Agama & Psikopath
-
Upload
hanif-abror -
Category
Documents
-
view
16 -
download
1
description
Transcript of Agama & Psikopath
AGAMA DAN AGAMA DAN PSIKOPATOLOGIPSIKOPATOLOGI
ditinjau dari perspektif Islamditinjau dari perspektif Islam
Dr. H. Jan Prasetyo, SpKJ (K)Dr. H. Jan Prasetyo, SpKJ (K)
Definisi AgamaDefinisi Agama
Definisi “agama” secara konklusif sulit Definisi “agama” secara konklusif sulit untuk dirumuskanuntuk dirumuskan
Umat manusia sepanjang sejarah telah Umat manusia sepanjang sejarah telah memiliki “kepercayaan” dengan pelbagai memiliki “kepercayaan” dengan pelbagai kegiatan/praktek religius yang beraneka kegiatan/praktek religius yang beraneka ragamragam
Ada ciri / karakteristik yang khas dalam Ada ciri / karakteristik yang khas dalam sistim kepercayaan dan kegiatan tersebut sistim kepercayaan dan kegiatan tersebut yang umumnya dikenali sebagai “agama”yang umumnya dikenali sebagai “agama”
Ciri-ciri khas suatu agama Ciri-ciri khas suatu agama (deskripsi universal)(deskripsi universal)
Kepercayaan kepada Tuhan atau tuhan-tuhanKepercayaan kepada Tuhan atau tuhan-tuhan Peribadatan, pemujaan, penyerahan diriPeribadatan, pemujaan, penyerahan diri Kepercayaan akan adanya jiwa (ruh / soul)Kepercayaan akan adanya jiwa (ruh / soul) Kepercayaan pada yang gaib dan wahyu yang Kepercayaan pada yang gaib dan wahyu yang
diterimaditerima Pemisahan yang suci dari yang kotor / tidak Pemisahan yang suci dari yang kotor / tidak
pantaspantas Pencarian keselamatanPencarian keselamatan MitosMitos
Pengertian Din/Agama dalam Pengertian Din/Agama dalam Islam (1)Islam (1)
““Din” dalam Al Qur’an mencakup seluruh aspek Din” dalam Al Qur’an mencakup seluruh aspek kehidupan manusiakehidupan manusia
Tidak hanya berarti agama dalam arti yang Tidak hanya berarti agama dalam arti yang sempit untuk ibadah ritual atau upacara sempit untuk ibadah ritual atau upacara dengan cara yang sudah lazimdengan cara yang sudah lazim
Berlandaskan pada pemahaman, kesadaran, Berlandaskan pada pemahaman, kesadaran, ketaatan yang diyakininya akan menjamin ketaatan yang diyakininya akan menjamin kesejahteraan hidupnya di dunia dan akhirat.kesejahteraan hidupnya di dunia dan akhirat.
