EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit...

53
PENGARUH PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM KAMPUNG YANG DIINFEKSI CACING Ascaridia galli SKRIPSI RANI PUDJI HASTUTI PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Transcript of EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit...

Page 1: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM

KAMPUNG YANG DIINFEKSI CACING Ascaridia galli

SKRIPSI RANI PUDJI HASTUTI

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 2: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

RINGKASAN

RANI PUDJI HASTUTI. D24103005. 2008. Pengaruh Penggunaan Bubuk Bawang Putih (Allium sativum) dalam Ransum terhadap Performa Ayam Kampung yang Diinfeksi Cacing Ascaridia galli. Skripsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Ir. Widya Hermana, MSi. Pembimbing Anggota : Dr.Ir. Sumiati, MSc. Pemeliharaan ayam kampung secara ekstensif atau tradisional menyebabkan kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang menyerang ayam kampung adalah gangguan parasit seperti terinfeksi cacing. Ascaridia galli merupakan cacing yang banyak menyerang usus halus pada unggas. Infeksi penyakit terhadap tubuh ternak menyebabkan perubahan patologis pada usus sehingga penyerapan zat-zat nutrisi terganggu akibatnya pertumbuhan menjadi terhambat. Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional yang memiliki zat aktif yaitu dialilsulfida yang dapat digunakan sebagai antelmintika dan allicin sebagai zat aktif yang diduga mempunyai daya bunuh parasit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bubuk bawang putih dalam ransum terhadap performa ayam kampung yang diinfeksi telur infektif cacing Ascaridia galli pada ayam umur 6 minggu dengan dosis 2.500 per ekor. Penelitian ini menggunakan 100 ekor DOC (Day Old Chick) ayam kampung. Ransum starter diberikan pada ayam umur 0-4 minggu, ransum grower diberikan pada ayam umur 4-9 minggu, dan pada umur 9-11 minggu diberikan ransum perlakuan yaitu P1 (ransum grower kontrol), P2 ( P1 + 2% piperazine sitrat dalam ransum), P3 ( P1 + 2,5% bubuk bawang putih dalam ransum), P4 ( P1+ 5,0% bubuk bawang putih dalam ransum), P5 ( P1 + 7,5% bubuk bawang putih dalam ransum). Perhitungan konsumsi pakan dan penimbangan bobot badan dilakukan setiap minggu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis ragam ( Analyses of Variance/ ANOVA), dan rataan yang berbeda nyata diuji dengan uji jarak Duncan. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, bobot badan akhir, dan mortalitas. Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian piperazine dan bubuk bawang putih pasca infeksi A. galli (umur 9-11 minggu) sangat nyata meningkatkan konsumsi ransum. Pemberian bubuk bawang putih sebesar 7,5% menghasilkan bobot badan akhir yang lebih tinggi dibandingkan pemberian 2% piperazine.

kata-kata kunci : bubuk bawang putih, performa ayam kampung (Gallus gallus), Ascaridia galli

Page 3: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

ABSTRACT

The Influence of Garlic Powder Utilization on Performances of Domestic Chicken Infected with Ascaridia galli

R. P. Hastuti., W. Hermana., Sumiati.

Ascaridia galli, a large round worm of poultry causes in the reduction of egg production, reduced growth rate in chicken and consequently responsible for economic loss to poultry industry. Several anthelmintics were used to control A. galli infection in chicken. The experiment was conducted to study the effect of garlic powder on feed comsumption, body weight gain, feed conversion, final body weight and mortality of domestic chicken (Gallus galus) infected by 2,500 Ascaridia galli infective eggs at one and half month of age.Three weeks after infection, the treatment diets were offered to the infected chicken for two weeks. The treatment diets were R1 = basal diet, R2 = R1 + Piperazine 2%, R3 = R1 + garlic powder 2.5%, R4 = R1 + garlic powder 5.0%, R5 = R1 + garlic powder 7.5%. A completely randomized design was used in the experiment. The data were analyzed with Analysis of Variance (ANOVA) and if there was any significant difference it was further tested with Duncan multiple range test. The results showed that the treatments significantly (P<0.01) increased the feed comsumption, but it did not affect feed conversion, body weight gain and final body weight. It is concluded that the level of 7.5% garlic powder can be used as anthelmintic of A. galli in domestic chicken.

Keywords : garlic, Ascaridia galli, performance, domestic chicken (Gallus gallus)

Page 4: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM

KAMPUNG YANG DIINFEKSI CACING Ascaridia galli

RANI PUDJI HASTUTI

D24103005

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 5: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM

KAMPUNG YANG DIINFEKSI CACING Ascaridia galli

Oleh

RANI PUDJI HASTUTI

D24103005

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 27 Februari 2008

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Ir. Widya Hermana, MSi. Dr.Ir. Sumiati, MSc. NIP. 131 999 586 NIP. 131 624 182

Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Luki Abdullah, MSc. Agr. NIP. 131 955 531

Page 6: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 18 Maret 1985 di Jakarta. Penulis adalah

anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Parmo dan Ibu Aminah.

Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1997 di SDN Kuntum Mekar

Bekasi, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di

SLTPN 6 Depok dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun

2003 di SMUN 2 Cibinong.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Strata satu (S1) pada Program Studi

Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk

Institut Pertanian Bogor (USMI) pada tahun 2003.

Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif dalam kepengurusan

HIMASITER biro PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) periode tahun

2004-2005. Penulis mengikuti kegiatan kemahasiswaan diantaranya menjadi panitia

OPEN HOUSE penerimaan mahasiswa baru angkatan 41. Penulis ikut serta dalam

pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) pada tahun 2006 dengan judul

Pemanfaatan Bubuk Bawang Putih sebagai Obat Cacing pada Ayam Kampung.

Page 7: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT penguasa alam semesta hanya dengan

pertolongan dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

skripsi ini.

Skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Bubuk Bawang Putih

(Allium sativum) dalam Ransum terhadap Performa Ayam Kampung yang

Diinfeksi Cacing Ascaridia galli merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Penggunaan bubuk bawang putih dalam ransum sebagai antelmintika alami

diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat, murah, dan mudah bagi peternak

kecil. Dalam menanggulangi masalah kecacingan tanpa memberikan pengaruh

negatif terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsi produk pangan asal hewan

akibat adanya resistensi cacing serta residu antibiotik pada produk pangan asal

hewan.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi

pembaca.

Bogor, Maret 2008

Penulis

Page 8: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN .................................................................................................. i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

Latar Belakang ..................................................................................... 1 Perumusan Masalah ............................................................................. 2 Tujuan .................................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3

Bawang Putih ....................................................................................... 3 Bubuk Bawang Putih ........................................................................... 6 Piperazine.............................................................................................. 7 Ascaridia galli....................................................................................... 8 Performa Ayam Kampung ................................................................... 10 Ransum dan Konsumsi Ransum .......................................................... 11 Konversi Ransum ................................................................................. 11 Pertambahan Bobot Badan ................................................................... 12 Mortalitas ............................................................................................. 12

METODE ......................................................................................................... 13

Lokasi dan Waktu ................................................................................ 13 Materi ................................................................................................... 13 Rancangan Percobaan .......................................................................... 16 Prosedur ............................................................................................... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 20

Konsumsi Ransum Ayam Kampung .................................................... 20 Pertambahan Bobot Badan Ayam Kampung....................................... 21 Konversi Ransum Ayam Kampung ...................................................... 25 Bobot Badan Akhir Ayam Kampung ................................................... 26 Mortalitas Ayam Kampung .................................................................. 26 Mekanisme Antelmintika Bubuk Bawang Putih ................................. 28

Page 9: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 30

Kesimpulan .......................................................................................... 30 Saran .................................................................................................... 30

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32

LAMPIRAN ..................................................................................................... 36

Page 10: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Komposisi Kimia Bawang Putih per 100 gram yang Dapat Dimakan ............................................................................................... 4

2. Kandungan Zat Nutrisi Bubuk Bawang Putih ...................................... 6

3. Bahan Aktif Beberapa Derivat Piperazine............................................ 8

4. Tahapan Pemberian Perlakuan Ransum selama Pemeliharaan............. 14

5. Susunan dan Kandungan Zat Makanan Ransum Ayam Kampung Umur 0-4 Minggu (Starter) dan 5-12 Minggu (Grower) ...................... 14

6. Kandungan Zat Nutrisi Ransum Ayam Kampung................................ 15

7. Rataan Konsumsi Ransum Ayam Kampung Selama Pemeliharaan (g/ekor/Minggu) ................................................................................... 20

8. Rataan Pertambahan Bobot Badan Ayam Kampung Selama Pemeliharaan (g/ekor/Minggu) ............................................................ 22

9. Rataan Konversi Ransum Ayam Kampung Selama (0-11 Minggu) Pemeliharaan ........................................................................................ 25

10. Rataan Bobot Badan Akhir Ayam Kampung Selama (umur 11 Minggu) Pemeliharaan (g/ekor) ...................................... ..... 27

Page 11: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Proses Perubahan Kimiawi Dalam Bawang Putih ............................... 5

2. Cacing Ascaridia galli Jantan dan Betina (Perbesaran 10x)................. 9

3. Siklus Hidup Cacing Ascaridia galli .................................................... 10

4. Proses Pembuatan Bubuk Bawang Putih ............................................. 16

5. Telur Cacing Ascaridia galli (Perbesaran 10x) .................................... 19

6. Kurva Pertumbuhan Ayam Kampung Selama 0-11 Minggu Pemeliharaan ........................................................................................ 23

Page 12: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Analisis Ragam Konsumsi Pra Infeksi A. galli (umur 0-6 Minggu) ... 36

2. Analisis Ragam Konsumsi Setelah Infeksi A.galli (umur 6-9 Minggu) .............................................................................. 36

3. Analisis Ragam Konsumsi Ayam Kampung Setelah Pemberian Perlakuan (umur 9-11 Minggu) ............................................................ 36

4. Analisis Ragam PBB Pra Infeksi A. galli (umur 0-6 Minggu) ............. 36

5. Analisis Ragam PBB Setelah Infeksi A.galli (umur 6-9 Minggu) .............................................................................. 37

6. Analisis Ragam PBB Setelah Pemberian Perlakuan (umur 9-11 Minggu) ............................................................................ 37

7. Analisis Ragam Konversi Pra Infeksi A.galli (umur 0-6 Minggu) .............................................................................. 37

8. Analisis Ragam Konversi Setelah Infeksi A.galli (umur 6-9 Minggu) .............................................................................. 37

9. Analisis Ragam Konversi Setelah Pemberian Perlakuan (umur 9-11 Minggu) ............................................................................ 37

10. Analisis Ragam Bobot Badan Akhir .................................................... 37

11. Komposisi Premix ................................................................................ 38

Page 13: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ternak unggas khususnya ayam kampung berperan penting dalam

penyediaan protein hewani di Indonesia. Namun pengembangan usaha ini umumnya

masih bersifat tradisional atau ekstensif. Pemeliharaannya merupakan usaha

sambilan tanpa memperhitungkan untung rugi dan tidak menggunakan teknologi

maju. Usaha pemeliharaan secara tradisional menyebabkan perkembangan dan

kesehatan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang menyerang ayam

kampung adalah gangguan parasit seperti terinfeksi cacing. Ascaridia galli

merupakan cacing yang banyak menyerang usus halus pada unggas. Pertumbuhan

ayam kampung yang terinfeksi Ascaridia galli menjadi terhambat hingga 38%

sehingga pada akhir pemeliharaan didapat bobot badan yang lebih rendah (Tabbu,

2002).

