AIPGI

14
AIPGI ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN GIZI INDONESIA DISUSUN OLEH : BADRIAH RAHMAWATI EPRILIA 0905025008 LUTHFIANA NUR K 0905025024 SUCI FAUZIAH 0905025052 YULIANSYAH SAPUTRA 0905025063 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Prof.DR HAMKA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI GIZI

description

ini merupakan asosiasi persatuan ahli gizi indonesia

Transcript of AIPGI

Page 1: AIPGI

AIPGI

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN GIZI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

BADRIAH RAHMAWATI EPRILIA 0905025008

LUTHFIANA NUR K 0905025024

SUCI FAUZIAH 0905025052

YULIANSYAH SAPUTRA 0905025063

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Prof.DR HAMKA

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI GIZI

2009-2010

Page 2: AIPGI

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN GIZI INDONESIA

Page 3: AIPGI

AIPGI

Asosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia

1. Pendahuluan

Sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan serta tuntutan akan adanya

ahli gizi di Indonesia, pendidikan gizi telah berdiri dan berkembang dalam beberapa dekade

terakhir. Institusi pendidikan gizi yang dimulai dari program D1 kini telah mengalami kemajuan

yang pesat mengikuti perkembangan di dunia kesehatan hingga pada tahap pendidikan sarjana (S1)

bahkan doktor (S3).

Meskipun demikian, tuntutan akan perkembangan ilmu gizi tidak hanya terbatas pada taraf

akademis saja, melainkan juga pada taraf profesi. Pendidikan profesi gizi yang telah dikenal luas di

dunia barat kini mulai menyebar ke seluruh dunia. Hal ini tidak lain adalah sebagai implikasi dari

ikut meningkatnya standar pelayanan dan kualitas dunia kesehatan serta semakin kompleksnya

masalah kesehatan yang dihadapi manusia akhir-akhir ini.

Meskipun pendidikan profesi gizi di dunia berkembang sangat pesat bahkan beberapa

negara di kawasan Asia Tenggara telah menerapkan pendidikan profesi gizi, peran institusi

pendidikan gizi di Indonesia agaknya masih belum optimal dalam mengejar ketinggalan tersebut.

Oleh karena itu, sebelumnya Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dan Asosiasi Pendidikan

Gizi Indonesia (AIPGI) telah melakukan diskusi yang cukup intensif mengenai penyelenggaraan

pendidikan profesi di Indonesia. Salah satu alasan kuat yang menjadi pertimbangan dalam

pendirian pendidikan profesi gizi adalah karena melihat pasar yang sebenarnya cukup luas di

masyarakat. Selain itu, AIPGI juga melihat kemungkinan kurangnya daya bersaingnya lulusan S1

yang dimiliki saat ini dengan lulusan profesi gizi yang dihasilkan oleh institusi pendidikan gizi di

luar negeri di era globalisasi seperti saat ini.

Page 4: AIPGI

2. VISI dan MISI AIPGI

Visi AIPGI

Mengantarkan institusi pendidikan gizi menjadi institusi yang secara Aktif meningkatkan mutu

pendidikan, dengan manajemen profesional, mandiri, bervisi Global untuk mendapat pengakuan

nasional maupun internasional.

Misi AIPGI

1. Membina dan mengembangkan program pendidikan gizi yang bermutu tinggi dan

memenuhi standar nasional dan internasional.

2. Menjaga keseimbangan antara produk pendidikan dan kebutuhan pasar.

3. Membina dan mengembangkan riset gizi yang bermutu dan bertaraf nasional dan

internasional.

4. Membina pelayanan gizi kesehatan kepada masyarakat bersama konsil kesehatan.

5. Membina dan bekerjasama dengan badan terkait dalam pengendalian peran fungsi dan

tanggung jawab institusi pendidikan gizi.

