acara I thun 2012

download acara I thun 2012

of 38

Transcript of acara I thun 2012

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KLIMATOLOGI PERTANIAN

Disusun Oleh : Nama NIM Jurusan Acara : Rikman Pamungkas : 10/14279/BP_SPKS : SPKS : Pengenalan Stasiun Meteorologi dan Peralatannya Co. Ass : Faisal Amru

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA 2012

I. ACARA II. TANGGAL III.TUJUAN

: Pengenalan Stasiun Meteorologi dan Peralatannya. : 31 Januari 2012 : 1.Mengenal stasiun meteorologi pertanian dan alat-alat pengukuranalisir cuaca yang bidang meteorologi pertanian. 2.Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta macam- macam data dan kualitas data yang dihasilkan dari suatu alat pengukur analisis cuaca. biasa digunakan dalam

IV. TINJAUAN PUSTAKA Stasiun Meteorologi Pertanian adalah suatu tempat untuk mengadakan suatu pengamatan secara terus-menerus dalam mengamati keadaan

lingkungan sekitar (atmosfer). Suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut, sehingga akan didapatkan suatu gambaran umum mengenai rata-rata keadaan iklim suatu tempat. Agar diperoleh hasil pengamatan yang akurat, maka dibutuhkan persyaratan sebagai berikut : 1. Penempatan lokasi suatu stasiun harus mewakili keadaan lahan yang luas. 2. Masing-masing alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter cuaca yang absah (tepat dan akuarat ), sederhana, kuat atau tidak mudah rusak, mudah dalam pengunaan alat dan perawatannya. 3. Pengamatan harus dapat dipercaya, terlatih dan terampil. Suatu stasiun meterologi harus ditempatkan pada daerah terbuka dan representatif (mewakili) suatu lahan yang luas. Secara umum, luas daerah terbuka bagi suatu stasiun Meteorologi Pertanian dengan peralatan dalam menganalisis cuaca yang lengkap kira-kira 2-2,5 ha. Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya. Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan hukum dan teknik matematik. Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca

atau yang lebih dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari. Dalam bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu prakiraan penentuan kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman. Iklim mempengaruhi dunia pertanian. Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian, air, udara, dan temperatur menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, evaporasi, dan drainase.

V. ALAT DAN BAHAN Bahan: Alat peraga yang terdiri atas: 1. Alat pengukur curah hujan Obrometer tipe Observatorium, Ombrograf 2. Alat pengukur kelembapan nisbi udara Psikrometer sangkar, Sling psikrometer, Psikrometer assman

higrometer dan Higrograf 3. Alat pengukur suhu udara Termometr biasa, Termometr maksimum,Termometer minimum, termometer maksimum-minimum Six Bellani 4. Alat pengukur suhu dan kelembapan nisbi udara Termohigrometer dan Termohigrograf 5. Alat pengukur suhu Tanah Termometer Permukaan tanah, Termometer selubung kayu,

Termometr bengkok, Termometer Symons, Stick thermometer, Termometer maksimum-minimum tanah 6. Alat pengukur suhu Air Termometr maksimum-minimu permukaan Air 7. Alat pengukur panjang penyinaran Solarimeter tipe Jordan dan Solarimeter tipe combellstokes 8. Alat pengukurintesitas Cahaya Aktinograf 9. Alat pengukur kecepatanm Angin Cup anemometer, Hand anemometer,dan Biram termometer

VI. CARA KERJA 1. Pratikan diperkenalkan pada stasiun meterologi khusus untuk bidang pertanian serta dijelaskan tentang hal-hal yang berhubungan degan stasiun pengamatan. 2. Peserta mengamati alat- alat pengukur anasir cuaca kemudian mencatat nama dan kegunaan alat, bagian-bagian penting dari alat, satuan dan ketelitain pengamatan, keterangan singkat dari prinsip dan cara kerja, cara pemasangan serta cara pengamatan. 3. Dari hasil mpengamatan kemudian dibuat uraian singkat mengenai perbandingan kelebihan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan maupun kepraktisannya.

