Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

105
Seminar Nasional X 2014 Teknik Sipil Its Surabaya Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia 1 ANALISA PEMILIHAN BENTUK BOX CULVERT DAN ABILITY TO PAY CALON PENGGUNA JARINGAN UTILITAS TERPADU DI KOTA SURABAYA Tri Joko Wahyu Adi 1 , I Putu Artama Wiguna 2 dan Anita Intan Nura Diana 3 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 3 Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, email: [email protected] ABSTRAK Seiring bertambahnya kebutuhan kota Surabaya terhadap pemasangan jaringan utilitas seperti pipa PDAM dan gas, kabel listrik maupun kabel data (Fiber Optic) pemerintah kota menetapkan kebijakan lokal untuk menempatkan jaringan utilitas di dalam box culvert. Adanya kebijakan ini memang dapat menyelesaikan sebagian masalah, namun juga menimbulkan masalah baru, seperti terhambatnya fungsi utama box culvert sebagai saluran drainase. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembangunan tempat jaringan utilitas yang dapat mengintegrasikan beberapa elemen utilitas dalam satu ruang kontrol secara bersamaan. Bagi pihak pemerintah, fasilitas ini dapat menjadi sumber pendapatan. Sedangkan untuk para pengguna ( user), fasilitas ini akan memberikan banyak kemudahan dalam proses operasional dan maintanance. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menganalisa pemilihan alternatif desain box culvert sebagai tempat jaringan utilitas terpadu, serta 2) menganalisa ability to pay calon pengguna tempat jaringan utilitas. Ada 3 tipe desain box culvert yang diusulkan. Untuk pemilihan desain box culvert digunakan metode Multi Critera Decision Making (MCDM) yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP). Sedangkan untuk mengetahui ability to pay calon pengguna, metode yang digunakan adalah penyebaran kuisioner. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive sampling, dengan responden penelitian adalah para pakar, akademisi, dan praktisi utilitas, baik dari pemkot Surabaya maupun calon pengguna. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk kondisi jalan, baik yang tersedia ruang kosong maupun yang tidak tersedia, alternatif 1 merupakan desain box culvert yang terbaik dengan nilai prioritas secara berurutan adalah 0,487 dan 0,429. Untuk jalan kondisi baru, alternatif 3 merupakan desain box culvert yang terbaik dengan nilai prioritas 0,352. Total Jumlah Ability To Pay dari calon pengguna diketahui sebesar Rp 5.194.196,00/meter/tahun. Kata Kunci : Box Culvert, Ability To Pay, AHP

description

Kumpulan Abstrak Seminar Nasional Teknik Sipil ke 10 yang diadakan oleh Jurusan Teknik Sipil, FTSP - ITS. Tahun 2014 bertempat di Jurusan Teknik Sipil ITS. Abstrak ini berisi 105 halaman yang memuat abstrak seluruh peserta seminar nasional.

Transcript of Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Page 1: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

1

ANALISA PEMILIHAN BENTUK BOX CULVERT DAN

ABILITY TO PAY CALON PENGGUNA JARINGAN

UTILITAS TERPADU DI KOTA SURABAYA

Tri Joko Wahyu Adi1, I Putu Artama Wiguna

2 dan Anita Intan Nura Diana

3

1

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 2

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 3

Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

email: [email protected]

ABSTRAK

Seiring bertambahnya kebutuhan kota Surabaya terhadap pemasangan jaringan utilitas – seperti pipa PDAM dan

gas, kabel listrik maupun kabel data (Fiber Optic) – pemerintah kota menetapkan kebijakan lokal untuk

menempatkan jaringan utilitas di dalam box culvert. Adanya kebijakan ini memang dapat menyelesaikan

sebagian masalah, namun juga menimbulkan masalah baru, seperti terhambatnya fungsi utama box culvert

sebagai saluran drainase. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembangunan tempat jaringan utilitas yang dapat

mengintegrasikan beberapa elemen utilitas dalam satu ruang kontrol secara bersamaan. Bagi pihak pemerintah,

fasilitas ini dapat menjadi sumber pendapatan. Sedangkan untuk para pengguna (user), fasilitas ini akan

memberikan banyak kemudahan dalam proses operasional dan maintanance.

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menganalisa pemilihan alternatif desain box culvert sebagai tempat jaringan

utilitas terpadu, serta 2) menganalisa ability to pay calon pengguna tempat jaringan utilitas. Ada 3 tipe desain

box culvert yang diusulkan. Untuk pemilihan desain box culvert digunakan metode Multi Critera Decision

Making (MCDM) yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP). Sedangkan untuk mengetahui ability to pay calon

pengguna, metode yang digunakan adalah penyebaran kuisioner. Teknik sampling yang digunakan adalah

Purposive sampling, dengan responden penelitian adalah para pakar, akademisi, dan praktisi utilitas, baik dari

pemkot Surabaya maupun calon pengguna.

Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk kondisi jalan, baik yang tersedia ruang kosong maupun yang tidak

tersedia, alternatif 1 merupakan desain box culvert yang terbaik dengan nilai prioritas secara berurutan adalah

0,487 dan 0,429. Untuk jalan kondisi baru, alternatif 3 merupakan desain box culvert yang terbaik dengan nilai

prioritas 0,352. Total Jumlah Ability To Pay dari calon pengguna diketahui sebesar Rp

5.194.196,00/meter/tahun.

Kata Kunci : Box Culvert, Ability To Pay, AHP

Page 2: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

2

QUALITY CONTROL PADA PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN PROYEK PERUMAHAN

Anton Soekiman1 dan Winner Yousman

2

1Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil,Universitas Katolik Parahyangan, Email: [email protected]

2Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan,

ABSTRAK Mutu sebagai faktor penting yang menjadi salah satu ukuran kepuasan pengguna jasa konstruksi merupakan

suatu hal yang harus disikapi dengan sikap proaktif, karena dengan sikap proaktif terhadap pencapaian mutu

itulah kepuasan dan loyalitas pengguna jasa dicapai dan dipertahankan.

Pembangunan kawasan perumahan sebagai kawasan tempat tinggal tidak luput dari Quality Control pada tahap

konstruksinya, dengan kondisi dibangun pararel menggunakan lebih dari satu penyedia jasa, dibutuhkan suatu

pelaksanaan Quality Control yang baik demi tercapainya hasil yang sesuai dengan yang telah direncanakan.

Dalam hal ini penyedia jasa melakukan pekerjaan yang relatif sama dalam jumlah yang banyak, karena itu

penelitian ini difokuskan pada bagaimana proses Quality Control dilaksanakan terhadap penyedia jasa yang

memiliki kemampuan berbeda dengan pekerjaan yang relatif serupa dalam jumlah yang banyak.

Studi kasus dilakukan pada pembangunan proyek perumahan Kota Baru Parahyangan yang menjadi salah satu

contoh proyek perumahan yang memiliki manajemen kualitas yang baik di kota Bandung. Proyek ini

membangun rumah dalam jumlah yang sangat banyak sesuai area lokasi yang dikembangkannya. Dalam

penelitian ini digunakan data pembangunan 35 rumah dengan berbagai tipe untuk melihat bagaimana Quality

Control dilakukan oleh pihak developer selaku pengguna jasa dan para kontraktor selaku penyedia jasa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kunci dari pelaksanaan Quality Control yang baik harus dilakukan sejak

awal hingga akhir pekerjaan secara terus–menerus (continue) dengan didukung pengalaman yang memadai.

Langkah tersebut akan menyediakan data yang diperlukan untuk langkah preventif dan proaktif pencapaian

kualitas hasil akhir. Selain itu juga diperlukan koordinasi dan kerjasama antara pengguna jasa dan penyedia jasa

sehingga kualitas yang diharapkan dapat tercapai. Dalam hal ini, Quality Control harus lebih banyak

dilaksanakan oleh penyedia jasa, sedangkan pengguna jasa memberi support atas perhatian kontraktor terhadap

mutu pekerjaan. Informasi ini diharapkan akan bermanfaat bagi pelaku jasa konstruksi dalam rangka menjaga

kinerja dan membangun loyalitas profesi jasa konstruksi.

Kata kunci: pelaksanaan proyek, perumahan, Quality Control, preventif dan proaktif

Page 3: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

3

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA STRUKTUR ATAP

MENGGUNAKAN KAYU KEMPAS DAN BAJA RINGAN

Anton Soekiman1 dan Airin Milasari

2

1Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil,Universitas Katolik Parahyangan, Email: [email protected]

2Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan,

ABSTRAK Konstruksi atap merupakan konstruksi penutup bagian atas sebuah bangunan yang memiliki berbagai macam

pilihan tipe dan bentuk rangka atap. Selain menggunakan material kayu konvensional, kini telah bermunculan

material baru yang digunakan sebagai alternatif untuk konstruksi rangka atap. Alternatif material tersebut

diantaranya adalah penggunaan material kayu kempas dan baja ringan.

Penelitian ini mengkaji perbandingan dari penggunaan material kayu kempas dan material baja ringan dilihat

dari segi biaya, berupa besarnya selisih harga pemakaian kayu kempas serta baja ringan sebagai material

struktur rangka atap. Perhitungan biaya dilakukan untuk fabrikasi rangka kuda-kuda dengan variasi bentang 7

meter, 8 meter, 9 meter, 10 meter, dan 11 meter, serta tiga variasi kemiringan atap yang berbeda yaitu 250, 30

0,

dan 350.

Dari simulasi biaya yang dilakukan pada berbagai bentang tersebut, biaya konstruksi rangka atap dengan bahan

baja ringan lebih mahal dibandingkan dengan bahan kayu kempas. Biaya konstruksi rangka atap cenderung

meningkat seiring dengan bertambah panjangnya bentang serta bertambahnya sudut kemiringan atap dan secara

umum kenaikan biaya konstruksi rangka atap dari tiap bentang hampir membentuk garis lurus. Namun

demikian, terdapat pengecualian yang menggambarkan kenaikan biaya yang semakin mengecil, yaitu: pada

kemiringan atap 250 untuk penggunaan material kayu kempas dan pada kemiringan atap 30

0 untuk penggunaan

material baja ringan.

Sementara itu, selisih biaya konstruksi rangka atap kedua bahan tersebut juga cenderung meningkat seiring

bertambahnya bentang dan sudut atap, selisih biaya terbesar terjadi pada bentang 8 meter dengan kemiringan

atap 300 yaitu 74,18%, sedangkan selisih terkecil yaitu sebesar 56,35% terjadi pada kemiringan atap 25

0 dengan

bentang 10 meter. Namun demikian walaupun bahan baja ringan lebih mahal harganya, tapi memiliki kelebihan,

yaitu: lebih tahan rayap dan jamur, lebih tahan api, dan memiliki waktu pemasangan yang lebih cepat.

Kata kunci: rangka atap, konstruksi kuda-kuda, kayu kempas, baja ringan

Page 4: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

4

PEMODELAN HUBUNGAN ANTARA FAKTOR

KETIDAKPASTIAN YANG MEMPENGARUHI KINERJA

BIAYA PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN BELIEF

NETWORK

Fahirah F1, Tri Joko Wahyu Adi

2 dan Nadjadji Anwar

2

1Mahasiswa S3, Manajemen Proyek Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, FTSP ITS, Kampus ITS Sukolilo,

Surabaya E-mail:[email protected] 2Dosen, Jurusan Teknik Sipil, FTSP ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya

ABSTRAK

Pengendalian biaya proyek selama pelaksanaan konstruksi perlu diperhitungkan faktor-faktor ketidakpastian

yang mempengaruhi kinerja biaya proyek. Apabila faktor-faktor tersebut tidak dapat dikendalikan selama masa

konstruksi maka akan mempengaruhi biaya total dan bisa meningkatkan pembengkakan (overrun) biaya proyek.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara faktor ketidakpastian yang mempengaruhi

kinerja biaya proyek konstruksi sehingga dapat memberikan peringatan dini terhadap pembengkakan biaya

proyek konstruksi.

Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, kuesioner, wawancara (interview) terhadap ahli konstruksi,

dan pengolahan data menggunakan Belief Network (BN). Validasi model dilakukan pada studi kasus proyek

konstruksi gedung X dan gedung Y di kota Surabaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang secara langsung mempengaruhi kinerja biaya proyek

konstruksi adalah faktor produktivitas tenaga kerja, produktivitas peralatan konstruksi, pekerjaan ulang-rework

dan ketepatan pengadaan material konstruksi. Validasi model membuktikan bahwa model BN yang diusulkan

dapat diterapkan untuk memprediksi dan menghitung probabilitas pembengkakan biaya proyek konstruksi

dengan akurasi yang baik.

Kata kunci: kinerja biaya, proyek konstruksi, probabilitas, Belief Network

.

Page 5: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

5

KEPUASAN WAKIL PEMILIK PROYEK TERHADAP

KUALITAS LAYANAN KONTRAKTOR

Herlita Prawenti1

dan Muhamad Abduh2

1Mahasiswa Pascasarjana, Program Studi Magister dan Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Lingkungan, ITB, [email protected] 2Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB, [email protected]

ABSTRAK Industri konstruksi berkontribusi terhadap perekonomian dan pembangunan nasional. Seiring dengan

peningkatan kebutuhaan dari pemilik proyek konstruksi dan percepatan pembangunan yang tengah

dilaksanakan, persaingan yang semakin ketat antara kontraktor menjadi fenomena yang nyata pada industri

konstruksi di Indonesia. Dengan demikian, kontraktor semakin ditantang untuk dapat bersaing dan

mempertahankan keberadaanya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh kontraktor adalah dengan

diferensiasi kualitas layanannya, karena memperbaiki kinerja pada aspek layanan relatif lebih mudah

dibandingkan dengan memperbaiki kualitas produk. Selain itu, karena kualitas layanan berhubungan dengan soft

factor, yang dianggap dianggap dapat memberikan hasil yang konsisten dan berkelanjutan untuk organisasi,

dibandingkan dengan hard factor. Faktor-faktor kualitas layanan yang digunakan dalam penelitian ini

dikembangkan secara komprehensif berdasarkan pada faktor-faktor kualitas layanan SERVQUAL, serta hasil

penelitian di Singapura, Srilangka, dan penelitian sebelumnya di Indonesia. Survey dilakukan untuk

mendapatkan masukan dan opini terkait dengan faktor-faktor kualitas layanan mana saja yang memberikan

kepuasan terhadap wakil pemilik, yang diasumsikan dapat mewakili tingkat kepuasan pemilik proyek. Faktor-

faktor kualitas layanan yang didapat dari survey dapat digunakan oleh kontraktor Indonesia dalam

mengembangkan strategi bersaing serta memberikan kepuasan kepada pemilik proyek konstruksi.

Kata kunci: kepuasan, kontraktor, kualitas layanan, wakil pemilik

Page 6: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

6

PENILAIAN KESIAPAN RANTAI PASOK BAJA RINGAN DI

INDONESIA

Azaria Andreas1, Muhamad Abduh

2

1

Mahasiswa Program Studi Magister dan Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut

Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10 Bandung

Email: [email protected] 2 Staf Pengajar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10 Bandung

Email: [email protected]

ABSTRAK Jumlah kerugian baik materi maupun korban jiwa yang diakibatkan oleh gempa bumi tidaklah sedikit. Kondisi

bangunan yang tidak didesain tahan gempa menjadi penyebab utama dari besarnya dampak yang ditimbulkan

oleh gempa bumi. Sejumlah upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk meminimalisir dampak yang

ditimbulkan oleh gempa bumi. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengganti material komponen struktur

bangunan. Penggunaan baja ringan sebagai material pengganti kayu untuk komponen rangka atap bangunan

terus meningkat dari tahun ke tahun. Baja ringan memiliki sejumlah kelebihan ketimbang kayu, dan cocok

digunakan sebagai material yang tahan gempa. Namun yang terjadi saat ini adalah produk baja ringan yang

digunakan konsumen banyak yang tidak sesuai standar baik dari segi kualitas, maupun dimensinya. Lebih lanjut

banyak kasus produk baja ringan yang sudah terpasang pada rangka atap roboh. Salah satu penyebab dari hal

tersebut adalah kurangnya kontrol oleh pemerintah, dalam hal ini dari pihak Kementrian Perindustrian, dan

Kementrian Pekerjaan Umum terkait standar dan kebijakan penggunaan produk baja ringan. Penelitian ini

mencoba menganalisa permasalahan dalam jaringan distribusi baja ringan dan melihat kesiapan para pihak yang

terlibat dengan menggunakan konsep rantai pasok. Konsep rantai pasok dalam industri konstruksi dapat

digunakan sebagai pendekatan dalam menganalisa jaringan distribusi produk baja ringan mulai dari pengolahan

bahan mentah, hingga menjamin value yang diterima konsumen tidak berkurang selama pendistribusian.

Parameter yang diidentifikasi antara lain, structure channel, serta isu-isu penting di sepanjang jaringan distribusi

baja ringan. Metode penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif, responden dipilih

menggunakan teknik non probability sampling, pengumpulan data menggunakan menggunakan teknik

wawancara semi terstruktur, dan analisa data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Survei telah dilakukan

terhadap 17 entitas yang terletak di 5 kota. Hasil survei menunjukkan, terdapat 5 buah entitas pihak (produsen,

fabrikator, distributor, aplikator, dan kontraktor) dalam jaringan distribusi baja ringan. Hasil analisa

menunjukkan pihak dengan tingkat kesiapan paling tinggi adalah produsen, dan pihak yang memiliki tingkat

kesiapan paling rendah adalah aplikator.

Kata kunci: rantai pasok, baja ringan, industri baja, material konstruksi, gempa

Page 7: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

7

PENGARUH PERILAKU TENAGA KERJA DAN

LINGKUNGAN KERJA YANG DIMODERASI FAKTOR

PENGALAMAN KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN

TERHADAP KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI

SURABAYA

Iqbal Al Faris1, Feri Harianto2

1Alumni Jurusan Teknik Sipil, ITAS , email: [email protected]

2Dosen Jurusan Teknik Sipil, ITATS, email: [email protected]

ABSTRAK Di proyek konstruksi setiap kegiatannya mempunyai tingkat risiko kecelakaan kerja. Perilaku tenaga kerja,

lingkungan kerja, usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja mempunyai potensi mempengaruhi

kecelakaan kerja. Metode penelitian ini adalah metode survei, analisis yang digunakan adalah analisis regresi

berganda dengan variabel moderator dengan metode interaksi atau Moderated Regression Analysis (MRA).

Responden yang dijadikan pengukuran adalah para tukang, kuli, dan mandor. Penyebaran kuisioner di 3 lokasi

proyek. Proyek tersebut antara lain Proyek Renovasi Asrama Mahasiswa Blog G-H Kampus ITS Sukolilo,

Proyek Pembangunan Perumahan Ramadha Kebraon, dan Proyek Pembangunan Rumah Tinggal 2 Lantai

Dukuh Kupang Indah. Berdasarkan hasil analisis perilaku tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap

kecelakaan kerja (R = 0,519). Sedangkan lingkungan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kecelakaan kerja (R = 0,003), dan pada tingkat pendidikan mempengaruhi secara signifikan terhadap kecelakaan

kerja, dimana sebelum dimoderasi R = 0,616 dan setelah dimoderasi R = 0,642. Selain itu pengalaman kerja

mempengaruhi secara signifikan terhadap kecelakaan kerja, dimana sebelum dimoderasi R = 0,6 dan setelah

dimoderasi R = 0,586. Dan variabel usia berfungsi sebagai variabel bebas dan tidak berfungsi sebagai variabel

moderator.

Kata kunci: Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan, Kecelakaan Kerja, Perilaku Tenaga Kerja, Lingkungan

Kerja.

Page 8: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

8

MODEL MANAJEMEN RISIKO PENGEMBANGAN

PROPERTI PADA KAWASAN PARIWISATA

I Wayan Muka1, M. Agung Wibowo

2

1Mahasiswa Program S3 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

Email: [email protected]

2 Dosen Program S3 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRAK Pengembangan properti merupakan salah satu bisnis yang paling dinamis dan berisiko. Industri properti

memiliki reputasi buruk dalam mengelola risiko. Usaha di bidang properti, seperti halnya dengan usaha di

semua bidang ekonomi lainnya, perlu mengelola setiap risiko yang dihadapinya agar hubungan yang seimbang

antara rentabiltas (rate of return) dan likuiditas usahanya tidak terganggu oleh peristiwa-peristiwa, baik

ekonomi maupun non ekonomi. Pengetahuan manajemen risiko pengembangan properti di Indonesia, dilihat

dari referensi yang tersedia baru terbatas pada teori pengelolaan secara umum baik untuk industri maupun

proyek. Penelitian ini merupakan penyederhanaan model 12 (dua belas) tahap pengembangan industri properti

menurut pendapat Wurtzebach dan Miles (1995) menjadi 5 (lima) tahap yaitu; tahap inisiasi (initiation), tahap

studi kelayakan (feasibility study), tahap komitmen (commitment), tahap konstruksi (construction), dan tahap

operasi (operation) dengan memasukkan proses manajemen risiko pada masing-masing tahap.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model manajemen risiko pengembangan

properti pada kawasan pariwisata. Untuk mencapai tujuan utama dari penelitian ini ditetapkan tujuan sekunder

sebagai berikut: (i) mengeksplorasi teori dan model manajemen risiko yang relevan dengan pengembangan

properti; (ii) mengidentifikasi tingkat potensi risiko (hazard), tingkat kerentanan (vulnerability), kapasitas

(capacity), (iii) menganalisis faktor risiko berdasarkan tingkat potensi risiko (hazard), kerentanan

(vulnaribility), kapasitas (capacity), (iv) merekomendasikan model manajemen risiko pengembangan properti.

Penelitian ini didesain dalam 6 (enam) tahapan yang terdisi dari; (i) tahap identifikasi masalah, (ii) tahap

pengembangan ruang lingkup, (iii) tahap pengumpulan data, (iv) tahap pengolahan data, (v) tahap

pengembangan model. Secara konseptual, metodelogi yang diusulkan dalam penelitian ini merujuk pada

langkah-langkah kunci manajemen risiko yang meliputi identifikasi, analisis risiko kualitatif/kuantitatif, respon

risiko dan mitigasi risiko. Studi ini menjustifikasi bahwa berdasarkan studi literatur perlu dikembangkan model

manajemen risiko khusus untuk pengembangan properti yang lebih sistematis, dan mudah diterapkan.

Kata Kunci: Model, Manajemen Risiko, Pengembangan Properti

Page 9: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

9

KAJIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PROYEK

KONSTRUKSI DENGAN EARNED VALUE (STUDI KASUS

PROYEK X, Y, Z)

Ari Kusuma

Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI_Paulus) Makassar, Kampus

Daya Jl. Perintis Kemerdekaan,Daya, Makassar, Telp 0411-588091, email : [email protected]

ABSTRAK Pada umumnya proyek konstruksi mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan tertentu, kapan

pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai, kapan proyek tersebut harus diselesaikan, bagaimana proyek

tersebut akan dikerjakan, serta bagaimana penyediaan sumber daya. Diharapkan dalam pelaksanaan tidak

terjadi keterlambatan karena keterlambatan yang terjadi akan mengakibatkan meningkatnya biaya proyek.

Faktor keterlambatan yang diteliti adalah faktor tenaga kerja (labors), faktor bahan (material), faktor

peralatan (equipment),

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis terjadinya keterlambatan proyek dan intensitas terjadinya, pada

proyek x, y, z.

Analisisis menggunakan konsep earned value yang mengkaji terhadap faktor tenaga kerja yang terdiri dari

tujuh subfaktor , faktor bahan yang terdiri dari tujuh subfaktor, dan faktor peralatan terdiri dari lima

subfaktor terhadap proyek “X”, proyek “Y” dan proyek “Z”

Hasil pembahasan menunjukkan, Untuk nilai hasil proyek “X” mengalami keterlambatan (Schedule Overrun)

mulai pada minggu ke lima, terjadi penyimpangan biaya (Cost Overrun) pada minggu ke 15 hingga akhir

proyek, sedangkan progres waktu tetap terlambat hingga selesai pada minggu ke-15. Proyek “Y” mengalami

keterlambatan (Schedule Overrun) mulai pada minggu ke lima ini, terjadi penyimpangan biaya (Cost Overrun)

pada minggu ke 21 terlihat, sedangkan progres waktu tetap terlambat hingga selesai pada minggu ke-30. Proyek

“Z” mengalami keterlambatan (Schedule Overrun) mulai pada minggu ke sembilan, terjadi penyimpangan biaya

(Cost Overrun) pada minggu ke 21 sedangkan progres waktu tetap terlambat hingga selesai pada minggu ke-25.

Kata Kunci: Penyebab keterlambatan, proyek konstruksi, earned value

Page 10: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

10

PERAN RANTAI PASOK MATERIAL KONSTRUKSI

TERHADAP UPAYA PENURUNAN EMISI KARBON

DIOKSIDA PADA INSDUTRI KONSTRUKSI

Hermawan1, Puti Farida Marzuki

2, Muhamad Abduh

2, R. Driejana

3

1 Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Pengutamaan Manajemen dan Rekayasa Konstruksi,

Fakultas Teknk Sipil dan Lingkungan (FTSL) Institut Teknologi Bandung,

Jl. Ganesha No. 10 Bandung, email: [email protected] 2 Staf Pengajar Teknik Sipil, Fakultas Teknk Sipil dan Lingkungan (FTSL),

Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi,

Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10 Bandung 3 Staf Pengajar Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil Fakultas Teknk Sipil dan Lingkungan (FTSL)

Kelompok Keahlian Pengelolaan Limbah dan Udara

Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10 Bandung

ABSTRAK Supply chain atau rantai pasok merupakan suatu konsep yang relatif baru di dunia konstruksi, yang awal

perkembangannya berasal dari industri manufaktur. Tuntutan terhadap efisiensi memaksa perusahaan untuk

membentuk struktur organisasi yang lebih sederhana, mendorong perusahaan untuk lebih fokus pada bisnis

intinya, dan menyerahkan aktifitas pendukungnya pada pihak lain. Tuntutan terhadap efisiensi bukan hanya

pada biaya, mutu dan waktu tetapi telah bergeser pada kebutuhan global yaitu penuruan emisi karbon dioksida.

Kebutuhan global merupakan dampak dari meningkatnya efek gas rumah kaca yang ditimbulkan oleh berbagai

macam kegiatan industri termasuk di dalamnya industri konstruksi. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian

sebelumnya di beberapa negara menunjukkan bahwa industri konstruksi berkontribusi sekitar 18%-24%

terhadap peningkatan emisi karbon dioksida. Kontribusi tersebut merupakan akumulasi rantai pasok yang

dimulai dari hulu sampai ke hilir. Hulu berada pada industri manufaktur material konstruksi. Sedangkan hilir

berada pada kegiatan proyek konstruksi. Hal ini memberikan indikasi bahwa rantai pasok pada industri

konstruksi memerlukan pengendalian sehingga dapat memberikan upaya penurunan emisi karbon dioksida.

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengeksplorasi deskriptif terhadap peran rantai pasok material konstruksi

pada industri konstruksi.

Kata kunci: rantai pasok, material konstruksi, emisi karbon dioksida

Page 11: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

11

ANALISIS RISIKO MANAJEMEN KONSTRUKSI

PEMBANGUNAN WADUK BAJULMATI

BANYUWANGI - JAWA TIMUR

Anik Ratnaningsih1, Dwi Gesang Ageng Pangapuri

2

1Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Jember, Jl. Kalimantan No. 37, Jember,

2Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas, Jember, Jl. Kalimantan No. 37, Jember

Email:[email protected]

ABSTRAK Pemerintah Kabupaten Banyuwangi merencanakan pembangunan waduk Bajulmati yang memiliki luas daerah

genangan sekitar 100,21 ha dengan kapasitas tampungan total sebesar 10 juta m3. Waduk ini dibangun

untuk mengatasi masalah irigasi yang terdapat pada wilayah Bajulmati. Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan faktor risiko yang paling dominan mempengaruhi pembangunan proyek waduk tersebut serta

seberapa besar dampak yang ditimbulkan saat konstruksi dilaksanakan. Metode yang dilakukan melalui survey

untuk mengetahui berbagai kemungkinan risiko konstruksi serta seberapa besar konsekuensi/ dampak

risiko pada saat konstruksi tersebut. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif, dengan

tahapan sebagai berikut : identifikasi risiko, penilaian risiko dan penanganan risiko. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa risiko yang teridentifikasi dalam proses pembangunan Waduk Bajulmati sebanyak 17

(tujuh belas) risiko, yaitu 3 (tiga) risiko dengan kategori tidak dapat diterima, 9 (sembilan) risiko dengan

kategori tidak diharapkan, dan 2 (dua) risiko dengan kategori dapat diterima. Risiko-risiko yang harus

mendapatkan perhatian penting yang masuk dalam kategori tidak dapat diterima adalah : risiko perubahan

desain, risiko kesalahan estimasi biaya, dan risiko perubahan harga material. Sedangkan risiko tidak diharapkan

antara lain risiko kurangnya peralatan, risiko kerusakan material, risiko kecelakaan tenaga kerja, dan risiko

perubahan fungsi. Risiko yang tidak dapat diterima dan tidak diharapkan disebut sebagai risiko dominan

yang ditangani dengan respon risiko.

Kata Kunci : Risiko, manajemen konstruksi, waduk

Page 12: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

12

ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN DURASI

PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI

SURABAYA

Nuur Aziza Setiyowati 1 dan I Putu Artama Wiguna

2

1 Nuur Aziza Setiyowati, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email: [email protected]

2 I Putu Artama Wiguna, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email:[email protected]

ABSTRAK Suatu proyek cenderung akan mengalami keterlambatan apabila perencanaan dan pengendalian proyek tidak

dilakukan dengan tepat. Berbagai hal dapat terjadi dalam setiap proyek yang dapat menyebabkan bertambahnya

waktu pengerjaan, sehingga penyelesaian proyek menjadi terlambat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh faktor-faktor penyebab keterlambatan terhadap durasi penyelesaian proyek. Penelitian ini diawali

dengan melakukan studi literatur pada beberapa penelitian terdahulu untuk mendapatkan faktor-faktor penyebab

keterlambatan proyek konstruksi jalan. Kemudian dilakukan penyusunan kuesioner yang akan disebarkan

kepada manajer proyek yang mengerjakan proyek konstruksi jalan Dinas PU dan Pematusan Surabaya.

Selanjutnya, dari data yang terkumpul akan dilakukan beberapa analisis menggunakan teknik statistik, yaitu

analisis faktor.Penelitian ini dibagi dalam dua tahap dalam pengolahan datanya. Analisis faktor digunakan

untuk data summarization dan data reduction. Setelah didapat faktor hasil dari analisis faktor. Penelitian ini

diharapkan mampu menjelaskan tentang bagaimana pengaruh faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek

konstruksi jalan di Surabaya terhadap durasi penyelesaian proyek di Surabaya.

Kata kunci: Analisis Faktor, Durasi, Keterlambatan Jalan

Page 13: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

13

PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN PENELITIAN

MENGENAI SENGKETA PADA PROYEK KONSTRUKSI

Felix Hidayat1

1Felix Hidayat, Kandidat Doktor Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung / Staff Pengajar Universitas Katolik

Parahyangan, email: [email protected] / [email protected].

ABSTRAK Sengketa membawa dampak negatif terhadap proyek konstruksi, misalnya meningkatnya biaya proyek,

terlambatnya waktu penyelesaian pekerjaan, penurunan produktivitas, relasi yang memburuk antara pihak yang

terlibat dalam sengketa, dan menurunnya popularitas. Maka dari itu, upaya untuk mencegah terjadinya sengketa

dan mengurangi dampak dari sengketa yang ditimbulkan, merupakan tantangan bagi pelaku industri konstruksi.

Pada umumnya, upaya-upaya yang dilakukan, masih bergantung pada pengetahuan dan pengalaman personal

dalam menangani proyek. Upaya-upaya tersebut tidak didukung oleh kerangka kerja dengan metode yang teruji.

