AGRIBISNIS PERIKANAN

74
AGRIBISNIS PERIKANAN F. Rahardi Regina Kristiawati Nazaruddin PENEBAR SWADAYA

Transcript of AGRIBISNIS PERIKANAN

Page 1: AGRIBISNIS PERIKANAN

AGRIBISNIS

PERIKANAN

F. RahardiRegina Kristiawati

Nazaruddin

PENEBAR SWADAYA

I. PENDAHULUAN

Luas perairan umum di Indonesia saat ini ± 14 juta ha, meliputi 11 95 juta ha sungai dan

rawa, 1,78 juta ha danau alam, serta 0,03 juta ha danau buatan. Di perairan tersebut hidup

Page 2: AGRIBISNIS PERIKANAN

bermacam-macam jenis ikan. Hal ini merupakan potensi alami yang sangat bagus untuk

pengembangan usaha perikanan di Indonesia.

Di samping kelebihan alami tersebut, masih banyak potensi-potensi lain yang sangat

mendukung usaha bisnis perikanan, antara lain sebagai berikut.

1) Pemerintah telah memberikan kebijakan perkreditan untuk membantu nelayan yang

bermodal kecil, sesuai SK Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendalian Bimas No

1/SK Mentan/Bimas/I/1978 tanggal 26 Januari 1987.

2) Untuk menunjang program peningkatan produksi sector perikanan pemerintah telah

menyediakan dana sebesar Rp 40.652 milyar pada tahun 1991. Demikian juga,

dalam bidang penehtian perikanan yang meliputi pembenihan, hama penyakit, dan

pascapanen, pemerintah juga telah menyediakan dana sebesar Rp 25,112 juta.

3) Untuk menunjang pengelolaan perikanan secara modern, khususnya dalam budi

daya ikan air payau, sudah banyak tersedia peralatan, seperti salinometer yang

berguna untuk mengukur salinitas air payau, alat pengukur pH tanah, dan alat aerasi

yang berguna untuk mengisi O2. Alat-alat tersebut sudah banyak tersedia di toko

khusus yang menjual peralatan perikanan.

4) Dewasa ini makanan ikan buatan, seperti makanan yang berbentuk tepung, remah,

serpihan, ataupun pil, telah banyak diproduksi di Indonesia dan dapat diperoleh

dengan mudah sehingga dapat memperlancar usaha budi daya ikan.

5) Departemen Perdagangan RI telah memberikan izin impor untuk empat merk dagang

artemia. Tujuannya untuk mencukupi kebutuhan makanan dalam usaha pembenihan

udang. Empat merk tersebut : San Francisco Bay, Bio Marine, Great Wall, dan

Marine Tripocana. Selain itu, juga telah beredar jenis makanan untuk larva udang

yang baru menetas, seperti cyst artemia.

Dilihat dari potensi tersebut, usaha bisnis perikanan di Indonesia menunjukkan masa

depan yang sangat baik. Terutama bila dilihat dari data permintaan eksporyang dari tahun ke

tahun semakin meningkat.

Pada periode Januari-September 1987, volume ekspor udang sebesar 32,797 ton

dengan nilai ekspor 258.735 US$. Keadaan itu menandakan adanya kenaikan volume

sebesar 20,20 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama, yaitu

sebesar 27,264 ton, sedangkan nilai ekspor mengalami kenaikan sebesar 56,183 US$.

Diperkirakan pada tahun 2000 nanti, prospek pasar udang, terutama di AS, Jepang, dan

Eropa Barat, akan semakin cerah dan diharapkan bisa menyerap 80 % produksi udang

dunia. Penyebab meningkatnya pangsa pasar udang ini karena kecenderungan konsumsi

masyarakat di kawasan itu mulai berubah. Masyarakat lebih suka makanan berkadar lemak

rendah.

Page 3: AGRIBISNIS PERIKANAN

Keadaan ekspor tuna juga mengalami peningkatan. Ekspor tuna dari bulan September

1986 sampai September 1987 mengalami peningkatan sebesar 49,81%, yaitu dari 14.302

ton menjadi 21.428 ton. Sedang nilai ekspomya meningkat dari 10.753 US$ menjadi 19.315

US$ atau mengalami peningkatan sebesar 79,54 %. Secara urnum ekspor perikanan

Indonesia memperoleh 800 juta US$ pada tahun 1990.

Masalah yang timbul sekarang adalah bagaimana caranya untuk memenuhi permintaan

dari negara-negara pengimpor yang dari tahun ke tahun semakin meningkat ? Satu-satunya

jalan yaitu dengan meningkatkan produksi melalui usaha budi daya, baik itu untuk ikan

tambak, laut, maupun tawar serta ikan hias. Usaha ini akan memperbanyak peluang bersaing

dibandingkan dengan usaha penangkapan.

Langkah terobosan dan penerapan teknologi dalam masalah budi daya ikan ini juga

periu dilakukan untuk meningkatkan produksi. Di samping itu, periu ditingkatkan kerja sama

dengan pihak asing untuk industri perikanan terpadu yang meliputi penanganan kegiatan

produksi primer, kegiatan pengolahan, dan pemasaran hasil serta segala fasilitas penunjang

yang diperlukan.

Usaha meningkatkan produksi tersebut harus cepat dilakukan karena bila teriambat,

tidak mustahil, pasaran perikanan dunia akan direbut oleh negara lain, seperti India, Cina,

Amerika, dan Thailand.

II. MANAJEMEN BISNIS PERIKANAN

A. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Page 4: AGRIBISNIS PERIKANAN

Secara umum, manajemen merupakan cara mengatur satu atau beberapa faktor untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam kehidupan sehari-hari manajemen sangat

diperiukan agar tidak terjadi benturan-benturan antara masing-masing faktor yang

menyebabkan tujuan tidak tercapai.

Demikian juga dalam bisnis perikanan, manajemen diperlukan agar bisnis dapat berjalan

lancar dan mendapat hasil seperti yang diharapkan. Manajemen yang berlainan dibutuhkan

untuk kegiatan yang berbeda di bidang perikanan ini.

Pada manajemen sendiri terdapat beberapa fungsi sebagai bagian dari proses

manajemen. Fungsi-fungsi itu antara lain sebagai berikut.

1. Perencanaan

Fungsi ini merupakan tindakan untuk menentukan sasaran dan arah yang dipilih. Di

dalam perencanaan ini dituntut adanya kemampuan untuk meramalkan, mewujudkan,

dan melihat kedepan dengan dilandasi tujuan-tujuan tertentu.

2. Pengorganisasian

Fungsi ini merupakan tindakan membagi-bagi bidang pekerjaan antara kelompok yang

ada serta menetapkan dan memerinci hubungan-hubungan yang diperiukan.

3. Pergerakan

Pergerakan merupakan tindakan untuk merangsang anggota-anggota kelompok agar

melaksanakan tugas-tugas yang telah dibebankan dengan baik dan antusias.

4. Pengawasan

Fungsi ini merupakan tindakan untuk mengawasi aktivitas-aktivitas agar dapat berjalan

sesuai dengan rencana-rencana yang telah ditetapkan.

Semua fungsi-fungsi manajemen di atas terdapat dalam setiap kegiatan manajemen di

bidang apa pun. Dalam bisnis perikanan fungsi-nmgsi itu mempunyai wujud yang berbeda

tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi serta jenis komoditi yang diusahakan.

B. Aspek-Aspek yang Periu Manajemen

Terdapat tiga aspek utama yang penting diketahui dalam bisnis apa pun, termasuk bisnis

perikanan, yang perlu manajemen. Ketiea aspek tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Aspek produksi

Kegiatan manajemen di sini diterapkan pada proses produksi Manajemen produksi

mencakup percncanaan produksi dan pengendalian proses produksi. Di dalamnya

Page 5: AGRIBISNIS PERIKANAN

terdapat pula pengambilan keputusan dalam bidang persiapan dan proses produksi

untuk jangka pendek, menengah, atau panjang. Dengan demikian diharapkan

pengusaha dapat berproduksi secara lebih efisien.

2. Aspek pemasaran

Manajemen pemasaran mencakup kegiatan untuk mendistribusikan hasil produksi ke

tangan konsumen. Kegiatan tersebut seperti menentukan kelompok masyarakat yang

menjadi sasaran pemasaran, melihat ada tidaknya persaingan, dan menentukan strategi

pemasaran yang harus dijalankan.

3. Aspek keuangan

Manajemen keuangan meliputi kegiatan mengelola keuangan dalam suatu usaha. Di

dalamnya sudah termasuk pula cara mendapatkan dan mengalokasikan dana untuk

suatu rangkaian usaha atau bisnis.

III. ASPEK PRODUKSI PERIKANAN

Page 6: AGRIBISNIS PERIKANAN

Bisnis perikanan, seperti juga bisnis lainnya, perlu menerapkan manajemen produksi.

Tujuannya agar dapat mengarahkan usaha produksi sehingga memperoleh hasil yang

terbaik. Aspek produksi ini mencakup hal-hal mengenai persiapan dan proses produksi.

Bisnis perikanan yang cukup kompleks sifatnya memerlukan pemikiran yang cermat agar

terhindar dari risiko yang tidak diharapkan. Untuk lebih jelasnya, pada bagian ini akan

diuraikan hal-hal yang menyangkut masalah produksi ini.

A. Persiapan Produksi

Hal-hal yang harus menjadi perhatian dalam persiapan produksi perikanan ini meliputi

perencanaan produk, perencanaan lokasi usaha, perencanaan standar produksi, dan

pengadaan tenaga kerja.

1. Perencanaan produk

Jenis ikan apa yang hendak diproduksi ? Apakah jenis ikan itu disukai masyarakat dan

mempunyai pasaran yang baik ? Mengapa dipilih jenis ini, bukan yang lain ? Apakah jenis itu

sesuai dengan lahan yang tersedia ? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlu dipikirkan

sebelum mengambil keputusan.

Di pasaran dapat dilihat bahwa produk yang disenangi atau diperlukan konsumen tidak

hanya satu jenis saja, tetapi bermacam-macam. Oleh karenanya, dapat dipilih satu atau

beberapa jenis ikan saja, tidak perlu semuanya. Untuk memilih jenis ikan, diadakan seleksi

dengan cara meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi jenis (yang dipilih) itu.

Faktor-faktor yang diperlukan dalam memilih jenis produk antara lain kegunaan, jumlah

permintaan pasar, kemungkinan pengembangan, potensi penjualan, persaingan, distribusi,

faktor budi daya, dan umur panen. Gabungan faktor-faktor ini dapat menunjukkan profil ikan

yang sesungguhnya. Kelemahan atau kekuatan yang akan timbul bila memproduksi ikan itu

akan kelihatan.

Selama ini telah ada beberapa jenis ikan yang umum dijumpai di pasar lokal. Jenis

tersebut antara lain sebagai berikut.

Akhir-akhir ini beberapa komoditi telah memasuki pasaran ekspor, seperti udang,

tongkol, tuna, cakalang, tenggiri, kurau, kepiting, betutu, kerapu, bekicot, dan mutiara.

Sedangkan dari jenis ikan hias yang diekspor antara lain discus, botia, oranda, zebra, dan

platy.

Jenis Ikan konsumsi Tongkol SelarTenggiri KembungBanding Udang

Page 7: AGRIBISNIS PERIKANAN

Cumi KakapIkan mas GurameLele Kerang

Jenis Ikan Hias Air Tawar Platy CupangManvis Mas kokiBlack molly

Jenis Ikan Hias Air Laut Kepe MonalisaBalong Kakatuadokter apolio

2. Perencanaan lokasi usaha

Lokasi yang tepat akan mempunyai pengaruh yang positif bagi kelangsungan usaha.

Oleh karena itu, dalam penentuan lokasi juga dipertimbangkan hal-hal yang berdampak

positif/negatif atau faktor-faktor yang berpengaruh. Selain itu, juga periu dilihat prospek lokasi

itu pada masa yang akan datang. Pilihan lokasi yang ditetapkan hendaknya yang mempunyai

harapan keuntungan yang terbesar atau yang mempunyai potensi tinggi.

Perencanaan lokasi hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tidak merugikan

usaha yang telah dirintis. Sebagai bahan pertimbangan, dalam penentuan lokasi perlu

ditinjau aspek-aspek seperti berikut.

a. Aspek teknis-ekonomis

Berdasarkan aspek teknis ekonomis ada beberapa hal yang perlu dilihat dari lokasi

usaha yang direncanakan.

o Biaya transportasi. Ini menyangkut transportasi dari pusat produksi dengan lokasi

sumber bahan produksi ataupun lokasi dengan pasar.

o Sarana jalan. Sarana jalan tak kalah penting sebab bisa menaikkan biaya

pemasaran atau biaya pengangkutan yang berarti penambahan biaya operasional.

Tak jarang suatu lokasi harus dibuatkan sarana jalannya terlebih dahulu karena

lokasi itu sangat sulit untuk dicapai.

o Tenaga kerja. Pertimbangkan pula ketersediaan tenaga kerja di sekitar lokasi dan

besar upahnya.

o Sewa tanah. Perlu dicari lokasi yang memiliki harga atau sewa tanah yang ringan. Ini

untuk menjaga adanya kemungkinan pengembangan usaha.

o Sarana listrik dan irigasi. Ada tidaknya listrik dan irigasi juga mempengaruhi jalannya

produksi.

b. Aspek iklim

Aspek iklim mempengaruhi keberhasilan budi daya perikanan. Apalagi umumnya bisnis

perikanan sangat tergantung pada faktor-faktor alam. Misalnya, curah hujan mempengaruhi

Page 8: AGRIBISNIS PERIKANAN

sumber air, bila curah hujannya sedikit, tentunya daerah itu kurang ideal bagi suatu usaha

perikanan. Demikian juga, sinar matahari berpengaruh terhadap kemampuan hidup dan

berkembang biak ikan karena matahari mempengaruhi suhu harian siang dan malam serta

suhu rata-rata harian. Oleh karena itu, hendaknya ikiim pada suatu daerah sesuai dengan

jenis ikan yang akan dibudidayakan.

c. Aspek agronomis

Dalam aspek agronomis mencakup beberapa hal, antara lain topografi, lokasi, jenis, dan

kondisi tanah serta jenis perairan yang ada di lokasi.

