ac nielsen
description
Transcript of ac nielsen
Nielsen adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang informasi global serta media dan berfokus pada suatu penelitian dan melakukan suatu risetdalam memberikan suatu informasi tentang pemasaran dan konsumen, televisi, serta melakukan riset terhadap media yang lainnya, seperti
riset terhadap bisnis publikasi, trade show dan riset terhadap dunia online.[1]. Perusahaan Nielsen pun sering kita jumpai dalam melakukan riset terhadap media, terlebih masyarakat Indonesia cenderung mengakses internet dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nielsen pun merupakan suatu perusahaan yang selalu dikaitkan dan bergerak dibidang Ilmu komunikasi, seperti dunia pemasaran dan periklanan, komunikasi media, jurnalistikhingga hubungan masyarakat (Public Relations). Nielsen pun memberikan suatu riset tentang gambaran konsistensi konsumen, sehingga produsendapat memahami psikologis, sosiologis dan selera konsumen. Seiring berkembangnya Nielsen, Nielsen pun terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Nielsen Consumer Research (NCR), Nielsen Media Research(NMR)dan Nielsen Retail Measurement Service (NRMS).
Nielsen adalah perusahaan yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1923. Perusahaan Nielsen didirikan oleh Arthur C. Nielsen, yang merupakan salah satu pencetus industri riset yang bergerak dibidang pemasaran modern. Ketika pertama kali mendirikan perusahan Nielsen ini, Arthur C. Nielsen membuat suatu inovasi dalam melakukan penelitian terhadap dunia pemasaran. Dan selama menjalankan tugasnya, Nielsen pun dinilai mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan dinilai mampu menguntungkan bagi produsen dalam memahami selera konsumenberdasarkan riset yang dilakukan. Hal ini disebabkan Tn. Nielsen menciptakan teknik pengukuran ritel unik yang memberikan klien informasi yang obyektif pertama terpercaya tentang kinerja kompetitif dan dampak dari program pemasaran dan penjualan mereka pada pendapatan dan keuntungan . Seiring berjalannya waktu, Nielsen pun berkembang menjadi perusahaan yang besar dan mendapatkan banyak klien. Hal ini membuat Tn. Nielsen untuk membuat kantor cabang lintas negara. Akhirnya, pada tahun 1939 Nielsen membuat kantor Internasionalnya di Negara Inggris. Pengembangan cabang yang dilakukan Nielsen pun berbuah manis. Pasca Perang Dunia II, perusahaan Nielsen pun beroperasi dikawasan Eropa Barat, Australia, dan Jepang. Nielsen pun menjelma menjadi perusahaan Internasional yang memiliki klien lintas negara yang cukup banyak. Nielson pun membentuk Nielson Media Research yang bertujuan melakukan kajian dan riset terhadap media. Perkembangan Nielsen tak berhenti sampai disini. Di tahun 1990 Nielson masuk di kawasan Afrika. Dan pada tahun 1994, Nielsen mengembangkan perusahaannya di Asia Pasifik dan timur tengah. Pada tahun 2001, Nielson masuk kedalam VNU, yakni suatu badan pemimpin dunia dalam melakukan peninjauan lapangan tentang pemasaran dan periklanan, media bisnis dan media informasi yang merupakan dunia dari Ilmu Komunikasi. Pada tahun 2003 VNU menambah struktur organisasinya menjadi VNU informasi Pemasaran yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan klien dan memperlancar pemasaran yang dilakukan oleh klien itu sendiri. Di tahun 2005, VNU menambah bisnisnya ke bidang informasi kesehatan dan dunia farmasidengan nama IMS Health yang bertujuan memberikan beberapa riset terkini dunia kesehatan dan memberikan informasi seputar kesehatan. Di tahun 2006, VNU diakuisisi oleh enam perusahaan swasta. Dan pada akhirnya pada tahun 2007, VNU berubah nama menjadi The Nielsen Company. Nama tersebut diambil dari nama pendiri Nielsen itu sendiri. dan Nielsen pun berkembang hingga masuk ke Indonesia. Nielsen Audience Measurement Indonesia telah menyediakan informasi dan pelayanan untuk TV/Koran/Majalah/Radio ke para pemilik media dan industri periklanan sejak 1976 dan pelayanan TAM
( Technology acceptance model ) sejak tahun 1991.[2]
1. Nielsen Consumer Research (NCR)
Bagian yang memiliki fungsi melakukan riset terhadap konsumen, dengan tujuan mengetahui konsistensi
dan pola pikir masyarakat dalam memandang suatu hal. Seorang produsen pasti
menginginkan masyarakat menggunakan produknya. Disamping itu produsen pun harus mengetahui
selera konsumen, sehingga produknya pun laku di pasaran. Nielsen Consumer research pun juga
memberikan suatu inovasi dalam hal pemasaran dan periklanan. Dalam
dunia perdagangan, pemasaran merupakan suatu hal penting bagi produsen. Fakta membuktikan
banyak konsumenyang berminat membeli suatu barang karena teknik pemasaran dan iklan berkesan
dibenak masyarakat. Nielsen pun mencoba memberi suatu kajian dalam hal bagaimana kita melakukan
teknik pemasaran yang berkesan dan tepat sasaran.