VII. HASIL PENGAMATAN 1. Alat pengukur curah hujan 1.1 Obrometer tipe Observatorium Keterangan : a.Mulut penangkar seluas 100 cm2 b.Corong sempit c.Tabung penampung degna kapasitas setara 300-500mm CH d.Kran

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja

: mm : mm : 0,5 mm : Penampungan curah hujan. : Alat ditempatkan di tempat terbuka dan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah.

Cara pemasangan

:

a. Alat ditempatkan di lapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau bangunan tersebut. b. Permukaan mulut corong harus benar-benar horizontal dan dipasang pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Cara pengamatan :

Pengamatan dilakukan setiap pukul 07.00 pagi. a. Data curah hujan harian didapat dengan jalan kran dibuka dan airnya ditampung dalam gelas penakar yang bersatun mm tinggi air.

b. Ketelitian pengamatan sampai 0,2 mm. c. Hujan kurang dari 0,5 mm dianggap tidak ada meskipun tetap dicatat. d. Jika gelas penakar penuh, pengukur dapat dilakukan dengan mengukur volume air yang tertampung dengan gelas ukur biasa. Karena luas penampung pengukuran curah hujan 100 cm2 sehingga setiap volume 10 cm2 berarti sama dengan 1 mm tinggi muka air.

1.2 Ombrograf Keterangan : a. b. c. d. Mulut penangkar Corong sempit Tabung penampung Tabung penampung utama dengan kapasitas setara dengan 60 mm CH e. Saluran pembuangan air degan sistem benjana berhubungan f. Silinder kertas grafik g. pelampung

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitan alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

: mm : mm : 2 mm : Berdasarkan sistem pelampung. : Alat ditempatkan di tempat terbuka. :

a. Syarat penetapan alat ombrometer. b. Alat dipasang diatas permukaan tanah dengan tinggi permukaan mulut corong 40 cm dari permukaan tanah. Cara pengamatan :

a. Kertas grafik dipasang pada silinder yang diputar teratur secara otomatis. b. Penggantian kertas grafik dilakukukan satu minggu sekali. c. Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif, dengan kapasitas maksimum penampungan 60 mm (satuan pencatatan dalam mm). d. Banyaknya curah hujan dan terjadinya ( waktu dan intensitas ) dapat dibaca dari kertas grafik.

2. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara 2.1 Psikrometer Sangkar Keterangan : a. Statif b. Termometr bola basah c. Termometer bola kering d. Kain kasa yang dibasahi e. Benjana tempat Air

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pengamatan

: oC :% : 0,5 oC : Berdasarkan sistem termodinamika. : Alat ditempatkan dalam sangkar meteo. :

a. Psikrometer dipasang dalam sangkar meteo. b. Kain kasa pada termometer bola basah harus dijaga agar tetap bersih dan selalu terbasahi secara kapilaritas. Cara pengamatan :

a. Pengamatan dilakukan tiga kali dalam sehari, pada pukul 07.00, 13.00 atau 14.00 dan 18.00 b. Mula-mula dilakukan pembacaan suhu termometer bola basah ( TBB ) kemudian termometer bola kering ( TBK).

2.2 Sling Psikrometer Keterangan : a. Termometer bola basah b. Termometer bola kering c. Pegangan

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan Cara pengamatan

: oC :% : O.2 oC : Berdasarkan sistem termodinamika. : Alat diputar-putar dengan tangan. : Portable. :

a. Sebelum digunakan, kain kassa pada TBB ditetesi dengan air. b. Selanjutnya Sling Psikometer diputar 33 kali dengan kecepatan 4 putaran/detik atau lebih kurang sama dengan kecepatan angin 2,5 m/detik. c. Pengamatan selanjutnya sama seperti pada psikrometer sangkar.

2.3 Psikrometer Tipe Assman Keterangan : a. Termometer bola basah b. Termometer bola kering c. Kipas d.Sekrup pemutar pegas e. Saluran angin

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja

: oC :% : O.2 OC : Berdasarkan sistem termodinamika. : Pegas kipas diputar, sehingga kipas akan mengalirkan udara pada bagian reservoir.

