ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

40
1 ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL Hari/ Tanggal : Lokasi : A. Tujuan : Mahasiswa mampu menyiapkan data spasial/peta yang akan digunakan untuk pembuatan (layer) tema peta B. Alat dan bahan : Silahkan Diisi C. Dasar Teori : Cari Dasar Teori (Teori Singkat) Yang Relevan D. Langkah Kerja : 1. Akses internet : Ketik Peta Kecamatan......... (wilayah anda masing-masing) dan pilih gambar 2. Pilih peta yang memiliki sistem koordinat dan simpan dalam format .jpg 3. Tampilkan peta saudara dengan membuka program Arc Map pada software ArcGIS dengan cara Start Programs ArcGIS Arc Map

Transcript of ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

Page 1: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

1

ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

Hari/ Tanggal :

Lokasi :

A. Tujuan :

Mahasiswa mampu menyiapkan data spasial/peta yang akan digunakan untuk

pembuatan (layer) tema peta

B. Alat dan bahan : Silahkan Diisi

C. Dasar Teori : Cari Dasar Teori (Teori Singkat) Yang Relevan

D. Langkah Kerja :

1. Akses internet : Ketik Peta Kecamatan......... (wilayah anda masing-masing) dan pilih

gambar

2. Pilih peta yang memiliki sistem koordinat dan simpan dalam format .jpg

3. Tampilkan peta saudara dengan membuka program Arc Map pada software ArcGIS

dengan cara Start Programs ArcGIS Arc Map

Page 2: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

2

4. Tampilkan peta saudara dengan cara klik tanda dan pilih peta saudara.jpg

5. Setelah peta tampil pada display, kemudian aktifkan tool bar Georeferencing

dengan cara klik kanan mouse pada toolbar kosong kemudian pilih georeferencing.

6. Untuk menentukan titik kontrol kliklah tanda minimal empat buah secara

proporsional pada muka peta dan masukan koordinat peta dengan cara klik (kiri

mouse) pada lokasi titik pilih input X and Y..... kemudian klik mouse kanan. Isikan

koordinat X dan Y titik no 1. sesuai koordinat sebenarnya pada peta.

7. Setelah 4 titik kontrol diperoleh, dapat dilakukan cek RMS error dengan klik View

Link Table (menampilkan kontrol point).

8. Setelah RMS error memenuhi “standart” kemudian klik Georeferencing

Update Georeferencing.

Layer yang akan

di georeferencing

rotasi

Menambah

kontrol point

Menampilkan

kontrol point

Page 3: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

3

9. Sesuaikan satuan peta saudara dari unknow unit menjadi meter pada layar kanan

bawah dengan cara klik kanan pada peta dan pilih Data Frame Properties

general, pada units pilih Map : Meter; Display : Meter, OK.

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

Page 4: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

4

ACARA 2. PEMBUATAN LAYER TEMA PETA

Hari/ Tanggal :

Lokasi :

A. Tujuan :

Mahasiswa mampu membuat layer-layer tema peta dengan digitasi On Screen

(polygon, line, point ).

B. Alat dan bahan : Diisi sendiri

C. Dasar Teori : (Carilah teori yang relevan)

Digitasi di bagi kedalam 3 kelompok berdasarkan type shapefilenya yaitu :

1. Digitasi Point

Digitasi untuk membuat simbol berupa titik seperti fasilitas umum, tempat wisata,

Gunung, Kota, dan Pabrik

2. Digitasi Line

Digitasi untuk membuat simbol berupa garis seperti jalan tol, jalan arteri, jalan

kolektor, dan sungai.

3. Digitasi Polygon

Digitasi untuk membuat simbol berupa area seperti wilayah Kabupaten, dan wilayah

Kota.

