Aktifitas | Student Blog - Assauri. 2007 · Web viewPada buah kebun sendiri yaitu buah yang setelah...

96
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa sawit merupakan tanaman tropis yang memiliki batang lurus dari famili Palmae. Selama bertahun-tahun kelapa sawit menjadi komoditas perkebunan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi, baik dalam bahan mentah ataupun olahannya. Oleh karena itu pengendalian mutu perlu dilakukan saat penanaman dan setelah pemanenan hingga penyimpanan kelapa sawit harus dilakukan dengan baik untuk menjamin kualitas dari kelapa sawit. Untuk menghasilkan produk jadi yang berkualitas maka harus didukung dengan kualitas bahan baku yang baik. Banyak industri kelapa sawit yang melakukan penanaman dan pengolahan kelapa sawit, salah satunya PT Kalimantan Sawit Abadi di Kalimantan Tengah. PT Kalimantan Sawit Abadi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri minyak sawit. Perusahaan ini memproduksi olahan minyak kelapa sawit dalam jumlah yang besar. Dalam pengolahan produk perusahaan tersebut memerlukan perencanaan yang baik, selain itu penanganan dan pengendalian mutu pada bahan baku juga harus diperhatikan karena sangat menentukan pada kualitas produk yang dihasilkan. Penanganan bahan baku yang kurang baik akan membuat rendemen menurun. Bahan baku yang dihasilkan dari perkebunan tidak akan berkualitas jika tidak dilakukan 1

Transcript of Aktifitas | Student Blog - Assauri. 2007 · Web viewPada buah kebun sendiri yaitu buah yang setelah...

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangKelapa sawit merupakan tanaman tropis yang memiliki

batang lurus dari famili Palmae. Selama bertahun-tahun kelapa sawit menjadi komoditas perkebunan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi, baik dalam bahan mentah ataupun olahannya. Oleh karena itu pengendalian mutu perlu dilakukan saat penanaman dan setelah pemanenan hingga penyimpanan kelapa sawit harus dilakukan dengan baik untuk menjamin kualitas dari kelapa sawit. Untuk menghasilkan produk jadi yang berkualitas maka harus didukung dengan kualitas bahan baku yang baik. Banyak industri kelapa sawit yang melakukan penanaman dan pengolahan kelapa sawit, salah satunya PT Kalimantan Sawit Abadi di Kalimantan Tengah.

PT Kalimantan Sawit Abadi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri minyak sawit. Perusahaan ini memproduksi olahan minyak kelapa sawit dalam jumlah yang besar. Dalam pengolahan produk perusahaan tersebut memerlukan perencanaan yang baik, selain itu penanganan dan pengendalian mutu pada bahan baku juga harus diperhatikan karena sangat menentukan pada kualitas produk yang dihasilkan. Penanganan bahan baku yang kurang baik akan membuat rendemen menurun. Bahan baku yang dihasilkan dari perkebunan tidak akan berkualitas jika tidak dilakukan pengendalian mutu yang baik. Oleh karena itu dilakukan Praktek Kerja Lapang dengan judul Penanganan dan Pengendalian Mutu Bahan Baku di PT Kalimantan Sawit Abadi.

I.2 TujuanTujuan yang dicapai dalam pelaksanaan praktek kerja

lapang ini adalah:

I.2.1 Tujuan UmumMengetahui kondisi umum PT. Kalimantan Sawit Abadi

yang meliputi sejarah perusahaan, lokasi perusahaan, struktur

1

organisasi, tata letak fasilitas (lay out), ketenagakerjaan mesin dan peralatan, proses produksi, sanitasi, limbah dan pemasaran.

I.2.2 Tujuan KhususTujuan khusus dari kegiatan praktek kerja lapang ini

adalah untuk mempelajari penanganan dan pengendalian mutu pada bahan baku proses produksi minyak kelapa sawit di PT Kalimantan Sawit Abadi.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kelapa SawitPohon kelapa sawit terdiri dari dua spesies

Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak, berwarna merah kehitaman, daging buahnya padat serta daging dan kulit buah mengandung minyak. Minyak dari kelapa sawit digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang (Pahan, 2007).

Berdasarkan bagan pohon industri kelapa sawit, dari produk hulu kelapa sawit dapat dihasilkan jenis-jenis produk sebagai berikut (Setyamidjaja, 2006): 1. Minyak sawit (crude palm oil/CPO) yang menghasilkan

carotene, tocopherol, olein, stearin, soap stock, dan free fatty acid.

2. Inti sawit menghasilkan minyak inti dan bungkil. 3. Tempurung menghasilkan arang, tepung tempurung, dan

bahn bakar. 4. Serat menghasilkan bahan bakar dan sumber selulosa. 5. Tandan kosong digunakan sebagai sumber selulosa.

II.2 Manajemen Industri Manajemen Industri adalah ilmu praktis yang mengkaji

usaha manusia untuk memadukan setiap faktor produksi yang digunakan, agar dapat memproduksi secara berkesinambungan barang-barang dan jasa dengan cara seefisien dan seefektif mungkin. Manajemen industri meliputi koordinasi antara manusia dan sumber-sumber bahan mentah untuk mencapai tujuan. Bidang-bidang dalam manajemen industri meliputi bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan serta lokasi dan

3

tata letak fasilitas, manajemen mutu, pemasaran serta ketenagakerjaan (Suharto, 2002)

Dalam manajemen industri terdapat beberapa kriteria yaitu pemilihan lokasi, tenaga kerja, tata letak pabrik dan proses produksi. Proses produksi merupakan subsistem agrobisnis yang berfungsi untuk menghasilkan output primer dengan kapasitas produksi berdasarkan skala usaha yang ditetapkan. Pemilihan lokasi usaha harus mempunyai perencanaan dan pertimbangan yang matang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan yang menyangkut bahan baku, peralatan yang akan digunakan, tipe bangunan, transportasi, utilitas, tenaga kerja dan perkembangan pembangunan daerah setempat (Tinaprilla, 2007).

Tenaga kerja adalah sumber daya yang digunakan sebagai pelaksana dalam kegiatan perusahaan, sehingga diperlukan manajemen yang baik untuk pencapaian tujuan. Tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung dan tak langsung. Tata letak pabrik (plant layout) merupakan tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis (Mowen, 2011).

Sesuai dengan struktur organisasi beserta pembagian wewenang dalam perawatan dan perbaikan peralatan atau mesin-mesin PKS yang termasuk tugas dari bagian bengkel. Perawatan meliputi pembersihan mesin dan peralatan, pemberian pelumas, penyetelan dan pemeriksaan mesin, penggantian spare part atau elemen mesin dan peralatan (Permadean, 2008).

II.3 Penanganan BahanBahan baku merupakan bahan langsung (direct

material), yaitu membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Bahan baku biasanya mudah ditelusuri dalam suatu produk dan

4

harganya relative tinggi dibandingkan dengan bahan pembantu (Nafarin, 2007).

Penanganan bahan (material) dapat diartikan sebagai menangani material dengan menggunakan peralatan dan metode yang benar. Penanganan bahan yang kurang baik dapat menyebabkan rusaknya bahan-barang saat diproses produksi, menimbulkan ketidakpuasan dari para konsumen, kemacetan produksi dan kerugian dalam waktu kerja dari para pekerja. Perencanaan sistem penanganan material merupakan suatu komponen penting dalam perencanaan fasilitas, terutama dalam keterkaitannya desain tata letak. Oleh karena itu perencanaan tata letak dan perencanaan penanganan material selalu saling terkait satu dengan yang lainnya (Herjanto, 2007).

II.4 GradingPenggolongan mutu (grading) adalah kegiatan

mengklasifikasikan hasil-hasil pertanian kedalam beberapa golongan mutu yang berbeda, masing- masing dengan nama, etiket, dan harga tertentu. Perbedaan itu dapat ditentukan oleh perbedaan bentuk, ukuran, rasa, tingkat kematangan atau spesifikasi teknis yang lain. Dengan sistem grading yang baik, pemasaran akan berjalan lebih lancar serta produsen dan konsumen masing-masing akan terlindung dari praktek-praktek yang kurang jujur dalam pemasaran. Penggolongan mutu produk pertanian kedalam golongan standart yang sangat mempermudah proses usaha penjualan dan pembelian, serta membantu sistem pemasaran bekerja secara efisien (Hanafie, 2010).

Metode untuk melakukan penjenjangan atau grading adalah dengan memilah indikator-indikator perilaku ke dalam kelompok-kelompok atau daftar dan melabelinya, lazimnya dengan angka atau nomor. Semakin kompleks suatu perilaku, semakin tinggi pula jenjangnya. Sebuah metode penjenjangan lainnya adalah dengan mendasarkan pada kinerja yang diharapkan dari seorang pemegang jabatan. Bentuk penjenjangan ini lazimnya digunakan hanya jika model kompetensi yang berlaku berkaitan hanya dengan sebuah level peranan tunggal tertentu ( Prihandi, 2004)

5

II.5 Pengendalian Mutu Bahan BakuSalah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan

perusahaan adalah tingkat mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu sistem yang terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya dalam rangka menerapkan manajemen mutu. pemasaran dan riset pasar, desain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk, pengadaan, perencanaan dan pengembangan proses, produksi, inspeksi, pengujian, pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan distribusi, pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan perawatan, pembuangan purna pakai. Jika mutu tersebut tidak diawasi, maka akan timbul efek bagi perusahaan yaitu penanggungan biaya beban kerugian untuk jaminan mutu produk dan penurunan volume penjualan yang akan mengurangi profit margin perusahaan secara menyeluruh (Assauri, 2007).

Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui persyaratan dari pelanggan. ISO 9000 dan Total Quality Management (TQM) adalah contoh standar dan pendekatan yang digunakan untuk pengendalian mutu. Secara terperinci tujuan pengawasan mutu adalah (Assauri, 2007): 1. Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu

yang telah ditetapkan. 2. Mengusahakan agar biaya pengawasan dapat ditekan

seminimal mungkin. 3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses

dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat diperkecil.

4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.

Pengendalian mutu adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standart mutu bahan, standar proses produksi hingga standar pengiriman produk akhir kepada konsumen, agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi mutu yang direncanakan. Hal ini juga menjelaskan bahwa salah satu

6

faktor penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah tingkat mutu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu sistem yang terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya dalam rangka menerapkan manajemen mutu (Yamit, 2005).

Kualitas produk yang dihasilkan tergantung dari bahan baku yang digunakan. Perusahaan akan lebih memerhatikan pengendalian kualitas bahan baku yang akan dipergunakan untuk proses produksinya Pengendalian mutu bahan baku merupakan aplikasi ilmu dasar dan terapan yang bersifat keteknikan ataupun manajerial yang bertujuan mempertahankan mutu dan mengembangkan daya guna bahan baku seoptimal mungkin sekaligus meningkatkan nilai tambah bahan dan barang-barang yang akan digunakan berdasarkan standar mutu yang ditentukan (Tampubolon, 2004).

Pengendalian mutu perlu dilakukan mulai bahan baku diterima. Perencanaan mutu bertujuan merancang operasi untuk memproduksi produk yang dapat memenuhi keinginan pelanggan. Perencanaan mutu merupakan langkah awal dari kegiatan operasi. Pengendalian mutu dilakukan untuk menjamin kualitas bahan baku yang dihasilkan. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menyeleksi bahan baku antara lain seleksi secara alam dengan alat uji berat, seleksi secara alam dan kimia (Herjanto, 2007).

7

8

BAB III METODE PELAKSANAAN

III.1 Tempat dan Waktu PelaksanaanPraktek Kerja Lapang (PKL) ini akan dilaksanakan di PT.

Citra Borneo Indah, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Dilaksanakan selama satu bulan penuh sesuai hari kerja dan jam yang ditentukan oleh PT. Citra Borneo Indah. Pelaksanaan PKL dilaksanakan pada tanggal 14 Januari sampai 14 Februari 2013.

III.2 Metode Pengumpulan Data dan InformasiMetode pelaksanaan praktek kerja lapang di PT

Kalimantan Sawit Abadi, Citra Borneo Indah Grup dilakukan dengan mengikuti aktivitas sesuai kondisi lapang. Bentuk kegiatan dan metode pengumpulan data yang dilakukan selama pelaksanaan praktek kerja lapang adalah:1. Observasi

Melakukan observasi atau pengamatan secara langsung yang sebelumnya telah diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai teori-teori yang mendukung pelaksanaan observasi yang akan dilakukan di PT Kalimantan Sawit Abadi

2. Wawancara dan DiskusiWawancara dan diskusi dilaksanakan dengan cara berkomunikasi langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan kegiatan proses produksi untuk menunjang perolehan data dan informasi di lapangan.

3. Dokumentasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mempelajari dokumen yang erat hubungannya dengan perusahaan dan kegiatan perusahaan. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara melakukan dokumentasi untuk hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan laporan PKL, seperti dokumentasi mesin dan peralatan yang digunakan PT Kalimantan Sawit Abadi berupa foto.

9

4. Studi LiteraturStudi literatur dilaksanakan dengan cara mempelajari

literatur seperti buku, jurnal dan lain-lain. Hal ini bertujuan mengumpulkan informasi berupa teori-teori yang mendukung data pengamatan yang diperoleh selama PKL.