Kadar salinitas lahan ikut mempengaruhi jenis ikan. Misalnya, pada tambak. Tambak

yang terietak jauh dari pantai dan dekat ke sungai akan mempunyai salinitas rendah.

Sedangkan tambak yang dekat dengan pantai dan sungai mempunyai salinitas sedang.

Kedua tambak tersebut cocok untuk memelihara ikan bandeng atau udang karena

pengeringannya mudah dilakukan sehingga mudah dipupuk. Bila menggunakan tambak yang

dekat sekali dengan pantai, kadar salinitasnya tinggi dan pengeringan aimya juga sulit

sehingga tidak cocok untuk usaha bandeng dan udang.

Topografi walaupun tampaknya sepele, tetapi harus diperhatikan karena perkembangan

ikan akan terganggu bila topografi tidak sesuai. Misalnya, ikan akan kekurangan nafsu

makan bila hidup di dataran tinggi (suhu terlalu dingin).

Dalam memilih lokasi penting sekali diperhatikan factor pencemaran. Perlu diperhatikan

ada tidaknya industri atau kegiatan-kegiatan yang dapat merusak sumber air di sekitar lokasi.

Bila kondisi airnya tercemar akan mengganggu pertumbuhan ikan, walaupun telah

menggunakan benih unggul. Selain itu, kandungan limbah yang terdapat pada ikan juga akan

membahayakan orang yang memakannya.

Selain mempertimbangkan ketiga aspek di atas, perlu juga melihat aspek lingkungan dan

sosial budaya masyarakat di sekitar lokasi dan kebijaksanaan pengembangan dari

pemerintah. Misalnya, apakah ada dukungan masyarakat sekitar bila membuka usaha

perikanan di tempat Itu ? Bagaimana orientasi masyarakat terhadap bisnis ? Apakah

kemungkinan terjadi kompetisi dengan pengusaha setempat ?.

3. Perencanaan standar produksi

Pengusaha yang berpikiran maju tidak hanya sekadar mementingkan jumlah produksi

saja, tetapi juga menguiamakan kualitas produksinya. Hal ini sangat berperan dalam

menentukan segmen pasar. Bila suatu produk dilempar ke pasaran maka produk dengan

kualitas terbaik yang akan lebih banyak diminta. Dengan demikian, secara otomatis harganya

juga akan lebih baik.

Page 9: AGRIBISNIS PERIKANAN

Bila kita merencanakan usaha untuk jangka waktu yang lama dan tak terbatas, usaha

menjaga kualitas produk merupakan langkah yang harus selalu dipertahankan. Hal itu

penting untuk menjaga penilaian mutu dari konsumen.

Usaha yang berorientasi ke pasaran luar negeri atau ekspor lebih teliti lagi dengan

kualitas produk. Negara yang dituju atau importer biasanya telah menentukan standar

produksi sehingga hanya produk yang memenuhi persyaratan saja yang diterima.

Usaha untuk menghasilkan produk perikanan yang sesuai standar yang diharapkan

memang tidak mudah. Namun, dengan imbalan yang jauh lebih baik dibanding harga biasa

tentunya usaha kita tidak sia-sia.

4. Pengadaan tenaga kerja

Bisnis perikanan mencakup beberapa bidang pekerjaan. Secara mudahnya dapat dibagi

menjadi bidang budi daya dan administrasi. Kedua bidang ini terdiri dari bermacam-macam

pekerjaan, dari yang sederhana sampai yang rumit. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja

untuk menjalankan semua pekerjaan itu.

Banyaknya tenaga kerja yang diperiukan perlu diperkirakan dengan besarnya usaha

yang akan dijalankan. Usaha-usaha perikanan yang besar, seperti tambak, membutuhkan

tenaga kerja kasar, pengawas, administrasi, keamanan, tenaga teknis peralatan, ahli udang,

dan lain-lain. Sedangkan usaha dalam luasan kecil tentunya tidak memerlukan kesemua itu,

cukup dengan beberapa tenaga kerja kasar saja.

Besarnya upah yang diberikan disesuaikan dengan jenis pekerjaan. Makin besar

tanggung jawab pekerjaan, makin tinggi upah yang diberikan. Pekerjaan yang menuntut

keahlian atau pengetahuan tinggi, tentu lebih mahal dibandingkan tenaga harian. Umumnya

jenjang pendidikan juga berpengaruh terhadap besamya upah. Selain itu, lokasi usaha juga

turut menentukan tingkat upah. Oleh karenanya, ada kecenderungan pengusaha dari kota

besar atau dari luar negeri memilih lokasi di daerah pelosok agar biaya tenaga kerjanya lebih

murah. Dengan demikian, biaya produksi bisa ditekan.

B. Pengendalian Produksi Perikanan

Aspek produksi perikanan meliputi jenis ikan, sifat komoditi perikanan, agroklimat, budi

daya, dan pascapanen. Masing-masing aspek tersebut akan dibicarakan di bawah ini.

1. Jenis ikan

Pada dasarnya, ikan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu ikan air laut, ikan air tawar,

dan ikan air payau/tambak. Karena jenis ikan yang hidup di air laut dan air tawar sangat

banyak maka dapat dibedakan antara golongan ikan yang dapat dikonsumsi dan golongan

ikan yang termasuk dalam ikan hias. Khusus untuk ikan yang hidup di air payau hanya terdiri

Page 10: AGRIBISNIS PERIKANAN

dari golongan ikan yang dikonsumsi saja. Jenis-jenis komoditi ikan tersebut dapat dilihat

dalam Tabel 1.

TABEL 1. JENIS IKAN DI INDONESIA

Habitat Jenis Ikan Konsumsi Jenis Ikan HiasLaut tuna

cakalangtongkoltenggirikembungselencengbesawantuna mata besabluefinkakapbelanakkerapuberonang

anularisbelusetunbajulanbayeman hijaubetmenbenderablue devilcantik jelitadokter biasainjel hitamkeling tanduknapoleonpiso-pisosembilang karanskorpionstiger brown

Tawar sidatbelutgurameleleikan masnila merahtaweskarpernilemtambakansepat siammujairgabustomanbetokjambaljelawatjuara

aruliusbotiadiskusekor sikat guppy kaisar lele putih mas koki neon tetra oskar plati koralrainbowsepat birusepat mutiaraSumatraseverumtetra merahzebra

Payau udang galahudang windubandengbelanak

Selain jenis-jenis ikan di atas, masih ada komoditi non-ikan yang masih termasuk dalam

bidang perikanan. Jenis-jenis tersebut antara lain sebagai berikut.

1) Golongan kerang, seperti :

o kapak (Pinna bicolor)

o kimah (Tridocna squamosa)

o kipas-kipas (Amustum pleuronectes)

o tiram tembakau (Spondylus ducalis)

o tiram (pstrea)

o cocor bebek (Brachiodontes bilocularis)

Page 11: AGRIBISNIS PERIKANAN

o kerang enak (Cardium unedo)

o kerang mutiara (Pinctada margarifera)

2) Golongan kepiting, misalnya :

o rajungan hijau

o rajungan batik

o rajungan angin

o rajungan karang

o kepiting (Scylla serrata)

3) Golongan teripang, seperti :

o teripang ular mata

o teripang hitam

o teripang pasir atau kapur

o teripang merah

o teripang raja

o teripang batu

4) Ubur-ubur

5) Cumi-cumi

6) Keong

2. Sifat komoditi

Bagi pengusaha yang terjun dalam dunia perikanan atau para investor yang

menginveskan modalnya untuk usaha perikanan perlu mengetahui sifat komoditi ikan.

Mengapa hal ini penting buat mereka ? Ini penting karena tidak dapat dipungkiri bahwa tiap

businessman pasti mengharapkan untung dalam usahanya. Dengan mengetahui sifat ikan,

budi daya dan pascapanennya dapat dilakukan sebaik-baiknya sehingga tidak banyak

menemui kesulitan dan tidak menderita kerugian.

Sifat-sifat komoditi perikanan tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Tidak tergantung musim

Berbeda dengan budi daya tanaman, misalnya sayuran, dalam budi daya ikan tidak

memperhatikan musim penghujan atau kemarau. Sewaktu-waktu dapat dilakukan

pembenihan asal syarat-syarat untuk kehidupan ikan terpenuhi, seperti kolam, air, dan

makanan. Demikian juga dengan saat panen tidak dipengaruhi oleh musim hujan atau

Page 12: AGRIBISNIS PERIKANAN

kemarau. Pemanenan dilakukan bila ukuran ikan telah mencapai seperti apa yang

diinginkan.

b. Dipengaruhi jarak lokasi usaha ke konsumen

Jauh dekatnya lokasi usaha dengan konsumen sangat mempengaruhi harga komoditi

ikan. Semakin jauh jarak tersebut, semakin mahal harga ikan di tangan konsumen. Hal

itu disebabkan ada biaya tambahan untuk transportasi. Juga, ada biaya tambahan lagi

untuk mempertahankan kesegaran ikan sampai di tangan konsumen, kecuali untuk ikan

yang sudah diawetkan.

c. Mudah rusak

Tubuh ikan mengandung protein dan air yang cukup tinggi serta mempunyai pH tubuh

mendekati netral sehingga bisa dijadikan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri

pembusuk dan mikroorganisme. Karena kondisi yang demikian, ikan termasuk komoditi

yang mudah rusak. Di samping itu, daging ikan mempunyai sedikit tenunan pengikat

tendon sehingga sangat mudah dicerna oleh enzim autolisis. Akibatnya, daging menjadi

sangat lunak. Juga, adanya proses oksidasi pada lemak tubuh ikan oleh O2, dari udara

mempercepat pembusukan ikan. Kebusukan ikan ditandai dengan adanya bau busuk,

daging menjadi kaku, sorot mata ikan pudar, serta adanya lendir pada insang maupun

tubuh bagian luar. Dengan demikian,proses pembusukan pada daging ikan lebih cepat

dibandingkan dengan pembusukan pada produk temak atau hewan darat lain.

d. Risiko tinggi

Karena sifat ikan yang mudah rusak tersebut maka apabila dalam pemasarannya tidak

cepat sampai ke tangan konsumen, akan menyebabkan risiko yang tinggi bagi

pengusaha ikan. Harga ikan bisa turun dan dapat menyebabkan kerugian yang tidak

sedikit. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan dan pengawetan yang tepat untuk

mempertahankan kesegarannya.

e. Perputaran modal cepat

Umumnya waktu yang dibutuhkan dari masa pemijahan sampai ke masa panen tidak

terlalu lama. Hal ini tergantung jenis ikan yang dibudidayakan. Misalnya, untuk ikan mas

hanya membutuhkan waktu 3 - 4 bulan. Ini berarti biaya produksi yang telah dikeluarkan

selama membudidayakan ikan tersebut bias tertutup dengan keuntungan hasil penjualan

panen setelah 3 - 4 bulan berikutnya. Dengan demikian, perputaran modalnya termasuk

cepat, dalam setahun bisa mencapai 2 - 3 kali. Bahkan bagi orang-orang yang hanya

mengusahakan benihnya saja, dalam waktu 1 - 2 bulan modal bisa kembali.

Page 13: AGRIBISNIS PERIKANAN

3. Agroklimat

Berdasarkan habitatnya, ikan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu ikan

perikanan darat dan perikanan laut.

a. Perikanan darat

Ikan golongan ini merupakan ikan yang ditangkap dan dipelihara di dalam batas garis

pantai (garis surut terendah air laut). Perikanan darat ini meliputi perikanan air payau

atau tambak dan perikanan air tawar yang terdiri dari kolam, sawah, danau, rawa, dan

sungai.

1) Perikanan air payau atau tambak

Tambak merupakan suatu bangunan berupa kolam di daerah pantai yang dapat

dimanfaatkan untuk budi daya biota laut yang berpotensi ekonomi. Sumber air pada tambak

merupakan campuran dari air asin (laut) dan air tawar. Oleh karena itu, kadar garamnya jauh

lebih rendah dari air laut dan jenis aimya mempunyai sifat kimia dan fisika yang sangat

berbeda dengan air asin dan air tawar. Lokasi tambak yang baik terletak di daerah pantai

atau tempat yang masih dipengaruhi oleh lingkungan pantai agar mudah untuk mendapatkan

air laut dan air tawar.

Tambak tambak tradisional banyak memanfaatkan pasang surut air laut untuk

memasukkan air payau ke dalamnya. Banyaknya air laut yang dapat masuk ke dalam

tambak sangat tergantung dari perbedaan tinggi permukaan air laut pada saat air pasang

tertinggi dan surut terendah. Perbedaan tinggi pasang surut yang baik untuk kehidupan ikan

tambak sekitar 1,5 - 2,5 m.

Ikan dalam tambak dapat hidup dengan baik bila syarat-syarat lingkungan yang sesuai

dengan kondisi hidupnya dapat terpenuhi. Syarat-syarat lingkungan tersebut meliputi kondisi

tanah tambak serta jumlah dan mutu air yang terdapat dalam tambak.

Untuk mengusahakan perikanan semacam ini, diperlukan suatu teknik dan ilmu tersendiri

yang banyak berhubungan dengan kondisi hidrografi setempat, seperti pasang surut, kadar

garam, suhu, musim, dan kondisi arus serta gelombang di daerah tersebut. Selain itu, jenis

pantai, perubahan garis pantai, dan sungai serta kondisi lingkungan baik secara makro

maupun mikro periu dikaji secara seksama karena hal ini amat berkaitan dengan

kepentingan ekonomi setempat. Juga, banyak kendala yang perlu diperhatikan agar

diperoleh tambak yang siap pakai dan berdaya guna.

Mutu tanah tambak yang berasal dari endapan lumpur pantai adalah sebagai berikut.

