AcuanSediaanHerbal

147

description

ok

Transcript of AcuanSediaanHerbal

  • ACUAN SEDIAAN HERBALJakarta : Direktorat OAI, Deputi II, Badan POM RI, 2010

    145 hlm. : 150 x 215 mm

    Volume : kelima

    ISBN 978-979-3707-54-9

    Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.

    Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

    dalam bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman atau cara apapun

    tanpa izin tertulis sebelumnya dari penerbit

    Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

    Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan

    Produk Komplemen

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Jakarta, 2010

  • iDiterbitkan olehBadan Pengawas Obat dan Makanan

    Republik IndonesiaTahun 2010

    Direktorat Obat Asli IndonesiaDeputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional,

    Kosmetik dan Produk KomplemenJl. Percetakan Negara 23 Jakarta

    xii

    TIM PENYUSUN DAN NARA SUMBER

    Pengarah : Kepala Badan Pengawas Obat danMakanan RI

    Penanggung Jawab : Drs. Ruslan Aspan, M.MKetua : DR. Sherley, M.Si.Sekretaris : DR. Bambang Dwiyatmoko, M.BiomedAnggota : Drs.Arnold Sianipar, M. Pharm., Apt

    Dra. Mardiaty, Apt.DR. Tepy Usia, M.Phil., Apt.

    Nara Sumber : Prof. DR. SidikProf. DR. Lukman HakimProf. DR. Asep Gana SugandaProf. DR. Amri BakhtiarProf. DR. Subagus WahyuonoProf. DR. Mae Sri HartatiProf. Dr. Noor Wijayahadi, PhD, SpFKDR. Berna ElyaDR. Bambang Prayogo E.WDR. ElfahmiDjoko Santoso, M.SiDrs. Ahmad Muhtadi, M.S.

    Staf Penyusun : Dra. Warsiati, Apt.Wijiasih, S.F., Apt.Amelia Febriani, S.Farm., Apt.Rizka Ayu K.W, S.Farm., Apt.

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • ii

    DAFTAR ISI

    HalamanDaftar Isi iiDaftar Singkatan vSambutan Kepala Badan POM RI viiiKata Pengantar xTim Penyusun dan Narasumber xii

    BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL 1A. Informasi Umum Sediaan Herbal 1B. Cara Pembuatan Sediaan Herbal 1

    1. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan 11) Identifikasi 22) Peralatan 23) Penimbangan dan pengukuran 24) Derajat kehalusan bahan tumbuhan obat 25) Penyimpanan 2

    2. Macam Sediaan Herbal 3Infusa (Infus) 3Dekokta (Dekok) 4Tea (Teh) 5Gargarisma dan Kolutorium (Obat Kumurdan Obat Cuci Mulut) 5Sirupi (Sirup) 6Tinctura (Tingtur) 6Extracta (Ekstrak) 7

    BAB II SEDIAAN AFRODISIAKAPiperis Retrofracti Fructus 9

    BAB III SEDIAAN ANTIBAKTERIAcalyphae Indicae Folium 14Litseae Cubebae Cortex 18Plantaginis Majoris Folium 22

    xi

    industri Obat Tradisional sebagai bahan baku pembuatan obattradisional/obat asli Indonesia.

    Untuk melengkapi pengetahuan tentang khasanah tumbuhanobat Indonesia, seyogyanya penerbitan buku ASH volume V ini dapatdilanjutkan ke edisi berikutnya yang lebih baik dengan informasi yanglebih lengkap mengenai tumbuhan obat Indonesia.

    Akhirnya saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yangsetinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikansumbangan pemikirannya sehingga dapat tersusun dan terbitnya bukuASH volume V. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rakhmatdan hidayahNya kepada kita semua.

    Jakarta, Desember 2010 Deputi Bidang Pengawasan

    Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen Badan POM RI

    Drs. Ruslan Aspan, MM

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • iii

    BAB IV SEDIAAN ANTIEPILEPSICentellae Asiaticae Herba 27

    BAB V SEDIAAN ANTIINFLAMASIAcanthi Illicifolii Folium 33Apii Graveolentis Folium 37Centellae Asiaticae Herba 41Curcumae Zedoariae Rhizoma 42Morindae Citrifoliae Fructus 47

    BAB VI SEDIAAN OBAT LUKACentellae Asiaticae Herba 52Phyllantii Nirurii Herba 54

    BAB VII SEDIAAN ANTIKOLESTEROL/ANTIHIPERLIPIDEMIAArecae Catechu Semen 59Camelliae Sinensitis Folium 64

    BAB VIII SEDIAAN ANTIOKSIDANMorindae Citrifoliae Fructus 69Raphanusi Sativi Radix 70

    BAB IX SEDIAAN DIURETIKCaricae Papayae Radix 74

    BAB X SEDIAAN HEPATOPROTEKTORUncariae Gambiris Folii Extractum Siccum 80Morindae Citrifoliae Fructus 85

    BAB XI SEDIAAN SALURAN CERNACentellae Asiaticae Herba 87Morindae Citrifoliae Fructus 88

    BAB XII SEDIAAN DIABETES MELLITUSCinnamomi Burmannii Cortex 90Catharanthi Roseus Folium 94Mori Albae Folium 99

    x

    KATA PENGANTAR

    Pada saat ini produk tumbuhan obat telah digunakan olehberbagai lapisan masyarakat dunia baik negara maju maupun negaraberkembang. World Health Organization (WHO), memperkirakanbahwa 80% penduduk negara berkembang masih mengandalkanpemeliharaan kesehatan pada pengobatan tradisional, dan 85%pengobatan tradisional dalam prakteknya menggunakan tumbuhanobat. Penggunaan tumbuhan obat di Indonesia dalam upayapemeliharaan kesehatan, maupun sebagai pengobatan menggunakantumbuhan obat kecenderungannya terus meningkat terutama sejakkrisis ekonomi tahun 1997 yang menyebabkan harga obat sintetikmelonjak sangat tinggi karena sebagian besar bahan bakunya masihdiimpor. Seiring dengan hal itu, penelitian yang membuktikan khasiatdan keamanan obat tradisional/obat asli Indonesia juga meningkat.

    Untuk merespon dan menyediakan informasi yangdibutuhkan masyarakat dan agar penggunaan obat tradisional/obatasli Indonesia dapat mencapai hasil yang optimal maka BadanPengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia denganbekerjasama dengan pakar di bidang obat tradisional dan tumbuhanobat asli Indonesia baik dari perguruan tinggi, profesi, secara bertahapakan menerbitkan Buku Acuan Sediaan Herbal (ASH). Namun sayategaskan bahwa informasi yang terdapat dalam buku ini tidak dapatdigunakan untuk mengklaim suatu produk, karena untuk mengklaimsuatu produk harus didukung data penelitian lebih lanjut daricampuran simplisia yang terdapat dalam produk itu sendiri.

    Pada volume I, II, III dan IV masing-masing 30 monografisimplisia dari berbagai jenis tumbuhan obat Indonesia, yangmenguraikan tentang nama simplisia, nama tumbuhan, deskripsitumbuhan dan informasi lain yang relevan dari hasil penelitian tentangkhasiat/kegunaan dan keamanan simplisia tersebut. Pada volume Vini dibuat 30 monografi simplisia. Sebagai pertimbangan dalam memilihsimplisia yang dimuat dalam buku ini dipilih dari tumbuhan yangbanyak digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan atau oleh

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • iv

    Phaseoli Vulgarisis Fructus 103Psidii Guajavae Fructus 107

    BAB XIII SEDIAAN ANTIKANKERAndrographidis Paniculatae Herba 112Azadirachtae Indicae Folium 118Gynurae Procumbensis Folium 124Scurrulae Ferrugineae Herba 129

    ix

    Buku ASH Volume V ini merupakan kelanjutan ASH volumeI tahun 2000, volume II tahun 2006, volume III tahun 2007 danvolume IV tahun 2008.

    Penyusunan buku ASH volume V dilakukan oleh TimPenyusun dari Badan POM RI dan pakar dari perguruan tinggi dalamberbagai bidang keahlian antara lain dalam bidang farmasi,farmakologi, kedokteran, biologi, fitokimia yang telah melakukanpenelitian dan menyumbangkan pikirannya sesuai dengan bidangkeahliannya.

    Atas nama Badan Pengawas Obat dan Makanan RepublikIndonesia saya mengucapkan selamat, penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih kepada semua pihak yang telahberpartisipasi dan berkontribusi atas tersusun dan terbitnya bukuASH volume V. Semoga buku ini dapat berguna sebagai rujukanbagi semua pihak yang berkepentingan.

    Jakarta, Desember 2010 Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

    Republik Indonesia

    Dra. Kustantinah, Apt, M.App. Sc.

    serta diharapkan kemanfaatannya dapat ditingkatkan melaluipenelitian berbasis pelayanan pada Unit Pelayanan KesehatanFormal.

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • vDAFTAR SINGKATAN

    m : metercm : centi metermm : milimeterg : grammg : mili gramg : micro gramkg : kilogramBB : berat badandpl : diatas permukaan lautL : litermL : mili literLD50 : Lethal Dose 50, yaitu dosis yang menimbulkan kematian

    pada 50% hewan percobaanKHM : Konsentrasi Hambat MinimumED50 : Effective Dose 50, yaitu dosis yang menimbulkan efek

    terapi pada 50% individuPGE2 : Prostaglandin E2, merupakan salah satu prostaglandin

    yang dirilis oleh dinding pembuluh darah sebagai responterhadap infeksi atau peradangan yang bekerja padaotak untuk menimbulkan demam

    COX-2 : Cyclooxygenase-2, merupakan protein yang bertindaksebagai enzim dan khusus mengkatalisis (mempercepat)produksi prostaglandin. Ketika aktivitas Cox-2 diblokir,maka peradangan akan berkurang

    IL-6 : Interleukin-6, merupakan limfokin produk sel T fibroblas,makrofag dan sel lain, hasil perangsangan antigen ataumitogen, berperan sebagai faktor diferensiasi sel B dantrombosit serta merangsang produksi imunoglobulin olehsel B; IL-6 juga menyebabkan hepatosit mensintesisberbagai macam protein plasma yang terlibat dalamrespons fase akut dan merupakan kofaktor padapermulaan siklus sel dalam sel hematopoietik in-vitro.

    TNFD : Tumor Necrosis Factor

    viii

    SAMBUTANKEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN

    MAKANANREPUBLIK INDONESIA

    Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena atas rakhmat dan karunia-Nya, maka Buku AcuanSediaan Herbal (ASH) volume V ini dapat disusun dan diterbitkantepat pada waktunya.

    Masyarakat Indonesia sudah sejak ratusan tahun yang lalutelah memiliki tradisi memanfaatkan tumbuhan dari lingkungansekitarnya sebagai jamu. Kecenderungan masyarakat mencaripemecahan terhadap masalah kesehatan melalui pengobatantradisional sangat dirasakan akhir- akhir ini. Fenomena ini terusmeningkat sejak krisis ekonomi tahun 1997 yang menyebabkan hargaobat sintetik melonjak sangat tinggi karena sebagian besar bahanbakunya masih diimpor. Sehingga dalam upaya memelihara kesehatandan pengobatan banyak masyarakat mulai beralih menggunakan jamu.Pada saat ini penggunaan jamu sudah didukung pemerintah bahkantelah menjadi program pemerintah dan mulai masuk dalam pelayanankesehatan.

    Buku ASH volume V ini berisi 30 monografi tanaman obat,yang masing-masing berisi informasi tentang nama tanaman obat,deskripsi, habitat, sinonim, nama daerah, nama asing, kandungankimia, efek farmakologi, indikasi, kontra indikasi, peringatan/perhatian, efek yang tidak diinginkan, interaksi, toksisitas, penyiapandan dosis serta penyimpanannya.

    Keberadaan buku ASH volume V ini diharapkan dapatmenjadi referensi keamanan dan kemanfaatan tanaman obat bagimasyarakat dan profesi kesehatan, dan dapat menghilangkan keragu-raguan dalam menggunakan simplisia tanaman obat Indonesiasebagai jamu, karena selain tersedia informasi keamanan dankemanfaatan secara turun temurun, juga didukung referensi ilmiah,

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • vi

    IC50 : Inhibitory Concentration 50, yaitu konsentrasi yangdapat menghambat pertumbuhan pada 50% populasimikroorganisme

    i.p : intraperitoneal, diberikan ke dalam rongga peritoneal(perut)

    i.v : intravena, melalui pembuluh darah vena.p.o : peroral, diberikan lewat mulut.IgG : Immunoglobulin G, setiap glikoprotein yang secara

    struktur berhubungan dengan glikoprotein yang berfungsisebagai antibodi.

