Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

28
AJARAN AGAMA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN ~ IBADAH, AKHLAK TERPUJI, AKHLAK PADA PENCIPTA ~ Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keagamaan Disusun oleh:

Transcript of Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

Page 1: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

AJARAN AGAMA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN

~ IBADAH, AKHLAK TERPUJI, AKHLAK PADA PENCIPTA ~

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keagamaan

Disusun oleh:

2015

Page 2: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang

diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami

tentang Ajaran Agama Yang Berhubungan Dengan Kesehatan (Ibadah,

Akhlak Terpuji, Akhlak Pada Pencipta). mudah-mudahan makalah ini bisa

membantu bagi mahasiswa untuk bekal nanti di lapangan.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis

yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, September 2015

Penyusun

i

Page 3: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................1

B. Tujuan ..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Ibadah...................................................................................................2

B. Akhlak Terpuji......................................................................................6

C. Akhlak Kepada Sang Pencipta..............................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................14

B. Saran ....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

ii

Page 4: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam lingkungan masyarakat banyak sekali berbagai macam budaya

yang berpengaruh dalam suatu kepercayaan yang di anutnya seperti Agama

atau kepercayaan. Karena penduduk di Indonesia beragam suku serta agama

yang di anutnya Pemerintahpun juga berperan penting untuk mengatur

kebebasan memeluk agama sesuai kepercayaan masing – masing yang di atur

dalam UUD 1945 bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk

memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan

kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Agama

juga berhubungan dengan kesehtan karena ada penyakit yang di sebabkan

karena virus dan bakteri tapi ada juga penyakit yang diakibabkan karena jiwa

atau hati. Penyakit tersebutlah yang dinamakan dengan penyakit hati atau

penyakit mental, untuk mengatasi penyakit tersebut diperlukan menejemen

hati atau mental yang baik. Hal ini yang membuat penlis mengambil sebuah

judul yaitu” agama dan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan”

yang di harapkan dapat bermanfaat untuk pembaca.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui hubungan ibadah dengan kesehatan

2. Untuk mengetahui hubungan akhlak terpuji dengan kesehatan

3. Untuk mengetahui hubungan akhlak pada pencipta dengan kesehatan

1

Page 5: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ibadah

1. Pengertian Ibadah

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta

tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai

banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain

adalah:

a. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya

melalui lisan para Rasul-Nya.

b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu

tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah

(kecintaan) yang paling tinggi.

c. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan

diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang

zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang

paling lengkap.

Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa

khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal

(ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah

qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir,

tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah

(lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah

badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-

macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.

2. Pengaruh Ibadah Terhadap Kesehatan

Manusia terdiri dari 2 unsur yang terdiri atas jasmani dan rohani,

kedua unsur tersebut saling terkait, saling berhubungan dan tidak dapat

2

Page 6: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

dipisahkan. Dikarenakan apabila salah satu unsur ada yang terganggu

maka keseimbangan didalam kehidupan akan terganggu juga.

Di dalam kegiatan sehari-hari manusia sehari-hari manusia sering

kali dihadapkan berbagai macam masalah dari hal yang paling kecil

sampai yang paling besar, dari yang simple sampai yang paling rumit dan

kompleks. Yang bisa menyebabkan atau menimbulkan sebab-sebab

gangguan kejiwaan, oleh karena itu banyak media-media sebagai sarana

solusi untuk mengatasi masalah-masalah dalam kejiwaan. Macam-macam

media yang berkembang saat ini, antara lain: Psikologi, terapi kejiwaan,

yoga, dll.

Secara psikis, ibadah sangat cocok sebagai mediator dalam

merileksasikan dan menentramkan kejiwaan. Definisi ibadah menurut

pengamatan saya yang dilihat dari segi riilnya, ibadah yaitu sebagai

kegiatan-kegiatan kerohanian yang dilakukan oleh umat islam maupun

umat beragama lainnya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta

yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Tapi pada kenyataannya walaupun ibadah

terkesan hanya untuk mendapatkan pahala atau untuk sekedar menjalankan

kewajiban sebagai umat beragama. Tetapi disisi lain saya melihat umat

beragama yang beribadah hanya sebagai sarana rileksasi, dikarenakan

dalam ibadah bisa mengembalikan pikiran dan stamina yang sudah

terpakai karena kegiatan rutinitas sehari-hari, sehingga pikiran menjadi

normal kembali dan hati menjadi tenang, serta membuat manusia lebih

bersemangat menjalankan kegiataan rutinitas sehari-hari.

