akib.docx

3
Mengarap tanda penghubung Menemukan kembali diri(self) dan yang lain(the other)dalam penelitian kualitatif MICHELE FINE Sebagian besar penelitian kualitatif telah menghasilkan ulang,seandainya syarat kontradiksi,wacana bersifat menjajahtantang”the other”.Tulisan ini berupaya untuk meninjau ulang bagaimana proyek-proyekpenelitian kualitatif telah me-lain-kan (othered)dan mengkaji sederet teks aktivis dan/atau post modern baru yang mempersoalkan pe-lain-nan (Othering). Pertama, saya mengkaji tanda penghubunmg (hyphen)yang menggabungkan self-other dalam pergaulan hidup sehari – hari,yakni,tanda penghubung yang memisahkan sekaligus meleburkan identitas –identitas pribadi dengan temuan kita tentang others.Kemudian saya membahas bagaiman para peneliti kualitatif menggarap tanda penghubung ini. Dalam tulisan ini saya mengumpulkan sederet karya tulis tentang”menulisi Other,” dengan mencermati berbagai argument yang digunakan oleh para pakar kritis, feminis, dan/atau dunia ketiga tentang ilmu social sebagai alat dominasi.Uraian ini menghimpun sederet pertanyaan campur aduk tentang metode, etika, dan epistemology seiring dengan pemikiran ulang kita bagaimana peneliti telah berbicara “tentang” dan demi”kepentingan” others sambil; menjelaskan diri kita dan kepentingan kita sendiri,dengan ,emgubur berbagai kontradiksi yang menyelimuti tanda penghubung self-other. Sejarah mengubah konsepsi anda tentang diri anda.oleh karenanya, hal mpenting lainnya tentang identitas adalah bahwa sebagian identitas itu berupa hubungan antara anda dengan orang yang lain.Hanya ketika ada the-other-lah anda dapat mengenal diri anda(self).menemukan kenyataan mengandung arti menemukan dan menyingkap seluruh sejarah

