Adl

14
nursing is my soul Jumat, 11 Mei 2012 ASKEP KLIEN DGN GANGGUAN AKTIVITAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN AKTIVITAS DAN LATIHAN A. KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Adapun sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas antara lain: tulang, otot dan tendon, ligamen, sistem saraf dan sendi. Latihan atau olahraga lansia harus dianjurkan untuk mempertahankan dan memperkuat kemampuan fungsi dan meningkatkan perasaan meningkatnya kesehatan. Latihan atau olahraga yang teratur untuk meningkatkan kemampuan fungsi dapat dimasukkan ke dalam aktivitas sehari-hari lansia. Misalnya, pergelangan tangan dan pergelangan kaki dapat digerak-gerakkan. Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya. Jenis mobilitas antara lain: 1) Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf

Transcript of Adl

nursing is my soulJumat, 11 Mei 2012ASKEP KLIEN DGN GANGGUAN AKTIVITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENDENGAN GANGGUANAKTIVITAS DAN LATIHAN

A.KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Adapun sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas antara lain: tulang, otot dan tendon, ligamen, sistem saraf dan sendi. Latihan atau olahraga lansia harus dianjurkan untuk mempertahankan dan memperkuat kemampuan fungsi dan meningkatkan perasaan meningkatnya kesehatan. Latihan atau olahraga yang teratur untuk meningkatkan kemampuan fungsi dapat dimasukkan ke dalam aktivitas sehari-hari lansia. Misalnya, pergelangan tangan dan pergelangan kaki dapat digerak-gerakkan. Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.Jenis mobilitas antara lain:1)Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.2)Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mam.pu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sesnsorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:a)Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada system musculoskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.b)Mobilitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya system saraf yang reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomilitis karena terganggunya system saraf motorik dan sensorik.Faktor yang mempengaruhi mobilitas seseorang antara lain:a)Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari.b)Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan mobilitas karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh.c)Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan, contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena budaya dan adat dilarang beraktivitas.d)Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan mobilitas.e)Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak bebas karena kondisi yang menggangu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak beratdisertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya.

Jenis imobilitas antara lain:1)Imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan.2)Imobilitas intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya piker, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.3)Imobilitas emosional, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri.4)Imobilisasi sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

Dampak dari imobilitas dalam tubuh dapat mempengaruhi system tubuh, seperti perubahan pada metabolisme, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan pengubahan zat gizi, gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan system pernafasan, perubahan kardiovaskular, perubahan system musculoskeletal, perubahan system integumen, perubahan eliminasi, dan perubahan perilaku.

B.NILAI-NILAI NORMAL1)Kategori tingkat kemampuan aktivitasTingkat Aktivitas/MobilitasKategori

0Mampu merawat sendiri secara penuh

1Memerlukan penggunaan alat

2Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain

3Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan

4Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan

2)Rentang gerak (range of motion-ROM)Gerak SendiDerajat Rentang Normal

BahuAdduksi: gerakan lengan ke lateral dari posisi sampiong ke atas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh.180

SikuFleksi: angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju bahu.150

Pergelangan tanganFleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam lengan bawah.80-90

Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi80-90

Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin70-90

Abduksi: tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas.0-20

Adduksi: tekuk pergelangan tangan ke arah kelingking telapak tangan menghadap ke atas.30-50

Tangan dan jariFleksi: buat kepalan tangan90

Ekstensi: luruskan jari90

Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin30

Abduksi: kembangkan jari tangan20

Adduksi: rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi20

3)Derajat kekuatan ototSkalaPersentase Kekuatan Normal (%)Karakteristik

00Paralisis sempurna

110Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat

225Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan

350Gerakan yang normal melawan gravitasi

475Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal

5100Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh

C.HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas dan imobilitas adalah sebagai berikut:1.Riwayat keperawatan sekarangPengkajian ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi gangguan kebutuhan aktivitas dan latihan.2.Riwayat keperawatan penyakit yang pernah dideritaPengkajian ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas.3.Kemampuan fungsi motorikPengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastic.4.Kemampuan mobilitasPengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.5.Kemampuan rentang gerakPengkajian ini dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.6.Perubahan intoleransi aktivitasPengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada system pernafasan, antara lain: suara nafas, analisa gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Sedangkan yang berhubungan dengan perubahan system kardiovaskuler, seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi.7.Kekuatan otot dan gangguan koordinasiKekuatan otot dapat dikaji secara bilateral atau tidak.8.Perubahan fisiologisPengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-lain.

