Acara III Degreening Disun
-
Upload
dian-susanti -
Category
Documents
-
view
216 -
download
7
description
Transcript of Acara III Degreening Disun
IV. PROSES DEGREENING (PENGUNINGAN) PADA BUAH
KLIMAKTERIK DAN NON-KLIMAKTERIK
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pasca panen atau lepas panen merupakan suatu periode yang
dilewati oleh organ panenan suatu komoditi hortikultura setelah pemetikan
(dipanen). Setelah memasuki periode tersebut, pada organ panenan
mengalami perubahan metabolisme akibat dari terlepasnya hubungan
dengan tanaman induk dan akibat lingkungan yang dihadapinya. Masih
adanya prosesproses metabolisme dikarenakan organ panenan hortikultura
bersangkutan masih merupakan organ atau bahan yang hidup. Namun
demikian, periode kehidupan tersebut memiliki batasan waktu yang
singkat, yaitu selama cadangan makanan masih cukup mampu mendukung
proses metabolisme seperti respirasi. Cadangan makanan tersebut tentunya
akan habis seiring dengan waktu, dan pada saat cadangan makanan telah
habis, maka organ panenan mengalami senesen dan kemudian diakhiri
dengan kerusakan berupa pembusukan.
Komoditas buahbuahan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu
buah klimakterik dan buah non-klimakterik. Buah klimaterik adalah buah
yang banyak mengandung amilum, seperti pisang, mangga, apel, dan
alpokat yang dapat dipacu kematangannya dengan etilen. Buahbuah dari
golongan ini dapat dipanen sebelum masuk waktu panen, untuk kemudian
proses pematangan dilakukan dengan pemeraman menggunakan etilen.
Sedangkan buah non-klimaterik adalah buah yang kandungan amilumnya
sedikit, seperti jeruk, anggur, semangka, dan nanas. Pemberian etilen pada
jenis buah ini dapat memacu laju respirasi, tetapi tidak dapat memacu
produksi etilen endogen dan pematangan buah. Buah-buah non-klimaterik
hanya dapat dipanen ketika sudah masuk waktu panen. Buah yang dapat
diperam atau dipacu tingkat kematangannya adalah golongan buah
klimaterik, yaitu buah-buahan yang memperlihatkan produksi CO2 yang
mendadak meningkat tinggi pada saat matang.
Manfaat praktikum proses degreening (penguningan) pada buah
klimaterik dan non-klimaterik adalah untuk mengetahui proses
penguningan dengan menggunakan karbit, mengetahui pada konsetrasi
berapa gram pemakaian karbit yang mempercepat penguningan baik buah
klimaterik maupun non-klimaterik. Buah non-klimaterik tingkat
kematangannya tidak dapat dipacu, sehingga pemanenan buah harus
dilakukan pada tingkat ketuaan optimal atau buah masak. Penambahan
etilen dalam konsentrasi tinggi pada buah-buahan yang tergolong non-
klimaterik akan menyebabkan perubahan pada laju respirasinya.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara Proses Degreening (Penguningan) pada
Buah Klimakterik dan Non-Klimakterik untuk mengetahui proses
pemasakan pada buah dengan menggunakan karbit.
B. Tinjauan Pustaka
Penanganan pascapanen buah jeruk yang tidak tepat
dapatmengakibatkan kehilangan hasil (penampakan, susut bobot dan
penurunannilai gizi) yang tinggi. Kehilangan hasil pasca panen buah jeruk
dapatdisebabkan oIeh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi
diantaranyaadalah cara dan waktu panen yang tidak tepat, penampakan yang
kurang menarik karena adanya bintik coklat hitam pada permukaan kulit buah
atauwama kulit buah yang tidak seragam, ukuran dan tingkat ketuaan yang
tidak seragam, teknik pengemasan dan pengangkutan yang tidak tepat,
kebersihan pegawai dan sanitasi peralata/perlengkapan yang kurang(Wijadi
danWinarno2004).
