Studi pengaruh kurva grading ideal agregat kasar terhadap ... · secara manual tidaklah...
-
Upload
hoangkhanh -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of Studi pengaruh kurva grading ideal agregat kasar terhadap ... · secara manual tidaklah...
TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH KURVA GRADING IDEAL AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL DENGAN VARIASI BLENDING MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA YOSI BIMA HENDRATA NRP 3108 100 071 Dosen Pembimbing Dr. techn. PUJO AJI. ST., MT PROF. DR. IR. TRIWULAN. DEA JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
LATAR BELAKANG
HASIL DAN ANALISA DATA
TINJAUAN PUSTAKA
MATERI PRESENTASI
KESIMPULAN
METODOLOGI
LATAR BELAKANG
Bahan baku beton
normal : Agg kasar,Agg
halus,Semen,Air
Gradasi agg kasar
yang berbeda-
beda
Digunakan blending
aggregat untuk
menggabungkan
beberapa gradasi yang
berbeda-beda
Proses blending
secara manual
tidaklah
mudah,terlebih bila
lebih dari 2 quarry
Terdapat sebuah
metode blending agg
menggunakan AG
Belum ada studi yang
mempelajari seberapa
idealkah pengaruh posisi
grading pada grafik zona
grading ideal agregat
kasar
RUMUSAN MASALAH
Permasalahn utama yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: Dimanakah posisi subzona grading paling ideal dari proporsi gradasi hasil bending agregat kasar didalam kurva gradasi ideal yang dibagi menjadi 3 subzona? Rincian Permasalahan: 1. Bagaimanakah hasil analisa ayakan dari kedua quarry yang digunakan? 2. Bagaimana hasil prosentase quarry 1 dan quarry 2 dari blending agregat menggunakan
algoritma genetika? 3. Bagaimana posisi gradasi agregat gabungan hasil blending agregat kasar menggunakan
algoritma genetika di dalam masing-masing subzona grading ideal? 4. Bagaimanakah hasil tes kuat tekan beton yang dihasilkan dari masing-masing subzona
grading ideal? 5. Bagaimanakah hasil uji hipotesa statistik terhadap hasil kuat tekan?
BATASAN MASALAH
1. Peraturan yang digunakan adalah standart ASTM. 2. Hasil blending agregat kasar yang digunakan adalah hasil blending agregat kasar dengan
metode AG dari program Matlab dengan menggunakan 2 quarry agregat kasar. 3. Metode mix design menggunkan metode ACI 211.1-91. 4. Benda uji yang dibuat adalah beton normal (normal concrete) dengan mutu beton : f’c = 30 MPa. 5. Ukuran benda uji yang digunakan adalah beton silinder ukuran 150x300 mm. 6. Bahan yang digunakan adalah agregate kasar, agregate halus, air, dan semen. Tidak
menggunkan bahan campuran lain. 7. Tes tekan dilakukan saat benda uji berumur 28 hari. 8. Tidak membahas pengaruh sifat fisik beton (berat jenis, berat volume, dll). 9. Tidak membahas reaksi kimiawi antara zat. 10. Penelitian hanya terbatas skala laboratorium.
