Aktivitas Antimikroba Bawang Putih

download Aktivitas Antimikroba Bawang Putih

of 13

description

aktivitas antimikroba bawang putih

Transcript of Aktivitas Antimikroba Bawang Putih

AKTIVITAS ANTIMIKROBA BAWANG PUTIHA. JUDUL PENELITIANAKTIVITAS ANTIMIKROBA BAWANG PUTIH

B. PENDAHULUAN1. Latar Belakang MasalahMikrobiologi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari organisme (makhluk) kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop.Organisme kecil itu disebut dengan mikroorganisma, mikroorganisme, mikroba, microbe, protista atau jasad renik. Pada umumnya diambil ketentuan, bahwa semua makhluk hidup yang berukuran beberapa micron atau lebih kecil lagi disebut mikroba (Waluyo, 2004).Dunia mikroba terdiri dari berbagai kelompok jasad renik. Salah satunya adalah bakteri. Bakteri merupakan salah satu kelompok mikroba yang bersel satu atau uniseluler, tidak berklorofil, berkembang biak dengan membelah diri, sedemikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop (Dwijoseputro, 1987). Di antara bakteri yang sudah dikenal diantaranya adalah E.ColidanSalmonella thypi.Escherichia colimerupakan flora normal dalam saluran pencernaan manusia dan hewan (Pelczar dan Chan, 1996).Escherichia colibiasanya terdapat pada air yang telah tercemar atau sudah terkontaminasi oleh tinja (kotoran).Escherichia colidalam jumlah yang sedikit dapat menguntungkan bagi tubuh manusia karena dapat mensintesa berbagai macam vitamin, di antaranya vitamin B1 dan vitamin K, tetapi dalam keadaan jumlah yang basar dapat merugikan karena merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit mencret atau diare (Herlin, 2003).Penyakit diare merupakan penyakit infeksi yang salah satu penyebabnya adalah bakteri. Bakteri ini dapat menempel pada dinding usus yang menyebabkan kerusakan pada dinding usus dan mengeluarkan cairan serta lender pada usus yang terkena infeksi tersebut (Syam, 2004). Pada keadaan tertentu, infeksi akibat bakteri ini juga dapat menyebabkan pendarahan. Orang yang menderita diare pada umumnya sering buang air besar yang encer juga pada kotorannya terdapat darah.SelainEsecherichia coli, Salmonella juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan. Salmonella bisa terdapat pada makanan dalam jumlah tinggi, tetapi tidak selalu menimbulkan perubahan dalam hal warna, bau, maupun rasa dalam makanan tersebut. Menurut Supardi dan Sukamto (1999) bahwa Semakin tinggi jumlah Salmonella di dalam suatu makanan, semakin besar timbulnya gejala infeksi pada orang yang menelan makanan tersebut, dan semakin cepat waktu inkubasi sampai timbulnya gejala infeksi.Salmonella dapat menimbulkan penyakit, salah satunya adalah demam tifoid. Demam tifoid atau demam enteric adalah penyakit yang disebabkan oleh kumanSalmonella thypii. Menurut Syahrurachman (2004) bahwa Tifoid berasal dari bahasa Yunani yang berarti smoke, karena terjadi penguapan panas tubuh dan gangguan kesadaran akibat demam tinggi. Masa inkubasi demam tifoid umumnya1 2 minggu, dapat lebih singkat yaitu 3 hari atau lebih panjang selama 2 bulan. Gejala dari penyakit ini adalah demam tinggi pada minggu ke-2 dan ke-3 sakit.Untuk mengurangi bakteri yang merugikan diperlukan suatu bentuk pengendalian pertumbuhan bakteri. Menurut Pelczar dan Chan (1996) bahwa pengendalian adalah segala kegiatan yang dapat menghambat pertumbuhan, membasmi atau menyingkirkan mikroorganisme. Mikroorganisme dapat disingkarkan, dihambat atau dibunuh dengan sarana atau proses fisik atau dengan zat kimia tertentu.Khusus pengendalian secara kimia, diperlukan suatu zat anti bakteri, sehingga jumlah bakteri dapat dikendalikan dengan cara menghambat pertumbuhannya. Secara umum zat antibakteri dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang mengarah pada kematian sel bakteri. Beberapa perubahan itu di antaranya adalah kerusakan dinding sel, perubahan permeabilitas membran sel, perubahan protein dan asam nukleat, penghambatan kinerja enzim dan penghambatan sintesa DNA dan RNA serta protein (Riastianti, 2000).Zat antibakteri sangat banyak jenisnya, dapat berasal dari alam atau bisa dibuat oleh manusia. Yang paling banyak didapatkan adalah yang berasal dari alam. Salah satu tanaman yang mengandung zat anti bakteri adalah bawang putih (Allium sativum).Bawang putih merupakan salah satu bahan alami yang bersifat menghambat bakteri. Bawang putih memiliki banyak manfaat antara lain anti bakteri (membunuh bakteriE. coli,P. mirabilis, S. thypii,V. cholerae), antijamur (menghambat pertumbuhan Candida albicans, Microsporum, Cryptococus neoformans (Handayani,). Bawang putih mampu membunuh mikroba penyebab tuberkulose, dipteri, typhoid, disentri dan gonorhoe (Calvallito, dalam Syamsudin, 1994). Selain itu bawang putih dapat menyembuhkan berbagai penyakit antara lain hipertensi, sakit kepala, flu, disentri, batuk, bisul yang baru tumbuh, luka akibat terkena benda tajam berkarat, cacingan, nyeri haid, migraine, perut kembung, cholera, maag, asma, masuk angin, ambeien, lemah syahwat, digigit serangga beracun dan mempunyai kemampuan menurunkan kadar kolesterol (Anonim, 2006).Bawang putih mengandung minyak atsiri, yang bersifat antibakteri dan antiseptik (Anonim, 2006). Bawang putih menghasilkan bau khas yang tidak sedap.Jenis senyawa yang menentukan bau khas bawang putih yaitu allisin yang mempunyai daya antibakteri yang kuat (Wibowo, 2006). Bawang putih dapat beraksi sebagai antibakteri dan antiviral karena bawang putih mengandung ekstrak sulphur yang memberi nilai lebih dalam kesehatan (Suririnah, 2005).Menurut Rollins dan Joseph (dalam Norell, 1996) bahwa konsentrasi terendah dan pada pengenceran tertinggi dari antibakteri dapat mencegah timbulnya kekeruhan bakteri yang merupakan hambatan konsentrasi minimal (MIC).Dalam upaya penghambatan, pertumbuhan mikroorganismeutamanya bakteriEscherichia colidanSalmonella typii, maka kita dapat menggunakan bahan alami yang sifatnya dapat menghambat pertumbuhan bakteri, bahan itu di antaranya adalah bawang putih (Allium sativum).3. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah adalah:1. Patogenitas bakteriEscherichia colidanSalmonella typii.2. Kandunganantibakteri padabawang putih3. Aktivitas antibakteri bawang putih terhadapEscherichiacoli4. Aktivitas antibakteri bawang putih terhadapSalmonella typii.4. Pembatasan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi masalah penelitian ini dibatasi pada aktivitas antibakteri bawang putih terhadapEscherichia colidanSalmonella typii.

