Akibat hilangnya gigi terhadap jar.docx
-
Upload
nurkamila-sari -
Category
Documents
-
view
117 -
download
1
description
Transcript of Akibat hilangnya gigi terhadap jar.docx
1. Akibat hilangnya gigi terhadap jar.periodontal Migrasi ujung perlekatan gingiva
terjadi secara gradual, tidak hanya terbatas pada perubahan perlekatan gingiva tetapi
total luas perlekatan juga menurun. Karena level tulang alveolus selalu berada lebih
ke apeks dari gingival attachment maka pergeseran gingival attachment sepanjang
proses destruksi serat-serat gingiva disertai dengan kehilangan tulang dari puncak
alveolus.
Terhadap gigi asli akan terjadi elongasi pada gigi antagonis akibat adanya kehilangan
kontak oklusi. Selain itu dapat juga menyebabkan tilting, dimana bergesernya gigi
yang masih ada keruangan yang kosong.
2. Hubungan kehilangan gigi dengan poket periodontal pada gigi 45 dan 43: akibat
kehilangan gigi yang banyak pada gigi sebelah kanan ditambah adanya karies pd gigi
45 menyebabkan pasien mengunyah sebelah sisi dan berpotensi terjadinya
penumpukan kalkulus yang nantinya dapat terjadi poket periodontal. Berdasarkan
penelitian yang sering terjadi poket periodontal adalah pasien yg usianya 45 tahun ke
atas. Pada kasus pasien usia 46 tahun.
Pada gigi yang sehat kedalaman sulkus gingival bervariasi sekitar 0,5 – 2 m.
Attached gingiva merupakan kelanjutan dari marginal gingiva. Jaringan padat ini
terikat kuat dengan periosteum tulang alveolar dibawahnya. Adanya kehilangan gigi
menyebabkan dan menguyah sebelah sisi, terjadi inflamasi dan muncul poket
periodontal.
3. Penyebab bunyi menggeretuk pada rahang sebelah kiri:
Persoalan-persoalan denga gigi dan misalignment dari gigi (malocclusion).
Pasien mungkin mengluh tentang kesukaran menemukan gigitan yang nyaman
atau tentang cara gigi-giginya mencocokan diri bersama-sama telah berubah.
Mengunyah hanya pada satu sisi rahang dapat menjurus ke persoalan TMJ
atau adalah hasil dari persoalan TMJ.
Stres seringkali menjurus ke nervous energy yang tidak dilepaskan. Adalah
sangat umum untuk orang-orang dibawah stres untuk melepaskan nervous
energy ini dengan secara sadar atau tidak sadar mengertak dan mengepal gigi-
gigi mereka. Sehingga menimbulkan gangguan tmj yang menimbulkan bunyi
pada tmj
4. Penyebab gigi 17,26,27 elongasi: akibat gigi antagonisnya yaitu gigi 47,36,37 sudah
di ekstraksi maka terjadi kehilangan kontak. Gigi tersebut berusaha mencari kontak
oklusinya sehingga terjadi elongasi.
Ketika gigi antagonis tidak beroklusi karena diastema akan terjadi ekstrusi, sampai
berkontak dengan salah satu gigi yang berlawanan, atau pada kasus yang parah dapat
berkontak samapai mukoperiosteum. Ekstruksi gigi biasanya terjadi karena hilangnya
dukungan tulang pada gigi tersebut. Walaupun terkadang alveolus akan mengikuti
gigi yang beerupsi. Ekstruksi gigi kadang juga menyebabkan trauma oklusi sampai
terkuncinya oklusi yang membatasi fungsi masikasi. Menurut penelitian Shank Land
di amerika, dampak kehilangan gigi M1 bawah terhadap gigi antagonis erjadi ekstrusi
sebesar 1,43 mm dalam 16 bln sampai dengan 1 mm setiap 2 bln. Sedangkan
berdasarkan penelitian H.L.Craddock dan C.C.Youngson (2000) di inggris dibuktikan
bahwa 83% dari 155 lokasi gigi yang tidak mempunyai antagonis mengalami ekstrusi
dengan nilai eksrusi 0,5-5,4 mm.
Hal-hal yang mempengaruhi pergeseran gigi adalah interkuspal dengan gigi
antagonis,umur dan kondisi periodonsium. Besarnya pergeseran ini terutama
bergantung pada interkuspal dengan gigi antagonis. Oleh karena itu jika gigi tersebut
terkunci dengan baik, pergerakan gigi yang terjadi akan minimal. Faktor lain yang
dapat mempengaruhi pergeseran gigi adalah kondisi periodonsium sebab semakin
buruk kondisi oeriodonsium maka semakin besar kemampuan gigi untuk bergeser.
Selain itu, umur juga berpengaruh terhadap pergerakan sebab pada individu usia muda
pergerakan terjadi lebih cepat dan kemungkinan lebih permanen daripada usia
dewasa. Hal ini disebabkan gigi lebih bergerak pada perriode pertumbuhan, dimana
jaringan lebih responsif dan hasilnya lebih stabil. Dan diasumsikan bahwa
berkurangnya vialitas jaringan pada usia dewasa menghasilkan pergerakan gigi yang
lebih terbatas. Arah pergerakan gigi bervariasi tergantung pada posisinya dalam
rahang. Pada regio postrior, gigi molar bawah umumnya miring kearah mesial. Gigi
premolar, biasanya tetap tegak lurus dan bergerak secara bodily kerah diastema. Dan
Menurut penelitian Cretsi, J.Hedderich, S.Freitag, M.Kern yang dilakukan dijerman,
dampak kehilangan gigi miolar pertama bawah terhadap gigi tetangga, terjadi
kemiringan premolar kedua bawah sebesar 4,6 plus minus 4,4 0, terjadi kemiringan
molar kedua bawah sebesar 12,6 plus minus 7,1 0 dan rotasi gigi tetangga diemukan
sebesar 42,6% pada rahang bawah,