AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL...

18
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XIII PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Transcript of AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL...

Page 1: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

BAB XIII

PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

Page 2: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

1

BAB XIII. PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN PERKEBUNAN

1.1 Kompetensi Inti: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan kognitif berdasarkan rasa ingin tahunya ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam bidang kerja agribisnis tanaman perkebunan

1.2 Kompetensi Dasar: 1. Melaksanakan pemanenan tanaman perkebunan

2. Melaksanakan pasca panen tanaman perkebunan

1.3 Uraian Materi

Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi

merupakan awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukan persiapan untuk

penyimpanan dan pemasaran.

Pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan

pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan konsumen.

Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi baik dan

sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan.

Penanganan pasca panen pada komoditas perkebunan yang ditanam dalam skala

luas seperti kakao, kopi, teh, tembakau dan lain-lain, sering disebut pengolahan primer,

bertujuan menyiapkan hasil tanaman untuk industri pengolahan, perlakuannya bisa

berupa pelayuan, penjemuran, pengupasan, pencucian, fermentasi dan lain-lain.

A. Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawit

Pelaksanaan panen adalah prioritas yang sangat tinggi pada suatu perkebunan. Hal

ini penting karena kehilangan atau kerusakan buah akan berpengaruh secara langsung

terhadap pendapatan. Pelaksanaan panen yang teratur dan bersih meng-hasilkan

minyak dan kernel dengan fraksi yang besar, serta menjaga mutu dengan tingkat asam

lemak bebas (ALB) yang rendah. Jadi secara umum pengelolaan panen adalah bagaimana

menentukan waktu panen yang tepat untuk mendapatkan kandung-an minyak yang tinggi

dengan kadar ALB yang rendah sesuai dengan standar yaitu < 3,5%.

Page 3: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

2

Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik.

Untuk mengetahui apakah suatu areal tertentu sudah mencapai produksi optimum atau

belum diperlukan data pembanding dari suatu areal/blok yang dipeli-hara secara

opttimal. Sistem ini kenal dengan istilah Praktik manajemen terbaik (PMT) yang akan

memberikan data produksi dari blok tanaman yang dipelihara secara optimal.

1) Kriteria Matang Panen

Kriteria matang panen ditentukan dengan melihat perubahan warna dan buah

yang membrondol dari tandan. Proses perubahan warna pada tandan buah adalah dari

kehitaman/ungu menjadi orange. Kriteria berdasarkan buah yang membrondol adalah 2

brondolan/kg tandan untuk tandan buah yang beratnya > 10 kg, dan 1 brondolan/kg

tandan untuk tandan buah yang beratnya < 10 kg.

Mutu buah panen ditentukan berdasarkan fraksi matang panen yang terdiri atas 7

kelas (Tabel 25). Fraksi panen ini sangat penting untuk menilai rendemen minyak dan

kadar asam lemak bebas (ALB). Semakin tinggi fraksi matang panen rendemen minyak

semakin tinggi, tetapi mutu minyak semakin jelek karena naiknya kadar ALB yang tinggi.

Hubungan antara fraksi, rendemen, dan mutu minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 1. Fraksi matang panen pada tanaman kelapa sawit

Fraksi panen

Kreteria matang buah Derajat kematangan

00 Tidak ada buah membrondol, buah berwarna hitam pekat

Sangat mentah

0 1—12,5% buah luar membrondol, buah berwarna hitam kemerahan

Mentah

1 12,5—25% buah luar membrondol, buah berwarna kemerahan

Kurang matang

2 25—50% buah luar membrondol, buah berwarna merah mengkilat

Matang

3 50—75% buah luar membrondol, buah berwarna orange

Matang

4 75—100% buah luar membrondol, buah berwarna dominan orange

Lewat matang

5 Buah bagian dalam ikut membrondol Lewat matang

Page 4: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

3

Tabel 2. Hubungan fraksi matang panen, rendemen minyak, dan ALB

Fraksi matang panen Rendemen minyak Kadar ALB

0 16,0 1,6

1 21,4 1,7

2 22,1 1,8 3 22,2 2,1

4 22,2 2,6

5 22,9 3,8

2) Pelaksanaan Panen

Pemotongan buah merupakan kegiatan utama di perkebunan kelapa sawit karena

langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak

(Crude palm oil=CPO) dan inti kelapa sawit (kernel) atau minyak kernel (Palm kernel

oil=PKO). Dengan demikian pengelolaan panen meliputi pengambilan buah dari pokok

pada tingkat kematangan yang sesuai dan mengantarkannya ke pabrik sebanyak-

banyaknya dengan cara dan waktu yang tepat (rotasi dan transport) tanpa menimbulkan

kerusakan pada tanaman.