D. PERUMUSAN MASALAHBerdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:1.Bagaimanakah aktivitas antibakteri bawang putih terhadap bakteriEscherchia coli?2.Bagaimanakah aktivitas antibakteri bawang putih terhadap bakteriSalmonella tyhpii?D. TINJAUAN PUSTAKA1.Escherchia coliEsherichia colimerupakan salah satu jenis kelompok bakteri yang sangat dihindari kehadirannya di dalam suatu benda yang berhubungan dengan kepentingan manusia, walaupun bakteri ini asalnya justru dari tinja manusia. BakteriEsherichia coliadalah salah satu jenis bakteri golongancoliform,yaitu golongan bakteri sebagai indikator adanya jasad yang berbahaya dalam air, bahan makanan dan sebagainya. Bakteri ini mempunyai sifat yaitu termasuk gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora dan mampu memfermentasikan kaldu laktosa pada temperatur 37oC, membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam (Suriawiria, 1986).Esherichia colidapat hidup normal dalam saluran pencernaan, dan terdapat beberapa galur tertentu yang menyebabkan peradangan selaput lendir perut dan usus (Gastroenteritis), yang biasanya menyerang manusia dan hewan. Menurut Pelczar dan Chan (1996) bahwa Esherichia colimerupakan penghuni normal dalam saluran pencernaan manusia dan hewan. Oleh sebab itu dapat dikatakan air yang telah tercemar atau terkontaminasi oleh tinja dapat dikatakan telah mengandungEsherichia coli.BakteriEsherichia coliberbentuk batang (basil) lurus, mempunyai panjang 1,1 1,5 mikrometer dengan diameter 2 6 mikrometer, motil dengan flagellum peritrikus, bersifat gram negatif dan mampu tumbuh dengan mudah pada medium sederhana (Pelczar dan Chan, 1996).2.Salmonella thypiiSalmonella sering bersifat pathogen untuk manusia atau hewan bila masukmelalui mulut. Bakteri ini ditularkan dari hewan atau produk hewan kepada manusia, dan menyebabkan enteriritis, infeksi sistemik, dan demam enterik. Menurut Ewing (dalam Syarurachman,1994). bahwa Salmonella diklasifikasikan dalam 3 spesies yaitu: 1.Salmonella choleraesuis, 2.Salmonella thypi, 3.Salmonella enteritidis, dan bakteri dengan tipe antigenic yang lain dimasukkan ke dalam serotype dariSalmonella parathypi enteritidisbukan sebagai spesies baru.Syahrurachman (1994) menjelaskan bahwa Salmonella berbentuk batang, tidak berspora, pada pewarnaan gram bersifat negative gram, ukuran 1-3,5 m 0,5-0,8 m, besar koloni rata-rata 2-4 mm, memiliki flagel peritrikh kecualiSalmonella pullorumdanSalmonella gallinarum, (seperti pada gambar 1). Salmonella mudah tumbuh pada pembenihan biasa. Bakteri ini dapat hidup dalam air beku untuk jangka waktu yang cukup lama.Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu (misalnya hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium deoksikolat) yang menghambat bakteri lainnya, karena itu senyawa ini bermanfaat untuk dimasukkan dalam pembenihan yang dipakai untuk mengisolasi Salmonella dari tinja.