    ACAT : Acyl CoA cholesterol acyltransferase, atau disebutjuga sterol O-acyltransferase, suatu enzim golongantransferase yang mengkatalisis pemindahan gugus asildari asil koenzim A menjadi kolesterol untuk membentukester kolesteril, suatu langkah dalam metabolismekolesterol.

    IL-1E : Interleukin produk utama makrofag yang memperantarairespons peradangan hospes pada innate imunity,terdapat dua bentuk utama, disebut Ddan Edenganaktivitas biologis yang sama.

    CYP3A : Cytochrome P450, family 3, subfamily A, merupakanbagian dari sitokrom P450 berfungsi mengkodekanmonooksigenase yang mengkatalisis reaksi padametabolisme dan sintesis obat kolesterol, steroid danlipid lainnya.

    THP-1 : Human acute monocytic leukemia cell line,digunakan untuk menguji sel leukemia dalam analisisimmunocytochemical interaksi protein-protein, danimunohistokimia

    CYP2D6 : Cytochrome P450 2D6, merupakan bagian dari sistemoksidasi fungsi campuran sitokrom P450 yang terlibatdalam metabolisme xenobiotik dalam tubuh.

    DMSO : Sulfoxide Dimetil (DMSO), adalah senyawaorganosulfur dengan rumus (CH3) 2SO. Cairan tidakberwarna ini merupakan pelarut polar aprotik yangdapat melarutkan baik senyawa polar dan nonpolar danlarut dalam berbagai pelarut organik maupun air.

    vii

    ACE-inhibitor : Angiotensin-converting enzyme inhibitor,penghambat enzim pengkonversi angiotensin

    LDL : Low-Density Lipoproteins, lipoprotein densitasrendah.

    LDL-C : LDL-Cholesterol, jumlah kolesterol yangterkandung dalam

    HDL : High-density lipoprotein, lipoprotein densitas tinggi.Uji DPPH : 2, 2-diphenyl-1-picrylhydrazil, metode DPPH

    berfungsi untuk mengukur elektron tunggal sepertiaktivitas transfer hidrogen, sekalian juga untukpenghambatan radikal bebas.

    Uji ONOO : Penelitian in vivo peroksinitrit (ONOO-)SGOT : Serum glutamic-oxaloacetic transaminase;

    suatu enzim golongan transferase yangmengkatalisis perpindahan reversibel gugus aminodari aspartat ke D-ketoglutarate untuk membentukglutamat dan oksaloasetat, dengan piridoksal fosfatyang diperlukan sebagai faktor pembantu.

    SGPT : Serum Glutamic-Pyruvic Transaminase, suatuenzim golongan tranferase yang mengkatalisispemindahan reversibel sebuah gugus amino darialaninkeD-ketuglutarat untuk membentuk glutamatdan piruvat, dengan piridoksal fosfat sebagai faktorpembantu. SGPT sangat meningkat pada penyakithati dan mononukleosis infeksiosa.

    CCl4 : Carbon tetra chloridaDM tipe 2 : Diabetes mellitus tipe 2, satu dari dua golongan

    utama diabetes mellitus, yang ditandai d e n g a npuncak onset usia antara usia 50 dan 60 tahun,onset yang bertahap dengan beberapa gejalagangguan metabolik (glukosuria dankonsekuensinya), dan tidak memerlukan insulineksogen; kontrol diet dengan atau tanpahipoglikemik oral biasanya efektif.

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • vi

    IC50 : Inhibitory Concentration 50, yaitu konsentrasi yangdapat menghambat pertumbuhan pada 50% populasimikroorganisme

    i.p : intraperitoneal, diberikan ke dalam rongga peritoneal(perut)

    i.v : intravena, melalui pembuluh darah vena.p.o : peroral, diberikan lewat mulut.IgG : Immunoglobulin G, setiap glikoprotein yang secara

    struktur berhubungan dengan glikoprotein yang berfungsisebagai antibodi.

    ACAT : Acyl CoA cholesterol acyltransferase, atau disebutjuga sterol O-acyltransferase, suatu enzim golongantransferase yang mengkatalisis pemindahan gugus asildari asil koenzim A menjadi kolesterol untuk membentukester kolesteril, suatu langkah dalam metabolismekolesterol.

    IL-1E : Interleukin produk utama makrofag yang memperantarairespons peradangan hospes pada innate imunity,terdapat dua bentuk utama, disebut Ddan Edenganaktivitas biologis yang sama.

    CYP3A : Cytochrome P450, family 3, subfamily A, merupakanbagian dari sitokrom P450 berfungsi mengkodekanmonooksigenase yang mengkatalisis reaksi padametabolisme dan sintesis obat kolesterol, steroid danlipid lainnya.

    THP-1 : Human acute monocytic leukemia cell line,digunakan untuk menguji sel leukemia dalam analisisimmunocytochemical interaksi protein-protein, danimunohistokimia

    CYP2D6 : Cytochrome P450 2D6, merupakan bagian dari sistemoksidasi fungsi campuran sitokrom P450 yang terlibatdalam metabolisme xenobiotik dalam tubuh.

    DMSO : Sulfoxide Dimetil (DMSO), adalah senyawaorganosulfur dengan rumus (CH3) 2SO. Cairan tidakberwarna ini merupakan pelarut polar aprotik yangdapat melarutkan baik senyawa polar dan nonpolar danlarut dalam berbagai pelarut organik maupun air.

    vii

    ACE-inhibitor : Angiotensin-converting enzyme inhibitor,penghambat enzim pengkonversi angiotensin

    LDL : Low-Density Lipoproteins, lipoprotein densitasrendah.

    LDL-C : LDL-Cholesterol, jumlah kolesterol yangterkandung dalam

    HDL : High-density lipoprotein, lipoprotein densitas tinggi.Uji DPPH : 2, 2-diphenyl-1-picrylhydrazil, metode DPPH

    berfungsi untuk mengukur elektron tunggal sepertiaktivitas transfer hidrogen, sekalian juga untukpenghambatan radikal bebas.

    Uji ONOO : Penelitian in vivo peroksinitrit (ONOO-)SGOT : Serum glutamic-oxaloacetic transaminase;

    suatu enzim golongan transferase yangmengkatalisis perpindahan reversibel gugus aminodari aspartat ke D-ketoglutarate untuk membentukglutamat dan oksaloasetat, dengan piridoksal fosfatyang diperlukan sebagai faktor pembantu.

    SGPT : Serum Glutamic-Pyruvic Transaminase, suatuenzim golongan tranferase yang mengkatalisispemindahan reversibel sebuah gugus amino darialaninkeD-ketuglutarat untuk membentuk glutamatdan piruvat, dengan piridoksal fosfat sebagai faktorpembantu. SGPT sangat meningkat pada penyakithati dan mononukleosis infeksiosa.

    CCl4 : Carbon tetra chloridaDM tipe 2 : Diabetes mellitus tipe 2, satu dari dua golongan

    utama diabetes mellitus, yang ditandai d e n g a npuncak onset usia antara usia 50 dan 60 tahun,onset yang bertahap dengan beberapa gejalagangguan metabolik (glukosuria dankonsekuensinya), dan tidak memerlukan insulineksogen; kontrol diet dengan atau tanpahipoglikemik oral biasanya efektif.

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • vDAFTAR SINGKATAN

    m : metercm : centi metermm : milimeterg : grammg : mili gramg : micro gramkg : kilogramBB : berat badandpl : diatas permukaan lautL : litermL : mili literLD50 : Lethal Dose 50, yaitu dosis yang menimbulkan kematian

    pada 50% hewan percobaanKHM : Konsentrasi Hambat MinimumED50 : Effective Dose 50, yaitu dosis yang menimbulkan efek

    terapi pada 50% individuPGE2 : Prostaglandin E2, merupakan salah satu prostaglandin

    yang dirilis oleh dinding pembuluh darah sebagai responterhadap infeksi atau peradangan yang bekerja padaotak untuk menimbulkan demam

    COX-2 : Cyclooxygenase-2, merupakan protein yang bertindaksebagai enzim dan khusus mengkatalisis (mempercepat)produksi prostaglandin. Ketika aktivitas Cox-2 diblokir,maka peradangan akan berkurang

    IL-6 : Interleukin-6, merupakan limfokin produk sel T fibroblas,makrofag dan sel lain, hasil perangsangan antigen ataumitogen, berperan sebagai faktor diferensiasi sel B dantrombosit serta merangsang produksi imunoglobulin olehsel B; IL-6 juga menyebabkan hepatosit mensintesisberbagai macam protein plasma yang terlibat dalamrespons fase akut dan merupakan kofaktor padapermulaan siklus sel dalam sel hematopoietik in-vitro.

    TNFD : Tumor Necrosis Factor

    viii

    SAMBUTANKEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN

    MAKANANREPUBLIK INDONESIA

    Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena atas rakhmat dan karunia-Nya, maka Buku AcuanSediaan Herbal (ASH) volume V ini dapat disusun dan diterbitkantepat pada waktunya.

    Masyarakat Indonesia sudah sejak ratusan tahun yang lalutelah memiliki tradisi memanfaatkan tumbuhan dari lingkungansekitarnya sebagai jamu. Kecenderungan masyarakat mencaripemecahan terhadap masalah kesehatan melalui pengobatantradisional sangat dirasakan akhir- akhir ini. Fenomena ini terusmeningkat sejak krisis ekonomi tahun 1997 yang menyebabkan hargaobat sintetik melonjak sangat tinggi karena sebagian besar bahanbakunya masih diimpor. Sehingga dalam upaya memelihara kesehatandan pengobatan banyak masyarakat mulai beralih menggunakan jamu.Pada saat ini penggunaan jamu sudah didukung pemerintah bahkantelah menjadi program pemerintah dan mulai masuk dalam pelayanankesehatan.

    Buku ASH volume V ini berisi 30 monografi tanaman obat,yang masing-masing berisi informasi tentang nama tanaman obat,deskripsi, habitat, sinonim, nama daerah, nama asing, kandungankimia, efek farmakologi, indikasi, kontra indikasi, peringatan/perhatian, efek yang tidak diinginkan, interaksi, toksisitas, penyiapandan dosis serta penyimpanannya.

    Keberadaan buku ASH volume V ini diharapkan dapatmenjadi referensi keamanan dan kemanfaatan tanaman obat bagimasyarakat dan profesi kesehatan, dan dapat menghilangkan keragu-raguan dalam menggunakan simplisia tanaman obat Indonesiasebagai jamu, karena selain tersedia informasi keamanan dankemanfaatan secara turun temurun, juga didukung referensi ilmiah,

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • iv

    Phaseoli Vulgarisis Fructus 103Psidii Guajavae Fructus 107

    BAB XIII SEDIAAN ANTIKANKERAndrographidis Paniculatae Herba 112Azadirachtae Indicae Folium 118Gynurae Procumbensis Folium 124Scurrulae Ferrugineae Herba 129

    ix

    Buku ASH Volume V ini merupakan kelanjutan ASH volumeI tahun 2000, volume II tahun 2006, volume III tahun 2007 danvolume IV tahun 2008.

    Penyusunan buku ASH volume V dilakukan oleh TimPenyusun dari Badan POM RI dan pakar dari perguruan tinggi dalamberbagai bidang keahlian antara lain dalam bidang farmasi,farmakologi, kedokteran, biologi, fitokimia yang telah melakukanpenelitian dan menyumbangkan pikirannya sesuai dengan bidangkeahliannya.

    Atas nama Badan Pengawas Obat dan Makanan RepublikIndonesia saya mengucapkan selamat, penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih kepada semua pihak yang telahberpartisipasi dan berkontribusi atas tersusun dan terbitnya bukuASH volume V. Semoga buku ini dapat berguna sebagai rujukanbagi semua pihak yang berkepentingan.

