ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s...

82
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS Fe(II)-METHYL ORANGE SEBAGAI SENSITIZER PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI MUHAMAD SAIFUL HADI PROGRAM STUDI S-1 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Transcript of ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s...

Page 1: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS Fe(II)-METHYL ORANGE SEBAGAI SENSITIZER PADA

DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC)

SKRIPSI

MUHAMAD SAIFUL HADI

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2016

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 2: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 3: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 4: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 5: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

v

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam

lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi

kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan

sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah.

Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 6: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas hidayah dan karuniaNya,

sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Sintesis

dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Fe(II)-methyl orange sebagai Sensitizer

pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)”. Skripsi ini dibuat dalam rangka

memenuhi persyaratan akademis pendidikan sarjana sains dalam bidang kimia

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.

Pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Bapak (Alm.) Drs. Hamami, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan nasehatnya selama penyusunan naskah skripsi

ini.

2. Bapak Drs. Handoko Darmokoesoemo, DEA selaku dosen pembimbing I

yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi

ini.

3. Ibu Harsasi Setyawati, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan saran selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Siti Wafiroh, S.Si., M.Si. selaku dosen penguji I yang memberikan

arahan dan saran demi terselesaikannya skripsi ini

5. Ibu Dra. Aning Purwaningsih, M.Si selaku dosen wali atas kesabaran,

nasehat, dan dukungannya dalam penyusunan naskah skrips ini.

6. Bapak Dr. Purkan, M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia yang banyak

memberikan informasi dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan semangat,

doa, dukungan moral dan materi demi terselesaikannya naskah skripsi ini

8. Staff dosen serta karyawan yang telah banyak membantu selama ini

9. Teman teman Tim DSSC Arista, Yeda, Wenda, Dian wulan, yang

senantiasa membantu, dan saling bertukar pikiran demi terselesaikannya

skripsi ini.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 7: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

vii

10. Sahabat saya Dita, Yuni, Dimas, Dian wulan yang senantiasa memberikan

dukungan.

11. Teman teman Kimia 2012 yang telah menemani berjuang selama 4 tahun

ini.

12. Serta semua pihak yang tentunya tidak dapat saya sebutkan satu persatu

yang banyak memberikan ilmu, saran dan pengalaman.

Demi kesempurnaan skripsi ini, kritik dan saran yang membangun dari

pembaca sangat diharapkan.

Surabaya, 15 Juli 2016

Penyusun

Muhamad Saiful Hadi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 8: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

Hadi, M, S., 2016. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange sebagai Sensitizer pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Skripsi dibawah bimbingan Drs. Handoko Darmokoesoemo, DEA dan Harsasi Setyawati, S.Si., M.Si, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya.

ABSTRAK

Sumber energi fosil semakin lama semakin berkurang pasokannya oleh karena itu dibutuhkan sumber energi terbarukan yaitu sinar matahari yang dikonversi menjadi listrik dengan teknologi sel surya. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange untuk diaplikasikan ke Dye sensitized solar cell (DSSC). Dye sensitized solar cell (DSSC) merupakan teknologi terbaru konversi sinar matahari menjadi energi listrik. Semikonduktornya berupa TiO2 yang disintesis dari tetrabutil ortotitanat, sedangkan sensitizernya berupa senyawa kompleks yang disintesis dari logam Fe(II) dan methyl orange. Fe(II)-methyl orange dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan hasil panjang gelombang maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks antara logam Fe dengan N dari ligan ditunjukkan pada bilangan gelombang 316,33 cm-1 pada spektra hasil karakterisasi FTIR. Senyawa kompleks ini bersifat paramagnetik dengan nilai momen magnet 3,9 BM dan senyawa kompleks ini bersifat ionik. Pengukuran arus dan voltase dari DSSC dengan sensitizer Fe(II)-Methyl Orange menunjukan arus yang dihasilkan yaitu 40 mA dan voltase yang dihasilkan yaitu 0,38 V. Dari data tersebut didapat efisiensi dari DSSC dengan sensitizer Fe(II)-Methyl Orange sebesar 0,24%.

kata kunci : DSSC, senyawa kompleks, efisiensi, Fe(II)-methyl orange

viii

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 9: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

Hadi, M, S., 2016. Synthesis and Characterization Complex Compound Fe(II)-Methyl Orange as sensitizer at Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). This study is under guidance of Drs. Handoko Darmokoesoemo, DEA and Harsasi Setyawati, S.Si., M.Si, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya.

ABSTRACT

The amount of fossil energy always decreasing as time goes, so because of that we need renewable source such sun rays energy which can converted to electric energy by solar cell. The purpose of this research is to synthesis complex compound Fe(II)-methyl orange and applicate it to Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Dye sensitized solar cell (DSSC) is the new technology in converting solar energy to electric energy. Semiconductor TiO2 from DSSC synthesized from tetrabuthyl orthotitanate, and the sensitizer is a complex compound synthesized from Fe metal and methyl orange as ligand. Fe(II)-methyl orange characterized by spectrofotometer UV-Vis which show its maximum wavelength at 420,50 nm and 262,00 nm. Bonding between Fe and N atoms in this complex compound showed at wavenumber 316,33 cm-1 by spectra as a result FTIR characterization. This complex compound have a paramagnetic characteristic showed by its momen magnet 3,9 BM and then this complexes is an ionic one because its conductivity higher then its solvent. Current and Voltage measurement from this DSSC based Fe(II)-methyl orange as sensitizer show the result of current 40 mA and the voltage 0,38 V. Based on that data, the efficiency which calculated before from this DSSC based Fe(II)-methyl orange as sensitizer is 0,24%.

keywords : DSSC, complex compound, efficiency, Fe(II)-methyl orange

ix

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 10: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI ...........................................iii SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS .............................. iv PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ........................................................ v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................ viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan ......................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) .................................................. 6 2.2 Senyawa Kompleks Sebagai Dye Sensitizer Pada Dye Sensitized

Solar Cell (DSSC) ........................................................................... 10 2.3 Karakterisasi Senyawa Kompleks ................................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 14 3.2 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... 14

3.2.1 Alat penelitian ...................................................................... 14 3.2.2 Bahan penelitian ................................................................... 15

3.3 Diagram alir penelitian .................................................................... 15 3.4 Prosedur penelitian .......................................................................... 16

3.4.1 Pembuatan larutan induk methyl orange 10-3M ................... 16 3.4.2 Pembuatan larutan induk Fe2+ 10-3M .................................. 16 3.4.3 Pembuatan larutan kerja methyl orange 5.10-5M ................ 16 3.4.4 Pembuatan larutan kerja Fe2+ 5.10-5M................................. 16 3.4.5 Penentuan panjang gelombang (λ maks) ligan

x

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 11: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

methyl orange ...................................................................... 16 3.4.6 Penentuan panjang gelombang (λ maks) logam Fe(II)........ 17 3.4.7 Penentuan perbandingan stoikiometri senyawa

kompleks Fe(II)-methyl orange ........................................... 17 3.4.8 Sintesis senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange ............... 18 3.4.9 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange ...... 18

3.4.9.1 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan spektrofotometer UV-Vis ........................................ 18

3.4.9.2 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan FTIR ......................... 19

3.4.9.3 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan MSB.......................... 19

3.4.9.4 Karakterisasi daya hantar listrik senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan konduktometer .......... 19

3.4.10 Preparasi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) ....................... 20 3.4.10.1 Pembuatan larutan sol gel TiO2 dari TBOT .......... 20 3.4.10.2 Pelapisan sol gel TiO2 pada pelat gelas ................ 20 3.4.10.3 Karakterisasi sol gel TiO2 hasil pelapisan

dengan XRD .......................................................... 21 3.4.10.4 Pembuatan elektroda kerja .................................... 21 3.4.10.5 Pembuatan elektroda pembanding ......................... 21 3.4.10.6 Karakterisasi ikatan antara TiO2

dan senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan FTIR ......................................................... 21

3.4.11 Perangkaian alat DSSC ........................................................ 22 3.4.12 Pengukuran arus dan tegangan DSSC .................................. 22

3.4.12.1 Pengukuran arus dan tegangan DSSC dengan multimeter ................................................. 22

3.4.12.2 Pengukuran arus dan tegangan DSSC dengan potensiometri ........................................... 22

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Senyawa Kompleks Fe(II)-methyl orange .......................... 23

4.1.1 Penetuan stoikiometri senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange .............................................................. 23

4.1.2 Sintesis senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange ................ 26 4.2 Karakterisasi Senyawa Kompleks Fe(II)-methyl orange ................ 27

4.2.1 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan spektrofotometer UV-Vis .......................................... 27

xi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 12: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

4.2.2 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-Methyl Orange menggunakan FTIR ........................... 29

4.2.3 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-Methyl Orange menggunakan MSB ........................... 31

4.2.4 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-Methyl Orange menggunakan Konduktometer ........... 33

4.3 Aplikasi Senyawa Kompleks Fe(II)-Methyl Orange pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) .................................................. 33 4.3.1 Pembuatan larutan sol-gel TiO2 dari TBOT .......................... 33 4.3.2 Pelapisan sol-gel TiO2 pada pelat gelas ................................. 34 4.3.3 Karakterisasi sol-gel TiO2 menggunakan XRD ..................... 34 4.3.4 Pembuatan Elektroda Kerja .................................................... 35 4.3.5 Karakterisasi Ikatan antara senyawa kompleks

Fe(II)-Methyl Orange dengan semikonduktor TiO2 dengan FTIR ................................................................. 36

4.3.6 Pembuatan Elektroda Pembanding......................................... 37 4.3.7 Perangkaian DSSC ................................................................. 37 4.3.8 Pengukuran Arus DSSC ......................................................... 38 4.3.9 Pengukuran Voltase DSSC .................................................... 41

4.3.10 Pengukuran Kurva I-V ......................................................... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 47 5.2 Saran ................................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49 Lampiran ......................................................................................................... 53

xii

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 13: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

3.1 Komposisi logam Fe(II) dan ligan methyl orange pada

penentuan stoikiometri dalam labu ukur 10 mL.

