Agama Islam

45
AGAMA ISLAM Pengertian agama secara istilah adalah sesuatu yang membawa peraturan yang merupakan hukum yang harus dipatuhi, menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan ajaranNya, membawa kewajiban-kewajiban yang kalau tidak dijalankan menjadi utang, kewajiban dan kepatuhan membawa faham pembalasan, menjalankan mendapat baik, mengingkarinya memperoleh balasan buruk. Pengertian Islam secara etimologi adalah sebagai berikut : Islam itu berasal dari bahsa Arab, dari bentuk masdar (isim masdar, dalam istilah ilmu sharaf) yaitu “penyerahan diri (menyerahkan diri)”. Sedangkan pengertian Islam secara istilah adalah sebagai berikut : Islam adalah agama yang mengatur manusia agar menjadi selamat, sejahtera, aman, damai, dan menyerahkan diri kepada Allah, patuh dan tunduk kepada-Nya serta mau beribadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Secara kongkrit pengertian agama Islam menurut istilah adalah sebagai berikut : Agama Islam yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang disiarkan dengan dakwah ke seluruh penjuru dunia, memberikan petanda bahwa Islam diperuntukkan bagi semua manusia yang berada di muka bumi. Kesempurnaan, keuniversilan dan kecocokan ajaran Islam dalam kehidupan manusia baik kehidupan masa lalu, masa sekarang, maupun masa yang akan datang jelas memberikan pandangan yang luas kepada manusia bahwa Islam mempunyai konsepsi yang matang, terarah dan sesuai dengan perkembangan zaman yang sebagian besar ditandai dengan akselerasi peradaban, rekayasa industri dan teknologi aksioma yang dapat diterima bahwa Islam pada prinsipnya adalah agama yang mengatur manusia di dunia agar memenuhi perintah Tuhannya dan selalu mentaatinya, dan tunduk serta tawakal untuk mencapai tingkatan takwa yang sesungguhnya. A. Pengertian Dinul Islam Kalimat Din dalam Bahasa Arab berasal dari kata ا ن ي – د ن ي د – ي دانArtinya : “agama, jalan hidup, peraturan atau undang-undang”

description

tugas rumah

Transcript of Agama Islam

Page 1: Agama Islam

AGAMA ISLAM

Pengertian agama secara istilah adalah sesuatu yang membawa peraturan yang merupakan hukum yang harus dipatuhi, menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan ajaranNya, membawa kewajiban-kewajiban yang kalau tidak dijalankan menjadi utang, kewajiban dan kepatuhan membawa faham pembalasan, menjalankan mendapat baik, mengingkarinya memperoleh balasan buruk.

Pengertian Islam secara etimologi adalah sebagai berikut : Islam itu berasal dari bahsa Arab, dari bentuk masdar (isim masdar, dalam istilah ilmu sharaf) yaitu “penyerahan diri (menyerahkan diri)”. Sedangkan pengertian Islam secara istilah adalah sebagai berikut : Islam adalah agama yang mengatur manusia agar menjadi selamat, sejahtera, aman, damai, dan menyerahkan diri kepada Allah, patuh dan tunduk kepada-Nya serta mau beribadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Secara kongkrit pengertian agama Islam menurut istilah adalah sebagai berikut : Agama Islam yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang disiarkan dengan dakwah ke seluruh penjuru dunia, memberikan petanda bahwa Islam diperuntukkan bagi semua manusia yang berada di muka bumi. Kesempurnaan, keuniversilan dan kecocokan ajaran Islam dalam kehidupan manusia baik kehidupan masa lalu, masa sekarang, maupun masa yang akan datang jelas memberikan pandangan yang luas kepada manusia bahwa Islam mempunyai konsepsi yang matang, terarah dan sesuai dengan perkembangan zaman yang sebagian besar ditandai dengan akselerasi peradaban, rekayasa industri dan teknologi aksioma yang dapat diterima bahwa Islam pada prinsipnya adalah agama yang mengatur manusia di dunia agar memenuhi perintah Tuhannya dan selalu mentaatinya, dan tunduk serta tawakal untuk mencapai tingkatan takwa yang sesungguhnya.

A. Pengertian Dinul Islam

Kalimat Din dalam Bahasa Arab berasal dari kata

دينا – – يدين دان

Artinya : “agama, jalan hidup, peraturan atau undang-undang”

2. Kata Islam dalam Bahasa Arab berasal dari kata

اسالما – – يسلم اسلم

Artinya : tunduk, menyerah, patuh selamat dan damai

Dengan demikian Islam dapat berarti senantiasa tunduk, patuh dan meyerahkan diri kepada allah SWT. Islam juga dapat berarti keselamatan dan kedamaian, karena orang yang telah masuk Islam akan selamat dan damai di dunia maupun di akhirat.

Page 2: Agama Islam

Orang yang akan memeluk agama Islam harus dan waijb hukumnya mengetahui dan melaksanakan Rukun Islam yang terdiri dari lima, Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:

1. Mengucap dua kalimat syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul Allah.

2. Mendirikan Shalat wajib lima kali sehari.3. Membaya Zakat4. Puada pada bulan Ramadhan5. Ibadah Haji bagi mereka yang mampu.

Agama islam mempunyai Rukun Iman yang terdiri dari 6 yaitu :

1. Iman kepada Allah2. Iman kepada Malaikat Allah3. Iman kepada kitab-kitab Allah4. Iman kepada Nabi dan Rasul Allah5. Iman kepada Hari Kiamat6. kepada Qoda dan Qadar (Ketentuan yang baik dan ketentuan yang jelek.

JIN SETAN DAN MANUSIA

Akal seseorang lemah dari keluasan pengetahuan tujuaan diciptakannya jin dan manusia, oleh karena itu perlu mengetahuinya dari Kitabullah (Al Qur‘an) yang tidak ada kebathilan padanya yang diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Dan Allah ‘Azza wa Jalla telah menyebutkan tentang tujuan penciptaan ini didalam firmanNya :

“ Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali beribadah (mengesakan ibadahnya) kepada-Ku, Aku tidak mengendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak mengendaki supaya mereka memberi makan pada-Ku, Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan Lagi Maha Sangat Kuat” (Adz Dzariat:56-58)

Allah ‘Azza wa Jalla menciptakan makhluk untuk ibadah kepadaNya. Dan ini konsekwensi akal yang sehat. Karena tidak ada yang berhak mendapatkan ibadah kecuali Dzat Yang mampu dalam mencipta dan memberi rizki, sebagaimana Allah Ta’ala firman:

“Berhala-berhala yang mereka ibadahi selain Allah itu tidak mampu dalam menciptakan (membuat) sesuatu apapun, sedang berhala-berhala tersebut dicipakan (dibuat oleh orang)”. (An Nahl:20)

Dan juga Allah Ta’ala berfirman :

“Sesungguhnya yang kalian ibadahi selain Allah itu tidak mampu memberikan rizki kepada kalian” (Al Ankabut:17)

Page 3: Agama Islam

HADITS

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perilaku dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam.Secara umum pengertian Hadits Rasulullah SAW adalah catatan tentang:

1] Segala sesuatu yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW.2] Segala sesutu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.3] Perkataan atau perilaku Sahabat yang disetujui atau didiamkan saja oleh Nabi Muhammad SAW.4] Perkataan atau perilaku Sahabat yang dilarang atau dikomentari negatif oleh Nabi Muhammad SAW.

Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur’an, Ijma Sahabat dan Qiyas Ulama, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Dari para Imam periwayat hadits HANYA Imam Bukhari dan Imam Muslim yang secara khusus hanya meriwayatkan hadits-hadits berderajat shohih saja. Sedangkan selain beliau berdua, para Imam periwayat hadits juga mencatat hadits-hadits yang derajatnya dibawah kriteria shohih, namun biasanya para Imam tersebut selalu menyebutkan derajat hadits yang ditulis dalam kitab sunannya apakah derajatnya shohih, atau dhoif, bahkan hadits palsu, dsb. Bahkan ada imam ahli hadits yang secara khusus menulis kitab yang hanya mengumpulkan dan membahas hadits-hadits palsu saja (dengan tujuan sebagai ‘peringatan’ bagi pembaca agar berhati-hati jangan sampai menggunakan hadits-hadits palsu tersebut).

Secara struktur hadits terdiri atas dua komponen utama yakni sanad/isnad (rantai penutur) dan matan (redaksi).

Contoh: Musaddad mengabari bahwa Yahya menyampaikan sebagaimana diberitakan oleh

Syu'bah, dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah bahwa dia bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri" (hadits riwayat Bukhari)

Sanad

Sanad ialah rantai penutur/rawi (periwayat) hadits. Rawi adalah masing-masing orang yang menyampaikan hadits tersebut (dalam contoh di atas: Bukhari, Musaddad, Yahya, Syu'bah, Qatadah dan Anas). Awal sanad ialah orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits); orang ini disebut mudawwin atau mukharrij. Sanad merupakan rangkaian seluruh penutur itu mulai dari mudawwin hingga mencapai Rasulullah. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh sebelumnya maka sanad hadits bersangkutan adalah

Al-Bukhari --> Musaddad --> Yahya --> Syu’bah --> Qatadah --> Anas --> Nabi Muhammad

Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah penutur/rawi yang bervariasi dalam lapisan sanadnya; lapisan dalam sanad disebut dengan thabaqah. Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam tiap thabaqah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut, hal ini dijelaskan lebih jauh pada klasifikasi hadits.