Cara pemasangan Cara pengamatan

: Portable. :

a. Sebelum dipakai, kain kassa pada TBB ditetesi dengan air. b. Pegas kipas diputar, sehingga kipas akan mengalirkan udara dengan kecepatan 5 m/detik pada bagian reservoir termometernya. c. Setelah suhu termometer konstan dilakukan pembacaan seperti pada Psikrometer Sangkar.

2.5 Hirgrograf Keterangan : a. Rambut b. Sistem tuas c. Pena/penara grafik d. Silinder kertas grafik

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan Cara pengamatan

:% :% : 1% : Sifat kembang kerut pada benda higroskopis. : Dilakukan secara otomatis dan di amati hasilnya. : Dipasang pada sangkar meteo. :

a. Dipasang kertas grafik pada silinder yang dapat berputar secara otomatis. b. Penggantian kertas grafik dilakukan sekali dalam seminggu. c. Kelembapan nisbi udara dalam satuan persen ( % ) dapat dibaca pada kertas grafik. d. Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui ayunan kelembapan nisbi udara selama satu minggu.

3. Alat Pengukur Suhu Udara 3.1 Termometer Biasa Keterangan : a. Resevior b. Pipa kapiler berisi ari raksa/alkohol

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara Kerja Cara pemasangan

: oC : oC : 0.5oC : Muai ruang zat cair. : Alat ditaruh pada suatu tempat yang akan di amati. : Dipasang sekaligus sebagai termometer bola kering pada Psikrometer sangkar.

Cara Pengamatan

:

a. Suhu udara dapat dibaca pada skala termometer dengan ketelitian pembacaan 0,1 oC. b. Mata pengamat harus tegak lurus terhadap kolom air raksa. c. Pengamatan dilakukan tiga kali sehari, pada pukul 07.00, 13.00 dan 18.00

3.2 Termometer Maksimum Udara Keterangan : a. Resevior b. Celah sempit c. Popa kapiler berisi kertas

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja

: oC : oC : 0.25oC : Muai ruang zat cair yang di motipasikan dengan celah sempit.

Cara kerja Cara pemasangan

: Alat ditaruh pada suatu tempat yang akan di amati. : alat dipasang pada sangkar meteo dan dipasang miring 2O terhadap sumbu horizontal, dengan bagian reservoir lebih rendah.

Cara pengamatan : a. Suhu maksimum dapat dibaca tepat pada permukaan kolom air raksa. b. Setelah pengamatan, alat dipasang pada posisi bagian reservoir disebelah luar dan dikibaskan sampai tidak terdapat pemutusan kolom air raksa pada celah sempit dan dipasang untuk pengamatan hasil selanjutnya. c. Pengmatan dapat dilakukan sore hari pada pukul 16.00

3.3 Termometer Minimum Udara Keterangan : a. Resevior b. Index penunjuk suhu Minimum c. Pipa kapiler brisi Alkohol

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja

: oC : oC : 0.25oC : Muai ruang alkohol yang dimoditipikasi dengan indeks.

Cara kerja Cara pemasangan

: Alat ditaruh pada suatu tempat yang akan di amati. : Alat dipasang pada sangkar meteo pada kedudukan yang harus benar-benar datar.

Cara pengamatan : a. Suhu udara minimum dapat diketahui dengan membaca tepat pada skala yang ditunjuk oleh ujung indeks yang berdekatan dengan ujung kolom alkohol. b. Ujung kolom alkohol menunjukkan kepada suhu udara sesaat. c. Pengamatan dilakukan sore hari pada pukul 16.00 d. Setelah pengamatan, indeks harus dikembalikan tempat pada ujung kolom alkhol, untuk pengamatan hari selanjutnya.

3.4 Termometer Maksimum Minimum Six-Bellani Keterangan : a. b. c. d. Resevior Pipa kapiler brisi air Raksa Pipa kapiler berisi Alkohol Indeks penunjuk suhu Maksimum e. Indeks penunjuk suhu Minimum f. Tombol pengembali indeks

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

: oC : oC : 2.5oC : Muai ruang zat cair ( Air raksa dan Alkohol ). : Alat ditaruh pada suatu tempat yang akan di amati. : Alat dipasang pada sangkar meteo dengan posisi tegak.

