua.
Pola hidup sederhana ini sesuai dengan ajaran Islam. Banyak ayat-ayat Al-
Qur’an yang mencela pola hidup mewah. Di antaranya :
Artinya: “Dan jangan berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak meyukai
orang-orang yang berlebihan”. (Al-An’am : 141)
Pesantren Basmala adalah pesantren kekaryaan dan kewirausahaan, maka dari
itu santrinya harus bisa mandiri, tanpa menggantungkan hidupnya kepada orang lain.
Ini terbukti dengan para santri menjual buku-buku yang mereka karyakan sendiri
melalui sistem door to door, para santri menawarkan langsung kepada calon
pembelinya. Di samping pendidikan mandiri kepada para santri, Pesantren Basmala
sendiri sebagai lembaga pendidikan tidak pernah menyandarkan kehidupannya
kepada bantuan dan belas kasihan orang lain. Pesantren Basmala mendapatkan dana
dari hasil penjualan beberapa novel karya Kang Abik, Kang Anif, dan beberapa santri
yang sudah menghasilkan karya.
“Royalti dan pendapatan yang diperoleh dari penjualan buku ini akan
digunakan untuk perintisan pembangunan Pesantren Basmala sebagai pusat
penggodokan karya-karya anak Muslim yang bersemangatkan keislaman,
kemandirian, keteladanan. Pesantren ini dibangun di atas bingkai, indahnya dakwah
dengan karya-karya qurani”40
40 Wawancara langsung Kang Abik Habiburrahman El Shirazy, Pimpinan Pesantren Basmala,
Wawancara Pribadi, Ragunan-Jakarta, 15 Juli 2008.
Hal yang sangat penting dalam ajaran Islam adalah sangat menjaga harga diri
dan juga menjauhkan dari apa pun yang membuat diri ini menyekutukan Allah. Oleh
karena itu, menjadi pribadi mandiri adalah pribadi penuh harga diri dan menghindar
dari sikap bergantung kepada selain Allah.
Pesantren Basmala diupayakan menjadi sebuah percontohan lembaga mandiri
yang tidak bergantung pada sumbangan dari umat, tetapi malah sebaliknya bisa
menjadi lembaga yang menyatuni sebagian umat. 41
Menciptakan peradaban yang eksis, normative, ideologis dan sarat
transformasi sosial dalam tulang punggung ummat Islam merupakan peradaban yang
harus senantiasa terpelihara dengan baik selain berkomitmen merealisasikan iman
dalam pelataran praksis sosial. Walau bagaimanapun juga respon terhadap agama
dalam berbagai masa dan bangsa memiliki intensitas dan kecendrungan yang berbeda.
Hal itu ditentukan oleh aset pengetahuan dan kadar penghayatan yang dimilikinya.
Kebanyakan para juru da'wah dan para guru hanya mengisi otak masyarakat
dengan pemikiran dan pengetahuan agama yang diulang-ulang, dihafal, yang tidak
didukung dengan dalil yang diturunkan oleh Allah SWT serta dalil-dalil hukum
agama. Mereka hanya menyampaikan tafsir Israiliyat, dan hadis-hadis lemah
dan maudhu, yang tidak ada sumbernya.
Perbuatan yang serupa dengan ini ialah kesibukan orang-orang terhadap
masalah-masalah khilafiyah antara satu mazhab dengan mazhab yang lain; atau
41 Ibid
menyulut pertarungan bersama gerakan tasawuf, atau berbagai kelompok
tasawuf, dengan berbagai persoalannya yang termasuk sunnah dan bid'ah, yang
betul-betul menyimpang. Kita mesti membuat prioritas terhadap masalah ini dan tidak
boleh membuat generalisasi dalam hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah
tersebut.
Sebagai bentuk komitmen Pesantren Basmala kepada masa depan generasi
muda khususnya mahasiswa, dicetuskanlah Program Santri Mahasiswa Siap
Berprestasi (SMS-B). Program ini bertujuan untuk menyelamatkan anak bangsa dari
kehancuran dengan mencipta kos-kosan Islami yang sehat, aman, nyaman, dan bebas
dari free sex. Tempat yang mendukung untuk belajar. Memupuk jiwa kemandirian.
Entrepreneurship, leadership serta semangat berprestasi.