Page 4: Agama Islam

Jadi yang perlu dicermati dalam memahami hadits terkait dengan sanadnya ialah :

Keutuhan sanadnya Jumlahnya Perawi akhirnya

Sebenarnya, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Hal ini diterapkan di dalam mengutip berbagai buku dan ilmu pengetahuan lainnya. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadits-hadits nabawi.

RawiRawi adalah orang-orang yang menyampaikan suatu hadits. Sifat-sifat rawi yang ideal adalah:

Bukan pendusta atau tidak dituduh sebagai pendusta Tidak banyak salahnya Teliti Tidak fasik Tidak dikenal sebagai orang yang ragu-ragu (peragu) Bukan ahli bid'ah Kuat ingatannya (hafalannya) Tidak sering bertentangan dengan rawi-rawi yang kuat Sekurangnya dikenal oleh dua orang ahli hadits pada jamannya.

Sifat-sifat para rawi ini telah dicatat dari zaman ke zaman oleh ahli-ahli hadits yang semasa, dan disalin dan dipelajari oleh ahli-ahli hadits di masa-masa yang berikutnya hingga ke masa sekarang. Rawi yang tidak ada catatannya dinamakan maj'hul, dan hadits yang diriwayatkannya tidak boleh diterima.

Matan

Matan ialah redaksi dari hadits, dari contoh sebelumnya maka matan hadits bersangkutan ialah:

"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri"

Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati dalam mamahami hadits ialah:

Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan, Matan hadits itu sendiri dalam hubungannya dengan hadits lain yang lebih kuat sanadnya (apakah

ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran (apakah ada yang bertolak belakang).

Page 5: Agama Islam

HADITS YANG DILIHAT DARI BANYAK SEDIKITNYA PERAWI

Hadits Mutawatir

Yaitu hadits Rasulullah SAW (catatan tentang sesuatu hal yang dikatakan atau dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri, HANYA oleh dan dari Beliau SAW, dan TIDAK SELAIN Beliau SAW ) yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga. Berdasarkan itu, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu hadits bisa dikatakan sebagai hadits Mutawatir:

Hadits mutawatir mempunyai empat syarat yaitu:

[1]. Rawi-rawinya tsiqat dan mengerti terhadap apa yang dikabarkan dan (menyampaikannya) dengan kalimat bernada pasti. [Sifat kalimatnya Qath’iy (pasti) dan tidak Dzanni (berdasarkan dugaan) ].

[2]. Sandaran penyampaiannya kepada sesuatu yang konkret, yaitu perawinya menyaksikan secara langsung dengan matanya sendiri bahwa hal itu dikatakan/dilakukan oleh Rasulullah SAW, atau mendengar secara langsung dengan telinganya sendiri bahwa hal itu dikatakan/dilakukan oleh Rasulullah SAW, seperti misalnya:

“sami’tu” = aku mendengar“sami’na” = kami mendengar“roaitu” = aku melihat“roainaa” = kami melihat

[3]. Bilangan (jumlah) perawinya banyak, sehingga menurut adat kebiasaan mustahil mereka berdusta secara berjamaah dan bersama-sama. Dan kesemuanya menyampaikan dengan nada kalimat yang bersifat Qath’iy (pasti) dan tidak Dzanni (berdasarkan dugaan).

[4]. Bilangan Perawi yang banyak ini tetap demikian dari mulai awal sanad, pertengahan sampai akhir sanad. Rawi yang meriwayatkannya minimal 10 orang. Perawi2 tersebut terdapat pada semua generasi yang sama. Adanya keseimbangan jumlah antara rawi-rawi dalam lapisan pertama dengan jumlah rawi-rawi pada lapisan berikutnya. Misalnya, kalau ada suatu hadits yang diberi derajat mutawatir itu diriwayatkan oleh 5 orang sahabat maka harus pula diriwayatkan oleh 5 orang Tabi’in demikian seterusnya, bila tidak maka tidak bisa dinamakan hadits mutawatir.

Catatan:Apabila satu saja dari syarat-syarat di atas tidak terpenuhi maka TIDAK BISA digolongkan sebagai hadts mutawatir.

Hadits Ahad

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah “Dhonniy”. Sebelumnya para ulama ahli hadits membagi hadits Ahad menjadi dua macam, yakni hadits Shahih dan hadits Dha’if. Namun Imam At Turmudzy kemudian membagi hadits Ahad ini menjadi tiga macam, yaitu:

Page 6: Agama Islam

HADITS DILIHAT DARI SEGI KUALITAS.

Hadits Shahih

Menurut imam ahli hadits Ibnu Sholah, hadits shahih ialah hadits yang bersambung sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak mu’allal (tidak cacat). Jadi hadits Shahih itu harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :

1. Kandungan isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an.2. Harus bersambung sanadnya3. Diriwayatkan oleh orang / perawi yang adil.4. Diriwayatkan oleh orang yang dhobit (kuat ingatannya)5. Tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih6. Tidak cacat walaupun tersembunyi.

Hadits Hasan

Ialah hadits yang banyak sumbernya atau jalannya dan dikalangan perawinya tidak ada yang disangka dusta dan tidak syadz.

Hadits Dha’if

Ialah hadits yang tidak bersambung (terputus) sanadnya dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil dan tidak dhobit, syadz dan cacat.

Hadits qudsi ialah hadits yang berisi perkataan Rasulullah mengenai firman Allah yang diwahyukan secara langsung. Makna hadits ini berasal dari Allah, akan tetapi—berbeda dengan Alquran--, kata-katanya adalah kata-kata Rasulullah. Hadits qudsi ini, sebagian, kemudian disampaikan kepada sahabat-sahabat Rasul yang tertentu. Karenanya, tingkat kesahihan hadits qudsi ini serupa dengan hadits yang lain-lain, dan diukur dengan cara yang serupa pula di atas.

Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an meliputi tiga fungsi pokok, yaitu :

1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an.

2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang mutlak dan mentakhsiskan yang umum(‘am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Qur’an. Rasululloh mempunyai tugas menjelaskan Al-Qur’an sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS. An-Nahl ayat 44:

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”(QS. An-Nahl : 44

3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang tidak ditunjukan oleh Al-Qur’an. Contohnya

Page 7: Agama Islam

seperti larangan memadu perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.

IBADAH

Ibadah adalah suatu nama yang mencakup seluruh perkara yang dicintai oleh Allah dan diridhoi-Nya baik berupa ucapan maupun perbuatan baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Asal ibadah adalah ketundukan dan perendahan diri. Suatu ibadah tidaklah dikatakan ibadah sampai diikhlashkan untuk Allah. Apabila ibadah itu tercampur suatu kesyirikan maka ibadah tersebut tertolak atau tidak diterima atas pelakunya dan ibadah tersebut batal dari asalnya, karena ibadah tersebut ketika itu tidak dinamakan ibadah syar’i.

Jadi suatu ibadah tidaklah dikatakan ibadah syar’i kecuali disertai dengan tauhid (mengesakan Allah dalam ibadah). Berkata Ibnu Abbas : الله� �د� ي �و�ح� ت الله� �اد�ة� ب ibadatullah (beribadah kepada Allah) ع�maknanya adalah tauhidullah (mengesakan Allah dalam ibadah).

Pengertiaan Tauhid Dan Macam-Macamnya

At Tauhid adalah mengesakan Allah dalam perkara-perkara khusus bagiNya berupa ar-rubuyiah, al uluhiyah dan al asmaul husna.

Tauhud terbagi menjadi 3 macam :

a. Tauhid Rububiyyah, mengesakan (Allah) dalam pencipataan, pemilikan dan pengaturan alam semesta.Tauhid jenis ini diyakini oleh kaum musyrikin. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

“Katakanlah siapa yang memberi rizki pada kalian dari langit dan bumi, Siapakah yang memiliki (menciptakan) penglihatan, Siapa yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapa yang mengatur segala urusan ? maka mereka (kaum musyrikin) menjawab “Allah”(karena mereka meyakini semua itu –red) maka katakannlah: kenapa kalian tidak bertaqwa kepadNya ? (Kemudian kaliaan mengikhlaskan ibadah hanya kepadaNya tiada sekutu bagiNya dan kalian meninggalkan sesembahan selain Allah)” (Yunus:31).

b.Tauhid Uluhiyyah, yaitu mengesakan Allah dalam ibadah, yaitu dengan tidak menjadikan bersama Allah sesuatu yang diibadahi dan bertaqorrub (mendekatkan diri) kepada-Nya. Tauhid jenis ini banyak diingkari dan ditentang oleh kebanyakan makhluk. Oleh karena itu Allah mengutus para rosul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya. Allah berfirman :

“Dan Kami tidak mengutus seorang rosul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan padanya bahwa tidak dan sesembahan yang haq diibadahi melainkan Aku, maka beribadahlah kepada-Ku” (Al Anbiya’:25)

c.Tauhidul Asma’ Was Sifat, yaitu mengesakan Allah dalam nama dan sifat yang Allah namai dan sifati pada dirinya didalam kitabNya atau melalui lisan RosulNya ? . Yang demikian ini dengan menetapkan apa yang Allah tetapkan dan menafikan (meniadakan) apa yang Allah nafikan, tanpa tahrif dan ta’thil, tanpa takyif dan tamtsil.( ) Tauhid jenis ini diyakini sebagian musyrikin dan diingkari oleh sebagian yang lainnya.

Page 8: Agama Islam

Jika seseorang meyakini sifat-sifat yang Allah berhak mendapat sifat tersebut dan dia mensucikan Allah dari semua perkara yang Allah suci dari darinya serta dia menyakini bahwasanya Allah sajalah pencipta segala sesuatu maka tidaklah sebagai muwahhid sampai dia bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah.