5. Pengumpulan DataData yang dikumpulkan dari Pratek Kerja Lapang ini

meliputi:a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dalam kegiatan perusahaan atau obyek yang diamati untuk dianalisis lebih lanjut. Data tersebut adalah data mengenai perusahaan.

b. Data SekunderData Sekunder adalah data yang sudah diolah

atau data yang diperoleh dari sumber lain yang selanjutnya digunakan sebagai pendukung dan pelengkap dalam laporan. Datatersebut adalah data dari literatur yang berhubungan dengan kegiatan Praktek Kerja Lapang.

III.3 Materi Kegiatan Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang, materi yang

dipelajari meliputi beberapa bagian yaitu:1. Tugas Umum:

Mengetahui dan mempelajari mengenai manajemen industri di PT Kalimantan Sawit Abadi, yang meliputi:a. Sejarah dan Latar Belakang Perusahaanb. Lokasi Perusahaanc. Struktur Organisasi perusahaand. Tata Letak Fasilitase. Proses Produksif. Mesin dan Peralatan roduksig. Pengendalian mutu

10

h. Sanitasi dan pengolahan limbahi. Pemasaran

2. Tugas Khusus:Materi kegiatan secara khusus yaitu mempelajari

penanganan dan pengendalian mutu bahan baku di PT Kalimantan Sawit Abadi, Citra Borneo Indah Grup Kalimantan Tengah.

11

III.4 Jadwal KegiatanJadwal alokasi kegiatan praktek kerja lapang yang dilaksanakan di PT Kalimantan Sawit

Abadi dapat dilihat pada Tabel 1.

NNo Nama

Pelaksanaan Bulan/Minggu ke- September 2012

Oktober 2012

November 2012

Desember 2012

Januari 2013

Februari 2013 Maret 2013 April 2013 Mei 2013

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

11

Penulisan dan Konsultasi Proposal

22

Seminar dan Perbaikan Proposal

3

Pengumpulan data Tugas Umum

4

Pengumpulan data Tugas Kusus (Penanganan dan Pengendalian Mutu Bahan Baku)

5Pembuatan Laporan dan Konsultasi

6 Ujian

7 Revisi Laporan

12

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Sejarah PerusahaanPT. Citra Borneo Indah merupakan perusahaan kelapa

sawit yang didirikan oleh Bapak H. Abdul Rasyid. Sebelum mendirikan pabrik kelapa sawit, beliau sudah memiliki pandangan bahwa pulau Kalimantan merupakan pulau memiliki lahan sangat luas. Dari situ muncul pemikiran untuk menanam kelapa sawit. Karena kelapa sawit merupakan komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Hasil yang didapat dari kelapa sawit digunakan untuk membeli lahan untuk mengembangkan usahanya hingga seperti sekarang ini.

Perusahaan ini mulai merintis bisnis perkebunan Kelapa Sawit dengan bendera PT Sawit Sumber Sarana dengan luas area 12.000 ha pada tanggal 22 November 1995 dengan kapasitas olah 90 ton/jam. Pabrik kedua yang dibangun PT Mitra Mendawai Sejati (MMS) berdiri pada tanggal 6 Mei 1999 (estate) dengan kapasitas olah 45 ton/jam. Pabrik ketiga yang dibangun PT Tanjung Sawit Abadi (TSA) berdiri pada tanggal 2 Desember 2003, dengan kapasitas olah 60 ton/jam (under construction). Pabrik keempat yang dibangun PT Kalimantan Sawit Abadi (KSA) berdiri pada tanggal 25 Maret 2004, dengan kapasitas olah 45 ton/jam. Pabrik kelima yang dibangun PT Sulung Ranch (SR) berdiri pada awal Januari 2006, sebagai proyek pemerintah tentang Integrate Sawit yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian sebagai “Program Nasional” pada tahun 2003.

Perusahaan ini melakukan beberapa program CSR (Corporate Social Responsibility), atau yang biasa dikenal dengan suatu kepedulian suatu perusahaan kepada masyarakat sekitar dimana perusahaan tidak hanya berorientrasi hanya kepada profit saja namun juga memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat sekitar dengan salah satu tujuan untuk meningkatkan kualitas hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar dengan melakukan program peningkatan kualitas sumber daya manusia.

13

Beberapa program CSR yang dilakukan CBI Group yaitu:1. Mendirikan sekolah di sekitar perkebunan yang bertujuan

meningkatkan sumber daya manusia bagi anak-anak di daerah tersebut.

2. Peningkatan kualitas kesehatan dengan melakukan kegiatan penyemprotan nyamuk, pengobatan gratis untuk masyarakat sekitar dimana setiap perkebunan terdapat klinik kesehatan dengan ambulan yang tersedia, dan terakhir yaitu kegiatan sunatan massal.

3. Meningkatkan level ekonomi masyarakat salah satunya yaitu dengan membuka pasar murah yang berlokasi depan Istana Kuning, dimana juga disediakan tempat atau areal-areal untuk berbagai macam kegiatan yang rutin dilakukan oleh masyarakat sekitar.

4. Melakukan perbaikan infrastruktur dengan tujuan meningkatkan akses jalan dari satu desa ke desa lain dan dengan begitu akan mempermudah hubungan diantara desa sehingga kegiatan-kegiatan akan mudah dilakukan seperti kegiatan jual-beli atau kegiatan perekonomian. Selain itu juga memperbaiki jembatan yang sudah rusak, serta memperbaiki tempat ibadah yang rusak.

5. Melakukan pelayanan kepada masyarakat langsung yaitu dengan melakukan beberapa kegiatan diantaranya yaitu memberikan sumbangan pada saat hari kemerdekaan, kegiatan safari ramadhan, memberikan masyarakat hewan kurban pada saat hari raya Idul Adha.

Selain itu, saat ini PT Citra Borneo Indah telah memperoleh sertifikat ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001.

Pemilihan lokasi pabrik kelapa sawit di PT CBI ini mempertimbangkan faktor kedekatan pabrik dengan bahan baku dimana terdapat di perkebunan milik perusahaan, kedekatan dengan sumber air yang digunakan sebagai keperluan pabrik yang berasal dari sungai terutama untuk utilitas pabrik, dan jauh dari pusat kota. Lokasi pabrik kelapa sawit ini juga dekat dengan perusahaan pembeli CPO yang salah satunya adalah PT SAP, tetapi banyak juga pembeli yang berada di luar pulau Kalimantan. Letak perumahan karyawan

14

juga dibangun di dekat pabrik, namun letak pasar sangat jauh di pusat kota sebagai pusat tempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pembangunan perumahan karyawan ini bertujuan memudahkan karyawan untuk menuju ke pabrik.

PT Citra Borneo Indah memiliki visi “ Becoming The Best World Class Plantation Company “. Guna terwujudnya visi tersebut, maka dibuatlah misi perusahaan dengan singkatan 5 M, yang terdiri dari :1. Membangun bisnis perkebunan secara profesional 2. Meningkatkan nilai tambah bagi seluruh pemangku

kepentingan3. Melaksanakan prinsip tata kelola perusahaan yang sempurna4. Menggunakan teknologi maju ramah lingkungan5. Mengembangkan sumber daya manusia dan potensial

daerah dalam semangat kemitraanSecara keseluruhan misi PT Citra Borneo Indah sudah

berjalan dengan baik. Misi yang pertama yaitu membangun perkebunan secara profesional. Misi ini sudah berjalan dengan baik karena dilihat dari pengaturan internal dan eksternal perusahaan yang sudah berjalan sesuai prosedur yang profesional. Misi kedua yaitu meningkatkan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. Misi ini sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya karena setiap pemangku kepentingan yang ada di PT Citra Borneo Indah telah mendapatkan nilai tambah sesuai yang mereka inginkan. Misi yang ketiga yaitu melaksanakan prinsip tata kelola perusahaan yang sempurna. Misi ini belum berjalan secara maksimal karena dalam tata kelola perusahaan masih banyak kekurangan dan terus akan diperbaiki sampai mendekati kata sempurna tersebut. Misi yang ke empat yaitu menggunakan teknologi maju ramah lingkungan. Misi ini sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dimana perusahaan melakukan teknologi pengolahan yang tidak merugikan lingkungan, misalnya pada limbah. Pengolahan limbah dilakukan dengan teknologi yang baik sampai limbah aman untuk di buang ke lingkungan. Misi yang kelima yaitu Mengembangkan sumber daya manusia dan potensial daerah dalam semangat kemitraan. Misi ini sudah berjalan dengan baik karena setiap tenaga kerja yang ada di

15

perusahaan diberi pelatihan khusus dalam jangka waktu tertentu.

IV.2 Lokasi Perusahaan

Lokasi Kantor Pusat dari Citra Borneo Indah Group ini terletak di Jl. H. Udan Said No 47 Kotawaringin Barat, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Indonesia. CBI Group memiliki 3 Pabrik Kelapa Sawit yang sudah beroperasi secara optimal yaitu PT Sawit Sumbermas Sarana/ PKS Sulung, PT Mitra Mendawai Sejati/ PKS Suayap, dan PT Kalimantan Sawit Abadi/ PKS Natai Baru dan 1 PKS yang hampir selesai konstruksi dan siap untuk beroperasi yaitu PKS Selangkun serta 1 PKS yang saat ini masih under construction yaitu PKS Malata. PT. Kalimantan Sawit Abadi berlokasi di desa Natai Baru, Pangkalan Bun, Kalimantan tengah.

Perencanaan lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus dilakukan sebelum perusahaan memulai operasi. Tujuan perencanaan lokasi untuk menentukan lokasi suatu perusahaan atau pabrik sebaik mungkin agar beroperasi dengan lancar, biaya operasi yang rendah dan memungkinkan perluasan di masa mendatang (Herjanto, 2007).

PT Kalimantan Sawit Abadi (KSA) terletak di tengah perkebunan kelapa sawit milik perusahaan yang masih dalam wilayah Citra Borneo Indah Group. Batas wilayah sebelah Utara yaitu perkebunan kelapa sawit dan karet milik masyarakat serta perkampungan warga desa Natai Baru. Batas wilayah sebelah Barat adalah perkebunan karet dan perkampungan warga desa Kumai. Batas wilayah sebelah Selatan dan Timur yaitu hutan dan perbukitan.

PT KSA dalam menentukan lokasinya memperhatikan syarat-syarat pendirian perusahaan, dimana letaknya cukup strategis dan dari berbagai segi yang mendukung antara lain:1. Lokasi Bahan Baku

PT KSA menempatkan pabrik berdekatan dengan sumber bahan baku karena sifat dan keadaan dari proses manufakturingnya. Kebutuhan utama bahan baku yaitu dari perkebunan kelapa sawit inti (natai baru estate) sehingga mempersingkat waktu pendistribusian dari kebun ke pabrik.

16

2. Sumber EnergiSumber energi listrik PT KSA berasal dari tenaga

genset dan uap yang diproses menggunakan boiler dengan mengubah uap air yang digerakkan dengan turbin menjadi tenaga listrik.

3. Limbah Produksi

Melalui proses produksi PT KSA mengeluarkan limbah padat, cair dan gas yang ditangani dengan sistem pengolahan limbah yang baik dan benar serta memenuhi syarat sehingga sampai saat ini belum mengganggu lingkungan sekitar. Pemilihan lokasi dekat dengan perkebunan untuk mempermudah perusahaan dalam aplikasi limbah cair maupun padat.

4. Sarana dan PrasaranaPT KSA merupakan salah satu pabrik yang cukup

dekat dengan kota Pangkalan Bun sehingga mempermudah akses sarana dan prasarana yang berada di kota. Jarak antara pabrik dengan kota Pangkalan Bun sekitar 18 km atau membutuhkan waktu 40 menit.

5. Sumber Daya ManusiaTenaga kerja PT KSA bertempat tinggal di perumahan

yang terletak tidak jauh dari lokasi perusahaan. Hal ini mempermudah dalam koordinasi dengan para karyawan dan meminimasi resiko keterlambatan tenaga kerja. Mengenai sumber daya manusia, baik secara kualitas dan kuantitas dikatakan cukup baik karena sebagian besar pekerja berasal dari penduduk asli Pangkalan Bun.

IV.3 Struktur Organisasi PerusahaanStruktur organisasi merupakan rangkaian beberapa difisi

dalam organisasi yang saling terkait satu sama lainnya yang bertujuan untuk mempermudah dalam pembagian kerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing

17

sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar. Struktur organisasi berbentuk organisasi garis dan staff yang mana kekuasaan tertinggi terletak pada Manajer. Manajer memberikan instruksi dan perintah yang dikomunikasikan dengan Asisten masing masing divisi lalu Asisten divisi menginstruksikan tugas tersebut langsung kepada karyawan. Aliran wewenang yaitu seorang atasan mengambil keputusan dan memberitahukannya kepada seorang bawahan. Bentuk struktur organisasi yang digunakan PT Kalimantan Sawit Abadi tertera pada Lampiran 1.

Kelebihan struktur organisasi garis dan staf adalah posisi garis terbebas dari aktivitas khusus yang dapat diberikan kepada karyawan staf. Manajer pada posisi garis mempunyai waktu lebih untuk melakukan aktivitas yang berperan secara langsung pada pencapaian tujuan utama perusahaan. Manfaat lainnya adalah fleksibelitas dari personel staf dapat memudahkan mereka untuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek baru dengan jumlah waktu minimum. Tentunya hal ini akan sulit dijumpai pada struktur garis murni dan sebagian besar pengalaman sebagai staf merupakan persiapan menuju posisi garis (Sukoco, 2007).