Page 14: AGRIBISNIS PERIKANAN

fraksi ke 5 (besar butir > 2 mm)...................................................................................... 0%

fraksi ke 4 (besar butir 2 - 0,1 mm.................................................................................. 2%

fraksi ke 3 (besar butir 0,1 - 0,05 mm) ........................................................................... 5%

fraksi ke 2 (besar butir 0,05 - 0,01 mm) ......................................................................... 30%

fraksi ke 1 (besar butir 0,01 mm)..................................................................................... 63%

kandungan air.................................................................................................................. 45,5%

daya kembang (swelling).................................................................................................. 9 %

kelembapan...................................................................................................................... 27 %

Komposisi mineral tanah pantai tersebut :

mineral bulat/pipih ........................................................................................................... 95 %

kuarsa .............................................................................................................................. 1,5%

amfibol.............................................................................................................................. 0,5%

mineral yang lain............................................................................................................. Jarang

Mutu air tambak juga berpengaruh langsung terhadap kelangsungan hidup hewan-

hewan air yang terdapat dalam tambak tersebut. Untuk itu, mutu air dalam tambak hams

memenuhi criteria mutu air yang sesuai dengan kehidupan jenis ikannya. Contoh kriteria

mutu air tambak untuk budi daya udang dapat dilihat pada Tabel 2.

TABEL 2. KRITERIA MUTU AIR TAMBAK UNTUK BUDI DAYA

UDANG

Parameter KriteriaFisika 1. warna

2. Kekeruhan3. suhu4. Bau

KehijauanJernih (sedikit partikel organic)200 – 300CTidak berbau bahan pencemar

Kimia 1. pH2. Kadar garam : Udang windu Udang putih3. O2 terlarut4. CO2

5. H2S2

6. Nitrat7. Nitrit8. Amoniak

7 – 8

10 – 25 %20 – 30 %3 – 6 mg/l atau ppm-0,1 mg/l200 mg NO3 – N/l26 mg NO2 – N/l0,1 mg NH3/l

Biologis Kandungan plankton ± 5 juta sel/l Sumber : Alfandi dan Purnomo, 1984, dalam Adrim M. dkk, 1988

Selain kriteria-kriteria di atas, periu diperhatikan juga mengenai pengaruh lingkungan

atau pencemaran. Usahakan menggunakan air tambak yang tidak tercemar oleh bahan-

bahan pencemar demi kelangsungan hidup ikan dalam tambak tersebut.

2) Perikanan air tawar

Page 15: AGRIBISNIS PERIKANAN

Keberhasilan usaha perikanan air tawar banyak ditentukan oleh faktor lingkungan. Faktor

lingkungan tersebut antara lain tanah dan air.

a) Tanah

Jenis tanah liat atau lempung sangat baik untuk pembuatan kolam. Jenis tanah lain yang

dapat dipakai : tanah beranjangan atau terapan dengan kandungan liat sekitar 30 %. Kedua

jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat

dibuat pematang yang kuat dan kokoh.

Kemiringan tanah yang dianggap baik untuk lokasi kolam berkisar antara 3 – 5 %. Ini

berarti dalam setiap 100 meter panjang pekarangan, perbedaan tingginya sekitar 3 - 5 m.

Untuk mencari lokasi kolam dengan kemiringan tersebut sangat sulit sehingga kemiringan

tanah 1% masih dianggap baik dan cocok untuk dibuat kolam.

b) Air

Sumber air bisa berasal dari air sungai, air hujan, atau air tanah. Air ini harus tersedia

dalam jumlah yang cukup. Debit air minimum untuk suatu unit kolam seluas 1 ha adalah 10 -

15 l/detik.

Mutu air juga harus diperhitungkan. Mutu air yang memenuhi syarat sebagai media hidup

ikan yaitu sebagai berikut.

o O2 yang terlarut dalam air dan dianggap paling ideal untuk tumbuh dan berkembang

ikan dalam kolam 5 - 6 ppm.

o CO2 yang terlarut dalam air kurang dari 25 ppm.

o Kisaran pH air antara 6,7 - 8,6.

o Suhu air berkisar 25 - 30°C. Perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari

5°C.

o Air yang terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan karena endapan lumpumya

terlalu tebal dan pekat sehingga dapat menggangu penglihatan ikan dalam air dan

menyebabkan nafsu makan ikan berkurang.

o Air tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun dan minyak atau limbah pabrik.

o Semakin banyak dan beragam biota air yang terdapat dalam perairan berarti

semakin tinggi tingkat kesuburannya.

b. Perikanan laut

Untuk membudidayakan ikan laut, pengetahuan mengenai criteria air laut yang cocok

untuk kehidupan ikan laut sangat diperlukan. Kriteria air laut untuk budi daya biota laut dapat

dilihat pada Tabel 3.

Page 16: AGRIBISNIS PERIKANAN

TABEL 3. KRITERIA AIR LAUT UNTUK BUDI DAYA BIOTA LAUT

Parameter KriteriaFisika :1. Suhu2. Warna3. Bau4. kecerahan5. kekeruhan

± 2oC variasi alami< 50 color unitAlamiAlami< 30 JTU

Kimia :1. pH2. kadar garam3. daya hantar listrik4. O2 terlarut5. CO2 terlarut6. nilai permanganate7. N-NH3

8. P-PO4

9. N-NO2

10. H2S11. Sianida12. senyawa fenol13. minyak bumi14. pestisida

o Aldrino DDTo Dieldrin

15. Logamo Hgo Pbo Cu

6,5 – 8,518 – 32 %± 10 % variasi alami< 6 mg/l< 11 mg/l< 9,0 mg/l< 0,30 mg/lLuwesLuwes< 0,01 mg/l< 0,01 mg/l< 0,02 mg/l< 2 mg/l

< 0,01 mg/l< 0.02 mg/l< 0,05 mg/l

< 0,003 mg/l< 0,01 mg/l0,01 mg/l

Biologi :Escherecia coli < 1000

C. Budi Daya Perikanan

Pengertian budi daya perikanan dalam arti sempit adalah usaha memelihara ikan yang

sebelumnya hidup secara liar di alam menjadi ikan piaraan. Sedangkan dalam pengertian

luas, semua usaha membesarkan dan memperoleh ikan, baik ikan itu masih hidup liar di

alam atau yang sudah dibuatkan tempat tersendiri, dengan adanya campur tangan manusia.

Jadi, pengertian budi daya tidak hanya memelihara ikan di kolam, tambak, empang,

akuarium, sawah, dan sebagainya. Namun, secara luas pengertian ini mencakup juga

kegiatan mengusahakan komoditi perikanan di danau, sungai, waduk, atau laut.

Tujuan budi daya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi perikanan yang lebih baik

atau lebih banyak dibandingkan dengan hasil dari ikan yang hidup di alam secara liar. Untuk

memenuhi tujuan itu, periu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha budi daya

ini. Faktor-faktor tersebut antara lain :

o penyediaan benih,

o pembuatan tempat pemeliharaan,

Page 17: AGRIBISNIS PERIKANAN

o pengairan,

o pakan/pemupukan, serta

o pengendalian hama dan penyakit.

1. Penyediaan benih

Benih yang baik sangat penting untuk memperoleh produksi yang tinggi. Benih tersebut

hams sudah cukup umur untuk dilepas, ukurannya sudah memenuhi syarat, dan sehat serta

persentase kematiannya rendah. Bila mendatangkan benih dari tempat yang jauh, usahakan

jangan sampai benih mati akibat cara pengangkutan yang buruk.

2. Pembuatan tempat pemeliharaan

Bentuk tempat pemeliharaan tidak menjadi soal, bisa kolam, empang, tambak, karamba,

tong, atau bahkan drum. Yang perlu diperhatikan yaitu ukuran tempat tersebut. Luas tempat

yang disediakan untuk membesarkan harus sesuai dengan jumlah populasi yang ditebarkan.

Jangan sampai tempat itu terialu sesak oleh ikan atau tempatnya terialu besar sehingga

menghabiskan biaya.

Sifat-sifat ikan periu dipelajari dahulu sebelum membangun tempat pemeliharaannya

karena keduanya sangat berkaitan. Misalnya, ada ikan yang suka merusak pematang, ada

yang senang bertelur di dasar kolam, dan ada yang membutuhkan tempat berlindung atau

bersembunyi. Ikan yang suka merusak pematang periu dibuatkan kolam yang pennanen

(disemen). Ikan yang membutuhkan keteduhan perlu diberi tanaman air, habitat air ini

penting agar ikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Lingkungan di sekitar tempat pemeliharaan periu diperhatikan. Bersihkan lingkungan

sekitar lokasi dan semak belukar atau rumput-rumputan, jangan sampai ada pemangsa,

seperti ular atau linsang, yang bersarang.

Jika merencanakan menggabung beberapa jenis ikan dalam satu kolam (polikultur),

periu diperhatikan kehidupan ikan tersebut, Jangan sampai ada yang terganggu. Ikan yang

suka memangsa Jenis ikan lainnya tentu saja tidak dianjurkan untuk digabung. Ikan yang

kurang lincah dalam berebut makanan sedapat mungkin tidak dicampur dengan ikan yang

rakus.

Untuk jenis ikan tertentu, seperti lele dan ikan mas, memerlukan beberapa jenis kolam

dengan kegunaaan yang beriainan. Kolam tersebut antara lain kolam pemijahan, kolam

penetasan telur, kolam pendederan, kolam penyimpanan induk, kolam pemberokan, dan

kolam pembesaran. Biasanya ukuran kolam pembesaran jauh lebih besar dari ukuran koiam

yang iain. Kolam-kolam tersebut dibangun secara terpisah.

Page 18: AGRIBISNIS PERIKANAN

Kolam pemeliharaan harus dibuat secara terencana agarDapat dipakai dalam jangka waktu yang lama

Perencanaan yang matang mengenai pembangunan tempat pemeliharaan sangatlah

penting. Untuk jangka waktu yang cukup lama tempat pemeliharaan merupakan asset yang

berharga untuk berproduksi.

3. Pengairan

Tanpa air, mustahil usaha perikanan bisa berhasil. Air merupakan hal yang vital bagi

kehidupan ikan. Oleh karena itu, sumber air perlu dijaga walaupun berada di luar wilayah

pemeliharaan. Kebersihan air dan debit yang cukup, penting untuk kelancaran pemeliharaan.

Bila musim hujan atau banjir, usahakan jangan sampai kolam menjadi tergenang sehingga

tkan hilang atau hanyut terbawa air. Sedangkan pada musim kemarau, penambahan air perlu

dilakukan agar kolam tidak kekeringan.

Pintu saluran air perlu selalu diperiksa. Ini penting untuk mengatur pemasukan dan

pengeluaran air. Juga, jangan sampai air keruh serta lumpur yang pekat masuk ke dalam

kolam. Air yang keruh karena banyak mengandung lumpur bisa mengurangi nafsu makan

ikan. Lain halnya bila air agak keruh karena dipenuhi ganggang atau plankton. Sebagai

sumber makanan bagi ikan, ganggang atau plankton ini perlu dipelihara.

4. Pakan dan pemupukan

Peranan pakan sangat penting untuk meningkatkan produksi. Bila pakan yang diberikan

hanya seadanya maka produksi yang dihasilkan tentu sedikit. Contohnya, petani ikan

tradisional yang memberi makan ikan dengan bahan seadanya saja, produksi ikannya kecil-

kecil. Berbeda dengan pengusaha ikan mas yang menggunakan teknik kolam air deras, ikan-

ikannya besar dan gemuk. Rahasianya terletak pada usaha merangsang nafsu makan ikan

dan pemberian pakan yang cukup. Ikan yang ditaruh di air deras akan lincah bergerak

sehingga akan selalu lapar dan bersemangat mencaplok pakan yang diberikan.

Kandungan gizi pakan lebih berperan dibanding jumlah yang diberikan. Bila ikan sudah

kenyang, pakan yang diberikan akan dibiarkan saja tanpa disentuh lagi. Oleh karena itu,

Page 19: AGRIBISNIS PERIKANAN

usahakan pada pakan sudah terkandung zat-zat makanan yang penting untuk pertumbuhan

dan perkembangan ikan. Pakan buatan sendiri atau buatan pabrik tidaklah menjadi soal.

Protein, lemak, dan karbohidrat penting terdapat dalam pakan ikan. Protein dan lemak

mutlak diperlukan oleh ikan. Karbohidrat diperlukan dalam jumlah yang berbeda tergantung

jenis ikannya. Karbohidrat dibutuhkan hanya 9 % saja dari total makanan ikan buas

(karnivora), 18,6 % dari total makanan ikan pemakan campuran (omnivora), dan sekitar 61 %

dari total makanan ikan pemakan tumbuhan (herbivora).

Dewasa ini, di pasaran tersedia banyak sekali jenis-jenis pakan untuk ikan. Ini

memudahkan dalam memilih pakan yang sesuai dengan jenis ikan yang dipelihara.

Pakan dalam bentuk larutan cocok untuk burayak (anak) ikan dan udang yang masih

kecil, baru berumur sekitar 3 - 20 hari. Benih yang lebih besar dengan umur 20 - 40 hari lebih

pas bila diberi pakan berbentuk tepung halus. Bila umumya mencapai 40 - 80 hari pakannya

berbentuk tepung kasar. Sedang ikan yang sudah berukuran tanggung, berumur 80 - 120

hari, dapat diberi remah-remah. Ikan yang besar, lebih dari 120 hari, dapat diberi pakan

berbentuk pellet. Ada juga pakan berbentuk lembaran yang cocok untuk kita berikan pada

ikan-ikan yang suka menyambar makanan, seperti jenis-jenis ikan hias.

Bila hendak membuat pakan sendiri, perhatikanlah bahan-bahan yang akan digunakan.

Bahan pakan yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Syarat itu antara lain nilai gizinya

harus tinggi, mudah diperoleh, mudah diolah, dan tidak beracun. Akan lebih baik bila harga

bahan itu murah serta bukan merupakan makanan pokok manusia sehingga tidak

mengganggu persediaan kebutuhan pokok.

Bahan untuk pakan bisa berupa bahan nabati, seperti kacang-kacangan, dedak, biji

kapuk, dan daun-daunan (turi, ketela pohon, lamtoro, dan lain-lain). Ada juga yang berupa

bahan hewani, seperti tepung ikan, kepala udang, tulang, dan tepung darah. Bahan

tambahan diperlukan juga, tetapi dalam jumlah yang sedikit. Bahan tambahan yang biasa

digunakan antara lain vitamin, garam dapur, dan bahan perekat (seperti tepung kanji dan

agar-agar). Juga, sering ditambahkan anti-oksidan dan ragi.

Di dalam air tambak, kolam, atau sungai biasanya terdapat pakan alami bagi ikan. Pakan

alami itu bisa berupa plankton, ganggang, atau tumbuhan air lainnya. Selain itu, sering

dijumpai hewan-hewan kecil yang disukai ikan, seperti cacing, siput, remis, ataupun jentik-

jentik.