    Jakarta, Desember 2010 Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

    Republik Indonesia

    Dra. Kustantinah, Apt, M.App. Sc.

    serta diharapkan kemanfaatannya dapat ditingkatkan melaluipenelitian berbasis pelayanan pada Unit Pelayanan KesehatanFormal.

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • iii

    BAB IV SEDIAAN ANTIEPILEPSICentellae Asiaticae Herba 27

    BAB V SEDIAAN ANTIINFLAMASIAcanthi Illicifolii Folium 33Apii Graveolentis Folium 37Centellae Asiaticae Herba 41Curcumae Zedoariae Rhizoma 42Morindae Citrifoliae Fructus 47

    BAB VI SEDIAAN OBAT LUKACentellae Asiaticae Herba 52Phyllantii Nirurii Herba 54

    BAB VII SEDIAAN ANTIKOLESTEROL/ANTIHIPERLIPIDEMIAArecae Catechu Semen 59Camelliae Sinensitis Folium 64

    BAB VIII SEDIAAN ANTIOKSIDANMorindae Citrifoliae Fructus 69Raphanusi Sativi Radix 70

    BAB IX SEDIAAN DIURETIKCaricae Papayae Radix 74

    BAB X SEDIAAN HEPATOPROTEKTORUncariae Gambiris Folii Extractum Siccum 80Morindae Citrifoliae Fructus 85

    BAB XI SEDIAAN SALURAN CERNACentellae Asiaticae Herba 87Morindae Citrifoliae Fructus 88

    BAB XII SEDIAAN DIABETES MELLITUSCinnamomi Burmannii Cortex 90Catharanthi Roseus Folium 94Mori Albae Folium 99

    x

    KATA PENGANTAR

    Pada saat ini produk tumbuhan obat telah digunakan olehberbagai lapisan masyarakat dunia baik negara maju maupun negaraberkembang. World Health Organization (WHO), memperkirakanbahwa 80% penduduk negara berkembang masih mengandalkanpemeliharaan kesehatan pada pengobatan tradisional, dan 85%pengobatan tradisional dalam prakteknya menggunakan tumbuhanobat. Penggunaan tumbuhan obat di Indonesia dalam upayapemeliharaan kesehatan, maupun sebagai pengobatan menggunakantumbuhan obat kecenderungannya terus meningkat terutama sejakkrisis ekonomi tahun 1997 yang menyebabkan harga obat sintetikmelonjak sangat tinggi karena sebagian besar bahan bakunya masihdiimpor. Seiring dengan hal itu, penelitian yang membuktikan khasiatdan keamanan obat tradisional/obat asli Indonesia juga meningkat.

    Untuk merespon dan menyediakan informasi yangdibutuhkan masyarakat dan agar penggunaan obat tradisional/obatasli Indonesia dapat mencapai hasil yang optimal maka BadanPengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia denganbekerjasama dengan pakar di bidang obat tradisional dan tumbuhanobat asli Indonesia baik dari perguruan tinggi, profesi, secara bertahapakan menerbitkan Buku Acuan Sediaan Herbal (ASH). Namun sayategaskan bahwa informasi yang terdapat dalam buku ini tidak dapatdigunakan untuk mengklaim suatu produk, karena untuk mengklaimsuatu produk harus didukung data penelitian lebih lanjut daricampuran simplisia yang terdapat dalam produk itu sendiri.

    Pada volume I, II, III dan IV masing-masing 30 monografisimplisia dari berbagai jenis tumbuhan obat Indonesia, yangmenguraikan tentang nama simplisia, nama tumbuhan, deskripsitumbuhan dan informasi lain yang relevan dari hasil penelitian tentangkhasiat/kegunaan dan keamanan simplisia tersebut. Pada volume Vini dibuat 30 monografi simplisia. Sebagai pertimbangan dalam memilihsimplisia yang dimuat dalam buku ini dipilih dari tumbuhan yangbanyak digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan atau oleh

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • ii

    DAFTAR ISI

    HalamanDaftar Isi iiDaftar Singkatan vSambutan Kepala Badan POM RI viiiKata Pengantar xTim Penyusun dan Narasumber xii

    BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL 1A. Informasi Umum Sediaan Herbal 1B. Cara Pembuatan Sediaan Herbal 1

    1. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan 11) Identifikasi 22) Peralatan 23) Penimbangan dan pengukuran 24) Derajat kehalusan bahan tumbuhan obat 25) Penyimpanan 2

    2. Macam Sediaan Herbal 3Infusa (Infus) 3Dekokta (Dekok) 4Tea (Teh) 5Gargarisma dan Kolutorium (Obat Kumurdan Obat Cuci Mulut) 5Sirupi (Sirup) 6Tinctura (Tingtur) 6Extracta (Ekstrak) 7

    BAB II SEDIAAN AFRODISIAKAPiperis Retrofracti Fructus 9

    BAB III SEDIAAN ANTIBAKTERIAcalyphae Indicae Folium 14Litseae Cubebae Cortex 18Plantaginis Majoris Folium 22

    xi

    industri Obat Tradisional sebagai bahan baku pembuatan obattradisional/obat asli Indonesia.

    Untuk melengkapi pengetahuan tentang khasanah tumbuhanobat Indonesia, seyogyanya penerbitan buku ASH volume V ini dapatdilanjutkan ke edisi berikutnya yang lebih baik dengan informasi yanglebih lengkap mengenai tumbuhan obat Indonesia.

    Akhirnya saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yangsetinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikansumbangan pemikirannya sehingga dapat tersusun dan terbitnya bukuASH volume V. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rakhmatdan hidayahNya kepada kita semua.

    Jakarta, Desember 2010 Deputi Bidang Pengawasan

    Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen Badan POM RI

    Drs. Ruslan Aspan, MM

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • iDiterbitkan olehBadan Pengawas Obat dan Makanan

    Republik IndonesiaTahun 2010

    Direktorat Obat Asli IndonesiaDeputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional,

    Kosmetik dan Produk KomplemenJl. Percetakan Negara 23 Jakarta

    xii

    TIM PENYUSUN DAN NARA SUMBER

    Pengarah : Kepala Badan Pengawas Obat danMakanan RI

    Penanggung Jawab : Drs. Ruslan Aspan, M.MKetua : DR. Sherley, M.Si.Sekretaris : DR. Bambang Dwiyatmoko, M.BiomedAnggota : Drs.Arnold Sianipar, M. Pharm., Apt

    Dra. Mardiaty, Apt.DR. Tepy Usia, M.Phil., Apt.

    Nara Sumber : Prof. DR. SidikProf. DR. Lukman HakimProf. DR. Asep Gana SugandaProf. DR. Amri BakhtiarProf. DR. Subagus WahyuonoProf. DR. Mae Sri HartatiProf. Dr. Noor Wijayahadi, PhD, SpFKDR. Berna ElyaDR. Bambang Prayogo E.WDR. ElfahmiDjoko Santoso, M.SiDrs. Ahmad Muhtadi, M.S.

    Staf Penyusun : Dra. Warsiati, Apt.Wijiasih, S.F., Apt.Amelia Febriani, S.Farm., Apt.Rizka Ayu K.W, S.Farm., Apt.

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 1BAB IPEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

    A. Informasi Umum Sediaan Herbal

    Dalam buku ini yang dimaksud dengan Sediaan Herbal adalahsediaan obat tradisional yang dibuat dengan cara sederhana sepertiinfus, dekok dan sebagainya yang berasal dari simplisia. Simplisiaadalah bahan alamiah berupa tanaman utuh, bagian tanaman ataueksudat tanaman yang digunakan sebagai obat dan belum mengalamipengolahan atau mengalami pengolahan secara sederhana serta belummerupakan zat murni kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yangtelah dikeringkan. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontankeluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkandari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.

    Setiap judul monografi menggunakan nama Latin dari simplisiayang terdiri atas nama suku (genus) atau nama jenis (species) ataupetunjuk jenis tanaman asal, diikuti dengan bagian tanaman yangdipergunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk sediaan herbal yangdiperoleh dari beberapa macam tanaman yang berbeda-bedamarganya maupun eksudat tanaman.

    Pada monografi setiap simplisia dicantumkan informasi tentangdeskripsi tanaman dan simplisia, habitat, sinonim, nama daerah, namaasing, kandungan kimia, efek farmakologi, indikasi, kontraindikasi,peringatan, efek yang tidak diinginkan, interaksi obat, toksisitas,penyimpanan, penyiapan dan dosis. Pada deskripsi diuraikan namalatin tanaman dan bagian yang digunakan, pemerian serta makroskopisdari bagian tanaman yang digunakan. Cara kerja obat atau efekfarmakologi didukung oleh data penelitian praklinik maupun dataklinik.

    132

    186-194.5. Devehat, F.L., Tomasi, S., Fontanel, D., Boustie, J., 2002, Flavonols

    from Scurrula ferruginea Danser (Loranthaceae), Z.Naturforsch., 57c:1092-1095.

    6. Devehat F.L., A. Bakhtiar, C. Bezivin, M. Amores, J. Boustie,2002, Antiviral and Cytotoxic Activity of Some Indonesian Plants,Fitoterapia, 73 (5): 400-405.

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 2B. Cara Pembuatan Sediaan Herbal

    1. Hal-hal yang Perlu DiperhatikanDalam membuat sediaan herbal terdapat beberapa faktor yang harusdiperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap khasiat dankeamanan penggunaan sediaan herbal tersebut untuk pengobatan.Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah:

    1) IdentifikasiSebelum menggunakan sediaan herbal sebagai obat harus

    dipastikan bahwa tidak menggunakan bahan tanaman yang salah.Menggunakan sediaan herbal yang salah dapat menimbulkan efekyang tidak diinginkan atau keracunan.

    2) PeralatanPeralatan panci/wadah yang digunakan sebaiknya dari bahan

    gelas/kaca, email atau stainless steel. Gunakan pisau atau spatula/pengaduk yang terbuat dari bahan kayu atau baja, saringan dari bahanplastik atau nilon. Jangan menggunakan peralatan dari bahan aluminiumkarena dapat bereaksi dengan kandungan kimia tertentu dari tanamanyang mungkin menjadi toksis.

    3) Penimbangan dan pengukuranPada umumnya timbangan dapur dapat digunakan walaupun

    dengan gelas ukur lebih akurat. Ukuran gram atau liter lebih mudahdan lebih umum digunakan daripada ukuran besaran lainnya. Apabilamendapat kesukaran dalam menimbang jumlah yang sedikit/kecilseperti 10 g, maka dapat dilakukan dengan penimbangan 20 g, kemudianhasil penimbangan dibagi dua.

    4) Derajat kehalusan bahan tumbuhan obatDalam penyarian bahan berkhasiat yang terdapat dalam bahan

    tumbuhan obat, derajat kehalusan merupakan hal yang terpenting.Derajat kehalusan bukan merupakan faktor tunggal yangmempengaruhi proses pelepasan bahan berkhasiat, tetapi jumlah dansifat alami dari bahan pendamping/metabolit primer lain yang terdapatdalam bahan obat juga memegang peranan penting.

    131

    IndikasiSecara tradisional digunakan pada penderita kanker.

    KontraindikasiBelum diketahui.

    PeringatanBelum diketahui.

    Efek yang Tidak DiinginkanBelum pernah dilaporkan.

    Interaksi ObatBelum diketahui.

    ToksisitasBelum ada data.

    Penyiapan dan DosisBelum ada data.

    PenyimpananSimpan di tempat yang sejuk dan kering, di dalam wadah tertutuprapat, jauh dari jangkauan anak-anak

    Daftar Pustaka1. Scurrula ferruginea (Jack) Danser, 2003, Flora of China,

    5:227-231.2. Lemmens, RHMJ., Bunyapraphatsara, N., 1999, Plant Resources

    of South-East Asia No 12(3): Medicinal and Poisonous Plants3, Prosea Foundation, Bogor, 371.

    3. Anonim, 1995, Indeks Tumbuh-Tumbuhan Obat di Indonesia,Edisi kedua, PT Eisai Indonesia, Indonesia, 151.

    4. Ameer, O.Z., Salman, I.M., Siddiqui, M.J.A., Yam, M.F.,Sriramaneni, R.N., Sadikun, A., Ismail, Z., Shah, A.M. andAsmawi, M.Z., 2010, Cardiovascular activity of the n-butanolfraction of the methanol extract of Loranthus ferrugineus Roxb.,Brazilian Journal of Medical and Biological Research 43:

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 35) Penyimpanan Sediaan yang berbeda dapat bertahan untuk jangka waktu yang

    berbeda sebelum mulai berkurang/kehilangan kandungan bahanberkhasiatnya. Simpanlah infus atau dekok didalam lemari pendinginatau pada tempat yang teduh. Infus harus dibuat segar setiap hari (24jam) dan dekok harus digunakan dalam waktu 48 jam.

