Adl
-
Upload
anggit-marga -
Category
Documents
-
view
186 -
download
2
Transcript of Adl
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemandirian adalah ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat
dirinya secara mandiri, yang dikerjakan seseorang sehari-harinya dengan perannya sebagai
pribadi dalam keluarga dan masyarakat. Semuanya dilakukan dengan keputusan sendiri
dalam rangka memenuhi kebutuhannya.1
Istilah Activity Daily Living (ADL) mencakup perawatan diri (seperti berpakaian, makan
& minum, toileting, mandi, berhias, juga menyiapkan makanan, memakai telfon, menulis,
mengelola uang dan sebagainya) dan mobilitas (seperti berguling di tempat tidur, bangun dan
duduk, transfer/bergeser dari tempat tidur ke kursi atau dari satu tempat ke tempat lain.2
Pengkajian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan atau besarnya
bantuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.Pengukuran kemandirian ADL akan
lebih mudah dinilai dan dievaluasi secara kuantitatif denagn sistem skor yang sudah banyak
dikemukakan oleh berbagai penulis ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan
dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan &
minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan
buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan
kemampuan mobilitas.2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi Activity Daily Living
2. Apakah faktor yang mempengaruhi ADL
3. Bagaimanakah Pengukuran ADL
2
1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan definisi, etiologi, dan patofisologi dari vertigo
2. Mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi ADL
3. Mampu menjelaskan pengukuran ADL
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Activity Daily Living (ADL) adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari.
ADL merupakan aktivitas pokok pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi antara lain : ke
toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi, dan berpindah tempat . ADL adalah aktifitas
perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
hidup sehari-hari . ADL adalah ketrampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki
seseorang untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan seseorang sehari-harinya
dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan perannya sebagai pribadi dalam
keluarga dan masyarakat.2
2.2 Macam – Macam ADL
2.2.1 ADL Dasar
Sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk
merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga
yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar
ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas.2
2.2.2 ADL Instrumental
ADL yang berhubungan dengan penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan sehari-
hari seperti menyiapkan makanan, menggunakan telefon, menulis, mengetik, mengelola uang
kertas ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki
seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi,
berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam
kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas.2
4
2.2.3 ADL Vokasional
ADL yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan sekolah. Vokasional adalah
kemampuan dalam melakukan eksplorasi terhadap masalah pendidikan dan pekerjaan,
penilaian terhadap kemampuan diri yang dikaitkan dengan masalah pekerjaan, perencanaan
masalah pekerjaan, pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan.2
2.2.4 ADL Non Vokasional
ADL yang bersifat rekreasional, hobi, dan mengisi waktu luang.2
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ADL
ADL terdiri dari aspek motorik yaitu kombinasi gerakan volunter yang terkoordinasi
dan aspek propioseptif sebagai umpan balik gerakan yang dilakukan.2
ADL dasar dipengaruhi oleh :
1. ROM sendi
2. Kekuatan otot
3. Tonus otot
4. Propioseptif
5. Persepti visual
6. Kognitif
7. Koordinasi
8. Keseimbangan (Sugiarto,2005)
5
Faktor yang mempengaruhi penurunan Activities Daily Living adalah 3,4,5,6:
1) Kondisi fisik misalnya penyakit menahun, gangguan mata dan telinga
2) Kapasitas mental
3) Status mental seperti kesedihan dan depresi