Untuk mendorong pertumbuhan pakan alami dapat dilakukan pemupukan. Caranya

dengan menggemburkan tanah tambak atau kolam, kemudian digaru dan diberi pupuk.

Pupuk yang biasa digunakan untuk keperluan ini adalah gabungan dari pupuk buatan dan

pupuk alam. Pupuk alam yang dipakai umumnya kotoran sapi, kambing, kerbau, ayam, serta

Page 20: AGRIBISNIS PERIKANAN

pupuk hijau atau kompos. Pupuk buatan yang diberikan umumnya hanya urea dan TSP. KCl

jarang diberikan karena pengaruh kalium kurang diperiukan untuk kolam.

5. Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang banyak mengganggu di bidang perikanan antara lain bermacam-macam ikan

buas/liar, kepiting, burung, ular, dan linsang. Hewan-hewan ini ada yang menjadi pemangsa,

ada juga yang menjadi saingan ikan yang dipelihara karena hidup secara liar di dalam kolam,

serta ada juga yang merusak pematang dan pintu air.

Untuk membasmi hama yang hidup di air, dapat digunakan bahan beracun organik,

seperti tepung biji teh yang mengandung racun saponin, akar tuba yang mengandung racun

rotenon, atau tembakau yang mengandung racun nikotin.

Bahan kimia beracun atau pestisida tidak dianjurkan untuk membasmi hama karena

mempunyai daya tahan di dalam kolam atau tambak. Dalam jangka waktu yang cukup lama

bahan ini tetap tinggal sebagai residu beracun di dalam kolam. Residu beracun ini berbahaya

bagi ikan yang dipelihara, para pekerja, dan konsumen ikan.

Hama yang merusak pematang, seperti kepiting atau ketam, diberantas dengan karbid

atau abu sekam. Burung diusir dengan keprak atau dihalangi dengan jaring yang dipasang

di atas kolam. Hama yang memangsa ikan, seperti ular, dicegah dengan pemasangan pagar

kawat.

Selain hama, beberapa penyakit juga sering menyerang ikan. Penyakit tersebut antara

lain disebabkan oleh protozoa, bakteri, cendawan, atau virus. Untuk mengobati penyakit itu

digunakan obat- obatan atau bahan kimia yang berdosis rendah dan tidak meninggalkan

residu beracun. Contohnya, Malachit Green, garam dapur, kapur, KMnO4, NH4OH, CaO,

Lysol, dan Formalin.

Hal yang penting untuk pengendalian hama dan penyakit ini yaitu perawatan dan

pemeliharaan kesehatan air serta kebersihan lingkungan di sekitar kolam.

6. Pengaturan budi daya secara rutin dan non-rutin

a. Budi daya perikanan secara rutin

Ikan dapat dibudidayakan secara rutin. Artinya, diusahakan ikan dapat dipanen atau

dipasarkan secara periodik, bisa per hari, per minggu, per bulan, atau berdasar pcriode

waktu yang diinginkan.

Jenis komoditi perikanan yang dapat dibudidayakan secara rutin cukup banyak. Namun,

sangat penting untuk menyesuaikan jenis yang dipilih dengan kebutuhan pasar. Juga, jumlah

produksi perlu ditentukan sesuai dengan jumlah kebutuhan pasar.

Untuk lebih jelasnya mengenai budi daya rutin, di bawah ini diberikan contoh budi daya

lele dumbo (Glorias gariepinus).

Page 21: AGRIBISNIS PERIKANAN

Ada permintaan pasar untuk lele dumbo sebanyak 3 ton tiap dua minggu. Bila berat rata-

rata seekor ikan lele dumbo 0,5 kg maka 3 ton terdiri dari 6.000 ekor. Untuk itu, kebutuhan

akan lahan, benih, pupuk, pakan, dan tenaga kerja periu dihitung secara cermat (lihat uraian

berikut).

1) Kebutuhan lahan

Jika padat penebaran rata-rata per m2 terdiri dari 40 ekor lele dumbo maka luas bak

kolam yang dibutuhkan setiap kali pembesaran sekitar 150 m2. Setiap kolam biasanya

membutuhkan saluran pemasukan/pembuangan air, bendungan, pematang, kolam

penyimpanan bibit, dan lain-lain. Untuk keperluan ini, dibutuhkan sekitar 30 % luas kolam

sehingga luas lahan efektif sekitar 70 %. Jadi, lahan yang dibutuhkan untuk sekali

pembesaran lele sekitar 195 m2.

Karena umur panen lele dumbo rata-rata 6 bulan maka agar dapat memanen lele dumbo

secara rutin setiap 2 minggu sekali, dibutuhkan 13 petak lahan. Dengan demikian, adanya 13

petak lahan berarti membutuhkan lahan seluas 2.535 m2.

Mula-mula kolam kesatu ditebar benih ikan terlebih dahulu. Kemudian kolam kedua

ditebar benih 2 minggu berikutnya. Selanjutnya kolam ketiga ditebar benih 2 minggu

berikutnya lagi. Demikian seterusnya setiap kolam ditebar benih dengan selang waktu 2

minggu. Sehingga pada saat menebar benih pada kolam ketiga belas atau terakhir, lele

dumbo di kolam kesatu telah siap dipanen karena umumya telah mencapai 6 bulan. Dua

minggu berikutnya dilakukan panen lagi di kolam kedua sambil menebar benih di kolam

kesatu. Pekeriaan menebar dan memanen ini dilakukan seterusnya.

2) Kebutuhan benih

Setiap 2 minggu sekali diharapkan panen sebanyak 6.000 ekor ikan lele dumbo sehingga

diperlukan benih, yang beratnya ± 5 g atau panjangnya 8 - 10 cm, sebanyak 6.000 ekor.

Cadangan benih perlu juga disiapkan, sebanyak 20 % dari jumlah benih. Jadi, jumlah benih

keseluruhan yang perlu disiapkan sekitar 7.200 ekor.

Kolam sebanyak 13 buah membutuhkan benih sebanyak 93.600 ekor. Akan tetapi, perlu

diingat bahwa kebutuhan benih tidak sekaligus, cukup 7.200 ekor benih setiap 2 minggu.

3) Kebutuhan pupuk

Untuk merangsang pertumbuhan pakan alami diberikan pupuk kandang dan pupuk

buatan. Banyaknya sebagai berikut.

Pupuk kandang : 500 g per m2, berarti 75 kg per kolam

Urea : 15 g per m2, berarti 2,25 kg per kolam

TSP : 20 g per m2, berarti 3 kg per kolam

Page 22: AGRIBISNIS PERIKANAN

Untuk memberantas hama dan penyakit serta untuk memperbaiki pH tanah dan air,

kolam perlu diberi kapur.

Kapur : 75 g per m2, berarti 7,5 kg per kolam

Pemberian pupuk dan kapur ini biasanya dilakukan sebelum kolam ditebari benih.

Jumlah petak pagar panen rutin tiap 2 minggu

4) Kebutuhan pakan

Selain mendapat makanan alami dari dalam kolam, lele diberi pakan tambahan. Pakan

lele biasanya bempa pellet, cacing, ampas tahu, ampas kelapa, dedak, dan cincangan

bekicot. Jumlah pakan tambahan tersebut sekitar 3 - 5 % dari total berat ikan di dalam kolam

setiap hari. Misalnya, berat ikan rata-rata 50 g berarti berat per kolam 360 kg sehingga

jumlah pakan yang diberikan sekitar 10,8 - 18 kg per kolam per hari. Bila berat ikan rata-rata

sudah 200 g berarti berat per kolam 1.440 kg sehingga jumlah pakan yang diberikan sekitar

43,2 - 72 kg per kolam per hari.

5) Kebutuhan tenaga kerja

Setiap luasan 500 m2 dibutuhkan satu orang tenaga kerja untuk perawatan dan

pemeliharaan. Berarti untuk keseluruhan lahan seluas 2.535 m2 diperlukan 5 orang tenaga

kerja.

Panen dapat juga tidak dilakukan dua minggu satu petak sekaligus. Dari 6.000 ekor ikan

setiap petak bisa saja diambil 200 ekor setiap hari atau diambil beberapa ratus tiap tiga hari

sekali. Dapat juga menjual beberapa ribu ekor setiap minggu sekali. Jadi, panen dapat saja

dilakukan sesuai dengan keinginan dan ikan yang lain dibiarkan tetap di kolam.

Budi daya secara rutin seperti contoh di atas memang fleksibel. Bila ingin panen lele

yang tidak terlalu besar misalnya, bisa saja melakukan panen pada umur 3 bulan, tergantung

kebutuhan. Jadi, tidak perlu menunggu sampai waktu 6 bulan.

Page 23: AGRIBISNIS PERIKANAN

b. Budi daya perikanan secara non-rutin

1) Budi daya menjelang hari raya

Pada waktu-waktu tertentu, umpamanya menjelang lebaran, natal, tahun baru, atau hari-

hari yang dirayakan secara masal, biasanya permintaan komoditi perikanan meningkat. Oleh

karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pasar pada waktu itu perlu perencanaan budi daya

yang tertentu. Untuk budi daya model ini tidak memerlukan banyak kolam, cukup satu kolam

yang luasnya sesuai dengan jumlah ikan yang akan dibudidayakan.

Dalam budi daya non-rutin yang terpenting adalah umur panen dari jenis ikan yang akan

dibudidayakan. Hal itu penting agar dapat memanen tepat pada waktunya, tidak terlalu cepat

atau terialu lambat. Untuk lebih jelasnya lihat contoh budi daya ikan mas (Cyprinus carpio)

berikut ini.

Panen ikan mas biasanya 4 - 6 bulan setelah masa pemeliharaan. Oleh karena itu, agar

dapat panen tepat waktunya, benih ikan mas ditebar sekitar 4 - 6 bulan sebelum panen.

Misalnya, lahan yang kita miliki seluas 2.000 m2. Sebagian lahan dibuat saluran,

bangunan, pematang, dan lain-lain sehingga luas lahan yang efektif untuk kolam

pembesaran sekitar 70 % (1.400 m2) saja.

Luasan ini dapat dibuat menjadi beberapa buah kolam untuk mempermudah perawatan

dan pemeliharaan, bisa dibagi menjadi 4 - 5 kolam yang berdekatan.

a) Kebutuhan benih

Bila penebarannya padat, rata-rata 5 ekor per m2, maka benih yang dibutuhkan sekitar

7.000 ekor. Jumlah tersebut masih ditambah benih cadangan, sebanyak 20 % sehingga

jumlahnya 8.400 ekor. Ukuran benih ikan mas yang siap tebar sekitar 6 - 8 cm.

b) Kebutuhan pupuk

Untuk merangsang pertumbuhan makanan alami di dalam kolam maka diperiukan pupuk

kandang dan pupuk buatan. Pupuk kandang : 500 g per m2, berarti jumlah keseluruhan 700

kg.

Urea : 10 g per m2, berarti jumlah keseluruhan 14 kg

TSP : 10 g per m2, berarti jumlah keseluruhan 14 kg

Untuk pemberantasan hama dan penyakit serta untuk memperbaiki pH tanah dan air

ditambahkan kapur.

Kapur : 50 g per m2, berarti jumlah keseluruhan 70 kg.

c) Kebutuhan pakan

Selain mendapat makanan alami dari dalam kolam, ikan mas perlu juga mendapat pakan

tambahan. Pakan dapat berupa dedak halus, ampas tahu, jagung rebus, sisa-sisa dapur, dan

Page 24: AGRIBISNIS PERIKANAN

pellet. Pakan diberikan sekitar 5 – 7 % dari berat tubuh ikan per hari. Bila berat ikan rata-rata

50 g maka pakan yang diberikan seluruhnya sekitar 21 - 29,4 kg per hari. Bila berat ikan rata-

rata 150 g maka pakan yang diberikan seluruhnya 63 - 88,2 kg.

d) Kebutuhan tenaga kerja

Setiap luasan 500 m2 dibutuhkan satu orang tenaga kerja. Dengan demikian, untuk

luasan 2.000 m2 dibutuhkan empat orang tenaga kerja untuk perawatan dan pemeliharaan.

2) Budi daya mengikuti trend

Pada umumnya ikan hias mempunyai masa-masa trend. Pada masa itu harga ikan

tersebut akan melonjak dengan sendirinya. Misalnya, beberapa waktu yang lalu ikan arwana

sedang "nge-trend", kemudian disusul dengan ikan koi. Masa trend itu tidak menutup

kemungkinan untuk jenis ikan yang lain.

Melihat kecenderungan masyarakat untuk beramai-ramai memelihara ikan hias tertentu,

memberi peluang untuk mengeruk keuntungan dari budi daya ikan hias yang kira-kira bakal

menjadi trend tersebut. Untuk itu, pengetahuan tentang jenis apa yang bakal menjadi trend

perlu dimiliki oleh calon pengusaha ikan hias.

Umumnya budi daya ikan hias tidak memeriukan lahan yang luas. Bahkan sckiranya

tidak mampu mcngusahakan lahan di tempat lain, halaman pekarangan pun bisa

dimanfaatkan, asalkan luasnya mencukupi. Sebagai contoh budi daya ikan maanvis

(Pterophyllum scalare).

Lama pemeliharaan maanvis biasanya 6 bulan. Misalkan, ada lahan seluas 100 m2.

Lahan tersebut kemudian disekat menjadi bak-bak kecil. Jumlah bak 50 buah dengan

ukuran 1,5 x 1 m.

a) Kebutuhan benih

Setiap bak yang berukuran 1,5 x 1 m ditebar benih 50 ekor. Untuk 50 bak diperiukan

benih 2.500 ekor. Benih ditambah lagi untuk cadangan sebanyak 10 % sehingga jumlah

benih keseluruhan 2.750 ekor.

b) Kebutuhan pakan

Maanvis memerlukan makanan alami. Pakan buatan jarang diberikan Makanan alami

tersebut dapat berupa cacing sutera enfusora, rotifera, kutu air, jentik-jentik, dan sebagainya.

Banyaknya makanan diukur dalam jumlah takar. Untuk sekali pembesaran maanvis sejumlah

2 500 ekor diperlukan 300 takar. Pembenan makanan cukup sedikit saja per hari karena

makanan yang dibutuhkan maanvis memang sedikit.