Pengertian Din/Agama dalam Pengertian Din/Agama dalam Islam (2)Islam (2)
Undang-Undang, Aturan, Tatacara hidupUndang-Undang, Aturan, Tatacara hidup
(010: 104-105; 026: 002; 012: 040, 076; (010: 104-105; 026: 002; 012: 040, 076;
030: 026-030; 042: 021; 109: 006)030: 026-030; 042: 021; 109: 006) Kekuasaan mutlak dan Penyerahan DiriKekuasaan mutlak dan Penyerahan Diri
(040: 064-065; 039: 011-017; 016:052; (040: 064-065; 039: 011-017; 016:052; 003:083; 098: 005)003:083; 098: 005)
Pertanggungjawaban dan PembalasanPertanggungjawaban dan Pembalasan (051:006; 107: 001-003; 001:004; (051:006; 107: 001-003; 001:004;
082: 017-019)082: 017-019)
PPengertian Agama seringkali kabur/ engertian Agama seringkali kabur/ tumpang tindih antara:tumpang tindih antara:
Agama sebagai ajaran, keyakinan, pedoman Agama sebagai ajaran, keyakinan, pedoman dan dan way of lifeway of life
dengandengan
Agama sebagai institusi, organisasi, wadah, Agama sebagai institusi, organisasi, wadah, yang berfungsi sebagai pelaksana, yang berfungsi sebagai pelaksana, pengarah dan “pengawas”, dan bertindak pengarah dan “pengawas”, dan bertindak atas nama ajaran agama atas nama ajaran agama
Masalah-masalah agama Masalah-masalah agama
Perselisihan pemahaman ajaran antara Perselisihan pemahaman ajaran antara kelompok agama mayor(S29:46)kelompok agama mayor(S29:46)
Perselisihan pemahaman ajaran antar sekte Perselisihan pemahaman ajaran antar sekte dalam agama tertentu (konservatif vs liberal) dalam agama tertentu (konservatif vs liberal)
Terjadinya konflik kepentingan antara pimpinan Terjadinya konflik kepentingan antara pimpinan atau antara jema’ah – pembentukan kelompok atau antara jema’ah – pembentukan kelompok tandingan,dsb dapat menimbulkan perpecahantandingan,dsb dapat menimbulkan perpecahan
Tidak ada organisasi / kepemimpinan yang Tidak ada organisasi / kepemimpinan yang bebas dari kepentingan2, skandal finansial, bebas dari kepentingan2, skandal finansial, politik, fitnah, dsb. (S2:42,44,188)politik, fitnah, dsb. (S2:42,44,188)
Fakta yang ada (1)Fakta yang ada (1)
Tidak ada satupun agama yang monolit.Tidak ada satupun agama yang monolit. Semuanya terdiri dari sekte / aliran :Semuanya terdiri dari sekte / aliran :
Berbeda dan tidak sepaham mengenai Berbeda dan tidak sepaham mengenai teks/ayat2 suci tertentu dan praktek ritual teks/ayat2 suci tertentu dan praktek ritual (QS30:32 ; S6:108)(QS30:32 ; S6:108)
Masing2 punya “kepercayaan inti” yang sama, Masing2 punya “kepercayaan inti” yang sama, tetapi ada keunikannya sendiri2tetapi ada keunikannya sendiri2
Ditentukan oleh “pimpinan” agama dan Ditentukan oleh “pimpinan” agama dan karakteristik jema’ah karakteristik jema’ah
Fakta yang ada (2)Fakta yang ada (2) Sepanjang sejarah telah terjadi krisis keimanan Sepanjang sejarah telah terjadi krisis keimanan
pada penganut agama,yang tampak dalam :pada penganut agama,yang tampak dalam : Keraguan / kehilangan iman, perpindahan ke Keraguan / kehilangan iman, perpindahan ke
agama lainagama lain Kelompok ekstrim berusaha mempertahankan Kelompok ekstrim berusaha mempertahankan
nilai-nilai tradisional agama tertentu dengan nilai-nilai tradisional agama tertentu dengan intoleransi, dan militerismeintoleransi, dan militerisme
Ketakutan akan invasi pengaruh luar yang Ketakutan akan invasi pengaruh luar yang melunturkan keimanan melunturkan keimanan mainstreammainstream, dengan , dengan pelbagai bentuk penghakiman, pemaksaan, pelbagai bentuk penghakiman, pemaksaan, penindasan, dsb.(S109;S34:24-26)penindasan, dsb.(S109;S34:24-26)
Perang agama sebagai defens ( S2:190-193)Perang agama sebagai defens ( S2:190-193)
Dilema agamaDilema agama Apakah agama benar-benar memberikan Apakah agama benar-benar memberikan
rahmatan lil aalamiin melalui pembentukan rahmatan lil aalamiin melalui pembentukan manusia-manusia yang berkepribadian manusia-manusia yang berkepribadian tangguh, yang akhlakul kariim?tangguh, yang akhlakul kariim?
