AgroinovasI Varietas Unggul Ubikayu untuk Bahan Pangan Dan ... · PDF fileTetapi untuk...
Transcript of AgroinovasI Varietas Unggul Ubikayu untuk Bahan Pangan Dan ... · PDF fileTetapi untuk...
Edisi 29 Juni - 5 Juli 2011 No.3412 Tahun XLI
6 AgroinovasI
Badan Litbang Pertanian
Ubikayu dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan, pakan maupun bahan dasar
berbagai industri. Oleh karena itu pemilihan varietas ubikayu harus disesuaikan untuk
peruntukannya. Di antara komponen teknologi produksi, varietas unggul mempunyai
peran penting serta strategis, mengingat varietas unggul terkait dengan potensi
hasil per satuan luas, kualitas produk yang menentukan preferensi pengguna, serta
potensial mudah diadopsi petani apabila bibitnya tersedia.
Varietas unggul merupakan komponen teknologi essensial dalam upaya untuk
meningkatkan produktivitas tanaman. Dalam makalah ini disampaikan ketersediaan
varietas-varietas unggul ubikayu untuk bahan pangan dan bahan baku industri.
Varietas Unggul Ubikayu Untuk Bahan Pangan
Ubikayu dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan, pakan maupun bahan dasar
berbagai industri. Oleh karena itu pemilihan varietas ubikayu harus disesuaikan untuk
peruntukannya. Di daerah di mana ubikayu dikonsumsi secara langsung untuk bahan
pangan diperlukan varietas ubikayu yang rasanya enak dan pulen dan kandungan HCN
rendah. Berdasarkan kandungan HCN ubikayu dibedakan menjadi ubikayu manis/
tidak pahit, dengan kandungan HCN < 40 mg/kg umbi segar, dan ubikayu pahit dengan
kadar HCN ≥ 50 mg/kg umbi segar. Kandungan HCN yang tinggi dapat menyebabkan
keracunan bagi manusia maupun hewan, sehingga tidak dianjurkan untuk konsumsi
segar. Untuk bahan tape (peuyem) para pengrajin suka umbi ubikayu yang tidak pahit,
rasanya enak dan daging umbi berwarna kekuningan seperti varietas lokal Krentil,
Mentega, atau Adira-1. Tetapi untuk industri pangan yang berbasis tepung atau pati
ubikayu, diperlukan ubikayu yang umbinya berwarna putih dan mempunyai kadar
bahan kering dan pati yang tinggi. Untuk keperluan industri tepung tapioka, umbi
dengan kadar HCN tinggi tidak menjadi masalah karena bahan racun tersebut akan
hilang selama pemrosesan menjadi tepung dan pati, misalnya UJ-3, UJ-5, MLG-4,
MLG-6 atau Adira-4.
Hingga tahun 2009, Departemen Pertanian secara resmi baru melepas 10 varietas
unggul dan lima di antaranya sesuai untuk pangan.
Varietas Unggul Ubikayu untuk Bahan Pangan Dan Bahan Industri
Tabel Varietas unggul ubikayu yang sesuai untuk pangan beserta karakteristiknya
Varietas
Tahun Karakteristik
DilepasUmur (bln)
Hasil umbi (t/ha)
Kadar pati (% bb)
Kadar HCN (mg/kg)
Keterangan
Adira 1 1978 7-10 22 45* 27,5
- Tidak pahit- Sesuai untuk pangan- Agak tahan tungau merah (Tetranichus bimaculatus)
- Tahan bakteri hawar daun, penyakit layu Pseudomonas solanacearum, dan Xanthomonas manihotis
7AgroinovasI
Edisi 29 Juni - 5 Juli 2011 No.3412 Tahun XLIBadan Litbang Pertanian
Malang 1 1992 9-10 36,5 32-36* < 40,0 - Tidak pahit- Sesuai untuk pangan- Toleran tungau merah (Tetranichus bimaculatus)
- Toleran bercak daun (Cercospora sp.)
-Adaptasi cukup luas
Malang 2 1992 8-10 31,5 32-36* < 40,0 - Tidak pahit- Sesuai untuk pangan- Agak peka tungau merah (Tetranichus bimaculatus)
- Toleran penyakit bercak daun (Cercospora sp.)
Darul Hidayah
1998 8-12 102,1 25-31 < 40,0 - Tidak pahit- Sesuai untuk pangan - Agak peka tungau merah (Tetranichus sp.)
- Agak peka busuk jamur (Fusarium sp.)