Deskripsi tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan di PKS Rambutan yaitu sebagai berikut:1. Manajer Pabrik

Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien untuk kelangsungan hidup perusahaan.

2. Asisten kepala (Askep)Membawahi asisten Laboratorium, asisten Produksi,

asisten Maintenance dan asisten Electric serta memberi petunjuk dan mengawasi segala kegiatan di pabrik.

3. Asisten Maintenance Bertanggung jawab kepada manajer mengenai segala

bentuk perawatan dan mengontrol mesin agar tetap dalam kondisi memuaskan

4. Asisten ElectricBertanggung jawab kepada manajer mengenai segala

bentuk yang berhubungan dengan electric guna mendukung berjalannya kegiatan produksi

18

5. Asisten ProduksiBertanggung jawab kepada manajer dan membuat

rencana kerja jangka pendek dan menegah untuk pemeliharaan dan oprasional mesin pengolahan.

6. Asisten LaboratoriumMelaksanakan analisa kontrol terhadap hasil

pengolahan dan memeriksa metode pelaksanaan.7. Asisten Tatausaha/Personalia

Mengkordinasi seluruh kegiatan administrasi perkantoran dan melakukan inspeksi ke unit dalam lingkup pabrik

8. SatpamBertanggung jawab atas keamanan diruang lingkup

pabrik dan mengesekusi hal-hal yang tidak diinginkan

IV.4 KetenagakerjaanDalam perekrutan tenaga kerja PT. Kalimantan Sawit

Abadi akan membuka lowongan pekerjaan jika perusahaan membutuhkan karyawan namun perekrutan ini terjadi secara intern hanya dalam lingkup PT. Kalimantan Sawit Abadi. Perusahaan akan membuat pengumuman mengenai spesifikasi karyawan yang dibutuhkan untuk selanjutnya pelamar pekerjaan harus mengirimkan surat lamaran pekerjaannya. Pelamar pekerjaan yang telah sesuai kriteria akan dilakukan panggilan untuk melakukan seleksi interview. Pekerja yang lolos akan melalui masa training selama 3 bulan.

Tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di PT Kalimantan Sawit Abadi dibagi berdasarkan kriteria yaitu: 1. Staf adalah tenaga kerja dengan status tetap yang diterima

untuk jangka waktu tidak tertentu dan berdasarkan surat pengangkatan yang dikeluarkan oleh perusahaan pusat setelah tenaga kerja tersebut menjalani Managemen Training selama enam bulan.

2. Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi. Dalam kajian ini yang dimaksud adalah pekerja di bagian pabrik

19

yang menangani proses, maintenance dan bagian lain yang berhubungan langsung dengan proses produksi.

3. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Kajian yang dimaksudkan adalah karyawan bagian administrasi dan bagian lain yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.

4. Pekerja borongan disini adalah tenaga kerja dengan sistem kontrak borongan yang diterima untuk jenis pekerjaan tertentu berdasarkan surat perjanjian borongan yang dikeluarkan oleh perusahaan. PT Kalimantan Sawit Abadi menerapkan pekerja borongan pada bagian penurunan TBS dari truck dan sebagai jasa mewadahi kernel.

PT. Kalimantan Sawit Abadi terhitung sampai dengan bulan Januari 2013 memiliki 138 karyawan. Dalam 138 karyawan dibagi dalam 8 staff dan 130 karyawan selain staff. Karyawan selain staff disini meliputi tenaga kerja langsung, tenaga kerja tak langsung dan tenaga kerja borongan.

Perusahaan manufaktur, pembayaran kepada karyawan biasanya dibagi menjadi 2 golongan yaitu gaji dan upah. Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah dibayar berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan (Mulyadi, 2004).

PT Kalimantan Sawit Abadi memberikan pembayaran karyawan berupa gaji dan upah. Gaji kepada staff dan upah kepada non staff yang diberikan tanggal 14 pada setiap bulannya. Sistem gaji antara staff dan karyawan sedikit berbeda yaitu untuk staff pengambilan gaji yaitu di bank BTN, namun pada karyawan pengambilan upah yaitu diambil di kantor pabrik karena sudah dikoordinasi oleh ketua tata usaha.

Setiap karyawan mendapatkan tunjangan yang sama baik staff maupun non staff. Tunjangan yang diberikan yaitu premi tetap, dana pensiun, rumah sebagai tempat tinggal, dan

20

Jamsostek. Serta ada tunjangan untuk keluarga seperti fasilitas sekolah dan koperasi.

Sistem jadwal kerja karyawan di PT Kalimantan Sawit Abadi bekerja selama enam hari aktif dalam seminggu. Untuk karyawan produksi terbagi menjadi dua shift. Shift pertama bekerja mulai 07.00 - 16.00 WIB, untuk shift kedua bekerja mulai pukul 16.00 – 04.00 WIB. Jam kerja karyawan kantor/administrasi dimulai pukul 07.00 – 16.00 WIB dan waktu istrahat untuk semua karyawan dimulai 12.00 – 14.00 WIB.

IV.5 Proses ProduksiPT Kalimantan Sawit Abadi melakukan produksi setiap

hari dengan kapasitas produksi 45 ton per jam. Perusahaan membeli tandan buah segar (TBS) dari kebun penduduk setempat. Hal ini dikarenakan kebun yang dimiliki PT Kalimantan Sawit Abadi belum memenuhi kebutuhan pabrik. TBS dari petani atau biasa disebut buah pihak ketiga dilakukan proses greading terlebih dahulu saat memasuki pabrik agar didapatkan buah dengan kualitas bagus untuk memenuhi kebutuhan produksi.

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu tidak hanya minyak kelapa sawit (CPO) namun juga inti kelapa sawit, cangkang, serabut(fibre) dan jangkos. Minyak kelapa sawit yang dihasilkan harus memiki kualitas yang baik dan memiliki kadar yang sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan. Inti kelapa sawit langsung dijual kepada perusahaan mitra tanpa diolah dahulu menjadi minyak inti sawit. Cangkang sebagian digunakan sebagai bahan bakar boiler namun sebagian besar dijual ke perusahaan lain untuk digunakan sebagai bahan bakar. Fibre sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar utama boiler namun juga bisa dijual apabila hasilnya sudah mencukupi kapasitas boiler. Jangkos hasil olahan langsung land aplikasi sebagai pupuk pada lahan kelapa sawit.

Produksi continue adalah suatu metode proses produksi di mana proses berlangsung secara terus menerus tanpa terhenti.

21

Proses produksi continue adalah kebalikan dari proses produksi partaian. Bila dibandingkan dengan proses produksi secara kelompok, proses produksi secara kontinu bersifat lebih efisien karena waktu jeda yang terdapat pada proses produksi partaian dapat dihindari. Kelemahan yang dimiliki proses produksi secara kontinu adalah sifat alatnya yang tidak dapat dimodifikasi. (Nasution,2003).

Proses produksi crude palm oil tergolong proses produksi terus-menerus (continuous process) yang berarti proses produksi berjalan secara terus-menerus atau berkelanjutan sesuai urutan dalam menghasilkan produk. Berikut adalah proses produksi CPO:1. Stasiun Penerimaan Buah

Tandan buah segar (TBS) yang dipanen dikebun diangkut ke lokasi pabrik kelapa sawit (PKS) dengan menggunakan truk. Truk yang membawa TBS tersebut terlebih dahulu di timbang di weight bridge. TBS yang dibawa oleh truk ditempatkan dibagian grading untuk dikelompokkan menurut masing-masing kriteria TBS. Setelah buah di lakukan grading kemudian buah dimasukkan kedalam loading ramp. Loading ramp berfungsi untuk mengatur proses distribusi TBS masuk ke dalam lori-lori berdasarkan prinsip FIFO (First In First Out).

2. Stasiun PerebusanTBS yang sudah ada di dalam lori-lori dimasukkan

kedalam sterilizer. Sterilizer digunakan untuk proses perebusan TBS, untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas minyak, agar buah mudah lepas dari tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dari biji. Proses perebusan dilakukan selama 90 menit dengan suhu sekitar 180ºC dan tekanan 3 bar. Untuk media pemanas digunakan steam yang berasal dari boiler.

3. Stasiun PenebahanSetelah dari stasiun sterilisasi, TBS yang berada di lori

akan dituangkan ke tippler. Lori ini akan diputar oleh tippler yang berbentuk lingkaran dan hanya bisa memutar 1 unit lori.

22

Berputarnya lori akan menyebabkan TBS jatuh ke bawah dan kemudian disalurkan ke bunch conveyor untuk dibawa ke thresher. Mesin ini menggunakan prinsip bantingan pada drum berputar sehingga brondolan akan terpisah dari tandannya.

4. Stasiun PengepresanBrondolan distribusikan dan dimasukkan ke dalam tiap-

tiap digester. Digester ini untuk mencacah brondolan agar daging buah terlepas dari nut sehingga mempermudah proses pengepresan dan dimasukkan ke screw press. Screw press untuk memeras minyak agar keluar dari nut dan fiber.

5. Stasiun KlarifikasiMinyak yang keluar dari srew press di tampung dalam

Crude Oil Tank dan dialirkan kedalam sand trap tank. Sand trap tank berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan ke vibrating screen. Mesin ini untuk memisahkan minyak dengan kotoran (nut, pasir, serabut) dengan menggunakan ayakan getar. Lalu di tampung di Crude Oil Tank (COT) dan dibawa ke Continous Settling Tank (CST) untuk memisahkan minyak dengan air dan sludge/lumpur berdasarkan perbedaan berat jenis. Minyak dari CST dialirkan ke oil tank, air akan dibuang dan sludge di tampung pada sludge tank untuk di proses didalamnya agar didapatkan minyak yang masih tercampur pada Sludge. Minyak akan di masukkan ke Vacuum Dryer dan di alirkan ke Storage tank untuk disimpan.

6. Stasiun KernelAmpas dari screw press yang terdiri dari nut dan fibre

yang masih menggumpal masuk ke Cake Breaker Conveyor (CBC) untuk dibawa ke Depericarper untuk memisahkan nut dengan fiber sehingga nut yang keluar dari depericarper benar-benar bersih dari fiber. Nut dibawa ke nut polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berputar Nut yang terjatuh akan didistribusikan nut hopper. Biji dari nut hopper masuk ke ripple mil untuk dipecah sehingga inti kernel terpisah dari cangkangnya. Melewati Light Tenera Dry

23

Separator (LTDS) lalu dibawa ke clay bath untuk memisahkan kernel dan cangkang dengan menggunakan larutan CaCO3 dan air. Kernel akan terapung dan cangkang akan tenggelam. Selanjutnya kernel masuk ke dalam vibrating screen dan dibawa oleh wet kernel elevator menuju kernel silo. Sedangkan cangkang yang lebih berat akan tenggelam dan masuk vibrating screen shell kemudian dibawa oleh shell conveyor menuju tempat pembuangan.

IV.6 Tata Letak FasilitasPada PT. Kelapa Sawit Abadi memiliki tata letak fasilitas

mesin dan peralatan yaitu hibrid layout. Hibrid layout merupakan gabungan dari produk layout dan proses layout yaitu proses produksi dilakukan secara berurutan dan memiliki beberapa mesin baik untuk proses maupun untuk mesin untuk cadangan apabila terdapat kerusakan pada mesin. Terdapat single line dan multy line mesin pada produksi. Namun saat terdapat kerusakan pada mesin yang single line maka proses produksi akan dihentikan sementara. Selain itu, Penggolongan kedalam tipe Hibrid Layout karena satu mesin hanya digunakan untuk melaksanakan satu macam operasi kerja dari jenis komponen yang serupa.

Hibrid layout yaitu layout untuk menggabungkan keuntungan dari proses dan tata letak produk dengan mengelompokkan mesin yang berbeda ke pusat-pusat kerja atau sel untuk bekerja pada produk yang memiliki bentuk serupa dan kebutuhan pengolahan. Group technologi adalah sebuah pendekatan di mana bagian produk yang memiliki kesamaan. Persamaan dapat digunakan pada ukuran permintaan bentuk atau manufaktur atau routing persyaratan (Boyer, 2010).

IV.7 Mesin dan PeralatanAliran produksi secara kontinu, dapat dengan baik

dilakukan dengan bantuan sistem otomatis. Pengertian otomatis disini yaitu dengan menggunakan mesin atau peralatan otomatis yaitu dengan melakukan proses produksi secara otomatis dengan bagian-bagian mesin yang berkerja secara langsung.

24

Operator mesin hanya perlu melakukan pengontrolan dan pengecekan secara berkala. Di pabrik-pabrik modern, peralatan otomatis ini telah dipergunakan serta dapat diprogram apabila ada bagian dari produk tidak memenuhi syarat, secara otomatis proses akan terhenti (Gaspersz, 2004).

Setiap perusahaan besar memiliki Mesin dan peralatan yang digunakan untuk kelancaran produksi. Sebagian besar mesin yang digunakan untuk proses produksi yaitu jenis mesin otomatis. Pada PT. KSA mesin dan peralatan tersebut termasuk peralatan material handling yang digunakan untuk mencapai efektifitas produksi mulai dari penerimaan bahan baku sampai terbentuk CPO dan inti kelapa sawit, seperti:1. Jembatan timbang

Jembatan timbang disini biasa disebut Weight Bridge. Setiap truk pembawa TBS ditimbang sebanyak dua kali, yaitu pada saat masuk pabrik (berat truk dan TBS) serta pada saat keluar. Dari selisih timbangan TBS diperoleh berat bersih TBS yang masuk ke loading ramp. Umumnya fungsi jembatan timbangan itu adalah untuk mengetahui jumlah tonase antara lain:a. TBS yang masuk pabrik.b. CPO dan Kernel yang keluar.c. Limbah sisa olah (solid dan jangkos (janjangan kosong)).

