Akademi Kepolisian Magelang

10
AKADEMI KEPOLISIAN MAGELANG Perjalanan sejarah Akademi kepolisian telah mengalami berbagai perubahan secara organisasi maupun tempat domisilinya sampai pada akhirnya menetap di Semarang.Tonggak berdirinya Akademi Kepolisian dimulai setelah proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, para cendikiawan bangsa Indonesia mengambil alih kekuasaan pendidikan dari penjajah Jepang. Ambil alih tersebut termasuk pendidikan kepolisian “ Jawea Keisatsu Gakka” selanjutnya diganti menjadi Sekolah polisi Negara RI di Sukabumi. Sekolah inilah nantinya akan menjadi cikal bakal Akademi Kepolisian Pada tanggal 10 Juli 1959, Dengan Skep Presiden No. : 253/1959, Kepolisian Negara RI berubah menjadi Angkatan Kepolisian RI, dengan demikian Sekolah Polisi Negara di Sukabumi yang merupakan penyatuan dari Sekolah Inspektur Polisi di Bukit Tinggi dan Jogjakarta berubah menjadi Sekolah Angkatan Kepolisian.

description

ttttt

Transcript of Akademi Kepolisian Magelang

Page 1: Akademi Kepolisian Magelang

AKADEMI KEPOLISIAN MAGELANG

Perjalanan sejarah Akademi kepolisian telah mengalami berbagai perubahan secara

organisasi maupun tempat domisilinya sampai pada akhirnya menetap di Semarang.Tonggak

berdirinya Akademi Kepolisian dimulai setelah proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus

1945, beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, para cendikiawan bangsa Indonesia

mengambil alih kekuasaan pendidikan dari penjajah Jepang. Ambil alih tersebut termasuk

pendidikan kepolisian “ Jawea Keisatsu Gakka” selanjutnya diganti menjadi Sekolah polisi

Negara RI di Sukabumi. Sekolah inilah nantinya akan menjadi cikal bakal Akademi

Kepolisian

Pada tanggal 10 Juli 1959, Dengan Skep Presiden No. : 253/1959, Kepolisian Negara

RI berubah menjadi Angkatan Kepolisian RI, dengan demikian Sekolah Polisi Negara di

Sukabumi yang merupakan penyatuan dari Sekolah Inspektur Polisi di Bukit Tinggi dan

Jogjakarta berubah menjadi Sekolah Angkatan Kepolisian.

Selanjutnya, pada tanggal 1 Oktober 1965, Sekolah Angkatan Kepolisian RI berubah

menjadi Akademi Angkatan Kepolisian (AAK), diresmikan oleh Men Pangak Irjen. Pol

Soetjipto Judodiharjo, dengan Skep Menhankam Pangab No.:468/5/B/65/M , pada tanggal 1

Oktober ini yang kemudian diperingati sebagai hari jadi Akademi Kepolisian. Pataka AAK

berfalsafah Atmaniwedana Aryawirya Kretakarma diserahterimakan. Pada tanggal 16

Desember 1966, AAK diubah menjadi AKABRI bagian Kepolisian.

Page 2: Akademi Kepolisian Magelang

Pada tanggal 29 Januari 1967, dibuka AKABRI bagian umum di Magelang dengan

Taruna berasal dari pengiriman dari masing-masing angkatan dan Polri, Setelah

menyelesaikan pendidkan selama 1 tahun di Magelang, Taruna AKABRI bagian Kepolisian

dikirim ke Sukabumi untuk mengikuti pendidikan matra Kepolisian selama 3 tahun.

Perjalanan sejarah selanjutnya pada tanggal 1 Juli 1980, Komplek AKABRI bagian

Kepolisian di Semarang diresmikan penggunaannya oleh Kapolri Jendral PO. Drs.

Awaloeddin Djamin MPA.

Dengan Skep Kapolri No. POL Skep/36/I/1985 tanggal 24 Januari 1985 AKABRI

Kepolisian berubah menjadi Akademi Kepolisian setelah AKABRI bagian dialihkan kembali

kepada angkatan masing-masing, dan ditetapkan pula Pataka Akpol dengan tambahan pita

diatas lambang bertuliskan Akademi Kepolisian, sasanti dibawah gambar lambang menjadi

bertuliskan Atmaniwedana Kretakrama Aryawirya, gambar dibalik lambang semula lambang

Akabri ” Bhineka eka Bhakti ” menjadi lambang Polri “Tribrata”.

