Agonis Dopamin

download Agonis Dopamin

of 3

Transcript of Agonis Dopamin

  • 8/11/2019 Agonis Dopamin

    1/3

    Agonis Dopamin (Agen Anti-Parkinson)

    Variasi dari pengobatan agonis dopamine langsung dan tidak langsung telah dievaluasi,

    berdasarkan hipotesi deplesi dopamine untuk ketergantungan kokain, walaupun data yangmendukung hipotesis tersebut pada manusia adalah serupa, agonis dopamine, yang menstimulasi

    aktivitas sinaps dopamine, akan memperbaiki efek penurunan aktivitas dopamine yang

    diakibatkan dari peningkatan penggunaan kokain. Yang termasuk dari efek penggunaan kokain

    adalah antara lain, anhedonia, anergia, depresi, dan cocaine craving. Pada tikus, reseptor agonis

    dopamine seperti bromocriptine dan lisuride mengurangi metabolism kokain, membalikkan

    tingkat metabolism dan peningkatan ambang stimulasi intracranial dalam memproduksi

    mesokortikolimbik dopaminergic stelah pemakaian kronik kokain. Bromokriptin, pergolide, dan

    amantadine, semua dijual untuk pengobatan Parkinson (atau dalam keadaan defisiensi dopamine

    lainnya), adalah pengobatan dopamine agonis yang paling banyak diteliti.

    Amantadine adalah agonis dopamine tidak langsung yang bekerja engan melepaskan dopamine

    pada presinaps, obat ini juga merupakan antagonis lemah pada reseptor N-Methyl D-Aspartate

    glutamate. Namun, dari enam penelitian tentang obat ini, hanya satu yang menunjukkan bahwa

    amantadine (200-400 mg/hari) lebih baik dari placebo dalam pengobatan penyalahgunaan

    kokain.

    Asam aminio L-DOPA, precursor untuk katekolamin sintetik yang digunakan untuk terapi

    Parkinson telah digunakan untuk meningkatkan level dopamine pada otak dalam pengobatan

    ketergantungan kokain. Biasa digunakan sebagai monoterapi maupun terapi kombinasi dengan

    carbidopa, inhibitor dekarboksilasi asam amino perifer, yang mencegah perubahan L-DOPAmenjadi dopamine di luar otak. Pada empat penelitian yang dilakukan bahwa pengobatan

    tersebut memiliki keunggulan dibandingkan pengobatan dengan placebo.

    L-thyrosine, precursor asam amino dari L-DOPA, mengurangi Cocaine carving pada sekelompok

    kecil pasien (dua belas banding lima puluh dua) pada penelitian double blind, dan ditemukan

    kurang efektif dalam pengurangan pemakaian kokain.

    Disulfiram dapat dikelompokka menjadi agen agonis dopamine karena cara kerjanya yang

    memblokir konversi dopamine ke norepinefrin melalui enzim dopamine-B-Hidroksilase, yang

    mengakibatkan peningkatan level dopamine.ketertarikan penggunaan disulfiram untuk terapi

    ketergantungan kokain dikarenakan banayaknya ketergantungan kokain yang berbarengan

    dengan ketergantungan alcohol. Pada penelitian, ditemukan bahwa disulfiram (250 mg/hari)

    meningkatkan abstinensi penggunaan kokain dibandingkan dengan placebo. Walapun disulfiram

    ditemukan efektof dalam pengobatan ketergantungan kokain, tetapi muncul pertanyaan tentang

    keamanan pemakaiannya dalam praktik klinik. Pada penelitian ditemukan bahwa premedikasi

    disulfiram (250 mg/ hari selama 3 hari) secara signifikan akan memperpanjang kadar waktu

    paruh plasma kokain, meningkatkan konsentrasi plasma kokain, dan mempotensiasi efek

  • 8/11/2019 Agonis Dopamin

    2/3

    takikardia dan hipertensi pada pemakaian kokain intranasal. Namun demikian, disulfiram tetap

    dianggap sebagai terapi baru yang menjanjikan dalam pengobatan ketergantungan kokain,

    terlepas dari adanya efek samping yang mungkin dapat disebabkan oleh obat ini.

