akibat pajak 1

22
Pengaruh Pajak Terhadap Perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah pungutan yang bersifat dipaksakan oleh negara kepada warga negaranya untuk memenuhi berbagai macam tuntutan dan perkembangan dalam pembangunan. Peran pajak sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk di negara Indonesia yang termasuk negara sedang berkembang, yang menggunakan pajak sebagai salah satu pendapatan utama untuk membiayai segala macam kebutuhan. Apalagi, dari total penerimaan anggaran di tahun ini, pajak ditargetkan menyumbang 70,9 persen, atau Rp 500 triliun lebih. Tidak terbayang, bila pajak yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi, ternyata dimanipulasi unuk kepentingan beberapa pihak dan merugikan negara hingga trilyunan rupiah. Perlahan tetapi pasti pengurangan pajak yang dilakukan secara sengaja dan bersifat illegal tersebut akan banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dan pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi akan berjalan di tempat bahkan mengalami kemunduran. Banyak pembangunan yang tidak berjalan

description

perpajakan

Transcript of akibat pajak 1

Page 1: akibat pajak 1

Pengaruh Pajak Terhadap Perekonomian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak adalah pungutan yang bersifat dipaksakan oleh negara kepada warga negaranya untuk

memenuhi berbagai macam tuntutan dan perkembangan dalam pembangunan. Peran pajak sangat

besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk di negara Indonesia yang termasuk

negara sedang berkembang, yang menggunakan pajak sebagai salah satu pendapatan utama untuk

membiayai segala macam kebutuhan. Apalagi, dari total penerimaan anggaran di tahun ini, pajak

ditargetkan menyumbang 70,9 persen, atau Rp 500 triliun lebih. Tidak terbayang, bila pajak yang

memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi, ternyata dimanipulasi unuk kepentingan

beberapa pihak dan merugikan negara hingga trilyunan rupiah. Perlahan tetapi pasti pengurangan

pajak yang dilakukan secara sengaja dan bersifat illegal tersebut akan banyak mempengaruhi

perkembangan ekonomi dan pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Tingkat perkembangan

ekonomi akan berjalan di tempat bahkan mengalami kemunduran. Banyak pembangunan yang

tidak berjalan karena prediksi pendapatan dari pajak yang awalnya ditujukan untuk membiayai

pembangunan ternyata tidak sepadan karena penggelapan uang pajak.

Kepatuhan dalam mematuhi peraturan negara, khususnya untuk membayar pajak seharusnya

sudah menjadi budaya. Pajak bukan sekedar kewajiban semata, karena dari pajaklah semua

pembangunan yang ada di negara Indonesia ini dapat berlangsung. Kita seharusnya tidak selalu

Page 2: akibat pajak 1

menuntut hak akan fasilitas yang wajib disediakan oleh negara, tetapi hanya untuk sekedar

memberikan kontribusi pajak negara saja, kita memikirkan berbagai macam cara untuk

memanipulasinya. Saat inilah waktu yang tepat bagi kita bersama untuk memberikan kontribusi

bagi negara ini, hanya dengan kepatuhan akan menjalankan peraturan negara, kita dapat

membangun negara ini menjadi lebih baik lagi.

1.2 Rumusan Masalah

Makalah ini disusun untuk membahas beberapa persoalan mendasar yang terkait dengan peran

pajak dalam perekonomian Indonesia, yaitu :

1. Bagaimana efek yang ditimbulkan pajak terhadap perekonomian ?

2. sebutkan dan jelaskan salah satu bentuk permasalahan yang terkait dengan perpajakan?

3. Bagaimana solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pajak

tersebut?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan pajak terhadap perekonomian.

2. Untuk mengetahui satu bentuk permasalahan yang terkait dengan perpajakan.

3. Untuk mengetahui solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pajak

tersebut.