Dalam kegiatan digitasi baik berupa point, line maupun poligon masing-masing

dibuat kedalam suatu layer. Layer adalah lapisan atau lembaran. Layer dalam SIG adalah

lapisan peta yang berisi informasi dari peta. Layer bisa berupa gambar polygon, garis, text,

symbol atau lainnya. Pemisahan gambar dalam beberapa layer ditujukan untuk

memudahkan dalam menggambar peta, selain itu informasi yang ditampilkan akan lebih

detail. Ada beberapa tujuan peta dipisahkan beberapa layer, yaitu :

- Memudahkan dalam menggambar peta.

- Informasi yang ditampilkan lebih detail.

- Informasi/data yang ditampilkan dapat diatur sesuai kebutuhan.

- Memudahkan dalam melakukan analisis.

Page 5: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

5

Sebagai contoh penggunaan layer seperti gambar berikut :

D. Langkah Kerja :

1. Membuka file dalam format .MXD dari Acara 1 yang merupakan Peta Kecamatan

…….. yang sudah terektifikasi dengan cara :

Page 6: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

6

2. Setelah membuka file dalam format .MXD dari Acara 1 yang merupakan Peta

Kecamatan ………. yang sudah terektifikasi sehingga muncul tampilah seperti di bawah

ini :

3. Langkah selanjutnya adalah melakukan digitasi on screen, dengan cara membuka

ArcCatalog pada menu Toolbar, sehingga muncul jendela ArcCatalog seperti di

bawah ini :

Page 7: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

7

4. Dari menu ArcCatalog, memilih folder conection sehingga muncul jendela connect

to folder seperti dibawah ini

5. Dari tabel connect to folder memilih folder yang akan digunakan untuk menyimpan file

hasil digitasi on screen dalam format .shp. Pada praktikum ini di simpan pada folder

Acara 2 Praktikum SIG (sesuai folder masing-masing).

Page 8: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

8

Sehingga pada ArcCatalog akan di blok folder yang akan digunakan untuk menyimpan

file hasil digitasi on screen dalam format .shp.

6. Dari folder yang akan digunakan untuk menyimpan file hasil digitasi on screen dalam

format .shp mengklik kanan – memilih New – memilih Shapefile

Page 9: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

9

7. Selanjutnya muncul jendela Create New Shapfile. Pada jendela tersebut membuat layer

yang diperlukan seperti :

a. Layer area (polygon); seperti batas administrasi desa. Contoh cara membuat layer

tersebut yaitu :

Mengisi nama file dengan nama misal “batas administrasi desa”.

Pada feature type dipilih polygon.

Page 10: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

10

b. Layer titik (point); seperti Kantor Kecamatan, kelurahan, dan gunung. Contoh cara

membuat layer tersebut yaitu :

Mengisi nama file dengan nama “Kelurahan”.

Pada feature type dipilih Point.

c. Layer garis (polyline); seperti jalan, batas kecamatan dan sungai. Contoh cara

membuat layer tersebut yaitu :

Mengisi nama file dengan nama “Jalan”.

Pada feature type dipilih Polyline.

Page 11: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

11

8. Jika sudah mengisi nama layer dan feature type, langkah selanjutnya pada jendela

“Create New Shapefile” memilih “Edit”. Sehingga tampil jendela “Spatial Reference”.

9. Pada jendela Spatial Reference Properties. Dari tabel tersebut memilih Select,

selanjutnya muncul jendela Browse Coordinate Sistem dan memilih Procjected

Coordinate System, sehingga muncul beberapa folder referensi koordinat. Pada

Page 12: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

12

praktikum ini memilih folder UTM – WGS 1984 – Southern Hemispere – WGS 1984

Zone 49S.prj – Add – Apply – OK. Langkah ini dilakukan untuk masing-masing layer.

Sehingga muncul pada jendela Table of content muncul layer batas administrasi desa.

Page 13: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

13

10. Selanjutnya mulai melakukan digitasi on screen dengan mengklik toolbar editor

. Memilih Start Editing, sehingga tampil jendela “Create Feature”. Pada

jendela tersebut mengklik layer yang akan digunakan (misalnya layer batas

administrasi desa), selanjutnya mengklik feture type layer batas administrasi desa.

