Acara 2, Kompor 'Irac' 1

15
LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI ALTERNATIF UJI PERFORMASI KOMPOR "IRAC" BERBAHAN BAKAR BIOETANOL Oleh: Atika Faiqoh NIM A1H012030

Transcript of Acara 2, Kompor 'Irac' 1

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI ALTERNATIFUJI PERFORMASI KOMPOR "IRAC" BERBAHAN BAKARBIOETANOL

Oleh:Atika FaiqohNIM A1H012030

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2015I. PENDAHULUANA. Latar BelakangDengan semakin berkurangnya cadangan minyak dunia, penghematan energi mulai diluncurkan hampir di semua negara. Indonesia kini telah menjadi salah satu negara pengimpor minyak mentah sehingga perlu suatu usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar migas.Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, diantaranya ada yang belum termanfaatkan secara optimal sebagai sumber energi alternatif. Salah satu energi alternatif adalah bioetanol. Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang diharapkan nantinya mampu menggantikan peran utama bahan bakar fosil karena cadangannya yang akan semakin sedikit sehingga diperlukan bahan bakar pengganti yaitu bahan bakar alternatif yang lebih bersifat renewable atau dapat diperbarui.Salah satu bentuk pemanfaatan dari bioetanol adalah sebagai bahan bakar sebuah kompor yang diberi nama kompor "IRAC". Kompor ini menggunakan bahan bakar bioetanol sebagai sumber energinya. Pada praktikum acara 2 energi alternatif tentang uji performasi kompor IRAC, mahasiswa diajarkan untuk mengetahui seberapa besar nilai efisiensi penggunaan bioetanol dalam konsumsi pemakaian dengan kompor IRAC serta seberapa lama waktu yang dibutuhkan menyalakan kompor dan waktu yang dibutuhkan dalam memasak air dengan menggunakan kompor IRAC berbahan bakar bioetanol.B. TujuanTujuan dari praktikum ini yaitu menguji performansi kompor "IRAC" berbahan bakar bioetanol dari bahan baku molase, gula afkir dan nira nipah. Parameter yang diuji diantaranya efisiensi kompor, waktu penyalaan awal, waktu yang dibutuhkan untuk memasak 2 liter air dan konsumsi bahan bakarnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA1. Bioetanol Etanol adalah produk fermentasi yang didapat dari substrat yang mengandung karbohidrat (pati, gula, selulosa). Etanol (CH3CH2OH) juga dikenal dengan nama etil-alkohol atau alkohol. Bentuknya berupa cairan tak berwarna dengan bau yang khas. Berat spesifik cairan ini pada 15C sebesar 0,79 gram. Alkohol mulai mendidih pada suhu 78,32C (760 mmHg). Bahan ini mudah larut dalam air dan eter. Kandungan kalorinya (gross value) sebesar 7100 kalori/gram, dengan panas pembakaran sebesar 328 kkal (cair). Etanol dapat digunakan sebagai bahan minuman, kosmetik, obat-obatan, pelarut, dan bahan bakar (Said, 1990).2. Proses pembakaran Proses pembakaran adalah reaksi antara bahan bakar dengan udara (oksigen) sehingga terbakar dan menghasilkan gas-gas CO2 dan H2O ditambah energi (Daywin et al., 1991).3. Kompor Kompor merupakan tempat terjadinya proses pembakaran bahan bakar. Kompor pemanas banyak digunakan untuk pengolahan pangan dan hasil pertanian. Performansi suatu kompor pemanas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis bahan bakar, sistem aliran udara pembakaran untuk mensuplai oksigen bagi pembakaran, serta bentuk dar i bahan kompor. Bahan bakar yang dapat digunakan pada kompor adalah bahan bakar cair, gas dan padat (UNEP, 2006).Kompor IRAC adalah kompor dengan bahan bakar bioetanol, kompor ini merupakan kompor yang dirancang dan dikembangkan oleh Ir. Achmad Husein. IRAC itu sendiri merupakan singkatan dari irit, ramah dan ciamik.

III. METODOLOGIA. Alat dan Bahan1. Kompor "IRAC" generasi I tanpa heater2. Kompor "IRAC" generasi II dengan heater3. Korek api4. Gelas ukur 5. Termometer bola basah bola kering6. Stopwatch 7. Panci 8. Termometer infrared 9. Alat tulis10. Bioetanol

B. Prosedur Kerja1. Menyiapkan alat dan bahan.2. Mengambil bioetanol sebanyak 800 liter kemudian memasukkannya ke dalam wadah bioetanol pada kompor "IRAC".3. Mengambil air sebanyak 2 liter kemudian mesukkannya pada panci. 4. Kompor "IRAC" generasi 2 memiliki pemanas atau heater, sehingga menghubungkan heater dengan listrik.5. Menyalakan api pada tengah kompor dan menyalakan stopwatch sampai api menyala merata pada kompor "IRAC".6. Merestar ulang stopwatch pada saat api merata dan meletakkan panci diatas kompor.7. Mengukur parameter yang telah ditentukan selama 5 menit sekali sampai suhu air mencapai 100C atau nilai suhu lebih rendah dari 5 menit sebelumnya. 8. Mencatat setiap pengukuran dan melakukan perhitungan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil1. Data pengamatan (shift 3 = afkir 67%)Suhu (C)05101520253035

