agregatJJJ

download agregatJJJ

of 8

description

JJJ

Transcript of agregatJJJ

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPILNo. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup

SNI AGREGAT

1. SNI 03-1968-1990 Metode ini digunakan untuk menentukan pembagianbutir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar menggunakan saringan.2. Agregat KasarSNI 03-1969-1990 Metode ini digunakan untuk menentukan berat jeniscurah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenissemu dari agregat halus serta angka penyerapan dari agregat kasar.3. Agregat HalusSNI 03-1970-1990 Metode ini digunakan untuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu, dan angka penyerapan dari pada agregat halus.4. Kadar Air AgregatSNI 03-1971-1990 Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya kadar air agregat.5. Keausan Agregat dengan Mesin AbrasiLos AngelesSNI 03-2417-1991 Metode ini digunakan untuk mengetahui angka keausan yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lolos saringan No.12 terhadap berat semula(%).6. Agregat untuk Beton Penahan RadiasiSNI 03-2457-1991 Metode ini digunakan untuk menentukan mutu agregat yang akan digunakan untuk beton penahan radiasi.7. Sifat Kekekalan Bentuk AgregatTerhadap Larutan Natrium Sulfat Dan Magnesium Sulfat.SNI 03-3407-1994 Metode ini digunakan untuk memperoleh indek yang akan digunakan sebagai ketangguhan batu bahan bangunan pada bangunan air.8. Partikel Ringan Dalam AgregatSNI 03-3416-1994 Metode ini untuk menentukan besarnya kadar partikel ringan dalam agregat.9. Tebal dan Panjang Rata-rata AgregatSNI 03-4137-1996 Metode ini digunakan untuk memperoleh bentuk agregat yang seragam10.Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah Dalam Agregat.SNI 03-4141-1996 Metode ini digunakan untuk menghitung besarnya persentasi jumlah gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat halus maupun kasar.11. Agregat Yang Lolos Saringan No. 200 (0,075 MM);SNI 03-4142-1996 Metode ini digunakan untuk menghitung besarnyapersentase jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No. 200 (0,075 mm).12. Modulus Elastisitas Statis & Rasio Paison Beton dengan Kompresor Ekstern SometerSNI 03-4169-1996 Pd M-20-1995-03 Metode ini digunakan untuk mendapatkan nilai modulus elastisitas dan rasio paison untuk keperluan perencanaan struktur beton13.Metode Pengujian Ketahanan Agregat Dengan Alat TumbukSNI 03-4426-1997 Metode ini digunakan untuk memperoleh besaran atauangka ketahanan agregat terhadap benturan atau tumbukan, sehingga berguna bagi perencana dalammemilih bahan yang bermutu.14.Metode PengujianAgregat Halus Atau Pasir Yang Mengandung Bahan Plastis Dengan Cara Setara PasirSNI 03-4428-1997 Metode ini digunakan untuk menyera-gamkan cara pengujian pasir atau agregat halus yang plastis dengan cara setara pasir yang bertujuan untuk mengetahui kualitas pasir atau agregat halus yang lolos saringan nomor 4 (4,76 mm).15. Bobot Isi Dan Rongga udara Dalam AgregatSNI 03-4804-1998 Metode ini digunakan dalam menghitung bobot isi dan rongga udara dalam agregat.16.Metode Penentuan10 % Kehalusanuntuk AgregatSNI 03-6477-2000 Metode ini digunakan untuk menentukan nilai sepuluhpersen kehalusan bahan agregat yang memberikan suatu ukuran relatif dari ketahanan suatu bahan agregat terhadap keremukan yang disebabkan oleh beban tekan yang meningkat secara berangsur-angsur, agregat diuji dalam keadaan kering dan dalam keadaan sudah direndam.17.Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Hasil EkstraksiSNI 03-6822-2002 Metode Pengujian ini mencakup prosedur untuk penentuan distribusi ukuran butir agregat halus dan kasar dari hasil ekstraksi campuran beraspal, menggunakan saringan dengan lubang persegi.18.Metode Pengujian Susut Kering Mortar yang Mengandung Semen PortlandSNI 03-6823-2002 Metode ini digunakan untuk penentuan pengaruh semen portland pada susut kering mortar menggunakan pasir yang bergradasi standar, yang diakibatkan oleh kondisi suhu, kelembaban relatif, dan laju penguapan lingkungannya.