Gambar 1: BakteriSalmonella(Anonim, 2003)

3. Konsep Pertumbuhan dan Pengendalian BakteriIstilah pertumbuhan umum digunakan untuk bakteri dan mikroorganisme lain dan biasanya mengacu pada perubahan hasil panen (pertambahan total masa sel). Pelczar dan Chan (1988) menyatakan bahwa Pertumbuhan bakteri mengacupada pertam bahan jumlah, massa dan ukuran yang melebihi dalam inokulum asalnya. Pertumbuhan tersebut selalu mengikuti pola fase pertumbuhan bakteri, yaitu fase lambat, logaritmik/eksponensial, statis dan kematian/penurunan.Sedangkan pengendalian diartikan sebagai segala kegiatan yang dapat menghambat atau membasmi mikroorganisme yang berada pada bahan atau lingkungan melalui sarana fisikdan senyawa/bahan kimia.Adanya serangan suatu bahan kimia sebagai zat antibakteri dapat mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang mengarah pada kerusakan sehingga dapat menghambat pertumbuhan sel bakteri tersebut. Beberapa perubahan tersebut antara lain disebutkan oleh Pelczar dan Chan (1988) adalah 1). Kerusakan dinding sel; 2). Penghambatan kerja enzim; 3). Perubahan permea-bilitas sel; 4). Perubahan dan penghambatan sintesis asam nukleat dan protein.4. Uji Kepekaan BakteriDaya hambat suatu bakteri bisa dilihat dengan uji kepekaan bakteri tersebut terhadap antibiotic. Uji kepekaan bakteri dipergunakan untuk menentukan kepekaan suatu bakteri patogen terhadap antibiotika yang akan dipergunakan untuk pengobatan sehingga uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika ini sangat berguna untuk pengobatan.Ada beberapa cara penentuan kepekaan bakteri terhadap obat-obatan yang lazim digunakan, yaitu: 1) Cara difusi cakram (Disk diffususion), 2) Cara pengenceran tabung (Tube dilution), 3) Cara penipisan agar (Agar dilution), 4) E. Test, 5) Automated testSalah satu cara penentuan kepekaan kuman separti telah disebutkan di atas diantaranya cara difusi cakram. Saraswati (2002) menjelaskan difusi cakram paling banyak dipakai untuk menentukan kepekaan bakteri terhadap berbagai macam obat-obatan, hal ini disebabkan karena kesederhanaan tekniknya yang sangat mudah dipergunakan. Metode ini terutama cocok untuk digunakan pada bakteri golonganEnterobakteriaceae.Pada metode difusi cakram ini, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ukuran zona yaitu : kepadatan inokulum, waktu dari penggunaan cakram, suhu inkubasi, ukuran Petri kedalaman medium agar dan pemberian jarak pada cakram antibiotik, dan komposisi medium. (Saraswati, 2002).1.Kepadatan InokulumZona hambat akan menjadi besar meskipun kepekaan bakteri tidak berubah apabila inokulum terlalu sedikit. Maka secara relatif bakteri yang resisten mungkin dapat dilaporkan sebagai peka. Sebaliknya, jika inokulumnya terlalu padat, maka ukuran zona akan turun dan bakteri yang peka mungkin dilaporkan sebagai resisten.2. Waktu Dari Penggunaan CakramCawan Petri yang telah disemai bakteri yang akan diuji,apabila dibiarkan pada suhu kamar maka perkembangbiakan inokulum akan terjadi sebelum cakram digunakan. Hal ini menyebabkan turunnya diameter zona dan dapat mengakibatkan bakteri yang peka dilaporkan sebagai resisten.3.Suhu InkubasiUji kepekaan biasanya diinokulasi pada suhu 35-37C untuk pertumbuhanyang optimal. Jika suhu diturunkan, maka waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan yang efektif menjadi lebih panjang dan akan terbentuk zona-zona yang lebih besar. Pada suhu 35C koloni-koloni yang resisten dapat