Cara pengamatan : a. Suhu maksimum dan minuman dibaca pada ujung bawah indeks. b. Indeks bagian kanan menunjukan suhu maksimum, indeks bagian kiri menunjukan suhu minimum. c. Pengamatan dilakukan pada sore hari pukul 16.00 d. Setelah pengamatan, untuk pengamatan hari selanjutnya tombol kemudian ditekan sedemikian sehingga ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan kolom air raksa.

4. Alat Pengukur Suhu Udara Sekaligus Kelembaban Nisbi Udara 4.1 Termohigrometer Keterangan : a. b. c. d. Spiral Dwi Logam/bimeter Spiral benda Higroskopis Jarum penunjuk Skala suhu Jarum penunjuk Skala Kelembapan e. Vertilasi

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan Cara pengamatan:

: oC, % : oC, % : 0.5oC, 1 % : Muai dwi logam, Higroskopis rambut. : Alat ditaruh pada suatu tempat yang akan di amati. : Protable ataupun dipasang pada sangkar meteo.

a. Saat pengamatan alat harus terlindungi dari pengaruh sinar matahari secara langsung dan tetesan air hujan. b. Suhu Udara ( oC ) dan kelembapan ( % ) dibaca langsung pada alat.

4.2 Termohigrograf Keterangan : a. Lempeng Dwi logam / bemetal b. Rambut c. Sistem tuas Higrograf d. Sistem tuas Termograf e. Pena f. Silinder kertas grafik

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alaat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

: oC : oC : 0.5oC, 1 % : Muai dwi logam, benda higroskopis. : Dilakukan secara otomatis dan di amati hasilnya. : Alat bersifat portable, alat diletakkan pada sangkar meteo.

Cara pengamatan : a. Dipasang kertas grafik pada slinder yang dapat berputar secara otomatis. b. Kertas grafik diganti setiap minggu. c. Kelembaban nisbi ( % ) dan temperatur ( oC ) suatu saat dan ayunannya dapat dibaca pada kertas grafik.

5. Alat Pengukur Suhu Tanah 5.1 Termometer Permukaan Tanah ( Jeluk 0 ) Keterangan : a. b. c. d. Termometer zat cair Resevior Statif kaki tiga tabung pelindung resevior berventilasi

Satuan alaat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

: oC : oC : 0.5oC : Muai ruang zat cair. : Alat diletakan diatas permukaan tanah. : Alat bersifat portable, alat diletakan diatas permukaan tanah.

Cara pengamatan

: Setelah stabil dibaca langsung pada skala yang ditunjukkan .saat pencatatan suhu tanah harian juga seperti cara pencatatan pada suhu udara harian.

5.2 Termometer Tanah Selubung Kayu ( Jeluk 0-10 cm ) Keterangan : a. Ujung sensor samp[ai jeluk 5 cm b. Termometer zat cair c. Pegangan tangan d. Selubung kayu pelindung Termometer

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

: oF : oC : 1oF : Muai ruang zat cair. : Alat ditancapkan pada permukaan tanah. : Alat bersifat portable, bagian ujung ditancapkan ke dalam tanah sesuai dengan jeluk yang diamati.

Cara pengamatan

: Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca skala yang ditunjuk.

5.3 Termometer Tanah Tipe Bengkok ( Jeluk 20 cm ) Keterangan : a. Resevior untuk jeluk tanh 20 cm b. Pipa kapiler berisi air raksa

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

: oC : oC : 0.1oC : Muai ruang zat cair (Air raksa). : Alat ditancapkan pada permukaan tanah. :

a. Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor. b. Bagian reservoir termometer dimasukan lubang kemudian

ditimbun kembali dengan tanah bekas galian. Cara pengamatan : Seperti pada termometer permukaan tanah.

5.4 Termometer Tanah Tipe Symons ( Jeluk 50 cm) Keterangan : a. b. c. d. e. Pipa pelindung Termometer Bagian sensor Termometer zat cair Resevior Rantai

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan Cara pengamatan

: oC : oC : 0,5 oC : Muai ruang zat cair. : Alat ditancapkan pada permukaan tanah. : Seperti pada termometer tanah tipe bongkok. :

a. Termometer diangkat dari selubung bagian perlindung, suhu tanah dapat dibaca langsung pada skala yang ditunjuk. b. Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.

