Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

download Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

of 44

Transcript of Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    1/44

    September 2010

    Wilayah Konservasi Asia Pasifik

    Program Kelautan

    Laporan No 3B/10

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    2/44

    Dipublikasikan oleh:

    The Nature Conservancy, Wilayah Konservasi Asia Pasifik

    Detil Kontak:

    Joanne Wilson: The Nature Conservancys Indonesia Marine Program, Coral Triangle Center, Jl.Pengembak No.2, Sanur 80228, Bali, Indonesia

    Phone +62-(0)361-287272, Fax +62-(0)361-270737Email:[email protected]

    Sitasi Yang Disarankan:

    Wilson, J., Rotinsulu, C., Muljadi A., Wen W., Barmawi, M., Mandagi, S. 2010. Pola Tata Ruang danTemporal dari Pemanfaaan Sumber Daya Laut di Wilayah Raja Ampat Hasil Survei Udara Tahun2006. Laporan oleh Program Kelautan Wilayah Konservasi Asia Pasifik, , The Nature Conservancy.3/10.

    2010 The Nature Conservancy

    Hak Cipta Dilindungi.

    Tidak diijinkan melakukan reproduksi ulang untuk tujuan apapun tanpa seijin dari penerbit. .

    Foto Sampul: Perahu penangkap ikan dan kegiatan di daerah pesisir di Raja Ampat TNC IndonesiaProgram Kelautan

    Laporan ini dapat diperoleh di:

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    3/44

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya survei iniyaitu kepada Becky Rahawarin dan Yusdi Lamatenggo (Dinas Perikanan, Raja Ampat), Meity Mondong,M.Erdi Lazuardi, Irdez Azhar dan Yohannes Fanataf (Conservation International), Reinhart Paat, Titi

    Nugraheni, Adityo Setiawan (The Nature Conservancy). Terima kasih juga kami ucapkan kepada BobRoberts (AMA) dalam penyediaan pesawat dan menerbangkan kami dengan aman selama survei. Tidaklupa kami ucapkan terima kasih kepada Otoritas Bandara Dominine Edward Osok di Sorong yang telahmembantu perijinan bagi pesawat untuk melakukan survei serta Pengawas Lalu Lintas Bandara DEOyang selalu memberikan informasi kondisi cuaca terbaru dan mengarahkan penerbangan selama survei.Ucapan terima kasih khusus kepada Peter Mous yang telah menyusun dan mengorganisasi survei initermasuk mencarikan pesawat udara untuk survei ini.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    4/44

    2.1 SURVEI UDARA ............................................................................................................. 3

    2.2 ANALISIS DATA DAN PEMETAAN .......................................................................... 4

    3.1

    GAMBARAN UMUM ..................................................................................................... 53.2 KAPAL-KAPAL ............................................................................................................... 5

    3.3

    STRUKTUR PERMANEN/TETAP ............................................................................... 17

    3.4 BIOTA ............................................................................................................................ 23

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    5/44

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    6/44

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    7/44

    Kepulauan Raja Ampat terletak di ujung barat laut Provinsi Papua Barat tepat di jantung SegitigaKarang dan mencakup empat juta hektar wilayah yang terdiri dari pulau-pulau kecil, terumbu karang danperairan terbuka. Wilayah ini menjadi rumah bagi terumbu karang yang tertinggi keanekaragamannya didunia dan populasi satwa langka seperti Penyu dan mamalia laut termasuk Dugong.

    Pada tahun 2006, pemerintah kabupaten Raja Ampat menetapkan enam buah Kawasan KonservasiPerairan (KKP) baru yang pada akhirnya menambah jumlah total KKP yang ada menjadi 7 buah dengan

    luas hampir 1 juta hektar. I

    Pada tahun 2006 penduduk Kabupaten Raja Ampat mencapai sekitar 32.055 orang tapi kemudianberkembang dengan pesat. Hampir seluruh masyarakat menggantungkan hidupnya pada sumberdaya alamuntuk sumber pangan dan penghasilan. Pemahaman tentang pola pemanfaatan sumber daya yang ada,penyebaran habitat dan spesies kunci sangat penting sebagai informasi untuk pengambilan keputusan danperencanaan tata ruang dalam rangka pengelolaan pemanfaatan sumber daya alam dan perencanaan KKP.Survei udara adalah sebuah metode yang paling layak dan bermanfaat dalam rangka mengumpulkan data

    pada skala ruang yang besar dan digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai distribusi dankelimpahan mamalia laut dan biota laut besar lainnya.