Adapun materi pelaksanaan aktivitas dakwah Habiburrahman El Shirazy
melalui Pesantren Basmala penulis klasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Kepesantrenan
a. Fiqh Sunnah
b. Matan Tankrib
c. Tafsir al-Maraghi
d. Ayatul Ahkam
e. Majelis Taklim dan doa Wisata Ruhani
f. Qiyamul Lail
g. Manajemen Berbasis Qur’an
2. Kekaryaan
a. Belajar Menulis di Wisata Ruhani (BMW)
b. Sekolah Penulis Mujahid Pena Basmala (SPMB)
c. Tausiyah cinta, motivasi, dan budaya
d. Oubond, Camping Islami
3. Kewirausahaan
a. Toko Buku (Showroom)
b. Telemaketing (menjual produk door to door)
c. Enterpreneur Training For Student
Salah satu kegiatan yang diminati oleh santrinya adalah Belajar Menulis di
Wisata Ruhani. Belajar Menulis di Wisata Ruhani (BMW) merupakan program
pelatihan menulis yang dibimbing langsung oleh Habiburrahman El Shirazy, namun
jika Kang Abik berhalangan hadir, maka akan digantikan dengan Ustadz Anif
Sirsaeba El Shirazy, MBQ (Pengasuh Pesantren Basmala dan Majlis Ta’lim Wisata
Ruhani). Ustadz serba bisa tersebut tidak saja seorang motivator handal, tapi juga
penulis, public speaker, sekaligus manager Habiburrahman El Shirazy
Karena kesibukan Kang Abik di luar pesantren dan suksesnya karya-karya
beliau melalui novel Islami, serta mengharuskan beliau sering ke luar kota, maka
sebagian tugas-tugas beliau sebagai pengasuh Pesantren sering digantikan dengan
Kang Anif Sirsaeba. Namun demikian, Kang Abik berusaha untuk datang sesering
mungkin ke Pesantren Basmala walaupun hanya seminggu sekali bahkan sebulan
sekali.
Program Kerja
a. Peningkatan Mutu Pendidikan
• Memantapkan/menyempurnakan kurikulum
• Menjadi pusat Wisata Ruhani di Indonesia
b. Pembangunan Fisik
• Memperluas asrama mahasiswa
• Mempunyai tempat untuk berkumpulnya para santri
c. Penggalian Dana dan Pengembangannya
• Pemasukan uang dari hasil royalti dan pendapatan penjualan buku
karya Kang Abik, Kang Anif, dan beberapa santri yang telah
menghasilkan karya.
• Memberikan wewenang lebih bertamggung jawab dan memperluas
usahanya terutama mengembangkan unit usaha keluarga.
d. Pengkaderan dan Penempatannya
• Diperlukan kader-kader untuk mengelola Pesantren di masa depan.
• Kader-kader disiapkan untuk mengabdi di Pesantren Basmala sebagai
motivator dan tenaga pengajar.
• Memperbanyak pengiriman kader-kader ke luar pesantren sesuai
dengan bidang yang dimilikinya.
e. Pengabdian Masyarakat
• Menggiatkan Lembaga Dakwah dan Pengembangan Masyarakat untuk
aktivitas santri-santri dengan memberikan keluasaan bergerak dengan
latihan dan menambah bobot kemampuan sebagai calon pemimpin dan
kader umat.
Habiburrahman El Shirazy adalah guru spiritual yang dapat memberikan
semangat beragama, beliau mengajarkan lebih baik banyak bekerja daripada banyak
berbicara, beliau juga mengajarkan ilmu semangat kemandirian dan semangat
pengorbanan. Sedangkan Pesantren Basmala adalah pesantren yang dapat membina
dan mencetak generasi muda dengan penuh karya, mandiri dan Islami.
