Tanam Ganda 1

23
DESA CIMENYAN, KECAMATAN CIMENYAN “Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan II” Disusun Oleh Kelompok 8: M. Fahmy Nugraha 150510100106 Talitha Wibisono 150510100108 Dickdoyo Langgeng 150510100120 Hana Aqmarina 150510100122 M. Fauzi 150510100125 AGROTEKNOLOGI - C FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Transcript of Tanam Ganda 1

Page 1: Tanam Ganda 1

DESA CIMENYAN, KECAMATAN CIMENYAN

“Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pertanian

Berkelanjutan II”

Disusun Oleh Kelompok 8:

M. Fahmy Nugraha 150510100106

Talitha Wibisono 150510100108

Dickdoyo Langgeng 150510100120

Hana Aqmarina 150510100122

M. Fauzi 150510100125

AGROTEKNOLOGI - C

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013

Page 2: Tanam Ganda 1

BAB I

PENDAHULUAN

Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya berhasil guna untuk usaha

pertanian.Hal ini sebagai upaya membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus

meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam.

Pengelolaan usaha pertanian berkelanjutan yang masih dapat dikembangkan dan

dipadukan dengan budidaya yang lain, seperti peternakan dan perkebunan sehingga sebuah

usaha tani akan mempunyai pendapatan yang sifatnya berkesinambungan dari mulai

pendapatan bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan sampai tahunan serta perencanaan pendapatan

untuk jangka panjang serta penggunaan pupuk, pestisida maupun pemberantasan hama secara

organik/alami yang ramah lingkungan akan menyelamatkan air tanah/tanah dari

pencemaranan bahan pestisida kimia/zat kimia lainnya dan juga untuk menjaga kesehatan

manusia serta pemanasan global.

Dalam rangka meningkatkan produksi tanaman per satuan luas per satuan waktu telah

banyak upaya yang dilakukan masyarakat baik melalui intensifikasi, ektensifikasi maupun

diversifikasi, dengan tujuan utama adalah untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat

yang semakin bertambah besar dan beragam sejalan dengan laju pertambahan jumlah

penduduk yang cepat.  Kesenjangan yang terjadi antara pertambahan produksi yang rendah

dan pertumbuhan penduduk yang relatif cepat mendorong upaya peningkatan produksi

tanaman melalui pengelolaan tanaman yang tepat pada sebidang lahan melalui penerapan

Multiple Cropping dengan input teknologi dan penggunaan sarana produksi yang memadai

dengan hasil tanaman yang tinggi dan berkelanjutan.   

Pengelolaan tanaman dalam pola Multiple Cropping ini telah lama dipraktekkan

petani di daerah tropis sejak ribuan tahun silam dengan input produksi yang sederhana dalam

berbagai bentuk atau pola dengan jenis tanaman, produksi dan tingkat teknologi yang sangat

beragam.  Semula ditujukan hanya untuk mencukupi kebutuhan keluarga, namun akhir-akhir

ini penerapan Multiple Cropping tidak hanya ditujukan untuk keperluan rumah tangga saja

dalam waktu terbatas, tapi pada petani di negara maju telah dikembangkan dengan

mengaplikasikan berbagai jenis tanaman yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan

yang bervariasi untuk mencukupi kebutuhan pasar dengan teknologi ramah lingkungan. 

Page 3: Tanam Ganda 1

Tujuan dari teknik tersebut diantaranya :

Usaha pertanian mempunyai hasil panen yang berkesinambungan

Mencoba memaksimalkan pengolahan lahan

Mengefektifkan penanggulangan hama dan penyakit

Menghemat sarana produki pertanian

Menjaga konservasi air dan tanah dari pencemaran zat kimia

Mencegah pemanasan global (Global Warming)

Menjaga kesehatan manusia

Langkah awal untuk untuk multiple cropping adalah:

Menentukan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, baik untuk jenis tanaman jangka pendek, atau jangka panjang.

Harus dapat menambah atau mempertahankan keseburan tanah. Komplementer dan suplementer satu dengan yang lainnya baik dalam hal unsur hara

maupun sinar matahari. Nilai ekonomisnya tinggi, laku dipasaran serta mempunyai nilai kompetitif yang

tinggi. Disamping itu juga jenis tanaman yang dibutuhkan masayarakat pada setiap saat.