    Pada bulan Januari dan September tahun 2006 telah dilakukan survei udara dengan menggunakan pesawatudara kecil berbaling-baling. Survei udara mencapai 30 jam selama 5 hari dan mencakup wilayah denganluas sekitar 4.000 km2. Para pengamat melakukan pencatatan dan menggambarkan semua kapal yangdilihat beserta aktivitasnya, merekam alat tangkap atau struktur permanen dan setiap biota seperti penyuatau mamalia laut yang dijumpai. Selain itu, dilakukan pencatatan lokasi dengan GPS dan pengambilanfoto-foto pada semua pengamatan. Data yang diperoleh kemudian dipetakan dan dianalisis untuk

    t k b d b d d l f t b d t di t ib i bi t bi t di

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    8/44

    aktivitas ilegal. Metode ini juga sangat baik untuk menghitung jumlah, jenis dan distribusi dari alat-alattangkap yang tidak diatur (unregulated) seperti misalnya bubu dan pondok nelayan.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    9/44

    Kepulauan Raja Ampat terletak di ujung barat laut Provinsi Papua Barat di jantung segitiga karang,meliputi wilayah seluas 4 juta hektar yang terdiri dari daratan dan laut termasuk empat pulau besar yaitu

    Waigeo, Batanta, Salawati, Misool dan ratusan pulau-pulau kecil lainnya. Banyak dari pulau-pulautersebut ditutupi oleh hutan yang belum terjamah yang berada dalam kawasan Taman Nasional. Terumbukarang di sekitar pulau-pulau ini menopang keanekaragaman jenis karang dan ikan yang tertinggi didunia. Survei ilmiah mencatat setidaknya 553 spesies karang Scleractinia (Veron et.al 2009) dan

    sedikitnya 1.320 spesies ikan yang merupakan jumlah spesies tertinggi di dunia dalam luas wilayahseperti Raja Ampat (Allen dan Erdman 2009). Cetacea dan biota laut besar juga merupakan bagianpenting dari ekosistem Raja Ampat dengan total 16 spesies cetacean termasuk Paus Sperma, Paus BiruPasifik, dan Lumba-lumba Punggung Bungkuk Indo Pasifik. Selama pengamatan ternyata sering jugadijumpai Dugong. Beberapa spesies mamalia laut yang diketahui atau diduga muncul di wilayah initerdaftar pada IUCN sebagai spesies yang terancam atau langka. Kepulauan Raja Ampat adalah bagian

    dari Bentang laut Kepala Burung yang merupakan taman nasional laut terbesar di Indonesia, danJamursba Medi di mana terdapat beberapa pantai peneluran penyu terpenting di dunia. .

    Ibukota Kabupaten Raja Ampat yaitu Waisai, terletak di pesisir bagian timur pulau Waigeo. Pendudukkabupaten Raja Ampat di tahun 2006 adalah 32.055 jiwa yang tersebar di seluruh ibukota dan 88 desa(Firman dan Azhar 2006). Populasi penduduk meningkat pesat karena pemerintah Kabupaten secara aktifmendorong program transmigrasi yang mendatangkan ribuan orang dari pulau Jawa ke Raja Ampat.

    Masyarakat lokal dan perekonomian daerah sangat bergantung pada keberadaan sumberdaya alambaik

    darat maupun lautuntuk industri seperti perikanan, pertambangan, kehutanan, minyak dan gas, budidayaperikanan dan pariwisata. Akan tetapi, beberapa kegiatan yang terkait dengan industri-industri iniataupun pembangunan pesisir yang berkaitan dengan meningkatnya jumlah penduduk ternyata

    k k d k h k i l d d di R j A K k

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    10/44

    Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan pola tata ruang dan temporal pada distribusi dan jenispemanfaatan sumber daya laut dan biota laut besar di Kabupaten Raja Ampat.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    11/44

    2.1

    SURVEI UDARA

    Pada tahun 2006, dua survei udara dilakukan di Raja Ampat dengan menggunakan Protokol Survei UdaraTNC (Mous 2006) dengan menggunakan pesawat kecil berbaling-baling jenis Pilatus PC-6 (PilatusPorter). Survei pertama dilakukan pada tanggal 9-13 Januari 2006, dan yang kedua pada tanggal 8-22September 2006. Masing-masing survei (penerbangan) mencapai 30 jam penerbangan selama 5 hari danmeliputi wilayah sepanjang 4.000 km sepanjang jalur penerbangan yang ditargetkan (Gambar 1). Satuhal yang penting untuk dicatat adalah jalur penerbangan dan metode survei dibuat sedemikian rupa untuk

    memungkinkan penjangkauan wilayah terumbu karang pantai secara maksimal serta untukmemaksimalkan daerah yang dicakup oleh survei dalam rangka memperoleh informasi distribusi danjenis-jenis kegiatan dan biota di Raja Ampat. Estimasi yang akurat dari populasi mamalia laut bukanlahmenjadi tujuan dari survei ini.