Dalam kegiatan panen untuk mencapai hasil yang optimal seperti yang telah

dikemukakan di atas, maka perlu dijelaskan tentang beberapa kegiatan, yaitu persiapan

panen, kreteria matang panen, rotasi panen, sistem panen, dan sarana panen.

a. Persiapan panen

Persiapan panen yang akurat akan memperlancar pelaksanaan panen sehingga

dapat menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin.

Persiapan panen meliputi kebutuhan tenaga kerja, peralatan, pengangkutan, dan

kerapatan panen, serta sarana panen. Persiapan tenaga meliputi jumlah tenaga kerja dan

ketrampilannya. Kebutuhan tenaga kerja bergantung pada keadaan topografi, kerapatan

panen dan umur tanaman.

Secara umum tenaga panen berkisar antara 0,08—0,09 HK/ha. Kebutuhan alat

pengangkut disesuaikan dengan produksi dan jarak tempuh dari kebun ke pabrik.

Page 5: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

4

Peralatan panen yang digunakan adalah chisel (dodos), kampak, dan egrek. Sara panen

meliputi jalan panen/jalan pikul, tangga panen, dan TPH.

Sarana panen, seperti jalan pikul dibuat setiap dua barisan tanaman dengan lebar

1 m, sedangkan TPH dibuat secra bertahap. Pada tahap awal dibuat satu TPH untuk 3

jalan pikul (6 baris tanaman), kemudian satu TPH untuk 2 jalan pikul, dan satu TPH untuk

setiap jalan pikul. Ukuran TPH 3 m x 2 m.

Rotasi panen adalah lamanya waktu yang diperlukan antara panen dengan panen

berikutnya pada ancak panen yang sama. Rotasi panen yang sesuai dengan

perkembangan buah adalah 7 hari. Secara umum panen tandan buah kelapa sawit

dilakukan 5 hari seminggu (Senen s/d Jumat) disebut sistim panen 5/7. Rotasi panen

tergantung kerapatan buah dan kapasitas pemanen sehingga apabila produksi tinggi hari

panen ditambah

b.Sistem ancak panen

Penentuan sistim ancak panen bergantung pada keadaan topografi lahan dan

ketersedian tenaga kerja. Sistem ancak panen terdiri atas dua sistim yaitu ancak tetap

dan ancak giring.

Sistem ancak tetap adalah setiap pemanen diberi ancak panen yang sama dengan

luasan tertentu dan harus selesai pada hari tertentu. Kelebihan sistim ini buah matang

tidak tertinggal di pohon dan brondolan dikutip kerena pemanen bertanggung jawab

terhadap ancaknya dan mudah dikontrol kualitasnya. Sedangkan kelemahannya adalah

buah terlambat sampai di TPH sehingga akan terlambat juga sampai di pabrik

Sistem ancak giring adalah setiap pemanen diberi ancak per baris tanaman dan

digiring bersama-sama. Kelebihan sistim ini pelaksanaan panen lebih cepat dan buah

cepat sampai di TPH sehingga buah cepat sampai di pabrik. Sedangkan kekurangan sistim

ini adalah pemanen akan memilih buah yang mudah dipanen sehingga ada buah dan

brondolan yang tertingga, pemanen memotong buah tanpa memotong pelepah, dan

pengontrolan kualitas lebih sulit.

Saat pemanenan, nomor ancak (pancang panen) harus selalu terpasang di jalan

pikul (pasar tikus) yang akan diancaknya. Hal ini perlu untuk memudahkan pengontrolan

oleh asisten, mandor-I, maupun mandor panen. Pemotongan buah biasanya diikuti

Page 6: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

5

pemotongan pelepah di bawah tandan buah , yaitu untuk tanaman tua dibolehkan

memotong semua pelepah yang menyangga tandan buah, tetapi pada tanaman muda

pemotongan buah harus dilakukan tanpa pemotongan pelepah.

c. Kerapatan panen

Kerapatan panen adalah jumlah pohon yang dapat dipanen (jumlah tandan

matang panen) dari suatu luasan tertentu. Angka kerapatan panen (AKP) dipakai untuk

memprediksi produksi, kebutuhan tenaga panen, kebutuhan truk, dan pengolahan TBS

pada esok harinya. Kegunaan perhitungan kerapatan panen adalah untuk memprediksi

produksi tanaman, menetapkan angka kerapatan panen (AKP), dan jumlah pemanen.

Perhitungan perkiraan produksi (P) adalah hasil perkalian antara jumlah pohon

(JP), AKP (tandan) dan rerata berat tandan (RBT) atau

P = AKP x RBT x JP,

dimana:

AKP = jumlah tandan matang panen : jumlah pohon yang

diamati

Jumlah pemanen = perkiraan produksi : prestasi pemanen.