17

4.1 Hasil pengukuran panjang gelombang maksimum ligan dan

senyawa kompleks

29

4.2 Hasil analisa spektrum FTIR berdasarkan literatur 31

4.3 Hasil pengukuran momen magnet dengan MSB 32

4.4 Konduktivitas pelarut dan senyawa kompleks 34

4.5 Hasil Pengukuran arus tiap sel DSSC 40

4.6 Hasil Pengukuran voltase tiap sel DSSC 42

4.7 Hasil pengukuran efisiensi masing masing sel 45

4.8 Senyawa kompleks dengan logam Fe2+ yang pernah

digunakan sebagai DSSC

47

xiii

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 14: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Komponen DSSC 6

2.2 Prinsip kerja DSSC 8

2.3 Struktur methyl orange 11

4.1 Grafik penentuan stoikiometri untuk sintesis senyawa kompleks Fe(II)-Methyl orange

26

4.2 Prediksi struktur senyawa kompleks Fe(II)-Methyl Orange. 27

4.3 Senyawa Kompleks Fe(II)-Methyl Orange hasil sintesis 28

4.4 Spektrum FTIR ligan dan senyawa kompleks Fe(II)-Methyl Orange

31

4.5 Prediksi ikatan logam dengan ligan 32

4.6 Diagram pembentukan senyawa kompleks 33

4.7 Difraktogram TiO2 standar 35

4.8 Difraktogram TiO2 hasil sintesis 36

4.9 Perbandingan spektra methyl orange, Fe(II)-methyl orange, TiO2-Fe(II)-methyl orange

37

4.10 Prediksi ikatan Ti dengan O 38

4.11 Elektroda Pembanding 38

4.12 Rangkaian Alat DSSC 39

4.13 Rangkaian Alat pengukuran arus dan voltase DSSC 40

4.14 Kurva pengukuran arus terhadap hari 41

4.15 Kurva pengukuran voltase terhadap hari 43

4.16 Rangkaian alat untuk pengukuran kurva I-V 44

4.17 Kurva I-V Fe(II)-Methyl Orange 44

4.18 Kurva I-V Methyl Orange 45

4.19 Kurva I-V TiO2 45

xiv

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 15: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran

1 Pembuatan larutan induk methyl orange 10-3 M Pembuatan larutan induk Fe2+ 10-3 M Pembuatan larutan kerja methyl orange 5 x 10-5 M Pembuatan larutan kerja Fe2+ 5 x 10-5 M

2 Spektrum logam Fe(II) 10-5 M di daerah 200-800 nm Spektrum ligan methyl orange 10-5 di daerah 200-800 nm Spektrum senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange di daerah 200-800 nm Penentuan stoikiometri Fe(II)-methyl orange

3 Spektra FTIR ligan methyl orange Spektra FTIR senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange Spektra FTIR TiO2 dengan Fe(II)-methyl orange

4 Penentuan momen magnet logam Fe(II) Penentuan momen magnet ligan methyl orange Penentuan momen magnet senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

5 Difraktogram TiO2 standar Difraktogram TiO2 Sintesis

6 Pengukuran arus kurva I-V

xv

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 16: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Energi merupakan suatu hal yang memiliki peranan yang vital dalam

kehidupan manusia. Hampir semua aspek kehidupan membutuhkan energi.

Penggunaan energi berlebih yang terus meningkat tiap tahunnya membuat suatu

permasalahan baru yang akan kita hadapi dalam beberapa puluh tahun kedepan

yaitu permasalahan tentang krisis energi dan lingkungan. Peningkatan

penggunaan energi telah mempercepat berkurangnya pasokan minyak dunia, serta

pembakaran bahan bakar fosil ini telah menyebabkan kerusakan lingkungan dan

meningkatkan efek rumah kaca. Dibeberapa negara di dunia kini telah mengurangi

penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang terbarukan seperti sinar

matahari, panas bumi dan bahkan menggunakan air. Diantara sumber sumber

energi terbarukan tersebut sinar matahari paling efektif digunakan, karena tiap

tahunnya radiasi matahari ke bumi sejumlah 3,8 juta EJ/tahun yang berarti 10 ribu

kali lebih banyak dari energi yang dibutuhkan. Selain itu energi matahari juga

aman bagi lingkungan karena tidak menimbulkan polusi (Gong dkk, 2012).

Teknologi tentang pengubahan energi matahari menjadi energi listrik terus

dikembangkan. Seperti teknologi sel surya yang berbasis silikon yang

membutuhkan biaya tinggi dalam pembuatannya. Ada pula sel surya organik yang

dibuat dengan mengkombinasikan cahaya dengan fleksibilitas senyawa organik.

Teknologi sel surya paling terbaru yaitu Dye Sensitized Solar Cell (DSSC).

1

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 17: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

2

Diantara beberapa jenis sel surya, DSSC yang paling menjanjikan untuk

mengatasi krisis energi dunia dan juga permasalahan lingkungan karena biaya

produksinya rendah, mudah diproduksi, memiliki efisiensi tinggi dan yang paling

penting tidak beracun dan mengemisi karbon dalam jumlah rendah (Mohamed

dkk, 2015).

Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) pada dasarnya adalah sebuah sel yang

meniru proses fotosintesis pada tanaman, tetapi pada DSSC konversi energi

cahaya tampak ke energi listrik lebih kompleks (Galindo dkk, 2014). Dye

Sensitized Solar Cell (DSSC) terdiri dari lima komponen. Komponen

penyusunnya yaitu elektroda kerja, semikonduktor, dye sensitizer atau pewarna,

elektrolit, dan elektroda pembanding (Yum dkk, 2010).

Pada umumnya semikonduktor yang digunakan yaitu TiO2 karena memiliki

band gap yang lebar. Apabila suatu semikonduktor memiliki band gap yang lebar

maka elektron yang mengalir dari pita konduksi ke pita valensi akan semakin

banyak sehingga membuat ruang reaksi fotokatalis dan absorbsi oleh pewarna

menjadi lebih banyak dan spektrum menjadi lebih lebar (Kalyanasundaram,

2010). Selain TiO2 ada juga yang menggunakan Ruthenium bipyridyl (Ru-

2,2’bipyridyl) seperti pada penelitian Gratzel, dan ada pula yang menggunakan

ZnO sebagai alternatif lain. Sedangkan pewarna yang biasa digunakan pada

dasarnya harus dapat menyerap panjang gelombang 400 hingga 800 nm, memiliki

gugus kromofor dan ikatan rangkap terkonjugasi. Sedangkan elektroda

pembanding yang biasanya dipakai yaitu elektroda Pt. Akan tetapi karena Pt

sangat mahal dipasaran maka diperlukan alternatif lain pengganti Pt yang lebih

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 18: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

3

murah yaitu karbon yang berbasis nano material. Karbon berpotensi

menggantikan Pt dikarenakan material ini mempunyai konduktivitas listrik yang

baik dan luas permukaan yang tinggi. Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) berisi

pula elektrolit. Elektrolit yang dipakai yaitu I-/I3-. Efisiensi DSSC bergantung dari

setiap unit komponen komponen penyusunnya (Sugathan dkk, 2015).

Efisiensi yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan menggunakan pewarna

sintetis. Alasan digunakannya pewarna sintetis yaitu efisiensi konversi sel surya

secara kimia dan termal lebih stabil, warnanya susah terdegradasi, serta memiliki

pergerakan elektron lebih tinggi (Li dkk, 2013). Pewarna sintetis yang akan

digunakan pada penelitian ini yaitu senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange.

Senyawa kompleks ini disintesis dari logam besi dan pewarna methyl orange.

Logam besi dipilih karena mempunyai term symbol banyak untuk menghasilkan

sensitisasi dari TiO2, larut dalam pelarut polar, dan memiliki sifat photo-physical

yang mirip dengan kompleks rutenium (Lopez dkk, 2013). Sedangkan ligan yang

dipilih yaitu methyl orange karena memiliki ikatan terkonjugasi, mempunyai

gugus kromofor, memiliki panjang gelombang maksimum pada daerah antara

400-800nm sehingga mampu menyerap sinar matahari,dan mudah untuk

didapatkan. Disamping itu methyl orange merupakan ligan anionik (Hameed dkk,

2009), dimana ligan anionik memilik efisiensi lebih besar daripada ligan kation

(Wu dkk, 2016).

Senyawa kompleks yang disintesis dari logam besi pernah diaplikasikan

untuk DSSC pada beberapa penelitian seperti senyawa kompleks Besi Formazan

dengan efisiensi 4,22% (Listari, 2010), Fe(II)- Bromopyrogallol dengan efisiensi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 19: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

4

0,29% (Jayaweera dkk, 2001), Fe(II)-congo red dengan efisiensi 3,32%

(Mardiana, 2014), Fe(II)-naphtol blue black dengan efisiensi sebesar 6,33%

(Firdaus, 2015).

Senyawa kompleks hasil sintesis ini nantinya akan dikarakterisasi

menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan panjang gelombang

senyawa kompleks tersebut. Fourier Transform Infrared (FTIR) digunakan untuk

menentukan gugus fungsi dan ikatan pada senyawa kompleks. Magnetic

Susceptibility Balance (MSB) untuk mengukur momen magnet senyawa

kompleks. X-Ray Difraction digunakan untuk mengkarakterisasi TiO2 yang telah

disintesis untuk nantinya digunakan sebagai semikonduktor. Serta pengujian daya

hantar listrik, dan pengukuran arus serta voltase untuk menentukan efisiensinya.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 20: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, terdapat tiga

rumusan masalah.

1. Bagaimana cara sintesis senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange?

2. Bagaimana hasil karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange?

3. Apakah senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange efektif untuk digunakan

sebagai sensitizer dalam Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tiga

tujuan.

1. Mengetahui cara mensintesis senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange.

2. Mengetahui hasil karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange.

3. Mengetahui bahwa senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dapat

diaplikasikan pada Dye Sensitized Solar Cell(DSSC)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

dapat digunakan sebagai komponen pewarna atau sensitizer pada Dye Sensitized

Solar Cell (DSSC) yang nantinya mampu mengkonversi cahaya matahari menjadi

energi listrik sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 21: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)

Dye Sensitized Solar Cell merupakan sebuah pengembangan dari sel surya

terdahulu yang mampu mengubah energi matahari menjadi energi listrik dengan

biaya produksi rendah serta ramah lingkungan. Kinerjanya hampir menyerupai

proses produksi energi pada tumbuhan. Dye Sensitized Solar Cell merupakan sel

foto-elektrokimia yang didasarkan pada momen elektron yang disebabkan oleh

efek kombinasi dari energi foton dan reaksi kimia (Kalyanasundaram, 2010).

Gambar 2.1 Komponen Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) (Gong dkk, 2012)

6

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 22: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

7

Dye Sensitized Solar Cell terdiri atas beberapa komponen penting yaitu

elektroda kerja, dye (Pewarna), elektroda pembanding, semikonduktor. Susunan

komponen DSSC dapat dilihat pada Gambar 2.1. Kaca disini merupakan badan sel

surya, biasanya digunakan kaca fluorine doped thin oxide (FTO) akan tetapi di

Indonesia sangat sulit diperoleh, oleh karena itu dapat pula diganti dengan kaca

biasa. Lapisan dibawahnya yaitu lapisan semikonduktor, salah satu bagian yang

mempunyai peran penting dalam rangkaian komponen ini.

Semikonduktor berperan untuk memfasilitasi proses reduksi karena struktur

elektronik konduktif yang mengarah sebagai pita valensi dan pita konduksi (Gong

dkk, 2012). Semikonduktor yang biasa digunakan yaitu TiO2, ZnO, dan SnO2.

Titanium dioksida dipilih dengan alasan karena TiO2 memiliki band gap yang

lebar sehingga elektron yang mengalir dari pita konduksi ke pita valensi menjadi

semakin banyak yang mengakibatkan ruang reaksi fotokatalis dan absorpsi oleh

pewarna menjadi lebih banyak dan spektrum menjadi lebih lebar. Titanium

dioksida mempunyai tiga fase di alam, yaitu rutil, anatase dan brookite. Rutil

merupakan yang paling stabil dari ketiga fase tersebut. Akan tetapi anatase lebih

dipilih digunakan pada DSSC dikarenakan lebih aktif secara kimiawi dibanding

rutil (Gong dkk, 2012).

Lapisan berikutnya yaitu dye yang melekat pada semikonduktor yang

mempunyai peranan penting dalam menangkap energi foton dalam sinar matahari.

