Acuan Artikel

download Acuan Artikel

of 103

Transcript of Acuan Artikel

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    1/103

    ANALISIS BENTUK-BENTUK CORPORATE SOCIALRESPONSIBILITY SERTA PENGUNGKAPANNYA PADA

    PERUSAHAAN-PERUSAHAAN PEMENANG INDONESIASUSTAINABILITY REPORTING AWARDS (ISRA) 2008

    Disusun oleh :Dewi Ayuningtyas NIM. 0510233040

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi

    JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG2010

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    2/103

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    3/103

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    4/103

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    5/103

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat

    menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul : “ ANALISIS BENTUK-

    BENTUK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SERTA

    PENGUNGKAPANNYA PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN

    PEMENANG INDONESIA SUSTAINABILITY REPORTING AWARDS

    (ISRA) 2008 ” . Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

    dalam meraih derajat sarjana Ekonomi program Strata Satu (S-1) Fakultas

    Ekonomi Universitas Brawijaya.

    Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini,

    penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat

    adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu

    penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada :

    1. Mama dan Papa tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dalam

    bentuk apapun, yang selalu mendoakan tanpa mengenal lelah. Mama, papa

    semoga aku diberi kesempatan untuk membahagiakan kalian.

    2. Bapak Syaiful Iqbal, SE., M.Si., Ak selaku dosen pembimbing yang telah

    mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta

    memberikan saran dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

    3. Bapak Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi

    Universitas Brawijaya Malang.

    4. Ibu Dra. Endang Mardiati, M.Si., Ak selaku dosen penguji 1 (satu) yang

    sudah banyak membantu memberikan kritik dan saran terhadap perbaikan

    skripsi saya.

    5. Ibu Dra. Lilik Purwanti, M.Si., Ak selaku dosen penguji 2 (dua) yang juga

    banyak membantu memberikan masukan di dalam perbaikan skripsi.

    6. Kedua adikku yang menjadi motivasi bagi penulis untuk memberikan yang

    terbaik. Kalian adalah peri-peri yang selalu memberikan keceriaan.

    7. Orangtuaku di Mojo 4, Mik dan Bud, terima kasih telah menjadi orang tua

    kedua bagiku.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    6/103

    8. Fariz Hadi Wibowo, SE, terima kasih atas segala bantuan yang telah

    diberikan, kesetiaan, dan semua usaha untuk menjadikan penulis menjadi

    lebih baik. Masa-masa sulit dalam hidupku terlewati dengan baik atas

    bantuan darimu.

    9. Teman-teman yang selalu mengisi masa-masa kuliahku: Vira, Cici,

    Tumik, Bulan, Ririn, Vonny, Lita, Intan, Sekar, Dinny. Kalian semua

    membuat masa kuliahku menjadi berbeda.

    10. Teman yang juga menjadi “dosen” bagi penulis, Mamad dan Reo, terima

    kasih telah meluangkan waktu untuk mebagi ilmu padaku.

    11. Tim Futsal FE “Saweri Gading” , yang banyak mengajarkan aku hal barudan mempertemukan aku dengan orang yang tepat.

    12. Semua orang yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah

    membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

    Peneliti menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

    Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan. Dan

    terakhir, semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Malang, 27 Januari 2010

    Penulis

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    7/103

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ iiiDAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vABSTRAK ........................................................................................................... viBAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1

    1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

    1.3. Batasan Masalah............................................................................................ 6

    1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 61.5. Sistematika Penulisan.................................................................................... 7

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 9

    2.1. Corporate Social Responsibility .................................................................... 9

    2.1.1. Beberapa Pendekatan Terkait dengan Tanggung Jawab

    Perusahaan............................................................................................. 16

    2.1.2. Ruang Lingkup Corporate Social Responsibility (CSR) ...................... 17

    2.1.3. Aktivitas dalam Akuntansi Sosial ......................................................... 232.2. Pengungkapan ............................................................................................. 252.2.1. Definisi Pengungkapan ......................................................................... 272.2.2. Tujuan Pengungkapan ........................................................................... 282.2.3. Kuantitas dan Kualitas Pengungkapan .................................................. 292.2.4. Metode Pengungkapan .......................................................................... 312.2.5. Manfaat Pengungkapan ......................................................................... 33

    2.3. Pengungkapan Sosial sebagai Tanggung Jawab Perusahaan ...................... 352.4. Pelaporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan .................................... 402.5. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) ................................... 41

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 44

    3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................ 44

    3.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 453.3. Populasi dan Sampel ................................................................................... 463.4. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 483.5. Analisis Data ............................................................................................... 48

    BAB IV PEMBAHASAN MASALAH ................................................................ 50

    4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sampel ........................................................ 504.1.1. PT. Telekomunikasi Indonesia (persero), Tbk ...................................... 50

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    8/103

    4.1.2. PT. Apexindo Pratama Duta, Tbk ......................................................... 514.1.3. PT. Aneka Tambang (persero), Tbk ...................................................... 534.1.4. PT. Kaltim Prima Coal .......................................................................... 54

    4.2. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Serta

    Pengungkapannya ........................................................................................ 55 4.2.1. PT. Telekomunikasi Indonesia (persero), Tbk ...................................... 574.2.2. PT. Apexindo Pratama Duta, Tbk ......................................................... 674.2.3. PT. Aneka Tambang (persero), Tbk ...................................................... 724.2.4. PT. Kaltim Prima Coal .......................................................................... 75

    4.3. Karakteristik Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial yangMendukung Terwujudnya Corporate Social Responsibility (CSR) ............ 83

    BAB V PENUTUP ............................................................................................... 88

    5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 88

    5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 885.3. Saran ......................................................................................................... 89

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    9/103

    ABSTRAK

    ANALISIS BENTUK-BENTUK CORPORATE SOCIAL RESPONSIB I L I TY SERTA PENGUNGKAPANNYA PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAANISRA 2008

    Oleh:Dewi Ayuningtyas

    0510233040

    Dosen Pembimbing:Syaiful Iqbal, SE., M.Si., Ak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk corporate socialresponsibility (CSR) pada perusahaan-perusahaan ISRA 2008. Penelitian inimenggunakan metode penelitian kualitatif. CSR adalah mekanisme bagi suatuorganisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungandan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders , yangmelebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum. Untuk meningkatkan

    penerapan CSR, beberapa institusi dalam negeri memberi penghargaan, salahsatunya adalah Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA). ISRA adalah

    penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang telah membuat pelaporan atas kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan dan sosial disampingaspek ekonomi untuk memelihara keberlanjutan (sustainability) perusahaan itusendiri. Pemberian penghargaan tersebut bertujuan untuk memberikan pengakuanterhadap organisasi-organisasi yang melaporkan dan mempublikasikan informasimengenai lingkungan, sosial, dan informasi keberlanjutan terintegrasi; mendukung

    pelaporan di bidang lingkungan, sosial, dan keberlanjutan; serta meningkatkankesadaran perusahaan terhadap transparansi dan pengungkapan. Hasil dari

    penelitian ini menunjukkan bentuk-bentuk dari corporate social responsibility pada perusahaan-perusahaan ISRA 2008 pada umumnya berupa kegiatan dalam bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan, pelayanan umum, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana umum, kepedulian sosial, serta pemeliharaanlingkungan hidup yang diungkapkan dalam bentuk Laporan PertanggungjawabanSosial serta diuraikan secara terinci dan konsisten dalam suatu Laporan Tahunanataupun Laporan Pembangunan Berkelanjutan.

    Kata Kunci: bentuk, corporate social responsibility , pengungkapan, ISRA,laporan tahunan, laporan pembangunan berkelanjutan.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    10/103

    ABSTRACT

    ANALYSIS FORMS AND CORPORATE SOCIAL RESPONSIB I L I TY INITS DISCLOSURE ISRA-2008 COMPANIES

    By:Dewi Ayuningtyas

    0510233040

    Advisor Lecturer:Syaiful Iqbal, SE., M.Si., Ak

    This study has purposes to determine the forms of corporate social responsibility (CSR) in companies ISRA 2008. Qualitative research methods has used to

    determine the forms of corporate social responsibility (CSR) in companies ISRA2008. CSR is a mechanism for an organization to voluntarily integrate concern forthe environment and the social into the operations and interaction with

    stakeholders, which exceeds the organization's responsibilities in the field of law.Improving the implementation of CSR, some domestic institutions to award, oneof which is Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA). ISRA is the awardgiven to companies that have made reporting on activities related toenvironmental and social aspects in addition to maintaining the economic aspectsof sustainability (sustainability) the company itself. This Award aims to giverecognition to organizations that report and publish information regardingenvironmental, social, and sustainability of integrated information; support in the

    field of environmental reporting, social, and sustainability; and increasingawareness of corporate transparency and disclosure. The results from this studyindicate the forms of corporate social responsibility on companies ISRA 2008 ingeneral the form of activity in education, health, religious, public services,increase and improvement of public infrastructure, social care, as well as

    preserving the environment is expressed in the form of Social ResponsibilityReport and described in detail and consistently in an Annual Report orSustainability Report.