4) Penerimaan terhadap fungsinya anggota tubuh
5) Dukungan anggota keluarga
6) Usia
2.5 Cara Pengukuran ADL
ADL mencakup kategori yang sangat luas dan dibagi-bagi menjadi sub kategi atau
domain seperti berpakaian, makan minum, toileting/higieni pribadi, mandi, berpakaian,
transfer, mobilitas, komunikasi, vokasional, rekreasi, instrumental ADL dasar, sering disebut
ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya
meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan
kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam
kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas 2,3,7,8
Pengkajian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan atau besarnya
bantuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.Pengukuran kemandirian ADL akan
lebih mudah dinilai dan dievaluasi secara kuantitatif denagn sistem skor yang sudah banyak
dikemukakan oleh berbagai penulis ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan
dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan &
minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan
6
buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan
kemampuan mobilitas. 2,9
2.5.1 Indeks Barthel
Indeks Barthel (IB) mengukur kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan
mobilitas. Mao dkk mengungkapkan bahwa IB dapat digunakan sebagai kriteria dalam
menilai kemampuan fungsional bagi pasien-pasien yang mengalami gangguan keseimbangan,
terutama pada pasien pasca stroke.2,9,10,11
IB tidak mengukur ADL instrumental, komunikasi dan psikososial. Item-item dalam
IB dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan oleh
pasien. IB merupakan skala yang diambil dari catatan medik penderita, pengamatan langsung
atau dicatat sendiri oleh pasien. Dapat dikerjakan dalam waktu kurang dari 10 menit.2
Indeks Barthel juga digunakan untuk mengkaji kemampuan pasien merawat diri
mereka sendiri, namun pokok-pokoknya ditekankan untuk jumlah bantuan fisik yang
akan diperlukan bila pasien takmampu melakukan fungsi yang diberikan. Dalam suatu
penyelidikan pada suatu unit perawatan pasien dengan gangguan neuromuskular,
indeks Barthel digunakan untuk mendokementasikan perbaikan-perbaikan yang terjadi.
Pasien yang tidak mampu memperbaiki angka perolehan hasil indeks ini, dipercaya memiliki
kemungkinan penyembuhan yang buruk.1,2
Saat indeks Barthel dipergunakan untuk mengkaji kebutuhan akan pelayanan kun-
jungan rumah dalam suatu penyelidikan, maka nilai perolehan angka hasil akan
berkoreiasi dengan jumlah aktivitas yang dapat dilakukan pasien secara mandiri. Pasien
yang mendapatkan angka hasil kurang dari 60 pada indeks Barthel, paling banyak hanya
mampu melaksanakan 10 AKS dan tugas-tugas IAKS. Perolehan angka hasil kurang dari
7
60 berasosiasi dengan adanya kebutuhan akan bantuan saat makan, mandi, mencuci,
berpakaian, toileting, berpindah tempat, mengerjakan pekerjaan rumah tanggga, dan
mempersiapkan makanan.4,5,6
Indeks Barthel mungkin bisa menjadi indikator yang baik untuk mengkaji ada
tidaknya kebutuhan akan dukungan-dukungan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan
sehari – hari.2
Tabel 2.1.Indeks Barthel
NoItem yang di nilai
Dibantu Mandiri
1. Makan (bila makanan harus dipotong-potong dulu = dibantu)
5 10
2. Transfer dari kursi roda ke tempat tidur dan kembali (termasuk duduk di bed)
0 – 10 15
3 Higiene personal (cuci, menyisir, bercukur jenggot, menggosok gigi)
0 5
4 Naik dan turun closet/ WC (melepas atau memakai pakaian, cawik, menyiram WC)
5 10
5 Mandi 0 5
6 Berjalan di permukaan datar(atau bila tidak dapat berjalan, dapat mengayuh kursi roda sendiri)
10 15
7 Naik dan turun tangga 5 108 Berpakaiaan (termasuk memakai
tali sepatu,menutup resleting)5 10
9 Mengontrol anus 5 1010 Mengontrol kandung kemih 5 10
IB sudah dikenal secara luas, memiliki kehadalan dan kesahian yang tinggi. Shah
melaporkan koefisien konsisten internal alfa 0,87 sampai 0,92 yang menunjukkan kehandalan
intra dan inter-rater yang sangat baik. Wartski dan Green menguji 41 pasien dengan interval 3
minggu, ternyata hasilnya sangat konsisten. Ada 35 pasien yang skornya turun 10 poin.