Tabel Varietas unggul ubikayu yang sesuai untuk bahan baku industri beserta karakteristiknya
Varietas Tahun Karakteristik
Dilepas Umur
(bln)
Hasil umbi
(t/ha)
Kadar pati
(% bb)
Kadar
HCN
(mg/kg)
Keterangan
Adira 2 1978 8-12 22 41* 124,0 - Pahit- Sesuai untuk bahan baku industri- Cukup tahan tungau merah (Tetranichus bimaculatus)
- Tahan penyakit layu Pseudomonas solanacearum
Adira 4 1978 10 35 20-22 68,0 - Pahit- Sesuai untuk bahan baku industri- Cukup tahan tungau merah (Tetranichus bimaculatus)
- Tahan terhadap Pseudomonas solanacearum dan Xanthomonas manihotis
UJ-3 2000 8-10 20-35 20-27 > 100,0 - Pahit- Sesuai untuk bahan baku industri- Agak tahan bakteri hawar daun (Cassava Bacterial Blight)
UJ-5 2000 9-10 25-38 19-30 > 100,0 - Pahit- Sesuai untuk bahan baku industriAgak tahan CBB (Cassava Bacterial Blight)
Malang 4 2001 9 39,7 25-32 > 100,0 - Pahit- Sesuai untuk bahan baku industri- Agak tahan tungau merah (Tetranichus sp.)
-Adaptif terhadap hara sub-optimal
8
Edisi 29 Juni - 5 Juli 2011 No.3412 Tahun XLI
AgroinovasI
Badan Litbang Pertanian
Malang 6 2001 9 36,4 25-32 > 100,0 - Pahit- Sesuai untuk bahan baku industri- Agak tahan tungau merah (Tetranichus sp.)
-Adaptif terhadap hara sub-optimal
Selain peruntukannya, pemilihan dan penerimaan suatu varietas ubikayu oleh
petani dan pengguna lainnya juga ditentukan oleh umur tanaman, keragaan dan sifat
ketahanannya terhadap gangguan hama dan penyakit tanaman. Pada umumnya petani
sangat fanatik terhadap varietas lama maupun unggul lokal yang telah dikenal luas
oleh masyarakat luas sehingga pasarnya jelas.
Varietas unggul ubikayu untuk bahan baku INDUSTRIDari produk antara berupa tepung dan pati ubikayu dapat dikembangkan berbagai
produk industri baik melalui proses dehidrasi, hidrolisis, maupun fermentasi. Sebagai
bahan baku industri, jenis ubikayu yang memiliki potensi hasil tinggi, kadar bahan
kering dan kadar pati tinggi, dianggap paling sesuai untuk bahan baku industri.
Beberapa varietas unggul yang telah dilepas Pemerintah dan sesuai untuk bahan baku
industri antara lain: Varietas Adhira-4, MLG-6, UJ-3, UJ-5, MLG-4 yang telah banyak
ditanam petani di propinsi Jawa Timur dan Lampung (Tabel 2).
Secara umum, jenis ubikayu yang memiliki potensi hasil dan kadar pati tinggi,
dianggap paling sesuai untuk bahan baku industri. Sebagai bahan baku industri, kadar
HCN yang tinggi tidak menjadi masalah karena sebagian besar HCN akan hilang pada
proses pencucian, pemanasan maupun pengeringan.
Sifat fisik, seperti ukuran granula pati dan sifat kimia lainnya, seperti kadar
amilosa/amilopektin yang berperan dalam proses gelatinisasi dan sifat amilografi,
yang meliputi suhu dan waktu gelatinisasi serta viskositas puncak, belum banyak
diteliti dalam kaitannya dengan produksi bioetanol. Pati dengan ukuran granula kecil
dilaporkan memiliki daya serap air yang lebih baik dan lebih mudah dicerna oleh
enzim. Sementara rendemen glukosa yang dihasilkan, dipengaruhi oleh tinggi dan
panjang rantai amilosa. Semakin panjang rantai amilosa akan dihasilkan rendemen
gula yang semakin tinggi karena diduga berkaitan dengan kemudahan enzim
α-amilase untuk memecah ikatan lurus 1,4 α glikosidik dibanding ikatan cabang 1,6
α glikosidik pada amilopektin. Pati dengan kadar amilosa tinggi lebih sesuai karena
proporsi partikel pati tidak larutnya (insoluble starch particles) lebih rendah sehingga
relatif lebih mudah dihidrolisis baik dengan asam maupun enzim. Oleh karena itu
selain kadar pati, kadar gula total juga menentukan kesesuaiannya sebagai bahan baku
etanol.
Kadar amilosa tertinggi diperoleh pada varietas UJ-5 dan terendah pada klon CMM
99023-12. Pati dengan kadar amilosa tinggi lebih sesuai untuk pembentukan glukosa
karena proporsi partikel pati tidak larut (insoluble starch particles), yakni amilopektin
lebih rendah sehingga relatif lebih mudah dihidrolisis baik dengan asam maupun
enzim.
9
Edisi 29 Juni - 5 Juli 2011 No.3412 Tahun XLI
AgroinovasI
Badan Litbang Pertanian
Gambar 1. a,b. Varietas UJ-5 dan Malang 6 yang sesuai untuk bahan baku industri,
c, d. Panen ubikayu untuk bahan baku industri
Gambar 2. Beberapa produk pangan berbahan ubikayu