    Keywords: form, corporate social responsibility, disclosure, ISRA, annual report,

    sustainability report.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    11/103

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam melaksanakan kegiatan operasinya, perusahaan tidak terlepas

    dengan lingkungan sosialnya. Keberadaan perusahaan di tengah-tengah

    lingkungan sosial dan masyarakat terkait dalam kontrak, dimana perusahaan

    berkewajiban untuk menjalankan kewajiban kontrak sosial yang pada umumnya

    merupakan transaksi-transaksi non commercial . Transaksi-transaksi non

    commercial tersebut merupakan transaksi yang sangat erat kaitannya dengan

    lingkungan sosial di mana perusahaan tersebut berada. Eksistensi perusahaan

    dalam masyarakat dapat memberikan aspek positif dan negatif. Aspek positif

    tersebut meliputi perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

    masyarakat, serta menciptakan lapangan kerja baru. Namun, di sisi lain tidak

    jarang masyarakat mendapatkan dampak buruk dari aktivitas bisnis perusahaan.

    Banyak kasus ketidakpuasan publik yang bermunculan, baik yang berkaitan

    dengan pencemaran lingkungan, keamanan dan kualitas produk, serta eksploitasi

    besar-besaran terhadap energi dan sumber daya alam.

    Masalah lingkungan hidup berkaitan secara kompleks dengan masalah

    pembangunan ekonomi dan sosial budaya. Persoalannya tidak terlepas dari

    keterkaitan dengan pihak lain, seperti: produsen dan jaringan penyalur bahan

    kimia yang beracun, pihak pemberi dana dan kredit, dan sebagainya. Contoh

    dalam beberapa perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Dengan

    keberpihakan perusahaan kepada pemlik modal mengakibatkan perusahaan

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    12/103

    melakukan eksploitasi terhadap sumber-sumber alam dan manusia (sosial) secara

    tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan alam dan pada akhirnya

    mengganggu kehidupan manusia.

    Dalam perspektif tujuan perusahaan yang mengejar profit, dampak-

    dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas operasional perusahaan bukan

    merupakan hal yang dipertimbangkan dan tidak jarang hal tersebut bahkan

    diabaikan. Hal tersebut disebabkan karena orientasi utama mereka adalah

    bagaimana memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien dengan

    mengabaikan efek yang ditimbulkannya.

    Perubahan masyarakat yang semakin memahami hak-hak mereka

    mendorong timbulnya tuntutan-tuntutan terhadap kepedulian sosial perusahaan.

    Perusahaan diminta untuk bertanggungjawab atas penggunaan sumber daya yang

    diambil dari lingkungan sosial kepada lingkungan sosialnya atau masyarakat. Atas

    masalah sosial yang ditimbulkannya, maka sudah selayaknya entitas bisnis

    bersedia untuk menyajikan suatu laporan yang dapat mengungkapkan bagaimana

    kontribusi mereka terhadap berbagai permasalahan sosial yang ada disekitarnya.

    Namun, laporan tahunan yang selama ini dianggap sebagai media yang paling

    tepat untuk mengkomunikasikan berbagai informasi yang berasal dari manajemen

    perusahaan, tampaknya belum dimanfaatkan secara optimal untukmengungkapkan masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial.

    Belum optimalnya pemanfaatan laporan tersebut, sangat mungkin disebabkan

    rendahnya kesadaran perusahaan dalam mengungkapkan permasalahan sosial dan

    lingkungan yang terjadi. Rendahnya kesadaran perusahaan untuk mengungkapkan

    masalah lingkungan dan sosial salah satunya disebabkan karena sampai saat ini

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    13/103

    pengungkapan sosial merupakan suatu bentuk pengungkapan yang bersifat

    sukarela, sehingga timbul suatu anggapan bahwa tidak menjadi soal apabila suatu

    perusahaan tidak melakukan pengungkapan sosial. Padahal, pengungkapan

    masalah sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh suatu perusahaan merupakan

    suatu bentuk akuntabilitas perusahaan tersebut kepada publik dan juga sebagai

    usaha untuk menjaga eksistensi perusahaan tersebut di masyarakat.

    Dua prinsip utama pengelolaan perusahaan adalah transparansi dan

    akuntabilitas yang menuntut diungkapkannya informasi secara tepat waktu,

    memadai, jelas, akurat, dan dapat dibandingkan kepada stakeholders .

    Transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya informasi keuangan

    perusahaan, tetapi perusahaan juga diharapkan mengungkapkan infirmasi

    mengenai dampak ( externalities ) sosial dan lingkungan hidup yang diakibatkan

    operasional perusahaan. Sedangkan, prinsip akuntabitilas menuntut perusahaan

    untuk mempertanggungjawabkan segala informasi mengenai kinerja perusahaan

    secara wajar. Menurut Hikmah (2004), beberapa latar belakang mengenai

    perlunya pengungkapan sosial dan lingkungan hidup perusahaan adalah: (1)

    masalah-masalah sosial yang selalu muncul karena ketidakpuasan terhadap

    kebijakan perusahaan baik terhadap lingkungan alam maupun lingkungan

    masyarakat sosial, (2) untuk meminimalisasi masalah tersebut salah satunyaadalah perusahaan harus peduli dengan lingkungan sosial, dan (3) salah satu

    media yang bisa digunakan untuk pengungkapan sosial adalah laporan tahunan.

    Beberapa penelitian mengenai corporate social responsibility di Indonesia

    telah beberapa kali dilakukan. Terdapat beberapa penelitian yang bersifat

    mendukung penerapan CSR, diantaranya, Mirfazli dan Nurdiono (2007), menguji

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    14/103

    apakah ada perbedaan jumlah penyajian pengungkapan informasi

    pertanggungjawaban sosial antara perusahaan dalam kelompok aneka industri

    dasar yang tergolong industry high-profile dan low-profile . Hasil dari penelitian

    ini terbukti bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam penyajian

    jumlah pengungkapan sosial seluruh tema antara perusahaan dalam kelompok

    aneka industri hihg-profile dengan perusahaan dalam kelompok aneka industri

    low-profile . Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya dampak sosial yang muncul

    pada sebagian perusahaan dalam dua kelompok di atas yang termasuk dalam tipe

    high-profile yang mendorong mereka untuk melakukan dan mengungkapkan

    pertanggungjawaban sosial perusahaan.

    Harmoni dan Andriyani (2008) , dalam penelitiaanya, “ Pengungkapan

    Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Official Website Perusahaan Studi

    Pada PT. Unilever Indonesia ”, meneliti apakah apakah perusahaan telah

    memanfaatkan official website -nya untuk mengungkapkan program CSR yang

    dilakukan, dari sisi tata kelola perusahaan, lingkungan, dan sosial. Hasil dari

    penelitian ini menunjukkan Unilever telah mencoba memanfaatkan laman

    resminya untuk mengungkapkan program CSR yang dilakukannya, baik dari sisi

    tata kelola perusahaan, kebijakan lingkungan dan kebijakan sosial.

    Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yangtransparan, semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai

    aktivitas sosialnya dan kewajiban terhadap pelaksanaan corporate social

    responsibility (CSR). Pada intinya CSR merupakan kewajiban setiap perusahaan

    untuk ikut serta dalam kegiatan yang bertujuan untuk melindungi serta

    meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan, di samping kegiatan-kegiatan

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    15/103

    bisnis yang bertujuan untuk keperluan perusahaan dengan tetap memenuhi hukum

    dan prinsip-prinsip ekonomi.

    Dari permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, maka penulis

    tertarik untuk mengangkat judul: “Analisis Bentuk -Bentuk Corpor ate Social

    Responsibility Serta Pengungkapannya Pada Perusahaan-Perusahaan

    Pemenang Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) 2008” .

    1.2 Perumusan Masalah

    Keberadaan perusahaan-perusahaan di Indonesia sebagai dampak dari era

    globalisasi saat ini, di mana aktivitas mereka tidak dapat dipisahkan dari

    lingkungan dan masyarakat, memerlukan adanya mekanisme pelaporan suatu

    informasi yang tidak hanya berguna bagi aspek finansial, tetapi juga bagi usaha-

    usaha yang bertujuan melindungi serta meningkatkan kesejahteraan secara

    keseluruhan. Hal ini mendorong perusahaan untuk melaporkan aktivitas sosial

    mereka dalam berbagai bentuk sesuai dengan jenis entitas bisnis mereka. Sesuai

    aktivitas perusahaan yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan dan masyarakat,

    maka muncullah pertanyaan sebagai berikut:

    1. Bagaimana bentuk-bentuk dari pertanggungjawaban sosial perusahaan

    yang ada pada perusahaan-perusahaan pemenang ISRA 2008?2. Bagaimana pengungkapan dari pertanggungjawaban sosial yang telah

    dilakukan perusahaan pemenang ISRA 2008 dalam suatu laporan tahunan?

    3. Hal-hal apa sajakah yang ada dalam Laporan Pertanggungjawaban Sosial

    Perusahaan?

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    16/103

    1.3 Batasan Masalah

    Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul dan untuk membatasi

    ruang lingkup dari penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada bagaimana

    bentuk-bentuk dari corporate social responsibility serta pengungkapannya untuk

    mengkomunikasikan corporate social responsibility yang ada pada perusahaan-

    perusahaan pemenang ISRA 2008. Sehingga, nantinya dapat diketahui hal-hal apa

    sajakah yang ada dalam Laporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan.

    1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.4.1 Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui bagaimana bentuk-bentuk dari pertanggungjawaban sosial

    perusahaan-perusahaan pemenang ISRA 2008.

    2. Mengetahui bagaimana pengungkapan dari pertanggungjawaban sosial

    yang telah dilakukan oleh perusahaan pemenang ISRA 2008.

    3. Mengetahui hal-hal apa sajakah yang ada dalam laporan

    pertanggungjawaban sosial perusahaan.