[sunting]2. Nielsen Media Research (NMR)
Nielsen media Research merupakan bagian dari Nielsen yang melakukan kajian dan riset
terhadap media. Dalam industri media diperlukan pula suatu riset tentang penilaian terhadap
suatu mediaoleh masyarakat luas. Kita sering menemukan suatu ketidakpuasan masyarakat terhadap
media. Hal ini membuat Nielsen membuat riset terhadap media, sehingga media pun dapat mengikuti
selera masyarakat.Nielson pun juga melakukan riset terhadap dampak sosial yang disebabkan oleh
pengaruh media.lembaga survei dunia Nielsen ini pun pernah mengatakan peran televisi sebagai
"pengasuh elektronik" itu telah tergantikan oleh komputer tablet[3]
[sunting]3. Nielsen Retail Measurement Services (NRMS)
Merupakan bagian dari Nielsen yang melakukan pelayanan terhadap ukuran riset yang dikeluarkan.
Dalam hal ini Nielsen memberikan suatu masukan berupa inovasi terhadap klien. Klien bekerja dengan
layanan kami untuk: 1. Mengukur kinerja pasar mereka 2. Menganalisis dinamika pasar 3. Mendiagnosis
dan memecahkan masalah pemasaran dan penjualan, dan 4. Mengidentifikasi dan menangkap peluang
pertumbuhan
Nielsen pasar banyak produk informasi, bersama dengan layanan dan alat-alat yang membantu klien
menggunakan informasi dengan benar untuk mengatasi masalah-masalah bisnis yang spesifik.
[sunting]Pengukuran ritel
Layanan Pengukuran Ritel dalam Nielson (RMS) menyediakan pengamatan terus menerus dari suatu
penjualan produk kepada konsumen atau masyarakat. Informasi RMS ini tersedia di lebih dari 80 negara.
Sangatlah berguna dalam mengamati pasar dunia.
[sunting]Konsumen panel
dalam hal ini, Nielson memberikan suatu gambaran tentang perilaku konsumen dan
selera konsumen secara berkala, sehingga klien tahu apa yang dibutuhkan masyarakat luas.
[sunting]Ruang
Niesen bekerja dengan pengecer dan produsen di seluruh dunia untuk memberikan dorongan untuk
berbisnis, mudah menerapkan solusi untuk menumbuhkan kembali investasi mereka yang terukur dalam
mengelola berbagai kegiatan ekonomi seperti yang terdapat pada toko dan di pasar. Nielsen membantu
klien dengan membuat keputusan kunci dalam isu-isu seperti pertumbuhanekonomi dan
persaingan pasar global
[sunting]Penelitian konsumen
layanan riset konsumen yang dilakukan Nielson membantu klien memperoleh langkah-
langkah kualitatif dan kuantitatif dari sikap konsumen dan perilaku pembelian, kepuasan pelanggan,
kesadaran merek dan ekuitas, efektivitas periklanan dan masalah pemasaran lainnya.Nielsen pun seing
melakukan riset tersebut. sepertiHasil pengukuran penjualan retail dan perilaku pembelian rumah tangga
the Nielsen Company Indonesia menunjukkan bahwa peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) per
kapita ke angka US$3.015 pada 2010 telah berdampak nyata terhadap peningkatan belanja konsumen.[4]
[sunting]Pengecer
Dimana klien berhak meminta suatu pelayanan yang sifatnya eceran terhadap Nielsen
[sunting]Pemodelan
Nielson membantu menangani masalah internal klien dalam melakukan pemasaran, dari harga barang
hingga modal yang harus dikeluarkan,sehingga para klien kami dapat menganalisa dan memahami peta
persaingan pemasaran publik. selain itu Nielson seperti melakukan suatu simulasi atau model untuk
menggambarkan sesuatu.contohnya, Nielson pernah melakukan suatu penelitian berupa simulasi atau
prediksi selama bulan puasa dan lebaran masyarakat cenderung menghabiskan waktunya dengan
belanja di pasar modern seperti supermarket, hypermarket dan minimarket.[5]
[sunting]Pendukung keputusan
Nielsen memfasilitasi klien dengan beraneka macam software dan metode pemublikasian yang dirancang
untuk menempatkan informasi yang sesuai dengan keadaan dan mencoba membuat keputusan ketika
klien membutuhkannya. Nielson menggunakan suatu teknologi yang canggih dalam analisa dan
data manajemen sistem untuk produsen untuk membuat suatu laporan yang akurat dalam hal memberi
informasi yang dapat menjadi rujukan dalam membuat keputusan.