Sistem perhitungan kerapatan panen terdiri atas 2 yaitu:

Sistem terpusat yakni pohon contoh ditetapkan pada dua baris tanaman di tengah

blok, baris tanaman di pinggir jalan atau batas blok tidak dipakai.

Sistem menyebar yakni pohon contoh ditetapkan secara sistematis dengan selang

baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon yang akan diamati.

d. Cara panen

Tugas pemanen adalah mengamati buah matang panen di pohon, memotong

tandan buah matang panen, dan mengutip brondolan serta membawa TBS ke TPH.

Tandan buah dipotong tandas (mepet) dengan menggunakan chisel (untuk umur tanaman

yang akan dipanen 3—5 tahun), kampak (6—8 tahun), atau egrek (>8 tahun). Alat-alat

panen dapat dilihat pada Gambar 48. Tangkai bekas potongan pada TBS dibuang dengan

membentuk potongan seperti huruf V, sehingga tidak ada tangkai tandan yang terbawa

ke pabrik.

Page 7: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

6

Jika jumlah pelepah kurang dari standar pelepah yang harus dipertahankan tidak

dilakukan pemotongan pelepah, tetapi jika jumlah pelepah lebih dari standar (48—56)

pelepah yang menyangga buah tersebut di potong. Pelepah yang ditunas dipoptong

menjadi 2—3 bagian dan diletakkan di gawangan mati. Buah diangkut ke TPH dan

disusun membentuk baris (5—10/baris) dengan tangkai menghadap ke atas, serta diberi

tanda kode pemanen.pada bekas potongan tangkai. Hindari perlukaan pada TBS sehingga

dapat meningkatkan kadar ALB. Secara umum persentase ALB setelah dipotong 0,2—

0,7% dan setelah jatuh ke tanah dapat meningkat menjadi 0,9—1,0% setiap 24 jam.

Berondolan yang ada di piringan pohon dan ketiak pelepah dikutip dan diangkut ke TPH

dengan menggunakan karung. Brondolan ditumpuk di sebelah tumpukan tandan dan

diberi alas . Tandan dan brondolan harus bersih dari pasir, sampah, tangkai tandan dan

kotoran lainnya. Tandan kosong jangan dibawa ke pabrik, tinggal kan di lapangan

(gawangan mati).

e. Kapasitas panen

Kapasitas panen bergantung pada produksi tanaman per hektar yang dihubung-kan

dengan umur tanaman (tinggi), topografi, kerapatan pohon, dan premi yang dise-diakan

serta musim panen (puncak/kecil). Berdasarkan umur dan produksi tanaman, maka dapat

diberikan standar kapasitas pemanen yang disebut basis borong (BB) atau prestasi normal

(PN). Secara umum basis borong dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kapasitas dan basis borong pemanen

Produksi TBS (ton/ha/thn) Kapasitas kerja/hari (kg/HK) BB /PN (kg)

<2,5 400 -

3,0-6,0 500 250 6,0-12,0 600 300

12,0-18,0 700 350

18,0-22,0 800 400 22,0-25,0 900 400

>25,0 900 450

f. Premi panen

Page 8: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

7

Pembuatan dan penetapan sistem premi panen harus didasarkan pada biaya panen

per kg TBS sesuai anggaran tahun berjalan dan sistem premi sebelumnya. Besaran premi

panen diusahakan tetap sesuai dengan anggaran, tetapi tetap menarik bagi pemanen.

Memberikan penghargaan berupa uang atas kelebihan prestasi kerjanya, dalam

bentuk harga TBS per kg dari TBS kelebihan BB yang disebut nilai prestasi mutu (NPM)

dan nilai premi kerajinan (NPK). Bagi pemanen yang prestasi kerjanya tidak memenuhi

standar diberi sangsi.

Pemeriksaaan hasil panen di lakukan di lapangan dan di TPH. Pemeriksaan di

lapangan meliputi : tandan matang tidak dipanen, tandan dipanen tidak dikumpul,

brondolan tertinggal di piringan pohon/jalan pikul, buah tertinggal di pelepah, tebasan

dan rumpukan pelepah. Pemeriksaan di TPH meliputi: tandan afkir, tandan mentah,

huruf V, susunan tandan, kebersihan tandan dan brondolan. Pemeriksaan mengguna-kan

sampel yang diambil pada setiap 2 jalan pikul per ancak panen, sedangkan pada TPH

diambil sampel sebanyak 10-20 tandan/pemanen. Pemeriksaan dilakukan oleh mandor

panen, mandor I, kerani, dan asisten.

Pencatatan jumlah tandan buah di TPH dilakukan bersama-sama dengan krani

panen dan mandor panen, kemudian dilaporkan kepada mandor I, selanjutnya kepada

asisten untuk permintaan pengangkutan kepada seksi transport. Pencatatan dan

pelaporan meliputi jumlah tandan/TPH, TPH (jumlah dan nomor), dan nomor blok,

sehingga dapat diketahui kebutuhan truk.