Kecacingan biasanya tidak menimbulkan kematian, namun menyebabkan

kerugian berupa penurunan produksi, biaya produksi yang tinggi karena penurunan

efisiensi penggunaan pakan dan hambatan pertumbuhan. Usaha pengendalian parasit

yang optimal dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan tata laksana peternakan

dipadukan dengan pemberian antelmintika.

Antelmintika (obat anti cacing) yang digunakan selama ini berasal dari bahan

kimia sintetik. Hal ini menimbulkan ketergantungan karena sebagian besar

antelmintika yang dipasarkan berbahan baku impor yang harganya mahal. Disamping

itu penggunaan antelmintika secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama

menyebabkan timbulnya populasi cacing yang resisten terhadap antelmintika dan

dapat menyebabkan residu pada produk pangan asal hewan. Penggunaan tanaman

obat atau herbal sebagai feed additif pada ternak dapat mengatasi efek negatif obat-

obatan sintetik yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan tanaman obat

alami tidak memiliki resiko residu akumulasi zat-zat kimia yang berbahaya di dalam

tubuh dan mampu meningkatkan metabolisme dalam tubuh ternak.

Bawang putih merupakan tanaman obat yang memiliki zat aktif dialilsulfida

yang dapat membunuh cacing dan allicin yang diduga mampu membunuh kuman

penyakit. Berdasarkan hasil survey produksi tanaman sayuran di Indonesia pada

Page 14: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

tahun 2002, produksi bawang mencapai 46.393 ton pada luas wilayah panen 7.923

hektar atau perolehan panen rata-rata 5,9 ton per hektar (Departemen Pertanian,

2003). Produksi bawang putih yang tinggi diharapkan bisa menggantikan

penggunaan antelmintika sintetik yang menimbulkan kerugian bagi peternak dan

unggas.

Farrel (1990) menyatakan bahwa bawang putih mengandung kurang dari

0,2% minyak volatil yang merupakan unsur-unsur aktif pembentuk rasa dan aroma

bawang putih. Komponen-komponen yang terdapat dalam minyak volatil bawang

putih adalah dialil disulfida (60%), dialil trisulfida (20%), alil propil disulfida (6%)

dan dietil disulfida, dialil polisulfida, alinin serta allisin dalam jumlah sedikit.

Perumusan Masalah

Pemeliharaan ayam kampung secara tradisional atau ekstensif masih

dilakukan oleh masyarakat. Usaha pemeliharaan dengan sistem ekstensif

menyebabkan kesehatan ayam sulit terkontrol sehingga pertumbuhan ayam akan

terhambat. Ascaridia galli merupakan cacing yang banyak menyerang ayam

khususnya pada ayam kampung yang dipelihara secara tradisional dan dapat

menyebabkan kerugian dari segi ekonomi. Penggunaan obat sintetik dalam

mengatasi masalah serangan cacing pada ternak ayam masih banyak memiliki

kekurangan baik dari segi ekonomi bagi peternak, maupun dari segi kesehatan yaitu

menyebabkan residu pada daging atau telur. Dengan menggunakan tanaman obat

sebagai pengganti obat cacing diharapkan dapat mengatasi kerugian akibat efek

negatif penggunaan obat-obatan sintetik. Bawang putih sebagai tanaman obat

memiliki zat aktif yang dapat mengatasi infeksi cacing Ascaridia galli.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bubuk

bawang putih dalam ransum terhadap performa ayam kampung yang diiinfeksi

cacing Ascaridia galli.

2

Page 15: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

TINJAUAN PUSTAKA

Bawang Putih

Klasifikasi dan Morfologi

Tanaman bawang putih adalah herba semusim berumpun yang memiliki

ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang yang cukup

mendapat sinar matahari. Struktur morfologi bawang putih terdiri dari akar, batang

semu, tangkai bunga pendek (Farrel, 1985). Umbi bawang putih tersusun dari

beberapa siung yang dibungkus dengan kulit putih tipis dan kalau diiris baunya

sangat tajam. Umbi tersebut merupakan batang semu dan berfungsi untuk

menyimpan cadangan makanan. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang), berakar

serabut, dan bunganya berwarna putih (Asiamaya, 2000).

Menurut Wibowo (1994), secara taksonomi tanaman bawang putih dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotiledone

Ordo : Lilliflorae

Bangsa : Liliaceae

Genus : Allium

Species : Allium sativum

Kandungan Bawang Putih

Menurut Reynold (1982), dari bawang putih dapat diekstrak senyawa antara

lain :

1. Air, protein, lemak, dan karbohidrat ;

2. Vitamin B1 dan Vitamin C ;

3. Mineral kalsium, fosfor, magnesium dan kalium ;

4. Zat-zat aktif :

a. Allicin (Thiopropen sulfinic acid allyl ester)

Senyawa yang diduga dapat menurunkan kadar kolesterol darah serta

bersifat anti bakteri

3

Page 16: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

b. Skordinin

Memberi bau yang tidak sedap pada bawang putih, tetapi senyawa ini

berkhasiat sebagai antiseptik.

c. Alliil (Propenyl alanina)

Memberi bau khas pada bawang putih dan juga berfungsi sebagai

antiseptik dan antioksidan.

d. Saponin

Kandungan saponin dalam bubuk bawang putih dapat menyebabkan

sel-sel cacing menjadi terhidrolisis

e. Diallyl sulfida & Prophyl allyl sulfida

Kedua senyawa ini bersifat trombolik dan penghancur gumpalan

darah. Senyawa ini juga diduga bersifat antelmintika.

f. Methilalil trisulfida

Zat yang dapat mencegah terjadinya perlengketan sel darah merah.

Komposisi kimia bawang putih per 100 gram yang dapat dimakan, baik

mentah maupun bubuk dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kimia Bawang Putih per 100 gram yang Dapat Dimakan

Jumlah Komponen

Mentah Bubuk

Air (g) 58,58 6,446

Energi (kkal) 149 332,261

Protein (g) 6,36 16,798

Lemak (g) 0,5 0,759

Karbohidrat (g) 33,07 72,711

Kalsium (mg) 181 79,5

Fosfor (mg) 153 416,667

Kalium (mg) 401 1.101,25 Sumber : Asiamaya (2000)

4

Page 17: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Perubahan Kimia Bawang Putih

Menurut Amagase et al. (2001), umbi bawang putih mengandung

polisakarida, protein, enzim, asam-amino, S-alilsistein, sulfoksida dan γ-

glutamylcysteines. Kandungan tersebut dapat membentuk alliin melalui pemecahan

sel. Apabila bawang putih mengalami proses pemotongan, enzim allinase dengan

cepat menguraikan alliin untuk membentuk cytotoxic dan odoriferus alkyl alkane-

thiosulfinates seperti allicin. Allicin melalui jalur dekomposisi cepat menghasilkan

bahan lainnya seperti diallyl sulfida, diallyl disulfida dan diallyl trisulfida. Pada saat

yang bersamaan γ-glutamylcysteines pada umbi bawang putih diubah menjadi S-allyl

cysteine (SAC) melalui penuaan alami. Komponen umbi bawang putih dibedakan

menjadi dua bagian yaitu bagian larut minyak dan bagian larut air. Komponen larut

minyak antara lain dialil sulfida (DAS), dialil disulfida (DADS), dialil trisulfida dan

ayone, sedangkan komponen yang larut air seperti S-alilsistein (SAC), S-

alilmerkaptosistein, dan asam amino. Proses perubahan kimiawi dalam bawang putih

bisa dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Proses Perubahan Kimiawi Dalam Bawang Putih (Amagase et al., 2001)

Mehrabian dan Larry-Yazdy (1992) melaporkan bahwa ekstrak bawang putih

(Allium sativum) yang telah diuji dengan menggunakan tes difusi agar, mampu

menghambat pertumbuhan 7 macam bakteri patogen. Bakteri tersebut antara lain E.

Coli 0124, E. Coli 0111, S. Typhimurium, S. Havana, S. Para A, Shigella flexneri dan

5

Page 18: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Shigella dysentriae. Kadar MIC ekstrak bawang putih yang digunakan untuk

melawan bakteri patogen adalah 11.25-360 ug/ml dimana bakteri tersebut merupakan

bakteri yang resisten pada kebanyakan antibiotik. Daya hambat ekstrak bawang putih

berkurang seiring dengan waktu.

Bubuk Bawang Putih

Pembuatan bubuk bawang putih dapat dilakukan dengan berbagai macam

cara pengeringan dengan menggunakan beberapa jenis bahan pengisi dan sari

bawang yang diperlakukan pada berbagai pH ( Surjadi, 1992). Sebelum dikeringkan,

bawang putih diiris tipis terlebih dahulu. Irisan bawang putih hasil pengeringan

diblender dan diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 40 mash. Tujuan dari

pengayakan ini adalah untuk mendapatkan bubuk bawang putih yang lebih halus dan

seragam ukurannya (Herman, 2000).

Bubuk bawang putih berwarna kuning dan kuning keputihan. Karakteristik

flavor tetap baik dalam penyimpanannya, tetapi bubuk bawang ini bersifat sangat

higroskopis sehingga wadah harus kedap uap air untuk mencegah produk tidak

menjadi keras dan kasar serta tidak kehilangan flavornya. Kandungan kimia bubuk

bawang putih menurut hasil analisis Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Kimia Bubuk Bawang Putih

Komponen Jumlah

Bahan Kering (%) 83,09

Protein Kasar (%) 16,78

Serat Kasar (%) 0,42

Lemak Kasar (%) 4,11

Beta-N (%) 58,61

Abu (%) 3,17

Ca (%) 0,26

P tersedia (%) 0,38

Na (%) 0,07

Energi Bruto (kal/g) 3.344

Keterangan : Hasil Analisis Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB, 2006

6

Page 19: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Piperazine

Piperazine sebagai Antelmintika

Permin et al. (1998) mendefinisikan antelmintika sebagai komponen yang

membunuh cacing atau menyebabkan mereka dikeluarkan dari saluran pencernaan

atau organ-organ dan jaringan yang mereka tempati di dalam tubuh inang.