Dye yang digunakan haruslah mampu melekat kuat pada TiO2 agar injeksi

elektron kedalam pita konduksi dari TiO2 efisien. Dye juga harus memiliki ikatan

terkonjugasi, gugus kromofor, serta menyerap memiliki panjang gelombang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 23: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

8

maksimum antara 400-800. Bagian berikutnya yaitu elektrolit. Elektrolit yang

digunakan biasanya berwujud cair dan memiliki sifat seperti stabilitas tinggi

dalam kaitannya dengan evaporasi, kebocoran, kemudahan cairan terbakar,

dekomposisi dari pewarna, dan lain lain (Sugathan dkk, 2015). Elektrolit yang

biasa digunakan yaitu I-/I3-.

Lapisan terakhir yaitu elektroda pembanding. Elektroda pembanding disini

berupa kaca yang dilapisi oleh karbon yang berfungsi sebagai pengganti

elektroda pembanding Pt. Elektroda Pt tidak digunakan karena biaya yang mahal.

Karbon digunakan karena mempunyai kereaktifan tinggi yang menyerupai

elektroda platina dan luas permukaanya yang tinggi (Kumara dan Pajitno, 2012).

Gambar 2.2 Prinsip kerja Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) (Shalini dkk, 2015)

TiO2 yang berikatan dengan dye

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 24: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

9

Prinsip kerja DSSC dapat dilihat pada Gambar 2.2. Ketika ditempatkan pada

tempat yang disinari cahaya matahari, pewarna akan tereksitasi dimana elektron

akan masuk kedalam pita konduksi TiO2. Pewarna akan menjadi bermuatan

positif sedangkan TiO2 bermuatan negatif. Elektron kemudian mengalir dari TiO2

menuju ke elektroda pembanding. Molekul pewarna yang teroksidasi diregenerasi

ketika pewarna menerima elektron dari mediator redoks misalnya I-/I3-. Mediator

redoks ini kemudian terdifusi ke elektroda pembanding dimana nantinya akan

diregenerasi oleh proses reduksi saat elektron mencapai elektroda pembanding

melalui sirkuit eksternal. Proses ini akan terus berlangsung seperti siklus.

Kinerja dari DSSC ini dapat dievaluasi dengan mengetahui % efisiensinya

(𝜂) serta nilai fill factor (FF). Fill factor (FF) diperoleh dari perbandingan antara

arus maksimum (Imax) dan tegangan maksimum (Vmax) dengan arus rangkaian

pendek (Isc) dan rangkaian terbuka (Voc) seperti pada persamaan (1). Arus

rangkaian pendek dan rangkaian terbuka ini diperoleh dari kurva I-V yang didapat

saat pengukuran arus dan tegangan dari DSSC dengan multimeter serta agar

menghasilkan voltase maka diberi beban dengan menggunakan potensiometer

dalam rangkaian. Daya maksimum (Pmax) dapat dihitung dengan mengkalikan

arus maksimum (Imax) dan tegangan maksimum (Vmax) dengan nilai fill factor

yang didapat seperti pada persamaan (2). Efisiensi sendiri merupakan

perbandingan antara banyaknya energi sinar matahari yang mengenai pewarna

dengan banyaknya energi yang diserap. Apabila nilai yang diperoleh semakin

tinggi maka DSSC yang digunakan semakin bagus. Efisiensi dirumuskan sebagai

berikut (Gong dkk, 2012).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 25: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

10

Fill Factor (FF) dapat dihitung dengan persamaan

FF = 𝑉 𝑚𝑎𝑥 . 𝑙 𝑚𝑎𝑥𝑉 𝑜𝑐 . 𝐼𝑠𝑐

......................................................................(1)

Pmax dapat dihitung dengan memasukkan hasil dari persamaan (1) ke persamaan

berikut

Pmax = Voc . Isc . FF ...........................................................................(2)

Efisiensi dapat dihitung dengan persamaan berikut

𝜂 = 𝑃 𝑚𝑎𝑥𝑃 𝑖𝑛

× 100%..........................................................................(3)

Keterangan :

𝜂 = Efisiensi P max = Daya maksimum P in = Daya sumber cahaya FF = Fill Factor Vmax = Tegangan maksimum Voc = Rangkaian terbuka Isc = Arus pendek

2.2 Senyawa Kompleks Sebagai Dye Sensitizer pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)

Tingginya performa atau efisiensi dari DSSC bergantung pada tiap-tiap unit

komponen penyusunnya, termasuk juga pada komponen pewarnanya. Pewarna ini

sangat penting dalam penentuan tinggi tidaknya efisiensi DSSC. Pewarna disini

berfungsi menyerap energi foton dari sinar matahari.

Pada penelitian ini digunakan pewarna sintetis, yaitu pewarna buatan yang

pada penelitian ini metyhl orange yang digunakan. Selain pewarna buatan adapula

yang menggunakan pewarna alami untuk diaplikasikan pada DSSC. Pewarna

alami biasanya diperoleh dari ekstrak tanaman. Beberapa contoh pewarna alami

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 26: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

11

yang pernah digunakan yaitu anthocyanin dari bunga rosella, anthocyanin dari

bunga sepatu, betaxanthin & betacyanin dari bunga bougenville warna ungu,

Clorophyll dari daun bayam dan masih banyak lagi (Shalini dkk, 2014). Pewarna

sintetik lebih dipilih daripada pewarna alami dikarenakan warnanya susah

terdegradasi, serta memiliki pergerakan elektron yang lebih tinggi (Li dkk, 2013).

Logam besi dipilih dikarenakan logam besi mempunyai bilangan kuantum

tinggi untuk menghasilkan sensitisasi dari TiO2Sedangkan ligan yang digunakan

yaitu methyl orange. Methyl orange memiliki rumus molekul C14H14N3NaO3S.

Methyl orange digunakan dengan alasan karena memiliki panjang gelombang

maksimum pada daerah antara 400-800 nm sehingga mampu menyerap sinar

matahari. Gambar 2.3 berikut adalah struktur dari methyl orange.

Gambar 2.3 Struktur methyl orange

Dari gambar struktur tersebut diketahui bahwa methyl orange memilik gugus

sulfonat yang berguna dalam pengikatan permukaan pada semikonduktor serta

menyebabkan methyl orange ini larut dalam pelarut polar.

2.3 Karakterisasi Senyawa Kompleks

Senyawa kompleks hasil sintesis yaitu Fe(II)-methyl orange akan

dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis, Fourier Transform

Infrared (FTIR), Magnetic Susceptibility Balance (MSB), pengujian daya hantar

listrik, dan pengukuran arus serta voltase untuk menentukan efisiensinya.

Spektrofotometer UV-Vis digunakan untuk menentukan panjang gelombang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 27: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

12

maksimum yang dimiliki oleh senyawa kompleks tersebut sehingga nantinya

dapat digunakan sebagai penyerap sinar matahari. Spektrofotometer ini berprinsip

pada interaksi cahaya atau sinar monokromatis dengan suatu materi. Saat sinar

monokromatis dipancarkan dan dilewatkan pada sebuah larutan maka sinar

tersebut ada yang diserap, dihamburkan dan dipantulkan.

Karakterisasi menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy

bertujuan untuk mengetahui jumlah PEB yang disumbangkan oleh ligan pada

atom pusat, dan mengetahui letak ikatan antara logam dan ligan pada sintesis

senyawa organo logam. Prinsip kerja dari FTIR ini yaitu apabila suatu senyawa

kompleks ditembak oleh suatu energi yang berasal dari sumber sinar maka

molekul tersebut akan mengalami vibrasi. Vibrasi ini terjadi karena energi yang

berasal dari sumber sinar yaitu sinar infrared tidak cukup kuat untuk

menyebabkan terjadinya atomisasi ataupun eksitasi elektron pada molekul

senyawa yang ditembak dimana besarnya energi vibrasi tiap atom atau molekul

berbeda tergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang

menghubungkannya sehingga dihasilkan frekuensi yang berbeda beda (Griffitths

dan Haseth, 2007).

Magnetic Suceptibility Balance (MSB) digunakan untuk mengukur momen

magnet dari senyawa kompleks dimana berprinsip pada rasio intensitas induksi

magnetik dalam sebuah substansi dengan gaya magnet atau intensitas dari medan

magnet. Selanjutnya pengujian daya hantar listrik ini digunakan untuk mengetahui

apakah senyawa kompleks hasil sintesis bersifat molekuler ataukah ionik, dengan

cara membandingkan antar senyawa kompleks dengan akuabides. Apabila daya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 28: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

13

hantar yang dihasilkan senyawa kompleks lebih besar daripada akuabides maka

senyawa kompleks ini bersifat ionik sehingga dapat diaplikasikan pada DSSC

(Zahro dkk, 2010). Pengukuran arus dan voltase diukur menggunakan multimeter

yang nantinya digunakan untuk menghitung efisiensinya.

Karakterisasi dengan X-Ray Diffraction (XRD) digunakan untuk

mengkarakterisasi TiO2 yang didapat dari hasil sintesis. X-Ray Diffraction

mengidentifikasi struktur kristal serta tingkat kristalinitas suatu material saat

material tersebut dikenai sinar X. Pengujian daya hantar, pengukuran arus, serta

pengukuran voltase digunakan untuk mengetahui efisiensi sifat sensitizer senyawa

kompleks Fe(II)-methyl orange.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 29: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Januari hingga bulan Juni 2016.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian, Laboratorium Kimia

Analitik dan Laboratorium Kimia Fisik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya. Karakterisasi Fourier Transform

Infrared Spectroscopy (FTIR) dilakukan di Laboratorium Kimia Organik,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta. Karakterisasi X-Ray Difraction (XRD) dilakukan di Laboratorium

Fakultas Teknik Material, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

3.2 Alat dan Bahan penelitian

3.2.1 Alat penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu pelat

gelas berukuran 2,5 x 2,5 cm dengan ketebalan 0,01 cm, oven, lilin, furnace,

timbangan analisis Metler AE 200, potensiometer 100 KΩ, luxmeter Krisbow

KW06-288, multimeter Dekko, hotplate, serta beberapa peralatan gelas yang biasa

digunakan di laboratorium. Sedangkan karakterisasinya menggunakan alat spektro

Shimadzu 1800 UV-Vis, XRD Xpert MPD, MSB Sheerwood scientific,

Spektroskopi Jasco FTIR 5300 dan Konduktometer Eutech Instrument CON 510.

14

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 30: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

15

3.2.2 Bahan penelitian

Bahan bahan kimia yang digunakan pada penelitian ini yaitu methyl

orange (C14H14N3NaO3S), tetrabutil ortotitanat (C16H36O4Ti) (Sigma-Aldrich p.a

: 97%), asam klorida (HCL p.a : 37%), etanol (C2H5OH p.a : Merck,99%), larutan

elektrolit I2 dalam KI, garam mohr (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O, akuabides, pensil

grafit, dan lilin.