    1.4.2 Manfaat Penelitian

    Bagi penulis:

    1)

    Menambah wawasan pengetahuan mengenai konsep pertanggungjawabansosial perusahaan pemenang ISRA 2008.

    2) Memperoleh tambahan pengetahuan tentang bagaimana bentuk serta

    pengungkapan CSR pada perusahaan-perusahaan pemenang ISRA 2008.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    17/103

    Bagi Perusahaan:

    1) Membantu pihak manajemen perusahaan untuk ikut serta dalam program

    corporate social reponsibility untuk meningkatkan kesejahteraan

    lingkungan secara keseluruhan.

    2) Mendorong perusahaan untuk memanfaatkan CSR sebagai salah satu

    sarana untuk menunjukkan kinerjanya dan untuk kepentingan long term

    plan perusahaan.

    Bagi Pihak-Pihak Lain yang Berkepentingan:

    1) Sebagai bahan acuan untuk penelitian lain yang berhubungan dengan tema

    corporate social rersponsibility .

    2) Mendorong para peneliti untuk ikut serta dalam mewacanakan program

    corporate social responsibility sebagai upaya pembangunan dan

    pengembangan masyarakat.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    BAB I Pendahuluan

    Bab ini meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan

    masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan penelitian.

    BAB II Landasan Teori

    Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang akan

    diteliti yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pemikiran dalam

    pembahasan dari penelitian yang dilakukan.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    18/103

    BAB III Metodologi Penelitian

    Bab ini membahas tenatang metodologi yangyang digunakan dalam

    penelitian yang meliputi jenis penelitian, sumber data, teknik

    pengumpulan data, teknik penulisan, dan metode analisis data.

    BAB IV Pembahasan

    Pada bab ini, dimulai dengan penjelasan mengenai gambaran umum

    perusahaan sampel. Kemudian dilanjutkan dengan bentuk-bentuk CSR

    yang ada pada perusahaan-perusahaan pemenang ISRA 2008 serta

    pengungkapannya sebagai upaya untuk mengkomunikasikan CSR

    yang ada pada perusahaan-perusahaan tersebut.

    BAB V Penutup

    Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah

    dilakukan. Selain itu, juga dijelaskan mengenai saran dan rekomendasi

    penulis mengenai permasalahan yang ada dan bagi penelitian

    selanjutnya, serta keterbatasan penelitian ini.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    19/103

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Corporate Social Responsibil ity

    Tanggungjawab sosial atau corporate social responsibility (CSR)

    perusahaan dapat didefinisikan sebagai mekanisme bagi suatu organisasi untuk

    secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke

    dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders , yang melebihi

    tanggungjawab organisasi di bidang hukum (Anggraini, 2006). Tanggung jawab

    sosial secara lebih sederhana dapat dikatakan sebagai timbal balik perusahaan

    kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena perusahaan telah mengambil

    keuntungan atas masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dimana dalam proses

    pengambilan keuntungan tersebut seringkali perusahaan menimbulkan kerusakan

    lingkungan ataupun dampak sosial lainnya.

    Menilik sejarahnya, gerakan CSR modern berkembang pesat selama dua

    puluh tahun terakhir ini, lahir akibat desakan organisasi-organisasi masyarakat

    sipil dan jaringannya di tingkat global. Keprihatinan utama yang disuarakan

    adalah perilaku korporasi, demi maksimalisasi laba, lazim mempraktekkan cara-

    cara yang tidak fair dan tidak etis, dan dalam banyak kasus bahkan dapat

    dikategorikan sebagai kejahatan korporasi. Beberapa raksasa korporasi

    transnasional sempat merasakan jatuhnya reputasi mereka akibat kampanye dalam

    skala global tersebut.

    Pada tahun 1970-an, muncul sebuah pemikiran bahwa bumi tempat kita

    tinggal memiliki daya dukung yang terbatas dimana manusia terus berkembang

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    20/103

    dan bertambah padat. Oleh karena itu, ekploitasi perlu dilakukan secara hati-hati

    (Wibisono, 2007). Pada dasarwarsa tersebut disadari timbulnya tanggung jawab

    sosial dengan pemikiran bahwa untuk meningkatkan sektor produksi perlu

    didukung oleh peningkatan permintaan masyarakat. Peningkatan tersebut salah

    satunya dapat diperoleh dengan berubahnya masyarakat yang miskin menjadi

    mampu. Perubahan ini mungkin dapat dilakukan dengan adanya bantuan dari luar,

    misalnya atas perbaikan sarana pendidikan dan kesehatan.

    Pada tahun 1980-an terjadi perubahan atas bentuk kegiatan sosial dari

    yang berupa kegiatan pendermaan menjadi ke arah pemberdayaan masyarakat.

    Menurut Elkingto dalam Wibisono (2007) jika perusahaan ingin bertahan maka

    perlu memperhatikan 3P, yakni bukan hanya profit yang diburu, namun juga harus

    memberikan kontribusi positif kepada masyarakat ( people ) dan ikut aktif menjaga

    kelestarian lingkungan ( planet ).

    Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro

    Brazilia 1992, menyepakati perubahan paradigma pembangunan, dari

    pertumbuhan ekonomi ( economic growth ) menjadi pembangunan yang

    berkelanjutan ( sustainable development ). Dalam perspektif perusahaan, di mana

    keberlanjutan dimaksud merupakan suatu program sebagai dampak dari usaha-

    usaha yang telah dirintis, berdasarkan konsep kemitraan dan rekanan dari masing-masing stakeholder. Ada lima elemen sehingga konsep keberlanjutan menjadi

    penting, di antaranya adalah; (1) ketersediaan dana, (2) misi lingkungan, (3)

    tanggung jawab sosial, (4) terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat,

    korporat, dan pemerintah), (5) mempunyai nilai keuntungan/manfaat.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    21/103

    Perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada

    single bottom line, yaitu nilai perusahaan ( corporate value ) yang direfleksikan

    dalam kondisi keuangannya ( financial ) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan

    harus berpijak pada triple bottom lines . Di sini bottom lines lainnya selain

    finansial juga adalah sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak

    cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan ( sustainable ).

    Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila, perusahaan

    memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta

    bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu muncul ke

    permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek

    sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya.

    Ebert (2003) dalam Sembodo (2007) mendefinisikan corporate social

    responsibility sebagai usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen-

    komitmennya terhadap kelompok-kelompok dan individual-individual dalam

    lingkungan perusahaan tersebut, termasuk didalamnya adalah pelanggan,

    perusahaan-perusahaan lain, para karyawan, dan investor. CSR memberikan

    perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya

    dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di bidang hukum (Darwin,

    2006).Dalam kemajuan industri sekarang, tekanan masyarakat kepada

    perusahaan agar mereka melakukan pembenahan sistem operasi perusahaan

    menjadi suatu sistem yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap

    sosial sangat kuat, perkembangan teknologi dan industri yang pesat dituntut untuk

    memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitar. Penerapan CSR dalam

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    22/103

    perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada

    pemilik atau pemegang saham ( shareholders ), tapi juga memiliki komitmen sosial

    terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu

    bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

    Perihal penerapan CSR di Indonesia telah diatur dalam beberapa peraturan

    perundang-undangan dan keputusan menteri, yaitu UU No.25 Tahun 2007 tentang

    Penanaman Modal LN No.67 TLN No.4274, UU No.40 Tahun 2007 tentang

    Perseroan Terbatas dan Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-236/MBU/2003

    tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha kecil dan

    Program Bina Lingkungan (PKBL). Mewajibkan CSR merupakan salah satu

    upaya pemerintah dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

    ekonomi.

    Dalam menerapkan CSR, umumnya perusahaan akan melibatkan

    partisipasi masyarakat, baik sebagai objek maupun sebagai subjek program CSR.

    Hal ini dikarenakan masyarakat adalah salah satu pihak yang cukup berpengaruh

    dalam menjaga eksistensi suatu perusahaan. Masyarakat adalah pihak yang paling

    merasakan dampak dari kegiatan produksi suatu perusahaan, baik itu dampak

    positif ataupun negatif. Dampak ini dapat terjadi dalam bidang sosial, ekonomi,

    politik maupun lingkungan. Adapun tujuan dari CSR adalah:1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya

    secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental

    adalah baik.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    23/103

    2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya

    kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak

    sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.

    3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya

    adalah untuk memberikan informasi kepada investor.

    Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) perlu

    diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial

    kepada masyarakat. Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam

    laporan yang disebut Sustainability Reporting . Sustainability Reporting adalah

    pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan

    kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan

    (sustainable development). Sustainability report harus menjadi dokumen strategik

    yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainability

    Development yang membawanya menuju kepada core business dan sektor

    industrinya.

    Milton Friedmans pernah mengkritisi bahwa tugas seorang manajer

    hanyalah memaksimumkan return bagi para pemegang sahamnya. Usaha-usaha

    yang dilakukan untuk tujuan altruistik dipandang sebagai sosialisme. Di masa itu,

    isu-isu sensitif seperti good governance, health and safety, environmentalimpacts, labor rights, social and ethical issues, corruption, dan social

    development impacts , memang bukanlah “santapan” dunia bisnis. Kalaupun

    tanggung jawab sosial perusahaan dijalankan, lebih didasari motif utilitarian

    mengejar commercial benefit di balik simpati publik dan pemerintah.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    24/103

    Saat ini iklim bisnis telah banyak berubah. Entitas bisnis dituntut untuk

    lebih transparan dan akuntabel dalam interaksin ya. Ia menjadi “pusat perhatian”

    media, kosumen, dan bahkan pemerintah. Dan karena entitas bisnis mempunyai

    pengaruh kuat terhadap komunitas, sudah selayaknya entitas bisnis tersebut

    memiliki tanggung jawab kepada komunitasnya.

    Yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan menurut

    Lawrence et. al . (2005:46) adalah bahwa perusahaan seharusnya menyajikan tiap

    kegiatan mereka yang membawa dampak terhadap manusia, komunitas, dan

    lingkungan mereka secara akuntabel. Hopkins (2002) dalam Prasetyawati (2007:

    7) CSR diartikan sebagai suatu tindakan etis atau tanggung jawab perusahaan

    terhadap stakeholders . Tindakan etis atau tanggung jawab tersebut dimaksudkan

    agar mendapat penerimaan dari masyarakat luas. Tanggung jawab sosial meliputi

    aspek sosial dan lingkungan, dalam hal ini aspek ekonomi telah tercakup dalam

    aspek sosial. Stakeholders terdiri dari pihak dalam dan luar perusahaan. Tujuan

    utama dari tanggung jawab sosial adalah untuk meningkatkan standar hidup, tanpa

    mengesampingkan pencapaian keuntungan untuk semua pihak baik yang berada di

    dalam ataupun di luar perusahaan.

    Sedangkan menurut Darwin (2006), secara luas CSR diartikan sebagai

    suatu mekanisme yang mengintegrasikan isu sosial dan isu lingkungan ke dalamoperasi perusahaan, dan kemudian mengkomunikasikannya dengan pada

    stakeholders . Dimana ruang lingkup CSR itu terkait erat dengan dampak

    lingkungan dan sosial yang ditimbulkan oleh akibat operasi perusahaan. Oleh

    sebab itu, CSR mencakup pula tanggung jawab dan komitmen perusahaan

    terhadap para stakeholders nya (terutama pemegang saham, pelanggan, pemasok,

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    25/103

    karyawan, dan masyarakat). Djogo (2005) CSR diartikan sebagai pengambilan

    keputusan yang dikaitkan dengan nilai-nilai etika, memenuhi kaidah-kaidah dan

    keputusan hukum dan menghargai manusia, masyarakat dan lingkungan.

    Menurut Wibisono (2007) perusahaan memperoleh beberapa keuntungan

    karena menerapkan tanggung jawab sosialnya antara lain: untuk mempertahankan

    dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan; layak mendapatkan ijin

    untuk beroperasi ( social license to operate), mereduksi risiko bisnis perusahaan;

    melebarkan akses ke sumber daya; membentangkan akses menuju market;

    mereduksi biaya; memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki

    hubungan dengan regulator; dan meningkatkan semangat dan produktifitas

    karyawan.

    Penerapan CSR sangat dipengaruhi oleh pandangan perusahaan mengenai

    CSR. Wibisono (2007) menjelaskan beberapa cara pandang perusahaan terhadap

    CSR, yaitu: (1) Sekedar basa-basi atau keterpaksaan. Perusahaan mempraktekkan

    CSR karena external driven (faktor eksternal), environmental driven (karena

    terjadi masalah lingkungan dan reputation driven /karena ingin mendongkrak citra

    perusahaan); (2) Sebagai upaya memenuhi kewajiban ( compliance ); (3) CSR

    diimplementasikan karena adanya dorongan yang tulus dari dalam ( internal

    driven ).Saidi (2004) dalam Tanudjaja (2008) membagi CSR menjadi 4 model,

    yaitu keterlibatan langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan,

    bermitra dengan pihak lain, dan mendukung atau bergabung dalam suatu

    konsorsium. Sementara itu, Wibisono (2007) menjelaskan bahwa penerapan CSR

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    26/103

    yang dilakukan oleh perusahan dapat dibagi menjadi empat tahapan, yaitu tahap

    perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan.

    Beberapa pendapat di atas mengandung pengertian bahwa CSR adalah

    sebuah tindakan yang diambil oleh perusahaan sebagai wujud tanggung jawab

    perusahaan terhadap stakeholders (pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

    perusahaan baik dalam maupun luar perusahaan) atas berbagai dampak terhadap

    sosial maupun lingkungan yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan, juga

    sebagai wujud kesadaran perusahaan atas posisinya sebagai bagian dari suatu

    masyarakat yang juga turut bertanggung jawab atas kemajuan dan kelestarian

    lingkungan dan masyarakat tempatnya beroperasi.

    2.1.1 Beberapa Pendekatan Terkait dengan Tanggung Jawab Perusahaan

    Ada beberapa pendekatan terkait dengan perubahan tanggung jawab

    perusahaan menurut Glautier dan Underdown (2000) dalam Utami (2004: 17-18):

    1. Pendekatan Ekonomi Klasik

    Pendekatan ini berpandangan bahwa perusahaan hanya memiliki satu

    tujuan, yaitu memaksimalkan keuntungan. Dalam hal ini tujuan

    perusahaan harus mampu memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.

    2.

    Pendekatan ManajerialPendekatan ini berpandangan bahwa manajer perusahaan harus membuat

    keputusan yang memelihara keseimbangan yang wajar antara klaim

    pemegang saham, karyawan, pelanggan, suplier, dan masyarakat umum.

    Perusahaan berusaha menjembatani kepentingan dan membuat

    pertimbangan yang wajar tentang kepentingan yang beragam dari koalisi

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    27/103

    ini. Hal tersebut merupakan satu cara untuk memastikan tujuan

    memaksimumkan keuntungan jangka panjang.

    3. Pendekatan Lingkungan Sosial

    Pendekatan ini beranggapan bahwa laba adalah salah satu alat atau cara

    untuk mencapai tujuan dan bukan merupakan tujuan itu sendiri.

    Pendekatan ini memandang bahwa laba bukan merupakan tujuan akhir,

    melainkan merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang lebih luas, yaitu

    tercapainya sasaran-sasaran sosial. Konsekuensinya, perusahaan

    diharapkan untuk ikut berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan masalah-

    masalah sosial yang ada di lingkungannya, seperti pengangguran, sistem

    pendidikan, pencemaran, perumahan, dan sebagainya.

    2.1.2 Ruang Lingkup Corporate Social Responsibi l i ty (CSR)

    Menurut Ernst dan Ernst (2001) dalam Utami (2004: 18-21) antara lain:

    1. Lingkungan

    Aspek-aspek lingkungan dalam operasi merupakan tanggung jawab

    manajemen. Antara lain dapat diwujudkan dengan melakukan

    pengendalian polusi yang berkaitan dengan aktivitas usaha, pencegahanatau perbaikan kerusakan lingkungan sebagiai akibat pemrosesan sumber

    daya alam dan konservasinya.

    2. Tujuan sosial perusahaan

    Dapat dilihat dari usaha pengurangan efek sosial eksternalitas negatif

    akibat industri dan dalam mengadopsi teknologi yang efisien untuk

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    28/103

    meminimalkan penggolongan sumber daya yang tidak dapat digantikan

    dan meminimumkan produksi limbah.

    3. Energi

    Perusahaan bertanggung jawab atas usaha penghematan energi yang

    berkaitan dengan aktivitas usaha perusahaan. Perusahaan juga bertanggung

    jawab atas peningkatan efisiensi penggunaan energi pada produk-produk

    perusahaan.

    4. Praktik usaha yang sehat

    Meliputi hubungan perusahaan yang berkaitan dengan kelompok-

    kelompok yang mempunyai kepentingan khusus, meliputi:

    a. Jabatan bagi kelompok minoritas

    b. Jabatan bagi kaum wanita

    c. Jabatan bagi kelompok yang berkepentingan lainnya

    d. Promosi bagi kelompok minoritas

    e. Dukungan bagi pengusaha

    5. Sumber daya manusia

    Pada area ini, tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan dengan efek

    dari aktivitas perusahaan, yaitu terhadap orang-orang yang menyangkutterhadap sumber daya manusia dari perusahaan. Aktivitas-aktivitasnya

    meliputi:

    a. Praktik perekrutan

    b. Praktik pelatihan

    c. Tingkat gaji dan upah

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    29/103

    d. Kesehatan pekerja

    e. Keamanan kerja dan stabilitas angkatan kerja

    f. Peningkatan pengalaman rotasi pekerjaan

    g. Kebijakan transfer dan promosi

    6. Keterlibatan masyarakat

    Tanggung jawab sosial perusahaan pada sektor ini meliputi aktivitas-

    aktivitas kemasyarakatan yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan,

    seni dan pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya.

    7. Produk dan jasa

    Meliputi aspek kualitatif produk, sebagai contoh adalah kegunaan, daya

    tahan umur, keselamatan dan kemudahan servis dan efek-efek produk

    tersebut pada pencemaran. Di damping itu, termasuk pula kepuasan

    konsumen, nilai kebenaran iklannya, juga kelengkapan dan kejelasan label

    dan kemasan.