Page 14: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

14

Memulai melakukan digitasi pada Peta Kecamatan tersebut.

Dengan hasil digitasi seperti di bawah ini.

11. Mengubah warna layer batas administrasi desa dengan mengklik warna layer batas

administrasi desa jendela Table Of Content, sehingga keluar tampilan jendela Symbol

Selector. Selanjutnya memilih warna yang diinginkan, pada praktikum ini memilih

Hollow (tanpa warna sehingga tampak peta yang akan didigit).

Page 15: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

15

Page 16: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

16

12. Melakukan digitasi tiap desa dengan cara memotong (cutting) polygon batas

administrasi desa dengan langkah yang pertama yaitu mengklik kanan layer batas

administrasi desa, kemudian memilih Open Atribute Table

13. Sehingga tampil jendela Table sebagai berikut, selanjutnya memilih Table Option –

Add Field

Page 17: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

17

Sehingga tampil jendela Add Field, selanjutnya mengisi Nama Desa, memilih Type

berupa Text. Sedangkan pada Field Properties akan muncul Length (karakter huruf)

sebanyak 50, dan mengklik OK. Selanjutnya field bertambah dengan nama yang telah

diberikan yaitu nama desa, kemudian menutup tampilan jendela table.

Page 18: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

18

14. Mulai melakukan pemotongan polygon (cutting) dengan cara mengklik Editor – Start

Editing- Memilih Polygon yang akan dipotong (cutting) – Memilih icon pada

toolbar. Pemotongan poligon dimulai dari garis pinggir poligon menuju bagian garis

pinggir polygon lainnya sesuai dengan bentuk yang ada pada peta. Jika sudah selesai

mengklik icon pada jendela Feature Construction.

15. Memilih daerah yang telah dipotong dan memberikan attribute hasil pemotongan

polygon dengan mengklik icon pada toolbar. Sehingga tampil jendela atribute dan

selanjutnya memberikan nama desa pada daerah yang dipotong.

Page 19: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

19

16. Langkah 14 dan 15 diulangi sampai semua desa terdigit dan diberi attribute. Setelah

selesai mengklik Editor –Save Editing-Stop Editing.

17. Melakukan simbology berdasarkan nama desa, dengan menklik kanan layer batas

administrasi desa. Kemudian memilih Properties.

Page 20: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

20

Sehingga tampil jendela Layer Properties, kemudian memilih Symbology

Melakukan simbology dengan memilih Categories. Pada Value Field memilih field

yang akan ditampilkan yaitu Nama Desa- Add All Value _ Menyesuaikan Warna yang

diinginkan-Apply.

Page 21: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

21

18. Selanjutnya melakukan labeling dengan memilih Labels. Pada Label Field memilih

Nama Desa dan menentukan format huruf serta ukuran huruf. Setelah pengaturan

dilakukan kemudian klik OK.

Page 22: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

22

19. Langkah labeling selanjutnya yaitu dengan mengklik kanan layer batas administrasi

desa, memilih Label Features.

Berikut ini tampilan setelah dilakukan digitasi dan labeling.

20. Melakukan layout peta dengan mengklik . Selanjutnya melakukan

pengaturan page setup dengan mengklik File – Print and Page Setup- Memilih

Landscape.

Page 23: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

23

21. Melakukan penyesuaian ukuran dengan mengklik muka peta- memilih properties-pada

size and position mengatur lebar dan tinggi muka peta- mengklik OK.

22. Membuat tepi peta dengan mengklik Insert-Data frame. Selanjutnya melakukan

pengaturan tepi peta dengan mengklik kanan tepi peta dan memilih properties.

Melakukan penyesuaian ukuran dengan mengklik tepi peta- memilih properties-pada

size and position mengatur lebar dan tinggi tepi peta- mengklik OK. Melakukan

penyesuaian tepi peta terhadap muka peta.

