Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan...

39
Beberapa hal tentang metode sejarah: 1. Narasi sejarah (berifat Epik nasionalistik) dan narasi kronologis (bersifat rasionalistik). Tokohnya : Leopold von Ranke , Lewis Bernstein Namier , Geoffrey Rudolf Elton , G. M. Trevelyan , dan A. J. P. Taylor . 2. Metode sejarah kuantitatif . Metode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah. Metode ini berkembang di Perancis. Ada banyak cara untuk memilah informasi atau tema sejarah, misalnya: Berdasarkan kurun waktu (kronologis) Berdasarkan wilayah (geografis) Berdasarkan negara (nasional) Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis) Berdasarkan topik/pokok bahasan (topikal) Dan masih banyak lain lagi pemilahan informasi sejarah. 3. Para sejarawan muslim pada masa itu dalam penulisan sejarah: (1) model metode penulisan secara isnadi atau riwayat, (2) metode kronologis dengan meenggunakan tanggal dan tahun, dan yang ke (3) adalah metode tematik. A. Metode Isnad atau Berdasarkan Riwayat Metode Isnad digunakan oleh beberapa sejarawan seperti at-Thabary dan dan generasi sebelumnya. Proses penulisan sejarah dengan metode ini berlangsung sampai sebelum masa tadwin dalam penulisan sejarah Islam. Akan tetapi,

Transcript of Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan...

Page 1: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

Beberapa hal tentang metode sejarah:

1. Narasi sejarah (berifat Epik nasionalistik) dan narasi kronologis (bersifat rasionalistik). Tokohnya : Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor.

2. Metode sejarah kuantitatif. Metode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah. Metode ini berkembang di Perancis.

Ada banyak cara untuk memilah informasi atau tema sejarah, misalnya:

Berdasarkan kurun waktu (kronologis)

Berdasarkan wilayah (geografis) Berdasarkan negara (nasional) Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis) Berdasarkan topik/pokok bahasan (topikal) Dan masih banyak lain lagi pemilahan informasi sejarah.

3. Para sejarawan muslim pada masa itu dalam penulisan sejarah: (1) model metode penulisan secara isnadi atau riwayat, (2) metode kronologis dengan meenggunakan tanggal dan tahun, dan yang ke (3) adalah metode tematik.

A. Metode Isnad atau Berdasarkan RiwayatMetode Isnad digunakan oleh beberapa sejarawan seperti at-Thabary dan dan generasi sebelumnya. Proses penulisan sejarah dengan metode ini berlangsung sampai sebelum masa tadwin dalam penulisan sejarah Islam. Akan tetapi, setelah masa Thabary muncul sejarahwan-sejarahwan yang menganggap cukup mengutip suatu berita tanpa disandarkan pada sumber atau pembawa beritanya secara langsung. Di antaranya adalah al-Ya’kuby (w. 284 H) dan al-Mas’udy (w. 246 H). Metode penulisan sejarah model isnadi seperti ini setidaknya memiliki berbagai kelemahan, paling tidak di antaranya: (1)Telah terjadi pemisahan dalam setiap berita yang

Page 2: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

menceritakan satu peristiwa. Misalnya satu peristiwa mengenai suatu hal, ketika banyak diceritakan oleh masing-masing sanad yang berbeda maka mencari keutuhan beritanya akan sulit akan ditemukan oleh si pembacanya. Karena gambaran cerita tentang peristiwa yang utuh banyak terpotong oleh adanya system isnad ini. (2) Karakter cerita yang digambarkan banyak sisipan penjelasan bahkan selalu terdiri dari dialog-dialog yang terkadang bersifat bertele-tele dan banyak menggunakan puisi atau kata-kata “alegoris” pula.

B. Metode Kronologis atau Berdasarkan Tahun PristiwaKarya sejarah dengan metode penulisan berdasarkan pada tahun kejadian. Karya-karya sejarah dengan model ini sangat berpengaruh dalam membentuk pada pemahaman para pembacanyanya, bahwa setiap peristiwa selalu terkait dengan waktu yang mengitarinya.. Kelemahan metode ini adalah mengoyak konteks pristiwa sejarah yang panjang yang saling terkait selama puluhan tahun. Mereka memotong-motong ke dalam tahun-tahun periode, padahal ia merupakan bagian yang tak terpisahkan untuk dituturkan secara kronologis. Seorang sejarawan yang memakai metode ini tidak menyebutkan sejarah secara utuh, kecuali pristiwa yang terjadi pada tahun tersebut. Apabila suatu peristiwa berlangsung pada tahun kedua atau ketiga sang sejarawan menyebutkannya secara terpisah padahal masih pada satu keterkaitan dalam pristiwanya. Tokoh sentral pada metode ini adalah at-