    Stimulan dari analogi dengan terapi manteinans metadon pada ketergantungan opiate atau

    nikotin dalam pengobatan pengganti pada ketergantungan tembakau, penggunaan zat stimulantsebagai terapi maintenans pada ketergantungan kokain dapat menjadi salah satu cara untuk dapat

    mengatasi penggunaan kokain dan cocaine craving.seperti metadon, keuntungan dari terapi

    substitusi stimulant adalah rendahnya risiko medis karena merupakan terapi oral, penggunaan

    medikasi yang murni yang telah diketahui potensinya, dan penggunaan medikasi yang

    mempunyai onset lambat dan efek yang panjang. Beberapa pengobatan psikomotor stimulant

    sekarang digunakan untuk pengobatan pada penyakit Attention deficit/hyperactivity disorder

    (ADHD), narkolepsi, dan penekan nafsu makan. Dari penelitian penelitian yang dilakukan,

    dilaprkan tidak ada efek samping yang bearti, yang memberikan suatu kemungkinan bahwa

    terapi substitusi ini mempunyai tingkat keamanan yang baik dalam pengobatan ketergantungan

    kokain. Modafinil, digunakan sebagai terapi narkolepsi, OSA, serangan kantuk, dan kelainan

    tidur, dapat dikelompokkan sebagai stimulant lemah, mekanisme kerjanya belum jelas, tetapi

    termasuk dalam blok transporter dopamine presinaps yang kemudian akan meningkatkan

    pelepasan glutamate pada otak dan akan menurunkan kadar pelepasan GABA. Pada penelitian,

    disebutkan bahwa penggunaan sebanyak 200 - 400 mg/hari secara teratur dapat meningkatkan

    abstinensi pada penggunaan kokain. Modafinil adalah agen stimulant yang sangat aman dan

    dapat ditoleransi dengan baik, tidak pernah dilaporkan penggunaan agen ini dapat

    mengakibatkan cocaine craving maupun menyebabkan euphoria. Pada prinsipnya, kokain

    sendiri, dalam formulasi onset lambat, dapat digunakan sebagai terapi agonis maintenans, sama

    seperti pada nikotin transdermal onset lambat atau transbukal untuk terapi ketergantungannikotin onset cepat (cigarettes). Kapsul garam kokai oral (100 mg, 4 kali sehari) dapat menjadi

    terapi pengganti pada penggunaan kokain intravena (25 mg) dan mengurangi konsumsi rokok

    rasa kokain di Peru (dimana kokain oral merupakan barang industry legal).

    Antipsikotik antipsikotik generasi pertama, yang dimana merupakan reseptor antagonis

    dopamine poten, tidak secara signifikan merubah penggunaan ataupun cocaine craving, yang

    pada pengalaman klinik, pasien skizofrenia yang menyalahgunakan kokain selama pengobatan

    kronik antipsikotik. Kegunaan yang lebih besar diharapkan pada generasi kedua antipsikotik,

    yang dikarenakan spectrum mekanisme kerjayang lebih luas dari obat tersebut pada pengikatan

    reseptor ( pada dopamine dan serotonin ). Walaupun demikian, pemakaian obat ini belum dapatdibuktikan melalui penelitian pada pengguna kokain tanpa disertai adanya gangguan psikotik.

    Pada penelitian, olanzapine digunakan pada 18 pasien ketergantungan opiate dan kokain (yang

    juga diterapi substitusi dengan metadon) mengalami penurunan pemakaian kokain sebanyak

    53.2%. Kewaspadaan tetap harus diteliti dalam penggunaan antipsikotik pada pengguna kokain

    karena potensinya yang dapat mengakibatkan terjadinya neuroleptic malignant syndrome, yang

    didasarkan pada penurunan level dopamine pada pengguna kokain. Pengguna kokain dan

  • 8/11/2019 Agonis Dopamin

    3/3

    amphetamine juga dapat berada di risiko yang meningkat dalam terjadinya dyskinesia yang

    disebabkan oleh antipsikotik.