23. Memberikan elemen pada tepi peta seperti judul peta, penunjuk arah, skala numerik

dan skala batang, legenda, peta inset dengan mengklik insert kemudian memilih

elemen tersebut. Pengaturan elemen tersebut dengan mengklik kanan kemudian

memilih properties. Untuk memberikaan legenda dan skala mengklik pada muka peta

kemudian memilih Insret- Legend atau Scale Text atau Scale Bar.

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

Page 24: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

24

ACARA 3. ANALISIS SPASIAL DENGAN BUFFER DAN OVERLAY

Hari/ Tanggal :

Lokasi :

A. Tujuan :

Mahasiswa mampu melakukan analisis spasial (identifikasi) disekitar fitur geografis

tertentu (point, line dan polygon)

B. Alat dan bahan : Silahkan diisi

C. Dasar Teori : Carilah teori yang relevan

D. Langkah Kerja :

1. Add data layer point anda masing-masing

2. ArcToolbox pilih Analysis tools, proximity, dan Multiple ring buffer

3. Isikan sumber layer yang akan di buffer, dan isikan output lokasi dan nama

penyimpanan

4. Isikan distance (jarak buffer) sesuai tujuan

5. Display hasil buffer dan tumpang susunkan dengan layer batas administrasi, amati

hasilnya

6. Overlay hasil buffer dengan layer batas administrasi (ArcToolbox pilih Analysis tools,

overlay, dan union)

7. Potonglah hasil union tadi dengan layer batas administrasi (ArcToolbox pilih

Analysis tools, Extract, Clip)

8. Isikan melalui Open Atribute Tabel hasil zonasi buffer (hasil clip) masuk dalam

wilayah administrasi mana saja dan berapa luasnya.

9. Lakukan proses yang sama untuk layer line (ArcToolbox pilih Analysis tools,

proximity, dan buffer)

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

Page 25: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

25

ACARA 4. ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN DAN “KESESUAIAN”

PENGGUNAAN TANAH DENGAN OVERLAY

Hari/ Tanggal :

Lokasi :

A. Tujuan :

Mahasiswa mampu melakukan analisis spasial perubahan penggunaan tanah dan

analisis kesesuaian penggunaan tanah

B. Alat dan bahan : Silahkan diisi (Misal Peta Penggunaan tanah sekitar wilayah

Banyuraden Tahun 1999 dan 2015))

C. Dasar Teori : Carilah teori yang relevan

D. Langkah Kerja :

1. Add data layer penggunaan tanah multi temporal, Tata Ruang, dan batas

administrasi

2. Klik ArcToolbox pilih Analysis tools, overlay dan intersec

3. Bukalah atribut hasil overlay penggunaan tanah T1 dan T2, tambahkan field

“Perubahan”

4. Isikan atribut perubahan menggunakan Field Calculator

5. Contoh : Perubahan = (T1)&”Berubah Menjadi” (T2)

6. Proses Dissolve (ArcToolbox, Data Management Tools, Generalization, Dissolve )

*centang T1, T2, dan perubahan

7. Buatlah field luas dan hitung luas perubahannya

8. Buatlah Tabel Luasan perubahan penggunaan tanah menggunakan Pivot Table

(ArcToolbox Data Management Tools Table Pivot Table)

Analisis pola persebaran dapat dilakukan secara manual maupun secara digital

(otomasi). Pada praktikum ini analisis pola persebaran dilakukan secara otomasi dengan

bantuan software ArcGIS 10 melalui menu pada ArcToolBox kemudian memilih Spatial

Statistic Tools, Analyzing Pattern, Average Nearest Neighbor. Kemudian ketik layer atau

features yang akan dianalisis dan centang pada box Generate report (optional) dan “ok”

secara otomatis proses analisis akan berjalan terlihat dari running text disebelah box

Average Nearest Neighbor disebelah kanan bawah (gambar 1), dan nilainya dapat dilihat

dengan cara double klik pada box tersebut (gambar 2) akan terlihat nilai Nearest Neighbor

