aiwefwefwef

5
Dalam peneltian ini, elemen geologi yang terdapat pada daerah Takalar-Sapaya pada peta geologi regional berupa Formasi Tonassa (Temt), Formasi Camba (Tmc), satuan breksi (Tpbv), endapan alluvium dan pantai (Qac), satuan lava (Tpbl). Jenis satuan yang didapatkan dari proses interpretasi di daerah Takalar-Sapaya terdiri dari satuan batu gamping (Temt), satuan lava (Tpbl), satuan konglomerat (Tmcc),satuan breksi (Tpbv), satuan andesit (Tpbc), satuan tuf (Tmct), batuan diorit (d), batuan basal (b), endapan alluvial (Qa), dan endapan panta i (Pa). Dengan skala 1:50.000, maka satuan batuan yang dihasilkan akan lebih rinci, sehingga terdapat lebih banyak satuan batuan. Satuan batuan Berdasarkan hasil interpretasi dan data- data sekunder yang ada, batuan di daerah penelitian ini antara lain : 1. Satuan Batugamping Pada citra dicirikan dengan morfologi daratan dan perbukitan dengan puncak meruncing, pola aliran sunga i dendri tik dengan lembah sempit-lebar dan dangkal (Van Zuidam, 1983). Citra yang dihasilkan dari integrasi IFSAR dan Landsat cukup mudah untuk me lihat satuan batu gamping, sehingga dapat ditentukan batas litologi untuk satuan batu gamping ini Sedangkan berdasarkan data-data sekunder, diperoleh kenampakan satuan ini di lapangan, yaitu putih dan sangat keras,.Vegetasi

description

ewwfeffew

Transcript of aiwefwefwef

Page 1: aiwefwefwef

Dalam peneltian ini, elemen geologi yang terdapat pada daerah

Takalar-Sapaya pada peta geologi regional berupa Formasi Tonassa

(Temt), Formasi Camba (Tmc), satuan breksi (Tpbv), endapan alluvium

dan pantai (Qac), satuan lava (Tpbl). Jenis satuan yang didapatkan dari

proses interpretasi di daerah Takalar-Sapaya terdiri dari satuan batu

gamping (Temt), satuan lava (Tpbl), satuan konglomerat (Tmcc),satuan

breksi (Tpbv), satuan andesit (Tpbc), satuan tuf (Tmct), batuan diorit (d),

batuan basal (b), endapan alluvial (Qa), dan endapan panta i (Pa). Dengan

skala 1:50.000, maka satuan batuan yang dihasilkan akan lebih rinci,

sehingga terdapat lebih banyak satuan batuan.

Satuan batuan Berdasarkan hasil interpretasi dan data-data

sekunder yang ada, batuan di daerah penelitian ini antara lain :

1. Satuan Batugamping

Pada citra dicirikan dengan morfologi daratan dan perbukitan

dengan puncak meruncing, pola aliran sunga i dendri tik dengan lembah

sempit-lebar dan dangkal (Van Zuidam, 1983). Citra yang dihasilkan dari

integrasi IFSAR dan Landsat cukup mudah untuk me lihat satuan batu

gamping, sehingga dapat ditentukan batas litologi untuk satuan batu

gamping ini Sedangkan berdasarkan data-data sekunder,

diperoleh kenampakan satuan ini di lapangan, yaitu putih dan sangat

keras,.Vegetasi

penutupnya berupa hutan gersang (daerah perbukitan), ladang, dan

persawahan (PSG, 2008).

2. Satuan Konglomerat

Pada citra, satuan dicirikan oleh warna yang sangat bervariasi,

tekstur kasar-halus, membentuk morfologi pegunungan dan dataran

bergelombang dengan pola aliran sungai dendritik dan kerapatan sedang.

Cukup mudah untuk membedakan satuan konglomerat pada citra

integrasi Landsat dan IFSAR. Karena kla sifikasi morfologi untuk satuan

Page 2: aiwefwefwef

konglomerat cukup khas, sehingga batas litologinya dapat dibedakan.