Selama proses pemasakan buah pisang akan mengalami perubahan
sifat fisik dan kimiawi, antara lain adalah: perubahan tekstur, aroma dan
rasa,kadar pati dan gula. Tekstur buah ditentukan oleh senyawa-senyawa
pektin dan selulosa. Selama pemasakan buah menjadi lunak karena
menurunnya jumlah senyawa tersebut. Selama itu jumlah protopektin yang
tidak larut berkurang sedang jumlah pektin yang larutmenjadi bertambah.
Jumlah selulosa buah pisang yang baru dipanen adalah 2±3% dan selama
pemasakan buah jumlahnya akan berkurang (Noor 2007).
Zat-zat yang biasa digunakan dalam mempercepat pematangan buah
ialah karbit dan asetilen, gas etilen, asap, daun atau penghasil etilen dan ethrel.
Karbit merupakan zat yang umum digunakan dalam pematangan buah
klimakterik karena harganya relati murah dan mudah diperoleh di pasaran,
dengan dosis pemakaian 1-2 kg per ton buah. Karbit adalah senyawa kimia
dengan rumus kimia CaC2, bila bereaksi dengan air akan menghasilkan C2H2
(asetilen) dan Ca(OH)2. Gas etilen inilah yang mempunyai peranan dalam
pemeraman buah (Efendi2007).
Hormon etilen merupakan hormon yang berupa gas yang didalam
kehidupan tanaman aktif dalam proses pematangan buah. Di India, perlakuan
dengan etilen pada mangga hijau menyebabkan perkembangan warna
maksimum dalam 7-10 hari, sementara buah yang tidak diberi perlakuan
membutuhkan 10-15 hari. Pemeraman buah pisang kultivar ambon putih
dengan menggunakan gas etilen yang dapat mempercepat pematangan
(Karmana 2008).
Respirasi adalah proses pemecahan komponen organik (zat hidrat
arang, lemak dan protein) menjadi produk yang lebih sederhana dan energi.
Aktivitas ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi sel agar tetap hidup.
Berdasarkan pola respirasi dan produksi etilen selama pendewasaan dan
pematangan produk nabati dibedakan menjadi klimakterik dan non
klimakterik. Etilen adalah senyawa organik sederhana yang dapat berperan
sebagai hormon yang mengatur pertumbuhan, perkembangan, dan kelayuan.
Keberadaan etilen akan mempercepat tercapainya tahap kelayuan (senesence),
oleh sebab itu untuk tujuan pengawetan senyawa ini perlu disingkirkan dari
atmosfir ruang penyimpan dengan cara menyemprotkan enzim penghambat
produksi etilen pada produk, atau mengoksidasi etilen dengan KMnO4 atau
ozon (Santoso2006).
Pada buah-buahan non-klimaterik efek pemberian gas etilen adalah
menaikkan laju respirasi yang mengakibatkan naiknya laju pematangan buah-
buahan tersebut. Efek ini sangat erat kaitannya dengan konsentrasi gas yang
diberikan dan tidak berpengaruh terhadap waktu terjadinya puncak klimaterik
tersebut. Sedangkan pada buah-buahan klimaterik, pengaruh pemberian
etilen adalah mempercepat tercapainya puncak klimaterik, tanpa berpengaruh
terhadap tingginya puncak klimaterik. Konsentrasi pemberian etilen erat
kaitannya dengan efek terjadinya puncak klimaterik (Sutrisno et al.2005).
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara Proses Degreening (Penguningan) pada Buah
Klimakterik dan Non-Klimakterik dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
16 April 2014 pukul 09.00-10.30 WIB di Laboratorium Ekologi dan
Menajemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Kardus
b. Bahan
1) Buah pisang mentah
2) Buah jeruk
3) Karbit
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan setengah sisir pisang, masing-masing diberi perlakuan
karbit 0g, 1g, 2g, 3 g.
b. Mengulang perlakuan tersebut sebanyak 3 kali.
c. Untuk buah jeruk, setiap perlakuan menggunakan 3 buah jeruk, setiap
pengamatan karbit diganti dan menghitung berapa kali penggantian
karbit sampai jeruk berwarna kuning.
d. Mengulang perlakuan tersebut juga sebanyak 3 kali.
e. Pengamatan dilakukan setiap hari.