Karena ini pelajaran tentang masail fiqh, jadi saya mengambil dua

sample ibadah sebagai sarana kesehatan dari ajaran agama Islam, yaitu

shalat dan puasa. walaupun masih banyak Ibadah-ibadah yang lain yang

bisa dijadikan sebagai pembahasan.

3. SHALAT

Salat memang merupakan bagian dari perintah Allah kepada orang-

orang yang beriman. Dengan mengingat Allah, kita pun membuka jalan

3

Page 7: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

untuk keluar dari segenap persoalan atau masalah yang kita hadapi. Allah

adalah Sang Maha Penolong. Segala sesuatu adalah mudah bagi-Nya. Kita

sendiri adalah dalam kekuasaan-Nya dan akan berpulang kepada-Nya.

Dengan mengingat Allah dalam salat, kita menyadarkan diri kembali akan

’fakta-fakta’ ini; kita menyadarkan diri kembali akan kebesaran Allah,

sehingga kita melihat segenap masalah yang kita hadapi adalah kecil dan

mudah di hadapan Allah. (Ingat, dalam salat, kita mengulang-ulang ucapan

Allâhu akbar, yang berarti: Allah Mahabesar; segala sesuatu yang ada di

dunia ini kecil, dan Allahlah Yang Besar). Oleh karena itu, menjalankan

salat sebenarnya juga berarti membuka jalan bagi datangnya pertolongan.

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan kesabaran dan salat.

(al-Baqarah [2]: 45; lihat pula ayat 153).

Salat dengan demikian menjadikan muslim lebih siap menghadapi

hidup dan problematikanya dibanding sebelumnya. Kesiapan ini terwujud

salah satunya karena aktivitas mengingat Allah itu membuat hati kita

tenteram.

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram. (al-Ra‘d

[13]: 28).

Pada sisi lain, ketenteraman hati ini sangatlah bermanfaat bagi

kesehatan psikis kita. Berbagai penyakit mental orang zaman sekarang

acap kali adalah dampak dari hilangnya perasaan tenteram di hati mereka.

Melalui salat, ketenteraman ini bisa kita peroleh. Wajar bila para pakar

ilmu jiwa berhasil menunjukkan berbagai pengaruh positif aktivitas

menjalankan salat terhadap kesehatan mental pelakunya.

Kesehatan psikis telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap

kesehatan fisik. Ini berarti aktivitas salat juga akan berdampak secara tidak

langsung pada kesehatan tubuh kita. Akan tetapi, para pakar kesehatan pun

telah menunjukkan bahwa salat (terutama gerakan-gerakan salat) memiliki

pengaruh-langsung yang nyata pada kesehatan jasmani. Dengan demikian,

4

Page 8: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

salat itu menyehatkan—tidak saja bagi kondisi kejiwaan, namun pula bagi

kondisi badan. Kesehatan raga dan jiwa yang seimbang tentu akan

memudahkan orang untuk menghindari perbuatan-melanggar-batas dan

kemungkaran (sehingga salat memang benar mencegah orang dari

fakhsyâ’ dan munkar [sesuai surah al-‘Ankabût ayat 45]).

4. PUASA

Menjalankan ibadah puasa adalah sebuah kewajiban bagi umat

muslim, namun jika dilihat dari sisi kesehatan dibalik nilai ibadah yang

dijalankan sebulan penuh tiap tahun ini, juga tersimpan banyak manfaat.

Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda.

Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan kesempatan untuk

istirahat. Puasa, yang mensyaratkan pelakunya untuk tidak makan, minum,

dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari

terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk

menjaga kesehatan jasmani dan rohani pelakunya.

Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan

yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi, belum tentu baik untuk

kesehatan seseorang. Kelebihan gizi atau overnutrition mengakibatkan

kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti

kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis (diabetes

mellitus), dan lain-lain.