Collin dkk meneliti konsistensi laporan sendiri dan laporan perawat, didasarkan pengamatan
8
klinis, pemeriksaaan dari perawat dan pemeriksaan dari fisioterapis. Ternyata koefisien
konkordasi (kesesuaian) dari Kendall menunjukkan angka 0,93 yang berarti pengamatan
berulang dari orang yang berbeda akan menghasilkan kesesuaian yang sangat memadai.2
Wade melaporkan kesahian IB yang dibuktikan dengan angka korelasi 0,73 dan 0,77
dengan kemampuan motorik dari 976 pasien stroke. Kesahihan prediktif IB juga terbukti
baik. Pada penelitian dengan stroke, persentase meninggal dalam 6 bulan masuk rumah sakit
turun secara bermakna bila skor IB tinggi saat masuk rumah sakit.2
Intepretasi yang paling banyak digunakan adalah menurut Shah dkk karena telah dikenal luas
dan cukup rinci untuk mengetahui tingkat kemandirian seseorang dalam melakukan ADL
(Sugiarto,2005).
Tabel 2.2.Penilaian Skor IB
Penulis Interpretasi
Shah dkk 0-20 Dependen Total
21-60 Dependen Berat
61-90 Dependen Sedang
91-99 Dependen Ringan
100 Independen/Mandiri
Lazar dkk 10-19 Dependen Perawatan
20-59 Perawatan diri, dibantu
60-79 Kursi roda, dibantu
9
80-89 Kursi roda, independen/mandiri
90-99 Ambulatori, dibantu
100 Independen/Mandiri
Granger
0-20 Dependen Total
21-40 Dependen Berat
41-60 Dependen Sedang
61-90 Dependen Ringan
91-100 Mandiri
2.5.2 Indeks Katz
Indeks katz merupakan instrument sederhana yang digunakan untuk menilai
kemampuan fungsional ADL, dapat juga untuk meramalkan prognosis dari berbagai macam
penyakit pada lansia. Adapun aktivitas yang dinilai adalah Bathing, Dressing, Toileting,
transferring, continence dan feeding, dengan penilaian 2,4,7:
1.Bathing
Mandiri: memerlukan bantuan hanya pada satu bagian tubuh atau dapat melakukan
seluruhnya sendiri.
Tergantung:memerlukan bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh atau tidak dapat
mandi sendiri
10
2. Dressing
Mandiri: menaruh, mengambil, memakai dan menanggalkan pakaian sendri serta
menalikan sepatu sendiri.
Tergantung: tidak dapat berpakaian sebagian.
3. Toileting
Mandiri: pergi ke toilet, duduk sendiri di kloset, memakai pakaian dalam,
membersihkan kotoran.
Tergantung: mendapat bantuan orang lain
4. Transferring
Mandiri: berpindah dari dan ke tempat tidur, dari dank e tempat
duduk(memakai/tidak memakai alat Bantu)
Tergantung: tidak dapat melakuakan sendiri dengan /bantuan
5. Continence
Mandiri: dapat mengontrol BAB/BAK
Tergantung: tidak dapat mengontrol sebagian atau seluruhnya dengan bantuan manual
atau kateter
6. Feeding
Mandiri: mengambil makanan dari piring atau yang lainnya dan mmasukkan ke dalam
mulut (tidak termasuk kemampuan memotong daging dan menyiapkan makanan
seperti mengoleskan mentega pada roti)
11
Tergantung: memelukan bantuan untuk makan atau tidak dapat makan sendiri secara
parenteral.