    Tingtur dan sediaan cair lannya seperti sirup dan minyak atsiri perludisimpan dalam botol berwarna gelap pada tempat yang teduhterlindung dari cahaya matahari dan dapat bertahan selama beberapabulan atau tahun.

    2. Macam Sediaan Herbal

    Infusa (Infus)Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi

    simplisia nabati dengan air pada suhu 90qC selama 15 menit.Pembuatan infus merupakan cara yang paling sederhana untukmembuat sediaan herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga.Dapat diminum panas atau dingin. Sediaan herbal yang mengandungminyak atsiri akan berkurang khasiatnya apabila tidak menggunakanpenutup pada pembuatan infus.

    Pembuatan:Campur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci

    dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menitterhitung mulai suhu mencapai 90qC sambil sekali-sekali diaduk-aduk.Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panassecukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yangdikehendaki. Infus simplisia yang mengandung minyak atsiri diserkaisetelah dingin. Infus simplisia yang mengandung lendir tidak bolehdiperas. Infus simplisia yang mengandung glikosida antarkinon,ditambah larutan natrium karbonat P 10% dari bobot simplisia. Kecualidinyatakan lain dan kecuali untuk simplisia yang tertera dibawah, infusyang mengandung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat denganmenggunakan 10% simplisia.

    130

    DeskripsiTanaman :Tanaman ini berupa terna, parasit obligat dengan batang menggantungberkayu silindris berbintik-bintik coklat. Bunga majemuk bentuk payungterdiri dari 4-6 bunga di ketiak daun atau di ruas batang, tangkaipendek, kelopak bentuk kerucut terbalik, panjang kurang lebih 3 mmbergigi empat, benang sari panjang 2-3 mm, kepala putik bentuk tombol,tabung mahkota panjang 1-2 cm, taju mahkota melengkung ke dalam,merah. Daun tunggal, berhadapan lonjong, ujung agak meruncing,pangkal membulat tepi rata, panjang 5-9 cm, lebar 2-4 cm, permukaanatas hijau, permukaan bawah coklat. Buah kerucut terbalik, panjangkurang lebih 8 mm, coklat. Biji bulat kecil, hitam. Akar: menempelpada pohon inang, berfungsi sebagai penghisap, kuning kecoklatan.1Simplisia :Helaian daun berwarna hijau keabu-abuan sampai hijau kecoklatandengan permukaan bawah dipenuhi oleh rambut-rambut daun yangberwarna kecoklatan, helaian daun berkerut, bentuk bulat telur sampailonjong, pangkal bulat, membulat, ujung meruncing, tepi rata danmenggulung, panjang 3-6 cm, lebar 1-3 cm, tangkai daun pendek,berkerut, ranting berwarna coklat kehitaman, berkerut. Bau khas, rasapahit.

    HabitatHabitat alami dari tanaman ini terdapat di Malaysia, Sumatera, India,Australia, dan Selandia Baru.4

    Kandungan KimiaHerba scurrula mengandung senyawa asam lemak: asam oleat, asamlinoleat, asam linolenat, asam oktadeka-8-10-dinoat, asam (Z)-oktade-12-ena-8-10-dioat dan asam oktadeka-8-10-12-trinoat; kuersitrin,kuersetin, rutin, ikarisid B2, avikulin, (+)-katekin, (-)-epikatekin, (-)-epikatekin3-O-galat dan (-) epigalokatekin-3-O-galat.5

    Efek FarmakologiSitotoksitas terhadap empat jenis sel kanker pada manusiamenunjukkan kuersetin paling aktif sebagai antikanker dengan IC50pada 35 m U251 (sel glioblastoma manusia).5, 6

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 4Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut, digunakan sejumlah yangtertera.

    Kulit Kina 6 bagianDaun Digitalis 0,5 bagianAkar Ipeka 0,5 bagianDaun Kumis kucing 0,5 bagianSekale Kornutum 3 bagianDaun Senna 4 bagianTemulawak 4 bagian

    Dekokta (Dekok)Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi

    sediaan herbal dengan air pada suhu 90qC selama 30 menit.

    Pembuatan:Campur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci

    dengan air secukupnya, panaskan diatas tangas air selama 30 menitterhitung mulai suhu 90qC sambil sekali-sekali diaduk. Serkai selagipanas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melaluiampas hingga diperoleh volume dekok yang dikehendaki, kecualidekok dari simplisia Condurango Cortex yang harus diserkai setelahdidinginkan terlebih dahulu. Jika tidak ditentukan perbandingan yanglain dan tidak mengandung bahan berkhasiat keras, maka untuk 100bagian dekok harus dipergunakan 10 bagian dari bahan dasar atausimplisia. Untuk bahan berikut, digunakan sejumlah yang tertera.

    Bunga Arnica 4 bagianDaun Digitalis 0,5 bagianKulit Akar Ipeka 0,5 bagianKulit Kina 6 bagianDaun Kumis kucing 0,5 bagianAkar Senega 4 bagian

    129

    Scurrulae Ferrugineae Herba(Herba Scurrula)Jenis: Scurrula ferruginea Danser.

    Scurrulae Ferrugineae Herba adalah herba Scurrula ferrugineaDanser., anggota suku Loranthaceae.

    SinonimLoranthus ferrugineus Jack, L. crysanthus DC, Dendrophthoeferrugineus G. Don., Dendrophthoe crysanthus G. Don., Etubilaferrugineus Rafin., Loranthus crysanthoides Korth., Dendrophthoecrysanthoides Miq., Cichlanthus ferrugineus Van Tiegh.,Cichlanthus chrysanthus Van Tiegh., Scurrula chrysanthoidesDanser.1

    Nama DaerahJawa: Kemladean, pasilan, benalu, tahi burung, ambai-ambai.2, 3

    Nama AsingBelum diketahui.

    Tanaman scurrula

    Foto

    Simplisia kering herba scurrula

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 5Tea (Teh)Pembuatan sediaan teh untuk tujuan pengobatan banyak

    dilakukan berdasarkan pengalaman seperti pada pembuatan infus yangdilakukan pada teh hitam sebagai minuman.

    Pembuatan:Air mendidih dituangkan ke simplisia, diamkan selama 5-10 menit

    dan saring. Pada pembuatan sediaan teh, beberapa hal perludiperhatikan yaitu jumlah simplisia dan air, jumlah dinyatakan dalamtakaran gram dan air dalam takaran mililiter.

    Derajat kehalusan untuk beberapa simplisia sesuai dengan yangtertera berikut ini:

    Daun, bunga dan herba: rajangan kasar dengan ukuran lebihkurang 4 mm.Kayu, kulit dan akar: rajangan agak kasar dengan ukuran lebihkurang 2,5 mm.Buah dan biji: digerus atau diserbuk kasar dengan ukuran lebihkurang 2 mm.Simplisia yang mengandung alkaloid dan saponin: serbuk agakhalus dengan ukuran lebih kurang 0,5 mm.

    Gargarisma dan Kolutorium (Obat Kumur dan Obat Cuci Mulut)Obat kumur dan cuci mulut umumnya mengandung bahan tanaman

    yang berkhasiat sebagai astringen yang dapat mengencangkan ataumelapisi selaput lendir dan tenggorokan dan tidak dimaksudkan agarobat menjadi pelindung selaput lendir. Obat kumur dan obat cuci mulutdibuat dari sediaan infus, dekok atau tingtur yang diencerkan.

    Penyimpanan:Dalam wadah berupa botol berwarna susu atau wadah lain yang

    sesuai. Pada etiket harus juga tertera:1. Petunjuk pengenceran sebelum digunakan2. Hanya untuk kumur, tidak boleh ditelan

    128

    (Lour.)Merr.) pada membran korio alantois (CAM) embrio ayam.Majalah Farmasi Indonesia, 17(1), 50-55.

    8. Meiyanto, E., Septisetyani, E.P., 2005, Efek antiproliferatif danapoptosis fraksi fenolik ekstrak etanolik daun G. Procumbens(Lour)Merr. Terhadap Sel HeLa, Artocarpus, (5) 2: 74-80.

    9. Meiyanto, E., Sugiyanto., 1997, Uji Toksisitas beberapa fraksiekstrak etanol daun G. Procumbens (Lour.) Merr. terhadap LarvaArtemia salina Leach., Majalah Farmasi Indonesia, 8.(1),42-49.

    10. Direktorat Obat Asli Indonesia, 2007, Acuan Sediaan Herbal,Volume ketiga, Edisi pertama, Badan Pengawas Obat danMakanan RI, Jakarta,125-127

    11. Rosidah, Zam, Sadikun, Ahmad N.F, Akouwuwah, Asmawi Z.,2009, Toxicology Evaluation of standardized methanol extractof Gynura procumbens, J. Ethnopharmacol., 123 (2): 244-249.

    12. Meiyanto, E., 1996, Efek antimutagenik beberapa fraksi ekstrakalkohol daun G. Procumbens (Lour.) Merr. Laporan penelitian,Fakultas Farmasi, UGM, Yogyakarta.

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 6Sirupi (Sirup)Sirup adalah sediaan berupa larutan dari atau yang mengandung

    sakarosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa tidak kurang dari64,0% dan tidak lebih dari 66,0%.

    Pembuatan:Kecuali dinyatakan lain, sirup dibuat sebagai berikut: Buat cairan

    untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hinggalarut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobotyang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai. Pada pembuatansirup dari simplisia yang mengandung glikosida antrakinon,ditambahkan natrium karbonat sebanyak 10% bobot simplisia.Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untukpersediaan ditambahkan metil paraben 0,25% b/v atau pengawet lainyang sesuai.

    Tinctura (Tingtur)Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi

    atau perkolasi simplisia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuatmenggunakan 20% zat khasiat dan 10% untuk zat khasiat keras.

    Pembuatan:Maserasi:

    Kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut:Masukkan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan

    derajat halus yang cocok kedalam sebuah bejana, tuangi dengan 75bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung daricahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairanpenyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalambejana tertutup, biarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama2 hari. Enap tuangkan atau saring.

    127

    Interaksi ObatKombinasi ekstrak sambung nyawa (ESN) dan doksorubisinmemberikan efek sinergis (IK

  • 7Perkolasi:Kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut:Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat

    halus yang cocok dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian penyari,masukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya selama 3jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit kedalam perkolator sambiltiap kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnyasampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapatselapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, tambahkanberulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapatselapis cairan diatas simplisia, hingga diperoleh 80 bagian perkolat.Peras massa, campurkan cairan perasan kedalam perkolat, tambahkancairan penyari secukupnya sehingga diperoleh 100 bagian. Pindahkankedalam sebuah bejana, tutup, biarkan selama 2 hari ditempat sejuk,terlindung dari cahaya. Enap tuangkan atau saring.Jika dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperoleh 80bagian perkolat, tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memenuhisyarat, jika perlu encerkan dengan penyari secukupnya.

    Extracta (Ekstrak)Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan

    penyari simplisia menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahayamatahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadiserbuk.Cairan penyari:

    Sebagai cairan penyari digunakan air, eter, etanol, atau campuranetanol dan air.

    Pembuatan:Penyarian:

    Penyarian simplisia dengan cara maserasi, perkolasi ataupenyeduhan dengan air mendidih. Penyarian dengan campuran etanoldan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi. Penyariandengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.