Bahkan satuan konglomeratnya dapat dibedakan lagi menjadi beberapa

jenis. Vegetasi tutupannya berupa hutan , tegalan, sawah, ladang, dan

pemukiman.

3. Satuan tuf

Pengelompokan satuan ini berdasarkan ciri khas

pada citra, yaitu :

A. Warna satuan ini sangat bervariasi

B. Tekstur kasar

C. Morfologi perbukitan begelombang

sampai pegunungan

D. Pola aliran sunga i yang berkembang

adalah sub-paralle l dengan lembah lebar dan

dangkal.

E. Satuan ini berhubungan menjemari dengan satuan konglomerat.

Penetapan batas litologi satuan tuf pada citra juga cukup mudah,

selain karena morfologinya yang khas pada citra, asosiasi satuan ini juga

mempengaruhi penetapan, karena selalu berhubungan dengan satuan

konglomerat (Pusat Survei Geologi Bandung). Satuan ini di bagian

morfologi pegunungan ditutupi oleh hutan dan pada morfologi lebih

rendah biasanya digunakan sebagai sawah, ladang, dan pemukiman

4. Batuan Diorit

Dapat diidentifikasi pada citra berdasarkan ciri morfologi menonjol

dan memamnjang yang membentuk punggungan. Interpretasi satuan ini

pada citra cukup sulit sehingga membutuhkan penglihatan yang te liti. Ciri

-ciri pada citra untuk batuan ini menyerupai satuan basalt, maka dari itu,

data -data lapangan sangat dibutuhkan da lam menginterpretasi satuan.

Page 3: aiwefwefwef

5. Batuan Basalt

Ciri –ciri batuan ini pada citra serupa dengan satuan diorite, yang

membedakan adalah batuan ini arahnya menyebar terhadap gunung api

Camba.

6. Satuan Breksi

Pada citra, satuan ini dicirikan oleh morfologi pegunungan dengan

puncak-puncak meruncing, pola aliran sungai menyebar (radial) dengan

lembah da lam dan sempit. Satuan breksi pada citra dapat terlihat dengan

cukup mudah karena ciri morfologinya yang khas, sehingga dapat

ditetapkan batas litologinya. Bentang alam yang dibentuk berupa

pegunungan dengan vegetasi penutupnya hutan yang sebagian telah

dimanfaatkan untuk ladang. (PSG, 2008)

7. Satuan Lava

Satuan ini terdapat lebih atas dari satuan breksi. Pada citra, satuan

lava dan satuan breksi membentuk morfologi kerucut gunung api. Jika

terdapat satuan lava, maka pada area tersebut nampak bercak-bercak

biru yang merupakan kenampakan endapan lava. Bentang alam yang

dibentuk merupakan pegunungan dengan vegetasi penut upnya hutan,

sebagian kecil sawah dan ladang.

8. Endapan alluvia l dan pantai

Endapan ini terdiri atas kerikil, lempung, lanau, dan lumpur yang

merupakan hasil rombakan batuan yang lebih tua. Endapan ini dapat

dijumpai di sepanjang lembah Sungai Berang. Sungai ini dibendung di

daerah Bili -Bili untuk dibuat dam irigasi dan pembangkit tenaga listrik.

Kelurusan

Struktur geologi yang dijumpai di daerah penelitian berupa

kelurusan-kelurusan. Ciri -ciri kelurusan pada citra ditandai dengan

Page 4: aiwefwefwef

adanya garis lurus di antara batuan yang menyebabkan terputusnya pola

litologi (Pusat Survei Geologi) Dalam citra integrasi IFSAR dan Lnadsat ini,

diperlukan keterbiasaan untuk dapat menginterpretasi ke lurusan-

kelurusan geologi pada citra. Terkadang, terdapat sebuah kel urusan

tetapi karena kurang memahami ciri -ciri pada citra , sehingga tidak me

lihatnya sebagai sebuah kelurusan.

Gambar. Peta Geologi Interpretasi Daerah Takalar-Sapaya