LATAR BELAKANG
HASIL DAN ANALISA DATA
TINJAUAN PUSTAKA
MATERI PRESENTASI
KESIMPULAN
METODOLOGI
TINJAUAN PUSTAKA
MIX DESAIN ACI
ACI METHOD
LATAR BELAKANG
HASIL DAN ANALISA DATA
TINJAUAN PUSTAKA
MATERI PRESENTASI
KESIMPULAN
METODOLOGI
METODOLOGI
Analisa ayakan dan membuat gradasi agregat baru
Membuat kurva grading ideal baru
Uji material agregat asli
METODOLOGI
Blending agregat
menggunakan AG Matlab Uji material AK campuran Mix Desain
ACI METHOD
METODOLOGI
Pembuatan benda uji Curing beton Tes kuat tekan Uji hipotesa dan analisa
data
LATAR BELAKANG
HASIL DAN ANALISA DATA
TINJAUAN PUSTAKA
MATERI PRESENTASI
KESIMPULAN
METODOLOGI
Agregat asli
Grafik Gradasi Agregat Halus
Jenis
Berat
Tertahan
Prosentase
Tertahan
Kumulatif
Tertahan
Prosentase
Lolos
Batas
Gradasi
Agregat (gram) (%) (%) (%) (%)
3/8 " 0 0 0 100 100
NO. 4 3 0,6 0,6 99,4 95-100
NO. 8 10 2 2,6 97,4 80-100
NO. 16 70 14 16,6 83,4 50-85
NO. 30 167 33,4 50 50 25-60
NO. 50 196 39,2 89,2 10,8 10-30
NO. 100 53 10,6 99,8 0,2 2-10
pan 1 0,2 0 0
500 100 258,8
No
Ayakan
Pasir
Jumlah
Fm pasir = 2,59
Hasil Analisa Ayakan Agregat Halus
ANALISA AYAKAN AGREGAT HALUS
Agregat Halus Berada di
Dalam Grafik Gradasi
AH…..(OK)
Gb.Agregat kasar buatan yang digunakan
Gb.Agregat kasar asli
ANALISA AYAKAN AGREGAT KASAR
Quarry 2 di dalam zona gradasi ideal
Quarry 2 di diluar zona gradasi ideal
Pembuatan gradasi quarry 2 baru
ZONA GRADASI IDEAL BARU
1(37.5 mm) 100 100
2(25 mm) 100 85
3(19 mm) 80 45
4(12.5 mm) 10 0
5(9.5 mm) 0 0
6(4.75 mm) 0 0
No Size
AyakanBatas atas (%) Batas bawah (%)
Prosentase lolos ayakan ASTM C33-03
Batas 2 = (batas atas−batas bawah)
3 + batas bawah
Batas 1 = (batas atas−batas 2)
2 + batas 2
1(37.5 mm) 100 100 100 100
2(25 mm) 100 95 90 85
3(19 mm) 80 68,3 56,7 45
4(12.5 mm) 10 6,7 3,3 0
5(9.5 mm) 0 0 0 0
6(4.75 mm) 0 0 0 0
Batas bawah
(%)
No Size
Ayakan
Batas atas
(%)Batas 1 (%) Batas 2 (%)
Prosentase lolos ayakan batasan baru
GRAFIK GRADASI BARU YANG DIBAGI 3 SUBZONA
Grafik Gradasi ASTM C33-03 Grafik gradasi baru
Subzona 3
Subzona 2
Subzona 1
BLENDING AGREGREGAT SUBZONA 1
Prosentase Q1 Prosentase Q2
(%) (%)1 46,652 54,033 45,967
2 46,671 54,078 45,922
3 46,668 54,059 45,941
4 46,674 54,067 45,933
5 46,542 53,772 46,228
6 46,669 54,069 45,931
7 46,678 54,098 45,902
8 46,680 54,092 45,908
9 46,682 54,122 45,878
10 49,543 58,390 41,61
11 46,683 54,171 45,829
12 46,684 54,194 45,806
13 46,684 54,200 45,8
14 46,683 54,145 45,855
15 46,693 53,805 46,195
16 46,682 54,070 45,93
17 46,685 53,931 46,069
18 46,682 54,060 45,94
19 47,156 55,830 44,17
20 46,682 54,077 45,923
Objective
Func. running ke- Hasil Running AG
Quarry 1 53,772 %
Quarry 2 46,228 %