Page 3: akibat pajak 1

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penerimaan Pemerintah

A. Sumber-Sumber Penerimaan Negara

Penerimaan pemerintah kita artikan sebagai penerimaan pemerintah dalam arti yang seluas-

luasnya yaitu meliputi penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan barang

dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah, pinjaman pemerintah, mencetak uang, dan

sebagainya. Cara-cara yang dapat ditempuh pemerintah untuk mendapatkan uang pada intinya

dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Pajak

2. Retribusi

3. Keuntungan dari Perusahaan-perusahaan Negara

4. Denda-denda

5. Sumbangan masyarakat

6. Pencetakan Uang Kertas

7. Hasil dari Undian Negara

8. Pinjaman

9. Hadiah

B. Distribusi Beban Pemerintah

Hal penting dari inventarisasi sumber-sumber keuangan pemerintah di atas adalah pemecahan

masalah mengenai prinsip-prinsip yang harus ditempuh untuk mendistribusikan beban pemerintah

kepada anggota-anggota masyarakat. Pajak di samping sebagai sumber penerimaan negara yang

utama (fungsi budget) juga mempunyai fungsi lain yaitu sebagai alat untuk mengatur dan

mengawasi kegiatan-kegiatan swasta dalam perekonomian (fungsi pengatur). Sebagai alat

Page 4: akibat pajak 1

anggaran (budgetary) pajak digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai

kegiatan-kegiatan pemerintah, terutama kegiatan-kegiatan rutin. Pajak dalam fungsinya sebagai

pengatur (regulatory), dimaksudkan terutama untuk mengatur perekonomian guna menuju pada

pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, mengadakan redistribusi pendapatan serta stabilisasi

ekonomi.

2.2 Pajak

Pajak merupakan sumber anggaran pendapatan negara yang paling pokok. Perpajakan

menyangkut dua masalah pokok, yaitu bagaimanakah sistem administrasi membiayai pengadaan

dan penyediaan barang dan jasa kolektif yang sukar dapat disediakan melalui mekanisme pasar

serta bagaimanakah membiayai program-program yang dapat menghindarkan akibat sampingan

dalam mekanisme pasar.

Ada beberapa alasan mengapa kebutuhan akan perpajakan itu timbul. Alasan pertama adalah

bahwa sistem administrasi perlu menyediakan barang dan jasa kolektif. Alasan kedua, sistem

administrasi perlu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kegagalan-kegagalan tertentu dari

mekanisme pasar sehingga langkah-langkah yang diambil itu mencerminkan mekanisme

perencanaan. Alasan ketiga, berkaitan dengan pemerataan dalam pembagian pendapatan. Alasan

keempat, adanya ketidaksempurnaan pasar. Ada sumber lain dari pengeluaran yang dilaksanakan

oleh sistem administrasi yaitu yang berkaitan dengan campur tangan sistem administrasi yang

timbul dari kegagalan mekanisme perencanaan pasar.

Memberikan pengertian pajak akan berkaitan dengan masalah yang dapat menjelaskan fungsi dari

pajak dengan keyakinan bahwa pengartian tersebut mencakup segi-segi pokok yang terkandung di

dalamnya. Sistem administrasi melakukan penarikan pajak bukan semata-mata untuk memperoleh

dana akan tetapi juga dapat mengawasi pengeluaran dari sistem kegiatan sosial sehingga

Page 5: akibat pajak 1

permintaan konsumsi dan investasi dari sistem administrasi ditambah dengan permintaan

konsumsi dan investasi dari sistem kegiatan sosial akan sama dengan pendapatan pada tingkat

kesempatan kerja tertentu.

2.3 Tujuan Perpajakan

Sistem politik pada umumnya berfungsi dalam membuat keputusan dan menafsirkan nilai-nilai

yang ada dalam dan dibutuhkan oleh sistem kegiatan sosial untuk dapat mengatur pembagian

pendapatan yang lebih merata. Perpajakan diperlukan untuk membiayai berbagai pengeluaran

negara.

Tujuan dari perpajakan adalah untuk menekan konsumsi dan investasi dari sistem kegiatan sosial

sehingga sistem administrasi dapat menyediakan barang dan jasa publik, sosial atau kolektif dan

dapat memberikan subsidi kepada golongan miskin tanpa menimbulkan inflasi dan kesukaran

dalam neraca pembayaran.

Fungsi pokok dari perpajakan adalah untuk menekan berbagai permintaan akan kapasitas

produktif dari sistem kegiatan sosial. Dengan demikian, perpajakan mempunyai tujuan lain, di

samping sebagai sumber pendapatan negara. Perpajakan yang eifisien dilaksanakan dengan suatu

cara yang dapat membantu pembagian pendapatan yang lebih merata, dapat membantu untuk

memberikan dorongan tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperkuat kebijaksanaan pengeluaran

anggaran yang dilaksanakan oleh sistem administrasi.