Berdakwah dengan beramal adalah tindakan yang paling tepat. Bagi Kang
Abik “Beramal itu adalah mengerjakan sesuatu hal yang bermutu yang pantas dilihat,
dirasakan, dan diketahui oleh siapa pun sepanjang sejarah, sesuatu hal yang dapat
dinikmati siapa pun. Sebagai umat Islam yang merasa memiliki tanggung jawab,
menunjukkan dengan apa pun dengan kemampuan dan kesanggupan. Misalnya, jika
kita memiliki kemampuan memimpin sesuatu hal, maka sebaiknya memimpin Demi
Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Apabila dapat beramal, maka
beramallah Demi Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman”42
42 El Shirazy, Fenomena, h. 225
Di antara pemberian prioritas yang dibenarkan oleh agama ialah prioritas
ilmu atas amal. Ilmu itu harus didahulukan atas amal, karena ilmu merupakan
petunjuk dan pemberi arah amal yang akan dilakukan. Dalam hadits Mu'adz
disebutkan, "ilmu, itu pemimpin, dan amal adalah pengikutnya."43
Sebagai Pimpinan Pesantren Kang Abik mempunyai visi sebagai umat Islam
yaitu “melakukan amal sholeh, dalam rangka menegakkan kalimat-kalimat Allah
untuk mencapai Ridha-Nya. Dan yakin dengan adanya visi tersebut, maka Allah akan
memberikan hidup bertabur penuh dengan pesona dan berkualitas”.44
Pelaksanan aktivitas dakwah Habiburrahman El Shirazy di Pesantren Basmala
cukup efektif dan efisien dalam mengembangkan potensi generasi muda, khususnya
para mahasiswa. Karena selain dapat belajar agama, para santri juga dapat belajar
menulis dan termotivasi menghasilkan karya, serta dapat belajar menjadi wirausaha.
Selain itu belajar di Pesantren Basmala dapat menumbuhkan jiwa rasa kemandirian,
kesederhanaan, keihlasan, serta jiwa bebas berfikir dan berpendapat yang dapat
berguna di masa depannya kelak.
Tugas terpenting yang mesti kita lakukan pada saat ini apabila kita hendak
melakukan perbaikan terhadap keadaan umat ialah dengan melakukan permulaan
yang tepat, yaitu membina manusia dengan pembinaan yang hakiki dan bukan
hanya dalam bentuk luarnya saja. Tipologi ini mengarah kepada totalitas
membumikan ajaran-ajaran agama secara utuh dan konsisten Kita harus membina
43 Qardhawi Yusuf, Fiqh Prioritas 44 Ibid, h. 228
akal, ruh, tubuh, dan perilaku manusi secara seimbang demi terciptanya harmonisasi
hubungan vertikal. Pembinaan akal dilakukan dengan pendidikan. Pembinaan ruh
dilaksanakan dengan ibadah. Pembinaan jasmani ditempuh dengan olahraga.
Pembinaan kemudian berlanjut kearah pembentukan identitas, disiplin dan
integritas. Sedangkan proses akulturasi kemasyarakatannya dilaksanakan dalam
bentuk kerjasama-kerjasama serta membina dunia politik dengan penyadaran.
Tugas berat ummat Islam adalah menjaga prestasi agama yang monumental
dalam menegakkan etika dan membimbing transformasi sosial di era kehidupan
modern agar tidak merugi kelak di dunia dan akhirat, sebagaimana disebutkan dalam
firman Allah SWT: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada
dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat- menasihati supaya
menetapi kesabaran."(al-'Ashr: 1-3)
B. Metode Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala
Ketika kita membahas tentang metode dakwah, pada umumnya merujuk pada
Surat An-Nahl 16/125:
S(�� q�>?�� /�%�$�� �}�>w��
)Y�☺T)�L����w )Y&#)����☺L����
)Y��56Y�L��� [ ���L�)N �F�
DU�O����w ��)+ �356278 q �P��
�}�w�� ���+ ��>B2�8 3�☺�w ��5-
3�� �)8��%�$�� [ ���+� ��>B2�8
�If)N�v2��☺L����w ,-c�/
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. An-
Nahl/16:125)
Pendidikan yang baik menurut Habiburrahman El Shirazy harus diawali
dengan mendidik dirinya sendiri. Pendakwah yang baik adalah yang dengan dakwah,
dirinya akan semakin baik. Oleh karena itu, sekuat tenaga kita harus menjadi contoh,
mendidik dengan keteladanan.
Lalu, minimalisasi perintah dan larangan. Aktifkan bagaimana orang bisa
melakukan sesuatu bukan karena ancaman atau larangan, melainkan karena
pemahaman yang tepat. Oleh karena itu, ajakan berdialog, memahami, dan diskusi
seharusnya menjadi kunci agar orang berbuat bukan karena takut, melainkan karena
nikmat berbuat kebaikan.
Beri kesempatan, kepercayaan, dan motivasi agar selalu bersemangat
mengaplikasikan ilmu yang telah dimilikinya. Jatuh bangun adalah hal yang lumrah,
yang penting selalu belajar dan berlatih secara sistematis berkesinambungan.
Di samping itu, Kang Abik tidak menghendaki santrinya menduplikasi mentah-
mentah gurunya. Pendidikan menurutnya adalah dengan membantu para santri untuk
menemukan dan mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan bakat dan
kemampuannya masing-masing. Dengan demikian, bisa bersinergi satu sama lain dan
bisa melakukan sesuatu yang lebih baik.
Metode dakwah yang digunakan oleh Kang Abik adalah metode dakwah Bi
Mauizatil Hasanah, maksudnya ialah nasihat-nasihat yang baik atau memberi
peringatan, kata-kata, ucapan dan teguran yang baik
Kang Abik selalu mengacu kepada metode yang dicontohkan oleh Rasulullah
saw. Ketika beliau ingin agar santri bersikap lebih dewasa dan mandiri, beliau
memulai dari diri sendiri. Di samping itu, Kang Abik selalu memulainya dari hati.
Yang selalu inginkan adalah kebaikan. Ketika santri melakukan kesalahan, yang
beliau inginkan adalah bagaimana agar santri berubah jadi lebih baik. Itulah yang
menyebabkan pendidikannya efektif karena berangkat dari hati.
Kang Abik menggunakan system learning by doing atau pengajaran dalam
bentuk aktivitas. Di samping itu, beliau memberikan suri tauladan atau dengan contoh
yang dilakukan. Sebagaimana yang difirmankan Allah, “Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan” (QS Ash-Shaff
(61):3).
Merekrut manusia ke jalan Allah SWT merupakan amaliyah yang mahal. Tidak
cukup hanya dengan sekali sentuhan. Harus ada pembinaan yang terus-menerus.
Karenanya, diperlukan dakwah fardiyah. Dakwah yang lebih fokus dan personal.
Yang perlu diperhatikan, pertama berupaya membina hubungan dan mengenal
setiap orang yang hendak didakwahi dan membangun komunikasi serta silaturahim
dengan baik. Upaya ini untuk menarik simpati agar hatinya lebih terbuka sehingga
pembicaraan berikutnya dapat berlangsung terus.
Tidak salah dan tetap terhormat jika dirinya sekaligus berperan sebagai teman
curhat bagi jamaah. Namun, tetap harus memperhatikan dan menjaga syariat-Nya.
Banyak ustadz tidak mampu menjaga diri, akhirnya terlibat terlalu dalam pada
persoalan jamaah, semisal terjerat bara percintaan. Ini menyebabkan mereka
meninggalkan tugas utama, yaitu berdakwah.
Kedua, membantu memperbaiki keadaan jamaah dengan mengenalkan yang
bernuansa ketaatan. Pada tahap ini perlu bahan-bahan bacaan sederhana, seperti
dasar-dasar Islam. Perlu juga diperkenalkan dengan lingkungan yang baik dan
komunitas masyarakat yang shaleh agar dapat menjaga nilai-nilai yang telah tertanam
dan meneladani kehidupan orang shaleh.
"Dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi
gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-
orang yang sabar" (QS Al-Anfal : 46)
Di Pesantren Basmala para santri diberikan kebebasan yang seluas-luasnya.
Mereka dididik untuk bebas berfikir dan berbuat, bebas dalam menentukkan, bebas
dalam memilih jalan hidup di dalam masyarakat kelak.
Makna kebebasan harus dikembalikan kepada aslinya, yaitu bebas di dalam
garis-garis disiplin yang positif, dengan penuh tanggung jawab, bebas dari dominasi
hawa nafsu yang senantiasa menyeret manusia kearah kejahatan.
Di antara nilai-nilai kemanusiaan yang juga sangat diperhatikan oleh Islam
adalah "kebebasan," yang dengannya dapat menyelamatkan manusia dari segala
bentuk tekanan, paksaan, kediktatoran dan penjajahan. Selain itu juga bisa
menjadikan manusia sebagai pemimpin dalam kehidupan ini, tetapi pada saat yang
sama ia juga sebagai hamba Allah.
Kebebasan di sini meliputi: kebebasan beragama, kebebasan berfikir, kebebasan
berpolitik, kebebasan madaniyah (bertempat tinggal) dan segala bentuk kebebasan
yang hakiki dalam kebenaran .