Buah diangkut ke pabrik ,diperiksa dan ditimbang. Hasilnya dilaporkan ke afdeling

bersangkutan. Buah yang telah dipanen harus terangkut ke pabrik pada hari itu juga

(jangan meninggalkan buah di kebun).

B. Panen dan Pasca Panen Karet

Penyadapan merupakan salah satu kegiatan pokok dari pengusahaan tanaman

karet. Tujuannya adalah membuka pembuluh lateks pada kulit pohon agar lateks

cepat mengalir. Kecepatan aliran lateks akan berkurang bila takaran cairan lateks pada

kulit berkurang.

Kulit karet dengan tinggi 260 cm dari permukaan tanah merupakan modal

petani karet untuk memperoleh pendapatan selama kurun waktu sekitar 30 tahun.

Page 9: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

8

Oleh sebab itu, penyadapan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak kulit

tersebut. Jika terjadi kesalahan dalam penyadapan maka produksi lateks akan berkurang.

Untuk memperoleh hasil sadap yang baik, penyadapan harus mengikuti aturan

tertentu agar diperoleh produksi yang tinggi, menguntungkan, serta berkesinambungan

dengan tetap memperhati-kan faktor kesehatan tanaman. Beberapa aturan yang perlu

diper-hatikan dalam penyadapan adalah sebagai berikut:

1) Penentuan Matang Sadap

Sebelum dilakukan penyadapan harus diketahui kesiapan atau kematangan pohon

karet yang akan disadap. Cara menentukan kesiapan atau kematangannya adalah dengan

melihat umur dan mengukur lilit batangnya.

Kebun karet yang memiliki tingkat pertumbuhan normal siap disadap pada umur

lima tahun dengan masa produksi selama 25 - 35 tahun. Namun, hal ini dianggap tidak

tepat karena adanya faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman,

tetapi tidak tampak dan tidak bisa dikontrol oleh manusia. Seandainya memungkinkan,

pohon karet yang masih berumur di bawah lima tahun pun sudah bisa disadap. Akan

tetapi, hampir semua tanaman rata-rata bisa disadap di atas umur lima tahun.

Melihat kekurangan seperti yang diuraikan di atas maka penentuan matang

sadap dengan memperhatikan umur tanaman hanya dijadikan sebagai dasar,

bukan sebagai patokan mutlak. Artinya, umur menjadi dasar untuk melihat kematangan

pohon dengan cara lainnya, yaitu mengukur lilit batang.

Pengukuran lilit batang merupakan cara yang dianggap paling tepat untuk

menentukan matang sadap. Pohon karet siap sadap adalah pohon yang sudah memiliki

tinggi satu meter dari batas pertautan okulasi atau dari permukaan tanah untuk tanaman

asal biji dan memiliki lingkar batang atau lilit batang 45 cm. Kebun karet mulai disadap

bila 55% pohonnya sudah menunjukkan matang sadap. Jika belum mencapai 55% maka

sebaiknya penyadapan ditunda. Penyadapan yang dilakukan sebelum mencapai

persentase tersebut akan mengurangi produksi lateks dan akan mempengaruhi

pertumbuhan pohon karet.

Kebun yang dipelihara dengan baik biasanya memiliki 60 - 70% jumlah tanaman

berumur 5 - 6 tahun yang berlilit batang 45 cm.

Page 10: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

9

2) Pelaksanaan Penyadapan

Kulit karet yang akan disadap harus dibersihkan terlebih dahulu agar

pengotoran pada lateks dapat dicegah sedini mungkin. Dalam pelaksanaan penyadapan

ada hal- hal yang harus diperhatikan, yaitu ketebalan irisan, kedalaman irisan, waktu

pelaksanaan, dan pemulihan kulit bidang sadap.

a. Ketebalan irisan sadap

Lateks akan mengalir keluar jika kulit batang diiris. Aliran lateks ini semula cepat,

tetapi lambat laun akan menjadi lambat dan akhirnya berhenti sama sekali. Lateks

berhenti mengalir karena pembuluhnya tersumbat oleh lateks yang mengering. Jenis klon

berpengaruh pada cepat lambatnya penyumbatan pada pembuluh lateks. Untuk

mengalirkan lateks kembali, pembuluh lateks harus dibuka dengan cara mengiris kulit

pohon karet.

Pengirisan kulit tidak perlu tebal. Pemborosan dalam pengirisan kulit berarti akan

mempercepat habisnya kulit batang karet yang produktif sehingga masa produksinya

menjadi singkat.