Pengaruh puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek

kesehatan, diantaranya yaitu:

a. Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan.

b. Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh.

c. Memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh.

d. Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi).

e. Menambah jumlah sel darah putih.

f. Meningkatkan fungsi organ tubuh.

5

Page 9: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

B. Akhlak Terpuji

1. Pengertian Akhlak

Diterjemah dari kitab Is’af thalibi Ridhol Khllaq bibayani

Makarimil Akhlaq. Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang

diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat

maknawi dan rohani. Dimana dengan gambaran itulah manusia

dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti.

Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau dihubungkan dengan

manusia, kata khuluk lawan kata dari kholq. Perilaku dan tabiat manusia

baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan akhlak. Akhlak

merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain, perilaku

manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap

lingkungan hidup. Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang

tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul kharimah atau

akhlakul mahmudah. Acuhannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta

berlaku universal.

Menurut Al-Ghazali :

a. Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya

timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan

pertimbangan pikiran lebih dahulu.

b. Akhlak umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti,

kesusilaan atau sopan santun dalam bahasa Indonesia, atau tidak

berbeda pula dengan arti kata ethic (etika)

2. Macam-macam Akhlak Terpuji

Akhlakul karimah (sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya,

diantaranya adalah husnuzzan, gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata

karma terhadap makhluk Allah, adil, ridho, amal shaleh, sabar, tawakal,

qona’ah, bijaksana, percaya diri, dan masih banyak lagi. Husnuzzan adalah

berprasangka baik atau disebut juga positive thinking. Lawan dari kata ini

adalah su’uzzan yang artinya berprasangka buruk ataup negative thinking.

6

Page 10: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni

percaya akan hasil positif dalam segala usaha.

Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti

mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan

sikap terburu-buru bertindak kedalam situasi sulit, bertindak dengan

kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah, dan selalu menggunakan nalar

ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat.

Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi

sesuatu atau demi seseorang. Semua ini apabila dengan maksud atau

dilandasi niat dan tujuan yang baik. Tata karma terhadap sesama makhluk

Allah SWT  ini sangat dianjurkan kepada makhluk Allah karena ini adalah

salah satu anjuran Allah kepada kaumnya. Adil dalam bahasa arab

dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-‘adl dan al-‘idl.Al-‘adl adalah

keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio, sedangkan al-‘idl

adalah keadilan yang dapat diukur secara fisik dan dapat dirasakan oleh

pancaindera seperti hitungan atau timbangan. Ridho adalah suka, rela, dan

senang.

Konsep ridho kepada Allah mengajarkan manusia untuk menerima

secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita. Amal Shaleh

adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau

bermanfaat. Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak

disenangi dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada

Allah SWT. Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam

menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan. Qona’ah adalah

merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat

ketidakpuasan atau kekurangan..

Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang

dilakukan dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu

permasalahan yang terjadi,baik itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun

pada orang lain.

7

Page 11: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan

seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki

kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh, keturunan, status social,

pekerjaan ataupun pendidikan.

C. Akhlak Kepada Sang Pencipta

Setiap muslim meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber

dalam kehidupannya. Allah adalah Pencipta dirinya, pencipta jagad raya

dengan segala isinya, Allah adalah pengatur alam semesta yang demikian

luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan

manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal seperti ini mengakar

dalam diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita bahwa

Allah lah yang pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak.

Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau

dasar dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika

seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan

mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula

sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah, maka ini

merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang

lain.

Diantara akhlak terhadap Allah SWT adalah:

1. Taat terhadap perintah-perintah-Nya.

Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika

kepada Allah SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintah-Nya.

Sebab bagaimana mungkin ia tidak mentaati-Nya, padahal Allah lah yang

telah memberikan segala-galanya pada dirinya. Allah berfirman (QS. 4 :

65):

“Maka demi Rab-mu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga

mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka

perselisihkan, kemdian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka

8

Page 12: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan

sepenuhnya.