3. Pengurus AIPGI

Dewan Pembina

1. Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)

2. Ketua Kolegium Ilmu Gizi Indonesia (KIGI)

3. Ketua Umum Asosiasi Dietesien Indonesia (AsDI)

4. Ketua Umum Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI)

5. Ketua Umum Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI)

Page 5: AIPGI

6. Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia

Pengurus Harian

Ketua Umum : Prof. dr. Hamam Hadi, MS.,Sc.D. (PS Gizi Kesehatan – FK UGM)

Ketua I : Prof.DR. Ir. Hardinsyah, MS. (FEMA – IPB)

Ketua II : Martalena Br Purba, MCN.,Ph.D. (PS Gizi Kesehatan FK UGM)

Sekretaris Umum : Joko Susilo, SKM.,M.Kes. (Jur Gizi – Poltekkes Depkes Yogyakarta)

Sekretaris I : Ika Ratna Palupi, S.Gz.,Dietisen (PS Gizi Kesehatan – FK UGM)

Sekretaris II : Nia Novita Wirawan, M.Sc. (PS Ilmu Gizi – FK UNIBRAW)

Sekretaris III : Harry Freitag LM, S.Gz.,Dietisen (PS Gizi Kesehatan – FK UGM)

Bendahara Umum : Susetyowati, DCN.,M.Kes. (PS Gizi Kesehatan – FK UGM)

Bendahara I : Fatma Zuhrotun Nisa, STP.,M.Kes. (PS Gizi Kesehatan – FK UGM) 

Ketua I : Prof.DR. Ir. Hardinsyah, MS. (FEMA – IPB)

Komisi Pengembangan Pendidikan Diploma:

Ketua Komisi : Ir. AA. Anom Aswin, MPS (Jur Gizi - Poltekkes Depkes Malang)

Anggota : DR. Trina Astuti, M.Sc. (Jur Gizi - Poltekkes Depkes Jakarta II)

                                     Sihol Hutagalung MPS.,M.Sc. (Jur Gizi-Poltekkes Depkes Semarang)

Drs. Meildy E. Pasqoal, M.Kes. (Jur Gizi - Poltekkes Depkes Manado)

Dra. Hj. Ida Nurhayati, M.Kes. (Jur Gizi – Poltekkes Depkes Medan)

Komisi Pengembangan Undergraduate :

Ketua Komisi : Idrus Jusat, M.Sc., Ph.D (FIK - UIEU Jakarta)

Anggota : dr. Emy Huriyati, M.Kes. (PS Gizi Kesehatan – FK UGM)

                            DR. Dr.Endang Sri Wahyuni, MS. (PS Ilmu Gizi – FK UNIBRAW)

                                       Prof. Dr. Veni Hadju, Ph.D. (PS Imu Gizi – FKM UNHAS)

                                       Prof. DR. Dr. H.M. Zulchan, SpGM. (PS Ilmu Gizi – FK UNDIP)

Komisi Pengembangan Postgraduate:

Ketua Komisi              : DR. Budi Setiawan, MS. (FEMA – IPB)

Anggota : DR. Dr. S.A Nugraheni, M.Kes. (PS S2 Gizi – UNDIP)

Page 6: AIPGI

                                      DR. Ir. Umi Fahmida, M.Sc. (PS S2 Gizi / SEAMEO – UI)

                                      DR. Merryana Adriani, SKM.,M.Kes. (PS S2 Gizi – UNAIR)

Ketua II : Martallena Br Purba, MCN., Ph.D. (PS Gizi Kesehatan – FK UGM)

Komisi Penelitian, Pelatihan dan Pengembangan: 

Ketua Komisi : Atmarita, MSc., PhD (Balitbangkes Depkes RI)

Anggota : DR. Ir. Siti Muslimatun, M.Sc. (SEAMEO – UI)

                                      Dr. Martha Kartasurya, PhD (PS S2 Gizi – UNDIP)

                                      Ir. Asih Setiarini, MSc (FKM – UI) 

Komisi Kerjasama & Kelembagaan

Ketua Komisi : Nils Aria Zulfianto, M.Sc. (Jur Gizi – Poltekkes Depkes Jakarta II)