Page 25: AGRIBISNIS PERIKANAN

c) Kebutuhan obat-obatan

Obat-obatan yang biasanya digunakan untuk maanvis arrtara lain obat merah

(mercurochrome) 0,2 %, malachyte green 0,2 %, dan larutan chloramines 1%. Obat-obatan

ini digunakan untuk menyembuhkan maanvis dari penyakit akibat serangan jamur

Saprolegma seta dan Achlya. Juga, parasit dari protozoa jenis Ichthyopthirus multifiliis,

Oodinium limneticum, dan Oodinium pillulans.

d) Kebutuhan tenaga kerja

Untuk budi daya maanvis di lahan seluas 100 m2 cukup digunakan satu orang tenaga

kerja setiap hari untuk perawatan dan pemehharaan.

D. Pascapanen

Produksi ikan bersifat musiman, terutama ikan laut Dengan demikian, pada suatu saat

produksi ikan sangat melimpah, sedang pada waktu yang lain sangat rendah. Tidak heran

bila pada saat produksi sangat melimpah, banyak ikan yang tidak dimanfaatkan sehingga

menjadi busuk. Proses pembusukan ini akan mengakibatkan mundurnya mutu dan turunnya

harga ikan. Hal ini sangat merugikan bagi nelayan atau pengusaha yang berkecimpung

dalam dunia bisnis perikanan.

Untuk mencegah proses pembusukan tersebut, perlu dikembangkan berbagai cara

pengawetan dan pengolahan serta cermat agar sebagian besar ikan yang diproduksi dapat

dimanfaatkan. Dalam hal ini akan dijelaskan mengenai penanganan ikan hidup, penanganan

ikan segar, pengawetan, dan packing.

1. Penanganan ikan hidup

Ikan hias, ikan tombro, lele, dan gabus akan lebih mahal harganya bila dijual dalam

keadaan hidup. Oleh karena itu, bila ingin mendapatkan harga yang baik diperlukan usaha

penanganan ikan hidup yang benar.

Dalam penanganan ikan hidup ini yang terpenting yaitu cara mengusahakan agar ikan-

ikan tersebut sampai ke konsumen masih dalam keadaan hidup, segar, dan sehat. Untuk itu,

diperlukan system angkutan yang dapat menjamin ikan dalam keadaan yang sesuai dengan

permintaan konsumen.

Dalam pengangkutan ikan, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.

1) Kebutuhan O2

Ikan-ikan yang aktif bergerak dan yang masih kecil sangat membutuhkan O2 lebih

banyak. Kandungan O2 dalam air dingin lebih banyak dibandingkan dengan air hangat

Page 26: AGRIBISNIS PERIKANAN

atau panas. Oleh karena itu, dalam pengangkutan ini sangat baik bila menggunakan air

yang bersuhu rendah sesuai dengan habitatnya.

2) Alat untuk mengangkut ikan hendaknya disesuaikan dengan jarak yang ditempuh.

3) Waktu pengangkutan

Pada pagi hari atau sore hari sangat baik untuk mengangkut ikan ke tempat konsumen

karena pada saat itu suhu udara tidak terlalu tinggi sehingga ikan masih tetap hidup.

4) Jumlah ikan dalam alat pengangkutan sebaiknya jangan terlalu padat agar tidak

kekurangan O2.

2. Penanganan ikan segar

Penanganan ikan segar atau istilahnya handling merupakan salah satu bagian penting

dalam mata rantai industri perikanan. Baik buruknya ikan segar akan mempengaruhi mutu

ikan sebagai bahan makanan atau sebagai bahan mentah untuk proses pengolahan lebih

lanjut.

Tujuan handling untuk mengusahakan agar kesegaran ikan setelah tertangkap bisa

dipertahankan selama mungkin atau menjaga agar produksi ikan setelah sampai di tangan

konsumen masih dalam keadaan segar.

Akhir-akhir ini permintaan Jepang untuk ikan segar semakin meningkat, terutama untuk

jenis tuna yang dagingnya putih. Jenis ikan tersebut di pasaran Jepang laku keras karena

sering digunakan untuk shasimi atau dimakan dalam keadaan mentah. Harga shasimi ini

jauh lebih mahal daripada ikan tuna yang diolah dalam kaleng. Untuk memenuhi permintaan

Jepang yang semakin meningkat tersebut, diperlukan penanganan ikan segar mulai dari saat

ikan tersebut ditangkap sampai ke tangan konsumen.

a. Penanganan ikan segar di kapal-kapal ikan

Handling ikan segar di kapal merupakan langkah pertama yang penting dalam handling

ikan selanjutnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam handling ikan segar di kapal antara

lain sebagai berikut.

o Penyiangan ikan atau dressing

Penyiangan ini dilakukan berdasarkan ukuran badannya. Untuk ikan-ikan kecil yang

badannya mudah rusak, seperti lemuru atau kembung, tidak perlu disiangi. Selain itu,

juga tergantung pada tindak lanjut pengolahan dan permintaan pasar. Bila akan dikemas

dalam kaleng, diolah menjadi fillet, atau dibekukan, ikan tersebut tidak perlu disiangi.

Page 27: AGRIBISNIS PERIKANAN

o Pencucian dengan air mengalir

Tujuannya untuk membebaskan ikan dari bakteri pembusuk.

o Pemindahan ikan dalam palka

Dalam hal ini, usahakan jangan sampai ikan tersebut dijatuhkan dari dek agar tidak

menimbulkan luka pada kulit ikan. Luka pada kulit ikan mempercepat pembusukan.

o Pendinginan

Untuk menjaga agar ikan tetap segar, dalam penyimpanan perlu diberi hancuran es.

Sedapat mungkin es yang dipakai berasal dari air yang bersih agar bebas dari kuman.

b. Penanganan ikan segar di pelabuhan

Handling ikan di pelabuhan juga memerlukan perhatian yang baik karena terdiri dari

beberapa pekerjaan. Pertama ikan dibongkar dari kapal, kemudian ditimbang untuk dilelang,

dimasukkan lagi ke keranjang bambu atau kotak-kotak dari kayu untuk dipak, dan

selanjutnya dikirim ke tempat lain.

Dalam penanganan ini periu memperhatikan hal-hal berikut.

o Usahakan dalam pembongkaran tersebut jangan sampai ada yang luka pada bagian

kulitnya karena dapat mempercepat proses pembusukan.

o Untuk menjaga kesegaran ikan perlu ditambah es agar tetap dingin.

o Jangan biarkan ikan-ikan tersebut kena sinar matahari langsung.

c. Pengangkutan ikan segar

Agar ikan segar yang sampai ke tangan konsumen masih dalam keadaan baik maka

harus cepat-cepat dibawa ke tempat konsumen. Untuk itu, diperiukan alat pengangkutan

yang cepat dan dilengkapi dengan unit pendingin. Fungsi unit pendingin ini untuk

memperlambat mencairnya es, caranya dengan jalan menetralisir perembesan panas dari

luar ruangan. Unit pendingin ini dapat berupa unit refrigerasi mekanis atau memakai "es

kering" (dry ice).

Karena biayanya sangat besar maka penggunaan unit pendingin atau dry ice ini

umumnya digunakan untuk pengangkutan dalam jumlah cukup besar. Selain dengan unit

pendingin dan dry ice tersebut, akhir-akhir ini untuk pengangkutan ikan dipakai N2 cair. Cara

ini memerlukan tangki kontainer untuk menampung N2 cair yang bersuhu - 195°C.

3. Pengawetan

Dasar pengawetan ikan adalah untuk mempertahankan ikan selama mungkin dengan

menghambat atau menghentikan aktivitas mikroorganisme pembusuk. Hampir semua cara

Page 28: AGRIBISNIS PERIKANAN

pengawetan akan menyebabkan berubahnya sifat-sifat ikan segar, baik itu dalam hal bau,

rasa, bentuk, maupun tekstur dagingnya. Berdasarkan caranya, pengawetan dapat

dibedakan menjadi dua golongan, yaitu cara tradisional dan cara modern.

a. Cara tradisional

Cara ini umumnya dilakukan oleh para nelayan dengan memakai alat dan bahan yang

sangat sederhana. Cara yang biasa digunakan antara lain pengeringan, pengasapan,

penggaraman, dan fermentasi.

1) Pengeringan

Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air dalam daging ikan sampai k'egiatan

mikroorganisme pembusuk serta enzim yang menyebabkan busuk berhenti. Akibatnya,

ikannya dapat disimpan cukup lama sebagai bahan makanan.

Pengeringan ikan ini umumnya disertai dengan penggaraman sehingga ikan kering itu

terasa asin. Maksud penggaraman sebelum ikan dikeringkan yaitu untuk menyerap air dari

permukaan ikan dan mengawetkannya sebelum tercapai tingkat kekeringan serta dapat

menghambat aktivitas mikroorganisme selama proses pengeringan berlangsung. Batas

kadar air yang diperlukan dalam tubuh ikan kira-kira 20 – 35 % agar perkembangan

mikroorganisme pembusuk bias terhenti.

2) Pengasapan

Tujuan pengasapan dalam pengawetan ikan yaitu untuk mengawetkan dan memberi

warna serta rasa keasap-asapan yang khusus pada ikan. Panas dari asap yang tinggi bisa

menghentikan aktivitas mikroba pembusuk dan enzim-enzim perusak dalam daging sehingga

proses pembusukan dapat dicegah.

3) Penggaraman

Fungsi garam dalam pengawetan ini untuk menyerap air dari dalam daging ikan

sehingga aktivitas bakteri akan terhambat. Selain itu, larutan garam juga menyebabkan

proses osmose pada sel-sel mikroorganisme sehingga terjadi plasmolisis yang

mengakibatkan kurangnya kadar air pada sel bakteri dan akhimya bakteri mati. Umumnya

semua jenis ikan dapat diawetkan dengan cara ini. Contoh hasil olahan ikan yang diawetkan

dengan cara ini : ikan asin, ikan peda, dan ikan pindang.

4) Fermentasi

Fermentasi merupakan proses penguraian senyawa-senyawa kompleks yang terdapat di

dalam tubuh ikan menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim

Page 29: AGRIBISNIS PERIKANAN

yang berasal dari tubuh ikan tersebut atau dari mikroorganisme dan beriangsung dalam

kondisi lingkungan yang terkontrol.

Produk-produk fermentasi ikan tersebut antara lain sebagai berikut.

a) Ikan peda

Jenis ikan yang dibuat seperti ini antara lain ikan kembung, layang, selar, tanjan, mas,

tawes, dan mujair. Ikan peda mempunyai rasa yang khas karena adanya proses

fermentasi dan autolisis pada daging ikan yang membentuk asam propionat. Ikan peda

yang bermutu baik mempunyai rasa khusus yang sangat disukai oleh konsumen dan

dagingnya berwama kecokelat-cokelatan akibat proses oksidasi terhadap lemak yang

terdapat dalam tubuh ikan.

b) Terasi (fish paste)

Pembuatan terasi merupakan usaha pemanfaatan ikan atau udang yang berkualitas

rendah dengan cara penggaraman melalui proses fermentasi.

c) Kecap ikan (fish sauce)

Ada anggapan bahwa kecap ikan ini berasal dari kecap yang terbuat dari kacang kedelai

yang ditambah dengan ekstrak daging. Namun, anggapan tersebut salah karena kecap

ikan ini benar-benar dibuat dari sari daging ikan yang sengaja dibuat secara khusus

dengan proses fermentasi. Semua jenis ikan dapat dibuat kecap ikan, bahkan ikan yang

sudah tidak bemilai ekonomis dan yang berasal dari sisa pengolahan pun dapat

digunakan sebagai bahan dasar.

b) Bekasem

Jenis ikan yang bisa digunakan sebagai bekasem yaitu lele, ikan mas, tawes, gabus,

nila, dan mujair. Selain garam sebagai bahan pengawet, dalam proses fermentasi

pembuatan bakasem ini juga menggunakan nasi sebagai sumber energi/karbohidrat bagi

mikroorganisme. Karbohidrat tersebut diuraikan menjadi senyawa yang lebih sederhana

dan berguna sebagai pengawet serta pemberi rasa asam pada produk bekasem.

e) Silase ikan

Prinsip pembuatan silase ikan dengan menurunkan pH ikan agar pertumbuhan maupun

perkembangan bakteri pembusuk terhenti. Silase ikan dapat dimanfaatkan sebagai salah

satu unsur yang dicampurkan ke dalam makanan ikan atau makanan temak lainnya.

Dengan adanya pengolahan semacam ini, ikan-ikan yang tidak digunakan dapat

dimanfaatkan sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Page 30: AGRIBISNIS PERIKANAN

b. Cara modern

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, cara pengawetan ikan juga semakin

berkembang. Dalam cara ini, biasanya digunakan alat-alat yang canggih dan membutuhkan

biaya yang tidak sedikit. Walaupun demikian, mutu hasil pengawetannya juga semakin baik

dan bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, cara ini biasanya digunakan oleh

perusahaan makanan yang mengolah secara besar-besaran untuk dipasarkan.

Pengawetan dengan cara modem ini, biasanya dengan cara pendinginan dan

pembekuan (pengawetan dengan suhu rendah), canning, serta fish meal.

Di antara cara-cara mempertahankan kesegaran atau mengawetkan ikan yang paling

sempuma dan yang bisa mempertahankan sifat-sifat yang mendekati sifat ikan segar yaitu

dengan memakai suhu rendah. Pada suhu di atas 0°, ikan akan membusuk dengan cepat

sehingga perlu diawetkan dalam hancuran es atau mendinginkannya untuk beberapa waktu.

Pengawetan dengan suhu rendah meliputi pendinginan dan pembekuan. Kedua cara

pengawetan tersebut mempunyai prinsip yang sama, yaitu untuk mengurangi atau

menghentikan aktivitas organisme pembusuk.

1) Pendinginan

Pendinginan yaitu proses pengawetan ikan dengan suhu rendah chilling (-1-5°C) dengan

tujuan untuk menghambat kegiatan mikroorganisme, proses-proses kimia, dan proses fisis

lainnya yang dapat mempengaruhi kesegaran mutu.