Ataukah sebaliknya, dengan membentuk Ataukah sebaliknya, dengan membentuk manusia-manusia “sakit” yang agresif, manusia-manusia “sakit” yang agresif, intoleran, munafik, menimbulkan permusuhan, intoleran, munafik, menimbulkan permusuhan, perpecahan dan peperangan di dunia, yang perpecahan dan peperangan di dunia, yang akhirnya akan mengarah pada kehancuran akhirnya akan mengarah pada kehancuran diri?diri?
PsikopatologiPsikopatologi
Definisi psikopatologi :Definisi psikopatologi : Ilmu yang mempelajariIlmu yang mempelajari
Sebab / proses terjadinya gangguan jiwa Sebab / proses terjadinya gangguan jiwa (mental) - (pendekatan psikodinamik)(mental) - (pendekatan psikodinamik)
Manifestasi gangguan jiwa (mental) – Manifestasi gangguan jiwa (mental) – gejala dan diagnosis (pendekatan deskriptif)gejala dan diagnosis (pendekatan deskriptif)
Suatu keadaan jiwa / mental yang sakit Suatu keadaan jiwa / mental yang sakit patologik / “patologik / “maladjustedmaladjusted”.”.
Adakah korelasi antara agama dengan Adakah korelasi antara agama dengan psikopatologi tertentu?psikopatologi tertentu?
Hubungan antara agama dan kesehatan Hubungan antara agama dan kesehatan jiwa (mental) sangat kompleks.jiwa (mental) sangat kompleks.
Salah satu faktor bertolak dari definisi Salah satu faktor bertolak dari definisi “sehat jiwa (mental) ” yang umumnya “sehat jiwa (mental) ” yang umumnya dipakai.dipakai.
Penentuan “tidak sehat” atau patologis Penentuan “tidak sehat” atau patologis ditentukan oleh apa yang disebut “sehat” ditentukan oleh apa yang disebut “sehat” itu.itu.
Definisi kesehatan jiwa Definisi kesehatan jiwa (WHO)(WHO)
Kesehatan jiwaKesehatan jiwa adalah : adalah :
Perasaan sehat dan bahagia, mampu Perasaan sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, menerima diri menghadapi tantangan hidup, menerima diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya, sendiri dan orang lain sebagaimana adanya, serta mempunyai sikap positif terhadap diri serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.sendiri dan orang lain.
(perspektif : (perspektif : manusia dalam konteks sosialmanusia dalam konteks sosial) )
Pengertian (1)Pengertian (1)
““Jiwa” (mental) tidak sama dengan “RuhJiwa” (mental) tidak sama dengan “Ruh”” Jiwa (mental)=hasil proses aktivitas otak Jiwa (mental)=hasil proses aktivitas otak
yang termanifestasi dalam proses pikir, yang termanifestasi dalam proses pikir, perasaan dan tingkah laku. Bila terjadi perasaan dan tingkah laku. Bila terjadi kelainan/gangguan dalam otak maka jiwa kelainan/gangguan dalam otak maka jiwa terganggu – tampak dalam kelainan terganggu – tampak dalam kelainan berpikir, berperasaan dan bertingkahlakuberpikir, berperasaan dan bertingkahlaku
Pengetahuan mengenai fenomenologi Pengetahuan mengenai fenomenologi jiwa itu diperoleh melalui Ilmu2 Perilaku, jiwa itu diperoleh melalui Ilmu2 Perilaku, a.l. Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri)a.l. Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri)
Pengertian (2)Pengertian (2)
““Ruh” = “kekuatan”, “energi” Ilahi, yang Ruh” = “kekuatan”, “energi” Ilahi, yang ditiupkan Allah kedalam bentuk fisik manusia ditiupkan Allah kedalam bentuk fisik manusia ciptaanNya (QS32:7-9)ciptaanNya (QS32:7-9)