Tebal irisan yang dianjurkan adalah 1,5 - 2 mm. Konsumsi kulit per bulan atau

pertahun ditentukan oleh rumus sadap yang digunakan. Contoh rumus sadap: S/2, d/2,

100%; S/l, d/4, 100%; atau S/2, d/3, 67%. Arti dari rumus tersebut adalah S/2 berarti

penyadapan setengah lingkaran batang pohon, d/2 artinya pohon disadap 2 hari sekaii,

dan 100% artinya intensitas sadapan. Bila disadap setiap 2 hari sekali maka kulit karet

yang terpakai 2,5 cm/bulan atau 10 cm/kuartal atau 30 cm/tahun. Jika disadap 3 hari

sekali maka kulit karet yang terpakai adalah 2 cm/bulan atau 8 cm/kuartal atau

24 cm/tahun.

Agar lebih mudah dikontrol maka pada bidang sadap atau kulit pohon karet

biasanya diberi tanda-tanda pembatas untuk melakukan pengirisan. Tanda-tanda ini

biasanya dibuat untuk konsumsi per kuartal atau per 2 bulan dengan jumlah tanda 2 -

3 buah.

b. Kedalaman irisan sadap

Jika tebal irisan berpengaruh pada banyaknya kulit yang dikonsumsi pada saat

penyadapan maka tebalnya irisan sangat berpengaruh pada jumlah berkas pembuluh

Page 11: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

10

lateks yang terpotong. Semakin dalam irisannya, semakin banyak berkas pembuluh lateks

yang terpotong. Ketebalan kulit hingga 7 mm dari lapisan kambium memiliki pembuluh

lateks terbanyak. Oleh sebab itu, sebaiknya penyadapan dilakukan sedalam mungkin,

tetapi jangan sampai menyentuh lapisan kambiumnya.

Kedalaman irisan yang dianjurkan adalah 1 - 1,5 mm dari lapisan kambium. Bagian ini

harus disisakan untuk menutupi lapisan kambium. Jika dalam penyadapan lapisan

kam

Page 12: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

11

Pemulihan kulit pada bidang sadap perlu diperhatikan. Salah dalam penentuan

rumus sadap dan penyadapan yang terlalu tebal atau dalam akan menyebabkan

pemulihan kulit bidang sadap tidak normal. Hal ini akan berpengaruh pada produksi

ataupun kesehatan tanaman. Bila semua kegiatan pendahuluan dilakukan dengan baik

dan memenuhi syarat maka kulit akan pulih setelah enam tahun. Dalam praktik, kulit

pulihan bisa disadap kembali setelah sembilan tahun untuk kulit pulihan pertama dan

setelah delapan tahun untuk kulit pulihan kedua. Penentuan layak tidaknya kulit pulihan

untuk disadap kembali ditentukan oleh tebal kulit pulihan, minimum sudah mencapai 7

mm.

3) Frekuensi dan Intensitas Sadapan

Frekuensi sadapan merupakan selang waktu penyadapan dengan satuan waktu

dalam hari (d), minggu (w), bulan (m), dan tahun (y). Satuan ini tergantung pada sistem

penyadapannya. Bila penyadapan dilakukan terus- menerus setiap hari maka penyadapan

tersebut ditandai dengan d/1. Sedangkan bila dilakukan dengan selang dua hari maka

waktunya ditandai dengan d/2, demikian seterusnya.

Pada sadapan berkala atau secara periodik, lamanya penyadapan ditandai dengan

bilangan yang dibagi, sedangkan lamanya putaran atau rotasi sampai kulit disadap

kembali ditandai dengan bilangan pembagi. Sebagai contoh : 3 w/9 berarti

disadap selama 3 minggu dalam waktu 9 minggu atau masa istirahatnya 6 minggu.

Pada sadapan yang berpindah tempat, kulit batang disadap pada dua bidang sadap

yang berbeda dengan cara bergantian menurut selang waktu tertentu.Tanda dari

sistem ini adalah perkalian dua faktor yang ditulis di antara tanda kurung. Kedua faktor

itu adalah jumlah bidang sadap yang terpakai dan nilai bagi dari lamanya penyadapan.

Sedangkan angka pembaginya adalah lamanya rotasi sadapan.

Perlu diperhatikan bahwa intensitas sadap 400%, disebut intensitas penyadapan

berat atau sadapan mati. Pohon yang baru saja disadap biasanya intensitas sadapnya

sebesar 67% dan baru bisa mencapai 100% pada tahun ketiga.

4) Sistem Eksploitasi

Sistem eksploitasi tanaman karet adalah sistem pengambilan lateks yang mengikuti

aturan-aturan tertentu dengan tujuan memperoleh produksi tinggi, secara ekonomis

Page 13: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

12

menguntungkan, dan berkesinambungan dengan memperhati-kan kesehatan tanaman.

