Acara 1 Laporan Praktikum Metode Bols

8
A. Latar belakang Pertambahan jumlah penduduk saat ini semakin besar. Oleh karena itu, jumlah kebutuhan untuk kebutuhan manusia dalam hal sandang dan pangan juga bertambah. Hal ini yang mendorong manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam tanpa perhitungan. Hal ini berdampak buruk bagi alam yang tidak sanggup mengimbangi kebutuhan manusia. Salam dampak buruk bagi alam dan manusia adalah erosi. Erosi merupakan tergerusnya permukaan tanah akibat hilangnya tutupan vegetasi sebagai penahan laju erosi, sehingga ketika suatu permukaan tanah yang miring dan tanpa tutupan vegetasi tergerus oleh run off. Faktor yang menyebabkan erosi terjadi antara lain kemiringan suatu lahan, kurangannya tutupan vegetasi, serta curah hujan yang cukup untuk membuat run off. Erosi yang merugikan ini dapat diatasi dengan deteksi dini perhitungan secara kuantitatif, yaitu dengan metode Bols yang menitikberatkan kepada aspek-aspek dari hujan. B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu memprediksi potensi erosi dan mengetahui indeks erosivitas hujan dengan metode bols.

Transcript of Acara 1 Laporan Praktikum Metode Bols

Page 1: Acara 1 Laporan Praktikum Metode Bols

A. Latar belakang

Pertambahan jumlah penduduk saat ini semakin besar. Oleh karena

itu, jumlah kebutuhan untuk kebutuhan manusia dalam hal sandang dan

pangan juga bertambah. Hal ini yang mendorong manusia untuk

memanfaatkan sumber daya alam tanpa perhitungan. Hal ini berdampak

buruk bagi alam yang tidak sanggup mengimbangi kebutuhan manusia.

Salam dampak buruk bagi alam dan manusia adalah erosi.

Erosi merupakan tergerusnya permukaan tanah akibat hilangnya

tutupan vegetasi sebagai penahan laju erosi, sehingga ketika suatu

permukaan tanah yang miring dan tanpa tutupan vegetasi tergerus oleh run

off. Faktor yang menyebabkan erosi terjadi antara lain kemiringan suatu

lahan, kurangannya tutupan vegetasi, serta curah hujan yang cukup untuk

membuat run off.

Erosi yang merugikan ini dapat diatasi dengan deteksi dini

perhitungan secara kuantitatif, yaitu dengan metode Bols yang

menitikberatkan kepada aspek-aspek dari hujan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu memprediksi

potensi erosi dan mengetahui indeks erosivitas hujan dengan metode bols.

C. Dasar teori

EI30 merupakan perkalian antara energi kinetik hujan (E) dengan

intensitas hujan maksimum selama 30 menit(wischmeier et al, 1958).

Erosivitas merupakan daya rusak/erosi air hujan terhadap permukaan

tanah. Erosivitas dipengaruhi oleh besarnya curah hujan rata-rata tiap

bulan, semakin besar curah hujan maka erosivitasnya makin besar.

Selanjutnya jumlah hari hujan dan curah hujan maksimum 24 jam

sebulan mempengaruhi erosivitas. Intinya semakin besar atau intens

interaksi antara hujan dengan permukaan tanah, maka erosi yang terjadi

semakin tinggi.

EI30 dapat diduga di antaranya menggunakan rumus Bols

Page 2: Acara 1 Laporan Praktikum Metode Bols

(1978) untuk memperoleh erosivitas hujan tahunan dalam hubungannya

dengan erosi antaralur dalam jangka lama dari lahan berlereng antara 3-

20%. Data yang digunakan yaitu data hujan yang diukur dengan penakar

hjan biasa (tipe observatorium)

Rumus Lenvain (Ambar dan Sjafrudin, 1979), dan Abdurachman

(1989). Rumus pendugaan EI30 menurut Bols (1978) adalah:

EI30 = 6,119 (R)1,21(H)-0,47(M)0,53

EI30 = indeks erosivitas hujan bulanan rata-rataR = curah hujan rata-rata bulanan (cm)H = jumlah hari hujan rata-rata bulanan (hari)M = curah hujan maksimum 24 jam bulanan (cm)

D. Alat dan bahan

1. Data Curah Hujan Sub DAS Sumber Payung Kab. Pamekasan pada Stasiun 1

2. Data Jumlah Hari Hujan Sub DAS Sumber Payung Kab.Pamekasan pada

Stasiun 1

3. Data Jumlah Hujan Maksimal Sub DAS Sumber Payung Kab.Pamekasan pada

Stasiun 1

4. Progran Microsoft Office Excel 2013

5. Alat tulis lengkap

E. Metode Praktikum

1. Siapkan data curah hujan, data jumlah hari hujan, data jumlah hujan maksimal

Sub DAS Sumber Payung Kab Pamekasan.

2. Mencari rata-rata curah hujan Sub DAS Sumber Payung setiap bulan selama

11 tahun.

3. Mencari rata-rata jumlah hujan maksimal Sub DAS Sumber Payung setiap

bulan selama 11 tahun.

4. Mencari rata-rata jumlah hari hujan Sub DAS Sumber Payung setiap bulan

selama 11 tahun.