2.4 Prinsip Perpajakan

A. Prinsip Pengenaan Pajak

Soal prinsip pengenaan pajak yang baik telah dikemukakan oleh A. Smith dengan cannon of

Page 6: akibat pajak 1

taxation dan para ahli keuangan lainya. Suatu sistem pajak yang baik haruslah memenuhi kriteria,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Distribusi dari beban pajak harus adil, setiap orang harus membayar sesuai dengan “bagiannya

yang wajar”.

2. Pajak-pajak harus sedikit mungkin mencampuri keputusan-keputusan ekonomi.

3. Pajak-pajak haruslah memperbaiki ketidakefisienan yang terjadi di sektor swasta, apabila

instrumen pajak dapat melakukannya.

4. Struktur pajak haruslah mampu digunakan dalam kebijakan fiskal untuk tujuan stabilisasi dan

pertumbuhan ekonomi.

5. Sistem pajak harus dimengerti oleh wajib pajak.

6. Administrasi pajak dan biaya pelaksanaannya haruslah sesedikit mungkin.

7. Kepastian.

8. Dapat dilaksanakan.

9. Dapat diterima, Suatu sistem pajak yang baik adalah suatu sistem pajak yang adil. Konsep

keadilan ini sifatnya relatif, sehingga harus dijelaskan lebih lanjut. Dalam bidang perpajakan

konsep keadilan menjadi dua klasifikasi, yaitu keadilan datar (horizontal equity) dan keadilan

tegak (vertical equity). Yang dimaksud dengan keadilan datar adalah pengenaan pajak dimana

setiap orang yang kedaannya sama haruslah menderita beban pajak yang sama besarnya.

Sedangkan keadilan tegak adalah situasi dimana orang yang keadaannya berbeda adalah haruslah

menderita beban pajak yang berbeda pula.

B. Prinsip Pemanfaatan Dalam Perpajakan

Menurut prinsip ini,setiap orang haruslah membayar pajak sebesar manfaat yang dia terima dari

aktivitas pmerintah. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa prinsip manfaat sesuai dengan

Page 7: akibat pajak 1

insidens Keseimbangan Anggaran, kedua-duanya berdasarkan pertukaran model suka rela

(voluntary exchange model). Dalam hal ini pengenaan pajak dapat didasarkan pada kriteria

efisiensi, yaitu dimana tingkat produksi ditentukan pada biaya marginal sama dengan harga.

C. Prinsip Kemampuan Membayar

Menurut prinsip ini, setiap orang haruslah membayar bagiannya (pajak) sesuai dengan

kemampuannya untuk membayar. Prinsip ini tidak mempunyai dasar ilmiah karena didasarkan

pada sesuatu yang sangat abstrak. Untuk dijadikan suatu prinsip perpajakan yang operasional

maka prinsip ini juga harus menggunakan suatu ukuran operasional untuk mengukur kemampuan

seseorang untuk membayar pajak. Tiga ukuran yang biasanya dipakai untuk mengukur

kemakmuran seseorang (atau kemampuan seseorang membayar pajak) adalah:

1. Pendapatan

2. Pengeluaran konsumsi

3. Kekayaan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Efek Perpajakan Dalam Perekonomian

Pajak merupakan suatu pungutan yang dipaksakan oleh pemerintah untuk berbagai tujuan,

misalnya untuk membiayai penyediaan barang dan jasa publik, untuk mengatur perekonomian,

dapat juga mengatur konsumsi masyarakat. Karena sifatnya yang dipaksakan tersebut maka pajak

akan mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat atau seseorang. Pajak merupakan suatu

Page 8: akibat pajak 1

pungutan yang dipaksakan oleh pemerintah untuk berbagai tujuan, misalnya untuk membiayai

penyediaan barang dan jasa publik, untuk mengatur perekonomian, dapat juga mengatur konsumsi

masyarakat. Karena sifatnya yang dipaksakan tersebut maka pajak akan mempengaruhi perilaku

ekonomi masyarakat atau seseorang.

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam menopang pembiayaan

pembangunan yang bersumber dari dalam negeri. Besar-kecilnya pajak akan menentukan

kapasitas anggaran negara, baik untuk pembiayaan pembangunan maupun anggaran rutin. Pajak

sebagai instrumen fiskal yang merupakan penerimaan negara kemudian menjadi suatu investasi

pemerintah dan digunakan untuk memenuhi kemakmuran rakyat.