Page 3: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

Thabari yang telah menulis sejarah berdasarkan urutan tahun (cronicle). Ia menulis sejarah misalnya sejak awal Hijriyah sampai tahun 202 H. Kemudian metode ini banyak digunakan oleh Maskawaih, Ibnu al-Jauzy, Ibnu al-Fida dan Ad-Dzahaby. Gaya penulisan seperti ini, menurut F. Rosental bukan murni dimunculkan oleh bangsa Arab, akan tetapi serapan dari cara-cara penulisan para sejarahwan Yunani dan Suryani. Pendapat F Rosental ini agak diragukan oleh penulis buku ini, karena ia hanya mengaitkan karya Yusibeus (260-340 M) dengan bentuk-bentuk karya historiografi muslim model ini. Padahal ia tidak ada hubungannya dengan sistematika atau model-model yang telah dibuat oleh kaum muslimin sendiri. Hal ini dikuatkan oleh hasil-hasil penelitian sarjana modern seperti Dr.Abdul Hamid al-‘Ubady dan Dr. Sayyidah Kasyif bahwa Yunani tidak memberi pengaruh besar atau tidak sama sekali dalam memberikan model penulisan sejarah model kronologis ini, kecuali pengaruh Persia atau sejarah yang diciptakan bangsa brany kuono. Pengaruh Yunani dan Suryani paling dominan dalam dunia sains yang lain seperti geografi, kedokteran, kimia, astronomi, matematika dan sebagainya. Karya-karya model ini banyak ditemukan seperti dalam model-model tulisan mengenai hal-hal yang berkaitan dari mulai perhitungan catatan waktu (almanak) sampai pada model thabaqat dan biografi. Seperti karya al-Fauthy “al-hawadits al-jami’ah wa tijarah al-nafi’ah fi mi’ah al-sabi’ah”, Ibn Hajr al-Asqolany, “al-durar al-kaminah fi a’yan al-mi’ah al-

Page 4: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

tsaminah” dan Sakhowy, “al-dhau’ al-lami’ fi rijal al-qrn al-tasi’”. Kritik banyak pula dilontarkan pada metode ini. Diantaranya dikemukakan oleh Ali Bin Muhammad Abdul Karim As-Syaibani yang terkenal dengan Ibnu Atsir, Syihabuddin Ahmad bin Abdul Wahab dalam bukunya “Nihayat al-Adab fi Funun al-Adab”.

C. Metode Penulisan Berdasarkan Tema PristiwaMetode ini adalah bagaimana seorang sejarawan menulis sejarah sesuai tema yang sama dari berbagai peristiwa. Ada beberapa tema besar yang sering digunakan. Pertama, sejarah negara-negara. Sejarawan yang menulis dalam hal ini diantaranya adalah al-Yakubi. Kedua, penulisan sejarah sesuai thabaqat (tingkatan-tingkatan kelompok generasi manusia). Sejarawan yang ahli pada bidang ini diantaranya Ibnu Sa’ad, Tajduddin as-Subki, Ibnu Ya’la dll. Ketiga, penulisan sejarah model ansab (silsilah keturunan). Sejarawan yang menulis ini diantaranya adalah Mus’ab az-Zubairy (w. 223) “kitab an-nasab al-kabir”, al-Baladzury (w. 279) “kitab ansab al-asyraf”, dll.

Sabtu, 2007 Desember 01

APLIKASI DAN POTENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

APLIKASI DAN POTENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

A. PENDAHULUAN

Page 5: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metoda belajar, gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan TIK secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat. Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan TIK akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai TIK dan menggunakannya secara efektif. Selain itu siswa memahami dampak negatif, dan keterbatasan TIK, serta mampu memanfaatkan TIK untuk mendukung proses pembelajaran dan dalam kehidupan.Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa memerlukan pembahuruan-pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan dalam pendidikan selalu berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang dampaknya meningkatnya kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada era teknologi tinggi (high technology) perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu cepat. Akibatnya, sistem pendidikan konvensional tidak akan mampu lagi mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan modern dalam proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan ilmu dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara konvensional.Keperluan akan penguasaan teknologi khususnya Teknologi Informasi (TI) telah diantisipasi oleh pemerintah dalam hal ini oleh Departemen Pendidikan Nasional dengan dimasukkannya kurikulum teknologi informasi dalam kurikulum 2004 dan sekarang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai dari pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi. Diharapkan dengan diimplementasikannya kurikulum TI ini akan meningkatkan kualitas proses pengajaran, kualitas penilaian kemajuan siswa dan kualitas administrasi sekolah.Adanya manajemen berbasis sekolah (MBS) memungkinkan setiap sekolah untuk mengembangkan dan mengaplikasikan TIK yang disesuaikan dengan tuntuntan zaman dan kemampuan/ daya dukung sekolah yang bersangkutan. Munculnya berbagai hardware dan software-software baru sekarang ini sangat membantu guru dalam menyampaikan bahan ajarnya. Permasalahannya adalah Apakah para guru yang merupakan garda terdepan di sekolah telah memanfaatkan TIK dengan optimal? Bagaimanakah mengaplikasikan TIK dalam pembelajaran di sekolah? Bagaimanakah peran guru di sekolah dalam mengaplikasikan TIK dalam proses pembelajarannya? Adakah potensi yang dapat dikembangkan dalam TIK ini?Makalah ini membahas aplikasi dan potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah dan peran guru di sekolah dalam memanfaatkan TIK, serta implikasinya dalam pembelajaran.B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Teknologi Informasi dan KomunikasiTeknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang

Page 6: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan juga merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan. Teknologi Komunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi TIK adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Juga dapat berkomunikasi dengan biaya murah seperti fasilitas email yang dapat kita pergunakan dengan mudah di internet.Melalui TIK, sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya sudah tidak lagi mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran antar sesama kita. Perkembangan TIK memicu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan eseperti e-commerce, e-government, e-education, e-learning, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis TIK.

2. Aplikasi dan Potensi TIK dalam Pembelajaran di Sekolah

Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International Commission on Education for the Twenty First Century" merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai. pengetahuan)Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ), Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet

Page 7: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Sejalan dengan perkembangan TIK itu sendiri pengertian e-learning menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, vidiotape, transmisi satellite atau computer (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).

Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruc-tion), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning System), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb.Selain e-learning, potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah dapat juga memanfaatkan e-laboratory dan e-library. Adanya laboratorium virtual memungkinkan guru dan siswa dapat belajar menggunakan alat-alat laboratorium atau praktikum tidak di laboratorium secara fisik tapi dengan menggunakan media komputer. Perpustakaan elektronik (e-library) sekarang sudah menjangkau berbagai sumber buku yang tak terbatas untuk bisa diakses tanpa harus membeli buku/sumber belajar tersebut.Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Globalisasi juga membawa peran yang sangat penting dalam mengarahkan dunia pendidikan kita dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Sebenarnya, ada empat level pemanfaatan ICT untuk pendidikan menurut UNESCO, yaitu: Level 1: Emerging - baru menyadari pentingnya ICT untuk pendidikan; Level 2: Applying - baru mempelajari ICT (learning tom use ICT); Level 3: Integrating - belajar melalui dan atau meng-gunakan ICT (using ICT to learn); Level 4: Transforming - dimana ICT telah menjadi katalis efektifitas dan efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum.Salah satu bentuk produk TIK yang sedang ”ngetrend” adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada glirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang

Page 8: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama. Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul "Rebooting: The Mind Starts at School". Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai "cyber classroom" atau "ruang kelas maya" sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut "interactive learning" atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini, guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran sebagaimana dikemukakan di atas. Robin Paul Ajjelo juga mengemukakan secara ilustratif bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa: (1) komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara, (2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. (3) Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV, (4) alat-alat musik, (5) alat olah raga, dan (6) bingkisan untuk makan siang. Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar. Meskipun TIK dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dsb.

Page 9: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.

a. Pergeseran pandangan tentang pembelajaranUntuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kultur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.Hal itu telah mengubah peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada guru telah bergesar menjadi berpusat pada siswa. Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:

LingkunganBerpusat pada GURUBerpusat pada SISWAAktivitas kelasGuru sebagai sentral dan bersifat didaktisSiswa sebagai sentral dan bersifat interaktifPeran guruMenyampaikan fakta-fakta, guru sebagai akhli

Page 10: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

Kolaboratif, kadang-kadang siswa sebagai akhliPenekanan pengajaranMengingat fakta-faktaHubungan antara informasi dan temuanKonsep pengetahuanAkumulasi fakta secara kuantitasTransformasi fakta-faktaPenampilan keberhasilanPenilaian acuan normaKuantitas pemahaman, pe-nilaian acuan patokanPenilaianSoal-soal pilihan bergandaPortofolio, pemecahan masalah, dan penampilanPenggunaan teknologiLatihan dan praktekKomunikasi, akses, kolaborasi, ekspresi

b. Kreativitas dan kemandirian belajarDengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan SDM secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya..Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dsb. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan penguasaan kompetensi tertentu,

Page 11: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa TIK memberikan peluang untuk berkembangnya kreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran dengan dukungan TIK memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.

2. Peran guru dalam mengaplikasikan TIK di sekolah

Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru.Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan

Page 12: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luiar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionaliemenya.Sayangnya saat ini, masih banyak guru kita yang belum melek TIK atau ICT. Mengacu pada hal tersebut di atas, sudah saatnya ”GERAKAN MELEK ICT (ICT LITERACY MOVEMENT)” menjadi gerakan nasional yang sama ”urgent”nya atau lebih ”urgent” dibandingkan dengan GERAKAN KELUARGA BERENCANA di jaman Orde Baru dahulu kala. Mudah-mudahan, dengan dibentuknya gerakkkan melek ICT di sekolah, para guru dapat memaksimalkan potensi TIK dalam proses pembelajarannya. Pemerintah maupun swasta perlu bekerja sama dalam membantu guru melakukan pelatihan-pelatihan di bidang ICT, seperti penguasaan power point, ngeblog di internet, bikin software untuk bahan ajarnya, seperti menguasai program Macromedia Flash.Aplikasi dan potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah yang dikembangkan oleh guru dapat memberikan beberapa manfaat antara lain.a. Pembelajaran menjadi lebih interaktif, simulatif, dan menarikb. Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / kompleksc. Mempercepat proses yang lamad. Mengahadirkan peristiwa yang jarang terjadie. Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau di luar jangkauan