2. Loading RampTandan buah segar (TBS) yang ada pada loading ramp

merupakan TBS yang telah melalui proses Grading. Pada loading ramp terdapat 14 pintu hidrolik yang digunakan untuk memasukkan TBS ke dalam lori. Untuk menggerakkan pintu hidrolik menggunakan handle hidrolik yang digerakkan dengan generator yang terdapat dinamo di atasnya. Lori yang biasanya diisikan sebanyak 10 lori dalam setiap pembukaan pintu hidrolik loading ramp.kapasitas pada setiap lori yaitu 7,5 ton. Untuk memindahkan lori agar bisa dimasukkan ke tempat perebusan maka lori harus diubah arahnya menggunakan transfer lori. Setelah itu ditarik dengan menggunakan capstan agar bisa masuk ke dalam mesin perebusan.

25

3. Perebusan Pada mesin perebusan terdapat 2 mesin perebusan

yang dinamakan sterilizer 1 dan sterilizer 2. Pada setiap perebusan target waktu yang digunakan untuk setiap perebusan yaitu 90 menit. Namun untuk mengetahui proses perebusan sudah selesai atau belum bisa diketahui pada grafik yang ada pada tunel pengontrol sterilizer. Tunel pengontrol sterilizer yaitu sebagai alat pengontrol pada mesin perebusan. Untuk mengetahui kematangan dari grafik maka waktu yang dibutuhkan tidak tepat 90 menit tapi waktunya bisa berlebih karena TBS yang masuk ke lori memiliki tingkat kematangan yang berbeda. Pada TBS yang masih mentah membuat perebusan lebih lama. Dari grafik terdapat 3 tahapan yaitu peak 1 dengan tekanan 1 bar yaitu uap dibuang, peak 2 dengan tekanan 1,7 bar uap dibuang dan peak 3 dengan tekanan 2,8 uap ditahan dan ini mulai proses perebusan. Pada proses perebusan menggunakan suhu 1400C.

4. TipplerTippler merupakan mesin penuangan atau mesin

penumpahan tandan buah rebusan yang ada di lori. Setelah proses perebusan lori di tarik lagi dengan capstan untuk dipindah ke tippler dengan bantuan transfer lori. Sistem kerja tippler yaitu yang pertama menyalakan mesinnya lalu pada power tech terdapat slang untuk menggerakkan baling-baling dan memutar gear untuk memutar rantai pada tippler. Serta terdapat roller tippler yang juga digunakan untuk tempat pemutaran tippler. Tippler dapat dibutar sampai 180 derajat. Setelah diputar maka lori akan terbalik dan tandan buah rebusan masuk ke hopper buah, dari hopper buah akan dipindahkan ke bunch conveyor dengan bantuan auto feeder yang bergerak memutar. Waktu yang dibutuhkan pada tippler yaitu sekitar 10 menit.

5. Tresher 26

Tresher biasa disebut mesin bantingan. Dari bunch conveyor buah diangkut ke tresher. Pada tresher berputar dengan kecepatan 23 rpm bertujuan untuk merontokkan atau memisahkan brondolan dengan jangkosnya. Untuk jangkos akan keluar dan dilewatkan di horizon conveyor lalu pindah ke empty bunch conveyor untuk di taruh di hopper jangkos. Sedangkan pada buahnya masuk ke under tresher conveyor untuk membawa ke bottom cross conveyor dan dibawa ke fruit elevator untuk di masukkan pada digester. Pada tresher terdapat besi pelempar yang digunakan untuk memisahkan buah dengan jangkos.

6. Press StationPada press station terdapat beberapa kategori mesin

dan peralatan yang digunakan, seperti:a. Degester

Degester merupakan mesin untuk mencacah atau menghancurkan buah agar fibre dan nut terpisah. Buah yang ditransfer ke digester berasar dari fruit elevator dan ke fruit conveyor lalu masuk melalui bagian atas degester. Untuk menggerakkan degester terdapat power pack hidrolik. Dalam digester menggunakan suhu sebesar 80 – 950C untuk membantu dalam pencacahan buah dan keluarnya minyak. Pabrik ini memiliki 4 buah degester namun hanya digunakan 3 buah saja dalam proses produksinya dengan 1 buah digester sebagai cadangan.

b. Mesin pressSetelah buah selesai diproses pada digester maka

buah masuk pada mesin press. sehingga berhubungan langsung dengan masing-masing digester. Didalam mesin terdapat worm screw yang didalamnya terdapat 2 screw yang berputar, serta pada bagian ujung luar worm screw terdapat lempengan besi penahan yang bergerak hidrolik maju mundur berfungsi untuk menekan buah agar minyaknya keluar. Sistem kerja padanya yaitu memeras buah yang telah dicacah pada digester. Lalu minyak keluar melalui lu lubang-lubang kecil pada worm

27

screw dan mengalir lewat pipa yang ada dibawahnya. Untuk fibre dan nutnya keluar melalui celah samping yang ada lempengan besi penahannya. Mesin ini memiliki kapasitas 15 ton setiap jamnya dengan tekanan 50-75 0C. Pada mesin press terdapat standar dan parameter dalam operasinya (Tabel IV. 1).

Tabel IV. 1 Frekuensi parameter mesin press Parameter Standar

Oil losses Biji Terhadap contoh (dalam press cake) Biji pecah

Oil losses pada cangkang

≤ 4%≥ 35 %

≤ 15 %≤ 0,4 %

Sumber: Citra Borneo Indah, PT Kalimantan Sawit Abadi (2012)

c. Sand trap tank Sand trap tank berfungsi untuk mengendapkan

pasir dan kotoran yang ikut tercampur pada minyak. Mesin ini akan mengendapkan kotoran dan pasir dibagian bawah tanki lalu minyaknya ada dibagian atas dan dialirkan ke mesin selanjutnya. Pada mesin ini dilakukan pembersihan pasir dan kotoran setiap 4 jam sekali.

d. Vibrating screenVibrating screen yaitu alat yang digunakan utuk

penyaring kotoran atau fibre yang masih ikut terangkut pada minyak. Vibrating screen memiliki penyaringan sebelum dialirkan ke mesin berikutnya. Pada perusahaan ini memiliki 3 buah vibrating screen. Saringan yang atas ukurannya 20 mesh sedangkan saringan yang bawah berukuran 40 mesh. Vibrating screen juga harus dibersihkan secara berkala agar serat yang tersangkut tidak mengganggu jalannya proses

28

penyaringan. Pada Vibrating screen terdapat standar dan parameter dalam operasinya (Tabel IV. 2).

Tabel IV. 2 Frekuensi parameter Vibrating screenParameter StandarKadar minyakKadar airSludgePasir

≥ 35 %≤ 25 %≤ 39 %≤ 1 %

Sumber: Citra Borneo Indah, PT Kalimantan Sawit Abadi (2012)

e. COTCOT yang memiliki kepanjangan Crude Oil tank ini

merupakan tempat berupa tangki yang menjadi tempat penyimpanan sementara minyak setelah dari vibrating screen. Untuk beberapa waktu endapan pada COT dibuang ke selokan untuk dialirkan lagi ke fat-pit. Pada tanki ini terdapat pompa untuk membantu memasukkan minyak ke dalam CST.

7. Clarifikasi StationPada clarifikasi station terdapat beberapa kategori

mesin dan peralatan yang berhubungan dengan minyak kelapa sawit (CPO), seperti:a. CST

CST memiliki kepanjangan Continous Setling Tank yang merupakan tanki penampungan minyak setelah dari COT. CST berhubungan dengan beberapa tangki lainnya, seperti sludge tank, fure oil tank dan slude pit. CST berbentuk tabung dengan bagian ujung bawah meruncing. CST mengalirkan minyak CPO murni yang ada bagian atas dialirkan dengan pipa untuk dimasukkan ke fure oil tank. Sedangkan terdapat pipa yang lebih besar dialirkan dari bagian bawah untuk mengalurkan sludge ke sludge tank. hal ini karena minyak CPO memiliki berat jenis yang lebih rendah, sehingga berada

29

di bagian permukaan sedangkan sludge berada di bawah minyak sampai hampir ke bawah oleh karena itu pipa untuk ke sludge tank cenderung lebih kebawah. Selain dari COT, CST juga memasukkan minyak dari sludge pit yaitu minyak sisa proses pada bagian clarifikasi yang berguna sebagai proses recycling. CST memiliki kapasitas 90 ton dengan tinggi minyak dengan 40-70% bagian atas adalah minyak dan bagian bagian bawah yaitu sludge.

b. Sludge tank Sludge tank merupakan tempat pengendapan

sludge dan pemisahan minyak yang masih tercampur didalam sludge. Sludge tank mengalirkan sludge dari CST namun sebelum masuk ke sludge tank,sludge harus melalui vibrating screen yang berada diatas tangki. Setelah itu sludge di alirkan ke sludge drain tank untuk dialirkan lagi ke sentrifuge. Untuk endapan yang ada di bawah tangki akan dibuka dan dialirkan ke sludge drain tank. kapasitas sludge tank yaitu 30 ton dengan suhu 80-90 0C.

c. Fure oil tankFure oil tank merupakan tanki yang berisi minyak

CPO murni dari CST. Pada pagian bawah juga terdapat pipa, pipa ini berguna untuk apabila ada endapan akan dialirkan juga ke sludge drain tank. Fure oil tank akan mengirim minyak CPO ke storage tapi sebelumnya harus melewati vacum drier agar kandungan air semakin hilang lagi walau hanya tercampur sangat sedikit. Dengan bantuan oil pump maka minyak didorong sampai ke storage. Kapasitas fure oil tank yaitu 30 ton dengan suhu 80-90 0C.

d. Sludge buffer tank Sludge buffer tank merupakan merupakan tempat

untuk menampung sludge dari sand cyclone untuk selanjutnya dialirkan ke sentrifuge. Slude buffer tank

30

nantinya akan menyalurkan sludge ke brush stainer sebelum ke sentrifuge.

e. Brush stainerBrush stainer berfungsi untuk membersihkan

sludge yang di bawa dari sludge buffer tank. Mesin brush stainer ini selain mememisahkan sludge dan minyak, mesin ini sludge akan di sikat dan dibersihkan sehingga tidak ada kotoran atau fibre halus yang terbawa lagi. Lalu hasil dari brush stainer dialirkan ke sentrifuge.

f. Sentrifuge Sebuah alat yang dipergunakan untuk memisahkan

minyak dengan sludge, yang mana sludge yang berasal dari under flow CST ini masih mengandung minyak yang tinggi yaitu + 6%. Cara pemisahannya adalah dengan mengumpankan sludge kedalam mangkok putar didalam sludge sentrifuge pada saat mangkok diputar dengan rpm 1500. Pada pabrik natai baru ini terdapat 4 buah sentrifuge.

g. Slude drain tank Slude drain tank merupakan bak penampungan

slude dari beberapa mesin seperti dari CST, Sludge tank, fure oil tank, fat pit dan dari sludge pit. Alat ini sangat membantu dalam pengumpulan sludge yang akan diolah lagi untuk diambil minyaknya yang masih bercampur dengan sludge

8. Kernel stationPada kernel station terdapat beberapa kategori mesin

dan peralatan yang digunakan yang berhubungan dengan penghasilan inti kelapa sawit (kernel), seperti:

a. DepericarperDepericarper merupakan mesin dimana nut dan

fibre yang diangkut dari cake brake conveyor akan 31

dipisahkan dengan dengan hembusan angin dari kipas yang ada didalamnya serta terdapat sistem air lock sehingga fibre akan terbawa keatas dan nut akan turun dan masuk ke polising drum. Nut bisa turun kebawah karena nut lebih berat dari pada fibre.

b. Policing drumPolicing drum merupakan alat untuk memisahkan

fibre yang masih tersangkut dan mengalirkan nut untuk masuk ke inclined conveyor dan akan masuk ke destoner. Policing drum ada pada posisi horizontal dan pada ujung luar terdapat lobang lobang untuk melewatkan nut agar masuk ke inclined conveyor.

c. Destoner Destoner merupakan mesin yang membawa nut

dari inclined conveyor. Untuk sistem kerjanya yaitu akan menekan nut keatas dan langsung dilakukan sistem air lock agar nut tidak turun lagi ke bawah. Serta akan diangkut ke dalam nut hopper. Apabila terdapat campuran yang memiliki masa yang lebih berat akan keluar melalui lubang pada bagian bawah destoner,seperti batu.

d. Nut hopper Nut hopper merupakan tempat penampungan nut

sementara sebelum dilakukan proses selanjutnya. Kapasitas nut hopper pada pabrik natai baru ini yaitu 30 ton per jam. Setelah dari nut hopper maka nut akan masuk ke nut feeder yang ada di bagian bawah berfungsi untuk memasukkan nut ke ripple mill. Ripple mill merupakan mesin untuk memecahkan cangkang pada nut guna mengeluarkan kernelnya.

e. CM conveyor dan elevatorCrake Mixture conveyor merupakan alat untuk

mengalirkan pecahan nut dan cangkang dari proses di ripple mill untuk dipindah ke Crake Mixture Elevator.