Pengertian Syirik dan Macam- MacamNya

Syirik merupakan lawan tauhid. Syirik ada 2 macam:

a. Syirik Akbar yaitu segala kesyirikan yang telah disebutkan dalam syariat yang berkonsekwensi keluarnya seseorang dari agamanya.

b. Syirik Ashghor yaitu segala amalan baik ucapan maupun perbuatan yang disebutkan dalam syariat pensifatan kesyirikan, akan tetapi tidak mengeluarkan pelakunya dari agamanya. Seperti riya’, bersumpah dengan selain Allah, ucapan seseorang “Kalau bukan karena Allah dan Karenamu, maka…”, dll.

Perbedaan Kedua macam Syirik Dan Kesamaanya

Syirik Akbar mengeluarkan seseorang dari agamanya, menggugurkan seluruh amalan, dan pelakunya kekal di nar (neraka) sedangkan syirik ashghor tidak mengeluarkan seseorang dari agamanya, hanya menggugurkan amalan yang dia berbuat syirik dalam amalan tersebut dan pelakunya tidak kekal di dalam nar (neraka).

Adapun kesamaannya, kedua-duanya tidak diampuni oleh Allah (jika dia meninggal dalam keadaan belum sempat bertaubat kepada Allah). Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman :

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Allah mengampuni dosa selain syirik bagi orang yang Allah kehendaki” (An Nisa’:48)

Dalam ayat tersebut Allah memberitakan bahwasanya Dia tidak mengampuni dosa syirik bagi yang tidak bertaubat darinya. Sedangkan dosa selain syirik maka berada di bawah kehendak Allah. Jika Allah berkehendak, maka Allah ampuni dan jika Allah berkehendak lain, maka Allah mengadzabnya.

Mengapa Harus Bertauhid Dan Menjauhi Kesyirikan

Allah berfirman :

“Wahai manusia beribadahlah kalian kepada rabb kalian yang menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa” (Al Baqoroh:21)

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah (mengesakan ibadahnya) kepada-Ku” (Adz Dzariat:56)

“Tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama (ibadah) ini untuk Allah dan berpaling dari seluruh agama yang menyelisihi agama tauhid” (Al Bayyinah:5)

Page 9: Agama Islam

Dan sangat banyak ayat-ayat tentang perintah beribadah kepada Allah, maksud ibadah yang karenayalah diciptakannya jin dan manusia adalah mengesakan Allah dalam ibadah dan mengkhususkan Allah dalam seluruh ketaatan yang diperintahkan seperti sholat, shaum, zakat, haji, menyembelih, bernadzar, dan jenis-jenis ibadah yang lain. Sebagaimana Allah berfirman :

“Katakanlah, sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidup dan matiku untuk Allah Rabb semesta alam yang tiada sekutu bagiNya. Dan karenanyalah (ikhlas dalam ibadah) aku diperintah dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri kepada Allah” (Al An’am:162-163)

Disamping Allah memerintahkan untuk bertauhid, Allah pulalah yang melarang lawan tauhid tersebut yaitu kesyirikan, sebagaiman Allah berfirman :

“Katakanlah : Kemarilah aku bacakan apa yang di haramkan atas kalian dari Rabb kalian yaitu: janganlah kalian menyekutukanNya dengan sesuatu apapun” (Al An’am:151)

“Sesungguhnya masjid-masjid ini milik Allah maka janganlah kalian beribadah kepada sesuatu apapun bersama Allah” (Al Jin:18)

“Barangsiapa yang beribadah bersama Allah kepada sesembahan yang lain yang tidak ada dalil baginya tentang itu, maka sesungguhnya hisab (perhitungan)nya disisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak beruntung” (Al Mukminun:117)

“Yang berbuat demikian itulah Alloh Robbmu, hanya milikNyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kalian berdo’a kepadanya selain Allah tidak memiliki sesuatu apapun walaupun setipis kulit biji kurma, jika kalian berdo’a kepada mereka, mereka tidak mendengar do’a kalian dan jika mereka mendengar, mereka tidak bisa mengabulkan do’a kalian. Dan dihari kiamat mereka mengingkari kesyirikan kalian. Dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu seperti Dzat Yang Maha Mengetahui” (Fathir:13-14)

Allah Azza Wa jalla menjelaskan dalam ayat ini bahwasanya sholat dan menyembelih untuk selain Allah dan berdo’a kepada mayit, berhala, pepohanan, dan bebatuan., semua itu adalah kesyirikan dan kekufuran kepada Allah. Dan seluruh yang diibadahi selain Allah seperti para nabi, malaikat , wali-wali, atau jin dan yang lainnya, mereka semua tidak bisa memberikan mafaat dan menolak madhorot bagi penyembahnya. Mereka tidak bisa mendengar do’a pemyembahnya. Dan jika mereka mendengar, mereka tidak mampu mengambulkan.

Maka wajib bagi setiap mukallaf baik jin dan manusia berwaspada dari kesyirikan ini, memperingati dan menjelaskan bathilnya kesyirikan ini. Dan bahwasanya kesyirikan ini menyelisihi risalah para rosul yang menyeru kepada Tauhidullah dan mengikhlaskan ibadah untukNya.

Rosulullah ? tinggal di Makkah selama 13 tahun menyeru kepada tauhid dan memperingati manusia dari kesyirikan. Kemudian beliau hijrah ke Madinah menebarkan dakwah disana di tengah-tengah kaum Muhajirin dan Anshor , berjihad di jalan Allah, menulis dan menjelaskan dakwah dan syariat yang beliau bawa kepada raja-raja dan tokoh-tokoh masyarakat. Beliau dan para shahabat bersabar dalam dakwah ini sampai menanglah agama Allah ini, dan manusia berbondong-bondong masuk kedalam Islam. Tersinarlah tauhid dan sirnalah kesyirikan di Makkah, Madinah dan seluruh kepulaun yang di kuasai oleh beliau dan yang dikuasai oleh para shahabat setelah beliau.Jayalah Islam dan muslimin disaat itu karena mereka berpegang teguh dengan tauhidullah dan meninggalkan kesyirikan.

Page 10: Agama Islam

“Dialah Dzat yang mengutus rosul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang haq agar Dia memenangkannya diatas seluruh agama, sekalipun orang musyrik itu benci” (Ash Shoff:9) Wallahu A’lam Bish showab

Page 11: Agama Islam

AKHLAK

Secara etimologi, istilah Akhlak berasal dari bentuk jamak khuluk yang berarti watak, tabiat, perangai dan budi pekerti. Imam al-Ghazali memberi batasan khuluk sebagai : “Khuluk adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong lahirnya perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa pertimbangan dan pemikiran mendalam”. Dari pengertian ini, suatu perbuatan dapat disebut baik jika dalam melahirkan perbuatan-perbuatan baik itu dilakukan secara spontan dan tidak ada paksaan atau intervensi dari orang lain.

Ibnu Miskawaih dalam kitab Tahdzibul Akhlak menjelaskan bahwa “khuluk ialah keadaan gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan tanpa pertimbangan dan pemikiran”. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa gerak jiwa meliputi dua hal. Pertama, alamiah dan bertolak dari watak seperti adanya orang yang mudah marah hanya karena masalah sepele atau tertawa berlebihan karena mendengar berita yang tidak memprihatinkan. Kedua, keadaan jiwa yang tercipta melalui kebiasaan, atau latihan. Pada awalnya keadaan tersebut terjadi karena dipikirkan dan dipertimbangkan, namun pada tahapan selanjutnya keadaan tersebut menjadi satu karakter yang melekat tanpa dipertimbangkan dan dipikirkan masak-masak. Oleh karena itu, pendidikan akhlak sangat diperlukan untuk mengubah karakter manusia dari keburukan ke arah kebaikan.

HUBUNGAN ANTARA AKIDAH DENGAN AKHLAK Sesuai dengan pengertian di atas, akhlak merupakan manifestasi iman, Islam dan Ikhsan sebagai

refleksi sifat dan jiwa yang secara spontan dan terpola pada diri seseorang sehingga melahirkan perilaku yang konsisten dan tidak tergantung pada pertimbangan berdasarkan keinginan tertentu. Semakin kuat dan mantap keimanan seseorang, semakin taat beribadah maka akan semakin baik pula akhlaknya. Dengan demikian, akhlak tidak dapat dipisahkan dengan ibadah dan tidak pula dapat dipisahkan dengan akidah karena kualitas akidah akan sangat berpengaruh pada kualitas ibadah yang kemudian juga akan sangat berpengaruh pada kualitas akhlak.

Akidah dalam ajaran Islam merupakan dasar bagi segala tindakan muslim agar tidak terjerumus kedalam perilaku-perilaku syirik. Syirik disebut sebagai kezaliman karena perbuatan itu menempatkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya. Oleh karena itu muslim yang baik akan menjaga segala ryang memiliki akidah yang benar, ia akan mampu mengimplementasikan tauhid itu dalam bentuk akhlak yang mulia (akhlakul karimah). Allah berfirman dalam surat Al-An’am (06) : 82 :

Artinya : Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Orang yang mendapat petunjuk adalah mereka yang tahu bersyukur, sehingga perbuatan mereka senantiasa sesuai dengan petunjuk Allah. Inilah yang dimaksud dengan akhak mulia. Dengan demikain ada hubungan yang amat erat antara akidah dengant akhlak, bahkan keduanya tidak dapat dipisahkan.

