AGD

6
Dewi Puspita Ningrum 14631408/ A-S1 Keperawatan ANALISA GAS DARAH A. Definisi Analisa Gas Darah Analisa Gas Darah adalah suatu pemeriksaan melalui darah arteri dengan tujuan mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, mengetahui kadar oksigen dalam tubuh dan mengetahui kadar karbondioksida dalam tubuh. B. Indikasi Analisa Gas Darah Indikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) yaitu : 1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik 2. Pasien dengan edema pulmo 3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS) 4. Infark miokard 5. Pneumonia 6. Pasien syok 7. Post pembedahan coronary arteri baypass 8. Resusitasi cardiac arrest C. Kontra Indikasi Analisa Gas Darah

description

AGD

Transcript of AGD

Page 1: AGD

Dewi Puspita Ningrum

14631408/ A-S1 Keperawatan

ANALISA GAS DARAH

A. Definisi Analisa Gas Darah

Analisa Gas Darah adalah suatu pemeriksaan melalui darah arteri dengan tujuan

mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, mengetahui kadar oksigen dalam

tubuh dan mengetahui kadar karbondioksida dalam tubuh.

B. Indikasi Analisa Gas Darah

Indikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) yaitu :

1. Pasien dengan penyakit  obstruksi paru kronik

2. Pasien dengan edema pulmo

3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)

4. Infark miokard

5. Pneumonia

6. Pasien syok

7. Post pembedahan coronary arteri baypass

8. Resusitasi cardiac arrest

C. Kontra Indikasi Analisa Gas Darah

1. Denyut arteri tidak terasa, pada pasien yang mengalami koma (Irwin & Hippe, 2010).

2. Modifikasi Allen tes negatif , apabila test Allen negative tetapi tetap dipaksa untuk

dilakukan pengambilan darah arteri lewat arteri radialis, maka akan terjadi thrombosis

dan beresiko mengganggu viabilitas tangan.

3. Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau penyakit pembuluh darah perifer pada tempat

yang akan diperiksa

Page 2: AGD

4. Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau pengobatan denganantikoagulan

dosis sedang dan tinggi merupakan kontraindikasi relatif.

D. Alat dan Bahan untuk  Pengambilan Darah Arteri

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan darah arteri antara lain :

1. Disposible Spuit 2,5 cc, jarum ukuran 23 G/ 25 G

2. Penutup jarum khusus atau gabus

Mencegah kontaminasi dengan udara bebas. Udara bebas dapat mempengaruhi nilai

O2 dalam AGD arteri.

2. Nierbeken/Bengkok

Digunakan untuk membuang kapas bekas pakai.

3. Anticoagulant Heparin

Untuk mencegah darah membeku.

4. Alcohol swabs ( kapas Alkohol )

Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan

antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk

menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus

mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.

5. Plester

Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga membantu

proses penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma

akibat penusukan.

6. Kain pengalas

Untuk memberi  kenyamanan pada pasien saat plebotomis melakukan pengambilan

darah vena.

7. Tempat berisi es batu

Bila laboratorium jauh, maka specimen darah arteri harus dimasukkan kedalam tempat

berisi es batu sebab suhu yang rendah akan menurunkan metabolism sel darah yang

mungkin merubah nilai pH, PCO2, PO2, HCO3-.

Page 3: AGD

8. Tempat sampah khusus needle

Tempat untuk membuang needle yang sudah dipakai untuk mengurangi kontaminasi

pasien satu dengan pasien yang lain.

E. Antikoagulan yang Digunakan

Antikoagulan yang digunakan dalam pengambilan darah arteri adalah heparin.

Pemberian heparin yang berlebiham akan menurunkan tekanan CO2.Antikoagulan dapat

mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek

penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.

F. Alat Perlindungan Diri (APD)

Alat Perlindungan Diri (APD) yang harus digunakan seorang petugas (Plebotomis) yaitu

(Rohani, 2008) :

1. Jas Laboratorium

2. Sarung Tangan (Handscoon)

a. Mengurangi resiko petugas kesehatan terkena infeksi dari pasien.

b. Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien.

c. Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang

dapat berpindah dari satu pasien ke pasien lain.

3. Masker

4. Sepatu Laboratorium

5. Kap (penutup rambut)

6. Pelindung Mata

G. Lokasi Pengambilan Darah Arteri

1. Arteri Radialis dan Arteri Ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test)

Test Allen’s merupakan uji penilaian terhadap sirkulasi darah di tangan, hal ini

dilakukan dengan cara yaitu: pasien diminta untuk mengepalkan tangannya, kemudian

berikan tekanan pada arteri radialis dan arteri ulnaris selama beberapa menit, setelah itu

minta pasien unutk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna

Page 4: AGD

jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik,

warnamerah menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap

pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negative, hindarkan tangan

tersebut dan periksa tangan yang lain.

2. Arteri Dorsalis pedis

merupakan arteri pilihan ketiga jika arteri radialis dan ulnaris tidak bisa digunakan.

3. Arteri Brakialis

Merupakan arteri pilihan keempat karena lebih banyak resikonya bila terjadi

obstruksi pembuluh darah. Selain itu arteri femoralis terletak sangat dalam dan

merupakan salah satu pembuluh utama yang memperdarahi ekstremitas  bawah.

4. Arteri Femoralis

merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak dapat diambil. Bila

terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh /

tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama dapat

menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar,

sehingga dapat terjadi percampuran antara darah vena dan arteri.

Selain itu arteri femoralis terletak sangat dalam dan merupakan salah satu pembuluh

utama yang memperdarahi ekstremitas  bawah.

Arteri Femoralis atau Brakialis sebaiknya jangan digunakan jika masih ada

alternative lain karena tidak memiliki sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi

bila terjadi spasme atau thrombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris

sebaiknya tidak digunakan karena adanya resiko emboli ke otak.