Saat ini dikenal dua sistem eksploitasi, yaitu konven- sional dan stimulasi. Sistem

eksploitasi konvensional merupa-kan sistem sadap biasa tanpa perangsang (stimulan),

sedangkan sistem eksploitasi stimulasi merupakan sistem sadap kombinasi

dengan menggunakan perangsang.

Selain kedua sistem sadap tersebut, ada pula sistem sadap lain yang disebut

sistem sadap tusuk atau sistem sadap mikro. Sistem ini merupakan sistem tusukan

pada jalur kulit yang telah diberi perangsang.

a. Sistem eksploitasi konvensional

Sistem ini paling luas penggunaannya, baik oleh perkebunan besar maupun

perkebunan rakyat. Sistem ini memiliki kelebihan, antara lain tidak tergantung pada

perang-sang dan sesuai dengan keadaan tanaman walaupun kurang baik

pertumbuhannya. Sedangkan kelemahannya adalah kulit bidang sadap akan cepat

habis, kemungkinan kerusakan kulit bidang sadap lebih besar, tenaga kerja yang

dibutuhkan lebih banyak, dan sangat sulit meningkatkan produksi jika diinginkan.

Jangka waktu yang digunakan untuk sistem eksploitasi konvensional adalah 30 tahun.

b. Sistem eksploitasi stimulasi

Pelaksanaan sistem ini lebih berat dibanding sistem konvensional. Tidak semua

klon karet bisa disebut baik jika disadap dengan sistem stimulan. Di antara banyak

klon karet yang ada, masih ada yang tidak dapat memberi respons yang baik

terhadap rangsangan. Sebagai patokan, jika kadar karet kering lateks lebih kecil dari

30% maka responsnya terhadap rangsangan tidak baik.

Pemberian rangsangan dengan maksud meningkatkan produksi dapat dilakukan

pada pohon karet yang telah berumur lebih dari 15 tahun. Jika menggunakan sistem

sadap intensitas rendah (S/2, d/4, 50% atau S/2, d/3, 67%) penggunaan rangsangan bisa

dimulai pada tanaman yang berumur 10 tahun.

Pemberian rangsangan tanpa menurunkan intensitas sadapan akan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman, terutama tanaman muda. Oleh karena itu,

pemberian rangsangan pada tanaman muda tidak dianjurkan. Bahan perangsang lateks

yang biasa dipakai adalah yang berbahan aktif ethephon dengan merek dagang

Ethrel, ELS, dan Cepha.

Page 14: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

13

Pemberian rangsangan pada pohon karet ada tiga cara. Masing-masing

sebagai berikut:

a) Untuk sadap bawah, bahan perangsang dioleskan tepat di bawah irisan sadapan.

Sedangkan untuk sadap atas, bahan perangsang dioleskan tepat di atas irisan

sadapan. Sebelum dioles dengan perangsang, kulit pohon perlu dikerok terlebih

dahulu.

b) Bahan perangsang dioleskan pada alur sadapan.

c) Bahan perangsang dioleskan pada bidang sadap, yaitu pada lapisan kulit yang tersisa

di atas kambium. Cara ini biasanya dilakukan pada tanaman yang akan diremajakan

sekitar 5 tahun kemudian.

Dari ketiga cara di atas, yang umum dilakukan oleh para penyadap adalah cara

pertama. Jangka waktu pemberian rangsangan pada alur sadapan adalah dua minggu

sekali atau sebulan sekali. Sedangkan pada kulit atau bidang sadap, rangsangan

diberikan setiap bulan atau dua bulan sekali. Cara dan frekuensi pemberian rangsangan

dapat mempengaruhi jumlah perangsang yang akan diberikan. Sebagai contoh, pada

pemberian dua bulan sekali, jumlah perangsang yang dibutuhkan adalah 1,5 - 2 g.

Jumlah bahan aktif setiap kali pemberian rangsangan dapat dihitung dengan rumus:

(berat perangsang x % formulasi x 1.000 mg). Misalnya : Dalam 2 g Ethrel dengan

formulasi 5% terdapat: (2 x 5/100 x 1.000) = 1.000 mg bahan aktif.

Bahan perangsang yang diperlukan pada sistem alur sebanyak 0,5-1g setiap kali

pengolesan. Dengan memper- hatikan frekuensi pemberian bahan perangsang dan

rumus sadap maka lebar jalur atau bidang yang bisa diolesi dapat ditentukan. Bila

pemberian setiap bulan sekali dengan rumus sadap S/2, d/2 maka lebar bidang

pengolesan adalah 15 x 1 - 1,5 mm = 15-22,5 mm. Sedangkan bila pemberiannya

setiap dua bulan sekali dengan rumus sadap yang sama maka lebar bidang

pengolesannya adalah 30 x 1 - 1,5 mm = 30 – 45 mm. Yang perlu diperhatikan

adalah setiap batas kulit yang diolesi harus diberi tanda.