5.5 Stick termometer (jeluk 100 cm) Keteraangan : a. Tangkai pemutar b. Jarum penunjuk suhu c. Tabung bejana berisi Spiral Logam sebagai pengantar d. Ujung peka

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja

: oC : oC : 1oC : Muai kawat dengan lilitan kumparan pada tabung bejana.

Cara kerja Cara pemasangan

: Alat ditancapkan pada permukaan tanah. : Alat dimasukan dalam tanah dan tekanan menurut jeluk yang diinginkan dengan cara memutar pegangannya.

Cara pengamatan

: Setelah jarum menunjuk suhu konstan, suhu dapat dibaca skala yang di tunjuk.

5.6 Termometer maksimum dan minimum tanah Keteraangan : a. Bagian sensor b. Pipa berisi zat cair (Air Raksa) c. Jarum hitam penunjuk suhu sesaat d. Jarum hijau penunjuk suhu Maksimum e. mJarum merah penunjuk suhu Miniumum

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

: oC : oC : 0,5 oC : Muai ruang zat cair pada tabung bourdan. : Alat ditancapkan pada permukaan tanah. : Alat protebel, bagian sensor dibenamkan dalam tanah sampai kedalaman 20 cm dan dibiarkan selama priode pengamatan.

Cara penganatan

:

a. Sebelumnya ketiga jarum penunjuk dibuat saling berhimpit dengan memutar sekrup. b. Pada saat pembacaan : Jarum merah akan menjukkan suhu maksimum. Jarum hijau akan menjukkan suhu maksimum. Jarum hitam akan menjukkan suhu sesaat.

6. Alat Pengukur Suhu Air 6.1 Termometer Maksimum - Minimum Permukaan Air Keterangan : a. b. c. d. Resevior Popa Kapiler berisi air Raksa Pipa Kapiler berisi air Alkohol Indeks penunjuk suhu Maksimum e. Indeks penunjuk suhu Minimum f. Pelindung statif g. Pelampung

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

: oC : oC : 0,5 oC : Muai zat cair. : Alat diletakkan pada permukaan air. : Alat diletakkan terapung pada permukaan air ( biasanya dalam panci evaporasi klas A ) dengan kedudukan horzontal.

Cara pembahasan

: Sama dengan termometer maksimum munimum six Bellani.

7. Alat Pengukur Panjang Penyinaran 7.1 Solarimeter tipe Jordan Keterangan : a. Silinder setengah lingkaran dengan sudut 60o b. Celah sempit tempat masuknya sinar c. Pelindung celah sempit d. Sekrup pengatur pelindungan

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

: Jam :% : 0.5 jam : Reaksi fotokhemis. : Alat dipasang pada tempat terbuka selama 12 jam. :

a. Alat dipasang pada tempat terbuka, alat diletakan pada beton yang agak tinggi sedemikian rupa sehingga dalam keadaan normal, sensor dapat menangkap sinar matahari pada ketinggian 3o diatas horisontal. b. Solarimenter dipasang sedekian rupa sehingga: 1. Arah U-S dari alat sesuai dengan U-S dari tempat pemasang. 2. Tutup kotak menghadap khatulistiwa. 3. Alat dipasang dengan kemiringan arah katulistiwa terhadap sumbu horizontal sebesar derajat lintang tempat pemasangan ( Yogyakarta 70 LS ).

Cara pengamatan

:

a. Persiapan kertas pias 1. Kertas pias dicelupkan/dilapisi dengan larutan kalium ferrosianida atau ferromonium sitrat dengan kepekatan baku, disesuaikan dengan kepekatan kertas pias terhadap intensitas sinar matahari. 2. Sebelum digunakan kertas pias harus disimpan rapat/tidak boleh beraksi dengan sinar. b. Dua buah kertas pias dipasang pada masing-masing tabung dan diganti setiap sore hari pukul 18.00 c. Noda yang terjadi pada kertas pias ( dicelupkan dahulu dalam aquadest segera setelah digunakan ), diukur panjangnya dalam satu jam, ini merupakan nilai PP aktual.