Hal ini terjadi karena pengetahuan mengenai sengketa pada proyek konstruksi memiliki sifat tasit, yaitu tidak

terkodifikasi (tertulis) dan sangat bergantung pada pengalaman. Upaya penstrukturan pengetahuan sengketa

mulai dilakukan beberapa tahun terakhir melalui penelitian-penelitian mengenai sengketa pada proyek

konstruksi. Maka menarik untuk diteliti lebih lanjut, bagaimankah gambaran/peta penelitian saat ini mengenai

sengketa pada proyek konstruksi dan bagaimana usulan pengembangan penelitian tersebut di Indonesia? Tujuan

dari penulisan paper ini adalah untuk mendapatkan gambaran/peta mengenai penelitian mengenai sengketa pada

proyek konstruksi dan memberikan usulan rencana untuk pengembangan peneltian mengenai sengketa pada

proyek konstruksi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur terhadap

penelitian-penelitian mengenai sengketa pada proyek konstruksi yang dilaksanakan sampai dengan tahun 2012.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian mengenai sengketa pada proyek konstruksi secara umum dapat

dibagi menjadi tiga bagian yaitu penghindaran sengketa, proses sengketa (klaim-konflik-sengketa), dan

penyelesaian sengketa. Penelitian dengan obyek studi Indonesia masih sangat minim dilakukan dan belum

tersistem dengan baik. Penelitian yang sudah dilakukan di Indonesia mayoritas berfokus pada klaim konstruksi.

Makalah ini masih merupakan hasil awal dan memerlukan upaya lebih lanjut berupa kajian mendalam mengenai

pengembangan pengetahuan sengketa melalui penyusunan anatomi sengketa konstruksi, sehingga diharapkan

dapat menjadi dasar rekomendasi kebijakan untuk mengeliminir jumlah terjadinya sengketa konstruksi di

Indonesia.

Kata kunci: pemetaan, pengembangan, penelitian, sengketa, konstruksi

Page 14: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

14

ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA

PEKERJAAN ERECTION PIER HEAD PRECAST

MENGGUNAKAN SHORING DENGAN TANPA SHORING

(STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG

NON TOL ANTASARI-BLOK M, PAKET PASAR CIPETE)

Wahyu Candra Prasetya1

1Wahyu Candra Prasetya, Site Engineer Manager PT PP (Persero) Tbk, Divisi Operasi I, Cabang I. Proyek

Pembangunan Fly Over Jamin Ginting Medan. Email : [email protected] /

[email protected]

ABSTRAK Beberapa metode erection pier head precast yang biasa diterapkan antara lain menggunakan menggunakan

temporary platform; heavy duty shoring; launcher gantry. Temporary platform dilengkapi dengan hydraulic jack

arah vertical dan horizontal untuk adjustment geometri. Pier head precast diangkat menggunakan mobile crane

diletakkan di atas temporary platform. Heavy duty shoring dilengkapi dengan hydraulic jack arah vertical untuk

adjustment geometri. Pier head precast diangkat menggunakan mobile crane diletakkan di atas shoring.

Launcher Gantry ada beberapa metode yaitu Standart scaffolding, Free cantilever, Overslung truss, Underslung

truss.

Penelitian ini adalah membandingkan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan erection pier head precast

menggunakan shoring dengan tanpa shoring. Tahapan penelitian ini mulai dari studi literatur, metode

pelaksanaan,waktu pelaksanaan, dan biaya pelaksanaan.

Dari uraian di atas, didapatkan hasil bahwa erection pier head precast tanpa shoring pelaksanaannya lebih cepat

44 hari dan biayanya lebih hemat Rp 262,000,000.00.

Kata kunci : erection pier head precast; shoring; tanpa shoting; biaya; waktu.

Page 15: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

15

OPTIMASI SITE LAYOUT DENGAN METODE MULTI-

OBJECTIVE PADA PROYEK GEDUNG PUSAT RISET ITS

Cahyono Bintang Nurcahyo1, Trijoko Wahyu Adi

2, dan Dinar Ariyanto

3

1,2,3

Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-

5939925, email: [email protected]

ABSTRAK Penataan lokasi proyek merupakan salah satu aspek penting yang menunjang pelaksanaan proyek berjalan

lancar. Tujuan dari tata lokasi (site layout) yaitu mengatur sedemikian rupa letak fasilitas bangunan sementara

sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan keselamatan kerja di lokasi tersebut secara efisien. Pada

penelitian ini Proyek Gedung Pusat Riset ITS yang digunakan sebagai obyek studi kasus memiliki luas lahan

proyek sebesar 8374.7109 m2, luas fasilitas pendukung sebesar 845.698 m

2 dan luas Gedung Pusat Riset yang

akan dibangun seluas 1946.784 m2. Penelitian maupun studi tentang optimasi site layout dalam perhitungan

jarak (traveling distance) cenderung menggunakan metode Euclidean. Perhitungan traveling distance dengan

metode Manhattan lebih mewakili jarak aktual dibanding dengan metode Euclidean, dimana metode Manhattan

mempertimbangkan halangan-halangan dalam penentuan jarak Dalam penelitian ini optimasi site layout

meninjau minimasi traveling distance dan minimasi safety index dengan perhitungan matematis dimana

perhitungan traveling distance menggunakan metode Manhattan. Optimasi penataan site layout menggunakan

asumsi unequal site layout. Dari 6 skenario yang telah dilakukan didapat nilai traveling distance terendah adalah

21432.75 atau mengalami penurunan sebesar 8.76% dari kondisi awal yang terdapat pada skenario 2 dan nilai

safety index terendah adalah 1836.17 atau mengalami penurunan sebesar 1.58% dari kondisi awal yang terdapat

pada skenario 6.

Kata kunci: Manhattan, optimasi, safety index, traveling distance, unequal site layout

Page 16: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

16

ANALISA OPTIMASI OPERASIONAL BENDUNGAN DI

SUNGAI BRANTAS HULU

Danu Rayendra Gandhi1 dan Nadjadji Anwar

2

1Mahasiswa S2 Magister Manajemen Aset Infrastruktur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, email:

[email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, email: [email protected]

ABSTRAK Pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan industri yang terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga

akan meningkatkan jumlah konsumsi air yang berdampak langsung pada meningkatnya kebutuhan air untuk

pertanian (bahan pangan) dan kebutuhan air untuk pembangkit listrik (industri dan rumah tangga). Maka

pemanfaatan fungsi bendungan sebagai penyedia air untuk irigasi serta pembangkit listrik tenaga air perlu

ditingkatkan. Tetapi perlu diingat juga akan keterbatasan dan relatif tetapnya jumlah air yang digunakan untuk

berbagai kebutuhan sehingga perlu dilakukan pemanfaatan air bendungan dengan sebaik-baiknya.

Sungai Brantas Hulu terdapat 4 buah bendungan yang letaknya berurutan secara serial. Bendungan tersebut

adalah Bendungan Sengguruh, Bendungan Karangkates/Sutami, Bendungan Wlingi, dan Bendungan Lodoyo.

Dimana fungsi dari bendungan tersebut adalah sebagai pengendali banjir, irigasi, pembangkit listrik, dan air

baku. Bendungan Karangkates/Sutami sebagai salah satu diantara keempat bendungan tersebut diatas adalah

jenis bendungan tahunan, sehingga fungsi utamanya sebagai pengatur kebutuhan debit-debit yang ada di

hilirnya.

Pemodelan optimasi menggunakan program bantu Quantitative Methods Teknik For Windows 2 (QM For

Windows 2) dengan pokok bahasannya Mixed Integer Programming. Data yang digunakan untuk pemodelan

adalah data debit sepuluh harian (dekade) pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Nopember 2012.

Dilakukan 2 (dua) kali optimasi; pertama yaitu Optimasi Berdasarkan Pola Operasi Waduk Dan Alokasi Air,

kedua yaitu Optimasi Berdasarkan Kebutuhan Air. Optimasi yang dilakukan adalah untuk memaksimalkan

keuntungan hasil usaha tani (irigasi) di Daerah Irigasi Lodagung dan keuntungan hasil produksi energi di

Bendungan Sengguruh, Bendungan Karangkates/Sutami, Bendungan Wlingi, dan Bendungan Lodoyo

(pembangkit listrik).

Dari pemodelan Optimasi Berdasarkan Pola Operasi Waduk Dan Alokasi Air didapatkan keuntungan dari hasil

usaha tani dan pembangkit listrik sebesar Rp.656.914.375.500, untuk pemodelan Optimasi Berdasarkan

Kebutuhan Air didapatkan keuntungan dari hasil usaha tani dan pembangkit listrik sebesar Rp.658.563.967.500.

Untuk membuktikan hasil penelitian tersebut digunakan data pembanding yang ada di lapangan dengan

keuntungan dari hasil usaha tani dan pembangkit listrik sebesar Rp.635.138.113.440. Jadi hasil dari penelitian

lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi eksistingnya.

Kata kunci: Bendungan, Hasil Usaha Tani, Optimasi, Produksi Energi

Page 17: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

17

STRATEGI PENGELOLAAN PDAM DELTA TIRTA DALAM

PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN AIR MINUM

Devi Andriany1,Joni Hermana

2 dan I.D.A.A. Warmadhewanti

3

1Mahasiswa Bidang Keahlian Magister Manajemen Aset Infrastruktur, FTSP - ITS, e-mail:

[email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS, e-mail: [email protected]

3 Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS, e-mail: [email protected]

ABSTRAK Permasalahan utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Delta Tirta adalah rendahnya cakupan pelayanan

air minum (27,66% pada Tahun 2012) dengan 104.863 pelanggan. Merujuk pada MDGs (Millenium

Development Goals), target cakupan pelayanan adalah 65% pada Tahun 2015. Pada penelitian ini, rendahnya

cakupan pelayanan dianalisis dan strategi pengelolaan ditentukan untuk meningkatkan cakupan pelayanan air

minum.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus melalui

observasi, wawancara, dan kuesioner. Analisis teknis jaringan perpipaan menggunakan WaterCAD Versi8,

sedangkan formulasi strategi menggunakan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats)

dan QSPM (Quantitive Strategic Planning Matrix).

Strategi yang diperlukan yaitu Strategi Turn Around. Strategi meliputi peningkatan performa aset Sistem

Tawangsari dan utilisasi aset pada IPA (Instalasi Pengolahan Air) eksisting. Dalam rangka mencapai cakupan

pelayanan sebesar 54,14% pada Tahun 2024 diperlukan pembangunan IPA Tawangsari 2 (800 L/dt) dan IPA

Krian 3 (1.600 L/dt) yang dibangun bertahap. Selain itu diperlukan peningkatan kompetensi pegawai dan

manajemen serta terobosan investasi dengan melibatkan pihak ketiga atau dengan pinjaman perbankan.

Kata kunci : Analisis SWOT, Cakupan Pelayanan Air Minum, Pengelolaan, Strategi

Page 18: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

18

PEMODELAN TRANSSHIPMENT UNTUK OPTIMASI BIAYA

TRANSPORTASI INDUSTRI HOT MIX

Efata Satya Nugraha1, Tri Joko Wahyu Adi

2, dan Retno Indryani

3

1Efata Satya Nugraha, Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email: [email protected]

2Tri Joko Wahyu Adi, Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email: [email protected]

3Retno Indryani, Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email:[email protected]

ABSTRAK Diantara tipe perkerasan jalan, perkerasan beraspal dengan metode hotmix lebih banyak digunakan saat ini,

karena memiliki kestabilan yang tinggi, durabilitas yang baik, serta mampu menahan beban lalu lintas yang

berat. Pencampuran material dengan metode hot mix dilakukan di unit asphalt mixing plant atau yang biasa

disebut AMP. Pada proses produksi dan distribusi hot mix, jarak antara sumber material dan jarak antara lokasi

permintaan hot mix dengan AMP berpengaruh pada biaya transportasi dan kualitas campuran yang dikirim ke

lokasi pekerjaan. Tujuan penelitan ini adalah membuat model optimasi biaya transportasi produksi dan biaya

transportasi distribusi hot mix untuk memenuhi permintaan hot mix pekerjaan jalan. Dari hasil studi literatur dan

karena hubungan antara sumber material, AMP, dan lokasi proyek memiliki permasalahan khusus, yaitu pada

AMP yang dapat berfungsi sebagai sumber dan permintaan, maka metode optimasi biaya transportasi yang

digunakan adalah metode Transshipment. Penelitian ini menghasilkan skema jaringan distribusi hot mix dengan

batasan jarak distribusi hot mix dan model optimasi biaya transportasi untuk industri hot mix.

Kata kunci: optimasi, transshipment, hot mix.

Page 19: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

19

UJI COBA AWAL MEMBANDINGKAN PERKIRAAN KUAT

TEKAN BETON MENGGUNAKAN HAMMER TEST, UPV

TEST, DAN HASIL UJI KEKUATAN TEKAN

Happy Silvana Anggraeni1, Sonny Wedhanto

2, dan Eddy Eko Susilo

3

1Alumni Jurusan Teknik Sipil, , Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang, Jln Semarang No 5 Malang. E-

mail: [email protected] 2Dosen Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang, Jln Semarang No 5 Malang. E-mail:

[email protected] 3Dosen Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang, Jln Semarang No 5 Malang. E-mail:

[email protected]

ABSTRAK Kekuatan beton dapat diukur secara destruktif dan non destruktif. Cara destruktif dilakukan dengan menekan

benda uji sampai pecah, data kuat tekan yang diperoleh bersifat aktual; sebaliknya, cara non destruktif dilakukan

secara tidak langsung, kekuatan tekan diperoleh dari hasil konversi, sehingga hanya bersifat perkiraan. Metode

yang lazim dipakai adalah hammer test dan UPV test. Hammer test sudah lazim dilakukan di Indonesia,

kekuatan beton diperkirakan dari konversi hasil pantulan masa hammer menggunakan grafik yang terdapat pada

alat. UPV test masih jarang dilakukan di Indonesia, kekuatan beton diperkirakan dari hubungan kecepatan

gelombang UPV melalui media beton .

Penelitian ini merupakan uji coba awal untuk mengetahui perbandingan kekuatan beton dari hasil uji tekan,

hammer test, dan UPV test. Sampel menggunakan 10 buah silinder beton mutu fc’ 16 MPa (K200), umur 28

hari. Disain menggunakan penelitian deskriptif; uji tekan menggunakan UTM; data perkiraan beton dari

hammer test menggunakan grafik konversi yang ada pada alat; perkiraan kekuatan beton dari UPV test

menggunakan formula hubungan kecepatan gelombang UPV pada media beton dengan kekuatan tekan beton

hasil penelitan-penelitian terdahulu.

Hasil: (1) perkiraan kekuatan beton menggunakan hammer test besarnya 109,7 % dari kekuatan tekan beton

aktual; (2) perkiraan kekuatan tekan beton dari UPV test besarnya bisa mencapai 104% dari kekuatan tekan

beton aktual; (3) hammer test merupakan cara non destruktif yang paling praktis dan murah.

Kata kunci: UPV Test, Hammer Test, Kekuatan Tekan.

Page 20: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

20

ANALISA POTENSI PEMANFAATAN RUMAH INSTAN

SEDERHANA SEHAT (RISHA) SEBAGAI ALTERNATIF

RUMAH MURAH BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN

RENDAH (LOKASI PENELITIAN : PERUMNAS LABUAPI,

KABUPATEN LOMBOK BARAT)

Hardiani Pramitasari1, Tri Joko Wahyu Adi

2 dan Retno Indryani

3

1) Mahasiswa S2 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

60111, Indonesia, e-mail: [email protected]

2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111,

Indonesia, e-mail: [email protected]

3) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 60111,

Indonesia, e-mail: [email protected]

ABSTRAK Masyarakat dengan penghasilan rendah belakangan ini makin sulit untuk memiliki rumah sehat yang layak huni.

Sebagai kontribusi dalam Gerakan Nasional Percepatan Sejuta Rumah (GNPSR) Kementerian PU memiliki aset

penelitian berupa Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang prototipenya telah dibangun di Perumnas

Labuapi, Lombok Barat. RISHA adalah sebuah konsep rumah sederhana menggunakan panel beton pracetak

yang seluruh komponennya dapat di bongkar-pasang (knock down system), dengan sistem sanitasi sehat dan

tahan gempa sesuai dengan SNI. Agar kontribusi Kementerian PU nantinya dapat mencapai sasaran yang

diinginkan, perlu diteliti mengenai potensi RISHA dalam memenuhi kebutuhan akan rumah yang murah bagi

masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian dilakukan dengan analisis perbandingan harga unit RISHA

dengan rumah sederhana lainnya, serta penerimaan masyarakat terhadap RISHA sebagai alternatif rumah murah

di wilayah pengembangan Perumnas Labuapi, Lombok Barat. Analisis perbandingan harga dilakukan

menggunakan analisis harga satuan (unit cost analysis) dari RISHA dibandingkan dengan rumah-rumah

sederhana lainnya yang dikembangkan oleh developer di lokasi penelitian. Untuk mengetahui penerimaan

masyarakat digunakan metode Ability to Pay dan Willingness to Pay dengan menggunakan kuesioner yang

disebarkan pada sekitar lokasi penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat selisih biaya

pembangunan RISHA dengan rumah sederhana konvensional sebesar Rp 10.970.235,27 (sepuluh juta sembilan

ratus tujuh puluh dua ratus tiga puluh lima koma dua puluh tujuh rupiah) per unit. Selisih terdapat pada

Pekerjaan Tanah dan Pasir, Pekerjaan Struktur, Pekerjaan Dinding, Pintu, dan Jendela. Untuk penerimaan

masyarakat berdasarkan analisa Ability To Pay : Sebanyak 73% mampu membeli unit RISHA diatas harga jual

yang telah ditentukan, untuk Willingness To Pay : Sebanyak 85% mau membeli unit RISHA diatas harga jual

yang telah ditentukan, serta sebanyak 84% dari responden yang mampu membeli menyatakan berminat membeli

RISHA. Apabila nantinya kerjasama antara Balitbang PU dengan Perumnas dilaksanakan, RISHA dapat

diterima masyarakat dan memiliki peminat yang cukup besar.

Kata kunci : RISHA, unit cost analysis, ATP WTP

Page 21: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

21

PENGARUH INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI

TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING (SCA) DALAM

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PROYEK DI JAWA

TIMUR

Rendy Kurnia Dewanta1 dan I Putu Artama Wiguna

2

1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia

e-mail: [email protected] 2 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember:

ABSTRAK Perusahaan jasa konstruksi nasional juga dihadapkan dengan era globalisasi yang menyebabkan perusahaan

asing ikut bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar konstruksi di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan

jasa konstruksi nasional perlu menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Penelitian ini diawali

dengan melakukan kajian literatur untuk mendapatkan variabel dan indikator terkait keunggulan bersaing,

inovasi, teknologi informasi, kinerja proyek. Kemudian dilakukan penyusunan kuesioner sebagai alat untuk

pengumpulan data. Survei dilakukan pada responden dengan jabatan manajer proyek, manajer lapangan, dan

manajer teknik yang mengerjakan proyek di Jawa Timur. Selanjutnya data yang terkumpul dilakukan analisis

dengan menggunakan structural equation modelling (SEM).Hasil penelitian menunjukkan bahwa keunggulan

bersaing (SCA) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja proyek, sedangkan inovasi

dan teknologi informasi tidak memiliki pengaruh terhadap keunggulan bersaing pada kontraktor yang telah atau

sedang mengerjakan proyek di Jawa Timur.

Kata kunci: keunggulan bersaing, kinerja proyek, inovasi, teknologi informasi, SEM

Page 22: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

22

ANALISIS PENENTUAN BOBOT KRITERIA

PEMELIHARAAN JALAN NASIONAL DENGAN METODE

FUZZY AHP DI PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

Siti Kumaedah1, Putu Artama W.

2 dan A. Agung Gde Kartika

3

1)Program Magister Manajemen Aset Infrastruktur, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Kampus ITS Sukolilo Surabaya, e-mail : [email protected]

2)Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, e-mail :

[email protected]

3)Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, e-mail :

[email protected]

ABSTRAK Keterbatasan dana dalam pemeliharaan jalan mengakibatkan kurang optimalnya pelaksanaan penanganan

pemeliharaan jalan oleh penyelenggara jalan khususnya BPJN VII sebagai unit pelaksana teknis dibidang

penanganan jalan nasional di Propinsi Kalimantan Tengah. Agar dana yang tersedia dapat memberikan manfaat

yang optimal untuk tujuan penyelenggaraan penanganan pemeliharaan jalan, maka perlu dipertimbangkan suatu

prioritas dalam pelaksanaan pemeliharaan jalan. Sejumlah kriteria diperlukan dalam menentukan urutan

prioritas pemeliharaan jalan. Beberapa kriteria dipertimbangkan dalam penentuan skala urutan prioritas ruas-

ruas jalan diidentifikasi melalui kajian pustaka dari penelitian terdahulu.

Kriteria yang dianggap relevan dan berpengaruh dalam menentukan urutan prioritas penanganan jalan nasional

di Propinsi Kalimantan Tengah antara lain Kondisi Jalan, Jenis Perkerasan Jalan, Lalu Lintas Harian Rata-rata

(LHR), International Roughness Index (IRI), Tingkat Pelayanan, Hirarki Fungsi Jalan dan Jumlah Penduduk

Terlayani. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah Fuzzy Analytichal Hierarchy Process (FAHP).

Metode FAHP digunakan untuk pembobotan kriteria yang berpengaruh terhadap pemeliharaan jalan nasional di

Propinsi Kalimantan Tengah.

Pada hasil penelitian, hasil pembobotan kriteria yang berpengaruh terhadap pemeliharaan jalan di Propinsi

Kalimantan Tengah pada situasi responden moderat adalah Kondisi Jalan (28,12%), Jenis Perkerasan Jalan

(11,46%), Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) (15,84%), International Roughness Index (IRI) (26,44%),

Tingkat Pelayanan (7,10%), Hirarki Fungsi Jalan (5,34%), Jumlah Penduduk Terlayani (5,71%

Kata kunci: Pembobotan Kriteria, Pemeliharaan Jalan Nasional, Fuzzy AHP

Page 23: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

23

STRATEGI PENGELOLAAN ASET PDAM KABUPATEN

LAMONGAN DALAM UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN

PELAYANAN

Vina Citrasari1, Joni Hermana

2, dan I.D.A.A. Warmadewanthi

3

1Vina Citrasari, Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email: [email protected]

2Joni Hermana, Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email: [email protected]

3I.D.A.A. Warmadewanthi, Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email:[email protected]

ABSTRAK Berdasarkan audit kinerja PDAM Kabupaten Lamongan yang dilakukan oleh BPKP pada tahun 2012, terjadi

penurunan dalam tingkat kesehatan dan kinerja PDAM yang semula “Kurang Sehat’ menjadi “sakit” dan

“Cukup” menjadi “Kurang”. Penurunan tersebut terjadi pada cakupan pelayanan yaitu 6,74% pada tahun 2011

menjadi 5,82% pada tahun 2012 terhadap total penduduk Kabupaten Lamongan. Masih besarnya kapasitas idle

dan tingkat kebocoran yang cukup tinggi yaitu 33,13%, serta masih adanya beban hutang juga berpengaruh pada

menurunnya kinerja PDAM dan menjadi kendala besar dalam pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur air

minum. Kondisi infrastruktur eksisting PDAM Lamongan sampai saat ini masih belum memadai untuk

mendukung pelayanan air bersih yang maksimal kepada pelanggan. Kondisi water meter induk yang terpasang

mengalami kerusakan sedangkan pipa distribusi air bersih juga banyak yang mengalami kebocoran. Hal ini

disebabkan karena terbatasnya biaya operasional dan Sumber Daya Manusia yang melakukan pemeliharaan.

Untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh PDAM Kabupaten Lamongan maka dilakukan analisis

terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan berdasarkan aspek teknis operasional, aspek keuangan, aspek

pelayanan, dan aspek SDM. Data-data yang digunakan dalam penelitian berasal dari data sekunder maupun

primer yang diperoleh dengan kuesioner, wawancara serta analisa kondisi eksisting jaringan perpipaan dengan

Epanet 2.0. Sedangkan untuk formulasi strategi digunakan analisis SWOT (strengths, weaknesses,

opportunities, and threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).

Strategi yang diperlukan PDAM Kabupaten Lamongan dalam meningkatkan kinerjanya yaitu Strategi Turn

Around dengan melakukan penetrasi pasar yang berarti menambah jumlah pelanggan dan pengembangan

jaringan dengan melakukan investasi dengan kerjasama pihak ketiga baik itu pemerintah maupun swasta serta

dengan meningkatkan kompetensi SDM.

Kata kunci: PDAM Kabupaten Lamongan, Strategi, SWOT

Page 24: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

24

KAJIAN RISIKO PENERAPAN KONTRAK BERBASIS

KINERJA PADA PROYEK PEKERJAAN JALAN NASIONAL

Betty Susanti1, Reini D. Wirahadikusumah

2, Biemo W. Soemardi

3 , Mei Sutrisno

4

1Betty Susanti, Mahasiswa Program Studi Doktor Teknik Sipil-ITB, email: [email protected]

2Reini D. Wirahadikusumah, Dosen Program Studi Teknik Sipil-ITB, email: [email protected]

3Biemo W. Soemardi, Dosen Program Studi Teknik Sipil-ITB, email: [email protected]

4Mei Sutrisno, Dosen Program Studi Teknik Sipil-Politeknik Bandung, email: [email protected]

ABSTRAK Jalan nasional merupakan bagian dari sistem jaringan jalan primer yang berperan dalam menunjang

pertumbuhan perekonomian nasional. Namun masih banyak jalan nasional yang berada dalam kondisi rusak.

Tingginya kerusakan jalan mendorong pemerintah untuk melakukan berbagai upaya peningkatan kondisi jalan,

salah satunya adalah diterapkannya Kontrak Berbasis Kinerja (KBK) untuk proyek – proyek pekerjaan jalan.

Penerapan KBK berpotensi menghasilkan jalan dengan kinerja layanan jalan yang lebih baik serta biaya proyek

yang lebih rendah. Sebagai salah satu pendekatan kontrak yang baru diterapkan di Indonesia, penerapan kontrak

ini masih menghadapi banyak permasalahan, diantaranya adalah alokasi risiko yang belum optimal antara pihak

penyedia jasa dengan pihak pengelola jalan.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap berbagai risiko pada penerapan KBK untuk proyek

pekerjaan jalan nasional. Studi literatur terhadap berbagai referensi dilakukan untuk mengidentifikasi risiko

yang terjadi pada penerapan KBK khususnya dan pada proyek pekerjaan jalan umumnya. Survey menggunakan

kuisioner dan wawancara semi terstruktur dilakukan kepada pihak pengelola jalan dan penyedia jasa yang

terlibat pada proyek percontohan KBK. Hasil survey berupa daftar risiko yang berpotensi terjadi serta penilaian

probabilitas dan dampak kejadian masing – masing risiko. Analisis data menghasilkan daftar berbagai risiko

dominan pada proyek percontohan KBK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek KBK mengalokasikan

banyak risiko yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan biaya proyek kepada pihak penyedia jasa.

Secara umum, pihak penyedia jasa pada proyek KBK menanggung risiko yang terkait dengan inflasi, fluktuasi

nilai tukar rupiah (terutama terhadap mata uang USD), meningkatnya volume lalu lintas dan overloading, serta

tidak tersedianya teknik yang memadai untuk memprediksi kinerja perkerasan jalan. Sedangkan pihak pengelola

jalan pada proyek KBK hanya menanggung risiko yang terkait dengan lemahnya pemahaman terhadap kontrak,

meningkatnya volume lalu lintas dan overloading, serta tidak tersedianya teknik yang memadai untuk

memprediksi kinerja perkerasan jalan.

Kata kunci: risiko, Kontrak Berbasis Kinerja, proyek, jalan nasional

Page 25: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

25

PREDIKSI WAKTU TEMPUH DAN TARIF YANG

DIINGINKAN PENGGUNA SEPEDA MOTOR UNTUK

MENGGUNAKAN TREM SURABAYA PADA KORIDOR

TERMINAL JOYOBOYO – JL RAJAWALI SURABAYA

Adhi Muhtadi1 dan Hera Widyastuti

2

1)

Mahasiswa Program Studi S2 MRT ITS Surabaya, email:[email protected] 2)

Dosen MRT ITS Surabaya, email:[email protected]

ABSTRAK Jumlah sepeda motor di Surabaya telah menembus angka 10.095.753 juta unit pada Tahun 2011. Hal ini

menjadikan jaringan jalan di Surabaya penuh sesak setiap harinya dan rawan kemacetan. Pemerintah Kota

(Pemkot) Surabaya berupaya agar Kota Surabaya memiliki alternatif angkutan umum yang dapat diandalkan

sehingga pengguna sepeda motor beralih untuk menggunakan Trem Surabaya (Surotram). Sebelum

dioperasikannya trem di Surabaya, maka diperlukan studi tentang prediksi waktu dan tarif yang diinginkan

pengguna sepeda motor untuk beralih ke Surotram pada koridor Terminal Joyoboyo – Jl. Rajawali. Metode

penelitian menggunakan kuesioner penawaran waktu dan tarif yang diajukan kepada responden dengan teknik

stated preference.. Waktu yang ditawarkan kepada responden adalah 25 dan 30 menit dengan biaya yang

bervariasi yaitu Rp. 5000,-, Rp. 6.000,-, Rp. 7.000,- dan Rp. 8.000,-. Jumlah responden yang direncanakan

sebanyak 200. Teknik analisis selanjutnya untuk mengetahui probabilitas pengguna sepeda motor dan mobil

akan beralih ke trem adalah menggunakan teknik regresi logistik. Sedangkan untuk uji kelayakan model

(goodness of fit) penentuan parameter model logistik akan menggunakan prinsip estimasi maximum likelihood

(ML) dan uji Hosmer and Lemeshow. Pemodelan yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik.

Output penelitian ini adalah model regresi logistik dan besaran probabilitas responden untuk beralih

menggunakan Surotram.

Hasil model regresi logistik untuk pengguna sepeda motor adalah:

Probabilitas terbesar pengguna sepeda motor beralih ke Surotram adalah skenario pertanyaan dengan waktu

tempuh sebesar 25 menit dan tarif Rp. 5000,- yakni sebesar 66,64%. Sedangkan probabilitas pengguna sepeda

motor beralih ke Surotram terendah apabila Surotram dioperasikan dengan waktu tempuh 30 menit dan tarif Rp.

8.000,- yakni hanya sebesar6,76%.

Kata kunci: waktu tempuh, tarif perjalanan, pengguna sepeda motor, Surotram

Page 26: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

26

PENGARUH ASBUTON BUTIR PADA CAMPURAN PANAS

BETON ASPAL LAPIS AUS ASBUTON (AC WC-ASB)

TERHADAP KETAHANAN STRIPPING DAN RUTTING

Arief Setiawan1, Rahmatang Rahman

2, Mashuri

3danMuzzamil

4

1Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako, email:[email protected]

2Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako, email:-

3Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako, email:-

4Mahasiswa S1 JurusanTeknik Sipil Universitas Tadulako , email:-

ABSTRAK Perkerasan lapis aus (AC-WC) merupakan lapisan yang bersentuhan langsung dengan roda kendaraan, sehingga

membuatnya rentan terhadap kerusakan. Jenis kerusakan yang sering ditemukan pada lapisan permukaan adalah

pengelupasan (stripping) dan alur (rutting). Pemanfaatan material Asbuton sebagai material dalam negeri perlu

ditingkatkan untuk memberi solusi terhadap kerusakan jalan yang terjadi mengingat deposit yang tersedia cukup

besar dan tentunya akan mengurangi biaya ekspor aspal yang semakin meningkat. Penelitian ini penting

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan asbuton butir pada campuran lapis aus

campuran panas terhadap ketahanan stripping dan rutting.