Q1 Q2 Q1' Q2' batas bawah batas 2 batas bawah batas 2
No.1 37,5 100 100 53,77 46,23 100,00 ok ok 100 100No.2 37,5 100 100 53,77 46,23 100,00 ok ok 100 100No.3 25 66 100 35,49 46,23 81,72 not ok ok 85 90No.4 19 21 90 11,29 41,61 52,90 ok ok 45 56,7No.5 12,5 0,3 19,6 0,16 9,06 9,22 ok not ok 0 3,3
No.6 9,5 0 2 0,00 0,92 0,92 ok not ok 0 0
No.7 4,75 0 0 0,00 0,00 0,00 ok ok 0 0
Syarat batas gradasi
(ASTM C33-03)No. SizeUkuran
Nominal
(mm)
% lolos ayakan% lolos ayakan x
% hasil blending% total hasil
agregat
gabungan
CEK
% Total agregat gabungan = (% Q1 lolos ayakan x % hasil blending Q1) +
(% Q2 lolos ayakan x % hasil blending Q2)
Prosentase dapat Digunakan
SUBZONA 1
BLENDING AGREGREGAT SUBZONA 2
running ke- Objective Func. Value Prosentase Q1 Prosentase Q2
(%) (%)1 40,967 38,709 61,291
2 40,967 38,694 61,306
3 40,967 38,690 61,310
4 40,967 38,694 61,306
5 40,968 38,608 61,392
6 40,968 38,697 61,303
7 40,967 38,693 61,307
8 40,967 38,658 61,342
9 40,968 38,793 61,207
10 40,968 38,789 61,211
11 40,967 38,632 61,368
12 40,967 38,655 61,345
13 41,505 40,569 59,431
14 40,967 38,695 61,305
15 40,967 38,696 61,304
16 40,967 38,696 61,304
17 41,712 36,490 63,510
18 40,967 38,694 61,306
19 40,967 38,688 61,312
20 40,967 38,658 61,342
Hasil Running AG Quarry 1 40,569 %
Quarry 2 59,431 %
Q1 Q2 Q1' Q2' batas 2 batas 1 batas 2 batas 1
No.1 37,5 100 100 40,57 59,43 100,00 ok ok 100 100
No.2 37,5 100 100 40,57 59,43 100,00 ok ok 100 100
No.3 25 66 100 26,78 59,43 86,21 not ok ok 90 95
No.4 19 21 90 8,52 53,49 62,01 ok ok 56,67 68,33
No.5 12,5 0,3 19,6 0,12 11,65 11,77 ok not ok 3,3 6,7
No.6 9,5 0 2 0,00 1,19 1,19 ok not ok 0 0
No.7 4,75 0 0 0,00 0,00 0,00 ok ok 0 0
Syarat batas gradasi
(ASTM C33-03)% lolos ayakan
% lolos ayakan x
% hasil blending% total hasil
agregat
gabungan
No. Size
Ukuran
Nominal
(mm)
CEK
% Total agregat gabungan = (% Q1 lolos ayakan x % hasil blending Q1) +
(% Q2 lolos ayakan x % hasil blending Q2)
Prosentase dapat Digunakan
SUBZONA 2
BLENDING AGREGREGAT SUBZONA 3
running ke- Objective Func. Value Prosentase Q1 Prosentase Q2
(%) (%)1 37,068 24,413 75,587
2 36,926 23,440 76,560
3 36,926 23,444 76,556
4 36,926 23,418 76,582
5 36,926 23,445 76,555
6 36,926 23,436 76,564
7 37,990 20,813 79,187
8 36,926 23,435 76,565
9 36,926 23,448 76,552
10 36,926 23,444 76,556
11 36,930 23,270 76,730
12 36,926 23,445 76,555
13 37,115 22,334 77,666
14 36,926 23,442 76,558
15 36,926 23,442 76,558
16 36,926 23,444 76,556
17 36,926 23,445 76,555
18 36,929 23,298 76,702
19 36,926 23,439 76,561
20 36,926 23,475 76,525
Hasil Running AG Quarry 1 20,813 %
Quarry 2 79,187 %
Q1 Q2 Q1' Q2' batas1 batas atas batas1 batas atas