    Jumlah anggota tim pada masing-masing penerbangan adalah 5 orang, terdiri dari seorang pimpinan timyang bertugas mencatat posisi GPS dan mengambil foto pada semua pengamatan, 2 orang pengamatuntuk perikanan/biota (masing-masing di bagian kiri dan kanan pesawat) yang mencatat antara lain:

    kapal, alat tangkap permanen dan penampakan biota laut besar, dan 2 orang untuk memetakan terumbukarang (satu di kiri dan satu di kanan pesawat). Para pengamat mencatat hasil pengamatan berdasarkankategori yang ada pada Tabel 1 dan posisi GPS di lembar data yang disediakan (Lampiran A). Ketikakembali ke kantor, semua data dipindahkan ke program pengolah data Excel dan basis data SIG.

    Seluruh kapal dikelompokkan berdasarkan jenis, ukuran, mesin dan kegiatan yang dilakukan ketikasedang diamati. Alat Permanendidefinisikan sebagai alat tangkap buatan manusia yang dibangun ataudipasang di daerah laut. Alat-alat ini termasuk bagan, rumpon, keramba dan pondok nelayan. Pondoknelayan adalah semacam bangunan dari berbagai ukuran yang digunakan sebagai tempat menginap oleh

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    12/44

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    13/44

    3.1

    GAMBARAN UMUM

    Survei udara terbukti menjadi sebuah cara yang efektif dalam melakukan survei untuk kapal-kapal, alatpermanen/terpasang dan biota laut besar secara luas di Kabupaten Raja Ampat. Sebanyak total 3.761pengamatan berhasil dilakukan dalam dua kali survei (Januari dan September 2006). Terdapat perbedaanyang signifikan pada penyebaran kapal, alat tangkap permanen dan fauna laut besar di Kabupaten RajaAmpat berdasarkan sektor, KKP dan antar waktu survei. Mayoritas kapal yang diamati selama survei-survei tersebut adalah kapal penangkapan kecil dan hanya sedikit kapal komersial besar yang dijumpai.

    Jumlah alat tangkap permanen meningkat dari Januari hingga Septermber, dan banyak yang lokasinyatelah berubah. Pari Manta, Paus dan Lumba-lumba secara signifikan lebih berlimpah dengan jumlahindividu pada bulan Januari lebih banyak dua kali lipat dibanding September, yang hampir semuanyaberlokasi di wilayah antara Sorong, Pulau Salawati dan Selat Dampier.

    3.2 KAPAL-KAPAL

    Total tercatat 1.748 kapal yang dijumpai selama dua kali survei. Kapal-kapal perikanan yang meliputi

    semua jenis kapal yang digunakan untuk menangkap ikanmulai dari sampan dayung hingga kapal

    komersial besar

    adalah yang paling sering dijumpai dari semua kapal di Raja Ampat. Ke-1.322 kapalpenangkapan yang dicatat mewakili 75% dari seluruh kapal yang disurvei (Gambar 2). Jumlah kapalperikanan yang dicatat pada bulan September (777) agak lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Januari(545), mungkin karena angin barat yang kuat biasanya muncul pada bulan Januari ini yang kemungkinanmembatasi pergerakan kapal-kapal kecil.

    Sebagian besar kapal perikanan berukuran kecil, sekitar 70% digolongkan sebagai sampan kecil atau

    sampan/dinghy(Gambar 5), baik dengan, atau tanpa mesin ketinting. Sangat sedikit kapal perikanan

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    14/44

    Kapal penumpang adalah alat transportasi utama antar pulau bagi penduduk lokal dan ukurannyabervariasi mulai dari sampan/dinghy sampai kapal motor besar. Pada bulan Januari, kapal penumpanghanya terlihat di selat-selat yang terlindung sekitar Pulau Salawati yang mungkin disebabkan kondisicuaca yang buruk selama bulan Januari. Selama bulan September kapal penumpang lebih menyebarletaknya di Raja Ampat, di mana dapat dilihat di sekitar Pulau Waigeo, Selat Dampier dan MisoolTenggara (Gambar 2, Gambar 3, Gambar 6, Gambar 7).