Karena taat kepada Allah merupakan konsekwensi keimanan seoran

muslim kepada Allah SWT. Tanpa adanya ketaatan, maka ini merupakan

salah satu indikasi tidak adanya keimanan. Didalam sebuah hadits,

Rasulullah SAW juga menguatkan makna ayat diatas melalui sabdanya

yaitu:

“Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga hawa nafsunya

(keinginannya) mengikuti apa yang telah datang dariku (Al-Qur’an dan

sunnah)." (HR. Abi Ashim al-syaibani).

2. Memiliki rasa tanggung jawab atas amanahyang diembankan

padanya.

Etika kedua yang harus dilakukan seorang muslim kepada Allah

SWT, adalah memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan

padanya. Karena pada hakekatnya, kehidupan inipun merupakan amanah

dari Allah SWT. Oleh karenanya, seorang mukmin senantiasa meyakini,

apapun yang Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang

kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah. Dalam sebuah

hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda:

Dari ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda,

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab

terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang amir (presiden/ imam/ ketua)

atas manusia, merupakan pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas apa

yang dipimpinnya. Seorang suami merupakan pemimpin bagi

keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.

Seorang wanita juga merupakan pemimpin atas rumah keluarganya dan

juga anak-anaknya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang

dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, dan ia

bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Dan setiap kalian

9

Page 13: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

adalah pemimpin, dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya."

(HR. Muslim)

3. Ridha terhadap ketentuan Allah SWT.

Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap

Allah SWT, adalah ridha terhadap segala ketentuan yang telah Allah

berikan pada dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan baik oleh keluarga yang

berada maupun oleh keluarga yang tidak mampu, bentuk fisik yang Allah

berikan padanya, atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap

seorang muslim senantiasa yakin (baca; tsiqah) terhadap apapun yang

Allah berikan pada dirinya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa

keburukan. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:

"sungguh mempesona perkara orang beriman. Karena segala urusannya

adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia

bersyukur, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi

dirinya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu bahwa

hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya."  (HR. Bukhari)

Apalagi terkadang sebagai seorang manusia, pengetahuan atau

pandangan kita terhadap sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi,

sesuatu yang kita anggap baik justru buruk, sementara sesuatu yang

dipandang buruk ternyata malah memiliki kebaikan bagi diri kita.

4. Senantiasa bertaubat kepada-Nya.

Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput

dari sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia.

Oleh karena itulah, etika kita kepada Allah, manakala sedang terjerumus

dalam ‘kelupaan’ sehingga berbuat kemaksiatan kepada-Nya adalah

dengan segera bertaubat kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Allah

berfirman (QS. 3 : 135)

"Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau

menganiaya  diri mereka sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon

10

Page 14: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapakah yang dapat

mengampuni dosa selain Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan

kejinya itu sedang mereka mengetahui."

5. Obsesinya adalah keridhaan ilahi.

Seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, akan

memiliki obsesi dan orientasi dalam segala aktivitasnya, hanya kepada

Allah SWT. Dia tidak beramal dan beraktivitas untuk mencari keridhaan

atau pujian atau apapun dari manusia. Bahkan terkadang, untuk mencapai

keridhaan Allah tersebut, ‘terpakasa’ harus mendapatkan ‘ketidaksukaan’

dari para manusia lainnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah

menggambarkan kepada kita:

"Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan ‘adanya’ kemurkaan

manusia, maka Allah akan memberikan keridhaan manusia juga. Dan

barang siapa yang mencari keridhaan manusia dengan cara kemurkaan

Allah, maka Allah akan mewakilkan kebencian-Nya pada manusia." (HR.

Tirmidzi, Al-Qadha’I dan ibnu Asakir).

Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan yang

terdapat dalam dirinya. Karena orang yang tidak memiliki kesungguhan

iman, otientasi yang dicarinya tentulah hanya keridhaan manusia. Ia tidak

akan perduli, apakah Allah menyukai tindakannya atau tidak. Yang

penting ia dipuji oleh oran lain.

6. Merealisasikan ibadah kepada-Nya.

Etika atau akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim

terhadap Allah SWT adalah merealisasikan segala ibadah kepada Allah

SWT. Baik ibadah yang bersifat mahdhah, ataupun ibadah yang ghairu

mahdhah. Karena pada hakekatnya, seluruh aktiivitas sehari-hari adalah

ibadah kepada Allah SWT.

