Agus Arianto_prob.bahan Tanam

14

Click here to load reader

Transcript of Agus Arianto_prob.bahan Tanam

Page 1: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN

KASUS BAHAN TANAM KEDELAI

Di susun oleh :Agus Arianto

: 20110210

030

Fakultas PertanianUniversitas Muhammadiyah

Yogyakarta

Page 2: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

©2012I. PENDAHULUAN

A. Pentingnya pengembangan kedelai

Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga

setelahpadi dan jagung. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman

palawija yang kayaakan protein, sehingga mempunyai peran yang sangat

penting dalam industripangan dan pakan.

Sebagai sumber protein yang murah, konsumsi kedelai akan

semakinmeningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.

Konsumsi kedelai saatini rata-rata sekitar 8,97 kg/kapita/tahun, dan

kebutuhan kedelai dalam negeri saatini sekitar 1,95 juta ton. Selama

periode 1988-1998, rata-rata impor kedelaiIndonesia sekitar 300.000 -

700.000 ton per tahun, namun sejak tahun 1999hingga saat ini,

mengalami peningkatan hingga mencapai 1,1 juta - 1,3 juta tonper tahun.

Kalau pada tahun 2004 produksi dalam negeri hanya sebesar 723 ributon,

maka masih diperlukan impor kedelai sebesar 1,15 juta ton

(Balitbangtan,2005). Melalui berbagai upaya peningkatan produksi,

swasembada kedelai.

B. Pentingnya bahan tanam

Penerapan  teknologi  merupakan  komponen  utama  usaha

pertanian  meningkatkan  

kebutuhan  sarana  produksi.  Salah  satu  komponenproduksi   yang  palin

g   banyak   dibutuhkan   petani   adalah   benih   bermutu.Kesediaan beni

h bermutu sangat strategis karena menjadi tumpuan utama dalammencap

ai keberhasilan dalam usaha budidaya tanaman. Potensi daya hasil suatuv

arietas tergantung pada kualitas benih yang tersedia dipasar. Mengingat a

rtipentingnya  benih  unggul  dalam  kegiatan  usaha  pertaniadan  pening

katanketahanan  pangan,  maka  di  perlukan  upaya  memperbesar  peny

ediaan  benih,memperbaiki sistem distribusi dan meningkatkan pengguna

an benih bermutu dikalangan  petani  melalui  pengembangan  dan  penyu

luhan  usaha  dan  sistemperbenihan nasional.Kapasitas  produksi  benih  

dipengaruhi  oleh  ketersediaan  sumberdayagenetik,  kegiatan  pemuliaa

n  tanaman.  Kegiatan  pemuliaan  tanaman  untukmenghasilkan  varietas  

Page 3: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

unggul  baru  dilakukan  oleh  pemulia  pada  lembagapenelitian  milik  pe

merintah  yang  kapasitasnya  masih  terbatas  dibandingkandengan kebu

tuhan nasional. Berdasarkan Undangundang Nomor 12 tahun 1992tentang 

 Budidaya  Tanaman  Pasal  12  dan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  44Ta

hun 1995 tentang perbenihan tanaman mengatur benih dari varietas ungg

ulhasil pemuliaan atau introduksi dari luar negeri dapat diedarkan setelah 

dilepasoleh  Menteri  Pertanian. 

Page 4: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

II. PERMASALAHAN

A. Kasus

Seorang petani kedelai mengeluh, hasil panen kedelainya tidak

pernah mencapai target seperti yang di harapkan, padahal petani

tersebut telah berupaya semaksimal mungkin memelihara tanaman

kedelainya sesuai praktik baik dalam budidaya kedelai. Memang setiap

musim tanam kedelai tiba petani sulit mendapatkan benih kedelai di

pasaran, sementara kedelai hasil panen sebelumnya telah habis dijual,

sehingga petani menggunakan benih kedelai tetangganya. Upaya apa

yang harus dilakukan agar hasil dan pendapatan petani kedelai

meningkat, sekaligus dapat mempercepat target swasembada kedelai.

Page 5: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

Life With Agriculture

III. Analisis MasalahDari kasus diatas dapat di peroleh hipotesis bahwa benih yang

digunakan oleh petani tersebut bukan benih yang berkualitas sesuai yang

dianjurkan sehingga hasil yang di panen masih belum semaksimal yang

diharapkan.

Selain itu sulitnya memperoleh bibit yang bermutu juga menjadi

problem tersendiri bagi petani keddelai, padahal hasil panen sebelumnya

tidak memungkinkan untuk disisihkan untuk dijadikan benih dalam musim

tanam selanjutnya.