Dari kemampuan melaksanakan 6 aktivitas dasar tersebut, kemudian di klasifikasikan
menjadi 7 tahapan, dan disebut sesuai dengan aktivitas yng bias dikerjakan sendiri. Tahapan
aktivitas diatas kemudian disebut dengan Indeks Katz secara berurutan2:
Indeks Katz A : mandiri untuk 6 aktivitas
Indeks Katz B : mandiri untuk 5 aktivitas
Indeks Katz C : mandiri, kecuali bathing dan satu fungsi lain
Indeks Katz D : mandiri, kecuali bathing, dressing dan 1 fungsi lain
Indeks Katz E : mandiri, kecuali bathing, dressing, toileting dan satu fungsi lain
Indeks Katz F : mandiri, kecuali bathing, dressing, toileting, transferring dan satu fungsi lain
Indeks Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 aktivitas
2.5.3 Fungsional Kemerdekaan Ukur (FIM)
FIM memiliki 18 item, tujuh dari skala ordinal. FIM berguna untuk pengukuran dan
perkembangangan data pada hasil kecacatan dan rehabilitasi. FIM terus mengalami
perkembangan dari skala terakhir 36 skala penilaian fungsional yang dipublikasikan dab telah
dilaporkan secara luas. Dikelompokkan menjadi 2 sub-skala - motorik dan kognisi. Motorik
meliputi makanan, berdandan, mandi, memakai baju bagian atas, memakai baju bagian
bawah, toileting, manajemen kandung kemih, manajemen anus, transfer - tempat tidur /
kursi / kursi roda, transfer – toilet, transfer - bath / shower, berjalan / memakai kursi roda,
menaiki tangga. Sosial dan kognisi meliputi pemahaman, ekspresi, interaksi sosial,
pemecahan masalah, daya ingatan.9,10,11,12
12
Setiap item diskor pada 7 titik skala ordinal mulai dari skor 1 dengan skor 7. Semakin
tinggi skor, semakin independen pasien dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan
item tersebut.10,12
1 - Bantuan Total dengan pembantu
2 - Bantuan maksimal dengan pembantu
3 - Bantuan Sedang dengan pembantu
4 - Bantuan Minimal dengan pembantu
5 - Pengawasan atau setup dengan pembantu
6 - Modifikasi kemerdekaan tanpa penolong
7 - kemerdekaan Lengkap dengan tidak ada helper
FIM ini dimaksudkan untuk menjadi sensitif terhadap perubahan dalam individu
selama program rehabilitasi medis rawat inap. FIM dapat dilakukan dalam waktu sekitar 20-
30 menit dalam konferensi, melalui pengamatan, atau dengan wawancara telepon. Analisis
Rasch mendefinisikan dua dimensi FIM, berlabel motorik dan kognitif. Hal ini dirancang
untuk menilai bidang disfungsi dalam kegiatan yang biasanya terjadi pada individu dengan
neurologis progresif, reversibel atau tetap, muskuloskeletal dan gangguan lainnya. Salah satu
keterbatasan relatif menggunakan FIM dalam mengevaluasi korban TBI adalah bahwa hal itu
tidak diagnosis spesifik. Meskipun terbukti andal dan valid, skala memiliki sedikit kognitif,
perilaku, dan komunikasi barang fungsional terkait yang relevan dengan menilai orang
dengan TBI.10,12
13
Skor total untuk FIM item motorik antara 13 dan 91. Skor total untuk FIM sosial
kognisi antara 5 dan 35. Skor total untuk instrumen FIM jumlah motorik dan kognitif antara
18 dan 126.9,10,11
2.6 Perbandingan Indek ADL
Tabel 2.3. Perbandingan indeks ADL
SkalaDeskripsi dan
jenis skala
Kehandalan, kesahihan dan
sensitivitas
Waktu dan Pelaksanaan
Komentar
Indeks Barthel Skala ordinal dengan skor 0 (total dependen) - 100 (total independen) : 10 item: makan, mandi, berhias, berpakaian, kontrol kandung kencing dan kontrol anus, toleting ,transfer kursi atau tempat tidur, mobilitas dan naik tangga.
Sangat handal dan sahih, dan cukup sensitif.
Pengamatan oleh dokter: kurang dari 10 menit, sangat sesuai untuk skrining, penilaian formal, pemantauan dan pemeliharaan terapi.
Skala ADL yang sudah diterima secara luas, kehandalan dan kesahihan sangat baik.
Indeks Katz Penilaian sikotomi dengan urutan dependensi yang hiraikis: mandi, berpakaian, toileting, transfer, kontinensi, dan makan. Penilaian dari A (mandiri pada keenam item) sampai G (dependen pada keenam item).