Yang kita maksud dengan kebebasan agama adalah kebebasan dalam beraqidah
(berkeyakinan) dan kebebasan melakukan ibadah. Maka tidak diterima keislaman
seseorang di saat ia dipaksa untuk meninggalkan agama yang ia cintai dan ia peluk,
atau dipaksa untuk memeluk agama yang tidak ia sukai."ash-nash” Al Qur'an secara
terang-terangan melarang tindakan seperti itu, sebagaimana tersebut dalam ayat
Makkiyah:
"Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya?" (Yunus: 99)
Salah contoh dari kebebasan berfikir yang diterapkan dari Kang Abik adalah
ketika sedang mendalami Fiqh Sunnah, Kang Abik tidak hanya memilih dari satu
madzhab saja, tetapi beliau membuka dan menjelaskan empat madzhab sekaligus,
lalu dikembalikan kepada santri mau memilih dan melaksanakan yang mana saja,
tanpa paksaan.
Katakanlah, "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat
(letetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita
sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak
(pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lainnya sebagai tuhan selain Allah.
Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, "Saksikanlah, bahwa kami
adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (Ali Imran: 64)
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Aktivitas Dakwah
Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala
1. Faktor Pendukung
Menurut Habiburrahman El Shirazy, faktor pendukung dalam menjalankan
aktivitas dakwah di Pesantren Basmala adalah niat yang kuat dan mempunyai jiwa
keihlasan.
Islam memberikan penghargaan terhadap setiap hal yang dapat mendorong
untuk berbuat baik, tujuan yang mulia dan niat yang bagus, baik dalam perundang-
undangannya maupun dalam seluruh pengarahannya. Untuk itulah maka Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya semua amal itu harus disertai dengan niat (ikhlas karena
Allah), dan setiap orang dinilai menurut niatnya." (Riwayat Bukhari)
Beliau sangat sungguh-sungguh dalam menjaga niat dalam mencari ilmu dan
mendirikan serta mengembangkan Pesantren Basmala. Jangan sampai hanya untuk
status duniawi belaka namun justru untuk kian dekat dengan Allah dan menjadi bekal
pulang ke akhirat. Juga sungguh-sungguh dalam mencari kebenaran hakiki bukan
yang sesuai dengan selera nafsu belaka. Dan sekecil apapun ilmu yang didapatkan
harus bersungguh-sungguh untuk mengamalkannya, dengan keyakinan bahwa Allah
akan membimbing untuk mendapatkan ilmu yang lebih bermanfaat.
Beliau yakin benar bahwa Allah sangat mengetahui kekurangan dan kelemahan
hamba-Nya ini dan tak akan mengecewakan serta membiarkan tergelincir apabila kita
bersungguh-sungguh hanya mencari ridha-Nya.
“Jika suasana keikhlasan tidak ada, niscaya tidak akan mungkin maksud yang
baik akan tercapai, lebih-lebih dalam masyarakat pendidikan seperti Pesantren
Basmala”45
Ikhlas dalam pergaulan, ikhlas dalam nasehat-menasehati, ikhlas memimpin,
ikhlas dipimpin, ikhlas dalam menjalankan disiplin, dan ikhlas dalam menerima
segala petunjuk.
Pesantren Basmala maupun Kang Abik sendiri tidak ada maksud untuk untung
sendiri, menang sendiri dan sebagainya. Semuanya untuk kemajuan bersama dan
keuntungan bersama. Disamping itu juga bersama-sama berkorban dan bersama-sama
berjasa serta bersama-sama beramal.
Dengan mental yang kuat inilah, yaitu niat yang kuat diiringi dengan jiwa
keihlasan, Pesantren maupun semua elemen yang ada di dalamnya dapat menghadapi
masa depan dengan penuh optimis. Suasana keikhlasan ini tetap dipelihara sejak
berdirinya Pesantren Basmala hingga saat ini.
45
2. Faktor Penghambat
Permasalahan yang menghadang seorang da’I di tengah medan dakwah adalah
permasalahan yang muncul dari dalam dirinya, padahal orang yang tidak memiliki
sesuatu tidak akan bisa memberikan sesuatu tersebut. Seseorang yang tidak memiliki
kunci, maka sulit baginya untuk masuk. Manusia yang hatinya terkunci sehingga sulit
dimasuki oleh dakwah, bagaikan brankas besar yang sebenarnya dapat dibuka hanya
dengan kunci yang kecil. Demikianlah persoalannya, yang sesungguhnya kembali
kepada diri sang da’I itu sendiri, yakni menyangkut potensi dirinya secara ruhiah, di
samping kecakapannya untuk membuat program, serta ketahanan dalam
mewujudkannya.