    Menurut Darwin (2006) ruang lingkup CSR terdiri dari lima pokok, yaitu:

    1. Hak Asasi Manusia (HAM). Bagaimana perusahaan menyikapi masalah

    HAM dan strategi serta kebijakan apa yang dilakukan oleh perusahaan

    untuk menghindari terjadinya pelanggaran HAM di perusahaan yang

    bersangkutan.2. Tenaga Kerja (Buruh). Bagaimana kondisi tenaga kerja di supply chain , di

    pabrik sendiri, dan di kantor pusat mulai dari soal sistem penggajian,

    kesejahteraan hari tua dan keselamatan kerja, peningkatan keterampilan

    dan profesionalisme karyawan, sampai pada soal penggunaan tenaga kerja

    di bawah umur.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    30/103

    3. Lingkungan Hidup. Bagaimana strategi dan kebijakan yang berhubungan

    dengan masalah lingkungan hidup. Bagaimana perusahaan mengatasi

    dampak lingkungan atas produk atau jasa mulai dari pengadaan bahan

    baku sampai buangan limbah, dan dampak lingkungan yang diakibatkan

    oleh proses produksi dan distribusi produk.

    4. Sosial – masyarakat. Strategi dan kebijakan dalan bidang sosial dan

    pengembangan masyarakat setempat ( community development ), dampak

    operasi perusahaan terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat

    setempat.

    5. Dampak Produk dan Jasa terhadap Pelanggan. Apa saja yang dilakukan

    oleh perusahaan untuk memastikan bahwa produk dan jasa bebas dari

    dampak negatif, seperti: mengganggu kesehatan, mengancam keamanan,

    dan produk terlarang.

    Menurut Gloutie (2000) dalam Zuhroh (2003) tema-tema yang

    diungkapkan dalam wacana akuntansi tanggungjawab sosial adalah:

    1. Kemasyarakatan, tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang

    diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan,

    pendidikan, dan seni, serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan

    lainnya.2. Ketenagakerjaan, tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada

    orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi

    rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tunjangan, mutasi dan promosi,

    dan lainnya.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    31/103

    3. Produk dan konsumen, tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk

    atau jasa, antara lain kegunaan, durability , pelayanan, kepuasan pelanggan,

    kejujuran dalam iklan, kejelasan atau kelengkapan isi pada kemasan, dan

    lainnya.

    4. Lingkungan hidup, tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses

    produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi

    bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat

    pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam.

    Sedangkan menurut Harahap (2002), keterlibatan sosial yang dilakukan

    oleh perusahaan berdasarkan keadaan di negara Indonesia, yaitu:

    1. Lingkungan hidup, antara lain: pengawasan terhadap efek polusi,

    perbaikan pengrusakan alam, konservasi alam, keindahan lingkungan,

    pengurangan polusi suara, penggunaan tanah, pengelolaan sampah dan air

    limbah, riset dan pengembangan lingkungan, kerjasama dengan energi,

    yaitu antara lain: konservasi dan penghematan energi yang dilakukan oleh

    perusahaan dalam aktivitasnya.

    2. Sumber daya manusia dan pendidikan, antara lain: keamanan dan

    kesehatan karyawan, pendidikan karyawan, kebutuhan keluarga dan

    rekreasi karyawan, menambah dan memperluas hak-hak karyawan, usahauntuk mendorong partisipasi, perbaikan pensiun, beasiswa, bantuan pada

    sekolah, pendirian sekolah, membantu pendidikan tinggi, riset dan

    pengembangan, pengangkatan pegawai dari kelompok miskin, dan

    peningkatan karir karyawan.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    32/103

    3. Praktek bisnis yang jujur, antara lain: memperhatikan hak-hak karyawan

    wanita, jujur dalam iklan, kredit, service , produk, jaminan, mengontrol

    kualitas produk, pemerintah, universitas, dan pembangunan lokasi

    rekreasi.

    4. Membantu masyarakat lingkungan antara lainnya: memanfaatkan tenaga

    ahli perusahaan dalam mengatasi masalah sosial di lingkungannya, tidak

    campur tangan dalam struktur masyarakat, membangun klinik kesehatan,

    sekolah, rumah ibadah, perbaikan desa atau kota, sumbangan kegiatan

    sosial masyarakat, perbaikan perumahan desa, bantuan dana, perbaikan

    sarana pengangkutan pasar.

    5. Kegiatan seni dan kebudayaan, antara lain: membantu lembaga seni dan

    budaya, sponsor kegiatan seni dan budaya, penggunaan seni dan budaya

    dalam iklan, merekrut tenaga yang berbakat dalam seni dan olah raga.

    6. Hubungan dengan pemegang saham, antara lain: sifat keterbukaan direksi

    pada semua persero, peningkatan pengungkapan informasi dalam laporan

    keuangan, pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial.

    7. Hubungan dengan pemerintah, antara lain: menaati peraturan pemerintah,

    membatasi kegiatan lobbying , mengontrol kegiatan politik perusahaan,

    membantu lembaga pemerintah sesuai dengan kemampuan perusahaan,membantu secara umum peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat,

    membantu proyek dan kebijakan pemerintah, meningkatkan produktivitas

    sektor informal, pengembangan dan inovasi manajemen.

    Model atau pola CSR yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan

    di Indonesia (Saidi dan Abidin, 2004) sebagai berikut:

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    33/103

    1. Keterlibatan langsung, perusahaan menjalankan program CSR secara

    langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau

    menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk

    menjalankan tugas ini, perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat

    seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager atau

    menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

    2. Melalui yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan, perusahaan

    mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model ini

    merupakan adopsi yang lazim dilakukan di negara maju. Disini perusahaan

    menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan

    untuk operasional yayasan.

    3. Bermitra dengan pihak lain, perusahaan menyelenggarakan CSR melalui

    kerjasama dengan lembaga/organisasi non pemerintah, instansi

    pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana

    maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

    4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorium, perusahaan turut

    mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang

    didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Pihak konsorsium yang dipercaya

    oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya akan secara proaktifmencari kerjasama dari berbagai kalangan dan kemudian mengembangkan

    program yang telah disepakati.

    2.1.3 Aktivitas dalam Akuntansi Sosial

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    34/103

    Terdapat lima jenis aktivitas dalam akuntansi sosial menurut Mathew

    (2000) dalam Utami (2004: 22), yaitu:

    1. Social Responsibility Acounting (SRA)

    SRA adalah pengungkapan informasi secara sukarela baik informasi yang

    bersifat kualitatif maupun informasi yang bersifat kuantitatif yang dibuat

    oleh organisasi yang bertujuan untuk memberi informasi ataupun

    mempengaruhi sekelompok pengguna informasi tersebut. Sub disiplin ini

    bertujuan untuk mengungkapkan item-item individual yang mempunyai

    dampak sosial pada sektor privat dalam jangka pendek. Ukuran yang

    digunakan bersifat non keuangan dan kualitatif, contoh: laoran tentang

    karyawan, akuntansi sumber daya manusia, dan demokrasi industrial.

    2. Total Impact Accounting (TIA)

    TIA meliputi pengukuran seluruh biaya yang ditanggung perusahaan

    akibat operasi usaha yang dijalankan, baik biaya privat maupun biaya

    publik (eksternalitas). Displin ini juga disebut Cost Benefit Analysis

    (CBA) untuk menilai seberapa besar social cost dan social benefit yang

    terjadi karen aaktivitas operasional perusahaan, seperti biaya pengobatan

    karena polusi yang ditimbulkan oleh limbah pabrik. Sedangkan social

    benefit adalah manfaat yang diterima dan dirasakan oleh pihak dalammaupun pihak luar perusahaan sebagai akibat kegiatan sosial perusahaan.

    3. Socio Economic Accounting (SEA)

    Sub displin ini dipergunakan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang

    didanai oleh masyarakat, baik yang menggunakan ukuran-ukuran finansial

    maupun non finansial. Biasanya digunakan dalam sektor manufaktur. SEA

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    35/103

    merupakan proses pengukuran, pengaturan dan pengungkapan dampak

    pertukaran antara perusahaan dengan lingkungannya. SEA timbul dari

    dampak penerapan akuntansi dalam ilmu sosial. Ini menyangkut peraturan,

    pengukuran analisis, dan pengungkapan pengaruh ekonomi dan sosial dari

    kegiatan pemerintah dan perusahaan. Hal ini termasuk kegiatan yang

    bersifat makro dan mikro. Pada tingkat makro bertujuan untuk mengukur

    dan mengungkapkan kegiatan ekonomi dan sosial negara mencakup social

    accounting dan reporting , serta peranan akuntansi dalam pembangunan

    ekonomi.

    4. Socio Indicator Accounting

    Sub disiplin ini digunakan untuk mengukur aktivitas dalam skala makro.

    Indikator-indikator yang disusun dipergunakan untuk pengambilan

    keputusan mengukur pencapaian tujuan.

    5. Societal Accounting

    Ditujukan untuk mencari gambaran yang tepat tentang hubungan akuntansi

    dengan lingkungannya, dimana hubungan tersebut sangat tergantung pada

    budaya setempat.

    2.2 Pengungkapan

    Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen

    perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Statement

    Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, tujuan pelaoran keuangan adalah

    untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor, calon investor, kreditor,

    calon kreditor dan para pemakai lain dalam membuat keputusan investasi, kredit,

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    36/103

    dan keputusan lainnya secara rasional. Informasi yang terkandung dalam laporan

    keuangan sangat penting sebagai dasar mengalokasikan dana-dana investasi

    secara efisien dan produktif. Perusahaan-perusahaan memberikan laporan

    keuangan kepada berbagai stakeholders dengan tujuan untuk memberikan

    informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam pengambilan

    keputusan investasi, monitoring, penghargaan kerja dan pembuatan kontrak-

    kontrak.