Page 12: Agama Islam

SUMBER AKHLAK 

Pembicaraan tentang Akhlak berkaitan dengan persoalan nilai baik dan buruk. Oleh karena itu ukuran yang menjadi dasar penilaian tersebut harus merujuk pada nilai-nilai agama Islam. Dengan demikian, ukuran baik buruknya suatu perbuatan harus merujuk pada norma-norma agama, bukan sekedar kesepakatan budaya. Kalau tidak demikian, norma-norma akan berubah seiring dengan perubahan budaya, sehingga sesuatu yang baik dan sesuai dengan agama bisa jadi suatu saat dianggap buruk pada saat bertentangan dengan budaya yang ada.

Dalam Islam, akhlak menjadi salah satu inti ajaran. Fenomena ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surat al–Qalam (4) : 

Artinya : “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Keseluruhan akhlak Rasulullah ini juga diungkapkan oleh Aisyah r.a. saat ditanya tentang akhlak Nabi. Saat itu Aisyah berkata : “Akhlak Nabi adalah Al Qur’an”. Demikian juga disebutkan dalam Al Qur’an surat Al Ahzab (33) : 21.

Artinya : Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Dengan demikian bagi umat Islam, untuk menunjuk siapa yang layak dicontoh tidak perlu sulit sulit, cukuplah berkiblat kepada akhlak yang ditampilkann oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis dinyatakan : “orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik budi pekertinya” (HR. Ahmad dari Abu Hurairah). Dalam hadis yang lain yang diriwayatkan oleh at Turmudzi dari Jabir r.a., Rasulullah menyatakan : “Sungguh di antara yang paling aku cintai, dan yang paling dekat tempat duduknya dengan aku kelak pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya diantara kamu”.

Merujuk pada paparan di atas, sumber akhlak bagi setiap muslim jelas termuat dalam Al Qur’an dan hadis Nabi. Selain itu, sesuai dengan hakekat kemanusiaan yang dimilikinya, manusia memiliki hati nurani (qalbu) yang berfungsi sebagai pembeda antara perbuatan baik dan buruk. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat Wabishah tatkala beliau bertanya tentang kebaikan (al-birr) dan dosa (al-itsm) dalam dialog seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagai berikut :

“Hai Wabishah, bertanyalah kepada hatimu sendiri, kebaikan adalah sesuatu yang jika kamu lakukan, jiwamu merasa tentram, sedang dosa adalah sesuatu yang jika kamu lakukan, jiwamu bergejolak dan hatimu pun berdebar debar meskipun orang banyak memberi tahu kepadamu (lain dari yang kamu rasakan).”

Page 13: Agama Islam

CIRI DAN MACAM-MACAM AKHLAKUL KARIMAH 

Dalam Al Qur’an dan hadis banyak dijelaskan bagaimana perilaku (akhlak) yang sesuai dengan aturan Islam. Seperti misalnya di dalam Al Qur’an surat Asy-Syams (91) : 7-10 yang berbunyi :

Artinya : “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa barang siapa ingin mencapai kebahagiaan hidup, hendaknya dia mensucikan jiwanya dari sifat sifat tercela dan berusaha memiliki ketakwaan yang tinggi. Artinya, dia harus selalu berusaha meningkatkan ketakwaan dengan cara yang benar.

Ayat lain di dalam Al Qur’an mengajarkan kepada manusia untuk menahan hawa nafsunya, sebagaimana terdapat dalam surat an-Naazi’at (79) : 40-41 yang berbunyi :

Artinya : “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).”

Dalam Al Qur’an surat Ali Imron (3) : 200, Allah swt berfirman

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

Ayat di atas mengajarkan kepada manusia untuk tetap tabah dan sabar dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan yang menimpa dirinya dalam kehidupannya.Al Qur’an surat at-Taubah (09) : 119 mengajarkan kepada manusia untuk bertakwa dan jujur dalam setiap perbuatan.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”

Page 14: Agama Islam

Ruang Lingkup Akhlaq

Adapun ruang lingkup akhlaq menurut Abdullah Draz ada lima bagian yaitu :

Akhlaq pribadi terdiri dari Yang diperintahkan, yang dilarang, yang dibolehkan dan Akhlaq dalam keadaan darurat

Akhlaq berkeluarga terdiri dari Kewajiban timbal balik antara orang dengan anak, kewajiban sumai dengan istri dan kewajiban terhadap karib kerabat.

Akhlaq bermasyarakat terdiri dari Yang dilarang yang iperintahkan dan Kaedah-kaedah adab. Akhlaq bernegara terdiri dari Hubungan antara pimpinan dan rakyat dan hubungan luar negeri. Akhlaq beragama yaitu kewajiban terhadap Allah SWT.

Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlaq menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting dalam kehidupan, seperti terlihat dalam beberapa poin berikut ini :

Rasulullah SAW. Menempatkan penyempurnaan akhlaq, yang mulia sebagai misi pokok Risalah Islam, sebagai sabdanya :“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”. (HR. Baihaqi). Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam, sehingga Rasulullah pernah mendefinisikan agam dengan akhlaq yang baik, sebagaimana sabda beliau.Terjemahannya :

“Ya Rasulullah, apakah agama itu ? beliau menjawab : agama itu adalah akhlak yang baik”.

Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat. Rasulullah SAW. Menjadikan baik buruknya akhlaw seseorang sebagau ukuran kualitasnya. Islam menjadikan akhlaw baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah SWT.Nabi Muhammad SAW. Selalu berdoa agar Allah SWT. Membaikkan akhlaq beliau.

Dalam kehidupan nyata, banyak perilaku muslim terhadap sesama muslim, maupun perilaku mereka terhadap umat lainnya yang dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku-perilaku tersebut dapat digolongkan menjadi 2 golongan tersebut diatas, yaitu:

1.      Akhlak terpuji antar sesama muslim, contoh:a)      Saling menyapa dan mengucapkan salam jika bertemu.b)      Saling tolong menolong dalam hal kebaikan jika muslim yang lain sedang mengalami kesulitan.c)      Menjenguk muslim yang sedang sakit.d)     Bersimpati pada muslim yang terkena musibah.e)      Dan lain-lain.

2.      Akhlak terpuji antara muslim dengan non muslim a)      Saling tolong menolong dalam hal kebaikan, asalkan tidak dalam hal peribadatan.b)      Saling menghormati antar pemeluk agama.c)      Tidak saling mendiskriminasi dalam hal pekerjaan, hal pergaulan, dan hal-hal lainnya diluar masalah agama.d)     Dan lain-lain

Page 15: Agama Islam

3.      Akhlak tercela antar sesaaama muslima)      Menyombongkan diri dan meremehkan orang lain.b)      Riya ( pamer ) dalam hal kekayaan dan hal-hal lainnya.c)      Menggunjing dan membeberkan aib orang.d)     Menyakiti tetangganya yang muslim.e)      Dan lain-lain.

4.      Akhlak tercela antara muslim dan non muslima)      Saling mencela karena perbedaan keyakinannya.b)      Melanggar hak-hak dan kehormatan agama lain.c)      Mencampur adukan ajaran agama ( pluralisme ).d)     Dan lain-lain.

TAUBAT

PENGERTIAN

Taubat atau dalam Bahasa Arabnya juga  ب�ة (tawaba)  ت�و�ب� berasal dari perkataan (taubah)  ت�و�yang dari segi bahasa bermaksud kembali. Seseorang itu dikatakan – taaba)  تاب� telah bertaubat) sekiranya dia telah kembali dari melakukan dosa atau telah meninggalkan dosa itu.

Adapun dari sudut istilah, apabila dikatakan seseorang itu telah bertaubat maksudnya dia telah kembali dari melakukan maksiat atau dosa terhadap Allah untuk dia mentaati Allah. Jadi jelas kaitan di antara maksud taubat menurut bahasa dan juga istilah Syaraknya.

PERINTAH BERTAUBAT

Adapun tentang bagaimana perintah Syarak kepada kita sebagai manusia untuk bertaubat, hal ini memang jelas dan banyak disebutkan dalam nas-nas Al-Quran dan juga Sunnah. Antaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

ون� ل�ح تف� ل�ع�ل�كم� نون� ال�مؤ�م� ا ي�ه�� أ يع�ا م� ج� الل�ه� �ل�ى إ توبوا و�

“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman semoga kamu berjaya.” (Surah Al-Nur, 24: 31)

Dalam Surah Al-Zumar ayat ke-53 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

الذ�نوب� ر ي�غ�ف� الل�ه� إ�ن� الل�ه� ة� م� ح� ر� م�ن� ن�طوا ت�ق� ال� م� ه� س� �ن�ف أ ع�ل�ى وا ف ر� س�أ� ال�ذ�ين� ب�اد�ي� ع� ي�ا ل� ق

يم ح� الر� ور ال�غ�ف و� ه �ن�ه إ يع�ا م� ج�

“Katakanlah wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas ke atas diri mereka; janganlah kamu berputus harapan dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa-dosa. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.” (Surah Al-Zumar: 53)

Page 16: Agama Islam

Dalam ayat ini Allah memberi peringatan kepada hamba-hambaNya yang melampaui batas ke atas diri mereka; melampaui batas iaitu dengan melakukan dosa-dosa dan maksiat. Juga firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat ke-135,

ر ي�غ�ف� و�م�ن� م� ل�ذنوب�ه� وا ر ت�غ�ف� اس� ف� الل�ه� وا ذ�ك�ر م� ه س� �ن�ف أ ظ�ل�موا و�أ� �ة ش� اح� ف� ع�لوا ف� �ذ�ا إ ال�ذ�ين� و�

ي�ع�ل�مون� و�هم� ع�لوا ف� ا م� ع�ل�ى وا ر� يص� ل�م� و� الل�ه إ�ال� الذ�نوب�

“Dan mereka (orang-orang beriman) apabila melakukan perbuatan keji atau menzalimi diri mereka sendiri, mereka segera ingat akan Allah lalu meminta keampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampunkan dosa selain Allah? Dan mereka tidak terus menerus dalam perbuatan dosanya itu, sedang mereka mengetahui (kesalahan dan akibat dari dosa itu).” (Surah Ali Imran: 135)

Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk bertaubat agar mereka beruntung. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur’an:Surat An-Nur ayat 31 yang artinya “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (Q.S. An Nur (24) : 31) Surat Al-Baqarah ayat 222 yang artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang mensucikan diri.” (Q.S. Al Baqarah (2) : 222).