Antelmintika yang ideal adalah mempunyai spektrum yang luas, tidak toksik, batas

keamanan yang tinggi, cepat dimetabolisme, mudah diaplikasikan, dan biayanya

murah. Kegagalan pengobatan antelmintika dapat disebabkan oleh kesalahan dalam

perhitungan dosis, reinfeksi inang, kesalahan pemilihan antelmintika dan resistensi

antelmintika. Resistensi antelmintik terkait dengan frekuensi pemakaian obat, waktu

pengobatan, faktor biologis, dan genetik cacing. Piperazine dan garam-garamnya

bertindak seperti GABA (γ-aminobutyric acid) yang merangsang flaccid paralysis

(kelumpuhan yang diikuti kelemahan) sehingga terjadi hiperpolarisasi membran sel

pada parasit nematoda dan cacing mudah dikeluarkan oleh gerakan peristaltik usus

(EMEA, 2001). Getah pepaya mengandung papain yang bersifat antelmintika

(Beriajaya et al., 1997), dan sebagian besar mengandung enzim papain yang bersifat

proteolitik. Papain dari getah pepaya dapat mencerna kutikula dan dapat

mengakibatkan kematian cacing. Enzim papain dalam getah pepaya, secara in vitro

dapat membunuh Heterakis gallinarum dalam waktu 0,5-3 jam pada konsentrasi 0,5-

4 % serta A.galli pada ayam kampung (Beriajaya et al., 1997).

Bahan Aktif Piperazine

Piperazine terdapat sebagai heksahidrat yang mengandung 44% basa. Selain

itu juga didapat sebagai sitrat, kalsium edetat. Garam-garam ini bersifat stabil

nonhigroskopis, berupa kristal putih yang sangat larut dalam air dan bersifat agak

asam (Sukarban dan Santoso, 1995). Pemberian piperazine melalui oral bisa dalam

bentuk adipat, sitrat, hidrat, atau fosfat. Kandungan bahan aktif pada masing-masing

garamnya berbeda-beda. Bahan aktif beberapa derivat piperazine bisa dilihat dalam

Tabel 3.

7

Page 20: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Tabel 3. Bahan Aktif Beberapa Derivat Piperazine

Derifat Piperazine Bahan aktif (%) Piperazine sitrat Piperazine adipat Piperazine dihidroklorida Piperazine heksahidrat Piperazine fosfat Piperazine sulfat

35 48

50-53 44 42 46

Sumber : Booth dan McDonald (1982)

Ascaridia galli

Klasifikasi dan Morfologi

Menurut Soulsby (1986), klasifikasi cacing Ascaridia galli adalah sebagai

berikut : Filum : Nemathelminthes; Kelas : Nematoda; Subkelas : Secenentea; Ordo :

Ascaridia; Superfamili : Ascaridoidea; Famili : Ascarididae; Genus : Ascaridia.

Ascaridia galli mempunyai habitat di dalam lumen usus halus, kadang-

kadang ditemukan di daerah esophagus, tembolok, ventrikulus, oviduk, bahkan di

dalam rongga mulut (Ruff, 1991). Unggas muda berumur di bawah usia tiga bulan

sangat rentan terhadap infeksi Ascaridia galli, terutama pada unggas yang dalam

kekurangan protein tinggi. Infeksi yang hebat menyebabkan obstruksi usus baik total

maupun sebagian, terutama pada duodenum dan jejunum serta pendarahan pada usus.

Infeksi cacing juga dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan, bulu rontok,

anemia, diare dan kematian (Akoso, 1998).

Telur yang dihasilkan berbentuk lonjong, berdinding licin dan berukuran

0,073-0,92 x 0,0045-0,057 mm (Soulsby, 1986). Cacing ini mempunyai saluran

pencernaan dan umumnya mempunyai jenis kelamin yang terpisah (Levine, 1990).

Perbedaan cacing jantan dan betina adalah cacing jantan memiliki spikola yang

terdapat pada salah satu ujungnya, ukurannya lebih kecil dan lebih pendek (Gambar

2). Panjang cacing jantan 30-80 mm dan diameter 0,5-1,2 mm, sedangkan cacing

betina mempunyai panjang 60-120 mm dan diameter 0,9-1,8 mm serta telur

berukuran 75-80 x 45-50 mikron (Levine, 1990). Cacing Ascaridia galli jantan dan

betina dapat dilihat pada Gambar 2.

8

Page 21: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Cacing jantan Cacing betina

Gambar 2. Cacing Ascaridia galli Jantan dan Betina (Perbesaran 10x)

Siklus Hidup

Calneck (1997) mengatakan siklus hidup Ascaridia galli adalah sederhana.

Siklus hidup cacing Ascaridia galli terjadi secara langsung yaitu telur A. galli yang

dikeluarkan bersama tinja akan berkembang menjadi telur infektif yang berisi larva

infektif (L2) selama 8-10 hari dalam kondisi optimum pada suhu 30-33 0C dan

kelembaban 80% (Soulsby, 1982). Selanjutnya telur infektif akan menetas dalam

duodenum inang yang memakannya dan berkembang menjadi larva tahap 2 yang

hidup dalam lumen usus selama 8 hari. Pertumbuhan selanjutnya larva masuk ke

dalam mukosa usus (fase jaringan). Selama fase jaringan, L2 mengalami molting

menjadi L3 pada hari ke-7 atau ke-8, dan L3 molting menjadi L4 pada hari ke-14

atau ke-15. Kemudian L4 kembali ke lumen usus lagi dan berkembang menjadi

cacing dewasa selama kurang lebih 6-8 minggu setelah infeksi. Siklus hidup cacing

Ascaridia galli dapat dilihat pada Gambar 3.

Infektifitas dan Kebutuhan Cacing dalam Saluran Pencernaan Inang

Kelangsungan hidup parasit dalam tubuh inangnya dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor ini sangat berpengaruh pada perkembangan maupun

kelangsungan hidup dan daya tahan cacing Ascaridia galli, mulai dari penetasan telur

infektif sampai mapan dalam saluran pencernaan inang. Infektifitas adalah

kemampuan cacing untuk menginfeksi atau daya infeksi pada inang sehingga

mencapai tahap perkembangan tertentu. Infektifitas cacing pada inang dipengaruhi

oleh beberapa hal antara lain dosis infeksi atau jumlah telur infektif yang tertelan

oleh inang.

Tubuh cacing membutuhkan karbohidrat, protein, serta lipid untuk hidup.

Umumnya cacing nematoda menyimpan glikogen di jaringan sebagai cadangan

energi. Pada cacing Ascaridia galli akan terjadi penurunan jumlah glikogen jika

9

Page 22: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

inangnya (unggas) tidak mau makan. Cacing Ascaridia galli lebih banyak

membutuhkan karbohidrat daripada protein karena jumlah enzim pencerna

proteinnya lebih sedikit daripada cacing yang lain (Zalizar, 2006).

Telur keluar

bersama feses ayam

(L1)

Telur menetas dalam usus halus (L2)

Berpenetrasi dalam

mukosa usus (moulting,L3)

Kembali usus halus menjadi cacing dewasa

(L4)

Cacing A. galli dewasa bertelur di

usus halus(L5)

Telur infektif pada hari

ke-10 atau lebih (L2)

Telur tertelan inang

definitif (L2)

Gambar 3. Siklus Hidup Cacing Ascaridia galli (Soulsby, 1986).

Performa Ayam Kampung

Ayam kampung berasal dari domestikasi ayam hutan yang telah sekian lama

mengalami perkembangan pada kondisi lingkungan yang berbeda, maka terbentuklah

berbagai jenis ayam kampung (Cahyono, 1997). Ayam kampung mempunyai

berbagai keunggulan dibandingkan ayam ras. Keunggulan tersebut seperti harga jual

daging dan telur yang lebih tinggi, kemampuan adaptasinya terhadap beberapa

penyakit dan lebih toleran terhadap ransum berkualitas rendah (He et al., 1991).

Ayam kampung memiliki bentuk badan yang kompak dan susunan ototnya

baik. Pejantan memiliki ciri kejantanan yang jelas, baik dari bentuk tubuhnya yang

berukuran besar, cara berjalan yang gagah dan tingkah laku lainnya. Ayam betina

mempunyai ukuran tubuh lebih kecil dan selama setahun mampu bertelur sebanyak 3

10

Page 23: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

periode. Dalam satu masa bertelur ayam ini mampu menghasilkan 12-18 butir

(Sarwono, 1997).

Ciri ayam kampung menurut Mansjoer (1985) adalah ukuran tubuh kecil dan

laju pertumbuhannya lambat dibandingkan dengan ayam ras. Perbedaan lain antara

ayam kampung dan ayam ras adalah ayam kampung belum ditingkatkan mutu

genetiknya, sedangkan asal-usulnya sama yaitu berasal dari ayam hutan. Mansjoer

(1985) menyatakan bahwa ayam kampung yang dipelihara di pedesaan secara

trdisional mencapai dewasa kelamin pada umur 6-7 bulan, dengan bobot badan

dewasa berkisar 1,4-1,6 kg, produksi telur 10 butir per periode bertelur dan produksi

setahun 40-45 butir.

Ransum dan Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum pada ayam merupakan aktivitas memasukkan sejumlah

makanan ke dalam tubuhnya melalui paruh. Menurut Rasyaf (1999) ada beberapa

faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum diantaranya usia ayam, kegiatan ayam

dan kegiatan fisiologi ayam. Menurut Ensminger (1992), strain ayam, musim,

manajemen, dosis keparahan penyakit dan pakan yang digunakan mempengaruhi

konsumsi ransum. Selain itu jenis kelamin, umur, temperatur lingkungan, luas tempat

pakan, kedalaman tempat pakan, dipotong tidaknya paruh, kepadatan kandang,

konsumsi air minum dan kandungan energi dan protein ransum (Anggorodi, 1994).

Hasil penelitian Utami (1999) menunjukkan bahwa pemberian getah pepaya

sebagai antelmintika berpengaruh sangat nyata pada konsumsi pakan. Semakin tinggi

tingkat pemberian getah pepaya sampai level 0,75 g/kg bobot badan menyebabkan

penurunan konsumsi pakan yang diikuti dengan pertambahan bobot badan ayam

kampung.

Konversi Ransum

Anggorodi (1994) menyatakan bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi

daya cerna yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan ransum adalah

suhu, laju perjalanan ransum melalui saluran pencernaan, bentuk fisik ransum,

komposisi ransum dan pengaruh terhadap perbandingan dari zat-zat makanan

lainnya. Perbedaan sifat pertumbuhan antara ayam kampung dengan ayam ras adalah

pertumbuhan ayam kampung mulai meningkat pada umur 4 minggu dan

11

Page 24: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

pertumbuhan tertinggi dicapai pada selang umur 20-24 minggu (Mansjoer, 1985).

Pada ayam ras, pertumbuhan tercepat dicapai pada periode starter ( umur 0-4

minggu). Nilai konversi ransum pada ayam ras cenderung naik dengan bertambahnya

umur ayam. Semakin tinggi tingkat pemberian getah pepaya sampai level 0,75g/kg

bobot badan menyebabkan semakin menurunnya konversi pakan ayam kampung (

Utami, 1999). Suharti (2005) menyatakan bahwa pemberian bawang putih sampai

2,5% dalam ransum dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan pada ayam

yang terinfeksi S. typhimurium.

Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan merupakan salah satu peubah yang digunakan

untuk mengukur laju pertumbuhan. Ensminger (1991) menyatakan bahwa

pertumbuhan adalah suatu proses peningkatan dalam ukuran tulang, otot, organ

dalam dan bagian tubuh lainnya yang terjadi sebelum lahir dan sesudah lahir sampai

mencapai tubuh dewasa. Rose (1997) menyatakan bahwa pertumbuhan meliputi

peningkatan ukuran sel-sel tubuh dan peningkatan ukuran sel-sel individual. Faktor

pendukung pertumbuhan ayam adalah kualitas dan kuantitas makanan, temperatur

dan pemeliharaan (Rasyaf, 1999). Penambahan bahan antibakteri seperti bawang

putih sebesar 2,5% atau tetrasiklin mampu meningkatkan pertambahan bobot badan

ayam yang terinfeksi S. typhimurium (Suharti, 2005).

Mortalitas

Mortalitas merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengukur

keberhasilan ternak. Mortalitas adalah perbandingan antara jumlah seluruh ternak

yang mati dengan jumlah total ternak yang dipelihara. Permin et al. (1998)

mengatakan bahwa sifat penyakit parasitik cacing A. galli biasanya berjalan kronis

sehingga menimbulkan gejala sakit yang perlahan atau subklinis. Kecacingan tidak

menyebabkan mortalitas tetapi menghasilkan morbiditas. Beberapa dampak akibat

infeksi cacing yaitu kerusakan jaringan oleh parasit dalam bentuk larva dan cacing

dewasa sehingga penyerapan menjadi terganggu dan ayam menjadi kurus dan lemah.

Hasil penelitian Bagus (2003) menyebutkan bahwa pemberian bubuk bawang putih

per oral dengan dosis pemberian 2-6 g mampu mengurangi infeksi telur cacing

A.galli.

12

Page 25: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

13

Page 26: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari sampai Mei 2006 di

Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Departemen Ilmu Nutrisi dan

Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pengkoleksian telur

cacing Ascaridia galli dilaksanakan di Laboratorium Helmintologi, Fakultas

Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Materi

Ternak

Penelitian ini menggunakan 100 ekor DOC (Day Old Chick) ayam kampung

yang diinfeksi cacing Ascaridia galli dengan dosis 2.500 telur pada umur 6 minggu,

ayam dipelihara selama 11 minggu.

Kandang dan Peralatan

Penelitian ini menggunakan kandang sistem litter yang disekat dengan pen

berukuran 60 x 60 x 60 cm sebanyak 20 buah. Kandang dilengkapi dengan tempat

makan, tempat air minum, dan lampu pijar 60 watt. Bahan litter yang digunakan

adalah sekam padi setebal 1 cm untuk menampung ekskreta ayam. Peralatan lain

yang dipakai adalah timbangan untuk menimbang bobot badan ayam, tirai plastik,

termometer untuk mengukur suhu lingkungan, sapu, kawat untuk menggantungkan

tempat minum, plastik untuk ransum.

Ransum

Ransum yang digunakan adalah ransum ayam kampung umur 0-4 minggu

dengan kandungan protein 20% dan energi metabolis 2.900 kkal/kg serta umur 5-12

minggu dengan kandungan protein 18% dan energi metabolis 2.900 kkal/kg

(Cahyono, 2002). Ransum perlakuan (mengandung bawang putih) selama dua

minggu (umur 9-11 minggu). Tahapan pemberian ransum dapat dilihat dalam Tabel

4. Susunan ransum ayam kampung dan hasil analisis ransum ayam kampung umur 0-

4 minggu dan 5-12 minggu dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

13

Page 27: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Tabel 4. Tahapan Pemberian Perlakuan Ransum Selama Pemeliharaan

Ransum Perlakuan Umur Ayam P1 P2 P3 P4 P5

0-4 minggu Starter Starter Starter Starter Starter 4-9 minggu Grower Grower Grower Grower Grower 9-11 minggu Grower Grower +

2% piperazine

Grower + 2,5%

bawang putih

Grower + 5%

bawang putih

Grower + 7,5%

bawang putih

Tabel 5. Susunan dan Kandungan Zat Makanan Ransum Ayam Kampung Umur 0-4 Minggu (Starter) dan 5-12 Minggu (Grower)

Bahan Makanan 0-4 Minggu 5-12 Minggu

------------------------(%)----------------------------

Jagung Kuning (%) 55,42 58,55

Dedak Padi (%) 5 6

Pollard (%) 6 6

Tepung Ikan (%)* 6,7 5

Bungkil Kedele (%) 23 21

Minyak Kelapa (%) 1.8 1

DCP (%) 0,19 0,55

CaCO3 (%) 1,39 1,4

Premix (%) 0,5 0,5

Total (%) 100 100

Kandungan Zat Makanan Ransum (Menurut Perhitungan) :

Energi Metabolis (kkal/kg) 2.948,21 2.950,73

Protein Kasar (%) 20,06 18,64

Kalsium (%) 1,00 0,99

Phospor tersedia (%) 0,45 0,46

Serat Kasar (%) 3,90 3,92

*) Protein tepung ikan 55 %

14

Page 28: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Tabel 6. Kandungan Zat Nutrisi Ransum Ayam Kampung *)

Jumlah Zat Makanan

0 – 4 minggu 5 – 12 minggu

Bahan Kering (%) 86,80 85,66

Abu (%) 6,68 6,31

Protein Kasar (%) 22,33 20,87

Serat Kasar (%) 3,96 4,26

Lemak Kasar (%) 5,66 4,64

Beta-N (%) 48,17 49,58

Ca (%) 1,61 1,44

P tersedia (%) 0,64 0,68

Na (%) 0,25 0,08

Energi Bruto (kal/g) 3.990,00 3.906,00 *Keterangan : Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan

Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (2006)

Pembuatan Bubuk Bawang Putih

Proses pembuatan bubuk bawang putih dimulai dari pemisahan siung menjadi

siung tunggal, bawang putih tunggal dikupas kulitnya. Setelah itu bawang putih diiris

tipis (2-3 mm) kemudian diangin-anginkan sebentar. Bawang putih yang telah diiris

tipis, dikeringkan dalam oven pada suhu 60 0C selama 10 jam. Kemudian bawang

putih ditimbang dan dihaluskan. Bawang putih yang telah dihaluskan diayak dengan

menggunakan ayakan 40 mash. Proses pembuatan bubuk bawang putih bisa dilihat

dalam Gambar 4.

15

Page 29: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Bawang putih

Pemisahan siung menjadi siung tunggal

Pengupasan kulit

Pengirisan tipis (2-3 mm)

Pengovenan pada suhu 60 0 C selama 10 jam

Penghalusan

Pengayakan (40 mash)

Bubuk bawang putih

Gambar 4. Proses Pembuatan Bubuk Bawang Putih

Obat-obatan dan Vaksinasi

Obat-obatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vita Stress, Vita

Chick, Vaksin ND untuk mencegah penyakit tetelo dan Vaksin Gumboro. Vita Chick

dan Vita Stress digunakan sebagai suplemen vitamin. Vaksin ND I diberikan pada

ayam berumur tiga hari melalui tetes mata dan vaksin ND II diberikan pada waktu

ayam berumur tiga minggu melalui air minum. Vaksin gumboro diberikan pada

ayam berumur 10 hari. Ayam dipuasakan terlebih dahulu dari air minum selama 2

jam, kemudian diberikan vaksin yang telah dilarutkan dalam air minum.

Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Model matematik dalam

rancangan percobaan ini adalah :

Yij = μ + αi + εij

16

Page 30: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Keterangan :

Yij : nilai respon dari perlakuan ke –j

µ : nilai rataan umum

αi : pengaruh perlakuan ke -i

εij : galat percobaan pada perlakuan ke –j

i : perlakuaan terhadap bubuk bawang putih (1, 2, 3, 4, 5)

j : ulangan (1, 2, 3, 4)

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA), jika terdapat

perbedaan yang nyata maka dilakukan Uji Jarak Duncan (Steel dan Torrie, 1993).

Ransum Perlakuan

Perlakuan pada penelitian ini yaitu penambahan piperazine sitrat dan bawang

putih ke dalam ransum grower untuk diberikan pada ayam umur 9-11 minggu setelah

ayam diinfeksi cacing Ascaridia galli mulai umur 6-9 minggu. Perlakuan tersebut

yaitu :

P1 = Ransum grower tanpa bubuk bawang putih (kontrol)

P2 = P1+ 2% Piperazine (sesuai dosis pemakaian)

P3 = P1+ 2,5% Bubuk bawang putih

P4 = P1 + 5% Bubuk bawang putih

P5 = P1 +7,5% Bubuk bawang putih

Peubah yang Diamati 1. Konsumsi Ransum (g/ekor/minggu)

Selisih jumlah ransum yang diberikan pada awal minggu dengan sisa ransum

pada akhir minggu

2. Pertambahan Bobot Badan (g/ekor/minggu)

Selisih bobot badan akhir minggu dengan bobot badan awal minggu

3. Konversi Ransum

Jumlah ransum yang dikonsumsi dibagi pertambahan bobot badan per

minggu

4. Bobot Badan Akhir (g/ekor)

Penimbangan bobot badan dilakukan pada akhir minggu pemeliharaan

5. Mortalitas (%)

Jumlah kematian selama penelitian dibagi jumlah ayam pada awal penelitian

17

Page 31: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Prosedur

Persiapan Kandang

Persiapan kandang dilakukan tiga minggu sebelum pemeliharaan. Persiapan

kandang meliputi pemasangan kawat penyekat antar pen, lampu, serta tirai plastik.

Setelah pemasangan selesai dilakukan pengapuran, didiamkan selama dua hari,

kemudian dilaksanakan fumigasi untuk menanggulangi terserangnya penyakit bagi

ayam. Penambahan sekam ke dalam tiap pen dilakukan dua hari setelah fumigasi.

Tempat pakan dan minum digantung di atas sekam agar tidak cepat kotor.

Pemeliharaan

Ayam yang digunakan adalah DOC ayam kampung sebanyak 100 ekor. Pada

awal penelitian dilakukan penimbangan bobot badan. Setelah selesai ditimbang,

ayam diberi air minum yang telah dilarutkan gula untuk mengembalikan kondisi

tubuh ayam seperti semula. Pakan dan air minum diberikan ad libitum. Perhitungan

konsumsi pakan serta penimbangan bobot badan dilakukan setiap minggu. Vaksinasi

ND dan gumboro dilakukan melalui air minum, sebelum dan sesudah vaksinasi

diberikan vitamin anti stress. Penginfeksian telur infektif cacing Ascaridia galli

dilakukan satu kali pada saat ayam berumur 6 minggu. Penambahan bubuk bawang

putih ke dalam ransum dilakukan 3 minggu setelah penginfeksian yaitu selama 2

minggu atau pada saat ayam berumur 9-11 minggu untuk melihat pengaruh

antelmintika.