    Kualitas keputusan investasi dipengaruhi oleh kualitas pengungkapan

    perusahaan yang diberikan melalui laporan tahunan. Scott (1997: 92)

    menunjukkan dua manfaat pengungkapan penuh; yang pertama, pengungkapan

    memungkinkan investor membuat keputusan investasi lebih baik dan kedua,

    pengungkapan meningkatkan kemampuan pasar modal untuk investasi langsung

    yang paling produktif. Pengungkapan tidak hanya penting untuk masa sekarang,

    tetapi juga untuk masa yang akan datang. Wolk et. al. dalam Subroto (2004: 83)

    alasan semakin pentingnya pengungkapan pada masa mendatang adalah karena

    lingkungan bisnis tumbuh semakin kompleks, dan pasar modal mampu menyerap

    dan mencerminkan informasi baru dalam harga saham secara cepat.

    Pengungkapan penting bagi investor, karena dengan adanya pengungkapan

    maka resiko informasi yang diterima investor lebih kecil. Berkurangnya resikoinformasi ini dapat meningkatkan rasa aman investor untuk melakukan investasi

    pada sekuritas perusahaan publik tersebut. Dengan demikian, investor akan

    memberikan kepercayaan lebih tinggi pada perusahaan yang memberikan

    pengungkapan laporan keuangan secara lebih lengkap daripada perusahaan yang

    laporan keuangannya kurang lengkap. Pengungkapan juga diperlukan oleh

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    37/103

    investor untuk meningkatkan kualitas investasi mereka, karena dengan adanya

    pengungkapan semua informasi yang relevan tersedia lebih banyak.

    Bukan hanya investor yang berkepentingan dengan adanya pengungkapan

    laporan keuangan. Pihak-pihak lain di luar perusahaan ( stakeholders ) juga sangat

    membutuhkan. Dengan adanya pengungkapan maka pemerintah sebagai

    pemegang kendali peraturan bisa mengambil kebijakan yang terkait dengan

    perusahaan/bidang usaha yang bersangkutan secara tepat. Selain itu, pihak lain

    seperti pengamat lingkungan, masyarakat umum (pengguna hasil perusahaan)

    dapat memberi penilaian kepada perusahaan secara lebih objektif.

    2.2.1 Definisi Pengungkapan

    Hendriksen (1987: 203) pengungkapan merupakan penyajian informasi

    yang diperlukan untuk operasi optimal pasar modal yang efisien. Dalam

    interpretasi yang lebih luas pengungkapan terkait dengan informasi baik yang

    terdapat dalam laporan keuangan maupun komunikasi tambahan ( supplementary

    communication ) yang terdiri atas catatan kaki, informasi kejadian setelah tanggal

    laporan, analisis manajemen atas operasi di masa mendatang, perkiraan keuangan

    serta operasi dan operasi lainnya. Menurut Wolk et. al. dalam Subroto (2004: 84)

    pengungkapan merupakan informasi yang ada dalam laporan keuangan maupunkomunikasi pelengkap yang mencakup catatan kaki, peristiwa setelah pelaporan,

    analisa manajemen atas operasi yang akan datang, peramalan keuangan dan

    operasi, serta laporan keuangan tambahan.

    Pengungkapan ada yang bersifat wajib ( mandatory ), yaitu pengungkapan

    informasi yang wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    38/103

    atau standar tertentu. Menurut SAK, pengungkapan yang wajib meliputi

    pengungkapan dalan laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan dan

    informasi pelengkap yang diwajibkan. Selain bersifat wajib, pengungkapan juga

    ada yang bersifat sukarela ( voluntary ) yang merupakan pengungkapan informasi

    yang melebihi persyaratan minimum dari peraturan yang berlaku. Pengungkapan

    ini merupakan wujud dari pemenuhan terhadap tekanan masyarakat untuk

    meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Suripto dan Baridwan dalam

    Subroto (2004: 85) mengatakan bahwa pengungkapan sukarela merupakan pilihan

    bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan

    informasi lainnya yang dipandang relevan sebagai dasar untuk membuat

    keputusan oleh para pemakai laporan tahunan.

    2.2.2 Tujuan Pengungkapan

    Tujuan pengungakapan menurut SEC ( Security Exchange Commision )

    dikategorikan menjadi dua:

    1. Protective Disclosure , yang dimaksudkan sebagai upaya perlindungan

    terhadap investor.

    2. Informative Disclosure , yang bertujuan memberikan informasi yang layak

    kepada pengguna laporan.Sedangkan menurut Belkaoui (2000) tujuan pengungkapan ada enam,

    yaitu:

    2 Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran

    yang relevan dari item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan

    keuangan.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    39/103

    3 Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan

    ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.

    4 Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor

    dalam menentukan rasio dan item-item yang potensial untuk diakui dan

    yang belum diakui.

    5 Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh

    pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan.

    6 Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan kas keluar

    di masa mendatang.

    7 Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasi.

    2.2.3 Kuantitas dan Kualitas Pengungkapan

    Tuntutan para stakeholders terhadap akuntabilitas perusahaan publik

    semakin hari semakin tinggi. Kondisi ini semakin memaksa perusahaan untuk

    lebih memperhatikan berap banya informasi yang harus diungkapkan. Dalam hal

    ini perusahaan harus mengetahui tentang informasi mana yang seharusnya

    diungkap dan informasi mana yang tidak perlu diungkap. Tuanakota (1986:221)

    menyatakan tiga konsep umum tentang pengungkapan yang umumnya diusulkan:

    1.

    Pengungkapan yang cukup ( adequate ) merupakan pengungkapan yangminimal cukup untuk membuat laporan yang tidak menyesatkan.

    2. Pengungkapan yang wajar ( fair ) merupakan pengungkapan yang

    memberikan perlakukan yang sama bagi semua pembaca yang potensial.

    3. Pengungkapan yang lengkap ( full ) merupakan penyajian semua informasi

    yang relevan. Bagi beberapa pihak pengungkapan yang lengkap ini

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    40/103

    dikatakan sebagai penyajian informasi yang berlebihan sehingga tidak bisa

    dikatakan layak.

    Dalam PSAK tahun 2007 dinyatakan bahwa karakteristik kualitatif

    merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna

    bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: dapat

    dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.

    1. Dapat Dipahami

    Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan

    adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk

    maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai

    tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk

    mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,

    informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan

    tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi

    tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai tertentu.

    2. Relevan

    Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

    pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki

    kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakaidengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini

    atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di

    masa lalu.

    3. Keandalan

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    41/103

    Agar dapat bermanfaat, informasi juga harus andal ( reliable ). Informasi

    memiliki kualitas handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,

    kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian

    yang tulus dan jujur ( faithful representation ) dari yang seharusnya

    disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

    4. Dapat diperbandingkan.

    Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan

    antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan ( trend ) posisi dan

    kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan

    keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja,

    serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu,

    pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa

    lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan

    tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang

    berbeda.

    2.2.4 Metode Pengungkapan

    Pedoman umum yang dipakai untuk memilih atau menentukan metode

    pengungkapan adalah bahwa informasi seharusnya disajikan dalam bentuk yangdapat dengan mudah dipahami oleh seseorang dengan pengetahuan rata-rata,

    relevan, andal, dan dapat dibandingkan. Ada tujuh metode pengungkapan menurut

    Hendriksen (1987):

    1. Bentuk dan susunan laporan formal

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    42/103

    Bentuk dan susunan laporan formal mencakup tiga laporan utama, yaitu:

    laporan posisi ( position statement ), laporan arus kas ( income statement ),

    dan laporan perubahan posisi keuangan ( funds statement ).

    2. Terminologi dan penyajian terinci

    Dalam laporan keuangan harus digunakan istilah-istilah yang jelas dan

    umum digunakan dalam analisis keuangan, dan informasinya harus terinci.

    3. Informasi selipan (Parenthical information)

    Informasi yang sangat penting seharusnya disajikan langsung dalam

    ikhtisar keuangan yang bersangkutan bukan dalam catatan kaki ( footnotes )

    ataupun dalam bentuk daftar tambahan ( suplementary schedule ). Apabila

    judul atau nama pos-pos neraca dan ikhtisar laba/rugi terlalu panjang

    untuk disajikan maka dapat disajikan sebagai catatan setelah judul dalam

    laporan.

    4. Catatan kaki ( footnotes )

    Catatan kaki merupakan sarana menyajikan pengungkapan yang tidak

    dapat ditempatkan dalam ikhtisar keuangan yang bersangkutan dan tidak

    boleh bertentangan atau bersifat pengulang terhadap informasi yang

    disajikan dalam ikhtisar keuangan.

    5.

    Ikhtisar dan skedul pelengkap ( Supplementary statement and supplementary schedule )

    Supplementary statement merupakan informasi tambahan atau informasi

    yang disajikan dalam bentuk yang agak berbeda dari ikhtisar keuangan

    dasar.

    6. Sertifikasi Auditor

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    43/103

    Sertifikasi auditor bukan merupakan tempat yang tepat untuk

    mengungkapkan informasi keuangan yang signifikan mengenai

    perusahaan, namun ia berperan sebagai satu metode untuk

    mengungkapkan jenis informasi sebagai berikut:

    a. Pengaruh yang material dari penggunaan metode akuntansi yang

    berbeda dari yang diterima umum.

    b. Pengaruh yang material dari perubahan satu metode akuntansi yang

    lazim ke metode akuntansi yang lazim lainnya.

    c. Perbedaan pendapat antara auditor dengan klien mengenai dapat

    diterima atau tidaknya suatu prinsip akuntansi dalam laporan tersebut.