T air31395568788995100

T dasar kompor3040435554615762

T dinding kompor3644484950505251

T ruang pembakaran4047505253726457

T celah kmpr panic3545485757555562

T permukaan panic3532323436363738

T lingkungan

Bola basah3029292929,529,529,5

Bola kering30,53131313131,531,5

Massa bioetanol awal = 800 mlMassa air awal= 2 liter = 2000 mlKadar alcohol= 67%H= 16917 kj/kg= 0,8 kg/mlv = 220 voltI= 1 AWaktu penyalaan = 2 menit 46 detikC air= 4,2 kj/kg CMassa jenis uap= 1m akhir bioetanol= 600 mlm akhir air= 1800 mlQa= (ma x C x Tair) + (mu x h)Qb= mb x H= x 100% PerhitunganV air awal= 2000 mlV air akhir= 1800 mlV uap= m awal m akhir==> Vuap= air . V air menguap= 2000 ml 1800 ml= 1 g/ml . 200 ml= 200 ml = 0,2 kg= 200 g = 0,2 kgmb= . Vbio= 0,8 kg/L . 0,2 L = 00,16 kgt= 35 menit = 2100 sekonW= V . I . t= 220 volt . 1 A . 2100 s = 462.000Qb= mb . H= 0,16 kg . 16917 kj/kg = 2706,72 kjQa = (ma x C x Tair) + (mu x h)= (2 kg x 4,2 kj/g x 69 C) + (0,2 kg x 2260 kj/kg) = 1031,6 kj= x 100%= x 100%= 0,22%

2. Data pengamatan shift 1 = kadar alcohol 65%Suhu (C)0510152025303540

T air3044576977,587939595

T dasar kompor52,65862,764,765,868576860

T dinding kompor46,734,835,532,250,546393540

T ruang pembakaran44,2535456,458,458605553

T celah kmpr panic47,54038,4363947444345

T permukaan panic40,2585655,15663596057

3. Data pengamatan shift 4 = nira nipah 65%Suhu (C)0510152025

T air496595969896

T dasar kompor756866666765

T dinding kompor666065686868

T ruang pembakaran878170817674

T celah kmpr panic943742464542

T permukaan panic866874737674

T lingkungan

Bola basah292929292929

Bola kering28,528,528,528,528,528,5

B. Pembahasan

V. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanPada pelaksanaan praktikum yaitu pembuatan briket dengan kadar perekat menggunakan tepung kanji yang berbeda yaitu dengan kadar 5%, 10% dan 15%, menghasilkan kualitas briket yang berbeda pula. Briket yang paling baik adalah briket yang menggunakan campuran perekat sebesar 5%. Namun, pada pelaksanaan praktikumnya, briket dengan kadar 10% lebih baik. Ini dikarenakan faktor perlakuan selama pembakaran, ada yang terus diberi perlakuan ada yang hanya dibiarkan saja, briket tersebut adalah briket kakao. Briket tempurung kelapa yang paling baik adalah briket dengan pereket 5%. Perekat yang teralu banyak akan menyumbat pori-pori briket sehingga oksigen yang mambantu pembakaran akan semakin sedikit. Hubungan antara densitas dengan lamanya waktu yang dibutuhkan briket dari awal dibakar sampai menjadi abu adalah berbanding lurus. Apabila densitas briket semakin tinggi, maka waktu yang dibutuhkan semakin lama.

B. SaranSebaiknya fasilitas dan prasarana untuk praktikum lebih diperbanyak lagi sehingga praktikum dapat berjalan dengan maksimal serta masing-masing praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, O., Marsono. 2008. Superkarbon ; Bahan Bakar Alternatif pengganti Minyak Tanah dan Gas Briket Arang dari Sampah dan Limbah Pertanian. Penerbit Penebar Swadaya, Depok.

Mariyani,. Rumijati. Pengaruh Penambahan Bulu Ayam Terhadap Kandungan Karbon Briket Bioarang Sampah Pekarangan. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, 5 (2) : 83-85. 2004.

Muzi, Ilham,. Surahma Asti Mulasari. 2014. Perbedaan Konsentrasi Perekat Antara Briket Bioarang Tandan Kosong Sawit Dengan Briket Bioarang Tempurung Kelapa Terhadap Waktu Didih Air. Jurnal Teknologi, Vol 8 Nomor 1.Subroto. 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara, Ampas Tebu dan Jerami. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.Suheryanto, D., Haryanto, T. 2010. Arang Briket Biomassa Dari Sampah Kota Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.