““Ruh Ilahi” = memiliki sifat2 Ilahiyah, sebagai Ruh Ilahi” = memiliki sifat2 Ilahiyah, sebagai fitrah manusia yang suci bersihfitrah manusia yang suci bersih
Tidak mungkin tersentuh ilmu manusia, kecuali Tidak mungkin tersentuh ilmu manusia, kecuali hanya sedikit, sehingga “ilmu2 gaib” yang hanya sedikit, sehingga “ilmu2 gaib” yang dekat sekali dengan mitos, dapat menyesatkan dekat sekali dengan mitos, dapat menyesatkan (QS17:85, 36) (QS17:85, 36)
PengertianPengertian (3) (3)
Menurut definisi WHO tersebut, “sehat jiwa” atau Menurut definisi WHO tersebut, “sehat jiwa” atau “sehat mental” = tidak hanya bebas dari gejala “sehat mental” = tidak hanya bebas dari gejala gangguan jiwa (mental), tetapi juga mencakup gangguan jiwa (mental), tetapi juga mencakup pengertian:pengertian: Rasa sehat fisik, dengan rasa bahagia, kepuasan Rasa sehat fisik, dengan rasa bahagia, kepuasan
hati, ketenangan dan kesentosaan hati, hati, ketenangan dan kesentosaan hati, Bebas dari rasa lemah, ketakutan dan kecemasanBebas dari rasa lemah, ketakutan dan kecemasan Kemampuan untuk “mencintai dan bekerja”, dan Kemampuan untuk “mencintai dan bekerja”, dan
pemenuhan potensi intelektual, pemenuhan potensi intelektual, Kemandirian yang interdependen.Kemandirian yang interdependen. Bersifat kritis, berlandas pada realisasi diri dan Bersifat kritis, berlandas pada realisasi diri dan
orang lainorang lain
Ciri-ciri sehat jiwa yang IslamiCiri-ciri sehat jiwa yang Islami Hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan Hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan
manusia dalam keseimbangan dunia dan akhirat manusia dalam keseimbangan dunia dan akhirat (QS2:201)(QS2:201)
Mengasihi dan memelihara diri dan orang lain Mengasihi dan memelihara diri dan orang lain (QS4:29; QS25:68) (QS4:29; QS25:68)
Tidak dalam ketakutan, kelemahan dan kesedihan Tidak dalam ketakutan, kelemahan dan kesedihan (QS2:38,62; QS 3:139) (QS2:38,62; QS 3:139)
Bekerja dan beribadah (QS62: 10)Bekerja dan beribadah (QS62: 10) Memelihara keseimbangan sosial/masyarakat Memelihara keseimbangan sosial/masyarakat
(QS 9:60; QS 3:134; QS28:77; QS4:32; QS16:71)(QS 9:60; QS 3:134; QS28:77; QS4:32; QS16:71) Menjauhkan rasa dengki, dendam dan Menjauhkan rasa dengki, dendam dan
permusuhan (QS 25:63;QS60:7-9)permusuhan (QS 25:63;QS60:7-9) Hidup berdampingan dengan orang lain dalam Hidup berdampingan dengan orang lain dalam
perbedaan (QS 49:13; QS6:108)perbedaan (QS 49:13; QS6:108)
Alasan manusia beragamaAlasan manusia beragama
Motivasi manusia untuk beragamaMotivasi manusia untuk beragama:: Merupakan fitrah manusia Merupakan fitrah manusia Sebagai sarana pencapaian tujuan hidup Sebagai sarana pencapaian tujuan hidup
di dunia dan di akhiratdi dunia dan di akhirat Sebagai sarana proses aktualisasi diri Sebagai sarana proses aktualisasi diri
dan berlanjut mencapai kesucian jiwa dan berlanjut mencapai kesucian jiwa (kembali ke fitrah)(kembali ke fitrah)
Menjadi manusia yang ber “JMenjadi manusia yang ber “Jiwa sehat iwa sehat dandan berakhlak tinggi” berakhlak tinggi”
Alport & Ross et al. : 2 tipe orang Alport & Ross et al. : 2 tipe orang beragama:beragama:
Tipe intrinsikTipe intrinsik : “which implies a sincere : “which implies a sincere commitment to one’s beliefs, which are commitment to one’s beliefs, which are internalized and serve as a guiding internalized and serve as a guiding motivation of behavior” motivation of behavior” (QS3:16-17, 102-104, 191; QS25:63-76)(QS3:16-17, 102-104, 191; QS25:63-76)
Tipe extrinsikTipe extrinsik : “ which implies the use of : “ which implies the use of religion to obtain status, security, self- religion to obtain status, security, self- justification, and sociability justification, and sociability (QS2:8-12,14,16; S49:14)(QS2:8-12,14,16; S49:14)
Abad ke 18: The Age of ReasonAbad ke 18: The Age of ReasonPenemuan2 ilmiah dan kedudukan rasioPenemuan2 ilmiah dan kedudukan rasio Ilmu mengungkap mengenai fenomena dan Ilmu mengungkap mengenai fenomena dan
keadaan alam semesta (faham naturalistik) keadaan alam semesta (faham naturalistik) (QS30:21-24; QS22:5; S96:1-8; S3:190-191)(QS30:21-24; QS22:5; S96:1-8; S3:190-191)
Penjelasan naturalistik vs supernaturalistik Penjelasan naturalistik vs supernaturalistik (QS22:5; QS16:65-69)(QS22:5; QS16:65-69)
Penindasan faham2 naturalistik yang dianggap Penindasan faham2 naturalistik yang dianggap berbahaya bagi kepercayaan dan dogma berbahaya bagi kepercayaan dan dogma (faham supernaturalistik) gereja di masa itu.(faham supernaturalistik) gereja di masa itu.
Sebagai hal penting yang mencuat dimasa ini : Sebagai hal penting yang mencuat dimasa ini :
Akal mengendalikan emosiAkal mengendalikan emosi
Kedudukan Ilmu Allah & Ilmu Kedudukan Ilmu Allah & Ilmu manusia (1)manusia (1)
Hanya manusialah yang merupakan Hanya manusialah yang merupakan ciptaan Allah yang paling sempurna yang ciptaan Allah yang paling sempurna yang mampu mencari ilmu.mampu mencari ilmu.
Yang diperintahkan untuk iqra’ ayat2 Allah Yang diperintahkan untuk iqra’ ayat2 Allah dalam alam semesta, melalui telinga, mata dalam alam semesta, melalui telinga, mata akal dan hatinya untuk memperoleh ilmuakal dan hatinya untuk memperoleh ilmu
Ilmu Allah meliputi segala sesuatu Ilmu Allah meliputi segala sesuatu (QS18:109; QS31:27)(QS18:109; QS31:27)
Kedudukan Ilmu Allah dan ilmu Kedudukan Ilmu Allah dan ilmu manusia (2)manusia (2) Ilmu manusia sangat terbatas. Ilmu diajarkan pd Ilmu manusia sangat terbatas. Ilmu diajarkan pd
manusia atas dan sebatas izinNya, bagi yang manusia atas dan sebatas izinNya, bagi yang mau mendengar, melihat, dan berpikir dengan mau mendengar, melihat, dan berpikir dengan akal dan hatinya (QS 2:31-33, 255; QS 17:36,85; akal dan hatinya (QS 2:31-33, 255; QS 17:36,85; QS7:179;QS22:46; QS3:190-191)QS7:179;QS22:46; QS3:190-191)
Manusia berilmu tidak akan sombong dan Manusia berilmu tidak akan sombong dan takabur, tetapi akan semakin mengagungkan takabur, tetapi akan semakin mengagungkan nama Allah, Maha Pencipta segala sesuatu yang nama Allah, Maha Pencipta segala sesuatu yang hanya sebagian kecil mampu ditemukan oleh hanya sebagian kecil mampu ditemukan oleh ilmu manusia (QS17:37,83; QS96:6-7)ilmu manusia (QS17:37,83; QS96:6-7)
Kedudukan Ilmu Allah dan Ilmu Kedudukan Ilmu Allah dan Ilmu manusia (3)manusia (3)
Orang berilmu akan takut kepada Allah, Orang berilmu akan takut kepada Allah, mengakui keagunganNya, keEsa-anNya mengakui keagunganNya, keEsa-anNya sebagai Maha Pencipta (QS35:28).sebagai Maha Pencipta (QS35:28).