dilihat dengan mudah bila cawan Petri dibiarkan beberapa jam dalam suhu kamar.4.Waktu InkubasiTeknik inkubasi biasanya memakai waktu antara 16-18 jam. Namun dalam keadaan tertentu atau dalam keadaan darurat maka boleh dibuat setelah 6 jam.5.Ukuran Petri kedalaman medium agar dan pemberian jarak pada cakram antibioticUji kepekaan biasanya dilakukan dalam Petri berukuran 100 mm dan tidak lebih 5-6 cakram antibiotic pada setiap cawan Petri. Memberi jarak yang benar pada cakram adalah sangat penting untuk mencegah zona hambat yang tumpang tindih.6.Potensi Cakram AntibiotikaDiameter-diameter dari zona hambatan berhubungan dengan banyaknya obat di dalam cakram. Jika potensi obat turun akibat memburuknya obat selama penyimpanan maka zona hambat akan menunjukkan penurunan dalam ukuran sesuai dengan keadaan tersebut.7.Komposisi MediumKomposisi medium sangat mempengaruhi ukuran zona karena berpengaruh pada tingkat pertumbuhan organisme, tingkat difusi antibiotic dan keaktifan zatnya adalah sangat penting untuk menggunakan medium yang sesuai dengan metode tertentu.5. Bawang PutihBawang putih (Allium sativum) termasuk genus Afflum atau di Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30-75 cm, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih memanjang. Akar bawang putih terdiri serabut-serabut kecil yang berjumlah banyak.Menurut Handayani (ahli dari Departemen Kesehatan RI), bawang putih memiliki banyak manfaat antara lain anti bakteri (membunuh bakteriE. coli, P. mirabilis, Salmonella thypii, V. cholerae), antijamur (menghambat pertumbuhanCandida albicans, Microsporum, Cryptococus neoformans). Manfaat tersebut terutama karena bawang putih mengandung Allisin. Penelitian dari The American Society of Microbiologi Antimicrobial Agent and Chemoteraphy menjelaskan bahwa bawang putih meskipun menimbulkan bau yang tidak sedap namun dapat mengatasi berbagai infeksi yang dihasilkan oleh kuman-kuman. (Anonim, 2006). Menurut pakar dari Amerika Serikat, Calvallito (dalam Syamsudin, 1994) bahwa bawang putih mampu membunuh mikrobia penyebab tuberkulose, dipteri, typhoid, disentri, dan gonorhoe.Kandungan khas bawang putih, yaitu sejenis minyak atsiri yang disebutallicin, yang merupakan gugusan kimiawi terdiri atas beberapa jenis Sulfida dan paling banyak adalahallil sulfide. Sulfide ini kaya akan unsur belerang yang sangat mempengaruhi aroma bawang putih.Menurut Samsudin (1994) selain Allicin, umbi bawang putih mengandung bahan sebagai berikut:1.Alliin: Asam amino yang membentuk Allicin2.Sugar Regulation Faktor: Sejenis bahan yang dapat dimanfaatkandalam pengobatan diabetes.3.Antiarthritis Faktor:Zat atau factor anti rematik.4.Sinar gorwitch (gorwitch rays): sejenis sinar radiasi yang dapat merangsang pertumbuhan sel tubuh dan memiliki daya peremajaan.5.Antihaemolitityc Faktor: Factor anti lesu darah atau anti kurang sel darah merah.6.Selenium: Yaitu sejenis antioksida atau anti kerusakan sel tubuh, atau sejenis mikromineral yang sifatnya dapat menghindari penggumpalan darah.7.Allithiamine: Merupakan sumber ikatan biologis yang aktif dan vitamin B18.Antitoksin: Anti racun atau zat pembersih darah. Memiliki khasiat memperkuat daya tahan tubuh penderita asma.9.Scordinin: Zat yang dapat mempercepat perkembangan tubuh, berat badan, peningkatan energi dan pengobatan penyakit kardiovaskular.10.Methylallyl trisulfide: Yaitu pencegah terjadinya penggumpalan arah dan keampuhannya serba guna.

