AGAMA SHABIAH

13
MAKALAH AGAMA SHABI’AH Tugas Mata Kuliah Perbandingan Agama Dosen : Andriani, S.Pd., S.Ag. Disusun oleh: Eka Lusiandani Koncara Semester 6 Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam DR. KHEZ. Muttaqien Purwakata 2 0 0 8

description

Lebih lanjut, hubungit:[email protected]

Transcript of AGAMA SHABIAH

Page 1: AGAMA SHABIAH

MAKALAH

AGAMA SHABI’AH

Tugas Mata Kuliah Perbandingan Agama

Dosen : Andriani, S.Pd., S.Ag.

Disusun oleh:

Eka Lusiandani Koncara

Semester 6 Jurusan Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam DR. KHEZ. Muttaqien

Purwakata

2 0 0 8

Page 2: AGAMA SHABIAH

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah “AGAMA

SHABI‟AH” ini dengan tanpa mengalami hambatan yang berarti, guna memenuhi

salah satu tugas pada perkuliahan Perbandingan Agama di STAI Dr. KHEZ.

Muttaqien Purwakarta.

Banyak agama yang tumbuh dan berkembang di dunia ini, salah satunya

adalah agama Shabi‟ah, yang konon telah ada sejak masa Nabi Idris AS. Banyak

pertanyaan yang muncul mengenai agama ini. Karena itu, melalui makalah ini

penulis akan berusaha mengupas tentang agama Shabi‟ah dan apa saja yang ada di

dalamnya.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan dapat

mengembangkan wawasan kita tentang agama-agama di dunia.

Purwakarta, Mei 2008

Penulis

Page 3: AGAMA SHABIAH

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2

A. AGAMA SHABI‟AH, PENGERTIAN DAN LATARBELAKANGNYA .. 2

B. KEYAKINAN DAN AJARAN AGAMA SHABI‟AH ..................................... 3

C. SHABI‟AH, AGAMA SAMAWI ATAU AGAMA ARDHI? ................ 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

Page 4: AGAMA SHABIAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jika ditinjau dari segi asalnya, maka semua agama di Bumi ini di bagi 2,

yaitu :

1. Agama Samawi (Tauhid)

Yaitu agama yang turun dari Allah SWT yang menjadikan alam semesta

dan diwahyukan kepada Rasul-Rasul-Nya untuk disampaikan kepada

umat mereka masing-masing. Yang termasuk dalam agama samawi antara

lain adalah Agama Yahudi, Agama Nasrani, dan Agama Islam.

2. Agama Thabi’y (A’rdhi)

Yaitu agama yang timbul dari angan-angan khayal manusia belaka, bukan

berasal dari wahyu Ilahi. Di antara agama ardhi adalah Agama Majusi,

Agama Shabi‟ah.

Adapun agama Shabi‟ah menurut penemuan yang dilakukan melalui

penggalian dan penelusuran peninggalan-peninggalan mereka di negeri Iraq dan

lain-lainnya menunjukkan bahwa agama tersebut dianut oleh kaum Ibrahim

Chaldeans. Begitu juga, agama tersebut dianut oleh mayoritas penduduk Syam

dan Yaman pada zaman purbakala. Setelah beruntunnya kedatangan beberapa

agama baru, agama ini mulai kehilangan identitasnya dan aktivitasnya mulai

redup. Tetapi masih ada sisa-sisa para pemeluknya yang membaur dengan para

pemeluk Majusi, yaitu di masyarakat Arab di Iraq dan di kawasan tepi pantai

teluk Arab.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini penulis berusaha mengupas beberapa masalah, yaitu:

1. Apa pengertian dan bagaimana latar belakang Agama Shabi‟ah?

2. Apa dan bagaimana keyakinan, peribadatan, dan ajaran dalam Agama

Shabi‟ah?

3. Bagaimana eksistensi Agama Shabi‟ah di antara agama samawi dan agama

ardhi?