5. Menghitung setiap komponen pada Rumus metode bols yaitu EI30 = 6,119 R1,21

x D-0,47 x M0,53

Page 3: Acara 1 Laporan Praktikum Metode Bols

6. Setelah komponen dari rumus tersebut diperoleh, maka kalikan setiap

komponen tersebut sesuai rumus EI30

F. Hasil Praktikum

Hasil praktikum ini terlampir

G. Pembahasan

JANUARI

FEBRUARI

MARETAPRIL

MEIJU

NIJU

LI

AGUSTUS

SEPTEMBER

OKTOBER

NOVEMBER

DESEMBER0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

Grafik Erosivitas

Dapat dilihat dari grafik Erosivitas diatas. Potensi erosi terbesar terjadi

pada bulan desember, januari, dan maret. Dalam bulan yang masuk pada

musim penghujan tersebut, intensitas interkasi antara permukaan tanah dan air

hujan cukup tinggi. Sehingga pengelupasan permukaan tanah yag mengawali

erosi banyak terjadi pada bulan tersebut. Hal tersebut terjadi pada tanah yang

tidak mempunyai tutupan vegetasi dan memiliki kemiringan 3-20%. Selain itu

tekstur dan struktur dari permukaan tanah itu memengaruhi cepat tidaknya

suatu erosi. Permukaan tanah yang memiliki tekstur pasir dan liat akan lebih

cepat tererosi. Dari data tersebut dapat diinterpretasi pola hujan yang terjadi di

wilayah tersebut. Secara umum musim hujan pada daerah tersebut sama

dengan musim hujan indonesia.

Erosivitas tertinggi terjadi pada bulan januari yang memiliki nilai

erosivitas 13939,46 MJ.cm/ha.jam/th. Selai itu januari mempunyai curah hujan,

Page 4: Acara 1 Laporan Praktikum Metode Bols

hari hujan dan jumlah hujan maksimal tertinggi. Pada bulan ini rawan terjadi

banjir bandang dan tanah longsor. Selain itu, resiko banjir di daerah hulu lebih

tinggi karena pada saat hujan turun, maka mengerosi permukaan tanah, ketika

air hujan menjadi run off, aliran ini membawa material hasil erosi. Pada saat

aliran ini memasuki sungai dan sampai pada hulu sungai yang kecepatan aliran

airnya berkurang, maka material ini akan mengendap, sehingga

mendangkalkan dasar sungai dan mengakibatkan banjir.

Nilai erosivitas terkecil terjadi pada bulan agustus yang hanya mempunyai

nilai erosivitas 10,37 MJ.cm/ha.jam/th. Pada bulan ini interkasi air hujan dan

permukaan tanah terjadi sangat kecil. Bahkan bisa dinyatan air yang jatuh ke

permukaan tanah akan terserap karena pada bulan tersebut sedang musim

kemarau sehingga tidak terjadi aktivitas pengikisan permukaan tanah.

Grafik pada bulan januari-februari-maret-april terlihat sedikit janggal.

Ketika januari grafik mencapai titik tertinggi, pada bulan februari grafik turun

tetapi pada maret grafik kembali naik. Perubahan grafik ini terjadi cukup

signfikan. Sedangkan pada bulan april terjadi penurunan kembali. Hal ini dapat

disebabkan awan CB yang sampai pada lokasi merupakan awan CB yang

terbentuk pada laut disekitar Pulau Madura.

Selain itu potensi longsor terjadi pada bulan oktober, november dan april.

Ketika bulan oktober dan november, air hujan mendarat di tanah yang kering

hal ini menyebabkan gaya tarik molekul partikel tanah menjadi kecil sehingga

menyebabkan longsor. Sedangakan pada bulan april, tanah dalam keadaan

jenuh air karena berada di ujung musim penghujan, kondisi tersebut

memungkinkan terjadinya longsor. Air hujan yang jatuh ke tanah, selajutnya

diserap sebagian oleh tanah, karena tanah telah jenuh, maka tidak semua

terserap yang menjadikan sisa air hujan ini run off . jenuhnya tanah dan adanya

run off di permukaan menjadi pemicu terjadinya tanah longsor.

H. Kesimpulan

Dalam prediksi erosi dengan metode USLE, hal pertama yang

diperhitungkan adalah faktor erosivitas hujan (EI30). Erosivitas hujan

menyumbang faktor awal untuk terjadinya erosi. Ketika erosivitas hujan tinggi,

Page 5: Acara 1 Laporan Praktikum Metode Bols

maka kontak permukaan taah dan air hujan cukup intens, sehingga hal tersebut

yang memulai proses erosi. Selain hujan masih ada faktor lain yang

menyebabkan erosi terjadi seperti kemiringan lereng, keadaan litologi dan

tutupan vegetasi.

Dalam praktikum diatas, dapat disimpulkan nilai erosivitas terendah

terjadi pada bulan Agustus-September, dan tertinggi terjadi pada bulan

Desember Januari. Pada bulan januari yang memiliki nilai erosivitas tinggi,

memiliki resiko tingkat kebencanaan tinggi, pada bulan yang erosivitsnya

kecil, juga memiliki tingkat kebencanaan yaitu bencana kekeringan.

I. Daftar Pustaka

Tresnawati dian, 1991, Prediksi Erosi dengan Menggunakan Metode USLE

pada Beberapa Kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Online

(repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32752/A91dtr1.pdf

pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/

93cc279d8f060d1d620ec71989b0e264.pdf). Diakses pada tanggal 8

september 2013.

Tunas i gede, 2005, Prediksi Erosi DAS Bengkulu dengan Sistem Informasi

Geografi. Online

(

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/SMARTEK/article/download

/362/301). Diakses pada tanggal 10 september 2013.

Kusnaidi djunaedi, tanpa tahun, Pendugaan Erosi pada Lahan Sawah dan

lahan Kering pada Sub DAS Citarak dan DAS Kaligarang

http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/prosiding/mflp2001

/sutono.pdf. Diakses pada tanggal 10 september 2013.