4. Pengamatan yang Dilakukan
a. Tekstur:
1 = lunak sekali
2 = lunak
3 = agak lunak
4 = keras
b. Warna
1 = hijau
2 = kuning 25%
3 = kuning 50%
4 = kuning 75%
5 = kuning 100%
c. Rasa (pada awal dan akhir pengamatan)
d. Umur simpan: diamati setiap hari sampai 50 % buah mengalami
kerusakan.
e. Lama penyimpanan: lamanya buah menjadi warna kuning setelah
diberi perlakuan.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Proses Degreening (Penguningan) pada Buah Klimakterik dan Non-Klimakterik
Kelompok Perlakuan UL
VariabelPengamatan
Tekstur Warna RasaLama
Penyimpanan(hari)
8 J0
1 3 2 3 142 3 2 3 143 3 2 3 141 3 2 3 142 3 3 3 143 3 2 3 141 2 2 3 142 3 4 3 143 3 4 3 14
9 J1
1 3 1 3 92 3 3 3 93 3 4 3 91 3 2 3 82 3 3 3 83 3 3 3 81 3 2 3 92 3 3 3 93 3 2 3 9
15 J2
1 3 2 3 72 4 3 3 73 3 3 3 71 3 3 3 72 3 3 3 73 4 3 3 71 3 2 3 72 3 3 3 73 4 2 3 7
16 J3 1 3 4 4 62 4 4 4 63 4 4 4 61 4 3 4 82 2 3 4 8
3 4 4 4 81 3 4 4 62 3 3 4 63 3 4 4 6
17 P0
1 3 2 4 112 3 2 4 143 3 2 4 11123123
19 P1
1 3 2 4 142 3 2 4 93 4 1 4 14123123
20 P2
1 3 3 4 82 3 3 4 83 4 3 4 8123123
21 P3
1 2 2 4 112 3 3 4 113 2 3 4 11123123
Sumber: Data rekapan
Keterangan:
J0 : buah jeruk dengan perlakuan karbit 0 gram
J1 : buah jeruk dengan perlakuan karbit 1 gram
J2 : buah jeruk dengan perlakuan karbit 2 gram
J3 : buah jeruk dengan perlakuan karbit 3 gram
P0 : buah pisang dengan perlakuan karbit 0 gram
P1 : buah pisang dengan perlakuan karbit 1 gram
P2 : buah pisang dengan perlakuan karbit 2 gram
P3 : buah pisang dengan perlakuan karbit 3 gram
Gambar3.1BuahJeruk Sebelum Diberi Perlakuan Karbit 2 gram
Gambar3.2BuahJeruk Sesudah Diberi Perlakuan Karbit 2 gram
2. Pembahasan
Degreeningyaitu proses
perombakanwarnahijaupadakulitjerukdiikutidengan proses
pembentukanwarnakuning ataujingga. Proses degreening merupakan
penangananpasca panen yang diaplikasikan pada buah untuk mempercepat
pematangan buah dengan menggunakan karbit.Penguningan dilakukan
untuk membuat warna kuning kulit buah lebih rnerata dan seragarn.
Penguningan biasanya menggunakan zat perangsang metabolik berupa gas
alifatis tidak jenuh yang disebut etilen.
Penggolongan buah berdasarkan laju respirasi sebelum pemasakan
buah bibagi menjadi 2, yaitu klimaterik dan nonklimaterik. Buah
klimaterik mempunyai peningkatan atau kenaikan laju respirasi sebelum
pemasakan, sedangkan buah non klimaterik tidak menunjukan adanya
kenaikan laju respirasi.Buah non-klimaterik akan bereaksi terhadap
pemberian etilen pada tingkat manapun baik pada tingkat pra-panen
maupun pasca panen, contoh buahnya yaitu semangka, jeruk, nenas,
anggur, ketimun dan sebagainya. Sedangkan buah klimakterik hanya akan
mengadakan reaksi respirasi bila etilen diberikan dalam tingkat pra
klimakterik dan tidak peka lagi terhadap etilen setelah kenaikan respirasi
dimulai. Contoh buahnya meliputi pisang, mangga, pepaya, adpokat,
tomat, sawo, apel dan sebagainya.Klimaterik adalah suatu periode
mendadak yang khas pada buah-buahan tertentu, dimana selama proses
tersebut terjadi serangkaian perubahan biologis yang diawali dengan
proses pembentukan etilen, hal tersebut ditandai dengan terjadinya proses
pematangan.