Nabi Muhammad SAW, meskipun telah dijamin atau terpelihara dari segala dosa (maksum), tetap bertaubat dan mohon ampun kepada Allah SWT. Berbicara masalah taubat, ternyata berkaitan erat dengan istighfar yaitu memohon ampun dari semua dosa kepada Allah SWT dengan menundukkan hati, jiwa dan pikiran. Istighfar tidak hanya melisankan dengan “astghfirullahal “adzim”, tetapi harus disertai dengan keseriusan dan harapan untuk memperoleh ampunan Allah SWT.

Dengan demikian, taubat memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan seorang hamba dalam perbaikan dirinya untuk menjadi hamba yang lebih baik. Syech al-Nawawi mengatakan bahwa, jika dosa yang dilakukan itu berada dalam koridor hubungannya dengan Allah swt, maka ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar taubatnya diterima, yaitu :

1. Meninggalkan perbuatan dosa.2. Menyesal karena telah melakukan dosa 3. Berjanji untuk tidak mengulangi berbuat dosa lagi.

Selanjutnya beliau mengatakan. jika dosa yang dilakukan itu terhadap sesama manusia, maka harus ditambah dengan syarat yang ke-empat, yaitu mengembalikan atau memenuhi hak orang yang disakiti, misalnya dengan cara minta maaf.

Taubat harus dilakukan dengan segera tanpa menunggu ajal menjelang. Taubat yang dilakukan ketika nyawa sudah dikerongkongan merupakan taubat yang sia-sia, sebagaimana telah Firman Allah Swt. :

�ه� الل �ان� و�ك �ه�م� �ي ع�ل �ه� الل �وب� �ت ي �ك� ئ ـ� و�ل� ف�أ ق�ر�يب' م�ن �ون� �وب �ت ي �م, ث �ة' ه�ال �ج� ب و�ء� الس1 �ع�م�ل�ون� ي ,ذ�ين� �ل ل �ه� الل ع�ل�ى �ة� ,و�ب الت ,م�ا �ن إ

8 ح�ك�يما 8 �يما ,ذ�ين�  . ع�ل ال � و�ال اآلن� �ت� �ب ت <ي �ن إ ق�ال� �م�و�ت� ال ح�د�ه�م�� أ ح�ض�ر� �ذ�ا إ ,ى ت ح� �ات� <ئ ي الس, �ع�م�ل�ون� ي ,ذ�ين� �ل ل �ة� ,و�ب الت �س�ت� �ي و�ل

�يما �ل أ 8 ع�ذ�ابا �ه�م� ل �ا �د�ن ع�ت� أ �ك� ئ ـ� و�ل

� أ Eف,ار� ك و�ه�م� �ون� �م�وت .ي

Artinya : "Sesungguhnya taubat di sisi Allah swt, hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera. Maka, mereka itulah yang diterima Allah swt, taubatnya; dan Allah swt, Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat

Page 17: Agama Islam

itu diterima Allah swt, dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang’. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedangkan mereka didalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih". (an-Nisaa : 17-18).

Dalam hadis sahih riwayat Muslim, Rasulullah Saw. bersabda : "Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah Swt. dan mintalah ampunan-Nya, karena aku pun bertaubat kepada-Nya dalam sehari, seratus kali." (HR. Muslim).

Ketika seseorang telah bertaubat, maka hatinya akan bersih, bersih dari segala sifat-sifat yang bisa membawanya ke jurang Neraka. Taubat juga merupakan sumber kedamaian dan ketenangan hati. Dari ketenangan itu diharapkan akan muncul solusi dari segala problematika hidup yang kita hadapi. 

Tahapan TaubatDalam bertaubat, ada tiga tahapan;

a. Tahap pertama yaitu berpaling dari dosa karena takut kepada Allah SWT. Tahapan seperti ini merupakan tahapan orang mukmin biasa. b. Tahap kedua yaitu inabat, yaitu taubat karena ingin mendapat balasan atau pahala dari Allah SWT, Inabat merupakan tahapan para wali dan yang diridhai Allah SWT. c. Tahap ketiga yaitu aubat, aubat adalah taubat karena mematuhi perintah allah SWT, bukan karena menginginkan pahala atau takut kepada Allah SWT. Aubat merupakan tahapan para nabi dan rasul.

Kriteria TAUBATAda beberapa kriteria orang yang bertaubat.

1. Orang yang bertaubat sesudah melakukan kesalahan. Orang ini diampuni dosanya.

Artinya :“Selain orang-orang yang tobat sesudah berbuat kesalahan dan mengadakan perbaikan, sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang.” (QS Ali Imran : 89)

2. Tobat seseorang ketika hampir mati atau sekarat. Tobat semacam ini sudah tidak dapat diterima.

Artinya : “Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal dan setelah kepada seorang diantara mereka, (barulah) ia mengatakan : Sesungguhnya saya bertobat sekarang. Dan tidak pula (diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksaan yang pedih.” (QS An Nisa : 18)

3. Tobat nasuha atau tobat yang sebenar-benarnya. Tobat nasuha adalah tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Tobat semacam inilah yang dinilai paling tinggi (lihat Al Qur’an aurah At Tahrim : 8)

KEPENTINGAN DAN KEUTAMAAN TAUBAT

Pentingnya taubat adalah sebagai sarana untuk memohon ampun kepada Allah atas segala perintah-Nya yang tidak dikerjakan serta segala larangan-Nya yang dilakukan. Dalam hal ini adanya nadam (penyesalan) mendalam yang muncul dari diri seseorang, sehingga ia kembali ke jalan yang benar serta diredhai Allah Swt. dan mengerjakan kembali apa yang diperintahkan Allah serta manjauhkan diri dari semua yang dilarang oleh Allah Swt.

Page 18: Agama Islam

Orang yang bertaubat akan berusaha dan bahkan berjanji kepada diri sendiri dan kepada Tuhan-nya, bahwa ia tidak akan mengulangi kembali perbuatan dosa dan kesalahan yang telah dilakukannya di masa lalu. Seandainya seseorang belum bertaubat dan tidak mau bertaubat tentu akan selalu menambah dosanya, baik yang berhubungan dengan Allah maupun sesama manusia.

Adapun kepentingan dan keutamaan bertaubat itu adalah :

1. Dengan taubat seseorang akan meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla. Sebagai mana Firman Allah :

�ط�ه<ر�ين� �م�ت ال �ح�ب1 و�ي �ين� ,و,اب الت �ح�ب1 ي �ه� الل �ن, إ

Artinya : “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah: 222).

2. Dengan taubat seseorang akan dilapangkan rezki dan dimudahkan segala urusannya oleh Allah. Dengan demikian orang yang bertaubat beroleh keberuntungan. Allah Swt. berfirman :

�ف�ل�ح�ون� ت �م� ,ك �ع�ل ل �ون� �م�ؤ�م�ن ال 1ه�ا ي� أ 8 ج�م�يعا ,ه� الل �ل�ى إ �وا �وب و�ت

Artinya : “Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31).

3. Dengan taubat seseorang akan disucikan hatinya dari segala dosa-dosa. Dengan demikian seseorang akan beroleh surga dan selamat dari siksa neraka. Sebagai mana Firman Allah ta’ala :

8 �حا ص�ال و�ع�م�ل� و�آم�ن� �اب� ت م�ن �ال, إ 8 �ا غ�ي �ق�و�ن� �ل ي و�ف� ف�س� ه�و�ات� الش, �ع�وا ,ب و�ات ة� الص,ال� ض�اع�وا� أ Eخ�ل�ف �ع�د�ه�م� ب م�ن ف�خ�ل�ف�

8 �ئا ي ش� �م�ون� �ظ�ل ي و�ال� ,ة� ن �ج� ال �د�خ�ل�ون� ي �ك� �ئ و�ل� ف�أ

Artinya : “Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit pun.” (QS. Maryam: 59 - 60).

4. Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas kesalahan-kesalahannya. Allah ta’ala berfirman : 

�ات� <ئ ي الس, ع�ن� �ع�ف�و و�ي �اد�ه� ب ع� ع�ن� �ة� ,و�ب الت �ل� �ق�ب ي ,ذ�ي ال و�ه�و�

Artinya : “Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan Maha mengampuni berbagai kesalahan.” (QS. Asy Syuura: 25)

Allah ta’ala juga berfirman : 

8 �ابا م�ت ,ه� الل �ل�ى إ �وب� �ت ي ,ه� �ن ف�إ 8 �حا ص�ال و�ع�م�ل� �اب� ت و�م�ن

Artinya : “Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima.