32

Crake Mixture Elevator merupakan alat pen transfer pecahan nut dan cangkang agar masuk ke LTDS 1 dan LTDS 2 serta menggunakan sistem air lock.

f. Light Tenera Dry Separator (LTDS)LTDS 1 yaitu Alat untuk memisahkan inti dan

cangkang dengan sistem hisapan angin. Cangkang dan inti yang bercampur terdapat debu, sisa – sisa serabut dan cangkang yang halus. Pada saat fan LTDS I bekerja nut yang utuh akan jatuh kebagian bawah dan diterima wet kernel conveyor mengikat nut yang bulat susah melayang,sedangkan cangkang yang lebar dan nut pecah akan terhisap keatas tetapi tidak sampai ke cyclone LTDS tetapi jatuh dan keluar melalui air lock LTDS I dalam dan terhisap ke LTDS II, sedangkan yang terikut ke cyclone LTDS I adalah cangkang yang tipis serta partikel halus yang lain menuju cyclone LTDS dan ditampung di shell hopper.

Sistem kerja LTDS II relatif sama dengan LTDS I. Cangkang dan inti dari LTDS I akan terhisap keatas selanjutnya jatuh dan keluar melalui air lock LTDS II dalam dan selanjutnya diumpan ke cly bath untuk proses pemisahan.

g. ClaybathClay bath merupakan mesin yang digunakan

untuk memisahkan cangkang dengan kernel yang sudah dipecah pada ripple mill. Pada clay bath menggunakan air dan bubuk kalsium. Bubuk kalsium disini berguna agar air lebih pekat dan kesat untuk memisahkan cangkang dan kernel. Pada clay bath terdapat wadah cekung pada bagian bawah dan terdapat alat pemutar yang gunanya agar kalsium tidak mengendap serta terus larut dalam air. Maka larutan kalsium akan di alirkan ke atas untuk memisahkan cangkang karena cangkang akan mengendap turun ke dasar sedangkan kernel akan mengapung dipermukaan larutan dari situ akan terpisah dan dialirkan ke pipa yang berbeda. Dari claybath, kernel

33

akan di alirkan ke vibrating screen dan kernel akan masuk ke wet kernel conveyor dan menuju wet kernel elevator dan masuk ke kernel silo. Sedangkan cangkang akan masuk ke shell conveyor dan masuk ke shell bin.

h. Kernel siloKernel silo merupakan mesin dimana untuk

memasak kernel sampai setengah matang,gunanya agar kernel tidak busuk dan tidak mudah terkena jamur. Serta tidak dimasak sampai matang agar kandungan minyaknya tidak ikut keluar. Pada PT Kalimantan Sawit Abadi terdapat terdapat 2 mesin kernel silo. Dengan volume kernel silo 30 m3. Setelah itu kernel akan masuk ke dalam dry kernel conveyor dan disimpan sementara pada bulk kernel.

i. Bulking kernelBulking kernel merupakan tempat penampungan

sementara kernel yang akan dikirim dengan menggunakan truk. Kernel yang telah di masak setengah matang pada kernel silo akan didorong dengan pompa dan akan masuk ke dalam bulking kernel. Bulking kernel berbentuk tabung dengan bagian bawah meruncing yang digunakan untuk memasukkannya ke dalam truk. Bulking kernel sengaja diletakkan diluar gedung agar lebih mudah dalam pengangkutan.

9. Boiler StationBoiler merupakan mesin utama dalam pabrik kelapa

sawit, biasa disebut dapur pabrik. Boiler merupakan tempat pembakaran dan perebusan untuk menciptakan steam yang digunakan dalam berbagai proses dan untuk menggerakkan turbin. Boiler memiliki tekanan sebesar 24 barg. Pada boiler terdapat tanda air dimana upper gram menunjukkan kondisi air berada di bawah atau hampir habis, sedangkan lower gram menunjukkan air berada hampir penuh ke atas. Bahan

34

bakar pada turbin adalah fibre dan cangkang yang menjadi sisa dari proses produksi yang dialirkan melalui shell dan fibre conveyor lalu masuk pada boiler di bagian pembakaran dengan dibantu rotary feeder. Boiler merupakan mesin yang paling intensif memerlukan pengawasan karena jika dibiarkan saja akan mengakibatkan peledakan sampai radius beberapa km. Pengawasan seperti conduktifity ≤ 3000 apa bila berlebih maka steam harus di blowdown. Serta pengawasan pH air pada boiler 10,5-11,5. Dalam waktu 4 jam sekali harus dilakukan blowing yaitu pengambilan kerak pada dasar boiler agar pembakaran lebih stabil. Pada boiler terdapat bagian pembakaran yang penuh berisi api dan bahan bakar seperti fibre dan shell. Pada bagian tengah terdapat bagian yang berisi air untuk diuapkan sampai berbentuk steam. Didalamnya terdapat pipa besi yang berjumlah 900 pipa dan memiliki fungsi menyalurkan panas dari bagian pembakaran. Air yang masuk ke boiler berasal dari water tank lalu dialirkan ke dalam vacum drairator untuk menghilangkan kadar oksigen yang bertujuan agar pipa dan wadah besi dalam boiler tidak mudah terkena korosi. Pada proses pembuatan steam dalam boiler, steam yang basah akan dibuang melalui pipa pembuangan. Karena saat steam basah, maka steam tidak kuat memutar turbin.

Unit Kation yaitu penukar kation berbahan dasar resin bermuatan positif untuk mengikat mineral seperti besi, magnesium dan calcium. Lobang resin agar tidak tertutup oleh lumpur harus dicegah dengan sering dilakukan “ back wash “ penukar kation ini jika sudah penuh harus diregenerasi dengan larutan garam dan HCL. Sedangkan Unit Anion yaitu Penukar anion berbahan dasar resin yang bermuatan negatif. Untuk mengikat mineral seperti silica yang bisa menimbulkan kerak dalam pipa boiler. Jika sudah jenuh selain dilakukan back wash untuk pencucian juga harus dilakukan regenerasi dengan caustic soda .

10. Power houseSelain boiler, power house merupakan bagian pabrik

yang paling fital dimana memiliki kebisingan 91,2 dBA. 35

Didalam power house terdapat mesin turbin. Mesin turbin merupakan mesin yang sangat fital selain boiler karena saat turbin mengalami masalah maka semua mesin bisa ikut terhenti. Turbin merupakan mesin yang digunakan untuk menghasilkan listrik untuk kebutuhan proses produksi. Sistem kerja mesin ini yaitu steam yang dihasilkan pada boiler akan dialirkan melalui pipa besi, lalu steam masuk ke dalam separator agar tersisa steam kering dan masuk ke dalam mesin turbin. Steam yang bertekanan dan kecepatan tinggi akan memutar turbin (berbentuk seperti lempengan besi seperti kipas angin) yang ada didalam mesin turbin. Perputaran yang terus menerus akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet tersebut akan menghasilkan listrik yang disimpan ke dalam generator dan disalurkan ke dalam semua mesin untuk beroperasi. Pada pabrik ini terdapat 2 mesin turbin yaitu dengan kemampuan mesin 800 kW dan 1200 kW (Tabel IV.3 dan Tabel IV.4).

Tabel IV.3 Turbin 1 kapasitas 800kWSpesifikasi KapasitasOutputSteam PressSteam TempExstauce PressSpeed

800 kW22 BAR2700C3.1 BAR5204 RPM

Sumber: Citra Borneo Indah, PT Kalimantan Sawit Abadi (2012)

Tabel IV.4 Turbin 2 kapasitas 1200kWSpesifikasi KapasitasOutputSteam PressSteam TempExstauce PressSpeed

1276 kW 22 BAR2700C3.5 BAR5204 RPM

Sumber: Citra Borneo Indah, PT Kalimantan Sawit Abadi (2012)

36

11. StorageStorage merupakan tangki penyimpanan minyak

kelapa sawit (CPO) sementara dari hasil produksi. Pada PT. KSA memiliki dua storage tank yang masing-masing berkapasitas 1000 MT. Suhu minyak dalam storage tank ini harus tetap dijaga pada kisaran 50-60º untuk menjaga mutu minyak tetap sesuai standar. Pengaturan suhu dengan cara mengalirkan steam melalui pipa pemanas dibagian bawah dari storage tank. Untuk memantau suhu CPO dikedua storage tank ini dipasang thermometer pengontrol suhu selain pengecekan setiap hari oleh bagian lab sekaligus untuk mengetahui kadar FFA nya. Pada storage terdapat tanda untuk mengetahui seberapa banyak minyak yang ada didalamnya. Dibagian bawah storage terdapat pipa dengan pompa yang digunakan untuk dialirkan menuju despatch station untuk dimasukkan ke dalam truk pengangkut CPO.

12. Water Treatment Plant (WTP)Water treatment plant merupakan stasiun untuk

mendapatkan air bersih guna keperluan produksi dan sehari hari. Kualitas air yang digunakan harus sesuai dengan standar yang ada pada departemen lingkungan hidup. Dalam WTP ini mengambil air dari sungai dan diendapkan dulu pada kolam pengendapan sebelum di alirkan ke water clarification. Dalam WTP terdapat beberapa kategori mesin dan peralatan yang digunakan,seperti :

a. Kolam air basinKolam basin merupakan kolam dengan kapasitas

400m³ yang digunakan untuk mengendapkan kotoran yang masih tercampur. Terdapat 3 buah kolam basin yang tersusun bersebelahan. Secara teori semakin banyak kolam yang ada untuk pengendapan lumpur atau kotoran maka kualitas air semakin baik.

b. Sand filter

37

Sand filter merupakan alat yang menggunakan pasir kuarsa yang ada di dalam tangki berguna untuk menyaring kotoran pada air yang berasal dari kolam air basin. Menggunakan sand filter ini maka air semakin jernih dan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari setelah di trasnfer ke tower tank. Setelah melalui sand filter air juga dapat digunakan untuk keperluan proses seperti pada boiler dan sebagainya.

c. Water towerWater tower merupakan tempat penampungan air

bersih yang mempunyai ketinggian +18 m. Ini dimaksudkan untuk menciptakan gravitasi agar air bisa mengalir dengan cepat tanpa harus dipompa, selain itu dengan sistem gravitasi ini air akan tetap bisa dialirkan pada saat daya listrik sedang mati akibat suatu kerusakan. Water tower ini harus selalu dijaga agar tetap penuh pada saat pabrik normal. Air dari water tower juga diaplikasikan ke perumahan untuk keperluan sehari hari.

13. Pengolahan limbahPerusahaan kelapa sawit memiliki produk utama yaitu

minyak kelapa sawit (CPO) dan Inti kelapa sawit (kernel). Dari proses produksi tersebut menghasilkan limbah padat, gas dan cair.a. Limbah padat

Limbah padat yang dihasilkan yaitu janjang kosong, serat(fibre) dan cangkang. Janjang kosong merupakan dari tandan buah segar yang telah diambil semua buahnya dan tersisa janjang kosong. Serat (fibre) merupakan serabut pada daging buah kelapa sawit yang didapatkan dari proses setelah melewati mesin press. fibre dapat langsung digunakan untuk bahan bakar boiler. Namun saat kebutuhan bahan bakar steam sudah terpenuhi maka fibre akan menjadi limbah. Cangkang merupakan pecahan dari cangkang utuh buah sawit (nut) yang didapatkan juga dari stasiun pengepresan dan telah melalui proses pemisahan nut dan kernel pada nut

38

and kernel station. Limbah ini juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler . Namun hanya sebagian kecil yang digunakan untuk bahan bakar boiler karena bahan bakar dari fibre mencukupi. Ketiga limbah padat tersebut tidak diberi perlakuan khusus. Ketiganya masih dapat digunakan untuk keperluan lain yang berguna. Untuk janjang kosong digunakan untuk pupuk yang diletakkan disamping pohon kelapa sawit. Sedangkan fibre dan cangkang dijual kembali pada perusahaan yang telah memesannya.

b. Limbah cair Limbah cair merupakan hasil buangan sisa akhir

dari proses produksi yaitu berasal dari Fat – fit yang mana limbah ini masih mengandung minyak yang cukup banyak.Limbah dialirkan ke kolam-kolam penetralisasi limbah dari zat-zat yang berbahaya. Pada kolam pertama yaitu cooling pond yang menjadi kolam pendinginan dan masih dilakukan penyaringan minyak sawit mentah yang masih terkandung dalam limbah tersebut yang kemudian dialirkan kembali ke fat-fit, biasanya disebut proses pengutipan. Sedangkan limbah cair yang berada di kolam pertama tadi dialirkan ke kolam kedua yaitu mixing pond dan seterusnya sampai ke kolam 6 untuk mengalami proses penetralisasian dan penurunan kadar COD dan BOD. Pada kolam limbah terdapat 2 cara yaitu single feeder dan multy feeder. Untuk hasil akhir dari kolam 5 pengolahan limbah cair ini dimanfaatkan sebagai pupuk pada land application/lahan percobaan.

c. Limbah gasLimbah gas disini merupakan limbah yang

dihasilkan dari proses perebusan dan pada mesin boiler. Limbah gas yang keluaran dari boiler yang langsung dibuang ke udara tanpa diolah terlebih dahulu namun telah melalui proses filter sehingga abu pada proses pembakaran tidak ikut keluar ke udara.

39

IV.8 SanitasiSanitasi dapat didefinisikan sebagai usaha pencegahan

penyakit dengan cara menghilangkan dan mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut. sanitasi juga penerapan prinsip untuk memperbaiki, mempertahankan, atau mengembalikan kesehatan manusia. Sanitasi juga mencegah kontaminasi pada makanan (Purnawijayanti, 2001).

