AGHRY
-
Upload
aghry-wiranata-anugrah -
Category
Documents
-
view
30 -
download
5
Transcript of AGHRY
1. Klasifikasi Aves
Klasifikasi Ekologis (berdasarkan kebiasaan dan tempat hidupnya)
a. Burung Terrestrial
Ciri khas: Adaptasi kaki untuk berjalan.
Ordo : Strutioniformes
- Terrestrial artinya hidup di daratan
- Pada kaki belakang hanya ada 2 jari
Contoh : Stenthio camelus
Klasifikasi:
NAMA : Burung unta
KINGDOM : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Family : Struthionidae
Genus : Struthio camelus
KETERANGAN:
Burung ini adalah jenis burung terbesar. Perkiraan tingginya
sampai 2,75 m (9 ft). Beratnya kurang lebih 156,5 kg (345 £).
Makanannya adalah tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, biji-bijian, daun,
tunas, semak, tanaman segar, invertebrata, kadang-kadang kadal, dan
vertebrata kecil lainnya. Ia juga menelan batu untuk membantu
pencernaannya. Inkubasinya kira-kira 40 hari. Kematangan seksualnya
3-4 tahun. Umurnya kira-kira bisa sampai 40 tahun dalam situasi yang
dikelola, namun belum diketahui jika hidup di alam liar. Hewan ini
banyak ditemukan di alam liar Afrika Timur. Habitatnya di daerah
gurun dan daerah kering. Namun populasi globalnya belum terdata.
Satu telur Burung unta sama dengan telur hingga 24 telur ayam.
Dan membutuhkan waktu sampai 2 jam untuk mendidih. Burung unta
dapat berlari hingga 70 km / jam (40 mph) dan dapat melebihi hewan-
hewan pemburu seperti singa, macan tutul, dan hyena. Burung ini
adalah jenis burung yang terberat dan terbesar. Hal ini menyebabkan ia
tidak bisa terbang dan tidak tulang dada yang umum dimiliki bagi
sebagian besar burung. Ketika ingin bersembunyi, burung unta
mengulurkan leher mereka dan meletakkan kepalanya di tanah agar
tidak terlihat. Burung unta sangat kuat, satu tendangan saja jika terkena
pemangsa seperti singa bisa berakibat fatal. Burung unta betina
menunjukkan kemampuan yang luar biasa untuk mengenali telur-nya
sendiri bahkan ketika bercampur dengan orang-orang betina lain dalam
sarang komunal mereka.
b. Burung Akuatik
Ciri khas: Kaki yang berselaput, bulu berminyak dan bentuk paruh yang
khas yang disesuaikan dengan jenis makanannya.
Ordo : Sphenisciformes
- Tungkai muka berbentuk sirip yang berguna untuk
berenang
- Tidak dapat terbang
- Bulu kecil menyerupai sisik menutupi seluruh tubuh
- Tidak ada apteria, tidak ada remiges
Contoh : Aptenodytes forsteri
Klasifikasi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Sphenisciformes
Famili : Spheniscidae
Genus : Aptenodytes
Spesies : Aptenodytes forsteri
Keterangan:
Penguin kaisar yang mempunyai nama latin Aptenodytes forsteri,
termasuk jenis yang terbesar di antara famili penguin, yaitu dengan
tinggi badan mencapai lebih dari 1 meter dan bobot lebih dari 35 kg.
Sama seperti jenis penguin lainnya, penguin kaisar juga memiliki kaki
yang berjaring dan bulu tebal di seluruh tubuhnya yang kedap air, dan
merupakan spesies burung yang tidak dapat terbang. Namun ciri yang
paling terlihat untuk membedakan penguin kaisar dengan jenis penguin
lain adalah garis kuning samar pada bagian lehernya. Berbeda dengan
penguin raja, dimana garis kuning pada leher penguin ini lebih
mencolok dan membentuk lengkungan tegas di lehernya daripada
Penguin kaisar.
Populasi Penguin kaisar hanya terdapat di Benua Antartika -
kutub selatan bumi, merupakan daerah terdingin di belahan dunia
paling selatan dengan suhu terendah mencapai -73° celcius. Mereka
bersarang di sepanjang wilayah tepi pantai benua Antartika.
Penguin kaisar dapat bertahan hidup disuhu dingin tersebut
karena lapisan lemak setebal 2-3 cm pada tubuhnya berguna untuk
menyimpan panas dan memisahkan udara dingin dari luar.