Dalam implementasinya, pemungutan pajak dapat berjalan baik bila prinsip-prinsip kebijakan

perpajakan dapat diterapkan. Smith dan Jones mengemukakan tentang prinsip kebijakan

perpajakan yang dikenal dengan istilah Smith's Canons. Prinsip-prinsip itu meliputi asas kesamaan

(equality and equity), asas kepastian hukum (certainty), asas tepat waktu (convenice), dan asas

ekonomi atau efisiensi (economy or efficiency). Jika prinsip itu diterapkan secara menyeluruh,

sistem perpajakan berjalan ideal.

Dalam menjalankan kebijakan perpajakan, pemerintah di setiap negara memiliki hak yuridis

secara eksklusif untuk memungut dari wajib pajak. Yurisdiksi itu tentunya berlandaskan undang-

undang yang dibuat bersama dengan legislatif. Hal itu dilakukan dengan memberi batasan-batasan

dari pengenaan dan besarnya pajak yang dibebankan pada subjek dan objek pajak. Atas dasar

uraian itu, jelas dapat dikatakan bahwa upaya perpajakan (tax effort) melalui yurisdiksi yang jelas

merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan penerimaan negara dari sektor

perpajakan.

Sejalan dengan adanya yurisdiksi dan kepastian hukum, kebijakan perpajakan bertujuan

Page 9: akibat pajak 1

mendorong kemajuan ekonomi sebagai upaya peningkatan hasrat konsumsi masyarakat,

meningkatkan investasi pemerintah, serta mentransmisikan sumber-sumber ekonomi masyarakat

menjadi penerimaan pemerintah.

Kesejahteraan merupakan perwujudan dari cita-cita pembangunan ekonomi suatu negara dan salah

satu tujuan dari pemungutan pajak. Bagi bangsa Indonesia, kesejahteraan sudah sangat jelas diatur

tersendiri dalam UUD 1945 Pasal 33. Pembangunan merupakan bentuk kristalisasi ide dan

kreativitas negara dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup masyarakat.

Ide dan kreativitas tersebut meliputi segala konsep dan program pembangunan yang merupakan

reprensentasi kehendak masyarakat dalam rangka mencapai kemakmuran. Pengurangan

kemiskinan, pemerataan pembangunan, peningkatan gizi, kesempatan kerja yang luas, dan

peningkatan kualitas pendidikan merupakan beberapa bentuk kesejahteraan yang diinginkan

masyarakat.

Dampak Ekonomi

Kebijakan perpajakan yang baik ikut menentukan jalannya perekomian di suatu negara. Dijelaskan

bahwa tarif pajak yang tinggi akan menurunkan investasi yang otomatis menekan pertumbuhan

ekonomi dan berdampak mengecilnya penerimaan pajak. Tarif pajak yang relatif kecil akan

berdampak sebaliknya, investasi melaju, pertumbuhan ekonomi membaik, dan penerimaan negara

membesar. Jadi, jelas setiap kebijakan perpajakan memiliki dampak ekonomi makro dan aspek

sosial lainnya.

Kajian perpajakan yang lebih mendalam dan terperinci meliputi tidak saja pemahaman aturan

perundang-undangan, tetapi juga membuat landasan teori ekonomi perpajakan. Pentingnya alokasi

pembiayaan pengeluaran pemerintah yang efisien dan distribusi yang adil merata menjadi kajian

menarik yang dapat ditemukan dalam buku ini.

Page 10: akibat pajak 1

Demikian juga mengenai pentingnya peranan pajak dalam ilmu ekonomi aspek ekonomi makro.

Lebih jauh lagi, dalam era desentralisasi fiskal, posisi pajak sebagai transfer dana perimbangan

memegang peranan sentral dalam pembangunan dan kesejahteraan daerah

3.2 Abstraksi Permasalahan

21 januari 2007, Majalah Tempo menelurkan sebuah judul, “Kisah Pembobol”. Judul ini

merupakan berita tentang usaha penggelapan pajak dengan cara memalsukan dokumen, data dan

pengakuan saksi, yang dilakukan oleh PT Asian Agri. Upaya ini berpotensi menimbulkan kerugian

Negara sebesar 1,3 triliun. Dugaan kasus ini merupakan kasus berat karena melibatkan 15

perusahaan milik Sukanto Tanoto.