3.3 Diagram alir penelitian

Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan:

• Spektro UV-Vis• FTIR• MSB• Konduktometer

Karakterisasi sol gel TiO2 dengan XRD

Pelapisan senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dan

elektrolit pada pelat gelas semikonduktor

Pengukuran arus dan tegangan

Analisis Data

Pembuatan Larutan logam Fe(II) dan ligan methyl orange

Pembuatan dan pelapisan sol gel TiO2

Penentuan panjang gelombang maksimum Fe(II) dan methyl

orange

Penentuan stoikiometri Fe(II) : Methyl orange dengan metode

perbandingan mol

Sintesis senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 31: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

16

3.4 Prosedur penelitian

3.4.1 Pembuatan larutan induk methyl orange 10-3 M

Methyl orange ditimbang secara tepat 0,0327 gram untuk dilarutkan dalam

50 mL akuabides dalam gelas beker 100 mL. Kemudian campuran tersebut

dipindahkan kedalam labu ukur 100 mL dan selanjutnya diencerkan sampai tanda

batas menggunakan akuabides.

3.4.2 Pembuatan larutan induk Fe2+ 10-3 M

Ditimbang 0,0392 gram (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O kemudian dilarutkan

kedalam 50 mL akuabides. Selanjutnya campuran tersebut dipindahkan ke labu

ukur 100 mL dan diencerkan sampai tanda batas dengan akuabides.

3.4.3 Pembuatan larutan kerja methyl orange 5 x 10-5 M

Larutan induk methyl orange 10-3 M dipipet sebanyak 5 mL dan

dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL. Selanjutnya diencerkan sampai batas

dengan akuabides.

3.4.4 Pembuatan larutan kerja Fe2+ 5 x 10-5 M

Larutan induk Fe(II) 10-3 M dipipet sebanyak 5 mL dan dimasukkan

kedalam labu ukur 100 mL. Kemudian diencerkan dengan akuabides sampai tanda

batas.

3.4.5 Penentuan panjang gelombang (λ maks) ligan methyl orange

Larutan induk methyl orange 10-3 M dipipet sebanyak 1 mL dan dipindah

dalam labu ukur 100 mL. Selanjutnya diencerkan dengan akuabides sampai tanda

batas. Kemudian dimasukkan kedalam kuvet dan diukur panjang gelombang

maksimumnya pada daerah 200-800 nm (Wardiyati, 2012).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 32: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

17

3.4.6 Penentuan panjang gelombang naksimum (λ maks) logam Fe(II)

Larutan induk Fe(II) 10-3 dipipet sebanyak 1 mL dan dipindah dalam labu

ukur 100 mL. Selanjutnya diencerkan sampai tanda batas dengan akuabides.

Kemudian dimasukkan kedalam kuvet dan diukur panjang gelombang

maksimumnya pada daerah 200-800 nm dengan spektrofotometer UV-Vis.

3.4.7 Penentuan perbandingan stoikiometri senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

Perbandingan stoikiometri ditentukan dengan metode perbandingan mol

dengan menggunakan panjang gelombang maksimum ligan methyl orange yang

sudah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

Larutan Fe2+ dibuat dengan nilai mol konstan (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O, sedangkan

larutan ligan methyl orange dibuat dengan variasi mol. Disiapkan labu ukur 10

mL sebanyak delapan buah. Diambil larutan Fe2+ 5 x 10-5 M dan ligan methyl

orange 5 x 10-5 M dengan volume tertentu lalu diencerkan dengan larutan

akuabides. Komposisi larutan Fe2+ dan methyl orange dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Komposisi logam Fe(II) dan ligan methyl orange pada penentuan stoikiometri dalam labu ukur 10 mL.

No Larutan [M] 5.10-5 M [L] 5.10-5 M Akuabides

1 1 mL 1 mL 8 mL 2 1 mL 2 mL 7 mL 3 1 mL 3 mL 6 mL 4 1 mL 4 mL 5 mL 5 1 mL 5 mL 4 mL 6 1 mL 6 mL 3 mL 7 1 mL 7 mL 2 mL 8 1 mL 8 mL 1 mL

Keterangan : [M] = Logam dalam bentuk larutan Fe2+

[L] = ligan methyl orange

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 33: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

18

Setiap larutan pada Tabel 3.1 diukur absorbansinya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum ligan methyl

orange. Kemudian dibuat kurva antara perbandingan mol Fe(II) : mol ligan

terhadap absorbansi. Perpotongan antara persamaan garis lurus yang terbentuk

merupakan perbandingan stoikiometri senyawa kompleks yang terbentuk.

3.4.8 Sintesis senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

Pada prosedur 3.4.7 didapatkan perbandingan stoikiometri antara logam

Fe(II) dan ligan methyl orange yaitu 1 : n. Perbandingan ini digunakan sebagai

acuan dalam menentukan perbandingan mol pada saat sintesis senyawa kompleks

methyl orange. Ditimbang (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O dan serbuk methyl orange

dengan perbandingan mol sesuai dengan yang diperoleh. Kemudian masing

masing dilarutkan dalam etanol. Kedua larutan yang sudah dilarutkan ini

kemudian dicampur secara perlahan dan selanjutnya diaduk dengan stirer selama

15 menit. Kemudian larutan direfluks pada suhu 78C sampai volumenya

sepertiga volume awal sehingga endapan terbentuk. Endapan yang tebentuk

disaring menggunakan corong buchner, dicuci dengan etanol panas dan kemudian

dikeringkan (Mohammed dkk, 2013).

3.4.9 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

3.4.9.1 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan spektrofotometer UV-Vis

Senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange hasil sintesis dilarutkan kedalam

akuabides setelah itu ditentukan spektranya di daerah 200-800 nm.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 34: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

19

3.4.9.2 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan FTIR

Senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange hasil sintesis dicampur dengan

KBr dengan perbandingan sampel 1 : 100, kemudian dibuat pellet. Selanjutnya

diukur serapan inframerahnya pada bilangan gelombang 4000-300 cm-1 (Griffiths

dan Haseth, 2007).

3.4.9.3 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan MSB

Karakterisasi dengan MSB ini bertujuan untuk menentukan sifat

kemagnetan senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange. Analisis dilakukan dengan

cara kuvet MSB kosong ditimbang dan massanya dinyatakan dengan m0, setelah

itu kuvet MSB dimasukkan kedalam MSB secara tegak lurus dan nilai R yang

muncul dicatat sebagai R0. Tabung MSB diisi dengan sampel dan ditimbang

kembali, masa timbangan ini dicatat sebagai m1. Ketinggian sampel didalam

tabung diukur dan dicatat sebagai L. Kuvet yang berisi sampel ini kemudian

dimasukkan kedalam MSB dan diperoleh data R1. Data yang diperoleh kemudian

diolah untuk menentukan nilai momen magnet senyawa kompleks Fe(II)-methyl

orange (Mills dkk, 2014).

3.4.9.4 Karakterisasi daya hantar listrik senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan konduktometer

Daya hantar larutan senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

dibandingkan dengan daya hantar listrik pelarut akuabides dengan konduktometer.

Diperoleh konduktivitas masing masing larutan yang dapat digunakan untuk

menentukan sifat senyawa kompleks. Senyawa kompleks yang terbentuk

merupakan senyawa kompleks ionik atau molekuler (Illya dan Martak, 2011).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 35: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

20

3.4.10 Preparasi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)

3.4.10.1 Pembuatan larutan sol gel TiO2 dari TBOT

Sol gel TiO2 dibuat dengan menreaksikan 10 mL tetrabutil ortotitanat

(TBOT) dengan 30 mL etanol. Campuran ini kemudian diaduk menggunakan

pengaduk magnetik selama kurang lebih 30 menit. Ditambahkan 1 mL HCL

kedalam campuran tersebut lalu diaduk kembali selama 30 menit. Didiamkan

selama kurang lebih 1 hari maka campuran tersebut akan menjadi bentuk sol-gel.

(Guo dkk, 2014).

3.4.10.2 Pelapisan sol gel TiO2 pada pelat gelas

Pelat gelas dengan ukuran 2,5 cm X 2,5 cm dengan ketebalan 1 mm

diamplas terlebih dahulu agar permukaannya kasar. Pelat gelas direndam selama

24 jam dengan etanol, selanjutnya ditimbang untuk mengetahui massa pelat gelas

sebelum pelapisan. Langkah selanjutnya yaitu melapisi pelat gelas dengan sol gel

TiO2. Pelapisan ini menggunakan teknik Doctor Blade, dengan cara larutan sol-

gel TiO2 dipipet kemudian diratakan menggunakan batang pengaduk dengan cara

digilas sampai terbentuk lapisan yang rata. Pelat gelas yang sudah dilapisi ini

kemudian dilakukan kalsinasi selama 30 menit dengan suhu 450C. Pelat gelas

yang sudah terlapisi ini kemudian ditimbang kembali. Untuk mengetahui massa

lapisan TiO2, massa pelat gelas sesudah pelapisan dikurangi dengan massa pelat

gelas sebelum pelapisan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 36: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

21

3.4.10.3 Karakterisasi sol gel TiO2 hasil pelapisan dengan XRD

Hasil pelapisan TiO2 pada pelat gelas baik dengan surfaktan maupun

yang tidak, kemudian dikarakterisasi menggunakan XRD untuk mengetahui

struktur kristalnya. Lapisan TiO2 pada pelat gelas yang dikalsinasi dikikir

sehingga didapat serbuk untuk di karakterisasi. Struktur kristal didapat dengan

membandingkan nilai 2θ dengan difraktogram TiO2 standar.

3.4.10.4 Pembuatan elektroda kerja

Pelat gelas yang telah dilapisi TiO2 kemudian direndam selama 24 jam

dalam cawan petri berisi larutan senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange hingga

diperoleh penyerapan optimal. Pelat gelas ini kemudian dapat disimpan pada

wadah botol gelap tertutup dan dihindarkan dari goresan yang dapat merusak

lapisannya.

3.4.10.5 Pembuatan elektroda pembanding

Pelat gelas dilapisi grafit menggunakan pensil dengan cara diarsirkan

pada salah satu permukaan pelat gelasnya. Selanjutnya pelat gelas dengan sisi

yang telah dilapisi grafit dikenakan api pada lilin hingga karbon hasil pembakaran

menempel (Listari, 2010).

3.4.10.6 Karakterisasi ikatan antara TiO2 dan senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan FTIR

Pelat gelas yang telah direndam dalam larutan senyawa kompleks

kemudian dikikir dan dicampurkan dengan KBr untuk dibuat pellet. Serapan

inframerah diukur pada bilangan gelombang 4000-400 cm-1 (Griffitths dan

Haseth, 2007).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 37: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

22

3.4.11 Perangkaian alat DSSC

Elektroda kerja yang telah dibuat sebelumnya dikeluarkan dari tempat

penyimpanannya. Kemudian diletakkan di meja dengan posisi sisi yang terlapisi

senyawa kompleks, dibagian atas. Elektroda kerja ini kemudian ditempel dengan

elektroda pembanding. Diantara kedua elektroda tersebut diberi lapisan elektrolit

dari I2 dari KI. Kedua elektroda tersebut kemudian dijepit dengan penjepit atau

klip, dan terbentuklah suatu rangkaian sel surya (Listari, 2010).

3.4.12 Pengukuran arus dan tegangan DSSC

3.4.12.1 Pengukuran arus dan tegangan DSSC dengan multimeter

Rangkaian DSSC dihubungkan dengan kabel multimeter dimana kutub

positif dihubungkan dengan elektroda pembanding dan kutub negatif dihubungkan

dengan elektroda kerja, kemudian DSSC ditempatkan pada tempat yang disinari

cahaya matahari dan diukur arus serta tegangan maksimumnya. Penyinaran dan

pengukuran ini dilakukan selama 2 minggu. Intensitas sinar yang masuk diukur

juga dengan menggunakan luxmeter.