    Pada tahun 2006, ada 14 penampakan kapal wisata termasuk kapal tinggal (live-aboard) penyelaman danperahu yang lebih kecil (dinghy) atau perahu pendukung lainnya. Kapal-kapal ini tersebar ke utarasampai ke Wayag, dan ke selatan sampai ke Misool Tenggara, juga di Selat Dampier dan pesisir utaraWaigeo (Gambar 2, Gambar 3, Gambar 6, Gambar 7).

    Kapal Kargo/Barang dan IndustriKapal-kapal pengangkut barang (kargo) dan industri paling sering terlihat di daerah Selat Salawati, pada

    jalur pelayaran dan terkait dengan anjungan minyak yang terletak antara Misool dan Selat Salawati. .Ada juga kapal besar yang terlihat di Waigeo Barat Daya dan Misool Tenggara. Hal ini tidakmengejutkan, karena hampir semua kapal besar dan sangat besar yang tercatat selama survei adalah jeniskapal kargo dan industri, tapi ternyata ada juga beberapa kapal perikanan besar yang terlihat di KKPMisool Tenggara

    Lain-Lain dan Tidak DiketahuiPersentase kategori Lain-lain dan Tidak diketahui secara bersama-sama mencapai 12% dari seluruhpengamatan selama survei dan nilai ini disebabkan adanya kesulitan dalam mengenali benda atau kapal

    yang berukuran kecil, ataupun letaknya tepat di ujung batas pandangan dari pengamat (Gambar 2,Gambar 3, Gambar 8, Gambar 9).

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    15/44

    Gambar 2. Frekuensi pengamatan kapal berdasarkan ukuran di Kabupaten Raja Ampat dari survei udara tahun

    2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    16/44

    Gambar 4. Proporsi relatif dari ukuran kapal untuk setiap kategori jenis kapal di Kabupaten Raja Ampat dari Survei

    Udara tahun 2006 (Januari dan September).

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    17/44

    Gambar 6. Proporsi relatif kegiatan untuk kapal penangkapan yang teramati di Kabupaten Raja Ampat dari survei

    udara tahun 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    18/44

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    19/44

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    20/44

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    21/44

    Gambar 13. Distribusi kapal-kapal perikanan di Kabupten Raja Ampat, dari

    survei udara bulan Januari 2006. .

    Gambar 14. Distribusi kapal-kapal perikanan di Kabupaten Raja Ampat dari

    survei udara bulan September 2006. .

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    22/44

    Gambar 15. Distribusi kapal wisata, penumpang dan lainnya Kabupaten Raja

    Ampat dari survei udara bulan Januari 2006.

    Gambar 16. Distribusi kapal wisata, penumpang dan lain-lainnya di Kabupaten

    Raja Ampat dari survei udara bulan September 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    23/44

    Gambar 17. Distribusi kapal angkut (kargo) dan industri di Kabupaten Raja

    Ampat dari survei udara bulan Januari 2006.

    Gambar 18. Distribusi kapal angkut (kargo) dan industri di Kabupaten Raja

    Ampat dari survei udara bulan September 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    24/44

    Gambar 19. Distribusi kapal berdasarkan ukuran yang berbeda di Kabupaten

    Raja Ampat dari survei udara bulan Januari 2006. .

    Gambar 20. Distribusi kapal berdasarkan ukuran yang berbeda di Kabupaten

    Raja Ampat dari survei udara bulan September 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    25/44

    3.3 STRUKTUR PERMANEN/TETAP

    Struktur permanen yang tercatat selama survei adalah termasuk beberapa jenis bagan,rumpon, keramba dan pondok nelayan. Struktur permanen yang masuk ke dalam kategorilain-lain adalah budidaya mutiara, pelampung navigasi serta anjungan minyak dan gas.Pondok nelayan dan keramba adalah struktur permanen yang paling banyak dijumpai selamasurvei-survei ini (Gambar 22). Jumlah struktur permanen di Raja Ampat meningkat sebesar

    35% dari Januari hingga September. Belum dapat ditentukan apakah peningkatan ini munculakibat perbedaan musim atau karena peningkatan dalam pembangunan struktur permanen itusendiri.