    7. Surat Direktur Utama ( The president letter )

    Untuk jenis informasi tertentu dapat disajikan secara langsung oleh

    manajemen dalam bentuk surat dari direktur utama. Informasi tambahan

    ini mencakup:

    a. Kejadian-kejadian non keuangan dan perubahan-perubahan selama

    tahun tersebut yang memepengaruhi operasi perusahaan.

    b. Harapan dan perkiraan di masa mendatang dari industri yang

    bersangkutan dan ekonomi serta peran perusahaan dalam harapan ini.

    c.

    Rencana pertumbuhan dan perubahan dalam operasi pada periode atau periode-periode berikutnya.

    d. Jumlah dan pengaruh yang diharapkan dengan adanya pengeluaran

    untuk barang-barang modal saat ini dan yang diantisipasi dilakukan

    serta usaha-usaha penelitian.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    44/103

    2.2.5 Manfaat Pengungkapan

    Tujuan dari pengungkapan laporan keuangan adalah untuk memenuhi

    kebutuhan informasi para pemakai laporan keuangan dan juga pihak-pihak yang

    berkepentingan terhadap perusahaan. IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan

    Penyajian Laporan Keuangan menyatakan pemakai laporan keuangan meliputi

    investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok

    dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan

    masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa

    kebutuhan informasi yang berbeda.

    1. Investor. Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan

    dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang

    mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu

    menentukah apakah harus membeli, menahan, atau menjual inevstasi

    tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang

    mmungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk

    membayar deviden.

    2. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada

    informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga

    tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilaikemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun

    dan kesempatan kerja

    3. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang

    memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta

    bunganya dapat dibayar setelah jatuh tempo.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    45/103

    4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

    memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang

    akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada

    perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi

    pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada

    kelangsungan hidup perusahaan.

    5. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan

    hidup perusahaan terutama jika mereka terlibat dengan perjanjian jangka

    panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.

    6. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya

    berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan

    dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk

    mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai

    dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

    7. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara.

    Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti kepada

    perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan

    perlindungan terhadap penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat

    membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan(trend ) atau perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta

    rangkaian aktivitasnya.

    2.3 Pengungkapan Sosial sebagai Tanggung Jawab Perusahaan

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    46/103

    Tanggung jawab adalah suatu kewajiban perusahaan yang tidak hanya

    menyediakan barang dan jasa baik bagi masyarakat maupun juga dalam

    mempertahankan kualitas lingkungan sosialnya secara fisik maupun memberikan

    kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat dimana mereka berada.

    Perusahaan bertanggung jawab secara sosial ketika manajemennya memiliki visi

    atas kinerja operasionalnya, tidak hanya mengutamakan atas laba/profit

    perusahaan tetapi juga dalam menjalankan aktivitasnya, memperhatikan

    lingkungan yang ada disekitarnya. Perusahaan tidak hanya memandang laba

    sebagai satu-satunya tujuan dari perusahaan tetapi ada tujuan yang lainnya yaitu

    kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, karena perusahaan mempunyai

    tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang

    saham (Gray et. al., 1987).

    Pengungkapan tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai

    Corporate social reporting adalah proses pengkomunikasian efek-efek sosial dan

    lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok

    tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan (Gray et. al.,

    1987). Kontribusi negatif perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya telah

    menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat adalah dengan mengungkapkan

    informasi-informasi mengenai operasi perusahaan sehubungan dengan lingkungansebagai tanggung jawab perusahaan.

    Menurut Gray et. al., (1995) ada dua pendekatan yang secara signifikan

    berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab

    sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

    mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    47/103

    konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat

    keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial

    perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial

    yang dilaporkan.

    Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung

    jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan

    masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber

    utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial

    perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap

    pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

    Gray et. al., (1995) menyebutkan 3 studi yang menjelaskan mengapa

    perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan

    aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh emiten tersebut, yaitu:

    1. Decision-userfulnes study

    Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menemukan bahwa

    informasi sosial dibutuhkan users , seperti analis, banker, dan pihak lain

    yang terlibat. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa informasi aktivitas

    sosial perusahaan berada pada posisi moderately important.

    2. Economic theory studyStudi dalam corporate responsibility reporting ini mendasari pada

    Economic agency theory dan Accounting positivism theory yang

    menganalogikan manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Prinsipal

    diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun,

    pengertian users tersebut telah berkembang menjadi seluruh interest group

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    48/103

    perusahaan yang bersangkutan sebagai agen, manajemen akan berupaya

    mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik ( stakeholder) .

    3. Social and political theory studies

    Bidang ini menggunakan teori stakeholder , teori legitimasi organisasi, dan

    teori ekonomi publik. Teori stakeholder mengamsusikan bahwa

    perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam

    menjalankan operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholder ,

    semakin besar kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap

    keinginan stakeholder nya.

    Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu

    dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah dari

    kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan sumber-

    sumber sosial ( social resources ). Jika aktivitas perusahaan menyebabkan

    kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat timbul adanya biaya sosial ( social

    cost ) yang harus ditanggung oleh masyarakat, sedang apabila perusahaan

    meningkatkan mutu social resources maka akan menimbulkan social benefit

    (manfaat sosial).

    Beberapa alasan lain perusahaan mengungkapkan kinerja sosialnya, antara

    lain:1. Jika perusahaan tidak mengungkapkan CSR secara sukarela,

    dikhawatirkan pengungkapan tersebut akan menjadi kebijakan pemerintah

    yang bersifat wajib.

    2. Sebagai legitimasi atas kegiatan yang dilakukan perusahaan.

    3. Untuk mengalihkan perhatian pemakai laporan dari isu lain.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    49/103

    4. Untuk meningkatkan citra perusahaan di hadapan publik.

    5. Untuk meningkatkan keuntungan kompetitif.

    6. Pemenuhan hak para stakeholder untuk mengetahui aktivitas perusahaan.

    7. Untuk mendapat keuntungan politik.

    8. Dorongan untuk mengkomunikasikan aktivitas perusahaan kepada

    khalayak.

    9. Untuk menjelaskan pola pengeluaran perusahaan.

    Pengungkapan kinerja sosial perusahaan menurut Ikhsan dan Ishak dalam

    Syam (2007), baik secara internal maupun eksternal, dapat ditempuh melalui

    beberapa pendekatan, yaitu:

    1. Audit sosial, yaitu mengukur dan melaporkan dampak ekonomi , sosial,

    dan lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dan operasi

    perusahaan yang reguler. Mulanya, manajer perusahaan diminta membuat

    daftar aktivitas dengan konsekuensi sosial. Setelah daftar tersebut

    dihasilkan, auditor sosial kemudian mengukur dan menilai dampak-

    dampak dari kegiatan sosial perusahaan.

    2. Laporan-laporan sosial. Laporan eksternal terpisah yang menggambarkan

    hubungan perusahaan dengan komunitasnya, dikembangkan salah satunya

    oleh David Linowes. Ia membagi laporannya dalam tiga kategori:hubungan dengan manusia, hubungan dengan lingkungan, dan hubungan

    dengan produk.

    3. Pengungkapan dalam laporan tahunan. Beberapa perusahaan menerbitkan

    laporan tahunan kepada pemegang saham disertai beberapa infomrasi

    sosial yang dilakukan. Namun, melalui informasi yang dicantumkan dalam

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    50/103

    laporan tahunan tersebut, belum dapat dinilai kinerja sosial perusahaan

    secara komprehensif, karena kebanyakan informasi yang diungkapkan

    dalam laporan tahunan bersifat sukarela dan selektif. Dalam artian, bisa

    jadi perusahaan hanya menyoroti kontribusi positifnya dan mengabaikan

    dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas usahanya.

    2.4 Pelaporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan

    Ada dua jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan

    oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Yang pertama adalah ungkapan

    wajib ( mandatory disclosure ), yaitu informasi yang harus diungkapkan oleh

    emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu negara. Sedangkan yang

    kedua adalah ungkapan sukarela ( voluntary disclosure ), yaitu ungkapan yang

    dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang

    ada. Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi

    yang sifatnya sukarela. Karenanya, perusahaan memiliki kebebasan untuk

    mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar

    modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola

    oleh manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalamkaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat.

    Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial sampai saat ini belum

    mempunyai standar yang baku, hal ini dikarenakan adanya permasalahan yang

    berhubungan dengan biaya dan manfaat sosial. Perusahaan dapat membuat sendiri

    model pelaporan pertanggungjawaban sosialnya.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    51/103

    Dalam menyusun dan mengungkapkan informasi tentang aktivitas

    pertanggungjawaban sosial perusahaan, Zhegal & Ahmed (1990) mengidentifikasi

    hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut:

    1. Lingkungan. Bidang ini meliputi aktivitas pengendalian pencemaran dan

    pelestarian lingkungan hidup. Meliputi, pengendalian terhadap polusi,

    pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi

    alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.

    2. Energi. Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi

    dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan efisiensi

    terhadap produk perusahaan. Meliputi, konservasi energi, efisien energi,

    dan lain-lain.

    3. Praktik bisnis yang wajar. Meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan

    perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial

    4. Sumber daya manusia. Bidang ini meliputi aktivitas untuk kepentingan

    karyawan sebagai sumber daya manusia bagi perusahaan maupun aktivitas

    di dalam suatu komunitas. Aktivitas tersebut antara lain, program

    pelatihan dan peningkatan keterampilan, perbaikan kondisi kerja, upah dan

    gaji serta tunjangan yang memadai, pemberian beberapa fasilitas, jaminan

    keselamatan kerja, pelayanan kesehatan, pendidikan, seni, dan lain-lain.5. Produk. Meliputi keamanan, pengurangan polusi, dan lain-lain.