C. PENUTUPAplikasi dan potensi teknologi informasi dan komunikasi telah membawa pergeseran pandangan tentang pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Penerapan TIK dalam pembelajaran memungkinkan kegiatan belajar mengajar lebih interaktif, simulatif dan lebih menarik. Oleh karena itu guru di era globalisasi informasi ini dituntut untuk mampu menguasai dan mengalipkasikan TIK dalam pembelajaran. Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang beriorientasi pada penerapan TIK akan mempercepat peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya dapat mengejar ketetinggalan dari negara-negara lain di dunia.Bagaimanapun banyaknya dampak positif dalam penerapan TIK dalam pembelajaran di sekolah kita punya tanggungjawab bersama dalam meminimalisasi dampak negatif yang muncul baik secara individual, maupun sosial.Mulai saat ini marilah kita tidak GATEK, dan tidak ALERGI dengan TIK. Siapa yang menguasai TIK akan menguasai dunia ini.

MENGINTEGRASIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) KE DALAM PROSES PEMBELAJARAN:

Apa, Mengapa dan Bagaimana?

Page 13: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

 

Abstrak

Hidup dalam era informasi di abad 21 ini merupakan kenyataan. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan era global saat ini. Untuk mendorong kesiapan SDM di era global melalui pendidikan di sekolah, pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran perlu dilakukan untuk 1) mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa; 2) mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT literacy) itu sendiri; dan 3) untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran. Dalam prakteknya, belum semua guru memahami apa yang dimaksud dengan mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran. Makalh ini memaparkan tentang apa, mengapa dan bagaimana integrasi TIK dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah.

 

 

“In a global economy, it is education, not location, that determines the standard of living.”

-Albert Hoser, CEO of Siemens- http://www.wtvi.com/teks/tia

“Technology is a tool. A Means to end. Not the end in itself.”

http://www.wtvi.com/teks/integrate/tcea2001/powerpointoutline.pdf

Pendahuluan

Dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era informasi/global. Dalam era informasi,

kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran

informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu (Dryden & Voss, 1999).

Berbeda dengan era agraris dan industri, kemajuan suatu bangsa dalam era informasi sangat

tergantung pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk

meningkatkan produktifitas. Karakteristik masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah

masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang menguasai

pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global.

Oleh karena itu, setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan TEKNOLOGI INFORMASI

DAN KOMUNIKASI (TIK) untuk semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegaranya untuk

untuk membangun dan membudayakan masyarakat berbasis pengetahuan agar dapat

bersaing dalam era global. Apa akibatnya? Negara yang telah maju dan mampu

mengintegrasikan teknologi tersebut secara sistemik/holistik, melompat berkali lipat jauh lebih

Page 14: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

maju. Beberapa contoh yang telah maju dan jauh meninggalkan diantaranya adalah

Singapura, Jepang dan Korea. Sementara itu, negara-negara berkembang lain yang belum

mampu mengintegrasikan teknologi tersebut secara komprehensif semakin berkali lipat jauh

tertinggal. Kondisi seperti ini dinamakan kesenjangan digital (digital divide).

Indonesia, perlu segera mengurangi kesenjangan digital ini dengan mengintegrasikan

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) secara sistemik untuk semua sektor

pemerintahan seperti perdagangan/bisnis, administrasi publik, pertahanan dan keamanan,

kesehatan dan termasuk pendidikan. Dalam makalah ini, penulis ingin mengupas masalah

pengintegrasian TIK dalam pendidikan. Tapi, penulis membatasi pembahasan hanya pada

masalah yang lebih mikro, yaitu pengintegrasian TIK dalam lingkup pembelajaran (ruang

kelas). Sementara itu, yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi disini

meliputi teknologi cetak maupun non-cetak (seperti teknologi audio, audio-visual, multimedia,

internet dan pembelajaran berbasis web).

Beberapa permasalahan yang penulis ingin coba dibahas dalam makalah ini meliputi: 1) apa

yang dimaksud dengan pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran? 2) seperti

apakah contoh bentuk pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran?; 3) mengapa TIK

perlu diintegrasikan dalam pembelajaran?; 4) pendekatan seperti apa yang dapat digunakan

dalam mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran?; dan 5) pertimbangan apa

sajakah yang perlu dilakukan dalam mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran?

Apa yang Dimaksud dengan Mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran?