Penelitian dilakukan dengan memberikan variasi kadar asbuton asbuton butir 6%, 7%, 8% dan 9% pada

campuran panas. Untuk menentukan Kadar Aspal Optimum (KAO) dilakukan pengujian Marshall. Pengujian

Indirect Tensile Strength (IDT-Strength) dilakukan dengan menggunakan alatuji Marshall yang telah

dimodifikasi untuk mengetahui ketahanan rutting campuran pada kondisi KAO. Indikator yang digunakan

untuk mengetahui ketahan stripping adalah nilai Index Retained Strength (ISR) dari pengujian immersion

compression test dengan menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM) pada kondisi KAO.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan asbuton butir dapat meningkatkan ketahanan stripping dan

rutting lapis permukaan. Dalam rentang penambahan asbuton butir antara 6% sampai dengan 9% menunjukan

bahwa semakin bertambah asbuton butir semakin baik ketahanan stripping dan rutting-nya. Ketahanan

stripping dapat dicapai lebih dari 85% (syarat minimum 75%) dan berdasarkan kriteria Christensen (2004)

maka ketahanan alur masuk dalam katageri sangat baik. Nilai ketahanan stripping dan rutting tertinggi terjadi

pada penambahan asbuton 9%.

Kata kunci: Asbuton butir, Lapis Aus, Stripping, Rutting

Page 27: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

27

KAJIAN KELAYAKAN DIMENSI ALUR PELAYARAN

SUNGAI MUSI TERHADAP KAPAL-KAPAL TONGKANG

Edi Kadarsa1, Harun Alrasyid S. Lubis

2, Ade Sjafruddin

3, Russ Bona Frazila

4

1Mahasiswa Program Studi Magister dan Doktor, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi

Bandung, email: [email protected] 2Staf Pengajar Program Studi Magister dan Doktor, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi

Bandung, email: [email protected] 3 Staf Pengajar Program Studi Magister dan Doktor, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi

Bandung, email: [email protected] 4

Staf Pengajar Program Studi Magister dan Doktor, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi

Bandung, email: [email protected]

ABSTRAK

Pada saat ini pertumbuhan pada sektor pertambangan dan pertanian di Sumatera Selatan sangat pesat.

Pembukaan tambang-tambang batubara baru, perluasan perkebunan karet dan kelapa sawit selama 10 tahun

terakhir ini menyebabkan kemacetan dan kerusakan pada Jalan Lintas Sumatera. Hal ini disebabkan karena

sebagian besar dari hasil tambang dan perkebunan tersebut diangkut dengan menggunakan angkutan jalan raya.

Permasalahan ini dapat diatasi dengan mengalihkan angkutan tambang dan perkebunan ke angkutan sungai,

yaitu tongkang. Angkutan sungai di Sumatera Selatan sangat berpotensi untuk dikembangkan terutama Sungai

Musi karena memiliki lebar dan kedalaman yang besar serta mengalir dari daerah pedalaman ke laut lepas

melalui kota-kota utama di Propini Sumatera Selatan. Namun demikian, Sungai Musi adalah sungai alam yang

memiliki lebar dan kedalaman yang bervariasi sepanjang ruasnya. Selain itu, pengaruh pasang surut air laut dan

musim menyebabkan kedalaman sungai pada titik yang sama berfluktuasi. Kedalaman dan lebar sungai yang

tidak memadai untuk pelayaran menimbulkan resiko kecelakaan dan kandas. Agar kapal tongkang dapat

berlayar dengan aman dan efisien, maka perlu dilakukan kajian dimensi Alur Pelayaran Sungai Musi yang

memenuhi persyaratan untuk dilayari oleh kapal-kapal tersebut. Metoda yang digunakan untuk menentukan

dimensi alur pelayaran adalah Standar dari Departemen Perhubungan dengan pertimbangan telah dilakukan

penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan dan alam yang ada di Indonesia. Hasil perhitungan yang

didapat dengan menggunakan Standar Departemen Perhubungan tersebut dibandingkan dengan hasil dari

Waterway Guideline 2011. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti kedalaman alur yang layak bagi pelayaran

kapal tongkang, sedangkan lebar alur pelayaran tidak dihitung pada penelitian ini karena lebar minimum Alur

Pelayaran Sungai Musi dari hilir sampai tengah adalah 250 meter atau sangat aman untuk dilalui oleh tipe kapal

tongkang dengan lebar ± 20 meter dalam dua arah

Kata Kunci : Lebar, kedalaman, tongkang, alur, sungai

Page 28: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

28

EVALUASI LAIK FUNGSI JALAN PADA KORIDOR

EKONOMI MP3EI DI PULAU SULAWESI

Fadly Ibrahim1, Edwin Dwi Putra

2 Indha Mutmainnah

3, Maswirahmah

4

1,2,3,4

Karyawan PT. Yodya Karya (Persero) Kantor Wilayah Makassar Jl AP. Pettarani No. 74 Makassar Email:

[email protected]

ABSTRAK Untuk mendukung konektifitas nasional pada koridor ekonomi MP3EI diperlukan infrastruktur jalan yang

berkualitas baik dari aspek konstruksi maupun manajemen, sehingga layak untuk difungsikan. Tujuan paper ini

adalah mendeskripsikan hasil evaluasi laik fungsi jalan pada ruas- ruas penghubung Koridor Ekonomi Sulawesi.

Metode evaluasi dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif berdasarkan pedoman evaluasi laik

fungsi jalan Direktorat Jenderal Bina Marga. Uji evaluasi difokuskan pada aspek kelaikan teknis yang meliputi

(1) geometrik, (2) struktur perkerasan, (3) bangunan pelengkap, (4) pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan,(5)

penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas, (6) perlengkapan yang terkait langsung dengan pengguna

jalan, dan perlengkapan yang tidak terkait langsung dengan pengguna jalan. Hasil evaluasi mengindikasikan

bahwa dari 314 ruas penghubung Koridor Ekonomi Sulawesi yang dievaluasi secara keseluruhan berkategori

Laik Bersyarat (LS).

Kata Kunci: Evaluasi, Laik Fungsi Jalan, Koridor MP3EI

Page 29: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

29

RESPON KINERJA PERKERASAN KAKU JALAN

NASIONAL TERHADAP IMPLEMENTASI MP3EI KORIDOR

EKONOMI SULAWESI

Fadly Ibrahim1, Wahniar Hamid

2, Nur Khaerat Nur

3, Ardy Arsyad

4

1,2,

Karyawan PT. Yodya Karya (Persero) Kantor Wilayah Makassar Jl AP. Pettarani No. 74 Makassar Email:

[email protected] 3Mahasiswa Program S3 Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin Makassar Emai l:

[email protected] 4Dosen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin Makassar Email: [email protected]

ABSTRAK

Sebagai implikasi dari implementasi MP3EI adalah meningkatnya pertumbuhan kendaraan dan angkutan

barang. Pertumbuhan tersebut, dinilai akan berpengaruh terhadap penurunan kinerja perkerasan kaku ruas

pendukung konektifitas nasional pada koridor ekonomi IV Sulawesi. Untuk itu paper ini bertujuan untuk

mengevaluasi kinerja perkerasan pada jalur Trans Sulawesi berdasarkan skenario pertumbuhan MP3EI. Evaluasi

struktur perkerasan dilakukan dengan metode AASHTO 1993 dengan mensimulasi kinerja perkerasan dengan 3

variasi analisis yakni (1) kondisi dasar sebelum MP3EI, (2) kondisi MP3EI tanpa proyeksi kelebihan beban dan

(3) kondisi MP3EI dengan proyeksi kelebihan beban. Hasil analisis mengindikasikan bahwa terjadi penurunan

umur layan perkerasan yang signifikan setelah skenario MP3EI diimplementasikan.

Kata Kunci: MP3EI, perkerasan kaku, kinerja perkerasan

Page 30: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

30

KAJIAN PENERAPAN BUS TANPA BAYAR DI CENTRAL

BUSINESS DISTRICT KOTA PALEMBANG

Imam Basuki1

1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, email : [email protected]

ABSTRAK Kawasan pusat kegiatan (Central Business District) berperan sebagai sentra perekonomian mengakibatkan

beban transportasi yang sangat tinggi pada kawasan tersebut. Akibat pembebanan transportasi yang tinggi

tersebut menimbulkan kemacetan dan tersendatnya lalu lintas yang justru dapat berdampak negatif pada

pertumbuhan perekonomian, untuk itu perlu dilakukan suatu manajemen lalu lintas untuk penanganan kawasan

Central Business District agar dapat tetap menunjang pertumbuhan ekonomi suatu kota. Penataan sistem

transportasi pada kawasan Central Business District di Kota Palembang dilakukan dengan mengajukan alternatif

pengoperasion bus tanpa bayar (free buses) dengan membatasi penggunaan kendaraan pribadi di wilayah

tersebut.

Untuk merealisasikan perencanaan pengoperasian bus tanpa bayar (free buses) adalah dengan mencari alternatif

parkir bagi pengunjung dalam wilayah koridor Central Business District. Perjalanan pengunjung menuju tempat

tujuan di dalam Central Business District difasilitasi menggunakan bus tanpa bayar, sehingga dilakukan

perencanaan untuk pembiayaan pengoperasian bus tanpa bayar yang tidak memberatkan Pemerintah Daerah.

Berbagai alternatif lokasi parkir, pembiayaan dan pembangunan lokasi parkir dilakukan dan dipilih

pembangunan lokasi gedung parkir di areal Pasar Cinde. Pembiayaan pengoperasian bus tanpa bayar dibiayai

dengan menggunakan tarif parkir yang diberlakukan di gedung parkir. Pembangunan gedung parkir, penyediaan

bus dan pengoperasiaannya dilakukan dengan melibatkan pihak swasta dengan memberikan konsensi khusus

pengoperasian selama kurun waktu tertentu dengan memberikan tingkat nilai rentabilitas bagi pihak swasta yang

wajar dan saling menguntungkan.

Dengan menggunakan metode analisa Gross Benefit Cost Ratio (Rasio B/C), Pay Back Period (PBP), Analisis

Break Even Point (BEP) dan Analisis Rate of Return on Investment (ROI) dapat dikatakan bahwa penerapan bus

gratis di Central Business District Kota Palembang ini layak untuk diterapkan. Sehingga diharapkan penerapan

bus gratis di Central Business District Kota Palembang dapat sebagai suatu solusi terobosan yang menjadi

percontohan untuk penanganan kawasan Central Business District di Indonesia.

Kata kunci: bus gratis, Central Business District, parkir, solusi kemacetan, kendaraan pribadi

Page 31: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

31

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN UNTUK GEDUNG

PUSAT PERDAGANGAN GROSIR (WHOLESALE) DI KOTA

SURABAYA

Miftachul Huda1 dan Hera Widyastuti

2

1Mahasiswa S2 Manajemen dan Rekayasa Transportasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email:

[email protected] 2Dosen Manajemen dan Rekayasa Transportasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email:

ABSTRAK Pusat perdagangan di Kota Surabaya merupakan salah satu pusat terjadinya perjalanan di kawasan Jawa Timur

bahkan Indonesia bagian timur khususnya pusat grosir. Hal ini disebabkan oleh adanya hampir seluruh

kebutuhan hidup dengan harga terjangkau di pusat perdagangan grosir di Kota Surabaya. Perjalanan di gedung

pusat perdagangan grosir yang ditinjau sebagai tarikan perjalanan seringkali menimbulkan kemacetan lalu lintas

pada kawasan di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan model tarikan perjalanan (trip

attraction) untuk gedung pusat perdagangan grosir (wholesale) di Kota Surabaya. Survei dilakukan pada 3 (tiga)

gedung pusat perdagangan grosir di Kota Surabaya. Data yang dianalisis adalah data primer yang dikumpulkan

melalui survei jumlah kendaraan. Sedangkan data sekunder berupa luas total lahan, luas bangunan, luas lahan

parkir, luas stand/kios, jumlah karyawan stand/kios dan lama operasional diperoleh dari pengelola gedung. Hasil

analisis penggunaan moda pada gedung pusat perdagangan grosir menunjukkan bahwa 27,40% menggunakan

mobil, 53,73% menggunakan sepeda motor, 7,53% menggunakan angkutan umum dan 11,34% menggunakan

kendaraan tidak bermotor. Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh bahwa variabel bebas yang

berpengaruh terhadap tarikan perjalanan dengan mobil, tarikan perjalanan dengan sepeda motor, tarikan

perjalanan dengan angkutan umum dan tarikan perjalanan total adalah jumlah karyawan stand/kios (X6).

Sedangkan variabel bebas yang berpengaruh terhadap tarikan perjalanan dengan kendaraan tidak bermotor

adalah jumlah stand/kios (X5). Model tarikan perjalanan dengan mobil (Y1) = 29,435 + 0,210. X6 (R2 =

0,9677), model tarikan perjalanan dengan sepeda motor (Y2) = 1012,767 + 0,1322. X6 (R2 = 0,9839), model

tarikan perjalanan dengan angkutan umum (Y3) = 44,297 + 0,0471. X6 (R2 = 0,9615), model tarikan perjalanan

dengan kendaraan tidak bermotor (Y4) = -120,784 + 0,2283. X5 (R2 = 0,9082) dan model tarikan perjalanan

total (Y5) = 1264,794 + 0,4273. X6 (R2 = 0,9986).

Kata kunci: Kota Surabaya, pemodelan, pusat perdagangan, regresi linier, tarikan perjalanan

Page 32: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

32

ANALISIS PENERAPAN SISTEM THREE IN ONE

BERDASARKAN KINERJA RUAS JALAN SEBAGAI UPAYA

MENGATASI KEMACETAN DI JALAN RAYA DARMO

(SURABAYA)

Mochammad Choirul Rizal1, Hera Widyastuti

2

Dan A. Agung Gde Kartika3

1Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Sipil, ITS Surabaya, email:[email protected]

2Dosen Jurusan Teknik Sipil, ITS Surabaya, email:

3Dosen Jurusan Teknik Sipil, ITS Surabaya, email:

ABSTRAK Pertumbuhan jumlah kendaraan di kota Surabaya semakin tinggi dan tidak terkendali. Di sisi lain panjang jalan

tidak mengalami pertambahan. Hal ini memicu timbulnya kemacetan di kota Surabaya. Salah satu ruas jalan

yang mengalami kemacetan adalah ruas Jalan Raya Darmo, Surabaya. Sesuai rencana, jalur trem selain

menggunakan median jalan, juga akan menggunakan 1 lajur jalan di ruas Jalan Raya Darmo. Hal ini tentunya

akan mengurangi kapasitas ruas Jalan Raya Darmo. Akibatnya kemacetan di Jalan Raya Darmo akan bertambah.

Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen pembatasan lalu lintas kendaraan. Dalam penelitian ini akan dikaji

rencana penerapan pembatasan lalu lintas kendaraan dengan sistem three in one di ruas Jalan Raya Darmo,

Surabaya. Yaitu hanya mengijinkan mobil pribadi yang minimal berpenumpang 3 orang yang boleh melintas di

jalan tersebut.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan cara traffic counting,

survei kecepatan, dan penyebaran kuisioner pemilihan moda dan pemilihan rute. Kemudian data-data tersebut

dianalisis dengan uji statistik dan probabilitas pemilihan moda dan rute, dan perhitungan kinerja ruas jalan.

Dari hasil analisa, pada kondisi eksisting derajad kejenuhan (DS) ruas Jalan Raya Darmo tertinggi terjadi pada

jam puncak pagi sebesar 0,467 untuk arah Utara-Selatan dan 0,777 untuk arah Selatan-Utara. Sedangkan untuk

ruas-ruas jalan yang lain yang berada di sekitar Jalan Raya Darmo, masih memiliki DS < 0,75. Apabila

dilakukan pembangunan jalur trem, DS ruas Jalan Raya Darmo meningkat dari 0,467 dan 0,777 untuk jam

puncak pagi, menjadi 0,679 dan 1,13. Apabila diterapkan sistem three in one di Jalan Raya Darmo, maka

mayoritas ruas-ruas jalan di sekitar Jalan Raya Darmo yang termasuk dalam lokasi studi masih memiliki

DS<0,75, kecuali untuk ruas Jalan Dinoyo yang memiliki DS = 0,998 untuk jam puncak pagi dan DS = 0,925

untuk jam puncak sore.

Kata kunci: Sistem Three In One, Kinerja Ruas Jalan, Pemilihan Moda, Pembatasan Lalu Lintas

Page 33: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

33

STUDI PEMODELAN TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG

PENYEBERANGAN KAPAL FERRY DI PELABUHAN UJUNG

SURABAYA – KAMAL SETELAH BEROPERASINYA

JEMBATAN SURAMADU

R. Endro Wibisono1, Wahju Herijanto

2, dan Hera Widyastuti

3

1Mahasiswa S2Manajemen dan Rekayasa Transportasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email:

[email protected] 2Dosen Manajemen dan Rekayasa Transportasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email:

3Dosen Manajemen dan Rekayasa Transportasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email:

ABSTRAK

Kapal ferry di pelabuhan ujung Surabaya-Kamal tetap mengalami kepadatan penumpang pasca pembangunan

Jembatan Suramadu. Selain itu terjadi antrian panjang saat interval kedatangan dan keberangkatan kapal ferry

karena pengurangan aktifitas dan pengalihan fungsi dermaga-dermaga yang ada. Jumlah pergerakan pada

pelabuhan di ujung Surabaya-Kamal ini cukup besar dan stabil dikarenakan penumpang kapal ferry memiliki

pola pergerakan yang tetap di sekitar Kabupaten Bangkalan terutama kecamatan Kamal menuju Kota Surabaya

maupun sebaliknya.

Penelitian ini akan mencari model sebaran (trip distribution) pergerakan penumpang kapal ferry di pelabuhan

ujung Surabaya-Kamal. Zona dibagi menjadi dua antara lain, zona skala kecil yakni sebaran pergerakan antara

Kabupaten Bangkalan dan Kota Surabaya, serta zona skala besar yang mencakup wilayah Jawa Timur yang

telah dibagi berdasarkan karakteristiknya. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi pola pergerakan asal

tujuan eksisting penumpang sehingga didapatkan MAT saat ini. Dari data-data pergerakan tersebut dapat dibuat

model sebaran pergerakan dengan analisa sintesis (Model Gravity) tanpa batasan (Unconstrained).

Hasil penelitian model trip distribusi yang menggambarkan pola pergerakan yang terjadi untuk penumpang

kapal penyeberangan Ujung-Kamal adalah berdasarkan jumlah sample yakni zona Bangkalan-Surabaya Tij=

6,13 x 10-08

.Pi.Ej.Exp(-0.22.Cij), dan zona Jawa Timur Tij= 2,4x10-09

.Pi.Ej.Exp(-0.08.Cij). Sedangkan

berdasarkan alasan responden lebih dekat dan tidak punya kendaraan yakni zona Bangkalan-Surabaya

Tij=8,14x10-08

.Pi.Ej.Exp(-0.24.Cij), dan zona Jawa Timur Tij= 1,3x10-09

.Pi.Ej.Exp(-0.08.Cij)

Kata Kunci: Gravity Model, Matriks Asal Tujuan, Pelabuhan Ujung Surabaya–Kamal, Unconstrained

Page 34: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

34

ANALISIS KINERJA ON STREET PARKING DI

KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

Suryatin Hidayah1 Hera Widyastuti.

2

A. Agung Gde Kartika3

1Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Sipil, ITS Surabaya, email:[email protected]

2Dosen Jurusan Teknik Sipil, ITS Surabaya, email:

3Dosen Jurusan Teknik Sipil, ITS Surabaya, email:

ABSTRAK Kabupaten Hulu Sungai Tengah terletak Strategis di jalur lintas kabupaten dalam Propinsi kalimantan Selatan,

sehingga sektor transportasi berkembang cukup maju. Hal ini tentu saja berdampak pada tersedianya fasilitas

parkir untuk umum khususnya di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Parkir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam hal ini dibedakan menjadi 2 batasan wilayah yaitu parkir di tepi

jalan (on street parking) atau nama lainnya Parkir Jalan Umum (PJU) dan parkir di suatu area tertentu (off street

parking).

Dalam penelitian ini akan dibahas kinerja on street parking yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Adapun pengambilan data primer dilakukan pada titik titik parkir yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah,

yaitu sebanyak 7 lokasi titik on street parking. Lokasi parkir yaitu meliputi pasar lama, pasar birayang, pasar

burung, pasar kramat, pasar pantai hambawang, pujasera, dan depan polres. Metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan Road Side Patrol. Kemudian dengan data-data tersebut

digunakan untuk perhitungan kinerja parkir pada tiap-tiap titik on street parkingr.

Dari hasil analisis, akan diketahui kinerja parkir yaitu meliputi jumlah parkir, akumulasi parkir, durasi parkir,

kebutuhan satuan ruang parkir (SRP), serta perhitungan kapasitas dinamis parkir.

Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil perhitungan kebutuhan SRP ditiap titik lokasi parkir. Untuk lokasi pasar

lama, LV = 330 Kendaraan, MC = 779 Kendaraan. Untuk Pasar Birayang , LV = 20 Kendaraan, MC = 183

Kendaraan. Untuk Pasar Burung , LV = 0, MC = 92 Kendaraan. Untuk Pasar Kramat, LV = 13 Kendaraan, MC

= 189 Kendaraan. Untuk Pasar Pantai Hambawang , LV = 0, MC = 8848 m2. Untuk Pujasera , LV = 11

kendaraan, MC = 426 Kendaraan. Untuk depan polres, LV = 0, MC = 73 Kendaraan.

Kata kunci: On Street Parking, Kinerja Parkir

Page 35: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

35

MODEL PEMILIHAN MODA PERJALANAN KOMUTER

DOMISILI WILAYAH PINGGIRAN KOTA MAKASSAR

(STUDI KASUS PERUMAHAN PONDOK ASRI III SUDIANG)

Rais Rachman1, Nur Ali

2, Slamet Trisutomo

3 dan Herman Parung

4

1Mahasiswa Program Doktor, Jrsn. Teknik Sipil, Fak. Teknik, Univ. Hasanuddin (Dosen Fak. Teknik Sipil

UKIP, Makassar), Kampus UNHAS Tamalanrea, Makassar, Telp 0411-587636, email:

[email protected] 2Dosen-Lektor Kepala, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Kampus UNHAS

Tamalanrea, Makassar, Telp 0411-587636, email : [email protected] 3Dosen-Professor, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Kampus UNHAS

Tamalanrea, Makassar, Telp 0411-587636, email: [email protected] 4Dosen-Professor, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Kampus UNHAS

Tamalanrea, Makassar, Telp 0411-587636, email: [email protected]

ABSTRAK Fenomena dalam melakukan perjalanan menuju tempat kerja akhir–akhir ini, telah menimbulkan masalah yang

cukup serius seperti waktu tempuh perjalanan yang bertambah lama, kurangnya tingkat keamanan dan

kenyamanan serta biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perjalanan yang cukup tinggi. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui dalam memilih moda transportasi perjalanan menuju ke tempat kerja

berdasarkan jumlah total komuter pada perumahan ini dalam memilih moda transportasi, dan untuk mengetahui

moda yang dominan dipilih oleh para komuter untuk melakukan kegiatan.

Penelitian ini menggunakan satu variabel terikat dan lima variabel bebas. Sebagai variabel bebas meliputi : jenis

kelamin, pendidikan terakhir, instansi tempat bekerja, penghasilan per bulan, dan jarak kantor dari tempat

tinggal. Sedangkan variabel terikat dalam penalitian ini adalah penggunaan moda.

Dari hasil penelitian ini didapatkan karakteristik pemilihan moda transportasi pada perumahan ini mayoritas

menggunakan moda pribadi seperti motor dan mobil yaitu 53,15%. Model regresi sesuai dengan status sosial

ekonomi penduduk terhadap pemilihan moda transportasi untuk perjalanan kerja adalah:

Y=0,312+0,669X1+0,653X2+0,086X3+0,284X4+0,313X5 (R2=0,638)

Kata Kunci: Perjalanan kerja, pemilihan moda, pinggiran kota Makassar.

Page 36: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

36

ANALISIS OPERASIONAL BIS KOTA TRAYEK PURABAYA-

JEMBATAN MERAH SURABAYA

Dwi Muryanto1, Hera Widyastuti

2 dan Anak Agung Gde Kartika

3

1Mahasiswa Program Pasca Sarjana Bidang Keahlian Manajenen dan Rekayasa Transportasi Jurusan

Teknik Sipil FTSP, ITS Surabaya, email:[email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya

email:[email protected] 3Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya ,

email:[email protected]

ABSTRAK Pelayanan angkutan umum yang baik sangat dibutuhkan di Kota Surabaya mengingat perkembangannya yang

pesat dengan jumlah penduduk sangat padat serta aktivitas hidup yang tinggi. Pada dasarnya pengguna angkutan

umum menghendaki tingkat pelayanan yang memadai meliputi frekuensi, waktu tempuh, keamanan dan

kenyamanan yang terjamin selama dalam perjalanan. Koridor Utara-Selatan Kota Surabaya merupakan jalur

tersibuk dengan salah satu rute yang ada saat ini dilayani angkutan umum dengan moda bis kota trayek

Purabaya-Jembatan Merah via Diponegoro. Seiring berjalannya waktu Pemerintah Kota Surabaya berencana

membenahi kualitas transportasi di koridor Utara-Selatan Surabaya dengan mengoperasikan angkutan umum

massal cepat trem karena layanan operasional bis kota kurang maksimal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layanan operasional bis kota trayek Purabaya-Jembatan

Merah via Diponegoro berdasarkan indikator kinerja angkutan umum perkotaan. Penelitian ini menggunakan

metode diskriptif kuantitatif dengan parameter yang mengacu pada atribut-atribut yang digunakan dalam

pengumpulan data. Data primer diperoleh melalui survey on board, wawancara dengan penumpang dan operator

bis kota. Data sekunder diperoleh dari dinas ataupun instansi terkait. Analisis operasional bis kota sesuai dengan

standar Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat .

Hasil studi ini menunjukkan bahwa indikator headway, waktu tempuh, kecepatan operasional yang

mengindikasikan bahwa layanan bis kota masih baik, sedangkan indikator frekuensi dan load factor

menunjukkan bahwa layanan bis kota perlu ditingkatkan.

Kata kunci: bis kota, frekuensi, headway, waktu tempuh, load factor

Page 37: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

37

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT

DALAM PEMANFAATAN MODA ANGKUTAN UMUM DI

KOTA MANADO

Tampanatu P. F. Sompie1 dan Syanne Pangemanan

2

1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Manado, Kampus Politeknik Manado, Telp 0431-815288,

email: tpf_sompie @yahoo.com 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Manado, Kampus Politeknik Manado, Telp 0431-815288,

email: upe_sp2000 @yahoo.com

ABSTRAK

Dalam kehidupan sehari-hari berbagai aktivitas dilakukan oleh tiap orang dalam mengisi waktu seperti bekerja,

sekolah, belanja maupun berekreasi. Segala aktivitas yang dilakukan ini merupakan kegiatan yang terpisah, dan

dalam melaksanakan berbagai kegiatan ini orang harus melakukan perjalanan. Sarana transportasi diperlukan

dalam melakukan berbagai perjalanan untuk maksud tersebut. Untuk dapat membuat lingkungan yang baik dan

teratur, para pembuat kebijakan berusaha untuk mengatur dan mengelola perilaku perjalanan sehari-hari,

misalnya melalui perencanaan perkotaan. Berbagai konsep sudah dihasilkan, salah satunya bertujuan untuk

mengurangi penggunaan mobil pribadi dan memaksimalkan penggunaan angkutan umum.

Dalam penelitian ini dikaji berbagai atribut yang dipakai untuk mengukur kepuasan masyarakat dalam

pemanfaatan moda angkutan umum. Metode yang dipakai berupa survey kepuasan masyarakat terhadap 209

responden yang melakukan perjalanan untuk tujuan bekerja maupun sekolah lewat penyebaran kuisioner.

Pengolahan serta analisa data menggunakan Microsoft Excel serta deskriptif analisis. Moda angkutan yang

menjadi bahan kajian adalah angkutan umum yang beroperasi di Kota Manado. Untuk atribut pelayanan moda

transportasi yang dipergunakan berupa Waktu Tempuh, Kecepatan Perjalanan, Keselamatan Terhadap

Kecelakaan Lalu Lintas, Kenyamanan, dan Keamanan Terhadap Tindak Kriminal.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk atribut waktu tempuh dan kecepatan perjalanan menunjukkan

rata-rata masyarakat menyatakan kurang puas terhadap angkutan umum, yaitu sebesar 47% dan 45%. Sementara

itu, sebanyak 51% dari responden merasa puas terhadap keselamatan mereka terhadap kecelakaan lalulintas

apabila menggunakan moda ini. Akan tetapi 50% dari pelaku perjalanan mengklaim kurang puas atas faktor

kenyamanan dari angkutan umum. Sedangkan menyangkut aspek keamanan terhadap tindak kriminal di dalam

angkutan umum sebanyak 46% responden yang melakukan perjalanan untuk beraktivitas menyatakan kurang

puas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masih banyak perbaikan yang harus dilakukan terhadap layanan moda

angkutan umum di Kota Manado supaya masyarakat dapat lebih banyak berpindah moda untuk menggunakan

angkutan umum dalam beraktivitas.

Kata Kunci: Angkutan umum, atribut pelayanan

.

Page 38: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

38

TINGKAT PELAYANAN SERTA KETERSEDIAAN SARANA

ANGKUTAN PENYEBERANGAN PELABUHAN MANADO

Syanne Pangemanan1 dan Tampanatu Sompie

2

1

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Manado, Kampus Politeknik Manado, Telp 0431-815288,

email: upe_sp2000 @yahoo.com 2

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Manado, Kampus Politeknik Manado, Telp 0431-815288,

email: tpf_sompie @yahoo.com

ABSTRAK Transportasi dibutuhkan orang untuk melakukan aktivitas karena transportasi merupakan komponen utama

berfungsinya suatu kegiatan masyarakat. Transportasi mempunyai pengaruh terhadap aktivitas-aktivitas

produksi sosial, serta barang dan jasa yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Kehidupan masyarakat yang

maju ditandai dengan mobilitas yang tinggi akibat tersedianya fasilitas transportasi yang cukup. Akan tetapi,

daerah yang kurang baik sistem transportasinya berdampak pada keadaan ekonomi masyarakatnya yang tidak

berkembang.

Kota Manado sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Utara posisinya sangat strategis sebagai titik pertumbuhan

ekonomi di bagian utara pulau Sulawesi. Pelabuhan Manado terletak di bagian utara Kota Manado, yang

melayani kapal penumpang dan kapal barang. Ada beberapa pulau-pulau kecil di sekitar Pelabuhan Manado

antara lain Manado Tua, Bunaken, Siladen, Mantehage yang semuanya berpenghuni. Pelayanan kebutuhan

perjalanan ini hanya dapat ditempuh melalui jalur laut dan menggunakan kapal motor. Ketergantungan

penggunaan angkutan melalui perahu motor ini relatif memberikan keterbatasan dalam mobilitas. Untuk

mendukung keberadaan Pelabuhan Manado dalam hal tingkat pelayanan serta ketersediaan sarana angkutan

penyeberangan tersebut, perlu dilakukan kajian kelayakan terkait tingkat pelayanan infrastruktur dan

ketersediaan sarana angkutan.

Tujuan dari kelayakan tingkat pelayanan dan ketersediaan sarana angkutan ini untuk mengetahui tingkat

kelayakan dari rencana pengembangan infrastruktur dan sarana Angkutan Penyeberangan dari sisi kelayakan

infrastruktur, pelayanan dan sarana angkutan yang tersedia. Metode yang digunakan dalam mengkaji tingkat

pelayanan serta ketersediaan sarana angkutan penyeberangan Pelabuhan Manado yaitu analisis data kualitatif

berdasarkan interpretasi kondisi aktual di lapangan. Pengamatan dilakukan langsung di Pelabuhan Manado.