3.4.12.2 Pengukuran efisiensi dengan potensiometri

Rangkaian DSSC dihubungkan dengan potensiometer 100 KΩ dengan

penempatan kutub positif pada elektroda pembanding dan kutub negatif pada

elektroda kerja. Potensiometer diputar pada arus minimum kemudian nilai

tegangannya dicatat. Selanjutnya diputar kembali dan setiap ada perubahan arus

dicatat tegangan yang terukur. Pengukuran ini dilakukan hingga arus yang terukur

mencapai nol. Diukur pula intensitas cahayanya menggunakan luxmeter.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 38: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis senyawa kompleks baru yaitu

Fe(II)-methyl orange yang diperoleh dari mereaksikan logam dengan ligan.

Logam yang digunakan yaitu Fe(II) yang diperoleh dari (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O

atau sering dikenal dengan garam mohr dengan pewarna organik yaitu methyl

orange. Serta dilakukan pula sintesis TiO2 dari tetrabutil ortotitanat

(C16H36O4Ti). Senyawa hasil sintesis tersebut dikarakterisasi menggunakan

sejumlah instrumen seperti spektrofotometer UV-Vis, FourierTransform Infrared

Spectroscopy (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), Magnetic Succeptibility Balance

(MSB), dan konduktometer. Senyawa senyawa hasil sintesis yang telah

dikarakterisasi tersebut diaplikasikan pada DSSC dimana senyawa kompleks

Fe(II)-methyl orange sebagai dye sensitizer sedangkan TiO2 sebagai

semikonduktornya. Selanjutnya dilakukan pengukuran arus dan voltase saat

dilakukan penyinaran dibawah sinar matahari.

4.1 Sintesis Senyawa Kompleks Fe(II)-methyl orange

4.1.1 Penentuan stoikiometri senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

Stoikiometri dari senyawa kompleks ini ditentukan dengan metode

perbandingan mol. Selanjutnya perbandingan mol ini akan digunakan untuk

mengetahui jumlah ligan methyl orange yang terikat pada atom pusat yaitu Fe(II).

23

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 39: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

24

Mula mula kedalam labu ukur 10 mL dibuat delapan macam larutan dengan

komposisi yang berbeda beda. Logam dibuat tetap yaitu 1 mL dalam labu ukur

selanjutnya ligan divariasi dari mulai 1 mL sampai dengan 8 mL sesuai dengan

yang telah disebutkan pada Tabel 3.1.

Kedelapan larutan ini kemudian diukur absorbansinya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis. Sebelumnya telah diukur terlebih dahulu panjang

gelombang maksimum dari ligan methyl orange yang diperoleh 464 nm sesuai

dengan literatur dimana methyl orange memiliki serapan pada gelombang

maksimum antara 420 nm - 504 nm (Wang dkk, 2010). Kemudian pada saat

mengukur absorbansi kedelapan larutan tersebut digunakanlah panjang

gelombang maksimum methyl orange ini.

Hasil absorbansi yang didapat dibuatlah grafik yang menyatakan hubungan

antara perbandingan mol logam dengan ligan sebagai sumbu x dan absorbansinya

sebagai sumbu y. Didapatlah grafik seperti pada Gambar 4.1. Pada grafik tersebut

dilakukan regresi terhadap dua titik yaitu titik dimana terjadi penurunan dan titik

dimana grafik tidak menurun dengan drastis seperti diawal. Pada titik pertama

diperoleh regresi sebesar y1=-3,8039x + 1,3973 dan pada titik kedua diperoleh

y2=-0,3378x + 0,4434. Kedua regresi ini kemudian digunakan untuk memperoleh

nilai perpotongan x yang didapat pada titik 0,275 ~ 0,3 sehingga perbandingan

mol antara Fe(II) dengan methyl orange didapat 1:3.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 40: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

25

Gambar 4.1 Grafik penentuan stoikiometri untuk sintesis senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

Dari hasil perhitungan stoikiometri tersebut dapat pula menjelaskan bahwa

satu buah logam Fe(II) dapat mengikat 3 buah ligan methyl orange. Dari hal

tersebut pula dapat dinyatakan bahwa ligan methyl orange merupakan ligan

bidentat. Ligan bidentat merupakan ligan yang dapat menyumbang dua buah

pasang elektron bebas sehingga rumus kimianya dapat diprediksikan yaitu [Fe

(methyl orange)3]x. Senyawa kompleks ini mempunyai struktur oktahedral seperti

yang digambarkan pada Gambar 4.2. Kemudian perbandingan mol ini digunakan

sebagai pedoman dalam sintesis senyawa kompleks.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 41: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

26

Gambar 4.2. Prediksi struktur senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange.

4.1.2 Sintesis senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

Perbandingan mol yang diperoleh antara Logam Fe(II) dan ligan methyl

orange yaitu 1:3. Perbandingan mol ini kemudian digunakan sebagai acuan dalam

menimbang (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O dan methyl orange. Masing masing

dilarutkan kedalam akuabides dan dipastikan kedua larutan tersebut larut

sempurna. Kedua larutan tersebut dicampurkan dan diaduk dengan pengaduk

magnetik kurang lebih 15 menit sampai homogen. Campuran dimasukkan

kedalam labu alas bulat leher tiga untuk selanjutnya direfluks sampai diperoleh

sepertiga dar volume awal. Filtrat kemudian didiamkan selama kurang lebih satu

hari agar logam lebih kuat menarik ligan. Filtrat ini kemudian disaring

menggunakan corong buchner kemudian dibersihkan dari pengotornya dengan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 42: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

27

etanol. Senyawa kompleks yang dihasilkan berwarna coklat kehitaman seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Senyawa Kompleks Fe(II)-methyl orange hasil sintesis

4.2 Karakterisasi Senyawa Kompleks Fe(II)-methyl orange

Karakteristik senyawa kompleks yang telah disintesis dapat diketahui

dengan mengkarakterisasinya dengan beberapa instrumen. Diantaranya yaitu

spektrofotometer UV-Vis, FTIR, MSB, dan konduktometer.

4.2.1 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan spektrofotometer UV-Vis

Senyawa kompleks dilarutkan kedalam pelarut akuabides kemudian dicari

panjang gelombang maksimumnya menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil

yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan panjang gelombang maksimum

ligan dan logam seperti pada Tabel 4.1.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 43: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

28

Tabel 4.1 Hasil pengukuran panjang gelombang maksimum ligan dan senyawa kompleks

Senyawa Panjang

Gelombang Maksimum (nm)

Panjang Gelombang Maksimum Berdasarkan

Literatur (nm)

Literatur

Fe(II)-methyl orange

420,50 nm dan 262,00 nm - -

methyl orange 464,00 nm dan 278,00 nm 420 nm-504 nm Wang dkk, 2010

Logam Fe2+ 222,50 nm 228,5 nm Firdaus, 2015

Berdasarkan Tabel diatas dapat dikatakan bahwa telah terbentuk senyawa

baru, ditinjau dari pergeseran antara panjang gelombang ligan dengan senyawa

kompleks. Panjang gelombang yang mengalami pergeseran yaitu panjang

gelombang ligan yang semula 464,00 nm bergeser ke panjang gelombang 420,50

nm dan 278,00 nm bergeser ke 262,00 nm. Senyawa kompleks menunjukan dua

serapan maksimun, satu pada daerah ultraviolet yaitu 262,00 nm dan yang lain

pada daerah visible yaitu 420,50 nm.

Senyawa kompleks hasil sintesis ini berwarna kuning kehijauan dimana

sekilas nampak seperti berwarna hitam sehingga sesuai dengan teori warna, warna

yang diserap oleh spektrofotometernya adalah warna komplementer yaitu warna

biru yang memiliki range 400-430 nm (Carey, 2010).

Senyawa kompleks ini mengalami fenomena charge transfer yaitu metal to

ligand charge transfer atau MLCT dikarenakan logam Fe memiliki bilangan

oksidasi rendah. Fenomena ini juga akan terjadi apabila senyawa koordinasi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 44: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

29

memiliki ligan dengan π akseptor, orbital π* kosong pada ligan akan menjadi

orbital akseptor sebagi penyerap cahaya nantinya. Fenomena MLCT

menyebabkan logam akan teroksidasi melalui eksitasi dari dasar logam t2g

kedalam orbital dengan karakter ligan π* ekstensif, transisi d-d yang menyebabkan

logam berada pada keadaan tereksitasi, serta ikatan intraligan yang melibatkan

eksitasi π ke π* dalam ligan aromatik. Transisi d-d menyebabkan senyawa

kompleks memiliki panjang gelombang pada daerah visibel namun terkadang

transisi ini sulit diamati karena kebanyakan ligan memberikan warna yang tinggi

sehingga seringkali terjadi overlapping pada pita absorbsi pada bagian spektrum

ultraviolet maupun spektrum visible (Miessler dkk, 2014).

Panjang gelombang maksimum senyawa kompleks pada daerah visible

420,50 nm muncul karena adanya transisi d-d. Fenomena charge transfernya

mempengaruhi panjang gelombang senyawa kompleks pada daerah UV. Panjang

gelombang senyawa kompleks pada daerah UV 262,00 nm menunjukan bahwa

senyawa kompleks mengalami fenomena charge transfer.

4.2.2 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange menggunakan FTIR

Senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dikarakterisasi menggunakan

FTIR untuk mengetahui ikatan yang terjadi antara logam dengan ligan. Serta

dengan membedakan spektra ligan dengan senyawa kompleks dapat diketahui

bahwa senyawa kompleks telah terbentuk. Gambar 4.4 menunjukan hasil

karakterisasi FTIR pada ligan serta senyawa kompleks.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 45: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

30

Gambar 4.4 Spektrum FTIR ligan dan senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

Hasil analisa spektrum FTIR ligan dan senyawa kompleks berdasarkan

literatur ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil analisa spektrum FTIR.

Ikatan

Bilangan gelombang

methyl orange (cm-1)

Bilangan gelombang

Fe(II)-methyl orange(cm-1)

Bilangan gelombang

teoritis(cm-1) Literatur

Fe-N - 316,33 cm-1 300 – 400 cm-1 Nakamoto, 2009

SO3Na 1118,71 cm-1 1118,71 cm-1 1070 – 1235 cm-1 Fessenden, 1992

C=C Aromatik 1604, 77 cm-1 1604,77 cm-1 1510 – 1607 cm-1 Fessenden,

1992

N=N 1365,60 cm-1 1396,48 cm-1 1400 – 1500 cm-1 Fessenden, 1992

Berdasarkan analisa diatas menunjukan terbentuknya ikatan Fe-N pada

bilangan gelombang 316,33 cm-1 serta adanya pergeseran pada bilangan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 46: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

31

gelombang ikatan N=N yaitu dari semula 1365,60 cm-1 menjadi 1396,8 cm-1.

Adanya pergeseran bilangan gelombang ikatan N=N serta terbentuknya ikatan Fe-

N menandakan bahwa senyawa kompleks yang disintesis telah terbentuk.

Prediksi ikatan yang terjadi antara ligan dengan logam ditunjukkan oleh Gambar

4.5 berikut.