Makanan utama penguin kaisar adalah ikan, udang, dan cumi-
cumi. Anatomi sayap yang pendek memungkinkan penguin jenis ini
untuk berenang hingga sejauh 15 km dan menyelam sampai pada
kedalaman 900 kaki selama 18 menit. Oleh karena itu, ikan yang
dimakannya lebih besar daripada yang dimakan oleh penguin-penguin
dengan ukuran tubuh lebih kecil.
Periode masa kawin pada penguin kaisar terjadi sepanjang tahun
pada bulan Juni-Agustus. Penguin jantan dewasa akan mengepak-
kepakan sayap untuk menarik perhatian betinanya, kemudian ketika
mereka sudah menemukan satu pasangan yang tepat keduanya akan
membuat ikatan dengan cara saling menepukan sayap di bagian
belakang leher. Penguin adalah spesies burung yang setia pada satu
pasangan.
Setelah mengalami masa kawin, penguin betina akan bertelur dan
telur dari penguin kaisar berbentuk seperti buah pir. Masa mengerami
adalah tugas dari penguin jantan, selama kurang lebih 3 bulan, telur
akan dierami di atas kaki penguin dan dilindungi oleh bagian bawah
perut mereka. Kemudian penguin-penguin jantan tersebut akan
membentuk koloni besar untuk menjaga suhu telur tetap hangat,
sementara penguin betina secara berkelompok akan pergi hingga sejauh
90 mil untuk mengumpulkan makanan.
Ketika telur menetas, penguin jantan yang telah dibekali cadangan
makanan akan menjaga anak mereka sampai sang ibu kembali. Begitu
pula sebaliknya, saat penguin betina kembali untuk mengurus bayi
penguin, penguin jantan pun pergi untuk mencari makan, terus-menerus
secara bergantian hingga 13 bulan lamanya dan bayi penguin tumbuh
menjadi penguin yang mandiri.
Terdapat 40 koloni pertangkaran di sekitar Antartika, dan dalam
satu koloni tersebut masing-masing berjumlah hingga 10.000 ekor
Penguin Kaisar dewasa. Koloni ini akan terus bersama-sama dan saling
menghangatkan satu sama lain dengan cara berdiri saling berhimpitan,
terutama ketika penguin jantan sedang mengerami telur. Pada bulan
Januari-Februari, penguin akan bermigrasi ke arah selatan bumi untuk
mencari makanan.
Bayi penguin tidak pernah diajarkan cara berenang, menyelam
ataupun berburu oleh orangtuanya. Secara otomatis, penguin akan
beradaptasi dengan sendirinya untuk bertahan hidup. Jika mereka lelah
berjalan, penguin - penguin akan meluncur di atas es menggunakan
bagian dadanya.
Populasi penguin kaisar bergantung pada jumlah ikan yang ada di
laut, jika penangkapan ikan oleh manusia terus dilakukan secara besar-
besaran maka populasi penguin pun dapat berkurang jumlahnya. Secara
umum penguin tidak memiliki banyak musuh, singa laut adalah musuh
utama mereka. Akan tetapi dengan kelincahan mereka di dalam air,
penguin dapat dengan mudah menghindarinya.
c. Burung yang banyak diburu
Ciri Khas: Berbulu indah atau daging dan telurnya enak dimakan.
Ordo : Columbiformes
- Paruh pendek dan langsing pada pangkalnya
- Ingluvies besar
Contoh : Columba livia, burung merpati
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Class : Aves
Sub class : Neornites
Divisi : Karninatae
Ordo : Columba
Family : Columbidae
Genus : Columbia
Spesies : Columba livia (Mahardono, 1980)
Keterangan:
Pada tubuh burung diliputi oleh bulu, kecuali pada bagian kaki
cakar tertutup oleh sisik dan paruh diselubungi oleh zat yang
menanduk. Burung termasuk tetrapoda, tetapi sepasang exstremitas
anteriornya mengalami modifikasi membentuk sayap dan sepasang
exstremitas posterior berupa kaki untuk hinggap atau untuk berenang
(Kastawi, 1992).
Pada bagian kepala terdapat paruh (rostrum) yang bentuknya
bervariasi dan berfungsi untuk mengambil makanan. Nares (lubang
hidung luar) yang sebagian ditutup oleh tonjolan kulit lunak yang
disebut ceroma. Pada waktu terbang ceroma dijulurkan kedepan,
menutup sebagian nostril sehingga udara dipanaskan (Soemiadji, 1986).