    126

    Efek FarmakologiEkstrak etanol daun sambung nyawa kadar (50-100) mg/kgBB padamencit (Mus muculus) galur Swiss usia 2-2,5 bulan yang diinduksibenzo(a)piren sampai hari ke-15, dapat menghambat pertumbuhantumor paru mencit.1 Ekstrak etanol daun sambung nyawa dapatmenurunkan respon angiogenesis dengan model chorioallantoicmembrane (CAM) embrio ayam. Efek antiangiogeniknya sebandingdengan besar dosis yang digunakan. Dosis terendah 10 Pgmenunjukkan penghambatan sebesar 17,686,33% dan dosis tertinggi80 Pg sebesar 58,577,46% (p

  • 8Maserasi:Lakukan maserasi menurut cara yang tertera pada Tinctura. Suling

    atau uapkan maserat pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari50qC hingga konsistensi yang dikehendaki.Perkolasi:

    Lakukan perkolasi menurut cara yang tertera pada Tinctura.Setelah perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam, biarkan cairanmenetes, tuangi massa dengan cairan penyari hingga jika 500 mgperkolat yang keluar terakhir diuapkan tidak meninggalkan sisa.Perkolat disuling atau diuapkan dengan tekanan rendah pada suhutidak lebih dari 50qC hingga konsistensi yang dikehendaki. Padapembuatan ekstrak cair, 0,8 bagian perkolat pertama dipisahkan,perkolat selanjutnya diuapkan hingga 0,2 bagian, campur denganperkolat pertama. Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol, dapatjuga dilakukan dengan cara reperkolasi tanpa menggunakan panas.Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air:

    Hangatkan segera pada suhu lebih kurang 90qC, enapkan, serkai.Uapkan serkaian pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50qChingga bobot sama dengan bobot simplisia yang digunakan.

    Enapkan ditempat sejuk selama 24 jam, serkai uapkan padatekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50qC hingga konsistensiyang dikehendaki.

    Ekstrak (air dengan penyari etanol):Hasil akhir harus dibiarkan ditempat sejuk selama 1 bulan,

    kemudian disaring sambil mencegah penguapan.

    Daftar Pusataka1. Van Duin, C.F, 1954, Ilmu Resep, PT. Soeroengan, Edisi 2, Jakarta,

    73-79.2.Anonim, Pharmacope Belanda, Edisi V, 188-189.3.Andrew Chevallier Mnimh, The Encyclopedia of Medicinal Plants,

    Dorling Kindersley, 290-291.4. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen

    Kesehatan RI, Jakarta.5.Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen

    Kesehatan RI, Jakarta.

    125

    DeskripsiTanaman :Tumbuhan berhabitus terna, batang memanjat, rebah, atau merayap,bersegi, gundul, berdaging, hijau keunguan, menahun. Helaian daunberwarna hijau, bentuk bulat telur, bulat telur memanjang, bulatmemanjang, ukuran panjang 1,5-6 cm, lebar 1-3,5 cm, ujung tumpulsampai runcing, meruncing pendek, pangkal membulat atau rompang,tepi daun bergerigi atau agak bergigi. Tangkai daun 0,5-1,5 cm.Permukaan daun pada kedua sisinya tidak berambut atau berambuthalus. Susunan bunga majemuk cawan, 2-7 cawan tersusun dalamsusunan malai sampai malai rata, setiap cawan mendukung 20-35bunga, ukuran ibu tangkai bunga panjang 1,5-2 cm mendukung 20-35bunga. Tangkai karangan dan tangkai bunga gundul atau berambutpendek, tangkai karangan 0,5-0,7 cm. Buah berbentuk silindrismemanjang dengan panjang 4-5 mm, warna coklat.1, 2, 4Simplisia :Helaian daun berwarna hijau, berkerut, bentuk bulat telur memanjang,panjang 1,5-6 cm, lebar 0,53,5 cm, ujung daun runcing, pangkal daunmembulat atau rompang, tepi daun bergerigi atau agak bergelombang.Tangkai daun 0,5-1,5 cm. Kedua permukaan daun berambut halus.Daun tidak berbau dan tidak berasa.2, 5, 6

    HabitatTumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa pada ketinggian 1-1200 mdpl, terutama tumbuh baik pada ketinggian 500 m dpl. Banyakditemukan di selokan, semak belukar, hutan terbuka, dan padangrumput.1

    Kandungan KimiaFlavonoid, tanin, saponin, steroid (triterpenoid). Ekstrak yang larutdalam etanol 95%: Asam klorogenat, asam kafeat, asam fanilat, asamp-kumarat, asam p-hidroksi benzoat. Senyawa yang terkandung dalamekstrak etanol daun: Flavon/flavonol (3-hidroksi flavon), dengan gugushidroksil pada posisi 4', 7, dan 6 atau 8 dengan substitusi gugus 5-hidroksi.1

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 9BAB IISEDIAAN AFRODISIAKA

    Piperis Retrofracti Fructus(Buah Cabe Jawa)Jenis: Piper retrofractum Vahl.

    Piperis Retrofracti Fructus adalah buah Piper retrofractum Vahl.,anggota suku Piperaceae.

    SinonimP. officinarum (Miq.) DC., P.chaba Hunter, Chavica officinarumMiq., C. maritima Miq, C. retrofracta (Vahl.) Miq.1, 2 ,3, 4

    Nama DaerahSumatera: Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang; Jawa: Cabean,cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, cabe sula; Madura: Cabhi jhamo,cabe ongghu, cabe solah; Sulawesi: Cabia (Makassar). 1

    Nama AsingInggris: Javanese long pepper, Perancis: Poivre long de java.4

    Foto

    Tanaman cabe jawa Simplisia kering buah cabe jawa

    124

    Gynurae Procumbensis Folium(Daun Sambung Nyawa)Jenis: Gynura procumbens (Lour.) Merr.

    Gynurae Procumbensis Folium adalah daun Gynura procumbens(Lour.) Merr., anggota suku Asteraceae.

    SinonimG. sarmentosa (Bl.) D.C., G. scandens, G. finlaysoniana D.C., G.auranticasarmentosa, G. scabra, Cacalia procumbens Lour., C.sarmentosa Bl., C. cylindriflora Wall., C. finlaysoniana Wall., C.reclinata Wall., Senecio sarmentosus, S. Finlaysonianu.1

    Nama DaerahSumatera dan Jawa: Beluntas cina, daun dewa, sambung nyawa,ngokilo, daun apel.2

    Nama AsingInggris: Purple velvet plant, purple passion vine.3

    Tanaman sambung nyawa Simplisia kering daun sambungnyawa

    Foto

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 10

    DeskripsiTanaman :Tumbuhan menahun, percabangan tidak teratur, tumbuh memanjat,melilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras danmenyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuk bulat telur sampailonjong, pangkal seperti jantung atau membulat, ujung agak runcingatau meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin,permukaan bawah berbintik-bintik, helaian daun liat seperti daging,warna hijau, panjang 8,5-30 cm, lebar 3-13 cm, tangkai daun 0,5-3cm. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuhtegak atau sedikit merunduk; ibu tangkai bunga 0,5-2 cm; daunpelindung bentuk bulat telur sampai elips, 1-2 mm, berwarna kuningselama perkembangan bunga; bulir jantan 2-8 cm; benang sari 2, jarang3, sangat pendek; bulir betina 1,5-3 cm; kepala putik 2-3, pendek,tumpul. Buah majemuk, termasuk tipe buah batu, keras, berlekatanatau bergerombol teratur dan menempel pada ibu tangkai buah, bentukbulat panjang sampai silindris dengan bagian ujung menyempit, warnabuah merah cerah; biji berdiameter 2-3 mm.2Simplisia:Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris,bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur,panjang 2-7 cm, garis tengah 4-8 mm, bertangkai panjang, berwarnahijau coklat kehitaman atau hitam, keras. Biji bulat pipih, keras, coklatkehitaman. Bau khas, aromatis, rasa pedas.2

    HabitatCabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam dipekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnyatidak lembab dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampaiketinggian 600 m dpl. Tempat tumbuh tanaman merambat padatembok, pagar, pohon lain, atau rambatan yang dibuat khusus. Cocokditanam di tanah yang tidak lembab dan porus (banyak mengandungpasir). Perbanyakan tanaman dilakukan dengan stek batang yangsudah cukup tua atau melalui biji.

    123

    11. Mandal-Ghosh, I., Chattopadhyay, U., Baral, R., 2007, Neem leafpreparation enhances Th1 type immune response and anti-tumorimmunity against breast tumor associated antigen, CancerImmun., 30;7:8

    12. Roy, M.K., Kobori, M., Takenaka, M., Nakahara, K., Shinmoto,H., Isobe, S., Tsushida, T., 2007, Antiproliferative effect on humancancer cell lines after treatment with nimbolide extracted froman edible part of the neem tree (Azadirachta indica), Phytother.Res., 1(3):245-50.

    13. Kumar G., H., Mohan, KV, C., Rao A, J., Nagini, S., 2008,Nimbolide a limonoid from Azadirachta indica inhibitsproliferation and induces apoptosis of human choriocarcinoma(BeWo) cells, Invest. New Drugs, 27(3):246-252.

    14. Roy, M.K., Kobori, M., Takenaka, M., Nakahara, K., Shinmoto,H., Tsushida, T., 2006, Inhibition of colon cancer (HT-29) cellproliferation by a triterpenoid isolated from Azadirachta indicais accompanied by cell cycle arrest and up-regulation of p21,Planta Med., 72(10):917-23.

    15. Skidmore-Roth, L., 2001, Mosbys Hanbook of Herbs andNatural Supplements, Mosby Inc., St.Lois, 455-457

    16. Nwafor, S.V. et al, 2003, Interaction between chloroquine sulphateand aqueous extract of Azadirachta indica A. Juss (Meliaceae)in rabbits, Acta Pharm., 53, 305-311

    17. DerMarderosian, A., Beutler, J.A., 2008, The Review of NaturalProducts, Fifth Edition, Wolters Kluwer Health, 910-913

    18. Sukrasno, Herlina,R., 2003, Mimba Tanaman Obat Multifungsi,Agromedia Pustaka, Jakarta, 48-49

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 11

    Kandungan KimiaAlkaloid: piperin, kavisin, piperidin, isobutildeka-trans-2-trans-4-dienamida; saponin, polifenol, minyak atsiri, asam palmitat, asamtetrahidropiperat, 1-undesilenil-3,4-metilendioksibenzena, dansesamin.5, 6, 7

    Efek FarmakologiTelah dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas androgenik dananabolik buah cabe jawa dengan menggunakan tikus putih jantanberumur 33 hari sebagai binatang percobaan, yang diberi infusa buahcabe jawa 0,21; 2,1 dan 21 mg/10 gBB. Sebagai kontrol positifdigunakan metiltestosteron 12,5 g/10 gBB, kontrol negatif diberiakuades 0,5 mL/10 gBB. Hasilnya dilaporkan untuk dosis 0,21 mg/10 gBB belum menunjukkan adanya efek androgenik dan anabolik.Dosis 2,1 mg/10 gBB menunjukkan efek androgenik dan anabolikyang maksimal, sedangkan pada dosis 21 mg/10 gBB efeknyamenurun. Efek androgenik diuji menurut metode Dorfman, denganmengukur perubahan bobot prostat ventral; untuk efek anabolikmenggunakan metode Hershberger, dengan mengukur perubahanbobot musculus levator ani.8Ekstrak etanol buah cabe jawa dosis 3,75 mg/kgBB tikus, tidak berbedabermakna dengan andriol dan sampai dengan dosis 12,5 mg/kgBBtidak menunjukkan pengaruh pada sperma tikus percobaan(konsentrasi, jumlah, motilitas dan morfologi) sedangkan pada dosis3,75 dan 12,5 mg/kgBB dapat menaikkan kadar hormon testosterontikus percobaan.10Uji klinik ekstrak cabe jawa pada dosis 100 mg/hari pada 9 priahipogonad, menghasilkan 7 dari 9 pria tersebut mengalamipeningkatan kadar testosteron darah. Pada dosis 100 mg/hari ekstrakcabe jawa bersifat androgen lemah dan dapat meningkatkan frekuensikoitus pria hipogonad dan bersifat aman.10

    IndikasiMembantu memelihara stamina pria.

    KontraindikasiTidak boleh diberikan pada wanita hamil dan menyusui.

    122

    gelas air, hingga air rebusan tersisa 1 gelas, lalu dinginkan. Diminumsetiap 1 jam sebelum makan, 3 kali sehari masing-masing sebanyak 1gelas.

    PenyimpananSimpan di tempat sejuk dan kering di dalam wadah tertutup rapat,jauh dari jangkuan anak-anak.

    Daftar Pustaka1. h t t p : / / w w w. p l a n t n a m e s . u n i m e l b . e d u . a u / S o r t i n g /

    Azadirachta.html#indica, diakses tanggal 7 Desember 20102. Joker, D., 2001, Informasi singkat benih Azadirachta indica A.