Secara teknis, proses pematangan buatan dapat digunakan gas
etilen. Penggunaan gas dalam pemeraman lebih efektif dibandingkan
dengan penggunaan karbit. Etilen merupakan hormon yang terdapat pada
tumbuhan dalam bentuk gas. Etilen mempunyai banyak fungsi pada proses
metabolisme tumbuhan, salah satunya adalah sebagai pemicu dan
percepatan proses pematangan. Gas etilen (C2H4) adalah salah satu jenis
bahan yang banyak digunakan sebagai pemicu (trigger) proses pematangan
dimana jumlah dan waktu yang tepat dalam pemberiannya juga sangat
khas untuk tiap jenis buah-buahan. Etilen merupakan gas yang tidak
berwarna, agakberbau, mudah terdeteksi, dan tidak beracun bagi manusia
dan hewan selama kepakatannya dibawah 1000 ppm (0.1%) (Siriboon dan
Propapan 2000).
Buah jeruk segar pada umumnya memiliki sifat mudah rusak
karena mengandung banyak air dan setelah dipanen komoditas ini masih
mengalami proses respirasi, transpirasi dan pematangan. Buah jeruk harus
mendapatkan teknologi pasca panen yang tepat agar kesegaran sekaligus
umur simpannya dapat bertahan lama. Penanganan pasca panen buah jeruk
yang tidak tepat dapat mengakibatkan kehilangan hasil (penampakan,
susut bobot dan penurunan nilai gizi) yang tinggi. Kehilangan hasil pasca
panen buah jeruk dapat disebabkan oleh cara panen yang tidak tepat,
penampakan yang kurang menarik karena adanya bintik coklat pada
permukaan kulit buah atau wama kulit buah yang tidak segar, ukuran dan
tingkat ketuaan yang tidak seragam, teknik pengemasan dan pengangkutan
yang tidak tepat, dan sanitasi peralatan danperlengkapan yang kurang.
Berdasarkan hasil pengamatan perlakukan buah jeruk dengan
karbit 2 gram dapat diketahui bahwa umur simpan ulangan 1, ulangan 2
dan ulangan 3 dari buah jeruk adalah 7 hari. Tekstur buah yang awalnya
keras berubah menjadi lunak. Warna buah yang awalnya hijau menjadi
kuning. Proses penguningan ini berlangsung beberapa tahap mulai dari
kuning 25%, kuning 50%, kuning 75% dan akhirnya manjadi kuning
100%. Rasa buah jeruk juga berubah, yang awalnya berasa asam sekali
berubah menjadi agak manis.
Berdasarkan data rekapan dapat diketahui jika pemberian
perlakuan karbit yang berbeda pada buah pisang memberikan hasil yang
berbeda pula. Lama penyimpanan pada buah pisang dengan perlakuan
karbit 0 gram adalah 11 hari untuk ulangan 1 dan ulangaan 3 dan 14 hari
untuk ulangan 2. Perlakuan 1 gram karbit menunjukkan lama
penyimpanan 14 hari untuk ulangan 1 dan ulangan 3 dan 9 hari untuk
ulangan 2. Perlakuan 2 gram karbit menunjukkan lama penyimpanan
ulangan 1, ulangan2 dan ulangan 3 adalah sama yaitu 8 hari. Perlakuan 3
gram lama penyimpanan untuk ulangan 1, ulangan2 dan ulangan 3 adalah
11 hari. Lama penyimpanan pada perlakukan karbit 3 gram seharusnya
lebih singkat dibanding yang lainnya, tetapi berdasarkan data rekapan
perlakuan 2 gram karbit memiliki lama penyimpanan yang paling singkat,
hal ini karena warna awal buah pisang sudah lebih kuning dan tekstur awal
buah pisang lebih lunak dibanding tekstur buag pada perlakuan 3 gram
karbit, sehingga lama penyimpanan lebih singkat.