Ilmu melingkari dan berpusat pada AllahIlmu melingkari dan berpusat pada Allah Ilmu berkiblat ke Allah dan fitrah manusia Ilmu berkiblat ke Allah dan fitrah manusia
(QS3:7; QS32:15; QS3:190-191; QS36:33-40; (QS3:7; QS32:15; QS3:190-191; QS36:33-40; QS30:21-24)QS30:21-24)
Ilmu-ilmu diajarkan pada MANUSIA. Tidak ada Ilmu-ilmu diajarkan pada MANUSIA. Tidak ada ilmu manusia barat atau ilmu manusia timur. ilmu manusia barat atau ilmu manusia timur. Yang ada adalah ilmu yang HAQ atau yang Yang ada adalah ilmu yang HAQ atau yang BATHIL.BATHIL.
Hal-hal yang dapat mengarahkan Hal-hal yang dapat mengarahkan agama ke psikopatologi (1)agama ke psikopatologi (1)
Agama dapat menggerakkan dan menimbulkan Agama dapat menggerakkan dan menimbulkan respons emosi/afek yang kuat dan mendalam. respons emosi/afek yang kuat dan mendalam.
Motivasi beragama “tipe extrinsik” (Allport)Motivasi beragama “tipe extrinsik” (Allport) Agama digunakan untuk kepentingan pribadi, Agama digunakan untuk kepentingan pribadi,
rasionalisasi kebencian dan dendam, rasionalisasi kebencian dan dendam, intoleransi, perilaku yang tak bertanggung intoleransi, perilaku yang tak bertanggung jawab, penindasan, permusuhan dan jawab, penindasan, permusuhan dan peperangan (S2:190-192; S60:8-9; S49:12-13)peperangan (S2:190-192; S60:8-9; S49:12-13)
Hal-hal yang dapat mengarahkan agama Hal-hal yang dapat mengarahkan agama pada psikopatologi (2)pada psikopatologi (2)
Bahwa keimanan (faith) memerlukan adanya Bahwa keimanan (faith) memerlukan adanya kepercayaan pada yang gaib, sehingga batas kepercayaan pada yang gaib, sehingga batas antara “wahyu” dan sisipan2 rekayasa dapat antara “wahyu” dan sisipan2 rekayasa dapat menjadi kabur dan mudah dimanipulasimenjadi kabur dan mudah dimanipulasi
Kaburnya batas antara iman dan mitos, Kaburnya batas antara iman dan mitos, antara berpikir abstrak dan konkrit.antara berpikir abstrak dan konkrit.
Persepsi dan interpretasi guru dan jemaah Persepsi dan interpretasi guru dan jemaah yang tidak lepas dari latar belakang : sosial, yang tidak lepas dari latar belakang : sosial, intelektual, pembelajaran, pengalaman, intelektual, pembelajaran, pengalaman, kepentingan, kebutuhan psikologik kepentingan, kebutuhan psikologik
Hal-hal yang dapat mengarahkan agama Hal-hal yang dapat mengarahkan agama pada psikopatologi (3)pada psikopatologi (3)
Ketidak seimbangan RASIO & EMOSIKetidak seimbangan RASIO & EMOSI Intensitas emosi yang dapat ditimbulkan Intensitas emosi yang dapat ditimbulkan
oleh agama dapat sedemikian luar biasa; oleh agama dapat sedemikian luar biasa; mencetuskan berbagai jenis dan intensitas mencetuskan berbagai jenis dan intensitas reaksi perilaku. reaksi perilaku.