5. Dengan taubat seseorang akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Allah ta’ala berfirman : 

Page 19: Agama Islam

Eح�يم ر, Eغ�ف�ور� ل �ع�د�ه�ا ب م�ن ,ك� ب ر� �ن, إ � �وا و�آم�ن �ع�د�ه�ا ب م�ن � �وا �اب ت �م, ث �ات� <ئ ي الس, � �وا ع�م�ل ,ذ�ين� و�ال

Artinya : “Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun dan Penyayang.” (QS. Al A’raaf : 153).

6. Dengan taubat berbagai kejelekan seseorang akan diganti dengan berbagai kebaikan. Allah ta’ala berfirman :

8 �حا ص�ال 8 ع�م�ال و�ع�م�ل� و�آم�ن� �اب� ت م�ن �ال, إ 8 م�ه�انا ف�يه� �د� ل �خ� و�ي �ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي �ع�ذ�اب� ال �ه� ل �ض�اع�ف� ي 8 �اما ث� أ �ل�ق� ي �ك� ذ�ل �ف�ع�ل� ي و�م�ن

8 ح�يما ر, 8 غ�ف�ورا ,ه� الل �ان� و�ك �ات' ن ح�س� �ه�م� �ات <ئ ي س� ,ه� الل �د<ل� �ب ي �ك� �ئ و�ل� ف�أ

Artinya : “Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang digantikan oleh Allah keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al Furqaan: 68 -70)

Tasawuf

Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa Arab: , تصوف ) adalah ilmu untuk mengetahui

bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh

kebahagian yang abadi.

Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum adalah kata itu

berasal dari Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh

para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis

yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini

menaruh penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf

berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.

Yang lain menyarankan bahwa etimologi dari Sufi berasal dari "Ashab al-Suffa" ("Sahabat

Beranda") atau "Ahl al-Suffa" ("Orang orang beranda"), yang mana dalah sekelompok muslim pada

waktu Nabi Muhammad SAW yang menghabiskan waktu mereka di beranda masjid Nabi,

mendedikasikan waktunya untuk berdoa.

Pembagian Tasawuf yang ditinjau dari lingkup materi pembahasannya menjadi tiga macam, yaitu:

a.    Tasawuf Aqidah

yaitu ruang lingkup pembicaraan Tasawuf yang menekankan masalah-masalah metafisis (hal-hal

yang ghaib), yang unsur-unsurnya adalah keimanan terhadap Tuhan, adanya Malaikat, Syurga, Neraka

dan sebagainya. Karena setiap Sufi menekankan kehidupan yang bahagia di akhirat, maka mereka

memperbanyak ibadahnya untuk mencapai kebahagiaan Syurga, dan tidak akan mendapatkan siksaan

neraka. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut, maka Tasawuf Aqidah berusaha melukiskan Ketunggalan

Page 20: Agama Islam

Hakikat Allah, yang merupakan satu-satunya yang ada dalam pengertian yang mutlak. Kemudian

melukiskan alamat Allah SWT, dengan menunjukkan sifat-sifat ketuhanan-Nya. Dan salah satu indikasi

Tasawuf Aqidah, ialah pembicaraannya terhadap sifat-sifat Allah, yang disebut dengan “Al-Asman al-

Husna”, yang oleh Ulama Tarekat dibuatkan zikir tertentu, untuk mencapai alamat itu, karena

beranggapan bahwa seorang hamba (Al-‘Abid) bisa mencapai hakikat Tuhan lewat alamat-Nya (sifat-

sifat-Nya).

b.    Tasawuf Ibadah

yaitu Tasawuf yang menekankan pembicaraannya dalam masalah rahasia ibadah (Asraru

al-‘Ibadah), sehingga di dalamnya terdapat pembahasaan mengenai rahasia Taharah (Asraru Taharah),

rahasia Salat (Asraru al-Salah), rahasia Zakat (Asraru al-Zakah), rahasia Puasa (Asrarus al-Shaum),

rahasia Hajji (Asraru al-Hajj) dan sebagainya. Di samping itu juga, hamba yang melakukan ibadah, dibagi

menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1)        Tingkatan orang-orang biasa (Al-‘Awam), sebagai tingkatan pertama.

2)        Tingkatan orang-orang istimewa (Al-Khawas), sebagai tingkatan kedua.

3)        Tingkatan orang-orang yang teristimewa atau yang luar biasa (Khawas al-Khawas), sebagai

tingkatan ketiga.

Kalau tingkatan pertama dimaksudkan sebagai orang-orang biasa pada umumnya, maka tingkatan

kedua dimaksudkan sebagai para wali (Al-Auliya’), sedangkan tingkatan ketiga dimaksudkan sebagai

para Nabi (Al-Anbiya’).

Dalam Fiqh, diterangkan adanya beberapa syarat dan rukun untuk menentukan sah atau tidaknya

suatu ibadah. Tentu saja persyaratan itu hanya sifatnya lahiriah saja, tetapi Tasawuf membicarakan

persyaratan sah atau tidaknya suatu ibadah, sangat ditentukan oleh persyaratan yang bersifat rahasia

(batiniyah). Sehingga Ulama Tasawuf sering mengemukakan tingkatan ibadah menjadi beberapa macam,

misalnya Taharah dibaginya menjadi empat tingkatan:

1)        Taharah yang sifatnya mensucikan anggota badan yang nyata dari hadath dan najis.

2)        Taharah yang sifatnya mensucikan anggota badan yang nyata dari perbuatan dosa.

3)        Taharah yang sifatnya mensucikan hati dari perbuatan yang tercela.

4)        Taharah yang sifatnya mensucikan rahasia (roh) dari kecendrungan menyembah sesuatu di luar

Allah SWT.

Karena Tasawuf selalu menelusuri persoalan ibadah sampai kepada hal-hal yang sangat dalam

(yang bersifat rahasia), maka ilmu ini sering dinamakan Ilmu Batin, sedangkan Fiqh sering disebut Ilmu

Zahir.

c.    Tasawuf Akhlaqi

Page 21: Agama Islam

Yaitu Tasawuf yang menekankan pembahasannya pada budi pekerti yang akan mengantarkan

manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga di dalamnya dibahas beberapa masalah

akhlaq, antara lain:

1)        Bertaubat (At-Taubah); yaitu keinsafan seseorang dari perbuatannya yang buruk, sehingga ia

menyesali perbuatannya, lalu melakukan perbuatan baik.

2)        Bersyukur (Asy-Shukru); yaitu berterima kasih kepada Allah, dengan mempergunakan segala

nikmat-Nya kepada hal-hal yang diperintahkan-Nya;

3)        Bersabar (Ash-Sabru); yaitu tahan terhadap kesulitan dan musibah yang menimpanya.

4)        Bertawakkal (At-Tawakkul); yaitu memasrahkan sesuatu kepada Allah SWT. Setelah berbuat

sesuatu semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan.

5)        Bersikap ikhlas (Al-Ikhlas); yaitu membersihkan perbuatan dari riya (sifat menunjuk-nunjukkan

kepada orang lain), demi kejernihan perbuatan yang kita lakukan.

Bila ditinjau dari sisi corak pemikiran atau konsepsi (teori-teori) yang terkandung di dalamnya,

maka hal itu bisa menjadi Tasawuf Salafi, Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi.

Dalam Tasawuf Salafi dan Tasawuf Sunni, system peribadatan dan teori-teori yang digunakannya,

sama dengan yang telah dilakukan oleh Ulama-Ulama Salaf, sehingga kadang-kadang Tasawuf Sunni

disebut juga Tasawuf Salafi. Lain halnya dengan Tasawuf Falsafi, ajarannya sudah dimasuki oleh teori-

teori Filsafat; misalnya dipengaruhi oleh Filsafat Yahudi; Filsafat Kristen dan Filsafat Hindu. Maka tidak

sedikit ajarannya yang hampir sama dengan agama yang mempengaruhinya, terutama konsepsi yang

digunakan untuk mendapat hakikat ketuhanan; dengan istilah “Al-Hulul” (larutnya sifat ketuhanan ke

dalam sifat kemanusiaan), “Al-Ittihad” (leburnya sifat hamba dengan sifat Allah), “Wihdatu al-Wujud”

(menyatunya hamba dengan Allah) dan sebagainya. Dan barangkali inilah yang dimaksudkan oleh orang-

orang yang mengatakan bahwa Tasawuf Islam itu tidak lain, kecuali hanya ajaran Mistik umat-umat

terdahulu, yang telah ditransformasikan oleh Ulama Tasawuf ke dalam Islam. Tetapi tuduhan itupun

dialamatkan pada Tasawuf Sunni dan Salafi, padahal sebenarnya ajaran Tasawuf tersebut masih konsisten

dalam ajaran Islam. Hanya saja, barangkali ada tata caranya yang sudah dikembangkan oleh Ulama

Tarekat pada masa sesudahnya yang akhirnya tidak persis sama dengan Tasawuf yang telah dipraktekkan

oleh Ulama Sahabat dan Tabin di abad pertama dan kedua Hijriyah. Tentu saja, perkembangannya itu

hanya sekedar memenuhi tuntutan zaman yang dilaluinya, sedangkan prinsipnya tidak bertentangan

dengan pengalaman Ulama-Ulama Salaf

Page 22: Agama Islam

PERNIKAHAN

Pengertian Nikah Menurut Bahasa dan Istilah

Pengertian Nikah Menurut Bahasa : Kata nikah berasal dari bahasa arab yang didalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan Kawin / perkawinan, Nikah menurut bahasa mempunyai arti mengumpulkan, menggabungkan, menjodohkan atau bersenggama (wath’i).

