ADAT MENUMBAI SIALANG

19
OLEH: RHATI ALFAJRA SMAN 8 PEKANBARU 2017

Transcript of ADAT MENUMBAI SIALANG

Page 1: ADAT MENUMBAI SIALANG

OLEH:RHATI ALFAJRA

SMAN 8 PEKANBARU2017

Page 2: ADAT MENUMBAI SIALANG

PENGERTIAN

ALAT DAN BAHAN

TEMPAT MENUMBAI

HASIL MENUMBAI MITOS

CARA MENUMBAI

WAKTU MENUMBAI

POHON SIALANG

Page 3: ADAT MENUMBAI SIALANG

Menumbai Sialang adalah kegiatan mengambil madu lebah di pohon sialang, yaitu sejenis pohon yang tinggi dan merupakan tempat yang disenangi oleh lebah liar untuk bersarang.

Page 4: ADAT MENUMBAI SIALANG
Page 5: ADAT MENUMBAI SIALANG

Menggeris (Lat.: Koompassia excelsa), disebut juga Sialang dan Tualang.

Tingginya mencapai 88 meter, kulit batang berwarna kelabu putih.

Kayunya digunakan sebagai bahan bangunan, kayu lapis, mebel, lantai, papan dinding, dan keperluan perkapalan.

Pohon ini jarang ditebang karena keras dan merusak mata gergaji.

Jenis ini tersebar di hutan Malaysia Utara, Sumatra, Kalimantan dan Filipina

Page 6: ADAT MENUMBAI SIALANG
Page 7: ADAT MENUMBAI SIALANG

timbo (ember),

tali panjang

tunu/tunam(sabut kelapa) yang dipasang di ujung galah dan dibakar

semangkat atau tangga panjang.

Page 8: ADAT MENUMBAI SIALANG

Menumbai hanya dapat dilakukan dua hingga tiga kali dalam setahun.

Menumbai dilakukan ketika didapati pohon sialang dengan sarang lebah liar telah sarat madu.

Rangkaian prosesi berlangsung sejak petang hari, namum prosesi intinya yaitu pengambilan madunya, dilakukan pada malam hari saat bulan gelap.

Menurut kepercayaan orang Petalangan, cahaya akan membuat lebah marah.

Sebagai penerang hanya dipakai tunam, sejenis suluh dari sabut kelapa, yang juga berfungsi untuk mengasapi lebah.

Page 9: ADAT MENUMBAI SIALANG

Di Riau, menumbai sialang dilakukan di Desa Sialang Bungkuk, Pangkalan Kuras.

Lokasi ini dapat ditempuh dengan transportasi darat ± 58 KM dari Kota Pangkalan Kerinci.

Page 10: ADAT MENUMBAI SIALANG

Kegiatan menumbai dipimpin oleh seorang yang dituakan yang disebut dengan Juragan Tuo (juru panjat). Juragan Tuo dibantu oleh beberapa juru panjat lainnya yang disebut juragan mudo yang bertugas membantu juragan tuo pada saat menyapu lebah, dan di bawah dibantu pula beberapa orang sebagai pengumpul timbo yang berisi madu yang diturunkan melalui tali ke bawah.

Page 11: ADAT MENUMBAI SIALANG
Page 12: ADAT MENUMBAI SIALANG

Tahap I :Dipangkal pohon sebelum memanjat didendangkan monto oleh Juragan Mudo.

Papat-papat tanah ibuMai papat di tana tombangNonap-nonap cik dayang tidouJuragan Mudi di Pangkal Sialang.

Tang Ketutang Losong BatuBatang Kompe dodapnyo omeBatang sialang lindungankuDilupo aku takut takome.

Nempuing pait ongkau paitDisombou an ke mato aiJa an ditogou juagan nak naekKatokan anak tupai belaii

Ritual ini dilakukan dengan memusatkan pikiran menyatu dengan pohon sialang dan mulailah memanjat tangga panjang sampai ke dahan pertama yang disebut dengan Jombang.

Page 13: ADAT MENUMBAI SIALANG

Tahap II :Dari dahan I (Jombang) terus ke atas yang disebut dengan Balai Tengah, maka Juragan Mudo melanjutkan pembacaan mantera, yaitu :

Mengombang kemano obungPuting beliung samo tongaTabik aku dahan jombangAku nak naik ke bolai tonga

Lalu juragan terus naik ke dahan yang lebih tinggi, dimana di situ terdapat sarang lebah yang dituju (yang disebut dengan balai tonga).

Page 14: ADAT MENUMBAI SIALANG

Tahap III :Setelah sampaidi sarang lebah, sebelum mengambil madu, perlu dibaca mantera memuji lebah tersebut, yaitu :

Balai Tonga duo etoTigo balai talendak bumiLetak bandan poning kepaloMenengok cantiknyo balai ini

Masak bua kombang maniMasak sebutei di jaut ungkoKami betomu si itam maniMengulang daa kemuko

Setelah itu Juragan Mudo menyapu lebah dengan asap tunam ke sekeliling sarang lebah lalu mulai lagi membaca mantera dengan maksud agar lebah pergi.

Ceocap tobang kelamanTobang meulang-ulang ke pintuMenyampaikan ucap ajo SulaimanMenyapu bola penunggu pintu.

Page 15: ADAT MENUMBAI SIALANG

Jika masih ada lebah yang belum mau pergi maka dilanjutkan pembacaan mantera agar semua lebah pergi meninggalkan sarang :

Anak Buayo mudik menduduMai singgah ke pelabuhanPutih kuning bukakan bajuKami menengok petabuhan

Setelah lebah pergi maka juragan mudo mulai menyapu sarang lebah dan dibawahnya ditampung dengan timbo dan setelah penuh diturunkan ke bawah dengan tali yang tersedia sambil mendendangkan monto sebagai berikut :

Bo anak tupai bolangBolang sampai jai kakinyoSelamat ojuang menyoboangOjuang sarat seisinyo.

Demikian terus sampai ke sarang lainnya pula sampai selesai.

Page 16: ADAT MENUMBAI SIALANG

Setelah selesai dan akan turun didendangkan pula monto untuk minta izin turun :

Temasu kayu di imboDibuat papan belariakTubonsu ja an maibo ibo

Page 17: ADAT MENUMBAI SIALANG

Dari satu sarang lebah di bagian yang dekat dengan dahan kayu disebut Kepala Sarang yang berisi madu, sedangkan bagian tengah disebut lambuk (perut sarang) yang berisi anak lebah, sedangkan yang terletak diujung bawah sarang disebut pula ujung lambuk (ekor sarang) yang berisi lilin lebah atau tahi lebah.

Page 18: ADAT MENUMBAI SIALANG

Bagi masyarakat setempat, terdapat suatu kepercayaan bahwa pohon sialang selalu didiami oleh mahluk halus.

Waktu menumbai sering pula berhadapan dengan hal-hal gaib, maka pada setiap tahapan memanjat pohon selalu diringi dengan mambaca monto (mantra)

Page 19: ADAT MENUMBAI SIALANG