Mari kita bandingkan dua kalimat berikut! ”Learning to Use ICTs vs Using ICTs to Learn”. Secara sederhana, mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran sama maknanya

dengan menggunakan TIK untuk belajar (using ICTs to learn) sebagai lawan dari belajar

menggunakan TIK (learning to use ICTs). Belajar menggunakan TIK mengandung makna

bahwa TIK masih dijadikan sebagai obyek belajar atau mata pelajaran.

Sebenarnya, UNESCO mengklasifikasikan tahap penggunaan TIK dalam pembelajaran

ekdalam empat tahap sebagai beirkut:

 

 

Page 15: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

Tahap emerging, baru menyadari akan pentingnya TIK untuk pembelajaran dan belum

berupaya untuk menerapkannya. Tahap applying, satu langkah lebih maju dimana TIK telah

dijadikan sebagai obyek untuk dipelajari (mata pelajaran). Pada tahap integrating, TIK telah

diintegrasikan ke dalam kurikulum (pembelajaran). Tahap transforming merupakan tahap yang

paling ideal dimana TIK telah menjadi katalis bagi perubahan/evolusi pendidikan. TIK

diaplikasikan secara penuh baik untuk proses pembelajaran (instructional purpose) maupun

untuk administrasi (administrational purpose).

Apa yang terjadi dalam praktek pembelajaran di negara-negara berkembang, termasuk

Indonesia, TIK masih dijadikan sebagai obyek atau mata pelajaran. Sebagian besar, TIK

masih dijadikan sebagai obyek belajar atau mata pelajaran di sekolah-sekolah. Bahkan di

tingkat perguruan tinggi atau akademi, banyak dibuka program studi yang berkaitan dengan

TIK, seperti teknik informatika, manajemen informatika, teknik komputer, dan lain-lain.

Secara ideal, kondisi yangs seharusnya terjadi adalah TIK sudah diintegrasikan dalam proses

pembelajaran. Sebagai contoh, mari kita perhatikan salah satu bentuk pengintegrasian TIK ke

dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dalam oleh suatu rencana pembelajaran (lesson

plan) yang pernah dibuat oleh beberapa guru SMA sebagai berikut:

Tabel 1:

Contoh Rencana Pembelajaran yang Mengintegrasikan TIK

No. TopicsGrade

LevelObjectives Instructional Activities and ICT Used

01. The Creation of Universe

1st Students will be able:

to describe the theories of universe creation

to compare theories of universe creation among each other

students watch video shows (VCD) of the universe creation

given a book of universe creation, students (in group) analyze the differences among theories of universe creation

each group write their report using word processor application (e.g. MS Word).

each group present and discuss their works in front of class.

Page 16: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

02.Square Equation 1st

to determine the root of square equation using factor and abc’ formula (rules)

to use discriminant to solve the square equation problems

student studying the equation of square from CD-ROM

teacher discussing them and explain how to use the rule of square equation more deeply using MS Powerpoint

students solving problems given by teacher

as a follow up, students assign to solve the problems related to the square equation and write the equation using equation facilities on MS Word

students submit their homework via e-mail to the teacher

06.Narrative Monolog Discourse : “Aspect of Love”

1st to write a monologue

discourses related to the theme of “Aspect of Love” in the form of poetry.

students choose a project related to the theme of “Love” from http://www.iearn.org

students studying the project description and procedures the choosen

students write their own poetry related to the theme of “Love” according to the project procedure suggested using MS Word or MS Power Point.

Students send their poetry to the teacher and their friends in the world through mailing list (group) on http://www.iearn.org to have some comments or feedback.

 Rencana pembelajaran di atas menunjukkan secara jelas bahwa melalui pengintegrasian TIK

ke dalam proses pembelajaran, disamping tujuan pembelajaran tercapai ada suatu agenda

terselubung (hidden agenda) penting yang dapat dicapai pula, yaitu ICTs Literacy, seperti

siswa dapat melakukan browsing informasi melalui internet, berkomunikasi melalui e-mail, membuat laporan dengan aplikasi pengolah kata (MSWord), atau mempresentasikan sesuatu

dengan MSPowerpoint. Inilah yang dimaksud dengan mengintegrasikan TIK ke dalam proses

pembelajaran. Fryer (2001) mengatakan bahwa penggunaan TIK dalam pembelajaran

bertujuan untuk melatih keterampilan menggunakan TIK dengan cara mengintegrasikannya ke

dalam aktifitas pembelajaran, bukan mengajarkan TIK tersebut sebagai mata pelajaran yang

Page 17: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

terpisah. Jadi, sudah saatnya TIK diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran dan bukan

hanya sekedar menjadi mata pelajaran yang terpisah.

Mengapa Pengintegrasian TIK ke dalam Proses Pembelajaran Penting?