Cara yang termudah, praktis, dan tidak membutuhkan biaya besar yaitu dengan

menggunakan es batu. Dalam penerapannya sering tidak efisien karena es cepat sekali

mencair dengan masuknya suhu udara panas.

Sekarang dalam cara pendinginan sudah banyak digunakan unit pendingin mekanis

yang dapat mendinginkan ikan secara lebih meyakinkan sampai pada 0°C. Unit pendingin ini

langsung mendinginkan ikan dan mempertahankan suhu 0°C atau sedikit lebih rendah (-2°C)

agar es yang dipakai untuk mendinginkannya tidak cepat mencair.

Berkat kemajuan teknologi, ada cara lain untuk mendinginkan ikan tanpa memakai es

batu, yaitu sebagai berikut.

a) Menggunakan es kering (dry ice)

Es kering (dry ice) yang digunakan berasal dari kristal CO2. Kristal ini dibiarkan

menyublim sambil mengalirkan udara dingin dari kipas angin ke tempat penyimpanan

ikan sehingga suhu tubuh ikan akan menurun.

Page 31: AGRIBISNIS PERIKANAN

b) Menggunakan larutan garam dingin

Dengan menggunakan campuran garam kristal dan es batu yang mempunyai titik cair

jauh di bawah 0° C, suhu tubuh ikan dengan cepat akan menurun. Akibat menggunakan

cara ini, ikan menjadi asin serta kadar aimya menurun karena cairan di dalam tubuh ikan

akan terserap oleh kristal garam yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi.

c) Menggunakan RSW (refrigerated sea water)

Cara ini banyak dilakukan di kapal penangkap ikan modem. Di dalam kapal terdapat

mesin khusus yang dapat mendinginkan air laut sampai mencapai suhu yang diinginkan

sehingga ikan dapat direndam di dalamnya.

d) Menggunakan udara dingin

Biasanya dalam pelaksanaannya, udara dingin dikombinasikan dengan es batu.

Penggunaan es batu dimaksudkan untuk menurunkan suhu tubuh ikan, sedang aliran

udara dingin untuk menjaga agar temperatur di dalam ruang penyimpanan ikan tetap

rendah. Dengan cara seperti ini, proses pencairan es batu dapat diperlambat dan

penggunaannya lebih hemat.

Selain dengan alat-alat modem seperti di atas, di pasaran sekarang tersedia obat

pendingin yang sering digunakan dalam bidang perikanan. Obat tersebut antara lain

o freon atau flourinated hydrocarbons yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan

nama genetron dan mempunyai titik didih -30°C.

o amonia (NH ) yang mempunyai titik didih -33,3°C.

2) Pembekuan

Keuntungan pengawetan dengan proses pembekuan ini antara lain sebagai berikut.

o Dapat mengubah cairan tubuh ikan menjadi kristal-kristal es sehingga kehidupan

bakteri akan terganggu dan sulit menyerap makanan.

o Cairan yang terdapat dalam sel bakteri juga dapat membeku sehingga dapat

mematikan bakteri pembusuk.

o Keawetan dan kesegaran ikan lebih lama.

o Selain itu, juga dapat menghambat proses pembusukan oleh enzim dan proses

oksida lemak oleh O2.

Waktu yang diperiukan dalam proses pembekuan ini berbeda-beda, tergantung pada

kecepatan dan suhu yang dicapai. Pada suhu- 55°C sampai - 65°C, semua cairan tubuh ikan

Page 32: AGRIBISNIS PERIKANAN

telah membeku. Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembekuan yaitu

cara perambatan panas, perbedaan suhu awal tubuh ikan dan suhu yang diinginkan, ukuran

ikan, dan wadah yang digunakan.

Alat yang biasa digunakan disebut freezer. Jenisnya antara lain sharp freezer, multi plate

freezer, air blast freezer, dan brine freezer.

3) Pengalengan ikan (canning)

Pengalengan ikan diartikan sebagai cara pengolahan dan pengawetan ikan yang telah

disterilisasi dan dikemas dalam kaleng. Dasar dari pengalengan ikan ini yaitu memanasi ikan

dalam kaleng sampai pada suhu dan waktu tertentu agar semua jenis mikroorganisme,

seperti jamur, ragi, bakteri, dan enzym bisa mati, sehingga tidak akan menimbulkan proses

pembusukan. Dalam pengawetan cara ini tidak hanya menggunakan kaleng saja untuk

mengemasnya, tetapi dapat juga dipakai botol. Sedangkan ikan yang dapat dikalengkan

antara lain ikan sardine/lemuru, ikan bandeng, ikan tongkol, dan udang.

Dalam proses pengalengan ikan, diperlukan tahap-tahap tertentu agar produk yang

dihasilkan bermutu baik. Tahap-tahap tersebut yaitu :

a) penyediaan dan pemilihan bahan mentah,

b) pengawetan sementara bahan mentah,

c) penyiangan dan pencucian,

d) perlakuan terhadap bahan mentah sebelum dikaleng,

e) pengisian ke dalam kaleng,

f) pengeluaran udara dan penutupan kaleng,

g) penambahan saus,

h) penutupan kaleng,

i) pemanasan atau sterilisasi,

j) pendinginan, serta

k) pemasangan label.

Agar tidak menderita kerugian, bagi orang-orang yang ingin membuka usaha

pengalengan ikan harus memperhatikan hal-hal seperti :

a) harga ikan dalam kaleng dan bahan mentah,

b) biaya produksi,

c) tersedianya bahan mentah,

d) pemasaran,

e) nilai gizi ikan kaleng,

f) pengangkutan,

g) penyimpanan, dan

Page 33: AGRIBISNIS PERIKANAN

h) persaingan dengan pengusaha lain.

4) Tepung ikan (fish meal)

Tepung ikan merupakan suatu produk padat kering dari sisa-sisa olahan/limbah atau dari

kelebihan hasil penangkapan ikan. Untuk mendapatkan tepung ikan dengan jalan

mengeluarkan sebagian besar cairan dan lemak yang terkandung di dalam ikan.

Fungsi utama tepung ikan ini sebagai bahan campuran makanan ikan dan temak (seperti

ayam dan babi). Berdasarkan hasil penelitian, ikan dapat tumbuh lebih cepat bila dalam

makanannya ditambahkan tepung ikan banyak 10 - 40 %. Demikian juga, pertumbuhan dan

pertambahan berat ayam dan babi cepat bertambah dengan pemberian tepung ikan. Hal itu

disebabkan adanya kandungan protein atau APF (animal protein factor) yang tinggi dalam

tepung ikan.

Tepung ikan yang baik dihasilkan oleh ikan yang sedikit mengandung lemak. Adanya

lemak membuat tepung ikan juga banyak mengandung lemak. Hal itu merugikan karena

oksidasi lemak akan memudahkan tepung ikan menjadi tengik.

Tepung ikan yang bermutu baik mempunyai sifat :

o butir-butirnya agak seragam,

o bebas dari sisa-sisa tulang, mata ikan, dan benda-benda asing,

o berwarna abu-abu kehijauan, serta

o komposisinya : protein : 60 – 70 %

lemak : 6 – 14 %

kadar air : 4 – 12 %

kadar abu : 6 – 18 %.

Usaha pengolahan tepung ikan ini sangat menguntungkan bagi pengusaha ikan karena

sisa-sisa ikan yang semula dibuang sekarang dapat dimanfaatkan dan dapat menambah

keuntungan. Selain itu, juga dapat menghemat devisa negara karena impor tepung ikan dari

negara lain berkurang dan membuka lapangan kerja baru.

Page 34: AGRIBISNIS PERIKANAN

Beberapa produk perikanan yang umum dipasaran

4. Packing

Packing dilakukan terutama untuk konsumsi ikan segar. Cara packing hams disesuaikan

dengan jarak lokasi usaha ke konsumen. Yang terpenting yaitu mempertahankan keawetan

ikan agar sampai di tangan konsumen masih dalam keadaan segar sehingga harganya tidak

turun.

Untuk jarak lokasi yang dekat, ikan-ikan segar bisa dimasukkan dalam keranjang bambu

yang diberi es. Akan tetapi, untuk jarak jauh biasanya memakai peti atau tong plastik. Akan

lebih baik lagi bila dalam packing menggunakan peti dingin (cool box), yaitu peti yang

dindingnya mempunyai lapisan isolator.

Sebelum ikan dimasukkan dalam tempat packing tersebut, ikan itu dibersihkan dan diatur

sedemikian rupa sehingga es dan ikan tersebut beriapis-lapis. Khusus udang, untuk

mencegah timbulnya bercak-bercak hitam, udang yang telah dikupas kulit dan dipotong

kepalanya perlu dicelupkan pada larutan natrium bisulfit (NaHSO3) selama 1 menit. Setelah

itu, ditiriskan dan dimasukkan dalam peti atau tong plastik yang sudah ada es di dalamnya.

Perbandingan berat udang dan es 1 : 1.

sebelum di packing, udang perlu dikupas kulitnya, dipotong kepalanya,dan dicelupkan dalam larutan NaHSO2 untuk mencegah terjadinya bercak hitam

Untuk ikan-ikan yang sudah diawetkan, biasanya dimasukkan dalam kantong-kantong

plastik yang sudah diberi label. Kemudian, dimasukkan dalam dos. Begitu pula dengan ikan-

ikan dalam kaleng.

Packing untuk transportasi ikan hias memegang peranan yang sangat penting karena

bila packing tidak mendukung, dapat menyebabkan kematian ikan. Untuk itu, pada bulan Mei

1987 Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan, telah mengeluarkan SK

No 040/Dagla/KP/V/87 tentang Pedoman kemasan ikan hidup untuk angkutan udara di

dalam negeri.

Page 35: AGRIBISNIS PERIKANAN

IV. ASPEK PEMASARAN

Apabila seorang pengusaha perikanan hendak melangkah ke usaha produksi,sebaiknya

berpikir dan berorientasi ke aspek pemasaran terlebih dahulu. Jangan sampai ketika ikan

sudah siap dipanen baru memikirkan sasaran pemasaran. Akan dipasarkan kemanakah ikan-

ikan tersebut ?.

Pasar sangat penting untuk kelangsungan produksi. Bila kemampuan pasar untuk

menyerap produksi sangat tinggi maka tidak menjadi masalah. Dengan harga jual yang pas

telah dapat menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, bila pasar tidak menyediakan

kemungkinan menyerap produk, mau tak mau usaha yang dirintis mengalami kerugian.

Apabila produksi telah berjalan maka keberhasilan pengusaha perikanan ditentukan oleh

kemampuannya dalam menganalisis dan mengantisipasi pasar. Adakah perubahan dan

perkembangan yang terjadi di pasar. Pengusaha yang ingin maju harus selalu tanggap akan

hal ini.

Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh seorang pengusaha perikanan sebelum

melangkah ke aspek pemasaran ini. Hal tersebut yaitu sasaran pemasaran, persaingan, dan

stategi pemasaran.

o Sasaran pemasaran

Sasaran pemasaran berkaitan erat dengan pemilihan jenis ikan yang akan diproduksi.

Siapa konsumen yang dituju ? Berapa besar kira-kira permintaannya ? Apa yang menjadi

motif masyarakat membeli ikan ? Cocokkah produksi kita dengan selera masyarakat?

Semuanya tergantung pada keadaan sosial konsumen dan daya belinya.

o Persaingan

Persaingan merupakan suatu hal yang wajar dalam bidang usaha. Apalagi di bidang

usaha perikanan karena umumnya bidang ini tidak mengenal monopoli. Jadi, semua

produksi perikanan bersaing bebas di pasaran. Oleh karena itu, usaha untuk

menghadapi dan mengatasi persaingan harus dipikirkan agar produksi kita laku di

pasaran.

o Strategi pemasaran

Maksud dari strategi pemasaran yaitu suatu tindakan penyesuaian sebagai reaksi

terhadap situasi pasar dengan berdasarkan pertimbangan yang wajar. Tindakan-

tindakan yang diambil itu merupakan pendekatan terhadap berbagai faktor, baik dari luar

Page 36: AGRIBISNIS PERIKANAN

maupun dalam. Faktor luar berdasarkan konsumen yang dituju. Sedangkan faktor dalam

berdasarkan produksi yang dihasilkan.

A. Jenis-Jenis Pasar

Pengertian pasar secara luas adalah suatu kondisi di mana pembeli dan penjual dapat

berhubungan. Dengan demikian, pasar dapat berarti secara nyata atau abstrak. Yang

dimaksud dengan pasar secara nyata yaitu suatu tempat di mana penjual dan pembeli dapat

saling bertemu dan mengadakan transaksi.

Sesuai dengan perkembangan zaman maka banyak sekali jenis pasar yang dapat

digunakan sebagai tempat menyalurkan produksi perikanan, antara lain pasar umum, tempat

pelelangan ikan, pasar swalayan, pasar khusus, dan pasar ekspor.

o Pasar umum yaitu pasar yang menyediakan segala keperluan, meliputi sandang,

pangan, papan, dan lain-lain. Beberapa jenis ikan dijual juga di sini.

o Tempat pelelangan ikan merupakan pusat penampungan dan pelelangan beberapa

jenis ikan. Transaksi penjualan biasanya dalam jumlah besar. Umumnya daerah-

daerah sentral produksi ikan mempunyai tempat pelelangan tersendiri.

o Pasar swalayan merupakan pasar di mana pembeli memilih dan mengambil sendiri

barang-barang yang dikehendaki.

o Pasar khusus merupakan pasar yang menyerap komoditi perikanan tertentu atau

beragam secara rutin dalam partai besar. Pasar jenis ini biasanya menghendaki

kualitas tertentu. Contoh pasar khusus antara lain hotel, restoran, rumah sakit,

industri, dan usaha katering.

o Pasar ekspor merupakan pasar yang melayani permintaan dari luar negeri.

Umumnya pengusaha yang bergerak di bidang ekspor disebut eksportir.

Pelelangan ikan merupakan pusat penampungan ikan Dan jual beli yang berlangsung dalam jumlah banyak

Penyerahan barang dalam transaksi di pasar dapat dilakukan pada saat itu juga (cash

trading) atau dilakukan kemudian (future trading). Demikian pula mengenai cara

pembayarannya. Uang bisa dibayar langsung atau dibayar kemudian hari.