Page 5: AGAMA SHABIAH

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. AGAMA SHABI’AH, PENGERTIAN DAN LATARBELAKANGNYA

Istilah "Shabi'in" (pemeluk shabi‟ah) termaktub dalam kitab suci Al-

Quran sebanyak tiga kali. Dalam Surat al-Baqarah ayat 62, al-Maidah ayat 69, dan

al-Hajj ayat 17.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang

Nasrani dan orang-orang Shabiin, ...” (QS. Al-Baqarah 2:62)

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan

orang-orang Nasrani, ...” (QS. Al-Maidah 5:69)

“Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang

Shabiin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi ...” (QS. Al-Hajj

22:17)

“Shabiah” (Sabean) berasal dari bahasa Aramik, “shaba'a”. Padanan katanya

dalam bahasa Arab adalah “ta`ammada” yang berarti pembabtisan dan penyucian diri

dengan air. Shabi’ah juga berarti membelok atau melepaskan diri dari ikatan. Orang-orang

yang menganut Shabi‟ah dinamai “shabi’in”, karena mereka membelok dari jalan

yang ditunjukkan oleh para nabi. Ritual baptis adalah sakramen kuno. Baptis

merupakan syariat utama agama Shabiah. Makna dari syariat ini adalah

permulaan hidup baru, maklumat bagi pertaubatan dan penyucian jiwa-raga.

Seorang bayi yang baru lahir harus dibaptis agar ia sah menjadi pemeluk agama

Shabiah.

Dalam upacara hari-hari besar keagamaan Shabiah, upacara baptis

hukumnya wajib. Pemeluk Shabiah dianjurkan untuk sesering mungkin

melakukan sekramen ini agar dosa dan kesalahannya dihapus. Tobat tidak cukup

hanya lewat pengakuan dosa, namun juga melalui sakramen ini.

Page 6: AGAMA SHABIAH

3

Shabiah adalah agama kuno yang telah ada sejak manusia ini ada. Ia

mengikuti ajaran-ajaran nabi pertama sekaligus nenek-moyang manusia, yaitu

Nabi Adam. Pemeluk Shabiah juga melestarikan ajaran-ajaran yang termaktub

dalam shahifah Idris, Syith, Sam bin Nuh, dan Yahya bin Zakaria yang diyakini

sebagai nabi terakhir pemeluk agama ini. Hari Ahad (Minggu) merupakan hari

suci bagi agama Shabi‟ah. Hari Ahad adalah hari pembabtisan Nabi Yahya bin

Zakaria.

Sejak sebelum Masehi, agama ini tersebar di kawasan yang disebut Bulan

Sabit Subur, meliputi Palestina, Suriah, Mesir, Jordania, Jazirah Arab, Irak, dan

Iran. Namun akibat penindasan sepanjang sejarah terhadap pemeluk agama ini,

lambat laun pengikutnya semakin menyusut. Dan sekarang pemeluk agama ini

terkonsentrasi di Irak Selatan dengan jumlah pemeluknya saat ini kurang lebih 10

ribu orang.

B. KEYAKINAN DAN AJARAN AGAMA SHABI’AH

Agama Shabi‟ah mengajarkan kepercayaan kepada roh-roh (Rohaniah).

Yang dimaksud dengan kata-kata Roh disini ada dua macam:

1. Ruh, yaitu suatu golongan makhluk Tuhan yang tertinggi, yang juga Maha

Suci zat dan sifatnya, mereka tidak tampak dan tidak dapat diraba, tidak

dapat dijangkau dengan panca indra, lepas dari sifat-sifat dan pengaruh

benda, tidak terkait oleh pengaruh ruang dan waktu.

2. Rauh, artinya kesentosaan, keadilan, kebahagiaan, rahmat dan ni‟mat.

Rauh adalah sifat daripada ROH dan RAUH juga sebagai haluan dan

tujuan dari cita-cita tertinggi penganut Shabi‟ah.

Pokok pemikiran kaum Shabi‟in adalah “wasilah”, yaitu memakai

perantara dalam beribadah kepada Tuhan. Orang-orang Shabi‟ah mengakui,

bahwa alam ini ada, karena diciptakan oleh Tuhan, Tuhan Maha Pandai, Maha

Bijaksana, Maha Suci dari pengaruh dan sifat-sifat alam. Tetapi kita wajib

mengakui – kata mereka – bahwa kita tidak dapat langsung menghadap ke

hadirat Tuhan Yang Maha Suci, Maha Besar dan Maha Tinggi itu, kecuali dengan

perantaraan sesuatu yang amat dekat kepada-Nya, yaitu roh-roh yang suci pula.