Jawabannya sangat berkaitan erat dengan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia

untuk siap memasuki era masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

Tahun 2020 Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas (AFTA). Pada masa itu,

masyarakat Indonesia harus memiliki ICT literacy yang mumpuni dan kemampuan

menggunakannya untuk meningkatkan produktifitas (knowledge-based society). pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan ICT literacy, membangun karakteristik masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society) pada

diri siswa, disamping dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran itu

sendiri.

UNESCO (2002) menyatakan bahwa pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran

memiliki tiga tujuan utama: 1) untuk membangun ”knowledge-based society habits” seperti

kemampuan memecahkan masalah (problem solving), kemampuan berkomunikasi,

kemampuan mencari, mengoleh/mengelola informasi, mengubahnya menjadi pengetahuan

baru dan mengkomunikasikannya kepada oranglain; 2) untuk mengembangkan keterampilan

menggunakan TIK (ICT literacy); dan 3) untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses

pembelajaran.

Mengapa demikian? Karena secara teoretis TIK memainkan peran yang sangat luar biasa

untuk mendukung terjadinya proses belajar yang:

Active; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik

dan bermakna.

Constructive; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan

tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.

Collaborative; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling

bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan

untuk sesama anggota kelompoknya.

Intentional; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 18: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

Conversational; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses

sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi

tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.

Contextualized; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang

bermakna (real-world) melalui pendekatan ”problem-based atau case-based learning”

Reflective; memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta

merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.

(Jonassen (1995), dikutip oleh Norton et al (2001)).

Dengan kata lain, TIK memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai

modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik (dePorter et al, 2000).

TIK memungkinkan pembelajaran disampaikan secara interaktif dan simulatif sehingga

memungkinkan siswa belajar secara aktif. TIK juga memungkinkan untuk melatih kemampuan

berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta secara tidak

langsung meningkatkan ”ICT literacy” (Fryer, 2001).

Dari rencana pembelajaran di atas terlihat jelas bahwa melalui mata pelajaran Fisika, Biologi

atau Bahasa Inggris misalnya, secara tidak langsung ICT literacy siswa berkembang.

Disamping itu, dengan metode pembelajaran yang lebih bersifat konstruktif (contructivisme)

secara tidak langsung keterampilan berpikir tingkat tinggi (seperti berpikir kritis, problem solving, dll.) dan keterampilan berkomunikasi dengan TIK pada diri siswa juga meningkat.

Dengan kata lain, pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran dapat membangun

karakteristik masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society) pada diri siswa.

Jika pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran dilakukan sejak saat ini, maka siswa-

siswi tahun 2005 misalnya, akan siap menjadi bagian dari masyarakat global pada masa

diberlakukannya AFTA tahun 2020 mendatang. Penulis merasa bahwa pengintegrasian TIK

ke dalam proses pembelajaran merupakan masalah yang ”urgent” untuk mempersiapkan

sumber daya manusia berbasis pengetahuan (knowledge-based human resources) yang

sangat diperlukan di abad ke-21 ini.

Tidaklah heran kalau seorang futurolog, Eric Ashby (1972) seperti dikutip oleh Miarso (2004)

menyatakan bahwa perkembangan TIK yang semakin mutakhir saat ini telah membawa

revolusi pendidikan yang keempat. Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan

pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika diguanakannya

tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya

Page 19: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi

keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio, televisi komputer dan

internet untuk pemerataan dan perluasan pendidikan.

Bagaimana Mengintegrasikan TIK ke dalam Proses Pembelajaran?

Dari sisi pendekatan, Fryer (2001) menyarankan dua pendekatan yang dapat dilakukan guru

ketika merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK, yaitu: 1) pendekatan topik

(theme-centered approach); dan 2) pendekatan software (software-centered approach).

Pendekatan Topik (Theme-Centered Approach); Pada pendekatan ini, topik atau satuan

pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang dilakukan adalah:

1) menentukan topik; 2) menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; dan 3)

menentukan aktifitas pembelajaran dan software (seperti modul. LKS, program audio,

VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang relevan untuk mencapai

tujuan pembelajaran tersebut. Rencana pembelajaran yang dicontohkan di atas

merupakan salah satu contoh penggunaan pendekatan ini.

Pendekatan Software (Software-centered Approach); menganut langkah yang

sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti bku,

modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll)

yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan dengan topik dan tujuan

pembelajaran yang relevan dengan software yang ada tersebut. Sebagai contoh, karena di

sekolah hanya ada beberapa VCD atau mungkin CD-ROM tertentu yang relevan untuk

suatu topik tertentu, maka guru merencanakan pengintegrasian software tersebut untuk

mengajar hanya topik tertentu tersebut. Topik yang lainnya terpaksa dilaksanakan dengan

cara konvensional.

Sedangkan dari sisi strategi pembelajaran, ada beberapa pendekatan yang disarankan untuk

membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, diantaranya adalah: 1) resource-based

learning; 2) case-based learning; 3) problem-based learning; 4) simulation-based learning; dan

5) collaborative-based learning (http://www.microlessons.com).