    BaganBagan atau jaring angkat di Raja Ampat digunakan untuk menangkap cumi-cumi atau ikanSarden kecil (atau Ikan Teri) yang dijual baik untuk dimakan maupun sebagai umpan. .Perahu bagan yang masuk ke dalam kategori alat tangkap permanen ini adalah bagan apungyang berasosiasi dengan kapal penangkap Tuna yang menggunakan hasil tangkapan bagansebagai umpannya. Dengan demikian bagan tidak sepenuhnya adalah alat tangkap permanenkarena dapat ditarik oleh perahu lain menuju lokasi-lokasi yang sesuai dengan kebutuhan.Karena bagan menggunakan cahaya untuk menarik ikan atau cumi-cumi, operasinya

    dilakukan pada malam hari sehingga posisi pengamatan pada survei pemetaan udara di sianghari lebih menunjukkan lokasi membuang jangkar atau pangkalan bagan itu sendiri. . Bagan-bagan ini terlihat di wilayah Selat Dampier, Misool Tenggara dan Selat Salawati (Gambar 23,Gambar 24, Gambar 25, Gambar 26). Beberapa bagan tercatat berada di dalam KKP denganperkecualian di KKP Misool Tenggara (Gambar 24, Gambar 25, Gambar 26), dan lebih seringterlihat pada bulan September dibandingkan bulan Januari.

    Rumpon

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    26/44

    KerambaKeramba digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara ikan hidup oleh para pedagangyang menyuplai ikan seperti Kerapu dan Napoleon untuk kegiatan perdagangan ikan karang

    hidup. Ukuran kurungan di keramba cukup bervariasi mulai dari yang kecil yaitu 1-2 m2yang

    dioperasikan oleh masyarakat lokal hingga ke ukuran yang lebih besar untuk kegiatan-kegiatan komersial. Keramba banyak dijumpai di sekitar daerah-daerah daratan utama diRaja Ampat termasuk Ayau dengan perkecualian Kofiau dan Wayag-Sayang (Gambar 29,Gambar 30). Jumlah keramba yang diamati meningkat sampai 30% dari bulan Januari hingga

    bulan September (Gambar 23, Gambar 24). Juga terlihat bahwa beberapa keramba yangdiamati selama bulan Januari tidak terlihat pada bulan September yang berarti mereka telahdipindahkan atau rusak. Keramba-keramba ini juga dijumpai di empat KKP Raja Ampat yaitu

    Ayau, Waigeo Barat, Dampier dan Misool Tenggara (Gambar 29, Gambar 30). Keberadaankeramba ini menjadi perhatian karena biasanya berkaitan dengan kegiatan perdagangan ikan

    karang hidup yang menargetkan lokasi pemijahan dari jenis ikan target. Kegiatanpenangkapan di lokasi pemijahan ikan sama sekali tidak berkelanjutan dan kemungkinan akanbertentangan dengan tujuan-tujuan konservasi dan perikanan berkelanjutan dari KKP.

    Alat Permanen LainAlat tangkap pada kategori lain-lain termasuk struktur-struktur seperti budidaya mutiara

    dan rumput laut, pelampung navigasi, bubu atau sero dan infrastruktur lainnya. Pada bulanJanuari jumlahnya lebih kecil dibanding bulan September (Gambar 22, Gambar23, Gambar24). Karena kategori lain-lain ini jumlahnya mencapai sekitar 30% dari semua alat yang

    diamati, maka penting untuk lebih banyak membuat klafisikasi kelas-kelas utama dari alatpermanen untuk survei udara yang akan datang. Budidaya mutiara dan rumput laut sedangberkembang di Raja Ampat karena itu penting untuk mendokumentasikan lokasi dan luasnya.Beberapa alat permanen seperti bubu juga bisa menjadi jebakan bagi spesies laut besar. Parapenduduk desa di sekitar Selat Dampier melaporkan bahwa Dugong dan Lumba Lumba

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    27/44

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    28/44

    Gambar 24. Distribusi bagan di Kabupaten Raja Ampat, dari survei udara bulan

    Januari 2006.

    Gambar 25. Distribusi bagan di kabupaten Raja Ampat, dari survei udara bulan

    September 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    29/44

    Gambar 26.Distribusi Rumpon dan Rumah Ikan di Kabupaten Raja Ampat dari

    survei udara bulan Januari 2006.

    Gambar 27.Distribusi Rumpon dan Rumah Ikan di Kabupaten Raja Ampat dari

    survei udara bulan September 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    30/44

    Gambar 28.Distribusi Bubu di Kabupaten Raja Ampat dari survei udara bulan

    Januari 2006.