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa tingkat pelayanan serta ketersediaan sarana bagi pengguna Pelabuhan

Manado untuk angkutan barang dan orang masih memenuhi kebutuhan pengguna angkutan tersebut, dan tingkat

pengguna naik pada hari-hari libur atau hari raya. Kondisi Infrastruktur masih baik, akan tetapi penataan yang

masih kurang memadai.

Kata kunci : Angkutan Penyeberangan, Infrastruktur Pelabuhan, Tingkat Pelayanan

Page 39: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

39

TEST MICROSTRUCTURE PERMEABLE PAVEMENT USED

DOMATO STONE AS LOCAL MATERIAL FROM BANGGAI

ISLAND WITH ADEDTIVE BNA BLAND PERTAMINA

Firdaus Chairuddin

1; Wihardi Tjaronge

2; Muhammad Ramli

3; Johannes Patanduk

4

1Graduate Doctor Programe Civil Enginering Dept. Hasanuddin University Indonesia Tlp: 0411 871038,

Email: [email protected]

2Professor Civil Enginering Dept. Hasanuddin Univercity Indonesia Tlp: 0811-879100.

Email:[email protected]

3Associated Professor Civil Enginering Dept. Haanuddin Univercity Indonesia Telp.0811-879100. Email:

[email protected]

4Associated Professor Civil Enginering Dept. Hasanuddin Univercity Indonesia Telp.0811-879100. Email:

[email protected]

ABSTRACT The lot deposit of Domato Stone as local material from sea location in Banggai island in half Sulawesi of. This

study is aimed to measure the coefficient of permebility using the constanthead permeability test at

transportation laboratory Hasanuddin University. The test included horizontal and vertical permeability. Indirect

Tensile Strength 0.0673 for asphalt quality 3% and Indirect Tensile Strength 0.2370 for asphalt quality 5%.

Cantabro test, loss weight 77.10 for asphalt quality 3% and loss weight 9.70 for asphalt quality 5%. Vertikal test

Permeability (binamarga 4.85 ml/s, Australia 5 ml/s, British 5.10 ml/s). Horizontal test Permeability (binamarga

4.89 ml/s, Australia 4.75 ml/s, British 4.81 ml/s). Based on the Scanning Electron Microscope (SEM) can be

seen the microstructure and content of chemical elements present in the porous asphalt which prove that all

elements of the liquid asbuton and concrete waste can blend and bind well.

Key words : Domato stone, Bna Bland Pertamina Cantabro Loss, Indirect Tensile Strength, X-RD and SEM.

Page 40: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

40

ANALISA TEKNIS PEMANFAATAN CORN METHYL

ESTHER SEBAGAI SUBTITUSI MARINE DIESEL OIL (MDO)

PADA MOTOR DIESEL

Heni Siswanti1, Aguk Zuhdi M.F

2 dan I Made Ariana

2

1 Jurusan Teknik Sistem dan Pengendalian Kelautan, PPSTK-ITS, [email protected]

2 Jurusan Teknik Sistem dan Pengendalian Kelautan PPSTK-ITS

ABSTRAK Kebutuhan bahan bakar untuk transportasi dan industri yang semakin meningkat, mendorong manusia untuk

mengupayakan sumber energi terbarukan, salah satunya adalah penggunaan bahan bakar nabati. Salah satu

bahan nabati tersebut adalah minyak jagung yang ditransesterifikasi untuk mendapatkan senyawa methyl esther

sebagai biodiesel. Biodiesel umumnya digunakan sebagai subtitusi bahan bakar fosil, dengan cara dicampurkan

dengan perbandingan tertentu. Pencampuran dilakukan agar biodiesel dapat digunakan pada motor diesel

konvensional tanpa perlu modifikasi atau perlakuan khusus.

Pada penelitian ini senyawa ester hasil transesterifikasi minyak jagung (corn methyl ester) dicampurkan ke

marine diesel oil (MDO) dengan perbandingan tertentu. MDO adalah bahan bakar diesel yang umum digunakan

pada motor penggerak kapal. Sebelum dicampurkan biodiesel terlebih dahulu dianalisa karakteristiknya. Dari

proses ini diketahui corn methyl esther memiliki karakteristik cetane number 75, flash point 178oC, nilai kalor

9277 Cal/gr dan pada temperatur 40oC memiliki viskositas 4,34 cst. Corn methyl esther memiliki karakteristik

cetane number yang relatif tinggi, viskositas yang cukup rendah, dan nilai kalori yang memenuhi syarat untuk

digunakan sebagai bahan bakar. Karakteristik flash point corn methyl esther relatif tinggi, sehingga untuk dapat

digunakan pada motor diesel konvensional sebaiknya dicampurkan atau dijadikan subtitusi bahan bakar fosil,

sehingga tidak memerlukan modifikasi pada motor diesel.

Selanjutnya, biodiesel campuran MDO dengan kadar corn ethyl esther 5% (B5) dan 10% (B10) diuji cobakan

pada motor diesel untuk mengetahui karakteristik unjuk kerja. Uji coba dilakukan dengan variasi putaran motor

dan variasi pembebanan. Proses pencampuran corn methyl esther dan MDO dapat dilakukan pada temperatur

kamar, tanpa memerlukan pemanasan. Sehingga corn methyl esther dapat dicampur langsung dengan MDO

dengan prosentase 5% (B5) dan 10% (B10). Karakteristik unjuk kerja motor diesel yang meliputi daya motor,

torsi, sfoc dan efisiensi thermal pada penggunaan bahan bakar biodiesel B10 secara umum lebih baik daripada

karakteristik unjuk kerja pada penggunaan biodiesel B5.

Kata kunci: biodiesel, corn methyl ester, MDO, karakteristik, unjuk kerja

Page 41: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

41

PEMBEBANAN JARINGAN JALAN PERKOTAAN

YOGYAKARTA

J.Dwijoko Ansusanto1, Ahmad Munawar

2,

Sigit Priyanto3, Bambang Hari Wibisono

4

1Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada, email: [email protected]

2Gurubesar Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, email: [email protected]

3Gurubesar Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, email: [email protected]

4Gurubesar Teknik Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, email: [email protected]

ABSTRAK Pergerakan kendaraan dari satu titik ke titik yang lain mencerminkan pegerakan orang. Jaringan jalan

merupakan penyediaan layanan yang dibatasi oleh kapasitas. Optimasi terhadap kebutuhan pergerakan dan

kapasitas layanan menjadi titik perhatian dari perencana transportasi. Matriks asal tujuan merupakan gambaran

dari pergerakan orang dan barang. Pembebanan jaringan jalan merupakan salah satu parameter yang dengan

mudah dipergunakan untuk mengukur kinerja jaringan jalan. Metode pendekatan yang dilakukan pada kajian ini

adalah berupa analisis perjalanan asal-tujuan dari orang yang melakukan perjalanan di perkotaan Yogyakarta.

Hasil yang diperoleh berupa peta beban ruas-ruas jaringan jalan di seluruh perkotaan aglomerasi Yogyakarta

disertai parameter penting berupa perbandingan volume dengan kapasitas.

Kata kunci: pembebanan, kapasitas, pergerakan, asal-tujuan

Page 42: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

42

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL KERETA API

SRIWEDARI EKSPRESS JURUSAN SOLO – YOGYA

Wahju Herijanto dan Bayu Rosida Sumantri.

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),Jl.

Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111,E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Dalam naskah ini, Pada bulan Nopember 2012 PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 6 Yogyakarta

mengoperasikan Kereta Api Sriwedari Ekspress dengan rute perjalanan Yogya – Solo, hal ini dilakukan untuk

mengantisipasi lonjakan penumpang akibat pemangkasan rute perjalanan Kereta Api Prambanan Ekspress dari

tiga belas kali perjalanan menjadi enam kali perjalanan. Menurut Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

DAOP 6 Yogyakarta, dibukanya rute baru Kereta Api Sriwedari Ekspress yang melayani delapan kali perjalanan

hanya dengan rute Yogya – Solo saja diharapkan kereta ini dapat memfasilitasi pergerakan penumpang antar

dua daerah tersebut. Dalam melayani rute antar kota Kereta Api Sriwedari mengangkut penumpang duduk dan

berdiri, sedangkan sebagai kereta antar kota yang jarak tempuhnya tergolong jauh, seharusnya seluruh

penumpang terangkut duduk. Untuk mengetahui kinerja dari kereta api ini sesuai dengan Surat Keterangan

Dirjen Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002, perlu ditinjau dari segi faktor muat, jumlah penumpang yang

diangkut, waktu tunggu penumpang, ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan kereta dan kenyamanan

tempat duduk dan berdiri.

Dalam penelitian digunakan metode survey untuk mendapatkan nilai – nilai dari kinerja kereta api Sriwedari

berupa survey observasi atau pengamatan lapangan. Adapun analisis yang digunakan untuk perhitungan waktu

tempuh, waktu henti dan waktu tunda menggunakan uji hipotesis 1 sample t-test, karena uji ini paling memenuhi

untuk menentukan diterima atau tidaknya keterlambatan pada kereta. Sedangkan untuk perhitungan load factor

dan kenyamanan duduk dan berdiri berdasarkan perhitungan kapasitas dari Vukan R. Vuchic.

Dari hasil analisis didapatkan waktu tempuh rata-rata untuk arah Yogyakarta selama 1 jam 14 menit dan untuk

arah Solo selama 1 jam 12 menit. Waktu henti yang didapat dari seluruh jadwal perjalanan kereta arah

Yogyakarta sebesar 3 menit, dan untuk arah Solo sebesar 5 menit. Waktu tunda dari seluruh perjalanan kereta

Api Sriwedari untuk arah Yogyakarta didapat nilai waktu tunda kedatangan sebesar 22 menit dan nilai waktu

tunda keberangkatan sebesar 20 menit, untuk arah Solo didapat waktu tunda kedatangan sebesar 34 menit dan

waktu tunda keberangkatan sebesar 39 menit. Angka kenyamanan untuk ruang duduk 0,203 m2/space.

Kapasitas kereta api apabila seluruh penumpang duduk sebesar 340 penumpang. Load factor per kereta

tertinggi dengan kapasitas 340 penumpang untuk arah Solo dengan load factor sebesar 113%. Dengan nilai load

factor yang melebihi 100% maka dilakukan perhitungan kapasitas apabila ditambah 2 gerbong yaitu 476

penumpang, sehingga didapat nilai load factor per kereta tertinggi 70%.

Kata kunci: Kinerja, Load factor, Sriwedari Ekspress, Waktu tempuh, Waktu tunda.

Page 43: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

43

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT TREM DI JALAN

RAYA DARMO SURABAYA

Wahju Herijanto1 dan Zuhri Muhis

1

1Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected]; [email protected]

ABSTRAK Surabaya sedang menyongsong keberadaan angkutan massal berbasis rel. Salah satu jalurnya adalah trem listrik

yang melalui median jalan Raya Darmo yang berpotensi menayempitkan jalur lalulintas sehingga apabila tidak

didampingi kiat-kiat traffic management maupun transport demand management akan mengakibatkan

kemacetan. Dalam studi ini ingin diketahui dampak adanya jalur trem terhadap kinerja lalulintas di jalan

tersebut dengan skenario tanpa atau dengan traffic management dan transport demand management .

Kondisi lalu lintas sebelum dan setelah adanya trem dapat dilakukan dengan mengurangi arus lalu-lintas pada

kondisi puncak yang dikalikan dengan probabilitas perpindahan angkutan pribadi ke trem sebagai demand trem

sebesar 20 %, serta pengurangan lajur untuk trem kemudian dilakukan traffic management. Traffic Demand

Management (TDM) dilakukan untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi dengan beberapa syarat sehingga

akan terjadi pengurangan volume lalu lintas sebesar 35%.

Derajat Kejenuhan (DS) di Jalan Raya Darmo pada simpang, ruas dan jalinan sebelum dan sesudah adanya trem

nilainya rata-rata diatas 0,75 dan setelah dilakukan manajemen lalu lintas nilainya DS<0,75 sedangkan untuk

manajemen u-turn diperlukan rambu lampu lalu lintas menggunakan detector agar tidak terjadi konflik dengan

trem dengan indikator nilai waktu tunggu serta headway trem.

Kata kunci: Manajemen Lalu Lintas, Trem, Raya Darmo, Transport Demand Management

Page 44: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

44

PENGARUH PENAMBAHAN WETFIX-BE TERHADAP

KETAHANAN PENGELUPASAN DAN ALUR PADA

CAMPURAN PANAS BETON ASPAL LAPIS AUS ASBUTON

(AC-WC ASB)

Arief Setiawan1, Ratnasari Ramlan

2 dan Moh Yani

3

1Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako, email:[email protected]

2Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako, email:-

3Mahasiswa S1 JurusanTeknik Sipil Universitas Tadulako , email:-

ABSTRAK Kerusakan jalan yang sering terjadi umumnya adalah kerusakan akibat pengelupasan (stripping) dan alur

(rutting). Dengan memanfaatkan material dalam negeri yakni asbuton butir dengan deposit mencapai 350 juta

ton dan meanfaatkan bahan additive wetfix-be maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penambahan wetfix-be terhadap ketahanan pengelupasan dan alur dari lapis permukaan perkerasan.

Penelitian dilakukan dengan menentukan campuran lapis aus perkerasan asbuton butir pada kondisi yang

terlemah untuk nilai stabilitas sisa tetapi masih memenuhi spesifikasi. Campuran perkerasan tersebut adalah

campuran dengan kandungan asbuton butir 6% kemudian diberikan variasi wetfix-be sebesar 0% (sebagai

kontrol), 0,2%, 0,4%, dan 0,6% dariberataspal. Pengujian ketahanan alur menggunakan alat Indirect Tensile

Strength (IDT-Strength)dengan memodifikasi alat marshall, sedangkan pengujian ketahanan pengelupasan

digunakan pengujian Immersion-Compression Test dengan alat Universal Testing Machine (UTM) untuk

menentukan Indeks Retained Strernght (IRS).

Hasil penelitian ini menunjukkan semakin besar penambahan wetfix-be akan meningkatkan ketahanan terhadap

pengelupasan (rutting) tetapi tidak dengan ketahanan terhadap alur. Namun demikian ketahanan alur yang

menurun tersebut masih dalam rentang kondisi yang sangat baik berdasarkan kriteria Christensen (2004).

Penambahan wetfix-be optimum pada kadar 0,254% terhadap berat aspal.

Kata kunci: Asbuton, wetfix-be,lapis aus, alur, pengelupasan.

Page 45: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

45

FEKTIFITAS JARINGAN JALAN MAMMINASATA (STUDI

KASUS PENYEMPITAN PADA RUAS JALAN LINGKAR

MAMMINASATA)

Yusuf Harun1, Wihardi Tjaronge

2, Sakti Adji Adisasmita

3; Nur Ali

4

1

Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Fakultas Teknis Universitas Hasanuddin Makassar. 0411-871038.

Email: [email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar. Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Telp.

0811-879100. Email: [email protected] 3

Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar. Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Telp.

0811-879100. Email : [email protected] 4

Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar. Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Telp.

0811-879100. Email : [email protected]

ABSTRAK Dari hasil analisa dan perhitungan pada kondisi jalan menyempit diperoleh analisa regresi untuk koefisien

determinasi, baik pada metode Greenshield (R2 = 0.5519), Greenberg (R2 = 0.5415), and Underwood (R2 =

0.5504), lebih besar dibandingkan pada kondisi jalan normal (Greenshield R2 = 0.405, Greenberg R2 = 0.4163,

and Underwood R2 = 0.4092) ataupun pada kondisi pertemuan jalan normal dan menyempit. (Greenshield R2 =

0.4498, Greenberg R2 = 0.4999, and Underwood R2 = 0.4182). Ini artinya pasangan data arus dan kecepatan

pada kondisi jalan menyempit lebih menggambarkan kondisi berbagai kerapatan dari yang kecil hingga yang

besar. Kerapatan ruang rata-rata pada arus bebas pada model Greenshield dan model Underwood memberikan

hasil yang hampir sama pada kondisi penggal jalan yang sama meskipun terjadi selisih pada nilai arus

maksimum dan kerapatan, hal ini disebabkan karakteristik lokasi lebih cocok menggunakan model Greenshield

dan Underwood dibandingkan dengan model Greenberg. Pada kondisi penggal jalan menyempit diperoleh hasil

Greenshield : (Uf = 56.96 Km/jam; Dj = 71.46 smp/km; Vmaks = 1017.51 smp/jam/arah), Underwood : (Uf =

60.58 Km/jam; Dm = 50 smp/km; Vmaks = 1114.23 smp/jam/arah), sementara pada model Greenberg (Um

=15.39 Km/jam; Dj = 276.28 Smp/Km;Vmaks = 1564.43 smp/jam/arah). Gelombang kejut yang diperoleh pada

model Greenshield, terjadi pada lima periode pada saat demand melebihi kapasitas yaitu pada jam: 08.05-08.15

-2.49 km/jam), 08.45- - 1.42 km/jam), 10.35- -1.32 km/jam), 15.20- -

2.65 km/jam), 16.20- -2.42 km/jam), sedangkan pada model Underwood terjadi gelombang kejut

pada tiga perode waktu yaitu pada jam: 08.05- -0.0189 km/jam), 15.25-

16.20- -masing terjadi selama 13

menit 28 detik, 5 menit 1 detik, 26 menit 26 detik, 10 menit 29 detik dan 10 menit 3 detik, sedangkan pada

model Underwood lama antrian masing-masing terjadi selama 5 menit 9 detik, 5 menit 6 detik, 5 menit 10

detik.

Kata Kunci : arus, kecepatan, kerapatan lalu lintas

Page 46: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

46

ASSESSMENT TO A MAX-PLUS ALGEBRA POWER

OPERATION ON UN-WEIGHTED TANSPORTATION

NETWORK MODEL OF ITS BEHAVIOR, CONNOTATION

AND UTILIZATION

Hitapriya Suprayitno1, Indrasurya B. Mochtar

2, Achmad Wicaksono

3

1Doctorate Student, Civil Engineering Department, Institute of Technology Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya,

e-mail : [email protected]. 2Professor,Civil Engineering Department, Institute of Technology Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.

3Lecturer, Civil Engineering Department, Brawijaya University, Malang.

ABSTRACT Transportation network quality assessment is pre-requisite for managing a transportation system. Max-Plus

Algebra matrix power operation seems potential to be used to calculate the network quality indicator.

The objectives of this present research is to investigate the behavior, the connotation and the utilization potential

of Max-Plus Algebra matrix power operation on un-weighted transportation network model.

The results show that the cell values of a p powered matrix indicate the number of links of p steps connections

among all pairs of nodes. Hence, the powered matrix can be used to indicate the connectivity condition of the

network. A (N-1) power is needed to investigate the overall network connectivity.

Keywords : Max-Plus Algebra, un-weighted transportation network model, Max-Plus Algebra powered matrix

behavior, Max-Plus Algebra powered matrix connotation, Max-Plus Algebra powered matrix utilization

potential.

Page 47: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

47

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU INELASTIK PADA

SISTEM RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIK

MENGGUNAKAN LINK WF DAN TUBULAR DENGAN

METODE PERFORMANCE BASED DESIGN

Abdul Somad1, Budi Suswanto

2, Hidayat Sugihardjo

3

1Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp

031-5946094, email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-

5946094, email: [email protected] 3Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email:

[email protected]

ABSTRAK Gempa tektonik dahsyat yang mengguncang pulau Indonesia, yang berpusat pada Tasikmalaya, bukanlah gempa

yang pertama dan kemungkinan besar bukan yang terakhir, karena wilayah nusantara diapit oleh lempeng

Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Kondisi tersebut memberikan informasi bagi perencana

dan pemilik bangunan bahwa gedung yang akan dibangun harus dapat mengantisipasi resiko akibat gempa yang

terjadi baik korban jiwa maupun resiko finansial. Untuk mengantisipasi resiko tersebut, maka struktur tersebut

harus mampu menahan gempa.

Pada perencanaan stutur baja tahan gempa, didapatkan sistem EBF yang memiliki kinerja yang lebih baik yang

ditunjukkan dari base shear, jumlah kerusakan elemen, displacement lateral dan drift ratio yang lebih kecil juga

ditunjukkan dengan daktilitas dan disipasi energi yang lebih besar. Sehingga cocok dalam mengatasi beban

seismik.

Perencanaan performance based seismic design, yang memanfaatkan teknik analisa non-linier berbasis

komputer untuk menganalisa perilaku inelastis struktur dari berbagai macam intensitas gempa, sehingga dapat

memperkirakan berapa besar life, occupancy dan economic loss yang akan terjadi.

Studi ini dimaksudkan untuk membandingkan perilaku dan performa sistem rangka EBF tubular link dan WF-

link dengan metode performance based desain lalu dilakukan studi perilaku struktur dengan megambil portal

paling bawah menggunakan bantuan software abaqus sehingga diperoleh sistem EBF dengan tubular link

memiliki kinerja yang lebih baik ditunjukkan dengan base shear, jumlah kerusakan elemen, displasemen lateral

dan drift ratio yang lebih kecil, juga ditunjukkan dengan daktilitas yang lebih besar daripada EBF dengan WF-

Link.

Kata kunci : perilaku inelastik, eccentrically braced frame, performance based design, time history, beban

nonlinier gempa

Page 48: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

48

STUDI KETAHANAN BALOK BETON BERTULANG PASKA

LELEH DIPERKUAT LEMBARAN GFRP AKIBAT BEBAN

FATIK

Arbain Tata1, Rudy Djamaluddin

2, Herman Parung

3, dan

M. Wihardi Tjaronge

4

1Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin/ Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas

Khaerun Ternate, email : [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, e-mail : [email protected]

3Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, e-mail : [email protected]

4Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, e-mail : [email protected]

ABSTRAK Struktur yang telah mengalami penurunan kapasitas sebagai akibat dari usia struktur, korosi, kelebihan beban

akibat gempa, pembebanan fatik akan mengalami penurunan kekuatan yang siknifikan sehingga mesti diganti

atau diretrofit. Salah satu pertimbangan yang mendasari orang melakukan retrofit adalah faktor biaya, waktu dan

perijinan mendirikan bangunan yang rumit. Dari segi biaya, melakukan retrofit lebih murah dibanding

mendirikan bangunan baru. Sudah tentu metode retrofit cukup realistis dilakukan sehingga dapat meniadakan

kelemahan-kelemahan tersebut. Bahan GFRP-S merupakan material yang sangat baik untuk digunakan dalam

perkuatan struktur beton bertulang karena: murah, ringan, tahan korosi dan kekuatan yang tinggi. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh beban fatik terhadap kapasitas lentur balok beton bertulang dan

mengetahui efek perkuatan menggunakan GFRP terhadap ketahanan pada pembebanan fatik balok beton

bertulang berskala penuh (full-scale) dengan ukuran 300x500x6000 mm sebanyak 4 benda uji. Perilaku lentur

balok uji dalam menerima pembebanan fatik menunjukkan perilaku lelah balok uji dengan beban berulang yang

lebih kecil antara 15–60 % dari beban ultimate pembebanan statik. Pada kondisi ini, diperoleh nilai lendutan

pada pembebanan fatik lebih besar dibandingkan pada pembebanan statik. Perkuatan GFRP menunjukkan

terjadinya peningkatan kapasitas balok uji. Persentase peningkatan kekuatan pembebanan statik dengan

perkuatan GFRP sebesar 4.4 %. Sementara persentase peningkatan kekuatan pada pembebanan fatik 75 kN

sebesar 4.7%, pembebanan 167.5 kN sebesar 4.2%, dan pembebanan 260 kN sebesar 2.9%.

Kata Kunci: beban fatik, GFRP-S, kapasitas lentur balok beton bertulang

Page 49: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

49

PERILAKU ELEMEM BALOK KOLOM KASTELLA AKIBAT

BEBAN BOLAK BALIK

Junus Mara1, Herman Parung

2, Jonie Tanijaya

3 dan Rudy Djamaluddin

4

1Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10, Telp

081343711314, email : [email protected] 2Dosen JurusanTeknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10, Telp 0411 587635,

email : [email protected]. 3Dosen JurusanTeknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Paulus, Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 13, Telp

0411 588091, email : [email protected] 4Dosen JurusanTeknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10, Telp 0411 587635,

email : [email protected]

ABSTRAK Berat struktur sangat mempengaruhi beban gempa pada suatu bangunan bertingkat. Material baja jauh lebih

ringan dibandingkan dengan material struktur lainnya serta sifat-sifat yang menguntungkan sehingga lebih

cenderung digunakan bangunan bertingkat. Untuk meningkatkan kemampuan penampang dari suatu baja solid

serta kebutuhan jalur instalasi dikembangkan profil baja kastella. Penelitian tentang perilaku balok dan kolom

kastella dengan pembebanan monotonik telah banyak dikembangkan oleh para peneliti. Namun untuk

mengetahui perilaku balok kastella dengan sudut dan panjang bukaan optimal yang akan digunakan pada

gedung bertingkat yang diperhitungkan terhadap beban gempa sangat diperlukan.Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan profil IWF 200 x 100 x 6 x 8 yang diproduksi menjadi balok kastella dengan tinggi

bukaan 0.6 D. Penelitian pendahuluan untuk mendapatkan sudut bukaan dan jarak bukaan optimal pada balok

dan kolom dengan beban monotonik merupakan rangkaian dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui perilaku dari balok kolom kastella dengan atau tanpa perkuatan yang diberi beban bolak balik

(siklik) sehingga diperoleh suatu rumusan perencanaan balok kolom kastella yang diperuntukkan memikul

beban gempa.

Kata kunci : baja, kastella,balok kolom, siklik

Page 50: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

50

PENGARUH LINGKUNGAN LAUT TERHADAP

EFEKTIFITAS GFRP SHEET SEBAGAI BAHAN PENGUAT

ELEMEN LENTUR

Mufti Amir Sultan1 , Rudy Djamaluddin

2, Herman Parung

3 dan

M. Wihardi Tjaronge4

1Mahasiswa program Doktor Teknik sipil Universitas Hasanuddin dan dosen prodi teknik sipil, Universitas

Khairun, email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Univesritas Hasanuddin, email:[email protected]

3Dosen Jurusan Teknik Sipil, Univesritas Hasanuddin, email:[email protected]

4Dosen Jurusan Teknik Sipil, Univesritas Hasanuddin, email:[email protected]

ABSTRAK Struktur yang dibangun pada lingkungan agresif, seperti di laut atau di lingkungan laut perlu diperhatikan lebih

baik. Karena dengan adanya beban lingkungan yang diakibatkan oleh penetrasi ion kholrida yang dikandung

oleh air laut yang masuk ke dalam beton. Salah satu cara untuk mengurangi penurunan kekuatan struktur pada

lingkungan laut adalah dengan cara teknik perkuatan dengan menggunakan material yang tahan terhadap ion

klorida, Salah satu bahan perkuatan tersebut adalah material komposit dengan bahan dasar serat dan plastic

yang dikenal dengan nama Glass Fiber Reinforced Plastics (GFRP) yang direkatkan pada permukaan komponen

beton yang diperkuat dengan bantuan perekat epoxy. Pada penelitian ini digunakan 60 sampel balok lentur

dimana tiga sampel sebagai balok normal tanpa perkuatan, sisanya diperkuat dengan GFRP dan diletakkan pada

lima titik selama enam dan sembilan bulan. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa balok beton dengan

perkuatan GFRP-S (BNF) mengalami peningkatan kuat lentur bila dibandingkan dengan balok tanpa perkuatan

(BN). Peningkatan rata-rata yang terjadi sebesar 84.21%. Setelah sampel terekspos lingkungan laut selama 6

bulan akan mulai terlihat pengaruhnya dalam hal penurunan kapasitas momen dari balok yang diperkuat dengan

GFRP. Bahwa pada masing-masing lokasi yang berdasarkan lama waktu terekpos sampel dengan lingkungan,

dapat disimpulkan bahwa sampel yang terletak di dalam laut dan 0 m dari laut (tepi pantai) terjadi penurunan

kapasitas momen antara 33% s.d 35% sedangkan untuk lokasi dengan jarak >250 m dari laut penurunan

kapasitas momen antara 19% s.d 26%. Ini memperlihatkan bahwa untuk daerah yang lebih dekat ke laut

mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam hal penurunan kapasitas lentur dari balok.

Kata kunci: lingkungan laut, GFRP, kuat lentur

Page 51: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

51

PENINGKATAN KEKUATA KOLOM BERONGGA UNTUK

MEMIKUL BEBAN MAKSIMUM

Safrin Zuraidah1, Ikhsan

2, K Budihastono

3

1 Prodi Teknik Sipil-UNITOMO Surabaya [email protected]

2Prodi Teknik Sipil-UNITOMO Surabaya, [email protected]

3Prodi Teknik Sipil-UNITOMO Surabaya, [email protected]

ABSTRAK Menurut SNI 03 – 2847 – 2002 menyatakan bahwa saluran dan pipa, bersama kaitnya, yang ditanam pada

kolom tidak boleh menempati lebih dari 4% luas penampang yang diperlukan untuk kekuatan atau untuk

perlindungan terhadap kebakaran. Pada penelitian sebelumnya, dengan rongga 4,5% dari luas penampang tanpa

tulangan dengan benda uji silinder 15x30 cm yang menyebabkan penurunan kuat tekan dari beton tersebut 29% ,

melebihi ketentuan dari SNI maka pengaruh lubang perlu diperhitungkan terhadap kekuatannya. Tujuan dari

penelitian ini mengetahui besar kuat tekan kolom beton dengan adanya rongga di dalamnya dengan memasang

tulangan geser model Rectanguler dan Spiral. Metode penelitian ini menggunakan kolom berongga 4,5% luas

penampang dengan menambah sengkang dan tulangan memanjang guna meningkatkan kekuatan tekan kolom

struktur dengan model sengkang rektanguler / persegi dan spiral untuk memikul beban maksimum. Ukuran

benda uji kolom 200x200x600 mm, jumlah benda uji 12 buah kolom berongga , pengujian dilakukan pada

umur 28 hari.

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa pada perhitungan teoritis kuat tekan kolom beton berongga dengan

sengkang spiral lebih besar 3,03% di bandingkan sengkang rectanguler, sedangkan hasil pengujian

laboratorium menyatakan kuat tekan kolom dengan sengkang spiral lebih besar 2,92% dibandingkan

rectanguler.. Kesimpulan, sengkang model spiral lebih kuat memikul beban tekan pada kolom berongga bila

dibandingkan model rectanguler dan kebutuhan tulangan geser (sengkang) model spiral lebih ekonomis 8%

dibandingkan model rectanguler .

Kata kunci : kolom, sengkang, spiral, rectangular, kuat tekan

Page 52: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

52

PEMODELAN DENGAN PROGRAM BERBASIS ELEMEN

HINGGA DALAM ANALISA PERILAKU PELAT BETON

BERTULANG KETIKA TERKENA API

Wahyuniarsih Sutrisno1 dan Endah Wahyuni

2

1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember , email:[email protected]

2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email:[email protected]

ABSTRAK

Kebakaran merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Namun dalam perencanaan struktur

gedung beton bertulang beban api belum dimasukkan sebagai salah satu beban yang diperhitungkan. Padahal

jika melihat kenyataan yang ada, beban api juga dapat menjadi beban yang membahayakan bagi pengguna

gedung tersebut. Dengan memasukkan unsur api dalam suatu desain gedung maka akan diketahui perilaku serta

berapa lama suatu gedung dapat bertahan bila menerima beban api tertentu.