Dapat menggunakan tenaga kerja yang efisien. Diharapkan jenis tanaman yang tidak merugikan tanamanlebih baik ditinjau dari

aspek morfologi maupun fisiologi.

Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai sistem pertanian berkelanjutan, khususnya

perkembangan sistem pertanian ini di Indonesia kami melakukan survei ke Desa Cimenyan,

Kecamatan Cimenyan. Desa ini terletak di dataran tinggi sehingga agroekosistem yang akan

kami amati terkait agroekosistem dataran tinggi di Bandung. Desa Cimenyan terletak tidak

jauh dari hiruk pikuk kota bandung. Desa ini pun sering dijadikan tempat wisata khususnya

pada malah hari karena memiliki pemandangan yang indah berupa city view kota Bandung

yang terlihat sangat jelas. Desa ini pun terkenal dengan produksi peyeum-nya.Untuk

komoditas pertanian, desa ini tidak memiliki komoditas unggul yang menjadi ciri khas namun

bukan berarti pertanian di desa ini sudah terkikis habis.Walaupun beberapa lahan sudah

dialihfungsikan menjadi tempat usaha atau villa namun mayoritas penduduk di desa ini masih

bermata pencaharian petani.

Page 4: Tanam Ganda 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Multiple Cropping sebagai Upaya Peningkatan Produksi

Disadari penuh bahwa peningkatan produksi dapat diupayakan melalui usaha

intensifikasi dan ekstensifikasi guna memenuhi kebutuhan pangan, bahan baku industri dan

kebutuhan lainnya. Kedua usaha dimaksud telah lama digalakkan, namun peningkatan

produksi belum dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat akibat pertambahan

penduduk yang tidak seimbang dengan kenaikan produksi pertanian. Di lain pihak luas lahan

garapan juga semakin terbatas, sehingga lahirlah petani kecil yang berlahan sempit dengan

lokasi garapan yang terpencar mengakibatkan aplikasi teknologi terbatas.

Petani berlahan sempit merasakan pentingnya penggunaan waktu dalam berusahatani.

Pada dekade silam produksi pertanian secara umum telah mengalami peningkatan dengan (i)

penanaman pada lahan yang luas, tetapi sekarang scope-nya semakin terbatas dengan

permasalahan yang makin kompleks terutama berkaitan dengan adanya kepemilikan lahan

yang semakin sempit. Oleh karena itu sekarang ini sangat ditekankan pada (ii) peningkatan

produksi per satuan luas.Hal ini sudah dikembangkan dengan baik khususnya daerah-daerah

beriklim sedang.Dan pada negara-negara yang sedang berkembang di daerah tropik

menekankan pada (iii) penanaman banyak tanaman setiap tahun atau menerapkan

sistem multiple cropping.Secara teori, kemungkinan produksi tinggi dapat dicapai dengan

menerapkan tiga pendekatan tersebut yaitu secara terus menerus menanam tanaman yang

berproduksi tinggi pada lahan yang tersedia terutama adanya fenomena makin sempitnya

pemilikan lahan oleh petani.Karena itu petani berupaya bagaimana caranya mengusahakan

lahannya yang sempit seefisien mungkin dengan berbagai jenis tanaman dalam pola yang

tepat untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.Dengan demikian usaha peningkatan produksi

pertanian per satuan luas dan waktu perlu mendapat perhatian.  Upaya peningkatan produksi

dan mutu tanaman dalam  areal yang terbatas pada waktu tertentu dapat dilakukan melalui

penerapan ”Multiple Cropping”.

Page 5: Tanam Ganda 1

2.2. Pengertian Multiple cropping

Batasan sederhana dari Multiple Cropping dapat dilihat dari dua suku kata yang

menyusunnya, yakni ”multiple” artinya ”ganda” dan ”cropping” artinya ”pertanaman”, maka

arti Multiple Cropping dari asal katanya adalah ”pertanaman ganda”. Namun demikian secara

sederhana Multiple cropping pengertiannya disamakan dengan tanaman ganda atau tumpang

gilir adalah pengusahaan berbagai jenis tanaman pada sebidang lahan yang sama dalam

jangka waktu satu tahun. Sedang menurut Neal C. Stoskopt (1981) mengartikan multiple

cropping adalah pertumbuhan dua jenis tanaman atau lebih pada sebidang lahan yang sama

dalam waktu satu tahun. Dengan demikian memberikan gambaran yang komprehensif bahwa

dalam multiple cropping dapat dilakukan pemungutan hasil atau panen lebih dari satu kali

dalam jangka waktu selama satu tahun.