Penyediaan Telur Infektif

Telur infektif yang digunakan untuk menginfeksi hewan percobaan pada

penelitian ini diperoleh dari hasil pupukan telur cacing Ascaridia galli yang diisolasi

dari uterus cacing betina dewasa. Cacing dewasa diperoleh dari usus ayam yang

terinfeksi cacing Ascaridia galli. Telur infektif yang diperoleh kemudian diinkubasi

dalam cawan petri berisi aquabidest steril selama 15 hari sampai terbentuk telur

infektif. Penggunaan telur infektif yang diperoleh dari hasil pupukan, sebelumnya

dihitung terlebih dahulu untuk menentukan dosis yang akan diinfeksikan. Dosis telur

infektif yang digunakan adalah 2.500 telur/ekor. Telur cacing yang telah siap

diinfeksikan pada ayam disimpan pada tabung ependouf sesuai dengan dosis.

18

Page 32: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Pemeriksaan Kecacingan Prainfeksi

Pemeriksaan kecacingan pada ternak dilakukan 1-2 hari sebelum

penginfeksian untuk memastikan bahwa ternak tersebut tidak terinfeksi cacing. Feses

ayam diambil sebagai sampel kecacingan pada ternak yang kemudian diperiksa pada

larutan pengapung. Larutan pengapung terdiri dari campuran 400 g garam dan 500 g

gula yang dilarutkan pada 1 L air. Campuran garam, gula dan air dimasak sampai

mendidih dan semua tercampur dan menjadi larutan jenuh dengan berat jenis 1,280.

Dua gram tinja dilarutkan ke dalam 58 ml larutan pengapung yang kemudian

disaring dan dihomogenkan kembali. Larutan tersebut diperiksa di bawah mikroskop

untuk melihat telur cacing. Telur cacing Ascaridia galli bisa dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 . Telur Cacing Ascaridia galli (Perbesaran 10x)

Penginfeksian Telur Infektif

Penginfeksian dilakukan pada saat ayam berumur 6 minggu, selama 3

minggu. Telur infektif diberikan melalui oral atau mulut dengan menggunakan spoit

yang dihubungkan dengan sonde. Dosis yang digunakan untuk menginfeksi hewan

percobaan adalah 2.500 telur dalam 1 ml aquadest. Untuk menjamin semua telur

masuk ke dalam oesophagus kemudian dilakukan pembilasan dengan aquadest

sebanyak 1 ml.

Pemberian Bubuk Bawang Putih

Pemberian bubuk bawang putih dilakukan saat ayam berumur 9 minggu

hingga berumur 11 minggu. Bubuk bawang putih diberikan pada ternak selama 2

minggu untuk melihat pengaruh antelmintikanya. Penambahan bubuk bawang putih

ke dalam ransum ayam kampung disesuaikan dengan dosis perlakuan.

19

Page 33: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Ransum Ayam Kampung

Rataan konsumsi ayam kampung pra infeksi A. galli (umur 0-6 minggu), saat

infeksi A. galli (umur 6-9 minggu) dan pasca infeksi A. galli dengan pemberiaan

bubuk bawang putih dan piperazine sitrat disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan Konsumsi Ransum Ayam Kampung Selama Pemeliharaan (g/ekor/Minggu)

Perlakuan Umur (Minggu) P1 P2 P3 P4 P5

0-6 minggu

(pra infeksi)

163,19±10,07 161,32±5,22 163,47±5,86 161,51±10,45 170,70±10,23

6-9 minggu (infeksi)

345,88±9,65 340,75±8,54 346,00±6,26 332,13±8,66 340,25±10,14

9-11 minggu

(perlakuan) 320±0,00A 327,50±10,67AB 354,50±4,34C 327,33±8,45AB 336±5,34B

Keterangan : P1, P2, P3, P4 dan P5 menggunakan ransum starter pada umur 1-4 minggu dan ransum grower pada umur 4-6 minggu P1 = ransum kontrol ( Ransum grower), P2 = P1+2% piperazine, P3 = P1+2,5 % bubuk bawang putih, P4 = P1+5,0 % bubuk bawang putih, dan P5 = P1+7,5 % bubuk bawang putih. Superskrip yang berbeda pada garis yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata (P<0,01)

Ayam kampung dipelihara selama 0-6 minggu sebelum diinfeksi cacing

Ascaridia galli dan diberi ransum ayam kampung periode starter (umur 0-4 minggu)

dan grower (umur 4-6 minggu). Pemberian ransum selama periode 6 minggu

pertama (sebelum diinfeksi A.galli) berkisar antara 161,32 sampai dengan 170,70

g/ekor. Rataan konsumsi ransum pada penelitian ini rendah. Ayam mengkonsumsi

ransum bertujuan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan

untuk hidup pokok, pertumbuhan maupun produksi. Tilman et al. (1998) menyatakan

bahwa konsumsi ransum yang rendah bisa menyebabkan berkurangnya bobot badan

ternak. Konsumsi ransum oleh hewan dipengaruhi oleh selera makan dan bentuk

fisik ransum. Selera makan berhubungan dengan suhu lingkungan, laju sekresi

tirosin, kadar gula darah, lemak tubuh dan konsentrasi asam amino darah (Sutardi,

20

Page 34: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

1981). Bentuk fisik ransum yang berbentuk tepung (mash) menyebabkan ransum

banyak yang terbuang karena sifatnya berdebu dan dipilih-pilih oleh ayam.

Rataan konsumsi ayam kampung pasca infeksi cacing A. galli (umur 6-9

minggu) dapat dilihat pada Tabel 7. Selama penelitian berlangsung semua kelompok

mengalami peningkatan konsumsi ransum. Rataan konsumsi ransum saat ayam

diinfeksi cacing A galli dengan dosis 2.500 telur/ekor berkisar antara 332,13 sampai

dengan 345,88 gram/ekor. Status nutrisi ayam mempengaruhi pembentukan

kekebalan terhadap cacing A. galli. Pada penelitian ini ayam diberi pakan standar

ayam kampung. Selain itu secara teratur ayam diberi juga suplemen vitamin dan

mineral terutama sebelum dan sesudah vaksinasi, pada saat pindah kandang dan

setelah penimbangan berat badan. Ayam umur dibawah tiga bulan sangat rentan

terhadap serangan cacing. Berbeda dengan ayam dewasa yang lebih tahan terhadap

serangan cacing dimana sel-sel goblet pada usus mengalami peningkatan.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian piperazine dan bubuk

bawang putih pasca infeksi cacing A. galli (umur 9-11 minggu) sangat nyata

(P<0,01) meningkatkan konsumsi ransum. Peningkatan konsumsi ransum disebabkan

pemberian bubuk bawang putih dalam ransum meningkatkan palatabilitas ransum

sehingga konsumsi ayam meningkat. Selain itu, konsistensi ransum juga lebih

lengket, hal ini disebabkan bawang putih bersifat higroskopis (mudah menyerap air)

sehingga menyulitkan ransum untuk dikonsumsi ayam kampung. Bawang putih

merupakan bahan tanaman antibakteri yang mempunyai spektrum sangat luas bahkan

terhadap bakteri-bakteri yang sudah resisten terhadap antibiotik.

Pertambahan Bobot Badan Ayam Kampung

Pertambahan bobot badan merupakan salah satu kriteria yang digunakan

untuk mengukur pertumbuhan. Rataan pertambahan bobot badan ayam kampung pra

infeksi A. galli (umur 0-6 minggu), saat infeksi A. galli (umur 6-9 minggu) dan

pertambahan bobot badan ayam kampung pasca infeksi A. galli (umur 9-11 minggu)

disajikan pada Tabel 8 dan pola pertumbuhan ayam kampung selama pemeliharaan

0-11 minggu dapat dilihat pada Gambar 6.

Pertambahan bobot badan yang dihasilkan pada penelitian ini berbeda dengan

pertambahan bobot badan ayam kampung umur 1-4 minggu yang dihasilkan pada

penelitian Choerulloh (2000) yaitu sebesar 90,05 g/ekor dengan ransum yang

21

Page 35: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

digunakan mengandung protein kasar sebesar 20,42% dan energi bruto sebesar 3.202

kkal/kg. Rataan konsumsi ransum tinggi dan pertambahan bobot badan yang rendah,

sedangkan rataan konversi ransum tinggi. Hal ini disebabkan energi dan protein pada

ransum penelitian kurang dapat dimanfaatkan oleh ayam sehingga terjadi inefisiensi

penggunaan ransum serta keadaan mutu genetik ayam yang digunakan karena ayam

kampung mempunyai keragaman genetik yang sangat besar (Mansjoer, 1985).

Tabel 8. Rataan Pertambahan Bobot Badan Ayam Kampung Selama Pemeliharaan (gram/ekor/Minggu)

Perlakuan Umur (Minggu) P1 P2 P3 P4 P5

0-6 minggu (pra infeksi)

51,65±11,88 49,58±2,64 44,96±5,89 47,26±5,07 50,47±2,59

6-9 minggu (infeksi)

63,43±9,05 61,83±4,52 73,17±9,29 59,90±13,57 76,81±12,78

9-11 minggu (perlakuan) 63,8±6,9 64,67±6,74 72,79±6,79 62,17±5,08 66,69±4,18

Keterangan : P1, P2, P3, P4 dan P5 menggunakan ransum starter pada umur 1-4 minggu dan ransum grower pada umur 4-6 minggu P1 = ransum kontrol (Ransum grower), P2 = P1+2% piperazine,P3 = P1+2,5 % bubuk bawang putih, P4 = P1+5,0 % bubuk bawang putih, P5 = P1+7,5 % bubuk bawang putih.

Dilihat dari kurva pertumbuhan (Gambar 6) selama (umur 0-6 minggu)

pemeliharaan, rataan pertambahan bobot badan tertinggi dicapai pada umur 5 minggu

yaitu sebesar 81,13 g/ekor (P1), 72,20 g/ekor (P2), 67,17 g/ekor (P3), 58,93 g/ekor

(P4) dan 76,84 g/ekor (P5). Hal ini disebabkan adanya perbedaan sifat pertumbuhan

antara ayam kampung dengan ayam ras, pertumbuhan ayam kampung mulai

meningkat pada umur 4 minggu dan pertumbuhan tertinggi dicapai pada selang umur

20-24 minggu (Mansjoer,1985).

Rataan pertambahan bobot badan ayam kampung saat diinfeksi cacing A.

galli (umur 6-9 minggu) berkisar antara 59,90 sampai dengan 76,81 gram/ekor.