Pada penelitian ini elemen yang ditinjau adalah pelat beton bertulang satu arah. Pelat tersebut akan dimodelkan

dalam program berbasis elemen hingga. Pemodelan akan dilakukan secara 3D dan 2D. Pelat akan dibebani

dengan beban api standar sesuai dengan ISO 834. Selain itu pelat juga akan dibebani dengan beban luar sebesar

10.59 KN/m. Analisa yang digunakan dalam pemodelan ini adalah Heat Transfer Analysis dan Coupled

Tempereature-Displacement Analysis. Kedua jenis aalisa ini dilakukan untuk mengetahui suhu dan

displacement yang terjadi. Setelah dilakukan pemodelan maka hasil pemodelan akan divalidasi dengan hasil

eksperimen yang telah dilakukan sebelumnya. Validasi yang dilakukan meliputi penurunan kekuatan, defleksi

dan temperatur yang terjadi.

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan didapatkan bahwa suhu yang dihasilkan pada pemodelan Abaqus

menghasilkan perbedaan mencapai 15 % bila dibandingkan dengan hasil eksperimental sedangkan defleksi yang

didapatkan dari hasil pemodelan mengalam perbedaan hingga 3% bila dibandingkan dengan eksperimen.

Perbedaan yang terjadi antara hasil eksperimental maupun pemodelan terjadi karena aumsi yang digunakan

dalam pemodelan tidak bias 100 % sama dengan ekperimental. Hal tersebut disebabkan infornmasi yan terbatas

mengenai eksperimental yang dilakukan.

Kata kunci: Program Berbasis Elemen Hingga, Api, Pelat Beton Bertulang, Pemodelan 2D dan 3D

Page 53: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

53

EVALUASI KERENTANAN BANGUNAN AKIBAT

PENGARUH GEMPA (STUDI KASUS GEDUNG-GEDUNG

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL

SOEDIRMAN)

Yanuar Haryanto1, Nanang Gunawan Wariyatno

2dan Prisca Evelyn Yulianita

3

1Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman email: [email protected]

2Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman email: [email protected]

3Alumni Program Studi Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman email: [email protected]

ABSTRAK Purwokerto dan Purbalingga berada di wilayah gempa 3. Gedung Fakultas Sains dan Teknik Universitas

Jenderal Soedirman terletak di Purwokerto dan Purbalingga, meliputi Gedung A Jurusan Teknik, Gedung B

Jurusan Teknik, Gedung C Jurusan Teknik, Gedung D Jurusan Teknik, Gedung E Jurusan Teknik, Gedung

Jurusan MIPA, dan Gedung Jurusan Perikanan dan Kelautan. Untuk mengetahui kerentanan gedung Fakultas

Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman terhadap gempa dilakukan evaluasi menggunakan metode

Rapid Visual Screening dan evaluasi tingkat 1 berdasarkan FEMA 310. Rapid Visual Screening merupakan

suatu metode yang dapat digunakan sebagai evaluasi tahap awal untuk memeriksa kerentanan bangunan

terhadap gempa dalam waktu yang singkat dan biaya yang murah. Kajian dilakukan dengan mengisi formulir

pengumpulan data dan menjumlahkan skor akhir. Kesimpulan didapat dengan membandingkan skor akhir

dengan cut off sebesar 2. Apabila skor akhir kurang atau sama dengan 2, maka gedung tersebut memerlukan

evaluasi tingkat 1. Tujuan dari evaluasi tingkat 1 adalah untuk mengidentifikasi defisiensi potensial gedung.

Evaluasi tingkat 1 terdiri dari 3 kumpulan daftar pemeriksaan yang meliputi evaluasi cepat dari struktural,

nonstruktural, dan elemen fondasi/geologi yang beresiko dari bangunan dan kondisi lapangan. Apabila terdapat

defisiensi potensial pada gedung saat evaluasi tingkat 1, evaluasi detail yang lebih lanjut direkomendasikan

untuk dilaksanakan. Gedung A Jurusan Teknik, Gedung B Jurusan Teknik, Gedung C Jurusan Teknik, Gedung

D Jurusan Teknik, Gedung Jurusan MIPA, dan Gedung Jurusan Perikanan dan Kelautan memiliki skor akhir

Rapid Visual Screening yang lebih dari 2 sehingga tidak memerlukan analisis tahap 1. Gedung E Jurusan Teknik

dievaluasi menggunakan Rapid Visual Screening dan evaluasi tahap 1 karena skor akhir dari gedung tersebut

kurang dari 2. Terdapat pernyataan Not Compliant (NC) pada pemeriksaan struktural dan nonstruktural Gedung

E. Sehingga evaluasi detail yang lebih lanjut direkomendasikan untuk dilaksanakan pada gedung tersebut.

Kata kunci: evaluasi, kerentanan banguan, rapid visual screening, gempa

Page 54: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

54

PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG YANG

BERISI STYROFOAM

Yasser 1, Rudy Djamaluddin

2, M. Wihardi Tjaronge

3, dan Herman Parung

4

1Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, email: [email protected]

2Lektor Kepala, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, email : [email protected]

3Professor, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, email : [email protected]

4Professor, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, email : [email protected]

ABSTRAK Telah diketahui bahwa penampang beton pada sisi tertarik diabaikan dalam pemikulan tegangan. Oleh karena itu

sangat beralasan jika bagian balok beton pada daerah tarik diminimalkan kemampuan tegangan tekannya dengan

penambahan bahan butiran Styrofoam. Bahan beton yang diisi dengan butiran Styrofoam selanjutnya disebut

dengan Styrofoam Filled Concrete (SFC). Pemanfaatan bahan Styrofoam sebagai pengisi diharapkan dapat

mengurangi penggunaan aggregate alam dan juga untuk mengurangi berat dari struktur. Styrofoam sebagai

limbah dapat digunakan sebagai pengisi untuk mengurangi volume beton, terutama untuk daerah dimana

penampang beton tidak diabaikan dalam disain. Sebagai usaha untuk mempelajari kekuatan lentur balok beton

bertulang yang menggunakan bahan SFC, maka dilakukan serangkaian pengujian. Bahan uji berupa balok

dengan dimensi 15 cm x 20 cm x 270 cm dengan mutu beton normal 26 MPa. Bahan uji terdiri dari balok beton

bertulangan normal dan balok beton bertulangan sistem rangka dengan bahan SFC pada penampang tarik. SFC

yang digunakan terdiri dari tiga variasi yaitu SCF dengan kandungan volume Styrofoam 30%, 40% dan 50% .

Bahan uji balok selanjutnya diletakkan diatas tumpuan sederhana dan dibebani dengan dua beban terpusat pada

tengah bentang. Hasil pengetesan menunjukkan bahwa balok beton bertulang normal memiliki kapasistas

maximum sebesar 36.7 kN, sementara balok beton bertulang tanpa beton pada daerah tarik memiki kapasitas

maksimum sebesar 30.6 kN. Pada bahan uji yang menggunakan tulangan sistem rangka tanpa beton pada daerah

tarik memiliki kapasitas maksimum sebesar 35.8 kN dimana mendekati kapasistas maksimum balok beton

bertulang normal. Akan tetapi balok beton bertulang tanpa beton pada daerah tarik akan rawan terhadap proses

pengakaratan dan bahaya kebakaran. Oleh karenanya bahan beton SFC digunakan pada daerah tarik untuk

melindungi baja tulangan. Hasil pembebanan pada balok beton bertulang dengan bahan SFC pada daerah tarik

untuk kandungan styrofoma 30%, 40% dan 50% memiliki kapasistas maksimum masing-masing sebesar

33.8kN, 31 kN dan 29 kN. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan SFC pada daerah tarik

menunjukkan kapasitas yang mendekati balok beton bertulangan normal.

Kata kunci: Kekuatan lentur, Balok beton berlapis,, Tulangan luar, Beban monotonik

Page 55: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

55

PERILAKU PENGGUNAAN MODEL STRUKTUR

PENUNJANG DAN PENGIKAT (STRUT-AND-TIE MODEL)

PADA BALOK BETON MUTU NORMAL UNTUK TINGGI

BALOK 1500 MM.

Agus Sugianto 1, Andi Marini Indriani

2

1 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Balikpapan, Email: [email protected]

2 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Balikpapan, Email: [email protected]

ABSTRAK Penunjang dan pengikat (Strut-and-Tie Model) adalah suatu sistem penyaluran gaya dalam yang berhubungan

dari titik beban kepada penunjang. Prinsip dasar dari metode ini dibuat berdasarkan model kuda-kuda sederhana

dengan memberi penekanan pada penyaluran dan distribusi beban dalam struktur dan dapat diaplikasikan pada

struktur bangunan, jembatan dan struktur lainnya. Strut-and-Tie Model sesuai untuk digunakan menganalisis

dan memodelkan struktur beton bertulang yang memikul tiga jenis gaya yaitu gaya lentur, gaya geser dan torsi

dengan berdasarkan pada teori keseimbangan desain plastis. Metode ini dapat dipergunakan pada daerah-daerah

dimana teori balok tidak tepat diterapkan. Daerah-daerah ini sering disebut sebagai daerah terganggu (D-

regions). Dengan metode Strut-and-Tie Model, analisa D-region pada elemen struktur dapat lebih mudah

dilakukan dimana keadaan tegangan yang terjadi diidealisasikan sebagai strut dari beton, tie dari baja dan

daerah nodal (Lumantarna,2002). Dengan adanya aksi dari strut and tie tersebut, pertambahan kekuatan pada

struktur balok tinggi beton bertulang dapat terjadi (Nilson dan Winter,1991).

Pengujian dilakukan terhadap balok tinggi (deep beam) mutu normal dengan test uji tekan sampai mengalami

keruntuhan. Model dibuat secara 3D setengah bentang simetris dengan bantuan program komputasi ANSYS ED

versi 9.0. Model ini diharapkan mampu menggambarkan defleksi, keretakan dan kehancuran yang terjadi

terhadap beban ultimit dengan variasi strut-and-tie model, yaitu: model 1: Strut-and Tie sederhana dua tulangan

diagonal, model 2: Strut-and-tie tulangan diagonal truss simetris, model 3: Strut-and Tie tulangan diagonal

Truss rangka batang. Analisis model dilakukan pada tinggi balok h= 1500 mm, sudut inklinasi (Φ) < 65o dan >

65o dengan variasi bentuk Strut-and-Tie Model untuk mengetahui kapasitas lentur ultimit, beban–deformasi,

daktilitas, perilaku tegangan, regangan, dan pola retak.

Hasil analisis model elemen hingga menggunakan bantuan program komputasi ANSYS Ed.9.0. besarnya geser

ultimit (Vu) pada model balok akan bertambah tergantung dari tipe Strut-and-Tie Model dan sudut inklinasi (Φ)

yang dipergunakan, model yang terbaik untuk semua beban adalah model 3, dengan sudut inklinasi (Φ) > 68o

terjadi peningkatan geser ultimit (Vu) sebesar 15,46% terhadap tipe 1. Pola tegangan yang terjadi berbentuk

bottle shape searah diagonal strut. Nilai daktilitas untuk satu sudut < 45º turun sebesar 27,11%, pada sudut > 45º

turun sebesar 55,67 %.

Kata kunci: strut-and-tie model, sudut inklinasi, balok tinggi, pola retak, daktilitas.

Page 56: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

56

ALIKASI EVALUASI CEPAT STRUKTUR BETON

TERHADAP GEMPA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI

PEKANBARU

Alex Kurniawandy1, Andy Hendri

2 dan Muhammad Akbar Muttaqin

3

1Penulis pertama, Program Studi Teknik Sipil Universitas Riau, email: [email protected]

2Penulis kedua, Program Studi Teknik Sipil Universitas Riau, email: [email protected]

3Penulis kedua, Program Studi Teknik Sipil Universitas Riau, email: [email protected]

ABSTRAK Kota Pekanbaru jika dilihat dari peta Gempa tergolong wilayah gempa rendah, tetapi sewaktu terjadi gempa di

Sumatera Barat ataupun di daerah Sumatera Utara, rambatan gempanya mencapai kota Pekanbaru. Getaran ini

mengakibatkan Gedung-gedung yang berada di kota Pekanbaru bergoyang. Getaran gempa yang mengenai

tanah lunak akan memicu terjadinya perbesaran rambatan getaran gempa, sehingga walaupun sumber gempa

berada jauh dari kota Pekanbaru, akan tetapi getaran gempa juga dapat dirasakan di kota Pekanbaru. Untuk itu

perlu dilakukan evaluasi cepat sebagai cara untuk mendeteksi dini kegagalan struktur yang ada pada bangunan

struktur di Pekanbaru.

Penelitian ini mengambil sampel pada salah satu gedung pemerintahan kota Pekanbaru. Data yang diambil

berupa data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari kegiatan survei, seperti alur beban (load path),

kerusakan beton atau baja tulangan, kerusakan pada dinding pasangan bata, kerusakan pada mortar,

retakan pada dinding pengisi, retakan di kolom batas, sambungan antar dinding, transfer ke dinding geser

dan kolom beton. Sedangkan data sekunder berupa gambar rencana dan data hasil pengujian tanah. Gambar

rencana berisi informasi yang memuat ukuran dan dimensi struktur, seperti balok, kolom, pelat, tinggi

gedung, tulangan, dan lainnya. Data tanah seperti hasil sondir, N-SPT digunakan untuk mengetahui kondisi

tanah apakah berpotensi besar terhadap keruntuhan struktur. Data tersebut dianalisa dengan metode evaluasi

cepat berdasarkan FEMA 310 dan analisis strukturnya dengan menggunakan ETABS.

Secara umum, banyak pernyataan yang memenuhi kriteria. Namun, ditemukan pernyataan yang Not Applicable

dan Non Compliant, sehingga analisa dilanjutkan ke tahap kedua (tier 2). Selain itu, setelah dianalisa dengan

ETABS, akibat pengaruh bukaan di atap sehingga kekakuan struktur berkurang sedemikian mengakibatkan

kurangnya stabilitas gedung dalam menahan gempa. Hasil pengecekan menggunakan ETABS menunjukkan

bahwa: kolom yang tidak ada yang menglami kelebihan beban (Overstrength) dan nilai DCR (Demand Capacity

Ratio) < 2.

Kata kunci: FEMA 310, Evaluasi Cepat, Gempa

Page 57: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

57

PENGEMBANGAN MODEL SAMBUNGAN BALOK KOLOM

PADA STRUKTUR PORTAL BETON TERKEKANG

BERTULANGAN BAMBU TAHAN GEMPA

B. Sri Umniati1, Nindyawati

2, Sri Murni Dewi

3 dan Agoes S. MD

4

1Penulis pertama, Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, [email protected]

2Penulis kedua, Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, [email protected]

3Penulis ketiga, Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang, [email protected]

4Penulis keempat, Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang, [email protected]

ABSTRAK Keruntuhan struktur bangunan yang terkena beban gempa didominasi oleh keruntuhan pada sambungan balok

kolom. Sementara bagian balok maupun bagian kolom di luar daerah sambungan masih menunjukkan kinerja

yang baik. Karena itu, diperlukan penguatan daerah sambungan balok kolom agar kemampuan struktur menahan

gaya gempa dapat dioptimalkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model

pengangkeran pada daerah sambungan balok kolom struktur portal beton bertulangan bambu tahan gempa.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental. Rancangan penelitian menggunakan

rancangan faktorial tiga pangkat dua. Sejumlah limabelas benda uji sambungan balok kolom diuji secara

eksperimental. Variabel penelitian dipisahkan menjadi dua buah matrik. Pada matriks pertama variabelnya mutu

beton dan jumlah tulangan kolom. Dan pada matriks kedua variabel penelitian adalah mutu beton dan jumlah

angker bambu terpasang. Masing-masing variabel dibuat dalam tiga level, yaitu level rendah, tengah, dan tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan pada kapasitas beban maksimum yang dicapai untuk

kenaikan mutu beton, jumlah tulangan kolom, dan jumlah angker yang digunakan. Tetapi pada variabel mutu

beton dan jumlah tulangan kolom, kenaikan ini sesudah dianalisis statistik tidak signifikan. Hanya peningkatan

jumlah angker yang mempunyai kenaikan signifikan pada kapasitas beban lateralnya yaitu sebesar 26,04 % pada

jumlah angker 4 buah (C2), dan 25 % pada jumlah angker 8 buah (C3).

Kata kunci: beton tulangan bambu, angker mekanik, gempa

Page 58: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

58

KAJI PEREDAMAN VORTEX INDUCED VIBRATIONS PADA

GEDUNG TINGGI MENGGUNAKAN TUNED MASS

DAMPER

Matza Gusto Andika1,2

, Rianto Adhy Sasongko3, Leonardo Gunawan

4

1

Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Gedung Labtek II – Lantai 2, Institut Teknologi Bandung, Jalan

Ganesha 10 Bandung 41032, Indonesia, [email protected] 2 Laboratorium Aero Gasdinamika dan Getaran (LAGG),BPPT, PUSPIPTEK, Serpong,Tangerang Selatan,

Indonesia, [email protected] 3

Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Gedung Labtek II – Lantai 2, Institut Teknologi Bandung, Jalan

Ganesha 10 Bandung 41032, Indonesia, [email protected] 4

Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Gedung Labtek II – Lantai 2, Institut Teknologi Bandung, Jalan

Ganesha 10 Bandung 41032, Indonesia, [email protected]

ABSTRAK Getaran yang terjadi pada gedung dapat menggangu kenyamanan pengguna gedung dan juga dapat

menyebabkan kegagalan lelah pada struktur. Untuk gedung tinggi, selain akibat fenomena seismik, getaran

dapat muncul akibat interaksi antara struktur gedung dengan aliran udara (angin). Salah satu jenis fenomena

getaran akibat induksi gaya aerodinamika pada struktur disebut dengan istilah Vortex Induced Vibration (VIV).

Vortex adalah ulakan udara yang dapat muncul akibat interaksi aliran udara dengan suatu benda yang memiliki

geometri tertentu. Vortex ini membangkitkan gaya aerodinamika yang dapat menginduksi getaran pada struktur,

terutama jika frekuensi vortex dekat dengan salah satu frekuensi alami gedung. Makalah ini mengkaji fenomena

VIV pada model gedung tinggi secara eksperimental dan cara pengurangan getaran model gedung akibat VIV

dengan menerapkan sistem Tuned Mass Damper (TMD). Kajian dimulai dengan membuat model gedung yang

dirancang untuk memiliki frekuensi alami pertama 4.1 Hz yang akan mengalami VIV dalam terowongan angin

dengan penampang seksi uji 1.5 2 m2, dan kecepatan angin maksimum 20 m/s. Hasil perancangan yang

divalidasi secara eksperimental menghasilkan model gedung yang mengalami VIV pada kecepatan angin 8.4

m/s atau pada bilangan Strouhal 0.129. Selanjutnya sistem TMD dirancang, dibuat, dan diterapkan pada model

gedung, dimana frekuensi sistem TMD diatur sama dengan frekuensi alami pertama model gedung. Pengujian

terowongan angin untuk model gedung yang dilengkapi TMD dengan rasio massa (Rm) 2.53% menunjukkan

bahwa tingkat getaran akibat fenomena VIV dapat diredam hingga 50% tingkat getaran model tanpa TMD.

Hasil ini sesuai dengan kajian numerik yang dilakukan dalam tahap perancangan eksperimen.

Kata Kunci : Getaran Gedung, Vortex induced vibration, TMD, Terowongan angin

Page 59: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

59

STUDI PERILAKU DINDING GESER PELAT BAJA (STEEL

PLATE SHEAR WALL) TERHADAP KONFIGURASI

PENGAKU LATERAL

Ramdan Taufiq Nussa1, Budi Suswanto

2 dan Hidayat Sugihardjo

1Mahasiswa Program Magister Bidang Keahlian Rekayasa Struktur Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi

Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email:

[email protected]

2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-

5946094, email: [email protected]

3Dosen Jurusan Teknik Sipil, , Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-

5946094, email: [email protected]

ABSTRAK Akhir-akhir ini telah dikembangkan suatu sistem yang dapat mereduksi gaya gempa untuk struktur gedung baja

yaitu Dinding Geser Pelat Baja atau Steel Plate Shear Wall (SPSW). Dinding geser pelat baja adalah sebuah

sistem penahan beban lateral yang terdiri dari pelat baja vertical berdinding tipis, menghubungkan balok dan

kolom disekitarnya dan terpasang dalam satu atau lebih pelat sepanjang ketinggian struktur membentuk sebuah

dinding penopang.

Perilaku dari dinding geser pelat baja ini masih belum bisa diprediksi oleh karena itu sampai dengan saat ini

sistem SPSW masih dalam tahap penelitian laboratorium walaupun sudah ada beberapa gedung yang

menggunakan sistem ini contohnya gedung Hospital di California (Baldeli 1983).

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :(1).Menghitung respon inelastik (drift antar tingkat, gaya geser dasar,

simpangan atap) suatu bangunan dengan menggunakan steel plate shear wall. (2).Mengetahui perilaku elemen

Steel Plate Shear Wall (SPSW) apabila diberi pengaku lateral tambahan atau konfigurasi pengaku lateral

tambahan. (3).Mengetahui permodelan SPSW dengan perhitungan analitis. (4).Mengetahui permodelan sistem

SPSW pada sturktur gedung dengan Finite Element Software.

Dalam studi ini terdapat 9 permodelan dimana setiap model memiliki ketebelan pelat dan sistim bracing yang

berbeda-beda. Kesimpulan yang dapat diambil dari studi adalah Perilaku elemen steel plate shear wall (SPSW)

terhadap ketebalan pelat baja adalah bahwa model yang menggunakan tebal pelat yang paling tebal (Model

AT10, BT10 dan CT10) mengalami perpindahan yang paling kecil jika dibandingkan dengan model

menggunkan pelat tipis (Model AT3, BT3 dan CT10).

Perbandingan antara SPSW tanpa pengaku dan SPSW yang diberi pengaku menunjukan bahwa SPSW yang

perpengaku adalah yang paling optimal ini ditunjukan dengan perpindahan yang lebih kecil.

Kata kunci: Steel Plate Shear Wall (SPSW), Finite Element, Konfigurasi Pengaku Lateral

Page 60: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

60

STATE OF THE ART PENGEKANGAN EKSTERNAL UNTUK

RETROFIT KOLOM BETON BERTULANG

Utari Khatulistiani1, Tavio

2 dan I G. P. Raka

3

1Utari Khatulistiani, Kandidat Doktor, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Surabaya, E-mail: [email protected]

2Tavio, Profesor, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, E-mail:

[email protected]

3I G. P. Raka, Profesor, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, E-mail:

[email protected]

ABSTRAK Bila struktur kolom beton bertulang yang telah dibangun mengalami kerusakan akibat gempa bumi, maka

dibutuhkan perlakuan retrofit dengan tujuan untuk peningkatan kekuatan dan juga daktilitasnya. Retrofit dapat

juga dilakukan terhadap kolom di gedung yang menahan beban lebih besar dari beban perencanaan awal. Hasil

penelitian para peneliti diperoleh bahwa kekuatan dan daktilitas kolom beton bertulang dapat dilakukan dengan

memberi pengekangan, baik dengan cara pengekangan di bagian sisi dalam kolom (internal) maupun di sisi luar

kolom (eksternal). Pelaksanaan retrofit menjadi praktis bila teknik pengekangan dengan cara pengekangan luar.

Berdasarkan studi literatur, state of the art pengekangan eksternal kolom beton bertulang diuraikan pada

makalah ini. Pengekangan eksternal dapat meningkatkan kekuatan dan daktilitas kolom dengan menggunakan

bahan yang cukup kaku sehingga mampu menahan gaya lateral kolom. Metode steel collar yang menggunakan

HSS, plat baja dan bajaprofil siku dapat direkomendasi untuk retrofit kolom beton bertulang persegi.

Kata kunci: beton bertulang, gempa, kolom, pengekangan eksternal, retrofit

Page 61: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

61

DAKTILITAS BALOK BETON PRATEKAN PARSIAL

PRATARIK DENGAN LEKATAN BERPENAMPANG

PERSEGI SETELAH MENDAPAT BEBAN BERULANG

TERBATAS.

I Gusti Putu Raka1

1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-

5946094, HP 0811314414 email: [email protected] atau [email protected]

ABSTRAK

Penggunaan beton pratekan parsial makin banyak dijumpai dilapangan. Beberapa hasil penelitian sudah banyak

pula dipublikasikan. Percobaan pembebanan berulang terbatas pada beton pratekan parsial pratarik dengan

lekatan dengan ratio pratekan parsialnya(PPR) bervariasi, daktilitas beserta prilaku lainnya sesaat/menjelang

beban runtuh coba akan diungkap diungkap.

Dari hasil percobaan diproleh bahwa daktilitas kelengkungan(curvature ductility) balok yang diuji mempunyai

daktilitas kelengkungan menurun seiring dengan makin besarnya PPR. Hal serupa dengan variasi PPR, indek

tulangan total(ω) ternyata juga berperan yang identik.

Dampak pada regangan tekan beton, regangan pada level tulangan lunak serta angka keamanan saat runtuh,

variasi PPR dan beban berulang terbatas tidak berpengaruh secara nyata (significance).

Kata kunci: struktur beton, duktilitas, pratekan parsial,beban berulang,ratio pratekan parsial(PPR), indek

tulangan total(ω).

Page 62: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

62

STUDI PEMODELAN STRUKTUR SUBMERGED FLOATING

TUNNEL

Endah Wahyuni1, Heppy Krisjanto

1, Djoko Irawan

1 dan Syayhuddin Sholeh

2

1Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111,

email: [email protected] 2Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111,

Instansi, email: [email protected]

ABSTRAK Submerged Floating Tunnel (SFT) atau Jembatan melayang dalam air adalah sebuah konsep baru di bidang

infrastruktur transportasi. Konsep dari SFT adalah meletakkan sebuah struktur berbentuk tubular pada

kedalaman tertentu dibawah permukaan air dengan menggunakan gaya apung Archimedes sebagai daya

dukungnya (Mazzolani et al 2009). Studi pemodelan dan analisa struktur SFT dengan beberapa model akan

dilakukan dengan metode FEM (Finite Element Method) menggunakan program bantu SAP 2000. Studi ini

diharapkan menghasilkan model yang memiliki kesesuaian sifat dengan model nyata yang telah diuji. Kondisi

perairan dimana struktur SFT ini akan dimodelkan dan dianalisa nanti adalah kondisi perairan Kepulauan Seribu

atau lebih tepatnya adalah perairan antara Pulau Panggang dan Pulau Karya di gugusan kepulauan Seribu DKI

Jakarta Indonesia karena model prototype SFT nantinya akan diletakkan di antara 2 pulau tersebut. Nantinya

data tersebut diskalakan sehingga dapat digunakan sebagai parameter desain model SFT dari benda uji. Hasil

studi ini menunjukkan bahwa pemodelan yang paling mendekati hasil uji adalah model dengan menggunakan

element cable dengan memberikan initial tension pada kabel tersebut. Dan dengan mendefinisikan wave sebagai

non-linear static load untuk beban model SFT. Dengan hasil gaya aksial untuk perletakan ujung free floating

berkisar antara 2,3kg – 6,03kg sedangkan pada hasil uji BPPT berkisar antara 0,973kg – 5,662kg. Sedangkan

gaya aksial dari hasil analisa numerik dengan perletakan sendi melingkarberkisar antara 0,2kg – 3,76kg dan

gaya aksial hasil uji berkisar antara 0,744kg – 3,499kg.

Kata kunci: Submerged Floating Tunnel, Pemodelan Struktur, Perbandingan Benda Uji

Page 63: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

63

PENGUJIAN KUALITAS BATAKO SESUAI DENGAN

PERSYARATAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PADA

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

SUMBER LANGGENG MOJOKERTO

Yusroniya Eka Putri

2.Dosen Jurusan Teknik Sipil , Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia, email:

[email protected]

Abstrak

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor riil yang potensial untuk menghasilkan devisa

negara, disamping juga terbukti mampu menyerap tenaga kerja, salah satunya adalah UMKM Produsen Batako

dan Paving. Produk yang diproduksi UMKM ini belum pernah dilakukan pengujian mutu seperti pengujian

ukuran tampak luar, pengujian daya serap dan pengujian kuat tekan. Selama ini dalam proses produksi

komposisi bahan baku hanya berdasarkan perkiraan saja bukan berdasarkan perbandingan yang semestinya, air

yang digunakan pada proses produksi juga masih belum sesuai dengan standart yang ada, dan untuk

meningkatkan kualitas produk diperlukan pelatihan dalam pembuatan batako yang benar serta adanya pengujian

produk. Hal ini secara tidak langsung dapat membantu UMKM dalam menghadapi persaingan yang terjadi di

pasar. Umumnya bahan baku dan proses pencetakan batako masih bersifat takaran kira-kira tanpa ada takaran

yang sama setiap mix design nya, hal ini dapat berpengaruh terhadap kualitas hasil produksi dan penggunaan

bahan baku yang bersifat coba-coba untuk mencari bahan baku yang lebih murah tanpa melakukan percobaan

uji tekan terlebih dahulu untuk mutu campurannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pendampingan tentang

bahan baku yang baik dan proses produksi yang dapat menghasilkan kualitas yang memenuhi uji kuat tekan

yang dipersyaratkan. Ada dua jenis batako dengan komposisi campuran yang berbeda,masing-masing diambil

10 sampel benda uji. Setelah itu dibuat sampel benda uji di UKM dan benda uji di laboratorium dengan variasi

campuran yang sama. Kemudian dilakukan analisa perbandingan hasil uji tekan tersebut. Hasil pengujian

menyatakan bahwa kualitas batako pada UKM Sumber Langgeng dapat dikatakan tidak layak pada penggunaan

campuran dengan 1 zak semen menghasilkan 200 batako karena hampir semua batako dari UKM yang dijadikan

sampel tidak memenuhi standar pada SNI yaitu kuat tekan rata-rata 1,72 MPa < 2 PA, sedangkan dengan

penggunaan campuran dengan 1 zak semen menghasilkan 150 batako masih memenuhi standar pada SNI yaitu

kuat tekan rata-rata 2,40 MPa > 2 PA. Setelah dilakukan pembuatan benda uji lagi pada UKM untuk memenuhi

minimum standar batako untuk jenis bata beton berlobang dengan mutu beton grade IV adalah dengan variasi

semen dan agregat minimum 1:21 dengan jumlah produksi 150 batako per zak semen. Nilai kuat tekan batako

dipengaruhi oleh jumlah semen dalam campuran batako, semakin besar jumlah semen dalam campuran batako

maka nilai kuat tekannya akan semakin besar. Untuk meningkatkan bata beton berlobang dengan mutu beton

grade III dapat dipakai pada konstruksi yang tidak memikul beban minimum kuat tekan 3,5 MPa adalah dengan

variasi semen dan agregat minimum 1:18 dengan jumlah produksi 110 batako per zak semen. Sedangkan untuk

bata beton berlobang dengan mutu beton grade II dapat dipakai pada konstruksi yang memikul beban minimum

kuat tekan 3,5 MPa adalah dengan variasi semen dan agregat minimum 1:16 dengan jumlah produksi 95 batako

per zak semen.

Kata kunci: batako, kualitas, kuat tekan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Page 64: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

64

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH LAJU EROSI

TERHADAP INTENSITAS HUJAN DENGAN KEMIRINGAN

LERENG BERBEDA PADA JENIS TANAH PASIR

KELANAUAN

Abdul Rivai Suleman1, Muhammad Saleh Pallu

2, Johannes Patanduk

3 dan Tri

Harianto4

1Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanudin, email: [email protected]

2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, email: [email protected]

3Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, email: [email protected]

4Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laju erosi terhadap intensitas hujan dengan kemiringan

lereng dan kepadatan tanah yang terjadi pada tanah pasir kelanauan. Penelitian ini merupakan studi

eksperimental di laboratorium dengan menggunakan model USLE (Universal Soil Loss Equation) sebagai

pembanding untuk menentukan jumlah laju erosi yang terjadi pada tanah pasir kelanauan. Hasil penelitian

dengan 3 variasi intensitas hujan yaitu 50 mm/jam, 100 mm/jam dan 200 mm/jam, menunjukkan bahwa

pengaruh laju erosi tanah terhadap intensitas hujan dan kemiringan lereng adalah berbanding lurus. Intensitas

hujan yang tinggi dan semakin besar nilai kemiringannya akan bertambah besar laju erosi tanah. Besarnya laju

erosi yang terjadi berdasarkan perlakuan di laboratorium dengan intensitas hujan berturut-turut I50, I100, dan I200

pada kemiringan lereng 5° adalah 48,453 gram, 124,387 gram dan 406,653 gram. Pada kemiringan lereng 15°,

intensitas berturut-turut I50, I100, dan I200 dan besar jumlah laju erosi yang terjadi adalah 72,577 gram, 260,048

gram dan 1400,617 gram. Kemudian pada kemiringan lereng 25° akibat peningkatan intensitas berturut-turut

I50, I100, dan I200 terjadi erosi sebesar 131,287 gram, 856,395 gram dan 1851,360 gram, dan berdasarkan hasil

analisis regresi untuk penentuan laju erosi akibat perubahan besar intensitas hujan adalah sebagai berikut : f(x) =

0,115x1,5346

untuk kemiringan 5o ; f(x) = 0,016x

2,352 untuk kemiringan 15° ; dan f(x) = 0,0902x

1,9089 untuk

kemiringan 25°.