Sanitasi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan serta upaya yang dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kesehatan yang berada di dalam perusahaan. Sanitasi merupakan suatu kegiatan yang penting dalam pabrik karena akan memberikan dampak pada produk yang dihasilkan. Beberapa sanitasi yang ada pada PT Kalimantan Sawit Abadi antara lain:1. Sanitasi karyawan

PT Kelapa Sawit Abadi telah menetapkan standart sanitasi dan keamanan yang harus ditaati oleh karyawan. Sebelum memasuki pabrik atau area produksi karyawan harus memakai kelengkapan kerja seperti safety shoes, safety helm, ear plug, Sarung tangan dan Baju kerja. Namun pada bagian tertentu di pabrik tidak perlu menggunakan sarung tangan. Pemeriksaan kelengkapan karyawan biasanya dilakukan secara mendadak dengan melaksanakan brefing pagi beserta penyampaian informasi dari masing-masing asisten.

2. Sanitasi ProdukKebijakan yang diterapkan oleh perusahaan

mengenai sanitasi produk dilakukan untuk menjaga agar mutu produk tetap dalam kondisi baik. Sanitasi produk dilakukan dari bahan mentah sapai dengan bahan jadi (CPO). Sanitasi yang dilakukan meliputi pengawasan dan pemeliharaan kebersihan bahan baku, standarisasi kotoran dan kebersihan tangki storage sebagai tempat penampungan CPO. Pemeliharaan kebersihan tangki

40

storage CPO dilakukan secara berkala, yakni pencucian tangki sebanyak dua kali dalam setahun.

3. Sanitasi Mesin dan PeralatanSanitasi pada mesin dan peralatan dilakukan agar

memiliki umur pakai lebih lama, kondisi mesin dan peralatan selalu dalam kondisi bersih agar nyaman saat digunakan. Kinerja dari mesin atau perawatan agar selalu optimal serta menghindari dari permasalahan yang dapat mengganggu jalannya produksi. Sanitasi dilakukan setiap terjadi pergantian shift pada pekerja hal ini menjadi tanggung jawab dari operator yang ada pada shift tersebut. Sanitasi juga dilakukan saat pabrik berhenti produksi karena alasan tertentu.

IV.9 Pengendalian MutuMutu adalah tingkat atau derajat kepuasan

pelanggan serta dapat diukur. Dalam pengendalian mutu pengolahan produk pangan terdapat pengontrolan CCP dan CP. CCP (Critical Control Point) adalah titik kritis yang harus dikendalikan dan memiliki resiko besar terhadap proses yang akan dijalankan. CP (Control Point) adalah proses yang harus dikendalikan namun memiliki resiko yang kecil terhadap proses yang akan dijalankan (Feinberg et al, 2006).

1. Pengendalian Mutu Proses ProduksiPengendalian mutu proses produksi dilakukan oleh tim

Quality Control laboratorium PT. Kalimantan Sawit Abadi dengan cara pengambilan sampel (Sampling) produk setengah jadi pada tiap tahapan proses yang dilalui. Proses pengambilan sampel ini dilakukan oleh tim Quality Control Laboratorium PT. Kalimantan Sawit Abadi setiap hari dalam selang waktu yang berbeda-beda sesuai dengan proses masing–masing.

Pengendalian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kehilangan minyak dan efisiensi proses produksi

41

secara teratur, dan juga untuk menjaga proses produksi agar sesuai dengan harapan dari semua pihak yang terkait dengan proses produksi. Dari proses pengendalian tersebut kemudian dilakukan analisa sesuai dengan tahapan – tahapan yang dimaksudkan. Hasil dari analisa yang dilakukan tersebut akan menunjukkan apakah proses produksi sudah dalam harapan yang dinginkan atau belum. Jika terjadi penyimpangan proses produksi, tim Quality Control Laboratorium akan menyampaikan laporan yang ditujukan kepada asisten produksi yang nantinya akan dilakukan tindakan–tindakan untuk menanggulangi penyimpangan tersebut. Sejauh penyimpangan yang pernah terjadi hanya dilakukan tindakan penanggulangan berupa perbaikan (maintenance) terhadap mesin – mesin produksi dan tindakan pelaporan terhadap pihak manajemen PT. Kalimantan Sawit Abadi terkait dengan kualitas kematangan buah (bahan baku) yang dikirimkan untuk proses produksi. Produk (CPO) dengan spesifikasi mutu rendah akan dapat mengurangi harga jual di pasarannya.

Pada proses produksi yang terdapat CCP yaitu pada vacuum dryer. Vacuum dryer memiliki sistem menyemprotkan CPO dengan suhu yang tinggi di ruang tertutup. Apabila dalam vacuum dryer dilakukan proses dengan suhu terlalu tinggi dan lama maka CPO akan rusak, namun apabila suhu terlalu rendah maka kadar air dalam minyak akan melebihi standar (0,2%), maka suhu harus benar-benar diatur dengan baik. CP yaitu pengontrolan kinerja mesin dan pengujian output setiap mesin karena akan mempengaruhi produk akhir.

2. Pengendalian mutu produk akhir Mutu pada produk akhir sangat diperhatikan terutama

CPO dan IKS. Kualitas menentukan harga dan penjualan produk di pabrik pengolahan lainnya. Pengendalian mutu dilakukan dengan cara melakukan pengujian Free Fatty Acid (FFA), kotoran, dan kadar air yang dilakukan setiap 1 jam. Pengambilan sample CPO dilakukan pada station clarifikasi dan storage. Untuk sample pada storage diambil juga saat

42

CPO akan dimasukkan kedalam truk tanki. Sehingga saat sampai di tangan pembeli, mutu pada produk tetap dalam kondisi bagus.

CCP pada proses produksi yaitu pengaturan suhu yang tepat pada storage tank yang menyimpan minyak kelapa sawit (CPO). Apabila suhu terlalu rendah maka kadar FFA akan cepat naik namun apabila terkena suhu terlalu tinggi maka CPO akan rusak. Sedangkan yang termasuk CP adalah pengontrolan warna, bau dan kotoran pada CPO.

Berikut ini adalah standar mutu Crude Palm Oil (CPO) pada Citra Borneo Indah, PT Kalimantan Sawit Abadi :

Tabel IV.5 Standar Mutu Crude Palm Oil (CPO) Parameter Standar

Free Fatty Acid (FFA)

Max. 3,5%

Kotoran (dirt) 0,02% Kadar Air (moisture)

Max. 0,2%

Sumber: Badan Standarisasi Nasional (BSN) (2012)

IV.10 PemasaranPemasaran untuk Crude Palm Oil, langsung dijual pada

PT SAP yang terletak didaerah Bumi Harjo, Kumai. Pengiriman dengan menggunakan sistem DO (Delivery Order), yaitu pemenuhan 1 surat jalan untuk kapasitas yang sudah ditentukan dan diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan dan diseetujui oleh kedua belah pihak, yaitu perusahaan penghasil Crude Palm Oil dan pengolah Crude Palm Oil menjadi minyak siap pakai.

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk memperoleh yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertkaran produk dan nilai. Tujuan pemasara harus berdasarkan keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan posisi pasar dan bauran pemasaran (Suyanto, 2004).

Pemasaran Citra Borneo Indah, PT Kalimantan Sawit Abadi menggunakan marketing mix meliputi:

43

1. ProductPerusahaan Citra Borneo Indah, PT Kalimantan Sawit

Abadi menjual berbagai macam produk diantaranya yaitu CPO (Crude Palm Oil) , kernel (inti kelapa sawit), Serat (Fibre), dan Cangkang (Shell). Produk utama PT Kalimantan Sawit Abadi yaitu CPO dan Kernel. Pada produk CPO, spesifikasi yang dijual yaitu sesuai dengan pesanan dari customer, namun perusahaan menerapkan standar produk CPO dengan kriteria FFA < 3,5%, Dirt < 0,02% dan Moisture < 0,2%. Spesifikasi produk yang dipesan oleh customer berbeda-beda sesuai kebutuhannya.

2. PromotionPromosi produk pada PT Kalimantan Sawit Abadi ini yaitu

dilakukan dengan langsung penjualan dengan tender di bawah organisasi pengkoordinir yaitu PT ASTRA dan PTPN, dilakukan setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat. PT Kalimantan Sawit Abadi akan menjual CPO kepada beberapa buyer (perusahaan pengolah CPO) yang memiliki komite dalam sebuah tender. Beberapa perusahaan yang akan membeli akan memberikan penawaran harga, dari beberapa perusahaan yang melakukan penawaran harga akan dipilih harga yang paling tinggi. Setelah itu pihak dari PT Kalimantan Sawit Abadi akan melakukan pertimbangan apakah harga tersebut dapat diterima atau tidak, jika diterima maka CPO akan terjual (deal) dan jika tidak diterima maka CPO tidak terjual.

3. Place

Distribusi palm product berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel dilakukan ke perusahaan pengolah produk turunan CPO, khususnya perusahaan pengolah minyak goreng. PT Kalimantan Sawit Abadi mendistribusikan CPO kepada PT Sinar Alam Permai (SAP) dibawah perusahaan Wilmar Group, berlokasi di Jl. Pelabuhan CPO sungai Kalap, kecamatan Kumai, kemudian PT SMART TBK. dibawah perusahaan Sinar Mas Group, berlokasi di BII Plaza Tower II 20th floor, MH Thamrin No. 51 Jakarta, kemudian ke perusahaan Tunas Baru Lampung, dan perusahaan Wingsfood. Pengiriman juga

44

dilakukan ke luar Indonesia, seperti negara China, Vietnam, Filipina, Taiwan, Pakistan, dan India.

Sarana transportasi untuk pengiriman ke perusahaan yang masih berada dalam satu pulau menggunakan truk, sedangkan pengiriman ke luar pulau Kalimantan, diantar ke pelabuhan kemudian diangkut dengan kapal laut untuk dikirimkan ke tujuan. PT Kalimantan Sawit Abadi juga bekerja sama dengan perusahaan penyedia transportasi, untuk melakukan pengiriman TBS. Selain itu, juga terdapat penyedia transportasi untuk pengiriman CPO, PK, cangkang dan serat.

4. PricePenentuan harga produk pada PT Kalimantan Sawit Abadi

disesuaikan dengan keputusan manajer. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga CPO, diantaranya yaitu :

1. Perubahan nilai dollar, dimana harga CPO dipengaruhi oleh perubahan nilai dollar, jika nilai dollar naik maka harga CPO juga akan naik dan sebaliknya jika nilai dollar turun maka harga CPO juga akan turun.

2. Perubahan musim, musim juga akan mempengaruhi harga. Pada saat musim hujan maka penghasilan buah akan menurun dan permintaan cukup tinggi. Maka dari itu perusahaan akan menaikkan harga produk.

3. Pajak ekspor, khusus pengiriman ke luar negeri jika pajak ekspor tinggi maka penjualan CPO akan turun karena akan dibatasi. Maka harga akan disesuaikan dengan pajak ekspor agar tidak mengalami kerugian.

4. Komoditi, langsung mengacu pada harga produk di luar, harga akan ditentukan sesuai dengan kondisi harga diluar perusahaan.

PT Kalimantan Sawit Abadi melakukan proses pendistribusian langsung ke pihak pemesan (PT SAP). Proses pendistribusian yaitu CPO yang telah di simpan di storage dimasukkan ke dalam truk tangki pengangkut melalui stasiun despach lalu dikirim pemesan dengan membawa surat pemesanan. Level distribusi ini dinamakan zero level channel

45

yaitu produk langsung dikirimkan ke pemesan atau konsumen tanpa melalui perantara.

Terdapat beberapa dari type saluran distribusi, dimana perbedaan panjang dan pendeknya type-type saluran distribusi dapat dijelaskan sebagai berikut (Syahyunan, 2004):1. Zero Level Channel

Dalam bentuk ini antara produsen dan perusahaan atau konsumen akhir tidak terdapat pedagang perantara, penyaluran langsung dilakukan perusahaan kepada konsumen.

2. One Level ChannelDisini hanya terdapat satu pedagang perantara. Pedagang perantara ini pada pasar konsumen disebut retailer, sedangkan pada industri disebut agen atau broker.

3. Two Level ChannelDisini terdapat dua pedagang perantara dalam pasar konsumsi terdiri dari wholesaler dan retailer.

4. Three Level Channel Pada tahap ini terdapat tiga perantara yaitu wholesaler, jobber, dan retailer. Jobber membeli dari wholesaler dan menjual kepada retailer.

46

V. TUGAS KHUSUS PENANGANAN DAN PENGENDALIAN MUTU

BAHAN BAKU

V.1 Klasifikasi Buah Kelapa SawitPT Kalimantan Sawit Abadi (KSA) memiliki 3 tempat

dalam pengambilan tandan buah segar (TBS) yaitu dari TBS kebun perusahaan, TBS plasma dan TBS dari pihak ketiga (masyarakat). TBS milik kebun perusahaan yaitu buah yang ditanam dan dirawat sendiri oleh perusahaan. Hasil yang didapat dari kebun perusahaan seluruhnya masuk ke dalam perusahaan. TBS plasma yaitu TBS yang didapatkan dari mitra kerja PT Kalimantan Sawit Abadi. TBS yang dihasilkan dari kerja sama tersebut seluruhnya wajib dimasukkan ke perusahaan. TBS pihak ketiga yaitu TBS milik petani yang ada disekitar pabrik lalu dijual ke perusahaan . Buah yang dihasilkan petani terkadang tidak memenuhi kriteria yang di standarkan oleh perusahaan, maka dilakukan proses grading untuk memberi pengurangan berat(pinalti) dari buah yang dihasilkan.