Pengertian Nikah Menurut Istilah : Nikah menurut istilah syariat Islam adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara laki – laki dan perempuan yang tidak ada hubungan Mahram sehingga dengan akad tersebut terjadi hak dan kewajiban antara kedua insan.

Hukum Nikah

Pada dasarnya Islam sangat menganjurkan kepada umatnya yang sudah mampu untuk menikah. Namun karena adanya beberapa kondisi yang bermacam – macam, maka hukum nikah ini dapat dibagi menjadi 5 macam.

1. Sunnah, bagi orang yang berkehendak dan baginya yang mempunyai biaya sehingga dapat memberikan nafkah kepada istrinya dan keperluan – keperluan lain yang mesti dipenuhi.

2. Wajib, bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan kalau tidak menikah ia akan terjerumus dalam perzinaan.Sabda Nabi Muhammad SAW. :“Hai golongan pemuda, barang siapa diantara kamu yang cukup biaya maka hendaklah menikah. Karena sesumgguhnya nikah itu enghalangi pandangan (terhadap yang dilarang oleh agama.) dan memlihara kehormatan. Dan barang siapa yang tidak sanggup, maka hendaklah ia berpuasa. Karena puasa itu adalah perisai baginya.” (HR Bukhari Muslim).

3. Makruh, bagi orang yang tidak mampu untuk melaksanakan pernikahan Karena tidak mampu memberikan belanja kepada istrinya atau kemungkinan lain lemah syahwat.Firman Allah SWT :“Hendaklah menahan diri orang – orang yang tidak memperoleh (biaya) untuk nikah, hingga Allah mencukupkan dengan sebagian karunia-Nya.” (An Nur / 24:33)

4. Haram, bagi orang yang ingin menikahi dengan niat untuk menyakiti istrinya atau menyia – nyiakannya. Hukum haram ini juga terkena bagi orang yang tidak mampu memberi belanja kepada istrinya, sedang nafsunya tidak mendesak.

5. Mubah, bagi orang – orang yang tidak terdesak oleh hal – hal yang mengharuskan segera nikah atau yang mengharamkannya.

Rukun Nikah dan Syarat Nikah

Rukun Nikah dan Syart Nikah adalah 2 bagian yang saling terkait.

Rukun nikah ada 5 macam, di sertai dengan syarat-sayratnya yaitu :

1. Calon suamiCalon suami harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :1) Beragama Islam2) Benar – benar pria

Page 23: Agama Islam

3) Tidak dipaksa4) Tidak sedang beristri empat5) Bukan mahram calon istri6) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh7) Usia sekurang – kurangnya 19 Tahun

2. Calon istriCalon istri harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut :1) Beragama Islam2) Benar – benar perempuan3) Tidak dipaksa,4) Halal bagi calon suami / Tidak Sedang Bersuami5) Tidak sedang dalam masa iddah6) Bukan mahram calon suami7) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh8) Usia sekurang – kurangnya 16 Tahun

3. WaliWali Nikah harus memenuhi syarat – syarat sebagi berikut :1) Beragama Islam2) Baligh (dewasa)3) Berakal Sehat4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh5) Adil (tidak fasik)6) Mempunyai hak untuk menjadi wali7) Laki – laki

“janganlah perempuan mengawinkan perempuan yang lain dan janganlah pula perempuan mengawinkan dirinya sendiri, karena perempuan yang berzina ialah yang mengawinkan dirinya sendiri. ( Riwayat ibn majah dan Daruqquthni ).

Jenis-jenis Wali Nikah

Wali mujbir: Wali dari bapaknya sendiri atau kakek dari bapa yang mempunyai hak mewalikan pernikahan anak perempuannya atau cucu perempuannya dengan persetujuannya (sebaiknya perlu mendapatkan kerelaan calon istri yang hendak dinikahkan)Wali aqrab: Wali terdekat yang telah memenuhi syarat yang layak dan berhak menjadi waliWali ab’ad: Wali yang sedikit mengikuti susunan yang layak menjadi wali, jikalau wali aqrab berkenaan tidak ada. Wali ab’ad ini akan digantikan oleh wali ab’ad lain dan begitulah seterusnya mengikut susunan tersebut jika tidak ada yang terdekat lagi.Wali raja/hakim: Wali yang diberi hak atau ditunjuk oleh pemerintah atau pihak berkuasa pada negeri tersebut oleh orang yang telah dilantik menjalankan tugas ini dengan sebab-sebab tertentu

Yang berhak menjadi wali bukan sembarang orang, menurut Syafi’I, orang-orang yang berhak menjadi wali yaitu:1. Bapak.2. Kakek dari jalur Bapak3. Saudara laki-laki kandung4. Saudara laki-laki tunggal bapak

Page 24: Agama Islam

5. Kemenakan laki-laki (anak laki-lakinya saudara laki-laki sekandung)6. Kemenakan laki-laki (anak laki-laki saudara laki-laki bapak)7. Paman dari jalur bapak8. Sepupu laki-laki anak paman9. Hakim bila sudah tidak ada wali –wali tersebut dari jalur nasab.

Bila sudah benar-benar tidak ditemui seorang kerabat atau yang dimaksud adalah wali di atas maka alternatif berdasarkan hadis Nabi adalah pemerintah atau hakim kalau dalam masyarakat kita adalah naib.النبىصلى ان عنها الله رضى عائشة عن عروة عن الزهرى موسىعن ابن سليمان وعن , , فاءن : باطل فنكاحها باطل فنكاحها وليها بغيراذن نكحت امراءة ايما قال وسلم عليه الله

له ولي ال وليمن فالسلطان اشتجروا فاءن فرجها بمااستحلىمن المهر فلها بها .دخلWanita manapun yang kawin tanpa seizing walinya, maka pernikahannya batal, pernikahannya

batal. Bila (telah kawin dengan syah dan) telah disetubuhi, maka ia berhak menerima maskawin (mahar) karena ia telah dinikmati kemaluannya dengan halal. Namun bila terjadi pertengkaran diantara para wali, maka pemerintah yang menjadi wali yang tidak mempunyai wali.Wali dapat di pindah oleh hakim bila:Jika terjadi pertentangan antar wali.Jika tidak adanya wali, ketidak adanya di sini yang dimaksud adalah benar-benar tidak ada satu kerabat pun, atau karena jauhnya tempat sang wali sedangkan wanita sudah mendapatkan suami yang kufu’.

4. Dua orang saksiDua orang saksi nikah harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :1) Islam2) Baligh (dewasa)3) Berakal Sehat4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh5) Adil (tidak fasik)6) Mengerti maksud akad nikah7) Laki – lakiPernikahan yang dilakukan tanpa saksi tidak sah. Sabda Nabi SAW. :“Tidak sah nikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang adil.” (Riwayat Ahmad.)

5. Ijab dan Qabul (Sighat)Ijab yaitu suatu suatu pernyataan berupa penyerahan diri seorang wali perempuan atau wakilnya kepada seorang laki-laki dengan kata-kata tertentu maupun syarat dan rukun yang telah ditentukan oleh syara’.Qabul yaitu suatu pernyataan penerimaan oleh pihak laki-laki terhadap pernyataan wali perempuan atau wakilnya.Contoh sebutan qabul(akan dilafazkan oleh bakal suami):”Aku terima nikahnya dengan Diana Binti Daniel dengan mas kawin berupa seperangkap alat salat dibayar tunai” ATAU “Aku terima Diana Binti Daniel sebagai istriku“.

Setelah qobul dilafalkan Wali/wakil Wali akan mendapatkan kesaksian dari para hadirin khususnya dari dua orang saksi pernikahan dengan cara meminta saksi mengatakan lafal “SAH” atau perkataan lain yang sama maksudya dengan perkataan itu.

Selanjutnya Wali/wakil Wali akan membaca doa selamat agar pernikahan suami istri itu kekal dan bahagia sepanjang kehidupan mereka serta doa itu akan diAminkan oleh para hadirinBersamaan itu pula, mas kawin/mahar akan diserahkan kepada pihak istri dan selanjutnya berupa cincin akan dipakaikan kepada jari cincin istri oleh suami sebagai tanda dimulainya ikatan kekeluargaan atau simbol pertalian kebahagian suami istri.Aktivitas ini diteruskan dengan suami mencium istri.Aktivitas ini disebut sebagai

Page 25: Agama Islam

“Pembatalan Wudhu”.Ini karena sebelum akad nikah dijalankan suami dan isteri itu diminta untuk berwudhu terlebih dahulu.

Suami istri juga diminta untuk salat sunat nikah sebagai tanda syukur setelah pernikahan berlangsung. Pernikahan Islam yang memang amat mudah karena ia tidak perlu mengambil masa yang lama dan memerlukan banyak aset-aset pernikahan disamping mas kawin,hantaran atau majelis umum (walimatul urus)yang tidak perlu dibebankan atau dibuang.

Tujuan dan Hikmah (Manfaat) Pernikahan

1. Perkawinan Dapat Menentramkan Jiwa

Dengan perkawinan orang dapat memnuhi tuntutan nasu seksualnya dengan rasa aman dan tenang, dalam suasana cinta kasih, dan ketenangan lahir dan batin.Firman Allah SWT :“Dan diantara tanda – tanda kekuasaa-Nya ialah dia menciptkan istri – istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya.” (Ar Rum/30:21)

2. Perkawinan dapat Menghindarkan Perbuatan maksiat.

Salah satu kodrat manusia adalah penyaluran kodrat biologis. Dorongan biologis dalam rangka kelangsugan hidup manusia berwujud nafsu seksual yang harus mendapat penyaluran sebagaimana mestinya. Penyaluran nafsu seksual yang tidak semestinya akan menimbulkan berbagai perbuatan maksiat, seperti perzinaan yang dapat megakibatkan dosa dan beberapa penyakit yang mencelakakan. Dengan melakukan perkawinan akan terbuaka jalan untuk menyalurkan kebutuhan biologis secara benar dan terhindar dari perbuatan – pebuatan maksiad.