Mata (organon visus) relatif besar dan terletrak sebelah lateral pada
kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat
membrana nikitan yang dapat ditari menutupi mata. Di belakang dan di
bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi dibawah
bulu khusus (Jasin, 1984).
Seluruh badannya di tutupi oleh bulu-bulu. Fungsi bulu-bulu ini
antara lain sebagai isolator memperingan tubuh pada waktu terbang dan
lain-lain. Ada 3 tipe bulu utama, yaitu tipe plumae (bulu kasar),
plumulae (bulu halus) dan filoplumae (bulu rambut). Plumae terutama
terdapat pada ekor, sayap dan bagian punggung. Berukuran relatif besar
dengan bagian-bagiannya yaitu rachis (tangkai bulu), vexillum
(bendera), barbulae (cabang dari barbae), barbae (cabang dari rachis)
dan radiculae (kait yang menghubungkan barbulae satu dengan barbulae
yang lain) (Soemiadji, 1986).
Bulu pada burung sebenarnya merupakan pertumbuhan epidermis
yang menjadi bentuk ringan dan fleksibel. Pertumbuhan bulu dimulai
munculnya papil dermal yang kemudian mencuat menutupi
epidermis.pada bagian dasar kuncup bulu melekuk kedalam pada
tepinya, sehingga terbentuk foliculus. Berikutnya epidermis kuncup
bulu menanduk untuk membentuk bungkus yang halus. Bagian tengah
kuncup bulu berisi pembuluh darah (Kastawi, 1992).
d. Burung Petengger (Arboreal)
Ordo : Passeriformes
- Tiga jari kaki (belakang) menunjuk ke muka, satu jari menunjuk
ke belakang; berguna untuk bertengger
- Kebanyakan dapat berkicau dengan indah
- Mereka yang memakan biji-bijian mempunyai paruh yang
berbentuk conus
- Mereka yang memakan insecta, mempunyai paruh yang runcing
Contoh : Mirafra javanica, branjangan
Klasifikasi:
Kingdom :Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Passeriformes
Family Alaudidae
Genus : Mirafra
Species : M. Javanica
Keterangan:
Burung branjangan – Burung ini mampu terbang di tempat
(hovering) sambil berkicau, dimana kemampuan ini hanya dimiliki oleh
burung branjangan dan tidak dimiliki oleh burung lain. Burung ini lebih
suka berjalan atau berlari dibandingkan dengan berpindah atau
meloncat dari satu ranting ke ranting yang lain. Selain itu burung ini
lebih suka berada di permukaan tanah dengan bertengger di batu
daripada bertengger di ranting pohon. Keunikan burung ini adalah suka
bermain dengan debu atau tanah. Di alam bebas burung branjangan
suka berkicau sambil terbang membumbung tinggi ke atas hingga tidak
terlihat lalu tiba-tiba menukik ke bawah. Burung ini akan berkicau
merdu sambil terbang tinggi secara vertikal untuk memikat perhatian
branjangan betina, biasanya hal ini terjadi ketika sedang birahi atau
pada musim
Burung branjangan berasal dari benua Afrika dan Asia. Di
Indonesia burung ini sering ditemukan di Pulau Jawa, Kalimantan
Selatan, Papua, Bali dan Nusa Tenggara. Burung ini sangat menyukai
daerah yang kering seperti tanah yang gersang, stepa, rumput, gunung
pasir, dan kawasan berbatu karang
Makanan alami dari burung branjangan adalah biji-bijian, padi,
pucuk tanaman muda, dan serangga.
Burung branjangan termasuk burung tanah atau burung semak
kecil yang periang yang dikenal dengan istilah asing “bushlark”.
Mirafra Javanica merupakan salah satu jenis burung branjangan yang
paling terkenal. Burung branjangan memiliki banyak kerabat termasuk
didae dengan 75 jenis dalam kerabatnya.
Musim kawin dari burung branjangan terjadi pada bulan Maret
hingga September, sedangkan masa puncak perkawinan terjadi pada
bulan Maret hingga bulan Agustus. Burung branjangan cepat sekali
melakukan perkawinan dan bahkan bisa bertelur setiap bulan sekali.
