acara 3

download acara 3

of 14

Transcript of acara 3

ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIAN

TUNGKU LORENA

Oleh: Reni Rahmawati NIM A1H008003

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2010

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelangkaan bahan bakar fosil sudah menjadi tema utama yang mendunia sejak bertahun-tahun yang lalu. Beberapa daerah sebelumnya memang menggunakan tungku biasa berbahan bakar kayu tanpa ventilasi udara, namun ternyata hal tersebut tidak dapat menyelesaikan masalah secara menyeluruh. Pemakaian tungku tradisional berbahan dasar kayu justru menimbulkan masalah baru yakni masalah lingkungan yang berimbas pada manusia dan lingkungan seperti timbulnya penyakit pernafasan akibat jelaga yang ditimbulkan dan kerusakan hutan akibat penebangan pohon-pohon untuk bahan bakar. Salah satu solusi dari masalah tersebut adalah memodifikasi tungku tradisional menjadi tungku lorena yang memiliki cerobong asap untuk pembuangan sehingga udara pembuangan dapat dikendalikan atau tidak langsung terhirup. Di Pakaumiri, Peru dilakukan riset perbandingan tingkat kesehatan setelah menggunakan tungku lorena, berikut data perbandingan tingkat kematian berkaitan dengan penyakit pernafasan setelah digunakannya tungku lorena: Infant Deaths In Paqarimuy, Peru10 8

Deaths

6 4 2 0

1996

1997

1998

1999

2001

tahun

Grafik 1. Jumlah kematian di Paqarimury, Peru berkaitan dengan polusi udara

2002

Kematian di daerah tersebut semakin menurun setelah diterapkannya teknologi tepat guna dengan menggunakan tungku lorena.penerapan teknologi tersebut dilaksanakan pada tahun 2008 (Kulsum Ahmed, 2004).

B. Tujuan

1. Mengetahui sekilas tentang tungku lorena. 2. Mengetahui hasil penggunaan tungku lorena

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tungku lorena adalah sebuah tungku yang terbuat dari campuran tanah liat dan pasir, baik dengan bahan tambahan ataupun tanpa menggunakan bahan tambahan. Tungku lorena lebih higienis didandingkan dengan tungku tradisional, karena pada tungku ini sengaja dibuat cerobong asap sebagai lubang pengeluaran jelaga. Tungku tradisional biasanya menyebabkan ruangan dapur menjadi kotor, berwarna hitam, mata pedih dan mengganggu pernafasan karena asap yang menyebar (Widarto dan Sudarto, 1997).

Gambar 1. Berbagai macam tungku lorena

Penggunaan tungku lorena ditujukan untuk mengurangi penyakit yang disebabkan oleh asap (smoke) seperti infeksi saluran pernafasan, infeksi mata dan asma. Selain mengurangi penykit diharapkan tungku ini dapat mengatasi krisis sumber energi tanpa harus mengorbankan lingkungan secara nyata, karena tungku ini dapat menggunakan bahan bakar berupa sisa penggergajian ataupun dedak. Di Indonesia sendiri penggunaan tungku lorena sudah dimulai dari tahun 1975, diawali dengan berdirinya sebuah organisasi kecil yakni YDD (Yayasan Dian Desa). YDD mencoba menginovasi teknologi tepat guna dari penggunaan tungku di Guetamala. Penamaan lorena sendiri berasal dari bahan penyusun kompor tersebut yakni lodo yang berarti lumpur dan arena yang berarti pasir (Anonymous, 1983). Bentuk dari tungku lorena ini bermacam-macam disesuaikan dengan ruangan ada yang berbentuk membulat, pesegi, dan ada yang berbentuk segi tiga.

Tungku Lorena era 80-an di Guetemala mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah setempat dalam rangka efisiensi energi. Di negara tersebut terdapat sebuah organisasi yang khusus menangani riset mengenai tungku lorena. Berikut salah satu tungku yang telah dirancang oleh badan riset tungku lorena di Guatemala,

Gambar 2. Rancangan tungku lorena di Guatemala

Adapun cara kerja dari tungku lorena adalah 1. Tempatkan bahan bakar baik itu berupa serbuk gergaji ataupun bahan lainnya di ruang pembakaran. 2. Nyalakan kompor dengan bahan bakar pemancing. 3. Tempatkan alat masak pada lubang yang berada pada tungku. 4. Udara dingin akan mengalir di seluruh kompor sedangkan asap akan dibuang melalui pipa atau cerobong yang telah dibuat.

Gambar 3. Skema kerja dari tungku lorena

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1. Kaleng cat 2. Serbuk gergaji 3. Sekam kayu 4. Minyak tanah atau bensin 5. Korek api 6. Alat tulis

B. Langkah Kerja

1. Menggambar tungku lorena. 2. Menghitung volume cat dengan rumus: V = d2 t Keterangan: v = volume kaleng (cm3) d = diameter luar kaleng (cm) t = tinggi kaleng (cm) 3. mengamati hal yang terjadi selama proses pembakaran.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Perhitungan Diketahui: d = 15,5 cm ; t = 14,3 cm V = d2t = x 3,14 x (15,5)2 x 14,3 = 2696,9264 cm3 Jadi volume kaleng adalah 2696,9264 cm3

B. Pembahasan

Tungku lorena diadaptasi dari bahasa Guatemala yakni lodo yang berarti lumpur dan arena yang artinya pasir. Kedua komponen tersebut yakni pasir dan lumpur adalah bahan penyusun dari tungku lorena, selain aitu penambahan cerobong asap pada tungku menjadi sebuah ciri khas dan merupakan nilai tambah dari kompor sebelumnya. Tungku lorena merupakan salah satu teknologi yang di adaptasi dari negara Guatemala. Negara ini memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi akibat gangguan pernafasan akibat jelaga yang ditimbulkan dari tungku, sehingga tungku tersebut dimodifikasi dengan menambahkan cerobong asap sebagai lubang pengeluaran (exhaust valve).