Page 26: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

26

Ratio, dan hasil akhir berupa grafik pola persebaran dapat dilihat tersendiri diluar ArcGis

pada alamat folder yang tertera pada gambar 1 dengan cara double klik pada alamat

tersebut dan hasilnya dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 1. Proses analisis Nearest Neighbor

Nilai NNR

Folder hasil

Gambar 2. Hasil analisis berupa nilai Nearest Neighbor Ratio

Gambar 3. Grafik pola persebaran RTH

Page 27: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

27

Dalam menganalisis penyebaran, P. J. Clark dan F.C. Evans menerapkan sebuah

teori bernama "Analisis Tetangga Terdekat". Dari hasil pengukuran empiris kedua ahli

wilayah tersebut diperoleh hasil bahwa nilai R berkisar antara (0) nol hingga 2,1491. Jika

diterapkan ke dalam 3 pola di atas maka akan terjadi rentangan nilai sebagai berikut :

I. 0,00 - 0,70 Pola bergerombol (Cluster Pattern)

II. 0,70 - 1,40 Pola tersebar tidak merata atau acak (Random Pattern)

III. 1,40 - 2,1491 Pola tersebar merata (Dispersed Pattern)

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

Page 28: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

28

ACARA 5

MENGHUBUNGKAN DATA ATRIBUT_DATA SPASIAL

(DB_CONNECT)

Hari/ Tanggal :

Lokasi :

A. Tujuan:

1. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan basis data atribut dengan MS.Access dan

menghubungkan data atribut ke data spasial dengan ArcGIS.

2. Khusus untuk semester III praktikum ini dikaitkan dengan pembuatan database satuan

lahan hasil PKL Pemetaan Tematik 2015

B. Dasar Teori

Penekanan pada pembuatan basis data atribut dilakukan dengan menggunakan MS

Access dan untuk menghubungkan data atribut ke data spasial menggunakan ArcGIS

Satuan lahan atau satuan pemetaan dibuat berdasarkan overlay data spasial Bentuk

Lahan, Kemiringan Lereng, dan Penggunaan Lahan.

(Silahan dibuat sendiri)

C. Alat dan Bahan

1. Software MS Access, Arc GIS

2. File Peta .......... .shp

D. Langkah Kerja

1. Memulai MS. Access dengan Start →Program→Microsoft Office→MS Access

2007

2. Blank Database→Field Name, beri nama dan posisikan folder anda→Create

Page 29: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

29

3. Klik kanan pada nama tabel→Design View→Simpan dan berinama tabel

anda→muncul isian Field Name, Data Type, Description, dan General pada

Field Properties

4. Isikan misal NIB pada Field Name baris pertama→pilih Number pada Data

Type baris pertama (karena NIB isinya angka). Pindahkan kursor ke Field

Properties→pilih tab General→Format →Isi (pilih) General Number

5. Isikan misal Nama pada Field Name baris kedua→pilih Text pada Data Type

baris kedua

6. Isikan misal Alamat pada Field Name baris ketiga→pilih Text pada Data Type

baris ketiga

7. Isikan misal Pekerjaan pada Field Name baris keempat→pilih Text pada Data

Type baris keempat

8. Isikan misal Tmt_Lahir (Tempat Lahir)pada Field Name baris kelima→pilih

Text pada Data Type baris kelima

9. Isikan misal Tgl_Lahir(Tanggal Lahir)pada Field Name baris ke enam →pilih

Date/Time pada Data Type, General, klik Format, pilih model penulisannya

10. Klik menu View→DataSheet View →Simpan format tabel; silahkan isi tabel

anda

Contoh tabel yang harus diisi.