Ciri – Ciri burung branjangan memiliki postur badan yang agak besar,
yaitu 12-13 untuk branjangan dari daerah Sapen, 12-14 untuk
branjangan dari Jawa Tengah dan 10-12 untuk branjangan dari Nusa
Tenggara. Memiliki volume suara yang melengking keras dan
bervariasi. Memiliki corak atau warna bulu yang gelap dan menarik
(terlihat seperti batik). Sepintas terlihat seperti burung gereja. Warna
bulu di bagian tepi ekor lebih muda.
e. Burung Berkicau
Ordo : Charadriiformes
- Di antara jari-jari kaki (belakang) kebanyakan ada selaput
berenang
- Tungkai belakang agak panjang
- Sayap kuat
- Ada yang mempunyai tiga jari kaki (belakang)
- Paruh panjang
- Lidah tebal dan berbentuk silinder
Contoh : Cacatua triton, kakaktua
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Psittaciformes
Family : Cacatidae
Genus : Cacatua
Species : Cacatua galerita triton
Keterangan:
Kakatua koki besar atau kakatua-besarjambul-kuning (C.g. triton)
Penyebaran kakatua koki besar meliputi daerah di sekitar P. Papua.
Kakatua ini sering disebut kakatua koki besar karena tubuhnya lebih
besar dari pada C. g. eleonora. Panjang sayapnya antara 26,1—34,7
cm. Kelopak matanya berwarna biru muda.
Burung ini adalah jenis burung penetap yang sangat setia berada di
kawasan berbiaknya. Hidupnya berkelompok kurang lebih sampai
2000 individu. Saat makan mereka mempunyai sistem pembagian
tugas yaitu saat anggota kelompok mencari makan di permukaan
tanah, beberapa individu bertengger di tempat tinggi bertugas
memantau predator. Burung ini juga termasuk kelompok Burung yang
ribut.
Morfologinya ialah bulu jambul atau mahkota di ubun-ubun
kepalanya. Ukuran tubuh jenis kakatua ini berkisar 30—52 cm. Bulu
tubuhnya berwarna putih dengan jambul berwama kuning. Warna
kuning juga terdapat di bawah sayap dan ekor. Lingkaran mata
berwarna biru pucat atau putih, tergantung ras kakatuanya. Ukuran
tubuh yang relatif besar dan adanya jambul yang berwarna kuning
Cacatua galerita triton
menjadi ciri khas dari jenis kakatua ini. Lidah kakatua berbentuk
kubus yang permukaannya halus. Burung ini mempunyai paruh yang
bengkok dan kuat sehingga sering disebut juga burung paruh bengkok.
Bentuk kakinya juga mempunyai susunan jari kaki yang bersilangan.
Susunan jari kakinya yaitu dua jari mengarah ke depan dan dua jari
mengarah ke belakang. Dengan begitu burung kakatua dapat
memegang, menggenggam dan memanjat. Lidahnya menyerupai
kubus, bersifat lentur sehingga lidahnya dapat meraba-raba pakan
yang sedang dimakannya. Adanya bedak di bulu tubuhnya untuk
melindungi bulunya dari air. Dari beberapa spesies kelopak matanya
yg betina akan berwarna merah ke coklat setelah 2 tahun. Ini
membantu untuk menentuka jenis kelamin dari burung tersebut.
Kakatua yang muda mempunyai paruh lebih lembut dan pucat
warnanya dan bulu burung yang lebih pucat, sementara burung yang
tua mempunyai paruh yang lebih gelap dan punya striations dan bulu
burung sudah penuh dengan warna.
Habitatnya sangat bervariasi. Mereka dapat hidup di hutan sekunder
(termasuk hutan rawa dan hutan di sepanjang sungai), hutan
mangrove, habitat terbuka, lahan budidaya (termasuk sawah dan
perkebunan sawit), savana serta kawasan subur.
Burung ini mencari makanannya di rerumputan atau belukar untuk
mengambil biji-bijian atau tunas muda. Makanannya bervariasi
termasuk akar, rhizoma, buah lunak, bunga, kuncup bunga dan
serangga beserta larvanya. Mereka juga memakan tanaman budidaya
seperti jagung, sehingga sering dianggap sebagai hama tanaman
Reproduksi kakatua adalah bulan September dimana diduga
burung ini mempersiapkan sarangnya dengan baik. Berkembang biak
sekitar bulan Agustus. Sarang disusun di dalam lubang pohon,
biasanya pada batang yang sudah mati. Di dasar sarang diletakkan
ranting-ranting kecil sebagai alas. Telur biasanya hanya satu butir dan
berwarna putih. Telur tersebut dierami oleh kedua induk secara
bergantian. Enam puluh hari setelah menetas, anak burung
meninggalkan sarang.