Memasuki periode sejarah reformasi di Indonesia, sejarah Akademi Kepolisian

mengalami perubahan dengan dikeluarkan Skep Kapolri No.Pol : Skep/389/IV/1999 tanggal

9 April 1999 tentang Akademi Kepolisian Mandiri, maka sejak 10 April 1999 Akpol

dinyatakan terpisah dari AKMIL, AAL, AAU serta teknis administrasi juga lepas dari Mako

Akademi TNI. Akhirnya, perubahan terjadi pada logo Akademi Kepolisian pada tanggal 24

Oktober 2003, dengan diresmikannya oleh Kapolri Jenderal Polisis Da’i Bachtiar,

penggunaan Logo Akademi Kepolisian yang baru dengan mengganti kata-kata

“Atmaniwedana – Kretakarma – Aryawirya” dengan kata-kata “Dharma – Bijaksana –

Ksatria” dan pita bertuliskan “Akademi Kepolisian” yang semula terpisah di bagian atas

disatukan menjadi satu kesatuan yang utuh dalam perisai Tri-Brata.

VISI AKPOL

“MENJADI LEMBAGA PENDIDIKAN YANG MENGHASILKAN POLISI

PROFESIONAL, CERDAS, BERMORAL, DAN MODERN YANG BERWAWASAN

GLOBAL DAN BERSTANDAR INTERNASIONAL (WORLD CLASS POLICE

ACADEMY)”.

Page 3: Akademi Kepolisian Magelang

MISI AKPOL

1. MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN PEMBENTUKAN PERWIRA POLRI

MELALUI KEGIATAN PEMBELAJARAN, PELATIHAN, DAN PENGASUHAN

SECARA BERTAHAP DAN BERKESINAMBUNGAN PADA SETIAP TINGKAT

PENDIDIKAN.

2. MENYELENGGARAKAN KEGIATAN PENELITIAN DALAM UPAYA

PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI YANG

TERKAIT DENGAN BIDANG KEPOLISIAN.

3. MENYELENGGARAKAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT YANG

TERKAIT DENGAN BIDANG KEPOLISIAN.

4. MENYELENGGARAKAN TATA KELOLA INSTITUSI YANG BERORIENTASI

PADA PELAYANAN PRIMA DAN BERKEMBANG MENJADI PUSAT

UNGGULAN (CENTER OF EXCELLENCE).

5. MENGEMBANGKAN KERJASAMA DAN JEJARING KERJA DENGAN

BERBAGAI LEMBAGA DI DALAM DAN LUAR NEGERI.

Standar Kompetensi Lulusan Akpol

Penting untuk memahami apa yang menjadi standar kompetensi lulusan bagi Taruna Akpol.

Sebab semua dinamika pelaksanaan program pendidikan di Akpol harus diarahkan untuk

mendukung perwujudan standar kompetensi tersebut. Pihak Lembaga Pendidikan Polri

bersama dengan Akpol telah memformulasikan standar kompetensi lulusan untuk Taruna

Akpol yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kalemdikpol Nomor : Kep/202/VI/2011

Tanggal 14 Juni 2011, dengan rincian sebagai berikut:

1. Mampu melaksanakan tugas sebagai Inspektur Polisi yang memiliki kepribadian

luhur, mental yang tangguh dan kesamaptaan yang prima dalam mendukung

pelaksanaan tugas pokok kepolisian.

2. Mampu melaksanakan tugas sebagai Inspektur Polisi yang memiliki kemampuan

untuk melaksanakan pemeliharaan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dengan menjunjung

tinggi Hak Asasi Manusia.

3. Mampu melaksanakan tugas sebagai Inspektur Polisi yang memiliki kemampuan

untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan dan

Page 4: Akademi Kepolisian Magelang

mengkoordinasikan tugas pokok kepolisian dalam rangka menangkal timbulnya

gangguan keamanan dan ketertiban serta penyakit masyarakat dengan memanfaatkan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan atau

pengetahuan dari tenaga pendidik kepada peserta didik.