Selama penelitian berlangsung semua kelompok mengalami peningkatan bobot

badan. Hal ini berbeda dengan penelitian Tiuria et al. (2000) yang menyatakan

bahwa ayam yang diinfeksi A. galli dengan dosis 2.000 telur/ekor mengalami

penurunan bobot badan sebesar 30%. Kehilangan bobot badan erat kaitannya dengan

22

Page 36: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

keterbatasan kemampuan absorpsi nutrisi oleh vili saluran pencernaan yang

mengalami kerusakan.

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Umur (minggu)

Rat

aan

PBB

(g/e

kor)

P1P2P3P4P5

Gambar 6. Kurva Pertumbuhan Ayam Kampung Selama 0-11 Minggu Pemeliharaan

Dosis infeksi yang berat diduga akan merangsang kekebalan inang yang

menyebabkan fertilitas telur cacing menurun (Tiuria et al., 2000). Kekebalan ayam

pada penelitian ini terhadap cacing cukup baik, terlihat dari pertambahan bobot

badan ayam pasca infeksi telur infektif A.galli yang meningkat dibandingkan

sebelum ayam diinfeksi A. galli.

Dilihat dari kurva pertumbuhan (Gambar 6) pada minggu ke-7 diperoleh

pertambahan bobot badan, yaitu sebesar 83,41 g/ekor (P1), 73,20 g/ekor (P2), 96,74

g/ekor (P3), 71,10 g/ekor (P4) dan 95,52 g/ekor (P5), tetapi pada minggu ke-8

mengalami penurunan sebesar 47,90% (P1), 31,08% (P2), 48,73% (P3), 31,50% (P4)

dan 39,18% (P5). Diduga telur infektif cacing Ascaridia galli sudah masuk ke dalam

tubuh ayam kampung yang menyebabkan terganggunya proses absorpsi nutrisi oleh

vili saluran pencernaan ayam, sehingga terjadi penurunan pertambahan bobot badan

pada minggu ke-8. Kerusakan pada vili menimbulkan pengurangan luas permukaan

pada mukosa usus halus sehingga mengurangi penyerapan zat-zat makanan.

Berdasarkan hasil histopatologi usus, secara deskriptif tingkat kerusakan usus setelah

ayam terinfeksi (tanpa pemberian obat) sebesar 75% (Nurjanah, 2007). Tingkat

kerusakan terkecil yaitu sebesar 25% didapatkan pada perlakuan pemberian bubuk

23

Page 37: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

bawang putih dengan dosis 7,5% dengan ditemukannya proliferasi dan deskuamasi

epitel usus yang sangat ringan.

Penggunaan bubuk bawang putih dengan taraf 2,5%, 5% dan 7,5% memiliki

tingkat kerusakan yang berbeda-beda sesuai dengan taraf pemberian bubuk bawang

putih, semakin tinggi taraf yang diberikan maka semakin rendah tingkat kerusakan.

Infeksi parasit pada saluran pencernaan dapat menyebabkan berbagai perubahan

patologis (Castro,1990). Perubahan tersebut terjadi karena kerusakan jaringan akibat

kehadiran parasit secara langsung, atau akibat proliferasi jaringan inang yang

dirangsang adanya parasit.

Pada minggu ke-9 pertambahan bobot badan meningkat lagi, yaitu sebesar

66.35 g/ekor (P1), 65,20 g/ekor (P2), 75,32 g/ekor (P3), 70,55 g/ekor (P4) dan 73,50

g/ekor (P5). Diduga lama penginfeksian dan jenis (strain) ayam mempengaruhi

kerentanan ayam terhadap infeksi cacing A.galli. Penginfeksian telur infektif A. galli

dilakukan selama tiga minggu belum memberikan pengaruh terhadap performa ayam

kampung. Hal ini disebabkan cacing muda atau L5 memasuki lumen duodenum pada

hari ke-17 atau 18 dan menetap sampai menjadi dewasa lebih kurang 28-30 hari

setelah inang menelan telur berembrio (Soulsby, 1986). Jenis (strain) ayam yang

digunakan juga mempengaruhi tingkat kerentanan infeksi A. galli. Laju pertumbuhan

ayam kampung tergolong lambat, meskipun demikian ayam kampung memiliki

kelebihan yaitu mudah dipelihara, pakan sederhana dan memiliki daya tahan tubuh

yang kuat sehingga tidak mudah terserang penyakit (Sujionohadi dan Setiawan,

2003).

Fase perkembangan cacing A.galli pada penelitian ini hanya mencapai tahap

larva, sehingga penambahan piperazine ke dalam ransum belum efektif membunuh

kuman cacing. Piperazine sangat efektif untuk mengeluarkan cacing A.galli dewasa

tapi kurang efektif untuk mengeluarkan fase larva dari jaringan (Zalizar, 2006).

Rataan pertambahan bobot badan ayam kampung setelah pemberian

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8. Rataan pertambahan bobot badan berkisar

antara 62,17 gram/ekor sampai dengan 72,79 gram/ekor. Dilihat dari kurva

pertumbuhan, rataan pertambahan bobot badan pada minggu ke-10 mengalami

peningkatan, yaitu 18,31% (P1), 27,84% (P2), 1,08% (P3), 4,39% (P4) sedangkan

untuk (P5) mengalami penurunan sebesar 20,88%. Hal ini disebabkan pemberian

24

Page 38: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

bubuk bawang putih dalam ransum tidak linier terhadap peningkatan dosis, hanya

bekerja pada dosis tertentu sehingga perlu dikaji tentang dosis bawang putih yang

tepat terkait dengan umur ayam. Selain itu, konsistensi ransum juga lebih lengket, hal

ini disebabkan bawang putih bersifat higroskopis (mudah menyerap air) sehingga

dengan menurunnya konsumsi ransum, akan mempengaruhi pertambahan bobot

badan. Konsumsi ransum, konversi ransum dan pertambahan bobot badan yang

tinggi. disebabkan oleh adanya gangguan penyerapan zat makanan sehingga terjadi

inefisiensi penggunaan ransum akibat infeksi cacing A.galli dalam saluran

pencernaan usus ayam kampung. Dengan pemberian piperazine dan bubuk bawang

putih sesuai dosis perlakuan, sel epitel yang rusak tersebut akan pulih, namun waktu

yang dibutuhkan untuk pemulihan jaringan tergantung banyak sedikitnya kerusakan

tersebut.

Konversi Ransum Ayam Kampung

Konversi ransum dapat menggambarkan keefisienan penggunaan pakan.

Anggorodi (1994) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi daya cerna

untuk meningkatkan efisiensi penggunaan ransum adalah suhu, laju perjalanan

ransum melalui saluran pencernaan, bentuk fisik ransum, komposisi ransum dan

pengaruh terhadap perbandingan dari zat-zat makanan lainnya. Rataan konversi

ransum selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan Konversi Ransum Ayam Kampung Selama (0-11 Minggu) Pemeliharaan

Perlakuan Umur (Minggu) P1 P2 P3 P4 P5

0-6 minggu (pra infeksi)

4,49±0,83 5,00±0,49 5,46±0,85 5,61±1,58 4,86±0,82

6-9 minggu (infeksi)

6,26±0,87 5,76±0,52 5,67±1,10 6,07±1,50 4,94±0,56

9-11 minggu (perlakuan) 5,35±0,64 5,44±1,11 5,13±0,65 5,58±0,56 5,57±0,59

Keterangan : P1, P2, P3, P4 dan P5 menggunakan ransum starter pada umur 0-4 minggu dan ransum grower pada umur 4-6 minggu P1 = ransum kontrol (Ransum grower), P2 = P1+2% piperazine, P3 = P1+2,5 % bubuk bawang putih, P4 = P1+5,0 % bubuk bawang putih, P5 = P1+7,5 % bubuk bawang putih.

25

Page 39: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Nilai konversi ransum selama periode 6 minggu pertama (sebelum diinfeksi

A. galli) selama periode 6 minggu pertama (sebelum diinfeksi A. galli) pada

penelitiaan ini sebesar 4,49 sampai dengan 5,61 relatif sama yang dihasilkan pada

penelitian Utami (2004) berkisar antara 4,43-5,18. Rataan konversi ransum ayam

kampung yang diinfeksi cacing A. galli (umur 6-9 minggu) berkisar antara 4,94

sampai dengan 6,26. Saat diinfeksi cacing A.galli selama tiga minggu nilai konversi

ransum menjadi tinggi, hal ini disebabkan meningkatkan konsumsi ransum dan

pertambahan bobot badan ayam kampung selama diinfeksi cacing A. galli. Rataan

konversi ransum setelah pemberian perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9. Rataan

konversi ransum berkisar antara 5,13 sampai dengan 5,58. Setelah pemberian bubuk

bawang putih dan piperazine terjadi penurunan nilai konversi ransum, hal ini

disebabkan kandungan dialilsulfida dan allicin pada bawang putih. Nilai konversi

ransum pada ayam ras cenderung naik dengan bertambahnya umur ayam. Semakin

tinggi tingkat pemberian getah pepaya sampai level 0,75g/kg bobot badan

menyebabkan semakin menurunnya konversi pakan ayam kampung ( Utami, 1999).

Bobot Badan Akhir Ayam Kampung

Rataan bobot badan akhir selama 11 minggu pemeliharan berkisar antara

651,55 gram/ekor sampai dengan 701,70 gram /ekor. Bobot badan akhir yang

dihasilkan pada penelitian ini tidak berbeda dengan bobot badan akhir yang

dihasilkan pada penelitian Iskandar (2004) sebesar 700-800 gram pada umur 3 bulan.

Laju pertumbuhan ayam kampung tergolong lambat. Rataan bobot badan akhir ayam

kampung selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 10.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian bubuk bawang putih

tidak nyata mempengaruhi bobot badan akhir ayam kampung. Hal ini berarti bubuk

bawang putih dapat digunakan sebagai antelmintika alami dan dapat menggantikan

piperazine (antelmintika sintetik) yang menimbulkan residu pada produk hasil

ternak.

Mortalitas Ayam Kampung

Mortalitas merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam usaha

pengembangan peternakan ayam. Permin et al. (1998) mengatakan bahwa sifat

penyakit parasitik cacing A. galli biasanya berjalan kronis sehingga menimbulkan

gejala sakit yang perlahan atau subklinis. Kecacingan tidak menyebabkan mortalitas

26

Page 40: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

tetapi menghasilkan morbiditas. Angka mortalitas yang dihasilkan selama penelitian

ini sebesar 0%. Sedangkan angka morbiditas ayam kampung yang diinfeksi A. galli

sebesar 20%, hal ini terlihat dari pengamatan ayam di kandang pemeliharaan. Ayam

terlihat kurus, lemas, bulu rontok dan pertumbuhan yang lambat. Infeksi A. galli

pada ayam yang normal umumnya singkat dan jarang menyebabkan kerusakan yang

permanen karena tubuh ayam memiliki suatu sistem kekebalan yang dapat

melindungi tubuhnya dari unsur-unsur patogen (Tizard,1995).