Dan memang roh-roh itu dijadikan Tuhan untuk selalu bertugas memuji Tuhan,

Page 7: AGAMA SHABIAH

4

tidak pernah mendurhakai apa yang dititahkan Allah kepada mereka, bahkan

mereka selalu taat kepada Tuhan.

Ketika kaum Shabi‟in ditanya oleh Rasulullah SAW kenapa mereka

menyembah berhala, mereka menjawab, “kami tidak menyembah berhala-berhala ini,

melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah.”

Oleh karena itu, - kata mereka – kita wajib mensucikan diri dan jiwa kita

dari kotoran syahwat, melepaskan akhlak dari ikatan nafsu angkara-murka,

sehingga dapat mencapai suatu taraf kesucian yang sesuai dengan kesucian roh-

roh itu, karena kepada roh-roh itulah kita akan memohonkan segala hajat dan

kebutuhan. Maka hendaklah segala orang tabah dan kuat mengendalikan nafsu

dan mengekang syahwatnya. Dengan demikian roh-roh suci itu akan suka

menolong kita di hadapan Tuhan Maha Pencipta. Tuhan yang memberi rezki

kepada kita dan kepada roh-roh itu.

Adapun ajaran-ajaran kebersihan dan ibadat menurut Shabi‟ah, ialah:

1. Menahan nafsu

2. Berdo‟a

3. Mendirikan sembahyang

4. Mengeluarkan harta (infaq dan derma)

5. Berpuasa

6. Berkurban

7. Membersihkan badan dan memakai wangi-wangian (dupa stanggi),

menyan dan sebagainya.

8. Memakai azimat

Shabiah memiliki lima rukun, yaitu:

1. Tauhid, Shabiah adalah agama samawi pertama yang mengikrarkan

keesaan Tuhan sebagai pencipta dan pemelihara jagat raya. Dia azali; tidak

bermula, dan abadi; tidak berakhir. Segala puji dan sembahan hanya

dipanjatkan ke hadirat-Nya.

2. Shalat, yang juga disebut “al-barakha”. Ritual ini dilaksanakan dengan cara

berdiri untuk beberapa saat menghadap kiblat yaitu ke arah utara yang

diyakini sebagai jalan menuju cahaya dan surga. Lalu mengangkat kedua

tangan sebagai bentuk salam, sembari membaca doa dan permohonan

Page 8: AGAMA SHABIAH

5

ampun atas segala dosa dan kesalahan. Dalam salat itu ada sujudnya, tapi

tidak boleh mencium atau menyentuh tanah. Sebab tanah bukanlah

tempat yang suci meski telah dibersihkan. Sujud adalah bentuk

ketundukan yang hanya diperuntukkan bagi Tuhan, bukan bumi. Dan

bagi kami, kepala manusia berisi akal-budi yang merupakan nurani-rabbani,

ia tidak layak diletakkan di atas tanah. Salat dilakukan tiga kali dalam

sehari; saat terbit matahari, siang terik, dan waktu terbenamnya matahari.

Sebelum salat, disyari‟atkan juga berwudlu: mencuci muka, tangan, kaki,

dan anggota badan lainnya dari segala kotoran.

3. Puasa, yang terbagi ke dalam dua jenis: puasa kecil dan puasa besar. Puasa

kecil adalah puasa ragawi, yaitu menahan diri untuk tidak memakan

daging-daging hewan. Puasa kecil ini dilaksanakan pada hari-hari tertentu

secara terpisah. Dalam setahun, puasa kecil berjumlah 36 hari. Sedangkan

puasa besar adalah puasa jiwa, yaitu menahan jiwa dari “dosa jiwa” yang

dilarang oleh Sang Khalik dan tidak menyakiti sesama manusia.

4. Zakat (sedekah), yang disebut “zidqa”. Sedekah berasal dari golongan yang

mampu untuk golongan yang tidak mampu.