    Gambar 29. Distribusi Bubu di Kabupaten Raja Ampat dari survei udara bulan

    September 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    31/44

    3.4 BIOTA

    Biota laut besar yang dicatat selama survei adalah Paus, Lumba Lumba, Dugong, Pari Manta,Penyu dan Hiu. Selain itu, tercatat pula kemunculan kumpulan ikan Sarden atau bolaumpan dan sering bersama dengan kumpulan ikan Tuna atau burung-burung yangmemangsanya. Jumlah pengamatan dan distribusi taksa-taksa utama ini dilaporkan, namunperlu diketahui bahwa survei ini tidak dirancang, atau dimaksudkan untuk memperkirakan

    populasi biota laut besar. Data-data ini benar memperlihatkan bahwa Raja Ampat adalahsebuah daerah penting bagi kumpulan beraneka ragam dari biota laut besar yang banyak diantaranya bersifat rentan atau langka, serta mengidentifikasi daerah-daerah dan musimtertentu yang sangat penting (Gambar 31, Gambar 44). Tetapi, biota besar pergerakannya

    sangat tinggi dan kemunculannya di tempat khusus mungkin berhubungan dengan faktorpasang surut atau upwelling sesaat, atau di daerah dengan produktivitas tinggi. Karena itudistribusi yang ditunjukkan pada peta hendaknya selalu dikaitkan dengan konteks tersebut.

    Paus/Lumba-LumbaPaus/Lumba-Lumba menyebar di seluruh Raja Ampat dengan konsentrasi di sekitar PulauWaigeo Selatan, selat antara Pulau Salawati dan Batanta, Kofiau dan pulau-pulau kecil dilepas pantai utara Pulau Misool (Gambar 31- Gambar 34). Jumlah Paus dan Lumba-Lumba

    yang terlihat pada bulan Januari (629) sangat lebih banyak dibanding bulan September (241)dan kelompok terbesar dijumpai pada bulan Januari (Gambar 33, Gambar 34). Adanyajumlah musiman yang besar dari Cetacean ini menunjukkan Raja Ampat digunakan olehjenis-jenis Cetacean ini sebagai jalur migrasi, dan atau lokasi musiman untuk berkembangbiak dan mencari makan. Tren musiman yang paling kuat terlihat di KKP Kofiau yang palingtinggi jumlah Paus/Lumba-Lumba-nya dari seluruh KKP pada bulan Januari, akan tetapi tidakterlihat apapun di bulan September. Karena Paus dan Lumba-Lumba dimasukkan ke dalamsatu kategori maka tidaklah mungkin untuk melakukan analisis data lebih jauh untuk

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    32/44

    kelompok kecil sebanyak 2-5 ekor. Jumlahnya di bulan Januari lebih tinggi (68) dibandingSeptember (20) (Gambar 31, Gambar 32, Gambar 39, Gambar 40).

    HiuTotal sebanyak 17 ekor Hiu dijumpai selama pemetaan udara meskipun sebenarnya surveiudara ini bukanlah metode yang efektif untuk mendeteksi dan menghitung Hiu. Sekitarsetengah dari penampakan itu terjadi di KKP Ayau pada bulan September sedangkan sisanyaterlihat di sekitar Pulau Salawati dan Batanta, Waigeo Tenggara dan Waigeo timur (Gambar

    31, Gambar 32, Gambar 41, Gambar 42).

    Gerombolan Ikan Umpan/TunaGerombolan ikan-ikan yang digunakan sebagai umpan dan predatornya seperti Tuna terlihatdi seluruh Raja Ampat di mana jumlah yang lebih banyak terlihat pada bulan Januari (92)dibanding September (40) (Gambar 31, Gambar 32, Gambar 43, Gambar 44). Di bulanJanuari kumpulan ikan ini terkonsentrasi di Selat Dampier bagian tengah dan pulau Waigeo

    Barat Daya, dan di bagian selatan Raja Ampat sekitar Pulau Misool dan perairan antara PulauMisool dan Salawati. Pada bulan September hampir semua kumpulan ikan umpan terlihat di

    sepanjang garis pantai bagian timur, selatan dan barat dari pulau Waigeo.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    33/44

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    34/44

    Gambar 32. Distribusi Paus dan Lumba Lumba di Kabupaten Raja Ampat dari

    survei udara bulan Januari 2006

    Gambar 33. Distribusi Paus dan Lumba Lumba di Kabupaten Raja Ampat dari

    survei udara bulan September 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    35/44

    Gambar 34. Distribusi Pari Manta di Kabupaten Raja Ampat dari survei udara

    bulan Januari 2006.

    Gambar 35. Distribusi Pari Manta di Kabupaten Raja Ampat dari survei udara

    bulan September 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    36/44

    Gambar 36. Distribusi Dugong di Kabupaten Raja Ampat dari survei udara bulan

    Januari 2006.