NIB Nama Alamat Pekerjaan TempatLahir TanggalLahir

1 Ir. Budi Arianto Wibowo RT 05 Cabeyan Dosen Bantul 12 Desember 1972

2 Kustilah,SH RT 05 Cabeyan PNS Sleman 08 September 1978

3 Larasita, S.SiT, M.Eng RT 06 Ngireng Pengusaha Sleman 09 Nopember 1980

4 Subroto Cabeyan Petani Bantul 12 Februari 1978

5 Andriyanto Pundong Swasta Bantul 08 September 1968

6 Sumarni Sleman Petani Yogyakarta 11 Desember 1956

7 Indah Sulistya Pundong PNS Magelang 12 April 1965

8 Ardi Ananta Lukito Ngireng PNS Bantul 18 September 1963

9 Sarah Ashari Pundong Pengusaha Bantul 18 April 1973

10 Arman Hermanto Cabeyan Swasta Bantul 12 Agustus 1954

11 Marhamah Ngireng Petani Bantul 24 Desember 1965

12 Puja Kusuma Dongkelan Swasta Bantul 12 Juli 1953

13 Aswin Bahar Pundong Petani Sleman 15 Juli 1963

14 Wahyu Sejati Cabeyan Petani Sleman 12 September 1982

15 Komeng Jl. Mawar Jakarta Swasta Jakarta 01 September 1980

16 Sura Dimeja Jl Melati Semarang Pengusaha Semarang 03 Februari 1945

11. Simpan tabel dengan di folder kerja masing-masing

Page 30: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

30

Hasil entry data di MS. Access akan seperti berikut ini:

12. Hubungkan/koneksikan data atribut ke data spasial, terlebih dahulu kita buka

aplikasi ArcMap 10. Buka ArcMap : Start → All Program → ArcGIS → ArcMap

10.

13. Add Data dengan klik icon , browse ke dataset Peta.shp anda

14. Untuk menggabungkan atribut data Peta.shp anda dengan data

Pemilikan_Tanah.mdb, harus ada satu field yang sama diantara kedua tabel.

Untuk menghubungkan kedua tabel tersebut kita buat field NIB pada atribut

Peta.shp anda.

Page 31: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

31

15. Untuk menggabungkan atributnya, Klik Kananpada file Peta Bidang.shp→ Join

and Relates → Join

16. Pada kotak dialog Join Data, pada bagianChoose the field in this layer that join

will be based on : Pilih NIB

17. Pada bagianChoose the table to join to this layer, or load the table from disk :

browse ke file DatabaseKepemilikan.mdb

18. Pada bagianChoose the field in the table to base the join on : Pilih NIB→ OK

Page 32: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

32

19. Sekarang kita lihat atribut dari Peta.shp anda

Atribut datanya sudah tergabung.

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

Page 33: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

33

ACARA 6

PEMODELAN SPASIAL DENGAN

PENDEKATAN KUANTITATIF BINARY

Hari/ Tanggal :

Lokasi :

A. Tujuan:

Mahasiswa mampu melakukan pemodelan spasial rawan sengketa tanah dengan

pendekatan kuantitatif binary

B. Dasar Teori

Penilaian tingkat kerawanan sengketa lahan /tanah dapat dilakukan dengan cara

pengharkatan (scoring) terhadap faktor atau variabel yang menentukan terjadinya

sengketa lahan. Metode pengharkatan merupakan suatu cara menilai potensi lahan

dengan memberikan nilai yang semakin tinggi terhadap variabel lahan yang berpotensi

besar menyebabkan terjadinya sengketa lahan dan sebaliknya bernilai kecil bila tidak

berpotensi menyebabkan sengketa lahan. Penentuan tingkat kerawanan sengketa

secara sederhana dapat dilakukan dengan cara overlay misalnya faktor yang menjadi

pertimbangan terjadinya sengketa adalah : 1. Status hak tanah; 2. Nilai tanah; 3. Tata

Ruang

Secara mutlak lahan yang “rawan terjadinya sengketa” adalah bila memenuhi

kriteria :

a. Status hak tanah adalah bukan hak milik

b. Nilai tanah tinggi

c. Kawasan perdagangan

Kriteria bersifat mutlak, bilamana tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut

maka lahan tersebut masuk kategori “tidak rawan sengketa”