Praktek pengusahaan tanaman dalam multiple cropping meliputi semua jenis tanaman

yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat seperti tanaman semusim, tanaman tahunan,

ternak, atau ikan yang dipelihara di sawah melalui pola penanaman yang tepat dan sesuai.

Sistem tersebut sudah tidak asing lagi bagi kita karena sudah lama dikenal oleh petani secara

tradisional di Indonesia.Pada lahan kering, tegalan, dan pekarangan diusahakan pertumbuhan

tanaman dan pola tanam yang sesuai pada suatu lahan merupakan interaksi antara tanah,

iklim, tanaman dan pengelolaannya. Setiap jenis tanaman akan tumbuh dengan baik apabila

kebutuhan minimal terhadap faktor-faktor yang diperlukan terpenuhi. Sedangkan hasil yang

diperoleh akan menguntungkan bilamana susunan faktor-faktor yang diperlukan tersedia

secara optimal.

Berbagai terobosan dalam teknologi pertanian telah ditemukan oleh ahli agronomi dan

telah dilakukan oleh petani untuk melipatgandakan hasil pertanian tanpa merusak kesuburan

tanah, kelestarian air, serta dengan biaya produksi yang sangat rendah.Salah satu di antaranya

adalah pemanfaatan lahan dengan berbagai jenis tanaman per satuan luas dalam jangka waktu

tertentu.Sistem ini dikenalmultiple cropping sebagai dimensi ketiga dalam upaya peningkatan

produksi pertanian.Aneka macam tanaman pangan, dan tanaman perkebunan yang

diusahakan oleh petani seperti kelapa, cengkeh, jambu mete dan sebagainya.

Pada lahan sawah yang beririgasi dalam musim hujan di samping ditanami padi, juga

petani sempat menanam palawija seperti jagung, kacang panjang dan sebagainya.Di atas

pematang atau gelengan sawah tersebut.Apalagi sawah sistem surjan dimana lahan pertanian

dapat dibagi dua secara berselingan yaitu lahan kering (guludan) dan lahan basah (tabukan).

Page 6: Tanam Ganda 1

Daerah persawahan yang memperoleh air pengairan sepanjang tahun dimungkinkan

untuk menanam padi secara terus menerus, kecuali ada masalah lain. Biasanya pada daerah

irigasi ini lahan yang dimiliki petani lebih sempit bila dibandingkan dengan lahan tanpa

irigasi.Berdasarkan kenyataan ini masih banyak petani yang mengusahakan padi sawah satu

kali dalam setahun dengan lahan yang begitu sempit sehingga hasilnya tidak cukup untuk

kebutuhan keluarganya.Mereka membiarkan tanahnya kosong setelah panen padi walaupun

masih ada kemungkinan untuk mengusahakan satu kali pertanaman lagi, terutama jenis-jenis

tanaman yang berumur pendek.

Petani dengan tanah garapan yang terbatas mengusahakannya secara efisien mungkin

untuk mencukupi keperluan hidup keluarganya sehari-hari. Dengan demikian usaha

mempertinggi produksi pertanian persatuan luas sambil menjaga kesuburan tanah dan

kelestarian air, tentu akan menjadi sangat penting dan besar artinya bagi kesejahteraan petani.

Telah diketahui bahwa peningkatan produktivitas satuan luas lahan dapat dilakukan dengan

perbaikann kinetika tanaman, peningkatan pemakaian pupuk, teknik pengendalian hama

penyakit yang baik, pengelolaan dan pengolahan tanah yang baik serta pengelolaan dan

pemanfaatan air irigasi (Richard et al, 1984).