Page 37: AGRIBISNIS PERIKANAN

Umumnya di pasar umum terjadi pembayaran secara langsung pada waktu transaksi

pembelian terjadi. Sedangkan pada pasar khusus dan pasar ekspor pembayarannya

tergantung dari perjanjian yang dilakukan oleh pengusaha dan pembeli. Begitu juga dengan

tempat pelelangan ikan, ada yang mengharuskan pembayaran langsung, tetapi ada juga

yang mengizinkan pembayaran kemudian. Di pasar swalayan pembayaran biasanya

dilakukan dalam periode tertentu setelah penyerahan barang dilakukan, misalnya per bulan,

per minggu, atau menurut perjanjian.

B. Tata Niaga Bisnis Perikanan

Tata niaga merupakan salah satu cabang dari aspek pemasaran yang menekankan

tentang jalannya hasil produksi sampai ke tangan konsumen. Tata niaga dapat dikatakan

efisien apabila mampu menyampaikan hasil-hasil produksi kepada konsumen dengan biaya

semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan yang

dibayarkan konsumen kepada semua pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan

tata niaga.

Tata niaga mempunyai tiga fungsi utama, yaitu pengangkutan, penyimpanan, dan

pengolahan. Perkembangan lebih lanjut dari ketiga fungsi itu akan dapat memajukan dan

memperluas pemasaran komoditi perikanan.

Pengangkutan merupakan fungsi pertama yang diperhatikan dalam distribusi komoditi

perikanan. Biasanya kolam, tambak, atau lahan yang dipakai untuk usaha perikanan terletak

jauh dari daerah pemasaran. Untuk mempercepat penyampaiannya diperlukan sarana dan

prasarana yang memadai. Komoditi perikanan biasanya kurang tahan lama. Untuk itu, agar

ikan dapat diterima konsumen dalam keadaan segar maka pengangkutan harus dilakukan

secepatnya.

Ada kalanya ikan tidak dapat langsung dipasarkan padahal panen telah dilaksanakan.

Hal ini bisa disebabkan sarana pengangkutan belum ada atau mungkin juga karena sebab

tertentu. Pada kondisi demikian sangat diperlukan fasilitas dan teknik penyimpanan yang

baik untuk mempertahankan mutu ikan tersebut.

Pengolahan ikan juga bisa sangat penting karena ada beberapa komoditi perikanan yang

justru lebih disukai dan lebih dikenal setelah diolah dibandingkan pada saat masih segar.

Tidak hanya di pasaran dalam negeri komoditi olahan juga banyak yang telah berorientasi ke

pasaran luar negeri.

Ada tiga komponen pendukung yang memegang peranan penting dalam sistem distribusi

bisnis perikanan. Komponen pendukung itu yaitu konsumen, pengusaha/produsen, dan

pedagang atau pengusaha perantara.

Page 38: AGRIBISNIS PERIKANAN

Konsumen merupakan pembeli terakhir suatu produksi perikanan. Oleh karenanya,

semua riset pasar yang dilakukan pengusaha berorientasi pada konsumen. Contoh riset

tersebut yaitu riset mengenai tujuan bisnis yang tertuju untuk memenuhi semua kebutuhan

konsumen yang beragam jenisnya.

Pengusaha/produsen merupakan orang yang menanamkan modal yang langsung atau

tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Peran pengusaha/produsen ikut serta

menentukan keberhasilan dan mutu suatu produk.

Sedangkan pengusaha atau pedagang perantara berperan sebagai penyalur produk atau

pelancar distribusi komoditi perikanan. Peranan pengusaha atau pedagang perantara

tidaklah dapat dianggap remeh. Selain sebagai penyalur produk, mereka juga menyalurkan

informasi dari konsumen ke produsen dan sebaliknya serta meringankan beban produsen

dalam mendistribusi produk. Namun sayang, dengan adanya pedagang perantara, harga

produk menjadi lebih mahal.

Selain pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer juga dapat

berperan sebagai pengusaha perantara.

Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang mengumpulkan komoditi perikanan

dari pengusaha, petani ikan, ataupun nelayan dalam jumlah yang cukup besar untuk

dipasarkan kembali ke pedagang lain.

Pedagang besar merupakan pedagang yang membeli komoditi perikanan dari pedagang

pengumpul atau langsung dari produsen/pengusaha untuk dijual kembali. Komoditi itu dijual

kembali kepada industri, restoran, konsumen komersial, dan lain-lain yang tidak menjual

kembali dalam jumlah yang sama kepada konsumen akhir.

Pedagang pengecer merupakan pedagang yang menjual komoditi perikanan langsung

ke tangan konsumen dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen dalam partai kecil.

Bagaimana jalannya suatu komoditi hingga sampai ke tangan konsumen ? Ada tiga

macam cara distribusi tersebut, yaitu secara langsung, semi-langsung, atau secara tidak

langsung.

o Penyaluran langsung

Dengan cara ini produksi perikanan tidak mempergunakan pedagang perantara.

Produsen langsung menjual produksinya ke konsumen. Ini sering dilakukan oleh petani ikan

dalam skala kecil dan para nelayan.

Produsen —————> Konsumen

o Penyaluran semi-langsung

Page 39: AGRIBISNIS PERIKANAN

Di sini pengusaha/produsen menyalurkan hasil prnduksinya ke tangan pedagang eceran.

Kemudian, dari tangan pedagang eceran komoditi perikanan disalurkan ke konsumen.

Pengusaha/produsen ——> Pedagang eceran ——> Konsumen

o Penyaluran tidak langsung

Distribusi ini sangat dipengaruhi oleh jarak produsen ke konsumen. Semakin jauh jarak

konsumen maka semakin panjang dan rumit jalur tata niaga yang harus dilalui.

Pengusaha/produsen —> Pedagang pengumpul -> Pedagang besar -> Pedagang pengecer

—> Konsumen Pengusaha/produsen -> Tempat pelelangan ikan -> Pedagang besar ->

Pedagang pengecer -> Konsumen Pengusaha/produsen —> Eksportir —> Pasar khusus —>

Konsumen Pengusaha/produsen -> Pedagang pengumpul -> Pedagang besar -> Pasar

khusus -> Konsumen

Page 40: AGRIBISNIS PERIKANAN

V. ASPEK PERMODALAN/KEUANGAN

A. Pentingnya Mengelola Permodalan/Keuangan

Setiap orang atau perusahaan yang bergerak dalam suatu bisnis, tak terkecuali bisnis

perikanan, tentu mengharapkan laba atau keuntungan yang sesuai, tak seorang pun yang

berniat merugi. Kerugian berarti kehilangan sebagian modal atau tenaga dan pikiran yang

telah dicurahkan untuk kelangsungan bisnis itu. Sedangkan keuntungan berarti memperoleh

kelebihan basil dari modal yang telah ditanamkan (investasi).

Persoalan modal dan keuangan merupakan aspek yang penting dalam kegiatan suatu

bisnis. Tanpa memiliki modal, suatu usaha tidak akan dapat berjalan, walaupun syarat-syarat

lain untuk mendirikan suatu bisnis sudah dimiliki. Demikian pula, pengetahuan dan

keberanian memulai usaha saja tidak cukup.

Bila dilihat dari segi manajemen modem, modal dan keuangan hanya merupakan salah

satu aspek fungsional manajemen, di samping pemasaran, produksi, dan aspek personalia

atau tenaga kerja. Bila aspek-aspek ini diterapkan secara proporsional akan diperoleh

keseimbangan dalam melakukan perencanaan atau tindakan. Dalam praktiknya, soal

keuangan lebih diutamakan di hampir setiap pengusaha atau perusahaan.

Pengendalian keuangan haruslah berdasarkan pedoman, perencanaan, dan aturan.

Perencanaan keuangan secara terinci baik per tahun, per musim, per bulan, atau per minggu

berdasarkan periode waktu tertentu hendaknya dibuat. Semua data mengenai keuangan

dimasukkan dalam pembukuan yang teratur dan hendaknya berdisiplin dalam mengisinya.

Sistem keuangan mengatur sirkulasi modal seluruh kegiatan usaha mulai dari investasi

dasar sebagai awal mula usaha dan dana untuk modal operasi. Dana untuk modal investasi

biasanya digunakan untuk pembelian atau penyewaan lahan, pembuatan kolam atau tambak

pembelian benih atau pakan, pendirian bangunan, pembelian alat angkutan, dan lain-lain.

Sedangkan bentuk modal operasi merupakan pelancar untuk menjalankan kegiatan usaha

sehari-hari atau modal kerja.

Dalam semua bisnis, modal kerja merupakan suatu dana yang mutlak diperiukan untuk

menjamin kelangsungan dan kelancaran usaha. Modal kerja ini berfungsi antara lain :

o menyediaan keuangan yang memadai untuk periode waktu tertentu sesuai dengan

besamya kebutuhan (per tahun, per bulan, atau per minggu) dan

o sebagai uang kas untuk pembayaran gaji tenaga kerja, ongkos operasional harian

bagian produksi, administrasi, serta keperluan lain yang membutuhkan biaya.

Page 41: AGRIBISNIS PERIKANAN

Bila suatu usaha perikanan berskala besar dijalankan, masalah permodalan dan

keuangan tidak bisa dikelola seadanya saja. Masalah ini memerlukan keterampilan dan

disiplin khusus. Oleh karena itu, kalau seorang pengusaha atau perusahaan merasa belum

atau kurang mampu menguasai seluk-beluk keuangan maka sangat dianjurkan untuk

mendapatkan tenaga khusus yang menguasai akunting dengan baik atau sedikitnya yang

menguasai bond A dan bond B.

Sejumlah penelitian umum mencatat bahwa usaha yang tidak menguasai dan

mempraktikkan pengelolaan permodalan dan keuangan dengan semestinya mengalami

beberapa kesulitan. Misalnya, kekurangan uang kas, tercekik utang banyak yang tidak sesuai

dengan besarnya usaha, kesulitan tagihan (piutang) pada pihak lain, investasi yang tidak

pada tempatnya dan dalam jumlah berlebihan, atau bahkan jadi tidak memiliki investasi

sedikit pun.

Pengelolaan keuangan yang ketat dan berdisiplin memiliki pembukuan yang teratur.

Pembukuan itu harus memuat catatan harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya. Hal-hal

penting yang perlu ditekankan dalam pencatatan seperti jumlah hasil produksi, jumlah

pembelian, pembayaran tunai, utang, catatan gaji, stok, peralatan, jumlah penjualan,

penerimaan tunai, dan asuransi.

Agar catatan itu dapat digunakan sebagai sumber informasi maka pengelolaannya

haruslah dengan penuh disiplin. Dengan demikian, dapat dilihat keadaan perusahaan,

apakah untung, rugi, atau hanya kembali modal. Dari catatan itu dapat juga diambil suatu

kebijaksanaan baru. Misalnya, adanya keuntungan yang berlebih kemudian diinvestasikan ke

bidang lain atau bila terjadi kerugian, perlu pembenahan di sebagian/semua sektor.

Prinsip mengelola keuangan yaitu usaha untuk memaksimalkan keuntungan jangka

panjang. Sedangkan keuntungan jangka pendek sendiri tidak ada salahnya di dapat untuk

menambah melancarkan usaha. Akan tetapi, jika keuntungan jangka pendek yang diperoleh

ternyata malah merugikan usaha dalam jangka panjang maka diperlukan tindakan yang

bijaksana. Apakah usaha itu hanya mengejar keuntungan jangka pendek ? Ataukah lebih

mengutamakan keuntungan jangka panjang ? Jika usahanya memang berorientasi ke jangka

waktu yang lama, usaha yang hanya menguntungkan dalam jangka pendek itu harus dilepas

untuk menghindari kerugian di masa mendatang.

Bisnis perikanan terdiri dari usaha jangka pendek dan jangka panjang. Kedua usaha itu

dapat dipilih salah satu atau keduanya. Usaha yang orientasinya untuk jangka pendek

misalnya usaha ikan hias. Dewasa ini telah banyak usahawan yang mencoba-coba

melakukan investasi jangka pendek tersebut. Namun, ada usaha yang tidak dapat hanya

berorientasi ke jangka pendek saja, bahkan lebih ditekankan keuntungan jangka panjang.

Usaha tersebut biasanya yang membutuhkan biaya/modal besar. Misalnya, usaha tambak

Page 42: AGRIBISNIS PERIKANAN

udang dengan orientasi ekspor yang bila dicoba hanya dengan investasi jangka pendek

sama saja dengan membuang modal secara sia-sia.

Perencanaan keuangan yang teratur sangat bermanfaat bagi usaha perikanan untuk

mendapatkan sasaran berupa suatu usaha yang sehat dan menguntungkan bagi

kelangsungan usaha itu sendiri, juga imbalan untuk tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan

pengusaha dan para pelaksananya.

B. Cara Mendapatkan Modal

Setiap manusia, tak terkecuali seorang pengusaha atau perusahaan selalu berusaha

agar dapat memenuhi kebutuhannya. Ini sesuai dengan prinsip ekonomi. Dalam konteks di

sini kebutuhan yang menyangkut modal atau keuangan. Banyak hal yang membutuhkan

modal dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari sampai ke investasi jangka panjang.

Hal yang lumrah dalam bidang usaha bila seseorang mencari bantuan pennodalan untuk

memulai usaha atau meningkatkan usaha yang telah dipilihnya.

Salah satu lembaga yang dapat memberikan bantuan keuangan adalah bank. Bantuan

tersebut dalam bentuk kredit. Kredit yang diperoleh dari bank inilah yang dapat dimanfaatkan

untuk menaikkan volume usaha dan jumlah produksi.

Arti kredit menurut Undang-Undang Dasar Perbankan yaitu penyediaan uang atau

tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain dan pihak peminjam berkewajiban melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga vane telah ditetapkan.

Ada dua macam kredit yang biasa diberikan pihak bank untuk suatu bidang usaha, yaitu

kredit modal kerja dan kredit investasi.