No.1 37,5 100 100 20,81 79,19 100,00 ok ok 100 100
No.2 37,5 100 100 20,81 79,19 100,00 ok ok 100 100
No.3 25 66 100 13,74 79,19 92,92 not ok ok 95 100
No.4 19 21 90 4,37 71,27 75,64 ok ok 68,33 80
No.5 12,5 0,3 19,6 0,06 15,52 15,58 ok not ok 6,7 10
No.6 9,5 0 2 0,00 1,58 1,58 ok not ok 0 0
No.7 4,75 0 0 0,00 0,00 0,00 ok ok 0 0
Syarat batas gradasi
(ASTM C33-03)No. Size
Ukuran
Nominal
(mm)
CEK% lolos ayakan% lolos ayakan x
% hasil blending% total hasil
agregat
gabungan
% Total agregat gabungan = (% Q1 lolos ayakan x % hasil blending Q1) +
(% Q2 lolos ayakan x % hasil blending Q2)
Prosentase dapat Digunakan
SUBZONA 3
UJI MATERIAL AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR
Zona Karakteristik Material Hasil Uji coba Satuan Standart ASTM
Berat Jenis 2,65 gr/cm3 1,6 - 3,2 gr/cm3
Resapan 1,69 % 1,2 - 4 %
Kelembaban 1,07 % Selisih sampel 1 dan 2 < 0,79%
Berat Volume 1,42 gr/cm3 1,2 - 1,61 gr/cm3
Berat Jenis 2,68 gr/cm3 1,6 - 3,2 gr/cm3
Resapan 1,82 % 1,2 - 4 %
Kelembaban 1,16 % Selisih sampel 1 dan 2 < 0,79%
Berat Volume 1,49 gr/cm3 1,2 - 1,61 gr/cm3
Berat Jenis 2,72 gr/cm3 1,6 - 3,2 gr/cm3
Resapan 1,95 % 1,2 - 4 %
Kelembaban 1,3 % Selisih sampel 1 dan 2 < 0,79%
Berat Volume 15,6 gr/cm3 1,2 - 1,61 gr/cm3
I
II
III
NO Karakteristik Material Hasil Uji coba Satuan Standar ASTM
2,88
selisih : 0,21
2 Berat Jenis 2,79 gr/cm3 1,6 - 3,2 gr/cm3
3 Air Resapan 1,67 % 0,2 - 2 %
4 Berat Volume 1,49 gr/cm3 1,2 - 1,61 gr/cm3
5 Kebersihan Terhadap Organik Bening Bening Bening
< 6 %2,6
3,7 6,00%
selisih uji coba 1 dan 2 < 0,79 %
%
%
%1
6
7
Kelembaban
Kebersihan Terhap Lumpur
(pencucian)
Kebersihan Terhap Lumpur
(pengendapan)
Hasil uji material agregat halus
Hasil uji material agregat kasar campuran
MIX DESAIN SUBZONA 1
Quarry 1 54%
Quarry 2 46%
Quarry 1 21,7516246 22 kg
Quarry 2 18,52916169 19 kg
Kebutuhan Agregat Kasar
Kebutuhan Material Hasil Mix Desain
MATERIAL JUMLAH kg/m3 JUMLAH kg/0,04m3
AIR 174,2130607 6,968522427
SEMEN 331,4814815 13,25925926
AGREGAT KASAR 1007,019657 40,28078629
AGREGAT HALUS 932,2426782 37,28970713
Slump ditentukan : 25-50 mm
Ukuran agg kasar maksimum : 25 mm
Mix Desain Metode ACI
Volume 6 benda uji : 0,04 m3
Kebutuhan quarry tiap gradasi ayakan
Kebutuhan agregat =𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
5000𝑥 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑞𝑢𝑎𝑟𝑟𝑦
22 kg
21751,625 gram
(gram) (gram) (kg)
1(37.5 mm) 0 0,000 0,000
2(25 mm) 1725 7504,310 7,504
3(19 mm) 2245 9766,479 9,766
4(12.5 mm) 1015 4415,580 4,416
5(9.5 mm) 15 65,255 0,065
6(4.75 mm) 0 0,000 0,000
TOTAL 5000 21751,625 22
JUMLAH KEBUTUHAN
AGREGAT KASAR
BERAT AGREGAT
KASAR TERTAHAN
JUMLAH
KEBUTUHAN
Kebutuhan Quarry 1
NO.