Dalam usaha meningkatkan produksi pertanian per satuan luas persatuan waktu maka

daya guna tanah, air, sinar matahari dan waktu perlu ditingkatkan.Melalui upaya ini kita

dapat memperpendek saat kosong (bera) sebidang lahan. Dengan kata lain mengusahakan

sejauh mungkin adanya pertanaman pada sebidang lahan sepanjang tahun. Upaya seperti

tersebut sebenarnya telah dilakukan oleh petani yang memiliki tanah garapan sempit

meskipun belum diusahakan secara intensif.

2.3.  Manfaat penerapan sistem multiple cropping

Dalam melaksanakan sistem multiple cropping akan diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Mencegah tibanya masa paceklik karena volume dan frekuensi panen bertambah.

2. Mengurangi pengangguran musiman. Dalam hal ini tenaga kerja dapat diatur dengan

baik sehingga dapat mencegah pengangguran sepanjang tahun.     

3. Memperbaiki taraf hidup petani karena dengan sistem multiple croppingpendapatan

petani meningkat, mengurangi resiko kegagalan panen dan memperbaiki

keanekaragaman pangan serta nilai gizi makanan masyarakat.

Page 7: Tanam Ganda 1

4. Bila dilakukan secara intensif dan sistematis akan dapat menekan biaya produksi dan

dapat mempertahankan produktifitas tanah yang cukup tinggi.

5. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit, tumbuhan penganggu atau

mempertahankan stabilitas biologis.

6. Dengan penerapan multiple cropping baik dan tepat akan dapat memberikan solusi

bagi masalah kekurangan pangan umat manusia di daerah rawan dan juga efisien

dalam hal penggunaan sumber daya tanah, air, cahaya dan modal lebih ditingkatkan.

7. Pengendalian erosi dengan penutup tanah karena permukan tanah dapat tertutup

sepanjang tahun. Erosi dan pencucian unsur hara juga dapat diminimalkan dengan

menggilir tanaman legum dan non-legum.

8. Merupakan upaya mempertahankan kesuburan tanah dengan penggunaan pupuk hijau

terutama tanaman yang dapat mengfiksasi nitrogen dari udara.

Adapun tanaman yang menjadi alternatif pilihan dalam sistem multiple croppingharus

memenuhi syarat-syarat antara lain :

Harus dapat menambah atau mempertahankan keseburan tanah.

Komplementer dan suplementer satu dengan yang lainnya baik dalam hal unsur hara

maupun sinar matahari.

Nilai ekonomisnya tinggi, laku dipasaran serta mempunyai nilai kompetitif yang

tinggi. Disamping itu juga jenis tanaman yang dibutuhkan masayarakat pada setiap

saat.

Dapat menggunakan tenaga kerja yang efisien.

Diharapkan jenis tanaman yang tidak merugikan tanamanlebih baik ditinjau dari

aspek morfologi maupun fisiologi.

Untuk lebih meyakinkan dalam upaya peningkatan pendapatan oleh adanya penerapan

sistem multiple cropping dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 8: Tanam Ganda 1

Sistem Pertanaman Pendapatan

Bersih

($U.S/ha)

Peningkatan pendapatan

dari penanaman padi

secara monokuler

($U.S/ha) 

Peningkatan

pendapatan

Padi monokultur

Kacang tanah-padi

Jagung manis-padi

Jagung pulut-padi-k.ijo

Ubi jalar-padi-k.tanah

325

631

1869

1487

1369

0

306

1544

1162

1044

0

94

475

357

321

Sumber : Departemen of Agriculture Thailand (1991)

Page 9: Tanam Ganda 1

BABIII

PEMBAHASAN

3.1 Kondisi pertanaman lahan Pak Dana

Pak Dana memiliki lahan sawah dengan luas +- 520 tumbak (7280 m2 ) dengan

produktivitas 2 – 3 ton. Hasil panen biasanya langsung didistribusikan ke penggilingan di

daerah Cikutra.Sistem irigasi yang digunakan di lahan sawah ini merupakan irigasi semi-

teknis.Saluran irigasi yang merupakan bantuan dari Dinas Pertanian ini terbuat dari beton

sehingga sudah permanen namun pada sistem pengairannya belum terdapat sistem buka tutup

air yang dijadwalkan sehingga pembagian air masih belum efektif.Budidaya padi sawah

dilakukan sepanjang tahun dengan tiga kali musim tanam. Pada bulan ke 11 biasanya Pak

Dana juga mencoba membudidayakan padi Gogo walaupun menurut pengalaman beliau

kurang menguntungkan.