Selain itu, bawang putih dapat menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain: hipertensi, sakit kepala, flu, disentri, batuk, bisul yang baru tumbuh, luka yang terkena benda tajam berkarat, cacingan, nyeri haid, migraine, perut kembung, cholera, sakit maag, asma, batuk, masuk angin, ambeien, lemah syahwat, digigit serangga beracun, dan mempunyai kemampuan menurunkan kadar kolestrol. (Anonim, 2006).Adapun kandungan zat dalam bawang putih menurutIsmail (2002) adalah: protein 49%, minyak yang mengandung karbohidrat 25%, lemak 22%, garam 47%, dan air 6%6. Kerangka BerpikirBawang putih merupakan salah satu bahan alami yang bersifat menghambat bakteri, sehingga dikatakan bawang putih merupakan antibakteri. Bawang putih mengandung minyak atsiri, yang bersifat antibakteri. Selain itu bawang putih mengandung allisin yang mempunyai daya antibakteri yang kuat. Bawang putih dapat beraksi sebagai antibakteri karena bawang putih mengandung ekstrak sulphur yang memberi nilai lebih dalam kesehatan. Sebagai antibakteri, perlu diketahui aktivitasbawang putih terhadap beberapa bakteri diantaranyaEscherichia colidanSalmonella thypii.

F. TUJUAN PENELITIANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas antibakteri bawang putih terhadap bakteriEscherchia. ColidanSalmonella tyhpii.

