Akad Rahn

6
AKUNTANSI SYARIAH AKAD AL-RAHN (PINJAMAN DENGAN JAMINAN) Disusun oleh : JURUSAN S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET 1.Oki Rahayu Setiarini (F0313073)

description

Akuntansi Syariah, Pegadaian Syariah, Rahn

Transcript of Akad Rahn

Page 1: Akad Rahn

AKUNTANSI SYARIAH

AKAD AL-RAHN

(PINJAMAN DENGAN JAMINAN)

Disusun oleh :

JURUSAN S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

TAHUN 2016

1. Oki Rahayu Setiarini (F0313073)2. Rika Ardhana Reswari (F0313079)

Page 2: Akad Rahn

Akad Al-Rahn (Pinjaman dengan Jaminan)

Pengertian Akad Rahn

Akad rahn diartikan sebagai sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan atau dengan melakukan penahanan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang gadai baru dapat diserahkan kembali pada pihak yang berutang apabila utangnya sudah lunas. Akad rahn bertujuan agar pemberi pinjaman lebih mempercayai pihak yang berutang

Pada saat jatuh tempo pihak yang berutang berkewajiban melunasi hutangnya, apabila ia tidak dapat melunasi hutangnya maka barang gadaian dijual kemudian hasil penjualan bersih digunakan untuk melunasi hutang dan biaya pemeliharaan yang terutang. Dalam rahn, barang gadaian hanya berfungsi sebagai jaminan utang dari rahin (orang yang berutang), sehingga masih menjadi milik orang yang berhutang.

1. Pemberi pinjaman menyepakati akad rahn dengan peminjam.2. Pemberi pinjaman menerima barang.3. Penerima barang akan mengembalikan barang yang dijaminkan ketika akad

selesai.

Rahn Tajlisi

Rahn Tajlisi atau fidusia didefinisikan sebagai pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda (UU No.42/1999). Fidusia sendiri dapat diterapkan untuk barang bergerak dan barang tidak bergerak, baik berwujud maupun tidak berwujud. Agar sesuai syariah, maka akad rahn tajlisi harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :

Page 3: Akad Rahn

1. Biaya pemeliharaan harus ditanggung oleh pihak yang menggadaikan, namun jumlah biaya pemeliharaan tidak boleh dihubungkan dengan besarnya pembiayaan.

2. Pihak penerima gadai dapat menyimpan bukti kepemilikan sedangkan barang yang digadaikan dapat digunakan oleh pihak yang menggadaikan dengan seizing penerima gadai.

3. Jika terjadi eksekusi jaminan, maka dapat dijual oleh penerima gadai tetapi harus seizin dari pihak yang menggadaikan sebagai pemilik.

Sumber Hukum

1. Al-Quran“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai), sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang.” (QS 2:283)

2. As-Sunnah“Dari Aisyah r.a bahwa Rasulullah pernah membeli makanan dengan berhutang dari seorang Yahudi dan Nabi menggadaikan sebuah baju besi kepadanya.” (HR Bukhari, Nasa’I dan Ibnu Majah)

“Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menanggung risikonya.” (HR Al Syafi’i, Al Daraquthni dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

PERLAKUAN AKUNTANSI RAHN

Bagi Pihak yang Menerima Gadai (Murtahin)

Pada saat menerima barang gadai, tidak ada jurnal yang dibuat. Murtahin hanya membuat tanda terima atas barang. Pencatatan jurnal yang dibuat oleh Murtahin adalah sebagai berikut.

1. Pada saat menyerahkan uang pinjaman.

Jurnal:Dr. Piutang xxx Cr. Kas xxx

2. Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan.

Jurnal:Dr. Kas xxx Cr. Pendapatan xxx

3. Pada saat mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan.

Page 4: Akad Rahn

Jurnal:Dr. Beban xxx Cr. Kas xxx

4. Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan dengan membuat

tanda serah terima barang.

Jurnal:Dr. Kas xxx Cr. Piutang xxx

5. Jika pada saat jatuh tempo uang tidak dapat dilunasi dan kemudian barang gadai

dijual oleh pihak yang menggadaikan.

Jika hasil penjualan sama dengan piutang.Jurnal:Dr. Kas xxx Cr. Piutang xxx

Jika hasilnya kurang dari nilai piutang, maka piutangnya masih tersisa sejumlah selisih antara nilai penjualan dengan saldo piutang.

Bagi Pihak yang Menggadaikan

Pada saat penyerahan aset tidak dijurnal, tetapi menerima tanda terima atas penyerahan aset serta membuat penjelasan atas catatn akuntansi atas barang yang digadaikan. Pencatatan jurnal yang dilakukan oleh pihak yang menggadaikan antara lain sebagai berikut.

1. Pada saat menerima uang pinjaman.

Jurnal:Dr. Kas xxx Cr. Utang xxx

2. Pada saat membayar biaya pemeliharaan dan penyimpanan.

Jurnal:Dr. Beban xxx Cr. Kas xxx

3. Pada saat pelunasan utang.

Jurnal:Dr. Utang xxx Cr. Kas xxx

4. Jika pada saat jatuh tempo utang tidak dapat dilunasi sehingga barang gadai dijual.

Pada saat penjualan barang gadai.Jurnal:

Page 5: Akad Rahn

Dr. Kas xxxDr. Akumulasi Penyusutan (apabila aset tetap) xxxDr. Kerugian (apabila rugi) xxx Cr. Keuntungan (apabila untung) xxx Cr. Aset xxx

Pelunasan utang atas barang yang dijual pihak yang menggadai.Jurnal:Dr. Utang xxx Cr. Kas xxx

Jika masih ada kekurangan pembayaran utang setelah penjualan barang gadai tersebut, maka berarti pihak yang menggadaikan masih memiliki saldo utang kepada pihak yang menerima gadai.