KESIMPULAN SNI AGREGAT.AGREGATSifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutu campuran beton.Untuk menghasilkan beton yang mempunyai kekuatan seperti yang diinginkan,maka sifat-sifat agregat harus diketahui dan diuji.Sifat-sifat tersebut antara lain :1. Serapan air. Serapan air dihitung dari banyaknya air yang mampu diserap oleh agregat pada kondisi jenuh permukaan kering (JPK) atau Saturated Surface Dry (SSD).2. Kadar AirKadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat. 3. Berat jenis dan Daya serap agregat. Berat jenis digunakan untuk menentukan Volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton. Hubungan antara berat jenis dengan daya serap adalah jika semakin tinggi nilai berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap air agregat tersebut.4. Gradasi AgregatSK.SNI T-15-1990-03 memberikan syarat-syarat untuk agregat halus, dimana agregat halus dikelompokan dalam empat zone( daerah) yaitu : Daerah Gradasi I = Pasir kasar Daerah Gradasi II = Pasir agak kasar Daerah Gradasi III 5. Modulus Halus Butir Modulus halus butir ialah suatu indek yang dipakai = Pasir Halus Daerah Gradasi IV = Pasir agak halus untuk mengukur kehalusan atau kekasaran butir-butir agregat.MBH didefinisikan sebagai jumlah persen komulatif dari butir agregat yang tertinggal diatas satu set ayakan(38, 19, 9.6, 4.8, 2.4, 1.2, 0.6, 0.3, dan 0.15) kemudian nilai tersebut dibagi dengan seratus(Ilsley,1942:232)

SNI BETONSK SNI S-05-1989-F, Standar spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja). SNI 03 2492 1991, Metode pengambilan benda uji beton inti SNI 03-1726-1989, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk rumah dan gedung. SNI 03-1727-1989-F, Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung. SNI 03-1974-1990, Metode pengujian kuat tekan beton. SNI 03-2458-1991, Metode pengujian pengambilan contoh untuk campuran beton segar. SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk beton struktur.SNI 03-2492-1991, Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium. SNI 03-2496-1991, Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung untuk beton. SNI 03-2834-1992, Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.SNI 03-3403-1991-03, Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran.SNI 03-3403-1994, Metode pengujian kuat tekan beton inti. SNI 03-4433-1997, Spesifikasi beton siap pakai. SNI 03-4810-1998, Metode pembuatan dan perawatan benda uji di lapangan. SNI 07-0052-1987, Baja kanal bertepi bulat canai panas, mutu dan cara uji. SNI 07-0068-1987, Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji. SNI 07-0722-1989, Baja canai panas untuk konstruksi umum. SNI 07-3014-1992, Baja untuk keperluan rekayasa umum.SNI 07-3015-1992, Baja canai panas untuk konstruksi dengan pengelasan. SNI 15-2049-1994, Semen portland. ANSI/AWS D1.4, Tata cara pengelasan Baja tulangan.ASTM A 184M, Standar spesifikasi untuk anyaman batang baja ulir yang difabrikasi untuk tulangan beton bertulang. ASTM A 185, Standar spesifikasi untuk serat baja polos untuk beton bertulang. ASTM A 242M, Standar spesifikasi untuk baja struktural campuran rendah mutu tinggi. ASTM A 36M-94, Standar spesifikasi untuk baja karbon stuktural. ASTM A 416M, Standar spesifikasi untuk strand baja, tujuh kawat tanpa lapisan untuk beton prategang. ASTM A 421, Standar spesifikasi untuk kawat baja penulangan - Tegangan tanpa pelapis untuk beton prategang. ASTM A 496-94, Standar spesifikasi untuk kawat baja untuk beton bertulang.ASTM A 497-94a, Standar spesifikasi untuk jaring kawat las ulir untuk beton bertulang. ASTM A 500, Standar spesifikasi untuk las bentukan dingin dan konstruksi pipa baja karbon tanpa sambungan.

KESIMPULAN SNI BETONBeton adalah campuran ari Semen sebagai bahan pengikat, Agregat halus (pasir) dan Agregat kasar (kerikil) sebagai bahan pengisi dan air sebagai bahan pencampur/pelumas.Bahan bahan yang digunakan dalam campuran beton harus memenuhi syarat standar yaitu SK.SNI.5-04-1989.F AIR.Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali,zat organic atau bahan lainnya yang dapat merusak beton atau tulangan, sebaiknya dipakai air tawar yang dapat diminum.SEMEN.Didalam konstruksi Beton semen sebagai bahan pengikat memegang peranan penting sekali dalam menentukan mutu konstruksi.Penggunaan semen yang bermutu rendah tidak saja menghasilkan pekerjaan beton yang buruk, tetapi juga mengakibatkan kecelakaan. Berhubung semen adalah suatu bahan yang sulit diuji secara visual, maka pengujian di laboratorium yang seksama dapat diperlukan, sebelum semen dipakai dalam pelaksanaan.Pengujian semen yang harus dilaksanakan adalah kehalusan butiran dan berat jenis, karena : Semakin halus butiran semen, maka semakin cepat pula pengikatannya dengan demikian kekuatannya juga semakin cepat tercapai. (semakin halus butirannya semakin tinggi kekuatannya) Semen yang mempunyai berat jenis tinggi tentu akan mempunyai kekuatan lebih tinggi dan sebaliknya.