II.DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL MENURUT NANDA1.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur tulang akibat fraktur, dan nyeri.2.Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (neglected fraktur tibia fibula dekstra)3.Kurangnya perawatan diri(self care deficit): toileting, bathing, dressing/grooming,feedingberhubungan dengan gangguan muskuloskeletal, dan kelemahan.

III.PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN1Gangguan mobilitas fisikDefinisi :Keterbatasan dalam kebebasan untuk pergerakan fisik tertentu pada bagian tubuh atau satu atau lebih ekstremitasBatasan karakteristik:-Postur tubuh yang tidak stabil selama melakukan kegiatan rutin harian-Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar-Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik halus-Keterbatasan ROM-Usaha yang kuat untuk perubahan gerakFaktor yang berhubungan :-Kurang pengetahuan tentang kegunaan pergerakan fisik-Tidak nyaman, nyeri-Kerusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler-Intoleransi aktivitas/penurunan kekuatan dan staminaNOC :vMobility LevelvSelf care : ADLsvTransfer performanceKriteria Hasil :vKlien meningkat dalam aktivitas fisikvMengerti tujuan dari peningkatan mobilitasvMemverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindahvMemperagakan penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)

NIC :Exercise therapy : ambulationMonitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihanAjarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasiKaji kemampuan pasien dalam mobilisasiLatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuanDampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan

2Nyeri akut

Definisi :Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

Batasan karakteristik :-Laporan secara verbal atau non verbal-Fakta dari observasi-Gerakan melindungi-Tingkah laku berhati-hati-Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)-Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)-Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Faktor yang berhubungan :Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)NOC :vPain Level,vPain control,vComfort levelKriteria Hasil :vMampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)vMelaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyerivMampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)vMenyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurangvTanda vital dalam rentang normal

NIC :Pain ManagementLakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasiObservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamananGunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasienEvaluasi pengalaman nyeri masa lampauEvaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampauBantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukunganKurangi faktor presipitasi nyeriAjarkan tentang teknik non farmakologiEvaluasi keefektifan kontrol nyeriTingkatkan istirahatKolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasilMonitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

3.Kurangnya perawatan diri(self care deficit)NOC:Perawatan diri ADLKriteria hasil:vKlien secara mandiri mampu makan, berganti pakaian, toileting, mandi, merawat diri, menjaga kebersihan diri dan menjaga kebersihan mulutNIC:Self-care assistanceMonitor kemampuan klien dalam melakukan ADL secara mandiri.Monitor kebutuhan klien akan alat bantu dalam melakukan ADL.Sediakan peralatan-peralatan pribadi yang dibutuhkan klien (seperti deodoran, pasta gigi, dan sabun mandi).Bantu klien dalam melakukan ADL sampai klien mampu melakukannya dengan mandiri.Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuannya.Dorong klien untuk mandiri, tetapi bantu klien bila klien tidak bisa melakukannya sendiri.Ajari keluarga untuk mendorong kemandirian klien, dan hanya membantu jika klien tidak mampu melakukannya sendiri.Lakukan perawatan diri secara rutin.

IV.DAFTAR PUSTAKAAlimul H, A Aziz. 2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan,buku 1. Jakarta: Salemba MedikaBrunner & Suddarth.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedahedisi 8 volume 3. Jakarta: EGC.Johnson, Marion, Maas, Meridean, and Moorhead, Sue. 2000.Nursing Outcomes Classification (NOC) second edition. USA: Mosby.McCloskey, Joanne and Bulecheck, Gloria M. 1996.Nursing Intervention Classification second edition.USA: Mosby.North American Nursing Diagnosis Association.NANDA nursing diagnoses: definitions and classification 2007-2008.Philadelphia: The association.Potter & Perry. 2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktikedisi 4 volume 1. Jakarta: EGC.Potter & Perry. 2006. BukuAjar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktikedisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.

Diposkan olehdewie_fooachdi08.07Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestLabel:ASKEP GANGGUAN AKTIVITASTidak ada komentar:Poskan KomentarPosting Lebih BaruBerandaLangganan:Poskan Komentar (Atom)Arsip Blog 2012(5) Mei(5) 20 m3i2012 KAMUS ONLINE POTO BERSAMA PERAWAT ICU RSS POTO BERSAMA PERAWAT ICU RSS ASKEP KLIEN DGN GANGGUAN AKTIVITASMengenai Saya

dewie_fooachAlways say Bismillah to begin anything.......Lihat profil lengkapku

Template Travel. Gambar template olehkonradlew. Diberdayakan olehBlogger.