Sukanto Tanoto adalah bos besar dari PT Raja Garuda Mas, sebuah holding yang menangani

sejumlah perusahaan yang salah satunya Adalah Asian Agri. Sedangkan kasus penggelapan pajak

Asian Agri sendiri merupakan kasus yang melibatkan 3 macam modus operandi. Pertama,

menggelembungkan biaya perusahaan hingga Rp 1,5 triliun. Kedua, mendongkrak kerugian

transaksi ekspor Rp 232 miliar. Ketiga, mengecilkan hasil penjualan Rp 889 miliar. Lewat ketiga

modus ini, Asian Agri diduga telah menggelapkan pajak penghasilan untuk badan usaha senilai

total Rp 2,6 triliun. Perhitungan SPT Asian Agri yang digelapkan berasal dari SPT periode 2002-

2005. hingga hitungan terakhir menyebutkan kerugian keuangan Negara sebesar 1,3 triliun.

Pada tanggal 26 januari 2007, Direktorat Jenderal Pajak sudah membentuk tim khusus yang

bertugas mengusut dugaan manipulasi pajak Asian Agri. Tim khusus itu bekerja sama dengan

Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

Pengusutan itu berdasarkan pengaduan mantan Group Financial Controller Asian Agri Vincentius

Amin Sutanto kepada KPK.

Penyidikan aparat pajak telah menyimpulkan bahwa sepak terjang kelompok usaha milik Taipan

Page 11: akibat pajak 1

Sukanto Tanoto itu berpotensi merugikan negara dalam skala yang luar biasa. Nilai sementara

ditaksir mencapai Rp 1,3 triliun. Jika kelak terbukti, kasus ini akan dicatat sebagai salah satu

manipulasi pajak terbesar dalam sejarah Republik Indonesia.

3.2 Upaya Penyelesaian Kasus Oleh Kejaksaan Agung Dan Ditjen Pajak

Kejaksaan Agung mulai ikut menangani kasus dugaan manipulasi pajak perusahaan Asian Agri

Group, milik Taipan Sukanto Tanoto. Kejaksaan sedang melakukan penelitian atas kasus yang

berpotensi menghilangkan pendapatan pajak sekitar Rp 1,1 triliun itu. Pihaknya, kata Hendarman,

hingga kini masih menilai kasus itu sebagai tindak pidana perpajakan. Seperti diberitakan

sebelumnya, Direktorat Jenderal Pajak sudah membentuk tim khusus yang bertugas mengusut

dugaan manipulasi pajak Asian Agri. Vincent memberikan setumpuk dokumen yang

mengindikasikan adanya praktek manipulasi pajak Asian Agri selama rentang waktu 2001-

Oktober 2006. Sumber Tempo membisikkan, manipulasi itu secara garis besar menggunakan tiga

modus, yaitu transfer profit (transfer pricing), transaksi lindung nilai (hedging) fiktif, dan

pembuatan biaya fiktif.

Pada awal Desember 2007 lalu, kejaksaan telah meminta Dirjen Imigrasi Departemen Hukum dan

HAM melakukan pencekalan terhadap delapan karyawan Asian Agri yang telah ditetapkan sebagai

tersangka.

Pada 3 Desember 2007 kejaksaan telah membuat surat Nomor Kep-407/D/Dsp.3/12/2007 tentang

permohonan cekal bagi delapan karyawan Asian Agri. Mereka berinisial TBK (warga negara

Malaysia) dan tujuh warga negara Indonesia, yakni And, WT, ST, LA, EL, SL dan LBH.

Sejak awal November 2007 tim penyidik pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum

Kejaksaan Agung telah menetapkan mereka sebagai tersangka dalam kasus dugaan penggelapan

pajak PT Asian Agri sekitar Rp 1,34 triliun.

Page 12: akibat pajak 1

Setelah melalui pengintaian selama empat bulan, tim investigasi pajak berhasil menemukan dan

mengambil 1.133 kardus atau sekitar sembilan truk dokumen Asian Agri yang disembunyikan di

sebuah toko lampu di kawasan pertokoan Duta Merlin, Jakarta Barat. Belakangan, 258 kardus

dikembalikan ke Asian Agri.

Dari sinilah tim Pajak akhirnya menyimpulkan ada indikasi penggelapan pajak oleh Asian Agri

selama 2002-2005 dengan total kerugian negara Rp 1,3 triliun. Lima belas pejabat Asian Agri

ditetapkan sebagai tersangka. Namun, rencana penyerahan berkas ke Kejaksaan terganjal gara-

gara dokumen sitaan yang hendak dijadikan barang bukti dipersoalkan pengadilan.