Penilaian (scooring) misalnya sebagai berikut :

a. Status Hak Tanah

No Kategori Harkat

1 Hak Milik 0

2 Hak lainnya 1

Page 34: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

34

b. Nilai Tanah

No Kategori Harkat

1 Tinggi 1

2 Rendah 0

c. Tata Ruang

No Kategori Harkat

1 Kawasan Perdagangan 1

2 Lainnya 0

(Silahkan tambahkan sendiri sesuai dengan yang relevan)

C. Alat dan Bahan

1. Software Arc GIS

2. File 3 Peta .......... .shp

D. Langkah Kerja

1. Jalankan ArcMap

2. Add data theme (peta)1, theme 2, dan theme 3

3. Add data, masuk ke folder hasil praktikum dan buat folder “Model Binary”. Jika

sudah masuk klik toolbox untuk membuat toolbox baru dan beri nama misal

“Pemodelan Overlay”

Page 35: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

35

4. Arctoolbox klik kanan pilih add toolbox

5. Muncul tampilan “Pemodelan Overlay” dan klik Open

6. Kemudian klik kanan pada toolbox Pemodelan Overlay new toolset

Page 36: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

36

Beri nama “Toolset” kemudian klik kanan dan pilih new model. Akan muncul

window untuk membuat model.

7. Untuk menjalankan model builder masukan data maupun proses dengan drag and

drop pada lembar kerja data atau proses yang akan digunakan. Pada arctoolbox

pilih Analysis tool Overlay Intersect, kemudian pindahkan menu intersect

tersebut (drag and drop) pada lembar kerja.

8. Pada lembar kerja model, double klik pada obyek intersect maka akan muncul

dialog intersect dan isikan parameter (3 theme peta) yang digunakan pada input

features serta pilih lokasi penyimpanan pada output feature Class dan beri nama.

Page 37: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

37

9. Pada lembar kerja model akan muncul tampilan sebagai berikut :

Obyek oval berwarna biru menunjukan input

Obyek kotak kuning menunjukan proses

Obyek oval hijau menunjukan output

10. Agar input dan output data muncul pada dialog model maka beri tanda pada

model parameter dengan cara klik kanan pada model parameter, dan jika

menginginkan output muncul pada layer setelah di running, maka dapat juga di

klik add to display

Page 38: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

38

11. Kemudian buat field baru dengan cara men drag and drop tool addfield yang

terdapat pada arctoolbox ( Data management tool field addfield)

12. Double klik pada obyek addfield maka akan muncul dialog addfield, pada input

tabel isikan Intersect.shp yang merupakan hasil dari proses intersect. Field Name

berinama “Kerawanan”, Field Type dengan Text kemudian klik OK.

13. Pada lembar kerja model obyek addfield akan secara otomatis terkoneksi dengan

output dari intersect.

Page 39: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

39

14. Setelah menambahkan field “Kerawanan” isikan tabel kerawanan dengan

ketentuan bahwa jika harkat pada theme 1 = 1, theme 2 = 1 dan theme 3 = 1 atau

hasil perkalian harkat = 1, maka kerawanan = “Rawan” dan jika hasil perkalian

dari ketiga parameter tidak = 1 maka pada field kerawanan diisikan dengan “

Tidak Rawan”

Untuk melakukan kalkulasi tersebut digunakan tool calculate field dengan cara

men drag and drop tool calculate field yang ada pada Data Management tool

field Calculate field.

Double klik pada obyek calculate field dan isikan pada input table Intersect.shp(2)

dan field name Kerawanan dan menentukan harkat dengan mengisikan rumus fungsi

pada Code Block (optional) sebagai berikut :

Dim Output As String

If(Harkat1)*(Harkat2)*(harkat3) =1 Then Output = “Rawan” Else Output = “Tidak

Rawan End if

Page 40: ACARA 1. PENYIAPAN DATA SPASIAL

40

Jika sudah maka klik Run, jika pada output sudah di klik add to display setelah di klik

Run maka hasil akan muncul pada layer.

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

Run Model