1

Page 6: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

Life With Agriculture

IV. PEMBAHASAN

A. Benih Bermutu

Benih bermutu adalah benih yang mampu berkecambah dalam

kondisi yang cukup baik.  Benih yang bermutu juga harus mampu

menghasilkan bibit yang berkualitas tinggi, yaitu dapat tumbuh dengan

baik serta tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang

menguntungkan. 

Benih bermutu varietas unggul merupakan salah satu sarana

produksi yang menentukan produktivitas kedelai. Dalam penyediaan

benih kedelai bermutu, industri benih memegang peranan penting.

Kenyataannya, produsen benih nasional maupun penangkar lokal belum

banyak berperan. Berbeda dengan komoditas padi dan jagung, usaha

perbenihan kedelai masih tertinggal, petani lebih banyak memakai

benihdari hasil panen pada pertanaman sebelumnya. Dari total areal

pertanamankedelai, penggunaan benih bersertifikat kurang dari 10% . Hal

ini merupakansalah satu penyebab rendahnya produktivitas kedelai

nasional.

Menurut Justice dan Bass (1994), ketersediaan benih yang bermutu

tinggimerupakan salah satu kunci keberhasilan usaha di bidang pertanian,

termasukdalam budidaya kedelai. Ketersediaan benih tepat waktu, tepat

jumlah, tepat

harga, tepat mutu, tepat lokasi dan tepat varietas masih menjadi kendala

ditingkatpetani, sehingga berakibat penggunaan benih bermutu masih

sangat terbatas.Untuk memperoleh benih yang baik tidak terlepas dari

suatu rangkaian kegiatanteknologi benih yaitu mulai dari produksi benih,

pengolahan benih, pengujianbenih, sertifikasi benih sampai penyimpanan

benih.

Untuk memperoleh populasi tanaman yang sesuai dengan yang

diharapkan, di perlukan benih yang bermutu baik. Benih yang mempunyai

mutu baik mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :

- Daya tumbuh lebih dari 90%

- Kecepatan tumbuh baik

- Biji sehat, tidak mengandung bibit penyakit atau hama

2

Page 7: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

Life With Agriculture

- Murni, tidak mengandung varietas lain atau herba

- Biji bernas, mengkilap dan tidak keriput

- Biji tidak terluka berkas gigitan serangga atau ulat

Benih kedelai tidak mengenal masa dormansi sehingga benih

semakin baru semakin baik, asalkan benih tersebut sudah mencukupi

umur atau tua. Benih yang kecepatan tumbuhnya baik dan ditanam pada

areal yang mempunyai presentase kelembapan yang cukup akan tumbuh

merata setelah empat hari.

Penanaman benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah

dapat diatasi dengan cara menanam 3 – 4 biji per lubang atau dengan

memperpendek jarak tanam. Benih yang hanya mempunyai daya tumbuh

kurang dari 50% sebaiknya tidak ditanam kecuali untuk penangkaran

benih.

B. Sumber benih bermutuPada usahatani padi, jagung dan kedelai untuk perbenihan

dilakukan rouging yaitu kegiatan membuang rumpun-rumpun tanaman

yang ciri-ciri morfologisnya menyimpang dari ciri-ciri varietas tanaman

yang benihnya diproduksi (Badan Litbang Pertanian, 2007). Selain

rouging, pada usahatani untuk perbenihan dilakukan sertifikasi.

Sertifikasi benih adalah serangkaian pemeriksaan terhadap calon

benih yang dimulai sejak pertanaman sampai dengan pengujian mutu di

laboratorium dengan tujuan untuk menjamin kemurnian genetik, mutu

fisik, dan mutu fisiologis benih sehingga memenuhi standar mutu yang

ditetapkan dan layak untuk disebarluaskan (Badan Litbang Pertanian,

2007). Pemeriksaan lapangan sebanyak tiga kali dilakukan oleh BPSB

(Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih) yaitu: pemeriksaan pertama,

pada fase vegetatif, kedua pada fase berbunga, dan ketiga pada fase

masak buah atau pemeriksaan sebelum panen. Setelah dinyatakan lulus

pada pemeriksaan lapangan, selanjutnya calon benih diuji di laboratorium

oleh BPSB.