[sunting]Layanan global
nielson memberikan suatu pelayanan antar negara dan terdapat dibeberapa titik penjuru dunia, hal ini
disebabkan adanya globalisasi yang menumbuhkan hasrat kerja sama antar perusahaan. Terlebih di
era globalisasi ini masyarakat dunia cenderung memiliki hasrat bekerja sama tanpa ada batas
teritorial.Kepercayaan konsumen telah mendorong reli pasar dunia, mengangkat keuntungan
perusahaan, menggulingkan rezim politik, bank yang ditutup dan protes berbahan bakar.
Sekarang, Konsumen dunia membentuk kembali ekonomi global, memindahkan pusat
gravitasi konsumen lebih ke timur ke arah selatan menuju Asia dan Amerika Latin.[6].
Ibaratnya sebuah hakim , rating adalah kata penentu kemenangan ataukekalahan dalam dunia pertelevisian di Indonesia. Hidup atau matinyasebuah program televisi sangat tergantung oleh angka rating yang bagus.Kalau sebuah program televisi mendapat rating yang tinggi, maka dapatdiasumsikan akan ada banyak pendapatan dari iklan yang akan masuk ketelevisi tersebut. Namun sebaliknya bila rating sebuah program turun,televisi tersebut kehilangan pemasukan iklan.
Dengan demikian rating adalah TUHAN bagi para pekerja televisi. Mereka rela berjumpalitan kerja siang malam demi memperoleh angka rating tersebut. Di Indonesia ,SATU- SATUNYA jasa penyedia rating adalah AC nielsen, perusahaan dari Amerika ini praktis menjadi tumpuan utama atau MONOPOLI bagi semua stasiun televisi , biro iklan
dan semua produsen pemasang iklan.
Selama 14 tahun terakhir ini AC Nielsen juga selalu berhasil menampiksemua tudingan yang mempertanyakan keabsahan penelitiannya, maupunvaliditas data responden yang telah ditebarnya. Namun sebenarnya jaminan mutu internasional itu hanyalah lip servis semata. Kenyataannya sungguh jauh dari tampilan make up luarnya.
Yang pertama AC Nielsen Indonesia tidak memiliki tenaga handalprofesional yang direkrut dari luar negeri demi menjaga kerahasiaansistem mereka, seperti yang selalu diklaimnya. AC Nielsen Indonesia yang sekarang banyak ditangani oleh para pekerja Indonesia , yang sebagian besar dari mereka adalah fresh graduated ( sebagian besar adalah lulusan statistik dan matematika ). Sehingga kerahasiaan sistem mereka sebenarnya tidak benar- benar seperti benda suci yang selalu mereka jaga kerahasiaannya. Mereka banyak merekrut tenaga dari dalam negeri dengan anggapan bahwa tenaga dari Indonesia adalah jauh lebih murah dibanding mempekerjakan tenaga dari negara mereka yang sudah berpengalaman. Bahkan Hampir setengah dari tenaga lapangan AC Nielsen adalah para mahasiswa yang belum lulus dengan hitungan tenaga magang. Sehingga dengan tujuan efisiensi pada sumber daya manusia , mereka dapat lebih banyak mendapat keuntungan.
Yang Kedua dengan banyak merekrut tenaga kerja baru lulus kuliah danmahasiswa magang, AC Nielsen banyak memberikan toleransi kesalahan data. Terutama data- data yang ada di lapangan. Sering sekali saya alami penyimpangan data terjadi hanya karena keteledoran SDM semata- mata.