Anggota : Marudut Sitompul, M.Sc. (Jur Gizi – Poltekkes Depkes Jakarta II)

                                       drh. Rizal Damanik, M.RepSc., Ph.D (FEMA – IPB)

                                       Toto Sudargo, SKM.,M.Kes. (PS Gizi Kesehatan – FK UGM) 

                                       Dr. Bambang Prijadi, MS. (PS Ilmu Gizi – FK UNIBRAW)

4. Program dan Rencana Kerja AIPGI

AIPGI sebagai organisasi yang menaungi institusi pendidikan gizi di Indonesia dengan misi

untuk membina dan mengembangkan program pendidikan gizi yang bermutu tinggi dan memenuhi

standar nasional dan internasional serta menjaga keseimbangan antara produk pendidikan dan

kebutuhan pasar. Dengan latar belakang tersebut maka pengurus harian AIPGI berencana

melakukan suatu rangkaian yang dapat menginisiasi proses pengawasan, pengendalian dan

pembinaan terhadap institusi-institusi pendidikan gizi di Indonesia.

Salah satu programnya adalah dengan visitasi pada masing-masing institusi pendidikan gizi

baik yang telah menjadi anggota AIPGI maupun yang berniat berganbung dengan AIPGI.

Tujuan dari kegiatan visitasi tersebut adalah untuk mengentahui kualitas dari

penyelenggaraan pendidikan gizi sehingga jika dianggap perlu maka segenap pengurus dan

Page 7: AIPGI

anggota AIPGI dapat memberikan bantuan dalam bentuk pembinaan tersebut. Di masa yang akan

datang, proses ini akan dijadikan syarat utama yang harus dijalani institusi yang hendak menjadi

anggota AIPGI untuk memperoleh sertifikasi AIPGI.

Pada tanggal 11 Februari 2011 di Kampus IPB Di Baranangsiang Bogor, dilakukan rapat

Komisi I AIPGI membahas mengenai Pendirian Profesi Gizi di Indonesia. Rapat yang dimulai pada

pukul 13.00 WIB tersebut bertujuan untuk berbagi pengalaman penyelenggaraan program sarjana

gizi (S.Gz) dan profesi gizi (RD) serta merumuskan kesepakatan dalam rangka pengembangan

pendidikan S.Gz dan RD. Dalam pertemuan ini hadir 28 peserta yang terdiri dari unsur pengurus

AIPGI, PERSAGI, ASDI, ILMAGI, dan pimpinan Program Studi S1 Ilmu Gizi dari 13 Pendidikan

Tinggi penyelenggara program S.Gz anggota AIPGI.

Dengan mengacu pada visi AIPGI yaitu “mengantarkan institusi pendidikan gizi menjadi

institusi yang secara Aktif meningkatkan mutu pendidikan, dengan manajemen profesional,

mandiri, bervisi global untuk mendapat pengakuan nasional maupun internasional” maka pada

tanggal 11 Februari 2011 di Kampus IPB Baranangsiang Bogor dilakukan rapat kerja untuk

memutuskan institusi pendidikan mana saja yang direkomendasikan untuk melaksanakan kegiatan

profesi. Berdasarkan rapat tersebut diputuskan bahwa institusi berikut:

1. Program Studi S1 Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2. Program Studi S1 Ilmu Gizi, Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

3. Program Studi S1 Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA),

Institut Pertanian Bogor

4. Program Studi S1 Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang

5. Program Studi S1 Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hassanudin Makasar.

telah memenuhi syarat sebagai pionir dalam penyelenggaraan pendidikan gizi di Indonesia. Alasan

dipilihnya kelima institusi tersebut adalah karena melihat track record yang dimiliki oleh masing-

masing universitas dalam menjalankan kegiatan pendidikan S1 gizi di Indonesia. Dengan

pelaksanaan pendidikan profesi gizi ini diharapkan lulusan profesi gizi memiliki daya saing yang

Page 8: AIPGI

tinggi, profesionalisme, dan kompetensi yang jauh lebih baik. Dengan demikian usaha untuk

mencapai Indonesia sehat dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.