    Gambar 37. Distribusi Dugong di Kabupaten Raja Ampat dari survei udara bulan

    September2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    37/44

    Gambar 38. Distribusi Penyu di Kabupaten Raja Ampat dari survei udara bulan

    Januari 2006.

    Gambar 39. Distribusi Penyu di Kabupten Raja Ampat dari survei udara bulan

    September 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    38/44

    Gambar 40. Distribusi Hiu di Kabupaten Raja Ampat dari survei udara bulan

    Januari 2006.

    Gambar 41. Distribusi Hiu di Kabupaten Raja Ampat dari survei udara bulan

    September 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    39/44

    Gambar 42. Distribusi kumpulan ikan umpan di Kabupaten Raja Ampat dari

    survei udara bukan Januari 2006.

    Gambar 43. Distribusi gerombolan ikan umpan dari survei udara bulan

    September 2006.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    40/44

    Studi ini telah menunjukkan bahwa survei udara adalah sebuah metode yang efektif untukmemperoleh informasi terperinci tentang pola pemanfaatan sumber daya termasuk kapal-kapal yang beroperasi di dalamnya, struktur permanen yang berasosiasi dengan kegiatan

    penangkapan dan budidaya, serta satwa laut berukuran besar di sepanjang wilayah terpencilyang luas. Jalur penerbangan pada kegiatan ini difokuskan pada wilayah pesisir, pulau-pulau,terumbu karang lepas pantai dan kawasan konservasi perairan di mana diperkirakan sebagianbesar kegiatan pemanfaatan akan dijumpai. Pengamatan-pengamatan di bulan Januari danSeptember 2006 memberikan gambaran komprehensif paling awal dari pemanfaatan sumber

    daya pesisir di seluruh Raja Ampat. Sulit untuk menentukan apakah perbedaan antara bulanJanuari dan September disebabkan oleh pola musiman, kondisi cuaca/pasang surut pada saatsurvei, atau periode tren yang lebih lama.

    Survei-survei tersebut memberikan informasi yang berharga tentang distribusi dankarakteristik para pengguna sumber daya dan lokasinya baik di dalam maupun di luar batas

    KKP untuk tahun 2006. Informasi ini telah digunakan untuk penyusunan rencana pengelolaandan zonasi KKP, rencana-rencana tata ruang laut, strategi-strategi perikanan dan rencana-

    rencana pengelolaan pesisir.

    Pemanfaatan sumber daya laut digambarkan berdasarkan ukuran, jenis dan kegiatan darikapal-kapal. Pada hampir semua kasus, sampan kecil dapat dilihat jelas dan dicatat dengan

    akurat. Pada tahun 2006, mayoritas kapal (>75%) yang diamati adalah perahu penangkapikan kecilberupa sampan dengan atau tanpa mesin kecil. Hal ini menunjukkan tingginyapemanfaatan sumber daya pesisir laut oleh masyarakat setempat untuk perikanan artisanal.Meskipun demikian, survei berbasis perahu di Raja Ampat terhadap para pemanfaat sumber

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    41/44

    besar tidak diatur (unregulated), yaitu tidak membutuhkan surat ijin. Akan tetapi, terdapatjumlah yang signifikan dari ikan yang ditangkap oleh alat-alat penangkapan ini ataumenggunakan alat-alat ini sebagai alat dukung kegiatan penangkapan di wilayah-wilayah

    terpencil (Bailey et.al 2008). Memahami jumlah, lokasi dan jenis dari alat permanen inipenting dalam rangka memahami jumlah upaya penangkapan yang sebenarnya di Raja Ampatdan dapat digunakan sebagai dasar untuk sistem perijinan atau kuota di masa mendatangdalam rangka mengatur alat-alat tersebut. Data ini juga menjadi informasi dasar untukdibandingkan dengan data dari survei-survei selanjutnya. Jumlah dari semua strukturpermanen kecuali rumpon mengalami peningkatan antara bulan Januari dan September.Tidak diketahui apakah ini dikarenakan pola musiman atau peningkatan yang bersifat jangkapanjang dari struktur itu sendiri, tetapi yang pasti menunjukkan adanya potensi resiko

    meluasnya jumlah alat tangkap yang tidak diatur dan ini berarti meningkatnya jumlah upayapenangkapan.

    Pengamatan terhadap fauna laut besar yaitu Lumba-Lumba, Paus, Dugong, Penyu dan Pari

    Manta secara signifikan telah meningkatkan pemahaman kita tentang kemunculan danpenyebaran spesies-spesies ini di Raja Ampat. Meskipun survei ini tidak dirancang untuk

    mendapatkan perkiraan populasi spesies-spesies tersebut, pengamatan telayang dilakukantelah berhasil mengidentifikasi daerah agregasi dan jalur migrasi penting dari spesies tertentu.

