Agg

8
A. Pengertian Sabun Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci. Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun.Zat-zat tersebut dapat menimbulkan efek, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan glisrol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium hidroksida).Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun B. Proses Pembuatan Sabun Sabun Transparan adalah sabun yang dibuat dengan teknik khusus dengan menghilangkan kandungan alkali di dalamnya.Sabun transparan ini lebih unggul daripada sabun mandi biasa, selain dari tampilannya yang transparan (transparent) yang menawan, sabun ini sangat lembut di kulit dan dapat melembabkan kulit. Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:

description

dffgfd

Transcript of Agg

Page 1: Agg

A. Pengertian Sabun

Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak telah dikenal secara umum oleh

masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai

alat pembersih dan pencuci.

Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat

dan jenis sabun.Zat-zat tersebut dapat menimbulkan efek, baik yang

menguntungkan maupun yang merugikan.

Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam

lemak dan glisrol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya

digunakan adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium

hidroksida).Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang

kemudian dinamakan sabun

B. Proses Pembuatan Sabun

Sabun Transparan adalah sabun yang dibuat dengan teknik khusus dengan

menghilangkan kandungan alkali di dalamnya.Sabun transparan ini lebih unggul

daripada sabun mandi biasa, selain dari tampilannya yang transparan (transparent)

yang menawan, sabun ini sangat lembut di kulit dan dapat melembabkan kulit.

Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:

Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah

reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan

gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk

utama dan gliserin sebagai produk samping.Gliserin sebagai produk samping juga

Page 2: Agg

memiliki nilai jual.Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan

alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki

struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air,

tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam

bentuk ion.

Faktor lain yang mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan gula, dan

glyserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang

paling essensial adalah kualitas gula, dan glyserin. Oleh karena itu pemilihan

material mempertimbangkan dengan warna dan kemurniannya. Parfum berperan

penting dalam warna sabun seperti adanya tincture, balsam dan yang digunakan

agar sabun menjadi wangi, adanya bahan tersebut dapat menjadikan spotting

( bintik hitam ). Apabila sabun sengaja diwarna, dipilih pewarna yang tahan

alkali.Air distilasi adalah air terbaik untuk sabun transparan glyserin dipilih yang

murni.Untuk minyak dan lemak digunakan yang asam lemak bebas rendah dan

warna yang baik. Penambahan glyserin atau gula yang banyak menyebabkan

sabun menjadi lengket dan manis, oleh karena itu mengotori pembungkus. Untuk

memperoleh transparansi sabun berikut ini adalah metode yang umum digunakan :

a. Transparan karena gula.

b. Transparan karena glyserin dan energy.

c. Dimana a dan b digabung dengan menggunakan minyak castor.

d. Transparansi karena asam lemak dalam sabun dan seberapa kali sabun

dimill.

Dengan metode pertama, kandungan minyak kelapa sedikitnya adalah 25 %,

lemak yang lain adalah tallow atau lemak apa saja yang dapat menjadikan sabun

keras. Sabun dididihkan dan dimasak seperti biasanya lalu dimasukkan dalam

pengaduk untuk dicampur dalam larutan yang mengandung 10 – 20 % gula sesuai

berat sabun.Gula dilarutkan dalam air dan larutan dipanasi sampai 600C kemudian

Page 3: Agg

perlahan – lahan ditambahkan dalam sabun.Manakala air menguap, sabun jenis

tersebut menunjukkan bintik – bintik dan menjadi lengket karena gula menembus

permukaan larutan.

Sabun transparan dari kategori yang kedua dapat disaponifikasikan sebagaimana

biasanya dan dibuat dari sabun mandi dasar. Sabun dimasukkan dalam mixer dan

dicampur 96 % dengan perbandingan satu bagian dalam dua bagian total asam

lemak dalam sabun, bersama glyserin dengan proporsi yang sama.

Metode yang ketiga minyak castor sendiri digunakan untuk membuat sabun atau

lebih dari sepertiga lemak dapat ditambah utnuk setiap sabun dasar diatas.Jika

minyak castor yang digunakan hanya perlu 2 % atau 3 % gula.