AYAKAN
19 kg
18529,162 gram
(gram) (gram) (kg)
1(37.5 mm) 0 0,000 0,000
2(25 mm) 0 0,000 0,000
3(19 mm) 495 1834,387 1,834
4(12.5 mm) 3525 13063,059 13,063
5(9.5 mm) 885 3279,662 3,280
6(4.75 mm) 95 352,054 0,352
TOTAL 5000 18529,162 19
BERAT AGREGAT
KASAR TERTAHAN
JUMLAH
KEBUTUHAN
JUMLAH KEBUTUHAN
AGREGAT KASAR
Kebutuhan Quarry 2
NO.
AYAKAN
Kebutuhan Sesuai Dengan Quarry yang dibuat
25 kg
24991,325 gram
(gram) (gram) (kg)
1(37.5 mm) 0 0,000 0,000
2(25 mm) 0 0,000 0,000
3(19 mm) 495 2474,141 2,474
4(12.5 mm) 3525 17618,884 17,619
5(9.5 mm) 885 4423,464 4,423
6(4.75 mm) 95 474,835 0,475
TOTAL 5000 24991,325 25
Kebutuhan Quarry 2
NO.
AYAKAN
BERAT AGREGAT
KASAR TERTAHAN
JUMLAH KEBUTUHAN
AGREGAT KASAR
JUMLAH
KEBUTUH
17 kg
17366,853 gram
(gram) (gram) (kg)
1(37.5 mm) 0 0,000 0,000
2(25 mm) 1725 5991,564 5,992
3(19 mm) 2245 7797,717 7,798
4(12.5 mm) 1015 3525,471 3,525
5(9.5 mm) 15 52,101 0,052
6(4.75 mm) 0 0,000 0,000
TOTAL 5000 17366,853 17
NO.
AYAKAN
BERAT AGREGAT
KASAR TERTAHAN
Kebutuhan Quarry 1
JUMLAH
KEBUTUH
JUMLAH KEBUTUHAN
AGREGAT KASAR
MIX DESAIN SUBZONA 2
Slump ditentukan : 25-50 mm
Ukuran agg kasar maksimum : 25 mm
Mix Desain Metode ACI
Volume 6 benda uji : 0,04 m3
Kebutuhan quarry tiap gradasi ayakan
Kebutuhan agregat =𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
5000𝑥 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑞𝑢𝑎𝑟𝑟𝑦
Kebutuhan Material Hasil Mix Desain
MATERIAL JUMLAH kg/m3 JUMLAH kg/0,04m3
AIR 175,4380442 7,01752177
SEMEN 331,4814815 13,25925926
AGREGAT KASAR 1058,954432 42,3581773
AGREGAT HALUS 890,2870552 35,61148221
Quarry 1 41%
Quarry 2 59%
Quarry 1 17,36685269 17 kg
Quarry 2 24,99132461 25 kg
Kebutuhan Agregat Kasar
35 kg
35128,325 gram
(gram) (gram) (kg)
1(37.5 mm) 0 0,000 0,000
2(25 mm) 0 0,000 0,000
3(19 mm) 495 3477,704 3,478
4(12.5 mm) 3525 24765,469 24,765
5(9.5 mm) 885 6217,714 6,218
6(4.75 mm) 95 667,438 0,667
TOTAL 5000 35128,325 35
Kebutuhan Quarry 2
NO.
AYAKAN
BERAT AGREGAT
KASAR TERTAHAN
JUMLAH KEBUTUHAN
AGREGAT KASAR
JUMLAH
KEBUTUHAN
9 kg
9337,909 gram
(gram) (gram) (kg)
1(37.5 mm) 0 0,000 0,000
2(25 mm) 1725 3221,579 3,222
3(19 mm) 2245 4192,721 4,193
4(12.5 mm) 1015 1895,596 1,896
5(9.5 mm) 15 28,014 0,028
6(4.75 mm) 0 0,000 0,000
TOTAL 5000 9337,909 9
NO.
