Aerasi
-
Upload
fauzi-ramadhan -
Category
Documents
-
view
964 -
download
69
description
Transcript of Aerasi
LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI
SMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI
MODUL : Aerasi & Oksidasi
PEMBIMBING : Dra. Dewi Widyabudiningsih, MT
Tanggal Praktikum : 27 Februari 2013
Tanggal Penyerahan laporan : 6 Maret 2013
Oleh :
Kelompok : 3
Nama : Fauzi Ramadhan NIM. 11143010
Firstiselanisa NIM. 11143011
Fuji Surya Gumilar NIM. 11143012
Kelas : 2A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
A. Judul Praktikum
Aerasi dan Oksidasi
B. Tanggal Praktikum
Rabu, 27 Februari 2013
C. Pembimbing
Dra. Dewi Widyabudiningsih, MT
D. Tujuan
a. Memahami tentang proses oksidasi dengan penambahan udara
b. Menentukan kadar oksigen terlarut (DO) pada air setelah di aerasi
c. Menentukan kadar Fe3+ pada air limbah sebelum dan setelah di aerasi
E. Dasar Teori
Secara umum, aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk
meningkatkan kontak antara udara dengan air. Tujaun dari proses aerasi
terutama yaitu untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam air limbah.
Peningkatan konsentrasi oksigen di dalam air ini akan memberikan berbagai
manfaat dalam pengolahan limbah. Proses aerasi sangat penting terutama pada
pengolahan limbah yang proses pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri
aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen
bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang
mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja
dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat
organik di dalam air limbah. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri
aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-
senyawa kimia di dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat
dilakukan secara alami, difusi, maupun mekanik.
Aerasi merupakan proses pengolahan air dengan cara mengontakkan ke
udara. Pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi proses absorpsi (penyerapan
gas) dan desorbsi (pelepasan gas). Sedangkan fungsi dari aerasi adalah:
Penambahan julah oksigen
Penurunan jumlah karbon dioksida
Menghilangkan hidrogen sulfida (Hws), metana (CH4), dan berbagai senyawa
organik yang bersifat volatile (menguap) yang berkaitan dengan rasa dan
bau.
Proses ini telah digunakan secara luas untuk pengolahan air yang
mempunyai kandungan jumlah besi dan mangan terlalu tinggi (mengurangi
kandungan konsentrasi zat terlarut). Zat-zat tersebut memberikan rasa pahit
pada air, menghitamkan pemasakan beras, dan memberikan noda hitam
kecoklat-coklatan pada pakaian yang dicuci.
Aerasi alami merupakan kontak antara air dan udara yang terjadi karena
pergerakan air secara alami. Beberapa metode yang cukup populer digunakan
untuk meningkatkan aerasi alami antara lain menggunakan cascade aerator,
waterfalls, maupun cone tray aerator.
Cascade Aerator (sumber: www.pub.gov.sg)
Pada aerasi secara difusi, sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah
melalui diffuser. Udara yang masuk ke dalam air limbah nantinya akan
berbentuk gelembung-gelembung (bubbles). Gelembung yang terbentuk dapat
berupa gelembung halus (fine bubbles) atau kasar (coarse bubbles). Hal ini
tergantung dari jenis diffuser yang digunakan.
Fine bubble diffuser (sumber : web.deu.edu.tr)
Aerasi secara mekanik atau dikenal juga dengan istilah mechanical
agitation menggunakan proses pengadukan dengan suatu alat sehingga
memungkinkan terjadinya kontak antara air dengan udara. Proses aerasi pada
umumnya digunakan pada proses pengolahan air (water treatment) maupun
pengolahan air buangan (waste water treatment). Untuk pengolahan air, proses
aerasi dilakukan dengan cara mengalirkan udara ke dalam air untuk menambahn
kelarutan oksigen (dissolved oxygen/DO) dalam air. Kelarutan oksigen dalam air
dipengaruhi oleh temperatur, kenaikan temperatur menyebabkan kelarutan
oksigen semakin berkurang atau sebaliknya. Untuk air buangan, proses aerasi
dilakukan untuk menurunkan kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan
COD (Chemical Oxygen Demand), sehingga air buangan tersebut memiliki kadar
COD dan BOD lebih kecil dari baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Persamaan Aerasi dan Oksidasi
Dalam percobaan ini, dilakukan reaksi oksidasi Fe2+ dalam larutan menjadi
Fe3+.
Kebutuhan oksigen (O2) tergantung jumlah dan konsentrasi dapat
diukur/ditentukan dengan alat DO-meter (DO-analyzer). Konsentrasi atau kadar
Fe3+ yang terbentuk dinyatakan dalam mg/l atau ppm.