Yang Ketiga Untuk pemilihan demografis responden rating televisicenderung dilakukan dengan asal – asalan. Dan tidak diusahakanpemerataan pada sebaran datanya Misalnya , untuk mengetahui berapakecendrungan pemirsa untuk tayangan televisi A, mesti diambil jumlahresponden yang seimbang misalnya untuk kelas ekonomi atas 33,3%, kelas ekonomi menengah 33,3 %, untuk kelas ekonomi bawah 33,3%, sehingga total 100%. Sehingga angka rating yg didapat adalah lebih obyektif. Namun pada prakteknya , AC Nielsen Indonesia banyak mengambil data responden sebagian besar dari kelas ekonomi rendah. Profil mereka sebagian besar adalah : ekonomi kelas rendah, berpendidikan rendah, tidak mempunyai pekerjaan, bekerja sebagai pembantu rumah tangga, pedagang kaki lima, karyawan toko, buruh pabrik, dan lain- lain. Hal ini menjelaskan mengapa sebagian besar tayangan televisi nasional yang memiliki rating tinggi justru yang memiliki cita rasa rendah dan apresiasi seni yang rendah. Seperti musik dangdut, tayangan gosip artis, tayangan mistik, film- filmhantu, dan sinetron – sinetron picisan.
Tayangan –tayangan televisi yang justru bersifat mendidik dan mencerdaskan akan selalu mendapat nilai rating yang rendah dari ACNielsen. Kebijakan ini diambil AC Nielsen karena ia tidak mau membayar uang imbalan untuk respondennya. Sehingga responden yang diambil adalah kebanyakan dari kaum ekonomi bawah agar bisa dibayar murah.
Yang Keempat Untuk pemilihan responden secara geografis juga dilakukan dengan tidak merata. Sebaran data yang diambilnya tidak pernah dilakukan dengan distribusi yang sama rata secara nasional, melainkan sekitar lebih dari 60% datanya hanya terkumpul dari Jakarta saja.
Yang Kelima sebagai imbalan ( honor ), responden rating hanya mendapat souvernir senilai Rp 30,000 s/d Rp 50,000,- saja per bulannya. Sehingga responden cenderung ogah- ogahan untuk menjaga integritasnya.
Yang Keenam Idealnya sebuah keluarga atau sebuah rumah yang menjadiresponden televisi menjadi reponden selama 6 bulan saja atau maksimalselama 1 tahun. Setelah itu AC Nielsen harus mencari responden baru.Secara statistik hal itu perlu dilakukan demi menjaga obyektifitas data. Agar secara psikologis , mood responden tidak mempengaruhi dataselanjutnya. Namun pada kenyataannya, seorang responden kebanyakan bisa menjadi responden selama 7 TAHUN LEBIH. Untuk hal ini adalah murni dikarenakan kemalasan dari manajemen AC Nielsen untuk melakukanpemeriksaan ke lapangan.
Yang Ketujuh para responden rating AC Nielsen sama sekali tidakmempunyai integritas. Dengan demikian , beberapa oknum televisi beserta oknum AC Nielsen dapat memberikan "pesanan" kepada ratusanresponden sekaligus agar "memanteng " program televisi tertentu,agar hitungan rating program tersebut menjadi tinggi. Biasanya jumlahyang diajak adalah sekitar 100 s/d 700 orang dari total 3,500 responden. dengan 700 orang berarti program tersebut diharapkan sudah memegang rating 1/5 dari total rating. Biasanya tiap satu kali"memanteng" ( demikian sebutannya ) tiap responden meminta bayaran Rp 100,000,-. Sehingga dengan 700 orang x Rp 100,000,-, oknumpihak televisi tersebut hanya mengeluarkan uang Rp 70,000,000 saja per satu kali "manteng". Dengan begitu angka rating dapat dimanipulasi dengan mengeluarkan biaya yang relatif murah sebenarnyabagi para stasiun televisi.
PENUTUP
Demikianlah sebersit informasi dari saya sekitar rating. Karena memang sebagai karyawan yang sudah bekerja 6 tahun disana ( AC Nielsen ) , sudah banyak orang yang bertanya- tanya pada saya mengenai bagaimana cara rating itu bekerja, atau adakah penyimpangan didalamnya ? Dan juga karena termotivasi melihat begitu banyaknya para pekerja televisi yang sangat gigih dalam pekerjaan mereka, yang padahal selama ini para pekerja televisi tersebut tidak mengejar apapun melainkan hanya RATING PALSU !!!
Saya menjadi tidak tega melihat jahatnya skandal dan penipuan yangdilakukan orang- orang didalam AC Nielsen. Secara organisasi itu sendiri sebenarnya ia cukup baik sebagai barometer dunia pertelevisian kita agar semakin maju dan menghasilkan tayangan- tayangan yang berkualitas. Bagi ANDA yang sudah menerima pesan ini, tolonglah disebarkan terutama apabila anda mempunya teman, saudara, keluarga ataupun rekan kerja yang bekerja di televisi, biro iklan, dan media lainnya agar mereka tahu kebenaran dari apa yang mereka usahakan selama ini !!!