AYAKAN
BERAT AGREGAT
KASAR TERTAHAN
Kebutuhan Quarry 1
JUMLAH
KEBUTUHAN
JUMLAH KEBUTUHAN
AGREGAT KASAR
MIX DESAIN SUBZONA 3
Slump ditentukan : 25-50 mm
Ukuran agg kasar maksimum : 25 mm
Mix Desain Metode ACI
Volume 6 benda uji : 0,04 m3
Kebutuhan quarry tiap gradasi ayakan
Kebutuhan agregat =𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
5000𝑥 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑞𝑢𝑎𝑟𝑟𝑦
Kebutuhan Material Hasil Mix Desain
MATERIAL JUMLAH kg/m3 JUMLAH kg/0,04m3
AIR 176,0959546 7,043838185
SEMEN 331,4814815 13,25925926
AGREGAT KASAR 1111,655867 44,4662347
AGREGAT HALUS 853,4005744 34,13602297
Quarry 1 21%
Quarry 2 79%
Quarry 1 9,337909286 9 kg
Quarry 2 35,12832541 35 kg
Kebutuhan Kerikil
Kebutuhan Sesuai Dengan Quarry yang dibuat
PEMBUATAN BENDA UJI
Hasil Tes Slump
Zona Nilai Slump Slump Ditentukan
I 40 mm
II 37,5 mm
III 30 mm
25-50 mmCURING
OK
PENGUJIAN KUAT TEKAN BENDA UJI
18 Benda
Uji
Subona 1
Subona 2
Subzona 3
Berat Kuat Tekan Kuat Tekan
(kg) (kgf) (Mpa)
1 13125 42,6 24
2 13090 48 27
3 13415 44,2 25
4 12900 49 28
5 13360 44,8 25
6 13283 40,4 23
25,4
1,86
1 13440 44 25
2 13150 50,5 29
3 13315 46,5 26
4 13100 50 28
5 13190 48,4 27
6 13350 50,4 29
27,3
1,63
1 13015 46,4 26
2 12790 52,4 30
3 13014 47 27
4 13005 51 29
5 13085 52 29
6 13470 49 28
28,1
1,47
Standart Deviasi
I
Standart Deviasi
Benda Uji ke- Zona
Rata-Rata
Rata-Rata
Standart Deviasi
II
III
Rata-Rata
Hasil Kuat Tekan
PENGUJIAN KUAT TEKAN BENDA UJI
Sebagai kontrol kualitas dari benda uji yang dibuat, nilai standart deviasi dari benda uji dibandingkan dengan standart deviasi menurut SNI 03-6813-2002.
Standart deviasi benda uji
Zona Standart Deviasi Kontrol kualitas
I 1,86 Baik
II 1,63 Sangat baik
III 1,47 Sangat baik
: OK
Dari ketiga data hasil tes tekan diketahui bahwa rata-rata kuat tekan tertinggi terdapat pada subzona 3 yaitu sebesar 28,1 MPa. Namun berdasarkan data kuat tekan
tersebut belum cukup kuat untuk menyatakan bahwa subzona 3 memiliki kuat tekan paling besar dibanding subzona 1 dan subzona 2.
Hipotesa Statistik
UJI HIPOTESA (1)
H0 = hipotesis dugaan
= kuat tekan zona 3 ≤ kuat tekan zona 2 (z3 ≤ z2)
H1 = hipotesis alternatif yang merupakan ingkaran dari H0
= kuat tekan zona 3 > kuat tekan zona 2 (z3 > z2)
α = taraf keberartian ditentukan 0,05
P-value = nilai aktual dari data
Zona h0 h1 Pvalue alpha
zona3,zona2 right z3 <= z2 z3 > z2 0,0463 0,05 1 h1 true
hasil
Didapatkan hasil bahwa P-value < nilai α, sehingga hasil hipotesa = 1 yang berarti tolak h0, accept h1. Hasil tersebut
berarti secara signifikan zona 3 mempunyai kuat tekan lebih besar daripada zona 2.
Jika P-value < α, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Jika P-value > α, maka Ho diterima dan H1 ditolak.