    Juss, URL: http://www.dephut.go.id/informasi/RRL/IFSP/azadirachta_indica.pdf, diakses tanggal 7 Desember 2010

    3. Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, DepartemenKesehatan RI, 67-71.

    4. Gruenwald, J., Brendler, T., Jaenicke, C. (Eds), 2004, PDR forHerbal Medicines, Third Edition., Medical Economics Company,New Jersey, 588.

    5. Backer, C.A., Bakhuizen van den Brink, 1965, Flora of Java(Spermatophytes Only), Vol. II, Wolters-Noordhoff N.V.P.,Groningen, 120.

    6. Siddiqui, B.S., Afshan, F., Sham-Sul-Arfeen , Gulzar, T., 2006, Anew tetracyclic triterpenoid from the leaves of Azadirachtaindica, Nat Prod Res., 20(12):1036-40

    7. Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, IA., Purnomo.,2002, Tumbuhan Obat II, Hasil Penelitian, Sifat-sifat danPenggunaan, Pusat Studi Obat Tradisional, Universitas GadjahMada, Yogyakarta, 19-22

    8. Siddiqui, BS., Ali S, T., Ali S, K., 2006, A new flavanoid from theflowers of Azadirachta indica, Nat Prod Res., 20(3):241-5

    9. Singh, UP., Maurya, S., Singh, DP., 2005, Phenolic acids in neem(Azadirachta indica): a major pre-existing secondarymetabolites, J. Herb Pharmacother., 5(1):35-43

    10. Kumar, S., Suresh, P.K., Vijayababu, M.R., Arunkumar, A.,Arunakaran, J., 2006, Anticancer effects of ethanolic neem leafextract on prostate cancer cell line (PC-3), J Ethnopharmacol.,105(1-2):246-50.

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 12

    PeringatanDapat menimbulkan reaksi anafilaksis bagi yang alergi.11, 12

    Efek yang Tidak DiinginkanDapat menyebabkan respiratory distress syndrome bila terinhalasi.13

    Interaksi ObatBelum diketahui.

    ToksisitasTermasuk kategori toksik sedang.12Uji toksistas akut ekstrak etanol cabe jawa yang diberikan secaraoral pada mencit menunjukkan LD50 sebesar 3,32 mg/10 g mencit.Sedangkan hasil uji subkronik yang dilakukan selama 90 hari dengandosis ekstrak etanol cabe jawa 1,25; 3,75 dan 12,5 mg/200 gBB tikus,menunjukkan tidak menimbulkan kerusakan pada organ penting.9

    Penyiapan dan DosisSecara tradisional:Buah sebanyak 2,5-5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum.

    PenyimpananSimpan di tempat sejuk dan kering, di dalam wadah tertutup rapat,jauh dari jangkuan anak-anak.

    Daftar Pustaka1. Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I, Direktorat

    Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen KesehatanRI, 80-84.

    2. Backer, C.A., Bakhuizen van den Brink, 1962, Flora of Java(Spermatophytes Only), Vol. I, Wolters-Noordhoff N.V.P.,Groningen, 171.

    3. h t t p : / / w w w . i t i s . g o v / s e r v l e t / S i n g l e R p t /SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=506526, diaksestanggal 8 Desember 2010.

    4. de Guzman, C. C., Siemonsma, J. S. (Eds.), 1999, Plant Resourcesof South-East Asia No.13. Spices, Backhyus Publishers, Leiden,183-188.

    121

    mengindikasikan adanya apoptosis. Penurunan rasio Bcl-2/Bax dengan peningkatan ekspresi Apaf-1 dan caspase-3, serta pemecahan poli(ADP-ribose) polymerase mengindikasikan bahwa nimbolid dapatmenginduksi apoptosis melalui jalur mitokondria. 13 Penelitian lainmenyebutkan bahwa nimbolida (kadar 2.5-10 M) dapat menghambatpertumbuhan sel kanker kolon secara in vitro.14

    IndikasiSecara tradisional digunakan pada penderita kanker

    KontraindikasiWanita hamil dan menyusui, dan anak-anak. Penderita hipersensitivitasterhadap tanaman mimba.

    PeringatanTidak boleh digunakan untuk anak-anak, ibu hamil, dan menyusui.Penggunaan tidak boleh lebih dari 3 (tiga) minggu.

    Efek yang Tidak DiinginkanMual, muntah, anoreksia, hipersensitivitas, dan dapat menyebabkansindroma Reyes pada bayi.15

    Interaksi ObatPemberian bersamaan ekstrak cair daun mimba dengan klorokuinsulfat (antimalaria) dapat mempengaruhi bioavailabilitas danmenurunkan parameter farmakokinetik klorokuin.17

    ToksisitasLD50 minyak mimba adalah 14 mL/kgBB pada tikus dan 80 mL/kgBBpada kelinci. Pada anak-anak, dapat menimbulkan gejala seperti padasindroma Reye dengan pemberian 5-13 mL minyak mimba.17 Dapatmenyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinansebagai penyebab konjungtivitis dan inflamasi.7

    Penyiapan dan DosisSecara tradisional: 7 lembar daun mimba, 150 g akar tapak limansegar dan 4 ruas jari rimpang temu lawak segar, direbus dengan 2

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 13

    5. Nakatani, N., Inatani, R., Ohta, H., Nishioka, A., 1986, Chemicalconstituents of peppers (Piper spp.) and application to foodpreservation: Naturally occurring antioxidative compounds.Environmental Health Perspectives, 67: 135-42.

    6. Kametani, S., Kikuzaki, H., Honzawa, M., Nakatani, N., 2005,Chemical constituents of Piper retrofractum Vahl and theirantioxidant and radical scavenging activities. ITE Letters, 6(6):64-71.

    7. Avijit, B., Manjusha, S., Ratna, D., Piyali, S., Koshy, A., 2002,Amides from Piper brachystachyum and Piper retrofractum.Phytochem.,59(8): 897-901.

    8. Saroni, P., Adjirni, 1989, Penelitian efek androgenik dan anabolikbuah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) pada tikus putih, CerminDunia Kedokteran, 59:23-25.

    9. Wajoedi, B., 2006, Informasi hasil penelitian preklinik cabejawa (Piper retrofractum Vahl), PROM-Badan POM RI, Jakarta.

    10. Moeloek, N., 2006, Uji klinik ekstrak cabe jawa (Piperretrofractum Vahl) sebagai fitofarmaka androgenik pada priahipogonad, Laporan akhir penelitian, PROM-Badan POM RI,Jakarta.

    11. Mills, S., Bone, K., 2005, The Essential Guide to Herbal Safety,Elsevier Churchill Livingstone, Missouri.

    12. Anonim, 1993, Standard of ASEAN Herbal Medicines, VolumeI, ASEAN Countries, Jakarta, 63-74.

    13.Barceloux, D.G., 2008, Medical Toxicology of NaturalSubstances: Foods, Fungi, Medicinal Herbs, Plants, andVenomous Animals, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, 71-74

    120

    daerah iklim musim dengan musim kering yang lama dan curah hujantahunan 450-2250 mm. Banyak dijumpai pada ketinggian 0-700 mdpl., tetapi dapat juga tumbuh pada ketinggian di atas 1500 m apabilasuhunya tidak terlalu tinggi. Tidak dapat hidup di daerah dingin ataubersalju. Dapat tumbuh pada lokasi dengan berbagai tipe tanah tetapitidak pada daerah bergaram, tergenang atau tanah liat.2, 4, 5

    Kandungan KimiaDaun mengandung -sitosterol, hiperosida, nimbolida, kuersetin,kuersitrin, rutin, azadirahtin, nimbin, dan 6-desasetilbimbin. Bungamengandung triterpenoid: Nimbolida, zeeshanol [25,26,27-trinor-apotirukalla-(apoeupha)-6-, 21-dihidroksi, 7-asetoksi, 1,14,22-tri-en-3, 16-dion, desfurano-6-hidroksiazadiradion; flavanon: azharon (5,7,4'-trihidroksi-3'-(3''-metil-2'',3''-epoksibutil)flavan-4-on (3)), azadiron,isoazadironolida.6Biji mengandung azadirachtin, azadiron, azadiradion, epoksi-azadiradion, gedunin, 17-epiazadiradion, 17-E-hidroksi azadiradion, danalkaloid.7Beberapa bagian tanaman (batang, kulit kayu, bunga, daun)mengandung asam fenolat: asam galat, asam tanat, klorogenat, danasam ferulat; desasetilbimbin, nimbolida dan kuersetin.6, 8, 9Buah mengandung Alkaloid (azaridin).7

    Efek Farmakologi.Pemberian ekstrak etanol dari mimba dapat mempercepat kematiansel kanker prostate (PC-3) in vitro dengan menaikkan fragmentasiDNA dan menurunkan jumlah sel kanker, menurunkan protein Bcl-2(anti-apoptotic protein), serta menaikkan protein Bax.10 Ekstrak airdaun mimba dapat menaikkan respon imun melalui peningkatan responantibody-dependent cellular cytotoxicity (ADCC) and cytotoxicT cell (CTL) terhadap sel MCF-7 (sel kanker payudara).11 Senyawanimbolida yang diisolasi dari bunga mimba (kadar 1-2.5 M) dapatmengganggu siklus sel U937 dengan cara menurunkan jumlah selpada fase G0/G1 dimulai dengan peningkatan fase S dan G2/M.12Nimbolida yang diisolasi dari daun dan bunga mimba mempunyai efeksitotoksik pada sel human choriocarcinoma (BeWo) dengan IC50 =2.01 dan 1.19 M. Pada pengujian morfologi sel, nimbolida dapatmenyebabkan fragmentasi dan kondensasi inti sel yang

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 14

    BAB IIISEDIAAN ANTIBAKTERI

    Acalyphae Indicae Folium(Daun Anting-anting)Jenis : Acalypha indica L.

    Acalyphae Indicae Folium adalah daun Acalypha indica L., anggotasuku Euphorbiaceae.

    SinonimA. spicata L., A. ciliata L., A. canescana L., A. australis L.,A.canescens Wall.

    Nama DaerahJawa: Ceka mas, lelatang, rumput bolong-bolong, rumput kokosongan.1

    Nama AsingInggris: Indian nettle, cats nettle.

    Foto

    Tanaman anting-anting Daun anting-anting

    119

    DeskripsiTanaman :Tumbuhan berhabitus pohon menahun, berkayu. Batang tegak, bentukbulat, percabangan simpodial, kulit batang pecahpecah berkerak,diameter sampai 30 cm. Tinggi pohon hingga 20 m. Batangnya agakbengkok dan pendek, oleh karena itu kayunya tidak terdapat dalamukuran besar. Kulit batang berwarna kelabu, terasnya berwarna merahdan keras. Daun majemuk, menyirip genap, beranak daun 1216, anakdaun asimetris, ukuran daun 7-9 x 23 cm, ujungnya runcing, pangkaldaun tumpul asimetris, tepi bergerigi, susunan tulang anak daunmenyirip, permukaan atas halus, warna hijau tua, daging anak daunseperti kertas, rasanya pahit. Perbungaan berupa bunga majemukmalai di ketiak daun yang berada di ujung cabang atau ranting, panjangtangkai bunga 5-30 cm, tidak berambut atau jika berambut hanya tipisdi sekitar tangkai bunga. Kelopak bunga seperti benang, warnakekuningan, panjang 1 mm. Mahkota bunga seperti benang, warnaputih kekuningan, panjang 5-7 mm. Pendukung benang sari di sebelahluar tidak berambut atau jika berambut sangat halus, di bagian dalamberbulu halus. Putik dan ruang ovarium panjang 3 mm, tidak berambut.Buah hijau kekuningan, tidak berambut, ukuran 1-2 cm. Berbungamulai bulan Maret hingga Desember.2, 4, 5Simplisia:Helaian anak daun berwarna coklat kehijauan, bau lemah dan rasapahit. Daun berbentuk bulat telur, memanjang tidak setangkup sampaiserupa bentuk sabit agak melengkung. Ujung daun meruncing, pangkaldaun miring atau terpancung, rompang, tepi daun bergerigi kasar.Tulang daun menyirip, tulang cabang utama umumnya hampir sejajarsatu dengan yang lainnya.3