A.MANFAAT PENELITIANPenelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi tentang penggunaan bawang putih (Allium sativum) sebagai zat yang dapat menghambat bakteri khususnya bakteriEsherichia colidanSalmonella thypii.H. METODE PENELITIAN1. Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.2. Waktu Dan Lokasi PenelitianPenelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan (April-Juli 2008) bertempat di laboratorium Mikrobiologi, FMIPA UNG.3. ObjekPenelitianObjek pada penelitian ini adalah bakteriEscherchia colidanSalmonella thypiiyang diperoleh dari biakan murni.2.Instrumen PenelitianAlat yang digunakanadalahautoclave, kompor gas, bunsen,hot plate(penangas), cawan petri,oven, ose, elenmeyer, rak tabung reaksi,laminar air flaw, gelas ukur, spatula, blender, tabung reaksi,incubator, timbangan digital, batang pengaduk dan pinset.Bahan-bahan yang digunakan adalah: bawang putih, alkohol 70%, bakteriEscherchia coli,Salmonella thypii,kapas, aquades steril, aluminium foil, Sellenit Cystin Brooth (SCB), Nutrient Agar (NA),5. Teknik Pengumpulan DataPenelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:1.Tahap Persiapan yang meliputi kegiatan sterilisasi alat dan bahan serta pembuatan mediumNutrient Agar.2. Prosedur Intia). Pembuatan Perasan Bawang PutihPada tahap pembuatan perasan bawang putih ini, pertama-tama bawang putih dikupas, dicuci sampai bersih. Setelah itu bawang putih diblender kemudian diperas hingga mencapai 12,5 ml, kemudian dibagi menjadi lima bagian, yaitu 0,5 ml perasan bawang putih dicampur dengan 9,5 ml aquadessudah merupakan suspensi dengan konsentrasi 5%, kemudian 2,5 ml perasan bawang putih dicampur dengan 7,5 ml aquades sudah merupakan suspensidengan konsentrasi 25%, dan 5 ml perasan bawang putih dicampur dengan 5 ml aquades sudah merupakan suspensi dengan konsentrasi 50%, selanjutnya 7,5 ml perasan bawang putih dicampur dengan 2,5 ml aquades sudah merupakan suspensi dengan konsentrasi 75% dan terakhir 10 ml perasan bawang putih yang merupakan konsentrasi 100%.b). Uji Aktivitas antibakteri Bawang Putih.Dalam melakukan uji daya hambat perasan bawang putih terhadap bakteriEscherchia colidanSalmonella thypii,maka terlebih dahulu kedua biakan tersebut diperbanyak dengan menggunakanSellenith Cysyen Brooth(SCB). Setelah itu diambil 1 ose biakan bakteri dari SCB kemudian dipindahkan ke dalam tabung yang berisi NA cair steril yang agak dingin sebanyak 15 ml. Tabung tersebut digelindingkan diantara kedua tangan agar inokulumnya bercampur secara merata. Selanjutnya isi tabung tersebut dituang ke dalam cawan petri. Selama penuangan medium, tutup cawan tidak boleh dibuka terlalu lebar untuk menghindari kontaminasi dari luar. Segera setelah penuangan, cawan petri digerakkan di atas meja secara hati-hati untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata, yaitu dengan gerakan melingkar atau gerakan seperti angka delapan. Setelah agar memadat, selanjutnya aktivitas antibakteri perasan bawang putih terhadap kedua jenis bakteridapat dilakukan dengan cara uji difusi cakram (disk diffusion test), seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Difusi CakramAdapun uji difusi cakram menurutNorell (1996) adalah sebagai berikut:1.Dipergunakan 5 lembar kertas saring yang dicelupkan pada suspensi lalu diletakkan pada lempengan agar yang mengandung biakan bakteri.2.Setelah itu dilakukan inkubasi selama 16-18 jam pada suhu 37C, maka akan terlihat zona hambatan (zones of inhibition) di sekeliling cakram dimana cakram ini adalah kertas saring yang telah dicelupkan pada suspensi3.Uji daya hambat biasanya dilakukan dengan petri berukuran 100 mm dan tidak lebih dari 5-6 disk anti bakteri pada setiap cawan Petri. Memberi jarak yang benar pada disk adalah sangat penting untuk mencegah zona hambat yang tumpang tindih.4.Hambatan akan terlihat sebagai daerah yang tidak memperlihatkan adanya pertumbuhan bakteri di sekitar cakram. Apabila jarak antara cakram dengan bakteri 14 mm atau lebih, maka dapat dinyatakan bahwa bakteri peka terhadap suspensi sehingga bisa dikatakan bahwa suspensi dapat menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi apabila jarak antara cakram dengan koloni bakteri bakteri 11 mm atau kurang maka dapat dikatakan bahwa bakteri resisten terhadap suspensi atau dengan kata lain suspensi tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Pengamatan tentang aktivitas antibakteri bawang putih terhadap bakteriEschercia colidanSalmonella thypiidapat diperoleh dengan mengukur zona hambat setiap suspensi perasan bawang putih terhadap bakteriEscherchiacolidanSalmonella thypii.