Kata kunci: erosi, tanah pasir kelanauan, intensitas hujan, kemiringan lereng dan analisis regresi.

Page 65: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

65

KAJIAN ASPEK HIDROLOGI LAHAN GAMBUT SEBAGAI

CALON LOKASI/TAPAK PLTN

Akhmad Khusyairi1

1P2STPIBN BAPETEN,email : [email protected]; [email protected]

ABSTRAK Berkembangnya wacana pembangunan PLTN di pulau Sumatera dan Kalimantan beberapa tahun terakhir

memungkinkan dilakukan pemilihan tapak pada lahan gambut. Mengingat sebagian besar lahan di wilayah

Kalimantan dan Sumatera merupakan lahan gambut, maka dalam evaluasi tapak, salah satu item yang harus

dievaluasi oleh pemohon izin tapak PLTN adalah aspek hidrologi. Hasil evaluasi tapak untuk aspek hidrologi

akan digunakan sebagai masukan dalam desain beberapa SSK dan system proteksi tapak terkait dengan

ancaman hidrologi pada lahan gambut. Perubahan tata guna lahan gambut pasca pembangunan PLTN pada

kawasan lahan gambut dapat memberikan dampak terhadap keselamatan operasi PLTN. Evaluasi tapak

dilakukan untuk tujuan penilaian kelayakan tapak digunakan sebagai lokasi PLTN dan juga sebagai parameter

masukan dalam desain beberapa SSK yang terkait dengan keselamtan. Aspek hidrologi merupakan salah satu

aspek yang perlu dipertimbangkan dalam desain, baik itu untuk system pendingin maupun proteksi tapak.

Beberapa aspek hidrologi yang perlu dikaji dalam menentukan calon lokasi tapak PLTN pada kawasan gambut

diantaranya adalah bahaya hidrologi yang muncul pada kawasan gambut, data hidrologi lahan gambut yang

meliputi sumber luar tapak, data geofisika, geologi dan seismologi, data topografi dan batimetri, data aktivitas

antropogenik.

Kata kunci: lahan gambut, PLTN, nuklir, listrik, managemen hidrologi

Page 66: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

66

PENGARUH STRUKTUR BANGUNAN KRIB TERHADAP

SEDIMENTASI DAN EROSI DI SEKITAR KRIB DI SUNGAI

Bambang Sujatmoko1

1Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, email : [email protected]

ABSTRAK Besarnya kecepatan yang akan melewati satu seri rangkaian bangunan krib dipengaruhi oleh formasi

pemasangan rangkaian krib. Setiap desain bentuk, type ataupun tata letak (lay-out) satu seri bangunan krib akan

memberikan dampak yang berbeda terhadap proses sedimentasi dan erosi yang terjadi di sekitarnya. Untuk

melihat pengaruh krib terhadap proses sedimentasi dan erosi, dilakukan dengan simulasi matematis aliran dua

dimensi model RMA2 dan simulasi perubahan angkutan sedimen SED2D. Kalibrasi model RMA2 dilakukan

dengan menentukan penyimpangan RMS (root-mean-square) antara ratio kecepatan saluran dengan kecepatan

rerata (U/Um) model fisik dan U/Um model matematis, dan kalibasi model SED2D dilakukan dengan

menentukan penyimpangan besar gerusan antara model fisik dan matematis. Data pengukuran kalibrasi model

menggunakan data penelitian Yeo Hong Koo (2006). Konfigurasi krib yang disimulasi terdiri dari 3 variasi

panjang (l/B), 3 variasi jarak pemasangan (L/l) dan 4 variasi permeabilitas krib (pk). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model RMA2 yang digunakan cukup memadai untuk mensimulasi aliran di sekitar krib,

dimana rasio antara RMS U/Um kedua model dengan rerata U/Um yang dihasilkan < 5%, sedang model SED2D

kurang memadai dalam mensimulasi perubahan dasar dimana ratio penyimpangan kedua model mendekati nilai

30%. Semakin banyak jumlah krib dipasang pada tepi sungai, maka daerah gerusan pada krib di bagian hulu

semakin berkurang. Perubahan daerah gerusan untuk krib di bagian hulu pada variasi jarak yang sama

cenderung semakin berkurang seiring dengan bertambahnya permeabilitas krib. Hasil simulasi pada panjang

krib dan jarak krib yang sama, menunjukkan kecenderungan yang sama yaitu berkurangnya ratio gerusan

maksimum dengan gerusan maksimum awal (Smax/Smax0) di sekitar krib seiring dengan bertambahnya

permeabilitas krib. Ratio kedalaman gerusan yang paling kecil terjadi pada saat permeabilitas krib 60% yaitu

0,12-0,19 kali gerusan maksimum awal (Smax0), sesuai dengan perubahan jarak kribnya.

Kata Kunci : konfigurasi krib, sedimentasi, gerusan maksimum, model matematis

Page 67: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

67

EVALUASI KINERJA EMBUNG AIR BAKU DI PULAU

MADURA

Eny Setyoningrum1, Edijatno

2 dan Theresia Sri Sidharti

3

1)Program Magister Manajemen Aset Infrastruktur, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Kampus ITS Sukolilo Surabaya, e-mail:[email protected]

2)Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya

3)Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya

ABSTRAK Pengelolaan embung air baku di pulau madura yang menjadi wewenang BBWS Brantas saat ini dinilai masih

kurang optimal. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya pedoman dalam melakukan penilaian kinerja

embung. Dari 32 embung yang telah dibangun BBWS Brantas sejak tahun 2006 hingga 2012 sampai saat ini

belum pernah dilakukan penilaian atau evaluasi kinerjanya. Kinerja embung dalam kenyataannya dapat

dipengaruhi oleh banyak faktor.Untuk mengetahui faktor - faktor yang berpengaruh pada kinerja embung maka

dilakukan suatu analisa faktor dengan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan software AMOS.

Untuk melakukan pengujian model kinerja embung air baku dilakukan dengan data primer yang diperoleh dari

kuesioner sebanyak 150 responden yang terdiri dari pengelola embung dan masyarakat pemakai air.

Hasil pengujian model penelitian menggunakan Structural Equation Modelling menggunakan software AMOS

untuk mengukur variabel kinerja embung didapatkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja embung adalah

kondisi fisik dengan bobot faktor 0,13 atau (30%), kondisi lingkungan dengan bobot faktor 0,01 atau (5%),

faktor pengelolaan dengan bobot faktor 0,20 atau (50%) dan faktor kelembagaan dengan bobot faktor 0,06 atau

(15%). Hasil evaluasi kinerja terhadap 10 embung kabupaten Sampang berdasarkan faktor kinerja menujukkan

nilai kinerjanya antara 52,87% - 64,87% dengan kategori kinerja cukup. Sedangkan berdasarkan indikator hasil

kinerja diketahui nilai kinerjanya berkisar antara 59,5% - 74,5% dengan kategori kinerja cukup dan bebarapa

kinerjanya baik.

Kata kunci: embung air baku, Evaluasi Kinerja, Structural Equation Modeling

Page 68: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

68

ANALISA POTENSI CURAH HUJAN UNTUK PENERAPAN

SISTEM RAINWATER HARVESTING DI KOTA PALEMBANG

Imroatul C. Juliana1, M. Syahril Badri K

2, M. Cahyono

2, dan Widjaja Martokusumo

3

1Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,

email : [email protected] 2Staf Pengajar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung

3Staf Pengajar Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK Pengembangan tata ruang yang terjadi di kota-kota besar sangat berdampak terhadap siklus air yang ada di suatu

wilayah. Kebutuhan akan ruang mengakibatkan terganggunya ketersediaan sumberdaya air baik langsung

maupun tidak langsung. Kemanfaatan air akan berkurang baik dari segi kualitas atau kuantitas. Limpasan air

permukaan menjadi semakin tinggi dan daya tampung air semakin menurun akibat resapan yang hilang.

Masalah yang berhubungan dengan sumberdaya air adalah air yang terlalu berlebih (too much) pada musim

hujan dan air yang terlalu kurang (too little) pada musim kemarau. Permasalahan tersebut dapat dihindari jika

sumberdaya air yang ada dimanfaatkan secara optimal. Salah satu potensi sumberdaya air yang sering dilupakan

adalah hujan. Potensi curah hujan yang ada sering dibiarkan terbuang menjadi run off, padahal air hujan tersebut

dapat dipanen (rainwater harvesting) dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa dengan konsep rainwater harvesting (RWH)¸ air hujan yang ditampung dapat

digunakan untuk potable atau non potable water use, sehingga akan mengurangi pemakaian air tanah,

memberikan keuntungan secara finansial serta memberikan dampak yang baik terhadap lingkungan

disekitarnya. (Roebuck 2006, Yan Zhang dkk. 2009, Vivian W.Y Tam dkk. 2009, Anthony M. Ryan dkk. 2009,

A. Rahman dkk. 2010, 2011, R. Farreny dkk. 2011, N. Nagaraj dkk. 2011, Sara Angrill dkk. 2011). Berdasarkan

manfaat yang diperoleh, maka konsep RWH merupakan salah satu konsep yang layak untuk diterapkan. Sistem

ini merupakan sistem sederhana yang menggunakan atap sebagai catchment area, pipa untuk mengalirkan air,

dan storage tank sebagai tempat menyimpan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa besar potensi curah

hujan yang ada di kota Palembang yang dapat dimanfaatkan untuk penerapan sistem RWH. Berdasarkan konsep

water balance, dapat dianalisa performa hidrologi sistem RWH dalam memenuhi kebutuhan air bagi

penghuninya. Analisa dilakukan dengan beberapa skenario berdasarkan ukuran storage tank sistem RWH,

jumlah penghuni rumah, jumlah kebutuhan air bersih (water demand) dan perbedaan penggunaan air hujan

(potable dan non potable). Dari hasil analisa awal, dapat ditarik kesimpulan bahwa potensi curah hujan dapat

memenuhi kebutuhan potable dan non potable water use untuk jumlah penghuni 1 orang atau setara dengan 150

L/hari.

Kata kunci: air hujan, potensi curah hujan, rainwater harvesting, potable, nonpotable

Page 69: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

69

OPTIMASI PEMANFAATAN WADUK BENING UNTUK

IRIGASI DENGAN GOAL PROGRAMMING

Kholivia Desi Ekasari1

1Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Emai : [email protected]

ABSTRAK Waduk Widas atau yang lazim disebut Waduk Bening merupakan salah satu waduk yang ada di Jawa Timur

yang terletak di Kabupaten Madiun. Sumber air Waduk Bening berasal dari Kali Widas dan tujuh sungai kecil

lainnya yang dimanfaatkan untuk keperluan Irigasi pada Daerah Irigasi Waduk Bening seluas 8750 Ha. Selain

dari waduk daerah irigasi juga mendapatkan tambahan air dari sistem sungai di hilir waduk.Jenis tanaman terdiri

dari padi dan palawija, palawija disini khususnya kedelai dan sebagian besar adalah bawang merah dengan pola

tanam yang digunakan adalah padi-palawija, padi-palawija, padi-palawija.

Pada musim kemarau daerah irigasi khususnya di bagian hilir mengalami kekurangan air yang dapat

memyebabkan berkurangnya hasil produksi. Dengan ketersediaan air yang ada di waduk dan sistem sungainya

dilakukan optimasi agar dapat memaksimalkan keuntungan hasil usaha tani berdasarkan luas tanam yang

optimal. Untuk analisa ini digunakan engan program bantu Quantity Methods for Windows 2, dimana

kebutuhan air tiap alternatif pola tanam dan debit andalan dijadikan batasan atau kendala sebagai inputan dalam

pengoperasian program linier, sedangkan target /sasaran dari program pemerintah digunakan sebagai kendala

untuk inputan dalam pengoperasian goal programming. Hasil dari perhitungan ini diharapkan dapat mengetahui

luas sawah yang dapat ditanami sesuai dengan jenis tanaman dan musim tanaman agar mendapatkan hasil

produksi yang maksimal.

Dari hasil operasi dengan linier programming dengan beberapa alternatif pola tanam rencana, didapatkan pola

tanam yang menghasilkan keuntungan terbesar yaitu pada awal tanam Nopember 1 dengan pola tanam padi-

palawija-palawija dengan keuntungan sebesar Rp. 759.546.192.947,00 dengan intensitas tanam 143,38 %.

Sedangkan dari hasil optimasi dengan goal programming berdasarkan target/ sasaran program pemerintah untuk

produksi padi pada Daerah Irigasi Waduk Bening seluas 6.826 Ha dapat terpenuhi dan target keuntungan

sebesar Rp. 800.000.000.000,00 dapat tercapai.

Kata kunci : Goal Progamming , Keuntungan maksimal, Optimasi, Waduk Bening

Page 70: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

70

KEBUTUHAN KONSERVASI SUMBERDAYA AIR DI HULU

DAS BRANTAS UNTUK PEMBENTUKAN MODEL DESA

KONSERVASI DI KOTA BATU

Kustamar

1 , Togi H. Nainggolan

2 dan Agung Witjaksono

3

1 Teknik Sipil ITN Malang, [email protected] atau [email protected]

2 Teknik Sipil ITN Malang,

3 Teknik Planologi ITN Malang.

ABSTRAK Upaya konservasi Sumber Daya Air di hulu DAS Brantas dalam kawasan Kota Batu dilakukan dalam bentuk

kombinasi antara metode vegetativ, mekanis, dan konstruktif. Keterlibatan masyarakat semakin digeser ke

upaya pemberdayaan masyarakat. Kegiatan parsial dalam bentuk proyek percontohan pada akhirnya diperbaiki

dengan upaya yang lebih mengedapankan kebersamaan, yaitu pembentukan desa konservasi. Berbagai bentuk

desa konservasi telah dikembangkan oleh berbagai instansi, sesuai dengan tujuan dan konsepnya. Oleh karena

hal tersebut dilakukan penelitian untuk menemukan formulasi bentuk desa konservasi di hulu DAS Brantas yang

tepat. Penyusunan RPJM Des di Kota Batu pada umumnya belum cukup memperhatikan konservasi SDA. Oleh

karena hal tersebut, untuk menyempurnakannya dilakukan analisa kekritisan lahan dan rencana konservasi.

Hasil analisa menunjukkan bahwa di Kota Batu perlu adanya konservasi vegetative, mekanis, dan konstruktif,

dan pengendalian pencemaran air sungai. Konservasi vegetative berupa penghijauan dan konversi jenis tanaman

budiadaya pertanian pada lahan konservasi dari sayur ke tanaman keras. Konservasi mekanis berupa pembuatan

teras pada lahan berlereng curam. Konservasi konstruktif berupa sumur resapan, dan bangunan pengendali

sedimen. Kualitas air sungai harus dilindungi dengan dari limbah pertanian dan rumah tangga.

Kata kunci: Konservasi SDA, Hulu DAS Brantas, Kota Batu

Page 71: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

71

KAJIAN TERHADAP SISTEM MANAJEMEN PADA

RESERVOIR PDAM TIRTAULI KECAMATAN SIANTAR

MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR

Novdin M Sianturi1

1 Dosen Prodi Teknik Sipil FT USI Simalungun, email : [email protected]

ABSTRAK Kajian Terhadap Sistem Manajemen Pada Reservoir PDAM Tirtauli sangatlah diperlukan apalagi setelah lebih

dari 10 tahun beroperasi tahun. Dari hal ini maka evaluasi sistem manajemen yang ingin ditinjau mencakup

optimalisasi operasional reservoir yang sesuai dengan rencana yang diingankan oleh perusahaan agar

terpenuhinya kebutuhan air daerah layanan terhadap kontiniutas dan kuantitas, kemampuan terhadap reservoir

PDAM Tirtauli di Kelurahan Tong Marimbun Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar untuk

mencukupi pelayanan yang prima hingga sampai beberapa tahun kedepan. Berdasar pengamatan dilokasi

PDAM Tirtauli di Kelurahan Tong Marimbun Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar bahwa

reservoir pada jam puncak pemakaian mulai dari jam 06.00 – 8.00 dan 17.00- 19.00 oleh pelanggan masih

sesuai dengan standard dari jam puncak dan batas minimal air yang ada di reservoir dan sesuai kriteria serta

kebutuhan per orang / hari. Perhitungan kapasitas produksi reservoir PDAM Tirtauli di Kelurahan Tong

Marimbun Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar masih memiliki idel kapasitas Air dalam

Reservoir sebesar 37,324 l/detik dimana masih mampu melayani penambahan sambungan baru sekitar 4.1296

SR untuk beberapa tahun ke depan namum dengan adanya Sistem Evaluasi ini maka akan diperoleh hasil yang

lebih baik kedepan khusus pada Reservoir di Kecamatan Siantar Simarimbun yang mana tingkatnya kebocoran

yang terjadi pada distribusi Air Minum sebesar 30,79% dapat ditekan dengan cara meteran Induk yang ada

direservoir setiap tahun di diperbaiki agar tingkat kebocoran pada saat distribusi air dapat diminimalkan.

Metode yang menggambarkan fenomena atau gejala yang terjadi dalam keadaan nyata dengan melakukan

pengamatan langsung serta pengolahan data yang mana metode tersebut sesuai dengan permasalahan yang ada

sehingga dapat menjadi bahan penulisan laporan Penelitian yang mana hasil pengamatan Q daerah layanan

masih tercukupi sampai sore hari karena reservoir masih terisi (masih diatas tinggi minimum), Reservoir PDAM

Tirtauli di Kelurahan Tong Marimbun Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar masih mampu

melayani kebutuhan pelanggan, dari hasil perhitungan daerah pelayanan. Kontiunitas pada daerah layanan masih

terpenuhi.

Kata Kunci: Manajemen. Meteran Induk, Kajian dan Reservoir.

Page 72: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

72

KAJIAN SISTEM DRAINASE DI JALAN M.H.THAMRIN DAN

JALAN IMAN BONJOL KELURAHAN DWIKORA

PEMATANGSIANTAR

Novdin M Sianturi1, Kataresada Ketaren

2

1 Dosen Prodi Teknik Sipil FT USI Simalungun, Email : [email protected]

2 Dosen Prodi Teknik Sipil FT USI Simalungun, Email :

ABSTRAK Data curah hujan harian selama 10 tahun terakhir yang di peroleh dari stasiun BMG SPMK PPKS Unit Usaha

Marihat Siantar dihitung dengan harian maksimum rerata. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut kita dapat

mengetahui distribusi curah hujan, dan di dalam perhitungan tersebut penulis menggunakan metode Mononobe

yang mana nilai tersebut diperlukan dalam perhitungan debit banjir rencana dengan metode Rasional. Drainase

yang dipergunakan berbentuk segi empat. Penduduk di Kota Pematangsiantar setiap tahun semakin meningkat

dan berkembang, dimana perkembangan tersebut berakibat pada perubahan tata guna lahan yang memberikan

pengaruh cukup dominan terhadap debit banjir. Komponen yang paling besar memberikan sumbangan dalam

pertumbuhan tersebut adalah debit banjir yang diakibatkan oleh curah hujan. Adanya perubahan debit banjir

yang terjadi sudah tentu berakibat pada dimensi drainase yang telah ada. Adapun tujuan dari penulisan makalah

ini untuk menghitung debit banjir rencana dan dimensi saluran yang dapat menampung curah hujan maksimum.

Hasil dari evaluasi sistem drainase di Jalan MH Thamrin dan Iman Bonjol Kelurahan Dwikora Pematangsiantar

didapat perhitungan dengan dimensi drainase Jalan M.H Thamrin : lebar dasar saluran sebesar 1,510 m, tinggi

saluran sebesar 0,775 m dengan Q = 2,3980 m3/dtk, dan untuk saluran drainase di Jalan Iman Bonjol : lebar

dasar saluran sebesar 1,770 m, tinggi saluran sebesar 0,885m dengan Q = 2,8100 m3/dtk.

Kata kunci : tata guna lahan, sistem drainase, debit banjir

Page 73: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

73

PEMODELAN HIDROLOGI HUJAN-ALIRAN DENGAN

MENGGUNAKAN DATA SATELIT

Sigit Sutikno1, Manyuk Fauzi

2, Hamiduddin

3

1Sigit Sutikno, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, [email protected]

2Manyuk Fauzi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, [email protected]

3Hamiduddin, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, [email protected]

ABSTRAK Analisis hidrologi bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, diantaranya adalah metode empirik,

metode statistik, dan metode analisis dengan menggunakan model. Pemilihan metode tersebut sangat

dipengaruhi oleh kondisi data yang ada di lapangan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Permasalahan

umum yang seringkali dihadapi daerah-daerah di Indonesia adalah ketersediaan data yang sangat terbatas

sehingga metode-metode analisis tersebut seringkali tidak bisa dipakai. Analisis dengan menggunakan model

hidrologi merupakan suatu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Namun demikian model hidrologi

yang ada saat ini kebanyakan dikembangkan di luar negeri yang belum tentu cocok dipakai di Indonesia.

Beberapa model juga membutuhkan data yang detil sehingga kemunngkinan akan mengalami kesulitan untuk

diaplikasikan di Indonesia.

Penelitian ini mengusulkan metode penggunaan data yang bersumber dari satelit untuk dipakai dalam

pemodelan hidrologi hujan-aliran. Data-data satelit tersebut tersedia di seluruh dunia yang bisa didapatkan

secara gratis dari lembaga-lembaga antariksa dan klimatologi dunia, seperti NASA (National Aeronautics and

Space Administration), JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency), NOAA (National Oceanic and

Athmospheric Administration) dan JMA (Japan Meteorological Agency). Data-data tersebut diantaranya adalah

data hujan, peta topografi, tata guna lahan, jenis tanah, sungai, dan lain sebagainya. Data-data tersebut bisa

diunduh secara langsung dari internet dan diolah dengan menggunakan software IFAS (Integrated Flood

Analysis System).

Penelitian ini mengambil studi kasus di DAS Tapung Kiri yang merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai

Siak di Provinsi Riau. Data-data satelit yang dipakai untuk pemodelan adalah data pada periode waktu dari 1

Januari 2005 hingga 31 Desember 2006. Pemilihan periode waktu tersebut didasarkan pada pertimbangan

ketersediaan data lapangan yang digunakan sebagai pembanding. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa

pemodelan hidrologi hujan aliran menggunakan data-data satelit ini cukup handal dengan nilai korelasi (R)

sebesar 0.776, nilai selisih volume (VE) sebesar 0.574%, dan koefisien efisiensi (CE) sebesar 0.75.

Kata kunci: pemodelan hidrologi, data satelit, IFAS

Page 74: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

74

STUDI PENGOPERASIAN RAWA JABUNG

Siti Mariyam1, Nadjadji Anwar

2, dan Umboro Lasminto

3

1Mahasiswa S2 Magister Manajemen dan Rekayasa Sumber Air, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya, email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, email: [email protected]

3Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

ABSTRAK Secara historical daerah-daerah di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo hilir merupakan

wilayah yang sulit terlepas dari masalah banjir. Hal ini terbukti bahwa hampir setiap tahun terjadi banjir di

kawasan Pantura, khususnya Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik. Banjir

terjadi jika Sungai Bengawan Solo tidak dapat menampung volume air yang datang sehingga menyebabkan

meluapnya air dan mengakibatkan kerusakan di daerah sekitarnya. Banjir juga dapat dilihat dari ketinggian

elevasi muka air (water surface) yang terjadi di Sungai Bengawan Solo dimaksud.

Dalam studi ini akan dijelaskan kondisi elevasi muka air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo hilir

saat terjadi hujan maksimum atau saat debit maksimum terjadi, yang kemudian kondisi tersebut disebut dengan

kondisi awal. Setelah kondisi awal didapat, maka dilanjutkan dengan pemodelan DAS Bengawan Solo Hilir

yang memanfaatkan rawa jabung sebagai tampungan sementara/reservoir saat debit maksimum terjadi, sehingga

didapat elevasi muka air di hilir yang kemudian kondisi tersebut disebut dengan kondisi akhir. Pemodelan kedua

kondisi tersebut menggunakan program bantu Hec-Ras 4.0.

Dari hasil perhitungan didapatkan muka air tertinggi kondisi awal sebelum beroperasinya rawa jabung berada

pada elevasi 9.11 meter dan muka air tertinggi kondisi akhir setelah beroperasinya rawa jabung berada pada

elevasi 8.53 meter. Kedua muka air tersebut berada di atas tanggul tertinggi sungai yaitu 6.15 meter, sehingga

terjadi luapan/banjir baik sebelum maupun setelah beroperasinya rawa jabung. Dengan beroperasinya rawa

jabung, penurunan elevasi muka air di hilir sebesar 0.58 meter. Maka dapat disimpulkan bahwa rawa jabung

tidak dapat dijadikan sebagai pengendali banjir, melainkan hanya dapat digunakan sebagai tampungan untuk

mengalirkan air pada daerah irigasi sekitarnya.

Kata kunci: Rawa Jabung, Hec-Ras, Studi pengoperasian.

Page 75: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

75

PERBANDINGAN METODE ESTIMASI MUATAN SEDIMEN

PADA RUAS SUNGAI

Taufik Ari Gunawan1, M. Syahril Badri Kusuma

2, M. Cahyono

2, Joko Nugroho

2

1Mahasiswa Program Doktoral, FTSL ITB, Email : [email protected]

2Dosen, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK Salah satu masalah yang mengganggu stabilitas sungai adalah sedimentasi. Untuk tujuan perencanaan dan

pemeliharaan bangunan-bangunan air tersebut terlebih dahulu harus dapat diperkirakan jumlah muatan sedimen

sesuai kapasitas angkut sedimen sungai-sungai yang bersangkutan. Estimasi jumlah muatan sedimen dapat

dilakukan dengan cara mengukur langsung di sungai secara berkala atau dihitung menggunakan berbagai

metode estimasi. Sejumlah peneliti telah banyak mengembangkan berbagai prosedur dan metode untuk

memprediksi muatan sedimen, tetapi metode tersebut belum mampu memprediksi secara akurat muatan sedimen

yang sebenarnya karena metode tersebut umumnya bersifat lokal sehingga hanya cocok untuk tipologi sungai

tertentu. Berdasarkan konsep dasar penurunan formulasi estimasi muatan sedimen, teori-teori yang ada dapat

diklasifikasikan berdasarkan; konsep menggunakan nilai kritis tegangan geser dasar atau debit; konsep statistik

dan probabilitas; konsep energi aliran; dan konsep analisis numerik dan stokastik. Penelitian ini bertujuan

membandingkan beberapa metode estimasi muatan sedimen yang mewakili masing-masing konsep. Metode

muatan sedimen secara berurutan mewakili klasifikasi konsep tersebut adalah metode Meyer-Peter-Muller dan

Lane-Kalinske, Einstein-Brown dan Brook, Engelund and Hansen serta Van Rijn. Setelah menerapkan masing-

masing metode pada suatu set data kondisi sungai yang sama, hasil estimasi muatan sedimen yang dihasilkan

dari berbagai metode tersebut memberikan hasil berbeda satu dengan lainnya. Dalam makalah ini dicoba

menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan hasil perhitungan masing-masing metode estimasi.

Kata kunci : Metode estimasi muatan sedimen, muatan dasar, muatan layang, muatan total

Page 76: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

76

HASIL AMAN PENURAPAN AIRTANAH BERDASARKAN

KETERSEDIAAN AIRTANAH STATIS CAT PALU DI

PROPINSI SULAWESI TENGAH

Zeffitni1 dan Yassir Arafat

2

1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Untad, Palu Propinsi Sulawesi Tengah, [email protected]

2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Untad, Palu Propinsi Sulawesi Tengah, [email protected]

ABSTRAK Permasalahan sumberdaya air saat ini sudah menjadi suatu permasalahan yang sangat urgen di Sulawesi Tengah,

khususnya Kota Palu. Fluktuasi muka airtanah bebas pada saat musim penghujan dan musim kemarau

merupakan parameter penentu karena distribusi airtanah yang bersifat temporal akan mempengaruhi

ketersediaan dan kedalaman muka freatik pada saat kemarau yang panjang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil aman penurapan airtanah berdasarkan ketersediaan airtanah

statis CAT Palu di Propinsi Sulawesi Tengah. Perhitungan ketersediaan airtanah dengan menggunakan metode

statis dengan asumsi bahwa airtanah dianggap diam dan dihitung berdasarkan parameter: luasan area, tebal

akuifer dan hasil jenis (specific yield) menurut komposisi materi penyusun akuifer dan luas masing - masing

zona potensi airtanah. Untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan airtanah bebas dengan jumlah

penurapan, maka perlu diketahui volume penurapan aman, yang dihitung berdasarkan parameter: luasan area,

fluktuasi muka airtanah bebas dan hasil jenis. Analisis fluktuasi muka freatik berdasarkan data hasil pengukuran

173 sumur gali di CAT bagian barat dan 157 di CAT bagian timur. Parameter luasan area diperoleh dengan cara

membagi CAT Palu atas bagian barat dan timur dengan luasan + 474.600 m2.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1). tebal akuifer di CAT Palu yaitu rata - rata + 83,24 meter, 2). nilai hasil

jenis merata di seluruh CAT, dengan nilai rata – rata sejumlah 47,65%, 3). berdasarkan parameter luasan area,

tebal akuifer dan hasil jenis, ketersediaan airtanah statis di CAT Palu berjumlah + 19.552.823,80 m3, dan 4).

berdasarkan parameter luasan area, fluktuasi muka freatik dan hasil jenis maka hasil aman penurapan airtanah di

CAT Palu berjumlah 234.180,24 m3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketersediaan

airtanah statis di CAT Palu masih masuk kategori aman untuk diturap, namun perlu dipertimbangkan kondisi

perkembangan kota Palu yang menuntut penyediaan air yang semakin meningkat.

Kata kunci: airtanah, penurapan, hasil aman, pendekatan statis

Page 77: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

77

STUDI OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN DALAM

PENGELOLAAN DAS TAMBONG BANYUWANGI

BERDASARKAN HSS US SCS

Zulis Erwanto1 dan Baroroh Baried

2

1Dosen Program Studi Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi (e-mail : [email protected])

2Dosen Program Studi Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi (e-mail :[email protected])

ABSTRAK

Pada DAS Tambong kondisi tanahnya mengalami degradasi atau penurunan aktivitas lahan, sebagai akibat dari

erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi penggunaan lahan dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Tambong di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan Hidrograf Satuan Sintetik US SCS dengan bantuan program

HEC-HMS. Permodelan Hidrograf Satuan Sintetik dengan bantuan program HEC-HMS untuk mendekati nilai-

nilai hidrologis proses yang terjadi di lapangan. Secara keseluruhan DAS Tambong berbentuk paralel dengan

dua jalur aliran sungai yang sejajar bersatu dibagian hilir dengan luas total DAS Tambong sebesar 15.000 km²

dengan pembagian 15 sub das. Berdasarkan kondisi di lapangan nilai rata-rata CN sebesar 91,33%, nilai rata-

rata % absorpsi sebesar 12,54 %, rata-rata % impervious sebesar 70,95 %, rata-rata kemiringan sebesar 2 % dan

rata-rata time lag sebesar 6 jam. Nilai optimasi lahan di DAS Tambong dapat ditunjukkan dari hubungan debit

puncak (Qp) dan nilai CN dengan persamaan regression y = 0,0119.X + 73,465 diperoleh nilai CN optimum

rata-rata sebesar 73,50 % dikategorikan besaran nilai CN kategori B. Tingkat laju erosi rata-rata tahunan di

DAS Tambong sebesar 0,66 mm/th dengan laju erosi tertinggi sebesar 14,43 mm/th di daerah pegunungan Licin

pada lahan semak belukar. Zona tingkat bahaya erosi yang berpotensi kritis terletak pada penggunaan lahan

perkebunan dan hutan. Perlu adanya tindakan konservasi lahan di daerah pegunungan licin dan perencanaan

bangunan konservasi pada daerah perkebunan.