Faktor penghambat aktivitas dakwah Habiburrahman El Shirazy di Pesantren
Basmala adalah dari segi fisik, pesantren Basmala belum mempunyai aula tempat
berkumpulnya para santri, selama ini jika ada perkumpulan yang melibatkan seluruh
santri binaan,maka dipusatkan di aula Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Kemudian dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) masih sedikit, karena pesantren
Basmala masih dalam tahap perintisan, jadi peningkatan kapasitas sekuat mungkin.
Pimpinan Pesantren, Tenaga pengajar, motivator, masih dipimpin langsung oleh
Habiburrahman El Shirazy dan adiknya Anif Sirsaeba. Faktor penghambat lainnya
adalah mental paradigma mahasiswa untuk mempunyai jiwa kemandirian dan
kewirausahaan sangat sulit, harus terus diberikan motivasi dan pelatihan-pelatihan
agar mahasiswa mempunyai kesadaran sendiri dan nantinya akan menjadi generasi
yang berjiwa mandiri, beretos kerja tinggi dan memilki semangat berprestasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap Aktivitas Dakwah
Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala, maka penulis dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren
Basmala dalam bentuk dakwah Bil-Lisan, bil-Qalam, dan bil-Haal.
Dakwah bil lisan Habiburrahman El Shirazy adalah dengan berbicara dalam
pergaulannya sehari-hari yang disertai dengan lemah lembut berdasarkan misi
agama, yaitu agama Islam, mengingatkan orang lain jika berbuat salah baik dalam
ibadah maupun dalam perbuatan, memberikan bimbingan dan penyuluhan
problem kehidupan agar mampu melaksanakan agamanya dengan baik.
Sedangkan bentuk kegiatan dakwah lainnya Habiburrahman El Shirazy di
Pesantren Basmala yaitu melalui dakwah bil-Qalam adalah Salah satu kegiatan
yang diminati oleh santrinya meliputi Belajar Menulis di Wisata Ruhani. Belajar
Menulis di Wisata Ruhani (BMW) merupakan program pelatihan menulis yang
dibimbing langsung oleh Habiburrahman El Shirazy, namun jika Kang Abik
berhalangan hadir, maka akan digantikan dengan Ustadz Anif Sirsaeba El
Shirazy, MBQ (Pengasuh Pesantren Basmala dan Majlis Ta’lim Wisata Ruhani).
2. Metode Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala Metode
dakwah yang digunakan oleh Kang Abik adalah metode dakwah Bi Mauizatil
Hasanah, maksudnya ialah nasihat-nasihat yang baik atau memberi peringatan,
kata-kata, ucapan dan teguran yang baik
Kang Abik selalu mengacu kepada metode yang dicontohkan oleh Rasulullah
saw. Ketika beliau ingin agar santri bersikap lebih dewasa dan mandiri, beliau
memulai dari diri sendiri. Di samping itu, Kang Abik selalu memulainya dari hati.
Yang selalu inginkan adalah kebaikan. Ketika santri melakukan kesalahan, yang
beliau inginkan adalah bagaimana agar santri berubah jadi lebih baik. Itulah yang
menyebabkan pendidikannya efektif karena berangkat dari hati.
3. Faktor Pendukung Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren
Basmala adalah niat yang kuat dan mempunyai jiwa keikhlasan, sedangkan
faktor penghambatnya adalah dari segi fisik, pesantren Basmala belum
mempunyai aula tempat berkumpulnya para santri, selama ini jika ada
perkumpulan yang melibatkan seluruh santri binaan,maka dipusatkan di aula
Universitas Negeri Semarang (UNNES). Lalu dari segi Sumber Daya Manusia
(SDM) masih sedikit, karena pesantren Basmala masih dalam tahap perintisan,
jadi peningkatan kapasitas sekuat mungkin. Faktor penghambat lainnya adalah
mental paradigma mahasiswa untuk mempunyai jiwa kemandirian dan
kewirausahaan sangat sulit, harus terus diberikan motivasi dan pelatihan-pelatihan
agar mahasiswa mempunyai kesadaran sendiri dan nantinya akan menjadi
generasi yang berjiwa mandiri, beretos kerja tinggi dan memiliki semangat
berprestasi
B. Saran-saran