7.2. Solarimeter tipe Combell-Stokes Keterangan : a. Lensa bola kaca pejal dengan jari-jari 7,3 cm b. Busur pemegang bola kaca pejal c. Sekrup pengatur kemiringan e. Mangkuk tempat kertas pias

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

: Jam :% : 0,5 Jam : Pemfokuskan sinar matahari. : Alat dipasang pada tempat terbuka selama 12 jam. :

a. Syarat pemasangan seperti pada tipe Yordan. b. Pemasangan alat sedemikian rupa sehingga: 1. Mangkuk tempat pemasangn kertas pias harus menunjukka arah timur barat. 2. Bagian bawah alat dasar ( diatur dengan dengan leveling ). 3. Lensa bola bersama dengan tempat kertas pias dimiringkan sesuai dengan letak lintang tempat pengamatan. Cara pengamatan :

a. Kertas pias dipasang dan diganti tiap sore hari pada pukul 18.00 b. Kertas pias yang digunakan ada 3 macam, yaitu bentuk lurus, bengkok panjang dan bengkok pendek. c. Jadwal penggunaan masing-masing bentuk kertas pias tergantung letak pengamatan dan kedudukan matahari terhadap tempat tersebut.

d. Pengukuran panjang penyinaran aktual dilakukan dengan ketelitian 0,1 jam dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Noda langsung bundar dihitung setengah panjang garis tengah noda. 2. Noda berbentuk titik, setiap dua atau tiga titik dihitung 0,1 jam. 3. Noda berbentuk garis berlubang, dihitung dikurangi 0,1 jam setiap pemusatan. 4. Noda berbentuk garis tidak berlangsung, tidak pada dikoreksi.

8. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran 8.1 Aktinograf Dwi Logam Keterangan : a. b. c. d. e. Lempeng logam warna putih Lempeng logam waran hitam Lembar kaca pyrex Pena/penara grafik Silinder kertas grafik

Satuan alat

: cm2 : 1 cm2 : Muai logam hitam-putih. : Alat dipasang pada tempat terbuka. : Alat dipasang diatas tempat terbuka diatas tiang beton yang kuat yang dipasang dan bagian atas dibuat sedemikian rupa sehingga selain surya berada 15 derajat diata permukaan horizon bumi, sinar harus bebas mencari sensor.

Satauan pengukuran : kal/ cm2/hari Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

9. Alat Pengukuran Kecepatan Angin 9.1 Cup Anemometer Keterangan : a. Mangkuk Anemo b. Pencatat jarak c. Tiang penyangga

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasanagan

: km : km/jam : 1 km : Sistem mekanik gir. : Alat dipasang pada tempat terbuka. :

a. Alat dipasang pada tiang atau menara dengan ketinggian 0,5 m, 2 m, atau 10 m sesuai dengan masing-masing penggunaan. b. Pemasangan harus pada tempat yang terbuka, jarak benda terdekat paling seikit 10 kali tinggi benda tersebut. Cara pengamatan :

a. Tiap pagi hari pukul 07.00 dibaca angka pada alat pencatat. b. Rata-rata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih pembacaan hari II dengan pembacaan I ( jarak tempuh angin) dibagi dengan waktu antara perbedaan pengamatan tersebut (periode 1 hari : 24 jam).

9.2 Biram Anemometer Keterangan : a. Kipas Anemo b. Jarak pencatat jarak per 100 m b. Jarak Pencatat jarak per 1000 m

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan Cara pengamatan

:m : m/s : 0,5 m : Sistem Mekanik. : Alat dipasang pada tempat terbuka. : Portable. :

a. Umumnya alat digunakan untuk pengukuran, rata-rata kecepatan angin pada periode pendek, satuan dalam m/detik. b. Cara pengukuran seperti pada cup anemometer.

9.2 Hand Anemometer Keterangan : a. b. c. d. Kipas anemo Speed meter Skala Beauford Tangkai pegangan tangan

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan Cara pengamatan

: m/s : m/s : 0,5 m/s : Sistem GGL induksi : Alat diletakkan pada tempat terbuka. : Portable :

a. Kecepatan angin sesaat dapat diketahui dengan membaca langsung pada pencatat. b. Satuan alat dalam meter/detik atau skala Beaufort.