Gambar 4.5 Prediksi ikatan logam dengan ligan

4.2.3 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange menggunakan MSB

Magnetic susceptibility balance atau MSB digunakan untuk menentukan

momen magnet dari senyawa kompleks. Momen magnet ini nantinya dapat

digunakan untuk menentukan sifat kemagnetan dari senyawa kompleks. Ligan

serta logam diukur pula momen magnetnya. Hasil dari karakterisasi menggunakan

MSB ditunjukkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil pengukuran momen magnet dengan MSB

Senyawa Momen Magnet (BM)

Senyawa Kompleks Fe(II)-methyl orange 3,9

Ligan methyl orange Bernilai Negatif

Logam Fe2+ 5,5

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 47: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

32

Berdasarkan hasil karakterisasi menggunakan MSB tersebut dapat

diketahui bahwa senyawa kompleks ini memiliki momen magnet sebesar 3,9 BM.

Senyawa kompleks ini bersifat paramagnetik. Sedangkan ligan methyl orange

memiliki sifat kemagnetan diamagnetik ditinjau dari hasil MSB. Ligan methyl

orange ini bersifat ligan kuat. Momen magnet dari senyawa kompleks menurun

bila dibandingkan dengan momen magnet logam, dari hal ini dapat diprediksikan

bahwa ligan mendesak kuat elektron pada orbital logam. Tetapi karena struktur

methyl orange besar dan bulky menyebabkan pasangan elektron bebas dari ligan

lebih memilih masuk pada outer orbital (Setyawati, 2007). Dimana dapat

digambarkan seperti Gambar diagram 4.6.

Gambar 4.6. Diagram pembentukan senyawa kompleks

Dari diagram diatas disimpulkan bahwa senyawa kompleks ini memiliki 4

elektron yang tidak berpasangan, dimana sesuai dengan hasil perhitungan dengan

MSB yaitu 3,9 BM yang berarti memiliki 4 elektron tidak berpasangan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 48: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

33

4.2.4 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange menggunakan Konduktometer

Karakterisasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah senyawa kompleks

hasil sintesis termasuk senyawa kompleks molekuler ataukah senyawa kompleks

ionik. Konduktivitas dari senyawa kompleks dibandingkan dengan pelarut yang

digunakan, apabila konduktivitas senyawa kompleks lebih besar dari

konduktivitas pelarut maka senyawa kompleks ini termasuk kedalam senyawa

kompleks ionik sebaliknya apabila lebih tinggi maka termasuk senyawa kompleks

molekuler (Illiya dan Martak, 2011). Tabel 4.4 menunjukan hasil konduktivitas

senyawa kompleks Fe(II)-methyl oranye dengan pelarut akuabides.

Tabel 4.4 Konduktivitas pelarut dan senyawa kompleks

Senyawa Konduktivitas (µs)

Pelarut Akuabides 8,71

Senyawa Kompleks Fe(II)-methyl orange 749

Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa senyawa kompleks ini

bersifat ionik karena memiliki konduktivitas yang lebih tinggi dari pelarutnya.

Kompleks ionik lebih bagus digunakan pada DSSC karena senyawa tersebut

mampu terurai menjadi ion ionnya sehingga transfer elektron dapat terus

berlangsung (Zahro dkk, 2010)

4.3 Aplikasi Senyawa Kompleks Fe(II)-methyl orange pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)

4.3.1 Pembuatan larutan sol-gel TiO2 dari TBOT

Pembuatan sol-gel TiO2 dilakukan dengan mereaksikan tetrabutil ortotitanat

(C16H36O4Ti) sebagai prekursor TiO2 dengan etanol sebagai pelarutnya. Etanol

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 49: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

34

dipilih sebagai pelarut karena etanol merupakan pelarut serbaguna tidak hanya

dapat mendispersi TBOT akan tetapi dapat pula menghidrolisis TBOT. Serta

ditambahkan pula HCl yang berfungsi sebagai katalis hidrolisis alkoksida (Guo

dkk, 2014). Campuran ini didiamkan tanpa ditutup agar terbentuk sol-gel.

4.3.2 Pelapisan sol-gel TiO2 pada pelat gelas

Larutan sol-gel diteteskan pada pelat gelas dengan jumlah tetesan sama tiap

pelat gelas, kemudian diratakan menggunakan batang pengaduk sehingga

terbentuk lapisan tipis. Pada pelapisan pertama dioven, kemudian dilapisi kembali

dan dioven lagi. Pada pelapisan ketiga dilakukan kalsinasi dengan furnace.

Kalsinasi ini bertujuan menghilangkan senyawa organik pada TBOT sehingga

tersisa TiO2.

4.3.3 Karakterisasi sol-gel TiO2 menggunakan XRD

Sol-gel TiO2 hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan XRD untuk

mengetahui struktur kristalnya. Berikut adalah perbandingan difraktogram dari

TiO2 standar dengan TiO2 hasil sintesis pada Gambar 4.7 dan 4.8.

Gambar 4.7 Difraktogram TiO2 standar (Aeni dkk, 2014)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 50: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

35

Gambar 4.8 Difraktogram TiO2 hasil sintesis

Titanium dioksida standar yang digunakan sebagai pembanding merupakan TiO2

yang bersifat amorf (aeni dkk, 2014). Dari perbandingan difraktogram yang

dihasilkan dapat disimpulkan bahwa TiO2 hasil sintesis juga bersifat amorf.

4.3.4 Pembuatan Elektroda Kerja

Elektroda kerja dibuat dengan melarutkan senyawa kompleks dengan

pelarut akuabides dengan konsentrasi 10-2 M. Digunakan konsentrasi yang pekat

karena variasi konsentrasi mempengaruhi keluaran arus sel, semakin besar

konsentrasi dan semakin pekat warna sel maka keluaran arus yang dihasilkan juga

besar yang tentunya efisiensinya akan meningkat (Listari dkk, 2010) . Plat kaca

yang telah dilapisi semikonduktor kemudian direndam selama 24 jam kedalam

larutan senyawa kompleks. Perendaman dilakukan selama 24 jam untuk

memperoleh penyerapan yang maksimal.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 51: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

36

4.3.5 Karakterisasi Ikatan antara senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dengan semikonduktor TiO2 dengan FTIR

Karakterisasi ini dilakukan untuk mengetahui ikatan yang terjadi antara Ti

dari semikonduktor dengan senyawa kompleks. Ikatan antara Ti dengan senyawa

kompleks yaitu Ti dengan O pada SO3 dalam senyawa kompleks ini muncul pada

bilangan gelombang 400-600 cm-1 (Nakamoto, 2009). Gambar 4.9 merupakan

perbandingan hasil karakterisasi FTIR antara ligan, senyawa kompleks dan

semikonduktor-senyawa kompleks.

Gambar 4.9.Perbandingan spektra methyl orange, Fe(II)-methyl orange, TiO2- Fe(II)-methyl orange

Pada spektra tersebut ditunjukkan bahwa ikatan antara Ti dengan O terjadi

pada bilangan gelombang 416,62 cm-1. Gambar 4.10 menunjukan prediksi ikatan

yang terjadi antara Ti dari semikonduktor dengan atom O pada senyawa

kompleks.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 52: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

37

Gambar 4.10. Prediksi ikatan Ti dengan O

4.3.6 Pembuatan elektroda pembanding

Elektroda pembanding dibuat dengan mengarsirkan grafit yang terdapat

pada pensil ke permukaan kaca, kemudian dlapisi dengan karbon hasil

pembakaran lilin. Terdapat lapisan hitam pada kaca seperti pada Gambar 4.11

dibawah ini.

Gambar 4.11. Elektroda pembanding

4.3.7 Perangkaian DSSC

Sel DSSC yang akan diukur arus dan voltasenya dibagi menjadi 3

rangakaian. Rangkaian yang hanya menggunakan semikonduktor, rangkaian

semikonduktor dengan senyawa kompleks dan rangkaian semikonduktor dengan

ligan pewarna. Hal ini ditujukan untuk mengetahui perbandingan besarnya hasil

arus dan voltase yang dihasilkan masing masing sel. Plat yang dilapisi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 53: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

38

menggunakan semikonduktor, semikonduktor dengan senyawa kompleks ataupun

semikonduktor dengan ligan pewarna, ditetesi dengan KI dengan jumlah

penetesan sama tiap sel. Kemudian plat ini dijepit dengan elektroda pembanding

menggunakan penjepit kertas. Gambar 4.12 menunjukan rangkaian DSSC serta

perangkaian alatnya.

Gambar 4.12 Rangkaian alat DSSC

4.3.8 Pengukuran Arus DSSC

Pengukuran arus ini dilakukan pada saat matahari sedang terik yaitu pada

pukul 10 pagi sampai dengan pukul 1 siang. Pengukuran ini dilakukan pada jam

yang sama dan dilakukan selama 2 minggu untuk memperoleh hasil yang valid.

Gambar 4.13 merupakan rangkaian DSSC yang digunakan untuk mengukur arus

dan voltase.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 54: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

39

Gambar 4.13 Rangkaian alat pengukuran arus serta voltase DSSC

Tabel 4.5 menunjukan hasil pengukuran arus dengan multimeter selama 2 minggu

dari pukul 10.00 WIB – pukul 13.00 WIB.

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran arus tiap sel DSSC

Hari Ke-

Arus (mA)

Lux TiO2

TiO2 – methyl orange

TiO2 – Fe(II)-methyl orange

1 26 30 34 706

2 28 38 40 679

3 28 38 28 678

4 28 34 36 689

5 30 30 36 696

6 30 32 34 732

7 30 30 36 733

8 30 32 36 734

9 30 36 36 717

10 28 30 35 742

11 30 30 36 751

12 30 38 35 744

13 28 32 35 751

14 30 32 36 752

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 55: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

40

Gambar 4.14 adalah grafik hasil pengukuran arus terhadap hari dengan

multimeter selama 2 minggu.

Gambar 4.14 Kurva pengukuran arus terhadap hari

Arus yang dihasilkan oleh semikonduktor selama 14 hari stabil dari hari ke

hari. Namun arus yang dihasilkan oleh semikonduktor TiO2 ini paling rendah

diantara ketiganya. Sel ke 2 dengan semikonduktor ditambah dengan methyl

orange menunjukan hasil yang naik turun selama 14 hari karena

ketidakstabilannya. Kemudian saat ligan ini disintesis menjadi senyawa kompleks

Fe(II)-methyl orange arus yang dihasilkan lebih tinggi dari rangkaian sel

sebelumnya. Senyawa kompleks ini cenderung lebih stabil dibandingkan dengan

ligan methyl orange selama pengukuran 14 hari, namun pada hari ke 3 terjadi

penurunan yang dapat diakibatkan oleh larutan elektrolit yang telah menguap,

intensitas cahaya yang lebih rendah, atau dapat terjadi pula karena kesalahan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0 5 10 15

Aru

s (m

A)

waktu (hari)

TiO

MO

Fe-MO

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 56: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

41

perakitan alat. Arus tertinggi yang dihasilkan oleh rangkaian sel denagn Fe(II)-

methyl orange yaitu 40 mA.