Zona h0 h1 Pvalue alpha
zona3,zona1 right z3 <= z1 z3 > z1 0,0026 0,05 1 h1 true
hasil
UJI HIPOTESA (2)
H0 = hipotesis dugaan
= kuat tekan zona 3 ≤ kuat tekan zona 1 (z3 ≤ z1)
H1 = hipotesis alternatif yang merupakan ingkaran dari H0
= kuat tekan zona 3 > kuat tekan zona 1 (z3 > z1)
α = taraf keberartian ditentukan 0,05
P-value = nilai aktual dari data
Didapatkan hasil bahwa P-value < nilai α, sehingga hasil hipotesa = 1 yang berarti tolak h0, accept h1. Hasil tersebut
berarti secara signifikan zona 3 mempunyai kuat tekan lebih besar daripada zona 1.
Jika P-value < α, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Jika P-value > α, maka Ho diterima dan H1 ditolak.
UJI HIPOTESA (3)
H0 = hipotesis dugaan
= kuat tekan zona 1 ≤ kuat tekan zona 2 (z1 ≤ z2)
H1 = hipotesis alternatif yang merupakan ingkaran dari H0
= kuat tekan zona 1 > kuat tekan zona 2 (z1 > z2)
α = taraf keberartian ditentukan 0,05
P-value = nilai aktual dari data
Didapatkan hasil bahwa P-value > nilai α, sehingga hasil hipotesa = 0 yang berarti gagal menolak h0, accept h0.
Hasil tersebut berarti secara signifikan zona 1 mempunyai kuat tekan lebih kecil daripada zona 2.
Zona h0 h1 Pvalue alpha
zona1,zona2 right z1 <= z2 z1 > z2 0,9666 0,05 0 h0 true
hasilJika P-value < α, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Jika P-value > α, maka Ho diterima dan H1 ditolak.
LATAR BELAKANG
HASIL DAN ANALISA DATA
TINJAUAN PUSTAKA
MATERI PRESENTASI
KESIMPULAN
METODOLOGI
KESIMPULAN
1. Berdasarkan analisa ayakan terhadap kedua quarry agregat kasar yang digunakan, didapatkan hasil bahwa quarry ke-2 berada di dalam grafik zona gradasi ideal, sehingga penulis membuat grading secara manual agar gradasi agregat kasar quarry ke-2 tersebut berada di luar grafik grafik zona gradasi ideal.
2. Prosentase quary 1 dan quarry 2 hasil blending agregat kasar menggunakan algoritma genetika dengan batasan zona 1 adalah quarry 1 = 54% dan quary 2 = 46%.
Prosentase quary 1 dan quarry 2 hasil blending agregat kasar menggunakan algoritma genetika dengan batasan zona 2 adalah quarry 1 = 41% dan quarry 2 = 59%. Prosentase quary 1 dan quarry 2 hasil blending agregat kasar menggunakan algoritma genetika dengan batasan zona 3 adalah quarry 1 = 21% dan quarry 2 = 79% .
3. Dari hasil blending agregat kasar menggunakan algoritma genetika didapatkan bahwa agregat gabungan hasil blending berada di dalam masing-masing grafik subzona grading ideal, meskipun ada hasil gradasi agregat gabungan dari beberapa ayakan yang masih belum memenuhi syarat batas gradasi menurut ASTM C 33-03. Namun hasil blending agregat tersebut merupakan hasil paling optimum.
KESIMPULAN
4. Dari uji kuat tekan didapatkan rata-rata kuat pada subzona 1 sebesar 25,4 MPa, subzona 2 sebesar 27,3 MPa, dan subzona 3 sebesar 28,1 MPa. Sehingga diketahui subzona 3 memiliki rata-rata kuat tekan yang paling tinggi diantara ke dua subzona yang lain.
5. Dari hasil uji hipotesa statistik dengan tingkat kepercayaan 95%, didapatkan hasil bahwa subzona 3 merupakan subzona yang paling ideal.
Jadi dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa subzona 3 merupakan subzona
yang paling ideal.
SEKIAN &
TERIMA KASIH