10. Alat Pengukur Evaporasi 10.1 Panci Evaporasi kelas A Keterangan : a. Panci evaporasi dengan diameter 120,7 cm, Tinggi 25 cm, dan tebal 0,8 cm b. Rangka kayu/besi c. Tabung peredam riak/gelombang dengan diameter 10 cm d. Hook (batabg kait) dan skala pengukur (nonius) e. Sekrup pemutar batang pengukur

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja Cara pemasangan

: mm : mm : 0,02 nm : Pengukuran selisih tinggi permukaan air. : Alat diisi dengan air dan di amati penguapan air. :

a. Panci diletakkan pada balok kayu yang disusun datar diatas permukaan tanah. b. Air besi dimasukkan setinggi 20 cm, permukaan air dijaga jangan kurang dari 2,5 cm dari batas tersebut, jika tinggi air kurang dari 10 cm dari dasar dapat berakibat kesalahan hingga 15 %. Cara pengamatan : a. Mula-mula ujung kayu (hook) diatur dengan sekrup pemutar tepat menyentuh permukaan air, kemudian tinggi air dapat dibaca pada penera (sampai ketelitian 0,02 mm). b. Pada sore hari berikutnya,ujung kayu diatur kembali sampai menyentuh permukaan air.

c. Selisih pembacaan pertama (P I) dengan pembacaan kedua (P II) merupakan besarnya penguapan air. d. Jika terdapat hujan,maka rumus perhitungan evaporasi adalah P I PII + CH (mm).Kapasitas maksimum jika terjadi hujan sebesar 50 mm pada periode pengamatannya. e. Penguapan yang terukur adalah pada permukaan air terbuka.

10.2 Piche Evaporimeter Keterangan : a. Tabung Kaca tempat air yang berskala dalam satuan mm b. Kawat penjepit tempat meletakan kertas brpori c. Penggantung

Satuan alat Satuan pengukuran Ketelitian alat Prinsip kerja Cara kerja

: ml : mm : 0,05 ml : Pengukuran selisih tinggi permukaan air. : Alat dipasang pada tempat yang di amati penguapannya.

Cara pemasangan Cara pengamatan :

: Portable.

a. setelah pengisian dan alat digantung (terpasang terbalik), air meresap kedalam filter. Penguapan terjadi pada permukaan kertas filter yang basah pada kedua sisinya. Penguapan yang terjadi secara terusmenerus akan mengurangi volume air yang ada dalam pipa kaca berskala,sehingga permukaan air pada pipa kaca berskala akan berkurang.Besarnya penguapan diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut

IX. KESIMPULAN 1. Alat-alat anasir cuaca yang digunakan pada stasiun klimatologi antara lain alat pengukur curah hujan, kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara, pengukur suhu air, pengukur suhu tanah, pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur intensitas penyinaran, pengukur kecpatan angin, dan pengukur evaporasi. 2. Data yang dihasilkan oleh masing-masing alat pengukur anasir cuaca memiliki kualitas yang berbeda-beda. 3. Pengamatan data secara manual memerlukan pemantauan yang lebih rajin dan teliti, namun bila salah satu alat rusak tidak akan mengganggu kinerja alat yang lain. Pada AWS data yang didapatkan akan masuk secara otomatis dalam sistem komputer sehingga lebih mudah dalam pengamatan, namun jika pada salah satu alat terdapat kerusakan akan menggangu kinerja alat yang lain. 4. Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya. 5. Dalam bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu prakiraan penentuan kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman.

DAFTAR PUSTAKA Anonim,2011.buku klimatologi pertanian.Institut Pertanian STIPER.Yogyakarta. Abjamin Ahmad Nasri. 1978. Beberapa alat Pengukur Cuaca di Stasiun Klimatologi Pertanian . Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. http://Alat-Alat Klimatologi Pertanian.com. Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Wisnubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya, Yogyakarta.

Mengetahui Co.Asisten

Yogyakarta,07 Febuari 2012 Praktikan

( Faisal Amru )

( Rikman Pamungkas )