Dalam rapat tersebut Prof. Hamam Hadi, MS, Sc.D menyampaikan pembukaannya dengan

melakukan refleksi terhadap perkembangan institusi pendidikan gizi di Indonesia. “Program Studi

Gizi yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia sudah berjumlah 15 dan pada rapat ini

diharapkan diperoleh sehingga kualitas pendidikan dan akreditasi dari masing-masing program

studi tidak terlampau jauh. Dari rapat ini juga diharapkan Program Studi yang berencana

menjalankan program dietisien juga mempertimbangkan mengenai pelaksanaan program spesialis

dokter gizi medis/klinis karena dikhawatirkan akan menimbulkan pertentangan pada

pelaksanaannya.”

Pada sesi presentasi yang dimoderatori oleh Prof. Sulhan, terdapat dua pembicara yaitu Dr.

Ir. Budi Setiawan, MS yang menyampaikan pengalaman penyelenggaraan pendidikan S1 Gizi di

Institut Pertanian Bogor serta Susetyowati, DCN, M.Kes yang memaparkan pengalaman

pendidikan profesi gizi yang dilaksanakan di Program Studi Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran,

Universitas Gadjah Mada. Pihak IPB yang telah meluluskan sarjana gizi sejak 1981 memaparkan

komponen kurikulum yang dijalankan serta beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam

proses akreditasi. Beliau menyatakan bahwa nilai yang tinggi dapat dicapai jika seluruh stakeholder

memahami visi dan misi yang telah dirumuskan sebelumnya. “Kita juga harus memiliki sistem

audit internal, setiap tahun akan terjadi saling mengaudit sehingga tiap tahun dapat diketahui

masing-masing kekurangan masing-masing. Nilai dari borang program studi memberikan 75%

setelah itu baru unit pengelola dan evaluasi diri program studi.”

Dalam presentasinya Susetyowati, DCN, M.Kes menjelaskan bahwa Pendidikan Profesi

yang dijalankan di Program Studi Gizi Kesehatan FK UGM mengadopsi kurikulum dari American

Dietetic Association (ADA) dengan 3 bidang yaitu gizi klinik, gizi institusi dan gizi masyarakat.

Ada beberapa kompetensi yang khas di masing-masing bidang dan ada kompetensi yang harus ada

di masing-masing. “Level kompetensi yang diberlakukan ada 4. Untuk mengaplikasikan yang

disepakati di AIPGI diberlakukan program pendidikan selama 1000 jam. Pada awalnya 900 jam

Page 9: AIPGI

namun untuk mengakomodasi kenaikan pangkat pada institusi pemerintahkan yang memberikan

poin untuk kenaikan pangkat seperti halnya dokter. Total waktu yang dialokasikan untuk kegiatan

gizi klinik adalah 50%, gizi masyarakat 25% dan gizi klinik 25%”.

Dalam rapat tersebut juga dilakukan kesepakan mengenai beberapa hal yang terkait dengan

pendidikan profesi gizi (Dietetic Internship) di Indonesia. Berikut ini adalah komponen yang telah

disepakati dalam rapat kerja tersebut:

1. Penetapan uji kompetensi profesi gizi;

2. Alokasi waktu penyelenggaraan profesi serta jumlah SKS yang dibutuhkan;

3. Komponen penilaian;

4. Metode pengujian kompetensi;

5. Sertifikasi yang diberikan;

6. Masa berlaku sertifikat;

7. Proses perpanjangan

8. Biaya yang harus dikeluarkan;

9. Waktu pengujian;

10. Kemungkinan multi-entri. Output dari hasil pertemuan adalah adanya hasil keputusan

mengenai penyelenggaraan profesi serta rekomendasi universitas yang akan menjadi pioner

dalam penyelenggaraan profesi di Indonesia.

Page 10: AIPGI