5. Sakramen pembaptisan, seperti yang telah jelaskan di atas.

Kitab suci Shabi‟ah disebut “Kanza Raba”. Padanan kata Arabnya adalah

“al-Kanz al-A'dzam” (Harta Karun yang Agung). Kitab ini merupakan kompilasi

dari ajaran-ajaran Nabi Adam, Syith dan Sam bin Nuh yang berisi dua bagian.

Pertama, dari sisi kanan memuat sifr takwin (kitab kejadian), kisah pertarungan

antara kekuatan baik dan jahat, kekuatan cahaya dan kegelapan, pujian-pujian

untuk Tuhan, dan beberapa aturan fiqih. Kedua, dari sisi kiri, berisi bahasan

tentang jiwa manusia yang berkaitan dengan pahala dan siksa. Selain kitab Kanza

Raba, Shabiah juga memiliki kitab-kitab suci lain: kitab Darasyia Adihiya yang

berisi ajaran Nabi Yahya bin Zakaria, kitab al-Qilsita yang berisi tentang asal-

muasal jiwa Adam dan manusia secara umum, dan kitab al-Anfus yang berisi ritual

dan pujian dalam acara pernikahan.

Dalam agama Shabiah, ada lima belas hal yang diharamkan, yaitu:

1. Kufur atau menyembah selain Tuhan

Page 9: AGAMA SHABIAH

6

2. Membunuh

3. Berzina

4. Mencuri

5. Berbohong

6. Bersumpah palsu

7. Mengkhianati janji

8. Menyembah syahwat

9. Praktik sihir dan tenung

10. Berkhitan

11. Meminum khamar

12. Mempraktekkan riba

13. Meratapi mayat

14. Makan darah dan daging hewan yang sedang hamil dan bangkai

15. Praktek selibat (membujang)

Orang-orang Shabi‟ah mengatakan, bahwa mereka tidak mempercayai

nabi-nabi, pada mereka tidak ada ajaran kepercayaan kepada nabi-nabi dan rasul-

rasul. Mereka mengatakan, bahwa antara kita dengan nabi-nabi itu sama saja,

baik dalam kejadian, bentuk dan rupa. Tabiat yang kita punyai sama saja dengan

tabiat mereka; keadaan mereka minum, kita pun minum, tidak ada kelebihan

mereka daripada kita; maka tidaklah wajib bagi kita mentaati mereka; orang

Shabi‟ah berpendirian, tidak ada yang wajib ditaati pengajarannya, hanyalah pada

roh-roh itu saja.

Jika dinyatakan kepada mereka, dari mana kamu peroleh ajaran-ajaran

Shabi‟ah ini? Mereka menjawab: “Bahwa ajaran ini kami terima dan kami pusakai

dari „Adzimun dan Hurmus (Nabi Syits dan Idris)”. Hanya dua orang itu sajalah

nabi yang mereka percayai, lain dari kedua itu tidak.

Teori mereka yang menyatakan: “Tidak mau mempercayai nabi-nabi dan

rasul-rasul dengan alasan bahwa nabi-nabi dan rasul-rasul masih manusia biasa

yang sama dengan kita.” Tetapi di samping itu mereka masih mempercayai Nabi

Syits dan Nabi Idris, di sini kelihatan paradoksnya pikiran mereka.

Menurut orang-orang Shabi‟ah, roh-roh itulah yang menjadikan dan

mengadakan, merobah sesuatu dari satu keadaan kepada keadaan yang lain

Page 10: AGAMA SHABIAH

7

dengan kodrat dan kekuatan yang mereka terima daripada Tuhan Yang Maha

Suci dan Maha Tinggi. Kodrat Allah Yang Maha Tinggi ini, dilimpahkan kepada

roh-roh yang di bawahnya, dengan limpahan kodrat ini, masing-masing roh dapat

menjadikan alam; diantaranya bertugas menjadikan planet yang tujuh, yang selalu

beredar pada falaqnya. Begitulah segenap bintang-bintang, segenap yang ada di

langit dan ada roh yang mengendalikan, sampai kepada awan, guruh, petir, dan

hujan. Demikian pun yang ada di bumi, gempa, banjir, dan sebagainya ada roh

(Malaikat) yang menjadikan dan mengendalikannya.