Walaupun kelihatannya pemberian rangsangan ini sangat mudah, tetapi hal-hal yang

perlu diperhatikan didalam pemberian rangsangan sebagai berikut.

(1) Jangan menggunakan intensitas sadapan lebih dari

Page 15: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

14

100% pada setiap kali akan menggunakan bahan perangsang.

(2) Jangan menggunakan bahan perangsang pada saat terjadi gugur daun

dan pembentukan daun baru, atau pada pertengahan musim hujan.

(3) Jangan menggunakan bahan perangsang pada tanaman karet yang kerdil,

tanaman dengan pertumbuhan yang kurang baik, atau pada pemulihan

kulit yang kurang baik.

(4) Pemupukan dilakukan lengkap dengan dosis kalium : (K) yang lebih

banyak dari biasanya (tanpa perangsang) pada waktu 4-6 bulan

sebelum distimulasi. Selama pelaksanaan stimulasi jangka panjang,

pemupukan dilakukan lebih baik agar tanaman mampu mempertahankan

atau meningkat-kan produksinya.

(5) Pemberian bahan perangsang hanya dianjurkan pada tanaman

berumur di atas 15 tahun atau pada kulit pulihan.

(6) Jangan melakukan stimulasi terus-menerus selama masa produksi sebab

akan menurunkan produksi dan tanaman menjadi lemah. Stimulasi

dilakukan selama 6 tahun saat produksi karet masih maksimal.

C. Panen dan Pasca Panen Kakao

1) Pemetikan dan Sortasi Buah

a. Buah kakao dipetik apabila sudah cukup masak, yakni ditandai dengan adanya

perubahan warna kulit buah. Buah ketika mentah berwarna hijau akan berubah

menjadi kuning pada waktu masak, sedangkan yang berwarna merah akan

berubah menjadi jingga pada waktu masak.

b. Pada satu tahun terdapat puncak panen satu atau dua kali yang terjadi 5 - 6 bulan

setelah perubahan musim. Pada beberapa negara ada yang panen sepanjang musim.

c. Buah hasil pemetikan dipisahkan antara yang baik dan yang jelek. Buah yang

jelek berupa buah yang kelewat masak, yang terserang hama penyakit, buah

muda atau buah yang lewat masak. Frekuensi pemanenan ditentukan oleh jumlah

buah yang masak pada satu periode pemanenan. Jumlah minimum fermentasi

adalah 100 kg buah segar. Petani biasanya memanen 5 - 6 kali pada musim

puncak panen dengan interval satu minggu.

Page 16: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

15

2) Pemeraman dan Pemecahan Buah

a. Pemeraman dilakukan selama 5 - 12 hari tergantung kondisi setempat dan

pematangan buah, dengan cara (a). Mengatur tempat agar cukup bersih dan

terbuka, (b). Menggunakan wadah pemeraman seperti keranjang atau karung

goni, (c). Memberi alas pada permukaan tanah dan menutup permukaan

tumpukan buah dengan daun-daun kering. Cara ini menurunkan jumlah biji

kakao rusak dari 15% menjadi 5%.

b. Pemecahan buah dapat dilakukan dengan pemukul kayu, pemukul

berpisau atau hanya dengan pisau apabila sudah berpengalaman. Selama

pemecahan dilakukan sortasi buah dan biji basah. Buah yang masih mentah, yang

diserang hama tikus atau yang busuk sebaiknya dipisahkan.

c. Penyimpanan buah sebelum fermentasi hal yang baik dilakukan. Di Malaysia

penyimpanan dan penghamparan buah sebelum fermentasi akan menghasilkan

biji kakao yang bercita rasa coklat lebih baik.

d. Kadar kulit buah berkisar 61.0 – 86.4% dengan rata-rata 74.3%. dan kadar biji

segar 39.0%-13.6% dengan rata- rata 25.7%.

e. Setelah pemecahan buah, biji superior dan inferior dimasukkan kedalam

karung plastik dan ditimbang untuk menentukan jumlah hasil pemanenan. Di

pabrik, biji ditimbang ulang untuk melihat bobot penyusutannya. Pemeriksaan

mutu dilakukan sebelum difermentasi.