Tabel 10. Rataan Bobot Badan Ayam Kampung Selama (umur 11 Minggu) Pemeliharaan (gram/ekor)

Perlakuan Bobot Badan Akhir (g/ekor)

P1 666,70±86,92

P2 671,75±41,64

P3 681,70±67,36

P4 651,55±22,97

P5 701,70±36,77 Keterangan : P1, P2, P3, P4 dan P5 menggunakan ransum starter pada umur 0-4 minggu dan ransum grower pada umur 4-6 minggu P1 = ransum kontrol (Ransum grower), P2 = P1+2% piperazine, P3 = P1+2,5 % bubuk bawang putih, P4 = P1+5,0 % bubuk bawang putih, dan P5 = P1+7,5 % bubuk bawang putih.

Pengaruh pemberian bubuk bawang putih yang tidak berbeda nyata terhadap

performa ayam kampung kemungkinan disebabkan oleh :1) Bawang putih belum

mampu membunuh larva karena proses pengolahan menjadi bubuk kurang sempurna,

2) Bawang putih belum mampu memperbaiki kerusakan vili-vili usus saluran

pencernaan karena pembatasan waktu pemberian hanya dua minggu, 3) Bawang

putih sebagai antelmintika alami yang diolah sebagai bubuk kurang efektif

dibandingkan ekstrak karena rendahnya zat aktif yang dikonsumsi oleh ayam

kampung.

Bawang putih mengandung bahan berkhasiat antelmintik allicin yang terdiri

dari dialilsulfida suatu enzim sulfuhydril yang dapat menembus dinding telur dan

cacing. Enzim sulfuhydril mempunyai kemampuan kuat berikatan dengan enzim

fosfofruktokinase dari sel (telur dan cacing). Enzim fosfofruktokinase berfungsi

mengkatalis perubahan fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1,6-difosfat pada jalur

glikolitik protein dan glukosa, karena berikatan dengan allicin menyebabkan

27

Page 41: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

perubahan fruktosa-6-fosfat tidak terjadi dan pada akhirnya ATP tidak terbentuk.

Tidak terbentuknya ATP menyebabkan pembelahan sel di dalam telur tidak akan

berlangsung sehingga pada akhirnya embrio tidak terbentuk. Tidak terbentuknya

ATP menyebabkan cacing akan kekurangan tenaga dan akhirnya mati (Bagus, 2003).

Menurut Suharti (2005) pembubukan bubuk bawang putih dengan dosis 2,5%

dalam mengatasi serangan Salmonella typhimurium pada ayam pedaging. Pemberian

infus biji pepaya dengan dosis 0,33 ml/kg bobot badan secara per oral pada ayam

kampung yang terinfeksi cacing secara alami mampu menekan produksi telur cacing

Nematoda dan Cestoda pada ayam kampung, namun tidak mampu mengurangi

jumlah cacing (Setiaji, 2003).

Mekanisme Antelmintika Bubuk Bawang Putih

Mekanisme anti parasit dari bawang putih masih perlu diteliti lebih lanjut,

diduga mekanisme antiparasit diawali oleh allicin yang dapat menembus dinding sel

cacing yang tersusun dari fosfolipid. Menurut Miron et al. (2000) allicin memiliki

permeabilitas yang tinggi dalam menembus fosfolipid dinding sel. Setelah

menembus dinding sel, gugus thiol, dalam hal ini diallyl sulfida, bereaksi dengan

enzim-enzim yang mengandung sulfuhydril yang menyusun membran sel. Hal ini

diduga dapat menyebabkan struktur dinding sel cacing akan rusak dan lisis.

Kandungan saponin dalam bubuk bawang putih dapat menyebabkan sel-sel cacing

menjadi terhidrolisis sehingga cacing mati dan tubuh cacing terlihat transparan.

Piperazine dan garam-garamnya bertindak seperti GABA (γ-aminobutyric

acid) yang merangsang flaccid paralysis (kelumpuhan yang diikuti kelemahan)

sehingga terjadi hiperpolarisasi membran sel pada parasit nematoda dan cacing

mudah dikeluarkan oleh gerakan peristaltik usus (EMEA, 2001).

Krest dan Keugen (1999) yang menganalisis perbedaan kualitas allinase

(enzim yang merubah alliin menjadi allicin) dari bawang putih, menggunakan

elektroforensis gel menunjukkan allinase yang diperoleh dari bubuk bawang putih

terdiri dari 2 subunit yang agak berbeda. Sebaliknya allinase yang diperoleh dari

bawang putih segar terdiri atas 2 molekul yang identik. Hal ini menunjukkan bahwa

selama proses pembubukan bawang putih segar menjadi bubuk bawang putih

mengalami perubahan tetapi masih dapat mengkonversi alliin menjadi allicin.

Namun demikian Amagase et al. (2000) melaporkan bahwa kandungan gugus thiol

28

Page 42: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

sulfur (diallyl sulfida, diallyl disulfida dan diallyl trisulfida) yang merupakan hasil

dari allicin pada bubuk bawang putih ada dalam jumlah kecil. Hal ini dimungkinkan

oleh proses pengeringan yang belum tepat. Bawang putih merupakan tanaman

rempah yang memiliki beragam kegunaan serta mudah didapat dan bubuk bawang

putih mudah diaplikasikan oleh peternak skala kecil sampai menengah dengan

metode pengolahan yang sederhana. Kandungan zat aktif bawang putih mengalami

penurunan selama proses pengeringan untuk menjadi bubuk bawang putih. Rahman

et al. (2006) melaporkan bahwa proses pengeringan bubuk bawang putih yang

optimal yaitu pada suhu 400C untuk mengurangi kehilangan kandungan zat aktifnya.

29

Page 43: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemberian perlakuan bubuk bawang putih sebesar 2,5%, 5% dan 7,5% pada

ayam kampung yang diinfeksi A. galli pada pemeliharaan intensif belum

menampakan performa yang signifikan dibandingkan perlakuan kontrol, namun

bobot badan akhir yang dihasilkan lebih tinggi pada pemberian 7,5% bubuk bawang

putih dibandingkan pemberian 2% piperazine.

Saran

Diperlukan proses pengolahan bubuk bawang putih dengan menggunakan

suhu 400C (pengeringan optimum dalam oven) untuk mengurangi kehilangan

kandungan zat aktifnya selama proses pengeringan. Ransum dengan penambahan

bubuk bawang putih disarankan dibuat dalam bentuk crumble untuk menghindari

sifat memilih pada ayam karena bau yang menyengat pada bubuk bawang putih.

Penginfeksian cacing A.galli dilakukan pada ayam yang berumur kurang dari 6

minggu (tapi di atas 4 mingggu), dengan pemberian dosis infeksi telur secara

bertahap (tidak satu kali). Perlu dilakukan penelitian penggunaan bawang putih segar

sebagai antelmintika alami pada ayam kampung yang dipelihara secara semi intensif.

30

Page 44: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahhirrohmannirrahim.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT penguasa alam

semesta, hanya dengan pertolongan dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam senantiasa disampaikan pada Nabi

Besar Muhamad SAW. Amin.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Widya Hermana, MSi. selaku

dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing, mengarahkan dan memberikan

masukan selama penyusunan skripsi. Kepada Dr. Ir. Sumiati, MSc. sebagai dosen

Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan serta

motivasi selama penelitian hingga penulisan skripsi.

Dr. Ir. Luki Abdullah, MSc. selaku pembimbing akademik atas saran,

perhatian, motivasi dan bimbingannya yang telah diberikan kepada penulis selama

menjalani perkuliahan. Dr. drh. Risa Tiuria, MS. selaku pembimbing pelaksanaan

PKM. Terima kasih kepada Sri Suharti, S.Pt. MSi. sebagai dosen penguji seminar

serta Dr. Ir. Komang G Wiryawan dan Ir. Sri Darwati, MSi. sebagai dosen penguji

sidang atas segala masukan yang diberikan. Ibu Lanjar dan Pak Eman yang telah

membantu selama penelitian berlangsung.

Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua dan

keluarga (Kak Didi, Nayla, Hj. Badariah dan Eko) atas kasih sayang, dukungan

moril, material, serta doanya. Rekan-rekan satu tim Nun, Putri dan Budi terima kasih

atas kebersamaan dan kerjasamanya selama penelitian. Wulan, Lydia, Ima, Santi,

Ninik, Wahyu, Alif, Irma, Santi Nuari, Ulya dan anak-anak INTP 40 terima kasih

atas dukungannya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi

yang membacanya.

Bogor, Maret 2008

Penulis

31

Page 45: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional
Page 46: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

DAFTAR PUSTAKA Akoso, B.T. 1998. Kesehatan Unggas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Amagase H.,B.L. Petesch, H. Matsuura, S. Kasuga and Y. Itakura. 2001. Intake of garlic and its bioactive components. J. Nutr. 131:955S-962S.

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan ke-5. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Asiamaya. 2000. Nutrisi bawang putih, mentah. http://www.Asiamaya.com/nutrient/bawangputih.html.22-6-2000. [19 April 2006]

Bagus, I.M.O. 2003. Ovisidal dan Vermisidal Bawang Putih terhadap Telur dan Cacing Ascaridia galli pada Ayam Kampung. Jvet 4(2). http://www.jvetunud.com/archives/52. [7 Mei 2007]

Beriajaya, T.B. Murdiati, T. Kristianti dan G. Adiwinata. 1996. Biji pepaya sebagai antelmintik terhadap Haemonchus contortus pada domba. Prosiding Temu Ilmiah Nasional Bidang Veteriner. 12-13 Maret. Pp 209-212.

Booth, N.H and L.E. Mc Donald. 1982. Veterinary Pharmacology and Therapeutics. 5th Edition. The Lowa State University Press. Ames.

Cahyono, B. 1997. Ayam Buras Pedaging. Cetakan ke- 2. Trubus Agriwidya. Anggota Muda IKAPI. Ungaran.

Cahyono, B. 2002. Ayam Buras. Cetakan ke-6. Penebar Swadaya, Jakarta.

Calneck, B.W. 1997. Disease of Poultry. 10th Edition. Iowa State University Press. Ames. Iowa.

Choerulloh, N. N. 2000. Pengaruh pemberian kombinasi pollard dan duckweed dalam ransum ayam kampung terhadap performans dan kolesterol daging. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Castro, C.A. 1990. Intestinal Pathology. In: Behnke J. M (Ed) Parasites; Immunity and Pathology: The Consequences of Paracitic Infection in Mamals. Taylor and Francis, Philadelphia.

[EMEA] The European Agency for Evaluation of Medical Products Veterinary Medicines and Inspection. 2001. Piperazine Summary Report (3). Commite for Veterinary Medical Products. http://www.emea.eu.int.[Maret, 2006].

Departemen Pertanian. 2003. Statistik Pertanian. Pusat Data dan Informasi Pertanian.

Ensminger, M. E. 1991. Animal Science. 9th Edition. Interstate Publishers Inc. Danville, Illinois.

Ensminger, M.E. 1992. Poultry Science. 4th Edition Interstate Publisher Inc., Danville.