Dalam membudidayakan padi, tentu saja akan ada organisme tanaman yang

menyerang. OPT yang menyerang tanaman padi Pak Dana adalah tikus, wereng dan belalang.

Namun berdasarkan informasi yang didapatkan, belum pernah terjadi ledakan hama maupun

penyakit. Tindakan pengendalian masih menggunakan pestisida dengan merek dagang Decis

dan digunakan bila sudah melebihi ambang batas.

3.2 Analisis budidaya

Dalam proses kegiatan budidaya padinya, Pak Dana sepertinya kurang tepat dalam

melakukan pemupukannya, bila meninjau dari nilai produktivitas padi yang dituturkan oleh

beliau. Budidaya padi yang dilakukan oleh Pak Dana hanya memiliki produktivitas 2-3 ton

dari luasan lahan ± 520 tumbak atau setara dengan 7280 m2. Selain dari segi pemupukannya

yang kemungkinan kurang tepat, hal ini juga dapat disebabkan oleh kurang tercukupinya

kebutuhan padi akan air, sehingga dapat menghambat pertumbuhannya.

Di dalam salah satu sumber, disebutkan bahwa kebutuhan air pada budidaya tanaman

padi secara umum dipengaruhi oleh topografi, jenis tanah, periode pertumbuhan, dan praktik

Page 10: Tanam Ganda 1

budidaya.Menurut Yoshida (1981) tanaman padi membutuhkan air sebanyak 180-300

mm/bulan agar dapat berproduksi dengan baik. Lebih lanjut Bouman (2009) menambahkan

bahwa untuk menghasilkan 1 kg gabah, tanaman padi membutuhkan 2 500 liter air yang

berasal dari hujan atau irigas

Kebutuhan air tanaman padi dibedakan berdasarkan tahap pertumbuhan yang

berbeda.Dalam praktik pengelolaan air, tahap pertumbuhan padi dibagimenjadi tahap

perkecambahan, pertumbuhan vegetatif, reproduktif, dan tahap pemasakan.Pada tahap

perkecambahan, air yang dibutuhkan sedikit.Pada tahap pertumbuhan vegetatif kelebihan air

dapat menghambat pertumbuhan akar.Pada tahap reproduktif padi membutuhkan air dalam

jumlah banyak sedangkan pada tahap pemasakan padi membutuhkan air dalam jumlah yang

sangat sedikit (De Datta, 1981).

Selain itu juga, kebutuhan pupuk yang sesuai untuk budidaya tanaman padi sebaiknya

adalah sebagai berikut :

Gambar 1.Pemupukan pada stadia awal pertumbuhan (0-14 HST)

Page 11: Tanam Ganda 1

Pola tanam yang dilakukan oleh Pak Dana meang tidak salah, tetapi lebih baik lagi

bila Pak Dana menerapkan system pertanaman ganda (multiple cropping).Dari salah satu

sumber, disebutkan bahwa dengan system multiple cropping, khususnya pola tumpang sari

padi sawah di lahan lebih baik dan dianjurkan untuk melalukan sortasi dengan jagung, sebab

dari beberapa hasil literature, pola tanam rotasi padi sawah dengan jagung memberikan nilai

hasil produktivitas yang tinggi baik pada jagung maupun padi sawah.Tetapi bila pola tanam

ini ingin diterapkan oleh Pak Dana, maka harus merubah pola penanaman padi sawahnya,

yang awalnya dalam setahun melakukan tiga kali musim tanam, maka menjadi dua kali

musim tanam padi sawah dan satu kali musim tanam jagung dalam kurun waktu setahun.