    HabitatTanaman ini asli dari Burma dan India Timur Laut. Ditanam danmenyebar ke sebagian besar area agak kering di India, Burma,Kamboja, Laos, dan Iran. Dikenal sebagai tanaman pada areal agakkering dan sedikit lembab di Asia dan Afrika dan baru-baru ini dijumpaidi Australia, Amerika Latin, Amerika Selatan. Di Indonesia hidup padatanah agak tandus di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Madura. Hiduppada rentang suhu dan curah hujan sangat lebar. Tahan hidup pada

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 15

    DeskripsiTanaman :Tumbuhan berhabitus terna menahun dengan tinggi mencapai 80 cm,batang berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian dauntunggal, letak berseling, panjang tangkai daun 2-6 cm, bentuk daunbulat telur sampai belah ketupat, tepi bergerigi halus, permukaan atastidak berambut atau jika berambut hanya terdapat pada ibu tulangdaun, ukuran helaian daun 1-7 x 1-5 cm. Perbungaan berupa bungamajemuk bulir, ibu tangkai bunga tumbuh dari bagian ketiak daun,dalam satu ibu tangkai bunga terdapat 6-9 bulir bunga, 1-2 bungajantan ada di bagian atas, 5-7 bunga betina berada di bagian bawahnya.Bunga jantan: tersusun dalam suatu bulir, perhiasan bunga kecilberwarna putih, daun pelindung hijau dengan tepi bergerigi halus. Bungabetina: tersusun dalam suatu bulir, daun pelindung berwarna hijauseperti mangkuk, tepi daun pelindung bergigi, tidak berambut ataujika berambut tersebar, lebar daun pelindung 3-4 mm, panjang 7-10mm. Buah berbentuk kapsul kecil, terdiri atas 3 ruang ovarium, ukurandiameter buah 2-2,5 mm, setiap buah berisi 3 biji, berwarna coklatkeabu-abuan. Berbunga sepanjang tahun, banyak tumbuh di dataranrendah, tepi jalan atau sawah.2Simplisia :Helaian daun berbentuk belah ketupat, pangkal tumpul, ujungmeruncing, tepi bergerigi, pertulangan daun menyirip, panjang 3-4 cm,lebar 2-3 cm, warna hijau kecoklatan, tangkai daun panjang, warnahijau tua sampai keabu-abuan. Bau lemah, tidak berasa.2

    HabitatTumbuhan ini banyak ditemukan di Indonesia, India, Indocina danEthiopia.3

    Kandungan KimiaGlikosida sianogenik; Akalapin (0,3%, turunan 3-sianopiridon); Tanin:Asam tri-o-metil elagat; Minyak atsiri; Flavonoid: Krisin dan galangin3, mauritianin, klitorin, nikotiflorin dan biorobin.4

    Efek FarmakologiEkstrak heksan, kloroform, etil asetat dan metanol dari daun anting-anting memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif

    118

    Azadirachtae Indicae Folium(Daun Mimba)Jenis: Azadirachta indica A. Juss

    Azadirachtae Indicae Folium adalah daun Azadirachta indica A.,Juss anggota suku Meliaceae.

    SinonimAntelaea azadirachta (L.) Adelb., A. javanica Gaertn., Azedarachfraxinifolia Moench, Melia azadirachta L., M. fraxinifolia Adelb.,M. Indica (A. Juss.) Brandis, M. pinnata Stokes.1, 2

    Nama DaerahJawa: Imba, mimba (Jawa), membha, mempheuh (Madura);Nusatenggara: Intaran (Bali), mimba.3

    Nama AsingInggris: Neem tree, holy tree, nim.4

    Tanaman mimba Simplisia kering daun mimba

    Foto

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 16

    Staphylococcus aureus, S.epidermidis, Bacillus cereus,Streptococcus faecalis dan gram negatif Pseudomonas aeruginosa,dengan kadar hambat minimum (KHM) antara 0,156 2,5 mg/mL.5Ekstrak aseton dan etanol dari daun anting-anting juga menunjukkanaktivitas antibakteri terhadap Escherecia coli, Klebsiella pneumonia,S. aureus, Proteus sp. dan Pseudomonas aeruginosa dengan KHMuntuk ekstrak aseton berturut-turut 40; 80; 40; 20 dan 60 g/0,1mLdan untuk ekstrak etanol berturut-turut 20; 90; 60; 60 dan 40 g/0,1mL.6 Ekstrak air daun anting-anting menunjukkan aktivitas melawanisolat Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap berbagaimacam obat (Multi Drugs Resistance).7

    IndikasiMembantu mengurangi pertumbuhan bakteri.

    KontraindikasiBelum diketahui

    PeringatanHati-hati pada penderita yang sensitif terhadap tanaman ini.

    Efek yang Tidak DiinginkanTidak ada laporan tentang efek yang tidak diinginkan pada penggunaanyang tidak berlebihan.3Kemungkinan dapat terjadi iritasi lambung dan dermatitis pada kulityang kontak dengan getah tanaman yang masih segar.Pernah dilaporkan terjadinya hemolisis intravaskular akut pada pasiendengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase yang mengkonsumsiekstrak cair daun anting-anting.8

    Interaksi ObatBelum diketahui.

    ToksisitasPemberian pada kelinci dalam jumlah yang besar dapat menyebabkaninflamasi saluran pencernaan dan perubahan warna darah menjadicoklat yang mengindikasikan adanya senyawa toksik.3

    117

    4. Direktorat Obat Asli Indonesia, 2007, Acuan Sediaan Herbal,Volume Kedua, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta,115-120.9.

    5. Jiang, C.G., Li, J.B., Liu, F.R., Wu, T., Yu, M., Xu, H.M., 2007,Andrographolide inhibits the adhesion of gastric cancer cells toendothelial cells by blocking E-selectin expression, AnticancerRes., 27(4B):2439-2447.

    6. Anonim, 2002, WHO Monographs on Selected MedicinalPlants, Volume 2, World Health Organization, Geneva, 12-24.

    7. Anonim, 1993, Standard of Asean Herbal Medicine, AseanCountries, Jakarta, Indonesia, 36-38.

    8. Anonim, 2006, Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm F.)Nees), Serial Data Terkini Tumbuhan Obat, Badan PengawasObat dan Makanan, Jakarta.

    9. Zhou, J., Lu, G.D., Ong, C.S., Ong, C.N., Shen, H.M., 2008,Andrographolide sensitizes cancer cells to TRAIL-inducedapoptosis via p53-mediated death receptor 4 up-regulation, Mol.Cancer Ther., (7): 2170-80

    10. Daniel, L., Soemardji, A.A., Immaculata, M., 2000, Kajian EfekImunostimulasi Ekstrak Air Herba Sambiloto (Andrographispaniculata (Burm. F.) Ness., Acanthaceae) Pada Mencit Balb/c, Skripsi, Departemen Farmasi,, ITB, Bandung.

    11. Panossian, A., Davtyan, T., Gukassyan, N., Gukasova, G.,Mamikonyan, G., Garielian, E., Wikman, G.., 2002, Effect ofandrographolide and kan jang fixed combination of extract SHA-10 and extract SHE-3 on proliferation of human lymphocytes,production of cytokines and immune activation markers in thewhole blood cells culture, Phytomed., 9:598-605.

    12. Chung, Y., 1979, Andrographis paniculata. Handbook ofTraditional Chinese Medicine, Guangzhou.

    13. Guo, S.Y., D.Z. Li, W.S. Li, A.H. Fu, and L.F. Zhang. 1998,Study of the toxicity of andrographolide in rabbits. J. BeijingMed. Univ. 5:422-28.

    14. Kardono, L.B.S., N. Artanti, I. D. Dewiyanti, T. Basuki, K.Padmawinata, 2003, Selected Indonesian Medicinal Plants:Monographs and Descriptions, Gramedia WidiasaranaIndonesia, Jakarta, 113-153

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 17

    Penyiapan dan DosisDekokta : 100 g dalam 1 L air, dosis tunggal harian 15-3 mLEkstrak : 1000 g dalam 1 L etanol 90%, dosis tunggal harian

    0,3-2 mLInfusa : 50 g dalam 1 L air, dosis tunggal harian 15-30 mLJus : 800 g dalam 800 mL air dan 200 mL etanol 90%, dosis

    tunggal 0,3-2 mLTingtur : 125 gram dalam 1 L etanol 90%, dosis tunggal 2 - 4 mL.3

    PenyimpananSimpan di tempat sejuk dan kering, di dalam wadah tertutup rapat,jauh dari jangkuan anak-anak.

    Daftar Pustaka1. Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II, Balitbang

    Kehutanan RI, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta, 11682. Backer, C.A., Bakhuizen van den Brink, 1962, Flora of Java

    (Spermatophytes Only), Vol. I, Wolters-Noordhoff N.V.P.,Groningen, 490.

    3. Gruenwald, J., Brendler, T., Jaenicke, C. (Eds), 2004, PDR forHerbal Medicines, Third Edition, Medical Economics Company,New Jersey, 459-460.

    4. Nahrstedt, A., Kant, J., Wray., 1982, Acalypin, a cyanogenicglucoside from Acalypa indica, Phytochem, 21:101-105.

    5. Govindarajan, M., Jebanesan, A., Reetha, D., Amsath, R.,Pushpanathan, T., Samidurai, K., 2008, Antibacterial activity ofAcalypha indica L., Eur Rev Med Pharmacol Sci.,2: 299-302.

    6. Durga, K.R., Karthikumar, S., Jegatheesan, K., 2010, Isolation ofpotential antibacterial and antioxidant compounds from Acalyphaindica and Ocimum basilicum, African J. of Plant Sci., 4:163-166.

    7. Gupta, R., et al., 2010, Anti-tuberculosis activity of selectedmedicinal plants against multi-drug resistant Mycobacteriumtuberculosis isolates, Indian J. Med. Res., 131(6): 809-813.

    8. Lamabadusuriya, S.P., Jayantha, U.K, 1994, Acalypha indicainduced haemolysis in G6PD deficiency, Ceylon Med. J., 39:

    6-7.

    116

    uji tidak menunjukkan efek toksik pada fungsi hati dan ginjal hewanuji pada pengujian subkronik. Uji ini juga tidak menunjukkan efekteratogenitas pada hewan uji. Uji toksisitas akut ekstrak ujimenghasilkan harga LD50 (mencit) adalah 19,473 g/kgBB sehinggaberdasarkan data pustaka, ekstrak uji dapat dikategorikan sebagaipractically non-toxic. Hasil uji aktivitas SGOT, SGPT dan kadarkreatinin pada serum hewan coba setelah pemberian selama dua bulandengan dosis sampai 5 x dosis lazim tidak menunjukkan adanyaperbedaan bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak uji tidakmemiliki toksisitas sub kronik terhadap fungsi hepar dan fungsi ginjalhewan coba. Uji pengaruh teratogenik terhadap mencit tidakmenunjukkan adanya kelainan morfologi janin mencit sampai dengandosis lima kali dosis lazim.11 Pada mencit yang diberi rebusan sambilotosecara oral dengan dosis 10 g/kgBB sekali sehari selama 7 hari, tidakada satupun mencit yang mati. Pada kelinci yang diberikanandrografolida i.v (10 mg/kgBB) tidak ada kelainan padakardiovaskular.12 Pada uji yang lain, tikus atau kelinci diberikan 1g/kgBB isolat andrografolida atau neoandrografolida secara oral selama7 hari, tidak memberikan efek pada berat badan, jumlah darah, fungsihati dan ginjal, atau organ penting lainnya.13

    Penyiapan dan DosisDosis 3 g dan 6 g andrographolida per hari.14

    PenyimpananSimpan di tempat sejuk dan kering di dalam wadah tertutup rapat,jauh dari jangkuan anak-anak.

    Daftar Pustaka1. h t t p : / / w w w. a y u r n e p a l . c o m / e n / a n d r o g r a p h i s -

    paniculata.html?showall=1, diakses tanggal 8 Desember 2010.2. Anonim, 1979, Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen

    Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 20-25.3. Backer, C.A., Bakhuizen van den Brink, 1965, Flora of Java

    (Spermatophytes Only), Vol. II, Wolters-Noordhoff N.V.P.,Groningen, 574.

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 18

    Litseae Cubebae CortexKulit Batang KrangeanJenis : Litsea cubeba (Lour.) Pers.