1) Kredit modal kerja atau lazim disebut kredit eksploitasi/kredit

Produk diberikan oleh suatu bank untuk membiayai kebutuhan modal kerja suatu usaha

sehingga dapat berjalan lancar. Contoh kredit modal kerja yaitu kredit mini modal lancar

usaha. Besar kreditnya maksimum Rp 200.000,00. Biasanya kredit ini untuk usaha

pertanian semusim, jangka waktu pendek. Pengembalian angsuran bisa mingguan atau

bulanan tergantung sifat usahanya. Sedangkan jaminannya berupa barang yang dapat

diikat. Bank yang memberikan kredit ini yaitu BRI Unit Desa. Selain itu, ada pula kredit

modal kerja permanen. Besarnya maksimum Rp 10.000.000,00. Jangka waktu

pengembaliannya maksimum 5 tahun Angsuran dilakukan tiap 3 bulan. Jaminan kredit ini

yaitu usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut, bisa juga dengan jaminan tambahan

maksimum 50 % dari besarnya kredit. Bank yang memberikan jenis kredit ini antara lain

bank-bank umum pemerintah, BPD, BPI, dan bank-bank umum swasta nasional yang

telah ditunjuk.

Page 43: AGRIBISNIS PERIKANAN

2) Kredit investasi merupakan kredit jangka menengah atau panjang

Yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau

penanaman modal. Besamya kredit dibagi empat golongan. Golongan I jumlah kredit

maksimum 75 juta rupiah. Golongan II antara 75 - 200 juta rupiah. Golongan III antara

200 - 500 juta rupiah. Golongan IV lebih dari 500 juta rupiah. Setiap pemohon harus

membiayai sebagian investasi yang besarnya antara 25 – 50 %. Jangka waktu kredit

investasi bank umum pemerintah 10 tahun, sedangkan untuk BPI lamanya 15 tahun.

Angsurannya setiap 3 bulan. Jaminannya berupa proyek yang dibiayai atau bisa juga

dengan jaminan tambahan maksimum 50 % dari jumlah kredit.

Alternatif lain selain meminjam kredit ke bank adalah kerja sama dengan pihak lain yang

berminat dalam bisnis perikanan. Bisa saja seorang pemilik modal bekerja sama dengan

pemilik kolam atau tambak dengan perjanjian pembagian keuntungan yang disetujui

bersama. Sistem ini telah banyak diterapkan. Keuntungan bagi pemilik modal yaitu ia tak

perlu susah-susah memikirkan pembelian lahan. Sedangkan untuk pemilik lahan dapat

menarik keuntungan tersendiri atau bisa juga ia ikut menggarapnya.

Untuk memperbesar volume usaha tak jarang dua orang atau lebih pengusaha perikanan

bergabung menjadi satu. Keuntungannya, selain modal kerja yang didapat lebih besar untuk

memperluas volume usaha, kegiatan untuk memajukan produksi juga lebih intensif karena

dipikirkan bersama-sama. Yang tak kalah penting yaitu beban risiko usaha juga menjadi

tanggung jawab bersama.

Kerja sama di atas dapat juga dilakukan dengan investor asing (joint venture). Usaha

perikanan yang sering dilirik investor asing umumnya yang berskala besar, seperti tambak

udang.

Page 44: AGRIBISNIS PERIKANAN

VI. ANALISIS USAHA

Analisis usaha dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk

mengetahui sampai di mana keberhasilan yang telah dicapai selama usaha perikanan itu

berlangsung. Dengan analisis usaha ini, pengusaha membuat perhitungan dan menentukan

tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan dalam perusahaannya.

Untuk memperoleh keuntungan yang besar, dapat dilakukan dengan cara menekan

biaya produksi atau menekan harga jual. Namun, yang biasa dipakai oleh perusahaan yaitu

dengan cara yang pertama, menekan biaya produksi.

Biaya produksi merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk membudidayakan ikan,

dari persiapan sampai panen. Termasuk dalam hal ini biaya pembuatan kolam, biaya untuk

perawatan sampai hasil pascapanen tersebut terjual.

Biaya produksi ini bisa dibedakan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap

merupakan biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, antara lain

biaya pembuatan kolam, sewa lahan, dan biaya pembuatan saluran air. Sedangkan biaya

variabel merupakan biaya yang habis dalam satu kali produksi, seperti biaya untuk benur,

pupuk, pakan, pemberantasan hama, upah tenaga kerja, biaya panen, dan penjualan.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat contoh hasil analisis usaha budi daya udang windu

sistem semi-intensif dalam satu keluarga petani dengan 1 ha lahan (Trubus, 1988).

Page 45: AGRIBISNIS PERIKANAN

Analisis Usaha Budi Daya Udang Windu Sistem Semi-Intensif

(untuk 1 keluarga petani dengan 1 ha lahan)

Page 46: AGRIBISNIS PERIKANAN
Page 47: AGRIBISNIS PERIKANAN

Dari data analisis di atas dapat dihitung kelayakan investasinya. Perhitungan ini

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam mengelola usaha perikanan ini.

Perhitungan biaya yang sering dilakukan yaitu break event point (BEP) dan return of

investment (ROD serta benefit cost ratio (B/C).

A. Break Event Point (BEP)

Break even point merupakan suatu nilai di mana hasil penjualan produksi sama dengan

biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan. Dengan demikian, pada

saat itu pengusaha mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi.

Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan

agar suatu perusahaan tidak rugi. Selain itu, BEP dapat dipakai untuk merencanakan tingkat

keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang

sedang berjalan.

Untuk menentukan BEP, ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu biaya atau modal

(baik itu modal tetap atau variabel), harga jual, dan tingkat produksi. Selanjutnya BEP bisa

dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

Biaya tetap BEP =

Biaya variabel 1 –

Penjualan

Agar lebih jelas dalam mendapatkan BEP, berikut ini contoh perhitungan BEP yang

diperoleh dari data analisis usaha budi daya udang windu di atas.

Biaya tetap/investasi : Rp 4.800.000,00

Biaya variabel : Rp 2.467.500,00

Hasil penjualan per musim : Rp 9.000.000,00

4.800.000BEP = —————————————

2.467.5001 - ——————————

9.000.000 = 6.613.087,7

Dari perhitungan tersebut, berarti bahwa dengan pendapatan dari penjualan udang Rp

6.613.087,70, petani tidak akan mendapatkan laba atau menderita kerugian, impas.

B. Return of Invesment (ROI)

Return of invesment merupakan nilai keuntungan yang diperoleh pengusaha dari setiap

jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waktu tertentu. Lalu mengapa perusahaan

Page 48: AGRIBISNIS PERIKANAN

periu membuat perhitungan ROI ini ? Apa manfaatnya ? Jelas, manfaatnya sangat besar

sekali bagi perusahaan. Dengan analisis ROI, perusahaan dapat mengukur sampai seberapa

besar kemampuannya dalam mengembalikan modal yang telah ditanamnya. Dengan

demikian, analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam

perusahaan tersebut.

Pada umumnya, besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh :

o kemampuan pengusaha dalam menghasilkan laba,

o kemampuan pengusaha dalam mengembalikan modal, dan

o penggunaan modal dari luar untuk memperbesar perusahaan.

o Besamya ROI dapat diperoleh dengan rumus berikut ini.

Laba usaha ROI =

Modal usaha

Contoh cara menghitung ROI dari data analisis usaha budi daya udang windu di atas adalah

sebagai berikut.

Laba usaha per musim : Rp 5.573.000,00

Modal usaha : Rp 7.267.000,00

5.573.000 Besarnya ROI = —————

7.267.000 = 0,77 atau 77 %

Angka tersebut berarti bahwa dari Rp 100,00 modal yang diinvestasikan akan

menghasilkan keuntungan sebesar Rp 77,00.

C. Benefit Cost Ratio (B/C)

Perhitungan ini lebih ditekankan pada kriteria-kriteria investasi yang pengukurannya

diarahkan pada usaha untuk memperbandingkan, mengukur, serta menghitung tingkat

keuntungan usaha perikanan. Dengan B/C ini bisa dilihat kelayakan suatu usaha. Bila

nilainya 1, berarti usaha tersebut belum mendapatkan keuntungan sehingga perlu

pembenahan. Semakin kecil nilai rasio ini, semakin besar kemungkinan perusahaan

menderita kerugian.

Fungsi nilai B/C ini sebagai pedoman untukmengetahui seberapa besar suatu jenis ikan

harus diproduksi pada musim berikutnya.

Rumus B/C sebagai berikut.

Page 49: AGRIBISNIS PERIKANAN

Hasil penjualanB/C = —————————————

Modal produksi

Dari data analisis usaha budi daya udang windu sistem semi intensif di atas, bisa

dihitung nilai B/C.

Hasil penjualan per musim : Rp 9.000.000,00

Modal produksi : Rp 7.267.000,00

9.000.000 Nilai B/C = ———————

7.267.000 = 1,238

Nilai tersebut berarti dengan modal Rp 7.267.000,00 diperoleh hasil penjualan sebesar

1,238 kali.

Page 50: AGRIBISNIS PERIKANAN

DAFTAR PUSTAKA

Adrim, M.Cs., Ikan Tambak dan Habitatnya, Proyek Studi Potensi Sumber Daya Alam Indonesia (Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI, 1988).

Afrianto, Eddy dan Evi Liviawaty, Pengawetan dan Pengolahan Ikan (Yogyakarta: Percetakan Kanisius, 1989).

Ahyari, Agus, Manajemen Produksi, Perencanaan Sistem Produksi (Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, 1979).

Anonim, "Harga Ikan Konsumsi", Buletin Ekonomi & Keuangan, 27 Maret 1991.

______ , Peluang Penanaman Modal di Sektor Pertanian Jakarta : PT Rasi Asara Sejahtera, 1988).

______ , "Sektor Perikanan belum Terpengaruh Dampak Krisis Teluk", Harian Neraca, 18 Februari 1991.

Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Departemen Pcrdagangan Indonesia, Pemasaran Hortikultura dan Ikan Hias di Luar Negeri (Jakarta: tt).

Burhanuddin, dkk, Suku Scombridae, Tinjauan Mengenal Ikan Tuna, Cakalang, dan Tongkol (Jakarta : Lembaga Oseanologi Nasional, 1984).

Cahyono, Bambang Tri dan Sugiyo Adi, Manajemen Industri Kecil (Yogyakarta: Liberty, 1983).

Ducker, Peter F., Pengantar Manajemen (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1982).

Lingga, Pinus, Ikan Mas Kolam Air Deras (Jakarta: PT Penebar Swadaya, 1985).

—————— , "Ini Dia Lele Dumbo", Trubus, Agustus, 1986. Lingga, Pinus dan Heru Susanto, Ikan Was Air Tawar (Jakarta : PT Penebar Swadaya, 1987).

Marbun, Bn., Konsep Manajemen Indonesia (Jakarta : Lembaga Pendidikan Pembinaan Manajemen, 1980).

Moeljanto, R., Penanganan Ikan Segar (Jakarta: PT Penebar Swadaya, 1982).

—————— , Pendinginan dan Pembekuan Ikan (Jakarta : PT Penebar Swadaya, 1982 ).

—————— , Pengalengan Ikan (Jakarta : PT Penebar Swadaya, 1982).

—————— , Pengasapan dan Fermentasi Ikan (Jakarta : PT Penebar Swadaya, 1982).

—————— , Pengolahan Ikan untuk Indonesia (Jakarta : Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Nelayan Pancasila, 1967).

Mujiman, Ahmad, Makanan Ikan (Jakarta: PT Penebar Swadaya, 1984).

Mujiman, Ahmad dan S. Rachmatun Suyanto, Budidaya Udang Windu (Jakarta : PT Penebar Swadaya, 1989).

Page 51: AGRIBISNIS PERIKANAN

Murtidjo, B. Agus, Tambak AirPayau, Budidaya Udang dan Bandeng (Yogyakarta: Percetakan Kanisius, 1989).

Rachmatun, S. Suyanto, "Analisa Usaha Budidaya Udang Windu Sistem Semi intensif", Info-agribisnis, Trubus, November, 1988.

—————— , Budidaya Ikan Leie (Jakarta: PT Penebar Swadaya, 1986).

Rukmana, Rahmat, "Budidaya Ikan Mas Untungnya Bagai Menabung Fmas", Sinar Tani, 13 Februari 1991.

S., Budiman dan Sumami, "Leie Dumbo Kembali Cerah di Pasaran " Trubus, Februari 1988.

Soeseno, Slamet, Dasar-dasar Perikanan Umum (Jakarta : CV Yasaguna, 1977).

Soesanto, V., Mengenal Bahan Makanan dari Laut (Jakarta : Departemen Perikanan Pengolahan Laut, 1965).

Susanto, Heru, Budidaya Ikan di Pekarangan (Jakarta : PT Penebar Swadaya, 1987).

______ , ikan Hias Air Laut (Jakarta: PT Penebar Swadaya, 1989).

______ , Mannvis Oakarta: PT Penebar Swadaya, 1988).

______ , Membuat Kolam Ikan Oakarta: PT Penebar Swadaya, 1986).

Suyanto, Thomas dkk, Dasar-dasar Perkreditan Oakarta: STIE Perbanas & Gramedia, 1990).

Page 52: AGRIBISNIS PERIKANAN

PRAKATA

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, konsumsi ikan dari tahun ke tahun terus

meningkat. Ditambah lagi tahun-tahun terakhir ini, 'ekspor ikan Indonesia ke luar negeri juga

berjalan lancar. Tak pelak lagi dunia usaha perikanan di negara kita menjanjikan masa depan

yang cerah bagi para pengusaha.

Beberapa jenis ikan seperti ikan mas, lele dumbo, jenis ikan hias, udang, dan tuna

menjadi primadona perikanan. Untuk mendapatkannya, sebagian jenis ikan diperoleh dari

hasil budi daya, baik secara intensif maupun non-intensif. Sedangkan jenis yang lainnya

masih diperoleh dari hasil tangkapan dari alam.

Banyak orang yang tertarik untuk menekuni bisnis perikanan. Akan tetapi, karena takut

risiko kegagalan ditambah dengan pengetahuan bisnis perikanan yang kurang, banyak yang

menjadi ragu.

Buku ini disusun sebagai tuntunan untuk usaha di bidang perikanan. Tak peduli apakah

Anda seorang yang bcrmodal sedang, bermodal besar, ataupun hanya memiliki sedikit

modal, bisnis perikanan bisa dijajaki. Yang penting adalah sikap ulet dan mau bekeria keras

menekuni usaha yang Anda pilih.

Harapan kami buku ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Silahkan mempelajari dan

kemudian mempratikkannya. Semoga berhasil dan meraih sukses.

Jakarta, September 1993

Penulis