SNI BAJA1.SNI 03-1729-1989Bangunan baja untuk gedung, Pedoman perencanaan

2. SNI 03-1726-1989 Ketahanan gempa untuk rumah dan gedung, Pedoman perencanaan 3.SNI 03-1726-1989 Ketahanan gempa untuk rumah dan gedung, Pedoman perencanaan 4. SNI 07-2054-1990 Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji5. SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan - Bagian B: Bahan bangunan dari besi/baja6. SNI 07-0722-1989 Baja canai panas untuk konstruksi umum7. SNI 07-0950-1989 Pipa dan pelat baja bergelombang lapis seng8. SNI 07-0052-1987 Baja kanal bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji9. SNI 07-0068-1987 Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, Mutu dan cara uji10.SNI 07-0138-1987 Baja kanal C ringan11. SNI 07-0329-1989 Baja bentuk I bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji 12. SNI 07-0329-1989 Baja bentuk I bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji 13. SNI 07-0358-1989 Peraturan umum pemeriksaan baja14. SNI 07-2610-1992 Baja profil H hasil pengelasan dengan filer untuk konstruksi umum15. SNI 07-3014-1992 Baja untuk keperluan rekayasa umum16.SNI 07-3015-1992 Baja canai panas untuk konstruksi

KESIMPULAN SNI BAJA

1. Baja Tulangan BetonBaja ini berbentuk batang yang berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas. Bahan baku dan ukuran normal yang digunakan yaitu billet baja yang sesuai SNI 07-2052-2002.2. Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedungStandar ini merupakan persyaratan umum serta ketentuan teknis perencanaan dan pelaksanaan struktur baja untuk bangunan gedung, atau struktur bangunan lain yang mempunyai kesamaan karakter dengan struktur gedung. Tata cara ini mencakup ketentuan-ketentuan minimum untuk merencanakan, mendirikan bangunan, dan modifikasi struktur baja sesuai dengan metode perencanaan keadaan batas, lalu mencakup perencanaan struktur bangunan gedung serta materi bangunan. Tata cara perencanaan ini sesuai pada SNI 03-1729-2002.

SNI SEMENBeberapa jenis semen yang telah ditetapkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia yaitu: Semen Portland SNI 15-2049-2004 Semen Portland Putih SNI 15-0129-2004 Semen Portland Pozolan SNI 15-0302-2004 Semen Portland Komposit SNI 15-7064-2004 Semen Portland Campur SNI 15-3500-2004 Semen Masonry SNI 15-3758-2004

KESIMPULAN SNI SEMENSemen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh. Beberapa jenis semen diantaranya semen portland putih, semen portland pozolan, semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC), semen portland campur, semen masonry, semen portland komposit.Langkah utama proses produksi semen diantaranya penggalian, penghancuran, pencampuran awal, penghalusan dan pencampuran bahan baku, pembakaran, pendinginan klinker dan penghalusan akhir. Dampak dari industri semen diantaranya pencemaran lingkungan, polusi udara dan suara, dan lain-lain.

SNI BATU BATAPersyaratan mutu meliputi sifat tampak (prisma segi empat panjang); ukuran dan toleransi (tinggi, lebaar, panjang) untuk modul M-5a, M-5b, M5b, M6a, M6b, M6c, M6d; kuat tekan (kuat tekan rata-rata minimum 30 bata yang di uji bata dan koefisien variasi kuat tekan rata-rata yang diuji) untuk kelas 50, 100, 150; garam berbahaya ( MgSO4, Na2SO4, K2SO4); kerapatan semu; penyerapan air.KESIMPULAN SNI BATU BATAStandardisasi merupakan syarat mutlak dan menjadi suatu acuan penting dari sebuah industri di suatu negara. Salah satu contoh penting standardisasi dari sebuah industri adalah standardisasi dalam pembuatan batu bata.Standardisasi menurut Organisasi Internasional (ISO) merupakan proses penyusunan dan pemakaian aturan-aturan untuk melaksanakan suatu kegiatan secara teratur demi keuntungan dan kerjasama semua pihak yang berkepentingan, khususnya untuk meningkatkan ekonomi keseluruhan secara optimum dengan memperhatikan kondisi-kondisi fungsional dan persyaratan keamanan.Adapun syarat-syarat batu bata dalam SNI 15-2094-2000meliputi beberapa aspekseperti :a.Pandangan LuarBatu bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisi harus datar, tidak menunjukkan retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan, tidak mudah hancur atau patah, warna seragam, dan berbunyi nyaring bila dipukul.b.UkuranStandar Bata Merah di Indonesia oleh Y.D.N.I (Yayasan Dana Normalisasi Indonesia) nomor 15-2094-2000 menetapkan suatu ukuran standar untuk bata merah sebagai berikut :(1)Panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm(2)Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm