ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan...

24
iv ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HIJAUAN PAKAN Oleh: ENY PUSPANI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014

Transcript of ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan...

Page 1: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

iv

ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATANPRODUKTIVITAS HIJAUAN PAKAN

Oleh:

ENY PUSPANI

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2014

Page 2: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat karuniaNya makalah dengan judul Strategi Penanaman STS dalam

Usaha Meningkatkan Efisiensi Manfaat Lahan dapat diselesaikan pada

waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang disajikan dalam

makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya saran dan kritik yang

bersifat menyempurnakan makalah ini sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat dijadikan salah satu sumber

informasi yang bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar; Nopember 2014

Penulis

Page 3: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI ........ .............................................................................................ii

I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan .........................................................................2

1.3 Manfaat Penulisan .......................................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................3

2.1 Sistem Tiga Strata (STS) ..............................................................3

2.2 Persiapan Lahan dan bibit tanaman STS .....................................4

2..2.1 Pengolahan lahan ..............................................................4

2.2.2 Bibit untuk lahan kering .....................................................5

2.2.2.1 Rumput dan leguminosa (stratum 1) .....................5

2.2.2.2 Semak (stratum 2).................................................6

2.2.2.3. Pohon (sebagai stratum 3) .........................................7

2.2.3 Bibit Untuk Lahan Khusus ....................................................8

2.3 Cara Penanaman Hijauan Pakan Ternak pada STS ....................9

2.3.1. Rumput dan leguminosa (stratum 1) ...................................9

2.3.2 Semak (stratum 2) ..............................................................10

2.3.3. Pohon .................................................................................11

2.4 Penyulaman Tanaman STS .........................................................11

2.5 Integrasi Tanaman dengan STS ...................................................12

III. METODE PENULISAN ...............................................................................13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................14

4.1 Strategi Penanaman STS dalam Usaha Meningkatkan

Efisiensi Manfaat Lahan ..............................................................14

Page 4: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

2

4.1.1. Rumput dan leguminosa (stratum 1)...................................14

4.1.2 Semak (stratum 2) .............................................................15

4.1.3 Pohon (stratum 3) ..............................................................15

4.1.4 Bagian inti ..........................................................................16

V. PENUTUP ..... .............................................................................................17

5.1 Kesimpulan ..................................................................................17

5.2 Saran ...........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................18

Page 5: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

3

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lahan merupakan asset yang paling utama bagi petani karena lahan

yang dikelola dengan baik akan menjadi sumber penghasilan. Lahan adalah

tempat tumbuhnya tanaman, dimana produktivitasnya sangat dipengaruhi oleh

faktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk

mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi bagi petani

untuk mengintensifkan usahataninya.

Dari 55.854.361 ha lahan di Indonesia 90,79% adalah lahan untuk

pertanian dan hanya 9,21% untuk lahan pekarangan. Dari 50.711. 665 ha lahan

pertanian, 82,28% adalah pertanian lahan kering dan hanya 17,72% merupakan

pertanian lahan basah. Dilihat dari penguasaan lahan 96,6% lahan pertanian di

Indonesia merupakan pertanian rakyat, hanya 3,4 % merupakan pertanian

komersial. Sehingga dapat dikatakan pertanian di Indonesia adalah pertanian

lahan sempit karena luas lahannya rata-rata 0,5 ha dengan kisaran 0,25–7,5 ha,

(Nitis, 2007).

Pada pertanian lahan sempit, hampir semua lahan dipakai untuk

tanaman pangan dan perkebunan, Tidak ada lahan khusus yang disediakan

untuk menanam semak dan pohon. Pakan ternak tumbuh pada galangan, lahan

tidur, pinggir jalan, lapangan dan lahan yang tidak dipakai untuk tanaman

kebutuhan manusia. Sedangkan masalah utama yang dihadapi oleh petani di

lahan kering adalah tidak tersedianya secara khusus pakan hijauan untuk

kebutuhan ternak sepanjang tahun.

Apabila ditinjau dari sub sektor peternakan, kedua permasalahan ini

akan berdampak langsung pada peningkatan produktivitas ternak dalam

kaitannya dengan penyediaan pakan karena sebagian besar pakan ternak

Page 6: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

4

khususnya ternak ruminansia terdiri dari hijauan. Untuk itu kontinyuitasnya

harus terjaga sepanjang tahun. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan suatu

sistem penanaman hijauan pakan ternak sehingga dapat tersedia sepanjang

tahun.

Sistem tiga strata atau STS adalah suatu tata cara penanaman dan

pemangkasan, legume, semak dan pohon, sehingga hijauan pakan ternak

tersedia sepanjang tahun. Sistem ini dapat digunakan untuk mengatasi kendala

penyediaan hijauan pakan ternak karena pada waktu musim hujan sebagian

besar (> 60%) hijauan pakan ternak terdiri dari rumput dan legume, pada

pertengahan musim kering sebagian besar pakan ternak terdiri dari semak-

semak (stratum 2), dan pada akhir musim kering, sebagian besar pakan ternak

terdiri dari daun pohon-pohonan (sebagai stratum 3). STS sangat potensial

untuk lahan yang mengalami musim kering yang panjang yaitu 7-9 bulan. Pada

lahan yang tidak mengalami musim kering yang panjang, STS dapat juga

diterapkan dengan memilih jenis tanaman unggul sehingga daya tampung lahan

dapat ditingkatkan.

STS merupakan sistem penanaman rumput /leguminosa, semak dan

pohon pada satu areal secara tercampur. Untuk mendapatkan hasil yang

maksimal diperlukan suatu strategi penanaman hijauan pakan ternak sehingga

efisiensi manfaat lahan dapat ditingkatkan

Paper ini akan membahas mengenai penerapan konsep STS dalam

menyusun strategi penanaman STS untuk meningkatkan efisiensi manfaat lahan

khususnya pada lahan kering.

Page 7: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

5

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan paper ini adalah untuk menerapkan konsep STS

dan menyusun strategi penanaman hijauan pakan ternak sehingga efisiensi

manfaat lahan dapat ditingkatkan.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penyusunan paper ini adalah : mendapatkan suatu

strategi penanaman hijauan pakan ternak berdasarkan konsep STS, sehingga

efisiensi manfaat lahan dapat ditingkatkan.

Page 8: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Tiga Strata (STS)

STS adalah tata cara penanaman dan pemangkasan rumput,

leguminosa, semak, dan pohon, secara teratur, sehingga hijauan makanan

ternak tersedia sepanjang tahun. Dengan STS kekurangan hijauan pada musim

kering serta turunnya berat badan ternak ruminansia dapat ditanggulangi.

Caranya adalah dengan menanam dan memangkas rumput dan leguminosa

(sebagai stratum 1), semak (sebagai stratum 2), dan pohon (sebagai stratum 3)

sedemikian rupa sehingga tersedia pakan hijauan sepanjang tahun. Pada waktu

musim hujan, sebagian besar (70%) sumber pakan ternak adalah berasal dari

rumput dan leguminosa (sebagai stratum satu). Pada awal musim kering

sebagian besar (45%) hijauan makanan ternak berasal dari semak-semak

(sebagai stratum dua). Pada akhir musim kering, sebagian besar (45%) hijauan

makanan ternak berasal dari pohon-pohonan (stratum tiga) (Gambar 1) (Nitis,

2003).

Selanjutnya dijelaskan pula mengenai deskripsi STS, mulai dari lahan

yang dibutuhkan untuk satu unit STS, jenis dan jumlah tanaman yang ditanam

pada bagian inti, bagian selimut, dan bagian pinggir. Satu unit STS memerlukan

lahan seluas 2.500 m2, untuk inti 1.600 m2, bagian selimut 900 m2, dan bagian

pinggir mempunyai keliling 200 m. Bagian inti adalah lahan yang terletak di

tengah-tengah unit. Lahan ini tetap ditanami tanaman pangan. Tata cara

penanaman pada bagian inti ini, adalah seperti yang biasa dilakukan oleh petani.

Bagian selimut adalah lahan yang berada diantara bagian inti dan bagian pinggir

ditanami rumput serta leguminosa. Bagian pinggir adalah bagian paling luar

yang sekaligus menjadi batas keliling dari satu unit STS, ditanami pohon dengan

jarak tanam 5 m. Di antara dua pohon tersebut ditanami semak dengan jarak

Page 9: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

7

tanam 10 cm. Setelah semua jenis pohon ditanam, sesuai dengan masing-

masing stratumnya, maka setiap 2.500 m2 STS, akan terdapat 1.600 m2 tanaman

pangan atau industri, 900 m2 rumput dan leguminosa, 2.000 semak, dan 42

pohon (Gambar 2)..

Sistem Tiga Strata dapat diterapkan pada pertanian lahan kering yang

curah hujannya kurang dari 1500 mm per tahun dengan 8 bulan musim kering

dan 4 bulan musim hujan, pada pertanian lahan kering yang topografinya datar

ataupun miring yang kurang produktif untuk pertanian pangan, pada lahan

perkebunan dan kehutanan yang mengintegrasikan ternak ruminansia (sapi,

kambing atau biri-biri) serta pada lahan tidur dan lahan kritis.

2.2 Persiapan Lahan dan bibit tanaman STS

2.2.1 Pengolahan lahan

Pengolahan lahan bertujuan untuk memperbaiki struktur, drainase dan

distribusi kesuburan tanah serta membasmi gulma sehingga tanaman dapat

tumbuh secara optimal. Pengolahan lahan dilakukan pada akhir musim kering

dan dilakukan seperlunya saja, disesuaikan dengan kontur tanah dengan tujuan

mengurangi erosi. Misalnya kalau tanah miring ke timur, maka pengolahan

lahan dari arah selatan Pengolahan lahan juga tidak boleh terlalu intensif

karena bisa menyebabkan struktur tanah rusak dan berlumpur. Sebaliknya

pengolahan yang terlalu ringan menyebabkan cepatnya tumbuh gulma. Setelah

diolah tanah dibiarkan istirahat sehingga gulma tumbuh sampai musim hujan

datang. Pada awal musim hujan, tanah dibajak dan digaru kembali untuk

membunuh gulma yang tumbuh kembali sehingga lahan menjadi bersih dan siap

untuk ditanami.

Lahan yang digunakan dalam STS adalah lahan datar maupun lahan

miring seluas 25 are. Bentuk lahan tidak harus persegi empat. dan dapat

Page 10: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

8

disesuaikan dengan batas-batas pemilikan lahan. Dapat digunakan lahan yang

sedang/masih ditanami, lahan tidur maupun lahan kritis.

2.2.2 Bibit untuk lahan kering

2.2.2.1 Rumput dan leguminosa (stratum 1)

Leguminosa memiliki nilai gizi yang tinggi sebagai sumber protein. Oleh

karena itu mutlak diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ternak yang optimal.

Disamping itu legume dapat menambah kesuburan tanah karena pada akarnya

terdapat bintil-bintil zat lemas (nodul akar) yang dapat memfiksasi N atmosfer..

Adapun rumput unggul yang dapat dipakai adalah sebagai berikut ::

1. Rumput buffel (Cenchrus ciliaris). Berasal dari Afrika Timur, produksinya

tinggi yaitu 6,5 – 8,4 ton MD/ha/tahun, tahan kekeringan, nilai gizi dan

mudah berkembang biak (Bryant dan Slater, (1974). Rumput Buffel

mempunyai 3 kultivar yaitu jenis tinggi, sedang dan rendah. Rumput ini

tumbuh pada curah hujan 350 – 890 mm/tahun dan tidak tahan terhadap

naungan atau tanah yang berdrainase jelek

2. Rumput Panikum (Panicum maximum). Dapat beradaptasi dengan baik

pada curah hujan 760 mm, tahan naungan, tahan kekeringan, responsive

terhadap pupuk dan dapat dicampur dengan baik dengan leguminosa

(Prosea, 1992). Rumput Panikum mempunyai 3 kultivar yaitu jenis tinggi,

sedang dan rendah. Produksinya 6,7 – 8,9 ton DM/tahun.

Kelemahannya adalah biji setelah dipanen mengalami dormasi selama

lebih kurang 18 bulan.

3. Rumput Urokloa (Urochloa mosambicensis). Rumput ini tahan

kekeringan, hidup baik 400 – 800 mm/tahun dan pertumbuhannya

membentuk rumpun (Prosesa, 1992). Hidup sangat baik pada tanah

yang subur dengan drainase yang baik

Page 11: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

9

4. Rumput unggul lain. Contohnya : Setaria splendida, Chloris gayana,

Brachiaria decumbus

Jenis leguminosa yang dapat dipakai adalah :

1. Stylosanthes. Leguminosa ini mempunyai varietas yang sangat banyak,

ada yang berdaun lebar (S. guyanensis), batangnya keras dan berupa

semak-semak (S. scabra), berbatang lembut (S. guyanensis cv. Oxley

fine stem) dan berdaun kecil (S. humilis, S. hamata)(Bryant dan Slater,

1974). Produksinya sangat bervariasi

2. Centro (Centrocema pubescens). Leguminosa ini tumbuh baik pada

curah hujan 1270 mm, tahan terhadap naungan, berdaun relative lebar

dan sifat tumbuhnya membelit (Briant dan Slater, 1974). Awal

pertumbuhan lambat sehingga perlu pengolahan lahan yang baik sewaktu

menanamnya. Centro sering dijumpai sebagai tanaman penutup lahan di

kebun kelapa, kapok dan karet. Centro disenangi ternak, bernilai gizi

tinggi, tahan pengembalaan, tahan penyakit, tetapi produksinya relative

rendah

3. Siratro (Macroptilium atropurpureum). Tumbuh membelit, nilai gizi tinggi,

tahan kekeringan, disenangi ternak dan hidup dengan baik bila dicampur

dengan rumput. Tetapi sering diserang penyakit yang disebabkan oleh

cendawan yang hidup dalam tanah sehingga sulit dibasmi.

2.2.2.2 Semak (stratum 2)

Semak yang dapat dipakai adalah :

1. Gamal (Gliricidia sepium). Gamal dikembangkan dengan stek sehingga

dapat berkembang dengan cepat. Kurang disukai ternak karena

mempunyai bau yang khas yang disebabkan oleh alkaloid, teutama

pada daun muda. Kurang potensial sebagai sumber hijauan pada

Page 12: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

10

musim kering karena daunnya rontok.. Dengan memangkas sebelum

daun rontok, efisiensi pemanfaatan gamal dapat ditingkatkan.

2. Lamtoro (Leucaena leucocephala). Merupakan sumber hijauan yang

potensial. Nilai gizinya tinggi, disenangi oleh ternak, beradaptasi pada

lahan kritis, produksinya tinggi dan mudah dikembangkan. Daun

lamtoro mengandung zat racun yang disebut mimosin yang apabila

dimakan ternak sebanyak 30% menyebabkan kerontokan bulu (Bryant

and Slater, 1974). Namun untuk daerah tropis mimosin tersebut tidak

berbahaya karena pada perut (rumen)) temak tropis terdapat bakteri

yang dapat menetralisasi mimosin tersebut (Hegarty et al., 1985).

3. Lamtoro merah (Acacia villosa). Akasia diharapkan dapat berfungsi

sebagai pengganti lamtoro sebab tanaman itu tidak diserang oleh kutu

loncat. Akasia dikembangbiakan dengan biji, tetapi awal pertumbuhan

sangat lambat, cepat berbunga dan berbuah

4. Turi (Sesbania grandiflora). Turi dikembangbiakan dengan biji. Daunnya

merupakan sumber hijauan yang baik, nilai gizinya tinggi, disenangi

oleh ternak dan dapat diberikan kepada ternak pada musim kering.

Produksi daunnya relatif rendah (Prosea, 1992).

2.2.2.3. Pohon (sebagai stratum 3)

Adapun pohon yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

1. Bunut (Ficus spoacelli.). Bunut tahan hidup pada lahan kering dan miring

karena mempunyai sistem perakaran yang dalam (Prosea, 1992).

Daun bunut disenangi oleh ternak, produksinya tinggi dan pohon ini

dikembangbiakan dengan stek. Pada musim kering daunnya tidak

rontok sehingga merupakan hijauan potensial pada musim kering.

Kelemahannya terletak pada pertumbuhannya yang lambat dan daunnya

Page 13: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

11

yang mengeluarkan getah ('latex').

2. Santen (Lannea coromandilica). Kayu santen sangat tahan terhadap

kekeringan karena mempunyai kulit batang yang sangat tebal. Pohon ini

cukup baik sebagai sumber hijauan terutama pada musim kering.

Namun, pada musim kering daunnya rontok dengan produksi daun yang

relatif rendah.

3. Waru (Hibiscus tillleaceus). Adaptasi pohon ini sangat bervariasi yaitu

dari lahan basah sampai kering. Produksinya tinggi dengan nilai gizi yang

tinggi pula. Waru tahan terhadap tanah bergaram, tetapi kurang mampu

beradaptasi terhadap lahan miring dengan lapisan tanah yang dangkal.

2.2.3 Bibit Untuk Lahan Khusus

STS dapat diterapkan pada lingkungan yang beragam oleh karena itu

jenis hijauan yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya..

Misalnya untuk lahan kering akan berbeda dengan yang untuk lahan basah

ataupun lahan perkebunan. Untuk lahan basah, dipilih jenis hijauan yang

produksinya tinggi antara lain : rumput gajah, rumput raja, (stratum I), kaliandra, turi,

lamtoro (sratum 2) dan albizia, dadap, waru (stratum 3). Pada lahan perkebunan

jenis hijauan yang, dipilih adalah yang tahan terhadap naungan antara lain :

,.Stenotaphrum spp. Panicum spp, Centro, Arachis spp (Stratum 1 ),. gamal,

akasia (Stratum 2), dadap, waru (stratum 3). Untuk lahan yang kondisinya belum

diketahui secara pasti, dapat dipilih jenis hijauan yang variasi hidupnya sangat

luas. Adapun jenis rumput yang variasi hidupnya luas antara lain B. humidicola,

P maximum dan P notatum . Jenis rumput brachiaria cocok dikembangkan ,pada

lahan asam, sedangkan pada lahan tergenang dan ternaung adalah rumput P

maximum dan P notatum. Di lain pihak C ciliaris cocok untuk lahan alkali (basa).

.

Page 14: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

12

Seperti halnya rumput, leguminosa yang dapat hidup pada lingkungan

yang luas antara lain macroptilium (siratro). Leguminosa yang cukup tahan

terhadap tanah asam antara lain jenis A. pintoi, Desmodium, Macroptilium,

Pueraria dan S. Hamata. Namun sangat sedikit yang tahan terhadap air

tergenang. Siratro cukup baik dikembangkan pada lahan kering yang kurus dan

ternaung, sedangkan centro pada lahan lembab yang kurus dan ternaung dan

Arachis, menghendaki lahan yang relatif subur dan ternaung.

Jenis semak dan pepohonan mempunyai toleransi yang luas terhadap

lingkungan, khususnya pada lahan asam dan kering adalah G. sepium

(gamal), L. leucocephala (lamtoro) dan Sesbania grandi flora (turi). Jenis A,

lebbek C. colothyrsus (kaliandra) dan Desmanthus cukup berpotensi untuk

dikembangkan pada lahan asam asal tidak ternaung. Demikian pula A. lebbeck

dan sesbania tumbuh cukup baik pada lahan bergaram.

2.3 Cara Penanaman Hijauan Pakan Ternak pada STS

STS merupakan sistem penanaman rumput/leguminosa, semak dan

pohon pada satu areal secara tercampur. Pengembangan STS ditujukan pada

lahan non produktif, khususnya pada lahan miring yang sering mengalami erosi

bila dimanfaatkan untuk penanaman palawija. Apabila lahannya subur (produktif)

dan petani masih memerlukan hasil palawija maka bagian inti ditanami palawija

hanya pada pinggiran petak yang luasnya 25 are, sedangkan bagian dalam

petak ditanami dengan palawija. Apabila lahannya kurang subur (tidak dipakai

untuk penanaman tanaman pangan/ perkebunan) pohon dan semak ditanam

pada pinggiran petak sedangkan ditengah-tengah petak ditanami dengan rumput

unggul dan leguminosa. Pilihan lain, semak/pohon ditanam berlarik dan di antara

larikan tersebut ditanami rumput/leguminosa (Intensive Feed Garden). Bila

lahannya miring dan berteras, di bawah teras ditanam semak secara berlarik

Page 15: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

13

mengikuti arah teras yang fungsinya sebagai penyangga teras. Jarak tanam

semak adalah I m dan di bawahnya dapat dikembangkan rumput.dan

leguminosa selebar 1 m mengikuti teras.

2.3.1. Rumput dan leguminosa (stratum 1)

Rumput dan leguminosa ditanam berkeliling pada pinggiran petak.

Lebar petak untuk rumput dan leguminosa adalah 5 m sehinggga di dalam petak

yang luasnya 25 are terdapat 9 are untuk rumput dan leguminosa.

Penanaman rumput dan leguminosa dapat sendiri-sendiri (monokultur) atau

dicampur. Kalau dicampur, sebaiknya rumput dicampur dengan leguminosa atau

rumput yang tumbuhnya tegak dicampur dengan leguminosa yang tumbuhnya

membelit sehingga rumput merupakan tumpuan bagi leguminosa. Contohnya

Stelo scabra dan sentrocema ditanam bersama-sama, sehingga stelo scabra

yang berbentuk perdu merupakan panjatan bagi centrocema yang menjalar.

Biji legume Stelo scabra dan Stelo verano harus digosok dengan kertas

amplas sampai bersih, agar dapat berkecambah lebih cepat. Kalau tidak digosok

dengan kertas amplas , berkecambahnya pada tahun pertama agak rendah. Biji

rumput buffel, urokloa dan panikum dan biji legume centrocema harus dicelup

pada air panas suam kuku selama 15 menit agar berkecambah lebih cepat.

Harus ditanam langsung sehabis dicelupkan pada air panas tersebut.

Cara penanaman rumput/ leguminosa adalah sebagai berikut. :

setelah tanah diolah dengan baik, dibuat larikan-larikan dengan garu sedalam 1-

2 cm dengan jarak larikan 10 cm. Arah larikan tegak lurus dengan kontour untuk

mencegah erosi. Setelah diberi perlakuan (antara lain skarifikasi dan inokulasi) biji

tersebut dicampur dengan pasir lalu disebarkan pada larikan untuk kemudian

ditimbuni kembali. Jumlah biji yang ditanam adalah 16 kg/ha atau 1,44 kg/petak.

Setelah ditanam pada larikan yang telah tersedia, biji selanjutnya ditimbuni dengan

tanah dengan menarik pelepah kelapa/cabang kayu berdaun menyilang larikan.

Page 16: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

14

Penanaman dilakukan pada musim hujan yaitu menjelang penanaman palawija..

Penirnbunan dengan tanah dimaksudkan untuk mencegah hilangnya biji karena

diterbangkan oleh angin dan dilarikan oleh semut atau untuk menjaga

kelembaban biji.

2.3.2 Semak (stratum 2)

Gamal dan lamtoro ditanam sebagai pagar dari petak. Gamal yang

ditanam berupa stek dari cabang yang berumur kira-kira 1 tahun dengan panjang

1, 25 m, ditanam sedalam 15-25 cm pada jarak 10 cm. Penanaman berlarik

(sebagai pagar) dengan panjang larikan 5 m, sehingga dalam 1 petak

terdapat 20 larikan gamal atau sejumlah 1000 batang stek. Penanaman stek

gamal dilakukan pada permulaan musim hujan yaitu pada akhir bulan

November. Untuk mencegah agar stek gamal tidak rebah harus dijepit

dengan bambu pecah 4.

Biji lamtoro ditanam berlarik sepanjang 5 m. Biji lamtoro ditanam

sedalam 3-5 cm pada jarak 10 cm, sehingga jumlah larikan petak didapat 20

baris atau 1000 batang tanaman. Gamal dan lamtoro ditanam berselang-seling

pada pagar petak. Penanaman biji lamtoro dilakukan pada permulaan musim

hujan saat tanah tidak terlalu basah.

2.3.3. Pohon

Pohon ditanam berupa stek yang panjangnya 1,75-2 m.. Penanaman

dilakukan pada awal musim hujan, tetapi waru ditanam pada musim hujan.

Pohon ditanam sedalam 20 -30 cm pada jarak 5 m, sehingga pada setiap petak

terdapat 14 pohon bunut, 14 kayu santen dan 14 waru. Penanamannya

berselang-seling antara bunut, santen dan waru. Setelah stek dimasukkan,

lubang harus ditutup dengan tanah dan dipadatkan. Dalam pelaksanaannya

Page 17: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

15

sering diadakan modifikasi mengingat kemampuan tumbuh dari jenis pohon

itu berbeda. Pada lahan miring ditanam bunut dan kayu santen, sedangkan

pada lahan datar waru. Penanamannya tidak perlu berselang-seling, tetapi

jumlah masing-masing pohon adalah tetap yaitu 14 pohon bunut, 14 kayu santen

dan 14 waru.

2.4 Penyulaman Tanaman STS

Cara penyulaman tanaman adalah sebagai berikut :

Penyulaman rumput, legume, semak dan pohon dilakukan 2 bulan

sesudah penanaman, yaitu pada musim hujan. Penyulaman rumput dan legume

dilakukan kalau 25% dari setiap petak atau larikan tidak ditumbuhi rumput atau

legume unggul. Pohon dan gamal yang disulam adalah stek yang tunasnya

belum tumbuh, kulit batang kering atau yang mati,

2.5 Integrasi Tanaman dengan STS

Apabila lahan bagian inti ditanami palawija pada permulaan musim

hujan (bulan Nopember) maka jenis palawija yang dapat ditanam disesuaikan

dengan kebiasaan setempat seperti jagung, kedelai, ketela pohon, kacang tanah,

kacang merah dan turi. Waktu panen disesuaikan dengan umur tanaman dan

kebiasaan masyarakat setempat. Turi sesudah berumur 6 bulan dapat dipanen

setiap hari untuk sayur. Tetapi untuk pakan ternak turi dipanen pada waktu

musim kering. Jerami palawija dapat dikeringkan dan disimpan untuk pakan

ternak. Apabila memanen ketela pohon, sebelum mencabutnya, maka daun

pada pucuk batang dipetik dan diberikan ke ternak. Batang disimpan untuk bibit

dan untuk pakan ternak pada waktu musim kemarau (musim kering yang lama).

Selain ditanami palawija, lahan inti juga dapat ditanami tanaman

perkebunan seperti buah-buahan (kelapa, mangga, jeruk, nangka) dan tanaman

Page 18: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

16

industri (kopi, kapuk, panili, cengkeh, kapulaga). Apabila perkebunan sudah ada,

maka pagar diganti dengan stratum 2 dan stratum 3, Stratum 1 dibuat

disekeliling pinggir kebun dengan lebar 5 m dan ditanami dengan rumput dan

legume unggul tahan naungan seperti rumput Stenotaprum dan legume

Desmodium ovalifolium.

Page 19: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

17

III. METODE PENULISAN

Berdasarkan tujuan dari penulisan makalah ini, maka diterapkan

beberapa metoda antara lain:

1. Penelahan terhadap pustaka yang ada, baik berupa hasil penelitian

maupun artikel yang dipublikasikan pada media elektronik (internet),

ataupun media cetak berupa buku, jurnal ilmiah, ataupun majalah.

2. Penginterpretasian dari materi kuliah dan praktikum mata kuliah

Sistem Tiga Strata yang diperoleh di Program S-3 Peternakan

Page 20: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Strategi Penanaman STS dalam Usaha Meningkatkan Efisiensi Manfaat

Lahan

STS merupakan sistem penanaman rumput/leguminosa, semak dan

pohon pada satu areal secara tercampur. STS dapat diterapkan pada

lingkungan yang beragam, oleh karena itu jenis hijauan yang dipilih hendaknya

disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.. Misalnya untuk lahan kering akan

berbeda dengan yang untuk lahan basah ataupun lahan perkebunan. Berikut

disampaikan strategi penanaman STS pada lahan kering dengan tujuan

meningkatkan efisiensi manfaat lahan.

4.1.1 . Rumput dan leguminosa (stratum 1)

Rumput unggul yang dapat dipakai adalah buffel, Panicum dan Urokloa,

sedangkan legumnya adalah Stelo verano dan Centrocema. Jenis rumput dan

legume unggul ini tahan terhadap kekeringan. Rumput dan legume ditanam

selang seling berkeliling pada pinggiran petak dan ditanam berlarik. Pada

bagian selimut ini dibuat petak-petak berukuran panjang 9 m dan lebar 5 m. Pada

petak-petak ini dibuat larikan berjarak 10 cm dengan kedalaman 1 cm untuk

ditanami biji rumput dan legume. Larikan dibuat tegak lurus dengan kemiringan

lahan sehingga biji tanaman tidak dihanyutkan air hujan.

Rumput Panicum ditanam dekat Centrocema karena Panicum yang

tumbuh tegak merupakan panjatan bagi centrocema yang menjalar. Panikum

dan centro dapat ditanam dekat pagar karena tahan terhadap naungan. Selain itu

centro dapat juga ditanam di pagar karena sifatnya yang tahan naungan dan

membelit. Rumput bufel dan urokloa tumbuh bagus di daerah terbuka, karena

tidak tahan naungan. Oleh karena itu ditanam jauh dari pagar.± 2,5 m atau lebih

dari pagar (Suarna, 1990). Jenis legume stylo verano jangan ditanam di dekat

Page 21: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

19

pagar karena tidak tahan naungan. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi

stylo verano ditanam dekat centrocema karena fiksasi N oleh centrocema akan

berpengaruh positif terhadap stylo verano. Kehadiran legume pada STS sangat

penting karena pada akar legume dijumpai adanya bintil-bintil zat lemas (nodul

akar) yang mengandung bakteri yang dapat memfiksasi N atmosfer sehingga

dapat menambah kesuburan lahan.

4.1.2 Semak (stratum 2)

Semak yang dapat dipakai adalah gamal dan lamtoro. Kedua jenis

semak ini tahan kekeringan, produksi tingginya, bernilai gizi tinggi dan mudah

dikembangbiakan. Cara penanamannya adalah ditanam berselang-seling

sebagai pagar dari petak dengan jarak 10 cm, Perkembangbiakan gamal

dilakukan dengan stek. Gamal ditanam dengan kedalaman 25 cm dan lebar 25

cm. Sedangkan lamtoro yang ditanam adalah bijinya, sedalam 5 cm. Gamal dan

lamtoro mempunyai perakaran yang dalam, lebat dan kuat sehingga dapat

menahan tanah dan kerikil dari kikisan air hujan. Cabang yang banyak dengan

daun yang lebat merupakan kanopi yang baik untuk menahan air hujan, sehingga

mengurangi sentakan air hujan yang jatuh ke tanah. Daun yang gugur pada

musim kering, merupakan humus yang dapat menyerap air hujan, sehingga

mengurangi air hujan yang merembes mengikis tanah. Pada lahan miring semak

berfungsi menahan kerikil besar dan batu yang mengelinding dihanyutkan oleh air

hujan. Diantara kedua jenis semak ini, naungan lamtoro memberikan efek yang

lebih bagus daripada gamal terhadap produksi hijauan yang ada dibawahnya.

Rumput Bufel yang tidak tahan naungan ditanam dekat dengan lamtoro akan

memberikan hasil yang lebih bagus dibandingkan dengan gamal. Hal ini

berkaitan dengan perbedaan morfologi daun sehingga jumlah sinar yang dapat

dilewatkan lebih banyak oleh lamtoro dibandingkan gamal.

Page 22: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

20

4.1.3 Pohon (stratum 3)

Jenis pohon yang dapat dipakai adalah bunut, santen dan waru

Penanaman pohon dilakukan berselang-seling disekeliling batas STS dengan

jarak 5 m, kedalaman 50 cm dan lebar 25 cm. Pohon bunut dan santen sangat

tahan terhadap kekeringan dan lahan yang miring karena mempunyai sistem

perakaran yang dalam dan kuat. Perakaran yang dalam sangat menguntungkan

karena tidak terjadi kompetisi dengan strata 1 dan 2 . Produksinya tinggi dan

mudah dikembangbiakan. Sedangkan pohon waru mempunyai daya adaptasi

yang sangat bervariasi yaitu dari lahan basah sampai kering. Produksinya tinggi

dan bernilai gizi tinggi. Pohon waru ditanam pada tempat yang datar karena

sistem perakarannya dangkal dan batangnya berkulit tipis sehingga sangat

tergantung pada kadar air tanah.

4.1.4 Bagian inti

Pada bagian inti dapat ditanami tanaman pangan/palawija. Di bawah

larikan tanaman semusim, misalnya jagung ditanami tanaman yang berfungsi

sebagai penutup tanah karena mempunyai pertumbuhan yang rapat dan rendah,

yaitu tanaman leguminosa seperti centrocema pubercens, Pueraria phasoloides

dan Arachis prostrate. Tanaman ini dipotong pada saat tanaman pangan akan

ditanam. Dengan cara ini diharapkan kesuburan lahan akan bertambah karena

sumbangan nitrogen dari bintil-bintil akar, sehingga efisiensi manfaat lahan juga

meningkat.

Page 23: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

21

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam menaman tanaman hijauan pakan ternak STS diperlukan suatu

strategi penanaman atau cara mengatur penanaman tanaman, sehingga

efisiensi manfaat lahan dapat ditingkatkan.

2. Pengaturan jenis tanaman yang ditanam pada STS meliputi pengaturan

tanaman rumput/leguminosa (strata 1), semak (strata2) dan pohon (strata

3).

3. Jenis tanaman yang dipilih untuk ditanam pada STS adalah jenis unggul

yang meliputi strata 1 terdiri dari rumput (buffel, urokloa dan panikum ),

leguminosa ( centrocema dan stylo verano), strata 2 terdiri dari semak

(lamtoro dan gamal) dan strata 3 terdiri dari pohon (bunut, santen dan

waru).

5.2 Saran

Saran yang dapat dikemukakan disini adalah perlu dicari alternatif jenis

hijauan pakan ternak lokal yang sudah beradaptasi dengan lingkungan

sekitarnya, dalam upaya memanfaatkan plasma nutfah yang ada.

Page 24: ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN … filefaktor iklim, varietas yang ditanam, lingkungan dan kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan kreativitas yang tinggi

22

DAFTAR PUSTAKA

Nitis, I M. 2001. Peningkatan Produktivitas Peternakan dan KelestarianLingkungan Pertanian Lahan Kering dengan Sistem Tiga Strata. BukuAjar. Fakultas Peternakan. Universitas Udayana. Denpasar.

Nitis, I M. 2007. Gamal di Lahan Kering. Arti Foundation. Denpasar.

LPM Unud. 2005. Petunjuk Praktis Tata Laksana Sistem Tiga Strata. LembagaPengabdian kepada Masyarakat. Universitas Udayana, Denpasar.