Dalam sistem perbenihan nasional dikenal empat kelas benih yakni

benihpenjenis (BS), benih dasar (FS/BD), benih pokok (SS/BP) dan benih

sebar(ES/BR). Pengendalian mutu benih kelas FS, SS dan ES menjadi

3

Page 8: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

Life With Agriculture

tanggung jawab Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB),

sedangkan untukpenyediaan dan pengendalian mutu BS secara formal

menjadi tanggung jawabinstansi penyelenggara pemuliaan (Badan

Litbang Pertanian, 2007).

Sebanyak 33 varietas unggul kedelai telah di lepas sejak tahun

1974. Semua varietas umumnya cocok untuk lahan kering dan 26 varietas

di antaranya cocok untuk lahan sawah bekas padi. Khusus untuk varietas

berumur genjah (P hari ) seperti Lokon, Guntur, Tidar, Lawu, Dieng,

Lumajang Bewok, Tengger, dan Malabar cocok untuk lahan sawah setelah

panen padi kedua (MK II). Pada dasarnya pemilihan varietas disesuaikan

dengan keinginan konsumen dan kebutuhan pasar. Varietas yang baru

dilepas yakni Burangrang mutunya baik dan mempunyai ukuran biji besar

tidak kalah dengan biji-biji kedelai impor.

V. SOLUSI A. Pembuatan benih Mengingat mutu benih kedelai yang dihasilkan dari penanaman awal

musim hujanbiasanya kurang baik, disarankan menanam kedelai untuk

pembenihan dilaksanakan pada saat akhir musim hujan di lahan tegal (MH

II) atau menjelang musim kemarau dilahan sawah (MK I dan MK

II).Pemilihan lahan juga harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

- Tanahnya cukup subur/gemuk, dengan tingkat kesuburan sedang

sampai baik.

- Pengairan cukup dan atau dibuat saluran-saluran drainase yang

baik.

- Mudah/terdapat sarana angkutan.

- Tanah untuk pertanaman benih hendaknya bukan bekas tanaman

kedelai sebelumnya agar percampuran varietas dapat dihindarkan.

- Sebaiknya pemilihan lahan tersebut, sudah sesuai dengan

persyaratan sertifikasi benih untuk menjamin kelulusan lapang oleh

BPSB (Balai Pengawasan danSertifikasi Benih).

4

Page 9: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

Life With Agriculture

- Lahan bersih dari gulma dan jerami dibabat (dipotong) sampai dekat

kepermukaan tanah

- Buat petakan dengan lebar petak 2-3 meter, dan jarak saluran

antar-petak 25-30 cm dengan kedalaman 25-30 cm. Panjang

petakan tergantung dari luas panjang petakan

Pembijian kedelai dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

- Menggunakan tongkat kayu/bambu dengan cara memukul

brangkasanberulang-ulang sampai biji terpisah dari brangkasnya.

- Menggunakan mesin perontok (thresher), mesin perontok padi

bisadigunakan untuk perontok biji kedelai dengan memodifikasi

gigiperontoknya.

- Pisahkan biji hasil perontok dari brangkasnya. Biji kedelai

hasilperontokan disimpan ditempat aman untuk langsung dijemur.

Pengeringan Biji

Waktu Pengeringan harus dilakukan segera setelah pembijian.

Pengeringan biji dilakukan dalam keadaan cuaca baikJika ditimbun terlalu

lama, menyebabkan biji menjadi panas,respirasi benih berlangsung cepat,

sehingga vigor awal benihmenjadi rendah.

Sarana : Lantai jemur, terpal, geribig, karung.

Caranya Biji dihamparkan di atas lantai / terpal dengan ketebalan 2-3 cm.

Lakukan pembalikan setiap 2-3 jam. Masa penjemuran pukul 18.00-16.00

saat hari cerah. Lama penjemuran 4-5 hari dengan kadar air biji ± 10 %,

upayakankadar air biji mencapai < 10%

Pembersihan dan Sortasi Biji

Waktu pembersihan dan sortasi biji sebaiknya secepatnya setelah

pengeringan, atau dilaksanakan sambil melakukanpengeringan.

Saranasortasi bisa menggunakan Tampah/nyiru, ayakan (saringan), bakul,

karung dan timbangan

Caranya yaitu dengan ditampi atau diayak untuk memisahkan biji dari

kotoran, Pisahkan biji bernas (ukuran serangam) dari biji kecil atau

bijikeriput. Biji yang kecil dan keriput atau potongan biji segera dibuang.

Kumpulkan biji yang baik bernas serta ukuran serangam ke dalamkarung.