    Daerah-daerah ini selanjutnya dapat dijadikan target untuk studi lanjutan di masa mendatang.Penelitian ini lebih lanjut menegaskan bahwa Raja Ampat adalah sebuah wilayah penting bagikumpulan beranekaram dari Cetacean dan fauna besar lainnya termasuk di dalamnya jenis-

    jenis yang terdaftar sebagai langka dan terancam punah (Kahn, 2007, IUCN 2010). Jumlahpenampakan Dugong yang relatif besar di kawasan Raja Ampat telah menambah luasanhabitat penting bagi Dugong di Papua Barat (Iongh et.al 2009) dan menunjukkan bahwa RajaAmpat berpotensi menjadi wilayah penting bagi Dugong. Temuan ini juga menyoroti betapapentingnya melindungi padang lamun khususnya di sekitar Waigeo dan Batanta sebagai

    tempat di mana Dugong paling banyak diamati

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    42/44

    sangat luas. Ada potensi yang besar dalam hal menggabungkan survei udara dan surveiberbasis kapal dalam rangka membantu patroli dan menginformasikan pemerintah akanadanya aktivitas-aktivitas yang ilegal. Selain juga merupakan sebuah metode yang sangat baik

    untuk menilai jumlah, jenis dan penyebaran dari struktur-strukur yang tidak diatur(unregulated) misalnya bubu dan pondok nelayan.

  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    43/44

    Allen, G. R., and M. V. Erdmann. 2009. Reef fishes of the Bird's Head Peninsula, WestPapua, Indonesia. Check List 5:587-628.

    Bailey, M., C. Rotinsulu, and U. R. Sumaila. 2008. The migrant anchovy fishery in KabuiBay, Raja Ampat, Indonesia: Catch, profitability, and income distribution. MarinePolicy 32:483-488.

    Firman, A., and I. Azhar. 2006. Atlas Sumberdaya Pesisir Raja Ampat Provinsi Irian Jaya

    Barat.Iongh, H.H., de & Hutomo, M. & Moraal, M. & Kiswara, W. (2009a)Scientific Report Part I.

    National Strategy and Action Plan for the Dugong in Indonesia. , Part ILeiden:Institute of Environmental Sciences Leiden. (Book (monograph))

    Iongh, H.H., de & Hutomo, M. & Moraal, M. & Kiswara, W. (2009b)Strategy Report Part II.National Conservation and Action for the Dugong in Indonesia. , Part IILeiden:Institute of Environmental Sciences Leiden. (Book (monograph))

    IUCN 2010. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2010.3.. Downloaded on 02 September 2010.

    Kahn B. 2007 Marine Mammals of the Raja Ampat Islands: Visual and Acoustic CetaceanSurvey & Training Program. Report to Conservation International, Indonesia.

    Mous P.J. 2005. Aerial surveying of marine resource use from small fixed-wing aircraft. Aprotocol for field operations of The Nature Conservancy Coral Triangle Center.Version 0.0 (November 2005). Publication from The Nature Conservancy Coral

    http://hdl.handle.net/1887/13768http://hdl.handle.net/1887/13768http://hdl.handle.net/1887/13769http://hdl.handle.net/1887/13769http://c/http://c/http://hdl.handle.net/1887/13769http://hdl.handle.net/1887/13769http://hdl.handle.net/1887/13768http://hdl.handle.net/1887/13768
  • 7/24/2019 Aerial Survey Report TNC_FINAL_IND

    44/44

    Lampiran ALembar data survei udaraCocokkan jam anda dengan penerima GPS--jika catatan berkenaan dengan sebuah kelompok dengan obyek yang sama, tuliskan ukuran grup pada kolom keterangan Catat semua kapal, kecuali yang

    ada di rumah atau di pantai.

    Nama Tanggal Posisi:0 Starboard (kanan) 0 Port (kiri)

    Jenis Kapal Ukuran KapalJenis

    Mesin

    Kegiata

    n

    Alat

    PermanenBiota

    Catatan

    ID

    Wa

    ktu

    (hh:mm:ss)

    Penumpang

    Kargo

    Ins

    dustr

    i

    Par

    iw

    isata

    Per

    ikanan

    La

    in-

    la

    in

    Tida

    k

    diketa

    hu

    i

    Sampan

    kec

    il

    Sampan,

    Ding

    hy

    Kec

    il

    (u

    kuran

    de

    k.