Mencuatnya konflik antara penjelasan2 Mencuatnya konflik antara penjelasan2 ilmiah rasional vs dogmatis irasional (“iman”) ilmiah rasional vs dogmatis irasional (“iman”)
Akal Akal seringsering terkalahkan, sehingga terjadilah terkalahkan, sehingga terjadilah pengrusakan, penghancuran dsb.yang justru pengrusakan, penghancuran dsb.yang justru bertentangan dengan hakekat agama bertentangan dengan hakekat agama
Manifestasi konflik dalam Manifestasi konflik dalam perilaku manusiaperilaku manusia Ekspresi psikopatologi (gangguan jiwa) Ekspresi psikopatologi (gangguan jiwa)
dapat terlihat dalam beberapa bentuk:dapat terlihat dalam beberapa bentuk: Gangguan WahamGangguan Waham Gangguan Mania Gangguan Mania Gangguan DepresiGangguan Depresi Gangguan CemasGangguan Cemas Gangguan OCD Gangguan OCD Gangguan Psikopatik – “Moral Defectives” Gangguan Psikopatik – “Moral Defectives”
(QS 2: 8-12,14,16; QS 63:1-8)(QS 2: 8-12,14,16; QS 63:1-8)
Bagaimana mencegahnya?Bagaimana mencegahnya? Untuk mencegah psikopatologi, maka ajaran Untuk mencegah psikopatologi, maka ajaran
agama harus di persepsi dan diinterpretasi agama harus di persepsi dan diinterpretasi secara “lurus” (S30:30-32, 43), dengan akal secara “lurus” (S30:30-32, 43), dengan akal dan pikiran yang sehat.dan pikiran yang sehat.
Pemaparan pada ilmu pengetahuan dan Pemaparan pada ilmu pengetahuan dan mencerdaskan manusia muslim dalam koridor mencerdaskan manusia muslim dalam koridor moralitas Islammoralitas Islam
Tidak mencampur aduk antara yang haq dan Tidak mencampur aduk antara yang haq dan yang bathil (QS 2:41,42,44) yang bathil (QS 2:41,42,44)
Mempelajari, mendalami dan mengamalkan Mempelajari, mendalami dan mengamalkan agama kita berlandaskankan pada keadaan agama kita berlandaskankan pada keadaan fitrah yang bersih dan suci (QS 2: 45,46; fitrah yang bersih dan suci (QS 2: 45,46; QS 3:104)QS 3:104)
Salah satu metode yang dapat Salah satu metode yang dapat dipertimbangkan.dipertimbangkan. Metode ESQ 165Metode ESQ 165meng”intrinsik”kan motivasi meng”intrinsik”kan motivasi
beragamaberagama Zero mind process (1): melepas belenggu untuk Zero mind process (1): melepas belenggu untuk
kembali ke fitrahkembali ke fitrah Membangun mentalitas kita atas dasar ke enam Membangun mentalitas kita atas dasar ke enam
rukun iman (6)rukun iman (6) Mempertahankannya agar memperoleh kepribadian Mempertahankannya agar memperoleh kepribadian
yang tangguh dengan melaksanakan rukun Islam (5)yang tangguh dengan melaksanakan rukun Islam (5) Menjadi manusia yang sehat jiwa, yg akhlakul kariim, Menjadi manusia yang sehat jiwa, yg akhlakul kariim,
sebagai hasil agama Allah yang “lurus” sesuai tujuan sebagai hasil agama Allah yang “lurus” sesuai tujuan penciptaan Allah SWT: penciptaan Allah SWT:
Manusia sebagai Khalifah di bumi.Manusia sebagai Khalifah di bumi.
TERIMA KASIHTERIMA KASIH