4.3.9 Pengukuran Voltase DSSC

Pengukuran voltase ini dilakukan pada tiap sel pula yaitu TiO2, TiO2 -

methyl orange, dan TiO2 – Fe(II)-methyl orange. Pengukurannya dilakukan

selama 2 minggu pada pukul 10.00 WIB – pukul 13.00 WIB. Berikut pada Tabel

4.6 ditunjukkan hasil voltase tiap sel selama 2 minggu serta pada Gambar 4.14

adalah grafik pengukurannya.

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran voltase tiap sel DSSC

Hari Ke-

Voltase (V) Lux

TiO2 TiO2 – methyl

orange TiO2 – Fe(II)-methyl orange

1 0,106 0,144 0,208 706

2 0,179 0,276 0,320 679

3 0,123 0,302 0,189 678

4 0,147 0,220 0,157 689

5 0,166 0,148 0,079 696

6 0,149 0,137 0,380 732

7 0,148 0,153 0,311 733

8 0,134 0,141 0,334 734

9 0,145 0,296 0,320 717

10 0,135 0,144 0,253 742

11 0,160 0,153 0,275 751

12 0,160 0,143 0,279 744

13 0,152 0,141 0,272 751

14 0,158 0,137 0,271 752

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 57: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

42

Gambar 4.15 Kurva pengukuran Voltase terhadap hari

Rangkaian sel dengan hanya semikonduktor saja menunjukan hasil voltase

paling rendah namun stabil dari hari ke hari. Sedangkan rangkaian sel dengan

semikonduktor dan ligan methyl orange cenderung tidak stabil, pada hari 1-3

voltasenya cenderung naik kemudian hari ke 4 turun serta pada hari ke 9 naik lagi

dan turun kembali pada hari ke 10. Rangkaian sel dengan semikonduktor dan

senyawa kompleks menunjukan hasil voltase yang paling tinggi dari ketiga sel ini.

Namun pada hari ke 2 sampai 5 menurun, hal ini dapat disebabkan oleh intensitas

cahaya yang rendah. Voltase tertinggi yang diperoleh oleh rangkaian sel dengan

Fe(II)-methyl orange yaitu 0,38 V.

4.3.10 Pengukuran kurva I-V

Pengukuran kurva I-V ini dilakukan dengan cara memberi beban eksternal

pada sel dan kemudian mengukur arus serta voltase yang dihasilkan oleh cahaya

(Kalyanasundaram, 2010).

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0 5 10 15

Volta

se (V

)

waktu (hari)

TiO

MO

Fe-MO

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 58: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

43

Gambar 4.16 Rangkaian alat untuk pengukuran kurva I-V

Hambatan atau beban yang digunakan pada penelitian ini memiliki daya

hambat 100KΩ. Gambar 4.17–4.19 merupakan kurva hasil pengukuran kurva I-V

Gambar 4.17 Kurva I-V Fe(II)-methyl orange

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 59: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

44

Gambar 4.18 Kurva I-V methyl orange

Gambar 4.19 Kurva I-V TiO2

Berdasarkan Gambar 4.17-4.19 didapatkan Jsc yaitu sumbu x dan Voc yaitu

sumbu y. Dari kedua titik ini kemudian dicari luasan yang paling luas dari

perkalian arus dan tegangan untuk menentukan Vmpp dan Impp. Dari data Vmpp

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 60: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

45

dan Impp dapat diperoleh FF dengan cara membagi hasil kali Vmpp dan Impp

dengan hasil kali Voc dengan Isc dan diperoleh FF. Fill Factor (FF) ini kemudian

dikalikan dengan Voc dan Jsc untuk menghasilkan Pmax, Pmax ini kemudian

dibagi dengan hasil konversi luxmeter untuk menhasilkan efisiensi. Efisiensi yang

didapat yaitu Fe(II)-methyl orange 0,24% sedangkan untuk rangkaian sel

semikonduktor saja menghasilkan efisiensi 0,03% dan semikonduktor dengan

ligan methyl orange efisiensinya sebesar 0,16%.

Tabel 4.7 Hasil pengukuran efisiensi masing masing sel

Berdasarkan Tabel diatas efisiensi dari sel DSSC dengan senyawa

kompleks Fe(II)-methyl orange memiliki efisiensi lebih tinggi dari rangkaian sel

lainnya dikarenakan senyawa kompleks ini bersifat ionik serta mengalami

fenomena MLCT yang menyebabkan senyawa kompleks ini bersifat sebagai

pengumpul cahaya.

Tabel 4.8 berikut merupakan perbandingan efisiensi yang didapat oleh

senyawa kompleks dengan logam Fe2+ yang dijadikan sebagai rangkaian sel

DSSC.

Voc (Volt) Jsc (mA/cm2) FF 𝜂%

TiO2 0,06 1,25 0,25 0,03%

methyl orange 0,15 2,25 0,25 0,16%

Fe(II)-methyl orange 0,15 3 0,27 0,24%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 61: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

46

Tabel 4.8 Senyawa kompleks dengan logam Fe2+ yang pernah digunakan sebagai DSSC

Senyawa Kompleks Efisiensi % Referensi

Fe(II)-DABA 3,96 Soliman dkk, 2013

Fe(II)-Bipy 4,33

Fe(II)-bromopyrogallol 0,29 Jayaweera dkk,2001

Fe(II)-congo red 3,32 Mardiana,2014

Fe(II)-naphtol blue black 6,33 Firdaus, 2015

methyl orange 0,16 Penelitian saat ini

Fe(II)-methyl orange 0,24

Senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange memiliki efisiensi yang paling

rendah dari penelitian yang sudah ada. Hal ini dikarenakan semikonduktor yang

digunakan yaitu TiO2 amorf, sehingga belum dapat dipastikan apakah anatase,

rutil ataukah brukit dimana anatase lebih dipilih dalam DSSC karena lebih aktif

secara kimiawi. Namun Senyawa kompleks ini tetap dapat diaplikasikan sebagai

sensitizer karena mampu menghasilkan arus maksimum sebesar 40 mA dengan

tegangan maksimumnya 0,38 V.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 62: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian ini dapat disimpulkan

1. Sintesis senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange dilakukan dengan

perbandingan mol antara logam Fe dengan methyl orange 1:3.

Perbandingan mol ini digunakan sebagai acuan penimbangan, selanjutnya

dilarutkan ke akuabides kemudian dicampur dan direflux.Filtrat disaring

dan dicuci dengan etanol. Dihasilkan senyawa kompleks Fe(II)-methyl

orange berwarna hitam

2. Hasil karakterisasi spektro UV-Vis menunjukan adanya transisi d-d pada

panjang gelombang 420,50 nm dan fenomena charge transfer pada 262,2

nm, hasil Spektra IR nya menunjukan adanya pergeseran ikatan N=N dari

1365,60 cm-1 ke 1396,48 cm-1 serta terbentuknya ikatan Fe-N pada 316,33

cm-1, senyawa kompleks ini bersifat paramagnetik dengan momen magnet

3,9 BM, serta bersifat sebagai senyawa kompleks ionik dilihat dari

konduktifitasnya yang lebih tinggi dari pelarutnya.

3. Senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange terbukti dapat diaplikasikan

sebagai sensitizer pada DSSC dengan menghasilkan arus sebesar 40 mA

dan tegangan 0,38 V dengan efisiensi sebesar 0,24 %.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 63: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

48

5.2 Saran

Penelitian DSSC ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut dengan logam

logam transisi lain dengan ligan ligan yang lain yang mampu menghasilkan nilai

efisiensi yang lebih tinggi. Selain itu model perakitan juga perlu dikembangkan

karena model perakitan alat DSSC ini masih sangat sederhana.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 64: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

DAFTAR PUSTAKA

Aeni, N., Gareso, P.L., Juarlin, E., 2014, Karakteristik sifat optik dan struktur kristal lapisan bilayer ZnO/TiO2 dengan metode spin coating, Departemen Fisika, Universitas Hasanuddin.

Baldenebro-lopez, J., Flores-holguin, N., Castorena-gonzalez, J., & Glossman-mitnik, D., 2013, Journal of Photochemistry and Photobiology A : Chemistry Molecular design of copper complexes as sensitizers for efficient dye-sensitized solar cells, Journal of Photochemistry & Photobiology, A: Chemistry, 267, 1–5.

Carey, F.A., 2010, Organic Chemistry 8th Edition, The McGraw-Hill, USA.

Fagnern N., Letphayakkarat R., Chawengkijwanich C., Gleeson M.P., Koonsaeng N., Sanguanruang S., 2012, Effect of Titanium tetraisopropoxide Concentration on the Photocatalytic Efficiency of Nanocrystalline Thin Film TiO2 Used for the Photodegradation of Textile Dyes, Journal of Physics and Chemistry of Solid, 73: 1483-1486.

Fessenden, R. dan Fessenden, J.,1992, Kimia Organik, edisi ketiga, Erlangga, Jakarta.

Firdaus, A.R., 2015. Sintesis Senyawa Kompleks Fe(II)-Napthol Blue Black Sebagai Sensitizer Pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC), Skripsi, Depatemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Surabaya.

Galindo, E.G., Ariza, M. J., Nieves, F. J. De, & García-salinas, M. J., 2015, Effects of multilayer coating and calcination procedures on the morphology of dye-sensitized solar cell semiconductor photoelectrodes, Thin Solid Films, 590, 230–240.

Guo, Q., Ghadiri, R., Weigel, T., Aumann, A., Gurevich, E.L., Esen, C., Medenbach, O., Cheng, W., Chickov, B., & Ostendorf, A., 2014, Comparison in situ and exsitu methods for synthesis of two photon polymerization polymer nanocomposites, polymers, 6, 2037- 2050.

Gong, J., Liang, J., & Sumathy, K., 2012, Review on dye-sensitized solar cells ( DSSCs ): Fundamental concepts and novel materials, Renewable and Sustainable Energy Reviews, 16(8), 5848–5860.

49

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 65: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

50

Grätzel, M., 2003, Dye-sensitized solar cells, Journal of Photochemistry and Photobiology C: Photochemistry Reviews, 4, 145–153.

Griffiths, R.P., de Haseth, J.A., 2007, Fourier Transform Infrared Spectrometry : Second Edition, John wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey, 2-15.

Hameed, A., Montini, T., & Fornasiero, P., 2009, 5th European Meeting on Solar Chemistry and Photocatalysis : Environmental Application Photocatalytic decolourization of dyes on NiO – ZnO nano-composites, Photochemical and Photobiological Science,8 ,677-682.

Illiya,W., Martak, F., 2011, Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Logam Kobalt(II) dengan 2-feniletilamin, Prosiding TA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Jayaweera P.M., S.S Palayangoda, dan K. Tennakone., 2001, Nanoporous TiO2 solar cells sensitized with Iron (II) complexes of bromopyrogallol red ligand, Photochemistry and Photobiology , 140, 173-177

Kumara, M.S.W., Prajitno, G., 2012, Studi Awal Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Dengan Menggunakan Ekstraksi Daun Bayam (Amaranthus Hybridus L.) Sebagai Dye Sensitizer Dengan Variasi Jarak Sumber Cahaya Pada DSSC, Skripsi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Kalyanasundaram, E. K.., 2010, Dye-Sensitized Solar Cells, EPFL press, Lausanne, Switzerland, 1-9.