Untuk menentukan kelarutan oksigen, Cm* di kedalaman tertentu dalam bak
dinyatakan dengan persamaan :
Cm* = 12.C∗[ Pbwh+O 2atas
760+21 ]Cm* = konsentrasi O2 di kedalaman tertentu
C* = konsentrasi O2 jenuh (saturated) pada temperatur tersebut
Pbwh = tekanan di kedalaman tersebut (mmHg)
O2atas = kadar O2 bagian atas (%)
F. Alat dan Bahan
Alat :
- Bak aerasi
- Batang pengaduk
- Botol sampel
- Corong pendek
- DO-meter
- Gelas kimia 250 mL
- Kuvet kuarsa
- Labu takar 25 mL
- Pipet tetes
- Pipet ukur 10 mL dan 1 mL
- Pompa dan selang aliran
udara
- Spektrofotometer labo
- Tissue
Bahan :
- Aquadest
- Larutan Fe2+ 100 ppm
- Larutan HNO3 4 N
- Larutan KSCN 1%
- Sampel (air limbah)
G. Langkah Kerja
(*) lakukan prosedur diatas, dengan mengganti sampel dengan air kran
H. Pengolahan Data
Kelarutan oksigen (DO)
Waktu
samplingDO
(menit)Air
Keran
Sampe
l
30
60
90
120
150
180
210
240
Kadar Fe
Waktu
samplingKadar
Fe(menit)
30
60
90
120
150
180
210
240
I. Pembahasan
Praktikum yang dilakukan kali ini yaitu mengenai aerasi, dimana aerasi
merupakan proses pengolahan air dengan cara mengontakkan ke udara. Proses
aerasi pada umumnya digunakan pada proses pengolahan air (water treatment)
maupun pengolahan air buangan (waste water treatment). Untuk pengolahan
air, proses aerasi dilakukan dengan cara mengalirkan udara ke dalam air untuk
menambahn kelarutan oksigen (dissolved oxygen/DO) dalam air.
Pada praktikum yang dilakukan, proses aerasi dilakukan pada sampel
sampel (air limbah) dan air keran, dimana kedua air tersebut disimpan dalam
bak aerasi dan dialiri gas oksigen dengan laju 70 … pada tiap masing-masing bak
aerasi. Tujuan dari pengukuran kedua larutan ini adalah untuk membandingkan
kadar oksigen terlarut dari air limbah dan air keran selama proses aerasi.
Selama proses aerasi berlangsung, sampel (air limbah) di ambil setiap 30
menit sekali selama 4 jam (diperoleh 8 data) untuk diperiksa kadar Fe. Yang
kemudian didiamkan selama satu hari supaya endapan yang terlarut dalam air
mengendap sehingga tidak mengganggu saat air akan diperiksa kadar Fe nya.
Dilakukan pengukuran kadar Fe ini adalah karena pada sampel (air limbah)
tersebut mengandung kadar Fe2+ , dimana Fe2+ yang terkandung dalam sampel
tersebut akan teroksidasi oleh O2 yang dialirkan selama proses aerasi menjadi
Fe3+.
Kandungan Fe2+ dalam air tanah tersebut tidak stabil sehingga Fe2+ dapat
teroksidasi menjadi Fe3+ yang lebih stabil. Proses aerasi dapat berlangsung dan
nilai DO (Dissolved Oxygen) dapat meningkat. Ketika air tanah dalam bak dialiri
gas oksigen, maka air tanah yang mengandung unsur Fe2+ teroksidasi menjadi
Fe3+ karena Fe2+ tidak stabil, dan akan terbentuk pula endapan dengan
membentuk reaksi sebagai berikut :
Fe3+ + O2 → Fe2O3(endapan)
Dari persamaan reaksi kimia di atas terlihat bahwa pada saat air dalam
bak dialiri gas oksigen, maka akan terbentuk endapan Fe2O3. Setiap 30 menit
dilakukan pengukuran DO untuk membuktikan bahwa semakin banyak oksigen
yang dialirkan, maka nila DO akan semakin besar. Dari hasil terbukti bahwa
semakin banyak oksigen yang dialirkan, maka semakin tinggi pula nilai DO yang
terukur.
J. Kesimpulan
Dari hasil praktikum, diperoleh hasil :
- Kadar DO
- Semakin lama waktu aerasi maka kadar okigen terlarut (DO) semakin …
- Kadar Fe3+
- Semakin lama waktu aerasi maka kadar okigen terlarut Fe3+ semakin …
K. Daftar Pustaka
http://reflectionofgreen.blogspot.com/2012/01/aerasi.html
http://eprints.undip.ac.id/16676/2/LAMPIRAN.pdf