    2.5 I ndonesia Sustainabil ity Reporting Awards (ISRA)

    Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) adalah penghargaan

    yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang telah membuat pelaporan atas

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    52/103

    kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan dan sosial disamping aspek ekonomi

    untuk memelihara keberlanjutan ( sustainability ) perusahaan itu sendiri. ISRA

    merupakan penghargaan terhadap perusahaan-perusahaan yang telah

    menyelenggarakan laporan keberlanjutan ( sustainability report ), baik yang

    diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan tahunan ( annual

    report ).

    Tujuan ISRA adalah sebagai berikut:

    1. Memberikan pengakuan terhadap organisasi-organisasi yang melaporkan

    dan mempublikasikan informasi mengenai lingkungan, sosial, dan

    informasi keberlanjutan terintegrasi.

    2. Mendukung pelaporan di bidang lingkungan, sosial, dan keberlanjutan.

    3. Meningkatkan akuntabilitas perusahaan dengan menekankan

    tanggungjawab terhadap pemangku kepentingan utama ( key stakeholders ).

    4. Meningkatkan kesadaran perusahaan terhadap transparansi dan

    pengungkapan.

    Penghargaan tahunan ini terselenggara atas kerjasama Institut Akuntan

    Manajemen Indonesia (IAMI – d/h IAI-KAM) dan National Center for

    Sustainability Reporting (NCSR). ISRA 2008 akan melakukan penilaian terhadap pelaporan keberlanjutan ( sustainability reporting ) termasuk pelaporan kegiatan

    tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan 2007. Penilaian

    tersebut akan dilakukan oleh dewan juri yang terdiri dari berbagai pemangku

    kepentingan utama, termasuk: Institut Akuntan Publik Indonesia, Kementerian

    Negara Lingkungan Hidup, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    53/103

    Keuangan-Departemen Keuangan RI, Bursa Efek Indonesia, Perguruan Tinggi,

    National Comitte on Governance , press media , dan lembaga swadaya masyarakat.

    Tahun 2008, merupakan tahun keempat penyelenggaraan ISRA. Sejak

    Tahun 2005, telah terjadi beberapa perubahan dalam kriteria penilaian dan

    kategori pemenang. Kriteria penilaian untuk laporan keberlanjutan yang

    digunakan dalam ISRA 2008 mengacu kepada Global Reporting Initiative (GRI)

    Sustainability Reporting Guidelines versi 3.0. Sementara itu, kategori pemenang

    ISRA dibagi menjadi:

    1. Best Sustainability Report 2007 ,

    2. Best Environmental and Social Reporting 2007 ,

    3. Best Environmental Reporting 2007 ,

    4. Best Social Reporting 2007 , dan

    5. Best Website 2008 .

    Khusus untuk tahun 2008, ISRA menambahkan satu kategori baru, yaitu

    “ Best CSR Reporting in Annual Report 2007.” Penambahan kategori ini

    merupakan tanggapan terhadap kewajiban pelaporan pelaksanaan tanggung jawab

    sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan Perseroan Terbatas di Indonesia

    melalui Pasal 66 ayat (2) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

    Terbatas. Melalui penambahan kategori ini diharapkan Perseroan Terbatas yangada di Indonesia menjadi lebih terpacu untuk membuat laporan keberlanjutan

    yang akuntabel dan transparan di samping laporan tahunan. Proses penjurian

    dalam ISRA terdiri dari penilaian atas laporan dan interview dengan manajemen

    perusahaan-perusahaan peserta.

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    54/103

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian yang bersifat

    deskriptif kualitatif. Dinamakan penelitian bersifat deskriptif karena dilakukan

    tanpa hipotesa yang dirumuskan secara ketat dengan tujuan untuk

    mendeskripsikan secara terperinci mengenai fenomena sosial tertentu. Pada

    penelitian deskriptif, data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak

    hipotesis melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang

    diamati. Jadi peneltiian deskriptif merupakan penelitian yang tidak dimaksudkan

    untuk menguji atau merumuskan hipotesis tertentu, tetapi hanya untuk

    menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaaan, dalam

    hal ini mengenai bentuk-bentuk corporate social responsibility serta

    pengungkapannya pada perusahaan-perusahaan pemenang ISRA 2008.

    Lain halnya dengan penelitian yang bersifat kuantitatif, dalam penelitian

    kualitatif tidak terdapat aturan yang mengikat dalam mengembangkan metode

    penelitian secara pasti berurutan serta pengolahan data dan uji hipotesis yang

    menggunakan analisis statistik. Namun, dalam penelitian kualitatif peneliti

    mempunyai kebebasan dalam mengembangkannya dan menyimpulkan hasil

    penelitian. Seperti diungkapkan dalam Mulyana dalam Sembodo (2007),

    penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak berdasarkan logika

    matematis, prinsip angka, atau metode statistik. Penelitian kualitatif bertujuan

    untuk mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisa kualitas-

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    55/103

    kualitas, alih-alih mengubahnya menjadi entitas kuantitatif. Dalam penelitian

    kualitaitf tidak ada hipotesa yang spesifik pada saat penelitian dimulai; hipotesa

    justru terjadi dan dibangun selama tahap-tahap penelitian, setelah diuji atau

    dikonfrontasi dengan data-data yang diperoleh peneliti selama penelitian tersebut.

    Menurut Molloy (2002) dalam Sembodo (2007), pada penelitian yang

    bersifat kualitatif ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan antara lain:

    cohort studies , panel studies , case studies , life history studies , dan documentary

    analysis . Namun dalam penelitian ini peneliti menggunanakan pendekatan yang

    mengarah ke documentary analysis . Documentary analysis merupakan suatu

    pendekatan yang secara luas menggunakan analisisnya pada dokumen-dokumen

    material. Sumber-sumber dokumen yang digunakan adalah bersifat statik di mana

    peneliti dapat dimungkinkan untuk menggali lagi isi dari dokumen-dokumen

    tersebut. Meskipun demikian, analisisnya dapat menempatkan satu poin tersendiri

    karena berusaha menemukan untuk dapat memperbandingkannya dengan bukti-

    bukti dokumen dari satu atau lebih periode waktu. Hal ini jelas bahwa penelitian

    kualitatif untuk penelitian sosial, berhubungan dengan luasnya strategi penelitian.

    Sementara itu, menurut Supomo dan Indriantoro (2002) penelitian deskriptif

    merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari

    suatu populasi.

    3.2 Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

    dokumenter. Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain

    berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    56/103

    laporan program. Data dokumenter memuat apa dan kapan suatu kejadian atau

    transaksi, serta siap yang terlibat dalam suatu kejadian (Supomo & Indriantoro,

    2002). Dalam penelitian ini data dokumenter yang digunakan berupa laporan

    tahunan, jurnal, substainability report , buku, majalah, dan artikel publikasi.

    Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

    sekunder. Data sekunder menurut Supomo dan Indriantoro (2002) merupakan

    sumber data yang dipeloeh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

    (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini diambil

    dari:

    4. Teks lengkap, yang terdapat dalam buku, artikel, jurnal, dan data on-line

    dari internet.

    5. Rangkuman artikel atau tulisan peneliti lain.

    3.3 Populasi dan Sampel

    Penentuan populasi dan sampel dalam penelitian ini mengacu pada kriteria

    yang ditetapkan oleh Dewan Juri ISRA 2008. Penulis memilih tahun 2008 karena

    pada tahun 2008 ada penambahan satu kategori pemenang yaitu Best CSR

    Reporting in Annual Report 2007. Dalam konteks penelitian ini, populasi adalah

    empat belas perusahaan yang lolos seleksi ISRA 2008, yaitu sebagai berikut:1. PT Kaltim Prima Coal

    2. PT Aneka Tambang (persero), Tbk

    3. PT Timah (persero), Tbk

    4. PT Astra International, Tbk

    5. PT Tambang Batubara Bukit Asam (persero), Tbk

  • 8/17/2019 Acuan Artikel

    57/103

    6. PT Holcim Indonesia, Tbk

    7. PT Telekomunikasi Indonesia (persero), Tbk

    8. PT Freeport Indonesia

    9. PT Apexindo Pratama Duta, Tbk

    10. PT Sucofindo (persero)

    11. PT Indosat, Tbk

    12. PT Bank Negara Indonesia (persero), Tbk

    13. PT Bank Danamon, Tbk

    14. PT Bank Internasional Indonesia,Tbk

    Dengan menggunakan pendekatan purposive sampling dengan metode

    penelitian sampel berdasar pertimbangan (peneliti mempunyai tujuan atau target

    tertentu dalam memilih sampel tidak acak dimana informasinya diperoleh dengan

    menggunakan pertimbangan tertentu). Adapun kriteria yang ditetapkan penulis

    untuk memperoleh sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. Perusahaan pemenang ISRA 2008 kategori Best CSR Reporting in Annual

    Report 2007.

    2. Perusahaan pemenang ISRA 2008 kategori Best Substainability Report

    2007.

    Alasan yang mendasari mengapa penulis memilih kategori di atas, karena penulis menganggap perusahaan pemenang dari dua kategori tersebut merupakan

    perusahaan yang telah melaksanakan CSR mereka dengan baik dan benar serta

    melaporkannya secara konsisten dalam laporan pertanggungjawaban sosialnya

    sebagai wujud dari pertanggungjawaban sosial mereka.