Pada 29 Agustus 2008, Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, telah menolak mengirimkan

permohonan kasasi Ditjen Pajak atas putusan praperadilan penyidikan pajak Asian Agri Group.

Surat yang diteken Wakil Ketua Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan Syahrial Sidik

menyatakan, permohonan kasasi itu tak memenuhi syarat formal. Menurut Syahrial, karena upaya

kasasi itu bertentangan dengan pasal 45 A ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang

MA. Pasal ini menyatakan putusan praperadilan tak bisa dikasasi. Djoko pun menegaskan masih

ada upaya hukum lain. Namun Djoko menyerahkan sepenuhnya keputusan untuk mengajukan PK

itu pada Ditjen Pajak. Direktorat Jenderal (Ditjen Pajak) tidak perlu berkecil hati. Mahkamah

Agung (MA) membuka peluang bagi Ditjen Pajak untuk mengajukan upaya hukum berupa

peninjauan kembali (PK) guna membatalkan putusan praperadilan yang memenangkan PT Asian

Agri Group. Ditjen Pajak bisa mengajukan peninjauan kembali apabila bersikukuh vonis

praperadilan yang membatalkan penyidikan penyelewengan pajak PT Asian Agri Group itu keliru.

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengungkapkan ada dua opsi yang akan dipilih untuk

menindaklanjuti penolakan kasasi DJP oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, terkait dengan

Page 13: akibat pajak 1

gugatan praperadilan PT Asian Agri Grup (AAG) pada Juli 2008. Opsi pertama adalah

melanjutkan proses hukum melalui pengajuan Peninjauan Kembali (PK), sedangkan opsi kedua

adalah menghentikan proses hukum dan melakukan penyitaan ulang. Direktur Jenderal Pajak

Darmin Nasution mengatakan meski ada hakim agung Mahkamah Agung (MA) yang

menyarankan bahwa DJP bisa mengajukan PK, sebenarnya yurisprudensi yang paling banyak

ditempuh adalah pengajuan kasasi. Meski manajemen Asian Agri Group menolak penyitaan ulang

dokumen oleh aparat pajak, Direktorat Jenderal Pajak jalan terus. Menurut Direktur Intelijen dan

Penyidikan Pajak Direktorat Jenderal Pajak Mochamad Tjiptardjo, kasus hukum dugaan

manipulasi pajak senilai Rp 1,3 triliun oleh perusahaan milik Sukanto Tanoto ini akan terus

dilanjutkan, dengan telah berlangsungnya proses pengembalian dan sita ulang dokumen-dokumen

Asian Agri, proses hukum berikutnya dapat diteruskan. Diharapkan sebelum tahun 2008, kasus

penggelepan pajak ini sudah dapat dimulai.

Solusi Alternatif: Pembayaran Kekurangan Pajak

Pasal 44B dalam UU 9/2004 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang lantas

diperbaharui UU 28/2007, menyatakan bahwa demi kepentingan penerimaan negara dan atas

permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan. Menteri Keuangan

dan Kejaksaan Agung bisa menghentikan penyidikan kasus kekurangan pembayaran Asian Agri

jika perusahaan sanggup membayar tunggakan pokok dan penalti 400% dari tunggakan pokoknya.

Dalam catatan Media Indonesia, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk pernah diduga melakukan

penggelapan pajak valuta asing yang menyebabkan negara dirugikan Rp339 miliar. Sayangnya,

untuk kasus kekurangan pembayaran pajak yang sudah masuk ke proses penyidikan tidak bisa

dihentikan langsung oleh Direktorat Jenderal Pajak. Karena hal itu dipegang oleh Menteri

Page 14: akibat pajak 1

Keuangan dan Kejaksaan Agung. Untuk itu, kedua pihak harus berkonsultasi bila wajib pajak

bersedia membayar kekurangan pajaknya. Jadi bisa saja Asian Agri bayar kekurangan pajaknya

dan proses penyidikannya dihentikan, tapi semuanya harus sesuai prosedur.