11

Page 15: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

Dalam Al-Qur’an Allah berberfirman (QS. 51 : 56):

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya

mereka beribadah kepada-Ku.”

Oleh karenanya, segala aktivitas, gerak gerik, kehidupan sosial dan

lain sebagainya merupakan ibadah yang dilakukan seorang muslim

terhadap Allah. Sehingga ibadah tidak hanya yang memiliki skup mahdhah

saja, seperti shalat, puasa haji dan sebagainya. Perealisasian ibadah yang

paling penting untuk dilakukan pada saat ini adalah beraktivitas dalam

rangkaian tujuan untuk dapat menerakpak hukum Allah di muka bumi ini.

Sehingga Islam menjadi pedoman hidup yang direalisasikan oleh

masyarakat Islam pada khususnya dan juga oleh masyarakat dunia pada

umumnya.

7. Banyak membaca al-Qur’an.

Etika dan akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim

terhadap Allah adalah dengan memperbanyak membaca dan mentadaburi

ayat-ayat, yang merupakan firman-firman-Nya. Seseeorang yang

mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering menyebutnya.

Demikian juga dengan mukmin, yang mencintai Allah SWT, tentulah ia

akan selalu menyebut-nyebut Asma-Nya dan juga senantiasa akan

membaca firman-firman-Nya. Apalagi menakala kita mengetahui

keutamaan membaca Al-Qur’an yang dmikian besxarnya. Dalam sebuah

hadits, Rasulullah SAW mengatakan kepada kita:

 "Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu dapat

memberikan syafaat di hari kiamat kepada para pembacanya." (HR.

Muslim)

Adapun bagi mereka-mereka yang belum bisa atau belum lancar

dalam membacanya, maka hendaknya ia senantiasa mempelajarinya

hingga dapat membacanya dengan baik. Kalaupun seseorang harus terbata-

bata dalam membaca Al-Qur’an tersebut, maka Allah pun akan

12

Page 16: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

memberikan pahala dua kali lipat bagi dirinya. Dalam hadits lain,

Rasulullah SAW bersabda:

"Orang (mu’min) yang membaca Al-Qur’an dan ia lancar dalam

membacanya, maka ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi suci.

Adapun orang mu’min yang membaca Al-Qur’an, sedang ia terbata-bata

dalam membacanya, lagi berat  (dalam mengucapkan huruf-hurufnya), ia

akan mendapatkan pahala dua kali lipat." (HR. Bukhori Muslim)

13

Page 17: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di

muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur

hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam

memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif1, harmonis, jelas

dan logis. Salah satu kelebihan Islam yang akan dibahas dalam tulisan ini

adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu

maupun masyarakat.

Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a =

tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang

dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Ibadah secara bahasa

(etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’

(terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan

maksudnya satu. Dalam melakukan Ibadah banyak hikmah yang kita ambil

manfaatnya bagi kesehatan kita. Ibadah bukan hanya semata-semata untuk

Allah atau sekedar mendapatkan pahala, tetapi Ibadah bisa sebagai mediator

dalam kesehatan. Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut

sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang muslim dalam

kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor,

dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki

oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mundurnya suatu bangsa atau

Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.

B. Saran

Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai

dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah

memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan

dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

14

Page 18: Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

http://Mihwanudin.wordpress.com

http://Makalahmajanii.blogspot.com

http://Id.shvoong.com/books/guidance self improvement

http://Guruit07.blogspot.com

http://Makalahdanskripsi.com

http://anakciremai.com/2009/01/makalah-pendidikan-agama-islam-tentang.html

http://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/12/10/makalah-pendidikan-agama-islam-

hubungan-filsafat-dengan-islam/

http://an-naba.com/kesehatan-dalam-pandangan-islam/

Ali,mohammad Daud:”pendidikan agama islam”jakarta 1997.

Aizid,Rizem. 2011. Manfaat Sholat Bagi Kesehatan dan Kecantikan. Yogyakarta

Yacub,Hamzah.1983..Etika islam.Bandung

15