Metode pembelajaran yang diterapkan harus mampu :

1. Membangkitkan atau membangun motivasi belajar peserta didik, efektif;

2. menjadikan peserta didik mengetahui, memahami dan dapat mengaplikasikan

materi pembelajaran yang disampaikan;

3. menjadikan peserta didik dapat menerima, merespon dan menilai materi

pembelajaran yang disampaikan;

4. menjadikan peserta didik dapat meniru dan menginternalisasi materi

pembelajaran yang disampaikan;

5. menggugah partisipasi peserta didik dan selanjutnya metode pembelajaran

yang diterapkan selalu dievaluasi dan diawasi pengembangannya.

Berikut metode – metode pendidikan yang ada di Akpol :

1. Pengajaran : pada pelajaran teori menggunakan metode tutorial yang meliputi

mini lecture, tanya jawab, diskusi, simulasi, bermain peran, peragaan dan drill.

Pada pelajaran praktek menggunakan metode penugasan, kerjasama, tutorial

dan demonstrasi yang dijabarkan / dijadwalkan melalui pembelajaran tatap

muka, terstruktur dan mandiri;

2. Pelatihan : pada pelatihan menggunakan sistem bertingkat, berlanjut, bertahap

dan uji coba pelaksanaan. Tujuan pelatihan adalah:

Edukatif : pelatihan bertujuan dapat memberikan pengalaman praktis

dalam menghadapi situasi tugas yang riil dan akan ditemui ketika para

taruna bertugas sebagai Perwira Polri;

Page 5: Akademi Kepolisian Magelang

Analisa : pelatihan bertujuan melatih kemampuan Taruna Akpol dalam

menganalisis berbagai permasalahan terkait dengan pelaksanaan tugas

kepolisian;

Integratif : pelatihan bertujuan membentuk sikap saling pengertian

dalam pola pikir, pola tindak maupun pola sikap dalam ikatan

kelompok, dimuali dari tingkat unit kecil sampai dengan tingkat satuan

nantinya dilapangan / tempat tugas. Hal ini mengingat diperlukannya

satu kebutuhan team work dalam melaksanakan tugas – tugas di

lapangan untuk dapat berhasil.

Pengasuhan : pada pengasuhan diterapkan azas-azas, saling asah, asih dan asuh serta

menerapkan metode suri tauladan, partisipasi, pengawasan, observasi dan bimbingan

penyuluhan dan bimbingan conseling. Tujuan pelaksanaan pengasuhan adalah untuk

merubah, membentuk, menumbuh kembangkan dan mendewasakan sikap perilaku

Taruna yang mahir, terpuji dan patuh hukum serta mampu memahami, mengahayati

dan mengamalkan perangkat nilai – nilai dasar yang terkandung di dalam Tribrata dan

Catur Prasetya. Sasaran dari kegiatan pengasuhan adalah:

1. Perubahan sikap mental menuju karakteristik Polisi Sipil melalui penanaman

nilai – nilai dasar Tribrata dan Catur Prasetya;

2. Kedewasaan dalam membina kemampuan akademis yang dapat menerapkan

dan mengembangkan ilmu kepolisian serta kemampuan memecahkan

permasalahan;

3. Tingkat motivasi dalam membentuk ketrampilan taktik dan teknis kepolisian

dalam rangka menghadapi setiap bentuk gangguan kamtibmas yang

berkembang di tengah – tengah masyarakat;

4. Kesamaptaan fisik, ketrampilan olahraga dan kompetensi lainnya yang

menjadi potensi Taruna dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan

tugas baik selama menjadi Taruna maupun Perwira Polri. Tahapan dalam

pelaksanaan pengasuhan meliputi:

Tingkat I, diperkenalkan nilai – nilai dasar Taruna Akpol dan

persiapan mental dan fisik untuk menjadi Taruna.

Page 6: Akademi Kepolisian Magelang

Tingkat II, dititik beratkan pada aspek mental, kepribadian, akademik

dan kesamaptaan jasmani sehingga tercipta fondasi kokoh yang

mencerminkan postur ideal seorang Taruna.