Sebelumnya, Asian Agri siap membayar kekurangan pembayaran pajak setelah Ditjen Pajak

keluarkan surat ketetapan pajak kurang bayar (SK-PKB). Perusahaan Asian Agri siap membayar

jika ditemukan kekurangan pembayaran pajak dan meminta agar persoalan ini bisa diselesaikan

dengan baik-baik dan Asia Agri bersedia membayar kekurangan apabila terdapat temuan pajak

kurang bayar.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sektor penerimaan keuangan negara yang pokok salah satunya adalah pajak yang sangat berperan

besar dalam pertumbuhan ekonomi di negara kita. Perpajakan yang eifisien dilaksanakan dengan

suatu cara yang dapat membantu pembagian pendapatan yang lebih merata, dapat membantu

untuk memberikan dorongan tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperkuat kebijaksanaan

pengeluaran anggaran yang dilaksanakan oleh sistem administrasi.

Karena begitu pentingnya pajak, apabila pajak ternyata dimanipulasi unuk kepentingan beberapa

pihak sehingga merugikan negara baik dilakukan secara sengaja maupun bersifat illegal maka

Page 15: akibat pajak 1

secara tidak langsung akan banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dan pertumbuhan

pembangunan di Indonesia. Pertama, seperti pengaruhnya pada produksi sebagai keseluruhan

berlangsung melalui pengaruh-pengaruhnya terhadap kerja, tabungan, dan investasi. Apabila

investasi dapat diarahkan dengan baik, maka akan dapat membuat pekerjaan lebih produktif.

Investasi berupa materiil memberikan kepada para pekerja alat-alat materiil untuk dapat bekerja

lebih produktif dan lebih efisien. Sedangkan investasi dalam bentuk sumber daya manusia dapat

dalam bentuk tingkat kesehatan yang lebih baik, skill, pengetahuan khusus dan sebagainya. Kedua

investasi tersebut hanya mungkin terjadi bila ada tabungan dalam masyarakat.

Pengaruh yang kedua adalah pajak dapat mengakibatkan adanya penyimpangan dalam

penggunaan faktor produksi, yaitu penggunaan yang seharusnya dapat menghasilkan produksi

yang maksimum menuju kearah penggunaan yang menghasilkan produksi yang lebih sedikit.

Ketiga, pada pajak perseorangan yaitu yang dikenakan pada suatu kelompok tertentu tanpa

mengingat aktivitasnyab berpengaruh terhadap pendapatan (yang menjadi berkurang setelah

pembayaran pajak), tabungan, atau kedua-duanya. Pajak ini pada akhirnya mempengaruhi

kepuasan seseorang untuk melakukan konsumsi dan menabung.

Di negara kita dalam prakteknya, baik sistem maupun administrasi perpajakan seringkali menemui

permasalahan-permasalahan. Seperti kasus pada PT. Asian Agri Group yang terbukti merugikan

negara sebesar 1,3 trilyun rupiah secara otomatis akan berdampak pada perekonomian nasional.

Yaitu yang seharusnya dari pajak tersebut dapat memberikan sumbangan pembangunan

masyarakat menjadi tidak jelas akibat penggelapan pajak penghasilan untuk badan usaha dari

SPTnya. Prosesi hukum tentunya harus dijalankan sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku. Karena bagaimanapun juga pertanggungjawaban pajak ini harus adil dan transparan.

Page 16: akibat pajak 1

Apabila terjadi kesalahan maka pihak yang berkaitan harus membayar ganti rugi untuk negara dan

demi kepentingan nasional bangsa.

4.2 Saran

Kasus yang terjadi pada PT. Asian Agri Group perlu segera diselesaikan oleh pemerintah. Karena

hal ini akan menunjukkan kredibilitas pemerintah menegakkan keadilan. Jangan sampai

penundaan penyelesaian permasalahan ini terkesan diskriminatif akibat dari keputusan pengailan

yang menyatakan bahwa kasus bisa diselesaikan di luar pengadilan hanya dengan perusahaan

membayar ganti rugi sebesar 400% dari nilai penggelapannya. Walaupun keputusan tersebut

memang telah sesuai berdasarkan UU No. 28 tahun 2007 yaitu demi kepentingan penerimaan

negara, penyidikan kasus dapat dihentikan jika perusahaan sanggup membayar tunggakan

tersebut. Dalam pikiran kami, selain melalui jalur hukum itu seharusnya pemerintah pun harus

tegas untuk memenjarakan tersangka Vincent agar diharapkan nantinya bila ada tindakan serupa,

tidak ada celah kemudahan bagi seseorang atau badan yang terbukti melakukan kejahatan negara.