Kata kunci : Pengelolaan DAS, Hidrograf Satuan Sintetik, HEC-HMS, US SCS

Page 78: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

78

KAJIAN EKSPERIMENTAL KEDALAMAN GERUSAN DI

KAKI STRUKTUR BAWAH AIR

Chairul Paotonan1, Hasdinar Umar

2, and Sherly Klara

3

1Chairul Paotonan, Teknik Kelautan, UNHAS, Makassar, email : [email protected]

2Hasdinar Umar, Teknik Kelautan, UNHAS, Makassar, email : [email protected]

3Sherly Klara, Teknik Sistem Perkapalan, UNHAS, Makassar, email : [email protected]

ABSTRACT One of the solutions to cope both of erosion and abrasion of beach is beach nourishment. It requires large

amount sediment volume and also protective structure. The applicable structure is submerged structure made by

geotextile tube (Geotube). The problem is the scouring at the front of submerged structure not yet understood.

This research was conducted in Ocean Engineering Laboratory, Hasanuddin University using physical modeling

to find out the scoring depth at the front of submerged structure. The parameters were varied in experiment are

wave and structure parameters. Wave parameter represent by wave high. Whereas structure parameter represent

by distance of structure elevation from mean water level.

The parameters are influence to the scouring depth at the front of submerged structure are wave high (H) and

distance of structure crest from mean water level (Rc). The greater the value of Rc/hs and H/hs, the greater the

(h-hs)/hs.

Keywords: Geotube, scouring, and submerged structure

Page 79: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

79

PERAN PEMERINTAH DAN STAKEHOLDER TERHADAP

KINERJA KENDALI BANJIR KOTA MAKASSAR

Muhammad Idrus Ompo1, Muh.Saleh Pallu

2, Lawalenna Samang

3 dan Farouk

Maricar4

1Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar,Telp. 0815 2400

6451 Email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar, Jalan .Perintis Kemerdekaan Km.10

Telp.0814444983 E-mail :[email protected] 3Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar,Jalan .Perintis Kemerdekaan Km.10

Telp.081524159466 E-mail :[email protected] 4Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar,Jalan .Perintis Kemerdekaan Km.10

Telp.0811441184 E-mail : [email protected]

ABSTRAK Perkembangan kota yang semakin pesat secara tidak langsung dapat mempengaruhi perubahan tata guna lahan

yang berdampak terhadap ketidakteraturan pemamfaatan ruang yang pada akhirnya dapat menimbulkan masalah

terhadap penurunan kualitas layanan infrastruktur, khususnya infrastruktur pengendali banjir.Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan keterkaitan peran

pemerintah dan stakeholder sebagai variabel laten terhadap kinerja kendali banjir di Kota Makassar.Oleh karena

itu dalam menganalisis penyebab banjir sebagai sumber terhadap pengkuran kinerja kendali banjir maka

variabel yang sangat menentukan adalah variabel yang berhubungan dengan kegiatan serta sikap dan prilaku

manusia.Dengan mengkaji dan menganalisis peran pemerintah dan stakeholder terhadap kinerja kendali banjir

melalui pemodelan SEM maka hubungan keterkaitan antara variabel-variabel dapat dipahami.Hasil penelitian

ini akan menggambarkan sejauhmana peran pemerintah dan stakeholder berpengaruh terhadap kinerja kendali

banjir.Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang bagaimana peran

pemerintah dan stakeholder sebagai masukan dalam suatu proses pengambilan kebijakan khususnya penanganan

banjir diperkotaan secara non struktural.

Kata Kunci: Peran pemerintah, Kinerja , Kendali Banjir.

Page 80: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

80

ANALISA PONDASI PHYLON JEMBATAN MAHAKAM II

KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR, SISI

TENGGARONG DAN SAMARINDA SEBELUM MENGALAMI

KERUNTUHAN

Suwarno1

1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-

5946094,HP.0817324654, email: [email protected]

ABSTRAK Jembatan Mahakam II atau Kutai Kartanegara Tenggarong (Jembatan Kukar) Kalimantan Timur adalah

jembatan gantung (suspension bridge) yang mempunyai panjang (bentang) total 710.00 meter, dengan bentang

utama 470.00 meter, dibangun pada tahun 1995 dan diresmikan pada tahun 2001. Namun pada bulan November

tahun 2011 jembatan tersebut mengalami keruntuhan. Banyak opini mengenai penyebab runtuhnya jembatan

Kukar tersebut, namun ada fakta yang mengejutkan yaitu bergesernya blok angkur sejauh 20 cm pada sisi

Tenggarong pada masa operasional. Pada saat terjadi keruntuhan, kerusakan juga terjadi pada kaki phylon, yaitu

terjadi pergeseran pada base plate antara portal baja dan beton.

Portal Phylon terdiri dari portal beton (tinggi 15.00 m) pada bagian bawah dan portal baja (tinggi 38.00 m) pada

bagian atas yang dihubungkan dengan base plate dan angkur. Pondasi phylon berupa tiang pancang baja

berdiameter luar 1016 mm dengan ketebalan pipa baja 16 mm, dan jumlah tiang pancang sebanyak 26 buah.

Kedalaman tiang pancang adalah minimal 45 meter. Mutu tiang baja adalah Grade 2, dengan tensile strength

60.000 Psi (414 N/mm2), serta yield strength 35.000 Psi (241 N/mm

2). Mutu beton phylon adalah K350.

Telah dilakukan pemodelan ulang kontruksi jembatan gantung (bangunan atas atau upper structure) tersebut

untuk mengetahui gaya-gaya reaksi yang terjadi pada tiang pancang pondasi phylon (sisi Tenggarong dan sisi

Samarinda) dengan bantuan software SAP2000-14 (oleh Tim Kerja bangunan atas tersendiri). Reaksi dari

analisa bangunan atas ini dipergunakan oleh penulis untuk menganalisa pondasi phylon.

Untuk sisi Tenggarong, daya dukung ijin tiang pancang tunggal berdasarkan kekuatan tanah adalah sebesar Qall

= 271,67 ton (efficiency tiang pancang group = 0,667). Sedangkan untuk sisi Samarinda, Qall = 436,31 ton

(efficiency tiang pancang group = 0,667). Daya dukung tanah di sisi Tenggarong lebih kecil dibandingkan

dengan sisi Samarinda. Berdasarkan mutu bahan tiang pancang, Pijin bahan = 807,60 ton.

Hasil analisa reaksi maksimum pada tiang (Pmax) untuk kombinasi 1 (beban mati dan beban hidup) = 325,66 ton

untuk phylon sisi Tenggarong dan sisi Samarinda. Jadi, Pmax yang timbul akibat tetap (beban mati dan beban

hidup), yaitu sebesar 325,66 ton > Qall < Pijin bahan, dengan kata lain tiang pancang tidak mampu memikul reaksi

vertikal maksimum untuk phylon sisi Tenggarong; sedangkan untuk phylon sisi Samarinda masih kuat. Untuk

kombinasi pembebanan lainnya (beban sementara), pondasi phylon sisi Tenggarong dan sisi Samarinda masih

kuat memikul reaksi yang terjadi.

Beban lateral (H) pada pondasi phylon sisi Tenggarong adalah sebesar 118,67 ton (per tiang akibat gempa).

Kapasitas lateral tiang tunggal berdasarkan kekuatan tanahnya, Ha = 42,33 ton. Gaya lateral yang terjadi, H >

Ha, sehingga tiang tidak mampu menahan beban lateral saat gempa. Demikian pula untuk phylon sisi Samarinda,

beban lateral (H) yang terjadi akibat kombinasi beban gempa adalah sebesar 120,10 ton. Kapasitas lateral tiang

pancang tunggal, Ha = 42,33 ton (berdasarkan kekuatan tanah). Dengan kata lain bahwa gaya lateral yang

terjadi, H > Ha, sehingga tiang tidak mampu menahan beban lateral yang bekerja saat gempa.

Hasil analisa pondasi phylon secara umum dapat disimpulkan bahwa kondisi tiang pancang sisi Samarinda lebih

aman dibandingkan dengan sisi Tenggarong karena kondisi tanah di sisi Tenggarong lebih jelek.

Kata kunci : pondasi, phylon, Kutai Kartanegara, Samarinda.

Page 81: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

81

KENDALA KONTRAKTOR DALAM MENERAPKAN GREEN

CONSTRUCTION UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DI

INDONESIA

Wulfram I. Ervianto1

1Kandidat Doktor Teknik Sipil-Institut Teknologi Bandung, email: [email protected]

ABSTRAK Studi mengenai green construction di Indonesia telah dimulai sejak beberapa tahun terakhir yang diawali

dengan berbagai kajian yang dilakukan oleh perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu. Dilain pihak,

sebagian kecil penyedia jasa sebagai pelaku konstruksi telah mulai menerapkan prinsip green construction

dalam melaksanakan pekerjaannya. Kementerian Pekerjaan Umum sebagai representasi dari pemerintah,

berperan untuk mempersiapkan regulasi sebagai penentu arah konstruksi berkelanjutan Indonesia. Ketiga pihak

tersebut diatas merupakan institusi yang berperan penting sebagai pendukung dalam mengembangkan konsep

green construction di Indonesia. Pada saat ini, kajian-kajian dalam pengembangan green construction masih

bersifat sporadis dan terpisah-pisah yang berdampak pada kecepatan penerapannya di Indonesia. Berpijak pada

situasi tersebut diatas perlu kiranya dilakukan kajian untuk mengurai keterlibatan antar pihak sehingga

terpetakan tugas dan fungsi masing-masing pihak. Tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian terkait kendala

dalam menerapkan green construction oleh penyedia jasa, lebih spesifik kontraktor di Indonesia. Penelitian ini

diawali dengan melakukan kajian yang mendalam berbasiskan data sekunder untuk mengetahui sebaran

informasi green construction yang masih bersifat terpisah-pisah. Selanjutnya, data dan informasi tersebut dikaji

secara mendalam berdasarkan pendekatan kualitatif. Hasil kajian ini adalah: (a) Kontraktor masih terkendala

oleh terbatasnya ketersediaan peralatan yang ramah lingkungan; (b) Belum tersedianya pekerja yang terlatih

dalam melaksanakan pekerjaan yang berprinsip pada green construction; (c) Belum adanya kepastian jenis

material ramah lingkungan yang dinyatakan oleh lembaga yang dilegitimasi; (d) Keterbatasan teknologi dalam

melaksanakan green construction; (e) Belum efektif terjadinya internal kolaborasi antara kontraktor besar

dengan kontraktor spesialis sehingga jumlahnya masih sangat terbatas; (f) Terbatasnya regulasi yang mengatur

tentang green construction.

Kata Kunci: kendala, penerapan, green construction, proyek konstruksi

Page 82: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

82

EFEKTIFITAS STRUKTUR TERENDAM SEBAGAI

BANGUNAN PELINDUNG PANTAI

Sabaruddin Rahman1, Daeng Paroka

2, Chairul Paotonan

3 dan Syahrir Husain

4

1Program Studi Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar, 90245,

email:[email protected] 2Program Studi Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar, 90245,

email:[email protected] 3Program Studi Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar, 90245,

email:[email protected] 4Program Studi Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar, 90245

ABSTRAK Bangunan pantai terendam secara umum dapat berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap serangan gelombang

dan erosi pantai, menggantikan fungsi dari struktur konvensional seperti breakwater, revetment dan groin.

Namun demikian, sebagai bangunan terendam yang masih kurang dimanfaatkan sebagai pelindung pantai,

diperlukan kajian yang lebih mendalam tentang unjuk kerja bangunan tersebut. Melalui penelitian ini, dibahas

tentang efektifitas bangunan terendam dalam mengurangi tinggi gelombang serta pengaruhnya terhadap

perubahan profil pantai di belakang bangunan. Pengaruh ukuran struktur dan parameter gelombang terhadap

fenomena tersebut menjadi fokus bahasan dalam penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan melalui uji model fisik di tangki percobaan yang dilengkapi dengan pembangkit

gelombang. Struktur terendam tunggal diletakkan di sekitar breaking zone. Ukuran model yang diuji dibuat

dalam tiga variasi tinggi bangunan. Tinhgi gelombang divariasikan dalam dua kondisi. Sementara kedalaman air

dan periode gelombang ditetapkan pada satu kondisi. Dasar tangki percobaan dibentuk menggunakan pasir

berdiameter 0,125 – 0,5 mm dengan ketebalan 5 cm.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengisian bangunan dengan kerikil berpengaruh terhadap nilai koefisien

transmisi gelombang. Bangunan yang terisi sebagian akan memberikan nilai Kt yang lebih kecil dibandingkan

yang terisi penuh dengan kerikil. Sementara perubahan profil pantai di sekitar bangunan lebih dipengaruhi oleh

tinggi bangunan itu sendiri. Makin tinggi bangunannya menimbulkan erosi yang makin kecil di belakang

bangunan.

Kata kunci: bangunan terendam, koefisien transmisi, profil pantai

Page 83: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

83

PENGARUH PENAMBAHAN TETES TEBU TERHADAP

KEKEUATAN TEKAN PAVING BLOCK

Aziza Audiaramadhani Malik1, Sonny Wedhanto

2, dan Wahyo Hendarto Yoh

3

1)

Mahasiswa Jurusan Sipil, Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik Universitas Negeri

Malang, Email: [email protected] 2)

Dosen Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang, Email: [email protected]

3) Dosen Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang,

ABSTRAK Hasil beberapa penelitian menyebutkan, bahwa penambahan tetes tebu pada semen PC dapat meningkatkan

kekuatan tekan beton, sehingga secara teoritis penambahan tetes tebu dapat juga digunakan untuk meningkatkan

kekuatan paving block. Penelitian ini merupakan kajian awal yang betujuan untuk mengetahui pengaruh

penambahan tetes tebu terhadap kekuatan tekan paving block. Rancangan menggunakan penelitian eksperimen

semu; perlakuan menggunakan penambahan tetes tebu sebesar 1%; 2%; 3%; dan 4% dari jumlah air yang

dipakai. Kelompok kontrol menggunakan paving block tanpa diberi tambahan tetes tebu. Masing-masing

perlakuan menggunakan 20 buah sampel, analisis menggunakan uji ANOVA satu jalur, dan diteruskan dengan

Uji Tukey. Hasil penelitian, penambahan 1% tetes tebu dari jumlah air yang dipakai, dapat meningkatkan

kekuatan sebesar 27% dari kekuatan tekan paving block yang dibuat tanpa tambahan tetes tebu.

Kata kunci: kekuatan paving, tetes tebu

Page 84: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

84

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO UNTUK BATA

BETON RINGAN BERSERAT DENGAN BAHAN PENGISI

SERAT KENAF

Dimas P. Dibiantara1, M Lutfi Manfaluthy

2, Januarti J. Ekaputri

3 dan Triwulan

4

1 Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Struktur Teknik Sipil ITS Surabaya, ITS, [email protected]

2 Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Struktur Teknik Sipil ITS Surabaya, ITS, [email protected]

3 Dosen Teknik Sipil ITS Surabaya, ITS, [email protected]

4 Dosen Teknik Sipil ITS Surabaya, ITS, [email protected]

ABSTRAK Bata beton ringan saat ini sangat banyak digunakan pada pekerjaan konstruksi gedung, karena memiliki berat

volume antara 300 kg/m3 sampai 1840 kg/m

3 sehingga mampu mereduksi beban konstruksi tersebut. Material

penyusun bata beton ringan berupa semen, pozzolan, agregat ringan dan juga bahan pengembang yang bisa

menghasilkan pori di dalam beton tersebut. Pada penelitian ini, bahan penyusun benda uji bata beton ringan

menggunakan campuran dari Lumpur Sidoarjo yang sudah dikalsinasi pada suhu 800 o

C selama 2 jam, Semen

Portland tipe I, Fly Ash, Serat Kenaf dan dua macam bahan pengembang yaitu, foam dan serbuk aluminium. Uji

coba yang dilakukan adalah dengan membuat benda uji pasta normal, pasta ringan dan pasta ringan berserat dan

hanya dilakukan analisis uji tekan saja. Berdasarkan analisis yang telah dikerjakan, didapatkan kesimpulan

bahwa kuat tekan pasta ringan berserat yang dihasilkan antara 1,41 MPa sampai 2,05 MPa dengan berat volume

sebesar 691 kg/m3 sampai 859 kg/m

3. Sehingga Lumpur Sidoarjo layak digunakan untuk material utama

penyusun bata beton ringan.

Kata kunci: Bata beton ringan berserat, lumpur sidoarjo, serat kenaf, foam, dan serbuk aluminium.

Page 85: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

85

PENGARUH ZONA JATUH FLYASH TERHADAP KUAT

TEKAN BETON MUTU NORMAL DAN MUTU TINGGI

Firdaus 1

, Rosidawani2

1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Bina Darma Jl.A. Yani No.12 Plaju ,

Palembang, email: [email protected] 2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, email : [email protected]

ABSTRAK Abu terbang (fly ash) dari pembakaran batubara sebagai limbah termasuk dalam kategori limbah B3 (Bahan

Berbahaya dan Beracun). Limbah flyash ini dapat diantisipasi tingkat bahayanya dengan salah satu cara yaitu

dengan proses solidifikas/stabilisasi. Oleh karena itu flyash dari abu batubara dapat dimanfaatkan sebagai bahan

baku semen maupun bahan substitusi semen pada material berbasis semen seperti beton, batako dan paving

block. Abu batubara baik berupa bottom ash maupun flyash dari pembakaran di PLTU merupakan limbah yang

yang dapat dioptimalkan penggunaannya. Kriteria sifat properties flyash dan bottom ash dipengaruhi oleh

sumber batubara, kondisi pembakaran, lokasi flyash. Hal ini diasumsikan akan ikut mempengaruhi kondisi

material yang terbentuk dari bahan penyusun abu tersebut. Mengingat potensi keberadaan limbah tersebut yang

akan meningkat, seiring dengan rencana bertambahnya PLTU-PLTU yang akan dibangun di Sumatera

khususnya Sumatera Selatan, maka pemanfaatan limbah tersebut sebagai salah satu bahan admixture beton perlu

diperhatikan. Oleh karena itulah dilakukan penelitian yang komprehensip mengenai sifat flyash berdasarkan

zona jatuhnya abu terbang pada alat penyaringan terhadap kuat tekan beton mutu normal dan mutu tinggi.

Penambahan kadar flyash sebagai bahan subsitusi semen pada campuran beton normal dapat memberikan

peningkatan kuat tekan optimum yang dihasilkan sebesar 15.4% pada kandungan flyash sebesar 15% dari zona

3. Sedangkan pada beton mutu tinggi dapat memberikan peningkatan kuat tekan optimum yang dihasilkan

sebesar 20.93% pada kandungan flyash sebesar 15% dari zona 4. Zona jatuh flyash sebagai parameter penelitian

ini memberikan kontribusi dalam meningkatkan kuat tekan beton mutu tinggi yang lebih signifikan dibanding

mutu normal.

Kata kunci: flyash, zona, mutu normal,mutu tinggi, kuat tekan

Page 86: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

86

KARAKTERISTIKA MEKANIKA LAMINASI BILAH BAMBU

PETUNG AKIBAT BEBAN PUNTIR

Karyadi1 dan Prijono Bagus Susanto

2

1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang,

Email:[email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang, Email:[email protected]

ABSTRAK Keterbatasan pasokan kayu untuk bahan bangunan menuntut ditemukannya material baru yang dapat digunakan

untuk substitusi kayu. Bambu adalah material yang berpeluang untuk maksud tersebut. Berbagai penelitian

tentang sifat fisika dan mekanika bambu laminasi telah dilakukan tetapi belum satupun yang dilakukan untuk

beban puntir. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menguji sifat mekanika laminasi bilah bambu akibat

beban puntir.

Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengujuan terhadap 77 benda uji laminasi bilah bambu petung yang

direkat dengan urea formaldehyde sebanyak 268g/m2 dan dikempa dingin sebesar 2MPa selama 4jam. Kesemua

benda uji tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok benda uji yang mengandung ruas dan

kelompok benda uji tanpa ruas, berturut-turut sebanyak 37 dan 40 benda uji. Ukuran penampang benda uji

laminasi bilah bambu dibuat bervariasi mulai terkecil 10 x 17 x 160 mm dan terbesar 32 x 50 x 400 mm. Benda

uji laminasi disusun dari bilah-bilah bambu petung berukuran penampang 5mm x 20mm dengan kerapatan

0,63gr/cm3 dan kadar air pada saat direkat sebesar 11,8%.

Hasil penelitian terhadap bilah bambu petung menunjukkan bahwa pada batas proporsional, bilah bambu dengan

ruas memiliki tegangan geser 7,95MPa dan sudut puntir 0,0015radian/mm, sedangkan bilah bambu tanpa ruas

memiliki tegangan geser 7,69MPa dan sudut puntir 0,0013 radian/mm. Pada titik maksimum, bilah bambu

dengan ruas memiliki tegangan geser 17,11MPa dan putaran sudut 0,0043radian/mm sedangkan bilah bambu

tanpa ruas memiliki tegangan geser 18,24MPa dan putaran sudut 0,0043 radian/mm. Modulus geser bilah bambu

dengan ruas dan tanpa ruas berturut-turut mencapai 1039MPa dan 1106Mpa.

Selanjutnya pada batas proportional, laminasi bilah bambu dengan ruas memiliki tegangan geser 6,85MPa dan

sudut puntir 0,00075 radian/mm sedangkan laminasi bilah bambu tanpa ruas memiliki tegangan geser 6,71MPa

dan sudut puntir 0,00077radian/mm. Pada titik maksimum, laminasi bilah bambu dengan ruas memiliki

tegangan geser 11,82MPa dan sudut puntir 0,0021 radian/mm, sedangkan laminasi bilah bambu tanpa ruas

memiliki tegangan geser 12,63MPa dan sudut puntir 0,0021 radian/mm. Modulus geser laminasi bilah bambu

dengan ruas dan tanpa ruas berturut-turut mencapai 681,60Mpa dan 697,02MPa. Dengan demikian laminasi

bilah bambu petung memiliki sifat mekanika akibat beban puntir yang setara dengan kayu kelas kuat D24

menurut peraturan konstruksi kayu EN 338:2009 yang berlaku di Eropa.

Kata kunci: Petung, Laminasi, Mekanika, Puntir.

Page 87: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

87

PENGARUH MOLARITAS AKTIFATOR ALKALIN

TERHADAP KUAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER

DENGAN TRAS SEBAGAI PENGISI

Puput Risdanareni

1, Triwulan

2 dan Januarti Jaya Ekaputri

3

1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, email : [email protected]

2 Dosen Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email : [email protected]

3 Dosen Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember, email : [email protected]

ABSTRAK Tulisan ini menyajikan evaluasi pengaruh variasi molaritas aktifator terhadap sifat mekanik beton polimer yang

menggunakan fly ash sebagai material pengganti semen dan tras sebagai bahan pengisi. Aktifator alkalin yang

di gunakan dalam penelitian ini ialah NaOH (Natrium Hidroksida) dan Na2SiO3 . Variasi molaritas NaOH yang

di gunakan dalam penelitian ini ialah 8 dan 10 Molar. Digunakan perbandingan massa reaktan Na2SiO3/ NaOH

0.5 , 1, 1.5, 2 dan 2.5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa molaritas larutan alkalin dan perbandingan massa

Na2SiO3/NaOH mempengaruhi sifat mekanik beton geopolimer.

Kata kunci : geopolimer, fly ash, tras, aktifator alkalin

Page 88: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

88

KAJIAN POTENSI PENINGKATAN SIFAT MEKANIK

KOMPOSIT SEMEN BERBASIS SERAT SINTETIS

Rosidawani 1

, Iswandi Imran2, Saptahari Sugiri

3, Ivindra Pane

4

1 Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung

Jl.Ganeca 10 , Bandung, email: [email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl.Ganeca 10

Bandung, email: [email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl.Ganeca 10

Bandung, email:[email protected] 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl.Ganeca 10

Bandung, email:[email protected]

ABSTRAK Kebutuhan akan infrastruktur modern dalam pembangunan yang disertai dengan kemampuan memenuhi

berbagai persyaratan kinerja menjadi alasan mengapa material beton perlu terus dikembangkan. Perkembangan

peningkatan kekuatan tekan beton diiringi upaya untuk mengatasi kelemahan dalam perilaku keruntuhannya

yang semakin getas. Penggunaan perkuatan serat (fiber) dikrit yang tersebar secara diskontinyu dalam beton

merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kegetasan dan memberikan kontribusi daktail beton yang dikenal

dengan fiber reinforced concrete (FRC). Seiring waktu material FRC terus mengalami pengembangan yang

meliputi penggunaan berbagai jenis serat dengan berbagai karakteristiknya serta peningkatan fungsi serat pada

material komposit semen (beton/mortar) yang diperkuat. Penggunaan jenis serat sintetis pada komposit semen

(synthetic fiber reinforced concrete (SNFRC)) yang ditujukan sebagai alternatif penggunaan serat baja menjadi

perhatian dan terus dioptimasi dalam perkembangan penggunaannya. Makalah ini memberikan pemahaman

tentang perkembangan jenis dan karakteristik serat sintetis serta potensi peningkatan fungsi serat sintetis

terhadap sifat mekanik komposit semen (beton/mortar) sehingga aplikasinya dapat dikembangkan lebih luas.

Kajian dilengkapi dengan uji eksperimental sifat mekanik berupa kuat tekan dan kuat lentur dengan

menggunakan jenis serat mikro polypropylene (PP) dengan variabel volume serat 1.5-3.5%. Kajian

eksperimental sebagai penelitian awal ini menghasilkan material beton yang berperilaku lebih daktail dengan

pola peningkatan kekuatan lentur yang lebih tinggi bila penggunaan serat PP > 2%. Optimasi pada fase material

masih sangat dibutuhkan untuk menghasilkan peningkatan potensi fungsi serat sebagai perkuatan material

berbasis semen (beton/mortar), untuk berbagai aplikasi yang sesuai.

Kata kunci : semen

Page 89: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

89

CAMPURAN SERAT PADA PASTA DENGAN BAHAN DASAR

LUMPUR SIDOARJO

Triwulan1, Januarti J E

2 dan Fadyah AT

3

1 Dosen Jurusan Sipil Fakultas Teknik Sipil ITS Surabaya Indonesia 60111, email:,

[email protected] 2 Dosen Jurusan Sipil Fakultas Teknik Sipil ITS Surabaya Indonesia 60111, email: [email protected]

3Mahasiswa Jurusan Sipil Fakultas Teknik Sipil ITS Surabaya Indonesia 60111

ABSTRAK Besarnya volume lumpur Sidoarjo yang keluar dari pusat semburan sangat besar, pada tahun 2006-2007

diperkirakan sebesar 100.000 m3/hari bahkan pernah mencapai 180.000m

3/hari pada Desember 2006, dan

cenderung berkurang menjadi sekitar 75.000m3/hari pada Juli 2009. Dan pada September 2011, volume

semburan diperkirakan sebesar 50.000 m3/hari. Untuk itu penelitian yang berhubungan dengan pemanfaatan

lumpur Sidoarjo sangatlah diperlukan. Dalam penelitian ini selain menggunakan Lumpur Sidoarjo Bakar juga

menggunakan Cement Portland, dan Fiber (serat alam ) sebagai penguat, dengan beberapa variasi campuran

yang berbeda. Prosentase lumpur dibuat bervariasi dari 0 sampai 90 % dari total berat binder dengan interval

5%, sedang pemakaian serat bervariasi adalah 0,2%, 0,4%,0,6%,0,8% dan 1% dari total binder. Pengukuran

yang dilakukan adalah nilai kuat tekan, berat volume, porositas. Hasil menunjukkan Untuk pasta normal

didapatkan hasil kuat tekan tertinggi pada umur 28 hari pada komposisi pasta PN 10 yaitu 10% Lumpur Bakar

dan 90% Semen dengan nilai 68,42 Mpa, sedangkan semen murni PN 0 yaitu 100% dengan nilai 73 Mpa.

Komposisi optimum pasta berserat dengan tambahan serat kenaf 0,2%, untuk 20% lumpur bakar mendapatkan

kuat tekan 32,9 MPa.

Kata kunci: Lumpur Sidoarjo, serat , pasta

Page 90: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

90

PENGARUH KOMPOSISI MATERIAL UHPC TERHADAP

PERILAKU KUAT TEKAN MORTAR BETON

Krisnamurti1, Ketut Aswatama W.

2, dan Wiwik Yunarni W.

3

1Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember, email:[email protected]

2Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember, email: [email protected]

3Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember, email: [email protected]

ABSTRAK Kurangnya pemenuhan prasarana transportasi telah menimbulkan permasalahan dalam pengembangan

komoditas pertanian di Indonesia. Dalam artikel ini dibahas tentang penelitian pengembangan teknologi beton

mutu tinggi Ultra High Performance Concrete (UHPC) yang bermanfaat untuk kebutuhan teknologi pracetak

sesuai dengan kondisi alam di Indonesia. Teknologi bahan beton UHPC ini dapat berguna untuk bahan

infrastruktur jalan maupun jembatan, dengan kualitas kekuatan tinggi dan durabilitas yang baik. Permasalahan

yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah komposisi bahan penyusun beton UHPC yang

optimal untuk mendapatkan kinerja kekuatan dan durabilitas tinggi. 2) Bagaimana pengaruh variasi komposisi

material terhadap kinerja kekuatan tekan mortar beton UHPC. Penelitian yang dilakukan bertujuan: 1)

Mendapatkan komposisi campuran beton UHPC dengan kuat tekan yang tinggi. 2) Mengetahui pengaruh variasi

komposisi material terhadap kinerja kekuatan tekan mortar beton UHPC. Bahan-bahan yang dipergunakan

dalam penelitian ini antara lain adalah: Semen Portland Pozollan Cement (PPC); Pasir, Pasir silika, silika fume,

silica powder, Superplasticizer, Air, dan Cetakan mortar beton. Kegiatan penelitian meliputi pembuatan 18 buah

benda uji mortar, pengujian kuat tekan pada usia 7, 14, dan 28 hari, analisis data, pembahasan dan pengambilan

kesimpulan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan kuat tekan tertinggi dari benda uji mortar sebesar

969,39 kg/cm2 tercapai pada saat komposisi kadar water/binder ratio sebesar 0,22, selanjutnya dengan kadar

silika fume dan silika powder pada komposisi 10% dari berat semen dapat mencapai kekuatan tekan hingga

1050,27 kg/cm2, serta pengujian komposisi pasir dengan berat 1,2 kali berat semen dapat menghasilkan kuat

tekan sebesar 974,26 kg/cm2. Untuk pengembangan penelitian lebih lanjut perlu dilaksanakan pengujian

dengan menambahkan berbagai macam serat fiber seperti steel wool, bendrat, fiber glass ke dalam rencana

campuran UHPC tersebut sehingga kuat tekan yang diperoleh dapat lebih ditingkatkan lagi.