Transcript of akib.docx

Mengarap tanda penghubungMenemukan kembali diri(self) dan yang lain(the other)dalam penelitian kualitatifMICHELE FINESebagian besar penelitian kualitatif telah menghasilkan ulang,seandainya syarat kontradiksi,wacana bersifat menjajahtantangthe other.Tulisan ini berupaya untuk meninjau ulang bagaimana proyek-proyekpenelitian kualitatif telah me-lain-kan (othered)dan mengkaji sederet teks aktivis dan/atau post modern baru yang mempersoalkan pe-lain-nan (Othering).Pertama, saya mengkaji tanda penghubunmg (hyphen)yang menggabungkan self-other dalam pergaulan hidup sehari hari,yakni,tanda penghubung yang memisahkan sekaligus meleburkan identitas identitas pribadi dengan temuan kita tentang others.Kemudian saya membahas bagaiman para peneliti kualitatif menggarap tanda penghubung ini.Dalam tulisan ini saya mengumpulkan sederet karya tulis tentangmenulisi Other, dengan mencermati berbagai argument yang digunakan oleh para pakar kritis, feminis, dan/atau dunia ketiga tentang ilmu social sebagai alat dominasi.Uraian ini menghimpun sederet pertanyaan campur aduk tentang metode, etika, dan epistemology seiring dengan pemikiran ulang kita bagaimana peneliti telah berbicara tentang dan demikepentingan others sambil; menjelaskan diri kita dan kepentingan kita sendiri,dengan ,emgubur berbagai kontradiksi yang menyelimuti tanda penghubung self-other.Sejarah mengubah konsepsi anda tentang diri anda.oleh karenanya, hal mpenting lainnya tentang identitas adalah bahwa sebagian identitas itu berupa hubungan antara anda dengan orang yang lain.Hanya ketika ada the-other-lah anda dapat mengenal diri anda(self).menemukan kenyataan mengandung arti menemukan dan menyingkap seluruh sejarah nasionalisme dan rasisme yang sangat besar. Rasisme adalah struktur wacana dan representasi yang berupa membuang the other secara simbolis-menghapusnya,menempatkannya di dunia ketiga, di pinggir.Stuart hall menelusuri benang-benang dirinya di sepanjang tubuh dan kelas sosialnya.dengan menyadari bahwa representasi aneka- dirinya selalu terposisikan secara politis, ia juga melihat aneka dirinya tersebut sebagai yang dirundingkan secara pribadi.BagiM Hall,self mewujud sebagai vthe other merupakan fakta temuan. Namun dalam tulisan ini, tampaknya Hall bergerak di antara dua posisi.pada satu posisi,ia memandang self dan other bersifat cair. Posisi the other memerlukan pengukuhan seorang others agar self dapat terbentuk.ironisnya, dengan menjelaskan dua oposisi biner, Hall munculkan kembali pemisahan dan bergerak menjauh dari upayanya mengkaji yang ada di antara.menyingkap batas-batas kabur antara,seperti yang dipahami oleh Jackie,merupakan tugas penting bagi para peneliti.Jackie mencampurbaurkan autobiografinya dengan batas-batas bersekat kami tentamng dirinya (self) dan interpretasi-interpretasilegal, bergender, dan berciri ras tentang ke-lain-annya (other) yang mengelilingi dirinya.Biddy Mrtin dan Chandra Talpade Mohanty(1986) memperluas percakapn ini ketika keduanya memunculkan analisis tentang Rumah sebagai tempat untuk membentuk self dan membuang opthers. Kedunya menulis ketegangan antara hasrat akan rumah, keselarasan, kesamaan dengan kesadaran akan represi dan kekerasan yang menjadikan rumah, keselarasan, dan kesamaan dapat dibayangkan dan sekaligus memperkuatnya,tampak jelas dalam gerakan kisah tuturan akibat gerakan-gerakn balik yang sangat cermat dan efektif yang tidak menghapuskan keinginan positif menuju keutuhan dan kesatuan, namun menguncang dan menumbangkannya.Hubungan antara hilangnya komunitas dengan hiklangnya diri amatlah penting. Hingga kadar runtuhnya identyitas berjalan seiring dengan runtuhnya rumah dan komunitas serta didasarkan pada keseragaman dan kenyamanan, pada kulit, darah, dan hati, maka pelepasan rumah secara otomatis mengandung arti pelepasan diri (self) dan sebaliknya .Kedua penulis ini mengakui bahwa diri (self) dan the other berada disisi-sisi yang berlawanan dari pintuyang sama. Rumah dan dunia nyata berhasil dipisah. Rumah menjanjikan kenyamanan, sedangkan dunia nyatamemunculkan bahaya. Pe-lain-an (othering) membantu kita menyangkal bahaya yang mengintai di dalam rumah-rumah kita. Pe-lain-an menghalangi kita melihat kenyamanan yang berada di luar.Self dan Other merajut secara erat.Hubungan ini, seperti yang dialami para peneliti dengan subjek yang ditelitinya, pada lazimnya kabur dalam teks-teks ilmu social, yang melindungi hak istimewa, menjaga jarak, dan melestarikan kontradiksi.Meskipun menghadapi aneka penolakan, para peneliti kualitatifselalu tejebak pada tanda penghubung. Yang saya maksudkan dengan menggarap tanda penghubung adalah bahwa para peneliti perlu menjajagi dan mencari tahu bagaimana kita terhubung dengan aneka konteks dan subjek yang kita teliti, dengan memahami jumlah kita banyak dalam hubungan-hubungan tersebut.Menggarap tanda penghubung mengandung arti menciptakan kesempatan bagi peneliti dan subjek penelitian untuk membahas:1) sesuatu yang berlangsung di antara dan yang tidak; 2) sesuatu didalam relasi-relasi yang dirundingkan yang kisahnya sedang dituturkan, alasannya, kepsada siapa, dengan interpretasi bagaimana, dan 3) kisah siapa yang sedang disamarkan, apa alasannya, kepada siapa, dan dengan akibat apa.