    Litseae Cubebae Cortex adalah kulit batang Litsea cubeba (Lour.)Pers., anggota suku Lauraceae.

    SinonimL. citrata Bl., Laurus cubeba Lour., Tethrantera polyantha Wallichex Nees var. citrata Meiss., T. citrata Nees. 1

    Nama DaerahJawa: Ki lemo, lemo (Sunda), krangeyan (Jawa); Sumatera: Lado-lado; Kalimantan: baling la.2

    Nama AsingInggris: Pheasant pepper tree; Cina: May chang; Malaysia: Medangayer, medang melukut

    Foto

    Tanaman krangean Simplisia kering kulitbatang krangean

    DeskripsiTanamanTumbuhan berhabitus pohon, tinggi mencapai 10 m, bagian yang mudaterutama pada bagian ujung cabang berambut tebal dan pendek,berwarna coklat dan bagian yang tua gundul, berwarna hitam. Helaian

    115

    induced p53 dan regulasi DR4 dan bahkan memblokir sensitisasiAndro-induced pada TRAIL-induced apoptosis. Secarakeseluruhan,hasil ini menunjukkan efek antikanker dari Andro.9

    IndikasiSecara tradisional digunakan pada penderita kanker.

    KontraindikasiIbu hamil dan menyusui dilarang menggunakan herba ini karena dapatmenyebabkan keguguran (mempunyai aktivitas abortivum) dan adanyaefek antagonis dengan progesteron endogen. Penderita yang alergiterhadap tanaman Acanthaceae.10, 11

    PeringatanTidak boleh dikonsumsi oleh wanita hamil. Dapat menimbulkan reaksianafilaksis bagi yang alergi.10, 11Hindari penggunaan jangka panjang bersamaan dengan obatimunosupresan.11 Hati-hati pada pasien kardiovaskular, jikamengkonsumsi bersamaan dengan obat antiplatelet atau antikoagulankarena sambiloto dapat menghambat agregasi platelet. 10

    Efek yang Tidak DiinginkanPenggunaan dosis tinggi herba sambiloto dapat menyebabkan peruttidak enak, muntah-muntah, mual dan kehilangan selera makan, halini disebabkan karena rasa pahit dari andrografolida, sedangkan padawanita dapat menyebabkan efek antifertilitas. Pernah dilaporkan(sangat jarang) timbulnya gatal-gatal (kaligata/urtikaria) setelah minumrebusan sambiloto. 10, 11

    Interaksi ObatPenggunaan herba sambiloto dalam kombinasi dengan daun salammenurut data etnofarmakologi dapat memberikan hasil lebih baikberupa penurunan kadar gula darah yang lebih stabil. Ekstrak herbasambiloto kemungkinan memiliki efek sinergis dengan isoniazid.6

    ToksisitasLD50 dari herba sambiloto cara pemberian peroral adalah 27,538 g/kg BB (Practically non-toxic). Ekstrak daun sambiloto pada hewan

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 19

    daun tunggal, berbintik-bintik kelenjar yang dapat tembus cahaya, biladiremas berbau khas seperti lemon, bentuk lonjong atau lanset,sedangkan bagian ujungnya runcing, permukaan atas mengkilat, daunyang telah dewasa gundul, tipis menjangat, ukuran helaian daun 7-15cm x 15-30 mm; pertulangan daun lateral, terdapat 8-18 pasang,pada permukaan bawah helaian daun pertulangan daun tampakmenonjol, panjang tangkai daun 7-18 mm. Perbungaan berupa bungatandan, setiap bunga dilindungi oleh daun pelindung, panjang 2-10 mm.Bunga jantan dan betina terpisah. Perhiasan bunga berupa 5-6 dauntenda bunga yang berwarna kekuningan, licin panjang 1,5-2,5 mm,dasar bunga berbentuk cawan. Benang sari 9 helai, terdapat rambutyang menyebar, berkelenjar tidak bertangkai. Buah buni, bulat,berwarna hitam, garis tengah 5-6 mm. Panjang tangkai buah 3-5mm.3SimplisiaSimplisia berupa kulit batang yang telah dikeringkan, berwarnakecoklatan, berbau khas aromatik, rasa agak pedas dan agak pahit.Potongan kulit berbentuk gelendong atau pipa, menggulungmembujur, melengkung atau datar, tebal 0,5-1,5 mm. Permukaan luarkasar tidak beraturan, warna coklat muda sampai hitam kecoklatan.Permukaan dalam rata, warna coklat muda sampai coklat kehitaman.Sangat mudah patah, bekas patahan tidak rata.3

    HabitatTersebar di Cina, India, Myanmar, Kamboja, Vietnam, Laos, Thailanddan Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Tumbuh baik di daerah yangterbuka, pada dataran rendah sampai ketinggian 1200 m dpl.4

    Kandungan kimiaAlkaloid: Laurotetanin, litebamin(+)-N-(metoksi-karbonil)-N-norlauroskolzin, (+)-N-(metoksi-karbonil)-N-norglausin; Tanin; Minyakatsiri: Sitral, limonen, sabinen, metil heptanon, sitronelal, -cis-osimen,3,7-dimetil-1,6-oktadien-3-ol dan n-transnerolidol. 5, 6

    114

    Malaya, dan hampir pulau di seluruh Indonesia.Syarat Tumbuh: Ketinggian tempat 1-700 m di atas permukaan laut;rata-rata curah hujan tahunan 2.000-3.000 mm/tahun, bulan basah (diatas 100 mm/bulan), bulan kering (di bawah 60 mm/bulan); suhu udara25-32o C; kelembaban sedang; intensitas cahaya sedang; teksturtanah berpasir; drainase baik; kedalaman air tanah 200-300 cm daripermukaan tanah; kedalaman perakaran lebih dari 25 cm daripermukaan tanah; keasaman (pH) 5,5 - 6,5; kesuburan sedang - tinggi.

    Kandungan KimiaSeluruh bagian tanaman mengandung andrografolida, 2-cis-6-transfarnesol, 14-deoksiandrografolida, 11,12-didehidro-14-deoksi-andrografolida, neoandrografolida, 2-trans-6-trans farnesol,deoksiandrografolida-19 D-D-glukosida, 14-deoksi-11-dehidroandografolida, 14-deoksi-11-oksoandrografolida, 5-hidroksi-7,8,2,3-tetra-metoksiflavon, panikulida-A, panikulida-B, panikulida-C.Daun mengandung andrografolida, asam kafeat, asam klorogenat,dehidroandrografolida, deoksiandrografolida, deoksiandrografolida-19-D-D-glukopiranosida, 14-deoksi-11,12- didehidroandrografolida, 3,5-dekafeoil-d-asam kuinat, neoandrografolida, ninandrografolida,panikulida A, B, C. 4, 5, 6, 7, 8

    Efek FarmakologiTumor necrosis factorrelated apoptosis-inducing ligand (TRAIL)adalah bagian penting dari faktor nekrosis tumor yang memiliki potensibesar dalam terapi kanker. Andrografolid (Andro), merupakan laktonditerpenoid yang diisolasi dari sambiloto, diketahui memiliki aktivitasanti-inflamasi dan antikanker. Andro dapat meningkatkan secarasignifikan TRAIL-induced apoptosis dalam berbagai kultur sel kankermanusia, termasuk sel yang resisten TRAIL. Sensitisasi tersebutdicapai melalui transkripsi reseptor kematian 4/death receptor 4(DR4), suatu reseptor kematian TRAIL. Mekanisme molekuler yangbertanggung jawab terhadap regulasi DR4, adalah suppresor tumorp53 yang memiliki peran penting dalam aktivasi transkripsi DR4. Andromampu mengaktivasi p53 melalui fosforilasi p53 dan stabilisasi protein.Pra perlakuan dengan antioksidan (N-asetil sistein) atau c-Jun NH2-terminal kinase inhibitor (SP600125) efektif mencegah aktivasi Andro-

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 20

    Efek FarmakologiMinyak atsiri dari batang (termasuk kulit batang) krangean memberikanaktivitas antimikroba terhadap bakteri Bacillus subtillis, Eschericiacoli, Enterococcus faecalis, Monilia albicans, Pseudomonasaeruginosa, Staphylococcus aureus dengan nilai diameter hambatberturut-turut 15,7; 30,2; 20,5; 30,5; 15,9 dan 28,3 serta kadar hambatminimum (KHM) berturut-turut 700, 280, 800, 260, 750 dan 300 g/mL.7, 8

    IndikasiMembantu mengurangi pertumbuhan bakteri.

    KontraindikasiBelum diketahui.

    PeringatanBelum diketahui.

    Efek yang Tidak DiinginkanBelum diketahui.

    Interaksi ObatBelum diketahui.

    ToksisitasTelah ditentukan LD50 dari penggunaan minyak krangean secara oral,dermal, dan inhalasi. Hasilnya menunjukkan bahwa LD50 daripenggunaan oral, dermal, dan inhalasi adalah berturut-turut 4,0 g/kgBB,5,0 g/kgBB, dan 12.500 bpj. Pada penelitian lanjutan, toksisitas genetikminyak krangean secara in vivo dan in vitro menunjukkan hasilnegatif. Uji toksisitas lain dengan menggunakan mencit menunjukkanbahwa minyak atsiri dari krangean tidak toksik pada mata, kulit, sistempernafasan dan perilaku hewan uji. 9, 10

    Penyiapan dan DosisBelum diketahui.

    113

    DeskripsiTanaman :Tumbuhan berhabitus terna semusim, tumbuh tegak, tinggi dapatmencapai 90 cm, batang berbentuk segi empat dengan rusuk yangjelas, menebal di bagian buku-buku batang. Helaian daun merupakandaun tunggal, terletak bersilang berhadapan, helaian daun bentuklanset, ukuran 3-12 x 1-3 cm, panjang tangkai daun 0,2-0,5 cm, pangkaldan ujung helaian daun runcing, tepi daun rata, permukaan atas hijautua, bagian bawah hijau muda. Perbungaan berupa bunga majemukmalai rata, di bagian ujung batang atau di bagian ketiak daun di bagianatas. Kelopak bunga berlekatan terbagi menjadi 5 helai. Daun mahkota5, berlekatan membentuk tabung mahkota bunga, panjang tabung 6mm, panjang helaian daun mahkota lebih dari panjang tabung mahkota,2 helai daun mahkota di bagian atas (bibir atas) berwarna putih dengangaris kuning di bagian ujungnya, panjang helaian 7-8 mm, bibir bawahterdiri atas 3 helaian daun mahkota, putih atau putih disertai warnaungu. Tangkai sari 5, ukuran tangkai sari sepanjang mahkota bunga,tangkai sari melebar di bagian pangkal. Tangkai putik panjang, melebihipanjang mahkota bunga. Buah berbentuk kapsul, berkatup dan berisi3-7 biji berwarna coklat tua. Berbunga sepanjang tahun, semua bagiantanaman terutama daun sangat pahit 3.Simplisia:Batang tidak berambut, tebal 2-6 mm, jelas persegi empat, batangbagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilangberhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset sampaibentuk lidah tombak. Permukaan atas berwarna hijau tua atau hijaukecoklatan, permukaan bawah berwarna hijau pucat. Kelopak bungaterdiri dari 5 helai daun kelopak, panjang 3-4 mm, berambut. Buahberbentuk kapsul, pangkal dan ujung tajam. Permukaan kulit luar buahberwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan. Biji agak keras.Simplisiatidak berbau, rasa sangat pahit.2, 3, 4, 5, 6

    HabitatSambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai,tanah kosong yang agak lembab, atau di pekarangan. Tumbuh didataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Seringkali tumbuhberkelompok. Tanaman ini tumbuh di daerah panas di wilayah Asiadengan iklim tropik dan sub tropik seperti di India, semenanjung

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

    Direktorat Obat Asli Indonesia

    Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima

  • 21

    PenyimpananSimpan di tempat sejuk dan kering di dalam wadah tertutup rapat,jauh dari jangkuan anak-anak.

    Daftar Pustaka1. Backer, C.A., Bakhuizen van den Brink, 1962, Flora of Java

    (Spermatophytes Only), Vol. I, Wolters-Noordhoff N.V.P.,Groningen, 126.

    2. Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III, BadanPenelitian dan Pengembangan Kehutanan Republik Indonesia