Kata kunci: mortar, beton UHPC, kuat tekan

Page 91: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

91

PENELITIAN PENGARUH KOMPOSISI STEEL SLAG

DALAM KEKUATAN BETON MENGGUNAKAN UJI KUAT

TEKAN BENTUR

Jati Iswardoyo1

Instansi: Balai Sabo, Puslitbang Sumber Daya Air, Balitbang, Kementerian PU. Email : [email protected]

ABSTRAK Beton merupakan bahan bangunan yang paling sering digunakan dalam pekerjaan konstruksi. Pada penelitian ini

digunakan Steel Slag, dengan pertimbangan bahwa melimpahnya bahan tersebut. Steel Slag merupakan salah

satu produk hasil sisa peleburan bijih besi/baja. Pemanfaatan Steel Slag dalam pekerjaan konstruksi merupakan

cara yang paling memungkinkan dalam mengurangi dampak banyaknya limbah Steel Slag.

Penelitian menggunakan alat Uji Kuat Tekan Bentur di Laboratorium Sabo, Puslitbang SDA, Balitbang PU,

Kementerian Pekerjaan Umum. Komposisi Steel Slag dijadikan parameter Uji Kuat Tekan Bentur. Steel Slag

dijadikan sebagai material pengganti dari agregat kasar (kerikil), dengan perbandingan 10%, 20%, 30%, 40%,

50%, 60% dan 70%.

Penelitian menghasilkan trend bahwa semakin tinggi komposisi slag maka kuat tekan bentur yang dihasilkan

lebih tinggi, dengan membentuk persamaan y = 0,005x2 – 0,125x + 28,93 dengan r = 0,926283. Hal ini akan

bermanfaat dalam infrastruktur yang mengalami benturan disamping permasalahan melimpahnya limbah Steel

Slag.

Kata Kunci : Steel Slag, Kuat Tekan Bentur, Komposisi, Beton

Page 92: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

92

KAJIAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN

KEPUTUSAN PADA SISTEM MANAJEMEN

KEDARURATAN NUKLIR CANADA

Akhmad Khusyairi1

1P2STPIBN BAPETEN, email : [email protected]; [email protected]

ABSTRAK Canada merupakan salah satu Negara yang mengoperasikan PLTN untuk memenuhi kebutuhan energi

listriknya. Canada saat ini mengoperasikan 24 PLTN. Belajar dari pengalaman kejadian Three Mile Island dan

Chernobyl, Canada telah membangun system kedaruratan nuklir nasional, Federal Nuclear Emergency Plan

(FNEP),dengan melibatkan berbagai institusi nasional. Disamping itu Canada telah membangun system

pendukung pengambilan keputusan (DSS) pada managemen kedaruratan nuklir secara on line, untuk

mendukung upaya mitigasi dampak yang mungkin terjadi di luar tapak. Dalam membangun system ini, Canada

menggunakan Secure network, ARGOS, EMAP, dan GeoConferencing untuk mendukung proses pengambilan

keputusan dalam upaya mitigasi dampak yang mungkin terjadi. Beberapa negara ASEAN saat ini telah

merencanakan pemanfaatan teknologi nuklir yang lebih luas, FNEP merupakan salah satu model yang dapat

digunakan sebagai acuan dalam membangun sistem kedaruratan nuklir regional. Kajian ini dilakukan dengan

menggunakanan metode studi literatur.

Kata kunci: Kedaruratan nuklir, mitigasi dampak, FNEP, instalasi nuklir, Canada

Page 93: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

93

ASESMEN KEANDALAN STRUKTUR GEDUNG BETON

BERTULANG PASCA KEBAKARAN

Wahyu Wuryanti1

1Puslitbang Permukiman, Balitbang, Kementerian Pekerjaan Umum, email: [email protected]

ABSTRAK Dalam melakukan asesmen gedung struktur beton bertulang pasca kebakaran perlu dipahami bagaimana

karakteristik bahan selama mengalami kebakaran. Perubahan properti bahan, sebaran panas, kedalaman

penetrasi panas perlu dicermati dengan baik untuk menentukan tingkat keandalan sisa bangunan pasca

kebakaran. Hasil asesmen dapat digunakan untuk menentukan keputusan apakah suatu bangunan pasca kebakran

perlu diperbaiki sebagian atau demolisasi total. Tujuan utama dalam asesmen struktur pasca kebakaran adalah

mengetahui kedalaman penetrasi panas dan pengaruhnya terhadap material beton bertulang, serta mengetahui

kapasitas daya dukung sisa struktur bangunan secara menyeluruh. Dalam tulisan ini membahas berbagai hal

terkait dengan pelaksanaan asesmen struktur beton bertulang pasca kebakaran dan pengukuran keandalan

struktur eksisting untuk penggunaan ke depan. Dengan menggunakan metoda kuantitatif berdasarkan hasil

inspeksi lapangan dan pengujian komponen beton digunakan sebagai dasar analisis keandalan struktur. Dalam

penelitian ini menghasilkan data sebaran panas dan pusat kebakaran yang terjadi pada bangunan. Bagian-bagian

yang perlu perkuatan atau pembongkaran total dihasilkan dari hasil analisis kekuatan struktur bangunan.

Kata kunci: pasca kebakaran, keandalan struktur, beton bertulang

Page 94: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

94

ANALISA KELONGSORAN DENGAN METODE

GEOLISTRIK TAHANAN JENIS PADA TANAH RESIDUAL

NGANTANG KABUPATEN MALANG

Dyah Pratiwi K.1, Ria Asih A. Soemitro

2 dan Dwa Desa Warnana

3

1Mahasiswa Pascasarjana Teknik Sipil, FTSP-ITS, email: [email protected]

2Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS, email:[email protected]

3Jurusan Teknik Geofisika, FTSP-ITS, email: [email protected]

ABSTRAK Adanya retakan di struktur bawah permukaan lereng Desa Jombok Kecamatan Ngantang dapat menyebabkan

daerah tersebut rawan longsor. Pada umumnya metode yang digunakan untuk menyelidiki kelongsoran

khususnya untuk melihat perlapisan di bawah muka tanah dan menentukan ketebalan lapisan yang potensi

longsor antara lain pengeboran, pengambilan contoh tanah, uji SPT (Standart Penetration Test) dan uji sondir

(Dutch Cone Penetration Test). Beberapa tahun terakhir ada metode yang sering digunakan yaitu metode

geolistrik tahanan jenis. Penelitian ini akan mengidentifikasikan kestabilan lereng menggunakan metode

geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger serta menghitung faktor keamanan lereng berdasarkan

dari nilai tahanan jenis. Faktor keamanan dari nilai tahanan jenis akan dibandingkan dengan faktor keamanan

dari metode geoteknik dengan menggunakan analisa stabilitas lereng menerus tanpa rembesan. Hasil dari

metode geolistrik tahanan jenis di wilayah studi terdapat 2 patahan dengan faktor keamanan masing-masing 1,81

dan 1,86 sedangkan dengan metode geoteknik didapat faktor keamanan sebesar 1,87 dan 1,63.

Kata kunci: kelongsoran, metode geolistrik tahanan jenis, faktor keamanan.

Page 95: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

95

STUDI UNDRAINDED SHEAR STRENGTH DENGAN ALAT

DIRECT SHEAR TEST DAN TRIAXIAL UU PADA TANAH

LANAU DI MOJOKERTO YANG MENGALAMI TEGANGAN

AIR PORI NEGATIF

Luthfi Amri Wicaksono1, Indarto

2

1Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Teknik Sipil bidang Keahlian Geoteknik, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, [email protected] 2Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

[email protected]

ABSTRAK Dalam praktik geoteknik banyak bangunan yang dibangun diatas tanah tidak jenuh (contoh dam, jalan raya dan

timbunan). Percobaan Laboratorium dengan alat Uji Geser Langsung memberikan beberapa hasil yang lebih

besar untuk tanah lanau pada kondisi tidak jenuh. Maka perlu perbandingan sederhana dalam pengujian tanah

lanau tidak jenuh. Dalam penelitian ini akan dilakukan juga pengujian tanah lanau dengan Uji Triaksial

Uncosolidated Undrained. Tanah lanau yang digunakan diambil di desa Manting, Mojokerto. Variasi kadar air

akan diterapkan sebelum percobaan dilakukan untuk mendapatkan nilai parameter mekanik dengan kadar air

yang berbeda. Dalam penlitian ini akan didapatkan perbandingan nilai pada hasil uji masing-masing. Penelitian

ini diharapkan dapat mengetahui pendekatan mana yang lebih tepat untuk mendapatkan parameter mekanik

tanah lanau.

Kata kunci: Tanah lanau, Tidak jenuh, Uji Geser Langsung, Uji Triaksial, Kekuatan geser.

Page 96: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

96

MEKANISME DAN TEKNIK PERBAIKAN KELONGSORAN

LERENG ALAMI

Rivai Sargawi1, Endra Susila

2 dan Aditya Hadyan Putra

3

1Senior Geotechnical Engineer, Geoservices Divisions, PT. Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua.

[email protected]; [email protected] 2Assistant professor, Geotechnical Engineering Research Group and Head of Soil Mechanics Laboratory

Faculty of Civil and Environmental Engineering, Bandung Institute of Technology,

[email protected]; [email protected]. 3Geotechnical Engineer, Geoservices Divisions, PT. Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua.

[email protected]

ABSTRAK Keamanan jalan yang terletak pada daerah perbukitan seringkali mengalami masalah ketika jalan tersebut putus

di karenakan adanya longsor. Factor-faktor yang menyebabkan perubahan kesetimbangan dalam lereng antara

lain yaitu; Perubahan muka air tanah dalam lereng, perubahan geometri lereng, terjadinya pelapukan sehingga

menurunkan kuat geser tanah serta lain sebagainya. Secara filosofi penyebab terjadinya kelongsoran lereng ada

dua yaitu gaya yang menahan lereng berkurang dan gaya yang mendorong lereng bertambah. Pada paper ini

akan dibahas jenis-jenis kelongsoran lereng alami pada daerah perbukitan, mekanisme terjadinya kelongsoran

serta beberapa metode perbaikan lereng yang sering digunakan ketika sebuah jalan mengalami kelongsoran yang

telah diterapkan di lokasi PT. Freeport Indonesia. Perbaikan akibat longsoran yaitu dengan menambahkan gaya

yang menahan lereng baik berupa dinding penahan atau mengurangi beban yang bekerja pada lereng, berupa

benching, melandaikan lereng, mengurangi air yang masuk kedalam lereng baik dengan memperbaiki drainase

permukaan maupun drainase bawah tanah. Kasus kelongsoran lereng alami yang berdampak pada terganggunya

fungsi jalan sangat penting. Material pembentuk lereng yang berasal dari material lapukan sangat rentan

mengalami kelongsoran. tindakan pencegahan dampak kelongsoran yaitu dengan menghilangkan bahaya sperti

scaling atau dengan melakukan rekayasa engineering berupa pemasangan dinding penahan tanah, debris barrier

atau lain sebagainya. Sumber kelongsoran lereng jalan terdapat pada bagian atas lereng maupun bagian bawah

lereng. Tindakan perbaikan lereng untuk penanganan jangka pendek dapat berupa pembersihan material sambil

dilakukan pengamatan lebih lanjut. Penanganan jangka panjang yang memerlukan waktu yang lebih lama.

Kata Kunci: kelongsoran lereng, kesetimbangan, perbaikan lereng.

Page 97: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

97

STUDI KASUS PERKUATAN LERENG DENGAN

MENGGUNAKAN SOIL NAIL

Rivai Sargawi1 dan Endra Susila

2

1Senior Geotechnical Engineer, Geoservices Divisions, PT. Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua.

[email protected];[email protected] 2Assistant professor, Geotechnical Engineering Research Group and Head of Soil Mechanics Laboratory

Faculty of Civil and Environmental Engineering, Bandung Institute of Technology.

[email protected]. [email protected].

ABSTRAK Sebuah kasus kelongsoran lereng alami terjadi pada area kerja PT. Freeport indoensia yang mengakibatkan jalan

akses ke tambang tertutup sementara. Setelah dilakukan pembersihan dan dilakukan pengamatan lapangan

ditemukan beberapa bagian material lunak yang masih berada pada sisi atas lereng. Ketebalan tanah lunak

sekitar 4m dengan luasan area 18mx20m. intensitas curah hujan yang tinggi pada area ini diyakini mampu

membuat lereng ini menjadi tidak stabil sehingga berpotensi untuk terjadi gangguan pada jalan yang berdampak

pada produktivitas pekerja. Beberapa alternative perbaikan lereng ditinjau untuk menentukan penanganan

stabilitas lereng dengan mempertimbangkan berbagai aspek, yaitu; gangguan terhadap jalan dibawah lereng,

constructibility, serta biaya, setelah dilakukan diskusi dengan berbagai pihak maka perbaikan lereng dengan

menggunakan soil nail. Analisis stabilitas lereng dengan menggunakan metode elemen hingga yaitu PLAXIS

Versi 8.6 dilakukan untuk melakukan panjang dan spasi antar soil nail yang akan dipasang untuk meningkatkan

angka keamanan lereng. Untuk menentukan parameter kuat geser tanah lereng kondisi actual dilakukan analisis

balik dengan mengasumsikan lereng pada saat belum dilakukan perkuatan lereng memiliki angka kemanan

mendekati 1.0. Berdasarkan hasil analisis dengan PLAXIS didapat kesimpulan bahwa dengan pemasangan soil

nail dengan jarak spasi 1.0m dapat meningkatkan angka keamanan lereng menjadi >1.5 serta hasil ini juga

dibuktikan setelah pekerjaan selesai dilakukan tidak terjadinya pergerakan lereng ataupun kelongsoran yang

terjadi. Peningkatan stabilitas lereng dengan metode soil nailing dapat menjadi alternatif yang terbaik pada area

lereng dan akses yang relatif ekstrim serta sulit. Metode soil nailing dapat dilakukan dengan efektif pada jenis

tanah berlempung dengan konsistensi teguh hingga keras (Stiff to hard Clay) dan juga batuan lempung atau

lanau.

Kata Kunci: soil nail, stabilitas lereng, perkuatan, bidang longsor.

Page 98: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

98

STUDI EFEKTIFITAS KEMIRINGAN TIANG GALAM

DALAM MEREDUKSI PENURUNAN PADA DEPOSIT

TANAH LUNAK DENGAN METODE NUMERIK

Suheriyatna1, Lawalena Samang

2, M. Wihardi Tjaronge

3 dan Tri Harianto

4

1Mahasiswa Progran Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp

08115815565 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp

081524159466, email: [email protected] 3Dosen Jurusan Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10,

4Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanudin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp 081338607292,

email: [email protected]

ABSTRAK Pulau Kalimantan banyak memiliki lokasi dataran rendah dan terdapat banyak lokasi yang kondisi tanahnya

lempung lunak. Tanah di Kalimantan Timur sangat spesifik yaitu kondisi tanah lempung lunak yang terkadang

terkontaminasi batu bara, permasalahan kontruksi sipil yang berada diatas tanah lempung lunak sangat banyak

dan sering terjadi, sehingga dalam merencanakan bangunan ilmuan teknik sipil di Indonesia memerlukan

beberapa metode untuk membuat tanah menjadi lebih stabil, mengingat tanah lempung lunak memiliki ciri khas

tertentu yang sulit di prediksi kestabilan tanahnya. Kalimantan banyak tumbuhan Galam dan berumur panjang

pada saat di tenggelamkan pada tanah rawa, sehingga penulis berpikir bahwa material tersebut dapat sebagai

alternatif bahan perkuatan pada tanah lunak untuk dan perbaikan tanah lempung. Apabila nantinya material

Kayu bisa sebagai materian alternatif perbaikan tanah lunak maka kedepannya ketergantungan terhadap

material luar akan terselesaikan dan bisa memberikan masukan tersendiri untuk dapat diterapkan di Kalimantan

Timur pada Khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Pada studi ini digunakan metode numerik (metode elemen hingga) untuk memprediksi penurunan pada tanah

dengan menggunakan perangkat lunak komersial (plaxis). adapun penurunan konsolidasi dianalisa berdasarkan

teori konsolidasi terzagi 1D., didalam analisa finite element tanah lunak dan embakment dimodelkan sebagai

material solid elastic-plastic dengan kriteria keruntuhan mohr coulomb , sedangkan cerucuk galam dimodelkan

dengan elastic plastic springs .

Dari hasil analisa numerik menunjukkan bahwa cerucuk galam yang dipancang dengan kemiringan 150

menghasilkan penurunan yang lebih kecil dibandingkan dengan metode perkuatan tanah yang lain (cerucuk

tegak dan Geotextile) serta sangat efektif mereduksi penurunan embakment dimana dalam penelitian ini

diprediksi sebesar 50%.

Kata Kunci : Lempung Lunak, Galam, Perkuatan tanah, Kemiringan, Mereduksi

Page 99: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

99

ANALISA NUMERIK TIANG KOMBINASI PVD (HIBRID

PILE) SEBAGAI PERKUATAN EMBAKMENT JALAN PADA

TANAH LUNAK

Yudha Sandyutama1, Lawalena Samang

2, A.M. Imran

3 dan Tri Harianto

4

1Mahasiswa Progran Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp

082152130000, email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp

081524159466, email: [email protected] 3Dosen Jurusan Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp

08124225247, email: [email protected] 4Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanudin, Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp 081338607292,

email: [email protected]

ABSTRAK Indonesia termasuk memiliki daerah Lowland yang cukup banyak, dimana banyak ditemukan tanah yang sangat

lunak. Dari 172,4 juta hektar dataran yang ada di Indonesia dimana terdapat 39,4 juta hektar (24,2%)

merupakan daerah Lowland dan 123 juta hektar (75%) merupakan daerah pegunungan. Kayu Galam (Melalucea

Lencadendron Linn) sangat banyak dijumpai pada daerah Kalimantan, kayu ini tidak akan busuk apabila

terendam di air. melihat kondisi tersebut diperlukan suatu Inovasi Teknologi Terapan dalam menangani

persoalan pekerjaan konstruksi jalan , sehingga dipandang perlu pemanfaatan material local sebagai alternatif

bahan konstruksi jalan. Pemanfaatan kayu galam yang di kombinasi dengan material PVD (Pabricated Vertikal

Drained) dengan melakukan preloading (embankment) bisa mempercepat waktu terjadinya konsolidasi dan kayu

galam sendiri bisa sebagai material perkuatan tanah dasar

Pada studi ini digunakan metode numeric elemen hingga untuk memprediksi penurunan dan perkuatan pada

tanah dengan menggunakan perangkat lunak komersial (plaxis), adapun penurunan konsolidasi dianalisa

berdasarkan teori konsolidasi terzagi 1D., didalam analisa finite element tanah lunak dan embakment

dimodelkan sebagai material solid elastic-plastic dengan kriteria keruntuhan mohr coulomb , cerucuk galam

dimodelkan dengan elastic plastic springs , geotextile dimodelkan menggunakan geogrid dengan tensile strength

55 kN/m sedangkan vertical drain dimodelkan menggunakan nilai koefisien permeabilitas eguivalent.

Dari analisa numeric dihasilkan Berdasarkan hasil analisa numeric , untuk type konstruksi hybrid pile terjadi

reduksi penurunan sekitar 60% jika dibandingkan dengan type konstruksi PVD atau type konstruksi cerucuk

saja, disamping itu dengan type konstruksi hybrid pile menunjukan terjadi reduksi waktu konsolidasi yang

sangat signifikan (penurunan terjadi dalam beberapa bulan saja ).

Kata Kunci : Tanah Lunak, Kayu Galam, PVD, Konsolidasi, Perkuatan Tanah

Page 100: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

100

PENGARUH METODE PEMBERIAN BEBAN

PRELOADINGTERHADAP PERILAKU KUAT GESER

TANAH LEMPUNG LUNAK

Andi Marini1, Agus Sugianto

2

1Dosen, Program Studi Teknik Sipil Universitas Balikpapan,Email: [email protected]

2Dosen, Program Studi Teknik Sipil Universitas Balikpapan, Email: [email protected]

ABSTRAK Metode preloading untuk meningkatkan daya dukung tanah serta pengendalian penurunan atau pemampatan

merupakan metode perbaikan tanah yang paling sering dipilih. Namun metode preloading memiliki kelemahan

yaitu tanah timbunan yang dijadikan beban dapat mengalami keruntuhan jika tanah dasarnya tidak mampu

memikul beban yang ada, itu sebabnya metode preloading umumnya dilakukan dengan pemberian beban

bertahap. Metode atau teknik pemberian beban juga mempengaruhi kekuatan dari tanah dasar dalam memikul

beban, karena tanah jika diberi beban dan dibiarkan terkonsolidasi maka daya dukungnya akan meningkat dan

dapat diberi beban tambahan lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode yang tepat dalam

memberikan beban preloading agar diperoleh kekuatan geser yang optimal.

Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap kondisi tanah undistubed untuk

mengetahui daya dukung ultimit, lalu dicoba untuk meningkatkan daya dukung ultimit tersebut sampai dengan

125% dengan pemberian beban bertahap dan dikonsolidasikan sampai derajat konsolidasi 50%. Penelitian ini

dibuat dengan 3 (tiga) variasi tahapan pembebanan. Variasi I sampel tanah diberi 5 kali tahapan pembebanan

dengan beban 2/8 qu, 4/8 qu, 6/8 qu, 8/8 qu dan 10/8 qu (qu adalah daya dukung tanah Undistrubed) setiap

tahap sampel dikonsolidasikan dengan derajat konsolidasi 50%, lalu sampel diuji dengan alat direct shear untuk

mendapatkan parameter kuat gesernya. Variasi II, sampel tanah diberi 4 kali tahapan pembebanan. Sampel tanah

diberi beban mulai 4/8 qu, 6/8 qu, 8/8 qu dan10/8 qu kemudian setiap tahap sampel dikonsolidasikan hingga

tercapai U50, lalu sampel diuji geser. Variasi III, sampel tanah diberi beban awal 2/8 qu kemudian

dikonsolidasikan dengan U50, kemudian beban ditambahkan sebesar 6/8 qu dan dikonsolidasi, lalu beban

ditambah lagi hingga total beban yang bekerja adalah 10/8 qu (3 kali tahapan pembebanan) dan sampel diuji

geser.

Hasil percobaan dan analisa menunjukkan bahwa daya dukung sampel tanah tak terganggu adalah sebesar 0,083

kg/cm2, Variasi I sebesar 0,366 kg/cm

2 (meningkat 340% dari kondisi undisturbed), Variasi II sebesar 0,430

kg/cm2

(meningkat 416%) dan Variasi III sebesar 0,430 kg/cm2 (meningkat 416%). Dan berat volume tanah

kering γdmengalami peningkatan untuk sampel tanah tak terganggu adalah sebesar 1,0371 g/cm3, Variasi I

sebesar 1,0373 g/cm3 (meningkat 0,02%), Variasi II sebesar 1,079 g/cm

3 (meningkat 4,04%) dan Variasi III

sebesar 1,085 g/cm3 (meningkat 4,62%). Dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa variasi III (jumlah tahapan

pembebanan yang lebih sedikit) ternyata memberikan daya dukung dan kepadatan yang lebih baik

dibandingkan variasi I dan variasi II sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pemberian beban preloading

mempengaruhi perilaku kuat geser tanah lempung lunak.

Kata kunci : tanah, preloading, kuat geser, beban konsolidasi, direct shear

Page 101: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

101

PERAN LANDCOVER PADA PERMUKAAN TANAH

LERENGAN GUNA MENGURANGI DAMPAK EROSI

PERMUKAAN (STUDI EKSPERIMEN LABORATORIUM

DENGAN MEMODELKAN LERENG DI SEKITAR JALAN

PAWIYATAN LUHUR – BENDAN DHUWUR SEMARANG

SELATAN )

Daniel Hartanto1

1Daniel Hartanto,Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil, [email protected], [email protected]:

ABSTRAK Erosi tanah merupakan peristiwa yang mudah kita jumpai pada lereng – lereng disekitar kita. Erosi permukaan

(surface erosion) yang terus menerus menyebabkan penurunan produktifitas tanah atau degradasi lahan. Lereng

yang tanpa adanya vegetasi penutup maupun lereng dengan vegetasi penutup (landcover) pun juga tidak

menjamin aman dari erosi permukaan.

Erosi permukaan sering terjadi disebabkan oleh hujan. Hujan dengan intensitas yang tinggi mengenai pada

permukaan tanah lereng yang tidak adanya penghalang dalam hal ini landcover, maka terjadi erosi permukaan.

Permodelan tanah lerengan pada laboratorium dengan kemiringan 40% dan intensitas hujan buatan sebesar

4.124 mm/jam.

Landcover dengan prosentase 0.5 hingga 50 mengakibatkan 2.03 % sampai 3.07% tanah hilang karena tererosi.

Sedangkan prosentase landcover 50 hingga 99 mengakibatkan 0.97 % sampai 1.72% persen tanah hilang karena

tererosi.

Kata kunci: Landcover, surface erosion, penutup lereng dengan tanaman, kestabilan lereng

Page 102: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

102

PERAN INSTRUMENTASI GEOTEKNIK DALAM ANALISIS

HITUNG BALIK

Anton Junaidi1 dan Rivai Sargawi

2

1Senior Geotechnical Engineer, Geoservices Divisions, PT. Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua.

[email protected] 2Senior Geotechnical Engineer, Geoservices Divisions, PT. Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua.

[email protected];[email protected]

ABSTRAK Analisis perhitungan balik pada kejadian kelongsoran suatu lereng saat ini merupakan metode yang sering

digunakan dalam rekayasa geoteknik untuk memperkirakan kuat geser sisa suatu bidang gelincir lapisan tanah.

Selain dapat digunakan untuk memverifikasi hasil tes laboratorium, ketidakpastian dalam analisis suatu

kelongsoran lereng dapat dikurangi dengan metode ini. Pada paper ini akan menjabarkan pemanfaatan hasil data

intrumentasi geoteknik yang sangat baik memberikan informasi mekanisme kelongsoran lereng di area Hidden

Valley, Tembagapura, PT Freeport Indonesia (PTFI), Papua. Kemudian, metode analisis perhitungan balik

dilakukan untuk mendapatkan parameter tanah aktual menggunakan metode elemen hingga (FEM) 2D dengan

dua model, yaitu; (1) Menggunakan interface elemen (R-interface) dalam memodelkan pre-existing failure

plane, dan (2) Melakukan pengurangan parameter kuat geser tanah (Phi-C reduction) pada lapisan tanah

sensitif, stiff clayey SILT. Hasil analisis balik menunjukkan bahwa pemodelan R-interface untuk material

eksisting bidang gelincir pada lapisan sensitif memberikan hasil yang lebih mendekati kondisi aktual data

lapangan yang ada di atas lereng, tengah dan bawah lereng. Kuat geser residual pada daerah bidang gelincir

pada tanah stiff clayey SILT yang didapat adalah 12o ~ 16.5

o untuk sudut geser sisa (φr) dan 2.5~3.5 kPa untuk

kohesi tanah sisa (cr).

Kata kunci: Instrumentasi geoteknik, perhitungan balik, R-interface, Phi/C reduction, kuat geser residual.

Page 103: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

103

PENGARUH KEDALAMAN MUKA AIR AWAL TERHADAP

ANALISIS STABILITAS LERENG TAK JENUH

Agus Setyo Muntohar1 dan Rio Indra Saputro

1

1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar Selatan Tamantirto, Yogyakarta.

Telp. +62-274-387656 (Ext. 229). Fax. +62-274-387646, email: [email protected]

ABSTRAK Asumsi kedalaman muka air tanah yang sangat dalam atau terlalu dangkal pada simulasi numerik dapat

memberikan hasil analisis yang tidak realistis. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh

kedalaman muka air tanah awal terhadap kestabilan lereng. Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat

lunak SEEP/W untuk mengkaji infiltrasi, dan SLOPE/W untuk mengkaji stabilitas lereng. Penelitian ini

mengakji kejadian longsor lereng di saluran induk Kalibawang di KM 15+9, Kulonporgo, D.I. Yogyakarta.

Kondisi tak jenuh dan jenuh pada lereng dimodelkan dari kurva karakteristik air-tanah. Analisis transient

terhadap infiltrasi air hujan dimodelkan sebagai unit flux selama 30 hari pada permukaan lereng dengan kondisi

batas seepage face review. Hasil penelitian menunjukkan posisi muka air tanah yang lebih dekat dengan

permukaan lereng menyebabkan penurunan suction dan faktor aman lereng yang lebih cepat akibat hujan.

Kedalaman muka air tanah berkisar 3-4 m atau suction sebesar 68 kPa merupakan batas nilai initial suction di

permukaan lereng yang disarankan untuk analisis transient-numerik di lokasi studi Kalibawang.

Kata-kata kunci : rembesan, model numerik, muka air tanah, lereng, tak jenuh air

Page 104: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

104

PENGARUH UKURAN, KEDALAMAN DAN SPASI

PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN TERHADAP DAYA

DUKUNG PONDASI DANGKAL (SWALLOW

FOUNDANTION) DI ATAS TANAH LEMPUNG LUNAK

Arief Alihudien1 Rovi Budi Hamduwibawa

2 dan Suhartinah

3

1Penulis Pertama, Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jember, email : [email protected]

2Penulis Ketua, Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jember, email:yiying78 @gmail.com:

2Penulis Ketiga, Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jember, email:[email protected]:

ABSTRAK Tanah lempung adalah tanah yang sering menimbulkan banyak masalah, diantaranya adalah daya dukung

tanah yang relatif kecil, seperti pada tanah lempung lunak. Banyak metode alternatif yang dipakai untuk

meningkatkan daya dukung tanah lempung lunak, diantaranya dengan menggunakan pemasangan

geotetile.Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah mencari pengaruh ukuran, kedalaman dan spasi perkuatan

geotektile terhadap daya dukung pondasi dangkal diatas tanah lempung lunak.Metode yang dipakai dalam

penelitian ini adalah dengan melakukan serangkaian pemodelan dalam skala kecil dilaboratorium. Hasil

penelitian adalah pertama peningkatan rasio b/B (lebar geotktile/Lebar Pondasi) akan meningkatkan Bearing

Capacity Ratio (BCR) pondasi dangkal di atas tanah lempung lunak. Kedua peningkatan rasio d/B (kedalam

geotektile/lebar pondasi) akan menurunkan Bearing Capacity Ratio (BCR) Pondasi Dangkal di atas Lempung

lunak. Ketiga peningkatan rasio z/B (spasi geotektile / lebar pondasi ) akan menurunkan Capacity Ratio (BCR)

Pondasi Dangkal di atas Lempung lunak. Adapun formula yang sesuai dengan hal tersebut adalah: BCR = 0.165

b/B -2.298 d/B – 1.210 z/B +2.925

Kata kunci: perkuatan geotektile, (geotextile reinforment) tanah lunak,daya dukung pondasi

Page 105: Abstrak Semnas Sipil X - ITS 2014

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

105

MUDFLOWS AND LANDSLIDES

Budijanto Widjaja1

1Budijanto Widjaja, Parahyangan Catholic University, email: [email protected]

ABSTRAK The behavior of both mudflows and landslides are very different. For example, many geotechnical engineering

text books explain how to determine landslide types and their safety factor. However, in reality, geotechnical

engineers also face the problems caused by mudflows. On the contrary, the behavior of mudflows is still being

researched and engineers are not able to estimate the destruction they can cause. In this paper, the general

characteristics of mudflow are described using the rheology approach. Hence, a geotechnical engineer can

measure soil (or rheology) parameters (such as undrained shear strength and viscosity), using a new laboratory

test called Flow Box Test. The change of water content causes the change of viscosity. An increase to the

liquidity index is then followed by a reduction to the soil viscosity. In this research, the results confirm that

mudflows may occur when water content is equal to, or higher than, the liquid limit. The tests used three real

mudflow cases from Indonesia and Taiwan.

Keywords: mudflows, landslides, viscosity, liquidity index, liquid limit