Gambar 2. Pemupukan N susulan

Page 12: Tanam Ganda 1

3.3. Penerapan Multiple Cropping

Menurut Departemen Pertanian Thailand pada tahun 2001 menyatakan bahwa

pertanaman multiple cropping antara padi dengan jagung manis memberikan produktivitas

yang tertinggi yaitu sebesar 1868 US$/ha. Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan dari

Departemen Pertanian Thailand kami menyarankan penanaman multiple cropping di lahan

Pak Dana dengan penanaman padi dengan jagung manis. Pola tanam yang disaranbkan di

lahan sawah tadah hujan adalah satu kali tanam padi dan dilanjutkan dengan penanaman

jagung. Untuk padi pada bulan 10 - 12 dilakukan pengolahan tanah, bulan 1 - 3 tanam, dan

panen pada bulan 4 - 7. Untuk komoditas jagung setelah padi yaitu pada bulan 7 - 8 kegiatan

pengolahan tanah dan tanam dan panen pada bulan 8 - 10. Keadaan ini sangat tergantung

pada curah hujan.

Sistem budidaya untuk padi sama dengan yang telah kami bahas sebelumnya. Untuk

budidaya jagung manis kami menyarankan system budidaya sebagai berikut:

Pengolahan Lahan

Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, kemudian dicangkul dan diolah

dengan bajak. Tanah yang akan ditanami di-cangkul sedalam 15-20 cm, kemudian dirata-

kan., tanah dikapur (dosis 1 ton/ha)

Tanam dan Cara Tanam

Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang diisi 1-2 butir benih. Jarak

tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam

semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanam-nya 40

cm x 100 cm (2 tanaman/lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tan-amnya 25 cm

x 75 cm (1 tanaman/lubang).

Penyulaman

Tanaman yang tumbuhnya kurang baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam

tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung dilakukan, karena akan

melu-kai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk

Page 13: Tanam Ganda 1

mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (HST). Jumlah

dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih

muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu. Penyiangan jangan sampai mengganggu

perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat menceng-keram tanah

maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi

batang agar tanaman tidak mudah re-bah dan menutup akar yang bermunculan di atas

permukaan tanah karena adanya aerasi yang dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu,

bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman

diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan

terbentuk guludan yang memanjang.

Pemeliharaan

Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah

lembab, yang bertujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Menjelang tanaman ber-bunga, air

yang diperlukan lebih besar se-hingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan

tanaman jagung.

Page 14: Tanam Ganda 1

Tabel dibawah ini menunjukan hasil pendapatan usahatani multiple cropping padi dan

jagung manis di sebuah daerah di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru Kalimantan

Selatan. Tabel tersebut menunjukan bahwa multiple cropping padi dan jagung manis layak

diusahakan ini terlihat dari usahatani padi mengun-tungkan yaitu pendapatannya mencapai

Rp 5.500.000,- dengan total biaya (saprodi dan tenaga kerja) sebesar Rp 5.300.000,-

(Soekartawi, 1995).

Demikian juga dengan jagung manis dalam satu hektar pendapatannya mencapai Rp

12.600.000,- dengan total biaya Rp 7.400.000,- dengan nilai juga layak untuk diusahakan.

Tabel. Analisis finansial usahatani padi dan jagung manis per hektar pada lahan tadah hujan di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru Kalimantan Selatan. 2010

Dengan demikian produktivitas padi dan jagung berpeluang untuk ditingkatkan

karena analisis usahataninya menguntungkan diusahakan. Produktivitas meningkat sekali-gus

menunjang tersedianya pangan nasional, yang sekarang sangat diperhatian pemerintah.

Usahatani tersebut layak diusahakan yang akan berimbas pada ketahanan pangan nasio-nal,

agar pangan selalu tersedia khususnya untuk Kalimantan Selatan.

Page 15: Tanam Ganda 1

DAFTAR PUSTAKA

Hasanudin, 2013. Multiple Cropping dan Aplikasinya. http://hasanagroteknos09.blogspot.com/. Diakses 17 November 2013

Subarna, Ade dan Ridwan. 2009. Polatanaman padi dan jagung pada lahan sawah tadah hujan.Diakses melalui http://sumbar.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=132:pola-tanaman-padi-dan-jagung-pada-lahan-sawah-tadah-hujan&catid=40:tanaman-pangan&Itemid=196 pada 17 November 2013

Zuraida, Rismarini. 2010. Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) BPTP, Kalimantan Selatan