Metode yang terkhir kombinasi dari tallow (lemak) 75 % , minyak kelapa 20% ,

rosin jernih 5 %. Selanjutnya dengan proses saponifikasi dan perampungan

dengan cara pemanasan. Sabun selanjutnya dimasukkan dalam ketel berjaket dan

diolah sesuai dengan pemanasan sempurna.

Kebanyakan sabun transparan dibuat dengan cara semi panas, metodenya lebih

sederhana dan mudah. Langkah awalnya adalah memasukkan lemak dan minyak

dalam ketel, dipanasi sampai 600C.Sabun scrap yang sudah dibuat dapat dicairkan

dalam lemak yang panas jika diinginkan. Ditambahkan larutan soda yang sudah

dibuat. Masa diaduk sampai terjadi proses saponifikasi. Setelah itu sabun ditutup

dan dibiarkan selama 2 jam atau sampai pada tengahnya ada tonjolan. Kemudian

larutan gula dimasukkan dan akhirnya dan glyserin. Temperatur dari massa

dinaikkan sampai 600 C.

Saponifikasi adalah reaksihidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah

(misalnya NaOH).Sabun terutama mengandung c12 dan c16 selain itu juga

mengandung asam karboksilat.

Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun

padat.Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan

dalam reaksi pembuatan sabun.Sabun padat menggunakan natrium

Page 4: Agg

hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium

hidroksida (KOH) sebagai alkali.Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga

mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan

sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji

katun.

Bahan Pendukung

1. Asam Stearat

Asam stearat merupakan monokarboksilat berantai panjang (C18) yang bersifat

jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap diantara atom karbonnya. Asam

stearat dapat berbentuk cairan atau padatan. Pada proses pembuatan sabun, asam

stearat berfungsi untuk mengeraskan dan menstabilkan busa.

2. Etanol

Etanol (etil alkohol) berbentuk cair, jernih dan tidak berwarna, merupakan

senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Etanol pada proses pembuatan

sabun digunakan sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan

lemak.

3. Gliserin

Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan

air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan sehingga

dapat berfungsi sebagai pelembab pada kulit. Pada kondisi atmosfir sedang

ataupun pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat melembabkan kulit dan

mudah dibilas. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau, dan memiliki rasa

manis.

4. Natrium Klorida (NaCl)

Natrium klorida (garam) merupakan bahan berbentuk kristal putih, tidak berwarna

dan bersifat higroskopik rendah. Penambahan NaCl selain bertujuan untuk

pembusaan sabun, juga untuk meningkatkan konsentrasi elektrolit agar sesuai

Page 5: Agg

dengan penurunan jumlah alkali pada kahir reaksi sehingga bahan-bahan pembuat

sabun tetap seimbang selama proses pemanasan.

5. Gula Pasir

Gula pasir berbentuk kristal putih. Pada proses pembuatan sabun transparan, gula

pasir berfungsi untuk membantu terbentuknya transparansi pada sabun.

Penambahan gula pasir dapat membantu perkembangan kristal pada sabun.

6. Asam Sitrat

Asam sitrat memiliki bentuk berupa kristal putih. Berfungsi sebagai agen pengelat

(chelating agent) yaitu pengikat ion-ion logam pemicu oksidasi, sehingga mampu

mencegah terjadinya oksidasi pada minyak akibat pemanasan. Asam sitrat juga

dapat dimanfaatkan sebagai pengawet dan pengatur pH.

7. Pewarna

Pewarna ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk menghasilkan produk

sabun yang beraneka warna. Bahan pewarna yang digunakan adalah bahan

pewarna untuk kosmetik grade.

8. Pewangi

Pewangi ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk memberikan efek

wangi pada produk sabun. Pewangi yang sering digunakan dalam pembuatan

sabun adalah dalam bentuk parfum dengan berbagai aroma (buah-buahan, bunga,

tanaman herbal dan lain-lain).