Dalam ajaran Shabi‟ah, tidak ada kematian. Yang ada hanya perpindahan

dari alam dunia ke alam akhirat. Karena itu, meratapi mayat sangat dilarang.

Memakai seragam hitam dan adat-istiadat berkabung lainnya karena adanya

kamatian, tidak dikenal dalam agama ini. Mereka juga percaya bahwa di akhirat

kelak akan ada bentuk perhitungan (hisab) atas amal kita; ada surga dan neraka.

C. SHABI’AH, AGAMA SAMAWI ATAU AGAMA ARDHI?

Agama Shabi‟ah kemungkinan sekali asalnya agama Tauhid yang

diajarkan nabi-nabi zaman purbakala, tetapi kemudian telah berubah dari

asalnya. Masyhur dalam agama Samawi, Syits dan Idris mengimani Allah Yang

Maha Esa, mengimani Malaikat, Kitab-Kitab, Rasul-rasul, Hari kemudian dan

Takdir.

Tetapi agama Shabi‟ah ini dibelokkan penganutnya kepada agama roh-roh

(agama dewa-dewa), sehingga mereka mengakui kekuasaan roh dan

menyembahnya di samping Allah.

Jika ditilik akidah yang mereka anut pada masa kemudian, Shabi‟ah ini

telah berubah menjadi musyrik, karena telah menuhankan sesuatu di samping

Allah. Apalagi dalam cara mereka beribadat, tegas mereka menyembah banyak

roh-roh; pemujaan yang langsung kepada Tuhan tidak ada pada mereka.

Hanya saja, ajaran akhlaknya yang mengajarkan kesucian jiwa dengan

menahan hawa nafsu, adalah amat sesuai dengan Islam. Ajaran memakai tangkal-

tangkal atau „azimat adalah bertentangan dengan Islam, karena Nabi Muhammad

melarang kita membuat/memakai tamimah („azimat). Memakai „azimat

membawa kepada kemusyrikkan.

Page 11: AGAMA SHABIAH

8

Dari analisis di atas, penulis berpendapat bahwa pada mulanya shabi‟ah

merupakan agama samawi. Akan tetapi, seiring dengan perubahan-perubahan

yang dibuat oleh para pemeluknya, dan membelokkan ajaran tauhid menjadi

syirik, maka kemudian shabi‟ah yang ada saat ini merupakan agama ardhi.

Page 12: AGAMA SHABIAH

9

BAB III

PENUTUP

Dari pembahasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. “Shabiah” (Sabean) berasal dari bahasa Aramik, “shaba'a”. Padanan katanya

dalam bahasa Arab adalah “ta`ammada” yang berarti pembabtisan dan penyucian

diri dengan air. Shabi’ah juga berarti membelok atau melepaskan diri dari ikatan.

2. Pokok pemikiran kaum Shabi‟in adalah “wasilah”, yaitu memakai perantara

dalam beribadah kepada Tuhan. Karena itu, mereka mengajarkan kepercayaan

kepada roh-roh sebagai perantara untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.

3. Shabiah memiliki lima rukun, yaitu:

a. Tauhid

b. Shalat

c. Puasa

d. Zakat (sedekah)/zidqa

e. Sakramen pembaptisan

4. Kitab suci Shabi‟ah disebut Kanza Raba.

5. Nabi yang mereka yakini hanyalah Nabi Syits AS dan Nabi Idris AS.

6. Shabi‟ah yang ada saat ini merupakan salah satu dari agama ardhi, yang

merupakan hasil pembelokan dari agama aslinya yang hanya menyembah

Tuhan Yang Maha Esa.

Page 13: AGAMA SHABIAH

10

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Agus, 2006, Perbandingan Agama, Bandung: Diponegoro

Bakal, Raeed Hassoun, 2006, Shabi’ah; Agama Samawi Yang Berasas

Tauhid, http://islamlib.com/

_______, 2008, Agama Bangsa Arab, http://www.alsofwah.or.id

_______, 2008, Asal Usul Agama, http://www.wordpress.com