3. Perkawinan untuk Melanjutkan Keturunan

Dalam surah An Nisa ayat 1 ditegaskan bahwa manusia diciptakan dari yang satu, kemudian dijadikan baginya istri, dan dari keduanya itu berkembang biak menjadi manusia yang banyak, terdiri dari laki – laki dan perempuan.Memang manusia bisa berkembang biak tanpa melalui pernikahan, tetapi akibatnya akan tidak jelas asal usulnya / jalur silsilah keturunannya. Dengan demikian, jelas bahwa perkawinan dapat melestarikan keturunan dan menunjang nilai – nilai kemanusiaan.

Dasar Hukum Nikah (Dalil Tentang Nikah)

Dibawah ini adalah dalil-dalil yang berkaitan dengan nikah :

ا م� و�أ� �د�ة و�اح� ف� ت�ع�د�لوا أ�ال تم� ف� خ� إ�ن� ف� ب�اع� ر و� ثالث� و� ث�ن�ى م� اء� النSس� م�ن� ل�كم� ط�اب� م�ا وا ان�ك�ح ف�

ت�عولوا أ�ال �د�ن�ى أ ذ�ل�ك� انكم� ي�م�� أ ل�ك�ت� :Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangiم�

dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. [An-Nisa: 3].

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur (24) : 32).

“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).

Page 26: Agama Islam

¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36).

Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).

Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).

Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah. Merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), diartikan sebagai hal-hal berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture.

Dalam Islam, istilah ini disebut dengan adab. Islam telah menggariskan adab-adab Islami yang mengatur etika dan norma-norma pemeluknya. Budaya harus sejalan dengan prinsip-prinsip syariat Islam.

Adab dan Budi Pekerti yang agung

"Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung."(Q.S. Al-Qalam [68] :4)

Diantara ciri-ciri orang yang berbudaya ialah :- Menjaga lidahnya- Menjaga Kehormatannya - Orang yang menjaga shalatnya - Ketika berjalan di muka bumi tidak takabur dan tidak menganggap remeh orang lain- Mampu menempatkan etika antar sebaya, anak kecil dan interaksi dengan orang tua- (Baca Surat Al Mu'minun ayat 1 - 11), dsb.

Adab-adab Islami ini meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Tuntunannya turun langsung dari Allah melalui wahyu kepada Allah melalui wahyu kepada Rasul-Nya. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa Ta'ala menjadikan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam sebagai teladan terbaik dalam hal etika dan adab ini.

Sebelum kedatangan Islam, yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Arab ketika itu ialah budaya jahiliyah. Di antara budaya jahiliyah yang dilarang oleh Islam, misalnya tathayyur, menisbatkan hujan kepada bintang-bintang, dan lain sebagainya.

Dinul-Islam sangat menitik beratkan pengarahan para pemeluknya menuju prinsip kemanusiaan yang universal, menoreh sejarah yang mulia dan memecah tradisi dan budaya yang membelenggu manusia, serta mengambil intisari dari peradaban dunia modern untuk kemaslahatan masyarakat Islami. Allah berfirman, yang artinya:

"Barang siapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi."(QS. Ali 'Imran [3] : 85)

Page 27: Agama Islam
Page 28: Agama Islam

Pandangan Islam Terhadap Kebudayaan Manusia

'Aisyah Radhiallahi 'anha menceritakan :

"Sesungguhnya pernikahan pada masa jahiliyah ada empat macam. Ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam diutus menjadi rasul dengan membawa kebenaran, dihapuslah seluruh jenis pernikahan jahiliyah kecuali pernikahan yang dilakukan oleh orang-orang sekarang ini. 

[Aadabusy-Syar'iyyah, Ibnu Musflih]

Dari riwayat ini, kita dapat mengetahui bahwa Islam memberikan beberapa adat kebiasaan manusia yang tidak bertentangan dengan syariat dan adab-adab Islam atau sekalan dengannya.

Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menghapus seluruh adat dan budaya masyarakat Arab yang ada sebelum datangnya Islam.

Akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang budaya-budaya yang mengandung syirik, seperti pemujaan terhadap leluhur dan nenek moyang, dan budaya-budaya yang bertentangan dengan adab-adab Islami.

Contoh Kebudayaan Masyarakat Indonesia

A. Budaya Tumpeng

Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauk dalam bentuk kerucut. Itulah sebabnya disebut "nasi tumpeng". Ada beberapa macam tumpeng ini, diantaranya :

1. Tumpeng Robyong.

Tumpeng ini biasa disajikan pada upacara siraman dalam pernikahan adat Jawa. Tumpeng ini diletakkan di dalam bakul dengan berbagai sayuran. DI bagian puncak tumpeng ini diletakkan telur ayam, terasi, bawang merah dan cabai.

2. Tumpeng Nujuh Bulan.

Tumpeng ini digunakan pada syukuran kehamilan tujuh bulan dan terbuat dari nasi putih. Selain satu kerucut besar di tengah, tumpeng ini juga dikelilingi enam buah tumpeng kecil lainnya. Biasa disajikan di atas tampah yang dialasi daun pisang.

Dari situ dapat kita ketahui bila tumpeng dibuat dalam rangka acara-acara atau ritual-ritual di atas, maka Islam tidak membenarkannya. Namun kalau sekedar membuat tumpeng sebagai seni memasak tanpa disertai ritual tersebut, maka tidaklah mengapa.

Page 29: Agama Islam

B.Tabot atau Tabuik, 

adalah upacara masyarakat Bengkulu untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriyah (681).

Pada awalnya, inti upacara Tabot ialah untuk mengenang upaya pemimpin syiah dan kaumnya mengumpulkan potongan tubuh Husein, mengarak dan memakamkannya di Padang Karbala. Istilah Tabot berasal dari kata Arab "Tabut" yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti.

Tradisi berkabung yang dibawa dari negara asalnya tersebut mengalami asimilasi dan akulturasi dengan budaya setempat dan kemudian diwariskan dan dilembagakan menjadi apa yang kemudian dikenal dengan sebutan upacara Tabot.

Dengan alasan melestarika budaya itulah, banyak kaum muslimin melakukannya. Padahal tidak diragukan lagi bahwa adat dan budaya seperti itu sangat jelas bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan mengandung unsur syirik. Sehingga wajib bagi kaum muslimin untuk menjauhinya.

Page 30: Agama Islam

Nama : Haryo Abiyoso

NIM : 124.11.006

Tempat tanggal lahir : Surabaya, 26 Februari 1993

Saya adalah Mahasiswa semester 8 di ITSB dengan mengambil jurusan program studi Teknik Perminyakan angkatan 2011. Saat ini, saya bersama rekan satu angkatan 2011 lainnya sedang menyelesaikan skripsi tugas akhir agar bisa mengikuti wisuda di tahun ini. UAS tahun ini adalah ujian akhir terakhir bagi kami selama menjadi Mahasiswa/i. Pengalaman berkuliah di ITSB begitu banyak dan selalu lekat dalam ingatan, pernah mengikuti organisasi UKM Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam), lalu menjadi anggota dan pernah menjadi Ketua organisasi himpunan mahasiswa teknik perminyakan (HMTM), adalah hal yang

sangat berkesan selama berkuliah di ITSB.

Semoga apa-apa saja yang kami cita-citakan akan terwujud sebagai ahli dalam bidang studi yang kami tekuni saat ini, mohon doa dari bapak Abdul Malik selaku Dosen Agama Islam agar dapat membantu doa bagi kami, mahasiswa semester akhir, semoga dilancarkan dalam menyelesaikan Skripsi maupun nantinya kelak sudah lulus kuliah agar dapat bekerja di tempat sesuai dengan passion kami sehingga dapat mengharumkan nama ITSB maupun untuk mengangkat derajat keluarga kami sendiri.

Terima kasih atas ilmu yang bermanfaat bagi kami.

Page 31: Agama Islam

https://darulilmi1.wordpress.com/2011/10/28/macam-macam-derajat-hadits-rasulullah-nabi-muhammad-s-a-w/

http://adedamayanti.blogspot.com/2013/11/ruang-lingkup-dinul-islam-dan-tujuannya.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an

Buletin Al Ilmu Jember

http://www.totaltren.com/2015/01/mengenal-konsep-akhlak-dalam-islam.html#axzz3bX0UNZlv

https://manggasugengrawuh.wordpress.com/2012/12/25/20-fakta-menarik-tentang-islam/

http://sancanation.blogspot.com/2011/01/akhlak-pada-sesama-muslim-dan-non.html

http://baskoroandhi.blogspot.com/

http://santriblarah.blogspot.com/2013/04/ilmu-tasawuf-dalam-islam.html

http://mujib-ennal.blogspot.com/2012/11/macam-macam-aliran-tasawuf.html

http://www.masuk-islam.com/pembahasan-mengenai-nikah-lengkap-pengertian-nikah-rukun-dan-syarat-nikah-dalil-nikah-hukum-nikah-tujuan-dan-manfaat-nikah.html

http://haidarkhotir.blogspot.com/2014/01/pandangan-islam-terhadap-kebudayaan_15.html