Resources-based learning memiliki karakteristik dimana siswa diberikan/disediakan

berbagai ragam dan jenis bahan belajar baik cetak (buku, modul, LKS, dll) maupun non

cetak (CD/DVD, CD-ROM, bahan belajar online) atau sumber belajar lain (orang, alat, dll)

yang relevan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudain

Page 20: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

siswa diberikan tugas untuk melakukan aktifitas belajar tertentu dimana semua sumber

belajar yang mereka butuhkan telah disediakan. Sebagai contoh, tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai adalah siswa dapat membandingkan beberapa teori penciptaan alam

semesta. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut, guru telah mengidentifikasi

dan menyiapkan berbagai bentuk dan jenis sumber belajar yang berisi informasi tentang

teori penciptaan alam semesta berupa buku, VCD, CD-ROM, alamat situs di internet dan

mungkin seorang narasumber ahli astronomi yang diundang khusus ke kelas. Kemudian

siswa ditugaskan untuk mencari minimal dua teori tentang penciptaan alam semesta

secara individu atau kelompok baik dari buku, VCD, maupun internet sesuai dengan

seleranya. Siswa juga diminta untuk menganalisis perbedaan dari berbagai segi tentang

teori-teori tersebut dan membuat laporannya dalam MSWord yang kemudian dikirim ke

guru dan teman lainnya melalui e-mail.

Case-based learning memiliki karakteristik dimana siswa diberikan suatu permasalahan

terstruktur untuk dipecahkan. Dengan case-based learning solusi pemecahan masalahnya

sudah tertentu karena skenario sudah dibuat dengan jelas. Tapi, dalam problem-based learning kemungkinan solusi pemecahan masalahnya akan berbeda. Misal, dua orang

siswa diberikan satu permasalahan dengan pendekatan problem-based learning. Maka

solusi yang diberikan oleh siswa yang satu dengan siswa yang lain mungkin berbeda.

Simulation-based learning memiliki karakteristik dimana siswa diminta untuk mengalami

suatu peristiwa yang sedang dipelajarinya. Sebagai contoh, siswa diharapkan dapat

membedakan perubahan percampuran warna-warna dasar. Maka, melalui suatu software

tertentu (misal virtual lab) siswa dapat melakukan berbagai percampuran warna dan

melihat perubahan-perubahannya. Dan ia dapat mencatat laporannya dalam bentuk tabel

dengan menggunakan MSExcell atau MSWord. Atau kalau perlu mempresentasikan

hasilnya dengan menggunakan MSPowerpoint.

Colaborative-based learning memiliki karakteristik dimana siswa dibagi kedalam

beberapa kelompok, melakukan tugas yang berbeda untuk menghasilkan satu tujuan yang

sama. Sebagai contoh, untuk mencapai tujuan pembelajaran dimana siswa dapat

membedakan beberapa teori penciptaan alam semesta, siswa dibagi ke dalam tiga

kelompok. Masing-masing kelompok ditugas kan mencari satu teori penciptaan alam

semesta. Kemudian ketiga kelompok tersebut berkumpul kembali untuk mendiskusikan

perbedaan teori tersebut dari berbagai segi dan membuat laporannya secara kolektif.

Salah seorang siswa dapat ditunjuk untuk menyajikan hasilnya.

Page 21: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

Beberapa Pertimbangan yang Perlu Diperhatikan dalam Mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran

Ada beberapa hambatan yang perlu digaris bawahi berkaitan dengan pemanfaatan TIK untuk

pembelajaran. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah: 1) penolakan/keengganan

untuk berubah (resistancy to change) khususnya dari policy maker (kepala sekolah dan guru);

2) kesiapan SDM (ICT literacy dan kompetensi guru); 3) ketersedian fasilitas TIK; 4)

ketersediaan bahan belajar berbasis aneka sumber; dan 5) keberlangsungan (sustainability)

karena keterbatasan dana.

Penolakan atau keengganan untuk berubah, khususnya dari para pembuat kebijakan sekolah

dan guru merupakan hal yang wajar mengingat TIK masih dapat dikatakan sebagai suatu

inovasi (hal baru). Sikap para pengambil kebijakan atau guru terhadap TIK sebagian besar

masih rendah disebabkan karena kurangnya pengetahuan terhadap TIK dan peran pentingnya

bagi pembelajaran. Disamping itu, sikap keengganan/penolakan inipun didukung oleh karena

redahnya melek teknologi (ICT literacy). Sehingga, kesiapan guru dan kompetensi guru untuk

memanfaatkan TIK dalam pembelajaran menjadi lemah. Walhasil, fasilitas TIK di sekolahpun

menjadi terbatas sehingga keberlangsungan pemanfaatan TIK di sekolah juga masih

dipertanyakan. Terlebih-lebih, ketersediaan bahan belajar berbasis aneka sumber (resources-based learning packages), seperti modul, buku paket, VCD pembelajaran, CD-ROM

pembelajaran, maupun bahan belajar online masih terbatas.