5

Page 10: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

Life With Agriculture

Biji ditimbang dalam karung sesuai dengan volume yang

diinginkanPengemasan Benih

Waktu : Selesai pengeringan biji dan sortasi

Sarana : Kantong plastik berukuran 0,20-0,25 mm, karung plastik, perekat

(sealer),benang, jarum, timbangan, pengatur kadar air dan pembersih.

B. Mendapatkan benih bermutu

Benih berdasarkan mutu genetik dibedakan menjadi empat kelas,

yaitu: Benih Penjenis (Breeder Seed) atau ditingkat BS, diproduksi dan

diawasi oleh pemulia tanaman sebagai sumber perbanyakan benih dasar

(FS).Benih Penjenis biasanya ditandai dengan label putih. Benih dasar

(Foundation Seed) atau disingkat BD merupakan keturunan pertamadari

BS yang diproduksi bawah bimbingan intensif dan pengawasan

ketatsehingga dapat terpelihara kemurniannya. Benih dasar ditandai

dengan labelputih. Benih Pokok (Stock Seed) atau disingkat BP

merupakan keturunan dari BD yang diproduksi dan dipelihara sedemikian

rupa sehingga identitas dan tingkatkemurniannya terpelihara dan

memenuhi standar mutu yang ditetapkan. BenihPokok ditandai dengan

ciri label ungu. Benih Sebar (Extention Seed) atau disingkat BR berasal

dari benih penjenis,benih dasar, ataupun benih pokok yang di produksi

dan dipelihara dengan baiksehingga identitas dan tingkat kemurniannya

memenuhi standar mutu yangditerapkan. Benih sebar ditandai dengan

label biru.

- Sertifikasi BenihUntuk menghasilkan benih bermutu dan bersertifikat diperlukan

sertifikasi yangmencakup pemeliharaan di lapangan dan dilaboratorium.

Persyaratan secara umum adalah sebagai berikut:

a. Produksi benih bersertifikat harus terdaftar di Balai Pengawasan dan

SertifikasiBenih (BPSB)

b. Sertifikasi lapang dimulai pada saat penentuan lokasi fase vegetatif,

fasegeneratif dan panen

c. Petani bukan penangkar benih, dapat memproduksi benih

bersertifikat melalui kerjasama dengan penangkar benih, seperti

melalui sistem operasi lapangan(Oplap).

6

Page 11: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

Life With Agriculture

d. Sertifikasi lapangan dilakukan oleh BPSB

7

Page 12: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

Life With Agriculture

VI. KESIMPULAN 1. Sumber benih; benih yang diambil dari pohon induk yang

mempunyai penampakan dan genetik yang baik, diharapkan akan

mempunyai kualitas benih yang baik pula.

2. Tingkat kemasakan benih pada waktu pemanenan; untuk

menghasilkan benih yang bermutu, pemanenan atau pengumpulan

benih harus dilakukan setelah benih tersebut masak.

3. Penanganan pasca panen, antara lain meliputi kegiatan;

pengangkutan, harus dilakukan secepatnya setelah benih tersebut

dikumpulkan dengan cara yang benar, sesuai dengan jenis yang

diekstrasi; sebelum disimpan, benih harus dikeringkan terlebih

dahulu dengan cara pengeringan yang benar; disimpan pada

tempat yang sesuai, misalnya; suhu dan kelembabannya tidak

terlalu tinggi serta bebas dari gangguan maha dan penyakit dan

penanganan lainnya.

8

Page 13: Agus Arianto_prob.bahan Tanam

DAFTAR PUSTAKA

- Balai Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia lainnya 1995. Sumbe

pertumbuhan kedelai Propinsi Irian jaya.

- Kanwil Departemen Pertanian Propinsi Irian Jaya. 2000 Rekomendasi

Paket Teknologi Pertanian Propinsi Irian Jaya.

- Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2000

Teknologi Benih Kedelai.

- Copeland. L.O. dan M.B. Mc. Donald. 1985. “Principles of Seed Science

and Technology”. Burgess Publishing Company. New York. 369 p.

- Didik Harnowo dan Joko Susilo Utomo. 1990. “Penyimpaan Jagung

Pipilan Pada Tingkat Kadarair Awal dan Jenis Bahan Pengemas yang

Berbeda”. Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan. Balittan Malang

Hal. 90 – 74.

- Harnowo, D., Fathan Muhajir, M. Muchlis Adie dan Soleh Solahudin.

1992. “Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Hasil dan Mutu

Kedelai”. Risalah Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan diBalittan

Malang. Hal. 61 – 67.