Buah kelapa sawit terdiri 3 macam buah yang bisa diterima di PT KSA yaitu kelapa sawit jenis dura, tenera dan pesifera. buah yang baling banyak ditanam di perkebunan perusahaan adalah jenis tenera. Buah tenera banyak ditanam karena memiliki nut yang kecil sedangkan daging buah yang besar. Hal ini membuat kandungan minyak kelapa sawit yang dihasilkan lebih banyak. Minyak kelapa sawit terdapat pada daging buah kelapa sawit. Nut lebih kecil karena buah ini tidak dikhususkan untuk pembuatan minyak kernel sawit. Buah jenis dura juga ditanam di kebun perusahaan namun tidak sebanyak jenis tenera. Buah jenis dura memiliki nut yang lebih besar lebih cocok untuk menghasilkan minyak kernel sawit (PKO). Minyak kernel memiliki harga yang lebih mahal karena memerlukan penanganan lanjutan untuk mendapatkan PKO yang murni dan sesuai standart. Buah jenis pesifera yaitu buah yang memiliki besar yang sama dengan jenis dura namun memiliki kadar air yang lebih banyak dari pada buah jenis lainnya. Buah ini memiliki warna yang sedikit berbeda dari jenis lainnya, yaitu

47

berwarna merah dengan warna hijau sedangkan buah yang Lainnya memiliki warna yang merah kehitaman.

V.2 Rute Aliran bahan bakuKelapa sawit merupakan bahan baku utama untuk

memproduksi minyak kelapa sawit. Kelapa sawit yang diambil dari kebun sendiri, buah plasma dan dari pihak ketiga. Pada buah kebun sendiri yaitu buah yang setelah dipanen oleh bagian kebun akan dibawa menggunakan geladak dorong dan ditaruh di tepi jalan. Buah yang berada di tepi jalan akan langsung di naikkan ke truk pengangkut. Bagian pemanenan yang ada di kebun mengkoordinasikan kepada bagian pengangkut mengenai waktu dan pada afdeling yang melakukan pemanenan. PT Kalimantan Sawit Abadi memiliki 4 afdeling penanaman yaitu afdeling alfa, afdeling beta, afdeling carlie dan afdeling delta. Setiap afdeling juga memiliki pos untuk pengumpulan brondolan kelapa sawit yang lepas dari tandannya. Truk pengangkut akan datang dan membawa kelapa sawit lalu di masukkan ke dalam pabrik. Buah plasma yang sudah dipanen juga akan diambil oleh truk perusahaan lalu dimasukkan ke dalam pabrik. Namun buah plasma disini tidak terlalu banyak jumlahnya dibandingkan dengan buah dari kebun perusahaan. Buah dari pihak ketiga memiliki rute aliran yaitu petani melakukan proses pemanenan sendiri dari kebun masing-masing kebun petani lalu tandan buah segar (TBS) dikirim sendiri menggunakan kendaraan pribadi ke pabrik. Sebelum masuk ke pabrik harus antri terlebih dahulu dengan truk pengangkut pihak ketiga lain untuk masuk ke dalam pabrik.

Setiap truk pengangkut TBS yang masuk kedalam pabrik harus melewati jembatan timbang untuk dilakukan penimbangan. Berat hasil penimbangan langsung tersimpan pada komputer secara otomatis. Selanjutnya buah memasuki station greading. Pada station grading dilakukan pengecekan kualitas TBS. Apabila kualitas ada yang kurang sesuai maka dilakukan pemotongan berat(pinalti). setelah melewati proses grading maka buah memasuki bagian produksi dan akan menghasilkan crude palm oil (CPO). Kualitas CPO yang dihasilkan bergantung pada TBS yang diolah. Apabila TBS yang

48

diolah memiliki kematangan yang tepat maka akan menghasilkan CPO dengan rendemen yang tinggi serta free fatty acid yang sesuai standar yaitu 3,5 %.

V.3 Penimbangan Distribusi TBS yang ada di PT Kalimantan Sawit Abadi

yaitu TBS berawal dari kebun yang telah diangkut oleh truk. Tahap awal buah masuk kedalam pabrik yaitu melalui penimbangan. Proses penimbangan dilakukan 2 kali yaitu saat kendaraan pembawa tandan buah segar (TBS) masuk dan saat kendaraan kosong keluar. Dari penimbangan tersebut dapat diketahui berat TBS , dengan demikian bisa diketahui rendeman minyak sawit dan inti sawit yang akan diperoleh setelah proses. Adapun alat –alat yang ada di statiun timbangan adalah :1. Jembatan sebagai media timbang2. Empat buah LOAD CELL T 302 50 KLB BERKEL3. Kabel penghantar

Hasil dari mesin penimbangan akan langsung muncul pada layar digital yang biasa disebut Indikator Auery Weightronic lalu bisa langsung masuk ke dalam komputer hasil yang didapatkan.

V.4 Station GradingGrading merupakan tempat untuk melakukan

penentuan mutu buah yang akan diolah. Agar dapat diperoleh mutu minyak yang baik, bagian grading akan melakukan beberapa hal, seperti :1. Grading buah dilakukan sesuai standard ketentuan yang

berlaku di PKS khususnya PT.KSA untuk menentukan jenis buah dan tingkat kematangan buah.

2. Mengarahkan kendaraan pengangkut buah keposisi mana buah harus dibongkar, sesuai dengan keadaan buah dengan tujuan buah yang terlalu matang bisa diolah terlebih dahulu

3. Mengisi buku laporan harian penerimaan buah dan proses gradingnya.

49

4. Mencatat nomor kendaraan pengangkut dan menerima surat pengantar buah yang asli dari kebun kepada sopir pengangkut.

5. Menyerahkan hasil grading yang berwarna hijau dan kuning ke sopir pengangkut buah sementara warna putih dan merah kebagian laboratorium.

Dalam proses grading terdapat beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu kriteria buah, acceptable limit dan standard pinalty. Kriteria buah merupakan berbagai macam klasifikasi buah mengenai tingkat kematangan dan kondisi buah. Acceptable limit batas penerimaan buah dalam stasiun grading. Dalam kata lain apabila buah yang berada di bawah acceptable limit tidak dikenakan potongan berat(pinalty). Sedangkan buah yang diatas prosentasi acceptable limit akan dikenakan potongan berat(pinalty). Sampel check merupakan sampel yang diambil sebanyak 100 janjang secara acak. Dari 100 janjang tersebut dibagi ke dalam 5 bagian, lalu setiap bagian dianalisis jumlah setiap kategori buah yang ada. Ketetapan ini merupakan ketetapan yang telah ditetapkan oleh PT Kalimantan Sawit Abadi. Standard pinalty yaitu ketentuan yang ditetapkan perusahaan mengenai pemotongan berat pada buah apabila buah tidak memenuhi kriteria kematangan dan kondisi yang bagus. Pada Standard pinalty terdapat %Gr yang dimaksudkan sebagai prosentase (%) Grading atau total janjang dari sample pack grading. % pinalty yaitu hasil dari perhitungan yang dari standard pinalty. Tonase pinalty yaitu potongan berat yang didapatkan dari berat total buah yang masuk ke pabrik di kalikan standard pinalty. Penilaian kematangan buah setiap kategori buah memiliki penilaian yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada Tabel V.1. dan contoh hasil grading ada pada Lampiran 5

50

Tabel V.1 Penilaian kematangan tandan buah segar (TBS)

NNo

Kategori Buah

Acceptable limit

Sample Check (Janjang)

%Grading (Total Janjang)

Standard pinalty% pinalty

Tonase Pinalty

1 2 3 4 5

123

4

5678

MentahMangkalLewat matangTandan kosongTidak normalBusukMatangTangkai panjang

0%<5%<5%

0%

<5%0%

>85%2,5 cm

(%Gr x 50%)(%Gr - 5 x 50%)(%Gr - 5 x 25%)

(%Gr x 100%)

(%Gr-5)x 100%(%Gr x 100%)( x 100%)(%Gr x 1%)

Sumber : Citra Borneo Indah, PT Kalimantan Sawit Abadi

51

Dalam penilaian kematangan buah setiap kategori buah memiliki penilaian yang berbeda meliputi:

1. Kriteria buah mentahDari 100 sample yang diambil apabila terdapat buah

mentah maka pada sample check akan diisi jumlah buah mentah yang ada. Buah mentah memiliki acceptable limit 0% dimaksudkan saat terdapat buah mentah langsung dikenakan potongan berat. Jumlah dari sample check ditotal pada % Grading, lalu hasilnya dimasukkan pada (%Gr) dirumus pada standard pinalty yaitu (%Gr x 50%). Diketahui hasilnya pada %pinalty dan dikalikan dengan tonase total didapatkan hasil tonase pinalty.

2. Kriteria buah mangkalDari 100 sample yang diambil apabila terdapat buah

mangkal maka pada sample check akan diisi jumlah buah mangkal yang ada. Buah mentah memiliki acceptable limit <5% dimaksudkan saat %grading buah mangkal melebihi 5% maka baru dikenakan potongan berat. Hasil % Grading dimasukkan pada (%Gr) dirumus pada standard pinalty yaitu (%Gr - 5 x 50%). Diketahui hasilnya pada %pinalty dan dikalikan dengan tonase total didapatkan hasil tonase pinalty.

3. Kriteria buah lewat matangDari 100 sample yang diambil apabila terdapat buah

lewat matang maka pada sample check akan diisi jumlah buah lewat matang yang ada. Buah lewat matang memiliki acceptable limit <5% dimaksudkan saat %grading buah lewat matang melebihi 5% maka baru dikenakan potongan berat. Hasil % Grading dimasukkan pada (%Gr) dirumus pada standard pinalty yaitu (%Gr - 5 x 25%). Diketahui hasilnya pada %pinalty dan dikalikan dengan tonase total didapatkan hasil tonase pinalty.

52

4. Kriteria buah tandan kosongDari 100 sample yang diambil apabila terdapat buah

tandan kosong maka pada sample check akan diisi jumlah buah tandan kosong yang ada. Buah tandan kosong memiliki acceptable limit 0% dimaksudkan saat terdapat buah tandan kosong langsung dikenakan potongan berat. Hasil % Grading dimasukkan pada (%Gr) dirumus pada standard pinalty yaitu (%Gr x 100%). Diketahui hasilnya pada %pinalty dan dikalikan dengan tonase total didapatkan hasil tonase pinalty.

5. Kriteria buah tidak normalDari 100 sample yang diambil apabila terdapat buah

tidak normal maka pada sample check akan diisi jumlah buah tidak normal yang ada. Buah tidak normal memiliki acceptable limit <5% dimaksudkan saat %grading buah tidak normal melebihi 5% maka baru dikenakan potongan berat. Hasil % Grading dimasukkan pada (%Gr) dirumus pada standard pinalty yaitu (%Gr - 5)x 100%. Diketahui hasilnya pada %pinalty dan dikalikan dengan tonase total didapatkan hasil tonase pinalty.

6. Kriteria buah busukDari 100 sample yang diambil apabila terdapat buah

busuk maka pada sample check akan diisi jumlah buah busuk yang ada. Buah busuk memiliki acceptable limit 0% dimaksudkan saat terdapat buah busuk langsung dikenakan potongan berat. Hasil % Grading dimasukkan pada (%Gr) dirumus pada standard pinalty yaitu (%Gr x 100%). Diketahui hasilnya pada %pinalty dan dikalikan dengan tonase total didapatkan hasil tonase pinalty.

7. Kriteria buah matangBuah matang adalah buah yang dominan pada 100

sample buah yang diambil karena Buah matang merupakan buah yang paling bagus untuk diproduksi sehingga buah matang memiliki acceptable limit >85%. Namun untuk buah matang tidak dilakukan perhitungan dengan rumus karena

53

sudah bisa didapat dari pengurangan semua pinalty buah selain kriteria buah matang.

8. Kriteria buah tangkai panjangDari 100 sample yang diambil apabila terdapat buah

tangkai panjang maka pada sample check akan diisi jumlah buah tangkai panjang yang ada. Buah tangkai panjang memiliki acceptable limit 2,5 cm dimaksudkan panjang tangkai TBS yang panjangnya melebihi 2,5 cm akan dikenai potongan berat langsung. Hasil % Grading dimasukkan pada (%Gr) dirumus pada standard pinalty yaitu (%Gr x 1%). Diketahui hasilnya pada %pinalty dan dikalikan dengan tonase total didapatkan hasil tonase pinalty.

Pada pengendalian mutu bahan baku terdapat penetapan CCP. Penentuan CCP dilakukan dengan melakukan pertanyaan yang akan menghubungkan dengan beberapa tahapan, tahapan tersebut yaitu penimbangan, grading dan material balance. Penimbangan memiliki faktor fisik yang berupa kotoran, kerikil, pasir dan tangkai daun yang termasuk bukan CCP. Grading memiliki faktor fisik yaitu berupa kematangan, tangkai panjang, kotoran dan TBS abnormal yang termasuk dalam CCP. Material balance memiliki faktor kimia yaitu kesalahan prosedur dan bahan kimia, faktor fisik yaitu pemilihan kriteria buah yang termasuk juga dalam CCP. Sedangkan yang termasuk CP adalah pada pada tahapan penimbangan serta pengecekan kriteria kematangan buah. Tabel bagan penetapan CCP untuk bahan baku bisa dilihat pada Lampiran 7.