6. Teknik Analisis DataData yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan mengacu pada metode uji kepekaan bakteri dengan cara uji difusi cakram (disk diffusion test). Zona hambat yang terbentuk diukur yaitu dengan mengukur jarak antara cakram dengan bakteri.I. JADWAL/WAKTU PELAKSANAANKegiatanBulan ke-

123456

Persiapan:1. Penyusunan proposal2. Persiapan alat dan bahan

Operasional:1. Uji Laboratorium

Penyusunan laporan penelitian:1. Analisa hasil penelitian2. Penyusunan naskah/laporan penelitian

Penggandaan laporan penelitian

J. PERSONALIA PENELITIANPENELITI:a. Nama Lengkap dan Gelar: Wirnangsi Din Uno, S.Pd, M.Kesb. NIP: 132094017c. Pangkat dan Jabatan: Pembina/IVad. Tempat Penelitian/Alamat:Lab. Mikrobiologi/Jurusan biologi UNGe. Waktu Penelitian: 3 bulan (April-Juni 2008)

K. PRAKIRAAN BIAYA PENELITIANRekapitulasi Penggunaan Biaya Penelitian:No.KegiatanBiaya

1.Persiapan:a.Penyusunan Proposalb.Persiapan alat, bahan dan sewalaboratorium

Rp.250.000Rp. 1.500.000

2.Operasional:a. Uji Laboratorium

RP. 2.000.000

3.Penyusunan Laporan Penelitiana. Analisa hasil Penelitianb. Dokumentasic. Penyusunan naskah/laporan peneli- tianRp.150.000Rp.100.000Rp.250.000

4.Penggandaan laporan penelitianRp.250.000

JumlahRp. 4.500.000

Lampiran 1DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2003.Bentuk Bakteri Salmonella. Tersedia :http://www.google.com.Anonym. 2006.Manfaat Bawang Putih.Tersedia:http://www.google.com.Anonym, 2007.Bawang Putih, Alternatif Suplemen Antimikroba Ayam Pedaging.Tersedia: //www.poultryindonesia.com/modules.

Hanafiah,.K. 2003.Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Ismail, A.Muthalib. 2002.Bawang Dalam Pengobatan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Jawetz, Ernest. 1996.Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Kusnadi. 2003.Mikrobiologi. Bandung: JICA-IMSTEPNorell, A.S dan Messley.1996.Microbiology Laboratory Manual. USAPelczar, M dan Chan, E. 1986.Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Rismunandar. 1986.Membudidayakan 5 Jenis Bawang. Bandung:Penerbit Sinar Baru

Saraswati, D. 2002.Mikrobiologi Diagnostik. Buku tidak diterbitkan. Bandung: UNPAD.

Supardi, Imam dan Sukamto. 1999.MikrobiologiDalam Pengolahan dan Keamanan Pangan.Bandung: PenerbitAlumni

Suriawiria, Unus. 1995.Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Penerbit Angkasa.

Suririnah. 2005.Bawang Putih Si Kecil Yang Ampuh.Tersedia: Dr. Suririnahmyonnlinerecipe.com.

Syaruracman, Agus. (Eds). 1994. Buku AjarMikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binapura Aksara.

Syamsudin, U. 1994.Budidaya Bawang. Bandung: Percetakan Binacipta

Tarigan, Jenang.1998.Pengantar Mikrobiologi.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Wibowo, Singgih. 2006.Budi Daya Bawang. Jakarta: Penebar Swadaya