Kehandalan dan kesahihan cukup, kisaran AKS sangat terbatas (6 item).
Pengamatan oleh dokter : kurang dari 10 menit, sangat sesuai untuk skrining, penilaian formal, pemantauan dan pemeliharaan terapi.
Skala ADL yang sudah diterima secara luas, kehandalan dan kesahihan cukup, menilai ketrampilan dasar, tetapi tidak menilai berjalan dan naik tangga.
FIM (Functional Independence Measure)
Skala ordinal dengan 18 item, 7 level dengan skor berkisar antara 18 – 126, area yang d evaluasi : perawatan diri, kontrol sfingter, transfer, lokomosi, komunikasi, dan kognitif sosial.
Kehandalan dan kesahihan baik, sensitif dan dapat mendeteksi perubahan kecil dengan 7 level.
Pengamatan oleh dokter : kurang dari 20 menit, sangat sesuai untuk skrining, penilaian formal, pemantauan dan pemeliharaan terapi, serta evaluasi program.
Skala ADL yang sudah diterima secara luas. Pelatihan untuk petugas pengisi lebih lama karena item banyak.
14
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa indeks barthel handal, sahih, dan cukup sensitif,
pelaksanaannya mudah, cepat (dalam waktu kurang dari 10 menit), dari pengamatan langsung
atau dari catatan medik penderita, lingkupnya cukup mewakili ADL dasar dan mobilitas ADL
dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk
merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga
yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar
ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas.2
15
BAB III
PENUTUP
Ringkasan
Activity Daily Living (ADL) adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari.
ADL merupakan aktivitas pokok pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi antara lain : ke
toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi, dan berpindah tempat . (Hardywinito &
Setiabudi, 2005).
Pengukuran ADL penting untuk menentukan kemandirian seseorang, mengevaluasi
perkembangan dari terapi maupun rehabilitasi medik. Pengukuran dapat digunakan dengan
beberapa indek antaralain, indek Barthel, indek Katz, atau FIM. Perbandingan ketiga indek
menyimpulkan bahwa indek barthe lebih baik di bandingkan dengan indek Katz dan FIM.
16
DAFTAR PUSTAKA
1) Riwanti Yuliami. 2006. Pengaruh Depresi Pada Awal Stroke (Minggu I) Terhadap
Waktu Perbaikan Deficit Neurologi Penderita Stroke Non Hemoragik Di RSUP Dr.
Kariadi Semarang. Semarang : UNDIP.
2) Sugiarto, Andi. 2005. Penilaian Keseimbangan Dengan Aktivitas Kehidupan Sehari-
Hari Pada Lansia Dip Anti Werdha Pelkris Elim Semarang Dengan Menggunakan
Berg Balance Scale Dan Indeks Barthel. Semarang : UNDIP.
3) Misbach J. 2007. Stroke Aspek Diagnosis Patofisiologi Dan Manajemen. Jakarta:
FKUI
4) Mardi Susanto. 2008. Tatalaksana Depresi Pasca Stroke Majalah Kedokteran
Indonesia Volum: 58, nomor: 3, Maret. Jakarta : Departemen Psikiatry RS
Persahabatan
5) Lumbantobing. 2004. Neurogeriatri. Jakarta:FKUI
6) Kapplan, Sadock, BJ. 2005. Comprehensive Textbook Of Psychiatry,6th Ed. USA :
Lippincott.
7) American Psychiatric. 2004. Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders
Fouth Edition. Washington DC: American Psychiatric Association
8) Martono, hadi & kris pranarka. 2009. Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut).
Jakarta : FK UI
9) Bethesda Stroke. 2005. Stroke Depression. Portugal : Journal of Psychiatry
Neuroscience Vol.31
10) Hawari, Dadang. 2006. Manajemen Stress, Cemas, Dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru
17
11) BJ, Sadock VA. 2009. Comprehensive Textbook Of Psychiatry, 7th ed, Philadelphia:
Williams & Wilkins
12) Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes Neurologi. Jakarta: Erlangga