Listari, N., 2010, Pewarna Anorganik Dari Kompleks Besi Formazon Sebagai Fotosensitizer Pada Sel Surya Pewarna Tersensitisasi (SSPT), Thesis, Jurusan Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Li, W., Liu, B., Wu, Y., Zhu, S., Zhang, Q., and Zhu,W., 2013, Organic Sensitizers Incorporating 3,4-ethylenedioxythiophene as The Conjugated Bridge : Joint Photophysical and Electrochemical Analysis of Photovoltaic Performance, Dye and Pigment 99, 01,176-184.

Mardiana, D.E., 2014. Sintesis Senyawa Kompleks Fe(II)-Congo Red Sebagai Dye Sensitized Solar Cell (DSSC), Skripsi, Depatemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Surabaya.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 66: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

51

Miessler, G.L., Fischer,P.j., Tarr,D.A., 2014, Inorganic Chemistry, library of congress cataloging, New York: Pearson Education.

Mills, L.M., Nyasulu, F., Barlag, R., 2014, Magnetic Susceptibility of Coordination Compounds in the General Chemistry Laboratory, Journal of Laboratory Chemical Education, Ohio University, Athens.

Mohammed, H. H., Mageed, Z. N., & Najim, M., 2013. Synthesis and biological activity study of 1-[4, 5, 6, 7-tetrahydro-1, 3-benzothiazol-(2-yldiazenyl)]-2-naphthol complexes, American Journal of Applied Chemistry.5, 92–99.

Nakamoto, 2009, Infrared And Raman Spectra Of Inorganic And Coordination Compouds, 6th edition, Canada.

Setyawati, H., 2007, Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Koordinasi Inti Ganda Besi(III)-Fenantrolin Menggunakan Ligan Jembatan CNS-, Skripsi, Jurusan Kimia, Universitas Airlangga, Surabaya.

Soliman, A.A., Amin, M.A., El-sherif, A.A., Ozdemir, S., Varlikli, C., Zafer, C, 2013, Synthesis and characterization of novel series of Fe(II)-mixed ligand complexes, involving 2,2'-bipyridyl ligand, Dyes and Pigments.

Sugathan, V., John, E., & Sudhakar, K., 2015, Recent improvements in dye sensitized solar cells : A review, Renewable and Sustainable Energy Reviews, 52, 54–64.

Shalini, S., Balasundara, R., Prasanna, S., Mallick, T. K., & Senthilarasu, S., 2015, Review on natural dye sensitized solar cells : Operation , materials and methods, Renewable and Sustainable Energy Reviews, 51, 1306–1325.

Wardiyati, S., Hasnah, S., Fisli, A., & Kerja, C., 2012, Dekolorisasi Limbah Industri Batik Menggunakan Proses Fenton dan Foto Fenton , Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir, Tangerang Selatan, 131–135.

Yum, J., Humphry-baker, R., Zakeeruddin, S. M., Nazeeruddin, M. K., & Grätzel, M., 2010, Effect of heat and light on the performance of dye-sensitized solar cells based on organic sensitizers and nanostructured TiO 2, Nano Today, 5, 91-98.

Wang, W., Yang, S., 2010, Photocatalytic degradation of organic dye methyl orange with phosphotungstic acid, water resource and protection, 2, 979-983.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 67: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

52

Wu, G., Kaneko, R., Zhang, Y., Shinozaki, Y., Sugawa, K., Islam, A., Otsuki, J. ,2016, Neutral and anionic tetrazole-based ligands in designing novel ruthenium dyes for dye-sensitized solar cells, Journal of Power Sources, 307, 416–425.

Zahro, K., Effendy., Fariati., 2010, Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks dari Perak (I) Nitrit dengan Ligan Campuran Trifenilfosfina dan Tiourena, Prosiding Seminar Nasional Sains 2010, Jurusan Kimia, Universitas Negeri Malang, Malang.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 68: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pembuatan larutan induk methyl orange 10-3 M 100 mL

𝑀 = 𝑚𝑀𝑟

× 1000𝑉

10−3 = 𝑚

327,33 ×

1000100

327,33 × 10−3 = 10 × 𝑚

𝑚 = 0,0327 𝑔𝑟𝑎𝑚

Pembuatan larutan induk Fe2+ 10-3 M 100 mL

𝑀 = 𝑚𝑀𝑟

× 1000𝑉

10−3 = 𝑚

392 ×

1000100

392 × 10−3 = 10 × 𝑚

𝑚 = 0,0392 𝑔𝑟𝑎𝑚

Pembuatan larutan kerja methyl orange 5 x 10-5 M 100 mL

𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2

5.10−5 × 100 = 10−3 × 𝑉

5.10−3 = 10−3 × 𝑉

𝑉 = 5 𝑚𝑙

Pembuatan larutan kerja Fe2+ 5 x 10-5 M 100 mL

𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2

5.10−5 × 100 = 10−3 × 𝑉

5.10−3 = 10−3 × 𝑉

𝑉 = 5 𝑚𝑙

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 69: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

Lampiran 2

Spektra UV-Vis

• Spektrum logam Fe(II) 10-5 M di daerah 200-800 nm

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 70: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

• Spektrum ligan methyl orange 10-5 di daerah 200-800 nm

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 71: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

• Spektrum senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange di daerah 200-800 nm

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 72: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

• Penentuan stoikiometri Fe(II)-methyl orange 5x10-5 M dengan metodeperbandingan mol

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 73: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

Lampiran 3

Karakterisasi dengan FTIR

• Spektra FTIR ligan methyl orange

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 74: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

• Spektra FTIR senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 75: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

• Spektra FTIR TiO2 dengan Fe(II)-methyl orange

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 76: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

Lampiran 4

Karakterisasi momen magnet dengan MSB

• Penentuan momen magnet logam Fe(II)

Cbalance L (cm) R0 R1 M0 (g) M1 (g) T (K)

3,39 2 cm -233 114 0,8056 g 0,8786 g 302 K

Xg = Cbal . l . (R1 – R0) 109 . ( m1 – m2)

= 3,39 . 2 . (114 – (-233)) 109 . ( 0,8056 – 0,8786)

= 2352,66 7,3 . 107

= 3,22 . 10-5

Xm = Xg . Mr

= 3,22 . 10-5 . 392

= 0,0126

𝜇Reff = 2,82 . √𝑋𝑚 . 𝑇 BM

= 2,82 . √0,0126 . 302 BM

= 5,5 BM

Dari hasil analisis diatas, didapat momen magnet sebesar 5,5 BM. Dapat

dikatakan bahwa logam Fe bersifat feromagnetik

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 77: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

• Penentuan momen magnet ligan methyl orange

Cbalance L (cm) R0 R1 M0 (g) M1 (g) T (K)

3,39 1,7 cm -234 -236 0,8074 g 0,8459 g 302 K

Xg = Cbal . l . (R1 – R0) 109 . ( m1 – m2)

= 3,39 . 1,7 . (-236 – (-234)) 109 . ( 0,8074 – 0,8459)

= -11,526 3,85 . 107

= -2,99 . 10-7

Xm = Xg . Mr

= -2,99 . 10-7 . 327

= -9,79 . 10-5

𝜇Reff = 2,82 . √𝑋𝑚 . 𝑇 BM

= - BM

Dari hasil analisis diatas, dapat dikatakan bahwa ligan methyl orange

bersifat diamagnetik

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 78: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

• Penentuan momen magnet senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange

Cbalance L (cm) R0 R1 M0 (g) M1 (g) T (K)

3,39 1,6 cm -233 -126 0,8055 g 0,8709 g 302 K

Xg = Cbal . l . (R1 – R0) 109 . ( m1 – m2)

= 3,39 . 1,6 . (-233 – (-126)) 109 . ( 0,8055 – 0,8709)

= 580,368 6,54 . 107

= 8,87 . 10-6

Xm = Xg . Mr

= 8,87 . 10-6 . 719

= 6,37. 10-3

𝜇Reff = 2,82 . √𝑋𝑚 . 𝑇 BM

= 2,82 . √0,00637 . 302 BM

= 3,91 BM

Dari hasil analisis diatas, didapat momen magnet sebesar 5,5 BM. Dapat

dikatakan bahwa senyawa kompleks Fe(II)-methyl orange bersifat feromagnetik

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 79: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

Lampiran 5

Difraktogram XRD

• Difraktogram TiO2 standar

• Difraktogram TiO2 Sintesis

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 80: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

Lampiran 6

Pengukuran Kurva I - V

• Perhitungan Efisiensi TiO2

Lux Impp Vmpp Isc Voc Jsc FF Pmax Plux Efisiensi 671 1,25 0,06 5 0,06 1,25 0,25 0,01875 53,009 0,353714

FF = 𝑉𝑚𝑝𝑝 . 𝐼𝑚𝑝𝑝

𝑉𝑜𝑐 . 𝐼𝑠𝑐

= 0,06 𝑥 1,250,06 𝑥 5

= 0,0750,3

= 0,25

Pmax = Voc x Jsc x FF

= 0,06 x 1,25 x 0,25

= 0,0187

Plux = (lux) x 0,00079 x 100

= 671 x 0,0079 x 100

= 53,009

Ƞ (%) = 𝑃𝑚𝑎𝑥𝑃𝑙𝑢𝑥

𝑥 100%

= 0,018753,009

𝑥 100%

= 0,035 %

• Perhitungan Efisiensi Ligan methyl orange

Lux Impp Vmpp Isc Voc Jsc FF Pmax Plux Efisiensi 635 2,25 0,15 9 0,15 2,25 0,25 0,084375 50,165 0,168195

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 81: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

FF = 𝑉𝑚𝑝𝑝 . 𝐼𝑚𝑝𝑝

𝑉𝑜𝑐 . 𝐼𝑠𝑐

= 0,15 𝑥 2,250,15 𝑥 9

= 0,33751,35

= 0,25

Pmax = Voc x Jsc x FF

= 0,15 x 2,25 x 0,25

= 0,0844

Plux = (lux) x 0,0079 x 100

= 635 x 0,0079 x 100

= 50,165

Ƞ (%) = 𝑃𝑚𝑎𝑥𝑃𝑙𝑢𝑥

𝑥 100%

= 0,084450,165

𝑥 100%

= 0,16 %

• Perhitungan Efisiensi Senyawa Kompleks Fe(II)-methyl orange

Lux Impp Vmpp Isc Voc Jsc FF Pmax Plux Efisiensi 636 3,25 0,15 12 0,15 3 0,270833 0,121875 50,244 0,2425663

FF = 𝑉𝑚𝑝𝑝 . 𝐼𝑚𝑝𝑝

𝑉𝑜𝑐 . 𝐼𝑠𝑐

= 0,15 𝑥 3,250,15 𝑥 12

= 0,48751,8

= 0,2708

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.

Page 82: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA SINTESIS …repository.unair.ac.id/54199/13/MPK 37-16 Had s SKRIPSI-min.pdf · maksimumnya 420,50 nm dan 262,00 nm. Ikatan dalam senyawa kompleks

Pmax = Voc x Jsc x FF

= 0,15 x 3 x 0,2708

= 0,1219

Plux = (lux) x 0,0079

= 636 x 0,0079 x 100

= 50,244

Ƞ (%) = 𝑃𝑚𝑎𝑥𝑃𝑙𝑢𝑥

𝑥 100%

= 0,121950,244

𝑥 100%

= 0,24 %

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI ... MUHAMAD S. H.