Tingkat III, dititik beratkan pada aspek mental kepribadian, akademik

dan kesamaptaan jasmani sehingga mampu menguasai dasar ilmu dan

etika profesi kepolisian.

Tingkat IV, dititik beratkan pada aspek mental kepribadian, akademik

dan kesamaptaan jasmani sehingga terbentuk Perwira Muda Polri yang

profesional dan siap melaksanakan tugas kepolisian.

PERSYARATAN PENDAFTARAN AKPOL

(Berdasarkan persyaratan pendaftaran Akpol T.A. 2013)

1. Persyaratan umum :

warga Negara Indonesia (pria dan wanita);

usia minimal 16 tahun dan maksimal 21 tahun pada saat pembukaan pendidikan;

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

setia kepada Negara Kesatuan RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;

sehat jasmani dan rohani (surat keterangan sehat dari institusi kesehatan);

tidak pernah dipidana karena melakukan suatu kejahatan (SKCK);

berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan tidak tercela;

bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bersedia ditugaskan

pada semua bidang tugas Kepolisian.

2. persyaratan lain :

berijazah serendah-rendahnya SMU/MA jurusan IPA/IPS dengan ketentuan : 

o bagi yang berusia kurang dari 17 tahun dengan ketentuan : 

nilai rata-rata Ujian Nasional minimal 8 atau; 

nilai rata-rata ujian nasional minimal 7,25 s.d. 7,99 harus memiliki kemampuan

bahasa Inggris dengan TOEFL diatas 500. 

o bagi yang berusia 17 s.d. 21 tahun memiliki nilai rata-rata Ujian Nasional minimal 7,25.

bagi lulusan tahun 2013 (yang masih kelas III) menggunakan nilai rata-rata rapor kelas III semester 1

dengan ketentuan : 

o bagi yang berusia kurang dari 17 tahun nilai rata-rata minimal 8; 

o bagi yang berusia 17 s.d. 21 tahun nilai rata-rata minimal 7,25; 

Page 7: Akademi Kepolisian Magelang

o setelah dinyatakan lulus menyerahkan ijazah dan diberlakukan dengan persyaratan butir b 1).

tinggi badan minimal : 

o pria : 165 cm; 

o wanita : 163 cm.

dengan berat badan seimbang menurut ketentuan yang berlaku.

belum pernah menikah dan sanggup tidak menikah selama dalam pendidikan pembentukan; 

bersedia melaksanakan ikatan dinas selama 10 (sepuluh) tahun terhitung mulai diangkat menjadi

Perwira Polri (masa dinas surut tidak diperhitungkan);

memperoleh persetujuan orang tua/wali; 

tidak terikat perjanjian ikatan dinas dengan instansi lain;

pada saat mendaftar telah berdomisili di wilayah polda tempat pendaftaran minimal 1 (satu) tahun yang

dibuktikan dengan KTP setempat dan atau KK (bagi yang berusia 17 tahun ke atas) atau surat

keterangan Kepala Desa/Lurah berdasarkan KK (bagi yang belum berusia 17 tahun). Bagi yang sedang

menempuh pendidikan dan lulus belum 1 (satu) tahun dibuktikan dengan rapor/ijazah dari sekolah yang

berada di wilayah Polda pendaftaran;

bagi yang sudah bekerja tetap sebagai pegawai/karyawan : 

o mendapat persetujuan/rekomendasi dari Kepala Instansi/Satker ybs; 

o bersedia diberhentikan dari status pegawai/karyawan, bila diterima dan mengikuti Diktuk

Taruna Akpol.

harus mengikuti dan lulus seleksi baik tingkat Panda dan Panpus dengan menggunakan sistem gugur

dalam tahapan yang meliputi :

o pemeriksaan administrasi awal; 

o pemeriksaan kesehatan tahap I; 

o pemeriksaan psikologi; 

o pengujian akademik dengan materi pengetahuan umum (Undang Undang Kepolisian dan

muatan lokal), bahasa Indonesia, matematika. pemeriksaan kesehatan tahap II; 

o pengujian kemampuan jasmani dan antropometri; 

o pemeriksaan administrasi akhir; 

o sidang penetapan kelulusan tingkat panda.