Gambar 4. Tungku lorena

Adapun cara kerja dari tungku lorena adalah ketika api membakar bahan bakar yang berupa serbuk gergaji atau dedak maka akan timbul panas, panas tersebut mengalir melalui lubang udara yang telah dibuat sebelumnya sedangkan jelaga pada tungku lorena yang telah dibuat lebang pengeluarnnya akan terakumulasi pada pipa tersebut dan keluar membumbung ke atas karena masa udara yang berkurang. Skema mekanisme kerja dari tungku dapat dilihat di bawah ini:

Gambar 5. Mekanisme kerja dari tungku lorena.

Keunggulan dari tungku ini diantaranya adalah: 1. Segi kesehatan, tungku ini dapat menekan terjadinya infeksi saluran pernafasan, mengurangi iritasi mata dan asma karena adanya pipa pengeluaran yang khusus. 2. Higienis, tungku lorena dengan pipa pengeluaran tidak terlalu menyebabkan dapur kotor karena jelaga sudah disalurkan melalui pipa khusus pengeluaran sehingga asap tidak menyebar. 3. Lebih ramah lingkungan karena dapat menggunakan bahan-bahan sisa penggergajian ataupun dedak. Tungku lorena sudah digunakan oleh pengusaha industri rumah tangga, salah satunya adalah pengusaha home industri yang bergerak pada pembuatan Nira di daerah Banyumas. Tungku ini bisa menghemat kayu bakar dan berkurangnya polusi asap didapur dan dengan menggunakan tungku lorena mereka bisa menghemat biaya produksi kayu bakar sebesar 30%. Penerapan teknologi tepat guna dengan biaya murah akan diterima oleh masyarakat dan juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat (Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup, 2009).

Gambar 6. Aplikasi tungku lorena dalam home industri pembuatan gula merah

Tungku lorena pada saat praktikum hanya menggunakan sebuah kaleng yang dilubangi untuk saluran pembakarannya menggunakan pipa paralon. Sesuai namanya lorena, tungku ini harusnya terbuat dari campuran tanah liat dan pasir. Bahan yang diperlukan untuk pembuatan tungku lorena diantaranya adalah tanah liat dengan elastisitas tertentu, pasir, air dan jerami untuk meredam panas. Berikut lagkah-langkah pembuatan tungku lorena (Anonymous, 2005), 1. Pembuatan adonan (pencampuran bahan)

Gambar 7. Pencamppuran tanah liat dengan air (mixing mud with water)

Gambar 8. Penambahan jerami (adding straw)

2. Pembuatan konstruksi tungku a. Persiapan membuat rangka (preparing a frame) Plastik ditempatkan pada cetakan dari kayu yang akan digunakan sebagai ruang bahan bakar. Kaleng ditempatkan di tengah sebagai ruang bakar. Pipa dipasangkan untuk membuat saluran sirkulasi udara.

Gambar 9. Preparing a frame

b. Mengisi rangka dengan adonan campuran yang telah dibuat.

Gambar 10. Adding adobe to the frame

Adonan yang telah dimasukan dalam rangka tungku dibiarkan selama 48 sampai 72 jam sampai kering. Setelah kering cetakan kayu diambil sedangkan kaleng dan pipa-pipa dibiarkan saja, kemudian lapisi lagi tungku dengan adonan basah sampai halus.

Gambar 11. Tungku Lorena

Pada praktikum yang praktikan lakukan tungku lorena berbentuk silinder sehingga kapasitas bahan bakaar dari tungku tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus volume silinder, berikut hasil perhitungannya: Diketahui: d = 15,5 cm ; t = 14,3 cm V = d2t = x 3,14 x (15,5)2 x 14,3 = 2696,9264 cm3 Jadi volume kaleng adalah 2696,9264 cm3, untuk mengetahui volume bahan bakar yang diperlukan volume tersebut harus dikurangi dengan volume saluran pembakaran dan saluran sirkulasi udara

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tungku lorena merupakan salah satu teknologi yang diadaptasi dari Guatemala dengan tujuan untuk efisiensi bahan bakar dan sebuah pengembangan tungku ramah lingkungan. 2. Tungku lorena dapat digunakan sebagai alat memasak ayng murah dan ramah lingkungan.

B. Saran

Tujuan dari praktikum acara ini kurang jelas dan acara praktikum tungku lorena kurang menarik karena praktikan hanya menyalakan api dan mengamati saja.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.

2005. The Lorena Stoves (online). http://www.bioenergylists.org/stovesdoc/Still/Lorena/Lorena.ppt diakses tanggal 14 Oktober 2010. 1983. New Scientist: Loren Stoves (online). google/bookrevieew:stovesdoc/newscientist diakses tanggal 19 Oktober 2010.

Anonymous.

Ahmed, Kulsum. 2003. Environmental Health and Traditional Fuel Use in Guetemala. Gramedia, Jakarta. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup. 2009. http://www.tungku.or.id/ina/?pilih=lihatberita&beritaid=63&kategor i=12 diakses tanggal 19 Oktober 2010. Wodarto dan Sudarto. 1997. Membuat Tungku Lorena. Kanisius, Yogyakarta.