Farrel, K.T. 1985. Spices, Condiments and Seasonings. The AVI Publishing Company inc. West port, Connecticut 06881.

Farrel, K.I. 1990. Spices, Condiments and Seasonings. The AVI Publ.Co., Inc. Westport, Connecticut.

Page 47: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Herman, E. 2000. Formulasi bubuk bawang putih (Allium sativum) sebagai seasoning komersial. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

He S, VEHS Susilowati, E.E. Purwati dan R. Tiuria. 1991. Taksiran kerugian produksi daging akibat infeksi cacing infeksi alamiah cacing saluran pencernaan pada ayam buras di Bogor dan sekitarnya. Hemerozoa 73(3): 56-64.

Iskandar, S. 2004. Karakter dan manfaat ayam pelung. Maret. http://balitnak.litbang.deptan.go.id/mod.php?mod=userpage&menu=60100&page_id=21. [1 2006]

Levine, ND. 1990. Buku Pelajaran Parasitology Veteriner. Terjemahan Gajah Mada University Press. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 544 hlm.

Krest, I., and M. Keugen. 1999. Quality of herbal remedies from Allium sativum: differences between alliinase from garlic powder and fresh garlic. Planta Med. 65:139-43.

Mansjoer, S.S. 1985. Pengkajian sifat-sifat produksi ayam kampung serta persilangannya dengan ayam Rhode Island Red. Disertasi. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mehrabian S. and H. Larry-Yazdy. 1992. Antimicrobial activity of Allium sativum, Allium cepa, Allium porrum, (Liliaceae) against enteric pathogens (Enterobacteriacea). ISHS Acta Holticulturae 319: International Symposium on Transplant Production Systems.

Miron, T.A.Rabinkov, D. Mirelman, M. Wilchek and L. Weiner. 2000. The mode of action of allicin: Its ready permeability though phospholipid membranes may contribute to its biological activity. Biochem. Biophys. Acta. 1463:20-30.

Nurjanah, S. 2007. Pengaruh pemberian bawang putih dalam ransum terhadap organ dalam serta histopatologi usus dan hati ayam kampung yang diinfeksi Ascaridia galli. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Permin, A., P.Hansen, M. Bisgaard, Frandsen, and M. Pearman. 1998. Studies on Ascaridia galli in chickens kept at different stocking rate. J. of Avian Pathology 27: 382-389.

Rahman, M.S, H.I. Al-Sheibani and M.H. Al-Riziqi. 2006. Assessment of the anti-microbial activity of dried garlic powders produced by different methods of drying. International J. of Food Properties. 9: 503-513.

Rasyaf, M.1999. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan ke-14. Penebar Swadaya. Jakarta.

Reynolds, J.E.F. 1982. Martindale the Extra Pharmacopeia. 28th Edition, The Pharmaceutical Press, London. pp. 688-689.

Rose, S. P. 1997. Principle of Poultry Science. CAB International. New York.

Ruff, M.D. 1991. Nematodes and acanthocephala. In : Disease of Poultry. B.W. Calneck, H.J. Barnes, C.W. Beard, W.M. Reid and H.W. Yoder (eds). Iowa State University. Ames. Vol 3 : 731-752.

33

Page 48: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Sarwono, B. 1997. Pengawetan dan Pemanfaatan Telur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setiaji, D. 2003. Efektitivitas infus biji pepaya sebagai antelmintika pada ayam buras yang terinfeksi cacing secara alami. Skripsi. Fakultas Kedokteran hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soulsby, E.J.L. 1986. Texbook of Clinical Parasitology Volume I: Helminth, Blackwell Scientific Publication. Oxford. London.

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Suatu Pendekatan Biometerik. Terjemahan: B. Sumantri. Cetakan ke-2. PT. Gramedia, Jakarta.

Suharti, S. 2005. Kajian antibakteri temulawak, jahe dan bawang putih terhadap Salmonella typhimurium serta pengaruh bawang putih terhadap performans dan respon imun ayam pedaging. Thesis. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sujionohadi dan I. Setiawan. 2003. Ayam Kampung Petelur. Cetakan ke-10. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sukarban, S. dan S.S. Santoso. 1995. Kemoterapi parasit. Anthelmintik. Dalam: Ganiswara, S. Editor Utama. Farmakologi dan Terapi. Edition ke-4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. PT Intermasa. Jakarta.

Surjadi, E. 1992. Pengaruh pH dan jenis bahan pengisi dalam pembuatan bubuk bawang putih (Allium sativum L) dengan pengering semprot. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sutardi, T. 1981. Landasan Ilmu Nutrisi. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tabbu, C.R. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Penyakit Asal Parasit, Non Infeksius dan Etiologi Kompleks. Vol.2. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Tillman, A.D, H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Tiuria R, Athaillah F, Priosoeryanto B.P, Satriyaf, Retnani E.B dan Ridwan Y. 2000. Pengaruh infeksi cacing Ascaridia galli terhadap respon sel goblet dan sel mast pada usus halus ayam petelur. Majalah Parasitologi Indonesia. 13 (1-2): 40-48.

Tizzard, I.R. 1995. Veterinary Immunology An Introduction. 5th Edition, WB Sounders Company, A Division of Harcourt Brace & Company. The Curtis Center Independence Square West, Philadelphia, Pennysylvania.19106.

Utami, N.R. 1999. Pengaruh tingkat pemberian getah papaya (Carica papaya) sebagai antelmintika terhadap konsumsi dan konversi pada ayam kampung. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Muhamadiyah. Malang.

Utami, D.P. 2004. Pengaruh penggunaan tepung silase ikan terhadap performans ayam kampung umur 5-12 minggu. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

34

Page 49: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Wibowo, S. 1994. Budidaya Bawang: Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay. Penebar Swadaya. Jakarta.

Zalizar, L. 2006. Dampak infeksi nematoda parasitik Ascaridia galli dan pemberian antelmintika terhadap kinerja ayam petelur. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

35

Page 50: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

LAMPIRAN

Page 51: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Lampiran 1. Analisis Ragam Konsumsi Pra Infeksi A. galli (umur 0-6 minggu)

SK db JK KT Fhit F 0.05 F 0.01 Perlakuan 4 236,4050 59,1013 0,7841 3,0556 4,8932 Total 19 1367,0770 71,9514 0,9545 2,3398 3,3961 Error 15 1130,6720 75,3781

Lampiran 2. Analisis Ragam Konsumsi Setelah Infeksi A. galli (umur 6-9 minggu) SK db JK KT Fhit F 0.05 F 0.01 Perlakuan 4 512,6250 128,1563 1,6732 3,0556 4,8932 Total 19 1661,5000 87,4474 1,1417 2,3398 3,3961 Error 15 1148,8750 76,5917

Lampiran 3. Analisis Ragam Konsumsi Ayam Kampung Setelah Pemberian Perlakuan (umur 9-11 minggu)

SK db JK KT Fhit F 0.05 F 0.01 Perlakuan 4 2810,3556 702,5889 15,1082 3,0556 4,8932** Total 19 3507,91111 184,6269 3,9702 2,3398 3,3961 Error 15 697,5556 46,5037 Keterangan : ** = sangat nyata (p<0,01)

Uji Jarak Duncan

Perlakuan Ulangan Superskrip

1 2 3

1 4 320,0000

4 4 327,3325 327,3325

2 4 327,4975 327,4975

5 4 335,9975

3 4 354,5025

Pemberian Superskrip :

P1 P2 P3 P4 P5

320A 327,50AB 354,50C 327,33AB 336B

Lampiran 4. Analisis Ragam PBB Pra Infeksi A. galli (umur 0-6 minggu) SK db JK KT Fhit F 0.05 F 0.01 Perlakuan 4 114,5403 28,6351 0,6652 3,0556 4,8932 Total 19 760,2663 40,0140 0,9295 2,3398 3,3961 Error 15 645,7260 43,0484

37

Page 52: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Lampiran 5. Analisis Sidik Ragam PBB Setelah Infeksi A.galli (umur 6-9 minggu) SK db JK KT Fhit F 0.05 F 0.01 Perlakuan 4 896,8820 224,2205 2,0908 3,0556 4,8932 Total 19 2505,5158 131,8793 1,2296 2,3398 3,3961 Error 15 1608,6338 107,2423

Lampiran 6. Analisis Ragam PBB Setelah Pemberian Perlakuan (umur 9-11 minggu) SK db JK KT Fhit F 0.05 F 0.01 Perlakuan 4 271,2533 67,8133 1,8581 3,0556 4,8932 Total 19 818,6807 43,0885 1,1807 2,3398 3,3961 Error 15 547,4274 36,4952

Lampiran 7. Analisis Ragam Konversi Pra Infeksi A. galli (umur 0-6 minggu) SK db JK KT Fhit F 0.05 F 0.01 Perlakuan 4 3,2958 0,8239 0,8544 3,0556 4,8932 Total 19 17,7615 0,9348 0,9693 2,3398 3,3961 Error 15 14,457 0,9644

Lampiran 8. Analisis Ragam Konversi Setelah Infeksi A. galli (umur 6-9 minggu) SK db JK KT Fhit F 0.05 F 0.01 Perlakuan 4 4,1140 1,0285 1,0689 3,0556 4,8932 Total 19 18,5466 0,9761 1,0145 2,3398 3,3961 Error 15 14,4325 0.9622

Lampiran 9. Analisis Ragam Konversi Setelah Pemberian Perlakuan (umur 9-11 minggu)

SK db JK KT Fhit F 0.05 F 0.01 Perlakuan 4 0,5495 0,1374 0,2525 3,0556 4,8932 Total 19 8,7102 0,4584 0,8426 2,3398 3,3961 Error 15 8,1607 0.5440

Lampiran 10. Analisis Ragam Bobot Badan Akhir SK db JK KT Fhit F 0.05 F 0.01 Perlakuan 4 5546,492 1386,623 0,441406 3,05568 4,893195 Total 19 52667,15 2771,955 Error 15 47120,66 3141,377

38

Page 53: EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium … · kesehatan dan perkembangan ayam sulit terkontrol. Salah satu kendala penyakit yang ... Bawang putih merupakan tanaman obat tradisional

Lampiran 11. Komposisi Premix

Premix Setiap 1 kg mengandung : Vitamin A 4.000.000 IU Vitamin D3 800.000 IU Vitamin E 4.500 mg Vitamin K3 450 mg Vitamin B1 450 mg Vitamin B2 1.350 mg Vitamin B6 480 mg Vitamin B12 6 mg Ca-d pantothenate 2.400 mg Folid Acid 270 mg Nicotinic Acid 7.200 mg Choline Chloride 28.000 mg DL-Methionine 28.000 mg L-Lysine 50.000 mg Ferros 8.500 mg Copper 700 mg Manganese 18.500 mg Zinc 14.000 mg Cobalt 50 mg Iodine 70 mg Selenium 35 mg Antiox. Carrier add 1 mg Sumber : PT. Mensana Aneka Hewan

39