V.5 Kriteria buah Kriteria dari buah dapat diketahui dari keadaan fisik dari

buah yang ada pada tandan. Macam kriteria buah yaitu:1. Mentah : buah mentah terlihat hitam dan buah tidak ada yang

brondol dari tangkainya. Kondisi buah mentah ini masih banyak terdapat kandungan air dari pada kandungan minyak (Gambar V.1.).

54

Gambar V.1. Buah mentah2. Mangkal : buah mangkal yaitu buah setengah matang. Buah

masi terlihat hitam tapi ujungnya sudah ada yang berwarna oranye. Ditandai dengan buah yang sudah brondol dari tangkai tapi masih kurang dari 5 buah (Gambar V.2.)

Gambar V.2. Buah mangkal

3. Matang : buah matang atau ripe merupakan buah yang paling baik untuk proses produksi CPO karena memiliki kadar air yang lebih sedikit dan kadar FFA yang masih pada batas standart. Buah matang minimal brondol 5 buah dari tangkainya (Gambar V.3).

Gambar V.3. Buah matang55

4. Lewat matang : yaitu buah yang brondolannya telah lepas lebih dari 75%. Buah over ripe memiliki kadar FFA yang tinggi (Gambar V.4).

Gambar V.4. Buah lewat matang

5. Tandan kosong : tandan kosong biasa juga disebut janjang kosong yaitu buah yang lebih dari 90 % brondolan lepas dengan sendiri dari tandannya (Gambar V.5).

Gambar V.5. Buah tandan kosong

6. Brondolan : buah yang lepas dari tandan buah segar akibat proses pematangan buah, berwarna orange kemerahan, tidak busuk dan tidak berwarna hitam. Lepasnya brondolan dari tandan juga bisa dari proses pengangkutan selama menuju pabrik (Gambar V.6).

56

Gambar V.6. Brondolan

7. Buah busuk : buah busuk atau rotten bunch merupakan buah yang baru dipanen tapi sudah menunjukkan kondisi yang busuk. Buah yang lebih dari 50 % telah berwarna hitam dan busuk (Gambar V.7).

Gambar V.7. Buah busuk

8. Tangkai panjang : tandan buah segar yang tangkainya lebih dari 2,5 cm dan diukur dari pangkal buah sampai ujung tandan paling panjang (Gambar V.8).

Gambar V.8. Buah tangkai panjang

57

9. Buah abnormal : buah abnormal memiliki beberapa kategori. Kastrasi yaitu buah pemanenan pertama dari semenjak tanaman kelapa sawit di tanam, beratnya kurang dari 3 kg. Buah kurang polinasi yaitu buah yang mengalami penyerbukan tidak sempurna sehingga bentuknya tidak mengembang besar menjadi buah pada umumnya. Buah sakit yaitu buah hitam yang sudah membrondol karena sakit yang disebabkan oleh jamur (Gambar V.9).

Gambar V.9. Buah abnormal

10. Kotoran : kotoran yang ikut tersangkut bersama buah, seperti pasir, tanah, batu kerikil, bunga jantan, plastik, karung, tangkai buah, dan sampah lainnya.

V.6 Uji Material Balance1. Pengertian material balance

Material balance adalah suatu pengujian yang dilakukan di PT KSA untuk mengetahui berapa kandungan minyak yang terdapat pada buah kelapa sawit. Hal ini juga sebagai penentu mutu TBS. Uji material balance ini merupakan uji yang dilakukan apabila ada pihak ketiga baru yang akan menjadi mitra perusahaan untuk memasukkan TBS ke PT. Kalimantan Sawit Abadi. Namun bila bagian laboratorium membutuhkan data untuk melakukan uji material balance, maka dilakukan pengujian setiap bulannya.

Material balance juga disebut mass balance yaitu pernyataan tentang kekekalan massa. Material balance merupakan rekonstruksi sistematis dimana suatu unsur kimia, senyawa atau bahan melewati siklus tertentu. Analisis aliran material, biasanya didasarkan pada asal keseimbangan fisik.

58

Perhitungan kuantitatif dari semua bahan-bahan yang masuk, yang keluar, yang terakumulasi (tersimpan) dan yang terbuang dalam sistem itu. Hal ini mutlak diperlukan dalam perencanaan sebuah pabrik karena dengan adanya data keseimbangan massa, maka kita dapat menyimpulkan dan menentukan jalannya sebuah proses produksi dengan akurat (Satter, 2007).

Pada proses material balance ini yang merupakan CCP adalah saat pengujian kualitas CPO. Saat terjadi human eror maka perusahaan akan menerima kerja sama dari pihak ketiga yang memiliki buah tidak layak. Sedangkan yang termasuk CP adalah pengontrolan suhu dan waktu.

2. Langkah-langkah Material BalanceLangkah-langkah untuk melakukan uji material

balance meliputi:a. Pengambilan sampel acak TBS dari pihak ketiga yang akan

diuji. Pengambilan sampel ini diambil untuk tiap kategori yaitu kategori buah mentah, mangkal, lewat matang, tandan kosong, tidak normal, busuk, brondolan dan buah matang.

b. Masing-masing kategori dimasukkan kedalam karung dan ditimbang.

c. Setelah ditimbang, buah dalam karung dimasukkan kedalam lori untuk dilakukan poses perebusan.

d. Setelah selesai proses perebusan setiap karung tadi diambil dan ditimbang. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui evaporasi atau penguapan yang terjadi pada setiap kategori buah.

e. Tandan buah masak dilakukan uji kandungan CPO di labolatorium. Langkah-langkah pengujian CPO yaitu:1) Tandan yang sudah direbus tadi, diambil beberapa

brondolan setiap kategorinya untuk dilakukan pengujian.2) Brondolan tersebut dikupas untuk dimbil daging buahnya

saja. Usahakan daging buah yang diambil bersih dari cangkang kernel.

3) Daging buah dimasukkan kedalam wadah yang bernama timbal lalu ditutup dengan menggunakan kapas.

4) Timbal dimasukkan ke dalam mesocraf dan dimasukkan ke flat bottom flash yang sudah diisi oleh normal hexan.

59

Lalu dimasukkan ke salah satu ujung dari sochlet. Sistem pada sochlet ini yaitu menguapkan hexan yang ada di flat bottom flash. Sifat hexan adalah dapat menyerap dan mengikat minyak. Pada bagian bawah sochlet terdapat hotplat bertujuan untuk menguapkan hexan. Jadi uap dari hexan akan ke atas. Lalu di tabung sochlet bagian atasnya akan mendinginkan uapnya dan dan akan berubah hexan menjadi cair lagi. Hexan cair akan jatuh kebawah dan mengikat minyak yang ada di timbal lalu ikut mengalir ikut ke bawah flat bottom flash. Proses ini dilakukan terus menerus sampai hexan yang mengangkut minyak dari timbal berwarna bening. Setelah sampai bening proses flat bottom flash dimasukkan kedalam oven selama 30 menit agar hexan menguap dan tersisa minyak CPO lalu dilakukan proses penimbangan .Proses pada sochlet ini merupakan proses untuk mengetahui seberapa banyak kandungan minyak CPO yang ada pada buah (Gambar V.10).

Gambar V.10. SochletUntuk mengetahui kelapa sawit yang diolah memiliki mutu

yang bagus, bisa dilihat dari hasil pengecekan mutu CPO. Dimana hasil CPO akan berkualitas apabila TBS yang diolah memiliki kualitas yang bagus pula. TBS yang bagus akan menghasilkan CPO dengan rendemen berkisar antara 21-24% dan kadar FFA dibawah 3,5. Hal ini menunjukkan buah memiliki tingkat kematangan yang bagus saat diolah. Kriteria mutu hasil

60

akhir dari buah merupakan ketetapan yang dibuat oleh perusahaan berdasar pada standar yang diminta oleh pihak pemesan CPO. Apabila saat dilakukan pengiriman ada salah satu standar yang melebihi ketentuan maka perusahaan tidak mau menerima CPO dan akan dikembalikan lagi ke pabrik. Sehingga dalam setiap pengolahan kelapa sawit harus benar-benar diperhatikan mengenai mutu hasil, mutu proses dan mutu pada bahan baku.

61

62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 KesimpulanCitra Borneo Indah Group merupakan perusahaan yang

berbasis kelapa sawit dengan memiliki 5 region estate dan memiliki 3 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang sudah berjalan serta 2 PKS yang akan berjalan. PKS Natai Baru (PT Kalimantan Sawit Abadi) yang terletak di desa Natai Baru, Pangkalan Bun merupakan perusahaan yang memproduksi Crude Palm Oil (CPO). Produk yang dihasilkan di PKS ini yaitu dengan kapasitas 45 ton per jam.

Tata letak dalam proses produksi menggunakan tipe hybrid layout. Struktur organisasi PT Kalimantan Sawit Abadi adalah garis dan staff dengan pimpinan tertinggi dijabat oleh Mill Manager. Dalam ketenagakerjaan PT Kalimantan Sawit Abadi, penggolongan tingkat tenaga kerja yang didasarkan dari status karyawan dan keterlibatan pada proses produksi. Mesin dan peralatan yang tersedia beroperasi selama 24 jam, dan akan berhenti jika mengalami breakdown atau buah yang diproduksi habis. Proses produksi CPO melewati beberapa stasiun, antara lain stasiun penerimaan buah, stasiun perebusan, stasiun press, stasiun klarifikasi, stasiun kernel, dan stasiun boiler. Pemasaran dilaksanakan dengan sistem tender dan kontrak. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat, cair, dan gas.

Dalam penanganan dan pengendalian mutu bahan baku, PT Kalimantan Sawit Abadi (KSA) memiliki 3 tempat dalam pengambilan tandan buah segar (TBS) yaitu dari TBS kebun perusahaan, TBS plasma dan TBS dari pihak ketiga (masyarakat). Buah kelapa sawit terdiri 3 macam buah yang bisa diterima di PT KSA yaitu kelapa sawit jenis dura, tenera dan pesifera. TBS dipanen dari kebun lalu dibawa ke pabrik untuk diproses menjadi CPO. TBS yang masuk ke pabrik melalui bagian penerimaan yaitu penimbangan dan grading. Pada bagian grading buah akan dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria yaitu buah mentah, mangkal, lewat malang, tandan kosong, tidak normal, busuk, matang dan tangkai panjang. PT Kalimantan Sawit Abadi akan melakukan pengujian

63

kepada pihak ketiga baru yang akan membawa kelapa sawit ke perusahaan. Pengujian tersebut menggunakan uji material balance.

VI.2 Saran

PT Kalimantan Sawit Abadi dalam melakukan penanganan bahan baku harus diperhatikan dengan baik mulai dari pengangkutan sampai diolah dalam pabrik. Penanganan yang baik akan membuat kualitas buah akan tetap terjaga dengan baik. Pengendalian mutu pada kelapa sawit juga harus diperhatikan khususnya pada stasiun grading. Stasiun grading merupakan salah satu bagian yang penting dalam menentukan mutu bahan baku sehingga bahan baku yang dihasilkan benar-benar berkualitas dan memenuhi standar mutu.

64

DAFTAR PUSTAKA

Assauri. 2007. Manajemen Produksi dan Operasi. UI Press. Jakarta. Hal. 112-113, 207.

Boyer. 2010. Operation and suplychain Management. South-Western cengage learning. USA. Hal 115

Feinberg, M., Dupont D., Efstathiou T., Louapre V. & Guyonnet J. 2006. Evaluation of tracersfor the authentication of thermal treatments of milks. Food Chemistry vol. 98 No. 188–194.

Gaspersz, V. 2004. Production Planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 40

Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Andi Offset. Yogyakarta. Hal 46

Herjanto, E. 2007. Managemen Operasi (Edisi Tiga). Grasindo. Jakarta. Hal 143, 401

Hutahaean. 2008. Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) yang Dihasilkan di PTPN IV PKS Adolina Pebaungan-Medan. USU. Sumatera utara. Hal. 14

Mowen, M. 2011. Cornerstones of Managerial Accounting. LEAP Publishing Service, Inc. Canada. Hal 6

Mulyadi, 2004. Sistem Akuntansi, Edisi Ke-5. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Hal 377

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan, Edisi 3. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Hal 15

65

Nasution, A. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Guna Widya. Surabaya. Hal 86

Pahan. I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 68

Parmadean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal 128

Prihadi, S. 2004. Identifikasi, Pengukuran dan Pengembangan Kompetensi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 112

Purnawijayanti, H. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta. Hal 2

Satter, A. 2007. Practical Enhanced Reservoir Engineering. Pennwell. USA. Hal 409

Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Hal 18

Sondang, P. 2003. Manajemen Produksi. Bumi Aksara. Jakarta. 46

Suharto, I.2002. Studi Kelayakan Proyek Industri. Erlangga. Jakarta. Hal 199

Sukoco, B. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Penerbit Erlangga. Surabaya. Hal 17

Suyanto, M. 2004. Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta. Hal 1

Tinaprilla, N. 2007.Jadi Kaya dengan Berbisnis di Rumah. Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal 155

66

Tampubolon, P. 2004. Mesin dan Peralatan Industri.Gramedia. Jakarta. Hal 73

Yamit, Z. 2005. Manajemen Produksi dan Operasi.Penerbit Ekonesia FE-UII.Yogyakarta. Hal 192

67

68