Berdasarkan data rekapan pada perlakuan karbit buah jeruk dapt
diketahui bahwa perlakuan karbit juga memberikan hasil yang berbeda.
Lama penyimpanan pada buah jeruk dengan perlakuan 0 gram karbit untuk
ulangan 1, ulangaan 2 dan ulangan 3 adalah 14 hari. Perlakuan 1 gram
karbit menunjukkan lama penyimpanan 9 hari untuk ulangan 1 dan
ulangan 3 dan 8 hari untuk ulangan 2. Perlakuan 2 gram karbit
menunjukkan lama penyimpanan ulangan 1, ulangan 2 dan ulangan 3
adalah sama yaitu 7 hari. Perlakuan 3 gram lama penyimpanan untuk
ulangan 1 dan ulangan 3 adalah 6 hari dan ulangan 3 adalah 8 hari.Lama
penyimpanan buah jeruk dengan perlakuan 3 gram karbit memberikan
hesil paling cepat mengalami perubahan warna.
Berdasarkan hasil data rekapan tersebut dapat diketahui jika
pemberian karbit dapat mempercepat proses penguningan pada buah
pisang maupun jeruk. Semakin banyak jumlah karbit yang diberikan lama
penyimpanan akan semakin singkat. Selain itu juga dapat mempengaruhi
tekstur dan rasa buah. Buah akan berubah rasa menjadi lebih manis pada
akhir pengamatan.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara Proses
Degreening (Penguningan) pada Buah Klimakterik dan Non-Klimakterik
adalah:
a. Degreeningyaitu proses
perombakanwarnahijaupadakulitjerukdiikutidengan proses
pembentukanwarnakuning ataujingga.
b. Buah klimaterik mempunyai peningkatan atau kenaikan laju respirasi
sebelum pemasakan, sedangkan buah non klimaterik tidak
menunjukan adanya kenaikan laju respirasi.
c. Contoh buah non-klimaterik yaitu semangka, jeruk, nenas, anggur dan
ketimun. Sedangkan contoh buah klimakterik yaitu pisang, mangga,
pepaya, adpokat, tomat, sawo, dan apel.
d. Pemberian karbit dapat mempercepat proses penguningan pada buah
pisang maupun jeruk. Semakin banyak jumlah karbit yang diberikan
lama penyimpanan akan semakin singkat.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum acara Proses
Degreening (Penguningan) pada Buah Klimakterik dan Non-Klimakterik
adalah sebaiknya komoditas yang digunakan untuk praktikum tidak hanya
dua jenis, tetapi terdiri dari beberapa komoditas agar praktikan dapat
membandingkan dengan jelas antara komoditas satu dengan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, R 2007. Pengaruh dosis dan lama pemeraman dengan karbit (kalsium karbida) dalam proses degreening jeruk Bangkinang. SAGU 6 (2) : 22-27.
Karmana, O 2008. Pengaruh Perendaman dengan Ethephon dan Masa Inkubasi yang Berbeda terhadap Pematangan Buah Sawo. Jurnal Biotika5(1): 34-41.
Noor, Z2007. Perilaku Selulase Buah Pisang Dalam Penyimpanan Udara Termodifikasi. Jurnal Teknologi Pertanian19 (2):77-95.
Santoso 2006. Teknologi Pengawetan Bahan Segar. Laboratorium Kimia Pangan Faperta UWIGA. Malang.
Siriboon, N., Propapan, B 2000. A Study Onthe Ripening of ‘Namwa’ Banana. Faculty of Biotecnology, Assumption University. Bangkok, Thailand.
Sutrisno, Sugiyono dan E. Hartulistiyo 2005. Otomatisasi sistem lnjeksi etilen dalam pematangan buatan. Jurnal Keteknikan Pertanian19 (2): 109-116.
Wijadi, R.D. dan A. Winarno2004. Pengaruh Saat Petik Terhadap Kualitas Buah Jeruk Keprok (Citrus nobilis). Jurnal Hortikultura30(1) : 28- 3I