3) Fermentasi

a. Fermentasi dilakukan untuk memperoleh biji kakao kering yang bermutu baik

dan memiliki aroma serta cita rasa khas coklat. Citra rasa khas coklat ditentukan

oleh fermentasi dan penyangraian. Biji yang kurang fermentasi ditandai

dengan warna ungu, bertekstur pejal, rasanya pahit dan sepat, sedang yang

berlebihan fermentasi akan mudah pecah, berwarna coklat seperti coklat tua, cita

rasa coklat kurang dan berbau apek.

b. Fermentasi dapat dilakukan dalam kotak, dalam tumpukan maupun dalam

keranjang. Kotak dibuat dari kayu dengan lubang didasarnya untuk

membuang cairan fermentasi atau keluar masuknya udara. Biji ditutup dengan

Page 17: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

16

daun pisang atau karung goni untuk mempertahankan panas. Selanjutnya

diaduk setiap hari atau dua hari selama waktu 6-8 hari. Kotak yang kedalamannya

42 cm cukup diaduk sekali saja selama 2 hari. Tingkat keasamannya lebih rendah

dibandingkan lebih dari 42 cm. Fermentasi tidak boleh lebih dari 7 hari.

Setelah difermentasi biji kakao segera dikeringkan.

c. Fermentasi tumpukan dilakukan dengan cara menimbun atau menumpuk biji

kakao segar di atas daun pisang hingga membentuk kerucut. Permukaan atas

ditutup daun pisang atau lainnya yang memungkinkan udara masuk, kemudian

ditindih dengan potongan kayu. Pada metode ini, fermentasi dilakukan selama 6

hari dengan pengadukan dua kali. Fermentasi harus dilakukan ditempat teduh

agar terlindung dari hujan dan cahaya matahari langsung.

d. Fermentasi dalam keranjang dilakukan didalam keranjang bambu atau

rotan yang telah dilapisi daun pisang dengan kapasitas lebih dari 20 kg.

Permukaan biji ditutup daun pisang atau karung. Pengadukan dilakukan setelah 2

hari fermentasi. Caranya dipindahkan ke keranjang lain atau ditempat yang sama

kemudian ditutup kembali. Lama fermentasi tidak boleh lebih dari 7 hari.

4) Perendaman dan Pencucian

a. Pencucian dilakukan setelah fermentasi untuk mengurangi pulp yang

melekat pada biji. Biji direndam selama 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji

bulat dan penampilan menarik. Kadar kulit biji yang dikehendaki maksimum 12%,

yang melebihi 12 % akan dikenai potongan harga.

b. Saat ini telah dihasilkan mesin cuci kakao berkapasitas 2 ton biji segar/jam.

Pencucian dimulai pukul 03.00 dan diakhiri pukul 10.00 sehingga kapasitas per

hari adalah 14 ton.

5) Pengeringan dan Tempering

a. Tujuan utama pengeringan adalah mengurangi kadar air biji dari 60% menjadi 6-

7% sehingga aman selama pengangkutan dan pengapalan. Pengeringan tidak

boleh terlalu cepat atau terlalu lambat. Pengeringan dilakukan dengan

penjemuran, memakai alat pengering atau keduanya.

Page 18: AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · luas seperti kakao, kopi, ... baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon

17

b. Penjemuran cara yang paling baik dan murah. Kapasitas per m2 lantai adalah 15

kg. Biji kakao dapat kering setelah 7-10 hari. Selama penjemuran hamparan biji

perlu dibalikkan 1-2 jam sekali. Selama penjemuran biji dirawat dengan

membuang serpihan kulit buah, plasenta, material asing dan biji yang cacat.

c. Pada daerah yang curah hujannya agak tinggi dan produksi biji kakao banyak,

penjemuran saja tidak cukup tapi diperlukan pengering mekanis. Pengolahan

konvensional yang masih ditetapkan adalah penjemuran 1 hari dan pengeringan

mesin selama 24 jam efektif, yaitu flat bed dryer yang dioperasikan suhu

lebih dari 60oC.

d. Tempering adalah proses penyesuaian suhu pada biji dengan suhu udara

sekitarnya setelah dikeringkan, agar biji tidak mengalami kerusakan fisik pada

tahap berikutnya. Biasanya ditempat gudang timbun sementara kapasitasnya

330 kg biji kakao kering/m2. Sortasi kemudian dilakukan lagi setelah 5 hari dan

dilakukan pengemasan.

6) Sortasi

Sortasi ditujukan untuk memisahkan biji kakao dari kotoran yang melekat dan

mengelompokkan biji berdasarkan kenampakan fisik dan ukuran biji.

a. Biji kakao yang telah 5 hari kering disortasi

b. Proses sortasi dilakukan secara manual

7) Pengemasan dan Penyimpanan

a. Biji kakao kering dan bersih dikemas dalam karung bersih dan disimpan dalam

gudang.

b. Penyimpanan dan pengelolaan biji kakao kering dilkakukan mengikuti

Standar Prosedur Operasional (SPO) penanganan biji kakao di kesportir, SPO

fumigasi kakao di gudang, dan SPO fumigasi kakao di container.