Sebagai sumbang saran, dalam rangka mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran

(kelas), penulis merekomendasikan beberapa hal berikut untuk dipecahkan secara sistemik

dan simultan:

 

 

 

Dukungan Kebijakan; sekolah mengeluarkan kebijakan untuk mengedepankan

pengintegrasian TIK untuk pembelajaran. Misalnya melalui pencananagan visi, misi,

peraturan dan rencana induk/rencana strategis sekolah ke depan.

e-Leadership; Kepala sekolah dan atau beberapa guru panutan di sekolah menyadari

penuh pentingnya peran TIK untuk pembelajaran dan berupaya untuk terus mempelajari

dan menerapkannya di sekolah.

Page 22: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

Penyiapan SDM; sekolah mengembangkan ICT literacy para guru dan kompetensi guru

dalam mengintegrasikan TIK kedalam pembelajaran (termasuk berbagai strategi/metode

pembelajaran yang efektif). Bila perlu guru mengadopsi atau mengadaptasi strategi

pembelajaran yang telah terbukti efektif dan mengkomunikasikannya dengan kolega. Bila

perlu mengembangkan sendiri. Hal ini dpat dilakukan melalui pelatihan, pengiriman

mengikuti loka karya atau seminar, terlibat aktif dalam komunitas jaringan sekolah dan

lain-lain. Disamping itu, sekolah juga harus menyiapkan tenaga teknis dalam bidang TIK

untuk pembelajaran.

Penyiapan fasilitas; sekolah menyiapkan fasilitas yang kondusif agar terjadinya belajar

berbasis aneka sumber dengan menyiapkan beberapa fasilitas seperti perpustakaan

(cetak dan non-cetak), komputer yang terhubung dengan LAN, koneksi internet, VCD/DVD

player plus televisi, serta komposisi ruang kelas.

Penyediaan software pembelajaran; penyediaan software pembelajaran seperti buku,

modul, LKS, program audio cassette, VCD/DVD, CD-ROM interaktif, dan lain-lain dapat

dilakukan dengan cara membeli produk yang telah ada di pasar atau memproduksi sendiri.

Penyiapan tenaga teknis; fasilitas TIK yang ada di sekolah hendaknya didukung oleh

beberapa tenaga teknis yang memiliki keahlian atau keterampilan dalam mengelola dan

memlihara peralatan tersebut.

Kesimpulan dan Harapan

Sebagai kesimpulan, akankah pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran dalam

konteks kondisi Indonesia saat ini dapat berjalan dengan baik? Fakta nyata menunjukkan

bahwa ada upaya secara sporadis dari beberapa sekolah-sekolah, baik sekoalh negeri

maupun swasta di beberapa kota besar di Indonesia yang telah berupaya mengintegrasikan

TIK ke dalam proses pembelajaran. Walaupun mungkin belum sempurna, tapi telah

menunjukkan adanya perbedaan baik bagi hasil belajar maupun apresiasi siswa, orang tua

maupun guru.

Contoh kecil tersebut, penting untuk dijadikan sebagai catatan. Ke depan, upaya beberapa

sekolah yang secara sporadis ini perlu mendapat dukungan secara nasional sebagai bagian

dari upaya peningkatan mutu pendidikan. Oleh sebab itu, pemerintah diharapkan dapat

mengakomodasi masalah penting ini dengan secara top-down mengeluarkan suatu kebijakan

pemanfaatan TIK untuk pendidikan (e-education) yang disertai dengan dukungan infratsruktur

Page 23: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

teknologi informasi yang memadai. Akankah pendidikan Indonesia berjalan di tempat,

sementara negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Fhilipina dan Thailand melesat jauh

kedepan melalui visi e-education-nya yang jauh lebih terarah? MUDAH-MUDAHAN TIDAK!

Page 24: Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan ... file · Web viewMetode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang ... menurut F.

Referensi:

Dryden, Gordon; dan Voss, Jeanette; (1999), ”the Learning Revolution: to Change the Way the World Learn”, the Learning Web, Torrence, USA, http://www.thelearningweb.net.

Fryer, Wesley A.; (2001), “Strategy for effective Elementary Technology Integration”,

http://www.wtvi.com/teks/integrate/tcea2001/powerpointoutline.pdf

NIE, Singapore, “General Typology of Teaching Strategies in Integrated Learning System”,

http://www.microlessons.com.

Norton, Priscilla; dan Spargue, Debra; (2001), “Technology for Teaching”, Allyn and Bacon,

Boston, USA.

UNESCO Institute for Information Technologies in Education (2002), “Toward Policies for Integrating ICTs into Education” Hig-Level Seminar for Decision Makers and Policy-Makers,

Moscow 2002.

Yusufhadi Miarso; (2004). ”Menyemai Benih Teknologi Pendidikan” Prenada Media, Jakarta.